Anda di halaman 1dari 93

BAHASA DAERAH ( BUGIS ) YANG DIGUNAKAN ORANG TUA

TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA BAGI


ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RT 01 KELURAHAN SUNGAI
LOKAN KECAMATAN SADU
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

SKRIPSI

SITI HADRAWATI
NIM. TRA162031

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
BAHASA DAERAH ( BUGIS ) YANG DIGUNAKAN ORANG
TUA TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
BAGI ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RT 01 KELURAHAN
SUNGAI LOKAN KECAMATAN SADU
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

SKRIPSI
( Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S-1) Dalam Ilmu Pendidikan Islam Anak Usia Dini )

SITI HADRAWATI
NIM. TRA162031

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020

i
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Jambi-Ma. Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku No Tanggal Halaman
Tanggal Revisi Revisi
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :-
Kepada
Yth. Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di -
Tempat

Assalamualaikum Wr.Wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara :

Nama : Siti Hadrawati


NIM : TRA.162031
Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Judul : Bahasa Daerah (Bugis) Yang Digunakan Orang Tua
Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia Bagi Anak Usia
5-6 Tahun Di Rt 01 Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan
Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Sudah Dapat Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Prodi


Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu.
Dengan Ini Kami Harapkan Agar Skripsi/Tugas Akhir Saudara Tersebut Di Atas
Dapat Segera Dimunaqasyahkan.Atas Perhatiannya Kami Ucapkan Terima Kasih.

Jambi, 23 Maret 2020


Mengetahui,
Pembimbing I

Drs. H. Nazari. M.Pd.I


NIP. 196011281985031002

ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Jambi-Ma. Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku No Tanggal Halaman
Tanggal Revisi Revisi
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :-
Kepada
Yth. Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di -
Tempat

Assalamualaikum Wr.Wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara :

Nama : Siti Hadrawati


NIM : TRA.162031
Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Judul : Bahasa Daerah (Bugis) Yang Digunakan Orang Tua
Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia Bagi Anak Usia
5-6 Tahun Di Rt 01 Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan
Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Sudah Dapat Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Prodi


Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu.
Dengan Ini Kami Harapkan Agar Skripsi/Tugas Akhir Saudara Tersebut Di Atas
Dapat Segera Dimunaqasyahkan.Atas Perhatiannya Kami Ucapkan Terima Kasih.

Jambi, 23 Maret 2020


Mengetahui,
Pembimbing II

Achmad Fadlan, M. Pd. I


NIP. 2014068503

iii
iv
v
ABSTRAK

Nama : Siti Hadrawati

Jurusan : Pendidikan Anak Usia Dini

Judul : Bahasa Daerah (Bugis) Yang Digunakan Orang Tua Terhadap


Perkembangan Bahasa Indonesia Bagi Anak Usia 5-6 Tahun Di
RT 01 Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan Sadu Kabupaten
Tanjung Jabung Timur

Penelitian Ini Bertujuan Untuk MendeskripsikanBahasa Daerah (Bugis)


Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia Anak 5-6Tahun Di RT 01 Kelurahan
Sungai LokanKabupaten Tanjung Jabung Timur.Metode Yang Digunakan Dalam
Penelitian Ini Adalah Metode DeskriptifKualitatif. Sumber Data Tersebut
Diperoleh Dari Orang Tua Yang Mempunyai Anak Usia 5- 6 Tahun Di Kelurahan
Sungai LokanKabupaten Tanjung Jabung Timur.Untuk Itu, Dipilih Beberapa
Orang Informan, Yakni Orang Tua, Masyarakat Dan Anak Yang Berusia 5-6
Tahun.Data Penelitian Ini Adalah Data Wawancara Berupa Tuturan-Tuturan
Anak-Anak Yang Dipengaruhi Bahasa Daerah Yang Digunakan Orang Tua.
Teknik Yang Digunakan DalamPenelitian Ini Adalah Teknik Rekam Dan Teknik
Catat. Pengolahan Data Dimulai Dengan Editing, Klasifikasi,Verifikasi, Dan
Analisis. Adapun Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Dalam Berbahasa Pada
UmumnyaAnak-Anak Di Kelurahan Sungai Lokan Sangat Di Pengaruhi Oleh
Bahasa Daerah. Pengaruh Masuknya BahasaDaerah Tersebut Di Sebabkan Faktor
Lingkungan Keluarga.Dimana keluarga yang dalam kehidupan sehari-hari
menggunakan Bahasa Daerahnya terhadap anak dalam berkomunikasi dan adapun
solusi yang dapat mengurangi hal tersebut adalah dengan orang tua menggunakan
bahasa Indonesia ketika berkomunikasi dengan anaknya.

Kata kunci: bahasa daerah (bugis), perkembangan bahasa indonesia, anak usia
dini .

vi
ABSTRACT

Name : Siti Hadrawati


Department : Aerly Childhood Islamic Education
Title :Regional Language (Bugis) Used by Parents
Towards the Development of Indonesian Language for Children
Aged 5-6 Year In RT 01 Kelurahan Sungai Lokan Sadu
Kabupaten Tanjung Jabung TimurDistrict

This Research Aims To Describe Regional Languages (Bugis) On The


Development Of Indonesian Children 5-6Years In RT 01 Kelurahan Sungai Lokan
Kecamatan SaduKabupaten Tanjung Jabung Timur. The Method Used In This
Research Is Descriptive MethodQualitative. The Data Source Was Obtained From
Parents Who Have Children Aged 6 Years In The Lokan River Village.For This
Reason, Several Informants Were Chosen, Namely Parents, Community And
Children Aged 5-6 Years.The Data Of This Study Were Interview Data In The
Form Of Children's Speeches Influenced By The Regional Languages Used By
Parents. The Technique Used InThis Research Is A Record Technique And Note
Taking Technique. Data Processing Starts With Editing,
Classification,Verification, And Analysis. The Results Of The Study Indicate That
In Speaking In GeneralChildren In The Village Of Sungai Lokan Are Greatly
Influenced By Local Languages. Influence Of Language EntryThe Area Is Caused
By Family Environmental Factors.Where the family in daily life uses the regional
language to the child in communicating and the solution that can reduce it is with
parents using Indonesian language when communicating with his child.

Keywords: local language (bugis), Indonesian language development, early


childhood.

vii
PERSEMBAHAN

Dengan Penuh Rasa Syukur Kepada Allah Subhanallahi Wata’ala Atas Selesainya
Penulisan Skripsi Ini Kupersembahkan Karya Kecilku Ini Kepada Bapak
Muhammad Kasim Dan Ibu Siti Hajar Kedua Orang Tua Ku Yang Selalu
Menyertaiku Didalam Doanya. Terimakasih Atas Kasih Sayang Dan Cintanya
Serta Banyak Memberi Dukungan, Semangat Dan Pengorbanan Yang Luar Biasa
Untuk Keberhasilan Putrinya.

viii
MOTTO

“Dan Allah mengeluarkankanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak


mengetahui sesuatu apapun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S. An-Nahl:78)

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya semata sehingga Peneliti mampu
menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Bahasa Daerah
(Bugis) Yang Digunakan Orang Tua Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia
Bagi Anak Usia 6 Tahun Di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan Sadu”.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik


guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan
Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Penyusunannya dapat terlaksana dengan baik
berkat dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti
Mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Suaidi Asya’ari, MA, Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
3. Ridwan, S.Psi., M.Psi, Psikolog selaku Ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Anak Usia Dini
4. Amirul Mukminin Al Anwari, M.Pd.I selaku Sekretaris Jurusan Program
Studi Pendidikan Anak Usia Dini
5. Drs. H. Nazari. M.Pd.I Selaku Dosen Pembimbing I
6. Achmad Fadlan, M.Pd. I selaku Dosen Pembimbing II
7. Islamuddin, SE Selaku Lurah Kelurahan Sungai Lokan
8. Ayahanda, Ibunda dan keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi
dan dukungan tiada henti hingga menjadi kekuatan pendorong bagi peneliti
dalam menyelesaikan proposal penelitian ini
9. Teman–teman satu angkatan PIAUD 2016 yang selalu memberikan motivasi,
dukungan, semangat, canda, tawa dan warna

x
10. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu – persatu yang telah
membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan laporan penelitian ini.
Walaupun demikian, dalam Penelitian ini, peneliti menyadari masih belum
sempurna.Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan penelitian ini. Namun demikian adanya, semoga skripsi ini dapat
dijadikan acuan tindak lanjut penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi Pendidikan Islam Anak Usia Dini.

Jambi, 23 Maret 2020

Siti Hadrawati
TRA.162031

xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
NOTA DIINAS ................................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ....................................iv
ABSTRAK........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ............................................................................................vii
MOTTO……………………………………………………………………….. viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR RABLE…………………………………………………………….. xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1


A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Fokus Penelitian .....................................................................................6
C. Rumusan Masalah ..................................................................................6
D. Tujuan ....................................................................................................6
E. Manfaat Penelitian..................................................................................7

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................8


A. Bahasa ....................................................................................................8
B. Bahasa Daerah........................................................................................19
C. Perkembangan Bahasa Indonesia ............................................................22
D. Pendidikan Anak Usia Dini ....................................................................29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................37


A. Metode Penelitian Dan Desain Penelitian ...............................................37
B. Setting Dan Subjek Penelitian.................................................................38
C. Jenis Dan Sumber Data...........................................................................38
D. Tehnik Pengumpulan Data......................................................................39
E. Metode Analisis Data .............................................................................40
F. Uji Keabsahan Data ................................................................................41
G. Jadwal Penelitian ....................................................................................42

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .....................................................44


A. Temuan Umum.......................................................................................44
B. Temuan Khusus Dan Pembahasan ..........................................................47
1. Respon Anak Dalam Berkomunikasi Yang Di Pengaruhi Bahasa
Daerah Bugis dengan Orang Tua di RT 01 Kelurahan Sungai
Lokan ....................................................................................................47
2. Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam Membantu
Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di pengaruhi Bahasa
Daerah Bugis di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan. ...................................62
3. Upaya Orang Tua dalam Membantu Perkembangan Bahasa
Indonesia Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis di RT
01 Kelurahan Sungai Lokan....................................................................62

xii
BAB V PENUTUP ...........................................................................................66
A. Kesimpulan ............................................................................................66
B. Saran-saran.............................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.Tahab Perkembangan Bahasa ................................................................15


Tabel 2.Jadwal Penelitian ...................................................................................43
Tabel 3.Lembaga Pendidikan Kelurahan Sungai Lokan ......................................46
Tabel 4. Struktur Organisasi Kelurahan Sungai Lokan .......................................45
Tabel 5.Bahasa yang di Gunakan Syawal usia 6 tahun .......................................51
Tabel 6.Bahasa yang di Gunakan Andi Wibi usia 6 tahun .................................52
Tabel 7.Bahasa yang di Gunakan Firdausia 6 tahun............................................52
Tabel 8.Bahasa yang di Gunakan Adityausia 6 tahun .........................................53
Tabel 9.Pendidikan Orang Tua ...........................................................................58

xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
NAEYC (National Association For The Education Of Young
Children), mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada
rentang usia 0-8 tahun, yang mencakup dalam program pendidikan ditaman
penitipan anak, penitipan anak pada keluarga, pendidikan prasekolah baik
swasta maupun negeri, TK, dan SD. (Safrudin Aziz, 2017:1)
Senada dengan uraian diatas, Sholehuddin juga menegaskan bahwa
anak usia dini adalah anak yang berada pada kisaran 0-8 tahun.Dalam
pengertian yang cukup berbeda, Hurlock mengemukakan bahwa kategori anak
usia dini atau masa kanak-kanak awal adalah usia prasekolah yang tercakup
dalam kelompok usia antara 2 hingga 6 tahun.(Safrudin Aziz, 2017:1-2)
Pernyataan Hurlock tersebut selaras dengan Undang-Undang nomor 20
tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional khususnya yang terkait
dengan Pendidikan anak usia Dini sebagaimana tertuang dalam pasal 28 ayat
1 yang berbunyi “pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak
lahir sampai usia 6 tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti
pendidikan dasar”. Selanjutnya pada Bab I pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada
anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut (UU Sisdiknas, 2003:5-6).
Sementara itu Bronson sebagaimana dikutip Soegeng Santoso,
membagi rentang masa anak usia dini terdiri atas enam tahap perkembangan
yaitu:pertama young infants (lahir hingga usia 6 bulan) kedua, older infants (7
hingga 12 bulan), ketiga, young toddlers (usia satu tahun), keempat, older
toddlers (usia 2 tahun), kelima, prasekolah dan kindergarten (usia 3 hungga 5
tahun), serta keenam, anak sekolah dasar kelas rendah atau primary school
(usia 6 hingga 8 tahun). (Safrudin Aziz, 2017:2)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


2

Pendidikan di era globalisasi telah mengalami berbagai perkembangan


yang sangat pesat, hal ini juga terkait dengan tujuan pendidikan anak usia dini
yaitu mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan
untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Hasnida,
2015:169).
Syariat Islam menaruh perhatian yang sangat besar dalam memberikan
perlindungan dan pertolongan terhadap perkembangan anak sejak ia masih
dalam kondisi badan yang lemah dan tidak mengetahui suatu apapun,
kemudian mereka menyerap segala yang ada di sekitarnya melalui penglihatan,
pendengaran serta hati mereka yang dianugerahkan kepadanya, sebagaimana
Firman Allah:

َ ‫شيْأ ً َو َجعَ َل لَ ُك ُم الس ْهم َع َواْأل ْب‬


َ‫ص َر َواْأل ْفـدَة‬ ُ ُ‫َّللاُ أ َ ْخ َر َج ُك ْم ِم ْن ب‬
َ َ‫ط ْو ِن ا ُ هم َهتِ ُك ْم آل تَ ْعلَ ُم ْون‬ ‫َو ه‬
‫لَ َعا ه ُكم‬
‫تَ ْش ُك ُر ْونَ ﯀‬
“Dan Allah mengeluarkankanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatuapapun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S. An-Nahl:78)

Masa kanak-kanak merupakan sebuah periode penaburan benih,


pendirian serta pondasi yang dapat disebut sebagai periode pembentukan
watak, kepribadian dan karakter dari seorang manusia.Agar manusia kelak
memiliki kekuatan dan kemampuan untuk berdiri tegar dalam meniti
kehidupan. Sebagaimana Hadits Nabi:

‫ قل رسول هللا صلى هللا عليه وسلّم َما ِم ْن َم ْولُ ْو ٍد اآل‬:‫عن ابي هريرةأنّه قل‬
ْ ‫يُولَدُ َعلَى ال ِف‬
َ َ‫ط َرةِ فابَواه يُ َه هودانِه أويُن‬
)‫ص َرا نِه أو يُ َم ِ ّجسانِه (رواة مسلم‬
“Dari Abi Hurairah sesungguhnya dia berkata bahwa rasulullah Bersabda:
Tidaklah ada seorang anak pun yang dilahirkan kecuali dalam keadaan
fitrah, kedua orang tualah yang mempengaruhi anak itu menjadi Yahudi,
Nasrani atau Majusi”. (HR. Muslim).”

