Anda di halaman 1dari 10

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI PADANG

JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA


Lembaran : Labsheet 8 Mata Kuliah : Praktikum Jaringan Komputer
Waktu : 2 x 50 Menit Topik : IP Address
Kode : ELA1.61.5305 Judul : Subnetting

A. Tujuan
Setelah praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami konsep subnetting pada sistem jaringan komputer.
2. Mampu melakukan kalkulasi subnetting pada sistem jaringan komputer.
3. Mampu melakukan konfigurasi netmask untuk membentuk subnetting pada sistem
jaringan komputer.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah:
1. Personal Computer
2. Switch atau Hub
3. Kabel UTP tipe straight through dan cross over

C. Teori Pendukung
1. Subnet Mask
Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu
host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. Penggunaan sebuah subnet
mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk
membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-
bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
 Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai1.
 Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
a. Bilangan Biner
Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem
penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem ini juga
dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan biner
dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte/bita. Dalam istilah
komputer, 1 Byte = 8 bit. Bilangan biner disimbolkan dengan angkat 2 dan
bilangan Desimal dengan angka 10. Bilangan biner dapat dikonversikan
kedalam bilangan desimal. Adapun cara konversi bilangan Biner ke Desimal
sebagai beriku:
Contoh konversi bilangan Biner ke Desimal dan bilangan Desimal ke Biner:
Tabel 1. Konversi bilangan desimal ke biner dan biner ke desimal
Biner Ke Desimal Desimal Ke Biner
10110110(2) = (10) 182(10) = (2)
Bilangan Sisa
Bulat Pembagian
182/2 = 91 0
0
0x2 = 0 91/2 = 45 1
1 x 21 = 2 45/2 = 22 1
1 x 22 = 4 22/2 = 11 0
0 x 23 = 0 11/2 = 5 1
1 x 24 = 16 5/2 = 2 1
1 x 25 = 32 2/2 = 1 0
0 x 26 = 0 1/2 = 1 1
1 x 27 = 128
+ Tarik dari bawah ke atas 10110110
Jumlah = 182
10110110(2) = 182(10) 182(10) = 10110110(2)
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP
membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan
dengan satu segmen saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika
memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang
dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet)
harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet
mask, yakni:
1) Desimal Bertitik
2) Representasi Panjang Prefiks
b. Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik
(dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP Address. Setelah semua bit
diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit
tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa
meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask
bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan
digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet.
Tabel di bawah ini menjelaskan beberapa subnet mask default dengan
menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:
alamat IP www.xxx.yyy.zzz
subnet mask www.xxx.yyy.zzz
Tabel 2. Subnet mask IP address desimal betitik
Kelas Subnet mask
Subnet mask (biner)
alamat (desimal)
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi
oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan
(subnetting atau supernetting).
c. Representasi panjang prefiks (prefix length)
Bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang
berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk
merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang
mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan
menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah
ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-
Domain Routing (CIDR). Formatnya adalah sebagai berikut:
/ <jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>
Tabel 3. Subnet mask IP address prefix length
Kelas Subnet mask Prefix
Subnet mask (biner)
alamat (desimal) Length
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0 /8
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 /16
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 /24
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki
subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length
sebagai 138.96.0.0/16. Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang
sama menggunakan network identifier yang sama, maka semua host yang berada
di dalam jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama
dan didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi
138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan
tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier
138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga
138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki
range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.
d. Menentukan alamat network identifier
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan
menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan
menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi
logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND
comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya
ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false.
Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika
kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di
antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan
menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal
dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise
alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP 10000011.01101011.10100100.00011010 (131.107.164.26)
Subnet 11111111.11111111.11110000.00000000 (255.255.240.0)
Mask
AND
Network ID 10000011.01101011.10100000.00000000 (131.107.160.0)
2. Subnetting
Subnetting merupakan kata kerja dari subnet mask yang berarti pemisahan
network. Jadi subnetting merupakan metode untuk memecahkan suatu supernetwork
menjadi beberapa network yang lebih kecil. Untuk mengidentifikasikan suatu IP
address yang merupakan hasil dari subnetting lihatlah prefix IP Address tersebut,
jika prefix-nya melebihi prefix class default, maka IP Address tersebut adalah hasil
dari proses subnetting. Untuk ilustrasi logika ini coba lihat gambar berikut.

