SKRIPSI
SITI HADRAWATI
NIM. TRA162031
SKRIPSI
( Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S-1) Dalam Ilmu Pendidikan Islam Anak Usia Dini )
SITI HADRAWATI
NIM. TRA162031
i
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Jambi-Ma. Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku No Tanggal Halaman
Tanggal Revisi Revisi
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :-
Kepada
Yth. Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di -
Tempat
Assalamualaikum Wr.Wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara :
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Jambi-Ma. Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku No Tanggal Halaman
Tanggal Revisi Revisi
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :-
Kepada
Yth. Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di -
Tempat
Assalamualaikum Wr.Wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara :
iii
iv
v
ABSTRAK
Kata kunci: bahasa daerah (bugis), perkembangan bahasa indonesia, anak usia
dini .
vi
ABSTRACT
vii
PERSEMBAHAN
Dengan Penuh Rasa Syukur Kepada Allah Subhanallahi Wata’ala Atas Selesainya
Penulisan Skripsi Ini Kupersembahkan Karya Kecilku Ini Kepada Bapak
Muhammad Kasim Dan Ibu Siti Hajar Kedua Orang Tua Ku Yang Selalu
Menyertaiku Didalam Doanya. Terimakasih Atas Kasih Sayang Dan Cintanya
Serta Banyak Memberi Dukungan, Semangat Dan Pengorbanan Yang Luar Biasa
Untuk Keberhasilan Putrinya.
viii
MOTTO
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya semata sehingga Peneliti mampu
menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Bahasa Daerah
(Bugis) Yang Digunakan Orang Tua Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia
Bagi Anak Usia 6 Tahun Di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan Sadu”.
x
10. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu – persatu yang telah
membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan laporan penelitian ini.
Walaupun demikian, dalam Penelitian ini, peneliti menyadari masih belum
sempurna.Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan penelitian ini. Namun demikian adanya, semoga skripsi ini dapat
dijadikan acuan tindak lanjut penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
Siti Hadrawati
TRA.162031
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
NOTA DIINAS ................................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ....................................iv
ABSTRAK........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ............................................................................................vii
MOTTO……………………………………………………………………….. viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR RABLE…………………………………………………………….. xiii
xii
BAB V PENUTUP ...........................................................................................66
A. Kesimpulan ............................................................................................66
B. Saran-saran.............................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
NAEYC (National Association For The Education Of Young
Children), mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada
rentang usia 0-8 tahun, yang mencakup dalam program pendidikan ditaman
penitipan anak, penitipan anak pada keluarga, pendidikan prasekolah baik
swasta maupun negeri, TK, dan SD. (Safrudin Aziz, 2017:1)
Senada dengan uraian diatas, Sholehuddin juga menegaskan bahwa
anak usia dini adalah anak yang berada pada kisaran 0-8 tahun.Dalam
pengertian yang cukup berbeda, Hurlock mengemukakan bahwa kategori anak
usia dini atau masa kanak-kanak awal adalah usia prasekolah yang tercakup
dalam kelompok usia antara 2 hingga 6 tahun.(Safrudin Aziz, 2017:1-2)
Pernyataan Hurlock tersebut selaras dengan Undang-Undang nomor 20
tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional khususnya yang terkait
dengan Pendidikan anak usia Dini sebagaimana tertuang dalam pasal 28 ayat
1 yang berbunyi “pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak
lahir sampai usia 6 tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti
pendidikan dasar”. Selanjutnya pada Bab I pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada
anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut (UU Sisdiknas, 2003:5-6).
Sementara itu Bronson sebagaimana dikutip Soegeng Santoso,
membagi rentang masa anak usia dini terdiri atas enam tahap perkembangan
yaitu:pertama young infants (lahir hingga usia 6 bulan) kedua, older infants (7
hingga 12 bulan), ketiga, young toddlers (usia satu tahun), keempat, older
toddlers (usia 2 tahun), kelima, prasekolah dan kindergarten (usia 3 hungga 5
tahun), serta keenam, anak sekolah dasar kelas rendah atau primary school
(usia 6 hingga 8 tahun). (Safrudin Aziz, 2017:2)
قل رسول هللا صلى هللا عليه وسلّم َما ِم ْن َم ْولُ ْو ٍد اآل:عن ابي هريرةأنّه قل
ْ يُولَدُ َعلَى ال ِف
َ َط َرةِ فابَواه يُ َه هودانِه أويُن
)ص َرا نِه أو يُ َم ِ ّجسانِه (رواة مسلم
“Dari Abi Hurairah sesungguhnya dia berkata bahwa rasulullah Bersabda:
Tidaklah ada seorang anak pun yang dilahirkan kecuali dalam keadaan
fitrah, kedua orang tualah yang mempengaruhi anak itu menjadi Yahudi,
Nasrani atau Majusi”. (HR. Muslim).”
sebagai salah satu hak yang harus diterima oleh anak serta merupakan
kewajiban orang tua kepada anak.Sejak awal kehidupan anak telah menjadi
perhatian para pendidik, mereka menyadari bahwa awal kehidupan merupakan
masa yang paling tepat untuk mulai memberikan berbagai stimulasi agar anak
dapat berkembang secara optimal.Apa yang dipelajari seseorang di awal
kehidupan akan mempunyai dampak pada kehidupan di masa yang akan datang
(Dewo, 2003: 74).