Dari potensi yang dimiliki anak inilah dimanfaatkan untuk memberikan


pendidikan yang baik dan dapat bermanfaat bagi anak untuk masa depannya

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


3

sebagai salah satu hak yang harus diterima oleh anak serta merupakan
kewajiban orang tua kepada anak.Sejak awal kehidupan anak telah menjadi
perhatian para pendidik, mereka menyadari bahwa awal kehidupan merupakan
masa yang paling tepat untuk mulai memberikan berbagai stimulasi agar anak
dapat berkembang secara optimal.Apa yang dipelajari seseorang di awal
kehidupan akan mempunyai dampak pada kehidupan di masa yang akan datang
(Dewo, 2003: 74).
Perkembangan anak usia dini sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang
optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan di didik secara baik dan
benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu berkembang fisiknya, baik
motoric kasar dan motoric halus, berkembang aspek kognitif, aspek sosial, dan
emosional.(Mursid, 2015:121)
Pendidikan yang diselenggarakan dengantujuan memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembagan anak secaramenyeluruh agar mereka dapat
mengembangkan semua potensiatau kemampuan yang mereka miliki. Anak
usia dini (AUD)memiliki kemampuan yang sangat istimewa. Pada masa ini,
dapatdikatakan bahwa ini adalah masa emas mereka dalam
mengembangkan segala hal.(Suyadi, 2013:19). Menurut Montesori, usia anak
adalahusia kritis atau usia sensitif karena pada saat-saat terebut, potensiatau
kemampuan mereka sedang mengalami perkembangan yangbegitu pesat maka
mereka harus memiliki isi pelajaran,pendidikan, dan tenaga profesional yang
berkualitas (Morrison,2012: 3).
Dengan demikian, dapat diketahui jika mereka tidakdidukung secara
tepat pada usia tersebut, maka hal itu sangatdisayangkan bahkan dapat juga
menyebabkan masalah yang fatalpada perkembangan mereka
selanjutnya.Selain itu, usia anak-anak disebut sebagai usia emas, yaituperiode
awal yang paling penting dan mendasar sepanjangrentang pertumbuhan dan
perkembangan manusia karena padausia ini mereka memiliki potensi yang
dapat berkembang secarapesat (Meriyati, 2016: 49).
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan orang lain.
Komunikasi melalui bahasa memungkinkan seseorang dapat menyesuaikan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


4

diri dengan lingkungan sekitarnya. Bahasa sebagai sebuah gejala dan


kekayaan sosial yang akan terus melaju sejalan dengan perkembangan
pemakaiannya. Bahasa itu bersifat unik dan universal. Unik artinya memiliki
ciri atau sifat khas yang tidak dimiliki bahasa lain dan universal berarti
memiliki ciri yang sama yang ada pada semua bahasa. (Chaer dan Agustina,
2004: 15)
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ketika anggota
masyarakat menginginkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya, maka
orang tersebut akan menggunakan suatu bahasa yang sudah biasa
digunakannya untuk menyampaikan sesuatu informasi. Pada umumnya
bahasa-bahasa tersebut dapat berbeda antara satu daerah dengan daerah yang
lain, hal ini dapat dikarenakan adanya perbedaan kultur, lingkungan dan
kebiasaan yang mereka miliki. (Gorys Keraf, 2004 : 1)
Masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia, terdapatjuga
bahasa daerah yang tersebar di seluruhpelosok tanah air. Akibatnya, banyak
masyarakatIndonesia yang menggunakan bahasa Indonesiasekaligus bahasa
daerah sebagai alat komunikasisehari-hari. Bahasa daerah sangat
bermanfaatbagi masyarakat pemakainya terutama sebagaialat komunikasi
antar sesamanya sehinggamemungkinkan terjadinya saling pengertian,saling
sepakat dan saling membutuhkan dalamkehidupan. Dengan kata lain, bahasa
daerahdigunakan sebagai alat komunikasi antarsukudalam suasana informal
untuk menunjukkanpenghargaan atau rasa hormat, rasa akrabterhadap lawan
bicara yang berasal darikelompok yang sama.
Kedwibahasaan dapat terjadi pada setiap masyarakat yang mengenal
dua bahasa. Tidak dapat dipungkiri apabila bahasa Indonesia merupakan
bahasa kedua yang dikuasai dalam masyarakat Indonesia setelah bahasa
daerah. Hal ini terjadi pula pada masyarakat Kelurahan Sungai Lokan.
Sebagian besar masyarakat di Kelurahan Sungai Lokan dapat menggunakan
bahasa Bugis dan bahasa Indonesia sebagaialat komunikasi. Fenomena
kedwibahasaan rentan terjadi pada masyarakat terutama pada anak-anak.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


5

Pada umumnya bahasa yang di gunakan dalam berkomunikasi sehari-


hari masyarakat Kelurahan Sungai Lokan menggunakan Bahasa Bugis.Kontak
bahasa yang terjadi antara anak-anak dan orang tua di sekitar lingkungan juga
dilakukan dengan bahasa Bugis. Hal ini dapatberpengaruhnya terhadap
perkembangan bahasa Indonesia anak. Bentuk pengaruh tersebut dapat
diketahui dari adanya unsur-unsur bahasa Bugis yang masuk dalam bahasa
Indonesia pada bahasa lisan anak-anak di Kelurahan Sungai Lokan RT 01.
Sumber data tersebut diperoleh dari anak-anak usia 6 tahun di
Kelurahan Sungai Lokan. Untuk itu, dipilih beberapa orang informan, yakni
11 orang tua anak usia 6tahun,Lurah,KASI KESSOS, Ibu RT 01. Data
penelitian ini adalah data wawancara berupa tuturan-tuturan anak-anak dalam
merespon ketika berkomunikasi dengan orang tuanya.Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik rekam dan teknik catat.Pengolahan data
dimulai dengan editing, klasifikasi, verifikasi, dan analisis.
Sementara itu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Penelitian dilakukan oleh Meryam Nurlaila pada tahun 2017 (Maryam
Nurlaila, 2017), dengan judul “Pengaruh Bahasa Daerah (Ciacia) terhadap
Perkembangan Bahasa Indonesia anak usia 2 sampai 6 tahun didesa
Halimombo Jaya”. Permasalahan pokok pada latar belakang masalah
penelitian tersebut dinyatakan pengaruh bahasa daerah terhadap
perkembangan bahasa Indonesia pada bahasa lisan anak-anak usia 2 sampai 6
tahun. Dipilihnya penelitian ini, karena bahasa daerah dianggap memengaruhi
perkembangan bahasa Indonesia anak.
Dari pembahasan diatas maka peneliti akan melakukan penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif, sebagaimana yang
diungkapkan oleh (Sugiyono, 2012:3).
Berdasarkan pengamatan diatas sehingga peneliti mengangkat judul:
“Bahasa Daerah (Bugis) yang digunakan Orang Tua terhadap
Perkembangan Bahasa Indonesia bagi anak usia5-6 Tahun di RT 01
Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan SADU Kabupaten Tanjung Jabung
Timur”

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


6

B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah :
1. Anak-anak usia 5-6 tahun Di Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan
SaduKabupaten Tanjung Jabung Timur
2. Perkembangan bahasa Indonesia anak yang digunakan orang tua bahasa
daerah Bugis

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas,maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Bahasa Daerah (bugis) yang digunakan orang tua terhadap
Perkembangan Bahasa Indonesia bagi Anak Usia 5-6 tahun di RT 01
Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan SaduKabupaten Tanjung Jabung
Timur.
2. Apa Kendala Yang Dihadapi Orang Tua Dalam Membantu Perkembangan
Bahasa Indonesia Anak terhadap Bahasa Daerah Bugis Di RT 01
Kelurahan Sungai Lokan.
3. Apa Upaya Orang Tua Dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia
Anak terhadap Bahasa Daerah Bugis Di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan

D. Tujuan
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui:
1. Bagaimana Bahasa Daerah (bugis) yang digunakan orang tua terhadap
Perkembangan Bahasa Indonesia bagi Anak Usia 5-6 tahun di RT 01
Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan SaduKabupaten Tanjung Jabung
Timur.
2. Apa Kendala Yang Dihadapi Orang Tua Dalam Membantu Perkembangan
Bahasa Indonesia Anak terhadap Bahasa Daerah Bugis Di RT 01
Kelurahan Sungai Lokan.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


7

3. Apa Upaya Orang Tua Dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia


Anak terhadap Bahasa Daerah Bugis Di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian kualitatif ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Orang Tua
Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam mendidik anak terutama
dalam perkembangan bahasa anak
2. Bagi Pembaca
Memberikan pengetahuan kepada para pembaca, khususnya teman-teman
jurusan PIAUD agar mengetahui bagaimana Bahasa Daerah (bugis) yang
digunakan Orang Tua dalam Kehidupan sehari-hari terhadap
Perkembangan Bahasa Indonesia Anak Usia Dini
3. Bagi Peneliti
Hasil penulisan ini sebagai salah satu syarat untuk menjelaskan program
sarjana stata satu dalam pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat membantu peneliti-peneliti
selanjutnya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


8

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Bahasa
a. Pengertian Bahasa
Dua pengertian bahasa, Pengertian pertama menyatakan bahasa
sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.Kedua, bahasa adalah
sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer. (Keraf, 2005:1)
Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud
untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang
dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh
pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan. .
Bahasa itu bersifat unik dan universal. Unik artinya memiliki ciri atau
sifat khas yang tidak dimiliki bahasa lain dan universal berarti
memiliki ciri yang sama yang ada pada semua bahasa. Chaer dan
Agustina (2004:15)
Suwarna (2002:4) bahasa merupakan alat utama untuk
berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individu
maupun kolektif sosial. Kridalaksana (dalam Aminuddin, 1985: 28-29)
mengartikan bahasa sebagai suatu sistem lambang arbitrer yang
menggunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri.
Jeans Aitchison (2008 : 21) “Language is patterned system of
arbitrary sound signals, characterized by structure dependence,
creativity, displacement, duality, and cultural transmission”, bahasa
adalah sistem yang terbentuk dari isyarat suara yang telah disepakati,
yang ditandai dengan struktur yang saling tergantung, kreatifitas,
penempatan, dualitas dan penyebaran budaya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


9

b. Perkembangan Bahasa
Anak-anak memperoleh bahasa pada tingkat yang mengagumkan.
Anak-anak berfikir, belajar dan belajar mengingat rata-rata sembilan
kata perhari yang dikeluarkan dengan ucapan suara/ucapan sampai usia
6 tahun. Seiring berjalannya waktu anak-anak usia 6 tahun atau 7 tahun
memperoleh kosa kata hampir empat belas ribu kata (Clark, 1983;
Templin 1957). Anak-anak mampu menggunakan dan menambah kosa
kata kedalam bentuk komunikasi yang berarti. Ketika bertanya,
”dimana ayah kamu”? Mavis 3 tahun menjawab,
”ayahku...ayahku...baik...lagi di kantor.” Mavis mendemonstrasikan
tidak hanya mengerti, memberikan dan menerima percakapan tetapi ia
juga dapat berpartisipasi membentuk kalimat yang terpadu dan berarti
dan menikamati dialog dengan orang lain.
Sejak bayi, bahasa dipelajari melalui interaksi sosial dengan orang
lain, melalui kesempatan mendengarkan dan menguji coba suara dan
kata. Sebagi tambahan, tata bahasa anak-anak berdasarkan pada
pertimbangan dan anak-anak mampu memperoleh kata-kata dari
percakapan. Sebagi contoh, Mavis mengatakan ”ayahku pergi ke
kantor”, ia menjawab dengan baik, mendemonstrasikan dengan
menyusun pengertian untuk sesuatu yang sudah terjadi di masa
lampau.
Bayi memperoleh bahasa selama beberapa bulan pertama, jauh
sebelum mareka dapat mengatakan kata pertama. Ada beberapa
indikasi bahwa bayi sangat merespon suara (child-directed speech).
Hal ini sering disebut sebagai ”bahasa ibu dan ayah” yang
dikarakteristikkan dengan intonasi dan irama yang unik orang tua
berbicara dengan anak-anak meraka. Secara umum, bahasa bu
melibatkan pertanyaan jawaban seperti ”apa yang kamu lihat?” atau
”apakah kamu melihat kucingmu?” dan ”apakah kamu ingat Sally?
Kamu bermain dengannya di pesta Budi?” dan bahkan ”apa yang kamu
pikirkan agar kita dapat melakukannya?”

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


10

Bahasa ayah/bapak tidak dipelajari secara luas seperti bahasa ibu


tetapi lebih bertipe melucu, menemani, lebih memerintah dan
menggunakan bahasa canggih dari anak-anak (Genishi & Dyson, 1984;
Lamb, 1977; Masur & Gleason, 1980). Penelitian menemukan bahwa
anak-anak mengalami bahasa ibu dan ayah melalui pertanyaan yang
sering di ajukan, respons verbal dan non verbal yang diakui dan
diterima, dan interaksi. Hal ini menyampaikan bahwa ucapan anak-
anak yang berarti akan mengembangkan bahasa lebih cepat dari pada
yang lain (Rutter, Thorp & Golding, 2000; White, 1985). Hal ini
mempunyai implikasi bagi pengasuh dan guru bayi (infants), toddlers,
anak-anak (young children) agar dapat menggunakan strategi interaktif
yang sama untuk meningkatkan kemampuan bahasa.
Bahasa anak-anak dikareteristikkan secara umum oelh pola yang
muncul sebagai berikut.
1. Menangis
2. Gurgling(meraban) dan mendekut
3. Tertawa dengan suara keras
4. Loklisasi
5. Tertawa dengan mulut tertutup
6. Bercakap-cakap
7. Memanggil dengan suku kata (Echoladia) (”ma-ma-ma-ma”)
8. Suku kata (vocables) (suara mendekati kata tetapi dengan kreasi
anak).
9. Obrolan ekspresif (suara seperti percakapan nyata tetapi tidak
dapat dibedakan)
10. Mengulangi perkataan ketika dibujuk
11. Kata-kata mengikat yang dapat dibedakan dalam obrolan ekspresif.
12. Holophrases atau kalimat dengan satu kata (”susu” dapat berarti
”saya ingin susu”, ”di mana susu saya?”

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


11

13. Telegraphic speech atau kalimat dengan dua kata (”jus Ma” dapat
berarti ”mama, saya ingin jus”, ”mama, saya menumpahkan jus”,
atau ”ini adalah jus buatan mama”)
14. Overgeneralized speech atau kata-kata umum/sebutan (”boots”
mungkin nama keluarga anjing tetapi juga anak-anak menggunakan
untuk nama kucing tetangga atau nama binatang lain).
15. Undergeneralized speech atau sebutan untuk seseorang (misalnya
nama ibunya Sarah; oleh karena itu, Bibi Sarah tidak dapat
dipanggil Sara; ia harus dipanggil dengan nama lain).
16. Perputaran percakapan
17. Kata-kata kreatis (kata-kata biasanya dibutuhkan untuk
menemukan kata yang belum dipelajari atau anak tidak punya
kerangka referensinya).
Contoh kasir restoran menurut anak sama dengan pelayan restoran.
18. Kingintahuan jata-kata verbal.
19. Keingintahuan tentang kata-kata yang tercatak.

Melalui percakapan, anak mendapatkan model berbahasa serta


membantu mareka menyusun sistem tata bahasa, memperluas
pengertian di antara mareka, mengucapkan kosa kata dengan ekspresif
dan menjadi motivasi mareka dalam berinteraksi dengan orang lain.
Karena bahasa terjadi dalam konteks sosial, maka percakapan dan
pengertian arah pembicaraan adalah penting. Pengembangan bahasa
yang terbaik adalah ketika anak-anak bertindak sebagai rekan
percakapan dan masuk ke dalam pembicaraan sebenarnya.

c. Fungsi Bahasa
Dalam arti yang paling sederhana “fungsi” dapat dipandang
sebagai padanan kata “penggunaan”. Dengan demikian, bila berbicara
tentang fungsi bahasa dapat diartikan cara orang menggunakan bahasa
mereka atau bahasabahasa mereka bila mereka berbahasa lebih dari
satu bahasa Halliday (dalam Chaer, 2004:20). Fungsi bahasa

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


12

akanterlihat apabila orang menggunkan bahasa lebih dari satu bahasa.


Penggunaan bahasa merupakan fungsi bahasa, apabila bahasa itu
digunakan maka akan mempunyai fungsi bahasa.
Menurut Lamuddin (2003: 2) fungsi bahasa itu ada lima yang
selama ini kurang disadari oleh sebagian anggota masyarakat, yaitu:
1) Sebagai alat atau media komunikasi
Ini merupakan fungsi esensial dari bahasa.Dalam kehidupan sehari-
hari, orang lebih sering memakai bahasa untuk berkomunikasi
dengan teman bicaranya.Dengan menggunakan bahasa alat
komunikasi, orang dapat saling tukar ide atau informasi. Namun,
agar ide atau informasi dapat dipahami ada indikator kemampuan
berbahasa Indonesia yang perlu dimiliki, yaitu:
a) Kemampuan organisasional yang terdiri dari:
-Kemampuan gramatikal (kosakata, dialek/ragam, morfologi,
sintaksis, fonologi).
-Kemampuan tekstual (retorika dan kohesi).
b) Kemampuan pragmatik yang terdiri dari:
-Kemampuan ilokusionari (fungsi ideasional, fungsi
manipulatif, fungsi heuristik, fungsi imajinatif).
-Kemampuan sosiolinguistik (kepekaan pada ragam, kepekaan
pada kewajaran dan kiasan).
2) Sebagai alat untuk ekpresi diri
Fungsi ini merupakan fungsi paling dasar dari bahasa.Hal ini
disebabkan manusia sewaktu kecil mempergunakan bahasa untuk
mengekspresikan diri. Sebagai contoh, bayi akan mengekspresikan
kehendaknya dengan menangis, demikian pula jika lapar atau haus.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat ekspresi diri, manusia
menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya sendiri.
3) Sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
Suku-suku yang berbeda dapat menjalin persatuan melalui bahasa
dan inilah yang merupakan integrasi dari bahasa.Selain itu, bahasa

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


13

sekaligus berfungsi sebagai alat adaptasi diri. Misalnya, pada saat


seseorang beradaptasi dengan lingkungan sosial tertentu, dia
akanmemilih bahasa yang akan digunakan sesuai dengan situasi
dan kondisi yang dihadapi.
4) Sebagai alat kontrol sosial
Kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah laku dan
tindak tanduk orang lain. Bahasa yang dipergunakan dengan
sepatutnya dan wibawa dapat mempengaruhi bahkan
mengendalikan kelompok sosial tertentu.
5) Sebagai alat untuk berpikir
Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk
merumuskan konsep. Semua kegiatan yang berlangsung melalui
proses berpikir pasti disertai alatnya yang tidak lain adalah bahasa.
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
kemampuan berbahasa seseorang maka semakin tinggi pula
kemampuan berpikirnya.
d. Tahap-tahap Pemerolehan Bahasa
Ada beberapa tahap-tahap perkembangan bahasa secara kronologis
oleh Mackey sebagaimana dikutip oleh Iskandar wassid dan Dadang
Sunendar (2008: 85) yaitu:
1) Umur 3 bulan
Anak mulai mengenal suara manusia ingatan yang sederhana
mungkin yang sudah ada, tetapi belum tampak. Segala sesuatu
masih terkait dengan apa yang dilihatnya.
2) Umur 6 bulan
Anak sudah mulai bisa membedakan antara nada yang halus dan
nada yang kasar.Dia mulai membuat vocal seperti ‘Aee...Ae...Aee.’

