Anda di halaman 1dari 144

@

PENERBITANDI Hendra Kusuma

MANAJEMEN
RODUKSI PTRTNCANAAN
dan
P[NGENDALIAN

PRODUKSI
HEI{DRAKUSUMA

PERENCNAAN

DN
PENGENIDALIN PRODIiIffi I

Penerbit A}'[DI Yoryakarta


1

?b+' bss-lgVtcll I,L OfyL-


,'; ..

TIANAJEITAEN PRODUKSI
Pcronconoon & Pengcndolion produksi
Oloh: Hcndro Kurumo
Hok Cipto @ 20Ol ,2OO2,2OO4,2OO9 podo Penulis

Hok Cipto dilindungi undong-undong.


Dilorong memperbonyok otou memindohkon sebogion otou seluruh isi buku ini dolom
bentuk opopun, boik secoro elekironis moupun mekonis, termosuk memfotocopy,
merekom otou dengon sistem penyimponon loinnyo, tonpo izin tertulis dori Penulis.

Penerbh: C.V ANDI OFFSEI (Penerbit ANDI)


Jl. Beo 38-40,Ielp. lO27g 561 88'l (Huntins), Fox. lO2741 588282
Yogyokorto 55281

Percetokon: ANDI OFFSET


Jl. Beo 38-40 ,'felp. lO27 41 56 I 88 I (Hunring), Fox. (027 41 588282
Yogyokorto 55281

Perpuslokoon Nosionol: Kotolog dolom Terbiton (KDT)

Kusumo, Hendro

MANAJEMEN PRODUKSI
Peroncongon & Pengendolion Produksi/Hendro Kusumo;

- Ed. lV. - Yogyokorio: ANDI, Una* mffeka y ang lcul<asihi :


18 t7 t6 ls 14 13 t2 lr ro Adliilrlti Anwar l<usilma
xxiv + 248 hlm.; l6 x 23 Cm. PzimaPamad}ronlfusunria
l0 9 I 7 6 5 4 3
Nwandra Adil(rts:,ana
ISBN: 978 - 979 - - 0672 - |
29
l. Judul Tiada sesuatupun yang sempurna, jadi, kenapa tidak kita
'l
. Produksi Monoiemen lakukan saja ?
DDC'21 : 65E.5
(Dr. Ir. Cntnawan Ti ahi orc)
I{ATA PENGANTAK

Puji syukur ke hadirat-Nya penulis panjatkan atas selesainya revisi pertama buku
ini. Buku ini penulis pada awalnya penulis ma}sudkan sebagai modul kuliah untuk
mata kuliah Sistem Produksi I dan Sistem Produksi II, yang merupakan bagian dari
kurikulum tatrun 1993 program studi Teknik Industri Jurusan Teknik lndustri
Universitas Kristen Maranatha Bandung. Oleh karenanya buku ini pada awalnya
terdiri atas dua buah buku yang 625ing-masing berjudul Sistem Produksi I dan
Sistem Produksi II. Sistem Produksi I berkenaan dengan model-model yang
digunakan untuk Fasilitas Produksi produk tunggal, se,mentara Sistem Produksi II
berkenaan dengan model-model yang digunakan untuk Fasilitas Produksi produk
jamak.

Adapun latar belakang penulisan buku ini ialah karena penulis merasa
trenyuh melihat ketidakmampuan sebagian besar mahasiswa yang penulis ajar
untuk membaca buku teks berbahasa lnggris, sementara mata kuliah Sistem
Produksi memiliki nilai strategis yang cukup tinggi karena diujikan dalam ujian
negara di Kopertis fV Jawa Barat. Sementara itu, untuk menyajikan mata kuliah ini
dengan selengkapnya di depan kelas, penulis dibatasi oleh waktu pertemuan dan
ketidakmungkinan penulis melayani mahasiswa satu persatu. Sehingga pada
akhirnya penulis menerjemahkan berbagai teks berbahasa inggris ke dalam bahasa
Indonesia dan menggabungkannya ke dalam modul-modul kuliah dengan teknik czl
and glue. Tetapi penulis sadar bahwa apa yang ditulis dalam buku ini tidak
selengkap dan setajam bahasan asli dalam buku teirs asliny4 sehingga penulis g([!
bermaksud unruk menseunakannva sebagai pensganti buku teks. Buku ini hanya
dimaksudl<an s::agai pembuka wawasan dan cakrawala pemahaman, sementara
Pqqrcqwn don Pengffibn Prduksi Koto Perqontar vil

dalam hd kedalaman dan ketajanran mat€tri, penulis masih mengharapkan pembaca Kepada mahasiswa pemakai buku ini, penulis berpesan bahwa area aplikasi
untuk membuka buku tcks yang asli. Perencanaan dan Pengendalian Produksi rclah menjadi semakin luas; dan penulis
Sejalan dengan perkembangan disiplin Teknik Industri, pada tahun l99Z merarnalkan bahwa bidang ini dapat dijadikan baur loncatan pengembangan karier
kedua mata kuliah tersebut digabung dengan nama Perenc26s31 dan Pengendalian yang baik. Untuk itu, kemampuan penguasaan model-model perencanaan dan
Produksi dengan materi yang juga digabung dari mata luliah sist€m hoduksi I darr pengendalian produksi merupakan suatu hal yang penting agar pada saatnya kelak
Sistem hoduksi IL Untuk itu, penulis melakukan pvisi dan menggabungkan isi dapat diaplikasikan dengan baik.
kedua buku tersebut sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan suatu kesadaran Bandung, 30 Desember 1999
bahwa pada saat ini jarang sekali suatu fasilitas produksi menghasilkan produk
Penulis,
tunggal.Kebanyakan fasilitas produksi saat ini menghasilkan beberapa item produk
yang tergabung dalam satu atau beberapa famili produk. Buku ini adalatr hasil (Hendra Kusuma)
penggabungan kedua buku yang penulis tulis terdatrulu dan penulis beri judul
Perencanaan dan Peneendalian Produksi sesuai dengan nema mata kuliah dalam
kurikulum 1997 rcrsebut.

Mengingat keterbatasan yang penulis miliki, maka walaupun penulis telatr


berusaha sekeras mungkin, penulis sadar bahwa isi buku ini masih dapat lebih
disempurnakan dari sisi bahasa, penyuntingan, sistematika, maupun materi yang
belum tersajikan karena tidak tercakup dalam literanr yang penulis baca. Untuk itu,
penulis berharap para sejawat pengajar yang menggunakan buku ini dapat
memberikan kritik konstuktif untuk p€nyempumaan buku ini di masa yang akan
datang.

Buku ini tidak mungkin tenaji jika penulis tidak al6rtapatkan bantuan dari
berbagai pihak. untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa
terima kasih yang dalam dari lubuk hati penulis :

. Kepada istri dan anak-anak penulis, Adrianti A. Kusum4 prima Ramadhan Ku-
sum4 dan Novandra Adi Kusuma untuk segala pengertian dan pengorbanan
yang diberikan pada saat penulis menyunting ulang buku ini;
. Kepada sdri. Mira Tjahjapranara dan sdri. Kartika suhada atas segala kritik
membangun yang penulis terima selama ini;
o Kepada Sdr. Togar Simanrpang yang telah merekomendasikan penulis pada
pihak penerbit Andi Jogjakarta;
. Kepada Sdr- Deddy Jacob rtan pimpinan penerbit Andi Jogjakarta yang telah
memberikan kesempatan penerbitan buku ini;
. Kepada sdr. sri Mulyono Endradi dan sdr. Tan Tri prijanto untuk dukungan
dari sisi perangkat keras komputer;

serta kepada berbagai pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu untuk
dukungan moral dan material yang penulis terima selama penyusunan ulang buku
ini.
DAFTA"R ISI

KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR x\/
DAFTAR TABEL xix
PENGANTAR PEBENCANAAN DAN PENGENDALIAN
PKODI.'KSI
BA8 I PEITGAIITAR 1
PENDAHULUAN 1
FUNGSI PERENCANAAN/ PENGENDALIAN PRODUKSI
DAI.AM AKTIVITAS PRODUKSI
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI SEBAGAI
AKTIVITAS ORGANISASI 4
PROSES MANUFAKTUR 5
BERBAGAI BENTUK IIvL{SAI.AI{ PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN PRODUKSI 6
PENERAPAN PERENCANAAN/ PENGENDALIAN PRODUKSI "7

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI 8


SISTEMATIKA PENULISAN 11

PEBENCANAAN IUAKRO
BAB U PERAIIALI\N PERtrIINTAAN PRODI'X 13
PENDAHULUAN 13
PERAMAI,E N LINGKUNGAN / INDUSTRI 14
PERAMAI.AN PERMINTAAN PERUSAHAAN 16
Perenconoon don Pengendolian Produksi Dohor isi xt

Penelitian Minat Pembeli 16


PEB"ENCAIIAAN KAPASITAS PRODI,JKSI
Pendapat Tenaga Penjual (Salesman) 77
Pendapat Para Pakar 18 BAB TV PENTEIMBAT{GAN LII{TASAN 95
Metode Pengujian Pasar 19 95
PENDAHULUAN
Analisis Permintaan Secara Statistika 19 95
MASUKAN UNTUK PEI.IYEIMBANGAN LINTASAN
METODE PERAMALAN DERET WAKTU 2t METODE PE}ITEIMBANGAN LINTASAN 97
Metode Least $uare 22 97
Metode Bobot Posisi
Metode Least fuuare untuk Pola Data Konstan 23 99
Alternatif/ Pendekatan Pertama
Metode Least fiuare untuk Pola Data Masa Laiu Linear 25
Alternatif/ Pendekatan Kedua 101
Metode Least Square untuk Pola Data Masa Lalu Siklis 28
Perbandingan Alternatif Pertama dan Kedua 101
Metode Least fuuare untuk Pola Data Masa Laiu
Metode Pembebanan Berurut 103
Linear Sikiis 32 i06
Metode Wilayah
Metode Mouing Auerage 35
PENGARUH KECEPATAN LINTAS TERHADAP PENYLISUNAN
Metode Eryonential Smoothing 37
STASIUN KERJA 109
Analisis Kesalahan Peramalan 39
KESIMPUI.AN 109
Pengaruh Musim dan Kejadian Luar Biasa Terhadap 110
STUDI KASUS
Analisis Deret Waktu 40 110
SOAL LATIHAN
VERIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERAMALAN 40
Peta Mouing Range untuk Verifikasi Peramalan 43 BAB V PERINCANAAI{ I(APASITAS 113
Peta. Mouing Range untuk Pengendalian Peramalan 45
PENDAHULUAN 113
KESIMPUI,AN 47
PERHITUNGAN KEBUTUHAN KAPASITAS 115
STUDI KASUS 48
Perencanaan Kebutuhan Kapasitas Jangka Panjang
SOAL LATIHAN 49
Metode Rough Att Capacitg 115
BAB III PENTUSUNAN JADWAL INDI'K PRODI'KSI 51 Perhitungan Kebutuhan Kapasitas Jangka Menengah
Metode Resource Requirement i19
PENDAHULUAN 51 L23
PERHITUNGAN KETERSEDIAAN KAPASITAS
MASUKAN UNTUK PERENCANAAN AGREGAT 51 t24
STRATEGI PEMENUHAN KAPASITAS
Akurasi Tingkat Persediaan Produk Jadi 51
KESIMPULAN t25
Kebijaksanaan Manajemen dan Data Biaya-biaya 53 r26
SOAL LATiHAN
Peramalan Permintaan 57
Pengetahuan Mengenai Kapasitas 57 PEBENCANAAN PEBSEDIAAN BAHAN
Satuan Agregat 58 SEDERIIANA 131
BAB VI PERENCANAAT{ PTRSEDIAAN
METODE PERENCANAAN AGREGAT 60
Metode Koefisien Manaj emen 62 PENDAHULUAN 131
Model Program Linear 64 Berbagai macam Masalah Persediaan 131
Model Parametrik Jones 69 Fungsi Persediaan t32
Modei Transportasi 73 MODEL PERENCANAAN PERSEDI-AAN 734
Perbandingan antar Metode Perencanaan Agre gat 80 Data Masukan 134
DISAGREGASI JADWAL INDUK AGREGAT 8i Model Persediaan Bahan Baku dengan Laju Permintaan
PENGENDALIAN JADWAL INDUK PRODUKSI 87 Tetap : Ecoramic Order Quantitg
KESIMPULAN 90 (Jumlah Pesanan Ekonomis) 136
STUDI KASUS 91 Model Persediaan dengan Permintaan Tak Tetap 143
SOAL LATIHAN 91 Perencanaan Persediaan Komponen 147
xl Perenconoan don Pengendol ian Produksi Dohor isi xlil

Persediaan Barang Dalam Proses 152 Minimasi Keiambatan 204


PENGENDALIAN PERSEDIAAN 154 PENJADWALAN M PROSESOR SERI 209
Evaluasi Akibat Perubahan Ongkos 154 PENJADWALAN JOB SHOP 213
Pengaruh Waktu Ancang 155 KESIMPULq.N 227
Persediaan Pengattt6ll 156 STUDI KASUS 223
Sistem Persediaan ABC 160 SOAL LATIHAN 225
Aplikasi Model Perencanaan Persediaan 163 BAB f,'( SISTEM PERENCAI{AAIY DAN PENGEITDALIAI{
KESIMPUI.AN t64 PRODUKSI MUTAKIIIR
STUDI KASUS 166
229
SOAL LATIHAN t67 PENDAHULUAN 229
SISTEM PRODUKSI TOYOTA 230
BAB VII PTREITCANAAN KEBITTI'IIAN BAIIAN L7L Just In Time Production Sgstem 231
PENDAHULUAN 17L Sistem Otonomisa si rtdoka 235
MASUI(AN UNTUK MRP 173 Faktor Penunjang 235
Jadwal Induk Produksi 173 FLEXIBLE MANWACTURIN G SY STEM (FMS) 236
Stmlrhrr Produk dan Bill of Material 173 PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUFAKTUR 242
Kejel,asan dan Akurasi Catatan Persediaan 174 KESiMPUIAN 245
Walrhr Ancang 175 DAFTAR PUSTAKA 247
LOGTKA DASAR MRP t76
I,ANGKAH DASAR MRP 177
Proses Netting 177
Proses Lotting 179
Proges Ofisetting 180
Proses Erylosion 180
KELUARAN SISTEM RENCANA KEBUTUHAN BAHAN 181
KESIMPULAN r82
SOAL LATIHAN 182
PEBENCANAAN PRODI,JKSI JANGI(A PEITIDEK
BAB VIII PENJADWALAIT PTI(ER^IAAil 185
PENDAHULUAN 185
MASUKAN UNTUK PENJADWAI,AN PEKERJAAN 186
NOTASI MATEMATIS PENJADWALAN t87
PENJADWALAN SATU PROSESOR 190
Aturan SPT (Shortesf Processrng Time) 191
Aturan Bobot SPT t92
Aturan Earliest Due Date (EDD) 193
Aturan Slack 196
Aigoritme Wilkerson Irwin 197
PENJADWALAN M PROSESOR PARALLEL 201
Minimasi Waktu Alir Rata-Rata 20t
Minimasi Make-Span 202
DAFTAR GAIIBAR

1.1 Pendekatan Penelitian Operasional J


1.2 Manufaktur sebagai Proses Input-Output 5
i.3 Proses Pengambiian Keputusan Pengendalian Produksi 8
t.4 Sistem Operasi Pengendalian Produksi 9
2.t Penelitian Minat Pembeli 17
2.2 Tabul,asi Data pada Tabel2-1 24
2.3 Tabuiasi Data Tabel 2-4 26
2.4 Tabulasi Data Tabel 2-8 29
2.5 Tabulasi Data Tabel 2-12 33
2.6 Pembagian Daerah AIB/C pada Peta Mouing Range 43
2.7 Peta Kendali untuk Contoh Kasus 2-7 44
2.8 Peta Kendali untuk Data yang Diperiuas s.d.
Bulan ke-16 46
2.9 Peta Kendali yang Telah Direvisi 47
4.1 Contoh Suatu Jaringan Kerja yang Menggambarkan
Urutan Perakitan 96
4.2 Hasil Penyeimbangan Lintasan dengan Menggunakan
Metode Bobot Posisi i01
4.3 Hasil Penyeimbangan Lintasan Dari Peningkatan
Jumlah Operator per Stasiun Keda r02
4.4 Pembagian Jariugan Kerja pada Contoh Soal
dalam Wilayah-wilayatr Operasi 107
4.5 Hasil Penyeimbangan Lintasan dengan
Menggunakan Metode Wilayah 108
5. i Hubungan antara Aktivitas Perencanaal Kapasitas
dengan Perencaaaaa dan Pengendalian Produksi 115
xv, Pqenconoan don Pengendalion Prduksi hftor @mbor wii

5.2 Stmktur Produk A dan B r77 9.3 Aliran Kanbanpada Proses Berurut 233
5.3 Etilt of Matuial Produk X L20 9.4 Skema Sistem Lintas Produksi 237
6.1 Peran Persediaan Penyangga 133 9.5 Contoh Mesin-mesin Transfer Lintas produksi 238
6.2 Pola Persediaan dengan Pemenuhan Kebutuhan 9.6 Contoh Suatu Mesin CNC 239
Segera dan Permintaan Konstan L37 9.7 Contoh Suatu Fiexible Manufachtre Cell 240
6.3 Pola Persediaan dengan Model furwmic hoduction 9.8 Sikius Manufacturing Resoures ptanning 243
QuantiQ 148
6.4 Pengaruh Waktu Ancang Terhadap Model EOQ Ideal
dan Saat Pemesanan 156
6.5 Macam-macarn Penyebab Kehabisan Persediaan
Batran lS7
6.6 Mengatasi Kemungkinan Kehabisan Persediaan dengan
Persediaan Pengaman 158
6.7 Plotting Investasi Tahunan Persediaan untuk
Contoh Kasus 6-9 163
7.1 Posisi MRP diantara Elemen-elemen Pengendaliart
Produksi t72
7.2 Contoh Suatu Stmkhrr Produk 173
7.3 Penurunan Tingkat Suatu Komponen untuk
Kemudahan Kodilikasi 774
7.4 Dimensi Waktu dari Suatu Stnrktur Produk 175
8.1 Gambaran Prosesor Paraliel 207
8.2 Penugasan Pekerjaan pada 3 Prosesor Seri
(Minimasi Mean Flout Time) 202
8.3 Penugasan Pekerjaan pada 3 Prosesor Paralel
(Minimasi Make Span) 203
8.4 Penugasan Pekerjaan pada 3 Prosesor Paralel
(Aturan EDD dan SLACK) 206
8.5 Penugasan Pekerjaan pada 3 Prosesor Paralel
(Modifikasi Wilkerson-Irwin) 207
8.6 Penugasan Pekerjaan 3 Prosesor Paralel
(Modifikasi Wilkerson-irwin dan Hodgson) 208
8.7 Gambaran m Prosesor Seri 209
8.8 Hasil Penjadwalan Dua Prosesor Seri Menggunakan
Metode Johnson 271
8.9 Hasil Pembebanan Pekerjaan pada 3 Mesin
Seri pada Contoh Kasus 8-1 1 2r4
8.10 Hasil Penurunan Jadwal Aktif dan Non Deiay
untuk Contoh Kasus 8-12 221
8.1 1 Proses Perakitan di PT X 223
l 9.1 Komponen Dasar Sistem Produksi Toyota 230
9.2 Perbedaan Sistem Tarik (Push System) dan
Sistem Tekan (PuIl System) 232
llill

DAFTAR TABEL

ll

tl 2.1 Penjualan PI X Tahun Lalu (Konstan dengan


Variasi Acak) 23
t
2.2 Perhitungan Stand.ard Enor of Estimate Peramalan 25
2.3 Peramalan untuk Periode Berikut $ahun 19XY) 25
I
2.4 Data Permintaan Produk PT X 12 Periode yang
t,
ll
laiu (Tahun 19)O()
2.5 Perhitungan Koefisien Persamaan Linear
yang Akan PigliYninasi
26

27
l 2.6 Perhitungan ftandard Enor ofEstimatePersamaan
Peramal Linear 27
2.7 Hasil Akhir Peramalan Linear 28
2.8 Data Permintaar Fboduk PT X 12 Periode yang
la.lu (Tahun 19)O0 29
2.9 Perhitungan Koefisien Persamaan Siklis
yang Akan Dieliminasi 30
2.10 Perhitungan Standard Enor of Estimate
Persamaan Peramal Siklis 3i
2.11 Hasil Akhir Peramalan Sikiis 31
2.12 Data Perrrintaan Produk PT X 12 Periode yang [,alu
(Tahun 19XX) 32
2.13 Perhitungan Koefisien Persamaan Linear Siklis
yang Akan Dieiiminasi 33
2. 14 Perhitungan Standard Enor of Estimate Persamaan
Peramal Linear Siklis 35
2.15 Hasil Akhir Peramalan Linear Siklis 35
Pererrconoon dan Pengendolion Produl,si DofnrTobel x)(

2.16 Penggunaan Peramalan Mouing Average 36 Pembebanan Berurut) 105


2.17 Efek Pemilihan Konstanta Eryonential Smoothing 4.10 Prioritas Pembebanan di Tiap Wilayah Berdasarkan
terhadap Beberapa Pola Permintaan 38 Waktu Operasi 108
2.78 Perhitungan Peta Mouing Range untuk 4.11 Pembebanan Operasi pada Stasiun Kerja 108
Memverifi .kasi Peramalan 44 4.12 Urutan Perakitan untuk Studi Kasus 110
2.19 Perhitungan Peta. Mouing Rangeyang Baru 46 5.1 Rencana Produksi untuk 5 Periode Mendatang
2.20 Data Permintaan Produk Masa Lalu (Dalam Unit) 48 (Dari Hasil Proses Disagregasi) L77
3.1 Data Permintaan dan Ongkos Produksi PT X 55 5.2 Perhitungan Standard R.tn Hours 118
.3.2 Perhitungan Ongkos Strategi Produksi Pertama 56 5.3 &.andard Run Hours untuk Setiap Item
3.3 Perhitungan Ongkos Strategi Produksi Kedua 56 Produk pada Setiap Work &nter 118
3.4 Perhitungan Permintaan (dalam satuan Unit 5.4 BilI of Resources per Produk untuk Tiap Work Center i18
Produk dan Ja:n-Orang) 59 5.5 Kebutuhan Kapasitas Setiap Work Center 119
3.5 Data Untuk Contoh Kasus 3-3 64 5.6 Routing Produk X dan Komponen-komponennya 120
3.6 Contoh Suatu Tabel Transportasi dengan 5.7 Perhitungan BiIl of Matenal Mingguan Dengan Asumsi
Horison Perencanaan 3 Bulan 74 1 Unit Produk Selesai pada Minggu Ke 8 dan
3.7 Perhitungan Kapasitas dengan Menggunakan Waktu Ancang antar Dept. 1 Minggu t2L
15 Orang Tenaga Kerja 76 5.8 Perhitungan Bill of Material Mingguan Akrual 727
3.8 Contoh Suatu Tabel Transportasi dengan 5.9 Profil Kebutuhan Kapasitas Tiap Departemen (Menit) 122
Horison Perencanaan 1 Tatrun 78 5.10 Perbandingan Ketersediaan dan Kebutuhan Kapasitas
3.9 Jadwal Induk Produksi Agregat untuk Work Center Milling t24
Contoh Kasus 3-6 79 6.1 Pola Permintaan untuk Contoh Kasus 6-4 144
3.10 Data Untuk Contoh I(asus 3-7 84 6.2 Pemenuhan Permintaan Bahan Baku di Tabel6-1
3.1r Penentuan Famili yang Akan Diproduksi 85 dengan Pendekatan EOQ t44
3.L2 Item Produk yang Diproduksi (Periode t) 6.3 Pemenuhan Permintaan Bahan Baku di Tabel6-1
Cara Penyesuaian Menggunakan Rasio R/Q'.1"r 86 dengan Pendekatan Wagner-Whitin 145
3.13 Item Produk yang Diproduksi (Periode t) 6.4 Pemenuhan Permintaan Bahan Baku di Tabet 6-1
Cara Penyesuaian Menggunakan Perhihrngan dengan Pendekatan Silver-Meal 147
Kekurangan Item 86 6.5 Data Untuk Contoh Kasus 6-6 i51
3.14 Penyesuaian Rencana Produksi dengan Periode 6.6 Perhitungan Nilai f" untuk Contoh Kasus 6-6 151
Pcnyesuaian Sahr Bulan 4-1 89 6.7 Perhitungan Jumlah Produksi Komponen per
4.1 Data untuk Contoh l(asus 4-1 98 Sik1us untuk Contoh Kasus 6-6 151
4.2 Matriks Keterdatruluan untuk Gambar 4-1 99 6.8 Perhitungan Contoh Kasus 6-6 dengan EPQ
4.3 Perhitungan Bobot Posisi untuk Tiap Operasi 100 Tiap Komponen Dihitung Mandiri 152
4.4 Pengurutan Prioritas Operasi Berdasarkan Bobot posisi 100 6.9 Alternatif Walrtu Ancang dan Ekspektasi Tedadinya 158
4.5 Pembebanan Operasi ke Stasiun Kerja 6.10 Perhitungan Nilai Ekspektasi Ongkos
(Metode Bobot Posisi) Persediaan (Dalam Ribuan Rupiah) 159
100
4.6 Pembebanan Operasi ke Stasiun Kerja 6.11 Total Ongkos Persediaan Untuk Tiap Alternatif
(Metode Triol and. Enor) Walrtu Ancang 161
100
r
4.7 Matriks Operasi Pendahulu/Pengikut sesuai 6.12 Tabel Daftar Item Persediaan dan Biaya
Metode Pembebanan Berurut Investasi Tahunan 162
104
4.8 Ilustrasi Metode Pembebanan Berurut 105 6.13 Data Kebutuhan dan Harga Bahan Baku PT Mainan X i66
4.9 Pembebanan Operasi ke Stasiun Kerja (Metode 7.1 Contoh Jadwal Kebutuhan Kotor t78
I

.l
1lill

xxlr Perencanoon don Pengendolian Produksi


lli

7.2 Perhitungan Kebutuhan Bersih t78


7"3 Hasil Keselunlhan Perhitungan Kebutuhan Bersih 178
7.4 Perhitungan Kebutuhan Bersih dengan
Cadangan Pengaman 2 Unit 779
7 .5 Contoh Proses Lotting dengan Menggunakan
Telicnik Lot for Lot 180
7.6 Contoh Proses Offsetting dengan Walrtu Ancang
Dua Periode 180
7.7 Contoh Suatu Proses Explosion 180
8.1 Telorik Penjadwalan untuk Mencapai Sasaran 190
8.2 Penjadwalan Satu Prosesor 191
8.3 Data untuk Contoh Kasus 8-1 t92
8.4 Perhitungan Kelambatan berdasarkan Aturan SPT 193
8.5 Data untuk Contoh Kasus 8-2 t94
8.6 Perhitungan Kelarnbatan untuk Hasil
Penjadu'alan EDD 196
8.7 Ferhitungan Keia-mbatan untuk Hasii
Penjadwalan Hocigson 197
8.8 Perhitungan Slack t97
8.9 Perhitungan Kelambatan Hasil Penjadwafan
dengan Metode Slac/t 199
8.10 Aplikasi Metode Wilkerson Irwin
Perhitungan Kelambatan Hasil Penjadwalan
PENGANTAR PERENCANAAT{ DAN
Wilkerson Irwin dengan Jadwal inisial EDD
8.11 Data untuk Contoh Kasus 8-7
200
242
PENGENDALIAN PRODUKSI
8.12 Data untuk Contoh Kasus 8-9 206
8.13 Perbandingan Hasil Penjadwaian 3 Prosesor Parallel 208
8.14 Data untuk Contoh Kasus 8-10 2ro
8.15 Data untuk Contoh Kasus 8-1 I 213
&,16 Data untuk Contoh Kasus 8-12 217
8.17 Penurunan Jadwa-i Aktif pada Contoh Kasus B-12 219
8.18 Penurunan Jadwal Non Deiay Contoh Kasus 8-12 224
8.19 Data Waktu Perakitan 224
llrlil

PENGAf.[TAR

PENDAHULUAI\
ntuk mencapai efeltivitas pengendalian produksi dan persediaan
moderrl kita harus mengenal teknik kuantitatiflperhitungannya. Namun
demikian dengan hanya mengetatrui teknik-teknik itu saja tidaklah cukup
karena tujuan kita mempelajarinya adalah agar dapat menerapkannya pada
masalah-masalah di dunia nyata secara tepat.
Tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah meren-
canakan dan mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam, dan keluar
pabrik sehingga posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan peru-
sahaan dapat dicapai. Pengendalian produksi dimaksudkan untuk mendaya-
gunakan sumber daya produksi yang terbatas secara efektif, terutama dalam
usaha memenuhi permintaan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi
perusahaan. Yang dimaksudkan dengan sumber daya mencakup fasilitas
produksi, tenaga kerj4 dan bahan baku. Kendala yang dihadapi mencakup
ketersediaan sumber daya, waktu pengiriman produk, kebijaksanaan mana-
jemen, dan lain sebagainya. Oleh karena itu perencanaan dan pengendalian
produksi mengevaluasi perkembangan permintaan konsumen, posisi modal,
l
kapasitas produksi, tenaga ke{a dan lain sebagainya. Evaluasi faktor-faktor
tersebut harus mempertimbangkan kondisi saat ini dan masa yang akan
datang. Kurun waktu yang digunakan untuk meramalkan faktor-fbktor ter-
sebut t€rgantung kepada berbagai hal yang akan dibahas pada bahasan
selanjutnya.

i:
Perenconaon don Pengendolion Prdulcsi fungantor
f
FUNGSI PERENCANAAN/PENGENDALIAN PRODUKSI walcuyang tidak terlalu lama. Pengunpulm dd4 analisis, penganbilankepu-
DALAM AKTIVITAS PRODTJKSI tusarq dan pengendalian umpan balik akan sepenuhnya dikeirdalikan oleh
Pada dasarnya fungsi dasar yang harus dipenuhi oleh aktivitas perencan,ran kornputer. Peran manusia akan bergeser menjadi perancang dan pe,mrograrn
dan pengendalian produksi adalah: sistem. Manusia akan semakin berintmal<si dengan koryuter sehingga ia hanya
akan berperan sebagai pemberi tambahan atau koreksi atas keputusan-kepu-
1. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk tusan komputer. Peirerapan teknik-teknik kuantitatif yang semakin tinggr ini
sebagai fungsi dari waktu; akan merrbutuhkan peirdekatar penelitian operasional. Pendekatan ini diawali
2. Menetapkan jumlah dan saat pemesanan bahan baku serta komponen dengm situasi dunia nyata (alitual) yang dituangkan ke dalam model ' mate-
secara ekonomis dan terpadu. matis sehingga menghasilkan solusi atas perrnasalahar yang dihadapi. pende-
3. Menetapkan keseimbangan antara tingkat kebutuhan produksi, teknik katar penelitian operasional ini secra singkat dapat dilihat pada Gambar 1-1 .
pemenuhan pesanan, serta memonitor tingkat persediaan produk jadi Setelah solusi dari model yang dibuat diperoleh maka solusi itu menjadi bahan
setiap saat membandingkannya dengan rencana persediaan, dan melaku- pengambilan keputusm dan dicoba untuk diterapkan pada sitrasi dunia nyata
kan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan; serta yang dihadapi. Karena kita berusaha unurk memecatrkan masalah dunia nyata
4. Membuat jadwal produksi, penugasan, pembebanan mesin dan tenaga maka model yang dibuat hanrslah menunjukkan verifikasi. verifikasi tersebut
kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan fluktuasi dapat berupa pengujian model secara statistik atau hasil yang lebih baik.
permintaan pada suatu periode. Pe,nerapan teknik banr tersebut selanjutnya dipertimbangkan lagi dari sisi
Pada awalnya keempat tujuan di atas dibagi-bagi ke dalam berbagai bagian kemudahan dan/atau biaya.
organisasi dengan penugasan yang beragam. Tetapi semakin luasnya peng-
gunaan sistem pengolahan data dan komputer telah merujuk pada pentingnya
penyatuan berbagai tanggung jawab tersebut. Pendayagunaan sumber daya
yang terbatas adalah tugas dan tanggung jawab bagian perencanaan dan
pengendalian produksi.

Setelah Perang Dunia ke II, fungsi pengendalian produksi, seperti


perencanaan, peramalan, penjadwalan, dan pengendalian persediaan, juga
dapat diterapkan pada industri non-manufaktur. Oleh karenanya pendekatan
penjadwalan yang terbukti berhasil digunakan pada sekor lintas produksi juga
dapat diterapkan pada fasilitas sinar X di suatu rumah sakit. Pende-katan
KEPUTUSAN I pprucauRll aru I SOLUSI

persediaan yang dikembangkan untuk industri manufakrur juga dapat di-


terapkan pada bank atau pusat perbelanjaan. Peramalan penjualan yang di-
gunakan untuk merencanakan penggunaan fasilitas produksi dapat juga
Gambar l -l : P en dekat an P en e liti an Op e r a s i on a I
digunakan untuk menenrukan jumlah tempat tidur rumah sakit dalam rangka
meningka&an jasa kesehatan. Pembahasan dalam buku ini didasarkan pada Surnber: John E. Biegel, Production Contol: A Quantitative Approach,2il, ed., prcntice
Hall of India- New Delhi, 1980, hal. 3
proses manufbktur. Namun demikian pembaca diharapkan akan tetap dapat
memahami spektrum yang lebih luas dari penerapan teknik perencanaan dan
pengendalian produksi tersebut.
Adalah tidak terlalu sukar untuk meramalkan pentingnya pengendaiian
produksi di masa yang akan datang. Teknologi otomasi akan muncul dalam
' Se;ara umum mociei adaiah sesuatu vzug lebih sederirana dibandiagkan dengan dunia nyar4 dan
solusinva pun ridak sepenuhnva mencerminkan dunia nyara.
t'

4 Perenconoon don Pengendal ion Prduksi Pengonlar


I

PERENCANAAII DA}[ PENGENDALIAN PRODI]KSI peke{aan sehari-hari. Sebaiknya suatu organisasi meletakkan bagian peren-
SEBAGAI AKTTWTAS ORGAhIISASI canaan dan pengendalian produksi di tempat yang cukup dekat dengan
Pada tahap akhir analisis, tugas aktivitas perencanaan dan pengendalian sumber informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang baik.
produksi adalah menginterpretasikan tujuan yang saling berlawanan antara Sementara itu menempatkan kegiatan percncanaan dan pengendalian produksi
bagian produksi, bagian penjualan" dan bagian keuangan; dan menjabarkan- ke bagian produksi, penjualan, atau keuangan dapat menjadikan keputusan
nya ke dalam rencana produksi dan kebijaksanaan persediaan. peran pekerja pengendalian produksi menjadi tidak terfokus.
pabrik adalah memenuhi jadwal tersebut. oleh karena itu jadwal produksi
harus cukup longgar agar dapat mencakup kebutuhan perawatan mesin, PROSES MANI.IFAKTUR
sakitnya tenaga kerj4 serta te{adinya kerusakan batran baku. peran bagian Proses manufaktur dapat digambarkan dalam kerangka masukan-keluaran
l penjualan adalah memaksimasi penjualan dan meminimasi kerambatan pengi- seperti terlihat pada Gambar 1-2. Masukannya berupa bahan baku; selanjut-
L
riman. Dengan demikian bagian penjualan ingin adanya persediaan produk nya bahan baku dikonversi (dengan bantuan peralatan, waktu, keahlian, uang,
jadi yang besar. Peran bagian keuangan adalah meminimasi modal yang ter- manajemen, dan lain sebagainya) menjadi keluaran yang kita sebut sebagai
sangkut dalam fasilitas, onrng, dan persediaan. Dengan demikian jelas bahwa produk akhir. Pengendalian produksi berkepentingan dengan peramalan atau
bagian keuangan ingin meminimasi kegiatan produksi dan tingkat penediaan. perkiraan keluaran, penentuan input yang dibutuhkan, serta perencanaan dan
Peran bagian perencan urn dan pengendalian produksi dalam suatu organisasi penjadwalan pengolahan bahan baku berdasarkan urutan produksi atau
secara keseluruhan ialah menemukan keseimbangan antara berbagai tuntuan konversi yang dibutuhkan.
komponen organisasi yang saling berlawanan (mencari keputusan optimal).
Proses konversi dapat amat sederhana nurmun dapat pula amat rumit.
Suatu pertanyaan kemudian muncul. Di mana seharusnya aktivitas Aliran produk dapat berupa satuan yang kontinyu atau diskrit. Produk jadi
perencanaan dan pengendalian produksi ditempatkan dalam suatu organisasi? dapat terdiri atas beberapa komponen yang didapatkan dari berbagai pemasok.
llaruskair ia melapor kepada eksekutif produksi, eksekutif sales, atau ekse- Terdapat banyak hal yang mungkin terjadi selama material mengalir ke
kutif keuangan? Mungkin terdapat banyak jawaban bagi pertanyaan di atas seluruh pabrik. Tetapi satu hal yang telah pasti: harus ada pengendalian ter-
pada berbagai organisasi manufaktur dan jasa. Hal ini adalah wajar. Karena hadap segala proses konversi. Pada tempat inilah pengendalian produksi
bagian perencanaan dan pengendalian produksi harus memenuhi berbagai berperan.
fungsi maka sudatr sewajarnya jika ia ditempatkan pada bagian yang akan
L

memberikan hasil terbaik. Barangkali suatu perusatraan harus membuat


bagian pengendalian produksi secara terpusat sehingga keseimbangan yang
,
konsisten antar berbagai konflik ini dapat dilakukan. Departemen pusat ini
bertanggung jawab untuk membuat peramalan permintaan konsumen dan
rencana produksi, mengamati dan mengendalikan penjualan, mengamati serta
mengendalikan tingkat pengiriman dan pembelian batran baku, serta juga
bertanggung jawab mempekerjakan tenaga kerja dan menghitung tingkat
lembur. Tanggung jawab produksi dan pemesanan dapat diserahkan pada
unit-unit organisasi tertentu sehingga penyesuaian jangka pendek atas kondisi
rl
perubahan dinamis dapat dilakukan dengan lebih baik. Seranjutnya, jadwal -.} ALIRAN INFORMASI -+JALUR PENGARAFAN

kegiatan pabrik yang terperinci (yang menunjukkan kegiatan yang harus


,
dijalankan serta peralaran yang dibutuhkan) dapat diserahkan pada mana- Gambar l-2t Manufalaw sebagai Proses Input-Output
i
jemen tingkat bawah yang sudah barang tentu memiliki kaitan erat dengan John E. Biege! PrductionControl: A Quantitatiye Approach,2nd, ed,, hentice
I Hall of India, New Delhi, 1980, hal. 4
I
Perenconoon don Pengendolion Prdulcsi Pengontor

Dalam suatu organisasi, pengendalian produksi berguna unurk meningka&an pada lintas produksi; serta (3) pemindatran dan distribusi produk jadi dari
produltivitas. Definisi produktivitas adalah rasio nilai barang dan jasa yang lintas produksi ke titik penyimpanan atau penjualan. Pada lintas perakitan
dihasilkan dibagi dengan nilai sumber daya yang digunakan dalam produksi. yang dikendalikan konveyor, produk bergerak dengan kecepatan yang telah
Jika mesin atau orang menganggur karena tidak ada pekerjaan, atau ditentukan. Lintas produksi berproduksi dengan kecepatan yang tetap sepan-
komponen menumpuk di gudang karena tidak tersedia mesin untuk mengolatr jang bahan baku tersedia" tidak ada kerusakan mesin atau absennya tortaga
komponen tersebut maka hal ini berarti sumber daya yang dimiliki terbuang kerj4 sena tidak ada hal-hal yang membatasi pemuatan produk jadi di akhir
percuma. Peran pengendalian produksi adalah meminimasi pemborosan lintasan.
dengan mengkoordinasikan ketersediaan tenaga kerj4 peralatan, dan bahan.
Tak terhitung banyaknya kasus yang membuktikan batrwa persediaan dan Dalam sistemjob-order (tidak kontinyu), masalah lain muncul. Dalam
proses semacam ini tidak ada proses manufaktur yang direncanakan sebelum-
kapasitas yang terlalu tinggi dapat menyebabkan organisasi kehilangan
nya. Biasanya diperlukan proses yang berbeda unnrk setiap pesanan. Perhenti-
sejumlah besar uang. Perbaikan produktivitas dapat dilakukan dengan me-
an pada satu atau beberapa titik dalam lintas produksi tidak akan menghenti-
ningkatkan rancangan dan tatacara kerja produksi.sehingga menjadi lebih
kan keseluruhan lintas. Karena setiap produk dibuat dengan prosesnya sendiri
efisien. Produltivias juga dapat ditingkatkan dengan pengendalian produksi
yang lebih baik. maka produk jadi biasanya dikirimkan langsung ke konsumen. Dalam jenis
proses job order, tanggung jawab penyeimbangan lintas terletak pada
kelompok-kelompok pengendalian produksi. Dalam sistem manufaktur
BERBAGAI BENTIIK MASALAH PERENCANAAN DAN kontinyu, tanggung jawab tersebut terletak pada kelompok perancang proses
PENGEIYDALIAN PRODUKSI manufaktur. Sekali lintas produksi ditetapkan maka sistem ini akan tetap ber-
jalan sampai terjadi perubahan produk atau mesin.
Masalah yang dihadapi bagian perencanaan dan pengendalian produksi
tergantung padajenis industri dan perusah,umnya. Macam data yang tersedi4
macam data yang dibutuhkan, karakteristik pengolatran/operasi manufaktur,
PENERAPA}I PERENCANAAN/PENGENDALIAN PRODI]KSI
pelayanan yang diminta oleh konsumen, serta karakteristik produk sangat Dapat diperhatikan bahwa kegiatan pengendalian produksi beroperasi dengan
I
bervariasi dari satu ke lain perusahaan. Dalam industri pengolahan terjadi arah yang berlawanan dengan aliran produksi. Kita pertama kali menentukan
keadaan di mana bahan baku tidak dapar disimpan tetapi produk akhir dapat barang apakah yang menjadi keluaran dan seberapa besar kebutuhan akan
disimpan dengan kapasitas yang sangat besar. Contoh kasus ini adalah produk tersebut. Setelah tairap ini maka kita kemudian menentukan rencana
industri pengalengan sayur dan buah. Pada situasi lain, bahan baku memiliki produksi di dalam perusahaan. Rencana ini menghasilkan informasi yang
masa simpan yang relatif panjang terapi produk jadi tidak dapat disimpan penting untuk menentukan bahan baku yang dibutuhkan. Akibatry4 keber-
lama. Contohny4 beanready-mu. Masalatr lain yang sering dihadapi adalah hasilan tiap tahap ditentukan oleh tahap sebelumnva. Jelas bahwajika jumlah
keterbatasan waktu pengadaan bahan baku, misainya bahan makanan dan masukan telah ditetapkan, maka proses akan berjalan dengan normal. Pen-
bumbu-bumbu musiman. Dalam industri pertambangan (seperti halnya batu dekatan lain yang berlawanan adalah pendekatan di mana masukan ditenrukan
bara dan biji metalik), bahan baku dan produk jadi keduanya dapat disimpan sebelumnya dan keluaran dipaksa agar sesuai dengan keinginan kita. Hal ini
dalam jangka panjang. Situasi yang sama dapat terjadi pada industri jasa. kurang dapat dipertanggung-jawabkan mengingat penjualan produk jadi di-
Sebuatr toko pengecer adalah contoh indusrijasa di mana dapat dibeli barang pengaruhi oleh berbagai faltor, seperti kekuatan penjualan, harg4 iklan.
dengan masa simpan yang panjang dan pendek. cakupan daerah pema-saran, dan lain sebagainya. Proses penentuan input se-
macam itu diperlihatkan pada Gambar l-3. Harus diperhatikan bahwa proses
Faktor-faktor tersebut menentukan posisi pengendalian produksi dalam
perusatraan. Pada sistem manufaktur yang kontinlu, masalah pengendalian semacam ini sangat tergantung pada kemampuan unurk meramalkan keluaran.
produksi terletak pada: (1) ketersediaan bahan baku pada saat yang tepar
dengan jumlah dan jenis yang tepaq (2) menghindarkan terjadinya bottle-neck
Perenconaon don Pengendolion Prduksi Pengantor

SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODI]KSI Peramalan kebutuhan merupakan titik awal kegiatan pengendalian
produksi. Untuk setiap kelas produk atau jas4 masa daang harus dapat di-
Hubungan pengendalian produksi terhadap keseluruhan organisasi manu-
ramalkan. Peramalan dilakukan dalam satu jangka waktu perencanan ytulg
faktur yang t€rutama ialah sebagai alat pengendali aliran informasi. Pengen-
kita sebut sebagai horison perencanaan. Pada perusahaan tertentu horison
dalian produksi sendiri berkaitan erat dengan fungsi-fungsi di luarnya
perencanaan dapat mencakup jangka waktu antara satu sampai dua tahun
sehingga komponen di dalam pengendalian produksi memiliki interaksi
mendatang. Dalam beberapa kasus, merupakan hal yang penting untuk
aliran yang sangat rumit. Interaksi ini secara sederhana dapat dilihat pada
mengetahui akurasi ramalan penjualan yang akan datang. Tanpa peramalan
Gambar 1-4. Harus diperhatikan bahwa keputusan dalam satu komponen -
yang akurat maka tidaklah mungkin melaicukan perencanaan kapasitas jangka
misalnya penjadwalan - akan memiliki dampak terhadap komponen-
panjang. Perencanaan kapasitas merupakan langkah kedua dalam rantai
komponen lainnya. Sebagai contoh, satu cara untuk mencegah kelambatan
pengendalian produksi. Pada tahap ini direncanakan jumlatr tenaga kerja yang
produksi karena kekurangan bahan adalatr dengan meningkatkan persediaan
akan direkrut, jumlah jam lembur yang dijadwalkan, dan jumlah persediaan
bahan. Peningkatan persediaan bahan ini mungkin akan menyederhanakan
sehingga permintaan konsumen dapat dipenuhi secara efisien. Jika kapasitas
kegiatan penjadwalan tetapi mengakibatkan biaya persediaan jadi me-
produksi dan persediaan produk jadi tidak mencukupi, perminaan konsumen
ningkat. Contoh lainnya adalah usaha untuk mengurangi kelambatan
produksi dengan cara meningkatkan waktu pengiriman yang akan meng- tidak akan dapat dipenuhi dan konsumen akan lari. Jika tingkat kapasitas
produksi dan persediaan produk terlalu tinggi maka perusahaan akan meng-
akibatkan menurunnya permintaan konsumen. Hal tersebut memang dapat
alami kesulitan aliran dana yang serius. Tanpa peramalan yang akurat atas
membuat masalah penjadwalan menjadi mudalu tetapi juga akan menimbul-
keadaan di masa yang akan datang maka tidaklah mungkin untuk melalekan
kan biaya tambahan akibat ketidakpuasan konsumen.
perencanaan kapasitas jangka panjang.

MASUKAN AfiIVITAS PEMASARAN


BAHAN BAKU PRODUKSI PRODUKJADI

Perencanaan Perenc. Produksi Peramalan PERENCANAAN


Permintaan Produk KAPASITAS
Kebutuhan Bahan dan kapasitas
JANGKA
PANJANG

PENGENDALIAN
PEMANIAUAN
PEN.TAOf'^TALAN

Gambar l-3: Proses Pengambilan Keputusan Pengendalian Produksi


PRODUKSI

Sumber: John E. Biegel, Production Control: A Quantitative Approach,2nd, ed., Prentice


Hali of India New Delhi, 1980, hal. 6

SISTEM PERENCANMN DAN


Kegiatan pengendalian produksi merupakan suatu sistem dan harus dilihat PENGENDALIAN PRODUKSI

secara menyelurutr. Tindakan menekan waktu menganggur tenaga kerja dan


mesin, menekan persediaan, atau menekan kelambatan pengiriman tidaklah
selalu bijaksana. Tujuan pengendalian produksi adalah tujuan keseluruhan Gambar l-4: Sistem Operasi Pengendalian Produl<si
organisasi. Keputusan yang menyangkut penjualan, produksi, persediaaq dan Sumber: David D. Bedword dan James E. Baile1,. Integrared Production Connol System;
keuangan lebih baik dicari tingkat optimalitasnya. Management Analysis Design, John Wiley and Sons, New York 1982
t0 Perenanoon dan Pengendalian Prduksi Pengontor n

Salah satu perhatian pere,ncaman kapasitas adatah jumlah persediaan yang Dengan demikian kegiatan pengendalian produksi merupakan rantai
akan dipertatrankan. Re,ncana persediaan yang sering diguakan oleh pem- kegiatan yang saling berkaitan. Keputusan-keputusan yang dibuat akan ber-
sahaan yang menghadapi permintaan musiman adalah deiogau cara mempro- beda dari segi horison waktu dan derajat akurasi. walaupun demikian kepu-
duksi lebih banyak dari kebutuhan pada saat pennintaan rendatr di mana tusan-keputusan tersebut harus mengacu pada tujuan yang akan dicapai, yaitu
kelebihannya kerrudian disimpan. Pada saat permintaan melonjak maka mendayagunakan sumber dayayang dimiliki secira efektif untuk memenuhi
kebutr:hm tersebut akan dapat dipelruhi dari produk simpanan. Dengan derri- permintaan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi perusahaan.
Ioan tingkat persediaan bervriasi dari waktu ke waktu. Dengan adnyavariasi
trnglot persediaarq jumlah barang yang diproduksi otomatis juga akan ber- SISTEMATIKA PENTJLISAN
variasi. Pe,lrgendali persediaan me,mbandingkan persediaan yang ada de,ngan Dengan memperhatikan kondisi di atas, maka sistematika penulisan buku ini
jumlah persediaar yang dirnginkan Dengrn dernikian pengendatian persediaan
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
terpengaruh oleh keputrsan p€rexrcanaan kapasitas.
D Bagian Pertama: Pengantar Perencanacm dan Pengendalian Produl<si;
Aktivitas lainnya yang dipenganrhi oleh perencanaan kapasitas adalah berisi Bab I, yaitu Pengantar;
perencanaan kebutuhan jangka pendek Kegiatm ini juga berpurgan:h terhadap
l
O Bagian Kedua: Perencanaan Malao, yang berisikan Bab II, yaitu
peirgendalian persediaan Dalarn jangka pendek, kebutuhan produksi setiap
l Peramalan Permintaan Produk, dan Bab III, yaitu Penyusunan Jadwal
mesin sampai perakitan harus ditetapkan. Akibatrya addah bahwa jadwal
Induk Produksi;
produksi akan dipenganrhi oleh kapasitas produksi jangka pendelq tingkat
ll
persediaan saat rni" dankeJn:rangan tingkat persediaan dari yang diinginkan.
tl Bagian Ketiga: Perencanaan Kapasitas Produksi,yang berisi Bab fV,
l

Pada derajat t€rtertu kelematran akurasi peramalsp dan perubahan kapasitas


yaitu Penyeimbangan Lintasan, serta Bab V, yaitu Perencanaan
I
Kapasitas;
dapat diatrsi dalan tairap ini. Produk yang membutuhkan proses produksiyng
il
lebih cepat atau iebih banyak dapat diprioritaskan. Kebuhrhan produk lain ymg
A Bagran Keempat: Perencanaut Persediast Baho4yang berisi Bab VI,
yaitu Perencanaan Persediaan Sederhan4 dan Bab VII, yaitu
l
dikura'rgi produlsinya dapal dipmr:hi dengao p€rsediam yaLg ada. Kebututra
Perencanaan Kebutuhan Bahan (Material Requirement P lanning);
iembur atau kekurangan kapasitas dapat disesuaikan. Oleh karena itu pene-
tapan rencana kapasitas menrnrtut fleksibilitas. Keluaraq dari tahap ini adalah
tr Bagian Kelima: Perencanaor Produlai Joqkn Pendek,yang berisi Bab
MII, yaitu Penjadwaian Produksi; serta
rencana kebutuhan jangka pendek yang dis'ebut Jadwai Induk Produksi.
O Bagian Keenam: Aplikasi, yang berisi Bab IX, yaitu Perencanaan dan
Jadwal rnduk produksi dibuat talpa mernpertrmbangkan situasi pabrik Pengendalian Produksi Mutakhir.
Jika tenaga keqa absen atau mesin rusak maka jadwal tersebut harus diubah.
Dengan membagi pokok bahasan perencaruurn dan pengendalian produksi
Jika bahan baku tidak memenuhi persyaratan, atau peralatan tidak dapat di-
menjadi 6 (enam) bagian sebagaimana tersebut di atas maka diharapkan
gunakan, jadwal itupun harus disesuaikan. Jadwat rnduk produksi hanya meng-
bahasan mengenai topik perencanaan dan pengendalian produksi ini dapat
atur sasaran produksi tiap periode, dan bukan menentukan cara unurk merre-
dikemas secara utuh; walaupun periu disadari bahwa bagian-bagian pokok
nuhi sasaran tersebut. Penentuan cara mflnsnuhi sasaran menrpakan tugas
bahasan tersebut merupakan suatu kesatuan yang saling mengait dan bukan
penladwalan pabrik Pada awal wakru keqa- seorang supenrisor harus merrper-
merupakan subjek bahasan yang terpisah.
hatikan target yang harus drpenuhi dan sumber daya yang dimiliki. Ia hams
memutuskan apa yang harus dilakukan selama waltu kerja tersebut, urutan -oo0oo-
pekdaan -vang harus dikdakan, serta sumber dayayang dibutuhkan r:ntuk
melakukan pekerjaan tersebut. Keputusm pengendalian produksi ini selaqut-
nya diserahkan pada bagian produksi.
PERENCANAAN MAKRO
PERAMALAN
PERNIINTAAN PRODUK

PENDAIIT]LUAN
f elah disebutkan pada Bab I bahwa salah satu tugas pengendalian
I produksi adalah meramalkan permintaan konsumen akan produk yang
dihasilkan perusahaan. Peramalan adalah perkiraan tingkat permintaan satu
atau lebih produk selama beberapa periode mendatang. Peramalan pada dasar-
nya merupakan suafi tal<siran Namun demikian dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu maka peramalan akan menjadi bukan hanya sekedar
taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan tersebut merupakan taksiran
ilmiah. Tentu saja peramalan akan semakin baik jika mengandung sesedikit
mungkin kesalahan; walaupun kesalahan peramalan tetap merupakan suatu
hal yang sangat manusiawi. Agar berarti maka hasil peramalan seharusnya
dinyatakan dalam bentuk satuan produk (unit) dan mencakup periode peren-
canaan tertentu. Peramalan dalam jangka yang terlalu pendek tidak mungirin
untuk digunakan untuk mengambil tindakan yang efektif.
Jika peranalan bukan merupakan hal yang eksak, mengapa kita harus
membuatrya? Jawabannya amat sederhan4 yaitu bahwa seluruh keputusan
di masa yang akan datang didasarkan pada peramalan saat ini. Setiap kali
keputusan yang berkenaan dengan masa datang dibuat maka selalu tersirat
peramalan yang mendasari keputusan tersebut. Pada tingkat tertentu pera-
malan yang terencana lebih berniiai dan akurat dibandingkan peramalan
intuitif. Secara umum peramalan dapat digolongkan ke dalam dua bagian:
metode kualitatif dan kuantitatif.
t4 Perenconoon don Pengendolion Prduksi

Untuk memperkirakan permintaan di masa yang akan datang dapat


sangat mudah, nurmun dapat pula sangat sukar. Beberapa produk atau jasa
mudah diramalkarl misalnya produk dengan tingkat absolut; atau kecen-
derungan yang relatif konstan; serta pada situasi tidak terjadi kompetisi
(prasarana publik) atau situasi stabil (oligopoli murni). Selain itu adalatr
permintaan produk perusahaan yang tidak stabil sehingga peramalan yang
baik menjadi faktor kunci keberhasilan perusahaan. Peramalan yang kurang
baik dapat mengakibatkan tingkat persediaan produk menjadi terlalu tinggi
atau hilangnya peluang penjualan akibat ketiadaan persediaan. Semakin per-
mintaan tidak stabil, akurasi peramalan menjadi semakin kritis dan prosedur
peramalan menjadi semakin rumit.

Metode peramalan sangat bervariasi, dari yang amat kasar sampai ke


metode yang amat canggih. Banyak teknik yang membutuhkan tenaga yang
sudah ahli untuk menggunakannya. Keunggulan dan kelemahan masing-
masing teknik tersebut harus dikenali terlebih dahulu agar dapat dimanfaat-
kan secara maksimal. Suatu perusahaan biasanya menggunakan prosedur tiga
tahap untuk sampai pada peramalan penjualan. Mereka melakukanpersmalan
linglamgan yang diikuti dengan peramalan penjualan industi, dan diakhiri
dengan peramalan penjualan perusahaan. Peramalan lingkungan dilakukan
untuk meramalkan inflasi, pengangguran, tingkat suku bung4 kecenderungan
konsumsi dan menabung, iklim investasi, belanja pemerintah, ekspor, dan
berbagai ukuran lingkungan yang penting bagi perusahaan. Hasil akhimya
adalah proyeksi produk nasional bruto yang digunakan bersama-sama dengan
indikator lingkungan lainnya untuk meramalkan penjualan industri. Perusa-
haan kemudian melalcukan peramalan penjualan dengan asumsi bahwa tingkat
pangsa tertentu akan tercapai.

PERAMALAN LINGKLINGAN/INDUSTRI
Kunci bagi perkembangan dan kelanggengan organisasi adalah kemampuan
organisasi tersebut di dalam menyesuaikan strateginya di lingkungan yang
berubah dengan cepat. Hal ini menuntut manajemen untuk secara tepat
mengantisipasi kejadian di masa yang akan datang. Harga yang dibayar peru-
sahaan akan sangat mahal jika sampai terjadi kesalahan peramalan. Sebagai
contohl, Montgomery Ward yang kehilangan posisinya selaku pemimpin

tPhiiip Ko,Jer, Marketing Marugemenr: Atulysis, Planning, And Control,Fifth Edition, Prentice
Hall of India. New Delhi, 1985, Hal. 239
l6 Perenconoon don Pengendolion Prduksi
Peromolon Permi ntoon Produk 17

f. Skenorio jamok. Para peneliti membuat gambaran altematif masa depan dan perusairaan dapat menyesuaikan tingkat produksi serta rencana pemasa-
yang masing-masing saling konsisten dan memiliki probabilitas tertentu.
nmnya.
Maksud utama skenario-skenario tersebut adalah unnrk membuf peren-
canaan kontingensi. Apakah Anda Bcrmaksud Membeli Mobil dalam Enam Buian Mendatang?
g. P er amal an Ke s e mp at an/Anc amsn. Para peneliti mengidentifrkasikan
'I
ldak Kemungkinan Kcmungkinan Kemungkinan Hampn Pasti
Munskin Kecil AmatKccil Sedans Munekin
kejadian yang paling mempengaruhi perusatraan. Setiap event diberi
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 t.00
bobot berdasarkan kecenderungan ancaman itu di masyarakat. Event
tersebut juga diberi bobot berdasarkan daya tariknya bagi beberapa
golongan masyarakat tertentu. Kejadian yang memiliki bobot tertinggi Gambar 2-\: Penelitian Minat Pembeli
selanjuhya akan diteliti lebih dalam. Sumber: Dimodifikasi dari PhtlipKotle1 Marl<ctimg Marugement: Analysis, Plarnning, and
control, 5th.ed.,Prentice liall of India New Delhi, 1995.

PERAMALAN PERMINTAAN PERUSAIIAAN


P'ada akhirnyanilai penelitian minat pembeli akan meningkat jika variasi
Pada dasarnya peramalan permintaan produk dilakukan berdasarkan salah
pembeli sedikit, biayanya rendah, maksud dan tujuan pembeli jelas, dan
satu dari tiga basis informasi: apa yang dil@takan orang, apa yang dibuat
responden bersedia menyatakan pendapatnya. Peramalan semacam ini amat
or6rng, atJ,u apa ycmg telah dikerjakan orang. Dasar pertama - apa yang di-
berharga bagi produk konsumsi dan produk industri, perusahaan yang mem-
lrntalan orang -mencakup penelitian pendapat pembeli atau pihak yang
bunrtrkan perencanarm canggrtu dan bagi peramalan produk banr di mana data
dekat dengan pembeli (seperti salesman aau disributor). Tercakup di dalam-
masa lalu tidak tersedia.
nya tiga metode peramalan: penelitian minat pembeli, pendapat salesman, dan
pendapat para ahli. Membuat peramalan berdasarkan basis apa ymg dilaku-
kan orang mencakup metode pengujian pasar untuk mengetahui respons Pendapat Tenaga Penjual (Salesman)
pembeli. Dan basis yang terakht - apa ymg telah dilakukon orsng - men- Bila wawancara dengan pembeli tidak mungkin dilakukan maka perusahaan
cakup metode analisis data perilaku penjualan masa lalu serta analisis statis- dapat meminta tenaga penjualnya untuk memperkirakan tingkat perminAan
tika deret waktu. di masa yang akan datang. Beberapa perusahaan menggunakan perkiraan para
t€naga penjual ini tanpa melakukan penyesuaian sama sekali. Namun demi-
Penelitian Minat Pembeli kian harus diingat bahwa pendapat mereka dapat menyimpang. Mereka dapat
arnat sangat pesimis atau optimis karena berbagai pengalaman kegagalan atau
Peramalan minat pembeli adalah seni mengantisipasi kecenderungan yang
keberhasilan di masa lampau. Seringkali pula mereka tidak paham kondisi
diinginkan pembeli pada kondisi tertentu. Hal ini berarti pembeli harus di-
ekonomi makro dan tidak tahu apakah rencana pemasaran perusahaan akan
teliti. Penelitian ini amat berharga jika pembeii memiliki tujuan pembelian
mempengaruhi tingkat p€njualan di daerah mereka. Mereka dapat saja menye-
yang jelas, bersedia memikirkanny4 dan bersedia mengemukakannya pada
butkan permintaan terlalu rendah sehingga perusatraan kemudian menetapkan
pewawancara. Dalam hal barang konsumsi, beberapa organisasi penelitian
rencana produksi yang juga terlalu rendah. Mungkin pula mereka tidak me-
telah mengadakan riset minat pembeli secara periodik. Organisasi ini menge-
miliki wa}.tu untuk menyiapkan perkiraan yang hati-hati, atau barangkali
mukakan pertanyaan seperti diperlihatkan pada Gambar 2- l. Pertanyaan pada
mereka menganggap bahwa hal tersebut sama sekaii tidak berani. Bila
gambar itu disebut skala kemungkirra, pembelian. Selain itu, penelitian lain-
kondisinya demikian maka perkiraan tenaga penjual tidak dapat dijadikan
nya menanyakan keadaan finansial konsumen dan harapan mereka mengenai
pegangan sama sekali karena selalu ada kemungkinan kesalatran perkiraan.
keadaan ekonomi. Berbagai informasi itu dikombinasikan menjadi Ltkuran
OIeh karena itu diperlukan beberapa penyesuaian sebelum perkiraan para
Sentimen Konsumen atau Ularan Keyakinan Konsumen. Konsumen diminta
salesman tersebut digunakan untuk rencana penjualan pen:satuan Perusahaan
mengisi indeks semacam ini agar pergeseran minat membeli dapat diantisipasi
dapat saja memberikan banaran atau insenfif kepada salesryn unluk melaku;
I
1

I
t8 Perencanoon don Pengendalion Prduksi Peromalon Permintaon Produk l9

,;li
kan perkiraan yang lebih baik. Salesman dapat saja diberi arsip peramalan Delphi). Suatu variasi metode pendapat para pakar dilakukan di perusahaan
mereka bersama-sama dengan penjualan aktualnya agar dapat memper- pesawat terbang Lockheed'. Sekelompok eksekutif Lockheed menanyai
beberapa konsumen utama. Secara kritis konsumen diminta melakukan
I

bandingkannya, atau seperangkat asumsi kecenderungan bisnis yang akan


menimpa perusahaan. Kecenderungan para salesman untuk melakukan pra- evalusi terhadap penawaran ltrkheed bila dibandingkan dengan penawaran
pesaing.Konsumen diminta mengambil kepuarsan produk mana yang mereka
1

kiraan yang terlalu rendah dapat diatasi dengan meningkatkan iklan dan
promosi teritorial. pilih. Ilasil analisis responden itu selanjutnya digabungkan dengan peramalan
statistika (yang dilakukan secara terpisah) sehingga akhirnya menjadi pera-
Terlepas dari berbagai kekurangan di atas, ada beberapui"**rg*
malan penjualan Lockheed.
jika salesman dilibatkan dalam peramalan. Bagaimanapun salesman memi-
liki pandangan yang lebih baik dalam menghadapi kecendenrngan perminta- Metode Pengujian Pasar
an masa dut og dibandingkan dengan kelompok lainnya di dalam perusahaan.
Melalui partisipasi mereka dalam proses peramalan maka para salesman akan Pada keadaan di mana pembeli tidak melalcukan pembelian terencana, minat
memiliki keyakinan yang lebih tinggi akan kuota penjualan mereka. Juga pembeli sukar diukur dan para pakar tidak dapat diharapkan akan dapat
akan dihasilkan peramalan yang jauh lebih lengkap; didasarkan pada produlq menjadi peramal yang baik. Dalam situasi seperti ini dibutuhkan pengujian
teritorial, dan konsumen. pasar. Pengujian pasar digunakan pada peramalan produk baru atau produk
lama yang telatr mapan dengan jalur distribusi/daerah pemasaran baru.

