1753 Manajemen Produksi Perencanaan Dan Pengendalian Produksi
1753 Manajemen Produksi Perencanaan Dan Pengendalian Produksi
MANAJEMEN
RODUKSI PTRTNCANAAN
dan
P[NGENDALIAN
PRODUKSI
HEI{DRAKUSUMA
PERENCNAAN
DN
PENGENIDALIN PRODIiIffi I
TIANAJEITAEN PRODUKSI
Pcronconoon & Pengcndolion produksi
Oloh: Hcndro Kurumo
Hok Cipto @ 20Ol ,2OO2,2OO4,2OO9 podo Penulis
Kusumo, Hendro
MANAJEMEN PRODUKSI
Peroncongon & Pengendolion Produksi/Hendro Kusumo;
Puji syukur ke hadirat-Nya penulis panjatkan atas selesainya revisi pertama buku
ini. Buku ini penulis pada awalnya penulis ma}sudkan sebagai modul kuliah untuk
mata kuliah Sistem Produksi I dan Sistem Produksi II, yang merupakan bagian dari
kurikulum tatrun 1993 program studi Teknik Industri Jurusan Teknik lndustri
Universitas Kristen Maranatha Bandung. Oleh karenanya buku ini pada awalnya
terdiri atas dua buah buku yang 625ing-masing berjudul Sistem Produksi I dan
Sistem Produksi II. Sistem Produksi I berkenaan dengan model-model yang
digunakan untuk Fasilitas Produksi produk tunggal, se,mentara Sistem Produksi II
berkenaan dengan model-model yang digunakan untuk Fasilitas Produksi produk
jamak.
Adapun latar belakang penulisan buku ini ialah karena penulis merasa
trenyuh melihat ketidakmampuan sebagian besar mahasiswa yang penulis ajar
untuk membaca buku teks berbahasa lnggris, sementara mata kuliah Sistem
Produksi memiliki nilai strategis yang cukup tinggi karena diujikan dalam ujian
negara di Kopertis fV Jawa Barat. Sementara itu, untuk menyajikan mata kuliah ini
dengan selengkapnya di depan kelas, penulis dibatasi oleh waktu pertemuan dan
ketidakmungkinan penulis melayani mahasiswa satu persatu. Sehingga pada
akhirnya penulis menerjemahkan berbagai teks berbahasa inggris ke dalam bahasa
Indonesia dan menggabungkannya ke dalam modul-modul kuliah dengan teknik czl
and glue. Tetapi penulis sadar bahwa apa yang ditulis dalam buku ini tidak
selengkap dan setajam bahasan asli dalam buku teirs asliny4 sehingga penulis g([!
bermaksud unruk menseunakannva sebagai pensganti buku teks. Buku ini hanya
dimaksudl<an s::agai pembuka wawasan dan cakrawala pemahaman, sementara
Pqqrcqwn don Pengffibn Prduksi Koto Perqontar vil
dalam hd kedalaman dan ketajanran mat€tri, penulis masih mengharapkan pembaca Kepada mahasiswa pemakai buku ini, penulis berpesan bahwa area aplikasi
untuk membuka buku tcks yang asli. Perencanaan dan Pengendalian Produksi rclah menjadi semakin luas; dan penulis
Sejalan dengan perkembangan disiplin Teknik Industri, pada tahun l99Z merarnalkan bahwa bidang ini dapat dijadikan baur loncatan pengembangan karier
kedua mata kuliah tersebut digabung dengan nama Perenc26s31 dan Pengendalian yang baik. Untuk itu, kemampuan penguasaan model-model perencanaan dan
Produksi dengan materi yang juga digabung dari mata luliah sist€m hoduksi I darr pengendalian produksi merupakan suatu hal yang penting agar pada saatnya kelak
Sistem hoduksi IL Untuk itu, penulis melakukan pvisi dan menggabungkan isi dapat diaplikasikan dengan baik.
kedua buku tersebut sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan suatu kesadaran Bandung, 30 Desember 1999
bahwa pada saat ini jarang sekali suatu fasilitas produksi menghasilkan produk
Penulis,
tunggal.Kebanyakan fasilitas produksi saat ini menghasilkan beberapa item produk
yang tergabung dalam satu atau beberapa famili produk. Buku ini adalatr hasil (Hendra Kusuma)
penggabungan kedua buku yang penulis tulis terdatrulu dan penulis beri judul
Perencanaan dan Peneendalian Produksi sesuai dengan nema mata kuliah dalam
kurikulum 1997 rcrsebut.
Buku ini tidak mungkin tenaji jika penulis tidak al6rtapatkan bantuan dari
berbagai pihak. untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa
terima kasih yang dalam dari lubuk hati penulis :
. Kepada istri dan anak-anak penulis, Adrianti A. Kusum4 prima Ramadhan Ku-
sum4 dan Novandra Adi Kusuma untuk segala pengertian dan pengorbanan
yang diberikan pada saat penulis menyunting ulang buku ini;
. Kepada sdri. Mira Tjahjapranara dan sdri. Kartika suhada atas segala kritik
membangun yang penulis terima selama ini;
o Kepada Sdr. Togar Simanrpang yang telah merekomendasikan penulis pada
pihak penerbit Andi Jogjakarta;
. Kepada Sdr- Deddy Jacob rtan pimpinan penerbit Andi Jogjakarta yang telah
memberikan kesempatan penerbitan buku ini;
. Kepada sdr. sri Mulyono Endradi dan sdr. Tan Tri prijanto untuk dukungan
dari sisi perangkat keras komputer;
serta kepada berbagai pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu untuk
dukungan moral dan material yang penulis terima selama penyusunan ulang buku
ini.
DAFTA"R ISI
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR x\/
DAFTAR TABEL xix
PENGANTAR PEBENCANAAN DAN PENGENDALIAN
PKODI.'KSI
BA8 I PEITGAIITAR 1
PENDAHULUAN 1
FUNGSI PERENCANAAN/ PENGENDALIAN PRODUKSI
DAI.AM AKTIVITAS PRODUKSI
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI SEBAGAI
AKTIVITAS ORGANISASI 4
PROSES MANUFAKTUR 5
BERBAGAI BENTUK IIvL{SAI.AI{ PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN PRODUKSI 6
PENERAPAN PERENCANAAN/ PENGENDALIAN PRODUKSI "7
PEBENCANAAN IUAKRO
BAB U PERAIIALI\N PERtrIINTAAN PRODI'X 13
PENDAHULUAN 13
PERAMAI,E N LINGKUNGAN / INDUSTRI 14
PERAMAI.AN PERMINTAAN PERUSAHAAN 16
Perenconoon don Pengendolian Produksi Dohor isi xt
5.2 Stmktur Produk A dan B r77 9.3 Aliran Kanbanpada Proses Berurut 233
5.3 Etilt of Matuial Produk X L20 9.4 Skema Sistem Lintas Produksi 237
6.1 Peran Persediaan Penyangga 133 9.5 Contoh Mesin-mesin Transfer Lintas produksi 238
6.2 Pola Persediaan dengan Pemenuhan Kebutuhan 9.6 Contoh Suatu Mesin CNC 239
Segera dan Permintaan Konstan L37 9.7 Contoh Suatu Fiexible Manufachtre Cell 240
6.3 Pola Persediaan dengan Model furwmic hoduction 9.8 Sikius Manufacturing Resoures ptanning 243
QuantiQ 148
6.4 Pengaruh Waktu Ancang Terhadap Model EOQ Ideal
dan Saat Pemesanan 156
6.5 Macam-macarn Penyebab Kehabisan Persediaan
Batran lS7
6.6 Mengatasi Kemungkinan Kehabisan Persediaan dengan
Persediaan Pengaman 158
6.7 Plotting Investasi Tahunan Persediaan untuk
Contoh Kasus 6-9 163
7.1 Posisi MRP diantara Elemen-elemen Pengendaliart
Produksi t72
7.2 Contoh Suatu Stmkhrr Produk 173
7.3 Penurunan Tingkat Suatu Komponen untuk
Kemudahan Kodilikasi 774
7.4 Dimensi Waktu dari Suatu Stnrktur Produk 175
8.1 Gambaran Prosesor Paraliel 207
8.2 Penugasan Pekerjaan pada 3 Prosesor Seri
(Minimasi Mean Flout Time) 202
8.3 Penugasan Pekerjaan pada 3 Prosesor Paralel
(Minimasi Make Span) 203
8.4 Penugasan Pekerjaan pada 3 Prosesor Paralel
(Aturan EDD dan SLACK) 206
8.5 Penugasan Pekerjaan pada 3 Prosesor Paralel
(Modifikasi Wilkerson-Irwin) 207
8.6 Penugasan Pekerjaan 3 Prosesor Paralel
(Modifikasi Wilkerson-irwin dan Hodgson) 208
8.7 Gambaran m Prosesor Seri 209
8.8 Hasil Penjadwalan Dua Prosesor Seri Menggunakan
Metode Johnson 271
8.9 Hasil Pembebanan Pekerjaan pada 3 Mesin
Seri pada Contoh Kasus 8-1 1 2r4
8.10 Hasil Penurunan Jadwal Aktif dan Non Deiay
untuk Contoh Kasus 8-12 221
8.1 1 Proses Perakitan di PT X 223
l 9.1 Komponen Dasar Sistem Produksi Toyota 230
9.2 Perbedaan Sistem Tarik (Push System) dan
Sistem Tekan (PuIl System) 232
llill
DAFTAR TABEL
ll
27
l 2.6 Perhitungan ftandard Enor ofEstimatePersamaan
Peramal Linear 27
2.7 Hasil Akhir Peramalan Linear 28
2.8 Data Permintaar Fboduk PT X 12 Periode yang
la.lu (Tahun 19)O0 29
2.9 Perhitungan Koefisien Persamaan Siklis
yang Akan Dieliminasi 30
2.10 Perhitungan Standard Enor of Estimate
Persamaan Peramal Siklis 3i
2.11 Hasil Akhir Peramalan Sikiis 31
2.12 Data Perrrintaan Produk PT X 12 Periode yang [,alu
(Tahun 19XX) 32
2.13 Perhitungan Koefisien Persamaan Linear Siklis
yang Akan Dieiiminasi 33
2. 14 Perhitungan Standard Enor of Estimate Persamaan
Peramal Linear Siklis 35
2.15 Hasil Akhir Peramalan Linear Siklis 35
Pererrconoon dan Pengendolion Produl,si DofnrTobel x)(
.l
1lill
PENGAf.[TAR
PENDAHULUAI\
ntuk mencapai efeltivitas pengendalian produksi dan persediaan
moderrl kita harus mengenal teknik kuantitatiflperhitungannya. Namun
demikian dengan hanya mengetatrui teknik-teknik itu saja tidaklah cukup
karena tujuan kita mempelajarinya adalah agar dapat menerapkannya pada
masalah-masalah di dunia nyata secara tepat.
Tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah meren-
canakan dan mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam, dan keluar
pabrik sehingga posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan peru-
sahaan dapat dicapai. Pengendalian produksi dimaksudkan untuk mendaya-
gunakan sumber daya produksi yang terbatas secara efektif, terutama dalam
usaha memenuhi permintaan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi
perusahaan. Yang dimaksudkan dengan sumber daya mencakup fasilitas
produksi, tenaga kerj4 dan bahan baku. Kendala yang dihadapi mencakup
ketersediaan sumber daya, waktu pengiriman produk, kebijaksanaan mana-
jemen, dan lain sebagainya. Oleh karena itu perencanaan dan pengendalian
produksi mengevaluasi perkembangan permintaan konsumen, posisi modal,
l
kapasitas produksi, tenaga ke{a dan lain sebagainya. Evaluasi faktor-faktor
tersebut harus mempertimbangkan kondisi saat ini dan masa yang akan
datang. Kurun waktu yang digunakan untuk meramalkan faktor-fbktor ter-
sebut t€rgantung kepada berbagai hal yang akan dibahas pada bahasan
selanjutnya.
i:
Perenconaon don Pengendolion Prdulcsi fungantor
f
FUNGSI PERENCANAAN/PENGENDALIAN PRODUKSI walcuyang tidak terlalu lama. Pengunpulm dd4 analisis, penganbilankepu-
DALAM AKTIVITAS PRODTJKSI tusarq dan pengendalian umpan balik akan sepenuhnya dikeirdalikan oleh
Pada dasarnya fungsi dasar yang harus dipenuhi oleh aktivitas perencan,ran kornputer. Peran manusia akan bergeser menjadi perancang dan pe,mrograrn
dan pengendalian produksi adalah: sistem. Manusia akan semakin berintmal<si dengan koryuter sehingga ia hanya
akan berperan sebagai pemberi tambahan atau koreksi atas keputusan-kepu-
1. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk tusan komputer. Peirerapan teknik-teknik kuantitatif yang semakin tinggr ini
sebagai fungsi dari waktu; akan merrbutuhkan peirdekatar penelitian operasional. Pendekatan ini diawali
2. Menetapkan jumlah dan saat pemesanan bahan baku serta komponen dengm situasi dunia nyata (alitual) yang dituangkan ke dalam model ' mate-
secara ekonomis dan terpadu. matis sehingga menghasilkan solusi atas perrnasalahar yang dihadapi. pende-
3. Menetapkan keseimbangan antara tingkat kebutuhan produksi, teknik katar penelitian operasional ini secra singkat dapat dilihat pada Gambar 1-1 .
pemenuhan pesanan, serta memonitor tingkat persediaan produk jadi Setelah solusi dari model yang dibuat diperoleh maka solusi itu menjadi bahan
setiap saat membandingkannya dengan rencana persediaan, dan melaku- pengambilan keputusm dan dicoba untuk diterapkan pada sitrasi dunia nyata
kan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan; serta yang dihadapi. Karena kita berusaha unurk memecatrkan masalah dunia nyata
4. Membuat jadwal produksi, penugasan, pembebanan mesin dan tenaga maka model yang dibuat hanrslah menunjukkan verifikasi. verifikasi tersebut
kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan fluktuasi dapat berupa pengujian model secara statistik atau hasil yang lebih baik.
permintaan pada suatu periode. Pe,nerapan teknik banr tersebut selanjutnya dipertimbangkan lagi dari sisi
Pada awalnya keempat tujuan di atas dibagi-bagi ke dalam berbagai bagian kemudahan dan/atau biaya.
organisasi dengan penugasan yang beragam. Tetapi semakin luasnya peng-
gunaan sistem pengolahan data dan komputer telah merujuk pada pentingnya
penyatuan berbagai tanggung jawab tersebut. Pendayagunaan sumber daya
yang terbatas adalah tugas dan tanggung jawab bagian perencanaan dan
pengendalian produksi.