3) Umur 9 bulan
Anak mulai beraksi terhadap isyarat.Dia mulai mengucapkan
bermacam-macam suara dan tidak jarang kita biasa mendengar

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


14

kombinasi suara yang menurut orang dewasa suara yang aneh.


Seperti sudah dapat mengucapkan mama dan papa atau istilah lain
yang biasa digunakan untuk ibu dan ayah atau pengasuh utama
lainnya dengan arti. Ia menengok apabila namanya dipanggil dan
mengerti beberapa perintah sederhana misalnya lihat itu atau ayo
sini.
4) Umur 12 bulan
Anak membuat reaksi terhadap perintah.Dia gemar mengeluarkan
suara-suara dan bisa diamati, adanya beberapa kata tertentu yang
diucapkannya untuk mendapatkan sesuatu.seperti tidur anak
menyebut “Bobo”.
5) Umur 18 bulan
Anak mulai mengikuti petunjuk.Kosa katanya sudah mencapai
sekitar dua puluhan.Dalam tahap ini komunikasi dengan
menggunakan bahasa sudah mulai tampak.Kalimat dengan satu
kata sudah digantinya dengan kalimat dengan dua kata.
6) Umur 2-3 tahun
Anak sudah biasa memahami pertanyaan dan perintah
sederhana.Kosa katanya (baik yang pasif maupun yang aktif) sudah
mencapai beberapa ratus.Anak sudah biasa mengutarakan isi
hatinya dengan kalimat sederhana.
7) Umur 4-6 tahun
Pada usia ini, kemampuan bahasa anak semakin baik. Priode ini
diikuti juga proses belajar anak dengan bertanya. Anak akan
menanyakan apa saja yang ia temui, pertanyaan tiada putus.
Jawaban sebuah pertanyaan anak akan melahirkan pertanyaan baru
lagi bagi anak. Saat itu, kondisi anak berkembang pesat dan
keinginan anak belajar sangat tinggi. Anak belajar melalui bertanya
dan berkomunikasi.(Hasnida, 2014:13)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


15

8) Umur 6-8 tahun


Tidak ada kesukaran untuk memahami kalimat yang biasa dipakai
orang dewasa sehari-hari.Mulai belajar membaca dan aktivitas ini
dengan sendirinya menambah pembendaharaan katanya.Mulai
membiasakan diri dengan pola kalimat yang agak rumit dan bahasa
daerah pada dasarnya sudah dikuasainya sebagai alat untuk
berkomunikasi.

Table 2.1. Tahab Perkembangan Bahasa


Mendengar dan memahami Berbicara atau menanggapi
0-3 bulan 0-3 bulan
 Diam dan seakan  Suara tangisan berbeda
mendengarkan ketika untuk situasi yang berbeda
ada suara didekatnya  Tersenyum apa bila
 Tampak mengenai suara dipandangi
yang berbeda dari orang  Tertawa bila digoda
yang berbeda (khususnya  Memasuki usia 3 bulan,
suara ibu) beberapa bayi mulai
 Sejak 3 bulan anak sudah mengeluarkan suara
dapat memperhatikan ocehan
dan berespon apabila
diajak berbicara
7 bulan-1 tahun 7 bulan-1 tahun
 Mulai menikmati  Babbling- mengeluarkan
permainan suara mirip suku kata
 Mulai mengenali kata- seperti “papapa”,
kata sederhana “bababa”
 Mulai merespon  bayi mulai meniru suara
terhadap permintaan bicara orang lain, kadang
“ayo.. ke sini” mengucapkan kata-kata
sederhana seperti
“mimi”(=minum)
 mulai menggunakan
gesturel gerakan untuk
berkomunikasi, misalnya
menunjuk benda apabila
orang lain menyebut nama
benda itu
1-2 tahun 1-2 tahun
 Mulai mengikuti  Mengucapkan kata
permintaan atau perintah pertama

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


16

dan memahami  Mulai bisa mengucapkan


pertanyaan sederhana kata-kata sederhana
 Mulai suka (“mama”)
mendengarkan lagu dan  Pertambahan kosa kata
cerita sederhana meningkap setiap bulan
2-3 tahun 2-3 tahun
 Mulai bisa mengikuti  Mulai menggabungkan
dua perintah yang kata menjadi kalimat
berbeda misalnya pendek untuk bertanya
“ayo..botolnya diambil atau berbicara (“minnum
lalu berikan ke mama!” susu”)
 Mulai bisa menceritakan  Orang dapat memahami
pengalamannya kata/kalimat yang
diucapkannya
 Anak mulai sering
bertanya
 Bahasa nonverbal menjadi
lebih kompleks dan
merupakan respons,
misalnya menggeleng,
mengangguk,
menampilkan ekspresi
wajah gembira, takut, dan
marah
3-4 tahun 3-4 tahun
 Dapat merespon suara  Mulai bisa bercerita
dari jarak jauh kegiaitan harian seperti
(diapanggil dari ruangan cerita tentang teman dan
yang berbeda) sekolah
 Kemampuan  Cara berbicara semakin
mendengarkan menjadi jelas dan bisa dipahami
lebih baik, anak dalam  Mulai bisa mengucapkan
waktu bersamaan dapat kalimat dengan lengkap
mendengar dua suara  Sudah bisa mebgucapkan
yang berbeda, misalnya kalimat tanpa perlu
suara dari tv dan radio mengulang-ulang
4-5 tahun 4-5 tahun
 Bisa mendengar dan  Cara bicara semakin jelas
memahami hampir  Bisa berbicara dengan
semua pertanyaan dari mudah kepada semua
orang lain orang
 Rentang perhatian  Mulai menggunakan
semakin baik, anak dapat kalimat dengan kata-kata
memperhatikan cerita yang lebih rinci (“saya
dengan serius dan dapat mau baca buku cerita”)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


17

merespon dengan 
Mulai bisa berbicara
mengajukan pertanyaan tentang satu hal, tanpa
meloncat-loncat ke hal
lain
 Bisa mengucapkan bunyi
dengan benar, kecuali
untuk beberapa kata
seperti: l. s, r
5-6 tahun 5-6 tahun
 Menyebutkan kelompok  Menjawab pertanyaan
gambar yang yang lebih kompleks
memiliki bunyi yang  Berkomunikasi secara
sama lisan, memiliki
 Menyusun kalimat perbendaharaan kata, serta
sederhana dalam mengenal
struktur lengkap (pokok simbol-simbol untuk
kalimat-predikat persiapan membaca,
keterangan) menulis dan berhitung
 Memiliki lebih banyak  Melanjutkan sebagian
kata-kata untuk cerita/dongeng yang
mengekpresikan ide pada telah diperdengarkan
orang lain  Menunjukkkan
pemahaman konsep-
konsep
dalam buku cerita

Sumber: UU Sisdiknas2003
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Bahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan.Oleh karena itu,
perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu
adalah:
1) Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan
fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkatkan kebutuhannya.
Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan
pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik akan ikut
mempengaruhi sehubungan samakin sempurnanya pertumbuhan
organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan
isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang menunjang

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


18

kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan,


dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual anak akan
mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
2) Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi
andil yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di
lingkungan perkotaan akan berebeda dangan lingkungan pedesaan.
Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan,
dan daerah-daerah terpencil dan di kelompok soaial yang lain.
3) Kecerdasan anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan,
dan mengenal tanda-tanda, memerlukan kemampuan motoric yang
baik.Kemampuan motorik seseorang berkolerasi positif dengan
kemmapuan intelektual atau tingkat berfikir.Ketepatan meniru,
memproduksi perbedaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan
menyusun kalimat dengan baik, dan memahami atau menangkap
maksud suatu kalimat dengan baik, dan memahami atau
menangkap maksud suatu pernyataan pihak lain, amat
mempengaruhi oleh kerja piker atau kecerdasan seseorang anak.
4) Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus ekonomi baik, akan mampu
menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-
anak dan anggota keluarganya. Ransangan untuk dapat ditiru oleh
anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi
berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan
lenih tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang
hidup didalam keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata
lain pendidikan keluarga berpengaruh pula terhadap perkembangan
bahasa.
5) Kondisi fisik

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


19

Kondisi fisik disini dimaksudkan kondisi kesehatan anak.


Seseorang yang cacat terganggu kemampuannya untuk
berkomunikasi seperti bisu, tuli, gagap, atau organ suara tidak
sempurna akan mengganggu perkembangan berkomunikasi dan
tentu saja akan mengganggu perkembangannya dalam berbahasa.
f. Aspek-aspek Pengetahuan Bahasa
Ketika kanak-kanak mempelajari bahasa, mareka sedang
mengembangkan lima aspek atau komponan yang berbeda: fonetik,
simantik, sintaksis, morfemik, dan pragmatik. Masing-masing aspek
ini merujuk pada satu domain yang spesifik dalam pengetahuan bahasa
tetapi, aspek-aspek ini tidak berkembang secara tertutup atau terisolasi
dari masing-masing aspek lainnya.Masing-masing aspek pengetahuan
bahasa ini muncul disetiap interaksi dimana bahasa
digunakan.Awalnya, pengetahuan anak terhadap aspek atau komponen
bahasa hanya reseptif. Artinya, anaka akan memahami karakteristik
bahasa yang spesifik tetapi blum bisa memproduksi bahasa yang
menunjukkan pengetahuannya mengenai hal tersebut. (Baverly Otto,
4:2015).

2. Bahasa Daerah
a. Pengertian Bahasa Daerah
Pengertian Bahasa menurut Wibowo adalah sistem simbol bunyi
yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang
bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan
dan pikiran (Wahyu Wibowo, 2001:3). Sedangkan daerah adalah
tempat sekeliling atau yang termasuk di lingkungan suatu kota (Wjs
Poerwo Darminto, 1993:220).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa daerah
merupakan simbol atau bunyi yang bermakna dan berartikulasi yang
digunakan di lingkungan suatu kota atau wilayah yang dipakai sebagai

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


20

bahasa penghubung antar daerah di wilayah Republik Indonesia.


Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang
hidup sesuai dengan penjelasan Undang Undang Dasar 45 yang
berhubungan dengan bab XV pasal 36. Bahasa daerah merupakan
bahasa tradisional di sebuah daerah yang menjadi warisan turun
temurun bagi masyarakat pemakai di tempat bahasa itu digunakan (Jos
Daniel Parera, 1989:16).
Sebab B1 adalah bahasa ibu, yang dipelajari yang digunakan sejak
kecil dalam keluarga; sedangkan B2 adalah bahasa yang baru
kemudian dipelajari, yakni setelah menguasai B1. Dalam keadaan
penguasaan tehadap B1 lebih baik dari pada B2, dan juga kesempatan
untuk menggunakanya lebih luas maka ada kemungkinan B1 sipenutur
akan memengaruhi B2-nya. pengaruh ini dapat berupa peristiwa yang
disebut interfrensi, baik pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis,
maupun tataran leksikon. Seberapa pengaruh B1 terhadap B2 adalah
tergantung pada tingkat penguasaanya terhadap B2.
Para ahli pengajaran bahasa kedua percaya bahwa bahasa pertama
atau bahasa yang diperoleh sebelumnya, berpengaruh terhadap proses
penguasaan bahasa kedua peserta didik. Bahkan bahasa pertama telah
lama dianggap sebagai pengganggu peserta didik dalam menguasai
bahasa kedua.Pandangan ini lahir karena secara disadari atau tidak,
peserta didik melakukan transfer atau memindahkan unsur-unsur
bahasa pertama ke dalam struktur bahasa kedua. Akibatnya terjadilah
apa yang disebut pergantian struktur dan kode-kode bahasa dari bahasa
pertama terhadap bahasa kedua yang digunakanya. Jika struktur bahasa
pertama sama atau mirip dengan bahasa kedua, peserta didik akan
lebih mudah mentransfernya.
b. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Daerah
Di dalam kedudukanya sebagai bahasa daerah, seperti bahasa
Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Bugis, bahasa Makassar dan
sebagainya. Bahasa daerah berfungsi: lambang kebanggaan daerah,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


21

lambang identitas daerah, Sarana perhubungan di dalam keluarga dan


masyarakat daerah, sarana pengembangan serta pendukug kebudayaan
daerah, bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar
dalam tahap awal pendidikan apabila diperlukan dalam penyampaian
pengetahuan dan/atau keterampilan tertentu. (Solihin Manan:8).
Adapun Kedudukan bahasa daerah yaitu: penunjang bahasa
nasional, sumber bahan pengembanagan bahasa nasional, bahasa
pengantar pada tingkat permulaan di sekolah dasar di daerah tertentu
untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran
lain. Jadi, bahasa-bahasa daerah ini secara sosial politik merupakan
bahasa kedua.

c. Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Bahasa Daerah


Beberapa pengaruh atau dampak penggunaan bahasa daerah
terhadap bahasa Indonesia:
1) Dampak Positif:
a) Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata.
b) Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia
c) Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah.
d) Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi.
2) Dampak Negatif:
a) Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.
b) Warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia
menjadi kesulitan karena terlalu banyak kosakata.
c) Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan
bahasa Indonesia yang baku karena sudah terbiasa
menggunakan bahasa daerah.
d) Dapat menimbulkan kesalah pahaman.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


22

3. Perkembangan Bahasa Indonesia


Seperti anda ketahui bahwa bahasa Indonesia yang kita pakai
sekarang ini berasal dari bahasa Melayu, suatu bahasa yang hidup di
daerah Riau dan Johor. Bahasa Indonesia yang semula atau pada masa-
masa awal berfungsi sebagai Bahasa penghubung (lingua franca). Dari
waktu ke waktu mengalami perkembangan sedekimian rupa sehingga
bahasa Indonesia menjadi suatu bahasa persatuan yang pada akhirnya
menyandang kedudukan sebagai bahasa Negara dengan fungsi antara lain
sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang dialami
oleh bahasa Indonesia ini tidak hanya terjadi pada kedudukan dan
fungsinya, tetapi juga terjadi pada perkembangan kosa kata dan istilah.
Perubahan kosakata dan istilah yang dialami oleh bahasa Indonesia
merupakan suatu proses perubahan yang amat pesat. Bertus-ratus tahun
bahasa Melayu, sebagai dasar bahasa Indonesia, yang berfungsi sebagai
lingua franca di Nusantara hidup dengan kosakata yang berkembang
secara lambat.Proses perkembangan bahasa Melayu, sebelum menjadi
bahasa Indonesia, dalam mencapai sabarannya keseluruh Nusantara,
merupakan proses alami yang tidak di paksakan oleh suatu etnis tertentu.
(Amran Tasai dan Abdul Rozak Zaida, 2:2009)
Kehidupan bahasa Melayu sendiri ketika dipakai sebagai liingua
francaIndonesia tidak terbebas dari pengaruh bahasa lain sebagai bahasa
asing. Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat banyak memberikan
tambahan perbendaharaan terhadap bahasa Melayu.Kemudian, bahasa
yang banyak memberikan kosakata terhadap bahasa Melayu adalah bahasa
Portugis.Bahkan bahasa portugis pernah menjadi lingua franca didaerah
Melayu.Bahasa yang juga mempengaruhi dan memperkaya
pembendaharaan kata bahasa Melayu adalah bahasa sanskerta, bahasa
Tamil, dan bahasa Cina. Jadi bahasa Melayu yang kita tetapkan sebagai
dasar bahasa Indonesia itu juga telah diperkaya oleh bahasa lain. Hal itu
dapat terjadi karena bahasa Melayu sudah dipakai sebagai bahasa
perdagangan oleh para pedagamg dari berbagai Negara itu.dan sebagainya

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


23

harus melewati Bandar Malaka di Selat Malaka.Akhirnya bahasa Melayu


menjadi bahasa perdagangan, bahasa ekonomi di Nusantara. Dengan kata
lain, bahasa Melayu sudah menjadi milik orang Nusantara, terutama bagi
orang-orang yang berada di kota-kota besar, kota-kota disepanjang pantai
Nusantara, kota-kota yang terlibat dengan perdagangan itu. Proses tersebut
berlangsung dalam jangka waktu lama dan bersifat alami. Oleh sebab itu
pada saat bangsa kita memerlukan sebuah bahasa persatuan yang dapat
dijadikan sebagai alat komunikasi secara nasional, penunjukan bahasa
Melayu disetujui secara aklamasi. Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, bahasa
Minang Kabau, bahasa Batak yang jumlah pendukung nya jauh lebih besar
dari pada jumlah pendukung bahasa Melayu, dengan rela dan senang hati
menerima putusan itu. (Amran Tasai dan Abdul Rozak Zaida, 3:2009)
Di samping itu, berdasarkan berbagai petunjuk, pada zaman
Sriwijaya bahasa Melayu sudah sangat berfungsi.Fungsi terdapat kita
ungkapkan sebagai berikut.
1. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan.
2. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa
buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra.
3. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa penghubung antar suku
bangsa yang berada dibawah kekuasaan Sriwijaya.
4. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan dikerajaan
tersebut.
Selain kerelaan pendukung bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa
Minang Kabau, bahasa Batak untuk menerima bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia, ada beberapa kekuatan yang dimiliki bahasa Melayu.
Kekuatan itu merupakan kekuatan yang tidak dimiliki bahasa lain
diseluruh bahasa daerah di Indonesia. Kekuatan itu adalah sebagai berikut.
1. Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa
perhubungan, dan bahasa perdagangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah diepelajari karena dalam
bahasa itu tidak dikenal tingkatan bahasa, seperti dalam bahasa Jawa

