Anda di halaman 1dari 17

MODUL 5

SISTEM PEMBERIAN INSENTIF

5.1 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum Modul 5 ini adalah agar praktikan :
1. Memahami dan mampu mengetahui sistem pemberian insentif.
2. Mampu membandingkan perbedaan perhitungan insentif berdasar
metode-metode pemberian insentif.
5.2 Landasan Teori
Menurut Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (1984 :
1) :Insentif adalah pengupahan yang memberikan imbalan yang berbeda
karena memang prestasi yang berbeda. Dua orang dengan jabatan yang
sama dapat menerima insentif yang berbeda karena bergantung pada
prestasi. Insentif adalah suatu bentuk dorongan finansial kepada karyawan
sebagai balas jasa perusahaan kepada karyawan atas prestasi karyawan
tersebut. Insentif merupakan sejumlah uang yang di tambahkan pada upah
dasar yang di berikan perusahaan kepada karyawan.
Menurut Moh. As’ad, (1997) beberapa sistem pemberian upah
insentif yang umum digunakan, yaitu :
a. Sistem upah menurut banyaknya produksi (produktivitas)
b. Sistem upah menurut lamanya bekerja (jam kerja)
c. Sistem upah menurut lamanya dinas
d. Sistem upah menurut kebutuhan

Teori kemungkinan mendukung bahwa pengaruh sistem


kompensasi terhadap kinerja secara organisasional sangat tergantung pada
kesesuaian antara kondisi organisasi dengan sistem yang dipilih. Hal ini
penting karena untuk menilaiketidakefektifan sistem kinerja yang
dilakukan ke dalam factor – factor yang tidak bisa diperhitungkan seperti :
strategi bisnis, lingkungan kompetitif, karakteristik karyawan, dan
besarnya sumber daya manusia yang tersedia (Gerhart, Minkoff & Olsen,
1994).
Sistem Upah Perangsang Berdasarkan Jumlah Waktu Yang Dihemat
Sistem upah perangsang ini berdasarkan waktu yang dihemat
seseorang pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Seperti halnya
rencana upah yang lain, rencana ini juga bertujuan untuk menambah
penghasilan pekerja.
Dari rencana upah perangsang tersebut terdapat teori yang berdasarkan
waktu yang dihemat: [Satary Lili. “Administrasi Perupahan”. Edisi 1
(1987)]
• Teori Premi menurut halsey
• Teori premi menurut Rowan
• Teori premi menurut premi 100%
• Teori premi menurut bedaux
• Teori premi menurut emerson
Pengaturan insentif harus ditetapkan dengan cermat dan tepat serta
harus dikaitkan secara erat dengan tujuan-tujuan perusahaan yang
bersangkutan. Jumlah insentif yang diberikan kepada seseorang harus
dihubungkan dengan jumlah atau apa yang telah dicapai selama periode
tertentu, sesuai dengan rumus pembagian yang telah diketahui semua
pihak secara nyata. Rumus pembagian insentif ditetapkan secara adil
sehingga dapat mendorong meningkatkan lebih banyak keluaran (output)
kerja dan meningkatkan keinginan kuat untuk mencapai tambahan
penghasilan serta dapat menguntungkan semua pihak.
5.3 Prosedur Praktikum
Langkah-langkah yang harus dilakukan praktikan untuk menyelesaikan
Modul 5 ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan alternatif perbaikan yang dilakukan di modul 4, analisalah
untuk membuat incentive plan
2. Hitung waktu standart dari alternatif perbaikan
3. Hitunglah perhitungan insentif berdasar The Halsey & Bedaux Plan
4. Hitunglah perhitungan insentif berdasar The Rowan Plan
5. Bandingkan metode perhitungan insentif tersebut
6. Buatlah analisa berdasar metode tersebut
5.4 Pengumpulan Data
5.4.1 Data Waktu perakitan alternative / perbaikan
5.1 Tabel Data Waktu Perakitan Alternative

TABEL WAKTU SIKLUS DAN KUMULATIF PADA SK 1


Pekerjaan : Merakit Lego Mobil Tanggal: 18 Desember 2020
Nama Operator : Jam : 16.30
Zida Heilmalia A.M.K Timer : Muhammad Zikri
Artha Bripka Putri
Milad Habiburohman
Stasiun kerja 1
Siklus Siklus ke-(Detik)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 37,01 35,84 38,03 33,84 36,17 35,84 35,16 37,84 36,04 37,84 363,61