Perkembangan anak usia dini sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang
optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan di didik secara baik dan
benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu berkembang fisiknya, baik
motoric kasar dan motoric halus, berkembang aspek kognitif, aspek sosial, dan
emosional.(Mursid, 2015:121)
Pendidikan yang diselenggarakan dengantujuan memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembagan anak secaramenyeluruh agar mereka dapat
mengembangkan semua potensiatau kemampuan yang mereka miliki. Anak
usia dini (AUD)memiliki kemampuan yang sangat istimewa. Pada masa ini,
dapatdikatakan bahwa ini adalah masa emas mereka dalam
mengembangkan segala hal.(Suyadi, 2013:19). Menurut Montesori, usia anak
adalahusia kritis atau usia sensitif karena pada saat-saat terebut, potensiatau
kemampuan mereka sedang mengalami perkembangan yangbegitu pesat maka
mereka harus memiliki isi pelajaran,pendidikan, dan tenaga profesional yang
berkualitas (Morrison,2012: 3).
Dengan demikian, dapat diketahui jika mereka tidakdidukung secara
tepat pada usia tersebut, maka hal itu sangatdisayangkan bahkan dapat juga
menyebabkan masalah yang fatalpada perkembangan mereka
selanjutnya.Selain itu, usia anak-anak disebut sebagai usia emas, yaituperiode
awal yang paling penting dan mendasar sepanjangrentang pertumbuhan dan
perkembangan manusia karena padausia ini mereka memiliki potensi yang
dapat berkembang secarapesat (Meriyati, 2016: 49).
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan orang lain.
Komunikasi melalui bahasa memungkinkan seseorang dapat menyesuaikan
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah :
1. Anak-anak usia 5-6 tahun Di Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan
SaduKabupaten Tanjung Jabung Timur
2. Perkembangan bahasa Indonesia anak yang digunakan orang tua bahasa
daerah Bugis
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas,maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Bahasa Daerah (bugis) yang digunakan orang tua terhadap
Perkembangan Bahasa Indonesia bagi Anak Usia 5-6 tahun di RT 01
Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan SaduKabupaten Tanjung Jabung
Timur.
2. Apa Kendala Yang Dihadapi Orang Tua Dalam Membantu Perkembangan
Bahasa Indonesia Anak terhadap Bahasa Daerah Bugis Di RT 01
Kelurahan Sungai Lokan.
3. Apa Upaya Orang Tua Dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia
Anak terhadap Bahasa Daerah Bugis Di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan
D. Tujuan
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui:
1. Bagaimana Bahasa Daerah (bugis) yang digunakan orang tua terhadap
Perkembangan Bahasa Indonesia bagi Anak Usia 5-6 tahun di RT 01
Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan SaduKabupaten Tanjung Jabung
Timur.
2. Apa Kendala Yang Dihadapi Orang Tua Dalam Membantu Perkembangan
Bahasa Indonesia Anak terhadap Bahasa Daerah Bugis Di RT 01
Kelurahan Sungai Lokan.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian kualitatif ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Orang Tua
Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam mendidik anak terutama
dalam perkembangan bahasa anak
2. Bagi Pembaca
Memberikan pengetahuan kepada para pembaca, khususnya teman-teman
jurusan PIAUD agar mengetahui bagaimana Bahasa Daerah (bugis) yang
digunakan Orang Tua dalam Kehidupan sehari-hari terhadap
Perkembangan Bahasa Indonesia Anak Usia Dini
3. Bagi Peneliti
Hasil penulisan ini sebagai salah satu syarat untuk menjelaskan program
sarjana stata satu dalam pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat membantu peneliti-peneliti
selanjutnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Bahasa
a. Pengertian Bahasa
Dua pengertian bahasa, Pengertian pertama menyatakan bahasa
sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.Kedua, bahasa adalah
sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer. (Keraf, 2005:1)
Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud
untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang
dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh
pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan. .
Bahasa itu bersifat unik dan universal. Unik artinya memiliki ciri atau
sifat khas yang tidak dimiliki bahasa lain dan universal berarti
memiliki ciri yang sama yang ada pada semua bahasa. Chaer dan
Agustina (2004:15)
Suwarna (2002:4) bahasa merupakan alat utama untuk
berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individu
maupun kolektif sosial. Kridalaksana (dalam Aminuddin, 1985: 28-29)
mengartikan bahasa sebagai suatu sistem lambang arbitrer yang
menggunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri.