Pendapat Para Pakar Analisis Permintaan Secara Statistika


Perusahaan dapat melakukan peramalan dengan berpaling pada para pakar. Analisis deret waktu memperlalrrkan data penjualan masa lalu dan masa
Pakar dalam konteks ini ialah perwakilan penjualan (dealer), distributor, datang sebagai fungsi waktu dan bukan sebagai fungsi faktor penentu Per-
pemasok, konsultan pemasanm dan kelompok dagang.Perusahaan menanyai mintaan sesungguhnya. Analisis permintaan secara statistika ialah sekum-
para dealernya tentang peramalan jangka pendek mereka secara periodik. pulan prosedur yang dirancang untuk menemukan faktor yang benar-benar
Perkiraan para perwakilan penjualan kurang lebih memiliki kekurangan dan mempengaruhi penjualan serta keterkaitannya terhadap penjualan. Faktor
kelebihan yang sama dengan perkiraan para salesman. yang biasanya dianalisis adalah pendapatan per kaprta jumlah pendudulq dan
Banyak juga perusah&m yang membeli peramalan ekonomi dan biaya promosi/iklan. Analisis permintaan secara statistika dilakukan dengan
industri dari perusahaan-perusah.um peftunalan ekonomi terkemuka. Spe- menyatakan penjualan (Y) sebagai fungsi variabel permintaan independen
sialis peramalan ini memiliki posisi yang lebih baik dibandingkan perusahaan X1,X2,..., Xni
itu sendiri karena mereka memiliki data yang lebih banyak dan ahli peramalan
secara khusus.
(r)

Selain itr-r biasanya perusahaan tersebut juga menugaskan satu Dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple
kelompok khusus untuk membuat ramalan tertentu. Para atrli ditanyai dari regression analysis), berbagai persamaan yang dibentuk dapat dicocokkan
sudut pandang yang berlainan dan diminta untuk membuat ramalan secara untuk mencari fbktor peramal dan persamaan peramalan terbaik. Sebagai
kelompok (metode diskusi kelompok); atau mereka diminta untuli mem- contoh, Paldao menemukan persamiun permintaan yang secara statistika
berikan perkiraan pribadi dan kemudian sekelompok analis menggabungkan
pendapat mereka menjadi perkiraan tunggal (metode gabungan perkiraan-
perkiraan individual). Mereka dapat juga diminta untuk memberikan pan- 3
Philip Kotler, Marketing Management: analysis, Plotning, ard control,5th. cd., Prcntice tldl
dangan pribadi dan asumsi yang kemudian akan dikaji dan direvisi oleh analis of India, 1985, Hal. 244.
a llall
Philip Kotler, Markettng Managerrrent: Analysis, Planning, and Control,5th.Ed., Prenticc
perusahaan, dan diteruskan dengan perkiraan yang lebih dalam (metode
oflndia 1985, Hal 246.
2A Perenconoan don Pengetdolian Prduksi Peromol o n P erm i ntaon P roduk 2t

terbaik dan paling cocok dengan data penjualan dari tahun 1908 sampai METODE PERAMALAN DERET WAKTU
dengan tatrun 1960 adalah:
Banyak perusahaan melakukan peramalan berdasarkan data penjualan masa
lalu. Asumsi yang digunakan adalatr hubungan sebab-akibat (cousal system),
Y =-3649+0.655X t + 1180LOGX, +774X j +32Xa -2B3Xs e) yaitu bahwa apa yang terjadi di masa lalu akan terulang pada saat ini.
di mana: Hubungan sebab-akibat tersebut tidak diterangkan pada saat menurunkan
model statistika. Dengan asumsi itr maka pola penjualan masa lalu digunakan
Y- Penjualan tahunan dalam ribuan dollar
sebagai dasar untuk meramalkan penjualan masa datang; dengan catatan
Xl : Penjualan tahun sebelumnya dalam ribuan dollar
batrwa hubungan sebab-akibat masa lalu tersebut belum berubatr. penjualan
X2: Biaya iklan tatrunan dalam ribuan dollar masa lampau (dinotasikan Y) dipengaruhi oleh empat komponen utam4
X3 = Suatu variabel dummy, dengan nilai 1 arrtara 1908 sampai yaitu:
dengan 1925 dan nilai 0 antara 1929 dn seterusnya.
a. KecendertmgantTrend @. Secara umum terdapat dua macam kecen-
X4: Tahun (1908:0, 1909:1, dan seterusnya). derungan, yaitu naik/turun atau konstan.
X5 = Pendapatan pribadi disposabel dalam milyar dollar. b. Siklus/Cycle (C), berkaitan dengan pola pergerakan penjualan yang
konsisten selama satutahun. Sikius menggambarkan pola penjualan yang
Kelima variabel independen tersebut mengakibatkan 94 %o variasi tahunan berulang setiap periode. Pola siklus berguna untuk meramalkan pen-
penjualan produk Palda antara tatrun 1908 sampai dengan 1960. Untuk meng- jualanjangka pendek.
gunakannya sebagai persamiun peramalan di tahun 1961, terlebih dahulu c. Musint/Season (S). Penjualan produk dapat memiliki musim yang beru-
perlu diketahui nilai kelima variabel independen tersebut. Penjualan tahun lang secara khusus. Banyak produk dipengaruhi pola pergerakan akti-
1960 harus dimasukkan ke dalam X1, rencana biaya iklan tahun 1961 harus vitas ekonomi yang terkadang memiliki kecendenrngan periodik.
dimasukkan ke dalam X2, 0 ke dalam X3, nomortahun (196i - 1908 = 53) Komponen musim ini amat berguna dalam peramalan jangka menengatr.
dimasukkan dalam &, dan perkiraan pendapatan pribadi disposabel tatrun Contoh yang paling jelas dari komponen musim ini ialah kenaikan
1961 dimasukkan dalam X5. Hasil perhitungan di atas adalah ramalan pen- penjualan yang tajam untuk produk pakaianjadi pada saat mendekati
jualan (D di tahun 1961. lebaran, atau kenaikan arus penumpang pada saat libur sekolatr.

Pada dasarnya peramalan permintaan diturunkan dengan mencocok-


d. Kejadian Luor Biasa/Enatic Events (E), mencakup kebakaran, perang,
bencana alam, dan gangguan lainnya. Komponen initidakdapal diramar-
kan persamaan terbaik ke daiam data historis atau data tabulasi silang. Koefi-
kan dan harus disingkfukan dari data masa lampau untuk melihat perilaku
sien persamaan diestimasi dengan menggunakan metode Least SEnre.Per-
yang lebih normal.
samaan terbaik adalah persamaan yangmeminimasi jumlah landrat deviasi
data aloual dengan hasil peramalan. Persanaan dapat diturunkan melalui Analisis deret wakru merupakan kombinasi empat komponen yang ber-
formula standar. Analisis peramalan permintaan secara statistika ini dapat pengaruh pada peramalan penjualan masa datang di atas. Sebuatr peramalan
dike{akan dengan komputer. Dalam hal penggunaan komputer, pemakai yang akurat, bagaimanapun cara mendapatkannya, adalah penting bagi
perangkat lunak harus waspada terhadap lima hal yang dapat mengacaukan pengendalian produksi yang baik. Berbagai keputusan bisnis selalu didasar-
validitas atau kegunaan persamaan statistika permintaan, yaitu: (1) Observasi kan atas peramalan (baik peramalan langsung maupun tidak langsung).
yang terlalu sedikiq (2) Terlalu banyak variabel independen yang saling ber- Dengan demikian ketidak-akuratan dan kesalalran peramalan dapat mengaki-
korelasi tinggi; (3) penyimpangan asumsi normal; (4) hubungan kausalitas batkan keputusan yang merugikan. Dalam pasaryang kompetitif kesuksesan
dua arah; dan (5) munculnya variabel baru yang tidak diperhitungkan sebe- tergantung pada peramalan yang baik.
lumnya.
22 Perenconoon dan Pengendolion Produksi Peromolon Permintoan Prduk 23

Jika kita menganggap bahwa penggunaan metode statistika deret waktu yt = Permintaan aktual pada periode ke t
sebagai cara yang realistis untuk meramalkan permintaan di masa yang akan y't : Permintaan hasil peramalan pada periode ke t
datang maka sebelumnya kita harus melalcukan proses sebagai berikut: n = Jumlah datayangdigunakan
a. Buat grafik permintaan vs. waktu @ermintaan pada sumbu y dan Waktu f - Derajat kebebasan fungsi tersebut.
pada sumbu X);
b. Tentukan metode peramalan deret waktu yang akan digunakan; -
Meminimasi standord Enor of Estimote berani meminimasi jumlah kuadrat
c. Hitturg ekspektasi kesalahan; dan selisih nilai permintaan aklual dan nilai fungsi peramalan pada periode t.
d. Putuskan apakah akan menggunakan metode deret waktu atau menggu-
Sampai saat ini tidak dibicarakan bentuk fungsi y' (t). Kenyataannya, :
fungsi tersebut dapat menyatakan hubungan fungsional apa saja. unurk kemu-
nakan metode lainnya yang lebih baik.
dahan pembahasan, diasumsikan batrwa t iarah bilangan bulat berurutan.
Telah disebu&an bahwa peramalan deret waktu tergantung pada trendr Dengan demikian bentuk akhir fungsi peramalan yang te{adi tidak mungkin
kecenderung an, cycle/ si]rJus, seasonlmusim, dan enatic events/kejadian luar diterapkan pada situasi di mana t bukan bilangan bulat berurutan. Selain itu
biasa. Dalam peramalan jangka pendek, teknik analisis deret waktu hanya
juga diperlukan pembatasan firngsi peramalan. Jika tidak dibatasi, fungsi
ter-
mempertimbangkan dua hal, yaitu trend dan siklus. Terdapat beberapa metode sebut akan bekerja secara tidak memuaskan.
yang termasuk dalam analisis deret waktu, dan yang akan dibahas dalam buku
ini adalah teknik Least Square, Moving Average, serta Exponential METODE LEAST SgaARE UNTUK POLA DATA KONSTAN
Smoothing.
Jika permintaan cenderung konstan tetapi memiliki variasi acak, maka firngsi
Metode Least Square peramalan konstan cocok untuk digunakan. Fungsi peramalan untuk fungsi
konstan adalatr:
Dengan menggunakan metode Least Square kita mencocokkan fungsi
sekumpulan data. Fungsi ini berbentuk: t-
y'=y (s)
yt=f (t) (3) Dengan f pada stondard Error of Estimate (persamaan (4)) sama dengan 1
(satu).
di mana y adalah fungsi peramalan yang terbentuk dari variabel independen
waktu t. Fungsi y' tersebut cocok jtka Standard Error of Estimate fungsi Contoh Kasus 2-1:
tersebut terkecil. Biegel mendefinisikan Stodud Enor of Estimate sebagai5:
Dalam Tabel 2-1 berikut disajikan data permintaan masa lalu untuk periode
selama dua belas bulan ke belakang.

(4) Tabel 2-l: Penjualan PT. x rahm Lalu (Konstan dengan variasi Acakt
B] J 4 5 6 7 E 9 l0 L2
Sales 94 l l5 103 9J 9l 88 08 06 lr8 tt
di mana: 99 107

SEE = Standard Error of Estimate Sehingga nilai fungsi peramalannya adalah:

y' = Total Demandf umlah Periode = 1239172 = 103,25 unit per bulan
s
Joh, E. Biegel, Production Control: A Quantitatne Approach,:ndEd., Prcntice Hall of India
New Dclhi, 1980, Hd.22
Pcromolon Permintaan Produk
25
24 Perenconoon don Pengendolion Prduki

Tabel 2-22 Perhifimgan stodard Enor of Estimate Peramalan


Jika persamaan ini digunakan sebagai fungsi peramalan, maka kita akan Selisih
Bulrn renode s.les I(amrlln Sclisih
meramalkan batrwa permintaan produk adalah sebanyak 103 unit tiap bulan Aktual Sales Kuadrrt
selama beberapa bulan berikutnya. Dengan fungsi peramalan sebagaimana di I 94 03 9 8l
Januari
atas maka Standard Enor of Estirnate (lihat persamaan 4) dapat dihitung ) ll5 03 L2 t44
Fcbruari
) 103 03 0 0
sebagaimana Tabel 2-2. Persamaan tersebut menggunakan derajat kebebasan Msrgt
10 100
4 93 03
April
(f) sama dengan satu;yaitu derajat kebebasan yang digunakan unqk fungsi 5 9l 03 t2 t44
Mci ))<
konstan. 6 88 03 15
Jutti
108 ,03 5 25
Juli
8 r06 103 3 9
Agusuls
Pcnju.l.n PT X T.hun ,gxx (Unn) Scptember 9 99 r03 4 l6
't20
l0 r03 l5 22s
I Oktober 118
i03 4 l6
I ro -..] Novcmber l1 107
Dcsember t2 tt7 r03 14 196
too I l8l
1239
eo
= (n8rt(r2-1))w = (l181/( - (lO'1,4)ut = 10,4.
to
70
12!a3 aTaarottt2 Tabel 2-3: Peramalan unnk Periode Berikut (Talrun 1gXY)
lsbn
.btu ru. Uar. APn, Ucl Jre ,,"L AgtL scP. or4, lbu. Dr&
BL
3aL3
,6 l7 19 20 21 22 23 24
Mdc I3 ,4 75 7A

,o3 703 7o3 t.)3 7o.3 ,03 703 ,o3 t03 7o.3 t03 7o,3
Rarrro,lan

Gamber 24:. Tabulasi Data pada Tabel 2- I


METoDELEASTSQU..4.REI.]NTUKPoLADATAMASALALU
Standard Enor of Estimate dapat diinterpretasikan sebagai ekspektasi per- LINEAR
mintaan terletak dalam selang antara 92 unit (permintaan nt^-ratadikurangi
satu kali Standmd Enor of Estimate) dan 114 unit (permintaan ruta-rata Sesuai dengan persnmaan (3) terdahulu, maka pola data linear diestimasi
ditambatr satu kali Stodod Enor of Estimate) ialah sebesar 0,586. Cara lain dengan menggunakan persamun regresi:
menyatakan hal di atas ialah terdapat tingkat kepercayaan sebesar 68 %
yt =a+bt (5)
balrwa perminuan akan terletak antara 92 dn I 14 unit. Tingkat kepercayaan
dapat dipertinggi jika selang estimasi permintaan ditambah. Sebagai contoh,
Nilai a dan b pada persarnaan di atas ditaksir dengan melalcukan eliminasi dua
tingkat kepercayaan ekspekasi permintaan terletak dalam selang antara 83
persamaan linear berikut:
sampai dengan 123 unit ialah 95 /o. Atau tingkat kepercayaan perminuan
pada bulan-bulan tenebut akan terletak pada selang antara 72 sarnpai dengan
E=an+bE t (6)
135 unit ialah sebesar 99.7 Yo1 .

Perhitungan Standard Enor of Estimale persamaan linear yang didapatkan


menggunakan persirmaan (4) dengan derajat kebebasan (0 sama dengan 2.

6
Pcmyataan tingkat kepcrcayaan ini dibuat dcngan asumsi pcrminuan rrdisuibusi normal.
?
tingku kcpcrcayaan 95 % adalab rara-raa permintaan plus dan minus deviasi sebcsar 1,96.
Batas
Batas tingkat kcpercayaan 99.7 % adalah rau-rzra permintaan plus dan minus deviasi scbcsar 3,00.
26 Perenanpan don Pengendolian Prduksi fuamolon Permintoon Prcduk 27

Contoh Kasus 2-2: 2501 = 12a+ 78 b dan 17342=7ta+ 650 b

Guna memberikan contoh penerapan perhitungan persamaan regresi linear,


Tabet 2-52 Perhitungm lbeftsien Persamaon Linear yoryAkan
disajikan permintaan produk 12 bulan lalu (Tabel2-4). Gambar 2-3 ialatt
Dieliminasi
plotting data pennintaan. Selanjutrya (Tabel 2-5) disajikan perhitungan
Buhn Pcriodc Pcrnintrrn y't l^2
koefisien persamaan yang akan dieliminasi. Perhitungan Standod Error of
Jrnuari 203 203
Estimate selanjutnya disajikan di Tabel 2-6 dN perhitungan peramalan z ztx 4t2 4
Fcbruari
untuk tatrun 19XY dapat dilihat padaTabel?-7. MrIrt 3 203 509 9
Apdl 4 212 t48 l5
Mci 5 216 l0E0 25
210
Juni 6 l9E IEE 36
2to Juli 7 2lE r526 49
2t20 Agushls E 224 1792 u
Scptsnbcr 9 223 2W7 EI
52ro l0 lo0
Olilobcr 23E 23E0
.2 200
o Novcmbcr 223 ?4.53 tzt
leo Dcscmbcr 12 237 2t44 144
tao 7E 2;60l t7342 650

12345 c'f tt101112


Butrn
yang menghasilkan a: 19693,b = 3.05, rlan persamaan Regresi peramalan
Salca ', es permintaan ! = 196.93 3.05 t Dengan menggunalen persamaan peramal
+
! = l9l + 3 t, maka StmdqdEnor of Estimate dihitmg sebagai berikut:
Gambar 2-32 Tabulasi Data Tabel 2-6: Perhitmgan Standard Enor of Estinate Persamaqn Peramal
Linear
Tabel 2-4: Data Permintaan Produk PT. X l2 Periode yang Lalu (Iahun
lew
Bulan Pcriodc Permintaan
Januari 1 zu5
Februari 2 206
Maret 3 203
April 4 212
Mei 5 216
Juni 6 198
Juli 1 218
Agustus 8 224
September 9 223
Oktober 10 238
Novcmber li 223
Desember 12 23'1
78 2601

Tabel2-4. Persamaan Linear Regresi Peramalan Permintaan didapatkan


mengeliminasi:
26 Perencanoan &n Pengendolion Prduksi hrcmolon Permintoon Prduk 27

Contoh Kasus 2-2: 2501 = 12 a+ 78 b dan 17342=7E a+ 650 b

Guna memberikan contoh penerapan perhitungan persamaan regresi linear,


Tabet 2-52 Perhitwgan lbefuien Persamaan Linear yory Akan
disajikan permintaan produk 12 bulan lalu (Tabel2-4). Gambar 2-3 ialah
Dieliminasi
plotting data perrrinaan. Selanjutrya (Tabel 2-5) disajikan perhitungan
Dulen Pcriodc PcrrninrrD ytt l^2
koefisien persamaan yang akan dieliminasi. Perhitungan Standod Enor of
Januui 203 203
Estimate selanjutnya disajikan di Tabel 2-6 daln perhinrngan peramalan 4t2
Fcbruari z 2M 4
untuktahun 19XY dapat dilihat padaTabel?-7. Marll 3 203 609 9
Apdl 4 2t2 E4E l5
Mci 5 2t6 loEo 25
Juni 6 l9E IEU 36
Juli 7 ztE t526 49
Agusus E 224 t792 o4
lispt mbcr 9 ?23 zw1 EI
Ol:tobcr l0 23E 23E0 100
Novcmbcr 223 ?4.53 t2l
Dcscmbcr t2 237 2W t4
7E 260I t7342 650

23a5C7a9tol1t2
Bubn :
yang menghasilkan a 196.93, b = 3.05, dan persamaan Regresi peramalan
s.l,aa 't ea permintaan = 196.93 + 3.05 t Dengan menggunakan persamaan peramal
!
| = 197 + 3 t, maka Stotdod Ertor of Estimate dihitung sebagai berikut:
Gambar 2-3: Tabulasi Data Tabel2-6: Perhitutgan Standard Enor of Estinate Persamaan Peramal
Linear
Tabel 2-4: Data Permintaan Produk PT. X 12 Periode yang Lalu (Iahun
t9w)
Bulen Periode Pertnintaan
Januan 203
Februari ) 206
Maret 3 203
April 4 111
Mei 5 216
Juni 6 198
Juli 7 218
Agustus 8 ))t
September 9 223
Oktober t0 238
November li aa2
Desember t2 23't
78 2601

Tabel2-4. Persamaan Linear Regresi Peramalan Permintaan didapatkan


mengeliminasi:
28 Perenconwn don Pengendolion Prduksi Peromolon Permintaon Prod ul 29

Tabel2-72 Hasil Akhir Peramalan Linear


. 2p
Bulrn Pcriodr Remdel -r -... -=o,-Xin:!-+ 6yror#,
Zvsln:l
N
t*#1 * 12 r;r?1 (lt)
Ianuari 237
Fcbruari 24( Perhitungan standard Error of Estimate persam,lan siklis yang didapatkan
Msrrt 15 243
April l6
menggunakan persamaan (4) dengan derajat kebebasan (f) sama dengan 3.
24(
Mci t7 249
luni l8 252 Contoh Kasus 2-3:
Iuli 255
Agustus 20 258 Guna memberikan contoh penerapan perhitungan persamaan siklis disajikan
Scptcmber 2l 261 contoh permintaan produk untuk 12 bulan lalu (Tabel 2-g). Gambar 2-4
oktobcr 22 264
Novcmbcr
ialah plotting data permintaan. Tabel 2-9 ialah perhitungan koefisien per-
23 267
Dcscmber 24 27Q
samaan yang akan dieliminasi. Perhitungan standard Error of Estimate
3M2 disajikan di rabel2-10 dan peramalan tatrun 19Xy dapat dilihat pada Tabel
2-11.
Jika pada tahun yang akan datang sistem sebab-akibat permintaan masih
tetap sama maka akan terdapat tingkat kepercayaan sebesar 95 o/o dimarra Tabel 2-8: Data Permintaan Produk PT. x l2 periode yang Lalu (Tahun
ekspelcasi perminAan tatnrn berikut akan jatuh pada selang + U (dibulat-
! tew)
kan). B1. Jaa Feb Mar Apr Mel .Iun JUI Ast scp ott IlIov Dcs
Periode I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 L2
METODE LEAST SQUARE t NTt K POLA DATA MASA Sales 76 87 96 111 118 133 95 tt2 L20 83 96 97
LALU SIKLIS
Sesuai dengan persamaan (3) terdahulu, pola data siklis diestimasi dengan
menggunakan persamaan regresi :

I - 2t ,"r;r{,
l'=a+bcos_t. N
(s)

Nilai a, b, dan c pada persamaan di atas ditaksir dengan melakukan elimi-


nasi tiga persamaan linear berikut:

rt,: crk =O*or4t


')/- N
+cE ,ir!til e) 567A
Bulen
70 77 72

S.tce 7 gxx
Ey
' cos 4,
N = ahos4,
N
* bhos2 4, * cE srn(t
N----"'N'-""il'"or!,
(10)

Gambar 2-4l. Tabulasi Data Tabel2-8


30 Perencanoon dan Pengendalian Produksi Peramolon Perminlacn Procuk, 31

Tabel 2-92 Perhitungan Koefisien Persamaan SiHis yang Akan menggunakan persamaan peramal Y' = 102 - 16-33 Cos(z/6)t - 332
Dieliminasi Sin(n/6)t maka Standard Error of Estimate dihitung sebagai berikut:
Bulan Periode Demend Cos( )t Sin( )t vrCos( )t ytSin( )t
Ianuari I 76 0.87 0.50 65.82 JU.UU
Februari 2 E7 0.50 0.8? 43.50 75.34 Tabel 2-10: Perhitungon Standard Error of Estimate Persamaan
Maret 3 96 0.00 t.00 0.00 96.00 Peramal Siklis
April 4 rll -0.50 0.87 55.50 96.13
Permintaar Remaler Selisil Kuedrer
-102.19 )v.uu )ulsn Periodr
Mei 5 I18 -0.87 0.50
Januari 76 E6 -10 100
Iuni 6 I33 I.UU 0.00 -133.00 0.00
Februari 2 87 9r I6
Juli 1 95 -0.87 -0.50 -87.27 41.50
3 96 99 9
8 tt2 -0.50 -0.87 -56.00 -96.99 Marel
Agustus 4 l6
ADril 4 i1 107
,tcmber 9 120 0.00 - l.uu 0.00 -120.00
Mei 5 IE l4 4 l6
Oktobcr l0 E3 0.50 -0_87 4I.50 -7l.EE
Iuni 6 133 IE l5 225
November 96 0_87 -0.50 dJ.l4 -48.00
't 95 l8 -?1 529
t2 1.00 0.00 97.00 Iuli
Desembcr 9',7 o.oo 8 t2 t3
Agush$
Total 78 1224 0.00 0.00 -98.01 I9.90 September 9 120 05 t5 22:
Bulan Pcriode Illemand Cos^2( )t Sin^2( )t Cos( )tSin( )t l0 83 9',1 -14 196
Oktober
Januari 75 u. /) o.25 0.43 November t1 96 90 6 36
Februari ) 87 o.25 0.75 tJ.43
Desember t2 97 E6 ll 121

Maret 3 96 0.00 1.00 0.00 1224 t224 0 r490


Toral 78
April 4 111 o.25 u. /) -0.43
Mci 5 1I8 0.75 0.25 -o.4 Standard Error olEstimate = (14901(12-3))tt2 = 12,9 unit'
Iuni 6 133 1.00 0.00 0.00
Juli '1 95 0.75 0.25 0.4
Acustus 8 ttz o.25 0.75 0.43 Tabel 2-llz Hasil Akhir Peramolan Siklis
Scarcrnber 9 tzt) 0.00 1.00 0.0c Periodc Remalar
Bulan
OlCober 10 83 o.25 o.75 -0.43 E6
Ianuari
Novcmbcr 11 96 u. /) 0.2s -0.43
Februari l4 9l
Desember t2 97 1.00 0.00 0.0c
Marel l5 99
fotal 78 1224 6.00 6.00 0.0( l6 01
April
Mei
I
Catatan:Dari gambar diduga bahwa cycle terjadi pada periode 12 bulan luni
I
Iuli
hingga digunakan N:12 Asustus ZL

September 21 05
Persamaan regresi peramalan permintaan siklis didapatkan dengan meng- 22 9',1
Oktober
eliminasi tiga persamaan berikut: November )a 9C

Desember 24 86

1224 =72a 1224

-98.01 = 6b
-i9.90 : 6c Jika pada tahun yang akan datang sistem sebab-akibat pennintaan masih
o/o. Permintaan tatrun berikut jatuh
samq terdapat tingkat kepercayaan 95
yang menghasilkan a: 702, b: -16,33, c:'3,32; dan persamaan regresi
pada y + 25 (dibulatkan).
peramalan permintaan y'= 102 - i6.33 Cos(n/6)t - 3,32 Sin (x/6)t. Dengan
32 Perencanoon don Pengendal ian Prdul<si Peromolan Permi ntoon Produk 33

METODE LEAST SQUARE LIIITUK POLA DATA MASA


Pola Permintaan Siklis Naik
LALU LN'EAR SIKLIS Dengan Variasi Acak

Sesuai dengan persamaan (3) terdahulu, pola data linear siklis diestimasi
dengan menggunakan persamann regresi: t

540
,r'h);ft 54tr
/r z
543
c
t-2tr2r
v' = a + bt + ccos sin-t
.Nil + d
t Q2)
530

-t E
5m
Nilai a" b, c, dan d pada persamaan di atas ditaksir dengan melakukan L
5t
eliminasi empat persamaan linear berikut:
sfi)

D = an + bD *
"*o, 4Nilt + dE sin ! t (13) 4 5 6 7 I 9 tO rl l2
Bulan

*yt = aX + bJl2 + cEtCos 4,l/ t + aXSin 4N t (14) Catatan : Dari Gambar di atas dapat didrrya balrwa siklus akan teriadi setiap satu
tdrun datgan kecmderurgan moraik. Lhrtuk ilu digunakan N= 12.

2tr 2tr 2r > 21 2x 2tr


Zycos-t --aE cos-l+bhcoslt +cfcos' Zt +dZ sinZt cosl, (15) Gambar 2-52 Tabulasi Data Tabel 2-12
NnN.l/NN
2o Pada Tabel 2-13 disajikan perhitungan koefisien persamaan yang akan
-'""'N' '-"'N t*6yrir2o
2vsrnZt=aNin2t
N
*rhor2o
''*"" tsin+dtsir2 t(16\
N'""' N"'"' dieliminasi. Perhitungan standard Enor of Estimde disajikan di Tabel2-14
dan peramalan untuk tahun l9XY dapat dilihat pada Tabel2-15.
Perhitungan Standord Enor of Estimate persamaan linear siklis yang dida-
pat menggunakan persamaan (4) dengan derajat kebebasan (f) sama dengan catatan: Dari gambar di atas dapat diduga bahwa siklus akan terjadi setiap
4. satu tahun dengan kecenderungan menaik. Untuk itu digunakan N=12.

Contoh Kasus 2-4:


Tabel 2-13: Perhitmgan Koefisien Persamaan Linear Siklis yang Akan
Guna memberikan contoh penerapan perhitungan persamaan linear siklis, Dieliminasi
pada Tabel2-12 disajikan contoh permintaan produk untuk 12 bulan yang Bulrn (t) Permintran y) Cos( z /6)t Drtr{ 7t /6lt t'
ialu (Tahun 19)fi). Gambar 2-5 ialahplotting data permintaan di koordinat I 498 0.866 u.500 I
2 505 0.s00 0.866 4
kartesian. 3 5t7 0.000 1.000 9
4 52r -0.500 0.866 I6
Tabel 2-12: Data Permililaan Produk PT. X 12 Periode 5 535 -0.866 0.500 25
6 548 -1.000 0.000 36
7 544 -0.866 -0.500 49
8 546 -0.500 -0.866 u
9 529 0.000 -1.000 8l
t0 548 0.500 -0.856 100
1r s43 0.866 -0.500 t2t
t2 557 1.000 0.000 144
78 6391 u.uuo 0.000 650
a Perenconoon don Pengerdolion Produksi Peromalon Permintoon Prduk 35

Tabel 2-l4z Perhitwtgan Standard Error of Estimate Persamaan


0.750 Peramal Linear SiHis
2 l0l0 1.000 t.732 0.250 y' (y-y')'
3 1551
Bulen Y
0.000 3.000 0.000
4 20u -2.000 3.464 0.250 I 498 4v) 9
5 2675 4.330 2.500 0.750 2 505 506 I
5 3288 3 5t7 518 I
-6.000 0.000 1.000
7 4 521 528 49
3808 4.062 -3.500 0.750
8 4368 -4.000 4.928 5 53s 536 I
0.250
9 4761 0.000 -9.000 /. 0.000 6 548 541 49
I
l0 5480 5.000 -8.660 0.250 7 544 543
ll 5973 9.526 -5.500 8 546 542 l5
0.750
t2 6684 12.000 0.000 9 529 542 169
1.000
10 548 543 25
ll 543 547 15
t2 s57 553 l6
Persamaan regresi peramalan permintaan linear siklis didapatkan dengan 78 639r 5394 353
mengeliminasi persama^n : Snndard Enor of Estimate = (3531(124)\n = 6.6( unit.

5397= l2a+ 78b Tabel2-l5z Hasil AWtir Peramalan Linear SiHis


42180= 78a+650b+ 6c -22d Bulrn Pcriode (t) Permintren (y')
-30909= 6b+ 6c Januari IJ
t4
)oJ
-97890= -22b + 6d Februari
Marct l5
574
586
April I6 596
Tabel2-13 (Lanjutan): Mei t7 5U
Juni t8 609
Perhitungan Koefisien Persamaan Linear siklis yang Akan Dieli-minasi Juli l9 6ll
Agusnls z0 6u
Buler Sin'( n /6N ycos( 7r /6)t vliin( fi l6)t Cos( 7! /6)trsin(n /6)t Scptcmbcr 2l 510
I 0250 Oktober 22 6ll
431.281 t4y.uut) 0.433 615
Novcmbcr 23
2 0.750 252.500 437.343 0.433
Descmber 24 52r
3 1.000 0.000 517.000 0.000
4 0.750 -250.s00 45 1.199
To al 721
-0.433
5 0.250 463324 267.50C -0.433
6 0.000 -548.000 0.000 0.000 Jika pada tatrun yang akan datang sistem sebab-akibat pennintaan masih
0.250 -471.1 l8 -272.000 0.433 tetap sam4 maka terdapat tingkat kepercayaan sebesar 95Yo di mana
ekspektasi permintaan tahun berikut akan jatuh pada selang y' + 13
8 0.750 -273.000 472.850 0.433
9 i.000 0.000 -529.000 0.000
10 0.750 274.000 474.582 -0.433 (dibulatkan).
l1 0250 470.252 -271.500 -0.433
t2 0.000 557.000 0.000 0.000
7E 6.000 -30.909 -97.890
Metode Moving Average
0.000

yang menghasilkan a:495.6;*5.7; c:10.8; d4.9; dan persamaan regresi MovingAverage dapat digunakan sebagai alat peramal. Pada kasus tertentu,
linear siklis peramalan permintaan y' : 495.6 * 5.7t - 10.8 Cos(z l6)t - 4.9 MovingAverage lebih baik daripada metode Least Squoe. Moving Average
Sin( r /6)t. Dengan menggunakan persam,un (4) Standord Error of Estimate
hanya menggunakan rata-ratadata permintaan masa lampau dalam jumlatt
yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk setiap periode, Moving Average
dihitung sebesar:
yang bam dihitung dengan cara mengabaikan permintaan pada periode yang
36 Perenconoon dan Pengendolion Prduksi Peromal on Permintwn Produk 37

paling awal dan memasukkan permintaan pada periode paling akhir. digUnakan falilor koreksi, terdapat kecenderungan rulu Moving Average
Definisi mate-matis dan Moving Average adalah: bervariasi lebih acak dibanding-kan hasil regresi.

m
b. Moving Average selalu terlambat untuk pola data siklis. Jumlah kelam-
ba6n metode MovingAverage sejumlah periode yang digunakan sebagai
*=r\k (17)
dasar MovingAverage.
(t=m-k+l ) c. Nilai maksimum peramalan oleh MovingAverage al<an lebih kecil dari
permintaan maksimum dalam pola siklis, sementaft! peramalan minimum
di mana m adalah periode terakhir pada saat permintaan diketahui dan k
akan lebih besar daripada permintaan aktual dalam pola siklis'
adalah jumlah periode yang dimasukkan ke dalam peramalan.

Prakiraan kesalahan peramal Moving Averagejuga menggunakan persamaan


Contoh Kasus 2-5:
(4) dengan derajat kebebasan satu. Untuk lebih teliti, perhitungan SEE harus
Harus diperhatikan bahwa metode ini selalu berkepentingan dengan data dilalokan setiap kali peramalan baru dibuat (periode demi periode). Peramal
yang terbaru. Peramal untuk periode ke (m+1) adalah MA atau MA - Moviig Average hanya digUnakan selama satu Periode peramalan yang
y'm+1. Data pada Tabel2-12 jika diolah dengan metode Moving Average berikut. Peramal ini dapat dilanjutkan ke periode-periode berikutnya dengan
periode 5 bulan akan menghasilkan peramalan sebagai berikut: mempertimbangkan siklus yang mungkin akan tedadi. Dalam banyak hal
metode Moving Average memiliki keakuratan yang lebih rendah dibanding-
Tabel 2-16: Penggunaan Peramalan Moving Average
kan dengan metode Least Squore.
Bulen Deta Pcrmintarn Akturl Perrmal Moving
Avcrege
Januari 4yu
Februari 505
Metode Exponential S moothing
Maret 517
April 52t Tidak seperti Moving Average, peramal Exponential Smoothing menekan-kan
Mei 535 pada permintaan yang paling ban:, dan bukan permintaan-permintaan periode
Juni 548 515
sebelnmnya. Secara matematis, peramal Exponential Smoothing didefinisikan
Juli 544 52s
Agustus 546 533 sebagai:
September 529 539
548 540
Ok-tober
November 543 543 am+l = (1 - tu)ym + ft - ttt )utgyTr-l + /1 - - )-2 g^-2 - -.. t {l - - )-k g^-k * "' (1 8)
Desember 557 542
Januari 545
di mana y'm+l adalatr peramal unnrk periode berikut, w adalatr faktor
smoothing (terletak antara nol dan satu), dan ys1-l adalatr permintaan akrual
Dapat dilihat bahwa jika pola permintaan semakin jauh dari pola konstan
yang terjadi pada periode ke k sebelum periode sekarang.
maka hasil Moving Average akan bergeser semakin jauh dari hasil regresi.
Uungtin gaja digunakan Moving Average dengan beberapa fbktor koreksi.
Tetapi kifa masih akan menjumpai beberapa perbedaari{:ilntara Moving
Contoh Kasus 2{:
Average dengan Least Square. Beberapa karakteristik Moving Average Sebagai contoh, hasil peramalan dengan menggunakan metode Exponential
adalah: Smoothingdata Tabel 2'12 denganmenggunakan w = 0,2 adalah:
a. Moving Average memlliki kecenderungan tertinggal. Moving Average
y'13 = (0,E)557 + (0,810,2)543 + (0,810,22)548 + (0,8*0,23)529 +
memberikan nilai lebih rendah untuk kecenderungan permintaan naik
dan nilai lebih tinggi untuk kecenderungan Permintaan turun. Jika (0,8*0,24)546 + (0,8+0,25)544 + (0,8i0,26)548 + (0,8t0,27)535 -
Peromalon Permintoon Prduk 39
38 Perencanoon don pengendolion prduksi

Analisis Kesalahan Per:amalan


(0,8+028)521 + (0,8f 029)51? + (0,810,2 l0)505 + (0,8*0,2 I 1X98
y'13: 554.
Telair disinggung sebelumnya penggunaan Stodord Error of Estimate
sebagai ukuran ketidakbiasan (tmbiasedness) suatu peramalan. Selain
Nilai ini tidak sama dengan nilai yang didapat dari metode peramalan ter- Stodard Enor of Estimae yang dapat diinterpretasikan sebagai standar
datrulu. Juga pemilihan konsartz smoothing (w) akan memberikan nilai yang deviasi peramalan terhadap data alord, Bedworth8 mengusulkan penggunaan
berbeda. setelatr peramal periode pertama didapatkan, peramal period- beberapa tolok ukur kesalahan peramalan. Kesalahan peramalan di periode t
berikut diperoleh dari: adalah selisih antara nilai data aktual dan peramalan:

r|.*t =7-Dy. +wyt^ ' (1e) et=h-Yl (20)

di mana y'. adalah peramal yang paling akhir. dan total jumlah kesalahan adalah:
Metode Exponential smoothing adalatr modifikasi rata-rata arirnetik dan
metode Moiing Average. Adalatr sukar untuk menghitung standod le(t) =>lv, - vll (21)
Enor of
Estimote peramalan ini. Terdapat beberapa kamkteristik peramalan
Exponential smoothingyang harus diketahui. perhatikan Tabl2-t7 di bawah Jumlatr kesalahan sebagaimanapersanarn (21) di atas bukanlah merupakan
ini. ukuran keefektifan peramalan yang valid, tetapi lebih merupakan ukuran
tingkat bias peramal dari data aktual. Tingkat bias yang semakin rendah dari
Tabel 2-17: Efek Pemilihan Konstanta Exponential smoothing terladap peramalan regresi ditunjukan oleh jumlah kesalahan yang semakin men-
B eb erapa P ola P ermintaan dekati nol. Untuk mengatasi masalah pengurangan nilai e(t) positif sebagai
Jcnis Pola Nilai Konsranta akibat adanya nilai {t)
yang negatif, beberapa alternatif yang biasanya
Permintaan Mendekati Nol Mendekati Suu digunakan adalah:
Konstar/Tanpa PcrarElan Sama dengan
Variasi Permintaan
Peramalan sama dengan Permintaan
a. Mean Absolute Deviation (lvIAD):
Bervariasi di Pcramalan Mendekati Permintaan Peramalan Mendekati Rata-rala :lv,
Sekitar
Nilai Raia-rata
Tetapi Tertinggal Kurang
Sau Periode
kbih II,{D=?- v,'l (22)

Kecenderungan Peranraian mendekati permintaan Pcramalan memiliki radien positif,


Naik tetapi Ertinggal kurang lebih satu
periode @eramalan Lebih Rendah).
tertinggal oleh permintaan bcberapa b. Mean Squared Error (MSE):
periode. @eramalan lebih Rendah).
Kecenderungan Perarnalan Mcndekati PermintaarL Peramalan mcmilki gradien positif gl )2
Turun Tertinggal Kurang Lebih Satu MSE =xg,
- (23)
tetapi dengan kemiringan yang lebih
Nilai Rala-rata Periode (Peramalan Lebih Tinsei)
,Y
landai @eramaian lebih Tinegi).
blKlrs Peramalan Mendekati Permintaan reramalan Mendekati Rata-rata
tetapi tertinggal kurang lebih satu
periode (Nilai peramalan maksi-
(Iiap pola siklis daiam peramalan c. Mean Absolute Percent Enor (MAP):
tertinggal dari pola sikiis perminu-
mum lebih rendah dari permintaan an beberapa periode.
maksimum dan peramalan mini-
mum lebih tinggi dari permintaan
MAP=#'l#l (24)
minimum.

Sumber: John E. Biqe| Pr&rction Control: A Qualttitative Approach Prentice Hail of India
New Delhi, 1980. Hal. 45. t David D. Bcdworttr dan Jamcs E .BalJcy,lntegrated Pr&ction Control Systems: Mougeocn,
Analysb, and Design, John Wiley and Sons, Ncw Yorlq 1982, Hal. 120'121
40 Perencanoon don Pengendalion Prduksi roduk 41
Peromol o n Permi ntoo n P

Dua ukuran pertarna, MAD dan MSE merupakan alat evaluasi teknik-teknik
validitas peramalan maka harus dicari metode yang lebih cocok' Validitas
peramalan untuk berbagai macam parameter. Semakin rendah nilai MAD dan peramalan
harus ditentukan dengan uji statistika yang sesuai. Setelah suatu
MSE, peramalan akan semakin baik (mendekati data masa silam). Tetapi nilai peramalan
dibuat maka akan selalu timbul pertanyaan kapankah suatu metode
terendah (kecuali nol) tidak memberikan indikasi seberapa baik metode per-
baru harus digunakan. Peramalan harus selalu dibandingkan dengan
peramalan yang digunakan dibandingkan dengan metode lainnya. saat harus diambil tindakan revisi
mintaan aktual secara t€ratur. Pada suatu
akan
Ukuranterakhir, MAP, memungkinkan evaluasi nilai suatu peramalan. terhadap peramalan tersebut apabila ditemukan bukti yang meyakinkan
adanya-perubahan pola permintaan. Selain itu penyebab perubahan
pola
Suatu perarnalan dengan MAD 10,0 kedengarannya baih tetapi jika nilai rata-
metode peramalan dilakukan
rata da'a 1,0 maka nilai MAD tersebut amat mengkhawatirkan;-tetapi jika permintaan pun harus diketahui. Penyesuaian
rata-rata ialah 10.000, MAD sebesar 10,0 adalah sangat menggembirakan. i.g..u setelah perubahan pola permintaan diketahui'
Terdapat banyak perkakas yang dapat digunakan untuk memveri-fikasi
Pengaruh Musim dan Kejadian Luar Biasa Terhadap Analisis
peramalan dan mendeteksi perubatran sistem sebabakibat yang melatarbela-
Deret Waktu
langl peruUahan pola permintaan. Tetapi bentuk yang paling sederhana
Data historis s€ringkali bias sebagai akibat karakteristik musiman. Permintaan diusulkan oleh Biegel adalah peta kendali peramalan, mirip dengan peta
yang
pakaian melonjak pada hari lebaran tiap tatrunnya. Perusahaan kereta api kendali kualitas. Peta kendali ini dapat dibuat dengan ketersediaan data
kehabisan karcis pada saat liburan sekolah. Setiap peramalan harus memper- minim. Peta Moving Rorye dirancang untuk mernbandingkan nilai permintaan
timbangkan penganrh musim ini dalam melakukan peramalannya. Dari sisi alnual dengan nilai peramalan. Dengan kata lain, kitamelibat data permintaan
yang lain, penganrh musim ini hanrs disingkirkan pada analisis kecende- akf,ral dan membandingkannya dengan niiai peramal pada periode
yang sama'
rungan karena dapat menimbulkan bias. Peta tersebut dikembangkan ke periode yang akan datang hingga kita dapat
membandingkan data peramalan dengan pemrintaan aktual. Selama periode
Salah satu cara untuk menghilangkan bias peramalan ialah dengan di-
dasar (periode pada saat menghitung peramalan), peta Moving Range
menggunakan angka permintaan total (kumulatif) atau permintaan r:,ta-ratz
beberapa periode. Cara ini lebih baik daripada menggunakan nilai per-
g*rk- untuk melakukan verifikasi teknik dan parameter pe'ramalan. Setelah
iretode peramalan ditErltukan, peta Moving Range digunakan untuk pengujian
mintaan di periode itu sendiri. Dalam hal peramalan kumulatif atau tuta-ratq
kestabilan sistem sebab-akibat yang mempengaruhi permintaan' Moving
setiap data kumulatif atau rata-rata permintaan dianggap sebagai satu data
Range dapat didefrnisikan sebagai:
perminaan tunggal. Cara lain yang lebih umum adalair menenilkan indeks
musim yang mengindikasikan persentase di atas atau di bawah nilai musiman MR =l( y! (2s)
- lt ) - ( il-t - t,-t )l
nta-rata. Indeks-indeks semacam ini dapat digunakan unhrk meniadakan
penganrh bias dan peramalan pada masa yang akan datang. Pada kasus
musimaru periode perencanaan yang dicakup sekurang-kurangnya satu siklus dan rata-rata Moving Range didefinisikan sebagai:
musim.

VERIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERAMALAN


ttn-ZW
n-l
(26)

Langkah penting seteiah perarnalan adalah verifikasi peramalan sedemikian titik nol. Batas kendali atas dan
Garis tengah peta Moving Range adalah pada
rupa sehingga dapat mencerminkan data masa lalu dan sistem sebab-akibat bawah pada peta Moving Range adalah:
yang mendasari permintaan itu. Sepanjang representasi peramalan tersebut
dapat dipercaya dan sistem sebab.akibat belum berubalu hasil peramalan akan MK4= +2,66MR (27)
terus digunakan. Jika selama proses verifikasi ditemukan keraguan atas
42 Perenconoan dan Pengendol ion Prduksi Percmolon Permi nloon Prduk 43

Kondisi apabila ketiga kriteria di aus terjadi maka diperlalatkan sama dengan
MKA= -2,66i,1R (28)
kondisi titik yang berada di luar batas kendali.
Sementara itu, variabel yang akan diplot ke dalam peta Moving Range:

lvt =yl -yt (2e)


Do*zhA
Sekurang-kurangnya harus ada 10 (lebih disukai 20) datajika*kita ingin DaerahB
membuat peta Moving Range. Baas ini ditetapkan sedemikian hingga di-
harapkan hanya akan ada tiga dari 1000 titik yang berada di luar baas kendali DocrthC
(ika sistem sebabakibat yang melatarbelakangi tetap sama). Jika ditemukan Irurzh C
satu titik yang berada di luar batas kendali pada saat peramalan diverifrkasi Batos Docnh 84,t9MR
DaqzhB
maka harus ditentukan apakah data harus diabaikan atau mencari peramal
bam. Jika ditemukan sebuah titik berada di luar batas kendali maka harus Iltcrah A BaasDoathA-l,nMn
diselidiki penyebabnya. Penemuan itu mungkin saja membutuhkan penye-
DaanhDiltar&.rfuli
lidikan yang ekstensif. Jika semua titik berada di dalam batas kendali, di-
asumsikan bahwa peramalan permintaan yang dihasilkan telah cukup baik.
Jika terdapat titik yang berada di luar batas kendali, jelas bahwa peramalan
yang didapat kurang baik dan harus direvisi. 51 l*r
rso,lI.$
Uji yang paling konklusif bagi kondisi di luar kendali adalah titik di
Gambar 2-6: Pembagian Daerah,UB/C pada Peta Moving Range
luar batas kendali. Selain itu terdapat pula uji lainnya dengan tingkat
kemungkinan yang sama. Teknik yang digunakan berikut ini dirancang agar
dapat digunakan dengan jumlah data yang seminimal mungkin. Uji ini Peta Moving Range untuk Verifikasi Peramalan
dilalokan dengan cara membagi peta kendali ke dalam enam bagian dengan Kegunaan petaMoving Range )angpertama ialah unurk melakukan verifikasi
selang yang sama. Perhatikan Gambar 2-6. Daerah A adalah daerah di luar hasil peramalan I-eas Square terdahulu. Dalam lcasus-kasus tersebug jika peta
+2/3 (2,66.MR) = !1,77 MR (di atas + 1,77 MR dan di bawah -1,77 MR) Moving Range menunjukkan keadaan di luar kriteria kendali, maka hal itu
tetapi masih di dalam batas kontrol + 2,66 MR. Daerah B adalah daerah di berarti ada datz yang tidak berasal dari sistem sebab.akibat yang sama dan
luar +1/3 (2,66 MR):10,89 MR (di atas + 0.89 MR dan di bawah - 0,89 MR) harus dibuang. Fungsi peramalan pun harus diulangi lagi.
tetapi masih dibawah batas daerah A+ 1,77 MR Daerah C adalah daerail di
atas atau di bawah garis tengah dan dibatasi oleh batas daerah B + 0,89 MR. Contoh IGsus 2-7:
Uji kondisi di luar kendali adalah:
Peramalan linear pada Kasus 2-2 akan digunakan untuk menggambarkan
a. Dari tiga titik bernrrut-turut, ada dua atau lebih titik yang berada di proses verifikasi peramalan. Perhitungan yang dibutuhkan untuk memveri-
daerah A; fikasi peramal linear yang dibuat diaujukkan dalam Tabel2-77 berikut ini.
b. Dari iima titik bernrrut-turuL ada empat atau lebih titik yang berada di Peta kendali digambar pada Gambar 2-7.
daerah B:
c. Ada delapan titik bern:rut-turut yang berada di salah satu sisi (di atas atau
di bawah garis tengah).
,44
P*encrrwn don pengendolion prduksi Peromolon Permi ntoon Prduk 45

Tabel 2'18: Perhitmgan peta Moving Range untuk


Menwerifirrasi Peta Moving Range untuk Pengendalian Peramalan
Peramalan
Peta kendali dapat digunakan untuk mengetahui apakah terjadi perubahan
sistem sebab-akibat yang melatarbelakangi pemrintaan sehingga dapat di-
tentukan persamaan peramalan yang lebih cocok atas sistem sebabakibat saat
Fcbruari ini. Telah disiaggung sebelumnya bahwa peta Moving Range dapat digunakan
2 203 206 -3
Marct J 206
0 sebagai alat untuk memperhatikan kestabilan sistem yang melatarbelakangi
203 3 6
April 4 209 fungsi peramalan. Apabila terjadi kondisi di luar kendali, tindakan terhadap
212 -3 6
Mei 2t2
Juni
5 216 4 I peramalan harus dilakukan. Dua tindakan yang dapat dilakukan adalah:
6 2ts 198 t7 21
Juli
Agushrs 8
7 218
221
218
224
0 17 a. Merevisi peramalan dengan memasukkan data dan sistem sebabakibat
-3 3
Septembel 9 224 223 baru; atau
1 4
Oktobcr
November
l0
ll
227
230
238 -ll t2 b. Menunggu bukti lebih lengkap.
223 7 l8
Dcscmber 12 233 237 4 11 Kedua tindakan di atas harus diambil hanya setelah mempertimbangkan
seluruh segi sistem sebab-akibat. Analisis terhadap data itu sendiri tidaklah
cukup. Jika tindakan harus diambil t€rhadap permintaan dan sistem sebab-
MR:99/17 :9,0 : BKA :23,9 : BKB :_23,9 akibat yang melaur-belakangi permintaan tersebut, maka secara umum harus
Terlihat pada Gambar 2-7 bahwa tidak sda satupun dilakukan: (l) usaha untuk mempengaruhi sistem sebab-akibat, atau (2)
kriteria luar batas
yang terpenuhi. Tidak ada titik yang berada di menerima perubahan permintaan tersebut tanpa mengambil suatu tindakan.
{e.ndali luar batas kendali,
tidak ada tiga fitik bernrrut-turut yang dua diantaranya Tindakan yang diambil untuli mempengaruhi sistem sebab-akibat yang mem-
u"raau Jiouerah A,
tidak ada lima titik bernlulturut yang tiga di pengaruhi permintaan adalah melalcukan perubahan dalam kebijaksanaan
anraranya berada di daerah B,
serta tidak.ada delapan titik berhrrut pemasararl misalnya mengubah kebijaksanaan periklanan, promosi penjualan,
vung"da di atas atau di bawah garis
tengah. Dapat dilihat batrwa terdapat siGm tenaga sales, atau hargajual.
sebab-akibat yang stabil dan
dapat dinyatakan secara statistik batrwa peramalan
linear tersebut valid. Contoh Kasus 2-8:
Pera Kendali Mrying RsOe Unluk Conloh Untuk mengilustrasikan penggunaan peta Moving Range untuk pengendalian
Soal Peramalan Linea,
peramalan, masih digunakan contoh pada Kasus 2-2. Diketahui permintaan
17 iBKA=at aktual untuk periode 13 s.d. 24 masing-masing adalah 213,232,228,220,
254, 241, 239,257, 260,251, 248, dar, 268. Dengan meng'gunakan c:ra
3
verifrkasi peramalan dihasilkan titik Moving Range buian April berada di luar
B kendali (Gambar 2-8).
ii--jt' '€--J
Jika kita menghitung peramalan baru berdasarkan data 16 bulan.
-10

.1
v didapatkan fimgsi peramalan bam yaitu ! :203 + 2t. Dengan menggmakan
lB'<a =E;l persam&rn peramalan baru maka dapat dihitung peta kendali baru sebagai-
s 6 7 s i ro t1 12
mana Tabel2-18 .
Periode
Peta kendali yang baru disajikan pada Gambar 2-9. Dapat diiihat
bahwa selunrh data berada dalam baras kendali. Dengan ini dapat kita simpul-
Gambar2-7: Peta Kendali tmtuk Conroh Kasus 2_7
i'
l:",,i
.

Ii '. n
45 Perenconoon don Pengendolion Prduksi P eromal o n Permi ntoo n P rod uk 47

Tabel 2-19: Perhittmgan Peta Moving Range yang Baru Peta Kendali Moving Bmge Verifikasi
Untuk Soal Peramehn Lineer

205
Februari 2 207 2M i I
Maret 3 2W 203 6 5
April 4 2t1 212 -1 7
Mei 5 2t3 216 -3 2
Juni 6 2t5 198 t7 2U
Juli 7 217 218 -t l8
Agusuls 8 219 ?24 -5 4
Seprcmbcr 9 221 223 -2 3
Oktober l0 223 . 238 -15 l3
Noverrbcr 11 22s 223 2 17
Desember t2 227 237 -10 t2
13 229 2t3 l6 26
Februari t4 231 232 -1 t7
Mfiit l5 233 228 5 6
l5 235 220
Gambar 2-92 Peta Kendali yang Telah Direvisi
15 l0

MR = 161/15 =10,73; BI(A= 10,73 .2,66= 28,6; BKB =-28,6 KESIMPT]LAN


Bab ini membahas beberapa metode peramalan permintam baik secara
Peta Kendali Moving Bange Verifikasi kualitatif maupun kuantitatif. Salah satu hal penting untuk kegiatan peren-
Untuk Soal Peramalan Unear
canarm dan pengendalian produksi adalah peramalan permintaan yang akurat
dan terpercaya. Karena kita tidak dapat memperkirakan permintaan secara
20-'i
i
tepat maka dibutuhkan metode-metode tertentu yang akan membawa kita
r s-l
I
kepada peramalan yang baik. Metode peramalan adalah teknik untuk mera-
1o-.1
malkan masa datang secara ilmiah. Dengan metde perzrmalan ini jelas akan
._l
i
memberikan hasil yang lebih baik daripada bila menggunakan peramalan
o1 coba-coba.

Untuk membwf peramalan permintaan yang baiiq pertama kali perlu


5-.J

diramalkan keadaan lingkungan yang mempengaruhi jumlah permintaan


-, o-l

-r s;' produk perusahaan. Peramalan lingkungan selanjutrya digunakan sebagai


dasar peramalan industri dan selanjutnya baru dilakukan peramalan permin-
taan produk perusahaan.
1 2 3 -1 5 6 7 a I 10 1-t 1? 13 14 15 16
Periode Secara umum, unh.rk memperkirakan permintaan pada masa yang akan
datang dapat digunakan enam metode peramalan yang utama: Penelitian
Gambar 2-8 z Peta Kendali wttuk Data yag Diperluas s.d. Bulan t@- l6 Minat Pembeli, Pendapat Tenaga Sales, Pendapat Pakar, Pengujian Pasar,
Analisis Deret Wakru, dan Analisis Perminaan Statistik. Metode-metode
tersebut bervariasi dari segi kecocokan dengan tujuan peramalan, jenis
produk, serta ketersediaan dan keandalan data yang dimiliki perusatlaan'
Peramolon Permintoon Prduk 49
48 Perencanoon don Pengendolion Prduksi

periode. Jelaskan alasan Anda! Mengapa dalam contoh-contoh di atas


Jika diputuskan untuk menggunakan Analisis Deret Waktu, terdapat
digunakan jumlah data 12 periode?
empat hal yang harus dipertimbangkan, yaitu Kecenderungan (Trend),
Musiman (Seasonal), Siklis (Cyclrc), dan Kejadian Luar Biasa (Enatic
Events). Perlu diingat hasil peramalan hanya akan valid jika sistem sebab- SOAL LATIIIAN
akibat yang melatarbelakangi permintaan masih sama dengan sebelumnya.
2-0i s.d. 2-10. Tabel berikut ini memberikan data permintaan masa lalu untuk
Dalam bab ini dibahas tiga macam metde peramalan dengan Analisis Deret
12 periode sebelumnya. Untuk setiap permasalahan, tentukan per-samaan
Wakru: Metode Least Square, Metode Exponential Smoothing, dan Metode
peramalan yang terbaik. Hitung pula Standard Error of Estimate, Mean
Moving Average. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode
Squared Error, Mean Absolute Deviation, dan Mean Absolute Percent Error
yang dipilih sebaiknya memiliki bias terkecil, yang diukur dengan SEE
masing-masing peramalan. Tetapkan peramalan terbaik dan gunakan per-
(standard Eruor of Estimate). Harus diperhatikan bahwa keakuratan pera-
sam,uul peramalan tersebut untuk meramalkan permintaan pada periode selan-
malan akan berkurang sejalan dengan pertambahan selang periode peramalan. jutnya.
Peramalan b-yu direvisi jika terjadi perubatran dalam sistem sebab-akibat
yang melatarbelakangi permintaan. Untuk melakukannya digunakan peta Buian Pcrmintaan Masal:lu unok Soal Nomor
Moving Range.
2-1 2-3 24 2-5
Januan u 7l t2t w L24
STT]DI KASUS Februari 104 57 128 109 r22
MarBt 83 u 99 101 108
Data di bawah ini menunjukkan permintaan produk suatu perusahaan dalam April t02 83 232 104 244
Mei 99 106 278 121 225
kurun wakru 4 tahun terakhir. Juni 108 t22 252 105 254

Tabel2-20: Data Permintaan ProdukMasa Lalu (dalam Unit)


Juli u 139 224 107 244
Agusors t02 t65 l34 99 139
Scprcmber 106 74 113 9l 131
Tahun
Bulan Oktober 100 57 132 84 t34
Januari ozl)
2
674
3
&6
4
Novembcr u9 129 a l5l
702 Desember 92 67 138 83 r35
Februari at 694 700 673
Bulan Permintaan Masa Lalu unu* Soal Nomol
Marct 690 799 741 791
April 598 668 698 't53 24 2-7 z-E 2-9 2-10
Mei 600 629 736 78i Januan )r+ 181 105 r54 IOJ
Juni s30 638 622 760 Februari 55 t52 129 t47 r82
Juli 544 614 657 &6 Maret 70 131 tL2 132 r78
Agusn$ 606 621 662 677 Apdl 85 118 135 97 185
September 669 7t2 686 u4 Mei r09 90 136 % 206
Oktober 751 1i1
193 918 Juni t29 51 149 74 t94
Novcrnber 160 678 707 939 Juii t42 5',l 129 6I 200
Dcsernber 872 8'14 879 r024 Agusurs 169 78 151 106 196
Scptcmber 63 r03 159 t22 t92
a. Dari data di atas, coba tentukan ramalan permintaan yang terbaik. Okober 58 145 r67 t24 r89
November 57 i50 180 t37 191
b. Dalam kasus peramalan, apakah mungkin proses perhitungannya dibantu Desember 5l 165 t5'7 t7t 196
dengan komputer? Jika mungkin, coba Anda nmcang program komputer
tersebut. 2-11 s.d.2-20. Buat peta Moving Range untuk menentukan validitas
Diskusikan berapa periode yang paiing ideal untuk menghitung pera- peramalan yang Anda hasilkan dari data di atas. Jika peramalan Anda tidak
malan deret waktu; 12 periode. atau lebih, atau malahan kurang dut lz memuaskan, coba fungsi peramalan lain yang lebih baik.
50 Perenconoon don Pengetdolion Prduki

2-21 s.d.2-30. Permintaarr untuk 12 bulan yang akan datang unhrk


persoalan 2-i s.d. 2-10 disajikan dalam tabel berikut. Tambalrkan rlara berikut
dalam peta Moving Range seperti yang telah Anda buat pada persoalan2-ll
s.d. 2-20. Perhatikan bagaimana perubahan sistem sebab-akibat t€rjadi.

Periode 2-2t
Permintaan Eksisting unnrk Soal Nomor
2-22 2-23 z-24 2-25
PEI{YUSI.II\AN JADWAL
Januari (13)
Februari (14)
Marct (15)
94
109
101
)4
65
70
124
122
108
l0h
t04
r08
4
t47
132
INDUK PRODUKSI
April(16) 104 85 244 t02 254
Mei (17) t2l 109 226 79 268
Juni (18) 105 r29 254 88 238
Juli (19) t07 t42 244 98 256
Ahlsa$ (20) I 169 139 104
'l14
Sep&mber (21) 9l 63 131 t21 t49
Okobcr (22) 84 58 134 95 1t2
Novcmbcr (23) 82 57 l5l 108 t22
Dcsembcr (24) 83 5l 135 t09 113
Pcrmrntsan Eksistine lmhrk Soal Nomor
Pcriode 2-25 2-27 z-zE 249 2-30
Januari (13) 6t l)4 163 162 218 PENDAHULUAN
Fcbruari (14) 75 t47 182 169 225
Matct(15) 93 132 178 140 233 ]\ alam suatu organisasi yang sehat, para perencana terus-menerus
April (16) 104 97 185 96 231 L) merencanakan jadwal terinci altivitas untuk beberapa periode men-
Mci (17) l3l 94 2M t6 212 ,
datang, merencanakan bagaimana kondisi optimal ketersediaan sumber
Juni (18) tu 74 194 59 ,r<
Juli (19) 150 6l 200 ?4 239 daya dengan ekspektasi permintaan produk, serta mengembangkan strategi
Agustus (20) 178 106 196 t02 249 penggunaan sumber daya itu. Dalam bab ini akan dibahas rencana jangka
Scptctr$cr (21) 89 t22 t92 ll6 270 menengah yang ditujukan bagi periode perencanzum antara satu bulan
Olaobcr (22) ll4 t24 lt9 t25 248
Novcmbcr (23) t24 t31 l9l r29 255 sampai dengan satu tahun ke depan. Dalam kurun waktu ini fasilitas fisik
Dcscmbcr (24) 98 t7l 196 t57 270 diasumsikan tetap selama periode perencanaan. Perencanaan agregat men-
cari kombinasi terbaik untuk meminimasi ongkos atas beberapa pilihan
yang dihadapi untuk memenuhi permintaan produk. Tujuan perencana:rn
-oo0oo-
agregat ialah merencanakan jadwai induk produksi untuk beberapa
periode mendatang, merencanakan kondisi optimal ketersediaan sumber
daya terhadap ekspektasi permintaan produk, serta pengembangan stra-
tegi penggunaan sumber daya itu.