2 48,01 47,84 49,12 53,84 50,01 51,84 46,08 47,84 46,01 52,84 493,43

40,02 41,84 43,11 42,84 43,21 40,84 41,05 42,84 44,12 39,84 419,71
3

125,04 125,52 130,26 130,52 129,39 128,52 122,29 128,52 126,17 130,52 1276,75
Total

Tabel 5.2 Data pengamatan waktu kumlatif stasiun kerja 1 sesudah perbaikan

TABEL WAKTU SIKLUS DAN KUMULATIF PADA SK 1


Pekerjaan : Merakit Dasar Badan Mobil Tanggal: 18 Desember 2020
Nama Operator : Jam : 16.30
Zida Heilmalia A.M.K Timer : Muhammad Zikri
Stasiun kerja 1
Siklus ke-(Detik)
Siklus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Waktu
37,01 35,84 38,03 33,84 36,17 35,84 35,16 37,84 36,04 37,84
363,61
Siklus
Waktu
37,01 72,85 110,88 144,72 180,89 216,73 251,89 289,73 325,77 363,61 1994,08
Kumulatif
Tabel 5.3 Data pengamatan waktu kumlatif stasiun kerja 2 sesudah perbaikan

TABEL WAKTU SIKLUS DAN KUMULATIF PADA SK 2


Pekerjaan : Merakit Dasar Badan Mobil Tanggal: 18 Desember 2020
Nama Operator : Jam : 16.30
Artha Bripka Putri Timer : Muhammad Zikri
Stasiun kerja 1
Siklus ke-(Detik)
Siklus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Waktu
48,01 47,84 49,12 53,84 50,01 51,84 46,08 47,84 46,01 52,84
493,43
Siklus
Waktu
48,01 95,85 144,97 198,81 248,82 300,66 346,74 394,58 440,59 493,43 2712,46
Kumulatif

Tabel 5.4 Data pengamatan waktu kumlatif stasiun kerja 3 sesudah perbaikan

TABEL WAKTU SIKLUS DAN KUMULATIF PADA SK 3


Pekerjaan : Merakit Dasar Badan Mobil Tanggal: 18 Desember 2020
Nama Operator : Jam : 16.30
Milad Habiburohman Timer : Muhammad Zikri
Stasiun kerja 1
Siklus ke-(Detik)
Siklus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Waktu
40,02 41,84 43,11 42,84 43,21 40,84 41,05 42,84 44,12 39,84
419,71
Siklus
Waktu
40,02 81,86 124,97 167,81 211,02 251,86 292,91 335,75 379,87 419,71 2305,78
Kumulatif
5.4.2 Nilai Performance Rating
Performance Rating adalah kegiatan evaluasi kecepatan atau
tempo kerja operator pada saat pengukuran kerja berlangsung.
Kecepatan usaha, tempo maupun performance kerja semuanya
menunjukkan kecepatan gerakan operator pada saat bekerja.
Tabel 5.2 Performance Rating Stasiun 1
Performance Rating
Pekerjaan : Merakit Lego Mobil
Departemen : Stasiun Kerja 1
Dikerjakan Oleh : Zida Heilmalia A.M.K
Tanggal Dikerjakan : 18 November 2020
Faktor Keterangan Nilai
Skill Excellent (B2) +0,08
Effort Good (C1) +0,05
Condition Good (C) +0,02
Consistency Good (C) +0,01
Hasil 0,16
Nilai P = ( 1 + Hasil ) 1,16

Dari hasil penilaian pada performance rating di atas,


didapatkan data berupa operator yang mengerjakan stasiun satu
terlihat terlatih dengan baik dan bekerjanya teliti tanpa banyak
melakukan kesalahan. Dengan tingkat faktor skill sebesar +0,08,
effort +0,05, condition +0,02 dan consistency +0,01. Dan untuk
total nilai P sebesar 1,16.
Tabel 5.3 Performance Rating Stasiun 2
Performance Rating
Pekerjaan : Merakit Lego Mobil
Departemen : Stasiun Kerja 2
Dikerjakan Oleh : Artha Bripka Putri
Tanggal Dikerjakan : 18 November 2020
Faktor Keterangan Nilai
Skill Good (C1) +0,06
Effort Good (C2) +0,02
Condition Good (C) +0,02
Consistency Excellent (B) +0,03
Hasil 0,13
Nilai P = ( 1 + Hasil ) 1,13