Jeans Aitchison (2008 : 21) “Language is patterned system of
arbitrary sound signals, characterized by structure dependence,
creativity, displacement, duality, and cultural transmission”, bahasa
adalah sistem yang terbentuk dari isyarat suara yang telah disepakati,
yang ditandai dengan struktur yang saling tergantung, kreatifitas,
penempatan, dualitas dan penyebaran budaya.
b. Perkembangan Bahasa
Anak-anak memperoleh bahasa pada tingkat yang mengagumkan.
Anak-anak berfikir, belajar dan belajar mengingat rata-rata sembilan
kata perhari yang dikeluarkan dengan ucapan suara/ucapan sampai usia
6 tahun. Seiring berjalannya waktu anak-anak usia 6 tahun atau 7 tahun
memperoleh kosa kata hampir empat belas ribu kata (Clark, 1983;
Templin 1957). Anak-anak mampu menggunakan dan menambah kosa
kata kedalam bentuk komunikasi yang berarti. Ketika bertanya,
”dimana ayah kamu”? Mavis 3 tahun menjawab,
”ayahku...ayahku...baik...lagi di kantor.” Mavis mendemonstrasikan
tidak hanya mengerti, memberikan dan menerima percakapan tetapi ia
juga dapat berpartisipasi membentuk kalimat yang terpadu dan berarti
dan menikamati dialog dengan orang lain.
Sejak bayi, bahasa dipelajari melalui interaksi sosial dengan orang
lain, melalui kesempatan mendengarkan dan menguji coba suara dan
kata. Sebagi tambahan, tata bahasa anak-anak berdasarkan pada
pertimbangan dan anak-anak mampu memperoleh kata-kata dari
percakapan. Sebagi contoh, Mavis mengatakan ”ayahku pergi ke
kantor”, ia menjawab dengan baik, mendemonstrasikan dengan
menyusun pengertian untuk sesuatu yang sudah terjadi di masa
lampau.
Bayi memperoleh bahasa selama beberapa bulan pertama, jauh
sebelum mareka dapat mengatakan kata pertama. Ada beberapa
indikasi bahwa bayi sangat merespon suara (child-directed speech).
Hal ini sering disebut sebagai ”bahasa ibu dan ayah” yang
dikarakteristikkan dengan intonasi dan irama yang unik orang tua
berbicara dengan anak-anak meraka. Secara umum, bahasa bu
melibatkan pertanyaan jawaban seperti ”apa yang kamu lihat?” atau
”apakah kamu melihat kucingmu?” dan ”apakah kamu ingat Sally?
Kamu bermain dengannya di pesta Budi?” dan bahkan ”apa yang kamu
pikirkan agar kita dapat melakukannya?”
13. Telegraphic speech atau kalimat dengan dua kata (”jus Ma” dapat
berarti ”mama, saya ingin jus”, ”mama, saya menumpahkan jus”,
atau ”ini adalah jus buatan mama”)
14. Overgeneralized speech atau kata-kata umum/sebutan (”boots”
mungkin nama keluarga anjing tetapi juga anak-anak menggunakan
untuk nama kucing tetangga atau nama binatang lain).
15. Undergeneralized speech atau sebutan untuk seseorang (misalnya
nama ibunya Sarah; oleh karena itu, Bibi Sarah tidak dapat
dipanggil Sara; ia harus dipanggil dengan nama lain).
16. Perputaran percakapan
17. Kata-kata kreatis (kata-kata biasanya dibutuhkan untuk
menemukan kata yang belum dipelajari atau anak tidak punya
kerangka referensinya).
Contoh kasir restoran menurut anak sama dengan pelayan restoran.
18. Kingintahuan jata-kata verbal.
19. Keingintahuan tentang kata-kata yang tercatak.
c. Fungsi Bahasa
Dalam arti yang paling sederhana “fungsi” dapat dipandang
sebagai padanan kata “penggunaan”. Dengan demikian, bila berbicara
tentang fungsi bahasa dapat diartikan cara orang menggunakan bahasa
mereka atau bahasabahasa mereka bila mereka berbahasa lebih dari
satu bahasa Halliday (dalam Chaer, 2004:20). Fungsi bahasa
3) Umur 9 bulan
Anak mulai beraksi terhadap isyarat.Dia mulai mengucapkan
bermacam-macam suara dan tidak jarang kita biasa mendengar
merespon dengan
Mulai bisa berbicara
mengajukan pertanyaan tentang satu hal, tanpa
meloncat-loncat ke hal
lain
Bisa mengucapkan bunyi
dengan benar, kecuali
untuk beberapa kata
seperti: l. s, r
5-6 tahun 5-6 tahun
Menyebutkan kelompok Menjawab pertanyaan
gambar yang yang lebih kompleks
memiliki bunyi yang Berkomunikasi secara
sama lisan, memiliki
Menyusun kalimat perbendaharaan kata, serta
sederhana dalam mengenal
struktur lengkap (pokok simbol-simbol untuk
kalimat-predikat persiapan membaca,
keterangan) menulis dan berhitung
Memiliki lebih banyak Melanjutkan sebagian
kata-kata untuk cerita/dongeng yang
mengekpresikan ide pada telah diperdengarkan
orang lain Menunjukkkan
pemahaman konsep-
konsep
dalam buku cerita
Sumber: UU Sisdiknas2003
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Bahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan.Oleh karena itu,
perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu
adalah:
1) Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan
fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkatkan kebutuhannya.
Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan
pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik akan ikut
mempengaruhi sehubungan samakin sempurnanya pertumbuhan
organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan
isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang menunjang
2. Bahasa Daerah
a. Pengertian Bahasa Daerah
Pengertian Bahasa menurut Wibowo adalah sistem simbol bunyi
yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang
bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan
dan pikiran (Wahyu Wibowo, 2001:3). Sedangkan daerah adalah
tempat sekeliling atau yang termasuk di lingkungan suatu kota (Wjs
Poerwo Darminto, 1993:220).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa daerah
merupakan simbol atau bunyi yang bermakna dan berartikulasi yang
digunakan di lingkungan suatu kota atau wilayah yang dipakai sebagai
(ngoko, kromo), atau perbedaan bahasa kasar dan halus, seperti dalam
bahasa sunda (kasar, lemes).
3. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk diapakai sebagai
bahasa kbudayaan dalam arti yang luas.
Berdasarkan hal-hal yang disebutkan diatas, pada tanggal 28
Oktober dicetuskan kedudukan bahasa Indonesia dalam suatu ikrar
pemuda Indonesia yang kita kenal dengan “Sumpah Pemuda” pada butir
ketiga. Secara lengkap dengan pemakaian ejaan asli, butir-butir Sumpah
Pemuda itu dapat and abaca pada perincian berikut.
1. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakaoe bertoempah darah yang
satoe, tanah Indonesia.
2. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakaoe berbangsa yang satoe,
bangsa Indonesia.
3. Kami poetra dan poetri Indonesia menjoenjoeng bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Perkembangan bahasa Melayu yang berubah menjadi bahasa
Indonesia didasarkan pada segi politik dan ekonomi. Bahasa yang dapat
diangkat atau diresmikan menjadi bahasa nasional adalah bahasa yang
menjalankan fungsinya dibidang politik dan ekonomi.Bahkan, ketentuan
itu dikuatkan lagi oleh kemampuan bahasa tersebut mengungkapkan nilai-
nilai budaya dan sastra.Bahasa melayu memiliki kemampuan itu. Hal iu
terlihat pada lahirmya berbagai karya sastra jauh sebelum dicetuskannya
Sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 itu. (Amran Tasai dan
Abdul Rozak Zaida, 5:2009)
Perkembangan bahasa Indonesia terus berjalan termasuk pada masa
reformasi. Hal ini ditandai dengan munculnya bahasa pers atau bahkan
bahasa media massa yang dapat dilihat melalui :
a. Bentuk dari jumlah kata singkatan yang meningkat dan terus
bertambah
b. Penggunaan dari istilah atau bahasa asing yang juga terdapat dalam
surat kabar dengan jumlah yang semakin banyak
Dalam hal ini jelas pers memiliki jasa yang luar biasa pada proses
perkembangan bahasa Indonesia. Pasalnya melalui media tersebut lah
masyarakat mulai diperkenalkan dengan beragam istilah, kemudian
ungkapan, penggunaan kata-kata baru seperti halnya rekonsiliasi, hujat,
konspirasi, kroni, provokator, arogan, proaktif, KKN dan juga beragam
istilah serta kata-kata lainnya yang sebelum itu tidak atau bahkan jarang
digunakan.Sementara itu, dalam perkembangan tersebut juga terlihat
bagaimana kedudukan dari bahasa Indonesia itu sendiri yang mana pada
awalnya dikenal sebagai bahasa nasional serta bahasa pemersatu. Dengan
demikian, berdasarkan kedudukannya tersebut jelas bahwa bahasa
Indonesia tersebut memiliki fungsi yang cukup beragam, dimulai dari :
Fungsi Bahasa Indonesia Berdasarkan Kedudukan :
1. Sebagai lambang identitas atau pun jati diri bangsa
2. Sebagai lambang kebanggaan dari bangsa Indonesia
Ada dua fenomena yang terjadi dewasa ini yang berkaitan dengan Bahasa
Indonesia, yaitu :
a. Fenomena Positif
Bahasa Indonesia telah berkembang dengan baik di kalangan
masyarakat. Terbukti dengan digunakannya bahasa Indonesia oleh para
ibu (khususnya ibu-ibu muda) dalam mendidik anak-anaknya. Dengan
demikian, anak-anak menjadi terlatih menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan di masa depan mereka memiliki keterampilan
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Kita juga perlu
berbangga hati dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam produk-
produk perusahaan luar negeri, baik dalam kemasannya, prosedur
penggunaannya, maupun keterangan produk yang dihasilkan. Mereka
melakukan hal ini untuk mempermudah promosi, sehingga produk
mereka laku dipasarkan di Indonesia. Dari contoh di atas, dapat
disimpulkan bahwa keberadaan bahasa Indonesia diakui oleh
masyarakat Internasional khususnya para pengusaha asing.