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


24

(ngoko, kromo), atau perbedaan bahasa kasar dan halus, seperti dalam
bahasa sunda (kasar, lemes).
3. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk diapakai sebagai
bahasa kbudayaan dalam arti yang luas.
Berdasarkan hal-hal yang disebutkan diatas, pada tanggal 28
Oktober dicetuskan kedudukan bahasa Indonesia dalam suatu ikrar
pemuda Indonesia yang kita kenal dengan “Sumpah Pemuda” pada butir
ketiga. Secara lengkap dengan pemakaian ejaan asli, butir-butir Sumpah
Pemuda itu dapat and abaca pada perincian berikut.
1. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakaoe bertoempah darah yang
satoe, tanah Indonesia.
2. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakaoe berbangsa yang satoe,
bangsa Indonesia.
3. Kami poetra dan poetri Indonesia menjoenjoeng bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Perkembangan bahasa Melayu yang berubah menjadi bahasa
Indonesia didasarkan pada segi politik dan ekonomi. Bahasa yang dapat
diangkat atau diresmikan menjadi bahasa nasional adalah bahasa yang
menjalankan fungsinya dibidang politik dan ekonomi.Bahkan, ketentuan
itu dikuatkan lagi oleh kemampuan bahasa tersebut mengungkapkan nilai-
nilai budaya dan sastra.Bahasa melayu memiliki kemampuan itu. Hal iu
terlihat pada lahirmya berbagai karya sastra jauh sebelum dicetuskannya
Sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 itu. (Amran Tasai dan
Abdul Rozak Zaida, 5:2009)
Perkembangan bahasa Indonesia terus berjalan termasuk pada masa
reformasi. Hal ini ditandai dengan munculnya bahasa pers atau bahkan
bahasa media massa yang dapat dilihat melalui :
a. Bentuk dari jumlah kata singkatan yang meningkat dan terus
bertambah
b. Penggunaan dari istilah atau bahasa asing yang juga terdapat dalam
surat kabar dengan jumlah yang semakin banyak

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


25

Dalam hal ini jelas pers memiliki jasa yang luar biasa pada proses
perkembangan bahasa Indonesia. Pasalnya melalui media tersebut lah
masyarakat mulai diperkenalkan dengan beragam istilah, kemudian
ungkapan, penggunaan kata-kata baru seperti halnya rekonsiliasi, hujat,
konspirasi, kroni, provokator, arogan, proaktif, KKN dan juga beragam
istilah serta kata-kata lainnya yang sebelum itu tidak atau bahkan jarang
digunakan.Sementara itu, dalam perkembangan tersebut juga terlihat
bagaimana kedudukan dari bahasa Indonesia itu sendiri yang mana pada
awalnya dikenal sebagai bahasa nasional serta bahasa pemersatu. Dengan
demikian, berdasarkan kedudukannya tersebut jelas bahwa bahasa
Indonesia tersebut memiliki fungsi yang cukup beragam, dimulai dari :
Fungsi Bahasa Indonesia Berdasarkan Kedudukan :
1. Sebagai lambang identitas atau pun jati diri bangsa
2. Sebagai lambang kebanggaan dari bangsa Indonesia

3. Sebagai alat pemersatu yang tentunya digunakan di berbagai kalangan


dari masyarakat Indonesia yang memiliki latar belakang dari etnis serta
sosial budaya yang berbeda, termasuk bermacam bahasa daerah yang
turut berbeda pula.

4. Sebagai alat komunikasi atau penghubung yang dapat menyatukan


antar daerah serta antar budaya yang ada di Indonesia.Selain itu,
dikenal sebagai bahasa resmi tentunya bahasa Indonesia pun memiliki
dasar yuridis konstitusional, yang berada pada bab XV pasal 36 dari
UUD 1945. Memiliki kedudukan sebagai bahasa resmi, tentunya
bahasa Indonesia tersebut pun dalam perkembangannya memiliki
fungsi yang lebih beragam seperti halnya :
Fungsi Bahasa Indonesia Lainnya :
a. Sebagai bahasa resmi dari suatu negara
b. Sebagai bahasa pengantar resmi yang tentunya wajib untuk digunakan
dalam setiap lembaga pendidikan yang ada di Indonesia.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


26

c. Sebagai bahasa resmi dalam hubungan tingkat nasional. Hal ini


berkaitan dengan kegunaannya yang penting dalam proses pelaksanaan
perencanaan dari pembangunan serta proses pemerintahan.

d. Sebagai bahasa resmi yang tentunya digunakan dalam pemanfaatan


dari ilmu serta teknologi dan juga pengembangan kebudayaan.
Selain melihat perkembangan bahasa Indonesia dari segi fungsi
dan kedudukannya, berdasarkan sejarah perkembangan bahasa ini dimulai
sejak masa kolonial belanda yang mulai membangun penerbit buku bacaan
yang dikenal dengan nama Commissie voor de Volkslectuur atau disebut
pula sebagai Taman Bacaan Rakyat yang kemudian diubah menjadi Balai
penerbitan tersebut juga mulai menerbitkan beragam jenis novel seperti
halnya Siti Nurbaya dan lainnya yang disebarkan dalam bahasa Melayu.
Setelah itu perkembangan pun dilanjut pada tahun 1927 yang dilakukan
oleh Jahja Datoek Kajo yang mulai menggunakan bahasa Indonesia dalam
pidato pertamanya. Sedangkan pada tanggal 28 Oktober 1928, Muhammad
Yamin melakukan peresmian untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai
bahasa persatuan dari bangsa Indonesia. Kemudian tahun 1933 mulai
berdiri para sastrawan muda seperti halnya pujangga baru yang tentunya
dipimpin oleh Takdir Alisyahbana, yang kemudian menyusun tata bahasa
baru dari bahasa Indonesia pada tahun 1936, dan pada tanggal 25 hingga
28 Juni 1938 mulai diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia yang mana
penggunaannya berlanjut hingga saat ini.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan ratusan suku yang
memiliki ribuan bahasa ibu dan budayanya. Bahasa Indonesia adalah
bahasa persatuan yang digunakan untuk menyatukan dan mempermudah
komunikasi antarsuku yang ada di Indonesia. Saat ini banyak terjadi
pergeseran makna yang membombardir kekukuhan bahasa
Indonesia.Keberadaan Bahasa Indonesia mengalami banyak
perkembangan dari sejak awal terbentuknya hingga saat ini karena
keterbukaannya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


27

Ada dua fenomena yang terjadi dewasa ini yang berkaitan dengan Bahasa
Indonesia, yaitu :
a. Fenomena Positif
Bahasa Indonesia telah berkembang dengan baik di kalangan
masyarakat. Terbukti dengan digunakannya bahasa Indonesia oleh para
ibu (khususnya ibu-ibu muda) dalam mendidik anak-anaknya. Dengan
demikian, anak-anak menjadi terlatih menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan di masa depan mereka memiliki keterampilan
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Kita juga perlu
berbangga hati dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam produk-
produk perusahaan luar negeri, baik dalam kemasannya, prosedur
penggunaannya, maupun keterangan produk yang dihasilkan. Mereka
melakukan hal ini untuk mempermudah promosi, sehingga produk
mereka laku dipasarkan di Indonesia. Dari contoh di atas, dapat
disimpulkan bahwa keberadaan bahasa Indonesia diakui oleh
masyarakat Internasional khususnya para pengusaha asing.
b. Fenomena Negatif
Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak ditemukan
perkembangan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa
Indonesia, seperti munculnya bahasa gaul, bahasa komunikasi
kelompok bermain atau bahasa prokem, bahasa SMS dan bahasa yang
sedang banyak dibicarakan belakangan ini yaitu Bahasa Alay.
Dewasa ini, kesadaran untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar
di kalangan remaja mulai menurun, mereka lebih senang menggunakan
bahasa gaul daripada bahasa Indonesia. Fenomena seperti ini seharusnya
tidak boleh terjadi, karena hal ini dapat merusak kebakuan dan
merancukan bahasa Indonesia.Bahasa Indonesia harus tetap berkembang,
walaupun diterpa oleh kemunculan bahasa-bahasa asing dan bahasa
pergaulan.
Kita seharusnya malu jika tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik, karena kita pemiliknya. Sekarang ini, kita cenderung

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


28

menyepelekan dan mencampuradukkannya dengan bahasa daerah, seperti


mencampurnya dengan bahasa Jawa. Fenomena ini sering kali kita jumpai
dalam pergaulan sehari-hari, contohnya di sekolah, saat jam pelajaran kita
menggunakan bahasa Indonesia, tetapi saat kembali bercengkerama
dengan teman-teman, kita lupa akan bahasa Indonesia.
Apalagi dengan kemunculan bahasa gaul dan bahasa prokem yang
ternyata sudah dibukukan oleh salah seorang artis ternama kita, Debbie
Sahertian. Jadi, sebaiknya antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia
harus berkembang seimbang, agar peran bahasa Indonesia di era global ini
diakui dan tetap berdiri tegak di bumi Indonesia. Bahasa gaul, bahasa
prokem, bahasa Indonesia yang mengalami penginggrisan harus dapat
ditekan dan hanya sebatas untuk komunikasi pergaulan. Bahasa pada
hakikatnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan.
Oleh karena itu, bahasa Indonesia dalam konteks kebudayaan nasional
merupakan komponen yang paling representatif dan dominan, termasuk
upaya melanggengkan kesatuan bangsa (Hasan Alwi:1998).
Orang Indonesia sebaiknya belajar mencintai bahasa nasionalnya dan
belajar memakainya dengan kebanggaan dan kesetiaan, sehingga membuat
orang Indonesia berdiri tegak di dunia ini walaupun dilanda arus
globalisasi dan tetap dapat mengatakan dengan bangga bahwa orang
Indonesia menjadi bangsa yang berdulat yang mampu menggunakan
bahasa nasionalnya untuk semua keperluan modern.
Kita tidak boleh kalah dengan bangsa lain, seperti Arab, Italia, Jerman,
Prancis, Jepang, Korea dan Cina yang bahasanya bukan Inggris, tetapi
tidak mengalami proses penginggrisan yang memprihatinkan. Masyarakat
Indonesia harus dapat menunjukkan ketahanan budayanya, warganya
hanya perlu diberi semangat dan didorong agar jangan cepat menyerah.
Untuk meningkatkan peran bahasa Indonesia di era global dan tetap
mempertahankan budaya daerah seharusnya pemerintah memberlakukan
peraturan atau Undang-undang tentang tata susunan, isi, dan penggunaan
bahasa Indonesia yang benar dalam surat kabar, tabloid, maupun majalah-

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


29

majalah remaja. Sebaiknya dalam majalah remaja perlu diisikan kolom


khusus bacaan berbahasa Indonesia yang benar, untuk media elektronik,
seperti TV khususnya televisi swasta dan radio diadakan acara debat,
cerdas tangkas, diskusi, dan acara yang menggunakan bahasa Indonesia
yang benar. Tetap diadakan ujian nasional bahasa Indonesia dan
pemberian penghargaan kepada orang yang mampu berbahasa Ind\onesia
dengan baik dan benar Dari uraian di atas, setidaknya hal yang perlu
diingat adalah hanya bahasa Indonesialah yang mampu mendekatkan
sekaligus menyatukan berbagai etnis di Indonesia, sehingga mereka dapat
berkomunikasi dengan lancar dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
Indonesia bukanlah satu-satunya lambang identitas kebangsaan di NKRI.
Hal-hal lain, seperti komitmen pada bendera Merah Putih juga merupakan
lambang identitas bangsa. Tetapi, satu hal yang patut direnungkan dalam
konteks ini keduanya dapat melahirkan sikap mental yang menumbuhkan
rasa kebersamaan.

4. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan
yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak usia dini adalah usia di mana anak masih dalam pertumbuhan
dan perkembangan dalam berbagai segi termasuk otaknya. Usia dini
(0-6 tahun) adalah masa keemasan (The Golden Age) yang perlu
mendapat rangsangan (Intervensi) yang tepat untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal.
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya
dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


30

perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak. Dengan


menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi
pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk
mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari
lingkungan. Melalui cara mengamati, meniru dan bereksperiman yang
berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan
kecerdasan anak.
Berdasarkan uraian diatas, setiap anak pada dasarnya memliliki
potensi atau kemampuan untuk berpikir, berkreasi, berkomunikasi
dengan orang lain dan potensi lainnya.Sehingga untuk
mengembangkan potensi tersebut harus diperlukan bimbingan orang
tua, pendidik atau orang dewasa lainnya, supaya memperoleh hasil
maksimal dan positif. Pengembangan potensi tersebut harus dimulai
sejak usia dini, sebab pada usia tersebut merupakan dasar untuk
perkembangan berpikir pada masa-masa berikutnya.

b. Perkembangan Anak Usia Dini


Perkembangan sebenarnya tidak terjadi dalam kotak yang terpisah-
pisah namun untuk menyederhanakan dan memudahkannya
perkembangan sering dibagi kedalam beberapa aspek. Dodge, dkk.
Membagi area perkembangan kedalam enam aspek yaitu :
1) Perkembangan fisik dan motoric
Suatu perbedaan mencolok antara anak prasekolah dengan
bayi dan balita adalah anak prasekolah tidak lagi mempunyai
lemak bayi dan tampak lenih ramping dan semampai.Anak juga
senang berpartisipasi dalam aktifitas gerak ringan seperti
menggambar, mewarnai, melukis, memotong dan
menempel.Karenya, mereka membutuhkan program yang menckup
gerak dan permainan, yang didukung oleh gizi baik dan kebiasaan
sehat sering beristirahat dan kebersihan.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


31

2) Perkembangan Kognitif
Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif kedalam
emapat tahap, yaitu: sensori motor (0-2 tahun), praoperasional (2-7
tahun),operasional konkret (7-14 tahun),dan formal operasional (14
tahun - dewasa). Dilihat dari tahap menurut Piaget, anak usia TK
berada pada tahap pra-operasional, yaitu tahapan di mana anak
belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai
dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk
mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol.
Melalui kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau
berfantasi tentang berbagai hal.
3) Perkembangan Bahasa
Kemampuan berbahasa anak tumbuh dan berkembang pesat
selama masa prasekolah.Kosakata, jumlah kata yang diketahui
anak, terus berkembang.Panjang kalimat juga meningkat dan anak
terus menerus menguasai sintaksi dan tata bahasa.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan sarana yang
sangat penting dalam kehidupan anak. Disamping itu,bahasa juga
merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada
orang lain yang sekaligus berfungsi untuk memahami pikiran dan
perasaan oranglain.
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak,
produk bahasa mereka juga meningkat dalam kuantitas, keluasaan
dan kerumitannya.Anak-anak secara bertahap bekembangan dari
melakukan suatu ekspresi dengan berkomunikasi. Mereka dapat
menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya,
berdialog, dan bernyanyi. Sejak usia dua tahun anak menunjukkan
minat untuk menyebut nama benda, serta terus berkembang sejalan
dengan bertambahnya usia mereka sehingga mampu
berkomunikasi dengan lingkungan yang lebih luas, dan dapat
menggunakan bahasa dengan ungkapan yang lebih kaya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


32

4) Perkembangan sosial-emosional
Muhibin mengatakan bahwa perkembangan sosial
merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam
masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa,dan
seterusnya.Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang
bergejolak dalam diri individu yang sifatnya disadari.
Perkembangan sosial-emosional meliputi perkembangan
dalam hal emosi, kepribadian, dan hubungan interpersonal. Selama
tahun Kanak-kanak awal, perkembangan sosial-emosional berkisar
tentang proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari
nilai-nilai dan perilaku yang diterima dari masyarakat. Pada usia
tersebut, terdapat tiga tujuan dalam perkembangan sosial
emosional,yaitu :
a) Mencapai sense of self atau pemahaman diri sendiri serta
berhubungan dengan orang lain.
b) Bertanggung jawab dengan diri sendiri meliputi kemampuan
untuk mengikuti aturan dan rutinitas,menghargai oranglain,dan
mengambil inisiatif.
c) Menampilkan perilaku sosial,seperti empati,berbagi dan
menunggu giliran.
5) Nilai agama dan Moral
Setiap anak, terutama di Indonesia, selalu dibesarkan
dengan nilai-nilai agama. Si Kecil perlu mengenal agama yang
dianut dan menjalankan ibadah, plus berkomunitas.Agama juga
banyak mengajarkan sikap-sikap yang benar, seperti menolong
sesama, jujur, sopan, hormat, dan toleransi dengan penganut agama
yang berbeda.
Bila nilai-nilai ini dikembangkan, niscaya akan membawa
hal baik pada masyarakat Indonesia secara majemuk. Orang tua
dan lingkungan terdekat sebaiknya mempraktikkan nilai-nilai

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


33

agama dan moral ini, untuk mendukung si Kecil mendapat nilai-


nilai yang benar.
6) Seni
Setiap anak terlahir imajinatif. Maka, tidaklah aneh kalau
seni termasuk dalam 6 aspek perkembangan anak usia dini. Dia
bisa bereksplorasi dan mengekspresikan diri dalam hal musik,
drama, lukisan, kerajinan, dan masih banyak lagi.Ia juga lebih
menghargai hasil karya seni.