Dari hasil penilaian pada performance rating di atas,


didapatkan data berupa operator yang mengerjakan stasiun dua
memiliki kualitas hasil yang baik dan bekerja lebih baik dari
pekerja pada umumnya. Dengan tingkat faktor skill sebesar +0,06,
effort +0,02, condition +0,02 dan consistency +0,03. Dan untuk
total nilai P sebesar 1,13.

Tabel 5.4 Performance Rating Stasiun 3


Performance Rating
Pekerjaan : Merakit Lego Mobil
Departemen : Stasiun Kerja 3
Dikerjakan Oleh : Milad Habiburrahman
Tanggal Dikerjakan : 18 November 2020
Faktor Keterangan Nilai
Skill Good (C1) +0,06
Effort Good (C2) +0,02
Condition Good (C) +0,02
Consistency Excellent (B) +0,03
Hasil 0,13
Nilai P = ( 1 + Hasil ) 1,13

Dari hasil penilaian pada performance rating di atas,


didapatkan data berupa operator yang mengerjakan stasiun dua
memiliki kualitas hasil yang baik dan bekerja lebih baik dari
pekerja pada umumnya. Dengan tingkat faktor skill sebesar +0,06,
effort +0,02, condition +0,02 dan consistency +0,03. Dan untuk
total nilai P sebesar 1,13.
5.4.3 Allowance
Merupakan waktu yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan
aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan pribadi, menghilangkan
rasa lelah (fatique), dan hambatan – hambatan lain yang tidak dapat
dihindarkan.

Tabel 5.5 Allowance Pekerja


Kategori Keterangan Allowance (waktu)
Personal Allowance Minum 10
Kamar mandi 4
Fatique Allowance Bekerja dengan 15
keadaan tertekan
Pekerjaan – pekerjaan 10
di luar kebiasaan
Total 39
Waktu kerja per shift = 8 jam

39
Allowance = × 100%
8 𝑗𝑎𝑚 ×60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 8,125 %
5.5 Hasil dan Pembahasan
5.5.1 Perhitungan waktu baku perakitan alternative / perbaikan
A. Waktu Normal
Waktu normal adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang
diselesaikan oleh pekerja dalam kondisi wajar dann kemampuan
rata-rata. Setelah diketahui besarnya waktu siklus untuk setiap
elemen kerja maka dapat dilakukan perhitungan waktu normal.
Berikut merupakan data dari praktikum ini :
A. Data Stasiun 1
 Waktu Siklus rata – rata :
𝛴 𝑋𝑖
Ws =
𝑁
363,61
Ws1 =
10
= 36,361 detik

= 2181,66 menit

= 130899,6 jam

P = 1,16

 Waktu Normal :
Wn = Ws × P
Wn1 = 36,361 × 1,16

= 42,17876 detik

= 2530,7256 menit

= 151843,536 jam

B. Data Stasiun 2
 Waktu Siklus rata – rata :
𝛴 𝑋𝑖
Ws =
𝑁
493,43
Ws2 =
10
= 49,343 detik
= 2960,58 menit

= 177634,8 jam

P = 1,13

 Waktu Normal :
Wn = Ws × P
Wn2 = 49,343 × 1,13

= 55,75759 detik

= 3345,4554 menit

= 200727,324 jam

C. Data Stasiun 3
 Waktu Siklus rata – rata :
𝛴 𝑋𝑖
Ws =
𝑁
419,71
Ws3 =
10
= 41,971 detik
= 2518,26 menit
= 151095,6 jam
P = 1,13

 Waktu Normal :
Wn = Ws × P
Wn3 = 41,92 × 1,13

= 47,42723 detik

= 2845,6338 menit

= 170738,028 jam

Interpretasi
Pada perhitungan di atas untuk mendapat kan waktu
normal, terlebih dahulu harus mencari siklus rata – rata dan
diperlukan data rata – rata jumlah data dibagi jumlah data.
Sehingga untuk stasiun kerja satu, dua dan tiga
menghasilkan waktu normal 42,17876 detik; 55,75759 detik
dan 47,42723 detik.
B. Waktu Baku
- Allowance : 8,125 %
- P : SK 1 (1,16), SK 2 (1,13), SK 3 (1,13)

Waktu Normal Total


= SK 1 + SK 2 + SK 3

= 42,17876 detik+55,75759 detik+47,42723 detik.