b. Fenomena Negatif
Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak ditemukan
perkembangan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa
Indonesia, seperti munculnya bahasa gaul, bahasa komunikasi
kelompok bermain atau bahasa prokem, bahasa SMS dan bahasa yang
sedang banyak dibicarakan belakangan ini yaitu Bahasa Alay.
Dewasa ini, kesadaran untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar
di kalangan remaja mulai menurun, mereka lebih senang menggunakan
bahasa gaul daripada bahasa Indonesia. Fenomena seperti ini seharusnya
tidak boleh terjadi, karena hal ini dapat merusak kebakuan dan
merancukan bahasa Indonesia.Bahasa Indonesia harus tetap berkembang,
walaupun diterpa oleh kemunculan bahasa-bahasa asing dan bahasa
pergaulan.
Kita seharusnya malu jika tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik, karena kita pemiliknya. Sekarang ini, kita cenderung
2) Perkembangan Kognitif
Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif kedalam
emapat tahap, yaitu: sensori motor (0-2 tahun), praoperasional (2-7
tahun),operasional konkret (7-14 tahun),dan formal operasional (14
tahun - dewasa). Dilihat dari tahap menurut Piaget, anak usia TK
berada pada tahap pra-operasional, yaitu tahapan di mana anak
belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai
dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk
mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol.
Melalui kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau
berfantasi tentang berbagai hal.
3) Perkembangan Bahasa
Kemampuan berbahasa anak tumbuh dan berkembang pesat
selama masa prasekolah.Kosakata, jumlah kata yang diketahui
anak, terus berkembang.Panjang kalimat juga meningkat dan anak
terus menerus menguasai sintaksi dan tata bahasa.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan sarana yang
sangat penting dalam kehidupan anak. Disamping itu,bahasa juga
merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada
orang lain yang sekaligus berfungsi untuk memahami pikiran dan
perasaan oranglain.
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak,
produk bahasa mereka juga meningkat dalam kuantitas, keluasaan
dan kerumitannya.Anak-anak secara bertahap bekembangan dari
melakukan suatu ekspresi dengan berkomunikasi. Mereka dapat
menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya,
berdialog, dan bernyanyi. Sejak usia dua tahun anak menunjukkan
minat untuk menyebut nama benda, serta terus berkembang sejalan
dengan bertambahnya usia mereka sehingga mampu
berkomunikasi dengan lingkungan yang lebih luas, dan dapat
menggunakan bahasa dengan ungkapan yang lebih kaya.
4) Perkembangan sosial-emosional
Muhibin mengatakan bahwa perkembangan sosial
merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam
masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa,dan
seterusnya.Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang
bergejolak dalam diri individu yang sifatnya disadari.
Perkembangan sosial-emosional meliputi perkembangan
dalam hal emosi, kepribadian, dan hubungan interpersonal. Selama
tahun Kanak-kanak awal, perkembangan sosial-emosional berkisar
tentang proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari
nilai-nilai dan perilaku yang diterima dari masyarakat. Pada usia
tersebut, terdapat tiga tujuan dalam perkembangan sosial
emosional,yaitu :
a) Mencapai sense of self atau pemahaman diri sendiri serta
berhubungan dengan orang lain.
b) Bertanggung jawab dengan diri sendiri meliputi kemampuan
untuk mengikuti aturan dan rutinitas,menghargai oranglain,dan
mengambil inisiatif.
c) Menampilkan perilaku sosial,seperti empati,berbagi dan
menunggu giliran.
5) Nilai agama dan Moral
Setiap anak, terutama di Indonesia, selalu dibesarkan
dengan nilai-nilai agama. Si Kecil perlu mengenal agama yang
dianut dan menjalankan ibadah, plus berkomunitas.Agama juga
banyak mengajarkan sikap-sikap yang benar, seperti menolong
sesama, jujur, sopan, hormat, dan toleransi dengan penganut agama
yang berbeda.