PERENCANAAII DA}[ PENGENDALIAN PRODI]KSI peke{aan sehari-hari. Sebaiknya suatu organisasi meletakkan bagian peren-
SEBAGAI AKTTWTAS ORGAhIISASI canaan dan pengendalian produksi di tempat yang cukup dekat dengan
Pada tahap akhir analisis, tugas aktivitas perencanaan dan pengendalian sumber informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang baik.
produksi adalah menginterpretasikan tujuan yang saling berlawanan antara Sementara itu menempatkan kegiatan percncanaan dan pengendalian produksi
bagian produksi, bagian penjualan" dan bagian keuangan; dan menjabarkan- ke bagian produksi, penjualan, atau keuangan dapat menjadikan keputusan
nya ke dalam rencana produksi dan kebijaksanaan persediaan. peran pekerja pengendalian produksi menjadi tidak terfokus.
pabrik adalah memenuhi jadwal tersebut. oleh karena itu jadwal produksi
harus cukup longgar agar dapat mencakup kebutuhan perawatan mesin, PROSES MANI.IFAKTUR
sakitnya tenaga kerj4 serta te{adinya kerusakan batran baku. peran bagian Proses manufaktur dapat digambarkan dalam kerangka masukan-keluaran
l penjualan adalah memaksimasi penjualan dan meminimasi kerambatan pengi- seperti terlihat pada Gambar 1-2. Masukannya berupa bahan baku; selanjut-
L
riman. Dengan demikian bagian penjualan ingin adanya persediaan produk nya bahan baku dikonversi (dengan bantuan peralatan, waktu, keahlian, uang,
jadi yang besar. Peran bagian keuangan adalah meminimasi modal yang ter- manajemen, dan lain sebagainya) menjadi keluaran yang kita sebut sebagai
sangkut dalam fasilitas, onrng, dan persediaan. Dengan demikian jelas bahwa produk akhir. Pengendalian produksi berkepentingan dengan peramalan atau
bagian keuangan ingin meminimasi kegiatan produksi dan tingkat penediaan. perkiraan keluaran, penentuan input yang dibutuhkan, serta perencanaan dan
Peran bagian perencan urn dan pengendalian produksi dalam suatu organisasi penjadwalan pengolahan bahan baku berdasarkan urutan produksi atau
secara keseluruhan ialah menemukan keseimbangan antara berbagai tuntuan konversi yang dibutuhkan.
komponen organisasi yang saling berlawanan (mencari keputusan optimal).
Proses konversi dapat amat sederhana nurmun dapat pula amat rumit.
Suatu pertanyaan kemudian muncul. Di mana seharusnya aktivitas Aliran produk dapat berupa satuan yang kontinyu atau diskrit. Produk jadi
perencanaan dan pengendalian produksi ditempatkan dalam suatu organisasi? dapat terdiri atas beberapa komponen yang didapatkan dari berbagai pemasok.
llaruskair ia melapor kepada eksekutif produksi, eksekutif sales, atau ekse- Terdapat banyak hal yang mungkin terjadi selama material mengalir ke
kutif keuangan? Mungkin terdapat banyak jawaban bagi pertanyaan di atas seluruh pabrik. Tetapi satu hal yang telah pasti: harus ada pengendalian ter-
pada berbagai organisasi manufaktur dan jasa. Hal ini adalah wajar. Karena hadap segala proses konversi. Pada tempat inilah pengendalian produksi
bagian perencanaan dan pengendalian produksi harus memenuhi berbagai berperan.
fungsi maka sudatr sewajarnya jika ia ditempatkan pada bagian yang akan
L
Dalam suatu organisasi, pengendalian produksi berguna unurk meningka&an pada lintas produksi; serta (3) pemindatran dan distribusi produk jadi dari
produltivitas. Definisi produktivitas adalah rasio nilai barang dan jasa yang lintas produksi ke titik penyimpanan atau penjualan. Pada lintas perakitan
dihasilkan dibagi dengan nilai sumber daya yang digunakan dalam produksi. yang dikendalikan konveyor, produk bergerak dengan kecepatan yang telah
Jika mesin atau orang menganggur karena tidak ada pekerjaan, atau ditentukan. Lintas produksi berproduksi dengan kecepatan yang tetap sepan-
komponen menumpuk di gudang karena tidak tersedia mesin untuk mengolatr jang bahan baku tersedia" tidak ada kerusakan mesin atau absennya tortaga
komponen tersebut maka hal ini berarti sumber daya yang dimiliki terbuang kerj4 sena tidak ada hal-hal yang membatasi pemuatan produk jadi di akhir
percuma. Peran pengendalian produksi adalah meminimasi pemborosan lintasan.
dengan mengkoordinasikan ketersediaan tenaga kerj4 peralatan, dan bahan.
Tak terhitung banyaknya kasus yang membuktikan batrwa persediaan dan Dalam sistemjob-order (tidak kontinyu), masalah lain muncul. Dalam
proses semacam ini tidak ada proses manufaktur yang direncanakan sebelum-
kapasitas yang terlalu tinggi dapat menyebabkan organisasi kehilangan
nya. Biasanya diperlukan proses yang berbeda unnrk setiap pesanan. Perhenti-
sejumlah besar uang. Perbaikan produktivitas dapat dilakukan dengan me-
an pada satu atau beberapa titik dalam lintas produksi tidak akan menghenti-
ningkatkan rancangan dan tatacara kerja produksi.sehingga menjadi lebih
kan keseluruhan lintas. Karena setiap produk dibuat dengan prosesnya sendiri
efisien. Produltivias juga dapat ditingkatkan dengan pengendalian produksi
yang lebih baik. maka produk jadi biasanya dikirimkan langsung ke konsumen. Dalam jenis
proses job order, tanggung jawab penyeimbangan lintas terletak pada
kelompok-kelompok pengendalian produksi. Dalam sistem manufaktur
BERBAGAI BENTIIK MASALAH PERENCANAAN DAN kontinyu, tanggung jawab tersebut terletak pada kelompok perancang proses
PENGEIYDALIAN PRODUKSI manufaktur. Sekali lintas produksi ditetapkan maka sistem ini akan tetap ber-
jalan sampai terjadi perubahan produk atau mesin.
Masalah yang dihadapi bagian perencanaan dan pengendalian produksi
tergantung padajenis industri dan perusah,umnya. Macam data yang tersedi4
macam data yang dibutuhkan, karakteristik pengolatran/operasi manufaktur,
PENERAPA}I PERENCANAAN/PENGENDALIAN PRODI]KSI
pelayanan yang diminta oleh konsumen, serta karakteristik produk sangat Dapat diperhatikan bahwa kegiatan pengendalian produksi beroperasi dengan
I
bervariasi dari satu ke lain perusahaan. Dalam industri pengolahan terjadi arah yang berlawanan dengan aliran produksi. Kita pertama kali menentukan
keadaan di mana bahan baku tidak dapar disimpan tetapi produk akhir dapat barang apakah yang menjadi keluaran dan seberapa besar kebutuhan akan
disimpan dengan kapasitas yang sangat besar. Contoh kasus ini adalah produk tersebut. Setelah tairap ini maka kita kemudian menentukan rencana
industri pengalengan sayur dan buah. Pada situasi lain, bahan baku memiliki produksi di dalam perusahaan. Rencana ini menghasilkan informasi yang
masa simpan yang relatif panjang terapi produk jadi tidak dapat disimpan penting untuk menentukan bahan baku yang dibutuhkan. Akibatry4 keber-
lama. Contohny4 beanready-mu. Masalatr lain yang sering dihadapi adalah hasilan tiap tahap ditentukan oleh tahap sebelumnva. Jelas bahwajika jumlah
keterbatasan waktu pengadaan bahan baku, misainya bahan makanan dan masukan telah ditetapkan, maka proses akan berjalan dengan normal. Pen-
bumbu-bumbu musiman. Dalam industri pertambangan (seperti halnya batu dekatan lain yang berlawanan adalah pendekatan di mana masukan ditenrukan
bara dan biji metalik), bahan baku dan produk jadi keduanya dapat disimpan sebelumnya dan keluaran dipaksa agar sesuai dengan keinginan kita. Hal ini
dalam jangka panjang. Situasi yang sama dapat terjadi pada industri jasa. kurang dapat dipertanggung-jawabkan mengingat penjualan produk jadi di-
Sebuatr toko pengecer adalah contoh indusrijasa di mana dapat dibeli barang pengaruhi oleh berbagai faltor, seperti kekuatan penjualan, harg4 iklan.
dengan masa simpan yang panjang dan pendek. cakupan daerah pema-saran, dan lain sebagainya. Proses penentuan input se-
macam itu diperlihatkan pada Gambar l-3. Harus diperhatikan bahwa proses
Faktor-faktor tersebut menentukan posisi pengendalian produksi dalam
perusatraan. Pada sistem manufaktur yang kontinlu, masalah pengendalian semacam ini sangat tergantung pada kemampuan unurk meramalkan keluaran.
produksi terletak pada: (1) ketersediaan bahan baku pada saat yang tepar
dengan jumlah dan jenis yang tepaq (2) menghindarkan terjadinya bottle-neck
Perenconaon don Pengendolion Prduksi Pengantor
SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODI]KSI Peramalan kebutuhan merupakan titik awal kegiatan pengendalian
produksi. Untuk setiap kelas produk atau jas4 masa daang harus dapat di-
Hubungan pengendalian produksi terhadap keseluruhan organisasi manu-
ramalkan. Peramalan dilakukan dalam satu jangka waktu perencanan ytulg
faktur yang t€rutama ialah sebagai alat pengendali aliran informasi. Pengen-
kita sebut sebagai horison perencanaan. Pada perusahaan tertentu horison
dalian produksi sendiri berkaitan erat dengan fungsi-fungsi di luarnya
perencanaan dapat mencakup jangka waktu antara satu sampai dua tahun
sehingga komponen di dalam pengendalian produksi memiliki interaksi
mendatang. Dalam beberapa kasus, merupakan hal yang penting untuk
aliran yang sangat rumit. Interaksi ini secara sederhana dapat dilihat pada
mengetahui akurasi ramalan penjualan yang akan datang. Tanpa peramalan
Gambar 1-4. Harus diperhatikan bahwa keputusan dalam satu komponen -
yang akurat maka tidaklah mungkin melaicukan perencanaan kapasitas jangka
misalnya penjadwalan - akan memiliki dampak terhadap komponen-
panjang. Perencanaan kapasitas merupakan langkah kedua dalam rantai
komponen lainnya. Sebagai contoh, satu cara untuk mencegah kelambatan
pengendalian produksi. Pada tahap ini direncanakan jumlatr tenaga kerja yang
produksi karena kekurangan bahan adalatr dengan meningkatkan persediaan
akan direkrut, jumlah jam lembur yang dijadwalkan, dan jumlah persediaan
bahan. Peningkatan persediaan bahan ini mungkin akan menyederhanakan
sehingga permintaan konsumen dapat dipenuhi secara efisien. Jika kapasitas
kegiatan penjadwalan tetapi mengakibatkan biaya persediaan jadi me-
produksi dan persediaan produk jadi tidak mencukupi, perminaan konsumen
ningkat. Contoh lainnya adalah usaha untuk mengurangi kelambatan
produksi dengan cara meningkatkan waktu pengiriman yang akan meng- tidak akan dapat dipenuhi dan konsumen akan lari. Jika tingkat kapasitas
produksi dan persediaan produk terlalu tinggi maka perusahaan akan meng-
akibatkan menurunnya permintaan konsumen. Hal tersebut memang dapat
alami kesulitan aliran dana yang serius. Tanpa peramalan yang akurat atas
membuat masalah penjadwalan menjadi mudalu tetapi juga akan menimbul-
keadaan di masa yang akan datang maka tidaklah mungkin untuk melalekan
kan biaya tambahan akibat ketidakpuasan konsumen.
perencanaan kapasitas jangka panjang.
PENGENDALIAN
PEMANIAUAN
PEN.TAOf'^TALAN
Salah satu perhatian pere,ncaman kapasitas adatah jumlah persediaan yang Dengan demikian kegiatan pengendalian produksi merupakan rantai
akan dipertatrankan. Re,ncana persediaan yang sering diguakan oleh pem- kegiatan yang saling berkaitan. Keputusan-keputusan yang dibuat akan ber-
sahaan yang menghadapi permintaan musiman adalah deiogau cara mempro- beda dari segi horison waktu dan derajat akurasi. walaupun demikian kepu-
duksi lebih banyak dari kebutuhan pada saat pennintaan rendatr di mana tusan-keputusan tersebut harus mengacu pada tujuan yang akan dicapai, yaitu
kelebihannya kerrudian disimpan. Pada saat permintaan melonjak maka mendayagunakan sumber dayayang dimiliki secira efektif untuk memenuhi
kebutr:hm tersebut akan dapat dipelruhi dari produk simpanan. Dengan derri- permintaan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi perusahaan.
Ioan tingkat persediaan bervriasi dari waktu ke waktu. Dengan adnyavariasi
trnglot persediaarq jumlah barang yang diproduksi otomatis juga akan ber- SISTEMATIKA PENTJLISAN
variasi. Pe,lrgendali persediaan me,mbandingkan persediaan yang ada de,ngan Dengan memperhatikan kondisi di atas, maka sistematika penulisan buku ini
jumlah persediaar yang dirnginkan Dengrn dernikian pengendatian persediaan
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
terpengaruh oleh keputrsan p€rexrcanaan kapasitas.
D Bagian Pertama: Pengantar Perencanacm dan Pengendalian Produl<si;
Aktivitas lainnya yang dipenganrhi oleh perencanaan kapasitas adalah berisi Bab I, yaitu Pengantar;
perencanaan kebutuhan jangka pendek Kegiatm ini juga berpurgan:h terhadap
l
O Bagian Kedua: Perencanaan Malao, yang berisikan Bab II, yaitu
peirgendalian persediaan Dalarn jangka pendek, kebutuhan produksi setiap
l Peramalan Permintaan Produk, dan Bab III, yaitu Penyusunan Jadwal
mesin sampai perakitan harus ditetapkan. Akibatrya addah bahwa jadwal
Induk Produksi;
produksi akan dipenganrhi oleh kapasitas produksi jangka pendelq tingkat
ll
persediaan saat rni" dankeJn:rangan tingkat persediaan dari yang diinginkan.
tl Bagian Ketiga: Perencanaan Kapasitas Produksi,yang berisi Bab fV,
l
PENDAIIT]LUAN
f elah disebutkan pada Bab I bahwa salah satu tugas pengendalian
I produksi adalah meramalkan permintaan konsumen akan produk yang
dihasilkan perusahaan. Peramalan adalah perkiraan tingkat permintaan satu
atau lebih produk selama beberapa periode mendatang. Peramalan pada dasar-
nya merupakan suafi tal<siran Namun demikian dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu maka peramalan akan menjadi bukan hanya sekedar
taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan tersebut merupakan taksiran
ilmiah. Tentu saja peramalan akan semakin baik jika mengandung sesedikit
mungkin kesalahan; walaupun kesalahan peramalan tetap merupakan suatu
hal yang sangat manusiawi. Agar berarti maka hasil peramalan seharusnya
dinyatakan dalam bentuk satuan produk (unit) dan mencakup periode peren-
canaan tertentu. Peramalan dalam jangka yang terlalu pendek tidak mungirin
untuk digunakan untuk mengambil tindakan yang efektif.