= 145,36358 detik

Waktu Baku
100 %
= Waktu Normal total ×
100 %− %𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
100 %
= 145,36358 ×
100 %− 8,125 %

= 158,218863 detik

= 9493,131755 menit

= 569587,9053 jam

Interpretasi
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa
waktu baku / waktu normal yang di dapatkan dari semua
proses kerja pada stasiun kerja 1, stasiun kerja 2, dan stasiun
kerja 3 adalah 158,218863 detik. Di peroleh dari perkalian
nilai waktu normal total dengan 100% dibagi 100% dikurangi
dengan % dari allowance.
5.5.2 Perhitungan Insentif Metode The Halsey
Sistem upah perangsang Halsey ini memberikan perangsang
yang didasarkan pada jumlah waktu yang dihemat, dengan
persentase premi 50 waktu yang di hemat. Alasannya adalah tidak
adanya standar kerja yang tepat sekali. Pola premi berdasarkan
Halsey merupakan salah satu pola upah deviasi dari pola piece work.
Pada pola ini bonus yang dihasilkan dari total waktu yang disisihkan
dibagi untuk para pekerja dan perusahaan dengan perbandingan
secara bervariasi antara 1/3 sampai 1/2 yang umum adalah 50-50 .
maka dari itu sering disebut sebagai Halsey 50-50 plan.
Diketahui :
Wb sebelum perbaikan : 255,073 detik
Wb sesudah perbaikan : 158,218863 detik
UMR Mojokerto : Rp 2.456.302
Wb sebelum − Wb sesudah
A. Efisiensi Kerja = Wb sebelum
255,073 detik− 158,218863 detik
= ×100 % + 100
255,073 detik

= 137,9711443 %

B. Total Upah (Yw) =1+P(x–1)


= 1 + 0,5 (1,379711443detik – 1)
= 1,189855722 detik

C. Bonus = ( Yw – 1 ) × UMR
= (1,189855722 detik – 1) × Rp 2.456.302
= Rp 466342,9889

D. Upah Keseluruhan = Bonus + UMR


= Rp 466342,9889 + Rp 2.456.302
= Rp 2922644,989

Berdasarkan perhitungan upah keseluruhan dengan


menggunakan metode the halsey didapatkan hasil sebesar Rp
2922644,989 dari penjumlahan bonus Rp 466342,9889 dengan
UMR Kota Mojokerto.
5.5.3 Perhitungan Insentif Metode Bedaux
The Bedaux yaitu dengan menggunakan factor pembagi
sebagai bonus bagi pekerja dari jumlah waktu yang dapat dihemat.
Sebelumnya standar kerja dinyatakan dalam point yang telah
ditetapkan danbesarnya bonus yang diberikan tergantung dari
kebijaksanaan perusahaan. Pekerja yang tidak berhasil mencapai
standar akan mendapatkan upah yang dijamin, sedangkan pekerja
yang dapat melampaui standar akan mendapat premi 100%.
Diketahui :
Wb sebelum perbaikan : 255,073 detik
Wb sesudah perbaikan : 158,218863 detik
UMR Mojokerto : Rp 2.456.302
Wb sebelum − Wb sesudah
A. Efisiensi Kerja = Wb sebelum
255,073 detik− 158,218863 detik
= ×100 % + 100
255,073 detik