MASUKAN I.INTUK PERENCANAAN AGREGAT


Akurasi Tingkat Persediaan Produk Jadi
Akurasi tingkat persediaan produk jadi merupakan hal yang penting
dalam perencanaan produksi. Sebelum melakukan perencanaan untuk
menghasilkan jadwal induk produksi, tingkat persediaan produk jadi
52 Perenconaon don Pengendolian Prdvlrsi Penyvsunon Jodwol lnduk Produksi 53

perlu diketahui dengan tepat. Untuk itu dibutuhkan filing system yaig Kebijaksanaan Manajemen dan Data Biaya-biaya
mencakup dokumentasi dan pengecekan data yang teratur sehingga tingkat
Perencana perlu mengetahui pilihan yang tersedia dalam memenuhi
persediaan produkjadi diketahui dengan tingkat akurasi yang tinggi.
variasi kebutuhan serta biaya untuk masing-masing pilihan tersebut.
Kebijaksanaan tingkat persediaan produk jadi berbeda-beda dari Pilihan yang tersedia amat beragam, tergantung pada kebijaksanaan dan
satu perusatraan dengan perusahaan lainnya. Maksud adanya persediaan gaya manajerial di perusahaan tersebut. Misalny4 kebijaksanaan mana-
produk jadi adalah untuk meredam fluktuasi permir*aan. Dalam hal ter- jemen untuk tidak kehabisan persediaan-produk jadi, atau kebijaksanaan
jadi kekurangan pasokan produk jadi di pasaran sebagai akibat permin- untuk memenuhi pesanan dalam waktu kurang dari dua minggu. Biaya
taan yang tak terduga (karena pola musiman atau karena kejadian luar untuk melaksanakan kebijaksanaan manajerial tersebut seringkali tidak
biasa) maka untuk memenuhinya akan digunakan pasokan yang berasal tersedia di bagian akuntansi. Dalam kasus keterlambatan pengiriman
dari persediaan produk jadi yang disimpan perusahaan. Dengan demi- kepada pelanggan, misalnya, berapakah biaya ketidakpuasan pelanggan?
kian tingkat persediaan produk jadi yang ditetapkan manajemen peru- Atau berapa biaya yang diakibatkan larinya pelanggan ke perusahaan
sahaan memegang peran yang sangat penting dalam menjaga kestabilan kompetitor karena kita tidak menyediakan barang yang dibutuhkannya
pemasokan produk ke pelanggan. pada saat ia memerlukannya? Biaya riil itu, yang agak sukar diukur, harus
Perlu disadari batrwa penetapan tingkat persediaan produk jadi dikumpulkan. Selain itu perlu pula dikumpulkan biaya persediaan, beban
mengandung dilema bagi perusahaan. Di satu pihak tingkat persediaan lembur, dan ongkos lainnya yang sejenis. Keandalan jadwal induk pro-
produkjadi yang tinggi akan dapat mengamankan perusahaan dari penun- duksi amat tergantung pada keakuratat data-datz' di atas.
daan pengiriman atau pembatalan pesanan (back order) tetapi untuk itu Maksud perencanaan produksi yang utama adalah menghaluskan
perusahaan harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk biaya atau meredam gangguan produksi yang disebabkan fluktuasi permintaan.
modal yang tertanam dalam persediaan produk jadi. Di pihak lain, bila Ini dilakukan dengan cara menjadwalkan pekerjaan guna memenuhi pola
tingkat persediaan produk jadi rendah maka berarti perusahaan harus permintaan masa depan selama beberapa periode, misalnya bila perminta-
betul-betul memperhatikan fluktuasi pasar dan hanrs cepat menyesuaikan an produk mengalami penurunan setrama enam bulan dan kemudian naik
tingkat produksinya jika terjadi perubahan permintaan. Hubungan tingkat lagi pada enam bulan berikutnya. Jika manajer produksi tidak memiliki
persediaan, produksi, dan permintaan dinyatakan dalam persamran cara untuk mengantisipasi pola permintaan yang seperti itu maka barang-
berikut ini: kali ia akan menurunkan produksi dengan cara memberhentikan pegawai
atau mengurangi waktu kerja dan pada saat permintaan meningkat ia akan
I,=P,+It-t-lt (l) merekrut pegawai, menambah lembur, atau tidak memenuhi pesanan
yang datang. Reaksi jangka pendek semacam ini akan mengurangi moral
di mana: ' kerja, menurunkan produktivitas, serta menambah biaya tenaga kerja. Peren-
canffm dengan kurun yang agak panjang memungkinkan para manajer
I, = Tingkat persediaan produkjadi pada periode ke t memperkirakan dampak dari berbagai cara pemenuhan permintaan pasar
i,., = Tingkat persediaan produk jadi pada periode t-l terhadap kecepatan produksi dan memilih rencana yang akan meminimasi
P, = Tingkat produksi pada periode t
gangguan.
y, = Permintaan periode t
Pada dasarnya perencanaan produksi menggunakan kombinasi
empat masukan bagi proses produksi. Masing-masing strategi itu memi-
Oleh karena itu tingkat persediaan produk jadi yang ideal perlu ditetap-
kan dengan baik, mencakup pertimbangan perputaran modal yang ter-
liki kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Strategi tersebut dan kon-
sekuensi ongkosnya adalah:
tanam dalam persediaan, kemungkinan keterlambatan pengiriman atau
pembatalan pesanan, serta fluktuasi pasar yang dihadapi perusatraan.
Produl<si 55
54 Perenconoon don Pengendolion Produksi Penyusunon )odwol tnduk

a. Variasi jumlah tenaga kerja.Prod*si dikendalikan dengan merekrut perencanaansatutahunkarenarencanatatrunanmencakupkurunwaktu


ialah sebagai
atau memberhentikan tenaga kerja sesuai dengan permintaan produk. i*g p** dengan ,*iari permintaan' Data yang relevan
Biaya rekrut yang harus diperhitungkan adalah biaya rekrutnen, berikut.
biaya wawancar4 pemeriksaan, latihan, dan periode produktivitas
tenaga kerja yang rendah sebelum pekerja mengenali kondisi kerja- Tabel3-lzDataPermintaandanongkosProdulcsiPT.x
nya. Biaya memberhentikan tenaga kerja mencakup biaya kompen-
sasi, melemahnya hubungan publik, dan menuruhnya moral tenaga 1300 Tidak Ada Perscdiaan Awal
850 Biava Produksi RT Pcr unit :$ 100
kerja yang tersisa. Biava Produksi OT Per unit :$ 150
1200
b. Yariasi Jam Kerja. Kecepatan produksi diatur dengan menggunakan r450 Biava Subkontrak Per unit :$ 130
:$ 2
Biaya Simpm Per rmit-bulan
lembur atau pengurangan waktu ke{a. Biaya langsung akibat lembur 900
80 Biaya Pembaralan/unit-bl :$ l0
dapat diketahui dengan pasti, tetapi dampaknya terhadap penurunan
efisiensi akibat peningkatan jam kerja belum diketahui secara jelas.
Ongkos lainnya dapat disebabkan oleh dibayarkannya upatr pekerja BeberapaalternatifyangdimilikiolehPT.Xdalarrmemenuhiperrrrinta-
sementara mereka tidak bekerja secara penuh. an pasarnya adalah sebagai berikut:
c. Variasi Tingkat Persediaan Produk Jadi. Fluktuasi permintaan dapat
a. Strategi Pertama: Menggunakan
jumlah tenaga kerja sesedikit
dipenuhi dengan persediaan barang yang diproduksi pada saat sepi,
;;gkt" p"muatala" p"lJo* tat< oiizintan. Biaya persediaan di-
dan persediaan tersebut digunakan pada saat permintaan ramai. kapasitas sesuai
tekan. Menggunakan ,uUt*tt"t untuk menambah
Biaya persediaan mencakup asuransi, beban b*ga, kerusakan, serta persediaan
kebutuhan. reuijatcsanaan untuk tidak menggunakan
pajak. Jika akumulasi persediaan dan produksi tidak memenuhi per- penyimpanan. Kebijak-
mintaan produk maka akan timbul biaya sebagai akibat pembatalan pe-
**gti" disebabian-ot"t t oorrgoya jumlah
fasilitas
tf,nzga kerja merupakan
sanan dan ketidakpuasan pelanggan.
;; perusat aan rmtuk membatasi Uaru' itu di-
taktik konr"*"tif ,rntut p'oAutsi barang Qte| 9:n" per-
d. Subkantrak. Kenaikan permintaan dapat pula diatasi dengan meng- Upasitus minimum sebesar 800 unit per bulan (tingkat
gunakan jasa subkontraktor. Biaya yang timbul sebagai akibat sub- "d* dipenuhi dengan jalan
mintaan t"renaanj. iermintaan tambahan akan
kontrak ini ialah perbedaan harga saflran produk antara subkontraktor
subkontrak.Diasumsikansubkontralrtormemilikikapasitasyang
dengan harga satuan produk perusahaan. Selain itu, perbedaan mernadai dat dapat;emenuhi pennintaan
perusahaan dengan lebih
tingkat kualitas dan wakru pengiriman dapat mengakibatkan biaya karyawan' Ongkos
murah bila diUandingkan dengan melemburkan
subkontrak yang lebih tinggi.
rotal untuk .";-gh;lkan os-oo unit dengan strategi
ini ialatr $
3-2)'
Pada kenyataannya perusahaan jarang sekali menggunakan satu 530.000 + S 156.000 = $ 685'000 (Lihat Tabel
kerja cukup-besar untuk me-
strategi secara khusus. Perusatraan biasanya menggunakan dua atau lebih b. Struegi Kedua: Menggunakan tenaga
*"nrfr'i permintaan U,,t"t'* tanpa menggunakan lqlq
atau sub-
alternatif strategi. Contoh berikut ini akan dapat mengilustrasikan sudut
kontrak. p.n*J* pesaffm dan persediaan
dimungkinkan. Kapa-
pandang penerapan keempat strategi di atas.
sitasditetapkanberdasarkanrata-ratar'amalaopermintaanbulanan
Contoh Kasus 3-l: (6500/6)"ou',*ua"ngankira-kirall00unitperbulan.Produksi
1150 unit tergantung
attuat bervariasi di antara 950 sampai dengan
Misalkan sebuah perusahaan mulai menghasilkan sebuah produk baru. paJa iumfan Uati [et:a selaga bulan tersebut'
Diasumsikan permin-
Perusahaan mengambil kebijaksanaan untuk mempertahankan tingkat dapat dijual pada
i* i*g berlebih pua, uot* yang bersangkutan
total
bulan selanj"oty" *i" kekuatiran-adanya $1sanry1 pnekos
tenaga kerja. Konsekuensinya, biaya rekrut dan penghentian tenaga kerja
selama fluktuasi permintaan dapat dibatasi. Periode perencanaan dibatasi
,t ut"gi kedua iri $ 650.000 + $ 8.500 = $ 658.000 &ihat
hanya enam bulan, walaupun perusahaan dapat saja menggunakan periode "aA"n
Tabel 3-3).
Prduksi 57
56 Perenconoan don Pengendolion Prduksi Penyusunon Jadwo! lnduk

penuhi, konsumen akan lari ke produk kompetitor dan


penundaan
Tabel3-2 z Perhitmgan Ongkos Strategi Produksi Pertama
konsumen.
Bulen Pcrmintaan Produksi Ongkos Unit Ongkos i.r** pun biasanya dapat mengakiburf* ketidakpuasan
Produk RT (') Produksi Subkontrak Subkontrek Tetapistrategipenundaanp.,**."nyebabkanfleksibilitasyanglebih
I 1300 900 $ 90.000 400 $ 52.000
;di *uruipun dalam jangka panjang tidak menguntungkan ditinjau
2 850 850 85.000 0 0 dari citra perusahaan.
3 r200 900 90.000 300 $ 39.000 dalam perencana-
4 1450 950 95.000 s00 $ 55.000 Satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan
Stabilitas dibutuhkan terutama
5 900 900 90.000 0 0 an produksi adalah stabilitas t"t ugu kerja.
0 Pada industri pengolah-
akan keahlian telah semakln tinggi.
6 800 800 80.000 0
6500 5300 $ 530.000 1200 s 156.000 3iti*r*,*
anbuahdansayuranterdapatsuatusaatdimanaproduksiharusdilaku-
untuk waktu selanjut-
(r) Unit yang diproduksi tiap bulannya bervariasi akiba perbedaan hari kerja.
kan d"rgan serentak, yaitu pada saat-panen; walau
iia"i ada kegiatan sama sekali. K"nyutu- itu menyebabkan pekerja
Tabel3-3 z Perhitungan Ongkos Strategi Produksi Kedua "v" -sebagian
VLg Oig*akan besar ialah pekerja paruh Y"fq $art-timer)'
Ilulrn rcrmtnttln rrfltuxsr
RT (*)
()rgkos
Produksi
uDrt yrng
Ditunda
ungBos t"rj'pi;-ta aituntut afan keahlian telah menjadi semakin tinggi,ketidak-
masuk-
Produk Pcnundeen yang serius, seperti
l.r-rrinlyu pekerja dapat menimbulkan akibat
I 1300 I 100 $ 110.000 200 $ 2.000
i".r"ai*r't""aga terju pada saat diperlukan, tuntutan upah yang lebih
tinggi di
;i;gi, hubungir t#u"x"ti yang iem-1h, dan adanya biaya
2 850 1050 105.000 0 0
3 r200 I 100 r 10.000 100 $ 1.000
4
5
1450
900
l 150
I 150
l 15.000
I 15.000
400
150
$ 4.000
0
t6", persorialia (terutama tiUugai akibat rekrutnen' pemberhentian'
800 950
.. 95.000 0 0 training,wawancar4danlainsebagainya).olehkarenaitukebijaksanaan
6 perlu
6500 6500 $ 650.000 $ 8.500 t'-u:Jln"t dalam hal produksi, dan juga data biaya-biaya produksi'
jadwal induk produksi'
(*) Unit yang dipmduksi tiap bulannya bcrvariasi akibat pcrbcdaan hari kcrja.
Oit",r,tri terlebih aanutu sebelum menyusun

Selisih sebesar $ 686.000 - $ 658.500 :


$ 27.500 merupakan keuntungan Peramalan Permintaan
strategi kedua terhadap strategi pertama. Ini menunjukkan perlunya Permintaanprodukataujasajarangkonstanselamabeberapabulan.
penggunaan persediaan bagi pola permintaan yang relatif stabil. Bagai- Syarat mutlak p.oyururrin jaiwal induk produksi_
ialah ketersediaan
manapun juga, jika persediaan penyangga sebesar 400 unit dapat dipro- pltu-uf*. peramaLn p".*i,,u"' yang diperlukan ialah .neramalan kese-
duksi sebelumnya maka tidak akan tedadi kehabisan persediaan (dan juga hanya
iur,rtall tingkatan produk dalam satu lintas produksi' dan bukannya
penundaan pesanan). Tetapi terdapat biaya persediaan sebesar (400 + 200 peramalan seluruh
produk teJentu. iontoh yang dapal dikemukakan ialah
+ 400 + 300 + 250)*($ Zlunit) atau sama dengan S 3.100. cat, dan bukannya cat berwarna merah' hijau' biru' atau ungu'
i..rintu-
'setetatrperamalandianggapakurat,makaramalanpermintaantersebut
Sumber: James L. Nggs, Production Systems: Planning, Analysis, and Control,3lh.
ed, John Wiley and Sons, New York, 1985, Hal. 192-193. suatu lial yang pasti selama periode perencanaan
itu'
dianggap sebagai
Jelas sekali bahwa pilihan kebijaksaan produksi yang berlainan akan
menghasilkan konsekuensi ongkos yang berbeda. Jadwal induk produksi Pengetahuan Mengenai KaPasitas
Kapasitas pabrik adalah jumlah produk yang dapat ailyt
sedapat mungkin harus menghasilkan jumlah produk yang dibutuhkan pada satu
dari tiga
pada saat yang tepat dan dengan biaya yang seminim mungkin. Rencana periode waktu tertentu. Istilah kapasitas sendiri harus dilihat
produksi akan mendasari penentuan anggaran operasional. 'p"rrp.mf agar lebih jelas. Kopasiias_.desain adalah keluaran maksimum
penjadwalan, tidak. ada produk
Di dalam menetapkan strategi produksi perlu diingat bahwa per- iada tonaiJi iaea (iiaat ada konflik KaPa'
mintaan harus dipenuhi dengan tepat waktu. Jika pennintaan tak di- n saL/cacat, maintenance hanya yang rutin, dan lain sebagainya)'
sitas efekif menunjukkan [eruaran maksimum
pada tingkat operasi
Produksi 59
Penyusunon Jodwol lnduk
58 Perencanoon dan Pengendolion Produksi

permintaan total
akan mewakili agregasi seluruh item produk sehingga
tertentu. Umumnya kapasitas efektif lebih rendah daripada kapasitas dapat dihitung- Contoh
untuk kebutuhanielama satu kurun perencanaan
desain. Kapasitas ahual menunjukkan keluaran nyata yang dapat di- ton baja; walaupun baja
hasilkan oleh fasilitas. Kapasitas aktual harus diusahakan sama dengan
V*g Aupu, dikemukakan ialah satuan agregat lembaran'
kapasitas efektif.
y*! ait utilkan dapat berupa baja batangan, baja kawat' baja
atau baja rol.
Perencanaan kapasitas ditujukan untuk mengetahui jumlah sumber
Dalam hal satuan a$egat ini dapat dipilih satuan ]u'nit surrogate
dimiliki. Tujuan perencanaan kapasius adalah melihat apakah jam
product (produk yung tn"iutiti), ugu teuo jam orang' atau satuan
daya yang
pabrik mampu memenuhi permintaan pasar seperti yat g diramalkan. Jika
mesin. Se-bagai contoh, perhatikan Contoh Kasus 3-2 berikut'
tidak maka harus diputuskan apakah pabrik akan mempertinggi sumber
daya yang dimilikinya. IGpasitas suatu pabrik dapat dipertinggi dengan
Contoh Kasus 3-2 :
cara:
sebesar 125
Asumsikan produk A dan B memiliki permintaan bulanan
a. Pembangunan pabrik baru: Jika kapasitas pabrik yang ada pada saat
unit. Karena peramalan produk A dan B menggunakan satuan produk'
ini diramalkan sudah tidak mampu memenuhi permintaan pasar, A,,du a"put memilih untuk menyajikannya dalam satuan jam-orang atau
maka perlu dipertimbangkan untuk mendirikan pabrik baru yang jam
satuan pioduk agregal. Dalam contoh ini digunakan
orang'
dapat memenuhi permintaan pasar. Pembangunan pabrik baru memi-
lryt'
liki dimensi perencanaan yang panjang (5 tahun ke atas).
iit" pt"a* e niembutuhkan 10 jam-orang dan prgduk Btotal membutuhkan
produk A
20 j; orang maka akan didapai peramalan permintaan
b. Penambahan mesin dan perkakas baru: }Jal ini dilakukan untuk produk juga
aan g sebagaimana terlihat puau-ruu"t 3-4. Nilai satuan
meningkatkan kapasitas pabrik dalam jangka menengah (1 s'd. 5 disajikan selagai bahan perbandingan. Dari Tabel 3-4 itu
tampak bahwa
tahun), untuk mengatasi peningkatan pennintaan jangka menengah. tebututran tahun yang akan datang ialah 45'000 jam-orang'
c. Ke b ij alrs anaon pe menuhan kebutuh'an kapas itas j angka pendek, y ang
dilakukan untuk mengatasi kekurangan kapasitas yang mendesak. Tabet 3-4 z Perhittmgan Permintaan (datam satuan unit Produkdan
Tercakup di dalamnya kebijaksanaan lembur, subkontrak, dan lain Jam-Orang)
sebagainya.

Dalam jangka pendek, pengadaan mesin dan pabrik baru tidak mungkin
dilakukan. Untuk itu perusahaan harus melakukan berbagai kebijaksana-
t25 2500
an untuk memenuhi permintaan dengan menggunakan lembur, variasi Januari 1250
r250 125 2500
Februari
tenaga kerja, subkontralq atau pembatalan order. Marct 1250 r25 2500
r250 125 2500
April
Mei 1250 t25 2500
Satuan Agregat Juni 1250 125 2500
1250 r25 2500
Juli
Satuan agregat adalah satuan yang dapat mewakili berbagai maczlm Agustus 1250 125 2500
produk sehingga total kebutuhan untuk produk-produk tersebut dapat September r250 125 2500
125 2500
dibandingkan dengan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia. Dalam Olcober 1250
t25 2500
November r250
hal penyusunan jadwal induk produksi perlu diingat bahwa penggunaan Desember t250 t25 2500
satu fasilitas produksi memiliki dampak ongkos yang sama dan sukar
untuk dibebankan pada tiap produk yang menggunakan fasilitas produksi
produksi
tersebut. Adanya satuan agregat ini diperlukan mengingat berbagai item Setelah menetapkan kebutuhan jam-orang, kapasitas fasilitas
juga dikonversikan dalam satuan jam orang
produk membutuhkan jam mesin dan wakru setup yang berlainan serta pada tahun tersebut perlu
ongkos produksi yang digunakan secara bersama-sama' Satuan agregat
60 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Penyu sunon Jodwol lnduk Prduksi
6l

agar perbandingan antaxa kebutuhan dan kapasitas dapat dilakukan; keterbatasan jumlatr kapasitas yang dapat divariasikan.
Pilihan yang lain
Optimasi rencana produksi dengan mempertimbangkan biaya-biaya iuhh a"nguo subkontrak sebagian pekerjaan pada saat sibuk dengan
produksi pun dapat dikerjakan. Perlu diperhatikan bahwa satuan agregat konsekuerisi adanya tambahan ongkos. Suatu perusahaan
mungkin saja
hanya digunakan pada beberapa produk yang menggunakan fasilitas g"i"irr*f memenuhi seluruh permintaan pada saat slUut {1n berharap
produksi yang sama. Jika terdapat dua produk yang menggunakan dua foiru,,.n akan memaafkan keterlambatan yang terjadi. Akhirnya peru-
fasilitas produksi yang berlainan, hal itu berartilahwa kedua produk itu peralatan yang
rut u* seringkali menetapkan kapasitas tetap orang dan
perencana
tidak perlu dikonversikan ke dalam satuan agregat. Kedua produk ter- akan digunakan penuh pada saat permintaan tirggi. Biasany-a
sebut direncanakan dengan jadwal induk produksi secara terpisah dan proauf.rl menggunakan beberapa kombinasi pada saat membuat
rencana
dengan mempertimbangkan kapasitas dari masing-masing fasilitas. agregat.

METODE PERENCANAAN AGREGAT Pertanyaanyangmunculselanjutnyaialah:Adakahsuatumodel


yang jika dit"rupt*-akan menghaiittt* jadwal produksi termurah?
Dalam lingkungan industri, pertimbangan perencan:un agregat mencakup ia&"t suatu pendekatan heuristik sederhana yang mudah yqk diguna-
persediaan, peqjadwalan, kapasitas, dan sumber daya. Semakin besar fasili- terbaik? Pende-
t* auo menglasilkan solusi yang dekat dengan solusi analisis
tas indusri, masalah perencanaan dan pengendalian menjadi semakin f,u* p"*I 1A* tertua) y*g ag*akan ialah cara empirik
sukar. Bagian pengendalian produksi harus menjadwalkan produksi untuk
v*guiu'udigunakanparamanajerdimasayanglalu.Pendekatanter-
itu- tidak ada
memenuhi permintaan berbagai produk yang berbeda. Jadwal induk yang sebrit relatif iederhana. Sayangnya dengan pendekatan
memenuhi kebijaksanaan operasi dan pelayanan konsumen perusahaan di masa lampau juga akan meng-
iur"i"- bahwa jawaban yangJi benar
iasilkan jawaban yang uen* masa yang akan datang- untuk
harus dicari. mengatasi

Tujuan perencanaan agregat ialah menggunakan sumber daya r."t**guntersebut-.,i.udisajikanpendekatankedu4yaitudengan


memban-gun model sederhana yang dapat dipecahkan
d93ean mengguna-
manusia dan peralatan secara produktif. Penggunaan katz agregat menun-
jukkan bahwa perencanann dilakukan di tingkat kasar dan dimaksudkan kantekn-ik.teknikyangtelahkitaretatrui(programlinear,misalnya).
untuk memenuhi kebutuhan total seluruh produk dengan menggunakan ioi"ri yang dipeieh-akan optimal untuk masalah yang telah diseder-
hanakan teisebut, walau belurntentu akan optimal di
dunia nyata. Walau-
seluruh sumber daya manusia dan peralatan yang ada pada fasilitas
produksi tersebut. Sebagai tambahan, rencana tersebut akan melibatkan punu',.'i-asumsiyangdigunakanterlihatberalasan,nEtmunkitaharus
menguji penerapan penaekatan tersebut di dunia nyata' Akhimya'
pen-
banyak tenaga kerja dengan keahlian yang bermacam-macam. Perlu disa- dalam
dari pula bahwa permintaan dari satu periode ke periode lainnya berfluk- dekaln yang ketiga ialah dengan menggunakan model transportasi
tuasi untuk lintas produksi tersebut. Ada banyak pilihan rencana bagi penelitian oPerasional.
seorang perencana agre9at. Pilihan yang sederhana ialah menghasilkan Suatu jadwal induk ialah keluaran perencanailn agr.?g?t.dan meru-
Jadwal induk
barang di atas kebutuhan pada saat permintaan rendah dan menyimpan pakan iitL u*uf kebanyakan sistem pengendalian industri-
kelebihannya sampai produk tersebut dibutuhkan. Pendekatan ini meng- mempengaruhi
irenetapkan tingkat peisediaan produk, j adi sehingga akan
hasilkan laju produksi relatif konstan walaupun memakan biaya per- Jadwai induk menentukan jumlah
In*uj.rn.n peisediaatt perusahaan'
bahan serta
sediaan yang tinggi. Pendekatan lainnya ialah dengan merekrut tenaga produtcsi yang menjadi masukan bagi. rencana pengadaan
dipenuhi bagian
kerja pada saat permintaan tinggi dan memberhentikannya pada saat lirngt uriftan-proni t"butuhan terl?lga kerj a yang harus
produk
permintaan rendah. Seluruh shift kerja dapat ditambah atau dihilangkan p"rrin"r*. Jadwal induk juga menghasilkan sejumlah persediaan
-t"iritega
sesuai kebutuhan. Pada pilihan ini ongkos persediaan ditekan sampai
iJi bagian p"*itut'o apq. memberikan janji pengiriman
tingkat terendah tetapi ongkos merekrut, melatih, dan memberhentikan memberikan informasi pada bagian pem-
-ketutuhaninduk
p.oa"f- afi|i*Vuludwal
pegawai menjadi relatif tinggi. Lembur juga merupakan pilihan yang felian tentang jasa subkontrak. Tanpa menetapkan jadwal
sering digunakan oleh perencana agregat, nalnun dengan cara ini ada menjadi sangat
induk secara akurat maka iemua aktivitas industri akan
62 Perenconoon don pengendolion produksi
Penyusurnn Jodwol lnduk Prduksi 63
mungkin keliru' Daram suaru Iingkungr
yrg kompetiti{
----, rencana
--'r
yang baik adalah dasar untuk **""pii
kesutlesar,.
agregat
I., = Persediaan aktual padaakhirperiode t-l.
P, = Tingkat produksi di periode ke t.
Pendekatan Koefisien Manaj emen
Suatu pendekatan untuk memodelkan Contoh Kasus 3-3 :
keputusan manajemen dengan
analisis regresi keputusan manajemen
Bowman. Ia berpendapat rebih u"i[
Jl;-r"lr'd;ia#ffi oreh E.H. Data berikut ini ialatr data 24 bulan lalu yang akan digunakan untuk
rn".p.rbaiki keputusan manajemen mengestimasi persamaan Bowman. Diketahui I* ialah sama dengan 50
masa lalu daripada menggunakan
moder .rcpr*ii rlrrrilptimar yang unit. Salah satu fungsi tenaga kerja dan produksi yang dikembangkan
baru sama sekari. pandanglnnvu
manajer biasanya memperhatikan faktor -i
aiaut*g or.r, r."rv"*rluahwa para berdasarkan metodologi Bowman ialatr:
pentr]_rg dalam pekerjaannya
para manajer tersebut biasanya terah dan
mlmi hx1 yr"tng ,riri -"n.up"i
solusi terbaik. Jika tidak memiliki tlT* Wr = do + a.rW,-1* o, [r' - r,-, ]* or4,
manajer rersebut sudah dipecat dari
t"eru*i, ;"k" biasanya
po.irinyu ,*, irri. oiJi t*".r-yu
petunjuk yang baik bagi masa
aata"i tersedia aa.i catatan-unjuk ke{a
p, = g + gtw,
o * p, (/. - r,-, )* g, 1o{ }- r,., )
masa lalu di mana k€putusan manaieien
yang tak berkualitas baik atau
darurat telah dielimrnasr.
dimana koefisien dan harus dihitung dengan menggunakan pendekatan
Daram situasi repetitif yang diberikan,
Iangkah pertama adarah me_ regresi/ korelasi. Hasil perhitungan dengan menggunakan regresilkorelasi
fakror keputusan aaram bentuk ,ira
llur"kT
diramalkan' Kepurusan yang diamb, l*g'0"*ii,r*ati
atau ialah sebagai berikut:
akan mencakup dua har, yaitu besar-
nya tenaga kefa dan tingkat/raju produksi. p";;;:#, i"'.i*u*gr.* 1,49 + 0,503.Wt-r - 0,02.(I'-Iur) + 0,049.F,
model renaga kerja sebagui t a*i r"n,ur* pe.mindalr,'rmgku, p"r- W, =
sediaan, sefta jumlah ,:nuru "gsi
[rJ"
dapat dinyatakan sebagai;
;i p".ioa"
r ,"u"r6,".]odel ini p.= -63,2 + g,62.W,+ i,32.(I'-I,.,) + 0,095. ( i,- -- p,-r)
'=0

W, = _f(F,,L',I,_t,W,s) e)
Hasil koefisien korelasi untuk persamaan pertama ialah 0.9322 sementara
untuk persamaan kedua ialah 0.9757. Dengan memasukkan harga-harga
itu,. kecepatan produksi merupakan_lagsi ramalan permintaan (F,) dan menentukan hargal', maka nilai W, dan P,
!:i:-1*"
trngkat persediaan, dan tingkat tenaga kerj a,
untuk berbagai t mulai darie2s dapat dihitung.
ymllan perminLn. Mislhya j"ika-.amaran pe.-
il'l#Hil:.lffiT f,H.
iaratL darail period e ti g" u,ir,,.
;;,
tungsi Pertanyaan yang muncul selanjutnya ialah dari manakah kedua per-
samaan W dan P, tersebut? Kedua persamaan tersebut didapatkan dari
pendekatan intuitif. Anda dapat saja membuat persamaan intuitif itu sen-
P1 = f (W,,I',I1_1,F,,F,*t,F,*t)
(3) diri. Dalam praktek, pendekatan Bowman ini terbukti efektif dan mudatr
di mana : diterapkan. Tetapi kesukaran yang muncul ialah fakror subjektivitas
formulasi dasar aturan keputusan. Jika terdapat bias akibat keputusan
W, = Jumlah tenaga kerja di periode
F, = Ramalan permintaan di'periode t.t. manajemen yang salah pada periode sebelumnya maka keputusan yang
dihasilkannya pun tidak akan dapat dipercaya.
I' = Tingkat persediaan yanj Oiinginkar.
65
u Perenconoon don Pengendolion Prduksi P enyrusu no n J odwal I nduk P r od u lcsi

kenyataannYa nilai
Tabel 3-5 z Data tmtuk Contoh Kasus 3-3 variabelberbenfukbilanganriil,sementaraitrrpada
bulat'
variabel-variabel tersebuf ialah bilangan
w, Pt, I'-I,.r
Fr Ir*t P, Po,,
firyl meminimasi ongkos total
,i.ti.,,o''' Tujuan formulasi Progrry SaaaU di atas
kendala-kendala linear. Formulasi
t 200 30 25 209 200 9 20 385 v_g urii"ntot rin"ar-#t"[ap berikut:
.,
210 48 25
28
230
250
200
224
30
26
a
-10
430
473
iig;oUrtt* dalam Persama'ln
3 240 60
300 27 28 2't0 224 46 23 492
T
5 250 50 28 270 224 46 0 403
+ Ar,,R, + Ao,,O, + A,,,1, + A1'''H' + A'''L' Q)
6 2N 49 25 200 200 0 I 330 MinZ =lAolPt
-15 268 t=1
7 160 65 22 175 175 0
8 150 72 20 160 160 0 240
9 r00 95 18 t20 120 0 45 2t3 S/T:
47 (3)
10
1l
120
160
9'7
55
l8
18
120
120
120
r20
0
0 -5
267
333 I, - S, =/r-r - Sr-t + P, - F, untuk t=l'2'"''T
t2 200 3l 20 180 160 20 r9 387 (4)
13 220 4'7 22 200 t76 24 3 422 ftr = Rr-i + H, - L, tmtuk t=l'}'"''T
l4 230 68 28 250 224 26 -18 477
(s)
15 260 7't 30 270 240 30 -'r1 525
O, -U, - lO, - R, untukt=1,2,",7
l6 350 27 33 300 266 J.+ 23 5O
t7 266 34 -5 452 t=l'2'"''T (6)
270 55 33 300
P,R, Or,1,,5,, H,, L,,U, 2 0 untuk
l8 230 65 30 240 240 0 -15 390
l9 200 ta 30 240 240 0 -52 340
20 180 100 22 116 176 0 -50 312
2l 150 129 'r) 176 t76 0 -79 302 dimana:
I70 22 t16 r76 0 -84 353
22
23 200
134
108 )) t'?6 t76 0 -58 4t2 P, : Unit yang diproduksi padaperiode t
24 250 70 22 176 r76 0 -20 473
Ar., : Ongkos per unit produksi di luar tenaga
keqa
R. : Jari-orang yang tersedia untuk produksi reguler
Sumber: David D. Bedworth dan
Managemerx, Analysis,
E. Bailey; InUgrated Prduction Control System.
Jamcs
fusigt4loln Wilcy and Sons, New York, 1982' Hal. 148. O, = Rencana jin lembur Pada Periode t
,{.., = Ongkos buruh lembur Perjam
Model Program Linear I. = Tin-gkat persediaan pada akhir periode t
Ar, : Ongkos simpan Per unit
Program linear dapat digunakan sebagai alat perencanaan agregat Model S. = luitatr kekurangan produksi di akhir periode t
ini dibuat karena validitas pendekatan koefisien manajemen sukar diper- A* = Ongkos kekurangan Produkll . jam)
tanggungiawabkan. Asumsi utama model program linear dalam peren- H, = luritatr rekrut tenaga kerja (dalam
canzuul agrcgat adalah biaya variabel-variabel ini bersifat iinear dan An' : Biaya untuk menambah pekerjaan
selama satuJam
variabel-variabel tersebut dapat berbentuk bilangan riil. Asumsi ini sering- = Jumlah pengurangan pekerja (dalam
jam)
kali menyebabkan model program linear kurang realistis jika diterapkan'
L, - Jam
: --

Ar' = Ongkos pengurangan tenagal'erja.sellma satuproduksi


Misalnya asumsi kondisi ketiadaan persediaan produk jadi yang ber- U, : Kelebihan wakru pada periode t Jika
tingkat
banding lurus dengan jumlah ketiadaan persediaan produk jadi. Asumsi kurang dari kapasitas tenaga kerja
ini secara logis kurang dapat diterima. Jika kekurangan produk amat F. = Peramilan permintaan di periode t- -
rendah, ketidakpuasan pelanggan lebih sedikit. Jika kekurangan produk k : Faktor konversi jam orang per jumlah produksi
amat besar, konsumen akan mencari pemasok Iain dan biaya yang di- periode yang ditetapkan
T = Horison perencanailn ata;jumiah
timbulkannya tak terhingga besarnya. Asumsi kedua msnyebutkan
66 perenconoan don pengendolion prduksi
Penyusunan )odwol lnduk Produksi 67

Pcrlu dimengerti marpud himp,nan kendala di


atas. persamaan (4) berarti Iembur yang diperlukan atau kelebihan waktu menganggur. Kendala
ti"gkut persediaan dipertatrankan agar konsisrcr.
Tiilk;-frsediaan, I,, waktu menganggur dibatasi dinyatakan dengan menghilangkan U, dari
atau tingkat kekurangan proOr*sf S, periode ,
sebelumnya ditalnbah dengan jumlah bi*g yang
*ri"-aJ.g_ periode persamaar:l (6) dan (7).
diproduksi, po da,
dikurangi ramalan permintaan, r,. ienaalu irri .ffirr.sit- Formulasi Programa Linear inijuga memungkinkan pilihan lain-
-dengan
batrwa seluruh kehnangan produksi akan dipenuhi nya. Jika hendali menggunakan cara subkontrak, suatu variabel baru
gia'iengutmm
mendatang serta kehnang-on produk jadi tidak-arran (misalnya C,) dapat ditambahkan. Selanjutnya ditambahkan A",C, ke
penjualan. Jika variabel s, dan s,., dihilangkan
tiroiiti hilangnya
dari persamu.n 1:;, 1a;, dalam persamzum (2), C ke dalam persamaan (3), mengurangkan kC, dari
dan (7-), solusi optimar dibatasi pada altern;df
anpa il."au* turangnya persamaan (5), serta menambahkan C, ke dalam persamrun (6). Jelas
persediaan. Dalam har adanya sekali bahwa formulasi program linear ini cukup fleksibel.
lersediaan penyangga (I,) daram jumrah
tertentu, variabel s, dan s,-, dapat dihilangkan;
a*"iit".i;k", kendala
dalam bentuk: Contoh Kasus 3-4 :
Dalarn hal perhitungan rencana agregat pada Contoh Kasus 3-3, analisis
h 21, tortuk t:|,2,...,7 (7)
ongkos menghasilkan besaran sebagai berikut:

Batas maksimum tingkat persediaan yang diizinkan,


. Ongkos Produksi Reguler $ 30,60 perjam.
dapat dimasukkan dengan menambahkan fendala
I*, sebesar n unit . Ongkos Produksi Lembur $ 42,00 perjam.
aa"- ulotut. . Ongkos Bahan & Overhead $ 175,00 per unit.
. Ongkos Simpan S 12,00 per unit.
I, s Im., tlntak t:Lr2,...,7 (8) e Ongkos Pemberhentian TK $ 20,00 perjam.
. Ongkos Rekrutnen TK $ 15,00 perjam.
P"t:T*.(5) menyatakan kendara konsistensi tingkat tenaga
keda per
periode; yaitu tenaga kerja periode t sama Diasumsikan keadaan tanpa persediaan tidak diizinkan dan waktu bakr:/
dengan ffileaoae t-r
ditambah rekrut tenaga- baru
G[) dan dikuringi"i"g"
pe;Uerhe;,i* ,.n"gu unit = 5 jam/unit. Dengan demikian model progmm linear yang dihasil-
kea'a (l). seperti seberumnya,'solusi dapat kan untuk 6 periode perencanaan adalatr sebagai berikut:
dibltari puau i""a."r, t*pu
penambahan t€naga keda atau- onp" p"leurangan
tenaga kerja yaitu Minimasi:
lTq*.menghilangkan variaber tersebut ai'perslmaan igj, rli, dan (7).
.Sela]n
itu, jumlah tenaga kerja dapat dibatasi d";;;il;;bahkan 5
Z -- +30,6R, +42O, +121, +20L, +15H,
kendala berbentuk: ,rl75n
S/T:
& > 4.io tottuk t=\,2,...,7 (e) Ir = I t-t + P, - F,Y t = 12,3,4,5,6
& < rqo untuk t=l,2,...,7 (10) R, = &_r + H, - L,Y t = L,2,3,45,6
Persamaan (6) menyatakan kendala yang
membarasi jumlah rembur (o,) U, =
atau menganggur o,) untuk menghasiltan produk sejumlJ p, unit. O, - 5P, -R,V I = 12,3,4,5,6
Karena o dan u dinyatakan dalam-satuan jam, jumlah'pi"a"tri
dikon- P,,Rt,Ot rI, rH,,L,,U, > 0V, = 12,3145,6
versikan dengan *ry-rgd"r sebesar jam
k per unit. pengurangan jam
reguler yang tersedia (&) dari jam y"r,g
iiuut tt; frpJi.rurrasilkan Jika diketahui batrwa:
68 Perenconoon don Pengendalion Produksi Penyusunan Jadwal tnduk Froduksi

Ro = 22 oratgx40jamperminggu=880jamorang Model ParametrikJones


Io = 70 unit @ersediaan Awal),
F, - F. = 260, 270, 305,370, 310,270 (Rarnalan Permintaan Mgg. I s.d.
6)

Maka dengan menggunakan program komputer simpleks dihasilkan


pemecahan masalah sebagai berikut:

Z = 576.922,50 Dollar
P, = 283,75 Unit
P, : 283,75 Unit
P, : 283,75 Unit
P. = 283,75 Unit
P, : 310,00 Unit ;il;il1 seterah nlai-niiaill:T** *":'f!/)
P. = 270,00 Unit
R, = i.418,75 Jam Kerja Reguler
& : 1.418,75 Jam Kerja Reguler
& = 1.418,75 Jam Kerja Reguler
R. : 1.418,75 Jam Kerja Reguler
& = 1.418,75 Jam Kerja Reguler
R" = 1.350,00 Jam Kerja Reguler
o, = L31,25 Jam KerjaLembur
I, = 93,75 Unityang Disimpan @ersediaan)
I, = 107,50 Unit yang Disimpan @ersediaan)
I, = 86,25 Unit yang Disimpan (Persediaan)
H, : 538,75 Jam-orang Baru yang Direkrut
L : 68,75 Jam-orangyaigDipecat.

Sumber: David D. Bedworth dan James E. Bailey, Integrated Production Control


System: Management, Analysis, Design, John Wiley and Sons, New York. dengan konstanta A.
1982, Hal. 155-156.
W, =W,-t+ A(W'-W'-1)
Tak pelak lagi pendekatan program linear mengatasi keterbatasan coba-
di mana:
coba model koefisien manajemen. Pendekatan program lurear ini juga
ke t
dapat diubah jika terjadi perubahan lingkungan (tercermin dari perubahan W, = Jumlah tenaga kerja di periode
ongkos). Jika tenaga kerja lebih langka, biaya rekruunen meningkat; atau W' = Jumlah tenaga te4a iaeat llll
skan
model disesuaikan hingga tidak memungkinkan perubahan jumlah tenaga A = Suatu parameter yang nilainya ditentukanr

kerja. Model dapat disesuaikan dengan menambah ongkos lainnya.

6t
=

\
Jo&tal lnduk Produlcsi
71
70 Perencanoon don Pengendolion Produksi Penyusunon

persamaan- (12) dan


Pertanyaan yang muncul ialah berapakah jumlah tenaga kerja yang ideal? Jika persamaan (15) ditambahkan pada suku terakhir
Jika ramalan permintaan untuk periode ke t ialah F, dan standar tenaga ;;;;krr disesuaikan dengan Persamaan (1a) maka akan dihasilkan
ini'
kerja ialah K tenaga kerja reguler per jumlah unit yang diproduksi, maka dg; ;*,, tenaga kerja sebagaipersamaan (16) berikut
jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk memenuhi ramalan per-
mintaan ialah KI,. Jumlah tenaga kerja ideal ini dihitung untuk beberapa
w, =w,_t*
\ (B"-f.Ft*nl -ry-t+!!Pl
nll, (1s)
periode mendatang dengan menggunakan rata-rata,rterbobot (w e i ght e d
average). Dengan demikian jumlah tenaga kerja idealnya ialah:
ia, LB,

Jika persamaan (16) menyatakan j"*J+ tenaga


kerja' maka persamaan
w' = {..bn.K.Ft*r-t e2) iroduksi. Persamaan produksi,
mirip
n=l il.ik; ini menyatakan iumhhjuga
dengan persamaan t"*gu L.4u, dicari dengan melSBT*m fungsi
di mana :
pada dasffia tingfatlroduksi di periode ke.t ialah tingkat
il;d*. te-naga- kerja sejumlah
b, = Faktor bobot pada periode ke n i."atf..i maksimum regulel dingan menggunakan
K : Standar kerja (orang per unit barang yang diproduksi) W, aU*Uut, dengan tl"ntil -taru jumtah yang dihasilkannya dengan
F, : Ramalan permintaan di periode ke t :umfan yang diinginkan. Hubungan
itu dinyatakan dengan persamaan
N : Periode perencanaan; (di masa yang akan dut*g). berikut.

Untuk menghasilkan nilai faktor bobot b,, Jones menguji dua model yang P,=+*c.g'-*) (16)
merupakan fungsi dari sebuah parameter. Ia menyatakannya dalam bentuk:
di mana:
Bn P, = Jumlah Produksi di Periode ke t
bn= (13) -tenaga
W, = Jumlah kerja dari persamaan (16)
ZB" p., = Jumlah proiuksi yang diinginkan untuk memenuhi
r=l
permintaan
di mana: K : Standar tenaga keda
B = Parameter bobot untuk peramalan masa depan dan harus C = Parameter UJbot yang akan ditentukan' 0 < C < I
ditenhrkan,
ialah rata'rata
Seperti sebelumnya, tingkat produksi yang diinginkan
di mana bobot
0<B<1. ieOoUot untuk ramalan p-ermintaan N periode mendatang'
itu diberi notasi d,, di mana:
serta sebuah fungsi yang menyatakan deviasi antara tingkat persediaan
ideal I* dengan tingkat persediaan saat ini I,.,. Tingkatproduksijugamencakuppeny-esuaianakibatketidakseimbangan
p".;-"Ji"- p"rru*i- f isl sehingga Persamaan (17) akhir-
sepertip"udu
Iat=\.K.(I'-1,-r) (14) nya akan menjadi:

di mana : ) -- NDn
un-
(17)

I' : Tingkat persediaan yang diinginkan ,U


I,., : Tingkat persediaan sktual di skhir periode t-l.
r=1
72 Perenconoan dan Pengendolian Prduksi Peryntsunan Jodwal lnduk Prduki 73

Perhatikan bahwa persamaan (19) baru dapat dipecahkan setelah per- unit'danW"ditetapkansebesar22orang.Tiappararneterkemudiandi-
samaan (16) dipecahkan terlebih dahulu untuk periode ke t. persamaan- loop denganharga mulai dari nol sampai satu unhrk setiap peltambahan
persamaan di atas dimasukkan ke dalam program komputer, dengan me- sebisar {lZS.Hi-p*a, parameter yang akan mepberikan ongkos total
masukkan terlebih dahulu nilai-nilai ramalan permintaan F,, F,, F,, ..., Fo termurah untuk ke i+ datamasa lalu ialatr A= 0,25; B = 1,00; C = 0,75;
serta nilai-nilai A, B, c, dan D. Komputer akan menghitung w, terlebih dan D = 0.375. Hasil di atas akan memberikan aturan tenaga kerja dan
dahulu dan baru setelah itu ia akan menghitung p,. Setelah mengetahui p,, produksi sebagai berikut:
I", dan permintaan aktual di periode 1, komputer untuk seranjutrya dapat 'w,
menghitung Il. Pada tahap ini komputer akan menghilangkan F,, menam- ='w,-, + 0,25[0,04(F,+Ft1+F,+2) - W., + 0.04(50-L-,)]
bahkan F*,, serta selanjubrya menghitung W',, pr, dan Ir. Apabila beberapa P, = 8W + 0,75[0,66F, * 0,25F., + 0.09F*, + 8W, + 0,66(50-I',)]
siklus telah dilalui maka dapat dibuat rencana produksi dan tenaga kerja
yang merupakan fungsi dari nilai-nilai W,, p,, Wr, pr, dan seterusnya. Sumber : David D. Bedworth dan James E. Bailey, Integrated Production Control
System: Management, Aralysis, Design, John Wiley and Sons, New York"
Agar metode ini dapat dimengerti, akan disajikan Contoh Soal 4 1982, Hal. 150.
berikut. Contoh Soal4 ini menggunakan data di Contoh Kasus 3-3.
Model Transportasi
Contoh Kasus 3-5 :
Ketiga model perencanaan produksi agregat terdahulu memiliki karak-
1. Perhatikan data masa lalu produksi pada contoh Kasus 3-3. Moder teristik aplikatif yang cukup rumit. Ketiganya membutuhkan bantuan
ongkos yang diberikan ialah sebagai berikut: komputei agar hasilnya baik. untuk kepentingan yang praktis, Biegel
mengusulkan model perencanaan produksi agegat dengan menggunakan
a. Biaya tenaga kerja reguler merupakan fungsi linear sebesar $ 153
teknlk Transport Shipment Problem $Sf1t. Model transportasi ini
per unit.
dilakukan dengan menggunakan bantuan tabel transportasi sebagaimana
b. Biaya tenaga kerja lembur ialah $ 198 per unit untuk 20 %
terlihat pada Tabel 3-6.
peningkatan jam kerja akibat lembur pertama (hari Sabru) dan $
234 per unit untuk 20 Yo permgkatan jam kerja akibat lembur Terdapat beberapa informasi penting yang perlu diketahui sebelum
kedua (hari Minggu). menggunakan tabel transportasi tersebug yaitu:
c. Ongkos satuan bahan dan overhead bukan tanaga kerja meng-
a. Hitung terlebih dahulu total permintaan seluruh produk selama
ikuti persamaan ongkos: Cosr: 5000 + (lS0) * Jumlah Unit yang
horison perencanaan dalam satuan agregat dan masukkan ke dalam
diproduksi.
kolom ketiga;
d. Ongkos bulanan untuk persediaan mengikuti persamaan ongkos
b. Hitung terlebih dahulu kapasitas yang tersedia untuk tiap pilihan
berikut Cost: 1000 - l2(Tingkat Persediaan) + 0.lZ (Tingkat per-
produksi selama horison perencanaan dalam satuan agregat dan
sediaan).
masukkan ke dalam baris ketiga;
e. Ongkos untuk memberhentikan tenaga ke{a mengikuti persama-
an ongkos: Cost = 7l0(Jumlah Orang) + 37(Jumlah Orang),.
f. Ongkos rekrutrnen tenaga kerja baru akan mengikuti persamaan
ongkos Cost:2O0(Jumlah Orang) + 200(Jumlah Orang)..

Komputer kemudian diprogram untuk mencari kumpulan parameter yang


akan memberikan ongkos total minimum berdasarkan datzz4 bulan yang
lalu. Agar konsisten, periode perencanaan ditetapkan sebesar 3, K di-
tetapkan sebesar l/8 unit per periode per pekerj4 I" ditetapkan sebesar 70 ' Model ini dialihbahasakan oleh penulis menjadi Model Transportasi untuk penye-
derhanaan penyebutan daiam bahasa Indonesia.
75
Perenconoon don Pengendolion Produksi Penyvsunon Jadwol tnduk Prdul'si

Tabel 3-6 : Contoh Suatu Tabel Transportasi dengan Horison d. Optimasikan rencana produksi
di setiap- periode d^lT horison
Perencanaan 3 Bulan perencanaan *,I;-il;;"tiode
paling **pui ke periode paling
"*ul
ft"pkitas produksi dj sel dengan
akhir. Usah,k*;;'gg*'rt'' seluruh permintaan
ongkos produksi i"t"i*tf'' Sedapat -ungkio pesanan/back order
harus dipenuhi t'p"i *"fttu tt11'i nembatalan besar kemungkinan
karena
atau tanpa penundaan pengiriman) sejenis dari perusahaan
produk
pelanggan .k* ;;;rth m"ng;'n"kan
komPetitor'
model transportasi dalam
Guna lebih menjelaskan penggunaan
perencanaan agreg"t;;;'rh;tik*
Coniot' Kasus 3-6 berikut ini'

Contoh Kasus 3-6 :


Perhatikan data permintaan masa
lalu produk A dan B pada Contoh
diguna-
c. Data permintaan tersebut akan
Hitung ongkos per unit satuan agregat sebagai akibat pilihan srategi Kasus 3-2 (Tabel 3-2) terdahulu' Adapun
selama satu tahun.
produksi yang diterapkan dan masukkan ke dalam sel-sel di tengah kan untuk merakukan perencanaan .agrepat produksi ialah
menyangkut
tabel transportasi (bagian yang diarsir). Sebagai contoh dapat dilihat kebijaksanaan **"j"il;-- ferusai'u*-
bahwa pada sel Al I ongkos produksi reguler (regular time) $ 4 per sebagai berikut:
dan tidak
satuan agregat, pada sel A12 ongkos produksi lembur (over time) $6
a. Mempertahankan tingkatt"rr"gutetaga.rerja-sebes- 15 Tli
per satuan agregat, dan pada sel Al3 ongkos subkontak $7 per keria kecuali mengganti yang pen-
melakukan p"r;uufr*
satuan agregat. Sementara itu sel A2l berarri permintaan bulan
siun atau mengundurkan diri' yang
dari perusahaan subkortraktor
Januari yang baru dipenuhi dengan kapasitas produksi reguler pada
bulan Februari. Hal ini berarti terjadi penundaan pesanan atau keter-
b. Kekurangan p;;tftptntrt grup.perusaht* y:i.,t3a' Dike-
masih tergabung dalam rumpun
lambatan pengiriman selama satu bulan sehingga sebagai konse-
tahuibatrwakapasitasperusahaansubkontraktorsaatiniada]lahz,%
Jari kapasitas perusahaan induk'
kuensinya perusahaan harus membayar penaltildenda. Demikian juga
sel A3l berarti permintaan bulan Januari yang baru dipenuhi :^r^- ^*io- cam.
pesanan' dalam artian semua pesanan
dengan lapasitas produksi reguler pada bulon Maret, yang berarti ter-
c. Tidak diizink; ;embatalan t"t'nusuk. membayar penalti
waj ib dipenuhiU;; biaya.berapup'n;
jadi penundaan pengiriman selama dua bulan sehingga penalti/ satu bulan' memelihara
pengunduran pt'g'li-* iar<syirni '"i*u
dendanya juga bertambah besar. Di lain pihak sel Bl l berarti per- biaya lembur (lembur
tingkat persedi-aai-y*e 1i"Sgi' .membayar sefta mengganti biaya
mintaan bulan Februari yang dipenuhi dengan kapasitas produksi regullr)'
maksimum zsx O"ii ti'tn'-lerja
reguler pada bulan Januari (mendahului), yang berarti ada per-
produksi dari subkontraktor'
sediaan produk jadiyang harus disimpan selama satu bulan sehingga
sebagai konsekuensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya tam-
Untuk membuat perencanaan
produksi agregat ini' bagian PPC
bahan untuk penyimpanan/persediaan produk jadi. Demikian juga sel sltuan ugr"gut j* orang' dan sebagai
memutuskan untuk menggunakan "t harus
Cl I berarli permintaan bulan Maret yang dipenuhi dengan lupasitas permintaan, upurit"r, serta ongkos
konsekuensinya seluruh-iata yang terkait
produki reguler pada bulan Januari, yang berani wako penyim- jam orang. eaup"n biava;fiav.,a
ditransfer ke daram satuan
panannya lebih panjang dan biaya tambahan untuk penyimpanad ted;'hrtring dan dinyatakan sebagai berikut:
dengan produksi
persediaan produkjadi akan lebih besar.
Penyusunon )adwal lnduk Prduksi
v
76 Perenconoan don Pengendolion Produksi

kapasitas 25yo
* 37950 atau 7590 jam orang' maka
permintaan pasar
a. Ongkos produksi reguler (termasuk bahan baku dan over-
akan dapat dipenuhi' Mo9"]SansRortasl ytut
perencanaan
head) Rp 20.000,00 perjam orang; ;#ffi"k*
produksi agregatuntufbontoh Kasus 3-6 ini dapat dilihat di Tabel3-8'
b. Ongkos produksi lembur (termasuk bahan baku dan overhead)
3750 jam orang dipenuhi
Rp 30.000,00 perjam orang; Pada bulan Januari, permintaan setesar
c. Ongkos subkonrak dan pengiriman daSi pabrik subkontraktor 2640 iarn orang' produksi
dengan produksi ,"guftlt-'a!ttg* kapasitas
lembur dengan rupurir-, dgl; orang,
ke perusahaan mencapai Rp 35.000,00 perjam orang; dan subkontrak dengan kapasitas
d. Ongkos simpan persediaan produk jadi diperhitungkan sebesar subkontraltor sebesar 210 jam
;-j[l;6-.[|;. r,,i"t1rlau si-sa kapasitas hanya terdiri atas 19 hari
Rp 400,00 perjam orang per bulannya; dan orang. Sementara ito ta'"na bulan Februari
e. Ongkos penalti yang harus dibayar kepada pelanggan jika kerja, mengakibatkan'Ilp"ti"t reguler
terkurang menjadi 2280 jarrt
570 jam orans' dan kapasitas
terjadi kelambatan pengiriman diperhitungkan sebesar Rp ;;**, tupulio, b.;;;;til;e 'i*juai jam o.*g 1Tot l. hanya 3420 iarrt
20.000,00 per jam orang. subkontralco, u"rx*ulg "r.ql"ais7o
bulan Januari yang masih ter-
orang). Untuk i* f."puii,"t "'Ufonttutt*
Sementara itu, kapasitas produksi yang tersedia (dihitung berdasar- untuk memenuhi permintaan bulan
sisa sebesar Zf 0 jam'orang digunakan
kan tenaga kerja 15 orang, 8 jam kerja reguler per hari) dapat dilihat pada Februari karenanya sudah men-
Februari. rot t p"mu,ttui' "itort bulan
pemasokan sebesar 120 jam
Tabel3-7 . Kapasitas yang tersedia tersebut dengan demikian akan sangat capai 3630 jurn or*!' tt'tasih ada kekurangan
tergantung pada jumlah hari kerja yang tersedia pada bulan yang ber- orang) yang terpaksa baru
orang (3750 jrrn o.ing-Ait'f*gi 3630,jam
penundaan p:ng:T** sebesar
sangkutan. Sementara itu kapasitas lembur yang tersedia setiap bulannya ;il; faaa uutan r'r,'Et;-t"t'i"gl"I43ai pada bulan Maret terdapat
120 jam orurrg s"lar,,i t'*
juga dihitung dengan menggunakan asumsi yang sama. Untuk kemu- Uufli' Berikutnya
-'"u''., -orang
dahan perencanaan, tingkat kehadiran karyawan diasumsikan mencapai 2400 jam (2520.|20), kapasitas
sisa kapasitas ,"g,t.. sebesar 630
subkontraktor
r00 %. lembur sebesar OgO.iuo' tta"g, dan kapasitas tidak ada
jam orang; uo, ,orjt ,"Uesa'"iOOO jam orang' Karena sudah
Tabel 3-7 z Perhitungon Kapasitas dengan Menggunakan l5 yang bisi diryfkP maka terpaksa
kapasitas Uuhn fanuari atau Februari jam Dapat
orang'
sekali lagi terjadi p;;;rd; pengiriman-sebanyak
Orang Tenaga Kerja 90
ini sangat dipengaruhi oleh
Hari Kcrja I Jam Kerja I Jam Kerja j Xepasitas kapasitas dilihat bahwa p.."n.*u^ proarr[ri agregat
produksi'
Lcmbur f."Ui.irtsanaan manajemen dalam hal
pofu
April tidak terjadi kekurangan tupls'T karena
Januari 22 2&0 650 tersedia
Pada bulan
Februari l9 2280 570
kapasitas lembur 560 jam
Maret 2t 2520 630 kapasitas reguler ti;b jaln oring ditambah
560 jam orang..Malahan pada
April 22 2&0 660
orang ditamb"n fup*itir-*Uton;ttor
sebesar 120 jam
bulan April ini t"r[[ai-ri* t upuritas subkontraklor
Mei 22 25/.0 660
Juni 20 2400 600
' sisa kapasitas subkontra]tor
Juli 22 26/,0 660 orang. Selanjutnya p"[" U'f* Mei terdapat
kembali terdapat kekurangan
sebesar 210 jam oiC. Pada bulan Juni
Agustus 22 26/,0 660
hanya 20 hari' Untuk itu
pasokan kapasitas a;t; jumlah hari kerja
September 20 2400 600
Okober 23 2760 690
210 jam orang.buian Mei
Nopember 19 2280 570
kelebihan tcaparita. suu*ontraktor sebesar-
Desember )l 2520 630 bulan Desember' Jadwal
digunakan. Pola ini diutang hingga.mencapai
dilihat pada Tabel 3-9'
induk produkri Cg"i v"ie ai['as1,<an dapat
i;gd persediaan ali,itung berdasarkan persamaan (1) di atas'
Selintas dapat dilihat bahwa kapasitas agregat yang dimiliki perusahaan
ialah 37950 jam orang sementara permintaan agregat mencapai 45000
jam orang. Tetapi karena ada perusahaan subkontraktor yang memiliki
JN

Contoh Suatu Tabel Transportasi dengan Horison Perencanaan I Tahun


Penyusunon Jodwol lnduk Produksi 79

Jadwal Induk Produksi2 pada hakikatnya adalah jadwal makro yang


mengatur ketersediaan dan penggunaan fasilitas produksi. Perlu digaris-
bawahi bahwa ada asumsi yang perlu dimodifikasi saat penerapannya.
Asumsi pertama ialah tingkat kehadiran karyawan 100 %. Asumsi kedua
ialah ketersediaan kapasitas subkontraktor (Pada kenyataannya subkon-
traktor barangkali menerima order perusahaan lain hingga kapasitasnya
berkurang).
Untuk menafsirkan jadwal induk produksi agregat pada Tabel 3-9
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Rencana produksi agegat ini tidak membedakan produk A dan
produk B (multiproduk); Jadwal induk produksi satuan masih harus
diturunkan (disagregasi).
b. Kolom persediaan produk jadi dengan demikian tidak dapat ditafsir-
kan sebagai x unit produk A atau y unit produk B. Kolom persediaan
ini hanya menyatakan bahwa akan terjadi kelebihan pemasokan yang
disimpan (entah untuk produk A atau untuk produk B yang ditandai
dengan angka persediaan positifl; atau akan terjadi penundaan
pengiriman (entah untuk produk A atau untuk produk B yang di-
tandai dengan angka persediaan yang negatifl.