Bila nilai-nilai ini dikembangkan, niscaya akan membawa
hal baik pada masyarakat Indonesia secara majemuk. Orang tua
dan lingkungan terdekat sebaiknya mempraktikkan nilai-nilai
B. Studi Relevan
Studi relevan merupakan penelitian yang hampir serupa sudah
dilakukan oleh penelitian lain relevan dengan maslah yang diteliti. Oleh sebab
itu dikemukakan beberapa penelitian lain yang pernah dilakukanberikut ini:
1. Penelitian dilakukan oleh Meryam Nurlaila pada tahun 2017 (Maryam
Nurlaila, 2017), dengan judul “Pengaruh Bahasa Daerah (Ciacia) terhadap
Perkembangan Bahasa Indonesia anak usia 2 sampai 6 tahun didesa
Halimombo Jaya”. Permasalahan pokok pada latar belakang masalah
penelitian tersebut dinyatakan pengaruh bahasa daerah terhadap
perkembangan bahasa Indonesia pada bahasa lisan anak-anak usia 2
sampai 6 tahun. Dipilihnya penelitian ini, karena bahasa daerah dianggap
memengaruhi perkembangan bahasa Indonesia anak.
2. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Astuti Rahman pada tahun 2016,
dengan judul “Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Peserta Didik Kelas 1 SD Inpres Maki Kecamatan Lamba-Leda
Kabupaten Manggarai Timur.” Penelitian ini dilatar belakangi oleh
kemampuan anak untuk berbahasa daerah mempengaruhi hasil belajar
bahasa Indonesia anak.
3. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nurul Hikmah Kadir pada tahun
2017UIN Alahuddin Makassar, dengan judul “Pengaruh penggunaan
Bahasa Daerah terhadap Minat dengar Radio Gamasi 105.9FM”.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh peneliti ingin melihat gambaran
pengaruh penggunaan bahasa daerah bugis Makassar terhadap minat
pendengar dalam siaran radio gamasi 105.9 FM .
4. Penelitian dengan judul “ Pola Relasi orang tua kepada anak di desa
kampong baru kecamatan bajubang kabupaten batang hari” penelitian ini
dilakukan oleh Nora Febrianti Savitri 2019 UIN STS JAMBI dimana
penelitian ini dilatarbelakangi oleh relasi orang tua dengan anak nya
bagaimana relasi orang tua yang sibuk dan susah membagi waktu dengan
anaknya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2013:3)
metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian pendidikan dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditentukan, dikembangkan dan dibuktikan. Suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang
pendidikan.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Alasan
memilih pendekatan deskriptif kualitatif karena gejala-gejala informasi
atau keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian
berlangsung yang menunjukan bahwa penelitian ini terjadi secara alamiah
dan tanpa adanya manipulasi keadaan dan kondisi yang ada. Berdasarkan
uraian tersebut maka dalam penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif kualitatif.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah
metodepenelitian deskriptif kualitatif.Maka dalam memperoleh data yang
dilakukan melalui berbagai teknik yang disusun secara sitematis untuk
mencari pengumpulan data hasil penelitian yang sempurna.Penulis
melakukan penelitian dengan studi deskriptif karena sesuai dengan sifat
masalah serta tujuan penelitian yang ingin diperoleh.
Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012:3) menyatakan metode ini untuk
mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mendukung
37
3. Dokumen analisis
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara
yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk
buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan
serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelah.
Dokumen analisis yang di gunakan untuk memperoleh data-data
yang tidak biasa di dapatkan dengan teknik wawancara maupun teknik
observasi.Teknik dokumentasi yang di peroleh adalah foto, gambar,
bagan, struktur dan catatan-catatan yang di peroleh dari subjek peneliti.
Dokumentasi penulis lakukan dengan melihat proses kehidupan sehari-
hari orang tua Kelurahan Sungai Lokan.
E. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisa data yang
bersifat deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan data yang di peroleh
melalui teknik pengumpulan data.Di jelaskan mengenai teknik yang di
gunakan dalam mengambil data dan analisis data.Dari semua data yang telah
di peroleh dalam penelitian baik saat melalukan observasi yang menggunakan
kisi-kisi sebagai bahan acuan dan lembar observasi yang datanya tentang
manajemen pengelolaan kelas. Di perkuat dengan hasil wawancara yang di
lakukan peneliti dengan orang tua yang menjadi dokumen analisis karena
penelitian ini menggunakan kualitatif jadi terdapat tiga langkah yaitu : reduksi
data, penyajian data, verifikasi atau penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data :
Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskanpada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah di reduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila di
perlukan. Dalam kaitan ini peneliti mereduksi data-data yang telah di
dapat dari hasil observasi dan wawancara dan di rangkum satu per satu
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. TEMUAN UMUM
1. Geografis
Secara geografis Kelurahan Sungai Lokan merupakanibu
kotakecamatanSadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi,
Indonesia. Pada tahun 2020, penduduk kelurahan ini berjumlah 3.560
jiwa.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Lokan,_Sadu,_Tanjung_Jabung_Ti
mur).