Jika peranalan bukan merupakan hal yang eksak, mengapa kita harus
membuatrya? Jawabannya amat sederhan4 yaitu bahwa seluruh keputusan
di masa yang akan datang didasarkan pada peramalan saat ini. Setiap kali
keputusan yang berkenaan dengan masa datang dibuat maka selalu tersirat
peramalan yang mendasari keputusan tersebut. Pada tingkat tertentu pera-
malan yang terencana lebih berniiai dan akurat dibandingkan peramalan
intuitif. Secara umum peramalan dapat digolongkan ke dalam dua bagian:
metode kualitatif dan kuantitatif.
t4 Perenconoon don Pengendolion Prduksi
PERAMALAN LINGKLINGAN/INDUSTRI
Kunci bagi perkembangan dan kelanggengan organisasi adalah kemampuan
organisasi tersebut di dalam menyesuaikan strateginya di lingkungan yang
berubah dengan cepat. Hal ini menuntut manajemen untuk secara tepat
mengantisipasi kejadian di masa yang akan datang. Harga yang dibayar peru-
sahaan akan sangat mahal jika sampai terjadi kesalahan peramalan. Sebagai
contohl, Montgomery Ward yang kehilangan posisinya selaku pemimpin
tPhiiip Ko,Jer, Marketing Marugemenr: Atulysis, Planning, And Control,Fifth Edition, Prentice
Hall of India. New Delhi, 1985, Hal. 239
l6 Perenconoon don Pengendolion Prduksi
Peromolon Permi ntoon Produk 17
f. Skenorio jamok. Para peneliti membuat gambaran altematif masa depan dan perusairaan dapat menyesuaikan tingkat produksi serta rencana pemasa-
yang masing-masing saling konsisten dan memiliki probabilitas tertentu.
nmnya.
Maksud utama skenario-skenario tersebut adalah unnrk membuf peren-
canaan kontingensi. Apakah Anda Bcrmaksud Membeli Mobil dalam Enam Buian Mendatang?
g. P er amal an Ke s e mp at an/Anc amsn. Para peneliti mengidentifrkasikan
'I
ldak Kemungkinan Kcmungkinan Kemungkinan Hampn Pasti
Munskin Kecil AmatKccil Sedans Munekin
kejadian yang paling mempengaruhi perusatraan. Setiap event diberi
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 t.00
bobot berdasarkan kecenderungan ancaman itu di masyarakat. Event
tersebut juga diberi bobot berdasarkan daya tariknya bagi beberapa
golongan masyarakat tertentu. Kejadian yang memiliki bobot tertinggi Gambar 2-\: Penelitian Minat Pembeli
selanjuhya akan diteliti lebih dalam. Sumber: Dimodifikasi dari PhtlipKotle1 Marl<ctimg Marugement: Analysis, Plarnning, and
control, 5th.ed.,Prentice liall of India New Delhi, 1995.
I
t8 Perencanoon don Pengendalion Prduksi Peromalon Permintaon Produk l9
,;li
kan perkiraan yang lebih baik. Salesman dapat saja diberi arsip peramalan Delphi). Suatu variasi metode pendapat para pakar dilakukan di perusahaan
mereka bersama-sama dengan penjualan aktualnya agar dapat memper- pesawat terbang Lockheed'. Sekelompok eksekutif Lockheed menanyai
beberapa konsumen utama. Secara kritis konsumen diminta melakukan
I
kiraan yang terlalu rendah dapat diatasi dengan meningkatkan iklan dan
promosi teritorial. pilih. Ilasil analisis responden itu selanjutnya digabungkan dengan peramalan
statistika (yang dilakukan secara terpisah) sehingga akhirnya menjadi pera-
Terlepas dari berbagai kekurangan di atas, ada beberapui"**rg*
malan penjualan Lockheed.
jika salesman dilibatkan dalam peramalan. Bagaimanapun salesman memi-
liki pandangan yang lebih baik dalam menghadapi kecendenrngan perminta- Metode Pengujian Pasar
an masa dut og dibandingkan dengan kelompok lainnya di dalam perusahaan.
Melalui partisipasi mereka dalam proses peramalan maka para salesman akan Pada keadaan di mana pembeli tidak melalcukan pembelian terencana, minat
memiliki keyakinan yang lebih tinggi akan kuota penjualan mereka. Juga pembeli sukar diukur dan para pakar tidak dapat diharapkan akan dapat
akan dihasilkan peramalan yang jauh lebih lengkap; didasarkan pada produlq menjadi peramal yang baik. Dalam situasi seperti ini dibutuhkan pengujian
teritorial, dan konsumen. pasar. Pengujian pasar digunakan pada peramalan produk baru atau produk
lama yang telatr mapan dengan jalur distribusi/daerah pemasaran baru.
Selain itr-r biasanya perusahaan tersebut juga menugaskan satu Dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple
kelompok khusus untuk membuat ramalan tertentu. Para atrli ditanyai dari regression analysis), berbagai persamaan yang dibentuk dapat dicocokkan
sudut pandang yang berlainan dan diminta untuk membuat ramalan secara untuk mencari fbktor peramal dan persamaan peramalan terbaik. Sebagai
kelompok (metode diskusi kelompok); atau mereka diminta untuli mem- contoh, Paldao menemukan persamiun permintaan yang secara statistika
berikan perkiraan pribadi dan kemudian sekelompok analis menggabungkan
pendapat mereka menjadi perkiraan tunggal (metode gabungan perkiraan-
perkiraan individual). Mereka dapat juga diminta untuk memberikan pan- 3
Philip Kotler, Marketing Management: analysis, Plotning, ard control,5th. cd., Prcntice tldl
dangan pribadi dan asumsi yang kemudian akan dikaji dan direvisi oleh analis of India, 1985, Hal. 244.
a llall
Philip Kotler, Markettng Managerrrent: Analysis, Planning, and Control,5th.Ed., Prenticc
perusahaan, dan diteruskan dengan perkiraan yang lebih dalam (metode
oflndia 1985, Hal 246.
2A Perenconoan don Pengetdolian Prduksi Peromol o n P erm i ntaon P roduk 2t
terbaik dan paling cocok dengan data penjualan dari tahun 1908 sampai METODE PERAMALAN DERET WAKTU
dengan tatrun 1960 adalah:
Banyak perusahaan melakukan peramalan berdasarkan data penjualan masa
lalu. Asumsi yang digunakan adalatr hubungan sebab-akibat (cousal system),
Y =-3649+0.655X t + 1180LOGX, +774X j +32Xa -2B3Xs e) yaitu bahwa apa yang terjadi di masa lalu akan terulang pada saat ini.
di mana: Hubungan sebab-akibat tersebut tidak diterangkan pada saat menurunkan
model statistika. Dengan asumsi itr maka pola penjualan masa lalu digunakan
Y- Penjualan tahunan dalam ribuan dollar
sebagai dasar untuk meramalkan penjualan masa datang; dengan catatan
Xl : Penjualan tahun sebelumnya dalam ribuan dollar
batrwa hubungan sebab-akibat masa lalu tersebut belum berubatr. penjualan
X2: Biaya iklan tatrunan dalam ribuan dollar masa lampau (dinotasikan Y) dipengaruhi oleh empat komponen utam4
X3 = Suatu variabel dummy, dengan nilai 1 arrtara 1908 sampai yaitu:
dengan 1925 dan nilai 0 antara 1929 dn seterusnya.
a. KecendertmgantTrend @. Secara umum terdapat dua macam kecen-
X4: Tahun (1908:0, 1909:1, dan seterusnya). derungan, yaitu naik/turun atau konstan.
X5 = Pendapatan pribadi disposabel dalam milyar dollar. b. Siklus/Cycle (C), berkaitan dengan pola pergerakan penjualan yang
konsisten selama satutahun. Sikius menggambarkan pola penjualan yang
Kelima variabel independen tersebut mengakibatkan 94 %o variasi tahunan berulang setiap periode. Pola siklus berguna untuk meramalkan pen-
penjualan produk Palda antara tatrun 1908 sampai dengan 1960. Untuk meng- jualanjangka pendek.
gunakannya sebagai persamiun peramalan di tahun 1961, terlebih dahulu c. Musint/Season (S). Penjualan produk dapat memiliki musim yang beru-
perlu diketahui nilai kelima variabel independen tersebut. Penjualan tahun lang secara khusus. Banyak produk dipengaruhi pola pergerakan akti-
1960 harus dimasukkan ke dalam X1, rencana biaya iklan tahun 1961 harus vitas ekonomi yang terkadang memiliki kecendenrngan periodik.
dimasukkan ke dalam X2, 0 ke dalam X3, nomortahun (196i - 1908 = 53) Komponen musim ini amat berguna dalam peramalan jangka menengatr.
dimasukkan dalam &, dan perkiraan pendapatan pribadi disposabel tatrun Contoh yang paling jelas dari komponen musim ini ialah kenaikan
1961 dimasukkan dalam X5. Hasil perhitungan di atas adalah ramalan pen- penjualan yang tajam untuk produk pakaianjadi pada saat mendekati
jualan (D di tahun 1961. lebaran, atau kenaikan arus penumpang pada saat libur sekolatr.
Jika kita menganggap bahwa penggunaan metode statistika deret waktu yt = Permintaan aktual pada periode ke t
sebagai cara yang realistis untuk meramalkan permintaan di masa yang akan y't : Permintaan hasil peramalan pada periode ke t
datang maka sebelumnya kita harus melalcukan proses sebagai berikut: n = Jumlah datayangdigunakan
a. Buat grafik permintaan vs. waktu @ermintaan pada sumbu y dan Waktu f - Derajat kebebasan fungsi tersebut.
pada sumbu X);
b. Tentukan metode peramalan deret waktu yang akan digunakan; -
Meminimasi standord Enor of Estimote berani meminimasi jumlah kuadrat
c. Hitturg ekspektasi kesalahan; dan selisih nilai permintaan aklual dan nilai fungsi peramalan pada periode t.
d. Putuskan apakah akan menggunakan metode deret waktu atau menggu-
Sampai saat ini tidak dibicarakan bentuk fungsi y' (t). Kenyataannya, :
fungsi tersebut dapat menyatakan hubungan fungsional apa saja. unurk kemu-
nakan metode lainnya yang lebih baik.
dahan pembahasan, diasumsikan batrwa t iarah bilangan bulat berurutan.
Telah disebu&an bahwa peramalan deret waktu tergantung pada trendr Dengan demikian bentuk akhir fungsi peramalan yang te{adi tidak mungkin
kecenderung an, cycle/ si]rJus, seasonlmusim, dan enatic events/kejadian luar diterapkan pada situasi di mana t bukan bilangan bulat berurutan. Selain itu
biasa. Dalam peramalan jangka pendek, teknik analisis deret waktu hanya
juga diperlukan pembatasan firngsi peramalan. Jika tidak dibatasi, fungsi
ter-
mempertimbangkan dua hal, yaitu trend dan siklus. Terdapat beberapa metode sebut akan bekerja secara tidak memuaskan.
yang termasuk dalam analisis deret waktu, dan yang akan dibahas dalam buku
ini adalah teknik Least Square, Moving Average, serta Exponential METODE LEAST SgaARE UNTUK POLA DATA KONSTAN
Smoothing.
Jika permintaan cenderung konstan tetapi memiliki variasi acak, maka firngsi
Metode Least Square peramalan konstan cocok untuk digunakan. Fungsi peramalan untuk fungsi
konstan adalatr:
Dengan menggunakan metode Least Square kita mencocokkan fungsi
sekumpulan data. Fungsi ini berbentuk: t-
y'=y (s)
yt=f (t) (3) Dengan f pada stondard Error of Estimate (persamaan (4)) sama dengan 1
(satu).
di mana y adalah fungsi peramalan yang terbentuk dari variabel independen
waktu t. Fungsi y' tersebut cocok jtka Standard Error of Estimate fungsi Contoh Kasus 2-1:
tersebut terkecil. Biegel mendefinisikan Stodud Enor of Estimate sebagai5:
Dalam Tabel 2-1 berikut disajikan data permintaan masa lalu untuk periode
selama dua belas bulan ke belakang.
(4) Tabel 2-l: Penjualan PT. x rahm Lalu (Konstan dengan variasi Acakt
B] J 4 5 6 7 E 9 l0 L2
Sales 94 l l5 103 9J 9l 88 08 06 lr8 tt
di mana: 99 107
y' = Total Demandf umlah Periode = 1239172 = 103,25 unit per bulan
s
Joh, E. Biegel, Production Control: A Quantitatne Approach,:ndEd., Prcntice Hall of India
New Dclhi, 1980, Hd.22
Pcromolon Permintaan Produk
25
24 Perenconoon don Pengendolion Prduki
,o3 703 7o3 t.)3 7o.3 ,03 703 ,o3 t03 7o.3 t03 7o,3
Rarrro,lan
6
Pcmyataan tingkat kepcrcayaan ini dibuat dcngan asumsi pcrminuan rrdisuibusi normal.
?
tingku kcpcrcayaan 95 % adalab rara-raa permintaan plus dan minus deviasi sebcsar 1,96.
Batas
Batas tingkat kcpercayaan 99.7 % adalah rau-rzra permintaan plus dan minus deviasi scbcsar 3,00.