Tabel 3-9 z Jadwal Induk Produksi Agregat tmtuk Contoh Kasus 3-6
Rrmelan Rcncene Produksi (Jem Orang) Perscdieen
Bulgn Permintean Regulcr IrEbur subkontraL Akhir
(JamOraag) (JgmOnng)
Persediaan Awal : 0 Jam Orang
Januari 3',150 2&0 660 660 2r0
Februari 3750 2280 5'10 570 -t20
Maret 3?50 2520 630 630 -90
April 3750 2&0 660 540 0
Mei 3750 2640 660 600 150
Juni 3750 2400 600 600 0
Juli 37 50 2610 660 450 0
Agustus 3?50 7640 660 600 150
Scptember 3750 2400 600 500 0
OL:rober 3'150 2"t60 690 530 330
November j 750 228C 570 570 0
Desember 3750 2520 630 600 0
45000 J036t) 7590 741 0

- Jadu'ai induk produksi dalam literarur berbahasa Inggris dikenal sebagat Masrer Prodrction
Schedule (lt'{PS\
80 Pererronoan don Pengen&lion Prduksi Penyusunon Jodwal lnduk Prdul<si 81

Ongkos total agregat rencana ini adalah: masukkan ke dalam perencanaan produksi (metode produksi dan ongkos)
tetap dihitung dengan asumsi linearitas. Selain itu metode ini juga tidak
a. Ongkos Produksi Agregat Reguler : Rp 20000*30360 Rp 604.200.000
memungkinkan penghitungan dampak atas efek perubahan jumlah tenaga
b. Ongkos Produlsi Agegatkmbur : Rp 30000*7590 Rp 227.700.000
kerja (biaya pemecatan dan rekrut) terhadap kapasitas maupun ongkos.
c. Ongkos Subkontrak : Rp 35000*7410 Rp 259.3s0.000
Oleh sebab itu model ini hanya dapat digunakan dengan asumsi bahwa
d. Ongkos Penalti : Rp 20000*330 Rp 6.600.000
variasi teuaga kerja diabaikan (ongkos total tidak mengandung biaya
e. Ongkos Simpan : Rp 400+(21 Or..1 5Or15O+330)
rekrut dan pemecatan) di samping juga mengabaikan keterkaitan variasi
: Rp 336.000
tenaga kerja dengan kapasitas. Walaupun memiliki beberapa kelemahan,
namun kesederhanaan teknik ini memungkinkannya untuk menjadi teknik
Perbandingan antar Metode Perencanaan Agregat perencanaan agregatyang paling populer.
Ada berbagai kelebihan dan kelemahan metode perencanaan zgregatyang
harus diketahui sebelum memilih metode yang akan digunakan. Metode DISAGREGASI JADWAL INDUK AGREGAT
koefisien Bowman memiliki kelebihan dari segi kemudahan data dan
Proses disagregasi bernrjuan untuk membuat jadwal produksi setiap item
pengolatrannya, tetapi perlu adanya "penyaringan" atas data masa lalu
produk secara terperinci, karena perencanaan agregat dilakukan pada
yang dimiliki. Seperti telatr disebutkan, bias keputusan manajemen yang
tingkat surrogate product. Dalam tahap ini jadwal agregat dipecah men-
salah akan memberikan akibat yang fatal. Untuk itu perlu diteliti data jadi rencana produksi terperinci untuk setiap produk. Metode untuk men-
64s4 lampau yang "baik" dan "buruk". Dan untuk menelitinya dibutuh-
disagregasikan rencana agregat yang dibahas dalam bab ini ialatr metode
kan waktu tidak sedikit serta seseorang yang mengetatrui. kondisi historis
Hax and Meal. Metode Hax and Meal ini pada dasarnya ialah masalah
keputusan produksi masa yang telah lampau. Lebih lanjut lagi, metode ini
pengendalian persediaan produk jadi yang dibatasi oleh kapasitas
tidak menjamin bahwa keputusan rencana produksi yang dihasilkannya produksi. Bedworth dan Bailey menyatakan bahwa model Hax and Meal
akan mampu meminimasi ongkos.
ini merupakan model yang paling aplikatif jika dibandingkan dengan
Metode program linear ialah metode yang memberikan hasil paling model disagregasi lainnyaa karena t€knik perhitungannya tidak terlalu
optimal, walau memiliki tingkat kesukaran pengolahan data yang tinggi. rumit, di samping juga memudatrkan pengendalian tingkat persediaan
Sayangnya metode ini tidak dapat diterapkan untuk persamaan ongkos produkjadi.
non-linear (misalnya persamaan ongkos kuadratik atau eksponensial).
Kebanyakan fasilitas produksi menghasilkan beberapa famili
Selanjutnya, penetapan kendala yang tidak tepat akan menghasilkan
dalam satu lintas produksi yang sama. Famili ialah kelompok produk
solusi yang unbounded atau malahan tidak akan menghasilkan solusi
sejenis yang diproduksi secara bersamaan, karena alasan teknologi atau
sa:na sekali..
ekonomi. Karena ongkos setup untuk setiap pergantian famili yang di-
Metode parametrik, walaupun tidak seakurat model progam linear, produksi biasanya lebih mahal daripada ongkos setup untuk pergantian
dapat digunakan untuk persamaan ongkos non-linear. Tetapi untuk meng- item dalam famili yang sama maka lebih baik memproduksi seluruh item
gunakannya dibutuhkan program komputer yang rumit. Selain itu solusi dalam famili yang bersangkutan sebelum melakukan setup untuk mela-
yang dihasilkannya tidak terjamin bahwa akan optimal mengingat peng- kukan produksi item dalam famili yang lainnya. Dengan berlandaskan
ujian ongkos hanya dilakukan pada sekumpulan nilai parameter yang pada filosofi di atas, pada dasarnya metode Hax dan Meal terdiri atas dua
diuji saja. Mungkin saja nilai optimal akan berada pada nilai pararneter tahap, yaitu, pertaima, menentukan famili produk mana yang harus di-
yang tidak diuji. produksi pada periode yang akan datang; dan kedua, menentukan jumlah
Sementara itu model transponasi untuk perencanaan produksi
agrcgat merupakan model yang sangat sederhana dan mudah untuk di- 3
David D. Bedwortir dan James E. Bailey, Integrated Production Control Systems
gunakan. Tetapi kelematran model ini ialah bahwa variabel yang di- Management, Analysis, Design, John Wiley and Sons, New York, 1982, Hal. 165.
83
82 Perenconoon dan Pengendolion Prduki Penyusunon Jodwol tnduk Produksi

item produk yang harus diproduksi dalam famili tersebut. Prosedur Ongkos setup dari satu famili ke famili lainnya
(ddarn satu tahun) di-
tersebut disajikan di bawatr ini. nyatakan sebagai:
Langkah pertama dalam algorirna Ha>( dan Meal ialatr memilih Ongkos Setup = SN' (21)
famili yang akan dimasukkan dalam lencaira produksi di jadwal induk.
di mana:
Langkah ini dilakukan dengan membandingkan persediaan produk jadi
yang ada dengan ramalan permintaan. Jika suatu produk dalam suatu S, : Ongkos setuP
famili diramalkan akan berada di bawah tingkat persediaan yang aman
(safety stock) sebelum akhir periode, maka seluruh famili produk tersebut
DengandemikiandidapatkanpersamMnongkostotalyangselan-
diputuskan untuk diproduksi. Idealny4 semua produk dalam famili ter- juurya dan hasilnya diset sama dengan nol. Hasil dife-
sebut diproduksi pada saat yang bersamaan. Jika notasi item produk ialah -rerrsiasididi'ferensialkan
tersebut akan menghasilkan N, optimal. Setelah N, optimal dapat
j, famili ialah i, ekspektasi jumlatr item tersebut di akhir periode ialah q,;,
at i*ng maka Q6 akan dapat dihitung. Selanjutnya ongkos total untuk
tingkat safety stocluntuk item produk yang bersangkutan ialah su, tingkat
memproduksi famili i ialah:
persediaan item pada akhir periode sebelumnya ialatr I,;,,-,, dan ramalan
permintaan untuk item produk yang bersangkutan ialah Du,; maka secara
Ongkos Total = [tl /2CiI(5, + T, / N,)]+ SiNi QZ)
matematis dapat dinyatakan bahwafamili tersebut alcan diprodul<si pada olli
p er i ode b ers anglat an j ika:
Jika persamaan (23) didiferensialkan dan hasilnya diset sama
dengan nol akan diPeroleh:
min{q,,r, - r, }< o; dimana 8i1,t = 1,j,,-t - D,.t., (1e)
clxf ZctjTt)+ si = o (23)
z anja
Langkah kedua ialatr menentukan berapa banyak tiap item dalam tiap
famili harus diproduksi (dinotasikan dengan QE). Konsekuensiny4 dapat MakaN' optimal ialah:
diketatrui bahwa jumlah siklus produksi untuk satu famili dalam satu
tahun (dinotasikan sebagai Ni) akan sama untuk seluruh famili, karena
seluruh item dalam famili tersebut diproduksi secara bersamaan. Per-
tanyaannya ialatr berapa nilai N, yang paling ekonomis? Untuk menjawab
pertany.ran ini, total ongkos setup dan persediaan perlu diubah menjadi
l/i =
W
Akhirny4 karenaN" sama dengan T,/Qu, maka Q'l optimal dapat dihitung
(24)

bentuk N'. Jika persamaan ini didiferensialkan dan hasil persamaan dife- sebagai:
rensial ini dibuat sama dengan nol, akan didapatkan N, yang minimum.
Jika total permintaan item i dalam satu tahun dinyatakan dengan T,,, maka
tingkat persediaan rata-rata ialah (sn+[,r6{,)/2. Dengan demikian total o;=#=w (2st

ongkos persediaan (dalam satu tahun) ialah:

+ (Tt / N) di mana:
ongkos SimPan : g-.1s, (20)
2 T! = Permintaan tatrunan item j dalam famili i
di mana :
S' = Ongkos setuP famili i
C,j = Ilargasaflran ircm j dalam famiti i
C, = Harga satuan tiap item persediaan I = Tingkat suku bunga
I - Tingkat suku bunga
Q., = Produksi ekonomis item j dalam famili i.
Penyusunon )adwol lnduk Produksi 85
84 Percnconoon don Pengendolion Produksi

Jadi dengan demikian untuk setiap item yang harus diproduksi, tingkat Langkah pertama yang harus dilakukan ialah menentukan famili
produksi yang paling ekonomis dapat dihitung. Agar jumlah produksi yang akan diproduksi di periode t. Langkah ini dilakukan dengan meng-
yang ekonomis untuk setiap famili dapat dibandingkan dengan satuan lit*g selisih antara persediaan akhir periode sebelumnya (t-1) dengan
agregat" diperlukan faktor konversi sehipgga didapatkan jumlatr produksi p"r*Itttu- periode ini (D,). Jika selisih tersebut di atas lebih kecil dari
ekonomis yang sesuai dengan satuan agregat:. iingk"t safety stock, maka seluruh famili item yang bersangkutan harus
diproduksi pada periode ke t.
gioar = (26) Tampak jelas bahwa item produk yang akan berada di bawah
,ioQi*u tingkat safety siock ialah item produk 43, C9, dan C10. Untuk itu maka
di mana: diputuskan famili yang akan diproduksi pada periode t ialah famili A dan
C.
$ = Faktor konversi untuk item j untuk mencapai satuan agregat.
Tabel 3-10 : Data untttk Contoh Kasus 3-7
Dengan membandingkan Q'*, terhadap r€ncana produksi agregat P, Famili Item Konversi K. Perscdiaan Permintaan S$ety Stek
U

untuk periode ke t, maka dapat dilihat batrwa Q;


tidak akan pemah I j I u,., D.,U,! s..U
sama dengan P,. Untuk itu besaran Q's harus disesuaikan. Penyesuaian A I 0.85 240 170 50
tersebut dilakukan dengan menggunakan rasio P,/Q'-,. Secara matematis A z l.l0 285 2N 75
A 3 0.90 t22 100 40
hal ini dituliskan sebagai:
A
B 4 0.65 223 130 50
2X) 170 50
oirait=e;(P, /ei,,or) (27) B
B
5
6
0.75
0.70 r93 n0 40
B 7 r.20 420 210 60

Alternatif penyesuaian Qq terhadap R dilakukan dengan memeriksa c 8 0.75 235 150 40


c 135 r00 50
ekspektasi jumlah produk di akhir periode yang akan datang. Idealnya 9 0,8s
50
c l0 0.80 180 140
seluruh item akan mencapai tingkat safety stock secara bersamaan di c
akhir periode. Untuk melakukan hal tersebut maka penyesuaian dilakukan
berdasarkan selisih ekspektansi jumlah persediaan dengan tingkat safety Tabel 3-11 : Penentuan Famili yang Alan Diproduksi
stock. Secara matematis hal ini ditulis-kan sebagai:
I 3 ) J 4 ) 3
Item 2.

Q*@dj)=(Is,t-t- D,j,,- sr)*(P, I Qio,ot\ (28) PeBediaan (t-l 240 265 tzz 223 290
170
I93
ll0
420
2to
235
I5t)
t35
100
150
140
Permintaan t t70 200 I00 130

Selisih 70 65 22 93 rzt) 83 210 E5 35 10


Prosedur pada Contoh Kasus 3-7 berikut ini akan menggambarkan proses 50 '75 40 50 50 40 6t) 4U 50 50
Safety Stock
disagregasi jadwal induk agregat dengan menggunakan metode Hax dan
Meal. Langkah kedua ialah menentukan jumlah item produk yang harus di-
proauksi. Misalnya untuk item produk A1, A2, A3, C8, C9, dan C10
Contoh Kasus 3-7 : ielah dihitung Q', masing-masing sebesar 120, 180, 100, 120, 140, dan
140. oleh sebab itu akan dihasilkan jadwal induk produksi pada periode t
Perhatikan tabel di bawah ini. Tentukan jadwal induk produksinya jika
sebagaimana Tabel 3-12 berikut. Berdasarkan cara ini maka pada periode
diketahui P, (Tingkat produksi pada periode yang akan datang) ialah 450
unit satuan agregat. t ak; diproduksi item Al sebanyak 76 unit, item A2 sebanyak 114 unit,
86 Perenconoan don Pengendolion Produlcsi Penytsunan Jadwol lnduk Prduki 87

item A.3 sebanyak 63 unit, item C8 sebanyak 76 unit, item C9 sebanyak rencana kasar yang harus diperhalus dengan memperhatikan kendala
89 unit, dan item ClO sebanyak 89 unit. batran baku dan penjadwalan pekerjaan.

Untuk memperoleh jadwal indu$,produksi item-item produk pada PENGENDALIAN JADWAL INDUK PRODUKSI
periode ke t juga dapat dilakukan dengan cara lain. Cara ini dapat dilihat
pada Tabel 3-13 berikut. Berdasarkan cara ini, maka pada periode t akan Setelah rencana produksi ditetapkan, ada dua alasan utama penyesuaian,
diproduksi item Al sebanyak 66 unit, item A2 sebanyak 112 unit, item yaitu permintaan aktual yang menyimPang dari ramalan permintaan atau
,4'3 sebanyak 78 unit, item C8 sebanyak 50 unit, item C9 sebanyak 102 produksi aktual tidak sama dengan produksi yang direncanakan. Seperti
unit, dan item Cl0 sebanyak 97 unit. disebutkan pada Bab II (Peramalan), hasil ramalan dan permintaan aktual
tidak selalu sama. Faktanya, selalu terjadi penyimpangan sehingga rencana
produksi yang telah ditetapkan hanrs selalu direvisi dan disesuaikan.
Tabel 3-12 z ltem Produk yang Diproduksi (Periode t) Cara Penyesuaian
Produksi akfual pun dapat menyimpang dari rencana produksi karena
Menggzmakon Ras io P /Q' *,
berbagai alasan. Mungkin saja terjadi kerusakan lintas produksi, tenaga
Famili Ircm Q'i,: K5 airq a'i'(adi) Q'u(adj)Kr kerja sakit, kekurangan suku cadang, atau perubatran metode keda. Oleh
(1)
Q) (3) (4) (5H3).(4) (6)= (3)'450lQ*Total (7F{6X4) karenanya selalu dibutuhkan penyesuaian.
A I tzu u.6) tuz to o4.f,) /
A z 180 l.l0 198 l14 125.316
Biegel mengusulkan agar penyesuaian rencana produksi dilakukan
A 3 100 0.90 90 63 56.962 berdasarkin p"rriogt"t o atau pengurangan jumlah persediaan4. Jika
I 6 tzv u. /) lo t6.962 kece-patan produksi (atau permintaan) lebih tinggi daripada yang diren-
c 'U
t19
canakan, maka pada sgatu saat jumlatr perscdiaan akan amat tinggi;
9 140 0.8s 89 75.316
C l0 140 0.80 LL2 89 70.886
Total 7tr 450.000
sementara itu, jika kecepatan produksi (atau permintaan) lebih rendafu
dari rencan4 maka pada suatu saat jumlah persediaan akan amat rendah.
Penyesuaian rencana produksi diiljukan untuk menyeimbangkan kembali
Tabel3-13 : Item Produkyory Diprodulcsi (Periode t) Cara Penyesuaion keadaan persediaan ke aratr normal sehingga tingkat persediaan untuk
Menggunakan P erhinmgan Kehrangan ltem memenuhi fluktuasi pasar akan selalu dapat drjaga. Metode ini disebut
sebagai metode Leveling Applied.Detgan menggunakan metode ini maka
Famili Itrm a',j I53rDtr'ss Q"ri*Ki
Q"ri Q"u(adi)
selisih persediaan aktual dengan rencana persediaan disesuaikan setelatl
(1) (2) (3) (4) (5H3){4) (6) (7)
beberapa periode. Pemilihan periode penyesuaian akan mempengaruhi
A I tzv zt) IUU 6) of .ou
A 2 180 10 l?0 187 I I 1.52 stabilitas rencana produksi atau stabilitas rencana persediaan yang telatr
A J 100 -18 ll8 106 77.4t ditetapkan. Tujuan prosedur leveling adalah menyesuaikan rencana
L 6 tlv {) t) )o 49.2U
produksi untuk mengatasi selisih permintaan aktual dengan ramalan per-
c 9 140 -15 155 t32 10r.58
c l0 ItlO -10 150 r20 98.40 mintaan. Oleh karena itu rencana produksi harus dinaikkan atau diturun-
Tonl 686 kan sebesar selisih permintaan aktual dengan ramalan. Beberapa hal
harus dilakukan sebelum penyesuaian dapat dilakukan dengan efektif.
Sumbcr: David D. Bedworttr dan Jamcs E. Bailey, Integrated Production Control
Pertam4 rencana produksi baru harus ditetapkan. Kedu4 rencana penga-
Sysleas; Marugenent, Analysis, Dcsign, John Wiley and Sons, New York,
1982, Hd. 165-166. daan bahan periu disesuaikan. Ketiga, jadwal pengiriman produk perlu di-
sesuaikan pula. Ketiganya diperlukan saat penyesuaian rencana produksi

Dengan prosedur Ha:r dan Meal, tingkat produksi agregat dikonversikan


ke jadwal induk produksi item produk. Tetapi jadwal itu masih berupa
o John E. Biegel. Production Control: A
Quottitati,vc Appr@ch,2ad.cd., hcnticc Hall of India'
Ncw Dclhi, 1980, Hal. 173.
88 Perenconoon don Pengendolion Produksi Penyusunon )odwol lnduk Prduksi 89

dijalankan. Penerapan teknik Leveling Applied dapat digambarkan dalam Tabel3-14 : Penyesuaian Rencana.Pro&tksi dengan Periode
Contoh Kasus 3-8 berikut. Penyesuaian Satu Bulan

"'
Pcrmintaan Produksi Pcrsediaan
Contoh Kasus 3-8 : Bulan Kamal Alfira] Sclisih ,adwal Penyesu Rencana JadwaI renyesu Aloal
an aian aian
Pada bulan Januari, diketahui ramalan permintaan produk A ialah 250 Januan 250 250 0 z5t) 251) 0 0 0
unit dan persediaan awal 0 unit. Rencana produksi yang telah ditetapkan Februari 25{) 749 25t) 250 0 0
adalah 250 unit. Pada akhir Januari diketahui permintaan aktual 250 unit. MAIet 250 236 t4 250 0 251) 0 0 l5
April 250 262 250 249 0 0 z
Karena peramalan dan permintaan aktual sama, selisih antara permintaan
Mel 25U 245 250 l4 23b 0 0
aktual dan ramalan permintaan adalatr nol. Untuk bulan Januari tidak ada Juni 250 239 25U -t2 262 0 0 I6
penyesuaian yang harus dilakukan sehingga diproduksi 250 unit, terjual Jull 250 229 2l 250 245 0 0 32
250 unit, dan persediaannya nol. Jika terjadi selisih permintaan al$ual Agustus 250 zZO 30 25tJ 239 0 0 5l
dengan peramalan pada bulan Januari, paling cepat penyesuaian rencana september 2'U 243 7 250 zl 279 0 0 37
Oktobcr 25tJ 249 251) 30 ?20 0 0 E
produksi baru dapat dilakukan pada bulan Maret (karena data aktual November 250 245 250 7 243 U 0 6
permintaan Januari baru diketahui pada Februari). Hal ini disebut sebagai Descmbcr 25t) 242 E 250 249 0 0 l3
penyesuaian tingkat produksi dengan periode I (satu) bulan. Karena tidak
ada perbedaan ramalan penjualan dengan penjualan aktual pada Januari,
tidak ada penyesuaian produksi pada bulan Maret. Jika periode penyesuaian produksi diperpanjang, yang akan terjadi
Pada akhk Februari penjualan akrual kurang dari ramalan per-
ialah variasi produksi akrual yang berkurang tetapi variasi persediaan
aktual akan bertambah. Dengan kata lain, variasi produksi dari bulan ke
mintaan sebesar I unit sehingga mengakibatkan persediaan aktual pada
awal bulan Maret menjadi I unit. Tingkat persediaan akhir dihitung bulan berkurang t€tapi variasi persediaan justru meningkat. Jelaslah
bahwa perlu dilakukan pemilihan antara peningkatan jumlah persediaan
dengan menggunakan persamaan (l) di bagian awal bab ini. Hubungan
yang dinyatakan dalam persamaan (1) di atas amat penting. Persamaan ini
dengan konsekuensi naiknya biaya persediaan tetapi berakibat pada
pengurangan variasi produksi; atau mengizinkan variasi produksi yang
menyatakan persediaan akhir periode tertentu adalatr jumlah produksi dan
permintaan di periode yang bersangkutan. Banyak masalah perencanaan lebih luas dengan risiko meningkafrrya kesukaran pengendalian produksi
persediaan dan produksi dapat diatasi dengan menggunakan persamaan
tetapi dengan biaya persediaan yang berkurang.
ini. Falaa batrwa penjualan bulan Februari kurang dari peramalan sebesar Perlu diperhatikan pula hal lainnya yaitu bahwa penyesuaian
I unit menyebabkan hanrs dilalorkannya penyesuaian produksi pada bulan produksi yang dilakukan harus memperhatikan ketersediaan kapasitas
April. Kelebihan persediaan sebesar i unit menyebabkan rencana pada periode yang bersangkutan. Jika penyesuaian produksi yang di-
produksi dikurangi sebanyak 1 unit. Periode selanjutrya dapat dilihat lakukan masih didukung oleh ketersediaan kapasitas, penyesuaian
pada Tabel 3-14 produksi itu dapat dilakukan dengan baik. Tetapi jika penyesuaian
Perlu diperhatikan mengenai penyesuaian rencana persediaan se- produksi itu tidak didukung oleh ketersediaan kapasitas, terdapat dua
pilihan, yaia fidak melahtkan penyesuaian (dengan kata lain: melakukan
besar -7 unit pada bulan Mei. Timbul pertanyaan apakah hal ini
pembatalan pesanan) atau melalrukan penundaan Pesonan.
mungkin? Apakah arti persediaan yang negatifl Selisih persediaan aktual
dengan rencana persediaan dapat berarti dua hal: (1) angka tersebut Dalam kaitannya dengan variasi permintaan ini, banyak perusahaan
menggambarkan penjualan yang hilang, dalam hal ini seharusnya per- yang menggunakan persediaan pengnman (tafety stock). Dalam hal
sediaan aktual sama dengan nol dan kemudian dilakukan penyesuaian persediaan pengaman ini, perusah,lan menetapkan sejumlah produk yang
terhadap rencana produksi: atau (2) angka tersebut menggambarkan disediakan untuk menyangga kekurangan dan jumlahnya ditetapkan sebe-
penundaan pesanan (produk yang akan dikirimkan di masa datang). sar variasi antara ramalan permintaan dengan permintaan aktual.
Perenconaon don Pengendolion Prduksi
Penyusunon )odwol lnduk Produksi 91
90

cana produksi yang telah ditetapkan. Metode yang dibahas dalam bab ini
KESIMPT,LAN ialah metode Leveling Applied yang merupakan metode paling sederhana
Maksud perencanaan agregat adalah menemukan cara mendayagunakan dan dapat diterapkan dengan mudah. Dalam model leveling applied,
sumber daya yang paling ekonomis untuk memenuhi permintaan pasar pemilihan periode penyesuaian memegang peran yang amat penting.
yang berfluktuasi. Horison perencanaan biasanya mencakup satu tahun Terdapat pertimbangan ekonomis tertentu untuk menetapkan periode
atau kurang. Perencanaan yang dilakukan biasanya merupakan kombinasi penyesuaian yang terbaik.
atas perubahan jumlatr tenaga kerja, waktu kerja, sub-kontrak, atau peng-
gunaan persediaan. Kesukaran utama perencanaan agregat ialah bahwa STUDI KASUS
ongkos-ongkos perencanaan agregat tersebut tidak tercatat dalam laporan
Suatu perusahaan, PT. X, telah meramalkan permintaan enam bulan
keuangan.
berikut, yaitu sebesar 1300, 850, 1200, 1450, 900, dan 800 unit. Pada
Pendekatan perencan.ran produksi yang dibahas dalam bab ini awal tahun perusahaan diketahui memiliki persediaan sebanyak 300 unit
mencakup metode koefisien manajemen, metode program linear, metode produk. Diketahui pula bahwa ongkos produksi reguler adalah Rp
parametrik dan metode transportasi. Metode koefisien manajemen adalah 200.000,00 per unit, ongkos produksi lembur ialah Rp 300.000,00 per
metode yang paling realistis tetapi kurang terpercaya keandalannya unit, ongkos subkontrak ialah Rp 260.000,00 per unit, ongkos persediaan
karena keabsahan keputusan manajemen di masa lalu tidak terlacak. ialah Rp 4.000 per unit per bulan, dan biaya penundaan pengiriman men-
Metode program linear adalah metode yang paling akurat tetapi amat capai Rp 20.000 per unit per bulan. Kapasitas reguler yang tersedia
tidak realistis karena adanya dua asumsi, yaitu tiap variabel diasumsikan selama enam bulan mendatang diperhitungkan sebesar 650, 630, 660,
sebagai bilangan riil
(sedangkan biasanya merupakan bilangan bulat), dan 690, 690, dan 570 produk. Perusahaan telah menetapkan kebijaksan:lurn
setiap variabel diasumsikan berbanding lurus dengan ongkosnya. Metode lembur hanya 25 % dari waktu kerja reguler. Kapasitas perusahaan sub-
paramerik mengatasi kekurangan metode program linear, yaitu untuk pola kontraktor diketahui 300 unit per buian untuk tiga bulan pertama, dan 450
ongkos yang eksponensial atau kuadratik, tetapi tetap tidak menjamin unit untuk tiga bulan selanjutnya. Mengingat persaingan yang sedemikian
optimalitas hasil yang diperoleh. Sementara itu metode transportasi meru- tajam, pihak manajemen tidak mengizinkan pemasaran untuk membatal-
pakan metode yang paling sederhana, tetapi kurang dapat menyatakan kan pesanan. Seluruh permintaan harus dipenuhi, berapapun biayanya.
perubahan variabel produksi bila dibandingkan dengan metode program Jika pada akhir periode keenam perusahaan ingin agar terdapat per-
Iinear. sediaan pengaman sebesar 400 unig strategi apakah yang harus ditempuh
perusahaan tersebut? Bagaimana jadwal induk produksinya agar men-
Setelah tahap perencanaan produksi agregat, kemudian dilakukan
dapatkan ongkos termurah berdasarkan strategi tersebut?
proses disagregasi untuk membuat jadwal induk produksi yang rinci
untuk setiap item^ Metode disagregasi yang dibahas dalam bab ini ialah
metode Hax dan Meal. Metode ini pada dasarnya ialah merupakan model
SOAL LATIHAN
Jumlah Produksi Ekonomis (Economic Production fuantity) yang mem- 3-1 s.d. 3-10. Buatlah jadwal induk produksi untuk satu tahun di mana
perhatikan tingkat persediaan produk jadi. Terdapat dua tahap dalam diketahui jumlah hari kerja dalam tahun tersebut dari Januari sampai
metode Hax dan Meal. Pertam4, menentukan famili produk yang akan Desember masing-masing adalah sebesar 22,20,23,22.27,20, i7, 18,
diproduksi pada periode bersangkutan; dan kedua. menentukan jumlah 20,23,20, dan 21. Ongkos reguler per jam orang adalah Rp 8.000,00.
item produk yang akan diproduksi. Pada saat lembur ongkosnya 15A % dari ongkos produksi reguler. Data
Setelah rencana produksi ditetapkan maka perlu dikembangkan permintaan masa lalu diberikan pada soal 2-1 s.d. 2-10. Buat peramalan
suatu metode pengendalian produksi. Pengendalian produksi dilakukan tahun yang akan datang dan dasarkan rencana produksi Anda pada pera-
sebagai akibat adanya perbedaan antara permintaan aktual dengan malan tersebut. Waktu baku per unit untuk setiap soal masing-masing
ramalan permintaan atau adanya perbedaan produksi aktual dengan ren- adalah 100, 60, 75. 80, 40,24,30, 18, 22, dan 25 jam. Ongkos simpan
93
Penyusunon )odwal lnduk Produlsi
92 Perenconoon don Pengendolion Produksi

rencanaagregatproduksi3bulan.Sebutkanasumsi-asumsitambatran
^Gunakan
adalah Rp 240 per jam orang per bulannya. Bagaimana keadaan persedia- program LPRoG dari Management Science'
an pada akhir setiap bulanny4 berapa ongkos total rencana Anda, berapa
;;;tt*akL.
bugZilnln"f."ft hasil perencanaan agregattersebut?
ongkos lembumy4 dan berapa ongkos persediaannya ? Asumsi yang harus
Anda pegang ialah bahwa satu hari kerja idah 8 jam kerja reguler dan jam 3-23.PersamaanpadaContohKasus3-3dikembangkandarifungsi
lembur hanya diizinkan maksimum sebesar 20 % dari jam reguler. uturt"prtr*no,*"3"*"nterdahulu,ketidakseimbanganpersediaan'dan
Manajemen tidak mengizinkan adanya penundaan pengirimarr ataupun yang
p"r*ri*,"* periode. Dapatkah dikembangkan model regesi lain
pembatalan pesanan.
merrcakup horison Perencanaan tiga periode?
3-ll s.d. 3-20. Sesuaikan rencana produksi Anda dengan meng- 3-24. Gunakan data berikut dan persamaan ongkos
pada Contoh
gunakan periode penyesuaian 1,2, dan 3 bulan. Gunakan data permintaan
Kasus 3-5. Buat program komputer untuk mencari
nilai optimal
aktual pada soal dengan nomer 2-21 s.d.2-30. parameter berdasarkan metode Parametrik'
Ramelan Permintsen Hari Kerja Pcrminteen
Periode Beg. A Bag. B lt8g. c RT ()t Bulen iR.rmahn ALturl
50 !U tzo zz .5
Januari 124 l4
2 60 60 155 l8 3
144 150
Fcbruari
3 55 70 165 2, 3
184 IEE
Marct
4 55 65 200 21 3
t72
22 4 April lEl
5 50 55 65
189
6 45 80 50 1 ) Mei 194

3 Juni 2t4 202


7 40 250 40 2,
20 184 194
8 70 250 40 3 Juli
110 45 22 4 Agusuts 184 1E4
9 9s
10 260 100 60 22 4 Scptcmbcr I64 169
1i 240 80 140 Ol<ober l't9 t6't
t2 210 60 150 20 2
Novcmber 154 l6l
Descmber 134 t26
3-21. Usahakan untuk mencari rencana yang akan memberikan
ongkos termurah untuk data A jika diketahui: 3-25.Dengan menggunakan data di bawah ini, hiturrg Q'1 untuk
setiap item Yang akan diProduksi'
o Persediaan awal 50 unit
o Ongkos Persediaan Rp 50.000,00 per unit bulan
o Ongkos Reguler Rp 600.000,00 per unit
r Ongkos Lembur Rp 800.000.00 per unit
c Ongkos Penalti Kelambatan : Rp 100.000,00 per unit bulan
o Kapasitas Produksi 5 unit per hari
o Ongkos untuk Menambah Kapasitas :
Rp 1.000'000,00 per
unit
o Ongkos untuk Menurunkan Kapasitas : Rp 800.000.00 per unit Tingkat Produksi Agregat = 25A0 unit produk agtegat
BiayaModal I =25 Yo
3-22. Dengan menggunakan data yang sama, rencanakan kegiatan
Ongkos SetuP Famili A = Rp 100.000,00
produksi yang akan memberikan ongkos termurah untuk data B dan C'
Ongkos SetuP Famili B = Rp 120.000,00
Bentuklah fungsi tujuan dan himpunan kendala program linear jika dike-
tahui ketersediaan jam kerja buruh ialah 80 jam per bulan untuk membuat -oo000-
PERENCANAAN KAPASITAS
PRODUKSI
4
PEIYYEIMBAI{G AI{
LINTAS AN

PENDAHULUAN
f) enyeimbangan lintas perakitan berhubungan erat dengan produksi
I massal. Sejumlatr pekerjaan perakitan dikelompokkan ke dalam bebe-
rapa pusat pekerjaan, yang untuk selanjutnya kita sebut sebagai stasiun
kerja. Waktu yang diizinkan untuk menyelesaikan elemen pekerjaan itu
ditentukan oleh kecepatan lintas perakitan; semua stasiun kerja sedapat
mungkin memiliki kecepatan produksi yang sama. Jika suatu stasiun
bekerja di bawah kecepatan lintasan maka stasiun tersebut akan memiliki
wakru menganggur. Tujuan akhir penyeimbangan lintas adalah memak-
simasi kecepatan di tiap stasiun kerja sehingga dicapai efisiensi kerja yang
tinggi di tiap stasiun kerja.

MASUKAN I.INTUK PEI{YEIMBANGAN LINTASAN


Masukan yang diperlukan untuk merencanakan keseimbangan lintas
perakitan adalah:
a. Suatu jaringan kerja (terdiri atas rangkaian simpul dan anak panahl
yang menggambarkan urutan perakitan.Urutan perakitan ini dimulai
dan berakhir pada suatu simpul. Contoh jaringan kerja dapat dilihat
pada Gambar 4-1. Tiap simpul menggambarkan operasi yang dilakukan
sementara anak panah menunjukkan kelanjutan operasi tersebut ke
simpul lainnya.
96 Pererrcanoon dan Pengendolion Prdulcs: Penyei mbon go n Li nfoso n 97

menghasilkan dua produk, atau kecepatan operasi rata-ratanya naik


menjadi 50 menit per unit.

Kedua alternatif itu memiliki dampak terhadap ongkos produksi.


Altematif pertama meningkatkan ongkos lembur, sementaxa alternatif kedua
menyebabkan ongkos rekrut dan peningkaun ongkos reguler (karena
operator bertambah).

METODE PEI{YEIMBANGAN LINTASAN


Gambar 4-l: Contoh Suatu Jaringan Kerja yang Menggambarkan Seperti telah disebutkan, tujuan penyeimbangan lintasan adalah mening-
Urutan Perakitan katkan efisiensi tiap stasiun kerja dan menyeimbangkan lintasan sehingga
seluruh stasiun kerja'dalam lintasan bekerja dengan kecepatan yang sedapat
b. Data waktu baht pekerjaan tiap operasi, yME diturunkan dari perhi-
mungkin sama. Untuk melakukanny4 sampai saat ini belum ada metode
tungan wakru baku pekerjaan operasi perakitan.
yang mampu menghasilkan solusi yang optimal, terkecuali dengan meng-
Kecepatan lintasan yang diinginkan. Kecepatan lintasan yang diingin-
gunakan simulasi komputer. Metode-metode yang telah dikembangkan
kan diturunkan dari jumlatr produk yang ingin dihasilkan dalam satu
selama ini terbatas hanya pada metode heuristik yang menghasilkan solusi
periode. Jika misalnya ramalan permintaan suatu produk ialah 1500
mendekati optimal tetapi tidak menjamin tercapainya solusi optimal.
unit per tahun, tersedia 250 hari kerja @ 8 jam kerja; maka tiap unit
Beberapa metode berikut contoh kasusnya disajikan berikut ini.
produk harus selesai dalam jangka waktu 8/6 jam atau 80 menit.
Kendala akan muncul jika salah satu operasi memiliki kecepatan yang
Metode Bobot Posisi
lebih rendah dari kecepatan lintasan yang diinginkan. Misalnya jika
terdapat suatu operasi perakitan yang membutuhkan waktu lebih dari Metode heuristik yang paling awal ialah metode bobot posisi. Metode ini
80 menit, misalnya 100 menit, maka tidak mungkin menetapkan diusulkan oleh W.B. Helgeson dan D.P. Birnie'. Metode bobot posisi dapat
kecepatan lintasan sebesar 80 menit per produk. Dalam hal kecepatan dijelaskan sebagai berikut:
operasi lebih rendah dari kecepatan lintas yang diinginkan, terdapat dua
alternatif yang dapat ditempuh, yaitu:
a. Hitung kecepatan lintasan yang diinginkan. Kecepatan lintasan alftal
adalah kecepatan lintasan yang diinginkan atau kecepatan operasi
1. Kecepatan lintasan yang diinginkan diturunkan menjadi 100 menit paling lambat jika waktu operasi paling lambat itu lebih kecil dari
per produk (yaitu waktu operasi terbesar). Konsekuensi dari kece- kecepatan lintasan yang diinginkan.
patan lintas aktual yang lebih besar dari kecepatan lintas yang di- b. Buat matriks keterdahuluan berdasarkan jaringan kerja perakitan.
inginkan ialah bahwa lintas perakitan tidak akan mungkin memenuhi c. Hitung bobot posisi tiap operasi yang dihitung berdasarkan jumlah
permintaan pada periode yang bersangkutan sehingga mungkin di- waktu operasi tersebut dan operasi-operasi yang mengikutinya.
perlukan lembur atau penambahan shiftkerja. d. Urutkan operasi-operasi mulai dari bobot posisi terbesar sampai dengan
2. Kecepatan operasi yang terlambat dinaikkan sehingga menjadi lebih bobot posisi terkecil.
besar dari 80 menit per produk. Caranya adalah dengan menambah
jumlah operator. Jika operasi tersebut memiliki kecepatan 100 menit
per produk bila dikerjakan satu operator, maka dengan sendirinya
I A Q.rantituive fuproactL Prentioc HaU of India, New Dclhi,
operasi dengan dua operator dalam kurun waktu yang sama akan John E. Biegel, Produaion Control:
1980, Hal. 183.
98 Perencorpon don Pengendolion Prduksi Penye i mbang o n Li nto so n 9'

e. Lakukan pembebanan operasi pada stasiun kerja mulai dari operasi membuat 4 (empat) lintasan dengan waktu kerja 8 jam; atau 2 (dua)
dengan bobot posisi terbesar sampai dengan bobot posisi terkecil, lintasan dengan dua shifi kerja yang masing-masing bekerja 8
jam; atau
dengan kriteria total waktu operasi lebih kecil dari kecepatan lintasan b. Tetap mempertahankan satu lintasan tetapi operasi 1, 2, 6, dan 9
yang ditentukan. menggunakan dua operator sementara operasi 8 menggunakan empat
f. Hitung efisiensi ratl-rata stasiun kerja yang terbentuk. operator.
g. Gunakan prosedur trial and error unfiik mencari pembebanan yang
akan menghasilkan efisiensi rata-rata lebih besar dari efisiensirata-rata AlternatiflPendekatan P ertama
pada point f di atas. jaringan kerja
Langkah kedua metode bobot posisi adalah memindahkan
h. Ulangi langkah f dan g sampai tidak ditemukan lagi stasiun kerja yang
(GamUar 4-1) ke matriks keterdahuluan (Tabel 4-2). Angka 1 dalam sel
memiliki efisiensi ratz-rata yang lebih tinggi.
berarti operasi di kolom harus mengikuti operasi yang tertera di baris,
Penerapan metode bobot posisi digambarkan pada Contoh Kasus 4-l sementara angka 0 berarti kedua operasi tidak memiliki hubungan keter-
berikut. dahuluan. Dengan demikian maka setengah matriks bagian bawah
seluruhnya akan terdiri atas angka nol. Sebagai contoh, operasi 2, 4' 7, 8,
Contoh Kasus 4-1: dan 9 mengikuti operasi 1 (operasi 2,4,'7 ,8, 9 baru dapat dikerjakan setelah
Untuk jaringan kerja seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4'1, waktu operasi t selesai dikerjakan) sehingga pada sel dengan baris 1 dan kolom
baku setiap operasinya adalah sebagaimana terlihat di Tabel 4-1. Rencana- 2,4,7,8, 9 akan berisi angka 1.
kan lintasan untuk menghasilkan 4000 unit per tahunnya.
Tabel 4'2: Matriks Keterdahuluan tmtuk Gambar 4-1
Tabel 4-l: Data untuk Contoh Kasus 4-l Operasi Operasi Pengikut
1 Pendahulu 2 3 4 5 6 7 8 9
Operasi I 3 4 5 6 7 8 9
I 1
Waktu Baku (Menit) 58 63 21 35 26 5l 34 124 62
2 0 0 I 0 0
3 0 0 0 I t
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah menghitung kecepatan 4 0 0 0 0 0

lintasan yang diinginkan. Jika diinginkan dalam satu tahun dihasilkan 4000 5 IJ 0 0 0 0
0 0 0 0 0
produk, diketahui jumlah hari kerja dalam satu tahun 250 hari kerja maka 6 0
0 0 0
kecepatan iintasan yang dlinginkan adalah (250 Hari x 8 jam x 60
'7 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0
menit)/4000 produk atau 30 menit per produk. Tampak jelas bahwa kece- 9 U 0 0 0 0 0 0 0

patan operasi 1,2, 4, 6,7,8, dan 9 lebih lambat dibandingkan dengan kece-
patan lintasan yang diinginkan. Selanjutnya, bobot posisi tiap operasi dihitung. Bobot posisi didefrnisikan
sebagai total waktu operasi itu sendiri dan waktu seluruh operasi peng-
Mengingat kecepatan operasi paling Iambat adalah 124 menit + +
ikutnya. Sebagai contoh, bobot operasi 1 adalah 376 (58 + 63 + 35 34
(seperempat kecepatan lintasan yang diinginkan) maka terdapat 2 (dua)
124 + 62). Perhitungan bobot posisi untuk setiap operasi selengkapnya
alternatif untuk memenuhi perm intaan :
dapat dilihat di Tabel4-3.
a. Menerima alternatif kecepatan operasi terpanjang sebagai kecepatan
Langkah berikutnya adalah mengurutkan operasi-operasi ke dalam
lintasan. Untuk itu produk yang akan dihasilkan hanya akan mencapai
urutan, *otui a"ri bobot posisi terbesar sampai dengan bobot posisi terkecil
1000 unit per tahunnya. Oleh sebab itu perusahaan disarankan untuk
(Tabel44). Selanjutny4 urutan operasi yang dibebankan pada stasiun-
itasiun kerja diprioritaskan menurut ukuran bobot posisi terbesar.
ta0 Perenconoon don Pengendolion prduksi Penyeimbngon Lintoson tot

Tabel4-3: Perhittmgan Bobot posisi tmtuk Tiap


aperasi Hasil penyeimbangan lintasan menggunakan metode bobot posisi ini dapat
Operrsi
Pcndehulu
dilihat pada Gambar 4-2. Hasilnya ialah satu lintas produksi dengan
(58) kecepatan 124 menit per produk.
2 (63)
3 Q7't 0 0 0 26 6I 34 62
4 G5)
s (2c
0 0 0 0 0 34 d
6 (61) 0
0 0
0
0 0 0 * 24 d
0 0 0 0
7 (34) 62
8 (t24)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 a STASIUN
KERJA 2
STASIUN
KERJA 3
0 0 62
e (62) 0 0 0 0 0 Operasi 3/4/6 Operasi 6ll/9
0 0 0

Tabel 4'4: Pengurutan prioritas operasi Berdasarkan


Bobot posisi
Prioritas ) 3 4 5 6 8 9
I 3 2 4 6 5 7 8 9
Bobot Posisi 490 334 318 255 24',1 246 220 lE6 62 Gambar 4-2: hasil Penyetmbangan Lintasan dengan Menggunakor
Mende Bobot Posisi
l"le {asiun kerja diperkirakan dengan cara membagi waktu pekerjaan
keseluruhan dengan kecepatan rintasanl Dahm
kasus irii p.*irL.;u-r"r,
stasiun adalah empat (490' dibagi r24'). pembebanan
- operasi dilakukan Alternatif/Pendekatan Kedua
dengan menggunakan prioritas aiatas.
Tabel 4'52 Pembebanan operasi ke stasiun Kerja (Metode Dalam alternatif pertama kecepatan lintas dipertatrankan sebesar 124 menit
Bobot posisi) dan jumlatr lintasan produksi ditambah menjadi 4 (empat) lintasan.
Sementara itu pada alternatif kedua kecepatan operasi dicoba untuk ditekan
sehingga berada sedekat mungkin dengan 30 menit. Untuk mencapai waktu
operasi rata-ratayang mendekati 30 menig operasi 1,2,6, dan 9 dikerjakan
2 (dua) operator sementara operasi 8 di-kerjakan 4 operator. Hasilnya
adalah suatu lintas produksi yang terdiri atas 16 orang tenaga kerja yang
Langkah yang terakhir ialah mempertukarkan masing-masing mengerjakan satu operasi dengan kecepatan lintas 35 menit
operasi antarstasiun kerja
gar.waktu menganggur antarstasiun lebih berimbang. Jika op.- i 3 dan 4 per unit (Gambar 4-3).
(stasiun 1) ditutar dengan operasi 2 (stasiun
2) maka akan diieroreh wakru
menganggur per stasiun yang lebih berimbang. Perbandingan Alternatif Pertama dan Kedua
Tabel 4-6: Pembebanan Operasi ke Stasiun Kerja (Metode Pada alternatif pertama dipekerjakan 16 orang tenaga kerja (4 orang
Trial and
operator stasiun kerja dikalikan 4 lintasan produksi). Pada alternatif kedua
Eruor1
S€';8ro keselu-ruhan dipekerjakan 16 tenaga kerja. Kapasitas produksi
alternatif pertama adalah 3870 unit per tahun ((4 lintasan * 250 hari kerja
* 8 jarn kerja * 60 menit) / 124 menitper unit) sementara kapasitas produksi
alternatif kedua ialatr 3428 unit per tahun (250 hari kerja * 8 jam kerja *
60 menit) / 35 menit per unit). Dengan demi-kian alternatif pertama
membutuhkan lembur sebesar 16120 menit (4000 unit - 3870 unit) t 124
t02 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Penyeimbongon Li nto san 103

menit per unit) sementara alternatif kedua membutuhkan lembur 20020 Kelematran utama metode bobot posisi terletak pada tidak diper-
menit (4000 unit - 3428 unit) t 35 menit per unit). timbangkannya efisiensi aliran (flow efficiencies); sehingga mungkin saja
dihasilkan penugasan yang tinggi tingkat efisiensinya tetapi dengan banyak
aliran bolak-balik sehingga meningkatkan biaya transportasi atau pemin-
dahan bahan. Besar kemungkinan terjadi keruwetan pemindahan material
yang mengakibatkan tingkat persediaan barang dalam proses (work ini pro-
cess) menjadi tinggi.

Metode Pembebanan Berurut


Kelemahan metode bobot posisi diatasi dengan menggunakan metode
pembebanan berurut. Metode ini dapat dijelaskan sebagai berikut2:

a. Hitung kecepatan lintasan yang diinginkan. Kecepatan lintasan adalah


kecepatan produksi yang diinginkan atau kecepatan operasi paling
lambat jika waktu operasi paling lambat itu lebih kecil dari kecepatan
lintasan yang diinginkan.
b. Buat matriks operasi pendahulu (: P) dan operasi pengikut (= F) untuk
setiap operasi berdasarkan jaringan keda perakitan.
c. Perhatikan baris di matriks kegiatan pendahulu P yang semuanya terdiri
dari angka 0, dan bebankan elemen pelerjaan terbesar yang mungkin
terjadi jika ada lebih dari I baris yang memiliki seluruh elemen sama
dengan nol.
d. Perhatikan nomor elemen di baris matriks kegiatan ikutan F yang ber-
sesuaian dengan elemen yang telah ditugaskan. Setelatr itu kembali per-
hatikan lagi baris di matriks P yang ditunjukkan, ganti nomor identi-
fikasi elemen yang telatr dibebankan ke stasiun kerja dengan nol.
e. Lanjutkan penugasan elemen-elemen pekerjaan itu pada tiap stasiun
Gambar 4-32 Hasil Penyeimbangan Lintasan dari Peningkatan Jumlah kerja dengan ketentuan batrwa waktu total operasi tidak melebihi kece-
Operator per Stasiun Kerja patan lintasan yang ditetapkan. Proses ini dikerjakan hingga semua baris
pada matriks P bernilai 0.
Selain itu waktu menganggur per stasiun kerja pun perlu diperbandingkan. f. Hitung efisiensi rata-rata stasiun kerja yang terbentuk.
Dari Gambar 4-3 dapatdihitung batrwa dengan kecepatan lintasan 35 menit g. Gunakan prosedur trial otd enor untuk mencari pembebanan yang akan
per produk maka untuk setiap siklus produksi memiliki waktu menganggur menghasilkan efisiensi rata-rata lebih besar dari efisiensi rata-rata pada
68 menit orang atau rata-rata4,25 merritper stasiun. Pada alternatif pertama point f di atas.
total waktu menganggur 6 menit orang atau rata-rata 1,5 menit per stasiun.
Jika ongkos produksi reguler, produksi lembur, dan upah kerja diketahui
maka ongkos total untuk membandingkan alternatif pertama dan kedua 2
BahaD ini dikutip dari Philip E.Hick$Intr&ction to ht&ts,,,ial Engiruering otd Marugen*nt
dapat dilakukan. Science, McGraw Hill - Kogakusha Ltd., Tokyo, 1977, Bab fV
ta Perencorwn don Peryen&lion Prduksi Penyei mbotpon Li ntosa n t05

h. Ulangi langkah f dan g sampai tidak ditemukan lagi stasiun kerja yang operasi 2 dan operasi 3. Coret angka 1 pada matriks operasi pendahulu dan
m emiliki efisiens i rata-rat^ yang leb ih tinggi. ganti dengan angka nol. Selanjutnya terdapat dua operasi yang memiliki
L
Perhatikan Contoh Kasus 4-2 berikut. elemen matriks operasi pendahulu seluruhnya nol, yaitu operasi 2 dmt
operasi 3. Operasi 2 dipilih untuk digabungkan dengan operasi 1 di stasiun
Contoh Kasus 4-2 : ke{a I karena operasi 2 memiliki waktu operasi terbesar yang mungkin
Dengan menggunakan data yang sama dengan Contoh Kasus 4-1 akan digabungkan.
diilustrasikan penggunaan metode pembebanan berurut. Tabel4-7 ialah data Langkah pencoretan kembali dilakukan. Setelah operasi 2 masuk ke
waktu operasi, matriks operasi pendahulu, dan matriks operasi pengikut. stasiun keda 1, elemen matriks operasi pendahulu operasi 4 yang berisi
Jumlah kolom matriks operasi pendahulu ialah jumlah busur masuk ter- angka 2 diganti dengan nol. Perhatikan Tabel 4-8 dan 4-9 untuk urutan dan
banyak dari operasi di jaringan kerja tersebut. Dapat dilihat bahwa jumlah pembebanan pekerjaan di stasiun kerja. Pencoretan dan pembebanan dila-
busur masuk terbesar ialah? (dua); sehinggajumlah kolom matriks operasi kukan sampai semua elemen matriks operasi pendahulu berisi nol.
pendahulu ialah 2. Jumlah kolom matriks operasi pengikut ialah jumlah
busl.r keluar terbanyak dari operasi dijaringan kerjatersebut. Dapat diper-
Tabel 4-82llustrasi Metode Pembebonn Bentntt
Opcrasi Waktu Mstriks Operesi Pcndehulu IUatriks ODCrrsi Pctrsikut
hatikan jumlah busur keluar terbesar ialah2 (dua); sehingga jumlah kolom
I 5E 0 0 2 3
matriks operasi pengikut ialah2. ) 63 oError! 0 4 0

Langkah pertama metode pembebanan berurut ialah menghitung 3 27 oError! 0 5 6

tingkat kecepatan lintasan yang diinginkan. Telah dihitung bahwa kecepatan 4 35 oError! 0 1 0
1
lintasan yang diinginkan ialah 124 menit dengan 4 (empat) lintas produksi. 26 oError! 0 0

6 6l oError! 0 8 0
Tabel 4-7: Matriks Operasi Pendahulu/Pengilrut sesuai Metode
Pembebanan Berurut
7 34 oError! oError! 8 0

Operasi Waktu Matriks Operasi Pendahulu Mstriks Operesi Pengikul 8 t?4 oError! oError! 9 0

I 58 0 0 2 3 9 62 oError! 0 0 0
) 63 I 0 4 0
3 27 0 6 Tabel 4-9: Pembebanan Operasi kz Stasim Kerja (Metode Pembebanan
4 35 2 0 7 0 Beruntt)
5 26 0 7 0
6 6l 1 0 8 0
Stesiun Kcrie Operesi Kccepatrn Strsiun Wlktu McnsrnEsur
7 34 5 8 0 I ,l 58+63=I2l' 3 menit

8 r24 6 9 0
1 3.4. 6 27+35+61=123' I mcnlt
8 124', 0 menit
9 62 8 0 0 0
4 5,7,9 26+34+52=122' 2 mcnit
Total Wako Mensansgur 6 menit

Langkah kedua ialah membebankan operasi pada stasiun-stasiun


kerja yang dimulai dengan operasi yang memiliki seluruh elemen matriks Dengan demikian diperoleh hasil yang sama antara metode bobot posisi
Operasi pendahulu nol dan wakru operasi terbesar. Karena operasi yang maupun metode pembebanan berurut, yaitu pembebanan ke dalam empat
memiliki seluruh elemen matriks operasi pendahulu nol hanya operasi 1 stasiun keda dan kecepatan lintas 124 menit. Waktu menganggur rata-rata
maka operasi irdlatr yang dibebankan pada stasiun keda pertama. Selan- per stasiun kerja 1,5 menit. Secara keseluruhan, metode pembebanan ber-
jutnyC perhatikan elemen matriks operasi pengikut operasi 1. Terdapat dua urut memiliki tingkat kemudatran yang lebih tinggi dari metode bobot
operasi yang mengikuti operasi 1, yaitu operasi 2 dan operasi 3. Lihat posisi. Tetapi hasil yang diperoleh masih harus saling dipertukarkan (trial
t06 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Penyeinbngan Untosn t07

od error) untuk mendapatkan penyusunan stasiun kerja yang lebih akurat. g. Pada akhir tiap pembebanan stasiun kerj4 putuskan apakah utilisasi
Dalam hal akurasi, metode bobot posisi lebih akurat dibandingkan metode waktu telatr dapat diterima. Jika tidak, periksa seluruh pekerjaan yang
pembebanan berurug walaupun hasilnya deringkali kurang dapat diterapkan. memenuhi hubungan keterkaitan dengan operasi yang telah dibebankan.
Pada metode pembebanan berurut didapatkan lebih banyak operasi seri Putuskan apakah penukaxan pekerjaan-pekerjaan tersebut akan mening-
yang digabungkan ke dalam satu stasiun kerja. katkan utilisasi waktu stasiun kerja. Jika ya' lakukan perubahan tersebut.
Penugasan pekerjaan selanjutnya menjadi tetap.
Metode Wilayah
Untuk mengilustrasikan prosedur di atas, perhatikan Contoh Kasus 4-4.
Metode ini dikembangkan oleh Bedworth3 untuk mengatasi kekurangan
metode bobot posisi. Metode ini juga belum mampu menghasilkan solusi Contoh Kasus 4-4:
optimal, tetapi sudah cukup baik dan mendekati optimal. Pada prinsipnya
Gambar 4-4 ialahjaringan kerja pada Gambar 4-1 yang telah digambar
metode ini berusatra membebankan terlebih dahulu operasi yang memiliki
ulang, dengan menambah 6 wilayah dan menggeser operasi 6 dari wilayah
tanggungjawab keterdahuluan yang besar. Bedworth menyebutkan bahwa
kegagalan metode bobot posisi ialah mendahulukan operasi dengan waktu
III ke wilayah IV. Tabel 4-10 ialah prioritas pembebanan operasi, yang
disusun berdasarkan urutan waktu operasi dari besar ke kecil di suatu
operasi terbesar daripada operasi dengan waktu operasi yang tidak terlalu
wilayah.
besar, tetapi diikuti oleh banyak operasi lainnya. Langkah rlasar metode
wilayah (Region Approach) adalah sebagai berikut:
a. Hitung kecepatan lintasan yang diinginkan. Kecepatan lintasan adalah
kecepatan produksi yang diinginkan atau kecepatan operasi paling
lambat jika waktu operasi paling lambat itu lebih kecil dari kecepatan
lintasan yang diinginkan.
b. Bagi jaringan kerja ke dalam wilayatr-wilayah dari kiri ke kanan.
Garnbar ulang jaringan kerja" sedapat mungkin tempatkan seluruh
pekerjaan di daerah yang paling ujung kanano.
c. Dalam tiap wilayalr, urutkan pekerjaan mulai dari waktu operasi terbesar
sampai dengan waktu operasi terkecil5.
d. Bebankan pekerjaan dengan urutan sebagai berikut (perhatikan pula
untuk menyesuaikan diri terhadap batas wilayah):
e. Daerah paling kiri terlebih dahulu.
f. Antar wilayah, bebankan pekerjaan dengan waktu operasi terbesar
pertama kali.
Gambar 4-4t Pembagian Jaringan Kerja pada Contoh Soal dalam
Wilayah-wilayah

Proses pembebanan pekerjaan pada stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel
3
David D. Bedworth dan James E. Bailey, Integrated Prdttction Contol Systems : Management,
Analysis, Design, John Wilcy and Sons, New Yorli, 1982.HaI278.
a
Prosedur ini diErjukan agar pekerjaan dengan jumlah oengikut yang sedikit dibebankan paiing
4-11 berikut. Urutan pembebanan mengikuti prioritas sebagaimana Tabel
akhir dalam stasiun kerja. 4-10. Pada akhir setiap pembebanan stasiun kerja selalu dilihat kemung-
'Proscdur ini diurjukan agar peke{aan dangan wa.\tu operasi yang sedikit dibebankan paling akhir kinan penukaran operasi yang telah dibebankan dengan salah satu operasi
sehingga memudahkan penggabungan operasi-operasi rersebur di uhap akhir.
Penyeimfungon Lintosn tw
t08 Perenconaon don Pengendolian Prduksi

pengikut unhd< menekan w'aktu menganggur stasiun kerja. Hasil penyeim- PENGART'H KECEPATAN LINTAS TERIIADAP
bangan lintasan digambarkan dalam lintas perakitan seperti terlihat pada PEIIYUSTINAN STASIT]N KERJA
Gambar 4-5. Seperti telah diulas, tidak ada satupun metode yang akan menjamin opti-
malitas stasiun kerja yang tersusun. Ketiga metode menghasilkan tingkat
Tabel 4-IA: Prioritas Pembebanan di Tiap Wilayah Berdasarlcon Wahu efisiensi yang tidak terpaut banyak. Dengan demikian jika tersedia waktu
Operasi yang cukup banyak untuk melakukan perhitungan, Anda disarankan agar
lVileveh Prioritas Operrsi mencoba ketiga metode tersebut.
t I
)? Satu hal yang amat berpengaruh pada penyusunan stasiun kerja ialah
I
m 4,5 kecepatan lintas. Kecepatan tintas ditentukan dari tingkat kapasitas, permin-
rV 5,7 taan, serta waktu operasi terpanjang. Jelas sekali bahwa perubahan kece-
v 8
VI 9 patan lintas akan mempengaruhi susunan operasi yang dibebankan pada
stasiun kerja.
Tabel 4.llz Pembebanan Operasi pada Stasitm Keria
Jika tidak dibatasi oleh waktu operasi terpanjang maka kecepatan
Stasiun Pembebgnan Waktu Operasi Wektu Menganggur lintas akan menentukan jumlah stasiun kerja. Misalnya jika kecepatan
Keria Ooerasi Stasiun Keria Stesiun Keria
lintasan yang diinginkan ialah 80 menit sementara waktu operasi tertinggi
i 1,2 58 + 63 =l2l 3
2 3,4,5,7 27+35+2*34=122 ) ialah 10 menit, maka kecepatan lintas dapat ditetapkan antara 10 s.d. 80
J 8 124 0 menit. Semakin tinggi kecepatan lintas, jumlah stasiun kerja yang dibu-
6.9 6l+62=123
tuhkan akan menjadi semakin banyak. Sebaliknya, semakin rendah kece-
4
Waktu Menganggur Keseluruhan 6
patan lintas perakitan maka jumlah stasiun kerja yang dibutuhkan menjadi
semakin sedikit. Dalam hal penetapan kecepatan lintas yang ideal, beberapa
ahli menyarankan agar hal itu didasarkan pada permintaan. Penetapan
kecepatan lintas yang lebih tinggi dari kecepatan lintasan berdasarkan
permintaan akan berakibat pada idle-capacity, suatu hal yang berakibat
STASIUN KER.'A 2 kurang baik bagi produktivitas pabrik secara keseluruhan
oPERAST 3.4.5.7

KESIMPULAN
Penyeimbangan lintasan digunakan dalam produksi massal (batch) terutama
dalam lintas perakitan. Penyeimbangan lintasan bernrjuan untuk memenuhi
permintaan dan membebankan pekerjaan pada beberapa stasiun kerja
sedemikian rupa sehingga tercapai keseimbangan kecepatan kerja antar-
stasiun kerja yang akan menghasilkan tingkat efisiensi lintasan yang
maksimal.
Tidakada carayang menjamin optimalitas untuk melakukan pem-
bebanan operasi pada stasiun kerja. Ketiga metode yang dijelaskan di atas
Gambar 4-Sz Hasil Penyeimbangan Lintasan dengan Menggtmakan (bobot posisi, pembebanan berurut, maupun pendekatan wilayah) meru-
Metode Wilayah
fi0 Perenconoon don Pengendalian Produksi Penyeimbongon Li nloson tll

pakan metode heuristik. Masih harus dilakukan trial and error untvk
menyempurnakan hasil yang diperoleh dari ketiga metode di atas.

Penetapan stasiun kerja yang optimal ditentukan oleh kecepatan


lintasan. Kecepatan lintasan ditentukan oleh keseimbangan antara kapasitas
dan ramalan permintaan, serta walca-r operasi terpanjang. Semakin kecil
kecepatan lintas, maka jumlah stasiun kerja akan semakin meningkat.

STUDI KASUS
Sebuah perusahaan yang menghasilkan produk elektronik mengetahui
bahwa permintaan tiga tahun yang akan datang menuntut laju perakitan
sebesar 5000 produk per tahunnya (asumsi 250 hari kerja, 8jam per hari).
Urutan operasi perakitan dan waktu baku perakitan disajikan sebagaimana
tabel berikut: a. Berapakah jumlatr stasiun kerjayang paling efisien untuk menghasilkan
produk ai atas dengan laju 40 unit per hari? Buktikan perhitungan Anda.
Tabel 4l2z Urutan Perakitan untuk Studi Kasus
b. bagaimana penugasan pekerjaan yang paling ekonomis untuk 10 orang;
Opcrasi Pendehulu Pengikut Wrktu Beku (lUenit) dai berapakah laju produksinya? Buktikan perhitungan Anda.
I ) ll c. Berapakah total ongkos buruh langsung per unit unttrk pertanyaan a dan
2 6 13
b jika diasumsikan Anda membayar Rp 20.000,00
per jam orang untuk
3 7 8
4 L2 t*ugu kerja langsung. Berapa ongkos "menganggur" per unit produk?
5 1 8 4
5 10 7 4-2. Jika urutan perakitan suatu produk elektronik dan waktu baku
operasinya dapat dilihat pdda tabel dan gambar berikuL tentukan:
7 3,4 9 4
8 5 12 9
l0
9
l0
7
9,6 lt
6
20
a. Berapa stasiun kerja yang efisien untuk menghasilkan 40 unit per hari?
11 10 t2 10
t2 8,1 I l3 2
IJ l3 l1

Berapa jumlah stasiun keda yang paling ekonomis jika tiap stasiun kerja Bagaimana pembebanan stasiun kerja yang paling efisien untuk tiga
menggunakan satu tenaga kerja dengan biaya Rp 4.000,00 per jam-orang? ten-aga kerja? Berapakah kecepatan produksinya? Buktikan dengan
Berapa total ongkos tenaga kerja langsung, dan berapa ongkos perhitungan.
"menganggur" tenaga kerja tersebut? b-i p"n^yaan a dan b, berapa biaya tenaga kerja langsung per unit jika
tiap tenaga kerja langsung dibayar Rp 20.000/jam? Berapa ongkos
SOAL LATIHAN menganggur per unitrYa?

4- 1. Jika urutan perakitan suatu produk dan waktu operasinya dapat dilihat
pada tabel dan gambar berikut:
n2 Perenconoon dan Pengendolion Prduksi

PERENCANAAN
KAPASITAS

4-3. Suatu produk dirakit dengan menggunakan urutan dan waktu baku
sebagaimana tabel dan gambar berikut.