Dengan meliputi wilayah seluas 99.180 M2 dan jumlah kepala
keluarga 567 KK. Yang berbatasan langsung dengan beberapa desa yaitu:
- Sebelah Utara : Sungai Sadu
- Sebelah Selatan : Desa Sungai Jambat, Desa Simpang Datuk
- Sebelah Timur : Desa Sungai Itik
- Sebelah Barat : Desa Simpang Jelita. (Sumber data: dokumensi
profil Kelurahan Sungai Lokan 2020)
Kelurahan Sungai Lokan memiliki iklim yang cukup baik serta
curah hujan yang cukup tinggi.Tetapi bila musim panas tiba, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur termasuk daerah yang rawan kebakaran.Hal ini
disebabkan sebagian besar tanaman yang ada adalah tanaman sawit dan
tanah gambut.
LURAH
Islamuddin, SE
Sekertaris Lurah
Hasnuddin, SE
4. Pendidikan
Dari total jumlah penduduk Masyarakat Kelurahan Sungai Lokan
yang berjumlah 3.560 orang adapun yang telah mengenyam pendidikan
diantaranya adalah SD (Sekolah Dasar) : 483 orang, SMP (Sekolah
Menengah Pertama): 416 orang, SMA (Sekolah Menengah Atas) : 70
orang, Akademi/D1-D3: 12 orang dan Sarjana S1: 9 orang. Sedangkan
yang tidak lulus sekolah dan tidak sekolah adalah 200 orang. (Sumber
data: dokumen profil Kelurahan Sungai Lokan 2020).
5. Ekonomi Masyarakat
Berdasarkan keadaan Kelurahan Sungai Lokan sebagian besar
masyarakat berprofesi sebagai Petani dan Wiraswasta/Pedagang.
Adapun beberapa Pekerjaan/Mata Pencarian Masyarakat Sungai
Lokan yaitu:
a. Karyawan : 27 orang
b. Wiraswasta/Pedagang : 216 orang
c. Petani : 584 orang
d. Nelayan : 12 orang
e. Buruh Tani : 85 orang
f. Peternak : 2 orang
g. Jasa : 16 orang
h. Lainnya : 27 orang
i. Tidak bekerja/Pengangguran : 63 orang
Indonesia tapi tidak luput dengan bahasa bugis yang masuk di unsur-
unsur percakapan lisan orang tua dan anak tersebut.
Tabel 4.3.Bahasa yang di Gunakan Syawal usia 6 tahun
Nama Usia Bahasa Makna
Anak Anak Yang
sebenarnya
Syawal 6 tahun Lisuni ga Bapak Sudah pulang
dari kebun tidak Bapak dari
kebun
Mau kak cemme Saya mau
baru mandre mandi baru
makan
Melokkak ambil Mau ambil duit
duit dulu kibola dulu dirumah
Mau ka Melli es Beli saya es
Sumber data: hasil wawancara tahun 2020
Syawal dalam berkomunikasi mengucapkan kata-kata yang sudah bisa
dipahami oleh lingkungan keluarga dan di tempat dia bermain. Bahasa yang
digunakan keluarganya adalah bahasa bugis dan bahasa indonesia dan
didukung pula bahasa yang digunakan anak-anak teman dia bermain adalah
bahasa Bugis sehingga bahasa yang digunakan Syawal bahasa Indonesia
namun terkadang bahasa Bugis juga ikut masuk ke dalam bahasa Indonesia
yang digunakan Syawal. Hal ini dapat dilihat dari tuturan Syawal:
Lisuni ga Bapak dari kebun, dimana lisuni ga yang menggunakan bahasa
bugis yang artinya sudah pulang tidak sedangkan Bapak dari kebun
adalah bahasa Indonesia yang artinya Bapak dari kebun.
Mau ka melli es, dimana kata mau dan es adalah bahasa Indonesia yang
artinya mau dan es sedangkan ka melli adalah bahasa bugis yang artinya
saya beli.
Jadi setelah melakukan kunjungan langsung kerumah dan melihat
bahasa anak tersebut sebagai contoh di atas tersebut, dapat disimpulkan
bahwa bahasa yang digunakan Syawal adalah bahasa Indonesia yang
dipengaruhi oleh bahasa Bugis.