26 Perenanpan don Pengendolian Prduksi fuamolon Permintoon Prcduk 27
23a5C7a9tol1t2
Bubn :
yang menghasilkan a 196.93, b = 3.05, dan persamaan Regresi peramalan
s.l,aa 't ea permintaan = 196.93 + 3.05 t Dengan menggunakan persamaan peramal
!
| = 197 + 3 t, maka Stotdod Ertor of Estimate dihitung sebagai berikut:
Gambar 2-3: Tabulasi Data Tabel2-6: Perhitutgan Standard Enor of Estinate Persamaan Peramal
Linear
Tabel 2-4: Data Permintaan Produk PT. X 12 Periode yang Lalu (Iahun
t9w)
Bulen Periode Pertnintaan
Januan 203
Februari ) 206
Maret 3 203
April 4 111
Mei 5 216
Juni 6 198
Juli 7 218
Agustus 8 ))t
September 9 223
Oktober t0 238
November li aa2
Desember t2 23't
78 2601
I - 2t ,"r;r{,
l'=a+bcos_t. N
(s)
S.tce 7 gxx
Ey
' cos 4,
N = ahos4,
N
* bhos2 4, * cE srn(t
N----"'N'-""il'"or!,
(10)
Tabel 2-92 Perhitungan Koefisien Persamaan SiHis yang Akan menggunakan persamaan peramal Y' = 102 - 16-33 Cos(z/6)t - 332
Dieliminasi Sin(n/6)t maka Standard Error of Estimate dihitung sebagai berikut:
Bulan Periode Demend Cos( )t Sin( )t vrCos( )t ytSin( )t
Ianuari I 76 0.87 0.50 65.82 JU.UU
Februari 2 E7 0.50 0.8? 43.50 75.34 Tabel 2-10: Perhitungon Standard Error of Estimate Persamaan
Maret 3 96 0.00 t.00 0.00 96.00 Peramal Siklis
April 4 rll -0.50 0.87 55.50 96.13
Permintaar Remaler Selisil Kuedrer
-102.19 )v.uu )ulsn Periodr
Mei 5 I18 -0.87 0.50
Januari 76 E6 -10 100
Iuni 6 I33 I.UU 0.00 -133.00 0.00
Februari 2 87 9r I6
Juli 1 95 -0.87 -0.50 -87.27 41.50
3 96 99 9
8 tt2 -0.50 -0.87 -56.00 -96.99 Marel
Agustus 4 l6
ADril 4 i1 107
,tcmber 9 120 0.00 - l.uu 0.00 -120.00
Mei 5 IE l4 4 l6
Oktobcr l0 E3 0.50 -0_87 4I.50 -7l.EE
Iuni 6 133 IE l5 225
November 96 0_87 -0.50 dJ.l4 -48.00
't 95 l8 -?1 529
t2 1.00 0.00 97.00 Iuli
Desembcr 9',7 o.oo 8 t2 t3
Agush$
Total 78 1224 0.00 0.00 -98.01 I9.90 September 9 120 05 t5 22:
Bulan Pcriode Illemand Cos^2( )t Sin^2( )t Cos( )tSin( )t l0 83 9',1 -14 196
Oktober
Januari 75 u. /) o.25 0.43 November t1 96 90 6 36
Februari ) 87 o.25 0.75 tJ.43
Desember t2 97 E6 ll 121
September 21 05
Persamaan regresi peramalan permintaan siklis didapatkan dengan meng- 22 9',1
Oktober
eliminasi tiga persamaan berikut: November )a 9C
Desember 24 86
-98.01 = 6b
-i9.90 : 6c Jika pada tahun yang akan datang sistem sebab-akibat pennintaan masih
o/o. Permintaan tatrun berikut jatuh
samq terdapat tingkat kepercayaan 95
yang menghasilkan a: 702, b: -16,33, c:'3,32; dan persamaan regresi
pada y + 25 (dibulatkan).
peramalan permintaan y'= 102 - i6.33 Cos(n/6)t - 3,32 Sin (x/6)t. Dengan
32 Perencanoon don Pengendal ian Prdul<si Peromolan Permi ntoon Produk 33
Sesuai dengan persamaan (3) terdahulu, pola data linear siklis diestimasi
dengan menggunakan persamann regresi: t
540
,r'h);ft 54tr
/r z
543
c
t-2tr2r
v' = a + bt + ccos sin-t
.Nil + d
t Q2)
530
-t E
5m
Nilai a" b, c, dan d pada persamaan di atas ditaksir dengan melakukan L
5t
eliminasi empat persamaan linear berikut:
sfi)
D = an + bD *
"*o, 4Nilt + dE sin ! t (13) 4 5 6 7 I 9 tO rl l2
Bulan
*yt = aX + bJl2 + cEtCos 4,l/ t + aXSin 4N t (14) Catatan : Dari Gambar di atas dapat didrrya balrwa siklus akan teriadi setiap satu
tdrun datgan kecmderurgan moraik. Lhrtuk ilu digunakan N= 12.
yang menghasilkan a:495.6;*5.7; c:10.8; d4.9; dan persamaan regresi MovingAverage dapat digunakan sebagai alat peramal. Pada kasus tertentu,
linear siklis peramalan permintaan y' : 495.6 * 5.7t - 10.8 Cos(z l6)t - 4.9 MovingAverage lebih baik daripada metode Least Squoe. Moving Average
Sin( r /6)t. Dengan menggunakan persam,un (4) Standord Error of Estimate
hanya menggunakan rata-ratadata permintaan masa lampau dalam jumlatt
yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk setiap periode, Moving Average
dihitung sebesar:
yang bam dihitung dengan cara mengabaikan permintaan pada periode yang
36 Perenconoon dan Pengendolion Prduksi Peromal on Permintwn Produk 37
paling awal dan memasukkan permintaan pada periode paling akhir. digUnakan falilor koreksi, terdapat kecenderungan rulu Moving Average
Definisi mate-matis dan Moving Average adalah: bervariasi lebih acak dibanding-kan hasil regresi.
m
b. Moving Average selalu terlambat untuk pola data siklis. Jumlah kelam-
ba6n metode MovingAverage sejumlah periode yang digunakan sebagai
*=r\k (17)
dasar MovingAverage.
(t=m-k+l ) c. Nilai maksimum peramalan oleh MovingAverage al<an lebih kecil dari
permintaan maksimum dalam pola siklis, sementaft! peramalan minimum
di mana m adalah periode terakhir pada saat permintaan diketahui dan k
akan lebih besar daripada permintaan aktual dalam pola siklis'
adalah jumlah periode yang dimasukkan ke dalam peramalan.
di mana y'. adalah peramal yang paling akhir. dan total jumlah kesalahan adalah:
Metode Exponential smoothing adalatr modifikasi rata-rata arirnetik dan
metode Moiing Average. Adalatr sukar untuk menghitung standod le(t) =>lv, - vll (21)
Enor of
Estimote peramalan ini. Terdapat beberapa kamkteristik peramalan
Exponential smoothingyang harus diketahui. perhatikan Tabl2-t7 di bawah Jumlatr kesalahan sebagaimanapersanarn (21) di atas bukanlah merupakan
ini. ukuran keefektifan peramalan yang valid, tetapi lebih merupakan ukuran
tingkat bias peramal dari data aktual. Tingkat bias yang semakin rendah dari
Tabel 2-17: Efek Pemilihan Konstanta Exponential smoothing terladap peramalan regresi ditunjukan oleh jumlah kesalahan yang semakin men-
B eb erapa P ola P ermintaan dekati nol. Untuk mengatasi masalah pengurangan nilai e(t) positif sebagai
Jcnis Pola Nilai Konsranta akibat adanya nilai {t)
yang negatif, beberapa alternatif yang biasanya
Permintaan Mendekati Nol Mendekati Suu digunakan adalah:
Konstar/Tanpa PcrarElan Sama dengan
Variasi Permintaan
Peramalan sama dengan Permintaan
a. Mean Absolute Deviation (lvIAD):
Bervariasi di Pcramalan Mendekati Permintaan Peramalan Mendekati Rata-rala :lv,
Sekitar
Nilai Raia-rata
Tetapi Tertinggal Kurang
Sau Periode
kbih II,{D=?- v,'l (22)
Sumber: John E. Biqe| Pr&rction Control: A Qualttitative Approach Prentice Hail of India
New Delhi, 1980. Hal. 45. t David D. Bcdworttr dan Jamcs E .BalJcy,lntegrated Pr&ction Control Systems: Mougeocn,
Analysb, and Design, John Wiley and Sons, Ncw Yorlq 1982, Hal. 120'121
40 Perencanoon don Pengendalion Prduksi roduk 41
Peromol o n Permi ntoo n P
Dua ukuran pertarna, MAD dan MSE merupakan alat evaluasi teknik-teknik
validitas peramalan maka harus dicari metode yang lebih cocok' Validitas
peramalan untuk berbagai macam parameter. Semakin rendah nilai MAD dan peramalan
harus ditentukan dengan uji statistika yang sesuai. Setelah suatu
MSE, peramalan akan semakin baik (mendekati data masa silam). Tetapi nilai peramalan
dibuat maka akan selalu timbul pertanyaan kapankah suatu metode
terendah (kecuali nol) tidak memberikan indikasi seberapa baik metode per-
baru harus digunakan. Peramalan harus selalu dibandingkan dengan
peramalan yang digunakan dibandingkan dengan metode lainnya. saat harus diambil tindakan revisi
mintaan aktual secara t€ratur. Pada suatu
akan
Ukuranterakhir, MAP, memungkinkan evaluasi nilai suatu peramalan. terhadap peramalan tersebut apabila ditemukan bukti yang meyakinkan
adanya-perubahan pola permintaan. Selain itu penyebab perubahan
pola
Suatu perarnalan dengan MAD 10,0 kedengarannya baih tetapi jika nilai rata-
metode peramalan dilakukan
rata da'a 1,0 maka nilai MAD tersebut amat mengkhawatirkan;-tetapi jika permintaan pun harus diketahui. Penyesuaian
rata-rata ialah 10.000, MAD sebesar 10,0 adalah sangat menggembirakan. i.g..u setelah perubahan pola permintaan diketahui'
Terdapat banyak perkakas yang dapat digunakan untuk memveri-fikasi
Pengaruh Musim dan Kejadian Luar Biasa Terhadap Analisis
peramalan dan mendeteksi perubatran sistem sebabakibat yang melatarbela-
Deret Waktu
langl peruUahan pola permintaan. Tetapi bentuk yang paling sederhana
Data historis s€ringkali bias sebagai akibat karakteristik musiman. Permintaan diusulkan oleh Biegel adalah peta kendali peramalan, mirip dengan peta
yang
pakaian melonjak pada hari lebaran tiap tatrunnya. Perusahaan kereta api kendali kualitas. Peta kendali ini dapat dibuat dengan ketersediaan data
kehabisan karcis pada saat liburan sekolah. Setiap peramalan harus memper- minim. Peta Moving Rorye dirancang untuk mernbandingkan nilai permintaan
timbangkan penganrh musim ini dalam melakukan peramalannya. Dari sisi alnual dengan nilai peramalan. Dengan kata lain, kitamelibat data permintaan
yang lain, penganrh musim ini hanrs disingkirkan pada analisis kecende- akf,ral dan membandingkannya dengan niiai peramal pada periode
yang sama'
rungan karena dapat menimbulkan bias. Peta tersebut dikembangkan ke periode yang akan datang hingga kita dapat
membandingkan data peramalan dengan pemrintaan aktual. Selama periode
Salah satu cara untuk menghilangkan bias peramalan ialah dengan di-
dasar (periode pada saat menghitung peramalan), peta Moving Range
menggunakan angka permintaan total (kumulatif) atau permintaan r:,ta-ratz
beberapa periode. Cara ini lebih baik daripada menggunakan nilai per-
g*rk- untuk melakukan verifikasi teknik dan parameter pe'ramalan. Setelah
iretode peramalan ditErltukan, peta Moving Range digunakan untuk pengujian
mintaan di periode itu sendiri. Dalam hal peramalan kumulatif atau tuta-ratq
kestabilan sistem sebab-akibat yang mempengaruhi permintaan' Moving
setiap data kumulatif atau rata-rata permintaan dianggap sebagai satu data
Range dapat didefrnisikan sebagai:
perminaan tunggal. Cara lain yang lebih umum adalair menenilkan indeks
musim yang mengindikasikan persentase di atas atau di bawah nilai musiman MR =l( y! (2s)
- lt ) - ( il-t - t,-t )l
nta-rata. Indeks-indeks semacam ini dapat digunakan unhrk meniadakan
penganrh bias dan peramalan pada masa yang akan datang. Pada kasus
musimaru periode perencanaan yang dicakup sekurang-kurangnya satu siklus dan rata-rata Moving Range didefinisikan sebagai:
musim.
Langkah penting seteiah perarnalan adalah verifikasi peramalan sedemikian titik nol. Batas kendali atas dan
Garis tengah peta Moving Range adalah pada
rupa sehingga dapat mencerminkan data masa lalu dan sistem sebab-akibat bawah pada peta Moving Range adalah:
yang mendasari permintaan itu. Sepanjang representasi peramalan tersebut
dapat dipercaya dan sistem sebab.akibat belum berubalu hasil peramalan akan MK4= +2,66MR (27)
terus digunakan. Jika selama proses verifikasi ditemukan keraguan atas
42 Perenconoan dan Pengendol ion Prduksi Percmolon Permi nloon Prduk 43
Kondisi apabila ketiga kriteria di aus terjadi maka diperlalatkan sama dengan
MKA= -2,66i,1R (28)
kondisi titik yang berada di luar batas kendali.
Sementara itu, variabel yang akan diplot ke dalam peta Moving Range:
.1
v didapatkan fimgsi peramalan bam yaitu ! :203 + 2t. Dengan menggmakan
lB'<a =E;l persam&rn peramalan baru maka dapat dihitung peta kendali baru sebagai-
s 6 7 s i ro t1 12
mana Tabel2-18 .
Periode
Peta kendali yang baru disajikan pada Gambar 2-9. Dapat diiihat
bahwa selunrh data berada dalam baras kendali. Dengan ini dapat kita simpul-
Gambar2-7: Peta Kendali tmtuk Conroh Kasus 2_7
i'
l:",,i
.
Ii '. n
45 Perenconoon don Pengendolion Prduksi P eromal o n Permi ntoo n P rod uk 47
Tabel 2-19: Perhittmgan Peta Moving Range yang Baru Peta Kendali Moving Bmge Verifikasi
Untuk Soal Peramehn Lineer
205
Februari 2 207 2M i I
Maret 3 2W 203 6 5
April 4 2t1 212 -1 7
Mei 5 2t3 216 -3 2
Juni 6 2t5 198 t7 2U
Juli 7 217 218 -t l8
Agusuls 8 219 ?24 -5 4
Seprcmbcr 9 221 223 -2 3
Oktober l0 223 . 238 -15 l3
Noverrbcr 11 22s 223 2 17
Desember t2 227 237 -10 t2
13 229 2t3 l6 26
Februari t4 231 232 -1 t7
Mfiit l5 233 228 5 6
l5 235 220
Gambar 2-92 Peta Kendali yang Telah Direvisi
15 l0
Periode 2-2t
Permintaan Eksisting unnrk Soal Nomor
2-22 2-23 z-24 2-25
PEI{YUSI.II\AN JADWAL
Januari (13)
Februari (14)
Marct (15)
94
109
101
)4
65
70
124
122
108
l0h
t04
r08
4
t47
132
INDUK PRODUKSI
April(16) 104 85 244 t02 254
Mei (17) t2l 109 226 79 268
Juni (18) 105 r29 254 88 238
Juli (19) t07 t42 244 98 256
Ahlsa$ (20) I 169 139 104
'l14
Sep&mber (21) 9l 63 131 t21 t49
Okobcr (22) 84 58 134 95 1t2
Novcmbcr (23) 82 57 l5l 108 t22
Dcsembcr (24) 83 5l 135 t09 113
Pcrmrntsan Eksistine lmhrk Soal Nomor
Pcriode 2-25 2-27 z-zE 249 2-30
Januari (13) 6t l)4 163 162 218 PENDAHULUAN
Fcbruari (14) 75 t47 182 169 225
Matct(15) 93 132 178 140 233 ]\ alam suatu organisasi yang sehat, para perencana terus-menerus
April (16) 104 97 185 96 231 L) merencanakan jadwal terinci altivitas untuk beberapa periode men-
Mci (17) l3l 94 2M t6 212 ,
datang, merencanakan bagaimana kondisi optimal ketersediaan sumber
Juni (18) tu 74 194 59 ,r<
Juli (19) 150 6l 200 ?4 239 daya dengan ekspektasi permintaan produk, serta mengembangkan strategi
Agustus (20) 178 106 196 t02 249 penggunaan sumber daya itu. Dalam bab ini akan dibahas rencana jangka
Scptctr$cr (21) 89 t22 t92 ll6 270 menengah yang ditujukan bagi periode perencanzum antara satu bulan
Olaobcr (22) ll4 t24 lt9 t25 248
Novcmbcr (23) t24 t31 l9l r29 255 sampai dengan satu tahun ke depan. Dalam kurun waktu ini fasilitas fisik
Dcscmbcr (24) 98 t7l 196 t57 270 diasumsikan tetap selama periode perencanaan. Perencanaan agregat men-
cari kombinasi terbaik untuk meminimasi ongkos atas beberapa pilihan
yang dihadapi untuk memenuhi permintaan produk. Tujuan perencana:rn
-oo0oo-
agregat ialah merencanakan jadwai induk produksi untuk beberapa
periode mendatang, merencanakan kondisi optimal ketersediaan sumber
daya terhadap ekspektasi permintaan produk, serta pengembangan stra-
tegi penggunaan sumber daya itu.
perlu diketahui dengan tepat. Untuk itu dibutuhkan filing system yaig Kebijaksanaan Manajemen dan Data Biaya-biaya
mencakup dokumentasi dan pengecekan data yang teratur sehingga tingkat
Perencana perlu mengetahui pilihan yang tersedia dalam memenuhi
persediaan produkjadi diketahui dengan tingkat akurasi yang tinggi.
variasi kebutuhan serta biaya untuk masing-masing pilihan tersebut.