PENDAHULUAN
apasitas didefinisikan sebagai jumlah output (produk) maksimum
yang dapat dihasilkan suatu fasilitas produksi dalam suatu selang
waktu tertentur. Pengertian ini harus dilihat dari tiga perspektif agar lebih
jelas, yaitu:

a. Kapasilas Desain: Menunjukkan output maksimum pada kondisi ideal


Ooerasi 2 3 4 5 6 7 8 9 di mana tidak terdapat konflik penjadwalan, tidak ada produk yang
Waktu (Menit) 25 30 26 l3 15 t2 t7 6 20
rusak atau cacat, perawatan hanya yang rutin, dsb.
b. Kapasitas EfelotJ Menunjukkan output maksimum pada tingkat operasi
Berapa jumlah stasiun kerja yang paling efisien untuk nrenghasilkan 2 tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah daripada kapa-
unit per jam? Buktikan dengan perhitungan. sitas desain.
b. Bagainrana penyeimbangan pekerjaan yang paling efisien jika diguna- c. Kapasitas Ahual: Menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan
kan 4 or ang tenaga kerja? Berapa laju produksinya ? Buktikan dengan oleh fasilitas produksi. Kapasitas aktual sedapat mungkin harus diusa-
perhitungan. hakan sama dengan kapasitas efektif.
c. Pada kondisi a dan b di atas, berapa ongkos tenaga kerja langsung per
Dalam kaitannya dengan definisi di atas maka perencanaan kapasitas
unitnya jika tiap jam orang dibayar Rp 20.000,00? Berapa ongkos
berusaha untuk mengintegrasikan faktor-faktor produksi untuk meminimasi
"menganggur" selama satu tahun?
ongkos fasilitas produksi. Dengan kata lain, keputusan-keputusan yang
-oo0oo-
I
Blackstone, John H., Capacitv Managemenl South Westem Pubiishing Co.. Cincinnati Ohio.
1989, Hal. 7,
Perenconoan Kopositos n5
114 Perencanoon don Pengendolion Prd uksi

menyangkut kapasitas produksi harus mempertimbangkan faktor-fakror


ekonomis fasilitas produksi tersebug termasuk di dalamnya efisiensi dan
utilisasinya. Adapun faktor-faktor yarfg mempengaruhi pembentukan
kapasitas efektif ialah rancangan produk, kualitas bahan yang digunakan,
sikap dan motivasi tenaga kerj4 perawatan mesin/fasilitas, serta rancangan
pekerjaan.

Dalam jangka pendek, perencanaan kapasitas digunakan untuk


pengendalian produksi, yaitu untuk melihat apakah pelaksanaan produksi
telah sesuai dengan rencana yang telatr ditetapkan. Perencanaan kapasitas
jangka pendek irri dilahrkan dalam jangka waktu harian sampai dengan satu
bulan ke muka.
Dalam jangka menengah, perencanaan kapasitas digunakan untuk
melihat apakah fasilitas produksi akan mampu merealisasikan jadwal induk
produksi yang telah ditetapkan. Proses disagregasi (Lihat Bab I) telah
menghasilkan suatu jadwal induk produksi yang "kasar". Dengan meng-
gunakan teknik perhitungan kapasitas, maka jadwal tersebut dievaluasi
sehingga diperoleh jadwal induk produksi yang lebih realistis. Hubungan Gambar 5-lz Hubungan Aktivitas Perencanaan Kapasitas dengan
secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5-i. Kurun waktu peren- P erencanaan/P engendal ian P r oduks i
canaan yang dicakup ialah satu bulan sampai dengan satu tahun ke muka.
Isu-isu dala:n perencanaan tahap ini ialah perlunya tambahan tools, perlu- PERHITUNGAN KEBUTUHAN KAPASITAS
nya lembur, perlunya shift keqatambahan, perlunya dilakukan subkontrak, Perencanaan Kebutuhan Kapasitas Jangka Panjang
atau penjadwalan pekerjaan yang lebih ketat.
Metode Rough Cut Capacity
Dalam jangka panjang (dengan kurun satu sampai dengan lima tahun
Dalam jangka panjang, perhitungan dan perencanaan kebutuhan kapasitas
ke muka) perencanaan kapasitas digunakan untuk merencanakan ekono-
dilakukan dengan menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning.
misasi fasilitas produksi. Isu-isu penting dalam perencanaan kapasitas
jangka panjang ini ialah fasilitas yang akan dibangun, jenis mesin yang
Analisis ini dilakukan untuk menguji ketersediaan kapasitas fasilitas
produksi yang tersedia di dalam memenuhi jadwal induk produksi yang
akan dibeli, atau juga produk-produk baru yang akan dibuat. Bab ini mem-
telah ditetapkan. Dengan kata lain, proses ini akan menghasilkan jadwal
bahas dua aspek dalam perencanaan kapasitas, yaitu (1) teknik-teknik per-
induk produksi yang telah disesuaikan (direvisi), karena telah memberikan
hitungan kebutuhan kapasitas; dan (2) strategi pemenuhan kapasitas.
gambaran tentang ketersediaan kapasitas untuk memenuhi target produksi
yang disusun dalam jadwal induk produksi. Hal ini dilakukan mengingat
rencana induk produksi diturunkan dari optimasi ongkos-ongkos produksi
sehingga tidak mencerminkan realita kebutuhan kapasitas sebenarnya. Pada
kenyataannya, keputusan-keputusan penambahan fasilitas baru, atau
lembur, atau subkontrak pada hakikatnya dihasilkan pada tahap ini.
t16 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Perenconoon KaPosrtos n7

Untuk melakukan perhitungan kebutuhan kapasitas dengan meng-


gunakan metode rough czr dibutuhkan masukan berupa2:

a. Ramalan permintaan dan rencana pria*ri yang dihasilkan dari proses


peramalan, perencanaan agrega\ serta proses disagregasi.
b. Strukturproduk danbill of material-nya.
c. Waktu setup dan waktu proses suatu produk di suatu departemen.
Catatan: Nilai (a/b) di atas harus dibaca unrk membud a itein produk diaasnya dipcrlukan
d. Jumlah produksi yang ekonomis dari produk tersebut (EPQ: Economic
sejumlah b unit komponen terscbut
Production Quantity).
Gambar *22 Struhur Produk A dan B
Keempat rlacam data tersebut selanjutrya digunakan untuk meng-
hitung kebutuhan kapasitas periode per periode. Tairapan perhitungan Step 3 perhitungan Rough Cut Capacity Requirement ialatr menghitung stan-
kebutuhan kapasitas dengan menggunakan metode Rough Cut ialah sebagai dard run hours dengan menggunakan persamaan (1). Data yang dibutuhkan
berikut: dan perhitungan standard run hours (SRII) setiap komponen disajikan pada
Tabel5-2.
Step 1: Menentukan rencana produksi melalui proses peramalan dan proses
perencanaan produksi. Dengan demikian standard run hours untuk setiap item produk pada
Step 2: Membuat stuktur produk dar. bill of material produk. setiap work center dapat dilihat pada Tabel 5-3. Step keempat ialah meng-
Step 3: Menghitung standarwaktu keqa(Standod km Hours: SRH) de- hitung kebutuhan sumber (bill of resources). Misalnya produk A mem-
ngan menggunakan persamaan berikut: bututtan satu komponen C dan dua komponen D. SRH work center milling
untuk kedua komponen tersebut ialah 0.49 dan 0.17. Oleh sebab itu produk
A akan membutuhkan proses milling sebesar 0.49 + 2* 0.17 = 0.83 jam. unu*
,u -setupTime + RtmTime semua work center didapatkan bill of resources sebagaimana terlihat pada
EPQ
Tabel5-4.
(dalam satuan waktu per unit). SRH ini menunjukkan total wakru yang Step kelima atau terakhir ialatr menghitung kebututran kasar kapa-siUs.
dibutuhkan untuk membuat satu unit grup produk pada suatu kelompok Kebutuhan kasar kapasitas diperoleh dari perkalian jumlatr produk yang di-
mesin. minta (rencana poduksi: lihat Tabel 5-1 dan bill of maerial) dengan besamya
Step 4: Menghitung kebutuhan sumber daya(Bill of Resource). kebutuhan untuk tiap work center (Tabel 54). Misalnya untuk membuat 3000
Step 5: Menghitung kebutuhan kasar kapasitas. unit A dan 2000 unit B di periode 1, dibutuhkan jam mesin milling sebesal
3000*0.83 + 2000*1.02 = 4530 jam mesin milling'
Kelima prosedur di atas akan digambarkan dalam contoh berikut ini.
Untuk setiap work center keselunrhan didapatkan kebutuhan kapa-sitas
Contoh Kasus 5-L: per periode seperti tampak pada Tabel 5-5.

Misalnya diketahui rencana produksi untuk lima periode mendatang ialah Tabel 5-lz Rencana Produlcsi untuk 5 Periode Mendatang (dari Hasil
sebagaimana terlihat di Tabel 5- I dan strulau produknya dapat dilihat pada Proses Disagregasi)
Gambar 5-2. ltem Jumlah Produksi Pcr Periode
') 3 4 5

A 3000 4000 3000 3000 3000


B 2000 2000 3000 3s00 4000
2
Blackston., John H.. Copacity Managenent.WesrarnPubiishing Co., Cincinnati-Ohio, 1989,
Hal. 46-54.
119
n8 Perenconaan don Pengendolian Produksi Pererrconoon KoPsins

Tabel 5-22 Perhitungan Stondard Run Hours Tebel *52 Kebutulnn Kopasitas Setiap Work Center
Itcm Nomer lfork Operasi waklu Walcu EPQ ttanalarul
Operasi Center SEup hoscs Run Hours
(Jam) (Jam) (jam/Unit)
A 0010 030 Assemb U.U 2.00 l5 2.00
B 0010 030 Assemb 0.0 3.00 l0 3,00
C 0010 012 Milling U.J 0.14 ?{ 0.I5
0020 020 Drilling 2.4 0.40 0.50
kapasitas per pende
0030 0t2 Milling 2.7 0.23 0.34 rangkah selanjutnya ialah membandinEkan kebututran
tindakan jika
0040 018 Grindins 1.0 0.21 0.25
;"d- keter;ediaan kapasitas periode .untut menentukan
D (.lul(] Mlltmg lembur atau
0020
012
020 Drilling
0.4
2.8
0^15
0.35
20 0.17
0.49 *:iai f.*"."gan kapasitas. Diam jangka pendek diusahakan
subkontrak; tetapi dalam jangka p-jtt'g kekurangan
0030 0r8 Grindins 2.2
kapalitas dipenuhi
0.24 0.35
produksi'
E 0010 UIU Miltlng U.J 0.r8 0.19 melalui pembelian mesin atau peningatan lintasan
0020 020 Drilling 2.1 0.39 30 0.46
Metode
0030
0040
012
018
Milling
Grindins
2.5 026 0.34 Perhitungan Kebutuhan Ifupasitas Jangka Menengah:
1.3 0.23 0.27
Resource Requirement
Catatan: Pa& item komponen C, SRH yang dibutuhkan work centermilling ialatr
0.15 + 0.34 = 0.49. Pada itern komponen E, SRH yang dibutuhkan work
Metoderoughcutdikritikkarenakebunrhankapasitasyang.dibutrrhkan
center milling ialah 0.19 + 0.34 0.53. : tidakdiperhitungkanPadasaatyangdibutuhkan.Jikasuatuprodukdibutuh.
seharusnya sudah
k* p"d" period; kelima misalnya maka ploses produksikapasitas suatu work
Tabel 5-3: Standard Run Hours untuk Setiap ltem Produk pada Setiap dilakukan sebelumnya. De,gan-d"mikian kebutuhan
dibu-
Work Center terjadi pada piiode sebelum periode produk tersebut
""n "r.1r.*
tuhkan. Untuk mengatasi i<elematran metode
rough cut kemudian dikem-
Item lYork Center SRH perlEm Jurnlah Kcbutuhan SRH
kebutuhan rinci kapasitas
(Jarnll.init) Ircm (Janr/Unit) bangkan metode resouce requiremen, sehingga
dengan jelas' Metode
A Assembly 2.O0 I 2 surfiu work center tiap periode dapat diketahui
dengan metode rough
resource requirement membutuhkan datayatgmirip
B Assembly 3.00 I 3
C Milling 0.49 0.49 (lead time)-setiap produk
Drilling 0.50 cut, tetapi dengan tambahan data waktu ancang
produksi telsebuf . Metode ini mirip
0.50
Grindins 0.25 0.25 dan komponen yang dihasilkan fasilitas
a"ng* metode MRP (dan pada kenyataannya memang dieu1{an vII.
D Millrng 0.17 2 0.34
secara
Drilling 0.49 0.98 dijelaskan pada Bab
Grindine 0.35 0.70 terkait dengan sistem i[Rp) seperti yang akan
Milling dengan meng-
Langkah-iangkah perhitungan kebutuhan kapasitas
E 0.53 0.53
Drilling 0.46 0.46
berikut:
Grindins 0.27 0.21 gunakan nietode resourci requirement ialah sebagai

Stepi:MenghitungprofilbebanP'o|,l.bebandihitungmelaluiproses
Tabel 5-4: Bill of Resources per Produk untuk Tiap Work Center penentuan ,"n.*u perse-
pemenuhan kebutuhan tiap produk tanPa
work SRH Untuk Produli diaan awal.
Center A B
Assembly z.oa 3.00
Milling 0.83 1.02
Drilling 1.48 0.96
, Publishing Co.' Cincinnatiohio, 1989'
Grinding 0.95 0.52 Blacksone, John H., Capacity Marugeneal, Westcrn
Hal.88-89.
120 Pqenconoon don Pengetdalion Prdulcsi Perenanoon Kopsitos 121

Step 2: Menghitung profil resource requirement setiap work center untuk Tabel *72 Perhitwtgan Bill of Material Mingguan dengan Asumsi I
membuat setiap produk. Unit Produk Harus Selesai pada Minggu Ke 8 dan Waktu Ancang antar
Step 3: Menyesuaikan JIP awal berdasafl<an ketersediaan dan kebutuhan
Dept. Sebesar I Minggu
Minggu Kc 2 3 4 5 6 1 8
kapasitas tiap work center.

Contoh Kasus 5-2:


btd Pr&tct {LT=l)

Subassembly I l0 (LT=2) |I I t t I t 2# 2#
l#
I

PT.Y{Z membuat suatu produk X dari sepasang subasembly yang samq


dan tiap subassembly ini dibuat dari dua jenis komponen. Bill of Material
Komponcn 121 (LT=3)

Komponcn 122(LT4)
I l I |I
l0#
6# 6# &

produk X ini dapal dilihat pada Gambar 5-3. Rute produksi untuk produk l0# IH r0#
X, subasembly, serta komponennya dapat dilihat pada Tabel 5-6. Di-
Bcban Dept l.
asumsikan waktu ancang untuk tiap work center ialah i (satu) minggu. Jika
=Etd Prduct l#
pada minggu ke-8 jadwal induk produksi menyatakan bahwa produksi akan = Subassmbb ll0 & 2#
dilalcukan sejumlah 200 unit, maka profil beban untuk tiap work center (de- =Komponcn 121 l0#
= Komooncn 122
partemen) setiap minggunya dapat dihitung dengan tepat dengan meng-
gunakan metode resource requirement. Perhitungan bill of resource-nya Bcbur Dcpt. 2
- Sttfusscnbly ll0 2#
dapat dilihat pada Tabel 5-7. - Komponcn l2l l0# 6#
* Komponcn 122
Bcbu Dcpt.3
= Komponcn l2l
= Komponcn 122 6#
l0# l0#

Tabel 5-82 Perhitmgan Bill of Material Mingguan AHual


Minggu Kc 2 3 4 5 5 8

tclmtpr: (/y) = x onlt btpmt lcrschtt ila dinldt rL, n ntsn y uit hd Pr&ra (LT=l) 200 a
lmtpooct di alarya. 400 400
Subasxmbly I l0 (LT=2) 1200 1200 1200
Gambar 5-32 Bill of Material ProdukX Komponcn l2l (LT-3) 2000 2000 2000 2000
KomDoncn 122 (LT=4)
Tabel 542 Routing ProdukX dan Komponen-komponennya
Bcban Dcpt l. 200
Nama Routing wal(Elserry Kun = End Product
Kommnen TimeNnit = Subassembly ll0 1200 400
End Prduct DeDt. I 30' 2.50' = Komponcn 121 2000
s-ur-lrsy I l0 Dept.2 l0' 0.7s', = Komoonen 122
DeDt. 1 1s', 0.s0'
Bcban Dcpt. 2
Komponen 121 Dept. 3 t5 U.JU'
= Subassembly ll0 400
Dept. 1 25 0.25'
= Komponcn 121 2000 1200
Deot. 2 15 0.25',
= Komooncn 122
Komponen 122 DCpt. / 0.75'
Dept. 3 30' 0.1 5' Beban Dcpt. 3 1200
Dcpt. 1 75' 0.50' =Komponen 121 2000 2000
Dept. 3 30' 0.75' = Komoonen 122
122 Perenconaan dan Pengendolion Prdul,si
Perencanoon Kopositos t23

Tabel 5-92 Profil Kebutuhan Kapasitas Tiap Departemen (Menit)


masih dapat dipenuhi. Dengan kata lain, untuk waktu ancang lebih dari satu
Minggu Ke 2
minggu, kebutuhan kapasitas akan selalu muncul pada akhir batas waktu
3 4 5 6 7 E

Beban Dcpt l. ancang. Dengan demikian akan selalu terjadi kekurangan kapasitas. Tetapi
= End Prduct
= Subossembly ll0 s30 hal ini bukan merupakan cakupan perencanaan kapasitas. Pengaturan urutan
215
=Komponen l2l 425
pekerjaan yang akan dikerjakan biasanya dilakukan pada tingkat opera-
= Komponan 122
t075 sional melalui teknik yang kita kenal sebagai penjadwalan pekerjaan.
Bcban Dcpt. 2
= Subassembb ll0 310
PERHITUNGAIY KETERSEDIAAN KAPASITAS
=Komponcn l2l 1525 415
=Komponcn 122 t Seperti telah dijelaskan pada awal bab ini, kapasitas didefinisikan sebagai
Beban Dept. 3 laju keluaran produk suatu fasilitas produksi per satuan walCu. Rumus yang
= Komponcn 121 375 biasanya digunakan untuk menghitung ketersediaan kapasitas ialahs:
= Komponen 122
330 1530
Kapasitas Tersedia: Waldu Tersedia + Efistensi + Utilisasi
Dill ofResource :

= Dcpt. I 1500 215 530


=Dept.2 r525 415 310 Kenyataanny4 kapasitas ialah suatu bilangan acak. Jam kerja dapat di-
=Dcpt.3 705 l 530 anggap konstan, misalnya 40 jam per minggu walau tingkat efisiensi dan
Catatan:Hasil di atas diperoleh dengan mengalikan jr:mlah unit produk yang dibe- utilisasi dapat dianggap acak. Utilisasi merupakan variabel acak karena
bankan pada departemen yang benangkuan dengan run time per unitnya sebuah mesin dapat saja idle karena rusalq atau karena pekerjanya absen,
dan dit"mbah waku senpn:ya. Pada masalah ini produksi dilakukan atau karena tidak ada pekerjaan yang dilakukan. Efisiensi ialah bilangan
dengan metode Lotfor lot,yaitumemproduksi sejumlah yang dibutubkan acak karena kita tidak dapat menyamaratakan kecepatan kerja satu pekerja
(tidak digunakan metode perhitungan Zot Economic Prduction Quartity). dengan pekerja lainnya. Tingkat efisiensi akan sangat tergantung pada
keatrlian/keterampilan pekerjanya. Jika di suatu departemen terdapat sedikit
Seperti dapat dilihat di Tabel 5-8, untuk menghasilkan 200 unit pergeseran pekerj4 efisiensi sedikit berubah. Apabila pekerja baru masuk,
produk X pada minggu ke 8, kebutuhan kapasitas tiap departemen setiap maka efisiensi kerjanya jelas lebih rendah daripada tata-rata rekannya di
minggunya tidak sama. Ini merupakan kelebihan metode resource requi- departemen itu (fenomena kurva belajar). Training pekerja dan kebijak-
rement dibandingkan dengan metode rough cut sehingga metode ini cocok sanaan personalia akan sangat berpengaruh pada efisiensi pekerja.
untuk perencanann kapasitas jangka pendek atau jangka menengah. Tingkat utilisasi tidak mudah dihitung. Dua variabel yang secara
Beberapa pertanyaan yang muncul pada saat penggunaan metode implisit ada di dalam tingkat utilisasi, yaittr idle akibat kegiatan perawatan
dan idle akibat pekerja absen. Idealnya tingkat absensi dan kerusakan mesin
resource requirement ini ialah bagaimana jika waknr ancang suatu depar-
temen lebih dari satu minggu? Apakah pembebanan akan dilakukan di awal adalah nol, tetapi pra}tis hal ini tidak mungkin terjadi. Untuk itu perlu
periode, pertengahan, ataukah akhir periode? Menurut sistem COPICS disadari bahwa besaran kapasitas tidak mungkin dinyatakan dalam satuan
IBM., setiap profil kebutuhan kapasitas didasarkan atas asumsi bahwa absolut/mutlak, tetapi hanya merupakan nilai perkiraan saja.
setiap pekerjaan dikerjakan seakhir mungkin, sampai batas walcnr/due date

a
Biacksonc, John H., Capacity Management, Westem Publishing Co., Cincinnati4hio, 1989,
5
Hal.98. Blacksone, John H., Capacity Managenent, Westem Publishing Co., Cincinnuiohio, 1989,
Iial.20.
125
t24 Perenconoon don Pengendol ion Prduksi Perenconaan KaPasifos

yaitu dengan meng-


STRATEGI PEMENUHAN KAPASITAS Cara lain yang sering ditempuh ialah subkontrak'
gunakan jasu ,uttont ut*t*. siuyu yang timbul sebagai akibat subkontrak
Setelatr kebutuhan kapasitas per periodetengan menggunakan teknik rough Ini ialah ierbedaan harga satuan produk subkontra.ktor dengan harga
cut atau resource requirement diketahui, selanjutnya kebutuhan kapasitas ,u* produk perusahian. Selain daripada itu, masalah kualitas dan wakru
tingginya
tersebut diban-dingkan dengan ketersediaan kapasitas yang ada. Keter- p"rgiA*- merupakan shadow cost yangmengakibatkan lebih
sediaan kapasitas terutarna dipengaruhi oleh pengaturan jam kerja, jumlah biaya subkontrak.
tenaga kerja jumlatr fasilitas produksi yang dimiliki, dan tingkat efisiensil yang dapat
Altematif pembelian mesin merupakan alternatif terakhir
utilitas fasilitas produksi tersebut. Jika misalnya dari Contoh Kasus 5-1 di- pening-
dipilih seorang perencana produksi. Alternatif ini akan memberikan
perhitungkin kapasitas work center milling ialatr 5.000 jam mesin, didapat-
katankapasitasyangpalingtinggi,tetapiseringkalidibatasiolehketer.
kan perhitungan*ekurangan kapasitas per periode sebagai berikut.
sediaan mesintersebui serta waktu pengadaan yang lama, sehingga tidak
dapatdigunakanuntukpemenuhankebutuhankapasitasyangmendesak.
Tabel *l0z Perbandingan Ketersediaan dan Kebutuhan l{apasitas Work
Center Milling Dalamkaitannyadenganpemilihanalternatifyangakanditempuh,
analisis manfaat-
seorang perencana p.LA*ri aupat menggunakan kriteria
SRH Per Periode
di mana rasio manfaat-biaya untuk tiap alternatif yang
Ircm
I 2 4 5
i"vi6i"rnt-cost)z
ll'cDuonan 4,UtU 4,OBU 5,040 5,550 o,uou dipertimbangkan ialah :

Tencdia 5,000 5,000 5,000 5,000 s,000


Kckurangan 0 0 40 550 1,060
PV6snefir(n,i%o)
Kumulatif 0 0 40 590 1,650 (3)
Rosio B/C =
PY"or,(n,i%o)

Terlihat batrwa kekurangan kapasias akan terjadi mulai dari periode 3, dan
terus meningkat sampai mencapai periode 5. Untuk itu perlu dilakukan tin- di mana:
dakan untuk mengatasi kekurangan kapasitas. Tindakan tersebut dapat Rasio B/C = Rasio manfaat-dampak
berupa penyesuaian rencana produksi, penambatran mesin, atau subkontrak; PV : Nilai present value dari manfaat/dampak
yang masing-masing memiliki kelebihan/kelemahan sendiri-sendiri. n = Periode analisis
Dalam jangka pendek, kebutuhan kapasitas mungkin saja dapat I : Tingkat suku bunga yang digunakan'
dipenuhi dengan peningkatan jumlah tenaga kerj a. Produksi dikendalikan Setiapalternatifdikajidampakekonomisnyaterhadapperusahaan'danal-
dengan merekrut tenaga kerja baru sesuai kebutuhan. Biaya yang dikeluar- ternaiif dengan rasio manfaatbiaya yang tertinggilah
yang merupakan alter-
kan mencakup biaya reknrtnen, biaya wawancara, biaya pemeriksaan, natif terbaik.
biaya latihan, serta rendahnya produktivitas tenaga kerja sebelum pekerja
mengenali kondisi kerjanya (fenomena kurva beiajar). KESIMPULAN
Selain dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja, sering pula
digunakan strategi variasi jam kerj4 misalnyalembur. Kecepatan produksi
Babinimembahasteknikpenghalusanjadwalindukproduksidengan
yang tersedia' Dengan
mempertimbangkan kendala kapasitas produksi
diatur dengan menggunakan lembur. Biaya langsung akibat lembur dapat dapat diperhitungkan kebutuhan
diketahui dengan pasti, tetapi seringkali dibatasi oleh peraturan ketenaga-
*"njgunat ao tetnit rough cut mataakan
kerjaan. Variasi lainnya ialahpenambahan shifi kerja sehingga untuk satu
lintas poduksi yang sama kapasitas dapat ditingkatkan sebesar dua atau tiga
and control,3rd' ed''
kali lipat sesuai jumlatr shift. 6
Lihat James L. fuggs., Production systems: Planning, Analysis,
Iohn Wiley and Sons, New York' 1981, Hal' 155'
127
126 Perencanaon don Pengendalian Prduksi Perenconoon KoPsitos

kapasitas untuk setiap work center. Teknik rough cut ini dapat digunakan WorkCenter Kapasitas (Jam/?eriode)
untuk perencanaan jangka panjang. Teknik perhitungan kebutuhan kapasitas AssemblY 30'000
yang lebih rinci dalam hal periode ialhh teknik resource requirement. Milling 12.000
Dengan menggunakan teknik ini maka kebutuhan kapasitas periode demi Drilling 14'000
periode untuk setiap work center dapat diketahui secara tepat. Selanjutnya Grinding 8.500
dengan membandingkan kebutuhan dengan ketersediaan kapasitas maka 5-3. Dari data di bawah ini, coba Anda hitung bill of material
darr
akan diperoleh kekurangan kapasitas untuk setiap work center. Beberapa kebutuhan kapasitas untuk tahun yang akan datang dengan
pendekatan
tindakan yang mungkin diambil adalah penyesuaian jadwal induk, variasi rough cut caPacitY-
jumlah tenaga kerja, variasi shift kerja dan jam kerja, serta penambahan
mesin. Tiap alterfiatif tersebut dianalisis dari sisi manfaat-dampak untuk Produk la ----*-) Subkomponet 2a(3/l)
mendapatkan alternatif yang akan dipilih sebagai alternatif terbaik.
Produk lb --.*-} Subkomponen3a(2ll)
SOAL LATIHAN
5-1. Dengan menggunakan data pada Contoh Kasus 5-1 tetapi ditambah Subkompor"n 3a4
dengan grup produk yang dirakit dari komponen C, D, dan E sebagai
;il: i:[lil]
berikut:
Jadwal Induk Produksi per Triwulan:
Grup Produk KomDonen WaktuSe&p Waltu Proses EPQ Waktu Ancang
x c,D,E 0 2,5 4s 3
Y c,D,E 0 3,0 4s 3
z D,E 0 1,8 2s 2

Produk la
dan rencana produksi lima periode untuk X, Y, Z sebagai berikut: Produk lb
Jumlah Produksi Der Periode
Item Route Produksi:
I 2 4 5
D^,{'rlz I r Inmlah Int: 10( iubkomponen 3a8b Jumlah l.ot 500
x 2000 2000 2000 2000 2000
SetupTine RunTbre Dcp-4. I Setup fine Rtor Tittp
f!€Dt.
Y I 500 I450 i 400 I 350 I 300
I 5 Jam lu.o' I Iljam t2'
Z r000 1000 3000 3000 5000 2 9 iam 3.6'
2 8 iam 5.0'

Dcpt Setupfirrv RlanTirrg


Coba Anda hitung tambahan kebutuhan kapasitas untuk worfr center DepL Setup Tirre RunTine
jam
I 7 iarfi 7.2' I 4 3,6'
assembly, milling, driliing, dan grinding dengan metode rough cut dan 4 iam 3.6' 2 3 iam 2{'.
2
resource requirement. s,'hknmmnen 2a Iumlah Lot: 500 Parts 5a lumlah Iot: 5fi)
Setup Tirrre RurrTirrg DcDt SeWTine Runfittc
DcDt.
5-2. Jika diketahui kapasitas masing-masing work center ialah I 3 jam l,E' I 5 jam I,E
l2' l-8'
seperti terlihat di bawah ini, coba Anda berikan komentar atas rencana 2 6 iam 2 7 iam

produksi A, B, X, Y, dan Z tersebut. Bagaimanakah seharusnya jadwal


produksi yang memungkinkan? Susun ulang jadwal induk produksi 5 54. Dengan menggunakan data di bawah ini, cobahitung kebutrhan
Jenis
periode untuk grup produk A, B, C, D, E I kapasias dengan m"nggunufuo pendgkaun resowge fq"I"!""L
pr"arf. yrog-dib*t ,l^ S buah, yaitu 101, 102, 103, 104, dan 105;
dan 3(M.
semenara komponen-komponennya ialah 201, 203,205,302,
128 Perenconoan dan Pengendalian Prduksi 129
Perenconoon KaPasitos

Bill of Material: Routing,Waktu Setup (Jarn), dan Waktu 'Rzn (JamAJnit)


101 *--) 201(1/1) 105 *--+ 20.5(3/1) r03---> 203(Llt)
20s 304(611) 201.--*p 302(2tr) 4
102.--;
-*> 201(2lt) 104.-**; 203(2tI) 4 0.007

*-f 203(L/L) 20s(2/1) ---*> 304(i/1) t2


6
0.020
0.006
t4 0.030
Jadwal Induk Produksi: 0.003
2
Pmduk I 2 3 4 5 6 7 8 9 l0 t2 l3 4 0.006
UI z)u U U l)u U z)t) 0 U z)t) U 2)U 0 6 0.009
02 150 150 0 150 0 r50 150 0 150 0 150 150 250
03 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 0 -oo0oo-
u 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 200
05 0 200 0 200 0 200 0 200 0 200 0 200 100
0

IJkuran Lot dan Waktu Ancang


Produk Ukur.an l.ot Waktu Ancane (mse)
l0l 250 5
t02 150 3
103 200 4
104 100 2
105 250 5
20r 1000 3
203 1000 2
205 2000 3

Routing, Waktu Setup (Jarn), dan Waktu Rlm (Jam/Unit)


Produk Routin( Wa.ktu Serzp (iam) ktntime $arnl#\
Dcpt.z J 0.050
Dcpt.5 t1 0.100
Dcpt.3 2 0.300
Dcpt.l 1 0.010
Dept.4 6 0.040
102 Dept.l ) 0.030
Dcpt.3 7 0.130
Dept.5 3 0.060
103 Dept.4 4 0.080
Dcpt.2 2 0.060
Dept.5 4 0.060
Dcpt.l 9 0.080
IM Dept.2 6 0.050
Dcpt.4 3 0.040
105 Dept.2 8 0.030
Dept-4 2 0.050
Dcpt.l 1 0.010
Dcpt.5 7 0.050
' Deot.3 5 0.050
PERENCANAAN PERSEDIAAN
BAHAN
6
PERENC ANAAN
PERSEDIAAN SEDE RHANA

PENDAHULUATI
f,) ersediaan didefrnisikan sebagai barang yang disimpan untuk digunakan
I atau dijual pada periode mendatang. Persediaan dapat berbentuk bahan
baku yang disimpan untuk diproses, komponen yang diproses, barang dalarn
proses pada proses manufakhr, dan barang jadi yang disimpan untuk dijual.
Persediaan memegang peran penting agar perusahaan dapat be{alan dengan
baik.
Karena bentuk persediaan dapat beraneka macam, penanganan
persediaan pun memunculkan berbagai masalah. Tujuan perencanaurn perse-
diaan ialah untuk menemukan jawab atas masalah-masalah tersebut.
Sehubungan dengan itu pengendalian produksi mencakup perencanaan
operasi produksi, pergerakan dan penyimpanan barang. Perencanaan ter-
sebut harus mampu menjamin tingkat pengembalian investasi maksimum
atas bahan, terraga kerja, dan lain sebagainya. Karena erattya hubungan
antara tingkat persediaan, jadwal produksi dan permintaan konsumen maka
perencana:Ln persediaan harus terintegrasi dengan peramalan perminlaan,
jadwal produksi dan pengendalian produksi secara baik.

Berbagai Macam Masalah Persediaan


Seperti telah dikemukakan, ruang lingkup pengendalian persediaan men-
cakup persediaan bahan baku, produksi massal suatu jenis komponen,
132 Perenconaon don Pengendolion Prduki Perenconoon Persdi oon Sederhono 133

barang dalam proses, serta persediaan produk akhir. Masalah persediaan mengurangi ketidakpastian produksi akibat fluktuasi pasokan bahan baku.
produk jadi telah diatur dalam jadwal induk produksi (Bab Itr). Oleh sebab Persediaan penyangga dan komponen berguna untuk mengurangi ketidak-
itu yang dibahas dalam bab ini hanyalahtnasalah persediaan batran baku, pastian produksi akibat kerusakan mesin. Sementara itu persediaan produk
persediaan komponen, atau persediaan barang dalam proses. jadi berguna untuk memenuhi fluktuasi permintaan yang tidak dapat dengan
Masalah utama persediaan bahan baku adalah penetapan jumlah segera dipenuhi oleh produksi mengingat untuk produksi dibutuhkan bahan
pesanan ekonomis (economic order qumttity). Model jumlah pesanan baku.
ekonomis berusaha menjawab pertanyaan: berapa jumlah dan kapan bahan
baku dipesan agar ongkos simpan dan ongkos pesan dapat minimal. Dalam
hal produksi massal suatu jenis komponen, masalah yang harus dipecalkan
mirip dengan ju-l?,h pesanan ekonomis. Dalam hal ini komponen harus
dibuat lebih dahulu dengan kecepatan pembuatan yang tetap untuk di-
gunakan dalam proses produksi lebih lanjut. Laju pemakaian komponen itu 0r: output Stasiun l(e-i
diasumsikan lebih rendah daripada laju pembuatan komponen. Berapa lr= InPut Stasiun Le-r
jumlah lot yanghanrs dihasilkan agar mampu meminimasi ongkos persedia- R€terangan:
.Irl,3 tErtadr kerusakln pada Sta.:ir.rn 1. !t.i=-,ur I beker.,a der,g*'
an dan ongkos produksi? Persediaan barang dalarn proses merupakan mencquta(an bu{fer L sampar i,.erusaEir' or St6Eruri I Selegar dr-
pe165i+r.
'r'ui-I iitis Tlnpa bulfen l, lerusrk3" ita-. irJn I mPntEbabPan sel,.'-
iiLJutii berhinti birp,nooukir. t,emikrsn iug:. hubun'r-
penyangga antar dua proses. Jika produk akhir diproduksi melalui suatu in ant&na Stasiun 2 - Buft'tr 2 - 5t.iirur, 3.
lintas produksi, persediaan penyangga merupakan tindakan berjaga-jaga
terhadap kerusakan suatu mesin yang ada dalam lintasan. Perhatikan
Gambar 6-i. Jika mesin I rusak, maka mesin 2tidak harus berhenti pro- Gambar 6-l: Peran Persediaan Penyangga
duksi karena masih ada persediaan penyangga. Tetapi jika tidak tersedia
penyangga antara mesin 1 dan mesin 2, kerusakan pada mesin 1 akan Kebutuhan akan persediaan muncul karena adanya wakru ancang (lead
mengakibatkan seluruh lintasan berhenti berproduksi. Masalahnya ialah time) antar operasi yang berurutan, waktu ancang pembelian bahan, atau
berapa tingkat persediaan penyangga yang ideal di antara dua buatr mesin? wa}tu ancang pendistribusian barang dari titik produksi ke titik pemasaran.
Semakin tinggi persediaan penyangga, maka akan semakin tinggi ongkos Jika waktu ancang ini diketahui maka tidak akan timbul masalah. Misalnya.
simpannya; walaupun kemungkinan terhentinya produksi akibat kerusakan diketahui wakru ancang pembelian bahan baku adalah dua minggu, maka
salah satu mesin pada lintasan tersebut menjadi lebih sedikit. Sebaliknya, pemesanan bahan baku akan seialu dilakukan dalam jangka waktu dua
semakin kecil persediaan penyan gga, biay a persediaan menj adi semakin minggu sebelum bahan itu dibutuhkan untuk fungsi produksi. Di lain pihak,
kecil tetapi kemungkinan terhentinya lintas produksi menjadi lebih tinggi. jika waktu pengadaan bervariasi secara acak dari satu minggu ke tiga
Persediaan menyebabkan ongkos dan perputaran modal terhambat, minggu, maka setiap pemesanan harus dilakukan dalam jangka waktu lebih
walaupun persediaan memungkinkan produksi dapat dijalankan secara dari dua minggu. Berarti kebutuhan persediaan akan semakin tinggi jika
ekonomis. Karena itulah maka persediaan harus direncanakan dan diken- derajat ketidakpastian waktu aktual pengadaan bahan makin tinggi. Jika
dalikan dengan sebaik-baiknya. perusahaan mengabaikan hal ini maka besar kemungkinannya perusahaan
akan tidak berproduksi akibat ketiadaan bahan baku.
Fungsi Persediaan Hal di atas menunjukkan bahwa dengan semakin tingginya per-
Perencanaan dan pengendalian persediaan berguna untuk menjadikan proses sediaan maka fungsi produksi dan pemasaran akan dapat dijalankan dengan
produksi dan pemasaran stabil. Persediaan bahan baku bernrjuan untuk semakin stabil. Namun harus tetap diingat bahwa persediaan berarti ongkos.
Dari sudut pandang ekonomi seharusnya terdapat jumlah persediaan yang
tu Perenconaon don Pengendalion Produksi Perenconoon Perdioon Sdeil:r:no t35

optimal. Persediaan ini mencakup jumlah persediaan dalam jumlah tertentu tetapi kemudian terakumulasi dengan beban ongkos tetap fasilitas
ditambah persediaan "penyangga" atau peygaman (buffer or safety stoclcs). produksi, biaya tenaga kerja langsung dan tak langsung, serta
Persediaan pengaman ini digunakan jika permintaan melebihi peramalan, biaya komponen tambahan lainnya. Dalam hal tertentq harga beli
produksi lebih rendah dari rencana, atau wal,fu ancang (lead time) lebih batran dapat bervariasi tergantung pada potongan harga (discont)
panjang dari yang diperkirakan semula. yang diberikan.
b.2. Biaya Modal (iP), merupakan jumlah yang diinvestasikan dalam
MODEL PERENCANAAN PERSEDIAAN bahan dan tidak dapat diinvestasikan dalam bentuk lainnya
sebelum bahan tersebutjadi dan terjual. Jika uang diinvestasikan
Selama pembelian atau pembuatan suatu produk, terdapat elemen-elemen
di bank maka dapat diharapkan pengembalian investasi (retwn on
ongkos yang harus diminimasi secara keseluruhan. Hal yang harus diper-
investment) atas uang itu. Karena ditanamkan dalam persediaan,
timbangkan adalah jumlah material yang dibeli atau dibuat, yang harus
uang itu tidak berputar sehingga tidak dapat diharapkan pengem-
diusahakan sedemikian rupa agal ongkos total persediaan menjadi sekecil
balian investasinya dapat berlangsung cepat. Beban biaya modal
mungkin.
suatu item persediaan didasarkan atas persentase pengembalian
investasi yang diharapkan atas uang tersebut. Beban lrrnga inves-
Data Masukan
tasi, i, diterapkan rmnrk menggambarkan biaya modal yang hilang
Data yang dibutuhkan untuk merencanakan jumlah/periode pemesanan akibat ditanamkan dala:n persediran; yaitu dengan mengalikan-
barang ialah: nya dengan harga item persediaan (= P).
b.3. Ongkos Simpm (H = Holding Cost), merupakan ongkos yang
a. Total kebutuhan bahan tersebut selama satu periode. Total kebutuhan
timbul akibat menyimpan suatu item persediaan. Dalam pem-
bahan ini diturunkan terutama dari jadwal induk produksi. Jika jumlah
bahasan ini ongkos simpan dinyatakan dalam bentuk persentase
barang yang diproduksi sama dengan peramalan permintaan (tanpa
dari nilai barang. Secara umum ongkos simpan diasumsikan tetap
adanya back-order atau subkontrak), maka kebutuhan bahan diturun-
untuk jumlah kapasias penyimpanan tertentu, dan dibagi sama
kan dari peramalan. Dalam hal ini harus diperhatikan ekuivalensi satu
rata untuk tiap unit item barang yang disimpan. Dalam kategori
unit barang terhadap bahan baku. Sebagai contoh, jika misalnya satu
ongkos simpan ini tercakup:
unit barang membutuhkan dua unit bahan baku, maka total kebutuhan
bahan baku untuk 100 unitbarang adalah 200 unit.
. Ongkos fasilitas penyimpanan. Bangunan harus dibeli atau
disewa. Biaya fasilitas penyimpanan dibebankan annual (ingat
b. Data ongkos-ongkos, yang apabila diperinci lebih lanjut akan terdiri pembahasan annual dalam ekonomi teknik) terhadap item
darit: yang disimpan.
b.l. Harga (P/. Nilai suatu item adalah jika didapatkan dari
harga beli
. Pemindalran, merupakan ongkos untuk memindatrkan barang
pemasok di luar perusahaan, atau biaya produksi per unit item jika dari, ke, dan di dalam tempat penyimpanan. Tercakup di
item itu didapat dari dalam perusahaan. Unit yang didapatkan dari dalamnya ongkos kerusakan bahan, upatr, dan biayaperalaan.
dalam perusahaanpun harganya dapat saja berlainan. Hal itu
o Depresiasi, merupakan penurunan nilai item barang yang
tergantung pada derajat penyeiesaian produk yang bersangkutan. disimpan akibat kerusakan yang tidak ditanggung asuransi
Pada awalnya harga suatu item adalah harga bahan baku saja serta akibat keusangan.
o Asuransi, yaitu biaya untuk menjamin item barang yang
disimpan, biasanya tergantung pada nilai rata-ruta barang
i
yang disimpan.
James L. Riggs, Prodttction Systems: Planning, Arulyss, and Control,3rd' ed., John Wilcy and
Sons, Ncw Yorh l98l, Hal 410-41 1.
t36 Perencanoon don Pengendolion Prduki Psercanwn P*di wn Sderhono r37

o Paja&. Beberapa negara menetapkan pajak atas barang yang capai nol selama selang antarperiode t. Jumlah rata'rata item barang yang
disimpan. Misalnya padS perusahaan dealer mobil, maka disimpan dinyatakan dengan Q/2. Variabel yang tak diketahui dalam grafik
mobil yang disimpan daldm show room dikenai pajak, itu adalah jumlatr yang akan dipesan (: Q) dan saat pemesanan (: t). Dapat
b.4. Ongkis Pesot (O = Order Cos). Pengadaan bahan, baik dari luar dihitung bahwa ongkos pesan per tahun ialatr jumlah pesanan yang dilaku-
perusahaan maupun dari dalam perusatraan, tetap membutuhkan kan selama setatrun dikalikan dengan ongkos pesan per pemesanan.
ongkos. Dalam hal item persediaan yang dipesan dari luar peru-
sahaan, ongkos pesan mencakup ongkos tetap pemesanan item
barang ke pemasok serta ongkos variabel untuk menyiapkan dan
melaksanakan pemesanan tersebut. Tercakup di dalamnya peme-
riksaan'persediaaq pengadaan pesanarL tindak lanjut pesanan,
pemeriksaan kualitas barang yang dipesarq dan pemutakhiran data
persediaan. Dalam hal pemesanan item persediaan dari dalam
perusahaan, ongkos pesan ini sering disebut ongkos setup (setup
cost), yaittt ongkos yang diperhitungkan untuk pekerjaan fisik
persiapan produksi (misalnya setup mesin dan perkakas), serta
mencakup ongkos administrasi pemesanan, penjadwalan, dan
pengiriman. Ongkos pesan atau ongkos setup ini diasumsikan
konstan terhadap jumlah barang yang dipesan. Gambar G2z Pola Persediaon dengot Pemenuhot Kebutuhm Segera
b.5. Ongkos Kesempatan (Oppornnity Cost), merupakan ongkos - dan Permintaan Konstan
akibat ketiadaan persediaan. Salah satu ongkos kesempatan ini
misalnya adalatr biaya tambahan yang timbul untuk memenuhi Sumber : James L. Riggs" Pro&tction Systems: Planning, Analysis, and Control,3rd. ed.,
pesanan secara mendadak. Yang agak sukar diukur ialah tingkat John Wiley and Sons, New York, 1981, Hal. 414.
ketidakpuasan konsumen. Reaksi konsumen yang tidak puas tidak
dapat diukur dengan tepat. Pengukuran ongkos semacam ini Ongkos Pesan(Tahanafl = of, (1)
hanya dilakukan lewat jumlah keuntungan yang hilang. Tetapi
nilai ketidakpuasan konsumen atas ketidaktersediaan barang yang
Di mana:
diminta tenarnya lebih tinggi daripada sekedar jumlah keuntungan
yang hilang. O: Ongkos per pemesanan
p: jumlah unit yang dibutuhkan selama I (satu) tahun
Model Persediaan Bahan Baku dengan Laju Permintaan Tetap: Q: Jumlah unit yang dipesan
Economic Order Quantity (Jumlah Pesanan Ekonomis) Dengan asumsi biaya modal dan ongkos simpan didasarkan pada persediaan
Tingkat pemesanan yang meminimasi biaya persediaan keseluruhan dikenal rata-rat4 maka biaya modal dan ongkos simpan selama satu tahun ialah:
sebagai model EOQ. Pola pemakaian material diasumsikan berdasarkan
bentuk sebagai[nana Gambar 6-2 berikut. Garis vertikal menyatakan pene- Ongkos Pesan(Tahunan) = H (2)
rimnan segera suatu pesanan dengan ukuran Q. Pemakaian material yang
3
konstan, yang dinyatakan dalam garis dengan gradien menurun, meng- Ongkos Pesan(Tahanan) = rrg (3)
indikasikan tingkat persediaan yang perlahan-lahan menurun sampai men-
138 Perencorwn dan Pengendolian Prduksi Perenco n aa n Persedi oa n Sederhono t39

di mana: di mana P adalah harga satuan item barang yang disimpan. Untuk meng-
ilustrasikan pendekatan EOQ di atas, perhatikan Contoh Kasus 6-1 berikut.
H = Ongkos simpan per tatrun 1

iP = Biaya modal per tahun


Contoh Kasus 6-l:
U2 = Tingkat persediaan rata-rata.
Jika ketiga persamaan di atas digabungkan maka didapatkan persamaan Moore-Fun Novelty Co. perlu bahan baku 80.000 kontainer/tahun. Ongkos-
ongkos total persediaan selama satu tahun sebagai berikut: nya ialah:
P : $ 0,40 per kontainer
Ongkos Total Persediaan(Tahunan) = O4+@ +iD9 (4)
O : $ 80,00 per pemesanan
a2 H : $ 0,10 per kontainer per tahun
untuk menentukan Q yang meminimasi ongkos total persediaan selama satu
I = 15 mencakup beban pajak, asuransi, dan bunga.
o/o

tahun, persamaan (4) didiferensialkan terhadap Q, dan persamaan dife- Jumlah pesanan yang ekonomis (EOQ) dapat dihitung sebagai:
rensial itu diberi harga nol:
EOQ : (2OD(H+iP)11/2 : (2*80*80.000/(0,i+0,15*9,46;11/2
:8.945 Kontainer (Dibulatkan Ke Atas)
d@2+/H +iP t9t
'2'
o (s)
Jumlah pemesanan yang dilakukan selama satu tahun adalah:
da N = D/Q:80.000/8.945
: 9 kali per tahun (Dibulatkan ke Atas).
Dengan menyederhanakan persamaan difere/sial (5) tersebug akan di-
Selang antarpemesanan didasarkan atas 270 hari kerja per tahun:
dapatkan mmus EOQ (umlatr pesanan ekoromis):
t - 270/(DlQ)=270/9
: 30 hari kerja.
Q= (6)
Ongkos total persediaan selama satu tahun adalah:

Besaran lain dapat dihitung setelah Q diketahui. Jumlah pemesanan dalam = (oD/Q) + ((H+iP)Qt2)+pp
satu tahun (: N) adalah jumlah kebutuhan satu periode dibagi jumlah = (80*80.000/8.945) + ((0,1+0,15*A,4)*8.94512) +
pesanan ekonomis (= Q), atau N: D/Q. Jika dalam satu tahun terdapat 200 0,40*80.000
hari kerja, selang antar pemesanannya adalah:
: $ 33.341,08.

Sumber: Dimodifikasi dari James L. Riggs. Production S-ysrerns.' Planning. Ana$sis, and
Selang Pemesanan =, = ?0!.
D/Q
(7) Control,3rd. ed., John Wiiey and Sons, Neu'York. 1981, Hal. 416.

ongkos total persediaan dihitung dengan menambatrkan harga pembelian Pada contoh di atas belum dibahas keterkaitan antara rencana induk
untuk kebutuhan selama satu tahun, yang dinyatakan dalam persamaan produksi dengan perhitungan EOQ. Perhatikan Contoh Kasus 6-2 berikut.
berikut ini:
Contoh Kasus G2:
ongkos Total Persdiaan (Tahunan) =9-*(H:tp)
)1
*ro Dari analisis peramalan, suatu perusahaan, PT. X, mengetatrui bahwa total
permintaan di tahun yang akan datang ialah sebanyak 125 unit produk A per
Perencanoon Persdi oon Sderhona t41
140 Perenconoon don Pengendolion Prduksi

bulan dengan pola permintaan konstan. Pada awal periode perencanaan Keuntungan bagi pembeli dengan adanya pesanan dalam jumlah besar
diketahui PT. X memiliki persediaan produk A sebesar 100 unit dan pihak adalah turunnya harga beli satuan, biaya pemindahan dan pengiriman lebih
manajemen menginginkan tingkat persediaan tersebut ditekan menjadi 50 rendah, dan penurunan ongkos pesan. Keuntungan-keuntungan ini harus
unit produk A pada akhir periode perencanaan. Jika tiap produk A mem- dibandingkan dengan naiknya biaya modal dan ongkos simpan. Semakin
butuhkan tiga unit bahan baku XA, jumlah hari kerja pada periode peren- besar jumlah barang yang dipesan, lebih banyak ruangan yang dibutuhkan
canaan yang akan datarrg 285 hari kerja" dan diketahui data ongkos sebagai untukmenyimpannya sehingga ongkos simpan akan meningkat. Semakin
berikut: besar jumlah barang yang dipesan, semakin tinggi biaya modalnya karena
semakin besar jumlah investasi yang tertanam dalam persediaan.
Harga XA : Rp 5.000 per unit
Ongkos Pepan XA : Rp 20.000 per pemesanan Dalam kaitannya dengan potongan h-gq perhitungan EOQ meng-
Ongkos Simpan XA: Rp 2.000 per unit per tahun alami sedikit modifikasi. Jumlah pesanan ekonomis dihitung berdasarkan
Biaya Modal :25 %o dari harga produk per tahun; ongkos total persediaan untuk setiap jumlah pemesanan yang mungkin
dilakukan dan jumlah minimum di mana harga tersebut berlaku. Prosedur
maka tingkat produksi dapat dihitung sebagai berikut: di atas dijalankan dengan algoritna berikut:
PersediaanAwal : 100 unit produk A a. Hitung Q dengan menggunakan harga satuan terendah. Jka Qfeasible
Permintaan : (12x125): 1"500 unit produk A (Q cukup besar untuk harga tersebut), maka inilah jumlah pemesanan
Persediaan Akhir : 50 unit produk A yang optimal. Stop.
Dengan demikian jumlah produk A yang akan dibuat ialah 1450 unit. b. fftu q fidak feasible, hitung ongkos total persediaan untuk jumlah
Berarti kebutuhan bahan XA ialah 4350 unit (1450*3) yang akan dipesan pesanan minimum dengan harga tersebut.
dari pemasok dari luar PT. X. Karenanya jumlah pesanan ekonomis, jumlah c. Hitung Q dengan menggunakan harga satuan yang lebihtinggi berikut-
pernesanan, dan selang pemesanan dapat dihitung sebagai berikut: nya.

EoQ : ..t lit" Qfeasible, hitung ongkos total persediaan dengan harga ini'
Bandingkan dengan ongkos total persediaan step b. Jumlah pesanan
i!1,o;:l',1i:?IJl[',x.1"'if;ooo""'
N : ?Jffi dengan ongkos total persediaan lebih kecil adalah jumlah pesanan
(: Q) optimal. Stop.
i1:K*(diburatkan ke Atas) c.2 Jika Q tidak /eas ible, ]ulangi langkah b dan c.l sampai jawaban
' : ?i#',?3,i/1e
Hari Kerja
dengan ongkos minimum didapatkan.

Penghematan yang dihasilkan dari pembelian dengan jumlah besar harus


Ongkos totalnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
dievaluasi terhadap risiko pemeliharaan persediaan yang lebih banyak.
(OD/Q) - ((H+iP)*Q 12) + PD Risiko-risiko itu diukur dengan stabilitas perrrintaan masa lalu, nilai jual
: (20.000* 4.3501232)-,- ((2.000+0.25*5.000)*23212) * kembali persediaan tersebut dan kecenderungan pasar.
5.000*4.350
Contoh Kasus G3:
= Rp 375.000 + Rp 377 .A0A - Rp 21.750.000
: Rp 22.502.000,00 Seperti Contoh Kasus 6-1, Moore-Fun Novelty Company membeli 80.000
kontainer per tahun. Data ongkos adalah sebagai berikut:
Variasi model EOQ terjadi bila terdapat potongan harga pembelian
(quantity discount). Potongan harga pembelian seringkali ditawarkan oleh P = $ 0,40 per kontainer untuk pesanan di bawah 9'999
pemasok untuli menarik minat pembeli agar membeli dalam jumlah besar. kontainer
142 Perenconaon dan Pengmdolion Prduksi
Perenco noan Persed i oo n S ed e rhono t43

: $ 0,36 per kontainer untuk pesanan dari 10.000 kontainer 10.000 unit $ 30.210, dan ongkos total pemesanan 8.945 unit $ 33.342. Oleh
sampai dengan 19.999 kontainer sebab itu diputuskan untuk memesan 20.000 kontainer.
= $ 0,35 per kontainer untuk pesanan di atas 19.999 kontainer.
O = $ 80,00 per pemesanan
Control,3rd. ed., John Wiley and Sons' New York. 1981, Hal. 417.
H = $ 0,10 per kontainer per tahun
I - 15 % mencakup beban pajak, asuransi, dan bunga.
Tiap faktor dalam model EOQ dapat berubah sesuai kondisi yang dihadapi
Perhitungan jumlah pesanan ekonomis berdasarkan algoriuna adalah
perusahaan sehingga dapat mengubah jumlah pesanan ekonomis. Salah sanr
sebagai berikut:
modifikasi model EOQ yang telah dibahas ialah pengaruh potongan pen-
Step a: Hitung EOQ untuk harga per kontainer terendah: jualan. Modifrkasi lain terjadi akibat waktu anceng pengiriman barang; atau
EOQ: 1)*SO*8O.OO0(0.10+0.15 *9.351iU2 : 9.152 kontainer jumlah pesanan minimal; atau macarn-macam biaya simpan, seperti pem-
Step b: Karena EOQ di atas tidak feasibel, dalam arti kata harga $ 0,35 bebanan ongkos proporsional terhadap luas atau volume penyimpanan
tidak mungkin didapat jika hanya dipesan 9.162 kontainer. Hitung barang; atau kesempatan sesaat mendapatkan bahan dengan harga amat
ongkos total persediaan dengan jumlah pesanan sama dengan menarik; atau penghematan yang ditimbulkan karena memesan beberapa
batas minimum untuk harga $ 0,35; (dalam soal ini sama dengan item sekaligus dari pemasok yang sama atau karena menggunakan alat
20.000 kontainer). transportasi Yang sama.
16 : (80*80.000/20.000) + (0. I 0+0. 1 5 *0.3 5)*20.000/2 +
0.35*80.000 = $ 320 + $ 1.525 + $ 28.000 = $ 29.845 Model Persediaan dengan Permintaan Tak Tetap
Step c.1: Hitung EOQ untuk harga termurah berikutnya: EOQ didasarkan pada asumsi laju permintaan bahan yang sudah dikeAhui
:
EOq= (2 *80 * 80. 000(0. 1 0+0. I 5 * 9.3 6111 /2 9 .l 67 kontainer dan konstan. Jika permintaan bahan tidak konstan, model EOQ tidak dapat
Step c.2: Karena EOQ tidak feasibel, ulangi step b dan c. diterapkan dengan sempurna. Kondisi ini terjadi bila permintaan mengikuti
Step d: Karena EOQ di atas tidak feasibel, dalam arti kata harga $ 0,36 pola musimar:, atau permintaan ditentukan kontrah atau kerusakan mesin.
tidak mungkin didapat jika hanya dipesan 9.167 kontainer, hitung Tiga pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut ialah:
ongkos total persediaan dengan jumlah pesanan sama dengan
a. Menggunakan pendekatan EOQ yang didasarkan atas permintaan rata-
batas minimum untuk harga $ 0,36; (dalam soal ini sama dengan
rata; tetapi solusi yang dihasilkan dapat sangat matral.
10.000 kontainer).
b. Menggunakan algoritma Wagner-Whitin tetapi perhitungannya agak
TC : (80*80.000/10.000) + (0.10+0.15*0.36)*10.000/2 + sukar;
0.36*80.000 : S 640 + $ 770 + $ 28.800 : $ 30.210 c. Menggunakan metode heuristik Silver-Meal yang kurang akurat tetapi
agak mudah.
Step e.i: Hitung EOQ untuk harga termurah berikutnya:
EOq= (2 *80* 80.000/(0. I 0+0. I 5 *6.46;1 1 /2 = 8.945 kontainer Metode Wagner-Whitin dan Silver-Meal didasarkan atas permintaan bebe-
rapa periode mendatang yang sudatr diestimasi sebelumny4 pembelian
Step e.2: Hitung ongkos totalpersediaan dengan harga $ 0,40.
material yang hanya dilakukan pada awal periode, serta ongkos simpan
16 : (80*80.000/8.945) + ((0,1+0,15*0,4)*8.945/2) +
yang hanya dibebankan pada material yang disimpan lebih dari satu
0,40*80.000 : $ 715,48 + $ 715,6 + $ 32.000 : $ 33.342.
periode. Pembelian bahan dilakukan hanya jika persediaan diperhitungkan
Langkah terakhir ialah membandingkan ongkos total persediaan. Peme- sama dengan nol. Prosedur Wagner-Whitin dan Silver-Meal ini ditunjukaan
sanan sebanyak 20.000 unit, ongkos totalnya $ 29.845, pemesanan sebanyak pada Contoh Kasus 6-4 berikut ini.
t44 Perenconoan don Pengendalion Produksi Perencanoon Persdiaan Sederhano
t45

Contoh Kasus G4: Algorinna Wagner-Whitin bekerja dengan cara yang kurang lebih sama
Permintaan suatu bahan selama sembilan bulan berikut ini dijadwalkan tetipi mulai dari permintaan pada periode terakhir dan bekerja balik ke
untuk memenuhi pola permintaan berikut ini. Tidak ada persediaan awal, periode nol. Keputusan yang dibuat pada tiap periode waktu adalah dengan
ongkos pesan adalah $ 100 per pemesanan. Ongkos simpan adalah $ 4 per membandingkan ongkos total jika pembelian dilakukan pada periode ter-
unit per bulan. sebut dengan ongkos total jika pembelian dilakukan pada periode sebelum-
nya. Jika onEostotal pada periode t-l lebih besar daripada periode tmaka
Tabel 6-l: Pola Permintaan untuk Contoh Kosus 6-4 plmbelian dilakukan di periode t. Perhatikan penerapan algoritrra Wagner-
Bulan 2 3 4 5 5 7 8 9 Total Whitin.
Permintaan 3I t4 7 0 87 44 l0 51 8 252
Ongkos total jika pembelian dilakukan pada periode 9 adalah $ 100
(ongkos pemn tanpa adanya ongkos simpan)'
Cara yang paling cepat untuk menghitung jumlah pembelian adalah meng-
hitung EOQ dengan menggunakan rata-rata permintaan bulanan sebesar Bergerak ke bulan 8, ada dua pilihan: beli pada bulan 8 dan bulan 9
(dengan ongkos pesan $ 100 + $ 100 = $ 200, tanpa ongkos simpan)
252/9 atzu 28 unit.
atau beli seluruh kebutuhan bulan 8 dan 9 sejumlah 59 unit (dengan
EOq: (2*1OO*28/q1/2 ongkos pesan $ 100 dan ongkos simpan $ 32). Alternatif kedua lebih
: 38 unit (Dibulatkan ke atas). disukai. Namun demikian periode 7 masih harus dipertimbangkan.
Pada awal bulan 7 ada tiga pilihan: beli kebutuhan bulan 7 saja dan
Pembelian dilakukan dengan cara mengakumulasikan perrnintaan bulanan terima ongkos termuratr di periode 8 dan 9 (ongkos total persediaan
pada bilangan terdekat dengan EOQ, dan pembelian dilakukan sejumlah itu. adalah $ 100 + $ 132 = 5232),beli kebutuhan bulan 7 dan 8 sekaligus
Sebagai contoh, pada bulan portama kebutuhannya adalah 31 unit, masih di sebesar 61 unit dan kebutuhan bulan 9 dibeli tersendiri sebesar 8 unit
bawah EOQ. Kebutuhan bulan pertama dan kedua ialah 31 + 14 = 45 unit. (ongkos total persediaan adalah $ 100 + ($ 4)51 + $ 100 = $ 404), atau
Karena kebutuhan bulan pertama (31 unit) lebih dekat dengan EOQ (38 belisekaligus untuk-bulan'7,8, dan 9 sebesar 69 unit (ongkos total
unit) daripada kebutuhan bulan pertama dan kedua (45 unit) maka pem- persediaan adalah $ 100 + 5l($ 4) + 8(2[$ 4) = $ 368). Pilihan pertama
belian di bulan pertama dilakukan sejumlah 31 unit. Permintaan bulan merupakan pilihan dengan ongkos termurah.
kedua dan ketiga (14+7) lebih dekat ke EOQ daripada permintaan bulan
Tabet 6-32 Pemenuhan Permintaan Bahon Bafu di Tabel 6-1 dengan
kedua, ketiga, keempat dan kelima (14+7+0+87) sehingga pembelian di
P endelratan Wagner -Whitin
bulan kedua dilakukan sebesar 2l unit. Pola ini diteruskan dan menghasil-
kan pola pembelian dan ongkos total sebagaimana Tabel 6-2. tsulan I ) J 4 5 o 7 U v Total
3r t4 7 0 87 44 10 51 8 252
Permintaan
Tabel 6..2: Pemenuhan Permintaan Bahan Baku di Tabel 6-1 dengan Pers. Awal 0 2l 7 U U 0 l0 U 8
81 54 0 59 0 252
PendelutanEOQ Pembelian 53 0 0 0
0
Pcn. Alfiir 21 7 0 0 U IO 0 8
l,Ulan I z 4 J o U v I Ora.l IUU t) 0 U 100 100 U 100 U 400
Ongxos Pcsan
Permintaan 3t l4 0 87 44 10 51 I 252 Ongkos Sim- 84 28 0 0 0 40 0 32 0 184
Pers. Awal 0 0 U 0 0 0 51 0 pan
Pembelian 31 21 0 0 87 44 61 0 8 252
Pers. Akhir 0 1 0 0 0 0 51 0 0
Cingkos Pesan 100 100 0 0 r00 100 r00 0 100 ouu Algoritma ini dilanjutkan ke periode nol, sampai seluruh alternatif diana-
n 28 2M 232
Iisis. tabel 6-3 menunjukkan pembelian dengan ongkos total yang paling
Onskos Simoan 0 0 0 0 0 l',.

minim. Perhatikan batrwa seluruh alternatif harus dipertimbangkan, dan


pada periode pertama dipilih alternatif yang memberikan ongkos terkecil'
Pere nco noon Per sedioo n S ederhon o 147
t46 Perenconoan don Pengendolion Prdul<si

Algoritna Wagner-Whitin mampu memberikan ongkos yang termurah o Pada periode kelima (f=5): AC/TU = [$100 + (14+$4) + (7*$8) +
dibandingkan pendekaan EOQ, walaupun perhitungan yang dilakukan amat (0*$12)+ (87*$16)l/5 : $ 320,80
panjang. Untuk mempercepat perhitungan digunakan bantuan komputer.
Kenaikan AC/TU periode kelima dibandingkan periode 4 menunjukkan
Aturan keputusan heuristik memberikan cara yang lebih sederhana. pembelian kebutuhan empat bulan pada periode 1 (31+14+7+0=52 unit)
Terdapat beberapa pendekatan heuristih tetapi yang disajikan dalam bab ini lebih baik daripada pembelian kebutuhan lima bulan benrrutan. Pembelian
hanyalah pendekatan Silver Meal. Pendekatannya mirip dengan pendekaan selanjutnya terjadi pada awal periode ke 5.
EOQ di atas tetapi perhitungannya lebih didasarkan pada periode peren-
Tabel 6-42 Pemenuhan Permintaan Bahan Balat di Tabel 6'1 dengan
canaan dan bukan pada total permintaan selama horison perencanaan.
P endekat an S ilv er - Me al
Dengan T jumlatr.satuan waktu pada periode pembelian, maka:
Bulan I z { 4 5 0 U 9 Total
'Ac
_o+f(1- 1)Dt +(2 - I )D2 +...+(n- t)D, +...+(T - t)D,f' H rq\
Permintaan 31 t4 1 0 87 44 l0 51 8 252

TU T \)) Pen. AwaI U z1 7 U U 0 l0 0 U

Pembelian 53 0 0 0 87 54 0 59 0 252
Pers. Akhir 2l 7 0 0 0 10 0 8 0
di mana: Ongkos Pcsan IUU U 0 0 100 IUU U to0 0 400
Onskos Simoan 84 28 0 0 0 40 0 32 0 184
AC/TU = Rata-rata ongkos persediaan per satuan waktu
O : Ongkos pesan per pemesanan
Dn = Permintaanlkebutuhan pada periode ke n Sumber: James L. Riggs, Prduction Systems: Planning, Atulysb, and Control,3rd. ed.,
John Wiley and Sons, New York, 1981, Hd. 430-431.
H = Ongkos simpan satuan per item
Penerapan metode heuristik ini akan menghasilkan pola pe'mbelian material
Aturan keptrtusannya ialah hitung AC/TU untuk periode pembelian sampai
sama seperti contoh soal algoritma Wagner-Whitin. Dalam kasus ini pende-
dengan ACITU tidak lagi menurun. AC/TU terendatr ialatr periode pembeli
katan heuristik dan Wagner-Whitin akan menghasilkan solusi dengan
an, dan jumlah material yang dibeli ialah kebutuhan periode tersebut Q1:
ongkos total yang lebih kecil dibandingkan dengan metode pendekatan
D1 + D2 + D3 + ...+ DT.Perhatikan:
EOQ.
o Pada periode pertama (I:1): AC/TU : $ 100/1 = $ 100. Jika hanya satu
bulan yang digunakan sebagai periode pembelian, hanya ongkos pesan Perencanaan Persediaan Komponen
yang te{adi karena D1 tidak pernah menyebabkan adanya persediaan.
r : Kondisi pengadaan batran baku secara mendadak hanya mungkin terjadi
Pada periode kedua (T:2): AC/TU [910G(14*54)]/2 = $78. Satu kali
apabila bahan baku dibeli dari pemasok di luar perusatraan. Dalam kondisi
pesan sebesar 45 unit di periode 1 mencakup kebutuhan 31 unit periode
bahan balnr/ komponen hanrs dibuat sendiri di dalam perusahaan, maka
I dan 14 unit periode 2. 14 unit disimpan dan dibebani ongkos simpan
kebutuhan material tidak mungkin dipenuhi secara mendadak. Pola ini
sebesar$4perunit.
Pada periode ketiga (T=3): AC/TU: [$100+(14*$4)+(7*$8)]/3 : $
. dijelaskan dalam Gambar 5-3.
70,67. Kebutuhan periode 3 sebesar 7 unit dipesan di periode 1, dan Asumsi dalam model EPQ adalah batrwa item yang diproduksi
dibebani ongkos simpan 2 bulan sebesar $ 8. langsung digunakan sehingga tingkat persediaan tidak akan pernah men-
o :
pada periode keempar (T:4): AC/TU [$100 + (14 * $4) + (7 * $8; + capai jumlah komponen yang dipesan (Q). Asumsi lainnya ialah bahwa laju
:
(0 * $12)l/4 $ 53. Karena tidak ada item yang diperlukan pada bulan untuk menghasilkan komponen jauh lebih tinggi daripada laju konsumsi
keempat, ongkos tetap sama untuk pembelian selama tiga bulan, tetapi komponen. Hal ini digambarkan dalam kemiringan garis pengadaan yang
ongkos rata-ratz berkurang karena periode pembelian ditambah menjadi lebih tajam daripada kemiringan garis produksi. Pola persediaan menunjuk-
4 bulan.
t48 Peretrcotpon don Pengendolion Prdulcsi Perenco n oo n Persd i oa n Sederha no 149

kan batrwa produksi komponen dimulai pada saat persediaan komponen


telah habis. Karena laju produksi komponen lebih tinggi dari laju konsumsi Tingkat Persediaan Rata - rata = f t I9
' - 4M'2 (12)
komponen maka pada suatu saat proddksi harus dihentikan agar tingkat
yang akan menjadikan:
persediaan tidak bertambah. Inti dari model EPQ adalah mencari jumlah
komponen yang diproduksi yang meminimasi ongkos total (terdiri atas +iP)'(1-D / M ). Q
ongkos setup prodvksi dan ongkos persediaan komponen). ongkosTotalrahuna, =ry-(H ( 13)
a2
Dengan O adalah ongkos setup produksi dan P adalah ongkos produksi.
Dengan mendiferensialkan persamaan EPQ tersebut terhadap Q dan
menghargakan persamaan diferensial itu sama dengan nol, didapatkan
jumlah produksi ekonomis, EPQ, sama dengan:

Contoh Kasus 6-5:


Sebuah produk yang dihasilkan PT. Asia Timur Raya adalah boneka dengan
permintaan relatif konstan sebesar 40.000 unit per tahunnya. Boneka itu
terdiri atas tubuh dari plastik yang sama untuk setiap boneka, tetapi
pakaiannya diubah secara periodik untuk memenuhi selera pasar. Boneka
berbagai posisi dibuat dengan mengubah cetakan di mesin cetak plastik,
dengan kecepatan produksi ratz-rata 2000 boneka per hari. Biaya selup
diperkirakan sebesar Rp 700.000,00 setiap kali produksi. Satu tahun terdiri
atas 200 hari kerja.
Gambar 6.3z Pola Persediaan dengan Model Economic Production Sebuah boneka dalam proses (belum diberi pakaian) dinilai seharga
Quantity Rp 1.800,00 per buah. Ongkos simpan dan biaya modal diperkirakan
Periode pengadaan, f, adalah selang waktu yang dibutuhkan untuk meng- sebesar 2A% dari ongkos produksi dan dihitung berdasarkan tingkat per-
hasilkan jumlah produksi yang ekonomis, EPQ: sediaan rata-rata. Dari data di atas dapat dihitung laju produksi per tahun
sebesar:
-tO Jumlahyang Dipesan
(10) M = 2000 boneka per hari : 400.000 boneka per tahun.
M Jumlah Produl<si per Hwi
dan jumlah produksi ekonomisnya sebesar:
Jika D dan M dinyatakan dalam bentuk laju harian, tingkat persediaan ber-
tambah setiap hari selama periode pengadaan komponen sebesar M-D. EPQ = (2OD(iP(1-DtM111rt2
Tingkat persediaan mencapai maksimum di akhir periode pengadaan
: (2* 7 OO.O00*40.000(0.2 * 1 . 800*( 1 -40.000/400.000))) 1 /2

sebesar:
= 13.147 unit.