Dalam tinjauan psikologi terdapat empat teori besar yang


mendasari perkembangan manusia diantaranya adalah: teori
psikoanalisis, teori kematangan, teori belajar- sosial serta teori
perkembangan kognisi. (Safrurudin Aziz, 13-14:2017).
1. Teori Psikoanalisis
Teori psikoanalisis diciptakan oleh Sigmund Freud (1856-
1939) adalah salah satu pendekatan psikologi yang meyakini
bahwa perkembangan seorang anak lebih dipengaruhi oleh faktor
biologis (gen) dan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan.
Sigmund Freud sebagai mana dikutip Pratisti, menyatakan bahwa
perkembangan psikologi atau kepribadian seorang pada hakikatnya
terbentuk berdasarkan perpaduan antara id, ego dan superego. Id
berisi dorongan dari dalam individu salah satunya adalah libido
seksual atau perasaaan seksual anak yang dilakukan melalui
berbagai aktirvitas yang mengarah pada kenikmatan seperti:
mempertonton atau melihat bagian tubuh diri sendiri atau orang
lain, menghambat atau melepaskan kotoran dari anak, gerakan-
gerakan tubuh seperti berayun atau bahkan memukul.
Ego merupakan tuntutan realitas yang bertugas membuat
keputusan rasional. Sedangkan superego merupakan badan moral
yang mampu memberikan keputusan bahwa Sesuatu itu benar atau
salah

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


34

2. Teori Kematangan (Maturation theory)


Penggagas Teori Kematangan (Maturation theory) adalah
Arnold Gessel (1880-1961).Menurut teori ini perkembangan
seorang anak merupakan produk dari lingkungan. Namun secara
fundamental perkembangan anak ditemukan oleh unsur dari dalam
yang sering disebut dengan gen. Semakin bertambah tua seseorang
akan menjadi semakin matang, sehingga perubahan usia dan
kematangan itulah yang mendasari lahirnya teori kematangan.
Dalam konteks perkembangan kematangan pada anak usia dini
secara umum terjadi secara bervariasi, misalnya: usia ketika mulai
mampu duduk, beridiri, serta berlari antara anak yang satu berbeda
dengan anak yang lain.
3. Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial dikemukakan oleh Albert Bandura dan
Walter Mischel.Menurut teori belajar sosial, perilaku, limgkugan
dan kognisi seseorang merupakan kunci keberhasilan dalam
perkembangan. Apabila organisme berada dalam lingkungan sosial
maka ia akan belajar secara cepat melalui observasi pada prilaku
orang lain maka ia akan melibatkan fungsi kognitif dan ketika
mengulang-ulang prilaku terjadilah penguatan yang luar biasa.
Sehingga inti dari teori ini adlah membentuk prilaku sosial melalui
proses imitasi atau proses meniru. Objek imitasi tidak hanya model
yang hidup namun juga model-model simbolik yang diperoleh
melalui media massa. Individu akan berperilaku tertentu sebagai
hasil dari meniru orang lain yang kemudian diulang-ulang dan
akhirnya terintegrasi menjadi bagian dari dirinya.
4. Teori perkembangan kognisi
Teori ini dikemukakan oleh seorang psikolog Swiss Jean
Piaget (1896-1980). Teori ini menyatakan bahwa anak akan
membangun dunia kognitif mareka sendiri karena anak mampu

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


35

mengolah informasi yang diterima untuk mengembangkan gagasan


baru, tidak hanya sekedar menerima informasi dari lingkungan.
c. Karateristik perkembangan anak usia dini
Masa anak usia dini disebut juga sebagai masa awal kanak-kanak
yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri. Ciri-ciri ini tercermin
dalam sebutan-sebutan yang diberikan oleh para orang tua, pendidik
dan ahli psikologi untuk anak usia dini (Hurlock, 1993). Bagi orang
tua, masa awal kanak-kanak merupakan usia yang sulit, karena anak-
anak berada dalam proses pengembangan kepribadian, proses ini
berlangsung dengan disertai prilaku-prilaku yang kurang menarik
untuk orang tua, misalnya melawan orang tua, marah tanpa alasan,
takut yang tidak rasional, dan sering juga merasa cemburu. Selain
dikatakan sebagai usia dini oleh orang tua juga dianggap sebagai usia
bermain karena masa-masa ini kanak-kanak menghabiskan banyak
waktu untuk bermain dan puncaknya ada pada tahun-tahun tersebut.
(Riana Mashar, 7:2011).
Menurut Hurlock (1991), ada tiga kriteria praktis dan mudah
diterapkan untuk mengetahui keadaan anak yang telah mencapai masa
peka (siap ajar), yaitu:
5. Minat belajar. Anak dikatakan siap belajar ketika ia mulai
menunjukkan minat belajar dengan keinginan untuk diajar atau
belajar sendiri. Minat mulai timbul dari keinginan anak untuk
meniru saudara kandung atau temannya yang lebih besar.
6. Minat yang bertahan. Ketika anak telah siap belajar, minat
mareka tetap walaupun mareka menghadapi hambatan dan
kesulitan.
7. Kemajuan. Dengan berlatih dengan anak yang telah siap belajar
akan menunjukkan kemajuan walaupun sedikit dan berangsur-
angsur. (Riana Mashar, 10-11:2011).

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


36

B. Studi Relevan
Studi relevan merupakan penelitian yang hampir serupa sudah
dilakukan oleh penelitian lain relevan dengan maslah yang diteliti. Oleh sebab
itu dikemukakan beberapa penelitian lain yang pernah dilakukanberikut ini:
1. Penelitian dilakukan oleh Meryam Nurlaila pada tahun 2017 (Maryam
Nurlaila, 2017), dengan judul “Pengaruh Bahasa Daerah (Ciacia) terhadap
Perkembangan Bahasa Indonesia anak usia 2 sampai 6 tahun didesa
Halimombo Jaya”. Permasalahan pokok pada latar belakang masalah
penelitian tersebut dinyatakan pengaruh bahasa daerah terhadap
perkembangan bahasa Indonesia pada bahasa lisan anak-anak usia 2
sampai 6 tahun. Dipilihnya penelitian ini, karena bahasa daerah dianggap
memengaruhi perkembangan bahasa Indonesia anak.
2. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Astuti Rahman pada tahun 2016,
dengan judul “Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Peserta Didik Kelas 1 SD Inpres Maki Kecamatan Lamba-Leda
Kabupaten Manggarai Timur.” Penelitian ini dilatar belakangi oleh
kemampuan anak untuk berbahasa daerah mempengaruhi hasil belajar
bahasa Indonesia anak.
3. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nurul Hikmah Kadir pada tahun
2017UIN Alahuddin Makassar, dengan judul “Pengaruh penggunaan
Bahasa Daerah terhadap Minat dengar Radio Gamasi 105.9FM”.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh peneliti ingin melihat gambaran
pengaruh penggunaan bahasa daerah bugis Makassar terhadap minat
pendengar dalam siaran radio gamasi 105.9 FM .
4. Penelitian dengan judul “ Pola Relasi orang tua kepada anak di desa
kampong baru kecamatan bajubang kabupaten batang hari” penelitian ini
dilakukan oleh Nora Febrianti Savitri 2019 UIN STS JAMBI dimana
penelitian ini dilatarbelakangi oleh relasi orang tua dengan anak nya
bagaimana relasi orang tua yang sibuk dan susah membagi waktu dengan
anaknya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2013:3)
metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian pendidikan dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditentukan, dikembangkan dan dibuktikan. Suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang
pendidikan.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Alasan
memilih pendekatan deskriptif kualitatif karena gejala-gejala informasi
atau keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian
berlangsung yang menunjukan bahwa penelitian ini terjadi secara alamiah
dan tanpa adanya manipulasi keadaan dan kondisi yang ada. Berdasarkan
uraian tersebut maka dalam penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif kualitatif.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah
metodepenelitian deskriptif kualitatif.Maka dalam memperoleh data yang
dilakukan melalui berbagai teknik yang disusun secara sitematis untuk
mencari pengumpulan data hasil penelitian yang sempurna.Penulis
melakukan penelitian dengan studi deskriptif karena sesuai dengan sifat
masalah serta tujuan penelitian yang ingin diperoleh.
Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012:3) menyatakan metode ini untuk
mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mendukung

37

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


38

makna.Menurut Nazir dalam Andi Prastowo (2011:186), metode


deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menelitistatus
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistempemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelurahan Sungai Lokan Kecamatan
Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pemilihan lokasi tersebut
sebagai tempat penelitian, didasarkan atas pemikiran bahwa fokus
permasalahan penelitian yang akan terjadi objek ini relevan dengan
keadaan pokok permasalahan penelitian ini.
Alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu:
a. Keterjangkauan lokasi penelitian
b. Situasi sosial sebelum mengadakan penelitian telah berkomunikasi
dengan pihak Kelurahan setempat sehingga mendapat izin secara
informal.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak usia 5-6 tahun, dan
selanjutnya orang tua sebagai informan sedangkan masyarakat, Lurah,
dan sebagian didatangi secara langsung untuk diamati secaara langsung.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian dibagi dalam dua jenis
data yaitu:
a) Data primer, merupakan data yang dilakukan melalui observasi dan
wawancara. Data yang diperoleh melalui observasi yaitu:
1) Mengamati kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak
2) Mengamati situasi perkembangan bahasa Indonesia anak
Data pokok yang diperoleh melalui wawacara yaitu:

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


39

1) Mengetahui sejauh mana pemahaman anak terhadap bahasa


Indonesia
b) Data sekunder yaitu datapendukung berkaitan dengan permasalahan
penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang telah tersedia
sebelumnya. Adapun dokumen atau data tersebut meliputi (1) foto;(2)
Voice;(3) Video dan catatan-catatan lainnya.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah semua unsur yang ada di
kelurahan sungai lokan yang meliputi :
a) Orang tua
b) Anak umur 5-6 tahun
c) Masyarakat
D. Tehnik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitin ini adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut dipaparkan masing-masing
metode tersebut :
1. Observasi (Pengamatan)
Menurut Sugiyono (2015: 204) observasi merupakan kegiatan
pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Apabila dilihat pada proses
pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi partisipan
dannon-partisipan. Jenis observasi yang digunakan pada penelitian ini
adalahobservasi non-partisipan.Dalam melakukan observasi, peneliti
memilih hal-hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian.
2. Wawancara (Interview)
Dalam Sugiyono (2015:529) wawancara digunakan sebagai tehnik
pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang diteliti dan
untuk mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam dan jumlah
responden sedikit/kecil.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


40

3. Dokumen analisis
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara
yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk
buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan
serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelah.
Dokumen analisis yang di gunakan untuk memperoleh data-data
yang tidak biasa di dapatkan dengan teknik wawancara maupun teknik
observasi.Teknik dokumentasi yang di peroleh adalah foto, gambar,
bagan, struktur dan catatan-catatan yang di peroleh dari subjek peneliti.
Dokumentasi penulis lakukan dengan melihat proses kehidupan sehari-
hari orang tua Kelurahan Sungai Lokan.
E. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisa data yang
bersifat deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan data yang di peroleh
melalui teknik pengumpulan data.Di jelaskan mengenai teknik yang di
gunakan dalam mengambil data dan analisis data.Dari semua data yang telah
di peroleh dalam penelitian baik saat melalukan observasi yang menggunakan
kisi-kisi sebagai bahan acuan dan lembar observasi yang datanya tentang
manajemen pengelolaan kelas. Di perkuat dengan hasil wawancara yang di
lakukan peneliti dengan orang tua yang menjadi dokumen analisis karena
penelitian ini menggunakan kualitatif jadi terdapat tiga langkah yaitu : reduksi
data, penyajian data, verifikasi atau penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data :
Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskanpada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah di reduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila di
perlukan. Dalam kaitan ini peneliti mereduksi data-data yang telah di
dapat dari hasil observasi dan wawancara dan di rangkum satu per satu

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


41

agar memudahkan peneliti dalam memfokuskan data.Data yang tidak


terkait dengan permasalah tidak di sajikan dalam bentuk laporan.
2. Display Data :
Setelah data di reduksi maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data (Display Date).Data-data yang berupa tulisan tersebut
di susun kembali secara baik dan akurat untuk dapat memperoleh
kesimpulan yang valid sehingga lebih memudahkan peneliti dalam
memahami. Penyajian data salam penelitian berbentuk uraian yang
singkat dan jelas.
3. Verifikasi/ Kesimpulan :
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang di harapkan adalah
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada atau berupa gambaran
suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga
setelah di teliti menjadi jelas. Kesimpulan ini masih sebagai hipotesis dan
dapat menjadi teori jika di dukung oleh data-data yang lain. Analisi data
yang terakhir adalah penarikan kesimpulan dari hasil penelitian.Pada
prosedur ini peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data yang telah di
kumpulkan. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah dan
pertanyaan yang telah di ungkapkan peneliti sejak awal.
Dalam penelitian ini, berarti kesimpulan yang di dapatkan
merupakan temuan mengenai Pengaruh Bahasa Daerah (Bugis) yang
digunakan orang tua dalam kehidupan sehari-hari terhadap perkembangan
bahasa Indonesia anak usia dini yang telah di peroleh dari data penelitian
yang di lakukan oleh peneliti.
F. Uji keabsahan Data
Agar hasil penelitian mempertanggung jawabkan maka di kembangkan
tata cara untuk mempertanggung jawabkan keabsahan hasil penelitian. Karena
tidak mungkin melakukan pengecekan terhadap instrument penelitian yang di
perankan peneliti itu sendiri. Maka yang akan di periksa adalah keabsahan
datanya. Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan uji
kreabilitas.Uji kreabilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


42

dalam dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi.Pemeriksaan


keabsahan data di terapkan dalam membuktikan hasil penelitian dengan
kenyataan yang ada dalam lapangan.
Teknik keabsahan data dalam penelitian ini adalah menggunak teknik
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan.
Triangulasi ini di lakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan
metode pengumpulan data, apakah informasi yang di dapat dengan
metodeinterview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi
sesuai dengan informasi yang di berikan ketika di-interview.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi metode yang di
lakukan untuk menguji sumberdata, apakah sumber data ketika di-interview
dan di observasi akan memberikaninformasi yang sama atau berbeda.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan proposal kemudian dilanjutkan
perbaikan hasil seminar setelah pengesahan judul dan izin riset maka, peneliti
mengadakan pengumpulan data verifikasi dan analisis data dalam waktu
berurutan.Hasilnya peneliti melakukan konsultasi dengan pembimbing
sebelum diajukan ke sidang munaqosah.Hasil sidang munaqosah dilanjutkan
dengan perumusan laporan penelitian. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


43

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


44

BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. TEMUAN UMUM
1. Geografis
Secara geografis Kelurahan Sungai Lokan merupakanibu
kotakecamatanSadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi,
Indonesia. Pada tahun 2020, penduduk kelurahan ini berjumlah 3.560
jiwa.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Lokan,_Sadu,_Tanjung_Jabung_Ti
mur).
Dengan meliputi wilayah seluas 99.180 M2 dan jumlah kepala
keluarga 567 KK. Yang berbatasan langsung dengan beberapa desa yaitu:
- Sebelah Utara : Sungai Sadu
- Sebelah Selatan : Desa Sungai Jambat, Desa Simpang Datuk
- Sebelah Timur : Desa Sungai Itik
- Sebelah Barat : Desa Simpang Jelita. (Sumber data: dokumensi
profil Kelurahan Sungai Lokan 2020)
Kelurahan Sungai Lokan memiliki iklim yang cukup baik serta
curah hujan yang cukup tinggi.Tetapi bila musim panas tiba, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur termasuk daerah yang rawan kebakaran.Hal ini
disebabkan sebagian besar tanaman yang ada adalah tanaman sawit dan
tanah gambut.

2. Visi dan Misi


Visi :“Mewujudkan Pelayanan Prima Pemerintah Kelurahan
Sungai Lokan menuju Tanjung Jabung Timur Merakyat 2016-2021”

Adapun misi Kelurahan Sungai Lokan adalah :


8. Meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil Negara yang Profesional
dan akuntabel
9. Meningkatkan kinerja dan disiplin Aparatur Sipil Negara

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


45

10. Meningkatkan Kualitas pelayanan administrasi


11. Mengembangkan sistem informasi Pelayanan berbasis teknoligi
informasi
12. Mengikutsertakan peran serta masyrakat dan menciptakan sinergi
Aparatur Kelurahan.