Kebijaksanaan tingkat persediaan produk jadi berbeda-beda dari Pilihan yang tersedia amat beragam, tergantung pada kebijaksanaan dan
satu perusatraan dengan perusahaan lainnya. Maksud adanya persediaan gaya manajerial di perusahaan tersebut. Misalny4 kebijaksanaan mana-
produk jadi adalah untuk meredam fluktuasi permir*aan. Dalam hal ter- jemen untuk tidak kehabisan persediaan-produk jadi, atau kebijaksanaan
jadi kekurangan pasokan produk jadi di pasaran sebagai akibat permin- untuk memenuhi pesanan dalam waktu kurang dari dua minggu. Biaya
taan yang tak terduga (karena pola musiman atau karena kejadian luar untuk melaksanakan kebijaksanaan manajerial tersebut seringkali tidak
biasa) maka untuk memenuhinya akan digunakan pasokan yang berasal tersedia di bagian akuntansi. Dalam kasus keterlambatan pengiriman
dari persediaan produk jadi yang disimpan perusahaan. Dengan demi- kepada pelanggan, misalnya, berapakah biaya ketidakpuasan pelanggan?
kian tingkat persediaan produk jadi yang ditetapkan manajemen peru- Atau berapa biaya yang diakibatkan larinya pelanggan ke perusahaan
sahaan memegang peran yang sangat penting dalam menjaga kestabilan kompetitor karena kita tidak menyediakan barang yang dibutuhkannya
pemasokan produk ke pelanggan. pada saat ia memerlukannya? Biaya riil itu, yang agak sukar diukur, harus
Perlu disadari batrwa penetapan tingkat persediaan produk jadi dikumpulkan. Selain itu perlu pula dikumpulkan biaya persediaan, beban
mengandung dilema bagi perusahaan. Di satu pihak tingkat persediaan lembur, dan ongkos lainnya yang sejenis. Keandalan jadwal induk pro-
produkjadi yang tinggi akan dapat mengamankan perusahaan dari penun- duksi amat tergantung pada keakuratat data-datz' di atas.
daan pengiriman atau pembatalan pesanan (back order) tetapi untuk itu Maksud perencanaan produksi yang utama adalah menghaluskan
perusahaan harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk biaya atau meredam gangguan produksi yang disebabkan fluktuasi permintaan.
modal yang tertanam dalam persediaan produk jadi. Di pihak lain, bila Ini dilakukan dengan cara menjadwalkan pekerjaan guna memenuhi pola
tingkat persediaan produk jadi rendah maka berarti perusahaan harus permintaan masa depan selama beberapa periode, misalnya bila perminta-
betul-betul memperhatikan fluktuasi pasar dan hanrs cepat menyesuaikan an produk mengalami penurunan setrama enam bulan dan kemudian naik
tingkat produksinya jika terjadi perubahan permintaan. Hubungan tingkat lagi pada enam bulan berikutnya. Jika manajer produksi tidak memiliki
persediaan, produksi, dan permintaan dinyatakan dalam persamran cara untuk mengantisipasi pola permintaan yang seperti itu maka barang-
berikut ini: kali ia akan menurunkan produksi dengan cara memberhentikan pegawai
atau mengurangi waktu kerja dan pada saat permintaan meningkat ia akan
I,=P,+It-t-lt (l) merekrut pegawai, menambah lembur, atau tidak memenuhi pesanan
yang datang. Reaksi jangka pendek semacam ini akan mengurangi moral
di mana: ' kerja, menurunkan produktivitas, serta menambah biaya tenaga kerja. Peren-
canffm dengan kurun yang agak panjang memungkinkan para manajer
I, = Tingkat persediaan produkjadi pada periode ke t memperkirakan dampak dari berbagai cara pemenuhan permintaan pasar
i,., = Tingkat persediaan produk jadi pada periode t-l terhadap kecepatan produksi dan memilih rencana yang akan meminimasi
P, = Tingkat produksi pada periode t
gangguan.
y, = Permintaan periode t
Pada dasarnya perencanaan produksi menggunakan kombinasi
empat masukan bagi proses produksi. Masing-masing strategi itu memi-
Oleh karena itu tingkat persediaan produk jadi yang ideal perlu ditetap-
kan dengan baik, mencakup pertimbangan perputaran modal yang ter-
liki kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Strategi tersebut dan kon-
sekuensi ongkosnya adalah:
tanam dalam persediaan, kemungkinan keterlambatan pengiriman atau
pembatalan pesanan, serta fluktuasi pasar yang dihadapi perusatraan.
Produl<si 55
54 Perenconoon don Pengendolion Produksi Penyusunon )odwol tnduk
permintaan total
akan mewakili agregasi seluruh item produk sehingga
tertentu. Umumnya kapasitas efektif lebih rendah daripada kapasitas dapat dihitung- Contoh
untuk kebutuhanielama satu kurun perencanaan
desain. Kapasitas ahual menunjukkan keluaran nyata yang dapat di- ton baja; walaupun baja
hasilkan oleh fasilitas. Kapasitas aktual harus diusahakan sama dengan
V*g Aupu, dikemukakan ialah satuan agregat lembaran'
kapasitas efektif.
y*! ait utilkan dapat berupa baja batangan, baja kawat' baja
atau baja rol.
Perencanaan kapasitas ditujukan untuk mengetahui jumlah sumber
Dalam hal satuan a$egat ini dapat dipilih satuan ]u'nit surrogate
dimiliki. Tujuan perencanaan kapasius adalah melihat apakah jam
product (produk yung tn"iutiti), ugu teuo jam orang' atau satuan
daya yang
pabrik mampu memenuhi permintaan pasar seperti yat g diramalkan. Jika
mesin. Se-bagai contoh, perhatikan Contoh Kasus 3-2 berikut'
tidak maka harus diputuskan apakah pabrik akan mempertinggi sumber
daya yang dimilikinya. IGpasitas suatu pabrik dapat dipertinggi dengan
Contoh Kasus 3-2 :
cara:
sebesar 125
Asumsikan produk A dan B memiliki permintaan bulanan
a. Pembangunan pabrik baru: Jika kapasitas pabrik yang ada pada saat
unit. Karena peramalan produk A dan B menggunakan satuan produk'
ini diramalkan sudah tidak mampu memenuhi permintaan pasar, A,,du a"put memilih untuk menyajikannya dalam satuan jam-orang atau
maka perlu dipertimbangkan untuk mendirikan pabrik baru yang jam
satuan pioduk agregal. Dalam contoh ini digunakan
orang'
dapat memenuhi permintaan pasar. Pembangunan pabrik baru memi-
lryt'
liki dimensi perencanaan yang panjang (5 tahun ke atas).
iit" pt"a* e niembutuhkan 10 jam-orang dan prgduk Btotal membutuhkan
produk A
20 j; orang maka akan didapai peramalan permintaan
b. Penambahan mesin dan perkakas baru: }Jal ini dilakukan untuk produk juga
aan g sebagaimana terlihat puau-ruu"t 3-4. Nilai satuan
meningkatkan kapasitas pabrik dalam jangka menengah (1 s'd. 5 disajikan selagai bahan perbandingan. Dari Tabel 3-4 itu
tampak bahwa
tahun), untuk mengatasi peningkatan pennintaan jangka menengah. tebututran tahun yang akan datang ialah 45'000 jam-orang'
c. Ke b ij alrs anaon pe menuhan kebutuh'an kapas itas j angka pendek, y ang
dilakukan untuk mengatasi kekurangan kapasitas yang mendesak. Tabet 3-4 z Perhittmgan Permintaan (datam satuan unit Produkdan
Tercakup di dalamnya kebijaksanaan lembur, subkontrak, dan lain Jam-Orang)
sebagainya.
Dalam jangka pendek, pengadaan mesin dan pabrik baru tidak mungkin
dilakukan. Untuk itu perusahaan harus melakukan berbagai kebijaksana-
t25 2500
an untuk memenuhi permintaan dengan menggunakan lembur, variasi Januari 1250
r250 125 2500
Februari
tenaga kerja, subkontralq atau pembatalan order. Marct 1250 r25 2500
r250 125 2500
April
Mei 1250 t25 2500
Satuan Agregat Juni 1250 125 2500
1250 r25 2500
Juli
Satuan agregat adalah satuan yang dapat mewakili berbagai maczlm Agustus 1250 125 2500
produk sehingga total kebutuhan untuk produk-produk tersebut dapat September r250 125 2500
125 2500
dibandingkan dengan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia. Dalam Olcober 1250
t25 2500
November r250
hal penyusunan jadwal induk produksi perlu diingat bahwa penggunaan Desember t250 t25 2500
satu fasilitas produksi memiliki dampak ongkos yang sama dan sukar
untuk dibebankan pada tiap produk yang menggunakan fasilitas produksi
produksi
tersebut. Adanya satuan agregat ini diperlukan mengingat berbagai item Setelah menetapkan kebutuhan jam-orang, kapasitas fasilitas
juga dikonversikan dalam satuan jam orang
produk membutuhkan jam mesin dan wakru setup yang berlainan serta pada tahun tersebut perlu
ongkos produksi yang digunakan secara bersama-sama' Satuan agregat
60 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Penyu sunon Jodwol lnduk Prduksi
6l
agar perbandingan antaxa kebutuhan dan kapasitas dapat dilakukan; keterbatasan jumlatr kapasitas yang dapat divariasikan.
Pilihan yang lain
Optimasi rencana produksi dengan mempertimbangkan biaya-biaya iuhh a"nguo subkontrak sebagian pekerjaan pada saat sibuk dengan
produksi pun dapat dikerjakan. Perlu diperhatikan bahwa satuan agregat konsekuerisi adanya tambahan ongkos. Suatu perusahaan
mungkin saja
hanya digunakan pada beberapa produk yang menggunakan fasilitas g"i"irr*f memenuhi seluruh permintaan pada saat slUut {1n berharap
produksi yang sama. Jika terdapat dua produk yang menggunakan dua foiru,,.n akan memaafkan keterlambatan yang terjadi. Akhirnya peru-
fasilitas produksi yang berlainan, hal itu berartilahwa kedua produk itu peralatan yang
rut u* seringkali menetapkan kapasitas tetap orang dan
perencana
tidak perlu dikonversikan ke dalam satuan agregat. Kedua produk ter- akan digunakan penuh pada saat permintaan tirggi. Biasany-a
sebut direncanakan dengan jadwal induk produksi secara terpisah dan proauf.rl menggunakan beberapa kombinasi pada saat membuat
rencana
dengan mempertimbangkan kapasitas dari masing-masing fasilitas. agregat.
W, = _f(F,,L',I,_t,W,s) e)
Hasil koefisien korelasi untuk persamaan pertama ialah 0.9322 sementara
untuk persamaan kedua ialah 0.9757. Dengan memasukkan harga-harga
itu,. kecepatan produksi merupakan_lagsi ramalan permintaan (F,) dan menentukan hargal', maka nilai W, dan P,
!:i:-1*"
trngkat persediaan, dan tingkat tenaga kerj a,
untuk berbagai t mulai darie2s dapat dihitung.
ymllan perminLn. Mislhya j"ika-.amaran pe.-
il'l#Hil:.lffiT f,H.
iaratL darail period e ti g" u,ir,,.
;;,
tungsi Pertanyaan yang muncul selanjutnya ialah dari manakah kedua per-
samaan W dan P, tersebut? Kedua persamaan tersebut didapatkan dari
pendekatan intuitif. Anda dapat saja membuat persamaan intuitif itu sen-
P1 = f (W,,I',I1_1,F,,F,*t,F,*t)
(3) diri. Dalam praktek, pendekatan Bowman ini terbukti efektif dan mudatr
di mana : diterapkan. Tetapi kesukaran yang muncul ialah fakror subjektivitas
formulasi dasar aturan keputusan. Jika terdapat bias akibat keputusan
W, = Jumlah tenaga kerja di periode
F, = Ramalan permintaan di'periode t.t. manajemen yang salah pada periode sebelumnya maka keputusan yang
dihasilkannya pun tidak akan dapat dipercaya.
I' = Tingkat persediaan yanj Oiinginkar.