Dengan menggunakan nilai EPQ dapat diantisipasi:


Tingkat Persediaan Maks - (M - Dl r' = u - o1 - )' (l t) : :
1
f =Q
# O Frekuensi Produksi per Tahun D/Q 40.00A113.147
= 3 kali (dibula&an ke bawah)
Lamanya Produksi,l'= Q,4\4 = 13.147/2000
t50 Perenconoon don Pengendolion Produksi Peren co noan Per sed i o a n Sederh ono 151

= 6,6 Hari modal terhadap perhitungan EPQ, maka berapakah jumlah economic
Tingkat Persediaan Maksimum : ( I -D{M)*Q = ( 1 -40.000/400.000)* 1 3. I 47 production quantity untuk setiap komponen?
: 1 1.831 unit.
ongkos Total = oD/Q + (iPX1-DA{)Q/2 Tabel 6-52 Data untuk Contoh l{asus 6-6
= (700000 *40000/ I 3 | 47 \+(0,2* 1800 *0,9 * I 3 | 47 /2) Komponen Konsumsi Kec.Produksi O.Simpan O.Setup
= RP 4-259.578 (uniUtahun) (unit/tahun) Giunitlth) (Ro)
ft) D, Mk rL O.
Sementara itu jika beberapa komponen harus diproduksi pada peralatan atau ),uu
i 1500 lz.uuu 9,00
lintas produksi yang sama, tidaklah mungkin dilakukan perhitungan ter- 2 I 134 5.000 l0,80 2t,00
hadap jumlah pqoduksi ekonomis untuk setiap komponen tanpa terjadi 3 20r6 6.667 7,50 16,50
4 2716 8.000 6,75 r3,50
komplikasi atau tingkat persediaan yang berlebihan. Jumlah persediaan otal 60,00
yang ekonomis untuk setiap komponen tidak akan memenuhi permintaan
pada periode yang sama sehingga mengacaukan perhitungan siklus
Pemecatran yang paling mudah adalah dengan menggunakan tabel (lihat
produksi. Solusi pada masalatr di atas adalah dengan mempertimbangkan
Tabel 6-6). Berdasarkan Tabel 6-6 dan dengan memasukkan nilai padatabel
seluruh komponen yang harus diproduksi dan bukan solusi komponen per
data dan tabel perhitungan seperti pada persamaan (15), didapatkan fs =
komponen. Jika jumlah komponen yang akan diproduksi sama dengan Dpf5,
0,557.
dengan sedikit modifftasi, maka proporsi jumlah komponen ke-k terhadap
jumlah komponen keseluruhan yang ekonomis adalah: Tabel 616l Perhitungan Nilaifs tmnk Contoh Kasus 6'6
k 0-D,/]\4*) DIL(l-q/}vt)
I U.U /)U 6.562,50
(1s) 2 0.7732 9.459,54
Jk-
Z Dk(Hk+Pu1[t-oo t un) 0.6976 t0.547,71
4 0.5505 r2.108.95
3t.688,70
di mana: f5= Proporsi total EPQ terhadap perminaan komponen k
D1 : Permintaan komponen k dalam satu tahun Satu kali siklus produksi akan menghasilkan produksi masing-masing
op : Ongkos setup untuk memproduksi komponen k komponen sejumlah Tabel 6-7. Jika solusi dihasilkan dengan menghitung
Hp = Ongkos simpan komPonen k EPQ satu persatu, kita dapatkan hasil sebagaimana Tabel 6-8. Tampak jelas
ip = Biaya modal komponen k bahwa periode habisnya keempat komponen tidak bersamaan sehingga
Pp = Ongkos produksi komponen k dibutuhkan kompromi atas lamanya waktu produksi. (Ingat bahwa satu kali
M1 = Kecepatan produksi komponen k. siklus produksi sekaligus menghasilkan keempat komponen tersebut).

Untuk mengilustrasikan masalah di atas, perhatikan Contoh Kasus 6-6


berikut. Tabel 6-72 Perhittmgan Jumlah Produksi Komponen per Siklus tmtuk
Contoh Kasus 6-6
Contoh Kasus 6-6: Unit ner Siklus
Komponen
Berikut ini disajikan data empat buah komponen yang harus diproduksi dari I urt
63
satu lintas produksi yang sama (Tabel 6-5). Dengan mengabaikan biaya 3 tt2
4 t5l
Perenconoon Persedioon Sderhano 153
t52 Perenconoon don Pengendolion Prduksi

-0,iikaO > Df
Tabel 6-Ez Perhitmgan Contoh Kasus 6-6 dengm EPQ Tiap Komponen (1s)
=
DihitwtgMandiri ' - lr -rerrr), iikao<Dr
Komponen EPQ Larnanya Komponen
Habis (Hari)
Ekspektasi ongkos per kerusakan adalah:
I /u,o 2,6
2 75,5 5,9
, (16)
3 112,8 3,4 j,{'-Q/D)f(r)dr
4 r28.3 1,3

Sumber: John E. BiegeL-Pro&tction Control: A Qaantitative Approach,2nd. ed., Prentice Ongkos total per unit waktu akan menjadi:
Hall of Indi€b New Delhi, 1980, Hal. 82-83.

c r = uQ+f,,) r,, -*)f( r )dr (17)


Persediaan Barang dalam Proses
Situasi fisik persediaan penyangga barang dalam proses dapat dilukiskan Dengan demikian pada akhirnya didapat:
sebagaimana Gambar 6-1. Model untuk menghitung tingkat persediaan
penyangga barang dalam proses merupakan model probabilistik, yang (18)
tergantung pada probabilitas kerusakan mesin pertama (mesin A). Jumlatt %=n-!-r*rt-rrfiu
persediaan penyangga yang optimal dihinrng berdasarkan minimasi jumlah
ongkos simpan dan biaya modal sebagai akibat persediaan penyangg4 serta di mana F(x) adalah fungsi distribusi kumulatif dari f(x)'
ongkos yang diakibatkan oleh teraurdanya pekerjaan mesin B sebagai akibat
Tingkat persediaan optimal akan memenuhi hubungan:
kerusakan mesin Az. Untuk memecahkan masalah ini akan digunakan
definisi dan notasi sebagai berikut: -,0, Dilr (1e)
'D'
fl-l=l=-
I
a : tingkat Persediaan antar Mesin A dan B.
tt : Rata-rata Waktu antar Kerusakan di Mesin A. Persamaan di atas diturunkan dengan menetapkan tr /Q = 0 ' Harus di-
r
f = Rata-rataLamanya Kerusakan Mesin A. ingat bahwa jka D1fl > / , tingkat persediaan penyangga akan sama dengan
f(r)= Fungsi Padat Probabilitas dari . nol.
I - Ongkos Menganggur Mesin B Akibat Kerusakan Mesin A.
H : Ongkos Simpan Sebuah Produk Setengah Jadi untuk Satu Contoh Kasus 6-7:
Satuan Waktu.
Diketahui rarla-rata antar kerusakan mesin A 1 6 jam, ratz,-tata iamanya keru-
D : Laju Permintaan Mesin Jam (unit per saruan waktu). sakan 1/2 jam, dan kerusakan terdistribusi eksponensial dengan fungsi:
Waktu menganggur mesin B jika terjadi kerusakan di mesin A adalah: f(r ) = 2 exp {-Z-tr. Biaya menganggur mesin B iatah $ 40 perjam keru-
sakan mesin-A, dan ongkos simpan $ 0,001 per jam. Pada kondisi normal,
kecepatan mesin B 20 unit Per jam.

Dengan menggunakan persamaan (19) di atas, ditemukan bahwa:

F(Qcy/20)= I - {20*i6t0,00i/40} =0,992


2
Unurk pembahasan yang lebih mendalam, silakan baca buku John E.Biegel, Prdzction Control
System: A Quantitative_Approach,2nd.ed.. Prentict Hall of India- New Delhi. 1980, Hal. 108.
t54 Perencanoon dan Pengendalion Prduksi Perenco naon Per sdi aan Sederhono t55

yang akan memberikan: bahan, jika terjadi kenaikan biaya modal, ongkos simpan, maupun harga
1
bahan maka akan menurunkan jumlah EOQ/EPQ.
Oo/20
0
! 2e-" dF =0,992 Perubahan harga menjadikan jumlah pesanan bahan atau produksi
komponen berubah. Untuk itu diperlukan suatu alat pemantau sehingga
perubahan harga dapat diikuti segera dengan perubahan EOQ/ EPQ. Dalam
yang setara dengan: hal besaran yang cepat berubah, misalnya harga bahan, beberapa ahli
menyarankan untuk menggunakan analisis sensitivitas. Pada kondisi ini
@ .-
I2e-" df =0,008 ditetapkan batas perubahan harga bahan yang harus diikuti oleh tindakan.
Q./ 20
Jika perubahan harga bahan belum melampaui ambang batas maka tidak
dilakukan tindakan apa-apa. Penyesuaian baru dilakukan jika perubahan
Solusi atas persamaan integral di atas adalah: harga bahan telah melewati ambang batas.

s-2(Qol20): 0,00g Pengaruh Waktu Ancang


sehingga akan dihasilkan Qo = 48 unit antara mesin A dan mesin B. Model pengendalian persediaan EOQ seperti pembahasan di atas diturunkan
berdasarkan kondisi ideal seperti pada Gambar 6-2.Dalam kondisi ideai itu
Sumber: John E. Biegel, Prodaction Control: A Qaantitative Approach,2nd. ed., hentice pemenuhan kebutuhan dilakukan seketika, tepat pada saat tingkat per-
Hall of Indi4 New Delhi, 1980, Hai. 108.
sediaan mencapai nol. Dalam kondisi aktual, pemenuhan kebutuhan seke-
tika tidak mungkin dilakukan. Selalu dibutuhkan waktu ancang (= lead
PENGENDALIAN PERSEDIAAN /lrne) untuk memenuhi permintaan. Waktu ancang adalah waktu yang diper-
lukan dari mulai pesanan dilakukan sampai bahan baku diterima dan siap
Pada pembahasan sebelum ini diulas beberapa model dasar perencanaan
persediaan, yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, untuk digunakan. Dalam konsep waktu ancang ini terkait pula saat peme-
sanan kembali. Saat pemesanan kembali adalatr waktu di mana pemesanan
dan persediaan komponen. Terdapat beberapa keadaan yang memerlukan
perhatian: jika besaran yang digunakan dalam rencana jumlah persediaan dilakukan dengan mempertimbangkan waktu ancang sedemikian rupa
ideal berubah maka solusi optimalnya juga berubah. Selanjutnya dibahas sehingga pada saat tingkat persediaan mencapai nol maka persediaan baru
penerapan konsep pengendalian persediaan dalam kegiatan aktual peru- diterima. Saat pemesanan kembali lebih merupakan tingkat persediaan di
mana pemesanan ulang harus dilakukan, dan bukan pada waktu. Konsep ini
sahaan.
dapat digambarkan pada Gambar 6-4 dan contoh kasus berikut.
Evaluasi Akibat Perubahan Ongkos Contoh Kasus G8:
Model perencanaan persediaan dikembangkan dengan didasarkan atas Jika diketahui bahwa waktu ancang pemesanan bahan ialah l0 hari, dengan
ongkos yang relatif tetap. Perlu diperhatikan perubahan elemen ongkos jumlah pesanan ekonomis sebesar 100 unit setiap 50 hari kerja, hitung saat
terhadap jumlah pesanan maupun produksi ekonomis. Karena EOQ/EPQ pemesanan kembali.
berbanding lurus dengan akar D (kebutuhan) dan O (ongkos pesan/setup),
Saat pemesanan kembali jatuh pada hari kerja ke 40. Dalam hal ini
jika terjadi peningkatan kebutuhan atau ongkos pesan/ setup, maka EOQ/
diperhitungkan bahwa tingkat persediaan mencapai noi pada hari kerja ke
EPQ ikut naik; dan demikian pula sebaliknya. Karena EOQ/EPQ ber-
50. Mengingat waktu ancang pemesanan ialatr 10 hari, maka pemes,rnan
banding terbalik dengan akar biaya modal, ongkos simpan, dan harga
dilakukan l0 hari sebelum tingkat persediaan mencapai nol. Tetapi biasa-
nya, saat pemesanan kembali dinyatakan sebagai fungsi dari tingkat
t56 Perencorpon &n Penger&lion hduksi Perenanmn Perdioon Sderhono t57

persediaan. Dengan menggunakan konsep ini maka saat pemesanan kembali


bangkan ongkos oportunitas (= opporttmity cost) akibat kehabisan bahan
ialah:
terhadap ongkos simpan persediaan pengaman. Berikut ini disajikan kasus
Kecepatan Pemakaian Bahan : lOdunit/S0 hari kerja:2 unit per hari perhitungan jumlah persediaan pengaman di mana kebutuhan relatif stabil
kerja. tetapi waktu ancang bervariasi. Teknik yang disajikan ini juga dapat di-
Waktu Ancang = 10 hari kerja terapkan untuk kasus di mana waktu ancang tetap tetapi kebutuhan ber-
(ekivalen dengan) : 10 * 2 unit per hari kerja = 20 unit. variasi. Metode yang paling praktis untuk mempertimbangkan waktu
ancang dan kebutuhan yang bervariasi adalah dengan simulasi komputer.
Hal ini berarti pemesanan dilakukan pada tingkat persediaan bahan baku
tinggal 20 uni! atau tingkat konsumsi batran baku sudatr mencapai 80 unit.
Jika pemesanan dilakukan pada tingkat persediaan batran baku mencapai 20
unit maka diharapkan produksi tidak akan berhenti; karena saat bahan baku
habis, material yang dipesan sepuluh hari sebelumnya telah datang.

Gambar 6-5: Macam-macam Penyebab Kehabisan Persediaan Bahan


Gambar G4z Pengaruh WaHu Ancang terhadap Model EOQ ldeal dan Contoh Kasus 6-9:
Saat Pemesanqt
Data berikut ini didapat dari PT. Y{Z:
Ongkos Pesan = Rp 120.000,00 per pemesanan;
Persediaan Pengaman Ongkos Simpan = Rp 16.000,00 per unit per tahun, didasarkan atas
Risiko kehabisan batran disebabkan oleh variasi kebutuhan atau waktu tingkat persediaan r ata-rata;
ancang. Kehabisan batran dapat disebabkan oleh kebutuhan yang lebih Ongkos Oportunitas : Rp 10.000,00 per hari untuk setiap item yang

,ffi JftrJnTHffff ?:lffi *


besar, waktu ancang yang lebih panjang, atau peningkatan kebutuhan di-
tambah dengan kelambatan pengiriman (Gambar 6-5). permintaanRata-rata=,tt#Hffi
atas sejumlah 200 hari kerja per tahun).
Cara untuk menghindarkan kehabisan persediaan adalah dengan
menyediakan persediaan pengaman. Persediaan pengaman ini jelas akan
Sedangkan waktu ancang bervariasi antara 5 s.d. 11 hari dengan kemung-
meningkatkan ongkos persediaan @erhatikan Gambar 6-6). Masalah kinan sebagai terlihat pada tabel 6.9.
selanjutnya ialah menentukan tingkat persediaan pengaman yang menyeim-
159
Perenconoon Per sedi oan Sederhono
t58 Perenconoon don Pengendolion Produksi

Tabel6.|0:PerhitunganNilaiEl<spehasiongkosPersediaan(dalam
Ribuan RuPiah)
Wolrnr Ancans Alrtual Nilai Eksp€ktai
w akru Ongkos
6 '7 8 9 IO 1l ongKos
Ancang 5
0.15 0.10 0,05 Simpan Opornrnitas
Praliiraan 0,10 0,l5 0,25 0,20
400 500 600 0 265
) 100 200 300
200 300 400 500 t6 t'l5
6 160 100
r00 200 300 400 56 I00
7 l6t)
100 200 300 136 50
8 480 160
.180 r00 200 248 20
9 640 32t) 16(l
100 384 5
RO 640 -r20 160
10
l6t) 536 0
t1 800 4(l 480 .12(l

NilaiekspektasiongkossimpandihiongberdasarkanratL-rat'abobot
waktu ancang 7 hari
Gambar 6-62 Mengatasi Kemrmgkinan Kehabisan Persediaan dengan menurut probabilitas-k"-rn"ri*. Misalnya, alternatif
sebesar:
Persediaan Pengaman memiliki ekspektasi nilai ongkos opornrnitas
E(o. oporr'nitas) = l'l]J,
Tabel 6-92 AlternatdWahu Ancang dan Ekspefuasi Terjadinya lir.irrrrS:ffi 9,3?;litixtSxlo
Altematif Waktu Ancane (Hari) Frekuensi Relatif = RP 100'000
) 0,10
sebesar:
6 0,r5 Sementara ekspektasi nilai ongkos simpan adalah
7 0,25 {'0,1s)
8 0,20 E(ongkos simpan) 0,,0, + (Rp 160'000
9
10
0,15
0,10
=ffr?3rro||J
dari ongkos simpan'
Ongkos oporttrnitas dipisahkan dalam kolom terpisah
11 0.05

onir.o, oporr*nitas ueitotcasi di sebelah kanan diagonal matriks sementara


Distribusi waktu ancang menunjukkan bahwa terdapat 10 %o kemungkinan onito, berlokasi di sebelah kiri diagonal matriks. ongkos opor-
,i*p*
semcntara ongkos
waktu pengiriman selama 5 hari, tetapi waktu ancang tersebut dapat pula tun-itas te4aai hanya pada akhir periode pemesanan
t.rb.tankan selama satu tahun' Dengan demikian ongkos
memakan waktu sebesar 11 hari; dari saat mulai pemesanan sampai barang rir"p- ,t.un
diterima di PT. XYZ. Ongkos yang terjadi akibat ketiadaan persediaan opornrnitasdiperlakukansebagaitambahanatasongkospesanSementara
tambahan atas
adalah Rp 10.000,00 per unit per hari x 10 unit per hari : Rp 100.000,00 per ongko, simpan persediaan penyangga diperlakukan sebagai
hari. Sebalikny4 ongkos simpan tahunan dalam persediaan pengaman akan onlto, simpan^padu p..ridiu* total. Jadi prosedur untuk menetapkan
bertambah sejumlah Rp 16.000,00 x 10 unit: Rp 160.000,00 untuk setiap *utt ancang dengan ongkos terendah ialah:
kelebihan stok dalam satu hari. a. Hitung Qll dengan menggunakan rumus :

Kekurangan maupun kelebihan persediaan ditunjukkan dalam tabel 2(O+OC )r D (20)


berikut ini. Jika waktu ancang aktual melebihi waktu ancang yang diper- QLr =
kirakan maka akan terjadi kekurangan persediaan sebesar 10 unit per hari.
Sebaliknya jika waktu ancang aktual kurang dari waktu ancang yang diper- dimana:Q11=Ukuranpemesalranuntukaltematifwaktuancangybs,
kirakan maka akan terjadi kelebihan persediaan sebesar 10 uniV hari.
t60 Perencpnoon don Pengendolion Prduksi
Perenconoan Persediaon Sederhono 161

OC = Nilai ekspektasi ongkos oportunitas untuk alternatif waktu


Tabel 6-ll: Total Ongkos Persediaan mtuk Tiap Alternatif Wahu
ancangybs. . , Ancang

b. Hitung ongkos tahunan total persediaan untuk tiap alternatif waktu Altematll
Waktu Ancang
Jurnlah
Pemesanan
Total Biaya
Persediaan
ancang: Glari)
(Ribuan Rp.)

5 310 4.964

prrr"dioon(o* )c)* D * HQu * gg


6 272 4.362
Total Biaya (2r)
er2 8
235
206
3.EOE
3.434
9 r87 3.242

Di mana: l0 t77 3.2t2


t73 3.308
CC = nilai ekspektasi ongkos simpan untuk alternatif waktu ancang.
Sebagai contoh, dengan menggunakan waktu ancang sebesar 7 hari, akan Terdapat banyak contoh di mana sebagian besar ongkos ditimbulkan oleh
didapatkan: sejumlah kecil item. Hubungan semacam ini ditemukan oleh Vilfredo
QLT = (2*( I 20.000+ 1 00.000)*2000/ I 6.000 1r
12 : 23 5 unit Pareto (1848-1923), seorang ekonom dan sosiolog Itali4 yang mengemuka-
kan distribusi sebagian besar pendapatan (85 %) terpusat pada sebagian
Total Biaya Persediaan = 20.000+ i 00.000)* 2000 123 5 + I 6.000 (23 5) / 2
kecil individu (i5 %) dari total populasi. Hubungan serupa juga terjadi
( 1

+54.000 = Rp 3.808.000,00
dalam persediaan. Sebagian kecil item persediaan menyebabkan sebagian
Langkah a dan b diulangi untuk semua alternatif waktu ancang, besar ongkos persediaan keseluruhan. Pengendalian ketat atas item-item
alternatif ekspektasi ongkos simpan, dan alternatif ekspektasi ongkos opor- dengan biaya yang tinggi akan membawa kepada pengendalian yang efektif
tunitas. Perhatikan Tabel 6- I i . Nampak bahwa alternatif waktu ancang I 0 atas seluruh biaya persediaan. Ongkos administrasi pada saat yang sama
hari akan menghasilkan ongkos minimum. Ini berarti pesanan harus dilaku- juga akan dapat ditekan.
kan jika persediaan turun sampai ke tingkat 100 unit.
Metode pengendalian persediaan untuk menangani hal ini dikenal
sebagai metode ABC, menurut klasifikasi persediaan. Persediaan yang ber-
Sistem Persediaan ABC nilai tinggi digolongkan ke dalam kelas A, persediaan bernilai sedai:g
Perhatian kita pada saat ini terpusat pada bagaimana memodelkan sistem digolongkan ke dalam kelas B, dan persediaan bernilai rendah digolongkan
persediaan yang akan meminimasi ongkos sistem yang terdiri atas ongkos ke dalam kelas C. Terdapat perbedaan kebijaksanaan persediaan untuk
simpan, ongkos pesan dan biaya modal. Hasil optimasi tersebut digunakan ketiga kelas ini. Investasi harus ditekan untuk item persediaan kelas A dan
untuk mengembangkan kebijaksanaan persediaan. B sehingga kebijaksanaan minimasi ongkos harus dilakukan dengan ketat.
Item persediaan kelas C dapat disediakan agak berlebih dan dengan pengen-
Dalam sistem persediaan dengan item yang besar jumlahnya, seperti
dalian yang longgar unruk mengurangi risiko kehabisan persediaan. Per-
misalnya pasar swaiayan atau toko kelontong, akan terdapat beberapa
hatikan Contoh Kasus 6-10.
kebijaksanaan persediaan. Berbagai kebijaksanaan itu mungkin akan men-
jadikan ongkos persediaan aktual menjadi jauh dari optimal. Hal ini meru-
pakan penjadwalan konsep "Optimasi subsistem belum tentu akan menjadi-
kan sistem secara keseluruhan menjadi optimal". Salah satu cara menekan
biaya pengendalian persediaan ialah dengan metode ABC.
162 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Perenconaon Persdiaon Sederhono t63

Contoh Kasus G10:


Perhatikan Tabel 6- 12di bawah"ini.'
Tabel 6-12z Tabel Daftar ltem Persediaan dan Biaya Investasi Tahtman
Identitas Item Pcmakaran 'fahunan Slava lnveslasl Der ltem lnvestasi Tahunan
(1 (2) (3) (4)
A-15 50 3.00 150
A-34 1000 1.05 1050
A-21 475 2.00 950
B-07 l0 10.00 100
B-15 2600 0.50 1300
B-28 600 5.00 3000
B-81 l 000 0.25 250
cD-84 2000 11.00 22000
cD-9r 3000 0.10 300
G-04 100 0.40 40
G-15 600 0.10 60
G-25 440 2.50 I 100
H-10 2000 0.25 500 Gambar 6-72 Plotting Investasi Tahunan Persediaan tmtuk Contoh
Kasus 6-9

Jika investasi tahunan ini diurutkan dalam urutan yang menaik sebagaimana Sumber: David D Bedworth dan James E. Bailey, Integrated Production Control Systems:
Management,Analysk,Design,JohnWileyandSonstnc',NewYorh1982'HaL
gambar di bawah ini, akan didapatkan klasifrkasi ABC.
204.
Jelas item CD-84 berdiri sendiri dan harus digolongkan ke dalam
kelas A. Cukup sukar untuk mendefinisikan kelas B, tetapi item A-21, A- Aplikasi Model Perencanaan Persediaan
34, G-25, B-15, dan B-28 cukup tinggi nilainya dibandingkan dengan item
Model EOQ ialah model dasar yang diturunkan dari kondisi ideal. Pene-
sisanya. Menerapkan prosedur pengendalian yang ketat pada item CD-84 jumlah pesanan
rapan EOQ dalam suatu perusahaan disebut sebagai teknik
akan mengendalikan 71,4 yo total investasi sementara secara fisik hanya kebijaksanaan ini
dan waktu pemesanan yang tetap. Dalam kondisi aktual,
akan mengendalikan 7,7 yo item persediaan. Jika digunakan sistem dua jarang dapat terlaksana dengan sempurna karena adanya variasi laju kebu-
kelas, pengendalian yang ketat dilakukan untuk item-item yang iebih mahal,
tuhan-dan saat pemenuhan kebutuhan. Secara operasional, perusatraan dapat
sementara sisanya dikendalikan secara agak longgar.
memilih untuk melakukan salah satu dari dua kebijaksanaan persediaan
Filosofi ABC cukup penting. Filosofi ini menunjukkan bagaimana berikut ini: jumlah pesanan yang tetap (Pola Q) atau periode pesanan yang
suatu masalah yang cukup besar dan kompleks dari kebijaksanium produk tetap (Pola P).
jamak dapat disederhanakan sementara pada saat lain akan mencakup tujuan
Dalam kebijaksanaan persediaan pesanan tetap, pemesanan bahan
minimasi ongkos keseluruhan, baik ongkos operasional atau persediaan.
baku dilakukan dalam jumlah yang tetap. Pemesanan dilakukan pada saat
Filosofi yang sama dapat dikembangkan untuk bidang lainnya. Tampak
tingkat persediaan diperhitungkan akan m.encapai tingkat persediaan
jelas bahwa filosofi ABC dapat membantu pengendalian persediaan ter-
p"ngu.* dalam jangkawaktu ancang. Sementara itu dalam kebijaksanaan
utama untuk item-item dengan volume penggunaan yang besar.
persediaan periode pesanan tetap, jumlah barang yang dipesan tergantung
pada tingkat persediaan pada saat pemesanan dan tingkat persediaan
maksimum yang diinginkan; sementara pesanan dilakukan dalam
jangka
waktu yang tetap. Aturan pemesanan kembali untuk kedua kebijaksanaan
t64 Perenconaon dan Pengendolion Prduksi Perenconoon Persedioan Sderhono 165

itu dinyatakan sebagai berikut: perhatikan kendala-kendala yang dihadapi.


a- Aturan Pemesanan U*g ddngai Jumlah Tetap. Pesan ulang sejumlah Model persediaan bahan baku dibagi menjadi model persediaan
barang dalam jumlah tetap apabila persediaan mencapai keadaan bahan baku dengan permintaan konstan dan model persediaan bahan baku
tingkat persediaan ditambah bahan yang telah dipesan tetapi belum dengan permintaan yang berfluktuasi. Model persediaan bahan baku ini
diterima sama dengan ekspektasi pemakaian bahan selama waktu ditujukan untuk mencari tingkat persediaan optimal dengan kriteria biaya
ancang ditambah persediaan pengaman. modal ditambah ongkos pesan ditambah ongkos simpan yang minimal.
b. Aturan Pemesanan Uang dengan Periode Tetap. Pesan ulang barang Model persediaan bahan baku dengan permintaan konstan diatur dengan
sejumlah selisih tingkat persediaan aktual dan persediaan maksimum menggunakan model EOQ yang merupakan oPtimasi tingkat persediaan
yang diingink+n ditambah ekspektasi pemakaian selama waktu ancang berdasarkan ongkos pesan, ongkos simpan, dan biaya modal. Sementara
dan dikurangi dengan jumlah yang telah dipesan tetapi belum diterima. model persediaan bahan baku untuk permintaan yang tidak konstan meng-
Pesanan ini dilakukan dalam periode tetap. gunakan model pendekatan terhadap EOQ, atau pendekatan Wagner-
Dengan demikian kebijaksanaan pemesanan ulang dengan jumlah pesanan Whitin, atau pendekatan Silver-Meal. Cara yang paling akurat ialah dengan
tetap menuntut agar perusahaan selalu mengetahui tingkat persediaannya. menggunakan pendekatan Wagner-Whitin karena semua alternatif peme-
Hal ini mengakibatkan bertambahnya ongkos administratif persediaan. nuhan permintaan bahan baku diperiksa.
Sementara itu kebijaksannan pemesanan ulang dengan periode pemesanan Untuk menghitung tingkat persediaan komponen yang optimal
yang tetap membutuhkan tingkat persediaan pengaman yang lebih tinggi digunakan model EPQ. Komponen ialah masukan bagi produksi tellt
karena variasi kebutuhan akan mempengaruhi laju pemakaian. Berbagai pasokannya dihasilkan dari dalam perusahaan. Tujuan model EPQ adalah
literatur lebih menyarankan agar perusahaan menggunakan kebij aksanaan mencari tingkat produksi komponen yang meminimasi ongkos total per-
pemesanan ulang dengan jumlah pesanan tetap daripada kebijaksanaan sediaan komponen yang terdiri atas biaya modal, ongkos serzp produksi dan
pemesanan ulang dengan periode pemesanan tetap. ongkos simpan.
Sementara itu persediaan barang dalam proses diadakan sebagai
KESIMPULAN penyangga antarproses produksi untuk menjaga kestabilan produksi jika
Bab ini membahas beberapa model persediaan sederhana. Model ini di- terjadi kerusakan mesin produksi pada suatu lintasan. Produksi praktis akan
aplikasikan untuk perencanzuut dan pengendalian persediaan item-item yang berhenti jika sebuah mesin dalam suatu lintas produksi rusak. Tingkat per-
terpisah. Persediaan sendiri pada dasarnya terdiri atas persediaan produk sediaan barang dalam proses ini diatur dengan melakukan optimasi tingkat
jadi, persediaan barang dalam proses, persediaan komponen, serta per- persediaan barang dalam proses yang akan meminimasi ongkos meng-
sediaan bahan baku. Dalam bab ini persediaan produkjadi tidak dibahas anggur' ditambah ongkos simpan; dengan memperhatikan ekspektasi ter-
karena tingkat persediaan produkjadi diatur dalam jadwai induk produksi
jadinya kerusakan mesin dan lamanya perbaikan jika terjadi kerusakan.
yang telah dibahas pada Bab IIL Hasil perhitungan perencanaan persediaan ini bukan merupakan
Manfaat persediaan barang dalam proses, komponen, dan bahan baku suaru kerangka yang tetap. Masitr terdapat beberapa hal yang perlu diper-
adalah untuk menjaga stabilitas produksi agar jika terjadi fluktuasi pema- hatikan, yaitu evaluasi perubahan elemen ongkos, waktu ancang pengi-
sokan bahan baku atau kerusakan mesin maka produksi dapat terus berjaian. riman, serta penyediaan pengaman untuk mengatasi fluktuasi produksi atau
Di lain pihalc tingkat persediaan juga menyebabkan adanya sejumlah modal pemasokan bahan baku.
yang berputar secara lambaq karena uang yang tertanam dalam persediaan Dalam penerapan EOQ, perusatraan dapat menggunakan dua pen-
baru cair setelah produk jadi diterima oieh konsumen. untuk itu diperlukan dekatan, yaio Pola P (pola pemenuhan kebutuhan bahan baku dengan
model yang dapat menghitung tingkat persediaan oprimal dengan mem- menggunakan periode pemesanan tetap) atau Pola Q $ola pemenuhan
t67
t66 Perencanoon don Pengendalian Prduki Perenconoan Persedioon Sderhona

kebutuhan bahan baku dengan menggunakan jumlatr pemesanan Etap). Kebijaksanaan yang ditentukan oleh manajemen adalah:
selain itu, jika item-item yang diatur dalam persediaan banyak jenisnya
1. Untuk Kelas A: Kendalikan tingkat EOQ secara ketat'
maka perlu diatur item yang dikendalikan secaxa ketat ataupun item yang 1 untuk Kelas B: Kelompokkan item-item sehingga pemesanan secara
dikendalikan secara longgar. Pendekatan untuk menentukan item yang Mana-
berkala dan pengamatan item-item tersebut dapat dilakukan.
harus dikendalikan secara ketat dinamakan pendekatan ABC. Item per-
jemen
-ongkos masih
mingizinkan peningkatan total dari ongkos simpan,
sediaan untuk selanjutnya dipilih berdasarkan investasi yang dikeluarkan
pesan, ,"n biuyu modal bervariasi dalam batas 10 %o di atas
perusahaan tiap tahunnya untuk pengadaan item tersebut. Item-item dengan
ongkos EOQ.
investasi tinggi dikendalikan secara ketat karena deviasi terhadap tingkat gunakan persediaan
3. untur< Kelas C: Pesan barang tiga bulan sekali dan
persediaan item-item itu akan sangat berpengaruh pada biaya modal yang
pengaman setara dengan satu per dua puluh permintaan tahunan'
dikeluarkan perushhaan. Dengan cara itu pengendalian persediaan secara
ketat hanya dilakukan pada sejumlah kecil item yang akan memudahkan Datalainnyayangberhasildidapatdaribagianakuntansiialah:
monitoring dan pengawasan persediaan secara keseluruhan.
Biaya Modal: i = 20 Yo per tahun dari investasi
Ongkos Simpan: H : $ 1,50 per unit per tahun
STUDI KASUS Ongkos Pesan: O: $ 80 Per Pemesanan'
PT. Mainan x telah memutuskan untuk menerapkan sistem persediaan
bagi PT'
ABC. Hanya 45 item yang diteliti, dengan kebutuhan item pertatrun dan Sebagai konsultan Anda diminta untuk memberikan saran-saran
ongkos/unitnya disajikan di Tabel 6-13. Main'an X menyangkut kebijaksanaan untuk setiap kelas'

Tabel 6'13z Data Kebutuha, dan Harga Bahon Balar pr. MainanX
SOAL LATIHAN
6-1. Sebuah pengecer meramalkan penjualan produk se!s1
Kciubrh8 tus/ 16 Klbtn$u If!r8t/ Ih KcbuElhe HrB/
200'000
Ih Unit/Th Unit Unit/Th Unit per
unit tahun ini untuk sebuah produk. ongkos pesan ialah Rp 150.000,00
Uait/Th Unit
AA.04 865 250 EY.6O I sqrc l0 reAt 5m 750
AA-E i 2000 FG.I5
AIj-24 t28 6850
5

GK-IO
1500 3250@0
gflX)
xH-10 7500 14750 pemesanan.OngkossimpanialahRp30,00perunitpertahun-danbiaya
650 x{-14 96 76000 o/o dariharga produk. Jika harga produk ialah Rp
AE-05 tE6 6275ffi GX-90 E5 4300 xr-{r9 t50 32100 modal adalah sebesar 12
A.lt- t 5 4tm 4400 LE,45 375 zz50t) )(Y{'I 680 l050
4N.54 500 I EOO 48 54fiXnO ZEfi)O l0
l60,00perunit,makaberapakahEOQ?Berapaongkostotalpersediaan
atas 250 hari
m
selama satu tatrun? Berapa waktu antar pemesanan didasarkan
AY-03 2500 LP{5 q)oo l0 xY-77 960 500
2000 50 LY.O4 1500 30 YA.I6 25000 30
750 I 500 MB.IO t9250 D-t5 3550 1900 kerja per tahun?
BX-l x)50 1600000 MN{I l4too 5 zb45 2E0 900
cc-12 850 322650 MX-15 350 I 3000 zM-t2 10000 I 000 6-2.KomponenyangdigunakanPT.xdalamperakitandibelidari
cD-04 54
85000
625000 PG,Ol
UR-IO
760
19000
750
ao
zN-05
ZP40
l4m
4
750
26000 suatu perusahaan y*g t .t d"'g* pengiriman yang tepat' Sejarah
DB.tl "nul seketika'
persediaan secara konslsten mengikuti pola pemenuhan kebutuhan
50000 )(B-50 zE50 I lfixDo zP45 56') 16000
Dt- l0 2569 7950 xE 40 192000 zR-50
Walau demikian, agar ztman, kebijaksanaan PT' X tidak pernah
2500 1E750
meren-
pemesanan ialah
Sebagai konsultan, Anda diminta PT. Mainan canakan persediaan di bawah 500 komponen. Jika ongkos
X untuk: per unit per tahun
Rp tZ0.OOO,00 per pemesanan, ongkos simpan Rp 400,00
per
a. Mendefinisikan sistem ABC; yang didasarkan atas persediaan ratz-rata, dan kebutuhan komponen
b. Menentukan biaya persediaan tahunan total dengan menggunakan iut,i*yu adalah +O.fiOO komponen (diasumsikan konstan); berapakah
rencana ABC; ongkos persediaan tahunan keseluruhan?
c. Mengevaluasi seberapa jauh peningkatan ongkos tahunan bagi sistem
ABC bila dibandingkan dengan jika Eoe diterapkan unh:k semua item.
169
168 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Perencanoon Persedioon Sderhona

6-3. Tentukan EOQ untuk kondisi di bawah ini, di mana n ialah hitungkan sebesar 25 % dart nilai tingkat persediaan rata-tat^. Galangan
jumlah unit dan ongkos simpan didasarkan atas persediaanrata-rata: tupuii"i bekerja selama 230 hari kerja per tahun. Berhentinya produksi
per botol asetilen per
akan mengakiUa*an ongkos oporhrnitas Rp 80.000,00
Ongkos Pesan= Rp 20.000,00 + (Rp 200,00+n)
hari ketidaktersediaan asetilen.
Ongkos Simpan= Rp 4.000,00 + (Rp 20,00*Hargatn2)
Harga Bahan o Berapakah selang pemesanan jika waktu ancang adalah segera?
Kebutuhan o Berapa biaya persediaan keseluruhan dan ukuran pemesanan
optimal jika waktu ancang mengikuti pola berikut ini:
6-4. Kebutuhan material dalam satu tahun setara dengan Rp
260.000,00. Ongkos pesan tahunan adalatr 1 Yo dari biaya bahan baku, dan
ongkos simpan diperhitungkan sebesar 18 % dari nilai tingkat persediaan
rata-rata. Berapa minggu kebutuhan harus dipesan tiap kalinya?
6-5. Suatu perusahaan pada saat ini membeli 20.000 komponen per 6-8. Suatu item memiliki permintaan yang tidak konstan, memiliki
tahun dari suatu pemasok. Tiap komponen berharga Rp 2.000,00. Ongkos onEoGtup Rp 110.000,00 dan ongkos simpan sebesar Rp 800,00
sebesar
jatuh ke nilai
pesan ialah Rp 100.000 per pemesanan dan ongkos simpan serta biaya per"unit p"ibul*. Pada saat awal, tingkat persediaan telah
tersebut diperkira-
modal diperhiarngkan sebesar 20% dali harga komponen. Telah ditawarkan nol. Wakru ancang dapat diabaikan. Jika kebutuhan item
pada perusahaan untuk membeli sebuah mesin yang dapat menghasilkan kan sebesar:
komponen itu dengan harga setengah dari harga saat ini, tetapi onglos setup
akan menjadi dua kali lipat ongkos pesan saat ini. Mesin ini dapat mem-
produksi komponen dengan laju 200.000 komponen per tahun, dan me-
miliki umur ekonomis 10 tahun, di mana nilai ekonomisnya setelah 10
tahun sama dengan nol. Jika penghematan dari memproduksi sendiri
komponen ini diharapkan sebesar setengah dari ongkos annual ekivalen
Kapankahdilakukanpembelian,berapajumlahyangdibeli,danongkos
mesin itu, berapakah harga mesin maksimum yang paling mahal? Pemu-
keseluruhan yang dikeluarkan?
lihan modal didasarkan atas tingkat suku bunga sebesar l8 %0.
6-9. Tentukan persediaan antara dua mesin jika Anda diberi data
6-6. Empat ribu ton bahan baku digunakan setiap tahun. Ongkos
berikut. Rata-rata antar kerusakan 15 jam yang terdistribusi
eksponensial
pesan ialah Rp 40.000 per pemesanan; ongkos simpan dan biaya modai
dengan mean 4/3, rata'rata lamanya kerusakan 1
jarn' ongkos akibat
didasarkan atas Rp 16.000 per ton. Harga bahan per ton ialah Rp 80.000,00. Rp 2'00 per
t<erJsatan mesin 1 Rp 20.000,00 per kerusakan, ongkos simpan
Pemasok telah menawarkan discount sebesar 5 % dari harga jika dilak'ukan per tahun.
unit per hari, serta ekspektasi kebutuhan mesin 2 ialah 100 unit
pemesanan sebesar 500 ton dan tambahan discount 5 %lagi jtkapemesanan
6-10. Tentukan persediaan antara dua mesin jika Anda diberi
data
dilakukan sebesar 1000 ton. Kapasitas fasilitas penyimpanan maksimum
berikut. Rata-rata antarkerusakan 64 jam yang terdistribusi eksponensial
saat ini adalah 250 ton. Peningkatan kapasitas akan menambah biaya modal
dengan mean 413, rata-rata lamanya kerusakan ll2
jarn' ongkos akibat
dan ongkos simpan berbanding lurus dengan rasio peningkatan kapasitas.
Rp 2'00 per
Tunjukkan perhitungan dan asumsi Anda untuk membuktikan apakah t<erusatan mesin 1 Rp 80.000,00 per kerusakan, ongkos simpan
unit per tahun'
discount harus diambil atau tidak. unit per hari, serta ekspektasi kebutuhan mesin 7 talah 500

6-7. Suatu galangan kapal memiliki kebutuhan tahunan 1.150 botol -oo0oo-
asetilen. Tiap botol berharga Rp 80.000; biaya pemesanan dan pemeriksaan
adalah Rp 110.000 per pemesanan. Ongkos simpan dan biaya modal diper-
PERENC ANAAI\ KEBUTIIHAIi{
BAHAN

PENDAHULUAN
onsep yang mendasari teknik-teknik yang dikumpulkan dan disatukan
dalam nama Material Requirements Planning (MRP) telah dikenal
sejak akhir dasawarsa 1960-an. Teknik ini tidak dapat didayagunakan
dengan maksimal, kecuali dengan banhran komputer. Waktu pengumpulan
data dan ongkos merupakan kendala utama; karena pada hakikatnya MRP
menggabungkan pengendalian pekerjaan dan pengendalian produksi. Waktu
yang diperlukan untuk mengubah jadwal produksi akibat permintaan atau
kelambatan tak terduga secara manual cukup panjang; sehingga tidak
memungkinkan perhitungan kebutuhan bahan untuk keperluan produksi.
Adanya komputer mempercepat perhitungan sehingga memungkinkan
menghitung peramalan, saat pemesanan, jumlah /o/ pesanan, penjadwalan
induk, waktu ancang, serta kondisi persediaan pada saat yang sama. MRP
pada dasarnya dapat diterapkan untuk sebagian besar industri manufaktur
yang bersifat diskrit, seperti industri mobil, elekronika dan lain sebagainya.
Di dalam industi kimia" MRP tidak dapat diterapkan dengan sempurna.
Pengendalian persediaan produk tunggal cukup menggunakan
formula EOQ. Dalam industri manufaktur, sebagian besar item yang dipro-
duksi atau dikonsumsi bukan merupakan item independen, tetapi saling
berkaitan (dependen). Jika suatu item akan diproduksi, dibutuhkan item-
item lain yang merupakan komponennya. Jika untuk produk tunggal yang
t73
t72 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Perenconoon Kebutuhon Bohon

independen cukup digunakan formula EOQ, maka pengendalian item-item MASUKAN I}NTIIK MRP
yang saling dependen ini membutuhkan MRP. Jadwal IndukProdulsi
jumlah barang yang
MRP berbeda dari sistem persediaan tradisional dalam hal peme- Jadwal induk produksi merupakan rencana rinci tentang
sanan. Jika dalam sistem reorder point EOQ pemesanan dilakukan apabila waktu dalam horison perencanaan'
akan diproduksi pada beberapa satuan
dengan memperhatikan
waktu pemesanan telah tiba (replenishment time), maka pada sistem MRP iadwalinduk produksi merupakan optimasi ongkos
mencapai rencana
pemesanan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan yang disyaratkan kapasitas yang tersedia dan ramalan permintaan untuk
jadwal induk produksi. Dalam hal ukuran /or, sistem MRP menganut pene- p.oaur,iy*gut*meminimasitotalongkosproduksidanpersediaan.
tapan ukuran /ol berdasarkan jadwal induk produksi, struktur produk, serta i.or", p.rryolurr- jadwal induk produksi telah dibahas pada Bab III.
status persediaan;"sementara pada sistem reorder poin, EOQ, ukuran /or
dihitung menggunakan rumusan matematis (rumus EOQ). Struktur Produk dan Bill of Material
yang jelas
MRP terutama didasarkan atas keadaan persediaan material dan Setiap item dan komponen produk harus memiliki identifikasi
ini-dilakukan
barang dalam proses serta jadwal induk produksi. Adapun keterkaitan dan dan unik sehingga ulrgu.ra pada saat komputerisasi. Hal
kedudukan MRP dalam perencan,urn dan pengendalian produksi dapat dengan membuat .trutto, produk darr- bilt of material
tiap produk- strukflr
antarkomponen dalam pera'
dilihat pada Gambar 7-L p.oiuk berisi informasi mengenai hubungan
lit o. nro-asi ini penting dalam penentuan kebutuhan juga kebutuhan
kotor dan
mengandung
bersih suatu komponen. kbih jauh lagi, struktur produk
item, seperti nomor item, serta jumlah yang di-
informasi tentang semua
butuhkan pada tiap tahapan perakitan. contoh strukrur produk dapat dilihat
pada Gambar 7-2. Angla di dalam kotak menyatakan nomor komponen
PERENCANAAN AGREGAT
& DISAGREGAT ,.*"r* angka di dalam kurung menyatakan bill of nnterial-nya(umlah
yang dibutuhkan untuk satu kali perakitan)'

RENCANA PROOUKSI

BEBAN KERJA DAN KONDISI


KETERSEDIAAN KAPASITAS PERSEDIAAN
BARANG
SETENGAH
JADI
BEBAN PROOUKSI

Sumber : James L. Riggs, Production System: Planning Analysis and Contol,3rd, ed John rililey
and Sons, Ncw York, 1985, Hal. 465.

dibaca unurk membuat Y komponen di aasnya dibutuhkan


X unitparrs tsb
Gambar 7-lz Posisi MRP di antara Elemen-elemen Pengendalian Kercrangan : 0(Y)
Produksi Gambar 7'2: Contoh Suatu Struhur Produk
Perencanaon Kebufuhon Bohon 175
t74 Perenanoon don Pengendalion Prdulai

Waktu Ancang
Struktur produk ini dibagi menjadi beberapa levellting$atar. Level 0 (nol)
ialah tingkaan produk akhir. Level di dawahnya (Level 1) merupakan szD prasyarat terakhir agar MRP dapat diterapkan dengan baik ialah dike-
tahu-inya waktu ancang pemesanan komponen.
waktu ancang (lead time)
assembly yang jika dirakit akan menjadi produk akhir. Level di bawahnya
lagi (level2) merupakan tingkatan sub-sub assembly yang membentuk sub i"i Jip"rfuf.an menginlat MRP memiliki dimensi fasa waktu yang akan
Gam-
assembly jika dirakit. Untuk kemudahan kodifikasi, item komponen yang ,*g* berpengaruhierhadap pola persediaan komponen' Perhatikan
end product di-
sama sebaiknya ditempatkan pada level yang sama.Ini berarti bahwa item aar'l_q. seuagai contoh, jila untuk menyelesaikan satu
minggu, maka sub assembly y*'g
komponen yang berada di level yang lebih tinggi harus diturunkan ke level butuhkan waktu ancang ielama satu
minggu sebelumnya'
terendah di mana komponen tersebut digunakan. Perhatikan Gambar 7-3. membentuk end producitersebut sudah harus ada satu
Gambar 7-4 di'
Dengan demikian untuk membuat end product seperti
mana dalam kurun
Kejelasan dan Akurasi Catatan Pensediaan butuhkan walctu ancang (total) sebesar 11 minggu; di
waktu tersebut komponen dasar sudah harus tersedia'
Sistem MRP didasarkan atas keakuratan data status persediaan yang dimi-
likisehingga keputusan untuk membuat atau memesan barang pada suatu
saat dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu tingkat persediaan
komponen dan material harus selah: diamati. Jika terjadi perbedaan antara END PRODUCT
(LT=1)
tingkat persediaan aktual dengan ,:lata persediaan dalam sistem komputer
maka data persediaan dalam sistem komputer tersebut harus segera dimu-
takhirkan. MRP tidak mungkin dijalankan tanpa adanya catatan persediaan
KOMPONEN 12
yang akurat. (LT=2)

SEBELUM SESUDAH

KOMPONEN 31
(LT=3)

KOMPONEN 22 KOMPONEN 41 KOMPONEN 32


KOMPONEN 41 KOMPONEN 21
(LT=1) (LT=3) (LT=3)
(LT=3) (LT=4)

Gambar 7-32 Penurunan Tingkat Suatu Komponen rmtuk Kemudahan


Kodifikasi

Gambar 7-42 Dimensi Waktu dari Suatu Strutt


t76 Perenconoan Kebutuhon Boha n t77
Perenconoon don Pengendolian Prduksi

waktu ancang ialah waktu yang diperlukan mulai dari saat pesanan item
Nri : Kebutuhan bersih tak terpenuhi untuk item j pada periode t
l1iz,k: Tingkat ekspektasi persediaan untuk item j di periode t+z
dilakukan sampai dengan saat item tetsebut diterima dan siap untuk diguna-
z = Waktu ancang produksi operasi yang menghasilkan item j.
kan; baik item produk yang harus dibuat sendiri maupun item produk yang
dipesan dari luar perusahaan. waktu ancang sangat dibutuhkan dalam Pada akhirnya tampak batrwa periode kebutuhan kotor untuk item-item
sistem rencana kebutuhan bahan, terutama dalam hal perencanaan wakru.
bukan produk akhir sama dengan periode kebutuhan yang tak terpenuhi
waktu ancang inilah yang mempengaruhikapan rencana pemesanan akan item produk di atasnya. Sementara itu jumlah kebutuhan kotor untuk item-
dilakukan. Adapun elemen-elemen yang mempengaruhi besarnya waktu item bukan produk akhir sama dengan jumlah kebutuhan yang tak terpenuhi
ancang ialah:
item-item produk di atasnya dikalikan dengan bill of rnaterial itpmtersebut.
a. Waktu administrasi pesanan Dengan demikian persamarm kebutuhan kotor item-item selain produk akhir
b. Waktu set-up pembuatan produk ialah:
c. Waktu pengiriman/gerak
d. Waktu proses/pembuatan produk di mana:
e. Wak-ru antrian, dll. Rt+z,k = Jadwal penerimaan item k pada periode t+z
k = Item pada level di atas item j yang menggunakan item j
waktu ancang dihitung berdasarkan estimasi rasional ataupun pendekatan qj,k = Jumlah item j yang dibutuhkan oleh item k di atasnya.
empiris. selain itu dapat juga dilakukan dengan melihat prosedur standar
ke{a, jarak pergerakan, waktu menunggu rata-rat4 dan faktor-faktor lain- Jelas terlihat bahwa nrmusan matematis MRP mudah dan sederhana untuk
nya. Umumnya orang menambahkan faktor pengaman waktu, dengan diprogramkan. Masukan yang dibutuhkan ialatr permintaan akan produk
tujuan apabila te{adi perubahan atau fluktuasi proses, waktu ancang masih akhir, persediaan awal setiap item, dan jumlah pesanan untuk tiap item.
dianggap aman sehingga tidak terjadi kesalahan perencanaan.
LAI{GKAH DASAR MRP
LOGIKA DASAR MRP
Proses Netting
Pada level 0 (nol), kebutuhan kotor produk akhir merupakan masukan
pertama MRP. Kebutuhan kotor ini berasal dari jadwal induk produksi. Ma- Netting ialah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan
sukan lainnya yang dibutuhkan pada tahapan pertama ini ialah tingkat bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan
persediaan yang dimiliki. Berdasarkan hal di atas maka tingkat persediaan keadaan persediaan (yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan).
Masukan yang diperlukan dalam proses perhitungan kebutuhan bersih ini
akhir dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut:
adalah:
di mana:
a. Kebutuhan kotor (yaitu jumlah produk akhir yang akan dikonsumsi)
Itj : Ekspektasi tingkat persediaan item j pada awal periode t untuk tiap periode selama periode perencanann;
&-t j = Jumlah item j yang diterima selama periode t-i b. Rencana penerimaan dari subkontraktor selama periode perencanaan;
Gt- lj = Ekspektasi kebutuhan kotor item j selama periode t- l serta
c. Tingkat persediaan yang dimiliki pada awal periode perencanaan.
Berdasarkan persamaan (l), kebutuhan bersih item j periode t yang tak
terpenuhi ialah: Tabel 7-1 adalah contoh jadwal kebutuhan kotor untuk setiap periode,
jadwal penerimaan, dan persediaan di tangan unnrk produk akhir (level nol).
di mana: Dengan demikian kebutuhan bersih, sesuai dengan persamaan (1) dan (2)
178 Pcrencarpon dan Pengandolion Prduksi Perenconoon Kebutuhon Bohon 179

dihitung sebagaimana diperlihatkan Tabel 7-2. Hasil keseluruhan per- Tabel 7-42 Perhitungan Kebutuhan Bersih dengan Cadangan Pengaman
hitungan kebunrhan bersih ialah sebagaimana Tabel 7-3. 2 Unit
Periode I 2 3 4 5 6 7 E Total

Kebutuhan Kotor l0 15 25 22 72
Tabel 7-l: Contoh Jadwal Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan 30 30
I3 43 t8 t8 -29 -29 -29
Periode 2 3 4 5 6 7 8 Total Persediaan di Tangan : 23 3
Kebutuhan Bersih 0 0 0 0 0 9 22
Kebutuhan Kotor l0 l5 25 22 72
Jadwal Pcnerimaan 30
Persedraan di 'I ansan : 23 Lotting
Proses

Proses lotting ialah proses untuk menentukan besarnya pesanan yang


ftU"t 7-22 Perhitungan Kebutuhan Bersih optimal untuk masing-masing item produk berdasarkan hasil perhitungan
Periode KebuEhan Jaowal rerscolaan .f\eDUtUnaI kebutuhan bersih. Proses lotting erat hubungannya dengan penentuan
Kotor Penerimaan di Tanean Bersih jumlah komponen/item yang harus dipesan/disediakan. Proses lotting
U U t5 U
sendiri amat penting dalam rencana kebutuhan bahan. Penggunaan dan pe-
2 l0 0 23 0
J 0 30 l3 0 milihan teknik yang tepat sangat mempengaruhi keefektifan rencana kebu-
4 l5 0 43 0 tuhan bahan.
5 0 0 l8 0
6 25 0 18 7 Ukuran /or berarti jumlah item yang harus dipesan/dibuat, dikaitkan
1 11 0 22
dengan besarnya ongkos-ongkos persediaan, seperti ongkos pengadaan
0
8 0 0 0 0
72 30 29 barang (ongkos set up),ongkos simpan, biaya modal, serta harga barang itu
sendiii. Dengan memperhatikan ongkos-ongkos tersebut maka ukuran lot
ideal agar ongkos total persediaan minimal. Hingga kini telah banyak di
Tabel 7-3: Hasil Keseluruhan Perhittmgan Kebutuhan Bersih kembangkan teknik-teknik penetapan ukuran lot oleh para ahli. Teknik-
Pcriode 2 3 4 6 7 E
'I'otal
teknik tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut:
Kebutuhan Kotor l0 l5 25 22 72
Jadwal Pencrimaan 30 30 a. Teknik ukuran lot untuk satu tingkat dengan kapasitas tak terbatas,
rerseoraan dt lansan :2J 23 13 43 l8 l8 -7 -29 -29 -29 misalnya EoQ, jumlah pesanan tetap, pesanan dengan periode tetap,
Kebutuhan Bersih algoritna Silver-Meal, algoritna wagner-whitin, EPQ, lot Jor I ot, dan
'7
0 0 0 0 0 22 29

lain sebagainya.
Dalam perhitungan kebutuhan bersih dapat ditambahkan faktor-faktor lain, b. Teknik ukuran lot untuk satu tingkat dengan kapasitas terbatas;
misalnya fakror cadangan pengaman. Cadangan pengaman ini diperlukan c. Teknik ukuran lot untuk banyak tingkat dengan kapasitas tak terbatas;
apabila permintaan selalu berubah dan faktor kesalahan peramalan besar. d. Teknik ukuran lot untuk banyak tingkat dengan kapasitas terbatas.
Tetapi faktor cadangan pengaman ini hanya dimasukkan untuk item-item
yang independen. Sementara untuk item-item yang memiiiki ketergantu- Teknik-teknik perhitungan ukuran lot tersebut tidak akan dijelaskan di sini.
pembaca silakan merujuk ke berbagai buku-buku yang membahas masalah
ngan terhadap item lainnya, faktor cadangan pengaman sama sekali tidak
dimasukkan. Perhitungan kebutuhan bersih dengan menggunakan cadangan manajemen material untuk mempelajarinya lebih lanjut.
pengaman dapat dilihat pada Tabel 7-4. Tabel 7-5 merupakan pengembangan Tabel 7-3 terdahulu dengan
menggunakan teknik penentuan ukuran lotlot-for-lot (Jumlah yang dipesan
hanya sebesar jumlah yang dibutuhkan).
181
t80 P*enconoon tGb*thon fuhon
Pererrconaon don Pengetdolion Pduki
Item B - Tingkat 2 (lll)- Waktu Ancang I Periode
Tabel 7-52 Contoh Proses Lotting dengan Menggunakan Teloik Lotfor Total
' Lot Periode 2
9
3

20
4
5
5 6
l0
7 E
44
Kebutuhan Kotor
Periode 2 3 4 5 6 7 E Total Jadwal
I(CDutunan 0 0 0 0 2 Penerimaan
Bersih
0 7 29
Persediaan di ZE l9 I 4 { -to -31 -31 -31

Ukuran Lot ., Tanean :28


7 29
5 l0 l5 3l
Renc. Pesan

Proses 0ffsetting Item C - Tingkat 3 (ztl)- Waktu Ancang 2 Periode


,, 6 7 8 Total
Periode 3 4 5
Proses ini ditujukan untuk menentukan saat yang tepat guna melakukan 62
Kebutuhan Kotor 2 l0 20 30
rencana pemesanan dalam upaya memenuhi tingkat kebutuhan bersih.
Jadwal
Rencana pemesanan dilakukan pada saat material dibutuhkan dikurangi Penerimaan
dengan waktu ancang. Tabel T-6 berikut ini memberikan contoh offsetting Persediaan di 6 4 4 -24 -54 -54 -54 -54

dengan waktu ancang dua periode. Tanean: 8


Renc Peqan 4 20 30 62

Tabel 7-6: Contoh Proses Offsetting dengan Wahu Ancang Dua periode
Periode
KELUARAI\ SISTEM RENCANA KEBUTI]HAN BAI{AN
2 J 4 6 7 8 Total
Ukuran Lot 7 2 29
Keluaran rencana kebutuhan bahan ialah informasi yang dapat digunakan
Ronc. Pemesanan 7 2 29
rencana
untuk melakukan pengendalian produksi. Keluaran pertama berupa
Proses Explosion
pemesanan yang disusun berdasarkan waktu ancang dari setiap kompo-
pada
Proses explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor item yang nen/item. nengan adanya rencana pemesanan, maka kebutuhan bahan
berada di tingkat lebih bawah, didasarkan atas rencana pemesanan yang te- tingkat yang tiUitr r"nduh dapat diketahui. Selain itu proyeksi kebutuhan
lah disusun pada proses offsetting. Dalam proses explosion ini data struktur kap'asitas ju-ga akan diketahui, yang selanjutnya akan memberikan "revisi"
produk dan bill of material memegang peran penting karena menentukan atas perenc-anaan kapasitas yang dilakukan pada tahap sebelumnya.
arah explosion item komponen. Proses explosion dilakukan dengan meng- Keluaran rencana kebutuhan bahan lainnya ialah:
gunakan persamaan (3). Tabel 7-7 di bawah ini memberikan gambaran a. Memberikan catatan pesanan penjadwalan yang harus dilakukar/di-
proses explosion yang terjadi pada tiga tingkat.
rencanakan baik dari pabrik maupun dari pemasok'

Tabel T-7t Contoh Suatu Proses Explosion


b. Memberikan indikasi penjadwalan ulang'
Item A - Tingkat I - WaHu Anccmg 2 Periode
c. Memberikan indikasi pembatalan pesanan'
d. Memberikan indikasi keadaan persediaan'
Periode I 2 3 4 5 6 7 8 Total
ma-
Kcbutuhan Kotor t0 l5 0 20 5 l0 70 Dengan demikian" pada garis besarny4 MRP bukan hanya menyangkut
Jaowat l4 t4 tetapi juga mempengaruhi aktivitas
Pcncrimaan na.leiren material dan pirsediaan saja,
rcrsconan ol 2 2 -9 -29 -34 -34 44 44 p"-r.n.*u* dan pengendalian produksi sehari-hari di perusahaan.
T&san: 12
rcnc. resan 9 zo 5 t0 44
t82 Perencanoan don Pengendalian Prduksi Perenconoan Kebufu han Boha n 183

KESIMPULAN bodi mobil; ketig4 memasukkan 40 buah paku dan roda ke dalam plastik;
dan keempat, memasukkan 10 buah mobil ke dalam kotak/kemasan. Data
Bab ini membahas metode NfJ(P (Mdterial Requirement Plonninglkencana
file induk persediaan untuk produk ini, file proses manufaktur, dan data file
Kebutuhan Bahan). Metode ini terutama digunakan pada industri dengan
peramalan produk dapat dilihat pada tabel-tabel berikutnya. Pada saat ini
produk bersifat diskrit; sementara untuk industri dengan produk yang ber-
tidak ada produk/komponen yang dipesan. Dengan memperhatikan data-
sifat kontinu metode ini tidak dapat diterapkan dengan baik. MRP memiliki
data tersebut, coba Anda jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
kelebihan dibandingkan dengan sistem persediaan fiadisional dari segi
adanya horison waktu perencanaan dan adanya keterkaitan antarproduk/ No.Part NamaParr P€rscor&rn Ukuran l,ot Waktu Ancang
komponen untuk membuat produk akhir. di tansan Standar Standar
#40( )0 bd Prduct z1) 50 I Hari
Untuk dapat menerapkan N,RP, pada dasarnya terdapat empat #A1( )0 Bodi Mobil 100 50 t Hari
#A3t)0 Ikntung Roda/Paku 150 50 I Had
prasyarat dasar yang harus dipenuhi, yaitu: pertama, ketersediaan jadwal I Hari
#Al t0 Bodi Kayu Kasar 200 100
induk produksi; kedu4 tersedianya strukrur produk dan bill of moterial-nya; #Al It Batangm Kayu 5 l0 3 Hari
ketiga, tersedianya catatan persediaan yang akurat dan up+o-date; serta #N I Stiker Bodi 500 s00 l0 Hari
#A3 il Paku 300 500 2lfali
keempag diketahuinya waktu ancang (waktu pemesanan/pembuatan) suatu 200 500 2Han
#A3 t2 Roda
produk. #B t3 I(8ntung Plastik 30 500 3 Hari
#A4 t1 Kotak Kcmasan 40 500 5 Hari
Proses dasar MRP pada dasarnya terdiri atas empat langkah, yaitu
proses netting (penentuan kebutuhan bersih tiap item produk), proses lotting
No. Part Part lnduk Komponen Pcmbcntuk (Jumlah)
(penentuan jumlah /or untuk tiap item produk), proses offsetting (penentuan 4000 Al00(10),A21 l(l)4300(10)A4l l(l)
wakru melakukan pemesanan), serta proses explosion (perhitungan #A100 #A000 All0(l)
#A300 #A000 43 l 1(4)/3 12(4)33 l3(l )
kebutuhan kotor item produk yang berada di tingkat yang lebih rendah). #Al r0 #A100 Al I l(1/s0)
Proses ini diulangi sampai mencapai tingkat terendah, yaitu bahan baku. #A111 #All0
#A211 #A000
Keluaran dari sistem MRP terutama ialah informasi yang dapat digu- #A31 I #A300
nakan untuk pengendalian produksi. Keluaran pertama berupa rencana #A312 #A300
#A313 #A300
pemesanan yang disusun berdasarkan wakn: ancang tiap komponen/item. #A4I 1 #A000
Dengan demikian MRP berfungsi sebagai umpan balik dan revisi terhadap
jadwal induk produksi dan perencan,ran kapasitas.
No. Order S"at Peneiriman (Hari) Jumlah Pcnsiriman fUnit)
I 3 25
SOAL LATIHAN 2 5 30
J 8 30
Data berikut ini digunakan untuk memecahkan soal-soal di bawah ini. t0 30
t2 40
Misalnya terdapat suatu produk sederhana berupa miniatur mobil balap. 5
6 l5 40
Mobii-mobil tersebut dijual dalam satuan kotak di mana satu kotak rerdiri
atas i0 buah badan mobil,40 buah roda,40 paku untuk sumbu roda dan l0
buah stiker yang akan ditempelkan pada badan mobil. Stnrktur produk dan 7-1. Buat perencanaan kebutuhan bahan selama 15 periode untuk data di
bill of material produk tersebut dapat dilihat pada Gambar 7-5. proses atas.
produksi pada dasarnya terdiri atas empat operasi: pertam4 memotong 50
buah badan mobii dari sepotong kayu; kedua, meratakan dan membentuk
tu Perenconoon don Pengendolion Prduksi

7-2.Dengan data di bawatr ini, kerjakan Soal 7-1.