= 137,9711443 %

B. Total Upah (Yw) =1+P(x–1)


= 1 + 0,75 (1,379711443detik – 1)
= 1,284783583 detik

C. Bonus = ( Yw – 1 ) × UMR
= (1,284783583 detik – 1) × Rp 2.456.302
= Rp 699514,4834

D. Upah Keseluruhan = Bonus + UMR


= Rp 699514,4834 + Rp 2.456.302
= Rp 3155816,483

Berdasarkan perhitungan upah keseluruhan dengan


menggunakan metode bedaux didapatkan hasil sebesar Rp
3155816,483 dari penjumlahan bonus Rp 699514,4834 dengan
UMR Kota Mojokerto.
5.5.4 Perhitungan Insentif Metode Rowan
Dengan sistem rowan, seorang pekerja akan mendapatkan
bonus yang maksimal jika dapat menghasilkan sejumlah unit di atas
standar, tetapi masih di bawah penambahan 50% (penghematan
waktu 50%). Namun jika lebih dari 50%, porsentase bonus yang
didapatkan akan menurun dengan nominal upah yang tetap naik
Diketahui :
Wb sebelum perbaikan : 255,073 detik
Wb sesudah perbaikan : 158,218863 detik
UMR Mojokerto : Rp 2.456.302
Wb sebelum − Wb sesudah
A. Efisiensi Kerja = Wb sebelum
255,073 detik− 158,218863 detik
= ×100 % + 100
255,073 detik

= 137,9711443 %

1
B. Total Upah (Yw) =2–( )
𝑥
1
=2–( )
1,379711443

= 1,275210766 detik

C. Bonus = ( Yw – 1 ) × UMR
= (1,275210766 detik – 1) × Rp 2.456.302
= Rp 676000,7553

D. Upah Keseluruhan = Bonus + UMR


= Rp 676000,7553 + Rp 2.456.302
= Rp 3132302,755

Berdasarkan perhitungan upah keseluruhan dengan


menggunakan metode rowan didapatkan hasil sebesar Rp
3132302,755 dari penjumlahan bonus Rp 676000,7553 dengan
UMR Kota Mojokerto.
5.5.5 Analisa perbandingan insentif Rowan dan The Halsey & Bedaux
Tabel 5.6 Perbandingan tiap – tiap insentif
Rowan The Halsey Bedaux
Rp 3132302,755 /bulan Rp 2922644,989 /bulan Rp 3155816,483 /bulan

Berdasarkan tabel perbandingan antara insentif Rowan dan The


Halsey & Bedaux dengan masing – masing Rp 3132302,755 /bulan,
Rp 2922644,989 /bulan dan Rp 3155816,483 /bulan. Pemberian
insentif yang berkaitan dengan upah secara keseluruhan pada sebuah
perusahaan menginginkan pemberian seminimal mungkin. Sehingga
nilai paling minimal didapat dari insentif The Halsey sebesar Rp
2922644,989 /bulan.
5.6 Kesimpulan
1. Insentif adalah kompensasi yang mengaitkan gaji dengan
produktivitas. Sistem pemberian inssentif untuk pekerja ini didasarkan
pada output yang dihasilkan dibanding dengan standar output yang
dihasilkan. Untuk metode dalam pemberian insentif ini yaitu
berdasarkan sistem upah berdasar pada produk yang dihasilkan, sistem
upah berdasar pada waktu yang dihemat. Pemberian insentif juga
bertujuan agar pekerja lebih disiplin, proses kerja menjadi lebih cepat.
2. Berdasarkan pada perhitungan metode pemberian insentif The Halsey
didapatkan hasil sebesar Rp 2922644,989, metode Rowan sebesar Rp
3132302,755, dan metode Bedaux sebesar Rp 3155816,483. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa biaya paling minim dan menguntungkan
bagi perusahaan adalah Rp 2922644,989 dengan menggunakan
metode Halsey, karena pada Hasley bonus yang dihasilkan dari total
waktu yang disisihkan dibagi untuk para pekerja dan perusahaan
dengan perbandingan secara bervariasi antara 1/3 sampai 1/2 yang
umum adalah 50-50.
5.7 Daftar Pustaka
Astuti, Dwi Rahmaniyah & Irwan Iftadi. (2016). Analisis dan
Perancangan Sistem Kerja. Yogyakarta : Deepublish.
Hamid, Sanusi. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan.
Yogyakarta : Deepublish.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu.
Jakarta : Guna Widya.

Anda mungkin juga menyukai