65
u Perenconoon don Pengendolion Prduksi P enyrusu no n J odwal I nduk P r od u lcsi
kenyataannYa nilai
Tabel 3-5 z Data tmtuk Contoh Kasus 3-3 variabelberbenfukbilanganriil,sementaraitrrpada
bulat'
variabel-variabel tersebuf ialah bilangan
w, Pt, I'-I,.r
Fr Ir*t P, Po,,
firyl meminimasi ongkos total
,i.ti.,,o''' Tujuan formulasi Progrry SaaaU di atas
kendala-kendala linear. Formulasi
t 200 30 25 209 200 9 20 385 v_g urii"ntot rin"ar-#t"[ap berikut:
.,
210 48 25
28
230
250
200
224
30
26
a
-10
430
473
iig;oUrtt* dalam Persama'ln
3 240 60
300 27 28 2't0 224 46 23 492
T
5 250 50 28 270 224 46 0 403
+ Ar,,R, + Ao,,O, + A,,,1, + A1'''H' + A'''L' Q)
6 2N 49 25 200 200 0 I 330 MinZ =lAolPt
-15 268 t=1
7 160 65 22 175 175 0
8 150 72 20 160 160 0 240
9 r00 95 18 t20 120 0 45 2t3 S/T:
47 (3)
10
1l
120
160
9'7
55
l8
18
120
120
120
r20
0
0 -5
267
333 I, - S, =/r-r - Sr-t + P, - F, untuk t=l'2'"''T
t2 200 3l 20 180 160 20 r9 387 (4)
13 220 4'7 22 200 t76 24 3 422 ftr = Rr-i + H, - L, tmtuk t=l'}'"''T
l4 230 68 28 250 224 26 -18 477
(s)
15 260 7't 30 270 240 30 -'r1 525
O, -U, - lO, - R, untukt=1,2,",7
l6 350 27 33 300 266 J.+ 23 5O
t7 266 34 -5 452 t=l'2'"''T (6)
270 55 33 300
P,R, Or,1,,5,, H,, L,,U, 2 0 untuk
l8 230 65 30 240 240 0 -15 390
l9 200 ta 30 240 240 0 -52 340
20 180 100 22 116 176 0 -50 312
2l 150 129 'r) 176 t76 0 -79 302 dimana:
I70 22 t16 r76 0 -84 353
22
23 200
134
108 )) t'?6 t76 0 -58 4t2 P, : Unit yang diproduksi padaperiode t
24 250 70 22 176 r76 0 -20 473
Ar., : Ongkos per unit produksi di luar tenaga
keqa
R. : Jari-orang yang tersedia untuk produksi reguler
Sumber: David D. Bedworth dan
Managemerx, Analysis,
E. Bailey; InUgrated Prduction Control System.
Jamcs
fusigt4loln Wilcy and Sons, New York, 1982' Hal. 148. O, = Rencana jin lembur Pada Periode t
,{.., = Ongkos buruh lembur Perjam
Model Program Linear I. = Tin-gkat persediaan pada akhir periode t
Ar, : Ongkos simpan Per unit
Program linear dapat digunakan sebagai alat perencanaan agregat Model S. = luitatr kekurangan produksi di akhir periode t
ini dibuat karena validitas pendekatan koefisien manajemen sukar diper- A* = Ongkos kekurangan Produkll . jam)
tanggungiawabkan. Asumsi utama model program linear dalam peren- H, = luritatr rekrut tenaga kerja (dalam
canzuul agrcgat adalah biaya variabel-variabel ini bersifat iinear dan An' : Biaya untuk menambah pekerjaan
selama satuJam
variabel-variabel tersebut dapat berbentuk bilangan riil. Asumsi ini sering- = Jumlah pengurangan pekerja (dalam
jam)
kali menyebabkan model program linear kurang realistis jika diterapkan'
L, - Jam
: --
Z = 576.922,50 Dollar
P, = 283,75 Unit
P, : 283,75 Unit
P, : 283,75 Unit
P. = 283,75 Unit
P, : 310,00 Unit ;il;il1 seterah nlai-niiaill:T** *":'f!/)
P. = 270,00 Unit
R, = i.418,75 Jam Kerja Reguler
& : 1.418,75 Jam Kerja Reguler
& = 1.418,75 Jam Kerja Reguler
R. : 1.418,75 Jam Kerja Reguler
& = 1.418,75 Jam Kerja Reguler
R" = 1.350,00 Jam Kerja Reguler
o, = L31,25 Jam KerjaLembur
I, = 93,75 Unityang Disimpan @ersediaan)
I, = 107,50 Unit yang Disimpan @ersediaan)
I, = 86,25 Unit yang Disimpan (Persediaan)
H, : 538,75 Jam-orang Baru yang Direkrut
L : 68,75 Jam-orangyaigDipecat.
6t
=
\
Jo&tal lnduk Produlcsi
71
70 Perencanoon don Pengendolion Produksi Penyusunon
Untuk menghasilkan nilai faktor bobot b,, Jones menguji dua model yang P,=+*c.g'-*) (16)
merupakan fungsi dari sebuah parameter. Ia menyatakannya dalam bentuk:
di mana:
Bn P, = Jumlah Produksi di Periode ke t
bn= (13) -tenaga
W, = Jumlah kerja dari persamaan (16)
ZB" p., = Jumlah proiuksi yang diinginkan untuk memenuhi
r=l
permintaan
di mana: K : Standar tenaga keda
B = Parameter bobot untuk peramalan masa depan dan harus C = Parameter UJbot yang akan ditentukan' 0 < C < I
ditenhrkan,
ialah rata'rata
Seperti sebelumnya, tingkat produksi yang diinginkan
di mana bobot
0<B<1. ieOoUot untuk ramalan p-ermintaan N periode mendatang'
itu diberi notasi d,, di mana:
serta sebuah fungsi yang menyatakan deviasi antara tingkat persediaan
ideal I* dengan tingkat persediaan saat ini I,.,. Tingkatproduksijugamencakuppeny-esuaianakibatketidakseimbangan
p".;-"Ji"- p"rru*i- f isl sehingga Persamaan (17) akhir-
sepertip"udu
Iat=\.K.(I'-1,-r) (14) nya akan menjadi:
di mana : ) -- NDn
un-
(17)
Perhatikan bahwa persamaan (19) baru dapat dipecahkan setelah per- unit'danW"ditetapkansebesar22orang.Tiappararneterkemudiandi-
samaan (16) dipecahkan terlebih dahulu untuk periode ke t. persamaan- loop denganharga mulai dari nol sampai satu unhrk setiap peltambahan
persamaan di atas dimasukkan ke dalam program komputer, dengan me- sebisar {lZS.Hi-p*a, parameter yang akan mepberikan ongkos total
masukkan terlebih dahulu nilai-nilai ramalan permintaan F,, F,, F,, ..., Fo termurah untuk ke i+ datamasa lalu ialatr A= 0,25; B = 1,00; C = 0,75;
serta nilai-nilai A, B, c, dan D. Komputer akan menghitung w, terlebih dan D = 0.375. Hasil di atas akan memberikan aturan tenaga kerja dan
dahulu dan baru setelah itu ia akan menghitung p,. Setelah mengetahui p,, produksi sebagai berikut:
I", dan permintaan aktual di periode 1, komputer untuk seranjutrya dapat 'w,
menghitung Il. Pada tahap ini komputer akan menghilangkan F,, menam- ='w,-, + 0,25[0,04(F,+Ft1+F,+2) - W., + 0.04(50-L-,)]
bahkan F*,, serta selanjubrya menghitung W',, pr, dan Ir. Apabila beberapa P, = 8W + 0,75[0,66F, * 0,25F., + 0.09F*, + 8W, + 0,66(50-I',)]
siklus telah dilalui maka dapat dibuat rencana produksi dan tenaga kerja
yang merupakan fungsi dari nilai-nilai W,, p,, Wr, pr, dan seterusnya. Sumber : David D. Bedworth dan James E. Bailey, Integrated Production Control
System: Management, Aralysis, Design, John Wiley and Sons, New York"
Agar metode ini dapat dimengerti, akan disajikan Contoh Soal 4 1982, Hal. 150.
berikut. Contoh Soal4 ini menggunakan data di Contoh Kasus 3-3.
Model Transportasi
Contoh Kasus 3-5 :
Ketiga model perencanaan produksi agregat terdahulu memiliki karak-
1. Perhatikan data masa lalu produksi pada contoh Kasus 3-3. Moder teristik aplikatif yang cukup rumit. Ketiganya membutuhkan bantuan
ongkos yang diberikan ialah sebagai berikut: komputei agar hasilnya baik. untuk kepentingan yang praktis, Biegel
mengusulkan model perencanaan produksi agegat dengan menggunakan
a. Biaya tenaga kerja reguler merupakan fungsi linear sebesar $ 153
teknlk Transport Shipment Problem $Sf1t. Model transportasi ini
per unit.
dilakukan dengan menggunakan bantuan tabel transportasi sebagaimana
b. Biaya tenaga kerja lembur ialah $ 198 per unit untuk 20 %
terlihat pada Tabel 3-6.
peningkatan jam kerja akibat lembur pertama (hari Sabru) dan $
234 per unit untuk 20 Yo permgkatan jam kerja akibat lembur Terdapat beberapa informasi penting yang perlu diketahui sebelum
kedua (hari Minggu). menggunakan tabel transportasi tersebug yaitu:
c. Ongkos satuan bahan dan overhead bukan tanaga kerja meng-
a. Hitung terlebih dahulu total permintaan seluruh produk selama
ikuti persamaan ongkos: Cosr: 5000 + (lS0) * Jumlah Unit yang
horison perencanaan dalam satuan agregat dan masukkan ke dalam
diproduksi.
kolom ketiga;
d. Ongkos bulanan untuk persediaan mengikuti persamaan ongkos
b. Hitung terlebih dahulu kapasitas yang tersedia untuk tiap pilihan
berikut Cost: 1000 - l2(Tingkat Persediaan) + 0.lZ (Tingkat per-
produksi selama horison perencanaan dalam satuan agregat dan
sediaan).
masukkan ke dalam baris ketiga;
e. Ongkos untuk memberhentikan tenaga ke{a mengikuti persama-
an ongkos: Cost = 7l0(Jumlah Orang) + 37(Jumlah Orang),.
f. Ongkos rekrutrnen tenaga kerja baru akan mengikuti persamaan
ongkos Cost:2O0(Jumlah Orang) + 200(Jumlah Orang)..
Tabel 3-6 : Contoh Suatu Tabel Transportasi dengan Horison d. Optimasikan rencana produksi
di setiap- periode d^lT horison
Perencanaan 3 Bulan perencanaan *,I;-il;;"tiode
paling **pui ke periode paling
"*ul
ft"pkitas produksi dj sel dengan
akhir. Usah,k*;;'gg*'rt'' seluruh permintaan
ongkos produksi i"t"i*tf'' Sedapat -ungkio pesanan/back order
harus dipenuhi t'p"i *"fttu tt11'i nembatalan besar kemungkinan
karena
atau tanpa penundaan pengiriman) sejenis dari perusahaan
produk
pelanggan .k* ;;;rth m"ng;'n"kan
komPetitor'
model transportasi dalam
Guna lebih menjelaskan penggunaan
perencanaan agreg"t;;;'rh;tik*
Coniot' Kasus 3-6 berikut ini'
kapasitas 25yo
* 37950 atau 7590 jam orang' maka
permintaan pasar
a. Ongkos produksi reguler (termasuk bahan baku dan over-
akan dapat dipenuhi' Mo9"]SansRortasl ytut
perencanaan
head) Rp 20.000,00 perjam orang; ;#ffi"k*
produksi agregatuntufbontoh Kasus 3-6 ini dapat dilihat di Tabel3-8'
b. Ongkos produksi lembur (termasuk bahan baku dan overhead)
3750 jam orang dipenuhi
Rp 30.000,00 perjam orang; Pada bulan Januari, permintaan setesar
c. Ongkos subkonrak dan pengiriman daSi pabrik subkontraktor 2640 iarn orang' produksi
dengan produksi ,"guftlt-'a!ttg* kapasitas
lembur dengan rupurir-, dgl; orang,
ke perusahaan mencapai Rp 35.000,00 perjam orang; dan subkontrak dengan kapasitas
d. Ongkos simpan persediaan produk jadi diperhitungkan sebesar subkontraltor sebesar 210 jam
;-j[l;6-.[|;. r,,i"t1rlau si-sa kapasitas hanya terdiri atas 19 hari
Rp 400,00 perjam orang per bulannya; dan orang. Sementara ito ta'"na bulan Februari
e. Ongkos penalti yang harus dibayar kepada pelanggan jika kerja, mengakibatkan'Ilp"ti"t reguler
terkurang menjadi 2280 jarrt
570 jam orans' dan kapasitas
terjadi kelambatan pengiriman diperhitungkan sebesar Rp ;;**, tupulio, b.;;;;til;e 'i*juai jam o.*g 1Tot l. hanya 3420 iarrt
20.000,00 per jam orang. subkontralco, u"rx*ulg "r.ql"ais7o
bulan Januari yang masih ter-
orang). Untuk i* f."puii,"t "'Ufonttutt*
Sementara itu, kapasitas produksi yang tersedia (dihitung berdasar- untuk memenuhi permintaan bulan
sisa sebesar Zf 0 jam'orang digunakan
kan tenaga kerja 15 orang, 8 jam kerja reguler per hari) dapat dilihat pada Februari karenanya sudah men-
Februari. rot t p"mu,ttui' "itort bulan
pemasokan sebesar 120 jam
Tabel3-7 . Kapasitas yang tersedia tersebut dengan demikian akan sangat capai 3630 jurn or*!' tt'tasih ada kekurangan
tergantung pada jumlah hari kerja yang tersedia pada bulan yang ber- orang) yang terpaksa baru
orang (3750 jrrn o.ing-Ait'f*gi 3630,jam
penundaan p:ng:T** sebesar
sangkutan. Sementara itu kapasitas lembur yang tersedia setiap bulannya ;il; faaa uutan r'r,'Et;-t"t'i"gl"I43ai pada bulan Maret terdapat
120 jam orurrg s"lar,,i t'*
juga dihitung dengan menggunakan asumsi yang sama. Untuk kemu- Uufli' Berikutnya
-'"u''., -orang
dahan perencanaan, tingkat kehadiran karyawan diasumsikan mencapai 2400 jam (2520.|20), kapasitas
sisa kapasitas ,"g,t.. sebesar 630
subkontraktor
r00 %. lembur sebesar OgO.iuo' tta"g, dan kapasitas tidak ada
jam orang; uo, ,orjt ,"Uesa'"iOOO jam orang' Karena sudah
Tabel 3-7 z Perhitungon Kapasitas dengan Menggunakan l5 yang bisi diryfkP maka terpaksa
kapasitas Uuhn fanuari atau Februari jam Dapat
orang'
sekali lagi terjadi p;;;rd; pengiriman-sebanyak
Orang Tenaga Kerja 90
ini sangat dipengaruhi oleh
Hari Kcrja I Jam Kerja I Jam Kerja j Xepasitas kapasitas dilihat bahwa p.."n.*u^ proarr[ri agregat
produksi'
Lcmbur f."Ui.irtsanaan manajemen dalam hal
pofu
April tidak terjadi kekurangan tupls'T karena
Januari 22 2&0 650 tersedia
Pada bulan
Februari l9 2280 570
kapasitas lembur 560 jam
Maret 2t 2520 630 kapasitas reguler ti;b jaln oring ditambah
560 jam orang..Malahan pada
April 22 2&0 660
orang ditamb"n fup*itir-*Uton;ttor
sebesar 120 jam
bulan April ini t"r[[ai-ri* t upuritas subkontraklor
Mei 22 25/.0 660
Juni 20 2400 600
' sisa kapasitas subkontra]tor
Juli 22 26/,0 660 orang. Selanjutnya p"[" U'f* Mei terdapat
kembali terdapat kekurangan
sebesar 210 jam oiC. Pada bulan Juni
Agustus 22 26/,0 660
hanya 20 hari' Untuk itu
pasokan kapasitas a;t; jumlah hari kerja
September 20 2400 600
Okober 23 2760 690
210 jam orang.buian Mei
Nopember 19 2280 570
kelebihan tcaparita. suu*ontraktor sebesar-
Desember )l 2520 630 bulan Desember' Jadwal
digunakan. Pola ini diutang hingga.mencapai
dilihat pada Tabel 3-9'
induk produkri Cg"i v"ie ai['as1,<an dapat
i;gd persediaan ali,itung berdasarkan persamaan (1) di atas'
Selintas dapat dilihat bahwa kapasitas agregat yang dimiliki perusahaan
ialah 37950 jam orang sementara permintaan agregat mencapai 45000
jam orang. Tetapi karena ada perusahaan subkontraktor yang memiliki
JN
Tabel 3-9 z Jadwal Induk Produksi Agregat tmtuk Contoh Kasus 3-6
Rrmelan Rcncene Produksi (Jem Orang) Perscdieen
Bulgn Permintean Regulcr IrEbur subkontraL Akhir
(JamOraag) (JgmOnng)
Persediaan Awal : 0 Jam Orang
Januari 3',150 2&0 660 660 2r0
Februari 3750 2280 5'10 570 -t20
Maret 3?50 2520 630 630 -90
April 3750 2&0 660 540 0
Mei 3750 2640 660 600 150
Juni 3750 2400 600 600 0
Juli 37 50 2610 660 450 0
Agustus 3?50 7640 660 600 150
Scptember 3750 2400 600 500 0
OL:rober 3'150 2"t60 690 530 330
November j 750 228C 570 570 0
Desember 3750 2520 630 600 0
45000 J036t) 7590 741 0
- Jadu'ai induk produksi dalam literarur berbahasa Inggris dikenal sebagat Masrer Prodrction
Schedule (lt'{PS\
80 Pererronoan don Pengen&lion Prduksi Penyusunon Jodwal lnduk Prdul<si 81
Ongkos total agregat rencana ini adalah: masukkan ke dalam perencanaan produksi (metode produksi dan ongkos)
tetap dihitung dengan asumsi linearitas. Selain itu metode ini juga tidak
a. Ongkos Produksi Agregat Reguler : Rp 20000*30360 Rp 604.200.000
memungkinkan penghitungan dampak atas efek perubahan jumlah tenaga
b. Ongkos Produlsi Agegatkmbur : Rp 30000*7590 Rp 227.700.000
kerja (biaya pemecatan dan rekrut) terhadap kapasitas maupun ongkos.