3. Susunan Organisasi Kelurahan Sungai Lokan


STRUKTUR ORGANISASI
KELURAHAN SUNGAI LOKAN KECAMATAN SADU
(PERBUP TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2016)
Lurah : Islamuddin, SE
Sekertaris Lurah : Hasnuddin, SE
KASI Pemerintahan : Saleng
KASI Trantib : Muhammad Rasyid
KASI Pembangunan : Agus Salim
Kepala Kesra dan Pelayanan: Kuslan

Tabel. 4.1 Struktur Organisasi Kelurahan Sungai Lokan

LURAH

Islamuddin, SE

Sekertaris Lurah

Hasnuddin, SE

KASI Pemerintahan KASI Pembangunan


Saleng Agus salim

KASI Trantib Kepala Kesra dan


Muhammad Rasyid Pelayanan
Kuslan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


46

4. Pendidikan
Dari total jumlah penduduk Masyarakat Kelurahan Sungai Lokan
yang berjumlah 3.560 orang adapun yang telah mengenyam pendidikan
diantaranya adalah SD (Sekolah Dasar) : 483 orang, SMP (Sekolah
Menengah Pertama): 416 orang, SMA (Sekolah Menengah Atas) : 70
orang, Akademi/D1-D3: 12 orang dan Sarjana S1: 9 orang. Sedangkan
yang tidak lulus sekolah dan tidak sekolah adalah 200 orang. (Sumber
data: dokumen profil Kelurahan Sungai Lokan 2020).

Tabel. 4.2Lembaga Pendidikan Kelurahan Sungai Lokan


Jenjang Jumlah
PAUD 1
TK/RA 1
SD 4
SMP 1
SMA 1
Sumber data: dokumensi profil Kelurahan Sungai Lokan 2020

5. Ekonomi Masyarakat
Berdasarkan keadaan Kelurahan Sungai Lokan sebagian besar
masyarakat berprofesi sebagai Petani dan Wiraswasta/Pedagang.
Adapun beberapa Pekerjaan/Mata Pencarian Masyarakat Sungai
Lokan yaitu:
a. Karyawan : 27 orang
b. Wiraswasta/Pedagang : 216 orang
c. Petani : 584 orang
d. Nelayan : 12 orang
e. Buruh Tani : 85 orang
f. Peternak : 2 orang
g. Jasa : 16 orang
h. Lainnya : 27 orang
i. Tidak bekerja/Pengangguran : 63 orang

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


47

B. Temuan Khusus dan Pembahasan


1. Respon anak dalam Berkomunikasi terhadap Bahasa Daerah Bugis
dengan Orang Tua di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan
Pada umumnya bahasa yang di gunakan dalam berkomunikasi
sehari-hari masyarakat Kelurahan Sungai Lokan menggunakan bahasa
Bugis.Kontak bahasa yang terjadi antara anak-anak dan masyarakat di
sekitar lingkungan juga dilakukan dengan bahasa Bugis. Hal ini sangat
besar pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa Indonesia anak.
Bentuk pengaruh tersebut dapat diketahui dari adanya unsur-unsur
bahasa Bugis yang masuk dalam bahasa Indonesia pada bahasa lisan
anak-anak di Kelurahan Sungai Lokan.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas menganairespon
anak dalam berkomunikasi yang di pengaruhi bahasa Daerah Bugis
dengan orang tua di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan, peneliti
mewawancarai beberapa orang tua yang berkomunikasi dengan anaknya
di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan sebagai berikut:
Data hasil observasi tentang Respon anak dalam Berkomunikasi
yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis dengan OrangTua diperkuat
dengan wawancara dengan Buk Sairin berikut ini:
Anak saya Aditya umur 6 tahun, karna saya sering menggunakan
bahasa bugis saat berkomunikasi dengan anak saya, maka dia juga
sering berbicara dengan bahasa bugis bahkan dia sering meminta
sesuatu kepada saya juga menggunakan bahasa bugis. Anak saya
sering mencampurkan bahasa bugis dengan bahasa Indonesia,
contohnya “melokka makan” dimana melokka adalah bahasa bugis
artinya saya mau dan makan adalah bahasa Indonesia yang artinya
makan.(Wawancara 23 januari 2020)

Data hasil observasi tentang Respon anak dalam Berkomunikasi


yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis dengan OrangTua diperkuat
dengan wawancara dengan Buk Dewi berikut ini:
Hubungan saya dan anak saya berlangsung saat setelah anak saya
di pulangkan dengan nenek nya, anak saya yaitu Andi Wibi
dititipkan di tempat nenek nya. Mengenai perkembangan bahasa
anak saya sangat lancar menggunakan bahasa bugis mungkin

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


48

dikarnakan dia sering di titip tempat nenek nya soalnya di sana


nenek nya selalu berbicara menggunakan bahasa bugis saat
berkomunikasi dengan anak saya. Meski disisi lain saya jarang
menggunakan bahasa bugis tapi anak saya tidak jarang
menggunakan bahasa bugis ketika berkomunikasi baik dengan saya
maupun dengan bapaknya. Mungkin hal ini dipengaruhi dengan
nenek nya sehingga saya pun jika anak saya menggunakan bahasa
bugis saat berbicara dengan saya maka saya juga akan ikut
berbicara bahasa bugis meski itu bercampur dengan bahasa
Indonesia.(Wawancara 23 januari 2020)

Data hasil observasi tentang Respon anak dalam Berkomunikasi


yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis dengan OrangTua diperkuat
dengan wawancara dengan Buk Erna Yanti berikut ini:
Anak saya Raffa seringkali berbicara dengan saya menggunakan
bahasa bugis dan dicampur dengan bahasa Indonesia, dimana
bahasa yang tidak dia tahu bahasa bugis nya maka dia
menggunakan bahasa Indonesia dan terkadang juga dia tau bahasa
Indonesia nya sesuatu barang tapi dia tetap menggunakan bahasa
bugis. Anak saya banyak berteman dengan teman-teman nya yang
sebaya juga orang bugis asli jadi terkadang saya belum ajarkan dia
Sesuatu nama barang yang memankai bahasa bugis tapi dia sudah
tau bahasa bugisnya.(Wawancara 25 januari 2020)

Data hasil observasi tentang Respon anak dalam Berkomunikasi


yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis dengan OrangTua diperkuat
dengan wawancara dengan Buk Assa berikut ini:
Saya mempunyai 2 orang anak usia anak pertama saya 13 tahun
kelas 2 SMP dan anak kedua saya berusia 6 tahun yaitu Syawal,
saya dan suami saya sudah berpisah lama dan anak saya kedua-
duanya tinggal sama saya. Sekarang saya tinggal bersama ibu saya
dan kedua anak saya dimana mareka lah yang membantu saya
untuk berjualan kue sehari-hari, kami berjualan didepan rumah
dan pembeli disini banyak orang bugis, jawa dan melayu. Tapi
karna saya orang bugis otomatis kue yang saya jual banyak kue
bugis dan dari sini lah anak saya belajar bahasa bugis karna mareka
membantu saya jualan kue. Pembeli yang orang bugis biasanya
berbicara menggunakan bahasa bugis, jadi anak saya jika berbicara
dengan saya sering mencampurkan bahasa bugis yang dia tau
dengan bahasa Indonesia contohnya “engkaga kue putu mak” yang
dimana engkaga itu bahasa bugis artinya ada dak sedangkan kue
putu mak adalah bahasa Indonesia yang arinya kue putu mamak
juga. (Wawancara 26 januari 2020)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


49

Data hasil observasi tentang Respon anak dalam Berkomunikasi


yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis dengan OrangTua diperkuat
dengan wawancara dengan Buk Jannah berikut ini:
Respon anak saya ketika berbahasa bugis dia juga merespon
dengan bahasa bugis disini saya lebih sering menggunakan bahasa
daerah kepada anak saya, sehingga anak saya kalau berbicara baik
dengan teman-teman sekolahnya kadang mencampur bahasa
Indonesia dengan bahasa bugis terkadang gurunya juga bilang
kalau anak saya Firdah sering berkomunikasi bahasa Indonesia tapi
dengan memasukkan bahasa daerahnya bugis. (Wawancara 27
februari 2020)

Dari hasil wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa


orang tua dan anak di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan dimana respon
anak dalam berkomunikasi dengan orang tua nya di pengaruhi oleh
bahasa bugis sehingga berdampak pada perkembangan bahasa Indonesia
anak itu sendiri.
Hal ini didukung hasil dari pengamatan peneliti pada masa riset:
ketika peneliti datang berkunjung kerumah ibu-ibu yang mempunyai
anak usia 6 tahun di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan terlihat orang tua
baik itu ayah atau ibu dari anak tersebut saat berkomunikasi dengan anak
nya menggunakan bahasa bugis.
Alasan yang mendasar dari orang tua yang menggunakan bahasa
bugis saat berkomunikasi dengan anaknya ialah agar anak nya bisa
berbahasa daerah nya sehingga dapat mengembangkan bahasa sukunya.
Mengunakan bahasa bugis berbicara dengan anak nya juga membantu
orang tua agar dapat menyimpan ataupun menyembunyikan jika orang
tua sedang marah dengan anaknya maka orang tua menggunakan bahasa
bugis agar orang di sekitar lingkungan yang bukan orang bugis maka dia
tidak akan mengerti perkataan orang tua kepada anaknya yang sedang
marah.
Selanjutnya untuk mengetahui lebih jauh Respon anak dalam
Berkomunikasi yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis dengan Orang

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


50

Tua di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan, Data hasil observasi tentang


Respon anak dalam Berkomunikasi yang di pengaruhi Bahasa Daerah
Bugis dengan OrangTua diperkuat dengan wawancara dengan Buk
Beccek berikut ini:
Sudah lama saya berjualan disini di RT 01 ini dan sampai saat ini
saya setiap hari menemukan anak yang mencampur bahasa
Indonesia dengan bahasa bugis saat dia berbelanja disini, baik itu
dia sendiri atau pun dengan orang tua nya. Tak jarang pula anak-
anak main didepan rumah saya ini anak-anak yang berusia 5-6
tahun mareka bermain bersama teman sebaya nya dan juga
menggunakan bahasa Indonesia tapi tidak terlepas dengan bahasa
bugis. (Wawancara 25 januari 2020)

Data hasil observasi tentang Respon anak dalam Berkomunikasi


yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis dengan OrangTua diperkuat
dengan wawancara dengan Bapak Ajis berikut ini:
Saya sebagai ayah dari 3 orang anak di antara anak-anak saya
Daffa adalah anak yang terakhir dengan usia 6 tahun dia sudah
menggunakan bahasa bugis tetapi masih dengan campuran bahasa
Indonesia, ini dikarnakan bahasa sehari-hari yang saya dan ibu nya
gunakan bahasa bugis jadi dia mengikuti nya dan di campurkannya
bahasa Indonesia karna dia disekolah menggunakan bahasa
Indonesia.( Wawancara 27 januari 2020)

Data hasil observasi tentang Respon anak dalam Berkomunikasi


yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis dengan OrangTua diperkuat
dengan wawancara dengan Buk Muliayana berikut ini:
Nama anak saya Rifki, saya sering menggunakan bahasa bugis dan
respon anak saya sering menggunakan bahasa bugis tapi di campur
bahasa Indonesia dalam tuturan bahasa indonesia nya ada masuk
bahasa bugis seperti mau makan “ melokka makan” itu lah jadi dia
sering mencampur-campurnya. (Wawancara 16 Februari 2020)

Observasi peneliti setelah mewawancarai beberapa responden


berikut peneliti mendatangi salah satu rumah untuk melihat Respon anak
dalam Berkomunikasi yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis dengan
Orang Tua di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan terlihat dimana orang tua
tetap asik dengan aktifitasnya bersama anak. Orang tua bermain sama
anak nya dan bercerita dengan anak nya tapi masih dengan bahasa

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


51

Indonesia tapi tidak luput dengan bahasa bugis yang masuk di unsur-
unsur percakapan lisan orang tua dan anak tersebut.
Tabel 4.3.Bahasa yang di Gunakan Syawal usia 6 tahun
Nama Usia Bahasa Makna
Anak Anak Yang
sebenarnya
Syawal 6 tahun Lisuni ga Bapak Sudah pulang
dari kebun tidak Bapak dari
kebun
Mau kak cemme Saya mau
baru mandre mandi baru
makan
Melokkak ambil Mau ambil duit
duit dulu kibola dulu dirumah
Mau ka Melli es Beli saya es
Sumber data: hasil wawancara tahun 2020
Syawal dalam berkomunikasi mengucapkan kata-kata yang sudah bisa
dipahami oleh lingkungan keluarga dan di tempat dia bermain. Bahasa yang
digunakan keluarganya adalah bahasa bugis dan bahasa indonesia dan
didukung pula bahasa yang digunakan anak-anak teman dia bermain adalah
bahasa Bugis sehingga bahasa yang digunakan Syawal bahasa Indonesia
namun terkadang bahasa Bugis juga ikut masuk ke dalam bahasa Indonesia
yang digunakan Syawal. Hal ini dapat dilihat dari tuturan Syawal:
 Lisuni ga Bapak dari kebun, dimana lisuni ga yang menggunakan bahasa
bugis yang artinya sudah pulang tidak sedangkan Bapak dari kebun
adalah bahasa Indonesia yang artinya Bapak dari kebun.
 Mau ka melli es, dimana kata mau dan es adalah bahasa Indonesia yang
artinya mau dan es sedangkan ka melli adalah bahasa bugis yang artinya
saya beli.
Jadi setelah melakukan kunjungan langsung kerumah dan melihat
bahasa anak tersebut sebagai contoh di atas tersebut, dapat disimpulkan
bahwa bahasa yang digunakan Syawal adalah bahasa Indonesia yang
dipengaruhi oleh bahasa Bugis.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


52

Tabel 4.4.Bahasa yang di Gunakan Andi Wibi usia 6 tahun


Nama Usia Bahasa Makna
Anak Anak Yang
sebenarnya
Andi Wibi 6 tahun Mau mandre Mau Makan
Iyyek mak sudah Iya mak sudah
pulang pulang
Jokkai pasar Pergi pasar
Mau maccule Mau main
Sumber data: hasil wawancara tahun 2020
Andi Wibi dalam berkomunikasi mengucapkan kata-kata yang sudah
bisa dipahami oleh lingkungan keluarga dan di tempat dia bermain. Bahasa
yang digunakan keluarganya adalah bahasa bugis namun bahasa yang
digunakan anak-anak teman dia bermain adalah bahasa Indonesia sehingga
bahasa yang digunakan Andi Wibi bahasa Indonesia yang di pengaruhi
bahasa bugis, dapat dilihat dari tuturan kata nya yaitu:
 Mau mandre, dimana Mau adalah bahasa Indonesia yang artinya mau,
dan Mandre adalah bahasa bugis yang digunakan oleh Andi Wibi yang
artinya makan.
 Iyyek mak sudah pulang, dapat dilihat dari tuturan Kata Andi Wibi
dimana iyyek adalah bahasa bugis yang artinya iya sedangkan mak sudah
pualang artinya mak sudah pulang.
Jadi setelah melakukan kunjungan langsung kerumah dan melihat
bahasa anak tersebut sebagai contoh di atas tersebut, dapat disimpulkan
bahwa bahasa yang digunakan Andi Wibi adalah bahasa Indonesia yang
dipengaruhi oleh bahasa Bugis.

Tabel 4.5.Bahasa yang di Gunakan Firdausia 6 tahun


Nama Usia Bahasa Makna
Anak Anak Yang
sebenarnya
Firda 6 tahun Lihat mega ikan Lihat banyak
disini ikan disini
Tidak mau juga Tidak mau juga
aku beppa aku kue
Disitu bola ku Disitu rumah ku

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


53

Mau makan dulu Mau makan


malufu dulu lapar
Sumber data: hasil wawancara tahun 2020
Firda dalam berkomunikasi mengucapkan kata-kata yang sudah bisa
dipahami oleh lingkungan keluarga dan di tempat dia bermain. Bahasa yang
digunakan keluarganya adalah bahasa bugis namun bahasa yang digunakan
anak-anak teman dia bermain adalah bahasa Indonesia sehingga bahasa yang
digunakan Andi Wibi bahasa Indonesia yang di pengaruhi bahasa bugis,
dapat dilihat dari tuturan kata nya yaitu:
 Lihat mega ikan disini, dimana lihat, ikan disini adalah bahasa Indonesia
yang artinya lihat, ikan disini dan Mega adalah bahasa bugis yang
digunakan oleh Cinta Marsya yang artinya banyak.
 Mau makan dulu malufu, dapat dilihat dari tuturan Kata Cinta
Marsyadimana malufu adalah bahasa bugis yang artinya Lapar sedangkan
mau makan dulu artinya mau makan dulu.
Jadi setelah melakukan kunjungan langsung kerumah dan melihat
bahasa anak tersebut sebagai contoh di atas tersebut, dapat disimpulkan
bahwa bahasa yang digunakan Firda adalah bahasa Indonesia yang
dipengaruhi oleh bahasa Bugis.