Data hasil observasi Apa Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam
Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di pengaruhi
Bahasa Daerah diperkuat denganwawancara dengan Pak Lurah berikut
ini:
Menurut pengamatan kami, bahwa diantara faktor penghambat
tersebut adalah faktor ekonomi dimana orang tua yang sibuk
bekerja mencari uang sehingga melupakan perkembangan bahasa
anak. (Wawancara 13 februari 2020)
Data hasil observasi Apa Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam
Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di pengaruhi
Bahasa Daerah diperkuat dengan wawancara dengan Buk Sairin berikut
ini:
Kendala yang saya hadapi ekonomi dalam keluarga saya sehingga
kami belum meyekolahkan anak kami ke TK atau pun PAUD
karna dia mempunyai kakak yang sekolah juga jadi kami berencana
langsung memasukkannya ke SD nanti padahal mungkin kalau
anak saya bersekolah maka dia akan lancar bahasa Indonesia nya
karna diajarkan dengan gurunya tapi apa lah daya ekonomi kami
belum mencukupi. (Wawancara 23 januari 2020)
Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi Orang Tua
dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan wawancara dengan Buk
jannah berikut ini:
Kendala yang saya hadapi tentunys ekonomi, saya mempunyai 3
orang anak dan saya sudah pisah dengan ayah dari anak-anak dan
lagi pula saya tinggal sama ibu saya jadi kami bersama mencari
uang untuk memenuhi kebutuhan kelurga salah satunya yaitu
dengan saya berjualan kue. (Wawancara 26 Januari 2020)
Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi Orang Tua
dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan wawancara dengan Buk Nur
berikut ini:
Saya ini hanya ibu rumah tangga dan terkadang saya kerja dirumah
yaitu kocek pinang untuk membantu keungan keluarga.
(Wawancara 16 februari 2020)
Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi Orang Tua
dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan wawancara dengan Buk
Beccek berikut ini:
Saya ini pedagang makanan pokok, jajanan anak-anak.Sedangkan
saya berjualan anak saya bermain dengan teman-temannya, saya
dan suami saya mencari uang untuk sekolah anak saya agar dia bisa
lebih baik dari kami. (Wawancara 25 februari 2020)
Dari wawancara peneliti dengan Orang Tua anak tersebut ada beberapa
upaya yang dilakukan Orang Tua dan Upaya Orang Tua dalam Membantu
Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis
yaitu dengan menyekolahkan anaknya, meminta anaknya yang lebih besar untuk
mengajari adiknya, mengulang bahasa bugis tersebut dengan bahasa indonesi dan
yang lebih menonjol yaitu dengan menyekolahkan anaknya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah peneliti paparkan dalam bab-bab
terdahulu, dapatlah disimpulkan sebagai berikut:
1. Bagaimana Respon anak dalam Berkomunikasi yang di pengaruhi Bahasa
Daerah Bugis dengan Orang Tua di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan,
Bentuk pengaruh tersebut dapat diketahui dari adanya unsur-unsur bahasa
Bugis yang masuk dalam bahasa Indonesia pada bahasa lisan anak-anak
di Kelurahan Sungai Lokan. Tercampurnya bahasa Indonesia anak dengan
bahasa daerah.
2. Apa Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam Membantu Perkembangan
Bahasa Indonesia Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah di RT 01
Kelurahan Sungai Lokan yaitu Faktor Ekonomi dan Faktor Pendidikan
Orang Tua.
3. Apa Upaya Orang Tua dalam Membantu Perkembangan Bahasa
Indonesia Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugisdi RT 01
Kelurahan Sungai Lokan yaitu dengan menyekolahkan anaknya, meminta
anaknya yang lebih besar untuk mengajari adiknya, mengulang bahasa
bugis tersebut dengan bahasa indonesi dan yang lebih menonjol yaitu
dengan menyekolahkan anaknya.
B. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan berkenaan dengan penelitian ini
adalah:
1. kepada para orang tua agar lebih memahami lagi perkembangan anaknya
terutama perkembangan bahasa anak. Apa yang harusnya diajarkan
kepada anak mengenai perkembangan bahasa Indonesia nya dan
mengerti jika ingin memakai bahasa bugis dalam berkomunikasi dengan
anak maka disertai dengan bahasa Indonesia nya juga. Hal tersebut akan
66
DAFTAR PUSTAKA
PENELITIAN KUALITATIF
Judul Skripsi: Bahasa Daerah (Bugis) yang digunakan Orang Tua terhadap
Perkembangan Bahasa Indonesia Bagi Anak usia5-6 tahun di RT 01 Kelurahan
Sungai Lokan Kecamatan Sadu Tanjung Jabung Timur
A. Observasi
Lokan
sekitar
B. Wawancara
Nama Anak :
Usia :
Profesi/Pekerjaan :
Pertanyaan :
Sungai Lokan
C. Dokumentasi
Siti Hadrawati
Nim tra16203
DAFTAR INFORMAN
NO Nama Keterangan
1 Islamuddin, SE Lurah
2 Sulfa, ST KASI kantor Camat SADU
3 Mayasari Ketua RT 01
Siti Hadrawati
Nim tra162031
A. Dokumentasi Saat Wawancara
Pendidikan formal
1.SMAN 6 Tanjung Jabung Timur Tahun 2016
2.SMPN 6 Tanjung Jabung Timur Tahun 2013
3. SDN 49 Tanjung Jabung Timur Tahun 2010
Motto Hidup
“Kesuksesanku Kebahagiannya”
“Tiada hal yang baik kecuali yang dihalalkan”
Siti Hadrawati
Nim tra162031