Gambar 1. Prefix IP Address subnetting


Sebagai contoh dari hasil subnetting coba perhatikan IP address 192.168.1.1/25.
IP address 192.168.1.1/25 merupakan IP address kelas C yang telah dipecah
menjadi bagian dari suatu supernetwork, hal ini ditandai dengan prefix /25 yang
melebihi prefix default-nya /24. Untuk mengetahui jumlah network, jumlah host per
network, subnet mask, network address, broadcast address, dan network keberapa IP
tersebut, maka perhatikan langkah berikut ini.
IP Address : 192.168.1.1/25
Subnet mask : 11111111.11111111.1111111.10000000
255 .255 .255 .128
Jumlah Network : 2n -> n = adalah bit 1 pada segment/byte host
21 = 2 network.
Jadi, dalam subnetting ini terdapat 2 buah network.
Jumlah Host per Network : 2y – 2, -> y = adalah bit 0 pada segment/byte host
2y – 2 = 27 – 2 = 128 - 2 = 126 host.
Jadi, dalam network terdapat 126 host.
Kemudian rentanglah IP Address pada setiap network dengan
tabel. Tabel 4. Rentang IP address subnetting
Network Rentang IP IP yang dibolehkan
I 192.168.1.0 – 192.168.1.127 192.168.1.1 – 192.168.1.126
II 192.168.1.128 – 192.168.1.255 192.168.1.129 – 192.168.1.254
Selanjutnya subnet mask, network address, broadcast address, dan address
keberapa IP Address 192.168.1.1 /25 adalah,
Subnet mask = 255.255.255.128
Network address = 192.168.1.0
Broadcast address = 192.168.1.127
Netwrok keberapa IP tersebut = I (satu)

D. Langkah Kerja
1. Siapkan seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pratikum.
2. Bangunlah sistem jaringan komputer seperti topologi berikut ini.

PC A PC G
192.168.1.1 /x 192.168.1.131 /x

PC B PC H
192.168.1.2 /x 192.168.1.132 /x

/x =
PC C
/24 PC I
192.168.1.195 /x
/x /25
/26
/27
/28 PC J
192.168.1.196 /x
PC D
/x

PC K
PC E 192.168.1.210 /x
192.168.1.65 /x

PC F PC L
192.168.1.66 /x 192.168.1.211 /x

PC O
PC M
192.168.1.249 /x
192.168.1.225 /x

PC N
192.168.1.226 /x PC P
192.168.1.251 /x
Gambar 2. Topologi Jaringan Komputer pratikum
3. Pada setiap PC kliklah tombol Start -> Control Panel -> Network and Sharing Center
-> Change adapter setting -> Properties.

Gambar 3. Entri IP ke Ethernet

4. Klik pada Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4) dan kemudian klik properties.

Gambar 4. Memilih IP Address V4

5. Entrikan IP address dan subnet mask sesuai dengan nomor PC pada topologi yang
dimulai dari CIDR /24.
6. Jalankanlah aplikasi Command Prompt(CMD) dengan klik tombol Start ->ketik
‘cmd’-> enter. Pada console Command Prompt lakukanlah ping ke semua PC dan
rekaplah hasil dari perintah ‘ping’ ke seluruh IP Address dalam topologi dan catatlah
respon dari setiap IP tujuan.
Gambar 5. CMD dengan perintah ‘ping’
Tabel 5. Tabel Pengamatan
Test Ping Respon
Dari Tujuan /24 /25 /26 /27 /28
192.168.1.1
192.168.1.31
192.168.1.32
192.168.1.65
192.168.1.66
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.x 192.168.1.195
192.168.1.196
192.168.1.210
192.168.1.211
192.168.1.225
192.168.1.226
192.168.1.249
192.168.1.251
Opsi Respon Komputer :
a. Reply (R)
b. General Failure (GF)
c. Request Time Out (RTO)
d. Destination Host Uncredible (DHU)
E. Evaluasi dan Penugasan
1. Kenapa bisa terjadi General Failure (GF) / Request Time Out (RTO) /
Destination Host Uncredible (DHU) pada langkah kerja 6?
2. Apa saja yang membuat dari beberapa host tidak terkoneksi (Reply)?
3. Berapakah jumlah network, jumlah host per network, subnet mask, network address,
broadcast address, dan network keberapa IP Address berikut ini?
a. 192.168.xx.yy /27
b. 130.70.xx.yy /18
c. 10.10.xx.yy /9
* catatan xx (2 atau 1 angka tanggal lahir) dan yy (2 angka NIM terakhir).

F. Marker Augmented Reality Video Tutorial


Untuk video tutorial silahkan scan barcode dibawah ini.

QR Code Video Tutorial Pratikum

Anda mungkin juga menyukai