Tabel 4.6.Bahasa yang di Gunakan Aditya usia 6 tahun


Nama Usia Bahasa Makna
Anak Anak Yang
sebenarnya
Aditya 6 tahun Jokkai sekolah Pergi sekolah
Mafute baju ku Putih baju ku
mak mak
Matu fi mak mau Nanti saja mak
main dulu mau main dulu
Bunga mawar itu Bunga mawar
mawangi ya mak itu wangi ya
mak
Sumber data: hasil wawancara tahun 2020
Aditya dalam berkomunikasi mengucapkan kata-kata yang sudah bisa
dipahami oleh lingkungan keluarga dan di tempat dia bermain. Bahasa yang

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


54

digunakan keluarganya adalah bahasa bugis namun bahasa yang digunakan


anak-anak teman dia bermain adalah bahasa Indonesia sehingga bahasa yang
digunakan Andi Wibi bahasa Indonesia yang di pengaruhi bahasa bugis,
dapat dilihat dari tuturan kata nya yaitu:
 Jokkai sekolah, dimana jokkai adalah bahasa bugis yang artinya pergi ke
sedangkan sekolah adalah bahasa Indonesia yang artinya sekolah.
 Mafute baju ku mak, dimana mafute adalah bahasa bugis yang digunakan
oleh Aditya yang artinya putih sedangkan baju ku mak adalah bahasa
Indonesia yang artinya baju ku mak.
Jadi setelah melakukan kunjungan langsung kerumah dan melihat
bahasa anak tersebut sebagai contoh di atas tersebut, dapat disimpulkan
bahwa bahasa yang digunakan Aditya adalah bahasa Indonesia yang
dipengaruhi oleh bahasa Bugis.
Dari contoh percakapan yang dituturkan oleh beberapa anak diatas
peneliti mewawancarai salah satu orang tua kembali, Data hasil observasi
tentang Respon anak dalam Berkomunikasi yang di pengaruhi Bahasa
Daerah Bugis dengan OrangTua diperkuat dengan wawancara dengan
Buk Nur berikut ini:
Kalau saya sering menggunakan bahasa bugis anak saya juga
sering merespon menggunakan bahasa bugis tapi itu lah jadi anak
saya sering mencampurkan bahasa bugis dan bahasa Indonesia
(Wawancara 16 Februari 2020)
Data hasil observasi tentang Respon anak dalam Berkomunikasi
yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis dengan OrangTua diperkuat
dengan wawancara dengan Buk Nurasiah berikut ini:
Saya sebagai seorang ibu saya lah yang paling sering berbicara
dengan anak saya memang saya sering menggunakan bahasa
daeraha saya yaitu bugis sehingga anak saya ikut-ikut memakai
bahasa bugis sehingga di dalam tuturan kata nya dia memasukkan
bahasa daerah nya. (Wawancara 19 februari 2020)

Data hasil observasi tentang Respon anak dalam Berkomunikasi


yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis dengan OrangTua diperkuat
dengan wawancara dengan Buk Lia berikut ini:

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


55

Memang bahasa daerah memperngaruhi perkembangan bahasa


Indonesia anak jika orang tua nya selalu menggunakan bahasa
bugis, tapi kami sebagai orang tua ingin memperkenalkan bahasa
daerah kepada anak, jadi anak tersebut juga dapat merespon orang
tua nya ketika menggunakan bahasa daerah meski dicampur-
campur bahasa Indonesia. (Wawancara 25 Februari 2020)

Maka dapat disimpulkan bahwa Respon Anak Terhadap Bahasa


Daerah yang digunakan Orang Tua Di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan
Bahwa Anak-Anak Tersebut Di Pengaruhi Dengan Bahasa Daerah.
Dimana Perkambangan Bahasa Indonesia Anak Di Perngaruhi Bahasa
Daerah Sehingga Saat Anak menuturkan kata-kata maka akan masuk
unsur-unsur Bahasa Daerah bugis di perkataan nya.

2. Apa Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam Membantu


Perkembangan Bahasa Indonesia Anak terhadap Bahasa Daerah
Bugis di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan.
Sudah kita maklumi bersama bahwa Respon anak dalam
Berkomunikasi yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis dengan Orang
Tua di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan sudah dipastikan akan menemui
hambatan atau kendala, sama hal nya juga dalam hal ini banyak
hambatan atau kendala yang ditemui orang tua diantaranya, faktor
ekonomi, pendidikan orang tua dan kurangnya perhatian orang tua yang
memmbuat orang tua tidak sempat memperhatikan anak-anak nya dimasa
tumbuh kembang yang sebenarnya menjadi moment paling berharga bagi
setiap orang tua.
a. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor yang menyebabkan bahasa
daerah yang digunakan orang tua mempengaruhi perkembangan
bahasa Indonesia anak, peneliti teringat hadist nabi: “Hampir-hampir
saja kefakiran/kemiskinan itu menyebabkan kekufuran”. Untuk lebih
jelas nya sejauh mana faktor ekonomi tersebut.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


56

Data hasil observasi Apa Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam
Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di pengaruhi
Bahasa Daerah diperkuat denganwawancara dengan Pak Lurah berikut
ini:
Menurut pengamatan kami, bahwa diantara faktor penghambat
tersebut adalah faktor ekonomi dimana orang tua yang sibuk
bekerja mencari uang sehingga melupakan perkembangan bahasa
anak. (Wawancara 13 februari 2020)

Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi Orang


Tua dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan wawancara dengan Buk
Sulfa berikut ini:
Menurut pengamatan kami, di antara faktor penghambat pengaruh
bahasa daerah bugis yang digunakan orang tua terhadap
perkembangan bahasa Indonesia anak disebabkan karna faktor
ekonomi dan kurangnya perhatian orang tua terhadap tumbuh
kembang anak nya. Orang tua yang menggunakan bahasa daerah
saat berkomunikasi dengan anaknya membawa dampak terhadap
anaknya tapi tidak disadari oleh orang tua tersebut.
(Wawancara 13 februari 2020)

Data hasil observasi Apa Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam
Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di pengaruhi
Bahasa Daerah diperkuat dengan wawancara dengan Buk Sairin berikut
ini:
Kendala yang saya hadapi ekonomi dalam keluarga saya sehingga
kami belum meyekolahkan anak kami ke TK atau pun PAUD
karna dia mempunyai kakak yang sekolah juga jadi kami berencana
langsung memasukkannya ke SD nanti padahal mungkin kalau
anak saya bersekolah maka dia akan lancar bahasa Indonesia nya
karna diajarkan dengan gurunya tapi apa lah daya ekonomi kami
belum mencukupi. (Wawancara 23 januari 2020)

Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi Orang


Tua dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan wawancara dengan Bapak
Ajis berikut ini:

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


57

Kesibukan kerja akhirnya membuat saya tidak bisa memperhatikan


perkembangan anak-anak saya baik itu bahasa nya maupun
kecerdasannya.Maklumlah kami sebagai pekerja kebun yang selalu
kekebun tidak ada hari liburnya. (Wawancara 27 februari 2020)

Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi Orang Tua
dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan wawancara dengan Buk
jannah berikut ini:
Kendala yang saya hadapi tentunys ekonomi, saya mempunyai 3
orang anak dan saya sudah pisah dengan ayah dari anak-anak dan
lagi pula saya tinggal sama ibu saya jadi kami bersama mencari
uang untuk memenuhi kebutuhan kelurga salah satunya yaitu
dengan saya berjualan kue. (Wawancara 26 Januari 2020)

Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi Orang Tua
dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan wawancara dengan Buk Nur
berikut ini:
Saya ini hanya ibu rumah tangga dan terkadang saya kerja dirumah
yaitu kocek pinang untuk membantu keungan keluarga.
(Wawancara 16 februari 2020)

Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi Orang Tua
dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan wawancara dengan Buk
Beccek berikut ini:
Saya ini pedagang makanan pokok, jajanan anak-anak.Sedangkan
saya berjualan anak saya bermain dengan teman-temannya, saya
dan suami saya mencari uang untuk sekolah anak saya agar dia bisa
lebih baik dari kami. (Wawancara 25 februari 2020)

Hasil pengamatan peneliti dimana riset, terlihat memang benar bahwa


diantara faktor penghambat atau kendala tersebut dipengaruhi oleh faktor
ekonomi.Orang tua yang sibuk mencari nafkah untuk keluarganya dan
untuk mensejahtrakan hidup keluarganya sehingga kurang memperhatikan
anak serta perkembangan bahasa nya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


58

Setelah peneliti mewawancarai Lurah, KASI dan Orang Tua.Peneliti


pahami bahwa Kelurahan Sungai Lokan ini, para orang tuanya boleh
dikatakan sebagian mengalami tingkat ekonomi yang rendah, sehingga
Mareka peras keringat banting tulang bekerja.
b. Pendidikan Orang Tua
Adapun pendidikan orang tua yang mempunyai anak usia 6 tahun
yang berada di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan Sadu
yaitu:
Tabel. 4.7 Pendidikan Orang Tua
No Nama orang tua Anak Pendidikan
1 Sairin Aditya SD
2 Dewi Andi wibi SMP
3 Ena yanti Raffa SMP
4 Lia Selvi SD
5 Assa Syawal SD
6 Jannah Firda SD
7 Nurasiah Fatir SD
8 Muliayana Rifki SMA
9 Nur Aisya SD
10 Ajis Daffa SMA
11 Beccek Raihan SD
Sumber data: dokumensi profil Kelurahan Sungai Lokan 2020

Pendidikan Orang Tua sangat lah mempengaruhi perkembangan


anak nya.Pada keluarga inilah anak mendapat asuhan dari orang tua
menuju ke arah perkembangannya.Dari kecil, anak dipelihara dan
dibesarkan oleh dan dalam keluarga.Segala sesuatu yang ada dalam
keluarga, baik yang berupa benda-benda dan orang-orang serta
peraturan-peraturan dan adat istiadat yang berlaku dalam keluarga itu
sangat berpengaruh dan menentukan corak perkembangan anak-anak.
Bagaimana cara mendidik yang berlaku dalam keluarga itu.
Demikianlah cara anak itu mereaksi terhadap lingkungannya. Ayah
dan ibu dalam konteks kehidupan keluarga yang ideal, merupakan
sosok yang paling dekat dengan anak. Ayah dan ibu merupakan
pengambil peran utama sebagai orang tua untuk mengasuh anak-

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


59

anaknya. Terutama kedekatan anak terhadap ibu, karena ibunya yang


mendukung, melahirkan dan menyusui sehingga secara psikologis
mempunyai ikatan yang lebih dalam.
Keluarga bagi seorang anak merupakan lembaga pendidikan non
formal pertama, di mana mereka hidup, berkembang, dan matang.Di
dalam sebuah keluarga, seorang anak pertama kali diajarkan pada
pendidikan.
Dari pendidikan dalam keluarga tersebut anak mendapatkan
pengalaman, kebiasaan, ketrampilan berbagai sikap dan bermacam-
macam ilmu pengetahuan.Di samping itu keluarga merupakan
lembaga pendidikan yang membekali anak dengan berbagai
pengalaman sosial dan nilai moral. Keluarga merupakan lingkungan
yang juga ikut berpengaruh bagi anak sebagai individu dalam proses
terbentuknya sikap, selain lingkungan pendidikan sekolah dan
masyarakat.
Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi Orang
Tua dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan wawancara dengan Buk
Maya berikut ini:
Saya selaku Ketua RT 01 disini, menyikapi faktor
penghambat atau kendala orang tua diamana pengaruh
bahasa daerah yang digunakan orang tua terhadap
perkembangan bahasa Indonesia anak adalah orang tua
yang menggunakan bahasa bugis sehari-hari sehingga anak
juga lancar bahasa bugis itu biasanya terjadi pada orang tua
yang rendah dalam pendidikannya sehingga dia kurang
mengetahui dampak apa yang diakibatkannya apabila dia
menggunakan terus bahasa bugis terhadap anaknya.
(Wawancara 15 februari 2020)

Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi


Orang Tua dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia
Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan
wawancara dengan Buk Dewi berikut ini:

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


60

Banyak yang menjadi kendala orang tua dalam membantu


perkembangan bahasa anaknya salah satu diantaranya
pendidikan orang tua memang sangat mempengaruhi, di
Kelurahan ini banyak orang tua yang belum mengerti
bahkan tidak tau dampak yang diakibatkannya apabila dia
salalu menggunakan bahasa bugis dalam berkomunikasi
dengan anaknya. Sedangkan dampak yang harus nya dia
sudah tau, dimana dia lihat secara langsung tapi tidak
disadari nya. (Wawancara 25 Januari 2020)

Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi


Orang Tua dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia
Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan
wawancara dengan Buk Muliyana berikut ini:
Banyak orang tua yang tidak mengerti bahwa pendidikan
orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anaknya,
karna orang tua yang berpendidikan akan mengetahui
perkembangan dan kecerdasan anaknya yang harus
dikembangkan. Sedangkan orang tua yang tidak mengerti
maka dia tidak akan paham masalah perkembangan
anaknya. (Wawancara16 februari 2020)

Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi


Orang Tua dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia
Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan
wawancara dengan Buk Erna Yanti berikut ini:
Memang kendala yang dihadapi orang tua yang
menggunakan bahasa daerah sangat mempengaruhi
perkembangan bahasa Indonesia anak termasuk saya
kendala dalam pendidikan, tapi bagi saya biarlah anak
sekarang mencampurkan bahasa nya baik itu bahasa bugis
dan bahasa Indonesia tidak papa nanti kalau dia besar juga
tau sendiri. (Wawancara 25 januari 2020)

Apa yang dikatakan Bu Erna Yanti sesuai dengan hasil observasi


peneliti, memang benar ada perbedaan perkembangan bahasa anak yang
dipengaruhi oleh pendidikan orang tua anak tersebut. Dimana orang tua
anak yang selesai di jenjang sekolah SD,SMP lebih sering menggunakan
bahasa daerah dalam berbicara dengan anaknya sedangkan yang selesai di

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


61

jenjang SMA bahkan Sarjana jarang sekali ditemukan dia berkomunikasi


atau berbicara dengan anak nya menggunakan bahasa Daerah Bugis.
Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi
Orang Tua dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia
Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan
wawancara dengan Buk Lia berikut ini:
Kendala orang tua seperti saya ini karna pendidikan
kurangnya pendidikan yang membuat kami kurang
mengertahui dampak apa yang akan mempengaruhi anak
kami jika saya dan suami saya menggunakan bahasa bugis
dalam kehidupan sehari0hari dengan anak saya.
(Wawancara 25 februari 2020)

Data hasil observasi tentang Apa Kendala yang dihadapi


Orang Tua dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia
Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah diperkuat dengan
wawancara dengan Buk Nurasiah berikut ini:
Saya sebagai ibu yang saya fikirkan anak saya sudah bicara
itu juga sudah Alhamdulillah, bagi saya yang utama itu
anak saya sudah dapat bicara tidak memikirkan itu pakai
bahasa bugis atau bahasa Indonesia bahkan di campurnya
yang penting dia sudah dapat bicara dan berkomunikasi.
Saya ini hanya tamatan SD jadi saya tidak terlalu
memahami perkembangan anak secara benar bagi saya anak
saya sudah bisa melakukan seperti saya itu sudah cukup.
(Wawancara 19 februari 2020)

Dari wawancara bersama Orang Tua dari bebarapa anak tersebut


faktor yang sangat mendukung untuk kendala yang dihadapi Orang Tua
dalam membantu perkembangan bahasa Indonesia anak yang di
pengaruhi bahasa daerah yaitu faktor ekonomi dan faktor pendidikan
Orang Tua tersebut.
3. Upaya Orang Tua dalam Membantu Perkembangan Bahasa
Indonesia Anak terhadap Bahasa Daerah Bugis di RT 01 Kelurahan
Sungai Lokan
Peranan Orang Tua sangat dominan sekali dalam membina,
mendidik, dan memperhatikan anak dalam pengaruh bahasa daerah

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


62

terhadap perkembangan bahasa Indonesia anak yang digunakan orang


tua, orang tua berkewajiban memenuhi kebutuhan hidup anak dalam
proses tumbuh kermbangnya. Orang tua juga dituntut memberi hak akan
kasih sayang secara penuh kepada anak, dalam mengarahkan dam
memperhatikan perkembangan dari usia dini sampai besar/dewasa. Untuk
itu upaya yang dapat dilakukan adalah:
Data hasil observasi tentang Upaya Orang Tua dalam
Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah Bugis diperkuat dengan wawancara
dengan Buk Sairin berikut ini:
Upaya yang dapat saya lakukan dan suami saya yaitu
dengan meningkatkan perkonomian kami dengan bekerja
sehingga dapat menyekolahkan anak-anak kami, tapi kalau
untuk aditya kami akan langsung memasukkan nya Sekolah
Dasar, agar tidak terlalu banyak memakai biaya jadi kami
tidak memasukkannya Taman Kanak-kanak dan Kelompok
Bermain.(Wawancara 25 Januari 2020)

Data hasil observasi tentang Upaya Orang Tua dalam


Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah Bugis diperkuat dengan wawancara
dengan Buk Muliyana berikut ini:
Upaya yang saya lakukan agar anak saya mendapatkan
perhatian adalah mengajak anak saya untuk berbahasa
Indonesia dalam berbicara, mengajak anak saya
menyebutkan bahasa Indonesia dari benda yang disebut nya
dengan bahasa bugis begitu pula jika berbicara dengan
orang tuanya maupun orang lain.(Wawancara 16 februari
2020.)