c. Ongkos Subkontrak : Rp 35000*7410 Rp 259.3s0.000
Oleh sebab itu model ini hanya dapat digunakan dengan asumsi bahwa
d. Ongkos Penalti : Rp 20000*330 Rp 6.600.000
variasi teuaga kerja diabaikan (ongkos total tidak mengandung biaya
e. Ongkos Simpan : Rp 400+(21 Or..1 5Or15O+330)
rekrut dan pemecatan) di samping juga mengabaikan keterkaitan variasi
: Rp 336.000
tenaga kerja dengan kapasitas. Walaupun memiliki beberapa kelemahan,
namun kesederhanaan teknik ini memungkinkannya untuk menjadi teknik
Perbandingan antar Metode Perencanaan Agregat perencanaan agregatyang paling populer.
Ada berbagai kelebihan dan kelemahan metode perencanaan zgregatyang
harus diketahui sebelum memilih metode yang akan digunakan. Metode DISAGREGASI JADWAL INDUK AGREGAT
koefisien Bowman memiliki kelebihan dari segi kemudahan data dan
Proses disagregasi bernrjuan untuk membuat jadwal produksi setiap item
pengolatrannya, tetapi perlu adanya "penyaringan" atas data masa lalu
produk secara terperinci, karena perencanaan agregat dilakukan pada
yang dimiliki. Seperti telatr disebutkan, bias keputusan manajemen yang
tingkat surrogate product. Dalam tahap ini jadwal agregat dipecah men-
salah akan memberikan akibat yang fatal. Untuk itu perlu diteliti data jadi rencana produksi terperinci untuk setiap produk. Metode untuk men-
64s4 lampau yang "baik" dan "buruk". Dan untuk menelitinya dibutuh-
disagregasikan rencana agregat yang dibahas dalam bab ini ialatr metode
kan waktu tidak sedikit serta seseorang yang mengetatrui. kondisi historis
Hax and Meal. Metode Hax and Meal ini pada dasarnya ialah masalah
keputusan produksi masa yang telah lampau. Lebih lanjut lagi, metode ini
pengendalian persediaan produk jadi yang dibatasi oleh kapasitas
tidak menjamin bahwa keputusan rencana produksi yang dihasilkannya produksi. Bedworth dan Bailey menyatakan bahwa model Hax and Meal
akan mampu meminimasi ongkos.
ini merupakan model yang paling aplikatif jika dibandingkan dengan
Metode program linear ialah metode yang memberikan hasil paling model disagregasi lainnyaa karena t€knik perhitungannya tidak terlalu
optimal, walau memiliki tingkat kesukaran pengolahan data yang tinggi. rumit, di samping juga memudatrkan pengendalian tingkat persediaan
Sayangnya metode ini tidak dapat diterapkan untuk persamaan ongkos produkjadi.
non-linear (misalnya persamaan ongkos kuadratik atau eksponensial).
Kebanyakan fasilitas produksi menghasilkan beberapa famili
Selanjutnya, penetapan kendala yang tidak tepat akan menghasilkan
dalam satu lintas produksi yang sama. Famili ialah kelompok produk
solusi yang unbounded atau malahan tidak akan menghasilkan solusi
sejenis yang diproduksi secara bersamaan, karena alasan teknologi atau
sa:na sekali..
ekonomi. Karena ongkos setup untuk setiap pergantian famili yang di-
Metode parametrik, walaupun tidak seakurat model progam linear, produksi biasanya lebih mahal daripada ongkos setup untuk pergantian
dapat digunakan untuk persamaan ongkos non-linear. Tetapi untuk meng- item dalam famili yang sama maka lebih baik memproduksi seluruh item
gunakannya dibutuhkan program komputer yang rumit. Selain itu solusi dalam famili yang bersangkutan sebelum melakukan setup untuk mela-
yang dihasilkannya tidak terjamin bahwa akan optimal mengingat peng- kukan produksi item dalam famili yang lainnya. Dengan berlandaskan
ujian ongkos hanya dilakukan pada sekumpulan nilai parameter yang pada filosofi di atas, pada dasarnya metode Hax dan Meal terdiri atas dua
diuji saja. Mungkin saja nilai optimal akan berada pada nilai pararneter tahap, yaitu, pertaima, menentukan famili produk mana yang harus di-
yang tidak diuji. produksi pada periode yang akan datang; dan kedua, menentukan jumlah
Sementara itu model transponasi untuk perencanaan produksi
agrcgat merupakan model yang sangat sederhana dan mudah untuk di- 3
David D. Bedwortir dan James E. Bailey, Integrated Production Control Systems
gunakan. Tetapi kelematran model ini ialah bahwa variabel yang di- Management, Analysis, Design, John Wiley and Sons, New York, 1982, Hal. 165.
83
82 Perenconoon dan Pengendolion Prduki Penyusunon Jodwol tnduk Produksi
item produk yang harus diproduksi dalam famili tersebut. Prosedur Ongkos setup dari satu famili ke famili lainnya
(ddarn satu tahun) di-
tersebut disajikan di bawatr ini. nyatakan sebagai:
Langkah pertama dalam algorirna Ha>( dan Meal ialatr memilih Ongkos Setup = SN' (21)
famili yang akan dimasukkan dalam lencaira produksi di jadwal induk.
di mana:
Langkah ini dilakukan dengan membandingkan persediaan produk jadi
yang ada dengan ramalan permintaan. Jika suatu produk dalam suatu S, : Ongkos setuP
famili diramalkan akan berada di bawah tingkat persediaan yang aman
(safety stock) sebelum akhir periode, maka seluruh famili produk tersebut
DengandemikiandidapatkanpersamMnongkostotalyangselan-
diputuskan untuk diproduksi. Idealny4 semua produk dalam famili ter- juurya dan hasilnya diset sama dengan nol. Hasil dife-
sebut diproduksi pada saat yang bersamaan. Jika notasi item produk ialah -rerrsiasididi'ferensialkan
tersebut akan menghasilkan N, optimal. Setelah N, optimal dapat
j, famili ialah i, ekspektasi jumlatr item tersebut di akhir periode ialah q,;,
at i*ng maka Q6 akan dapat dihitung. Selanjutnya ongkos total untuk
tingkat safety stocluntuk item produk yang bersangkutan ialah su, tingkat
memproduksi famili i ialah:
persediaan item pada akhir periode sebelumnya ialatr I,;,,-,, dan ramalan
permintaan untuk item produk yang bersangkutan ialah Du,; maka secara
Ongkos Total = [tl /2CiI(5, + T, / N,)]+ SiNi QZ)
matematis dapat dinyatakan bahwafamili tersebut alcan diprodul<si pada olli
p er i ode b ers anglat an j ika:
Jika persamaan (23) didiferensialkan dan hasilnya diset sama
dengan nol akan diPeroleh:
min{q,,r, - r, }< o; dimana 8i1,t = 1,j,,-t - D,.t., (1e)
clxf ZctjTt)+ si = o (23)
z anja
Langkah kedua ialatr menentukan berapa banyak tiap item dalam tiap
famili harus diproduksi (dinotasikan dengan QE). Konsekuensiny4 dapat MakaN' optimal ialah:
diketatrui bahwa jumlah siklus produksi untuk satu famili dalam satu
tahun (dinotasikan sebagai Ni) akan sama untuk seluruh famili, karena
seluruh item dalam famili tersebut diproduksi secara bersamaan. Per-
tanyaannya ialatr berapa nilai N, yang paling ekonomis? Untuk menjawab
pertany.ran ini, total ongkos setup dan persediaan perlu diubah menjadi
l/i =
W
Akhirny4 karenaN" sama dengan T,/Qu, maka Q'l optimal dapat dihitung
(24)
bentuk N'. Jika persamaan ini didiferensialkan dan hasil persamaan dife- sebagai:
rensial ini dibuat sama dengan nol, akan didapatkan N, yang minimum.
Jika total permintaan item i dalam satu tahun dinyatakan dengan T,,, maka
tingkat persediaan rata-rata ialah (sn+[,r6{,)/2. Dengan demikian total o;=#=w (2st
+ (Tt / N) di mana:
ongkos SimPan : g-.1s, (20)
2 T! = Permintaan tatrunan item j dalam famili i
di mana :
S' = Ongkos setuP famili i
C,j = Ilargasaflran ircm j dalam famiti i
C, = Harga satuan tiap item persediaan I = Tingkat suku bunga
I - Tingkat suku bunga
Q., = Produksi ekonomis item j dalam famili i.
Penyusunon )adwol lnduk Produksi 85
84 Percnconoon don Pengendolion Produksi
Jadi dengan demikian untuk setiap item yang harus diproduksi, tingkat Langkah pertama yang harus dilakukan ialah menentukan famili
produksi yang paling ekonomis dapat dihitung. Agar jumlah produksi yang akan diproduksi di periode t. Langkah ini dilakukan dengan meng-
yang ekonomis untuk setiap famili dapat dibandingkan dengan satuan lit*g selisih antara persediaan akhir periode sebelumnya (t-1) dengan
agregat" diperlukan faktor konversi sehipgga didapatkan jumlatr produksi p"r*Itttu- periode ini (D,). Jika selisih tersebut di atas lebih kecil dari
ekonomis yang sesuai dengan satuan agregat:. iingk"t safety stock, maka seluruh famili item yang bersangkutan harus
diproduksi pada periode ke t.
gioar = (26) Tampak jelas bahwa item produk yang akan berada di bawah
,ioQi*u tingkat safety siock ialah item produk 43, C9, dan C10. Untuk itu maka
di mana: diputuskan famili yang akan diproduksi pada periode t ialah famili A dan
C.
$ = Faktor konversi untuk item j untuk mencapai satuan agregat.
Tabel 3-10 : Data untttk Contoh Kasus 3-7
Dengan membandingkan Q'*, terhadap r€ncana produksi agregat P, Famili Item Konversi K. Perscdiaan Permintaan S$ety Stek
U
Q*@dj)=(Is,t-t- D,j,,- sr)*(P, I Qio,ot\ (28) PeBediaan (t-l 240 265 tzz 223 290
170
I93
ll0
420
2to
235
I5t)
t35
100
150
140
Permintaan t t70 200 I00 130
item A.3 sebanyak 63 unit, item C8 sebanyak 76 unit, item C9 sebanyak rencana kasar yang harus diperhalus dengan memperhatikan kendala
89 unit, dan item ClO sebanyak 89 unit. batran baku dan penjadwalan pekerjaan.
Untuk memperoleh jadwal indu$,produksi item-item produk pada PENGENDALIAN JADWAL INDUK PRODUKSI
periode ke t juga dapat dilakukan dengan cara lain. Cara ini dapat dilihat
pada Tabel 3-13 berikut. Berdasarkan cara ini, maka pada periode t akan Setelah rencana produksi ditetapkan, ada dua alasan utama penyesuaian,
diproduksi item Al sebanyak 66 unit, item A2 sebanyak 112 unit, item yaitu permintaan aktual yang menyimPang dari ramalan permintaan atau
,4'3 sebanyak 78 unit, item C8 sebanyak 50 unit, item C9 sebanyak 102 produksi aktual tidak sama dengan produksi yang direncanakan. Seperti
unit, dan item Cl0 sebanyak 97 unit. disebutkan pada Bab II (Peramalan), hasil ramalan dan permintaan aktual
tidak selalu sama. Faktanya, selalu terjadi penyimpangan sehingga rencana
produksi yang telah ditetapkan hanrs selalu direvisi dan disesuaikan.
Tabel 3-12 z ltem Produk yang Diproduksi (Periode t) Cara Penyesuaian
Produksi akfual pun dapat menyimpang dari rencana produksi karena
Menggzmakon Ras io P /Q' *,
berbagai alasan. Mungkin saja terjadi kerusakan lintas produksi, tenaga
Famili Ircm Q'i,: K5 airq a'i'(adi) Q'u(adj)Kr kerja sakit, kekurangan suku cadang, atau perubatran metode keda. Oleh
(1)
Q) (3) (4) (5H3).(4) (6)= (3)'450lQ*Total (7F{6X4) karenanya selalu dibutuhkan penyesuaian.
A I tzu u.6) tuz to o4.f,) /
A z 180 l.l0 198 l14 125.316
Biegel mengusulkan agar penyesuaian rencana produksi dilakukan
A 3 100 0.90 90 63 56.962 berdasarkin p"rriogt"t o atau pengurangan jumlah persediaan4. Jika
I 6 tzv u. /) lo t6.962 kece-patan produksi (atau permintaan) lebih tinggi daripada yang diren-
c 'U
t19
canakan, maka pada sgatu saat jumlatr perscdiaan akan amat tinggi;
9 140 0.8s 89 75.316
C l0 140 0.80 LL2 89 70.886
Total 7tr 450.000
sementara itu, jika kecepatan produksi (atau permintaan) lebih rendafu
dari rencan4 maka pada suatu saat jumlah persediaan akan amat rendah.