No. Order Sail Pcngiriman (Hari) Jumlalr Pcngiriman (Unit)


I I JU
.,
6 30
3 8 25
4 l0 l5
5 t2 25
6 l4 40

}]. Dengan dat4di bawatr ini, kerjakan Soal 7-1.


No. Order Saat Pengiriman (Hari) Jumlah Pcneiriman (Unit)
I 5 l)
2 4 t5
3 5 20
4 7 )<
5 9 30
6 ll 25
7 l3 20
8 l5 20

7-4. Misalkan departemen penjualan (sales) menginginkan produksi


sejumlah 30 unit .4'000 pada hari kedua apa yang Anda katakan dan bagai-
manakah rencana produksi yang Anda susun?
PERENCANAAI{ PRODUKSI
7-5. Supervisor kualitas berkata kepada Anda bahwa 50 %o dari part #A100 JAT{GKA PENDEK
harus diskrap. Tindakan apa yang harus Anda lakukan untuk mengatasi hal
tersebut?
7-6. Misalnya pengecekan gudang menghasilkan laporan bahwa persediaan
#A313 ialah 4 unit (bukannya 30 unit seperti pada Tabel 7-8); apa yang
harus Anda lakukan?
7-7. Misalnya pemasok Anda untuk #A411 berkata bahwa ia terpaksa
menaikkan lead time dari 5 hari menjadi 8 hari, apa yang harus Anda laku-
kan?
-oo0oo-
PENJADWALAN PEKERJAAN

PENDAHULUAN
eluaran proses perencanaan agregat, perencanaan kapasitas, dan
peren-ca&un kebutuhan bahan pada dasarnya ialah jadwal induk dan
rencana produksi. Rencana produksi tersebut untuk selanjutnya dibagi
menjadi tugas harian. Setiap rencana produksi akan menghasilkan jadwal
rinci mengenaj jumlah produksi pada periode tersebut. Diasumsikan bahwa
seluruh sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas-aktivitas
tersebut telah disediakan pada awal periode. Keputusan yang harus dibuat
ialah urutan pekerjaan apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
Pengurutan pekerjaan yang harus dilakukan ialah pokok bahasan bab
ini. Masalah ini seringkali tidak dapat menghasilkan jawaban optimal
sehingga harus menggunakan pendekatan heuristik karena rumitn1'a
masalah yang dihadapi.

Pada saat seorang supervisor suatu departemen mulai menjadwal


pekerjaan, ia akan mengecek ketersediaan peralatan dan tenaga kerja. Se-
telah itu ia akan meninjau seluruh pekerjaan yang harus diselesaikan pada
periode tersebut. Kendala-kendala, seperti misalnya kapan pekerjaan dapat
dimulai dan waktu proses yang diperlukan untuk menyelesaikannya, harus
diketahui oleh supervisor tersebut. Selanjutnya supewisor itu akan menen-
tukan pekerjaan mana yang akan dilakukan terlebih dahulu dan urutan
t87
186 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Peniodwolon Pekerioan

banding terbalik dengan waktu yang diperlukal


u11$ menye-
pekerjaan setelahnya yang harus diselesaikan. Dengan berjalannya waktu,
Iesaikan seluruh pekerjaan (mokespan)' Dengan
demikian sasaran
ketersediaan sumber daya mungkin saja berubah, dan pada saat tersebut di- waktu penyelesaian
penjadwalan yang terutarna adalah menekan
perlukan penjadwalan ulang. Dengan demikian pada hakikatnya penjad-
walan merupakan suatu proses yang dinamis. Dalam bab ini akan ditinjau produk secara keseluruhan'
jumlah per-
berbagai teknik penjadwalan untuk memenuhi berbagai tujuan penjadwalan. - bur** lain yang mungkin dicapai ialah minimasi
sediaan barang aaUm proses' Tujuan ini
dicapai dengan-cara me-
antrian untuk
Seorang supervisor dapat mengatur pekerjaan dengan berbagai cara. minimasi;umiatr pekerjaan yang menunggu dalam
diproses. Indikator jumiut' pekerjaan ini dinyatakan dengan
Carayangpaling sederhana ialah dengan mengurutkarurya secara acak. Cara
yang lain ialah dengan mengerjakannya secara heuristik menggunakan
-tti-
besaran walctu alir rata'ratat '
kelambatan2' Dalam
aturan yang telah ditetapkan sebelumnya. - Tujuan penjadwalan lainnya ialah menekan
waktu penyelesaian
banyak hal iejumlatr pekerjaan memiliki batas
setelah due date
MASUKAN UI{TUK PENJADWAL.AN PEKERJAAN pekerjaan (die date),'danapabi!.pelerjaan selesai
beberapa tujuan pen-
maka perusahaan dikenai penalti' Terdapat
Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui sebelum pekerjaan dapat jadwaian berkenaan dengan kelambatan ini' Tujuan penjadwalan
atau
dijadwalkan, yaitu: iapat benrpa minimasi kelambatan/ keterlambatan maksimum,
minimasi kelam-
. Jumlah dan jenis pekerjaan yang harus diselesaikan selama periode minimasi jumlah pekerjaan yang terlambat' atau
tertentu. Jumlah dan jenis peke{aan ini sangat tergantung pada rencana batan/keterlambatan r ata-r atz'
o Situasi pekeriaan yang dihadapi' Dalam buku
ini terdapat beberapa
produksi yang disusun serta negosiasi ant:rra perusahaan dengan
pelanggan. situasi iifr"aupi, yaitu penjadwalan pekerjaan di satu prosesor'
i*g
o Perkiraan wahu penyelesaian suatu pekerjaan (processing time.1. p"r:"a*a- beberapa prosesor seri' penjadwalan pekerja-
peteriaan ii
an di beberapu pro"r.ro, paralel, atau
penjadwalan pekerjaan di fasilitas
Perkiraan waktu penyelesaian pekerjaan ini merupakan masukan yang
sangat penting dalam proses penjadwalan pekerjaan. Perkiraan waktu produksiToD-shoP.
penyelesaian suatu pekerjaan seringkali digunakan untuk menentukan
prioritas pekerjaan yang akan dikerjakan terlebih dahulu. Sumber per- NOTASI MATEMATIS PENJADWALAN
kiraan dapat berupa data waktu baku yang dimiliki perusahaan atau muncul apabila ada sekum-
Masalah penjadwalan yang paling sederhana
estimasi supervisor berdasarkan penga-laman. dan hanya tersedia satu
pulan pekerjaan yang ..ninggu untuk dikerjakan
o Batas waldu (due datel penyelesaian pekerjaan. Batas waktu selesainya
p.or"*t untuk mengolahnya' Waktu pemrosesan dan batas
wa'ktu penye-
suatu pekerjaan penting diketahui untuk memperkirakan kelambatan juga diasumsikan tak ter-
yang mungkin akan terjadi" Besaran ini menjadi penting terutama untuk
i"*i* pekerjaan itudiasumsikan di6tahui, dan
Masalah penjadwalan
gantung pada urutan pekerjaan yang akan dikerlakan'
mengantisipasi dendalpenalti yang mungkin timbul akibat keterlam- pekerjaan mana yang akan
dalam kasus semacam ini ialat, memutuskan
batan pengiriman.
o Tujuan penjadwalan. Tujuan penjadwalan perlu diketahui terlebih
dahulu agar pemilihan teknik penjadwalan dapat dilakukan dengan Waltualir(flowtime)didefrnisikansebagaiselangwa,ltuantarasaalsuanrpekerjaandapardimulat
sebaik-baiknya. Terdapat berbagai macam tujuan penjadwalan yang ,urnpulp.t.rju^tersebutdiselesaikan'Waktualirsuatupekerjaandengandemikian'akansama
pekerjaan itu dikerjakan'
;;d;;*, proses ditambah dengan waktu menunggu sebelum
pada garis besarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yairu: kelambaun (lateness) dengan keterlambatan
Dalam buku ini penulis mcmbedakan istilah
- Peningkatan utilisasi peralatanlsumber daya dengan cara menekan (tardiness).Kelambatanadaahsetisiilantarasaatselesainyapekerjaarrdenganbataswakarnya.
disclesaikan lebih awal dari baus waktu Scrnentara
waktu mengiulggur sumber daya tersebut. Untuk sejumlah peke{a- Kelambaun negarif diperoten]ika p.t.n-"
jj"'ip.tu-U*t
;'.;;; positif aau nol jika nilai kelambaan negarif
inr, nilai ker.rlambagn r"""
an telah diketahui bahwa maksimasi utilisasi sumber dava ber- diperoleh.
188 Perenconoon dan Pengendolion Prduksi Penia&volon Pekerioon
t89

dikerjakan terlebih datrulu, pekerjaan apa yang harus dikerjakan pada urutan Sementara itu jika pekerjaan yang akan dijadwalkan tidak memiliki
kedua, ketiga, dan selanjutrya.,Pernilihan urutan pekerjaan yang akan prioritas yang sama maka waktu alir rata-rata dihitung dengan cara waktu
dikerjakan itu akan berpengaruh pada saavwaktu selesainya pekerjaan alir rata-rata terbobot (weighted mean Jlow time) yang dihitung dengan
tersebut. menggunakan persamaan :

Konsep pertama yang harus dijelaskan ialah makespan Dalam


penjadwalan satu prosesor, makespan yang diperlukan untuk menyeresaikan -=- i*,.f,
? w,s --
i-t _ (5)
seluruh pekerjaan besarnya akan tetap untuk berbagai macam urutan
penjadwalan yang akan dihasilkan. Makespan ialah jumlah waktu pemro- LW,
i-l
sesan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.

n Jika diasumsikan bahwa seluruh batas wakru (due date) diukur dari
Mr= Z t1 (1) t=0, maka kelambatan (lateness) dan keterlambatan (tardtness) pekerjaan
i= l dinyatakan sebagai:

di mana:M5 = Makespan untuk seluruh n pekerjaan dalam jadwal L;,, =C;,, - d1 (6)
ti = Wakru pemrosesan pekerjaan ke i.
Jika diasumsikan semua pekerjaan siap dikerjakan pada saat jadwal dimulai
Ti,, =mu{O,C,,, -d, }Yia Q)
(yaitu pada e0), maka waktu alir atauflow time wfi,,ktiap peke{aan sama
dengan waktu penyelesaiannya (completion time). Tetapi jika terdapat oleh karenanya kelambatan rata-rata (mean lateness) dan ukuran
beberapa pekerjaan yang menunggu dikerjakan, maka waktu alir suatu kelambatan ratz-rata (mean tardiness) dapat didefinisikan sebagai:
pekerjaan ialah waktu menunggu dalam antrian ditambah waktu proses
pengerjaan. I. = ! L.L,,, (8)
n t=]
Fi,a =Ci,8 (2)

di mana: Fi,. = Waktu alir (flow time) pekerlaan i dalam jadwal S


I = !n !.r,,,t=l
(e)

Ci,s = Waktu penyelesaian (completion time) pekerjaan i dalam


jadwal S Sementara itu, jumlah pekerjaan yang terlambat dinyatakan dalam
persamaan berikut:
Waktu alir rata-rata (mean flow time) d,ari jadwal S ialah:

Fr!fl r=l! r,, (3)


*'= ,ir6' (10)
6 i = IjikaTi, 0, 6, = 0 lainnYa
waktu alir rata-rata (mean/low time) persarraan (3) dapat disederhanakan
menjadi: jumlah kelambatan
Lebih jauh lagi, barangkali kita akan tertarik pada
maksimum (mmimum lateness) atau keterlambatan maksimum (muimum
I.
F5 +h-l)tt *...=2rr-2 +tr) t ardine s s), yang dinyatakan dalam persamauln berikut:
-lnt,
n
(4)
Peniodwolon Pekerioon t91
t90 Perencenoon don Pengendolion Produksi

T^* Lr* };Y ien (11) setelah kumpulan penjadwalan pertama selesai diproses. Sebagai contoh,
= max{O,
jika penjadwalan dilakukan untuk 10 pekerjaan dan baru dikerjakan s{IUl atau
L.* = mm{0,L,,, };Y i en (12) a* p"r.ojurru maka pekerjaan ke I I masuk ke dalam daftar tunggu yang baru
akan dijadwalkan untuk dikerjakan setelah 10 pekerjaan pertama selesai.
pekerjaan ke 11 itu akan dijadwalkan dengan pekerjaan ke 72, 13, dan
PENJADWALAN SATU PROSESOR seterusnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penundaan
suatu peierjaan akibat munculnya pekerjaan lain dengan prioritas lebih
Pengurutan peke{aan di sebuah prosesor digunakan untuk mencapai tujuan
tinggi.
minimasi waktu alir rata-rata atau m inimasi kelambatan/keterlambatan.
Seperti telah disebutkan, makespan penjadwalan satu prosesor selalu Aturan SPT (Shortest Processing Time)
konstan besarnya. Walaupun penjadwalan satu prosesor tidak akan ber-
pengaruh terhadap besarnya makespan, tetapi pengurutan pekerjaan akan Pada saat menjadwalkan suatu kumpulan pekerjaan di sebuah prosesor
sangat berpengaruh pada waktu alir rata-rata (meanflow time),kelanrbatan dengan aturan SPT, pekerjaan diurutkan mulai waknr pemrosesan
meminimasi waktu
rata-ratA (mean lateness), atau ukuran kelambatan rata-rata (mean tar- Qricessing time)terkecil. Aturan SPT berguna untuk
diness). Bedworth dan Bailey menyebutkan bahwa terdapat teknik-teknik ilir rata-ratadan meminirqasi kelamb atzlrr rata-rata pada prosesor tunggal.
tertentu untuk mencapai sasaran penjadwalan satu prosesor. Teknik tersebut
diperinci seperti terlihat pada Tabel 8-13. Contoh Kasus 8-1:
Terdapat 8 pekerjaan dan wakru prosesnya (Tabel 8-2). Jadwalkan menurut
Tabel 8-lzTeknik Penjadwalan untuk Mencapai Sasaran Peniadwalan
aturan SPT.
Satu Prosesor
Sasaran Utama Sasaran Antara Teknik Peniadwalan Tabel $-2zData untuk Contoh Kasus 8'l
Minimasi Waktu Minimasi Waktu Alir Aturan SPT
Alir Minimasi Waktu Alir Tedcobot Aturan Bobot SPT
Minimasi Minimasi Kelambatan Maksimum Aturan EDD
Kelambatan Minimasl Jumlah Pekerjaan Algoritma Hodgson
(rafeness) Terlambat Aturan SPT
Minimasi Kelambatan Rata-rata
Aturan EDD
Dengan menggunakan aturan SPT, maka urutan pekerjaan yang
Mrnrmasr Minlmasi Keterlambatan Maksimum
Keterlambatan Minimasi Keterlambatan Rata-rata Al. Wilkerson- paling awal dijadwalkan ialah D, selanjutnya I dan bernrrut-turut A, C, G,
(fardrness) Minimasi Keterlambatan Total lruvin/AturanS/ack b, E, F. Atau dengan kata lain, urutan pekerjaan yang dihasilkan oleh anran
Al. Wilkerson-lnrin/Aturan
S/ack SpT ialah D-H-A-C-G-B-E-F. Waktu alir rata-ratanya dihitung dengan
menggunakan persamaan (4), Yaitu:
Perlu pula diperhatikan bahwa penjadwalan merupakan basis perencanaan
ditingkat /loar-shop. Penjadwalan dilakukan hanya satu kali pada awal Fs = i/8 [(8x3)+(7x3)+(6x5)-r(4x7)+(3x8)+(2x10)+(1xla)]
penugasan. Jika muncul pekerjaan baru, maka pekerjaan itu disimpan dalam = Ll8l24+ 21 + 30 +28+24+20 + 14 l
daftar tunggu dan baru dijadwalkan bersama dengan pekerjaan lainnya = 23.E7-t Jam.

Sementara itu kelambatannya dapat dihitung sebagaimana tampak pada

' Untuk pembukrian disarankan agar merujuk kepada David D. Bedworth dan James E. Bailey. Tabel 8-3.
Integrated Producrion Control System. Managemenl. Arulysis. Design. Jol:rr Wiley and Sons, Neu'
York. 1982. Bab VIII.
192 Perencanoon don Pengendolion Prduksi 193
Peniodwolon Pekeriaan

Tabel 8-32 Perhittmgan Kelambatan Berdasarkan Aturan SPT bahwa pekerjaan yang lebih
bobotnya maka akan muncul kecenderungan
terlebih dahuiu. perhitungan waktu aiir rata-rata ter-
Pekerjaan D H, A C G B E F
;;drrg rk_ dijadwalkan
(5)'
Waktu Proses 3 3 5 6 7 I 10 14 foUotini dilakukan dengan menggunakan persamaan
uaal Selesat ()ompte- 6 11 17 24 32 42 56
pada sebuah prosesor tunggal
tion Time CJ dlm Jam Pada saat menjadwalkan n pekerjaan
Batas Waktu (Due date\ 25 50 15 15 45 10 20 40
Kelambatan (Lafeness) 44 4
dimanatiappekerjaanimemilikibobotrelatifrr'i,makarata-ratawaktualir
-22 -2 -21 22 22 16 diminimasi dengan mengurut-
terbobot lwiigntia mean flow time) akan
Dihasilkan waktu alir rata-rata sebesar 23,875jam dan kelambatan kannya berdasarkan aturan berikut:
rata-ratarrya sebesar -3,625 Jam. Tidak akan ada aturan penjadwalan lainnya t1t \ trzt _t[n] ( 13)
yang akan meminirnasi waktu alir rata-rata dan kelambatan rata-rata lebih =
w1 11 Y'[2J v'[n]
kecil dari aturan SPT. - -:...
Sebagai tambahan, manfaat meminimasi kelambatan rata-rata (mean Buktiatasteoremadiatastidakakandisajikandidalamtuiisanini.
lateness) adalah berkurangnya waktu menunggu rata-rata. (mean waiting
time) sehngga meminimasi rata-rata jumlah pekerjaan yang menunggu Contoh Soal8-2:
dalam antrian (mean task waiting in the queue) yang akan menghasilkan Jadwalkanpekerjaan-pekerjaanberikutagarweightedmeanflov,lime-nya
minimasi persediaan barang dalam proses (in process inventory). minimum.
Suatu hal yang harus diperhatikan ialah urutan. Jika pekerjaan
cenderung muncul terus-menerus, aturan SPT akan cenderung menghindari
Tabel 8-4:Dara untuk Contoh Kasus 8-2
D^ta'ia.n A B D F \, H
pekerjaan dengan waktu pemrosesan yang lama/panjang. Dengan kata lain,
A a 6 J 10 14 7
aturan ini akan lebih mementingkan pekerjaan-pekedaan dengan waktu WaKu Pemrosesan (Jam) e 2 1
o^H^+ Dalaiif 1 2 I 2
yang lebih singkat, walaupun pekerjaan-pekedaan itu muncul belakangan. 4 ) A 4.1 ?E
t/wr
Oleh karenanya aturan SPT akan menyebabkan waktu alir rata-rata (mean
flow time) yang lebih panjang untuk pekerjaan dengan waktu pemrosesan UruranyangdihasilkaniaiahC.D-H.G-B-F-E-A.wakrualirraa-rata
yang panjang. Solusi untuk masalah di atas ialah dengan mengamati secara hanya menghasilkan 23'875
periodik terhadap pekerjaan-pekerjaan yang telah menunggu terlalu lama. ialah 27jam (bandingkan dengan SPT yang
Pekerjaan yang telah menunggu lama harus dijadwalkan segera sebelum :"*l.s".""ntaraitu.waktualirrata-rataterbobotia]rah27.4.7jam.Tidak
wal<tu alir
akan ada aturan pen3adwalan iainnya yang akan meminimasi
muncul lagi pekerjaan dengan waktu yang lebih pendek. Cara lainnya ialatr
rata.ralaterbobotsehinggamenjadilebihkecildariaturanbobotSPT.
dengan menganggap sekumpulan pekerjaan sebagai satu kelompok dan
menjalankan pekerjaan-pekedaan tersebut seluruhnya sebelum pekerj aan
baru muncul.
Aturan Earliest Due Date (EDD)
AturaniainnyayangperiudiketahuiiaiahaturanEDD.Aturanini
(due
Aturan Bobot SPT menyebutkan bahu,a pekerjaan berdasarkan batas wal<tu
p"ng'r**
paiing awal harus di-
darc) tercepat. Pekerjaan dengan saat l1tuh rcmpo
Suatu variasi dari aturan SPT adalah aturan penjadwalan dengan meng-
gunakan bobot. Aturan ini digunakan jika tingkat kepentingan dan prioritas 1"J*"fr.- ierlebih i*,rt, daripada pekerjaan dengan saat jatuh tempo
belakangan.
tiap pekerjaan bervariasi. Semakin besar bobotnya maka semakin besar pula
prioritasnya. Dengan membagi waktu pemrosesan Qrocessing time) dengan
195
t94 Pererrconoon don Pengendolian Prduhsi Peniodwolon Pekerioon

menggunakan aturan EDD' Jika


Aoran ini bertujuan untuk meminimasi kelambatan maksimum Step 1: Susun seluruh pekerjaan dengan
hanya.tot ot" satu-pekerjaan y*g i"-ttu*bat' stop' Selain dari
(muimum lateness) atau meminimasi ukuran kelambatan maksimum
(maimum tardiness) suatu pekerjaan. Burukny4 aturan ini akan menyebab- itu, ke steP kedua' lihat-
yang dihasilkan aturan EDD dan
jumlah pekerjaan yang terlambat menjadi banyak serta akan menambah step 2: Mulailah o-i"*"r urutan
kan
Tandai pekerjaan pertarna yang
keterlambatan rata-rata (mean todiness). Perhatikan Contoh Kasus 8-3 dan lah jadwal tersebut
'u'npuiukhi''
bandingkan hasil penjadwalannya dengan Contoh Kasus 8-1. rcrlambat.Jikatidakadapekerjaanberikutnyayangterlambat,ke
steP 4. LainnYa ke SteP 3' ke
3: Misatnya #;;;lng terlambat tersebut berada di posisi
Contoh Kasus 8-3: Step
idalamu*t'nptniua*ut*yangdihasilkan'Periksapekerjaan-
di posisi
Jadwalkan pekerjaan-pekerjaan berikut agar maximum lateness-nya pekerjaan h#ya yang tidt ierlambat dan berada
minimum. Gunakin data pada Tabel 8-2. Dengan menggunakan aturan SPT, sebelum porl,i i' Tandai pekerjaan dengan yattu pemrosesan
tt
urutan pekerjaan yang dihasilkan ialah D-H-A-C-G-B-E-F. Jumlah pekerja- terbesar. Pil'hk; pekerjaan itu dan ulangi lagi perhitungan
an yang terlambat ialah 4 (empat) dengan rata-rata kelambatan sebesar - waktup"nye-tesuiun'"tott'ttpekerjaanset€latlpemindatran'Kem-
3,625 jam dan kelambatan maksimum sebesar 22 jam. Dengan meng- bali ke SteP 2'
gunakan aturan EDD, maka urutan penjadwalan pekerjaannya ialah B-A-C-
Step4:Letakkansemuapekerjaanyangdipindatrkantadidalamurutan
'
E-D.F-G-H. Berdasarkan aturan EDD dapat dihitung kelambatan pekerjaan- ."*,rla di akhir Penjadwalan'
pekerjaan itu, yaitu:
Untukmenggambarkanalgoritnadiatas'perhatikanContohKasusS-4
Tabel 8-52 Perhittmgan Kelambatan untuk Hasil Penjadwalan EDD berikut.
Pekeriaan B A c E D F G H
saat selesai (c.ample- 3 6 11 17 24 32 42 56 Contoh Kasus 8-4:
tion Time CJ dlm Jam
Jadwalkan pekerjaan-pekerjaan di Tabel 8-2 agar pekerjaan yang
Batas Waktu (Due date\ 10 15 15 20 25 40 45 50
Kelambatan (Lafeness) -2 4 9 7 6 8 6 terlambat menjadi minimum'
(Step 1)' maka urutan pen-
Dengan menggunakan aturl-ElD
dengan enam pekerjaan
Dengan menggunakan aturan EDD, jumlah peke{aan yang terlambat jadwalan p"k"{,*J;;-i"* *A-:-E-D^-F-G-H' 2
benambah dari 4 (empat) menjadi 6 (enam). Kelambatan ratz-rata (mean g-3). Selanjutnya dilakukan step
yang terlamu"t rrin"iiigic"n*t, Kasus
lateness) bertambah dari -3,625jam menjadi 4,5 jam. Walaupun demikian dan 3 sePerti berikut ini'
kelambatan maksimum dapat ditekan dari 22jam menjadi 9 jam. Tidak
akan ada aflrran penjadwalan lainnya yang akan meminimasi kelambatan Pekerjaan BACE D F GH
dan keterlambatan maksimum lebih kecil dari aturan EDD. Waktu Pemrosesan ts61031473
g13192932465356
l0 15 15 20 25 40 45 50
Misalkan penalti atas pekerjaan-pekerjaan yang terlambat adalah Wakru PenYelesaian
Batas Waktu
sama untuk seluruh pekerjaan dan tak tergantung pada seberapa lama -z-2497686
Kelambatan
tingkat keterlambatannya, maka aturan EDD akan memberikan hasil yang
terbalk jika dan hanya jikahanya terdapat satu atau nol pekerjaan yang sehingga
Pekerjaan C ialah pekerjaan ryY-u yang terlambat pemro-
terlambat. Jika terdapat lebih dari satu pekerjaan yang terlambat maka ptttttiaan B memilikiwaktu
pekerjaan g, e, dan C fttf"ai*ititit'
algoriuna heuristik yang dikembangkan oleh Hodgson akan memberikan
sesan terpanjang dari 3 peketlaan
tersebutt"t'ioggu pekerjaan itu disisihkan'
hasil yang lebih baik. Algoritma Hodgson adalah sebagai berikut:
Hasilnya ialah:
t96 197
Perencanoon don Pengendolion Prduksi Peniodwolan Pekerioon

Peke{aan ACED FGH Tabel 8-72 Perhitmgan Slack


Waktu Pemrosesan 5 6 J0 3 14 7 3 Pekerjaan A B c D E F G H

Waktu Penyelesaian 13 19 29 32 46 53 56 Waktu Proses 5 8 6 3 10 14 7 3


Batas 15 15 20 25 40 45 50 Batas Waktu (Due clate) 15 10 15 25 20 40 45 50
Kelambatan -10 -4 I -1 -2 0 -2 Kelonqqaran (S/ack) 10 2 9 22 10 26 38 47

Dengan menggunakan aruran slack ini dihasilkan penjadwalan B-C-A-E-D-


Tinggal satu pekerjaan yang terlambat, yaitu E. Oleh karena itu
pekerjaan B yang dicoret dikembalikan ke dalam daftar penjadwalan di F-G-H.
bagian akhir sehingga urutan pekerjaannya menjadi A-C-E-D-F-G-H-8.
Tabel 8-8: Perhitungan Kelambatan Hasil Penjadwalan dengan Metode
Slack
Tabel 8'6:Perhitungan Kelambatan untuk Hasil penjadwaran Hodgson
H
Pekeriaan B c A E D F G
Pekerjaan A E D F G H B a 2 14 7
Waktu Proses 6 5 10
Waktu Proses 5 6 10 a 't4 e aa 56
7 8
Saat Selesai (Comqle' I 14 19 29 46 53
Saat Selesai (Conple- 5 11 21 24 38 45 48 56 tion Time C) dlm Jam
tion Time C) dlm Jam 4E 15 20 25 40 45 50
Batas Waktu (Due date) IU IJ
Batas Waktu (Due date\ 15 't5 20 .E 40 45 50 10 I 7 6 a 6
Kelambatan (Lateness) -l 1 1
Kelambatan (Lafeness) -5 4 1 -2 0 -2 46

DengandemikianjikamenggunakanpendekatanSlackmakaakan
Algoritma Hodgson ini menghasilkan jumlah pekerjaan yang ter- jam
lambat sebesar 2 (dua) pekerjaan. Kelambatan rata-rata 4,125 jam(banding- dihasilkan kelambatan tolal32jam serta keterlambatan sebesar 36
(bandingkan dengan metode SPT yang menghasilkan kelambatan total -33
kan dengan hasil aturan SPT yang menghasilkan kelambatan -3,626 jarr). meng-
jam dan-keterlambatan total 60 jam; atau dengan metode EDD yang
Kelambatan maksimum sebesar 46 jam (bandingkan dengan aturan EDD jaml atau
yang menghasilkan kelambatan maksimum sebesar 9 jarn). iasilkan kelambatan total 46jam dan keterlambatan total 50
kelambatan total 33 jam dan
dengan metode Hodgson yang menghasilkan
untuk
Aturan Slack keterlambatan total a7 jarr). Pendekatan Slack biasanya digunakan
total
menghasilkan keterlarnbatan total yang cukup kecil. Keterlambatan
,s/aclr didefinisikan sebagai selisih antara batas waktu penyelesaian pekerja- terkecil dihasilkan metode Wilkerson-Irwin'
an dengan waknr proses pekerjaan tersebut. Besaran Slack menggambarkan
kelonggaran yang dimiliki oleh peke{arm yang bersangkutan. Aturan Slack Algoritma Wilkerson-Irwin
menyatakan bahwa pekerjaan dengan kelonggaran yang sedikit harus di- rata-
jadwalkan terlebih dahulu. Penerapan aturan Slack ini dapat dilihat pada Tujuan yang paling sukar untuli dipenuhi adalah minimasi kelambatan
pekerjaan sama besar-
,ara.flitinit"4aOilita penalti atas kelambatan suatu
Contoh Kasus 8-5.
nya dan berbanding lurus dengan }amanya kelambatan. Tidak ada metode
yLg mudah ,ntuk ..nyeleiaikan masalah ini. Dalam situasi-situasi
Contoh Kasus 8-5:
khusus. terdapat aturan sebagai berikut:
Dengan menggunakan data pada Tabel 8-2, atur ururan pekerjaan dengan
a. Jika hanya terdapat satu atav nol pkerjaan yang terlambat, maka aturan
menggunakan aturan Slack. Hasil perhitungan kelonggaran dan kelambatan
EDD akan meminimasi keterlambatan rata'rata {mean tardiness)'
yang dihasilkan oleh aruran Slack ini dapat dilihat pada Tabel g-7 dan
b. Jika seluruh pekerjaan memiliki batas wakru (due date) yang sam4 atau
Tabel 8-8.
jika aturan SiT menghasilkan seluruh pekerjaan terlambat; maka aturan
199
t98 Perenconaan don Pengendolion Prduksi Peniodwolon Pekerioon

beta ke dalam
SPT akan meminimasi keterlambatan rata-rata (mean t ardine s s) - ada pekerjaan yang telah dijadwalkan, letakkan
c. Aturan minimasi kelonggaran (Slack time) juga memiliki kecende- jadwaldanduapekerjaanpertamadalamdaftarEDD/SPT/Slack
rungan untuk meminimasi ukuran keterlambatan rata-rata, tetapi tidak menjadi beta dan gamma' Ke step 2 (dua)'
jadwal
dapat diterapkan untuk seluruh kasus. Step 5. naniingan hasii penjadwalan dengan menggunakan
metode Wilkerson
inisial yang lain yang dimasukkan ke dalam
Untuk itu Wilkerson-Irwin mengemukakan satu algoritma heuristik yang Irwin.Pilihjadwalyangmemberikanketerlambatanrat&.rata
dapat meminimasi keterlambatan rata-ratz. Algoritna Wilkerson-Irwin minimum
dapat dijelaskan sebagai berikut:
UntukaplikasialgoriunaWilkerson-Irwin,perhatikanCgntohKasus
Step 1: Susun urutan pekerjaan berdasarkan aturan EDD atau SPT atau g_6. contoh kasus ini mlnggunakan hasil penjadwalan EDD sebagai
jadwal
Slack. Bandingkan dua pekerjaan pertama di daftar tersebut. inisial untuk step 1 metode Wilkerson-Irwin
Sebut kedua pekerjaan ini sebagai x dan y. Jika max(ty,ty) :
max(dy,dy), tempatkan pekerjaan x ke kolom alpha dan pekerjaan Contoh Kasus 8-6:
y ke kolom beta. Jika kondisi di atas tidak terpenuhi maka tempat- keterlambatan tata-rata
kan pekerjaan dengan waktu pemrosesan terpendek ke kolom Jadwalkan pekerjaan-pekerjaan di Tabel 8-2 agar
(me an t ar d ine s s)-nYa minimum'
alpha dan lainnya ke kolom beta. Pekerjaan ketiga dalam urutan
EDD/SPT/Slack itu ditempatkan dalam kolom gzrmma. Terdapattigaalternatifuntukmenghasilkanjadwalyangakandi-
2: contoh kasus ini
Step Bandingkan beta dan gamma untuk melihat apakah beta akan masukkan ke dalam metode wilkerson-Invin. Dalam
dapat dijadwalkan bersama dengan alpha. Jika t6s6l tgamma ialah B-
Jig"..t* aturan EDD sehingga urutan penjadwalan pekerjaannya
atau jika Fapfru + max {t5sta,tgamm"} < max {dSgta,dgarnma}, A-C.E-D-F-G-H.
pindahkan pekerjaan di kolom beta ke kolom alpha; dan pekerjaan
x ialah B, pekerjaan y ialah A'
gamma ke kolom beta. Selanjutnya pekerjaan di dalam daftar ' : Pekedaan
Step 1
Ma:r{tx,,y} : Max{tg,t6} = Max{8,5}
: 8

vr*id*,iy) = Max{dB,d4} :
EDD/SPT/Slack akan ditempatkan di kolom gamma. Jika tidak Max{10'15} = 15
ada lagi peke{aan di dalam daftar, tambahkan pekerjaan di kolom
alpha dan beta ke dalam jadwal dan ke step 5. Jika tidak, ulangi Karena8<15makapekerjaanx(:pekerjaanB)diletakkandikolomalpha
aan perefiaan , 1='pekerjaan A) diletakkan di
step 2 (dua). Jika kedua kondisi yang disebutkan di atas tak ter- kolom beta. Pekerjaan
gamma'
penuhi maka kerjakan step 3 (tiga). sehnjumya (= pekerjaan C) diletakkan di kolom
Step 3. Kembalikan pekerjaan di kolom beta ke dalam daftar EDD/
Step-step selanjutnya perhatikan Tabel 8-9'
SPT/Slack dan pindahkan pekerjaan di kolom g{rmma ke dalam
kolom beta. Bandingkan alpha dan beta untuk melihat apakah Tabel 8-92 Aplikasi Metode Wilkerson-Irwin
beta akan dijadwalkan bersama dengan alpha. Jika tx1p62 < tbeta
atau jika Fapr,u - tdphu + max {tapn",tu.t } : max {dapi,rdU.o}, 2
c 13+10 S 20 T 6s10Y
pindahkan pekerjaan di kolom beta ke kolom alpha dan pilih dua 2 A E
105 3T
2 E D 19+10 < 25 T
pekerjaan berikutnya dalam daftar EDD/SPT/ Slack sebagaibeta a c D 19-6+6<25Y 6:37
dan gamma yang baru. Ulangi step 2 (dua). Jika kedua kondisi di D E F 22+14 < 40 Y 10: 14 Y
2
E F G 32+14 < 45 T 14< 7T
atas tidak dipenuhi maka kerjakan step 4 (empat). ?
32-10+10 < 45 Y 10s 7T
E G
Step 4. Pindahkan pekerjaan di kolom alpha kembali ke daftar EDD/ 2 G F H 39+14:50 T 14:37
SPTlSlack dan tempatkan pekerjaan terakhir yang masuk ke a G H 3$7+7150Y 7<3't
dalam jadwal sebagai alpha yang baru. Ke step 3 (tiga). Jika tidak @B-A-c-D-E-G-H-F
200 Perencanoon dan Pengendolion Produksi Peniadwalon Pekerioon 20t

Hasil penjadwalan di atas memberikan keterlambatan sebagai PENJADWALAN M PROSESOR PARALEL


berikut:
Pada penjadwalan prosesor jarnak paralel, setiap pekerjaan hanya perlu
memasuki salah satu prosesor. Situasi ini dapat digambarkan seperti
Tabel 8-10: Perhitungan Kelambatan Hasil Penjadwalan Wilkerson-
Gambar 8-1. Dengan adanya prosesor jamak, pekerjaan penjadwalan men-
Irwin dengan Jadwal Inisial EDD
jadi agak sukar bila dibandingkan dengan penjadwalan pada prosesor
Pekerjaan B A C D E G H F
tunggal. Jika penjadwalan satu prosesor memiliki masalah pada bagaimana
Waktu Proses 8 5 6 10 7 5 14
urutan pekerjaan yang akan memberikan hasil optimal, maka pada prosesor
Saat Selesai (Comple- 8 13 19 22 32 39 42. 56
tion Time C,) dlm Jam paralel masalah yang terjadi ialah urutan pekerjaan yang paling optimal dan
Batas Waktu (Due date) 10 15 15 25 20 45 50 40 prosesor manakah yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut'
Kelambatan (/afeness) -z -z 4 -3 12 -6 -8 16

Minimasi Waktu Alir Rata-Rata


Yang akan menghasilkan keterlambatan total sebesar 32 jam dan
Masalah minimasi mean /low time pada m prosesor paralel dapat di-
kelambatan total sebesar I I jam. Keterlambatan rata-rata (tardiness) yang
pecahkan dengan menggunakan algoritma:
dihasilkan ialah sebesar 4 jam, yang ternyata iaiah harga paling minimum.
Dart 4A32A kemungkinan kombinasi urutan ke delapan pekerjaan itu, hanya Step 1: Urutkan seluruh pekerjaan dengan urutan SPT
hasil metode Slack yang paling mendekati hasil Wilkerson-Irwin. Step 2: Dengan mengambil urutan pekerjaan dari awal sampai dengan se-
lesai satu per satu, tugaskan pada prosesor yang memiliki waktu
Tetapi perlu pula diperhatikan bahwa pembanding lain yang meng-
penugasan terkecil.
gunakan metode Wilkerson-Irwin dengan jadwal inisial SPT atau Slack
masih belum diiakukan sehingga hasii di atas masih belum mencerminkan Untuk menggambarkan algoriuna di atas, perhatikan Contoh Kasus
solusi yang paling optimal. 8-7 berikut.
Jelas sekali bahwa algoritma Wilkerson-irwin menghasilkan solusi
Contoh Kasus 8-7:
yang cukup baik. Namun demikian solusi algoritma Wilkerson-Irwin ini
perlu dikaji ulang dengan menggunakan sebuah tes sederhana. Hitung Diketahui ada tiga prosesor paralel yang akan mengerjakan sepuluh
periode kelambatan tiap pekerjaan (waktu antara batas waktu pekerjaan pekerjaan, dan waktu prosesnya terlihat pada Tabel 8-11. Bebankan
tersebut (due date) dengan saat penyelesaian pekerjaan itu). Perhatikan pekerjaan-pekerjaan itu di ketiga prosesor.
periode kelambatan tersebut. Jika periode kelambatan itu tidak saling
tumpang tindih (dalam arti tidak ada dua pekerjaan yang terlambat pada
saat yang bersamaan), maka solusi yang dihasilkan akan meminimasi
keterlambatan r ata-rata (me an t ar d in e s s).
Ada kesulitan lain untuk menggunakan pendekatan Wilkerson-Irwin.
yaitu bahwa langkah yang dijalankannya cukup rumit sehingga membutuh-
kan waktu pengerjaan y'ang cukup panjang. Namun bila menggunakan
komputer maka pendekatan Wilkerson-Irwin ini dapat diprogram sehingga
waktu pengolahan datanya menjadi lebih cepat.
Sumber: James E. Bailey drn Drvid D. Bedworth; Integrated hodudion Confiol System :
Managenunt Anolysis Dasign John Wilcy end Sons, New York, 1982' Hal.3l5

Gambar 8-lz Gambaran Prosesor Parorel


203
202 Perencanoan dan Pengendolion Prduksi Peniadwolon Pekerioon

Dengan menggunakan aturan SPT maka dihasilkan urutan pekerjaan F-J-C- step 2 : Jadwalkan pekerjaan yang dihasilkan dari step 1 di atas Pada
tiap Prosesor dengan pembebanan waktu pekerjaan yang
G-I-A-H-B-E-D. Dengan menggitnakan step 2 algoriuna di atas akan di-
terkecil.
hasilkan penugasan tiga prosesor seperti pada Gambar 8-2. Dihasilkan
makespan 1 8 periode dan waktu alir tata-rata 8,1 periode. step 3 : Setelatr seluruh pekerjaan selesai dibebankan, balikkan urutan
pekerjaan pada tiap prosesor hingga urutannya mengikuti aturan
Tabel 8-ll: Data untuk Contoh Kasus 8-7 SPT.

Untukmenggambarkanalgoritnaini,perhatikanContohKasus8-8
di bawah ini.

Contoh Kasus 8-8:


8.8,
Dengan menggunakan data yang Sama seperti Contoh Kasus
coba susun urutan pekerjaan pada tiga prosesor paralel
yang akan meng-
hasilkan makespan terkecil. Berdasarkan aturan LPT akan dihasilkan urutan
pekerjaan D-E-B-H-A-I-G-C-J-F.

\l\laKu Alir : 6+11+14+16 = 47 = 26

WaKu Alir Rata-Etia : (m+20+35)/10-8,1Jam WbKu Alir : 7+12+15 = U


Makoso€,n = 1E Jam

U
8-22 Penugasan Pekeriaan pada 3 Prosesor Seri (Minimasi
WhKu Alir : 8+12+14 =
Gambar
Mean Flow Time)
012345678910 1

Minimasi Makespan WaKu Alir: 2+5+10+16 = 33

Dengan adanya prosesor jamak, maka makespan akan tergantung pada pe-
nyurun"n urutan pekerjaan (pada prosesor tunggal makespan tidak ter- \AfaKu Alir: 3+6+'15 = 26
gantung dari urutan pekerjaan). Oleh karena itu pada prosesorjamak paralel,
rr"rart minimasi *olntp* perlu dibahas. Dalam masalah ini tidak ada weKuAlir:2+B+'t4=u
satupun aturan penjadwalan yang akan menghasilkan makespan yang
optimal sehingga diperlukan suatu metode heuristik yang cukup mendekati
solusi optimal. Algoritma ini dilakukan dengan aturan LPT (Longest
Processing Time) dan setelah pembebanan pekerjaan selesai dilakukan. Ket: (a) Ilasil Penjadwalan &ugo Metode LPT
urutannya dibalik sehingga menjadi SPT. Algoritma ini dapat dijelaskan O) Setelah urutan pekerjaan dibalik (menjadi SP/f)

sebagai berikut:
Gambar 8-32 Penugasan Pekeriaan pada 3 Prosesor Paralel (Minimasi
Step I : Urutkan n pekerjaan tersebut dengan menggunakan aturan LPT; Make SPan)
204 Perenconoan don Pengendalian Prduksi Peniodwolan Pekerioon 205

Gambar 8-3 adalah hasil penjadwalan di keriga prosesor dengan meng- b. Minimasi Keterlambatan Total:
gunakan algoritma minimasi makesphn. Dihasilkan urutan pekerjaan yang Step I: Urutkan seluruh pekerjaan menggunakan aturan Slack.
memberikan walcnr alir rata-rata 8,1 jam (sama dengan Contoh Kasus 8-7). Step 2 : Dengan mengambil pekefaan satu per satu dari hasil pengurutan
dan makespan sebesar 16 jam (Bandingkan dengan makespan sebesar l8 Slack, jadwalkan peke{aan tersebut pada prosesor dengan waktu
jam pada Contoh Kasus 8-7). proses terkecil.
Intisari algorirma ini terletak pada gagasan bahwa meminimasi c. Minimasi Keterlambatan Rata-rata:
makespan akan sama dengan memiminasi waktu idle di akhir penugasan.
Pada contoh di atas dihasilkan waltu idle sebesar 2 satuan waktu pada Lakukan step I tiga kali, masing-masing dengan aturan SPT, EDD,
prosesor I dan waktu idle sebesar I satuan waktu pada prosesor 2. Untuk dan Slack. Pilih jadwal yang dihasilkan dari step 3 yang akan menghasilkan
r ata-r ata keterl ambatan terkec i I.
meminimasi makespan, diinginkan sebanyali mungkin pekerjaan dengan
waktu proses yang pendek di akhir penjadwalan sehingga rerdapat ban;-ak Step 1: Susun peke{aan dengan salah satu atunm di atas (SPT, EDD, atau
alternatif pengisian biok waktu tersisa yang tersedia. Maksud pembalikan Slack)
urutan pekerjaan menjadi SPT ialah agar ururan yang diperoleh teap Step 2: Dengan mengambil pekefaan satu per satu darihasil pengurutan
menghasilkan meanflow time yangkecil (ingat bahwa minrmasi meanflov, di atas, jadwalkan peke{aan tersebut pada prosesor dengan waktu
time diperoleh dengan menggunakan metode SPT). proses terkecil.
Step 3: Perlakukan setiap prosesor secara terpisah dan minimasikan ke-
Minimasi Kelambatan lambatan rata-rata pekerjaan pada masing-masing prosesor
Jika sasaran penjadwalan ialah minimasi kelambatan atau keteriambatan dengan menggunakan aturan Wilkerson-Irwin.
(lateness/tardiness), maka tidal< ada aturan yang menjamin akan dapat d. Minimasi Jumlah Pekerjaan yang Terlambat:
memberikan hasil optimal. Walaupun demikian berbagai aturan penjad-
waian saru prosesor seperti EDD, Slack, Hodgson, dan Wilkerson-Irwin
Step 1: Susun pekerjaan dengan aturan EDD.

dapat digunakan dengan hasil yang cukup memuaskan di m prosesor


Step 2: Dengan mengambil pekerjaan satu per satu dari hasil pengurutan
di atas, jadwalkan pekerjaan tersebut pada prosesor dengan waktu
paral el. Untuk mem inim asi k eteriam batan m aksim um ( maxi m um t ard in e s s )
proses terkecil.
digunakan aturan EDD; untuk meminimasi total kereriambatan (total
tudiness\ digunakan aturan Siack; untuk meminimasi kelambatan rata-rata
Step 3: Perlakukan setiap prosesor secara terpisah dan minimasikan jum-
Iah pekerjaan yang terlambat pada masing-masing prosesor
digunakan algoritma Wilkerson-irwin: dan untuk meminimasi jumiah
dengan menggunakan aturan Hodgson.
pekerjaan yang terlambat digunakan algoritma Hodgson". Algoritma-
algoriuna di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Keempat algoritrna di atas dapat diperlihatkan penerapannya pada Contoh
Kasus 8-9 berikut ini.
a. Minimasi Keterlambatan Maksimum:
Step I: Urutkan seluruh pekerjaan dengan menggunalian aruran EDD. Contoh Kasus 8-9:
Step 2 : Dengan mengambil pekerjaan satu per satu dari hasil pengurutan
Berikut ini ialah data l0 pekerjaan, waktu prosesnya, serta batas wakru
EDD, jadwalkan pekerjaan tersebut pada prosesor densan wakru
penyelesaian pekerjaan tersebut (due date).
proses terkecil.

' David D. Bedwonh dan James E Bailei. lntegrated Producnon Conrrol System; Management
Analysis. Desrgz. John Wiley, and Sons. Nen York. I 982. HaJ. 3 l9-321
207
206 Perenconoon don Pengendolian Prduki Peniodwolon Pekerioon

Tabel 8-l2z Data tmtuk Contoh Kasus 8'9 Mesin 3


Pekeriaan A B c D" E F G H I J
2 ? 5 4 2
WaKu Proses 5 6 3 8 7
Batas Waktu 8 I 14 12 11 5 8 10 15 7 Mesin 2

Urutan pekerjaan dengan menggunakan aturan EDD ialah F-J-A-G-


B-H-E-D-C-I. Sementara itu Slack untuk pekerjaan 1 sampai dengan l0
ialah 3,3,1 7,4,4,3,5,5,1i,5; sehingga dengan menggunakan aturan Slack 1234 5678
0123456789'.10
akan dihasilkan urutan pekerjaan A-B-F-D-E-G-H-J-C-I. Jadwal yang
dihasilkan dapat dllihat pada Gambar 8-4. Mesin 3

Mesin 2

Kct: (a) Modifikasi Wilkerson lorin : Maodc Inisial SPT


(b) Modifikasi Wilkcrsoo Invin: Mctodc Ilisial EDD

Gambar 8-52 Penugasan Pekerjaan pada 3 Prosesor Paralel


(Mo d ifikas i W ilker s on - Irw in)
012345678910 12345678

Selanjutnya, dengan menggunakan modifikasi aturan wilkerson-Irwin'


denga:n ,n"nggrnukan
gDo, Slack, dan SpT sebagai inisial. diperoleh
jadial (aturan Slack), F-J-A-G-B-E-H-D-C-I (aturan
-EOOI, f -I-A-C-1-C-H-B-E-D pekeda-
serta A-G-F-D-B-E-H-J-CJ (aturan SPT). Hasil penugasan
dan 8-6 (a).
an pada ketiga prosesor tersebut dapat dilihat pada Gambar 8-5
teiattrir, dengan menggunakan modifikasi aturan Hodgson' diperoieh
jadwal sebagaimana terlihat pada Gambar 8-6 (b)' Hasil penjadwaian
8-13'
i"ng- men[gunakan berbagaiaturan di atas dapat dilihat pada Tabel
Ket: (a) Hasil Penjadwalaa Mengguakan Modifikasi EDD
(b) Hsil Penjadwala Meng8xrakm Modifikasi SLACX fesi"mpulannyn *ort * p.or.ro. paralel digunakan algoritma penjadu'alan
yang agat< rumit. Tetapi algoritma yang digunakan pada p-enjadwalan
p.o.-"r* runggal masih dapat digunakan dengan sedikit modifikasi.

Gambar 8-42 Penugasan Pekerjaan pada 3 Prosesor Paralel (Aturan


EDD dan SI-tlCKt
208 Perenconoan don Pengendolion Prduksi Peniodwalon Pekerioan 209

Tabel 8-13: Perbandingan Hasil Penjadwalan 3 Prosesor Paralel PENJADWALAN M PROSESOR SERI
Minimasi Algoritma Kelambatan Jumlah Pekerjaan Rata-rata Permasalahan penjadwalan selanjuhya dikembangkan lagi ke dalam bidang
Maksimum Terlambat Kelambatan
KeEmDatan ts.uu (Moo.) 4 3 1.3
penjadwalan m prosesor seri. Jika pada m prosesor paralel satu pekerjaan
Maksimum cukup dikerjakan oleh salah satu prosesor (lihat lagi Gambar 8-1), maka
Kelambatan SI-ACK (Mod.) 5 6 1.4 pada penjadwalan m prosesor seri, setiap pekerjaan harus dikerjakan oleh
Rata-rata Wilkerson- 4 3 0.6
Kelambatan lnrin setiap prosesor secara berurutan. Gambaran prosesor seri ini dapat dilihat
Jumlah 5 2 1.3 pada Gambar 8-7.
Pekerjaan Hodgson
vanq Terlambat Pada permasalahan penjadwalan m prosesor seri, metode yang
menghasilkan solusi optimal hanya metode minimasi makespan dua atau
lebih prosesor seri. Sementara untuk Ajuan penjadwalan lainnya (seperti
minimasi waktu alir rata-rata dan minimasi kelambatan) sampai saat ini
belum ditemukan metode heuristik yang cukup baik. Untuk memecahkan
masalah-masalah penj adwalan dengan tujuan meminimasi kelambatan dan
meminimasi waktu alir rata-rata, pfra peneliti menyarankan untuk
menggunakan teknik simulasi komputer.

012 3 4 5 6 7 8 910 12 3 4 567I

0 1 2 3 4 5 6 7 8 I 10 1 2 3 4 5 6 7 8

Ket: (a) Modifikasi Wilkerson Irwin: Metode Inisial SLACK


O) Modifikasi Aturan HodgsoD
Dnid D. Bctuorth drt JIE3 E BJGfi b:rt:d Ptfrr,lin Cuircl SiY!ilar ;

ilanaement. Andysis- fre{gn: .lohn Wiler ad Sons. N6, YorI' 1982' Hd' 31 6'

Gambar 8-62 Penugasan Pekerjaon 3 Prosesor Paralel (Modifikasi


Gambar 8-72 Gambaran m Prosesor Seri
W il ke r s on - Irw in dan Hodgs on)
210 Perenconoon don Pengendolion Prduki Penjodwolon Pekeriaon 2n

Terhadap tujuan penjadwalan minimasi makespot dua prosesor seri, dikenal c*******HB
aturan Johnsoni sebagaimana tersebut berikut ini:
Setelah pekerjaan B, C, dan H dicoret, maka waktu terkecil dari pekerjaan
Step 1: Untuk seluruh pekerjaan yang akan dikerjakan, cari ti,1 dan ti,2 yang tersisa ialah 3, yaitu t4,1. Untuk itu pekerjaan A diletakkan pada
minimum, yaitu waktu proses terkecil yang dikerjakan di prosesor urutan berikutnya di awal pembebanan. Akibatnya pembebanan pekerjaan
pertama dan prosesor kedua. berubah menjadi:
Step 2: Jika waktu terkecil ialah waktu proses minimum di prosesor
pertama" bebankan pekerjaan tersebut pada posisi selanjutnya dari CA**,1.,t**HB
awal pembebanan pekerjaan; sementara jika waktu terkecil ialah
Dengan melanjutkan proses di atas ditemukan urutan pembebanan
waktu proses minimum di prosesor kedua, bebankan pekerjaan
pekerjaan C-A-F-I-E-D-G-J-H-8. Gambar 8-8 ialah hasil penjadwalan
tersebut pada posisi selanjutrya dari alfiir pembebanan pekerjaan.
minimasi makespan dengan aturan Johnson. Perhatikan bahwa makespan
Lanjutkan ke step 3.
pembebanan pekerjaan di atas ialah 56 satuan waktu. Perhatikan pula bahwa
Step 3: Coret pekerjaan yang telah dibebankan tersebut dari daftar
prosesor pertama bekerja terus-menerus (tanpa idle) sampai kesepuluh
pekerjaan yang masih harus dikerjakan. Jika masih ada peke{aan
pekerjaan tersebut diselesaikan. Pada prosesor dua mungkin akan terdapat
lainnya yang belum dibebankan, kembali ke step pertama; dan
jika tidak maka stop. suatu pekerjaan yang menunggu karena prosesor kedua tersebut belum
selesai mengerjakan pekerjaan yang dibebankan sebelumnya.
Untuk melihat cara kerja aturan Johnson, mari kita lihat Contoh
Kasus 8-10.

Contoh Kasus 8-10:


Berikut ini ialah data 10 buah pekerjaan dan masing-masing wakru
prosesnya di prosesor perLama dan prosesor kedua.

Tabel 8-l4z Data untuk Contoh Kasus 8-10


Pekenaan I A B c o E F G H J
Waktu Prosesor 1 3 6 2 7 b ( ( ? 6 't0
Waktu Prosesor 2 E 2 E 6 6 I 4 2 8 4

Waktu terkecil dari kesepuluh peke{aan ialah 2,yairutB,Z,rc,l, d- q{,2.