Data hasil observasi Upaya Orang Tua dalam Membantu


Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di pengaruhi Bahasa
Daerah Bugis diperkuat dengan wawancara dengan Buk Dewi
berikut ini:
Untuk membantu perkembangan bahasa Indonesia anak
saya yang dipengaruhi bahasa daaerah yang digunakan
orang tua terutama saya sendiri yaitu dengan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


63

menyekolahkan anak saya, kenapa karna disekolah anak


dapat belajar bahasa dengan baik jadi dia bisa tau bahasa
Indonesia sesuatu benda yang hanya dia tau bahasa
bugisnya tapi jadi tau bahasa Indonesianya.
(Wawancara23 Januari 2020)

Data hasil observasi tentang Upaya Orang Tua dalam


Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah Bugisdiperkuat dengan wawancara
dengan Bapak Ajis berikut ini:
Saya sangat menyayangi anak saya bagaimanapun akan
saya usahakan untuk anak saya apalagi mengenai pengaruh
bahasa daerah yang digunaka orang tua terhadap
perkembangan Bahasa Indonesia anak. Hal ini memang
mempengaruhi perkembangan bahasa anak saya, dimana
anak kadang menggunakan bahasa bugis berbicara meski di
campur dengan bahasa Indonesia. Jadi saya akan
menyekolahkan anak saya agar dia dapat berinteraksi
dengan lingkungan nya dengan cara ini anak saya akan
menggunakan bahasa Indonesia tanpa unsur-unsur bahasa
bugis karna disekolah teman-teman nya mempunyai suku
yang berbeda jadi dia akan menggunakan bahasa Indonesia
untuk berbicara agar dimengerti dengan teman-teman nya
yang bukan suku bugis.
(Wawancara27 februari 2020)

Hasil pengamatan peneliti di beberapa rumah yang ada di


Kelurahan Sungai Lokan, sudah mempunyai upaya dalam menanggulani
masalah tersebut.
Data hasil observasi tentang Upaya Orang Tua dalam
Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah Bugisdiperkuat dengan wawancara
dengan Buk Erna Yanti dan Buk Beccek berikut ini:
Saya akan menyekolahkan anak saya di Taman Kanak-
kanak atau pun di Kelompok Bermain . (Wawancara 25
Januari 2020)

Saya akan menyekolahkan anak saya karna rumah saya


juga dekat dengan sekolah disana anak saya bisa belajar
lebih banyak. (Wawancara 25 Januari 2020)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


64

Data hasil observasi tentang Upaya Orang Tua dalam


Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah Bugis diperkuat dengan wawancara
dengan Buk Assa berikut ini:
Kalau upaya yang saya lakukan yaitu dengan menyuruh
anak saya yang sudah SMP untuk membantu adiknya dalam
berbicara bahasa Indonesia jika berkomunikasi dengan
lingkungannya tanpa memasukka unsur bahsa
bugis.(Wawancara 26 Januari 2020)

Data hasil observasi tentang Upaya Orang Tua dalam


Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah Bugis diperkuat dengan wawancara
dengan Buk Lia berikut ini:
Upaya yang dapat saya lakukan yaitu dengan mencari uang
untuk dapat menyekolahkan.(Wawancara 25 februari 2020)

Data hasil observasi tentang Upaya Orang Tua dalam


Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah Bugis diperkuat dengan wawancara
dengan Buk Nurasiah berikut ini:
Upaya yang dapat saya lakukan yaitu dengan tidak
berbahasa bugis lagi dengan anak saya, jika pun saya nanti
berbicara memakai bahasa bugis saya akan lakukan ketika
bersama suami saya saja dan tidak dengan anak saya
lagi.(Wawancara 19 februari 2020)

Data hasil observasi tentang Upaya Orang Tua dalam


Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah Bugis diperkuat dengan wawancara
dengan Buk Jannah berikut ini:
Upaya yang saya lakukan sebagai orang tua yaitu dengan
menyebutkan bahasa Indonesia suatu barang tersebut ketika
saya menggunakan bahasa daerah bugis, agar anak saya tau
bahasa bugis dan bahasa Indonesia nya juga.(Wawancara
29 februari 2020)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


65

Data hasil observasi tentang Upaya Orang Tua dalam


Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di
pengaruhi Bahasa Daerah Bugis diperkuat dengan wawancara
dengan Buk Nur berikut ini:
Upaya yang saya lakukan yaitu dengan menyekolahkan
anak saya, disana dia dapat belajar dengan ibu gurunya
dengan baik.(Wawancara 16 februari 2020)

Dari wawancara peneliti dengan Orang Tua anak tersebut ada beberapa
upaya yang dilakukan Orang Tua dan Upaya Orang Tua dalam Membantu
Perkembangan Bahasa Indonesia Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis
yaitu dengan menyekolahkan anaknya, meminta anaknya yang lebih besar untuk
mengajari adiknya, mengulang bahasa bugis tersebut dengan bahasa indonesi dan
yang lebih menonjol yaitu dengan menyekolahkan anaknya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


66

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah peneliti paparkan dalam bab-bab
terdahulu, dapatlah disimpulkan sebagai berikut:
1. Bagaimana Respon anak dalam Berkomunikasi yang di pengaruhi Bahasa
Daerah Bugis dengan Orang Tua di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan,
Bentuk pengaruh tersebut dapat diketahui dari adanya unsur-unsur bahasa
Bugis yang masuk dalam bahasa Indonesia pada bahasa lisan anak-anak
di Kelurahan Sungai Lokan. Tercampurnya bahasa Indonesia anak dengan
bahasa daerah.
2. Apa Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam Membantu Perkembangan
Bahasa Indonesia Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah di RT 01
Kelurahan Sungai Lokan yaitu Faktor Ekonomi dan Faktor Pendidikan
Orang Tua.
3. Apa Upaya Orang Tua dalam Membantu Perkembangan Bahasa
Indonesia Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugisdi RT 01
Kelurahan Sungai Lokan yaitu dengan menyekolahkan anaknya, meminta
anaknya yang lebih besar untuk mengajari adiknya, mengulang bahasa
bugis tersebut dengan bahasa indonesi dan yang lebih menonjol yaitu
dengan menyekolahkan anaknya.

B. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan berkenaan dengan penelitian ini
adalah:
1. kepada para orang tua agar lebih memahami lagi perkembangan anaknya
terutama perkembangan bahasa anak. Apa yang harusnya diajarkan
kepada anak mengenai perkembangan bahasa Indonesia nya dan
mengerti jika ingin memakai bahasa bugis dalam berkomunikasi dengan
anak maka disertai dengan bahasa Indonesia nya juga. Hal tersebut akan

66

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


67

menjadikan anak menjadi bijak dalam berbahasa jika menggunakan


bahasa bugis maka di artikan lagi dengan bahasa Indonesia bukan
menggunakan bahasa Indonesia tapi dimasukkan juga unsur-unsur bahasa
daerahnya bugis.
2. Kepada anak-anak penerus bangsa agar bisa menyeimbangkan bahasa
yang digunakan nya mengerti dan paham dimana harus menggunakan
bahasa daerahnya dan dimana harus menggunakan bahasa Indonesia nya
dengan tidak memasukkan unsur-unsur bahasa daerah nya kedalam
bahasa lisannya ketika berbicara atau berkomunikasi dengan orang
sekitaar.
3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan bisa untuk mengembangkan
pengetahuan mengenai pengaruh bahasa daerah yang digunakan orang
tua terhadap perkembangan bahasa Indonesia bagi anak usia 6 tahun,
pengetahuan-pengetahuan proses perkembangan bahasa anak.

Dengan mengucapkan Alhamdulillah tuntaslah penulisan skripsi ini.untuk


mengakhiri Tulisan ini, maka tiada kata yang dapat peneliti ucapkan selain puji
syukur kehadiran Allah subhanaallahu wata’ala, seraya mengucapkan terimakasi
atas segala bantuan semua pihak sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Demikianlah hasil riset yang dapat peneliti ungkapkan dalam sebuah ilmiah
yang wujudnya berupa skripsi ini, mudah-mudahan kehadirannya membawa
manfaat bagi kepentingan agama, nusa, bangsa, dan Negara dan terkhususnya bagi
masyarakat Kelurahan Sungai Lokan.
Akhirnya kepada Allah subhanaallahu wata’ala peneliti berserah diri, karena
tiada daya dan upaya melainkan atas izin dan ridha-nya, semoga karya ini menjadi
amal ibadah bagi peneliti dan kiranya senantiasa mendapatkan keridhaan dari
yang maha kuasa, aamin ya rabbal alamin.

Wassalam mu’alaikum, Wr. Wb

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


68

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan terjemahan, Asy-Syifa’, 2001


Aitchison, Jean.(2008). The articulate mammal: an introduction to
psycolingistics. Fifth edition. London and New York: Routledge.
Aziz, Safrudin.(2017). Strategi Pembelajaran Aktif Anak Usia Dini. Depok
Sleman Yogyakarta: KALIMEDIA
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina.(2004). Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Fakhruddin, Asef Umar. (2018). Sukses Menjadi Guru PAUD.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Hasnida.(2014). Media Pembelajaran Kreatif. Jakarta Timur: PT Luxima Metro
Media
Hastarti, Mayrita dan Indah, Meri Yanti.(2016). Telah nilai-nilai didaktis cerpen
pada buku teks bahasa Indonesia. Jakarta:Bina Edukasi
Hildayani, Rini dkk.(2004). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Keraf, Gorys.(2004). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores:
Nusa Indah
Mashar, Riana.(2015). emosi anak usia dini dan strategi pengembangannya.
Jakarta: KENCANA Prenadamedia Group
Morrison, George S.(2012). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:
Indeks
Mursid.(2015). Pengembangan Pembelajaran PAUD. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Munandar, Utami.(2000). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.Jakarta :
Rineka Cipta.
Otto, Beverly.(2015). Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini. Jakarta:
KENCANA Prenadamedia Group
Pringgawidagda, Suwarna.(2002). Strategi penguasaan bahasa.
Yogyakarta:Adicita Karya Nusa.
Rachmawati Yeni dan Euis Kurniati. (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas
pada Anak Usia TK.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R &D.
Bandung:Alfabeta.
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R &D.
Bandung:Alfabeta
Sugiyono.(2015). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R &D.
Bandung:Alfabeta
Susanto, ahmad. 2017. Perkembangan anak usia dini. Jakarta:Gramedia digital.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Tasai, S.Amran, Zaidan, Abdul Rozak. 2009. Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Indonesia. Banten: Universitas Terbuka

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


69

Rahman, Astuti.(2016). Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Hasil


Belajar
Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas 1 Sd Inpres
Maki Kecamatan Lamba-Leda Kabupaten Manggarai
Timu.AULADUNA, Vol. 3 No. 2, 7-79. DOI:
10.24252/auladuna.v3i2a3.2016
Yamin, Martinis dan Sanan.(2013). Panduan PAUD, Jakarta: Refrensi
http://mudjiaraharjo-uin-malang.ac.id/, yang diakses pada tanggal (2 mei 2016
jam 19:45 WIB).

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS JAMBI


INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

PENELITIAN KUALITATIF

Judul Skripsi: Bahasa Daerah (Bugis) yang digunakan Orang Tua terhadap
Perkembangan Bahasa Indonesia Bagi Anak usia5-6 tahun di RT 01 Kelurahan
Sungai Lokan Kecamatan Sadu Tanjung Jabung Timur

A. Observasi

1. Pengamatan langsung ke lingkungan Masyarakat RT 01 Kelurahan Sungai

Lokan

2. Mengamati bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi di lingkungan

sekitar

B. Wawancara

Pertanyaan Untuk Orang Tua

Nama Anak :

Usia :

Nama Orang Tua :

Profesi/Pekerjaan :

Pendidikan terakhir Orang Tua :

Pertanyaan :

1. Respon anak dalam Berkomunikasi yang di pengaruhi Bahasa Daerah

Bugis dengan Orang Tua di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan


2. Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam Membantu Perkembangan

Bahasa Indonesia Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis di RT

01 Kelurahan Sungai Lokan.

3. Upaya Orang Tua dalam Membantu Perkembangan Bahasa Indonesia

Anak yang di pengaruhi Bahasa Daerah Bugis di RT 01 Kelurahan

Sungai Lokan

C. Dokumentasi

1. Historis dan Geografis Kelurahan Sungai Lokan

2. Struktur Organisasi Kelurahan Sungai Lokan

3. Visi dan Misi Kelurahan Sungai Lokan

4. Jumlah Sarana Pendidikan Kelurahan Sungai Lokan

5. Keadaan Ekonomi masyarakat Kelurahan Sungai Lokan


DAFTAR RESPONDEN

NO Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan


1 Sairin 37 SD IRT Orang Tua
2 Dewi 40 SMP Pengocek Orang Tua
pinang
3 Erna Yanti 38 SMP IRT Orang Tua
4 Assa 41 SD Penjual Orang Tua
Kue
5 Ajis 45 SMA Wirasuasta Orang Tua
6 Lia 38 SD Pengocek Orang Tua
pinang
7 Nurasiah 38 SD Pengocek Orang Tua
pinang
8 Jannah 40 SD Pengocek Orang Tua
pinang
9 Nur 42 SD Pengocek Orang Tua
pinang
10 Muliayana 35 SMA Pengocek Orang Tua
pinang
11 Beccek 48 SD Pedagang Orang Tua

Jambi, 08 Maret 2020

Siti Hadrawati
Nim tra16203
DAFTAR INFORMAN

NO Nama Keterangan
1 Islamuddin, SE Lurah
2 Sulfa, ST KASI kantor Camat SADU
3 Mayasari Ketua RT 01

Jambi, 08 Maret 2020

Siti Hadrawati
Nim tra162031
A. Dokumentasi Saat Wawancara

Ket: Lurah Kelurahan Sungai Lokan Ket: Orang Tua

Ket: Orang Tua


Ket: Ibu Sulfa KASI KESSOS Kantor Camat SADU

Ket: Orang Tua


KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363

KARTU KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Siti Hadrawati


Nim : TRA162031
Fakultas / Prodi : Tarbiyah/PIAUD
Semester : VIII (delapan)
Judul skripsi :Bahasa Daerah (Bugis) yang digunakan Orang Tua
terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia Bagi Anak usia
5-6 tahun di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan
Sadu Tanjung Jabung Timur
Pembimbing II : Drs. H. Nazari. M.Pd.I

No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan


Pembimbing
1 Rabu 11-09-2019 Mengantar Surat Untuk
Melakukan Bimbingan
2 Jumat 13-09-2019 Perbaikan Latar Belakang
3 Senin 25-11-2019 Memperbanyak Teori
4 Senin 20-01-2020 Acc Riset
5 Selasa 15-03-2020 Bimbingan Skripsi Bab 4 Dan 5

6 Kamis 17-03-2020 Perbaikan tulisan, daftar pustka,


BAB I, BAB IV
7 Kams 15-04-2020 Acc Munaqosah

Jambi, 15 April 2020


Mengetahui
Pembimbing I

Drs. H. Nazari. M.Pd.I


NIP. 196011281985031002
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363

KARTU KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Siti Hadrawati


Nim : TRA162031
Fakultas / Prodi : Tarbiyah/PIAUD
Semester : VIII (delapan)
Judul skripsi : Bahasa Daerah (Bugis) yang digunakan Orang Tua
terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia Bagi Anak usia
5-6 tahun di RT 01 Kelurahan Sungai Lokan Kecamatan
Sadu Tanjung Jabung Timur
Pembimbing II : Achmad Fadlan, M.Pd.I

No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan


Pembimbing
1 Rabu 11-09-2019 Mengantar Surat Untuk
Melakukan Bimbingan
2 Jumat 13-09-2019 Perbaikan Latar Belakang,
Referensi Teori, Dan BAB II
Tinjauan Pustaka
3 Jumat 18-10-2019 Permasalahan Latar Belakang
Yang Belum Terlihat Jelas
4 Senin 22-11-2019 Memperbanyak Teori
5 Senin 20-01-2020 Acc Riset
6 Selasa 10-03-2020 Bimbingan Skripsi Bab 4 Dan 5

7 Kamis 20-03-2020 Acc Munaqosah

Jambi, 20 Maret 2020


Mengetahui
Pembimbing II

Achmad Fadlan, M.Pd. I


NIP. 2014068503
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURICULUM VITAE)

Nama : Siti Hadrawati


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tggl Lahir: Sungai Lokan, 5 Februari1998
Alamat : Kelurahan Sungai Lokan,
Tanjung Jabung Timur
Pekerjaan :Mahasiswi
Alamat Email : Sitihadrawati911@gmail.com
Nomor Kontak : 085352513278

Pendidikan formal
1.SMAN 6 Tanjung Jabung Timur Tahun 2016
2.SMPN 6 Tanjung Jabung Timur Tahun 2013
3. SDN 49 Tanjung Jabung Timur Tahun 2010
Motto Hidup
“Kesuksesanku Kebahagiannya”
“Tiada hal yang baik kecuali yang dihalalkan”

Jambi, 08 Maret 2020

Siti Hadrawati
Nim tra162031

Anda mungkin juga menyukai