Oleh karena itu pekerjaan C ditempatkan di awal pembebanan sementara
pekerjaan B dan H diletakkan di akhir pembebanan. Kita pilih pekerjaan B
Gambar 8-8l. Hasil Penjadwalan Dua Prosesor Seri Menggtnak4x
Metode Johnson
di pembebanan paling akhir dengan menggunakan aturan tambahan, yairu
karena *Lt lebitr kecil daripada t8,1. Sebagai akibatn.va maka pembebanan
pekerjaan menjadi:
lntisari metode Johnson amat mudah ditangkap. ia ingin mendapatkan
sebanyak mungkin pekerjaan yang waltu prosesnya pendek bagi prosesor
pertama agar dapat memberikan pekerjaan pada prosesor kedua secepat
5 mungkin. Pada akhir pembebanan akan ditempatkan pekerjaan dengan
David D. Bedworth dan James E. Bailey; Integrared Production Control System: Management,
Analysis, Desr'gn, John Wiley and Sons, New York, 1982, Ha|.324.
waktu yang pendek di prosesor kedua, dengan maksud agarjika prosesor
213
212 Perencanoon don Pengendol ion Produksi Peniodwalon Pekerioon

Tabel 8-l5z Data untuk Contoh Kasus 8'l I


pertama selesai melakukan pekerjaan maka prosesor kedua dapat dengan
segera menyelesaikan pekerjaannya (akan mengakibatkan waktu idle yang
pendek bagi prosesor pertama untuk memulai siklus pekerjaan berikuhya).
4
4
Modifikasi aturan Johnson untuk digunakan pada prosesor seri lebih 3
6
2
dari 2 diusulkan oleh Dudek, Campbell, dan Smith' Gagasan Dudek, 5
2
7
Campbell, dan Smith ialah dengan menggunakan aturan Johnson untuk mem- 6
3
buat m-l jadwal yang mungkin dan memilih jadwal terbaik yang akan di-
1

gunakan. Jika pada aturan Johnson yang digunakan sebagai dasar pemilihan UntukK=1 makat*i,1 =ti,1 dan t*i,2=ti3;maka:
ialah waktu terkecil di prosesor pertama atau wakru terkecii di prosesor
kedua, maka pada algoritrna Dudek, Campbell, dan Smith di-gunakan t*1,1
dan t*1,2; di mana:

Dengan menggunakan metode ini dihasilkan m-l pembebanan


DenganmenggunakanaturanJohnsondihasilkanpembbananF.C-B.A.E.
pekerjaan. Pembebanan yang memiliki makespan terkecil ialah pembebanan
D.
yang akan diimplementasikan. Pendekatan Dudek, Campbell dan Smith ini
Untuk K:2 maka t*i,1 = ti,l + ti,2 dan tti,2 =ti,z+
ti3; maka:
tidak menjamin solusi yang optimal. Namun demikian sebagai suatu alat
heuristik metode ini cukup efektif untuk digunakan. Algoritma Dudek,
Campbell, dan Smith sendiri dapat dijabarkan sebagai berikut:
Step 1: Set K:1. Hitung t*1,1 dan t*1,2 dengan menggunakan persamaan
4- I dan persamaan 4-2. DenganmenggunakanaturanJohnsondihasilkanpembebananC.B.A-F.E.
Step 2: Jadwalkan m pekerjaan dengan menggunakan aturan Johnson
dengan menggunakan t*i,1 dan t*i,i sebagai waktu proses Hasil makespan Pembebanan pada saat K=l dan K=2 dapat dilihat di
prosesor pertama dan waktu proses prosesor kedua. Hitung
Gambar 8-9.
makespan yang dihasilkan. Jika makespan yang dihasilkan ialah
pekerjaan yang akan meng-
makespan terkecil, catat makespan dan urutan pembebanan yang Dapat diperhatikan bahwa Pembebanan
dengan malrespan sebesar
dihasilkan. hasitkan make spanterkecil ialatr b-g-A-F-E-D
Step 3: Jika K:(m-1) stop. Pembebanan yang paling akhir dicatat ialah 32 jan.
pembebanan pekerjaan yang akan diimplementasikan. Jika K<(m- WalaupuntidakmenghasilkanjadwalyangoPtimal'tetapipende.
1), tambahkan 1 pada K dan kembali ke step I' katan Dudek-Campbell-Smi[ ai c,kup membantu untuk menghasilkan
"t^
jadwal yang baik untuk meminimasi makespan'
Perhatikan Contoh Kasus 8- 1 I berikut.

Contoh Kasus 8-11: PENJADWALAN JOB SHOP


Berbeda dengan masalah penjadwalan seri
dan paralel' pada
Perhatikan masalah tiga prosesor seri dengan data seperti pada Tabel penSaawaUn job sh-op, karakteristik peferjaan
yang diselesaikan harus
yang ditempuh masing-
8-15.
melewati beberapa..tin (routing) dan tiap route
masing pekerjaan berlainan/berbeda'
2tt Perencanoon don Pengendalion Prduksi Pe ni o&vol o n P eke r'1o o n 2t5

b. Jadwal Semi Aktif, Kumpulan jadwal feasibel di mana tidak


satupun operasi dapat dikerjakan lebih awal tanpa mengubah
? B E susunan operasi pada mesin. Contoh:

| 222 r22
Mesin 2 + x-------x---------x
I 111 211
12 la 212,3216 Mesin I +------x--------x
I

F D
tllat3t4
jika 211 dikerjakan lebih dahulu di mesin 1 akan meng-
Pada contoh di atas,
ubah susunan operasi pada mesin 1.
12rtm2t,'t23G
c. Jadwal Aktif. Kumpulan jadwal feasibel di mana tidak satupun
operasi dapat dipindahkan lebih awal tanpa menunda operasi
Gambar 8-92 Hasfl Pembebanan Pekerjaan pada 3 Mesin Seri pada
lain. Contoh:
Contoh Kasus 8-l I
| 122 222
Karakteristik persoalan penjadwalan job shop ialah penggunaan mesin oleh Mesin 2 + x-----------x-------x
lebih dari satu pekerjaan sehingga ada keterbatasan waktu penggunaan. I 111 2r1
Akibatnya, mungkin akan timbul antrian pekerjaan; dan situasi ini lebih Mesin 1 +------x--------x
diperumit dengan adanya batas waktu (due date) tiap pekerjaan. Sebelum I

mulai memasuki pembahasan tentang penjadwalan job-shop, perlu +-----+-------+-+-------+ --------> t


diketahui adanya notasi yang agak berlainan dari penjadwalan sebelum ini. tl OB t4
Karena tiap pekerjaan memiliki routing yang berlainan, maka notasi untuk I
Pada contoh di atas, jika 211 diperrukarkan dengan 111 di mesin akan
penjadwalan job shop ialah:
mengakibatkan jadwal 222 dan 122 terpaksa ditukar pula.
di mana i menyatakan nomor pekerjaan, j menyatakan nomor operasi,
dan k menyatakan nomor mesin. Terdapat beberapa definisi yang harus
d. Jadwal Non Delay: Kumpulan jadwai feasibel di mana tidak satupun
mesin dibiarkan menganggur jika pada saat yang sama terdapat
dipahami sebelumnya, yang terdiri atas, :
operasi yang memerlukan mesin tersebut'
a. Jadwal Feasibel: Suatu jadwal dikatakan feasibel jika seluruh
Sampai saat ini teknik penjadwalan job-shop yang dikenal iaiah
operasi dari semuajob telah ditugaskan dan ketentuan routing
metode program integer, metode branch and bound. serta metode heuristik.
operasi telah dipenuhi (atau dengan kata lain tidak ada overlap
Yang akan dibahas dalam bab ini hanyalah metode heuristik karena metode
antar operasi).
program integer dan metode branch and bound memiliki tingkat kesukaran
yang tinggi dan belum tentu menghasilkan jadwal yang benar-benar
optimal. Walaupun metode heuristik juga tidak dapat menghasilkan jadwal
I Simon Frcnch, Sequencing
and Scheduling: ln lntroduction to the Mathematics of the Job-Shop,
John Wiley and Sons. 1982. Hal. 156-157.
yang benar-benar optimal tetapi solusi yang dihasilkannya sudah cukup baik
217
Peniodwolan Pekerioon
2t6 Perenconoon don Pengendolion Produksi

operasi yang prioritasnya paling besar ke dalam P51 sehingga


dan mendekati solusi optimal. Solusi optimal hanya mungkin diperoleh
tirbentuk suatu jadwal parsial untuk tahap berikubrya'
dengan menganalisis seluruh kemungkinan jadwal dengan bantuan kom- kumpulan data
step 4: Buat suatu jadwal parsial baru Pst+i dan perbaiki
puter.
dengan cara:
Salah satu metode heuristik yang cukup dikenal ialatr metode priority
a. Menghilangkan oPerasi j dari ft;
dispatching yang dikemukakan oleh GiffIer dan Thompson. Metode ini ber-
b. Buat fta1 d"ng- cara menambah pengikut langsung operasi
prinsip pembuatan jadwal secara parsial (bertahap) dan terdiri atas dua j yang telah dihilangkan; sena
macam algorinn4 yaitu algoritma untuk pembuatan jadwal akrif dan pem-
buatan jadwal non delay. Berikut ini ialah algoriuna priority dispatching
c. Menambahkan satu Pada t'

untuk jadwal akiif: Step 5: Kembali ke langkah 2 sampai seluruh pekerjaan


terjadwalkan.

: Beberapaaturanprioritasyangdapatdigunakanpadastep3ialah
Step l: Set 0 dan Ps1 : 0 (yaitu jadwal parsial yang mengandung t
t Random, EDD
SpT (sftorles i processiig Time),FIFO (Frrsr In First our),
operasi terjadwal). Set 51 (yaitu kumpulan operasi yang siap di- (Most Work Remaining:Plyh pekerjaan yang
jadwalkan) sama dengan seluruh operasi tanpa pendahulu.
(Earife* Due Date),MWKR
memiliki waktu proses keseluruhan yang masih tersisa paling besar),
Step 2: Tentukan r*=nin(r3) di mana r3 ialah saat paling awal operasi j
dapat diselesaikan (i=q+t1i). Tehtukan m*, yaitu mesin di mana r*
iWKR (Least Work Remaining: Pllih pekerjaan yang memiliki waktu (Most
proses keseluruhan yang masih tersisa paling kecil), ser12. MONPR
dapat direalisasi. yang. masih harus
Operation Remaining: Filih pekerjaan dengan operasi
Step 3: Untuk setiap operasi dalam Pst yang memerlukan mesin m* dan algoritrna di atas,
dikerjakan paling banvak). untuk menggambarkan
memiliki .j ..* buat suatu atlrran prioritas tertentu. Tambahkan
perhatikan Contoh Kasus 8-12 berikut'
operasi yang prioritasnya paling besar ke dalam P51 sehingga
terbentuk suatu jadwal parsial untuk tahap berikutnya.
Contoh Kasus 8-12:
Step 4: Buat suatu jadwal parsial baru P111 dan perbaiki kumpulan data
jadwal aktif
dengan cara: coba Anda cari jadwal terbaik berdasarkan penurunan
dan jadwal non delay berdasarkan data pada Tabel
8-16 berikut ini.
, a. Menghilangkan operasi j dari ft;
b. Buat ft11 dengan cara menambah pengikut langsung operasij * Penurunan Jadwal Aktif :

yang telah dihilangkan; serta


c. Menambahkan satu pada t. Step 1:t: 0, P51: {}, St = {111,212,313,412\
Step 5: Kembali ke langkah 2 sampai seluruh pekerjaan terjadwalkan. Step2: rlli = 4,t1lz:1,1313 =3,t412- J ----)r* = l danm*:2
Sementara itu algoriuna prioriry dispatching untuk jadwal non delay ialah: Tabel 8-l6zData tmtuk Contoh Kasus 8-12
Step 1: Set t = 0 dan P51 = 0 (yaitu jadwal parsial yang mengandung t
operasi terjadwal). Set 51 (yaitu kumpulan operasi yang siap
dijadwalkan) sama dengan seluruh operasi tanpa pendahulu.
Step 2: Tentukan c* = min(c;) di mana c; iaiah s*aat paiing awai operasi j
dapat mulai dikerjakan. Tentukan"pula m*, yaitu mesin di mana c*
dapat direalisasikan.
Step 3: Untuk setiap operasi dalam Pst yang memerlukan mesin rn* da,
memiiiki .j : .* buat suatu aturan prioritas tertentu. Tambahkan Aturan Prioritas: SPT (Minimasi Mean Flow Time)
218 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Penjadwolon Pekerjoon 219

Step 3: Operasi yang memerlukan m* :2 ialah2l2 dan 412. Tabel 8-l7z Penurunan Jadwal Ahif pada Contoh Kasus 8-12
cylz = 0, lebih kecil dari r* ; t212: t sr I m Calon P
1
0 111 0 4 4 Z 212 212
c4ly= 0, lebih kecil dari r*;t412=3 212 0 1 1 412
313 0 3
Dengan aturan SPT, maka karena t4l7 < t412 dipilih 212 untuk di- 412 0 J
gabungkan dengan Pst.Pst = {212\ 1 111 0 4 4 J 313 313
221 1 4 (
Step 4: 212 dicoret dari 56 tambahkan operasi baru yang merupakan ala 0 a

pengikut langsung dari 212, yaiw 221,. 412 1 4


2 111 0 4 4 1,2 111 412
t:
E
1, P51 4 {212},St =
221 1 4 41?
{ 1 11,313,412,221} 322 2 2 5
412 2 4
Step 5: Kembali ke Step 2. 1

111 4 4 1 111 111


Step 2: rl 1 I : 4, ry13 = 3, r4l7: 3-Fl, r22l = 4+1, ---> r*:3 dan m*=3
221
322
1

4
4
2
E

6
Step 3: Operasi yang memerlukan m* : 3 ialah 313. 4
423
122
4
4 J 7 2 322 322
c313 :0, lebih kecil dari r*;3i3 221 4 4 8
digabungkan dengan P5s. 322 4 2 6
423 4 a 7
Ps1: {212,313} A 122 6 e 9 3 423 423
221 4 4 8
Step4:3i3 dicoret dari 51, tambahkan operasi baru yang merupakan 331 6 a 9
pengikut langsung dari 313, yaiu322. 423 4 a 7
6 122 A ? I 331 221
t:2, Ps1 : {212,3i3}, St : {111,472,221,322} 221 4 4 8
1

221
331 6 2 8 431
Proses selanjutnya akan diilustrasikan dalam Tabel 8-17 berikut. 431 7 1 8
7 122 6 J 9 1,2 122 431
233 8 4 11 431
331 8 11
431 I 1 9
8 122 6 I 2 122 122
233 I 4 aa

331 I 12
9 133 o 2 tt J 133 133
233 I 4 IJ
331 9 12
1E 2a1
10 233 11 4 1 331
a
J 4a
JJI 9
11 233 11 4 15 233 331

Pembaca disarankan agar menyediakan selembar kenas kosong dan menggambar skala kartesian Adapun jadwal aktif yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 8-10.
dengan sumbuy yang menyatakan mesin dan sumbu x yang menyatakan periode. setiap operasi Sementara itu penurunan jadwal non delay dapat dilihat pada Tabel 8-18
yang ditambahkan ke dalam S, sebaiknya langsung digambar diagram batangnya untuk me-
mudahkan perhiorngan saat operasi mulai dapal dikerjakan. Jika hal ini tidak dilalcukan maka Anda berikut.
mungliin akan kesulitan unruk mcnghitung saat suafu operasi dapat dimulai.
221
220 Perenconoon don Pengendalian Produksi Peniodwalan Pekeriaan

Tabel &-L&:Penttrtman Jadwal Non Delay Contoh Kasus 8-12


S, q m Calon P

0 't11 0 4 4 1,2,3 111 212


212 0 1 1 212
3'13 0 3 3 412
412 0 3 3 313
1 111 0 4 4 1,3 3't3 313
221 1 4 5 I 10 1 2345
313 0 3 3 01234
412 I 4
2 111 0 4 4 1 111 111 1
221 1 4 5
322 3 2 5
412 1 3 4
3 122 4 3 7 2 412 412
221 4 4 8
322 3 2 5
412 1 ? 4
4 122 4 3 7 1,2,3 221 322
221 4 4 8 122
322 4 2 6 322
423 4 t 7 423 Coutoh X'sus 8 -12
q Ka: Jadwal (A) adalah jadu'al aktif untuk
122 6 2
I 1,3 22i 423 Jadwal @) adalaliaawA lon dctay untrt< pcrsoalan Contoh Kasus 8-12
221 4 4 I 423
Delay tmtuk
331 6 3 9
Gambar 8-1,02 Hasit Penunman Jadwal AHif dan Non
423 4 3 7
6 122 6 3 9 1 221 221 Contoh Kasus 8-12
221 4 4 8
331 6 5 9
431 7 1 8
7 122 6 I 2 122 122 KESIMPULAN
naa 8 4 IZ
JJI 8 11 Dalambabinikitatelahmendiskusikanmasalahpenjadwalannpekerjaan
I I secara paralel' seri' maupun
431 1
di satu prosesor, maupun di m prosesor baik
8 133 o 2 11 I,J 431 ;J;; p.k;; diasumsikan diketahui di awal periode pen-
Semua
aaa *"Lr,i p.*rosesan diketahui dan dianggap tak tergantung
aal
8
8
4 12
11
431
aaa l;;;d, seluruh
431 8 1 o dari urutan Yang diPilih'
I 133 o 2 11 a 233 z5J
Tujuan menjadwalkan pekerj aan dapat bermacam-ma:aT'
Tujuan
253 I 4 12
ma\esPan' VfS adalah
331 o tz penjadwalan yang pertama adalah minimasi fdua yang
time)' sementara tuJuan
,ni.rirnuri *Jt tu alir rata'ratz (mean flow
10 laa 12 a 14 JJI JJI
331 o ? IZ
keti ga ialah minimasi ke lambatanlketerlambatan'
tujuan minimasi
Dalam penjadwalan pekerjaan satu prosesor'
lt 133 12 2 14 3 133 IJJ

Hasil penurunan jadwal non delay untuk Contoh Kasus 8-12 ini dapat bagaimanapun urutan suatu
makespan tidak perlu dilakukan karena
dilihat pada Sasaran penjadwalan
pekerjaan tidak akan m.*ptng*tti makespannya'
wakru alir rata-
;;i6; pada fasititas ,"* pior.ror hanyalatr minimasi
Peniodwolan Pekeriaan 223
222 Perenconoon don Pengendol ion Prduksi

STUDI KASUS
a. Minimasi waktu alir rata-rata (heanJtow time)yangdilakukan dengan PT. X ialah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan
menggunakan aturan SPT. elekronika. Gambaran proses produksi dan waktu baku proses dapat dilihat
b. Minimasi waktu alir rata-rataterbobot (weighted meanflow time),yang pada gambar dan tabel berikut.
dilakukan dengan menggunakan aturan WSPT.
Jika bagian PPC telah meramalkan bahwa total permihtaan untuk
c. Minimasi kelambatan rata-rata (Mean Lateness), yang dilakukan
dengan menggunakan aturan SPT.
tahun 199y r"t"r- 10.000 unit, jumlah hari kerja tahun 199y 250 hari (5
hari kerja per minggu) dan tiap hari jam kerja yang tersedia 8 jam; maka
d. Minimasi keterlambatan maksimum (mmimum tardiness), yang
selesaikan soal berikut.
dilakukan dengan menggunakan aturan EDD.
e. Minimasi jumlah pekerjaan yang terlambat, yang dilakukan dengan
menggunakan algoriuna Hodgson.
Minimasi keterlambatan rata-rata (mean tardiness), yang dapat
menggunakan aturan Sortest Slack Time ataupun algoriuna Wilkerson-
irwin.
Dalam hal penjadwalan prosesor paralel, teknik penjadwalan satu
prosesor masih dapat digunakan walaupun dengan sedikit modifikasi.
Tujuan penjadwalan pun masih mirip dengan tujuan penjadwalan satu
prosesor. Untuk meminimasi waktu alir rata-rata (meanflow time) digna-
kan modifikasi SPT, untuk meminimasi makespan digunakan modifikasi
LPT-SPT, dan untuk meminimasi berbagai ukuran kelambatan digunakan Gambar $llz Proses Perakitan di PT. X
modifikasi algoritma EDD, modifikasi algoritma Slack, modifikasi algo-
ritma Hodgson, serta modifi kasi algoritma Wilkerson-Irwin.
Gunakan kalender. Pabrik mulai berproduksi tanggal 4 Januari. Perhatikan
Dalam hal penjadwalan prosesor seri, solusi optimal hanya akan di- hari-hari libur. Pabrik bekerja 8 (delapan)jam per hari kecuali hari libur
peroleh pada penjadwalan dua prosesor seri untuk meminimasi makespan; nasional. Pada bulan Desember, bagian sales menerima pesanan produk
yaitu dengan menggunakan metode Johnson. Terdapat pendekatan heuristik sebagai berikut:
dari Dudek, Campbell, dan Smith untuk mencari solusi penjadwalan
orderNo.: 2401/9x, Jumlah: 200 unit, Tanggal Pengiriman:25/0lll99y
prosesor seri lebih dari dua. Sementara itu untuk tujuan penjadwalan lain
sebaiknya digunakan bantuan komputer untuk menganalisis dampak tiap order No.:240219x, Jumlah: 320 unit, Tanggal Pengiriman l5l01ll99y
alternatif urutan terhadap tujuan penjadwalan yang akan diperoleh.
order No.: 2403l9x, Jumlah: 240 Unit, Tanggal Pengiriman:25l0lll99y
Dalam hal penjadwalan job-shop, tersedia metode integer
order No.: 2404l9x, Jumlah: 120 unit, Tanggal Pengiriman: 081021199y
programming, bronch and bound, serta heuristik. Ketiganya tidak menjamin
tercapainya soiusi optimal. Tetapi untuk solusi mendekati optimal, metode order No.: 2405/9x, Jumlah: 400 unit, Tanggal Pengiriman: 011021199y
heuristikpriority dispatching dari Giffler dan Thompson cukup baik untuk
order No.: 2406/9x, Jumlah: 560 unit" Tanggal Pengiriman: 0ll03ll99y
di gunakan. Teknik prlo r i ty d is p at c hin g ini m em il iki dua macam algoritrna,
yaitu algoritma untuk jadwal aktif dan algoritma untuk jadwal non delay. order No.: 2407l9x, Jumlah: 280 Unit, Tanggal Pengiriman: 08/03/199y
order No.: 2408l9x,Jumlah: 120 unit, Tanggal Pengiriman: l5/031199y
Peniodwolon Pekerioon 225
224 Perenconaon don Pengendolion Prduki

Karena pabrik sedang direnovasi, maka pimpinan perusahaan menia- SOAL LATIHAN
dakan kegiatan lembur. Bagian sales"menyebutkan bahwa produksi sedapat
mungkin jangan terlambag karena perusatraan akan didenda sebesar Rp 200 8-1. Gunakan Data A. Cari jadwal dengan waktu alir rata-rata minimum.
per unit per hari kelambatan. Berapa waktu alir rata'rataminimum tersebut?
Tabel Ul9zDota Waktu Perakitan 8-2. Gunakan Data A. Cari jadwal yang meminimasi waktu alir rata'tata
Nomor Operasi WaKu Baku(Menit)
terbobot. Berapa waktu alir rata-rataterbobot jadwal tersebut?
01 1.2 8-3. Gunakan Data A. Hitung jadwal yang akan meminimasi kelambatan
02 2.4
03 4.2 rata-rala.
u 9.0
05 1.2
06 3.6
07 1.8
3.0 I 't0
08 1

09 6.0 2 10 20
10 7.2 3 5 15
11 4.8 4 2 10
12 4.2 5 8 10
13 5.4 6 7 25
7 8 15
I 4 25
Jika Anda adalah seorang perencana produksi, coba Anda atur o 3 10
jadwal produksi yang terbaik. 10 6 20

b. Berapakah denda yang harus dibayar perusahaan?


1 5 30
2 6 30
3 11 40
4 I 80
12 100
6 14 70
7 7 90
8 10 80
o A 40
10 12 90

8-4. Gunakan Data A. Hitung jadwal yang akan meminimasi kelambatan


maksimum.

8-5. Gunakan Data A. Hitung jadwal yang akan meminimasi jumlah


pekerj aan yan g terlambat.

8-6. Gunakan Data A. Hitung jadwal dengan aturan "Kelonggaran Terke-


cil" (Minimum Slack).
Penjodwolon Pekerioon 227
226 Perenconoan don Pengendalion Prduksi

g-17. Dengan menggunakan data set A dan data set B, hitung jadwal yang
8-7. Gunakan Data A. Gunakan algoritna Wilkerson Irurin unnrk memini-
masi keterlambatan rata-rala. Apakah urutan penjadwalan yang di- akan meminimasi kelambatan untuk tiga prosesor paralel. Berapakah
hasilkan benar-benar meminimasi keterlambatan ratz-rata? kelambatan maksimum untuk tiap data set?

8-8. Bandingkan kelambatan rata-rat4 waktu terlambat maksimum, dan 8-18. Dengan menggunakan data set A dan data set B, hitung jadwal yang
jumlah pekerjaan yang terlambat dari soal No. 6-4,6-5, dan 6-6. akan meminimasi total kelambatan untuk tiga prosesor paralel. Bera-
pakah total kelambatan untuk tiap data set?
8-9. Misalkan waktu pemrosesan dalam Data B ialah perkiraan menit
eksekusi untuk sepuluh program komputer. Tujuan si programer ialah 8-19. Hitung jadwal yang akan memberikan makespan terkecil untuk dua
meminimasi waktu untuk menjalankan program tersebut. prosesor seri dengan menggunakan data di bawah ini.

8-10. Berdasarkan hasil yang Anda peroleh dari soal di atas, misalnya
tingkat kepentingan program-progam ifir, dapat dikategorikan men-
jadi tiga. Dengan aturan apakah penjadwalan program harus dilaku-
kan, dan bagaimanakah jadwal yang akan dihasilkan?
8-20. Dengan menggunakan data di bawah ini, berapakah makespan ter-
8-11. Misalkan pekerjaan di dalam Data B ialah prakiraan waktu kerja kecil untuk tiga prosesor seri berikut?
seorang drafter. Wakru pemrosesan mencerminkan besarnya usaha
si drafter (dalam satuan hari). Misalnya terdapat kelambatan sebesar
$ 100 per hari kelambatan setelah baas waktu (due date). Bagaimana
pekerjaan harus dijadwalkan agar meminimasi total ongkos?

8-12. Misalnya setiap konsumen si drafter tersebut meminta agar seluruh


pekerjaan diselesaikan segera, bagaimanakah Anda menjadwalkan 8-21. Dengan menggunakan data di bawah ini, bagaimanakah jadwal aktif
pekerjaan yang harus dilakukan? dan non delay yang akan meminimasi waktu alir rata-rata untuk
pekerjaan di bawah ini?
8-13. Dengan menggunakan data set A dan data set B, hitung jadwal yang
akan meminimasi waktu alir rata-rata untuk tiga prosesor paralel.
Berapakah masing-masing waktu alirnya?
&14. Dengan menggunakan data set A dan data set B, hitung jadwal yang
akan meminimasi makespan untuk tiga prosesor paralel. Berapakah
masing-masing makespannya?
-oo0oo-
8-15. Dengan menggunakan data set A dan data set B, hitung jadwal yang
akan meminimasi jumlah pekerjaan yang terlambat untuk tiga
prosesor paralel. Berapakah masing-masing jumlah pekerjaan yang
terlambat untuk tiap data set?
8-16. Dengan menggunakan data set A dan data set B, hitung jadwal yang
akan meminimasi tingkat kelambatan rata-rata untuk tiga prosesor
paralei. Berapakah masing-masing rata-rata kelambatan untuk tiap
data set?
APLIKASI
SISTEM PERENCANAAN DAN
PENGEI{DALIAN PRODUKSI
MUTAKTIIR

PENDAHULUAN
Cf aat ini kita memasuki era baru industri. Era pertama industri dimulai
D a.rg* ditemukannya mesin uap, berdirinya pabrik, serta perpindahan
orang dari daerah pertanian ke perkotaan. Era kedua perkembangan industri
dimulai setelah dikembangkannya lintas perakitan dan konsep produksi
massal Ford. Sistem manufaktur yang besar dan mahal (sering disebut
transfer /rnes) merupakan bagian dari era ini. Sistem torferiines memiliki
mekanisme pemindahan bahan dan prosesor otomatis sehingga sering
disebut lintas otomasi. Tujuan sistem semacam ini ialah mengembangkan
aktivitas yang sepenuhnya otomatis. Otomasi jenis ini saat ini disebut./ued
automation, untuk membedakannya detgan Jlexible automatior? yang pada
intinya merupakan mesin-mesin yang dapat diprogram'
Saat ini terjadi perubahan yang dramatis dalam bidang komputer.
Komputer telah digunakan sebagai alat pengendali proses produksi. Per-
kembangan tersebut menuntut pengetahuan dan keatrlian tenaga kerja yang
lebih tinggi, di samping juga membutuhkan sistem pengendalian yang lebih
rumit. Tuntutan terhadap otomasi yang semakin tinggi mengharuskan
sistem manufaktur menjadi lebih sederhana.
Bab ini memberikan wawasan mengenai perkembangan dalam
bidang perencanaan dan pengendalian produksi mutakhir; membahas
konsepkonsep sistem pengendalian produksi mutakhir yang dikembangkan
230 Perenconaon don Pengendolion Produksi Sistem Perenconaan don Pengendolion Prduksi Mutokhir 231

setelah tahun 1970-an. Pembahasan diawali dengan sistem produksi royota


Kendaraan bermotor terdiri atas banyak sekali komponen yang dibuat dan
(Just In Time system), dilanjutkan dengan pembahasan mengenai otomasi
dirakit pada berbagaitahapan yang rumit. Sistem pengendalian wakru dan
sistem produksi, serta diakhiri dengan pembahasan mengenai Manufoc- jumlah produksi berbagai tahapan produksi tersebut merupakan faktor
turing Resource Planning (MRP II). penting dalam menentukan tingkat produktivitas. Sistem produksi Toyota
ini dikenal sebagai pull-type-ordering-system (unuk selanjutnya akan dise-
SISTEM PRODUKSI TOYOTA but sebagai "sistem tarik") yang merupakan sistem pengendalian produksi
Toyota sebagai pembuat kendaraan bermotor di dunia telah berkembang yang relatif murah dibandingkan dengan sistem konvensional yang disebut
secara mengesankan dalam dua dekade terakhir ini. Salah satu faktor pen- push type (untuk selanjutnya akan disebut sebagai sistem tekan). Elemen-
dukung keberhasi{an Toyota ialah sistem perencanaan dan pengendalian elemen dasar sistem produksi Toyota dapat dilihat pada Gambar 9-1.
produksinya yang merupakan strategi garis belakang dalam menghadapi Dua pilar utama sistem produksi Toyota ialah Just In Time Pro-
persaingan bisnis yang ketat di pasaran dunia. Strategi ini ditujukan untuk duction System datJidoko System. Kedua sistem tersebut akan dijelaskan
mengurangi ongkos produksi dengan cara menghilangkan setiap hal yang secara rinci berikut ini.
tidak berguna dan mendayagunakan kemampuan para pekerja secara penuh
untuk meningkatkan kualitas secara keseluruhan. Konsep ini yang kemu- Just In Time Production System
dian melahirkan sistem produksi yang khas Toyota.
Just-in-time (JIT) dikembangkan dalam rangka merealisasikan dua konsep
PROTI? IXCRIAtI UTDER SLOW CROIVI}I DCOIIOMY stategi Toyota, yaitu menghilangkan hal-hal yang tidak berguna" terutama
yang berhubungan dengan persediaan dan kelebihan produksi; serta pen-
COST REDUC'IOII DY EU},TTATII{C 1IASIE
dayagunaan para pekerja secara penuh, terutama dalam hal peningkatan
mutu, produktivitas dan moral kerja. Sistem produksi IIT ini menentukan
bahwa setiap tahap proses pembuatan hanya memproduksi produk yang
dibutuhkan saja pada saat tertentu sesuai jumlah yang dibutuhkan. Dengan
demikian tingkat persediaan dapat ditekan serendah mungkin. Sistem ini
juga memungkinkan penyesuaian terhadap perubahan permintaan dengan
mengurangi waktu produksi. Sesuai dengan karakteristik kendaraan ber-
motor yang terdiri dari banyak komponen serta karakteristik industri yang
ada di Jepang di mana komponen-komponen itu disubkontrakkan kepada
banyak perusahaan, maka akan timbul kesukaran pengendalian waktu dan
jumlah produksi secara tepat di tiap subkontraktor dan di perusatraan induk.
Dengan menggunakan sistem produksi taik(push system), Toyota berhasil
mengurangi jumlah persediaan dan menekan ongkos produksi sehingga
menjadi lebih efisien.
Jusrin-time direalisasikan dengan penarikan WIP oleh proses berikut
dalam jumlah lot yang kecil. Prinsip ini selanjutnya dikembangkan menjadi
MPROVED AC'Iv]Ttr! !Y IMAI.L CROUP sistem kanban, dimana kanban digunakan sebagai alat pengendalian
produksi. Sistem IIT inipun memberikan tempat kepada reduksi waktu
Gambar 9-l: Komponen Dasar Sistem Produksi Toyota setup,perbaikan metode kerja" dan pemerataan kemampuan produksi. Oleh
karenanya secara ideal suatu proses hanya memproduksi satu item pada satu
232 Perenconoon don Pengendolion prduksi Sisfem Perencanoan dan Pengendalion Produksi Mutakhir 233

jangka waktu dan memindahkan hanya satu item


kepada proses berikut Konsep di atas berlawanan dengan sistem tekan Qtush-system) yang terdiri
selama jangka waktu yang sama-tersebut. atas sistem pengendalian produksi yang terpusat. Perhatikan Gambar 9-2.
Sistem tar* (pull system) dapat didefinisikan sebagai suatu Pusat kontrol membuat jadwal produksi pada tiap tahap proses didasarkan
sistem
pengendalian yang tidak terpusat. Jumlah produksi tiap atas perkiraan permintaan, informasi jumlah produk jadi dan jumlah barang
ihap proses di-
tentukan oleh jumlah nyata yang dipakai tahap proser setengah jadi, serta realisasi produksi tiap tahapan produksi. Dengan kian
r.mjrtnya. per-
hatikan Gambar 9-2- Dalam menerapkan rumiurya proses produksi maka tingkat kesulitan untuk memperoleh infor-
JIr, Toylta..ngg*"tan sistem
pengendalian produksi yang unik, yaitu dengan masi umpan balik dan menentukan saat/jumlah item yang diproduksi akan
."rgg*d an kanban
semakin meningkat. Dengan demikian pada akhirnya sistem komputer harus
(kartu). Toyota mendapatkan gagasan ini dari p^-
r*"iu:y*
di mana tiap
barang diberi labellerisikan informasi yang dianggap perlu. digunakan sebagai alat bantu manajemen. Betapapun juga, jumlah item
Bila pembeli
menghendaki suatu barang, ia pergi ke pasar swatayan pada industri kendaraan bermotor terlalu banyak sehingga menjadi mahal
*.ng".bil ba- d- untuk dikendalikan secara terpusat.
rang itu sejumlah yang ia butuhkan. Lalu pasar swalayan
itu melesan ba-
rang baru untuk mengganti barang lama yang telah ierjual. pada Fungsi pertama kanban ialah menetapkan jadwal produksi. Fungsi
sistem
produksi royota, tiap proses dianggap sebagai pemberi pior", keduanya ialah menjadikan produksi luwes terhadap perubahan permintaan
seberumnya.
Dengan menggunakan kanban maka tiap atau faktor produksi lainnya. Dengan demikian pada akhirnya kelebihan
i.or", mengambil produk yang
diperlukan dari proses sebelumnya pada saat dan jumlah yanj produksi dapat di-hindari, prioritas operasi lebihjelas, sarana penugasan
dipertukan.
Lalu proses sebelumnya itu memproduksi sejumiah produk tersedia, dan ongkos pengendalian produksi dapat ditekan. Kanban secara
lang diambil
dan menjaga mutu serta ongkos produksi produknya. fisik berupa label berisi nama"/nomor item, lokasi produksi, lokasi peng-
gun&m, jumlah /or produksi, serta jenis dan kapasitas kontainer. Aliran
FUT{GS I I'ONTNOL IARPOSAT kanban antar dua proses dapat dilihat di Gambar 9-3. Aliran tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Mrt rbl Konrcncn aff
'tffi

a" Puch Strtan (Siacm TcLan)

rf PROSES PRODUKSI

NTAAN PASAR

b. Pull Syrtcnr (Sirtcm Tarih)

o = OFrasi Prudu\si =
pcrintah produLsi

\ / =BuffcrStoc\ -..>
----------+ = Aliran Barant/pnodul
Gambar 9-22 Perbedaan Sistem Tarik (push Systeml dan Sistem Tekan
(Pull System)
Gambar 9-3: Aliran Kanban pada Proses Berurut
234 Perenconoon don Pengendolion Produki Sislem Perenconcton dan Pengendalion Prduksi Mutol,:hir 235

a. Pada proses manufaktur telah terdapat persediaan material yang di- menyesuaikannya dengan waktu ancang produksi (harga Ti + 12;. Sebagai
tempatkan pada kontainer berikut kanbannya, yang disebut kanban contoh, apabila kemampuan sebuah lintas produksi kurang maka terpaksa
transit. Bila material itu dibutuhkan (diketahui pekerja dari adanya dilakukan kerja lembur atau penghentian lintas produksi lainnya. Dengan
kanban produksi) maka material yang bersangkutan diambil, memvisualisasikan pemborosan ini, maka akan dapat diusatrakan perbaikan
sementara kanban transit dilepas dan diletakkan di tempat pengum- untuk meningkatkan kemampuan jalur produksi itu.
pulan kanban. Material yang telah siap diproses itu selanjutnya
dipasangi dengan kanban produksi. Sistem Otonomisasi Jidoka
b. Pemasok material yang datang untuk mengisi persediaan akan
Dalam sistem produksi Toyot4 jidofta diartikan sebagai otomatisasi yang
mengambil kanban transit dari tempat pengumpulannya. Kanban itu
berlaku bagi peralatan produksi dan para pekerja secara manusiawi. Dengan
dibawa kerirbati ke tempat persediaan meieka sebagui tura" peng!
kata lain, peralatan produksi tidak hanya bekerja secara otomatis tetapijuga
riman berikutnya.
menilai hasil pekerjaannya secara otomatis dan memberikan sinyal jika
c. Kanban produksi yang direkatkan pada material akan mengalir
terjadi sesuatu yang tidak normal kepada operator. Hal yang sama berlaku
bersama item produk yang sedang diproses sampai produk itu
bagi perakitan yang menggunakan tenaga manusia. Para pekerja diberi
selesai diproses. Kanban ini baru dilepas dan diganti dengan kanban
wewenang penuh untuk menghentikan produksi (line-stop). Dalam
transit apabila tersedia kanban transit dari proses berikumya sebagai
kenyataannya j idoka melengkapi JIT karena tanpa pendayagunaan j idoka
tanda pengiriman ke tempat persediaan. Seperti yang terdahulu,
secara tepat, pelaksanaan JIT tidak akan berhasil. Pentingnyajidoka dalam
kanban produksi dilepas, diletakkan di tempat pengumpulan
sistem produksi Toyota ialah mencegah kelebihan produksi, mencegah
kanban, dan diambil pekerja untuk memulai produksi berikutrya.
produk cacat diteruskan, pengendalian hal-hal tidak normal, serta pening-
d. Pada tahap selanjutny4 pekerja melepaskan kanban transit dan
katan produk:tivitas tenaga kerja.
meletakkannya di tempat pengumpulan kanban. peke{a pada tahap
sebelumnya mengambil kanban transit sebagai tanda untuk Jadi jidoka terutama dilakukan melalui fasilitas stop otomatis yang
pengiriman berikutnya. menghentikan operasi produksi bila ada produk cacat atau bila jumlah item
yang ditentukan telah tercapai. Di sini juga termasuk peralatan yang ber-
Dengan mengembangkan langkah-langkah di atas ke seluruh proses henti secara otomatis jika siklus produksi telah selesai. Peralatan ini
maka kanban akan beredar melalui seluruh sistem produksi perusahaan terutama digunakan di beberapa mesin yang dilayani oleh seorang pekerja.
maupun pemasok dan subkontraktornya. untuk menghitungjumlah kanban
yang diperlukan dalam peredaran tertutup, digunakan persamaim berikut ini: Faktor Penunjang
di mana: Q = Jumlah kanban Seperti Gambar 9-1, Toyota Production System membutuhkan beberapa
D = Demand per satuan waktu penunjang agar dapat diterapkan dengan berhasil guna. Faktor penunjang
T1 = Waktu menunggu kanban tersebut di antaranya ialah:
T2 = Waktu produksi per proses per kontainer a. Penghalusan Produki (Production Smoothing): merupakan alat adap-
C = Kapasitas kontainer (kurang dari l0%o produksi/hari) tasi produksi terhadap permintaan yang bervariasi. Berdasarkan konsep
a = Faktor kebijaksanaan (kurang dari 10 %) ini, suatu lintas produksi bukan hanya menghasilkan satu item dengan
jumlah lot tertentu, tetapi dapat membuat beberapa item untuk me-
Faktor kebijaksanaan ditentukan oleh kemampuan produksi mengatasi
gangguan-ganggunan yang mungkin timbul. Sedangkan besarnya perminta- nanggapi permintaan pelanggan hingga dapat dihasilkan produk terbaru
an D dibatasi oleh rencana bulanan. Harga Q atau jumlah kanban dibuat dan penekanan tingkat persediaan serendah mungkin.
tetap sehingga apabila terjadi perubahan D maka harus diusahakan untuk
236 Perenconaon dan Pengendolion Prduksi Sistem Perenconoon don Pengendolian Prdulcsi Munlhir 237

b. Pengwangan Walou Ancang: yang dilakukan dengan cara mengurangi Biaya investasi untuk mesin dan perkakas khusus cukup tinggi'
waktu setup, penggunaan operasi yang standar/rutin, pengaturan tata
Demikian pula risikonya. Keahlian tenaga kerja "ditransfer" dari tenaga
letak berdasarkan konsep sel, serta penggunaan tenaga kerja multi- kerja ke mesin sedemikian rupa sehingga hanya diperlukan tenaga kerja
fungsi. berkeahlian rendah. Item produk dibuat mengalir melalui serangkaian
c. Jaminan Kualitas: Setiap proses produksi diwajibkan menjaga kualitas. operasi dengan menggunakan peralatan pemindahan bahan'(konveyor,
Produk cacat tidak diizinkan untuk diteruskan ke proses berikutnya. crane, dan lain sebagainya). Item-item produk tersebut berpindah satu per
Untuk itu dibutuhkan keterkaitan erat antara sistem produksi Toyota satu mengikuti lintas produksinya. Waktu yang dibutuhkan tiap item di
dengan aktivitas pengendalian kualitas keseluruhan (Total Quality dalam suatu stasiun kerja dibuat tetap dan sama (penyeimbangan lintas).
Control). Lintas tersebut dibuat untuk beroperasi secepat mungkin. Sistem tersebut
Pada akhirnya sistem produksi Toyota merupakan suatu sistem yang merupakan sistem yang tidak fleksibel. Perhatikan Gambar 9-4'
sangat berguna apabila aturan-aturannya diikuti secara ketat, termasuk:

a. Tidak diperbolehkan untuk mengirim produk cacat ke proses berikut.


Proses berikut selalu dianggap sebagai pelanggan yang tidak akan mau
menerima barang yang cacat.
E" E" E"
b. Proses berikut akan mengambil material yang dihasilkan proses

c.
sebelumnya hanya pada saat diperlukan dan dengan jumlah yang di-
butuhkan-
Proses sebelumnya hanya memproduksi barang sejumlah barang yang
diambil.
EO E" Dmodifikasi dariJ.T. Eack, The Desipn of the Factonv in with a Fulure, Mcoraw Hill, New
York, 1991, Hal.36.

Ketiga aturan di atas tampaknya sederhana tetapi dalam pelaksanaan Gambar 9-4t Skema Sistem Lintas Produksi
sering mengalami berbagai kesulitan. Perlu diperhatikan bahwa kedisiplinan
pekerja dan pengawas yang belum menyadari konsep dasar sistem produksi
Toyota akan sangat mempengnruhi pelaksanaannya. Setelah lahirnya konsep produksi massal, berbagai pendekatan dan teknik
telah digunakan untuk menghasilkan mesin yang efektif untuk industri
berskala besar. EfekfiviUs tersebut berhubungan dengan derajat standarisasi
FLEXIBLE MANUFACTURING SYSTEM (FMS) rancangan produk dan jangka wakru sampai terjadi perubahan ftLncangan.
Sistem lintas produksi sebagaimana dikembangkan Ford pada dasawarsa Suatu mesin yang dapat memproduksi suatu item dengan jumlah tenaga
3O-an ditujukan untuk industri dengan volume produksi yang tinggi (mass ke{a terlatih yang sedikit baru dapat dikembangkan jika suatu produk telah
production). Sistem semacam ini memiliki tingkat produksi yang amat memiliki kejelasan standar dan dibuat dalam jumlah besar. Perhatikan
tinggi. Dibutuhkan peralatan khusus untuk menghasilkan produk-produk Gambar 9-5 untuk contoh mesin dalam kategori ini. Mesin khusus semacam
tertentu. Mesin-mesin yang berlainan dikelompokkan ke dalam lintas ini amat mahal dan biasanya tidak mampu membuat produk lain. Mesin-
produksi. Satu mesin digunakan untuk safu maksud tenentu, kecualijika mesin semacam ini harus dioperasikan dalam jangka waktu panjang agar
dibutuhkan tambahan mesin khusus untuk menyeimbangkan lintas tersebut. memungkinkan tingkat pengembalian investasi yang memadai. Walaupun
Keseluruhan pabrik khusus dirancang untuk menghasilkan produk tertentu .
amat efisien, mesin-mesin tersebut hanya dapat digunakan untuk membuat
dan dengan menggunakan mesin-mesin khusus (bukan mesin general produk yang khusus dan dengan jumlah besar. Keinginan untuk mengubah
purposed). i*.*g* produk harus dihindari atau ditund4 karena "membuang" mesin-
mesin ini mahal biayanya. Sistem tersebut jelas tidak fleksibel'
238 Perenconoon don Pengendolian Prduki 239
Sisfem Perenconaon dan Pengendolian Produksi Mutokhir

Sumber: J.T. Ead(, lrtcCnar Hill, l{ry Yort, I 991, Hal.


38

Gambar 9-$:Contoh Mesin-mesin Trattsfer Lintas Produksi

Kebanyakan sistem produksi ialatr campuran sistem lintas perakitan dan


sistem 7bD-s hop. Pemintaan produk dapat bervariasi jumlahny4 dari satu
batch sampai jumlah yang besar sekali. Sebagian besar produksi pabrik-
pabrik ini dikonsumsi dengan permintaan yang konstan dan stabil. Lintas
subasembly dan lintas perakitan akhir ialah perkembangan selanjutnya dari
, Mc0raw Hill' t{ry York' l99l ' Hal'
sistem lintas perakitan, dan lebih bersifat padat karya. Sumber:
39.
Perkembangan perkakas mesin pengendali numerik (Numerical Gambar 9'62 Contoh Suatu Mesin CNC
Control, disingkat NC) pada akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an
memungkinkan pengendalian terprogram atas posisi alat potong relatif Lahirnya mesin CNC membawa perkembangan baru yang berupa FMS
terhadap benda kerja. Setelah ditambahkan komputer, mesin NC siap di- (Flexible Manufactwing System), yang meliputi:
gunakan untuk berbagaijenis manufaktur. Gambar 9-6 merupakan contoh o Sistem pemindahan bahan antarmesin otomatis (Automatic
Material
mesin A{C (Computer Nwnerical Control). Konfigurasi umum sistem CNC H andl in g B e tw e en Mac hine);
ialah: o Mesin firkakas yang dikendalikan secara numerik (Numerical Conyol
Machine Tools);
Program Entry ---> NC Program ---> Computer --> Interface/ ---> NC o Mesin perkakas dan sistem pemindahan bahan yang dikendalikan
komputlr (computer control over Material Handling system and
(Punch Card/ Storage Servo System Machine Askette) Machine Tools);
o Pengelompokanteknologi (Group Teclmologt\'
240 Perenconaon don Pengendalion Produksi Sistem Perenconoan don Pengendolian Produksi Mutol,hir 241

Flexible manufacturing system terdiri atas sekelompok stasiun perantara (interface) antar sel. Sistem pemindahan bahan dan mesin-mesin
pemroses (biasanya terdiri atasmesin NC) yang dirangkaikan secara ber- CNC tersebut dikendalikan oleh komputer yang berfungsi sebagai
sama dengan sistem pemindahan benda kerja otomatis, dengan operasi penyimpan data item produk, pembagi/distributor perintah pada perkakas/
terpadu menggunakan bantuan komputer. Stasiun-stasiun kerja dalam mesin, pengendali produksi, pengendali lalu lintas, pengendali peralatan
sistem FMS disusun berdasarkan prinsip goup technology di mana item- pemindah/pemuat mesin CNC, pemantauan sistem FMS secara keseluruhan,
item produk yang memiliki kesamaan diidentifikasi dan dikelompokkan ke pengendalian perkakas, serta pelaporan unjuk kerja Qterformance) sistem.
dalam suatu kelompok guna memanfaatkan keuntungan yang didapat dari File-file datayangtermuat di dalam sistem komputer pengendali ini ialah
sifat kesamaan tersebut. Stasiun-stasiun itu disebut FMC (Flexible Manu- file data item/part, file routing produksi, file produksi item, file palet, file
facturing CelI).ltem-item produk yang memiliki kesamaan atribut desain perkakas, serta file umur pakai perkakas. Mesin CNC modern mampu
dan atribut manufaktur (urutan proses produksi) digabungkan ke dalam satu secara otomatis mengubah perkakas/pahat, memuat benda kerja ke dalam
famili. Suatu sel FMS dirancang untuk dapat melakukan operasi-operasi palet, dan menghitung parameter pemotongan benda kerja. Mesin-mesin
yang dapat memenuhi seluruh atribut tersebut. Perhatikan Gambar 9-7. CNC merupakan sistem manufaktur dengan misi variabel. Kebanyakan
FMS hanya mempekerjakan sedikit tenaga ahli, terutama dalam bidang
rorr ffi
fil ffi E N B ffiffi
monitoring sistem, pemindahan bahan otomatis, pemasangan pahat, dan
tenaga ahli perawatan sistem.
Secara umum, kelebihan FMS dibandingkan dengan sistem otomasi
lintas produksi ialah:

f,o
IT2 I
lrd/Unlo.dSodm
o
o
Kemampuan melayani pesanan dalam jumlah sedikit;
Kemampuan menghasilkan produk yang lebih bervariasi;
l- *"1 r Waktu reaksi terhadap perubahan lebih singkat;
o
I *"_l o
Ketepatan waktu penyelesaian dari penerimaan order sampai pengi-
riman produk;
| "-'*- | Pengurangan persediaan; serta
. Penggunaan sumber-sumber yang lebih efisien dan produktif.
Sumber:J'T'Black,@,MconwHill,NewYork,l99l,Hal.
39.
Telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai FMS, dan pada
Gambar 9-72 Contoh Suatu Flexible Manufacture Cell
akhir dasawarsa 1980-an telah ada 400 jenis FMS untuk membuat berbagai
produk. Sebagian besar sistem FMS dikembangkan di perusahaan besar
Perencanaan proses produksi dalam FMS dilakukan secara terpadu dengan
yang ingin mendapatkan fleksibilitas industri jobshop dan produktivitas
menggunakan komputer (Computer Aided Process Plonning). Sistem ini
industri lintas perakitan. Kelemahan FMS terletak pada perkakaVpahat yang
dikembangkan dengan adanya klasifikasi/kodifikasi item serta rencana/
mahal dan rumit, serta keterbatasan perangkat lunak. Komputer pengendali
proses baku yang digunakan untuk menghasilkan item tersebut sehingga
FMS harus mengendalikan konveyor, memelihara database. melacak
urutan produksi (routing), penjadwalan, dan pemindahan bahan diiakukan
perawatan perkakas/mesin, melacak unjuk kerja sistem dan mencetak
secara terpadu dengan bantuan program aplikasi komputer. Seperti telah
laporan manajemen. Tidaklah mengherankan bila perangkat lunak menjadi
disebutkan, perlengkapan FMS terdiri atas 3 (tiga) kategori utama, yaitu
faktor yang membatasi perkembangan FMS.
perkakas/mesin CNC, sistem pemindahan bahan serta sistem pengendalian
komputer. Dalam kaitannya dengan FMS, sistem pemindahan bahan teru-
tama melakukan dua fungsi yaitu gerakan antara sel (pusat produksi), serta
Sisfem Perencanaon don Pengendolion Produksi Mutokhir 243
242 Perencanoon don Pengendolion Produksi

PERENCANAAN SUMBER PAYA MANUFAKTT]R


Agar benar-benar kompetitif, perusahaan manufaktur harus dapat mengi-
rimkan produk tepat waktu, cepat, dan ekonomis. Untuk itu dibutuhkan
perkakas perencanaan dan penjadwalan yang mampu mencapai tujuan di Pcrcncensn KrFdtE
Rough-Cut
atas. Guna melengkapi diri dengan perkakas perencanaan tersebut maka
dikembangkan metodologi MRP II yang melakukan perhitungan sumber
daya bahan, tenaga kerja, peralatan, perkakas, dan lain sebagainya. Untuk
setiap sumber daya tersebut di atas MRP U dapat memperkirakan apa yang
Pcrcnemen Bahan/
diperlukan, kapan'diperlukan, dan jumlah sumber daya tersebut. Ksp.rit , Rinci

Logika MRP II cukup sederhana dan sebagian di antaranya telah di-


bahas secara parsial pada bab-bab terdahulu. Logika tersebut dapat dilihat
pada Gambar 9-8. Pada tahap paling puncak terdapat perencanaan bisnis
yang mencakup perencanaan keseluruhan perusahaan dengan memperkira-
kan kebutuhan pasar (peramalan pasar dan konsumen), kemampuanlke-
Sumber : Tltomr
Tltor@ F. W.[rce,
Wdllce, lr8ts 8a00s, 2td.
llidl!&"[.lra0!S,
lll8E lL:-U!8!.n znd. w'8m Umitcd
user Wrigh
Ed.' Olh'er ruotc
umlco Rdiliatbn
sanggupan perusatraan (skill tenaga kerj4 sumber dayayang tersedia, tekno- lnc., Eser, t 990, Htl. 255.
logi), sasaran finansial perusahaan (keuntungan, cashflow, dan perkem-
Gambar 9-82 SiHus Manufacturing Resources Planning
bangan) serta sasaran-sasafirn strategis (tingkat kepuasan konsumen, pening-
katan kualitas, pengurangan ongkos, perbaikan produktivitas, dan lain se- Proses berikut setelah manajemen permintaan ialah perencanaan kapasitas
bagainya). Besaran-besaran dalam tahap ini dinyatakan dalam bentuk satuan rough czl. Perencanaan kapasitas rough cfi ialah perkiraan kasar mana-
mata uang. Pada tahap berikutnya dilakukan perencanaan penjualan dan jemen puncak untuk melihat apakah rencana penjualan yang disusun rea-
operasi yang merupakan bagian dari penyusunan rencana bisnis berkenaan listis atau tidak. Proses ini memperhitungkan jumlah jam kerja jumlah jam
dengan penjualan, produksi, persediaan, dan sebagainya. Besaran-besaran orang, rekayasa, keuangan, dan lain sebagainya' Proses ini membutuhkan
dalam tahap ini dinyatakan dalam satuan unit. Selanjutrya dilakukan proses penyeimbangan antara jumlah jam orang yang tersedia dengan tingkat
manajemen permintaan. Proses manajemen permintaan mencakup dua produksi yang diinginkan.
bagian, yaitu peramalan dan pengolahan order serta pemberian janji kepada
Proses setelah perencanaan kapasitas rough cut ialah penyusunanjad-
konsumen. Peramalan ialah proses meramalkan jenis dan jumlah item yang
wal induk. Jadwal induk ialah pernyataan rinci tentang produk yang akan
diharapkan oleh departemen pemasaran akan terjual, serta tindakan yang
dibuat selama horison perencanaan; mencakup dua bagian, yaitu berapa
akan dilakukan untuk merealisasikannya. Proses peramalan permintaan jumlah yang akan diproduksi dan kapan saatnya melakukan produksi.
dilakukan dalam jangka waktu bulan. Proses ini mencakup komitmen
Pertimbangan pada tahap ini ialah ketersediaan kapasitas, ongkos-ongkos
bagian pemasaran untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sementara
produksi dan peramalan per periode. Proses berikutnya ialah proses
itu proses pengolahan order dan pemberian janji pada konsumen merupakan
perencanunn bahan dan kapasitas yang terperinci. Pada proses ini digunakan
proses pengoiahan order pembelian yang masuk, menentukan jenis produk,
MRP dan Capacity Requirement Planning. Tahap berikutnya iaiah pen-
serta saat pengiriman produk pada konsumen. Proses ini cukup penting
jadwalan pabrik dan pemasok. Penjadwalan pabrik berarti mengurutkan
dilakukan dalam MRP II, yaitu mengkaji berbagai order yang telah di-
order-order/pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan' Biasanya dalam
terima, melihat tingkat persediaan, melihat kapasitas yang ada, waktu
suatu pabrik, pekerjaan tersusun secaraflow shop atau secaraiob shop-
ancang yang diperiukan, dan menjanjikan saat pengiriman kepada kon-
Penjadwalan pemasok berarti menentukan saat material atau komponen
sumen. Proses ini akan terkait sangat erat ciengan peramalan permintaan.
yang dibeli tiba di perusahaan. Untuk mengikat pemasok agar menepati
244 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Srstem Perenconaon don Pengendolion Prduksi Mutal';hir 245

jadwal pengiriman, perlu dibuatkan perjanjian konFak yang mengikat kedua


belah pihak. Tahap terakhir ialah eksekusi produksi di mana pada tahap ini
KESIMPULAN
aktivitas pembuatan barang dapat dilangsungkan. Tahap ini memiliki Bab ini menyajikan beberapa pandangan terhadap perkembangan aktivitas
banyak masalah, terutama masalah koordinasi antar-bagian (produksi, perencanaan dan pengendalian produksi yang mutakhir. Dibahas tiga teknik
logistik, pemasaran, dan lain sebagainya). yang muncul setelah dasawarsa 1970, yaitu teYsikJust-In'Time da'"i sistem
produksi Toyota, teknik Flexible Manufocturing System, dan teknik MRP
Dengan mengintegrasikan seluruh proses di atas, MRp II menjadi
proses yang sangat efektif untuk mengaitkan proses perencanaan jangka II yang muncul di AS pada akhir dasawarsa 1980-an.
panjang dengan rencana produksi jangka pendek. Pendekatan yang di- Teknik Just-In-Time menggunakan kanban atau kartr.r atau label
gunakan ialah pendekatan top-botton sehingga garis perencanaan dan pen- unnrk melakukan pengaturan produksi. Dengan cara tersebut maka pengen-
capaian dapat menggunakan seluruh sumber daya perusahaan yang tersedia. dalian produksi dapat dilakukan dengan mudah. Jumlah item yang dipro-
umpan balik mengalir secara bottom-up pada saat terjadi hal-hal yang luar duksi semata-mata ditentukan berdasarkan jumlah item yang diambil oleh
biasa. Proses ini menjamin agar tingkat validitas rencana tetap dapat di- proses pengikut. Akibatnya, sistem pengendalian produksi dapat diatur
pertahankan. Proses umpan balik ini akan menjadi jembatan untuk rencana dengan lebih sederhana.
tingkat atas dengan pekerjaan aktual yang dilakukan di pabrik.
Berbeda dengan Just In Time, sistem Flexible Manufacturing System
Manfaat lainnya yang diperoleh dari sistem MRP II ialah peren- menggunakan komputer untuk melakukan aktivitas perencanaan dan
canaan finansial yang lebih baik. Dengan menggunakan data yang tersedi4 pengendalian produksinya. Sistem FMS terdiri atas peralatan pemindah
perencana finansial dapat dengan mudah mengubahnya ke bentuk satuan bahan otomatis, mesin CNC, dan komputer pemrogram. Jumlah dan jenis
mata uang sehingga proses perencanaan keuangan perusahaan dapat item yang diproduksi, urutan produksi, serta wakfu ancang karenanya dapat
dilakukan dengan eksak. Seringkali pihak perencana keuangan perlu me- ditetapkan dengan eksak. Sistem FMS pada awalnya dirancang untuk
netapkan asumsi-asumsi untuk melakukan perencanaan finansial. Dengan mengotomasi/mengadopsi sistem produksiToD -shop yang fleksibel sehingga
menggunakan MRP II, asumsi-asumsi yang digunakan dapat lebih dibatasi. memiliki tingkat efisiensi yang tinggi (seperti otomasi lintas perakitan).
Perkembangan FMS dibatasi oleh kemampuan perangkat lunak. Selain itu,
MRP II ialah perkakas perencanaan dan penjadwalan yang me-
sistem FMS tidak peka terhadap sumber daya manusia yang menggerak-
mungkinkan perusahaan mendapatkan hasil maksimum dari lingkungan
kannya.
operasi saat ini. Jika digabungkan dengan Just-In-Time/Total fuality
Control sebagai perangkat operasional maka akan diperoleh perangkat II. Konsep ini Iebih
Pada akhir dasawarsa 1980 muncul konsep MRP
perencanaan dan operasional terpadu. Kelebihan MRP II terletak pada merupakan gabungan konsep-konsep perencanaan produksi yang pada
kemampuan perencanaannya sementara kelebihan Just-In-Time/Totar awalnya dilakukan secara terpisah (perencanaan agregat/disagregat, MRP,
Qual ity c ontol terletak pada kemudahan pengendalian operasionalisasi perencanaan kapasitas, serta penjadwalan), dan dengan MRP II dilakukan
produksi. Perusahaan yang mengoperasikan MRP II dan JIT/TeC meru- secara terpadu (integrated). Dengan cara demikian akan dapat dihasilkan
pakan perusahaan yang siap menghadapi perubahan. Kombinasi MRp II dan kesatuan/keterpaduan pola perencanaan antarbagian baik secara vertikal
IIT/TQC memiliki pengendalian yang baik sehingga memungkinkan maupun secara horisontal. Kelemahan sistem ini ialah tidak tercakupnya
mereka memetakan seluruh alternatif rencana- meramalkan konsekuensi altivitas pengendalian untuk mencapai rencana yang telah disusun. Untuk
rencana tersebut, memilih rencana terbaik, dan merealisasikannya. Dalam itu para peneliti menyarankan agar sistem MRP II ini digabungkan dengan
jangka pendek, perusahaan-perusahaan tersebut akan memiliki pengen- sistem produksi Toyota (Just In Time) agar dapat menghasilkan perkakas
dalian yang lebih baik dalam menjalankan usaha serra memperbaiki peru- perencanaan dan pengendalian produksi yang baik.
sahaannya secara berkesinambungan.
-oo0oo-
DAFTARPUSTAKA

Bedworth, David D. dan James E. Bailey; Integrated Production Control


Systems Management, Analysis, Design. John Wiley and Sons, New
York, 1982.
Black, J.T., The Design of The Factory with a Future, McGraw Hill Book
Co., New York, 1991.
Riggs, James L., Production Systems: Planning, Analysis, and Control.
John Wiley and Sons, New York, 1985.
Biegel, John E.. Production Control: A Quantitative Approacft, Prentice
Hall of India, New Delhi, 1980.
Blackstone, John H., Capacity Mougemenr, South Western Publishing Co.,
Cincinnati-Ohio, 1 989.
Hicks, Philip E.,Introduction to Industrial Engineering and Management
Science, McGraw Hill Kogakusha Ltd., Tokyo,1977.
Kotler. Philip, Marketing Management: Analysis, Planning, and Control.
5th.ed., Prentice Hall of India, New Delhi, i985.
French. Simon, Sequencing and Scheduling: An Intoduction to
Mathematics of the Job Shop, John Wile1,' and Sons, Neu' York.
1 982.
Wallace. Thomas 8.. MRP Il. Make It Happen. 2nd.ed., Oliver Wright
Publishing Co., Essex. 1990.
Monden. Yasuhiro. Tovota Production Control System: Practical Approach
t o P r oduc t i on Manag e mert, Institute of Indu strial En gineers. Atianta.

I 983.

-oo0oo-

Anda mungkin juga menyukai