Penyesuaian rencana produksi diiljukan untuk menyeimbangkan kembali
Tabel3-13 : Item Produkyory Diprodulcsi (Periode t) Cara Penyesuaion keadaan persediaan ke aratr normal sehingga tingkat persediaan untuk
Menggunakan P erhinmgan Kehrangan ltem memenuhi fluktuasi pasar akan selalu dapat drjaga. Metode ini disebut
sebagai metode Leveling Applied.Detgan menggunakan metode ini maka
Famili Itrm a',j I53rDtr'ss Q"ri*Ki
Q"ri Q"u(adi)
selisih persediaan aktual dengan rencana persediaan disesuaikan setelatl
(1) (2) (3) (4) (5H3){4) (6) (7)
beberapa periode. Pemilihan periode penyesuaian akan mempengaruhi
A I tzv zt) IUU 6) of .ou
A 2 180 10 l?0 187 I I 1.52 stabilitas rencana produksi atau stabilitas rencana persediaan yang telatr
A J 100 -18 ll8 106 77.4t ditetapkan. Tujuan prosedur leveling adalah menyesuaikan rencana
L 6 tlv {) t) )o 49.2U
produksi untuk mengatasi selisih permintaan aktual dengan ramalan per-
c 9 140 -15 155 t32 10r.58
c l0 ItlO -10 150 r20 98.40 mintaan. Oleh karena itu rencana produksi harus dinaikkan atau diturun-
Tonl 686 kan sebesar selisih permintaan aktual dengan ramalan. Beberapa hal
harus dilakukan sebelum penyesuaian dapat dilakukan dengan efektif.
Sumbcr: David D. Bedworttr dan Jamcs E. Bailey, Integrated Production Control
Pertam4 rencana produksi baru harus ditetapkan. Kedu4 rencana penga-
Sysleas; Marugenent, Analysis, Dcsign, John Wiley and Sons, New York,
1982, Hd. 165-166. daan bahan periu disesuaikan. Ketiga, jadwal pengiriman produk perlu di-
sesuaikan pula. Ketiganya diperlukan saat penyesuaian rencana produksi
dijalankan. Penerapan teknik Leveling Applied dapat digambarkan dalam Tabel3-14 : Penyesuaian Rencana.Pro&tksi dengan Periode
Contoh Kasus 3-8 berikut. Penyesuaian Satu Bulan
"'
Pcrmintaan Produksi Pcrsediaan
Contoh Kasus 3-8 : Bulan Kamal Alfira] Sclisih ,adwal Penyesu Rencana JadwaI renyesu Aloal
an aian aian
Pada bulan Januari, diketahui ramalan permintaan produk A ialah 250 Januan 250 250 0 z5t) 251) 0 0 0
unit dan persediaan awal 0 unit. Rencana produksi yang telah ditetapkan Februari 25{) 749 25t) 250 0 0
adalah 250 unit. Pada akhir Januari diketahui permintaan aktual 250 unit. MAIet 250 236 t4 250 0 251) 0 0 l5
April 250 262 250 249 0 0 z
Karena peramalan dan permintaan aktual sama, selisih antara permintaan
Mel 25U 245 250 l4 23b 0 0
aktual dan ramalan permintaan adalatr nol. Untuk bulan Januari tidak ada Juni 250 239 25U -t2 262 0 0 I6
penyesuaian yang harus dilakukan sehingga diproduksi 250 unit, terjual Jull 250 229 2l 250 245 0 0 32
250 unit, dan persediaannya nol. Jika terjadi selisih permintaan al$ual Agustus 250 zZO 30 25tJ 239 0 0 5l
dengan peramalan pada bulan Januari, paling cepat penyesuaian rencana september 2'U 243 7 250 zl 279 0 0 37
Oktobcr 25tJ 249 251) 30 ?20 0 0 E
produksi baru dapat dilakukan pada bulan Maret (karena data aktual November 250 245 250 7 243 U 0 6
permintaan Januari baru diketahui pada Februari). Hal ini disebut sebagai Descmbcr 25t) 242 E 250 249 0 0 l3
penyesuaian tingkat produksi dengan periode I (satu) bulan. Karena tidak
ada perbedaan ramalan penjualan dengan penjualan aktual pada Januari,
tidak ada penyesuaian produksi pada bulan Maret. Jika periode penyesuaian produksi diperpanjang, yang akan terjadi
Pada akhk Februari penjualan akrual kurang dari ramalan per-
ialah variasi produksi akrual yang berkurang tetapi variasi persediaan
aktual akan bertambah. Dengan kata lain, variasi produksi dari bulan ke
mintaan sebesar I unit sehingga mengakibatkan persediaan aktual pada
awal bulan Maret menjadi I unit. Tingkat persediaan akhir dihitung bulan berkurang t€tapi variasi persediaan justru meningkat. Jelaslah
bahwa perlu dilakukan pemilihan antara peningkatan jumlah persediaan
dengan menggunakan persamaan (l) di bagian awal bab ini. Hubungan
yang dinyatakan dalam persamaan (1) di atas amat penting. Persamaan ini
dengan konsekuensi naiknya biaya persediaan tetapi berakibat pada
pengurangan variasi produksi; atau mengizinkan variasi produksi yang
menyatakan persediaan akhir periode tertentu adalatr jumlah produksi dan
permintaan di periode yang bersangkutan. Banyak masalah perencanaan lebih luas dengan risiko meningkafrrya kesukaran pengendalian produksi
persediaan dan produksi dapat diatasi dengan menggunakan persamaan
tetapi dengan biaya persediaan yang berkurang.
ini. Falaa batrwa penjualan bulan Februari kurang dari peramalan sebesar Perlu diperhatikan pula hal lainnya yaitu bahwa penyesuaian
I unit menyebabkan hanrs dilalorkannya penyesuaian produksi pada bulan produksi yang dilakukan harus memperhatikan ketersediaan kapasitas
April. Kelebihan persediaan sebesar i unit menyebabkan rencana pada periode yang bersangkutan. Jika penyesuaian produksi yang di-
produksi dikurangi sebanyak 1 unit. Periode selanjutrya dapat dilihat lakukan masih didukung oleh ketersediaan kapasitas, penyesuaian
pada Tabel 3-14 produksi itu dapat dilakukan dengan baik. Tetapi jika penyesuaian
Perlu diperhatikan mengenai penyesuaian rencana persediaan se- produksi itu tidak didukung oleh ketersediaan kapasitas, terdapat dua
pilihan, yaia fidak melahtkan penyesuaian (dengan kata lain: melakukan
besar -7 unit pada bulan Mei. Timbul pertanyaan apakah hal ini
pembatalan pesanan) atau melalrukan penundaan Pesonan.
mungkin? Apakah arti persediaan yang negatifl Selisih persediaan aktual
dengan rencana persediaan dapat berarti dua hal: (1) angka tersebut Dalam kaitannya dengan variasi permintaan ini, banyak perusahaan
menggambarkan penjualan yang hilang, dalam hal ini seharusnya per- yang menggunakan persediaan pengnman (tafety stock). Dalam hal
sediaan aktual sama dengan nol dan kemudian dilakukan penyesuaian persediaan pengaman ini, perusah,lan menetapkan sejumlah produk yang
terhadap rencana produksi: atau (2) angka tersebut menggambarkan disediakan untuk menyangga kekurangan dan jumlahnya ditetapkan sebe-
penundaan pesanan (produk yang akan dikirimkan di masa datang). sar variasi antara ramalan permintaan dengan permintaan aktual.
Perenconaon don Pengendolion Prduksi
Penyusunon )odwol lnduk Produksi 91
90
cana produksi yang telah ditetapkan. Metode yang dibahas dalam bab ini
KESIMPT,LAN ialah metode Leveling Applied yang merupakan metode paling sederhana
Maksud perencanaan agregat adalah menemukan cara mendayagunakan dan dapat diterapkan dengan mudah. Dalam model leveling applied,
sumber daya yang paling ekonomis untuk memenuhi permintaan pasar pemilihan periode penyesuaian memegang peran yang amat penting.
yang berfluktuasi. Horison perencanaan biasanya mencakup satu tahun Terdapat pertimbangan ekonomis tertentu untuk menetapkan periode
atau kurang. Perencanaan yang dilakukan biasanya merupakan kombinasi penyesuaian yang terbaik.
atas perubahan jumlatr tenaga kerja, waktu kerja, sub-kontrak, atau peng-
gunaan persediaan. Kesukaran utama perencanaan agregat ialah bahwa STUDI KASUS
ongkos-ongkos perencanaan agregat tersebut tidak tercatat dalam laporan
Suatu perusahaan, PT. X, telah meramalkan permintaan enam bulan
keuangan.
berikut, yaitu sebesar 1300, 850, 1200, 1450, 900, dan 800 unit. Pada
Pendekatan perencan.ran produksi yang dibahas dalam bab ini awal tahun perusahaan diketahui memiliki persediaan sebanyak 300 unit
mencakup metode koefisien manajemen, metode program linear, metode produk. Diketahui pula bahwa ongkos produksi reguler adalah Rp
parametrik dan metode transportasi. Metode koefisien manajemen adalah 200.000,00 per unit, ongkos produksi lembur ialah Rp 300.000,00 per
metode yang paling realistis tetapi kurang terpercaya keandalannya unit, ongkos subkontrak ialah Rp 260.000,00 per unit, ongkos persediaan
karena keabsahan keputusan manajemen di masa lalu tidak terlacak. ialah Rp 4.000 per unit per bulan, dan biaya penundaan pengiriman men-
Metode program linear adalah metode yang paling akurat tetapi amat capai Rp 20.000 per unit per bulan. Kapasitas reguler yang tersedia
tidak realistis karena adanya dua asumsi, yaitu tiap variabel diasumsikan selama enam bulan mendatang diperhitungkan sebesar 650, 630, 660,
sebagai bilangan riil
(sedangkan biasanya merupakan bilangan bulat), dan 690, 690, dan 570 produk. Perusahaan telah menetapkan kebijaksan:lurn
setiap variabel diasumsikan berbanding lurus dengan ongkosnya. Metode lembur hanya 25 % dari waktu kerja reguler. Kapasitas perusahaan sub-
paramerik mengatasi kekurangan metode program linear, yaitu untuk pola kontraktor diketahui 300 unit per buian untuk tiga bulan pertama, dan 450
ongkos yang eksponensial atau kuadratik, tetapi tetap tidak menjamin unit untuk tiga bulan selanjutnya. Mengingat persaingan yang sedemikian
optimalitas hasil yang diperoleh. Sementara itu metode transportasi meru- tajam, pihak manajemen tidak mengizinkan pemasaran untuk membatal-
pakan metode yang paling sederhana, tetapi kurang dapat menyatakan kan pesanan. Seluruh permintaan harus dipenuhi, berapapun biayanya.
perubahan variabel produksi bila dibandingkan dengan metode program Jika pada akhir periode keenam perusahaan ingin agar terdapat per-
Iinear. sediaan pengaman sebesar 400 unig strategi apakah yang harus ditempuh
perusahaan tersebut? Bagaimana jadwal induk produksinya agar men-
Setelah tahap perencanaan produksi agregat, kemudian dilakukan
dapatkan ongkos termurah berdasarkan strategi tersebut?
proses disagregasi untuk membuat jadwal induk produksi yang rinci
untuk setiap item^ Metode disagregasi yang dibahas dalam bab ini ialah
metode Hax dan Meal. Metode ini pada dasarnya ialah merupakan model
SOAL LATIHAN
Jumlah Produksi Ekonomis (Economic Production fuantity) yang mem- 3-1 s.d. 3-10. Buatlah jadwal induk produksi untuk satu tahun di mana
perhatikan tingkat persediaan produk jadi. Terdapat dua tahap dalam diketahui jumlah hari kerja dalam tahun tersebut dari Januari sampai
metode Hax dan Meal. Pertam4, menentukan famili produk yang akan Desember masing-masing adalah sebesar 22,20,23,22.27,20, i7, 18,
diproduksi pada periode bersangkutan; dan kedua. menentukan jumlah 20,23,20, dan 21. Ongkos reguler per jam orang adalah Rp 8.000,00.
item produk yang akan diproduksi. Pada saat lembur ongkosnya 15A % dari ongkos produksi reguler. Data
Setelah rencana produksi ditetapkan maka perlu dikembangkan permintaan masa lalu diberikan pada soal 2-1 s.d. 2-10. Buat peramalan
suatu metode pengendalian produksi. Pengendalian produksi dilakukan tahun yang akan datang dan dasarkan rencana produksi Anda pada pera-
sebagai akibat adanya perbedaan antara permintaan aktual dengan malan tersebut. Waktu baku per unit untuk setiap soal masing-masing
ramalan permintaan atau adanya perbedaan produksi aktual dengan ren- adalah 100, 60, 75. 80, 40,24,30, 18, 22, dan 25 jam. Ongkos simpan
93
Penyusunon )odwal lnduk Produlsi
92 Perenconoon don Pengendolion Produksi
rencanaagregatproduksi3bulan.Sebutkanasumsi-asumsitambatran
^Gunakan
adalah Rp 240 per jam orang per bulannya. Bagaimana keadaan persedia- program LPRoG dari Management Science'
an pada akhir setiap bulanny4 berapa ongkos total rencana Anda, berapa
;;;tt*akL.
bugZilnln"f."ft hasil perencanaan agregattersebut?
ongkos lembumy4 dan berapa ongkos persediaannya ? Asumsi yang harus
Anda pegang ialah bahwa satu hari kerja idah 8 jam kerja reguler dan jam 3-23.PersamaanpadaContohKasus3-3dikembangkandarifungsi
lembur hanya diizinkan maksimum sebesar 20 % dari jam reguler. uturt"prtr*no,*"3"*"nterdahulu,ketidakseimbanganpersediaan'dan
Manajemen tidak mengizinkan adanya penundaan pengirimarr ataupun yang
p"r*ri*,"* periode. Dapatkah dikembangkan model regesi lain
pembatalan pesanan.
merrcakup horison Perencanaan tiga periode?
3-ll s.d. 3-20. Sesuaikan rencana produksi Anda dengan meng- 3-24. Gunakan data berikut dan persamaan ongkos
pada Contoh
gunakan periode penyesuaian 1,2, dan 3 bulan. Gunakan data permintaan
Kasus 3-5. Buat program komputer untuk mencari
nilai optimal
aktual pada soal dengan nomer 2-21 s.d.2-30. parameter berdasarkan metode Parametrik'
Ramelan Permintsen Hari Kerja Pcrminteen
Periode Beg. A Bag. B lt8g. c RT ()t Bulen iR.rmahn ALturl
50 !U tzo zz .5
Januari 124 l4
2 60 60 155 l8 3
144 150
Fcbruari
3 55 70 165 2, 3
184 IEE
Marct
4 55 65 200 21 3
t72
22 4 April lEl
5 50 55 65
189
6 45 80 50 1 ) Mei 194
PENDAHULUAN
f) enyeimbangan lintas perakitan berhubungan erat dengan produksi
I massal. Sejumlatr pekerjaan perakitan dikelompokkan ke dalam bebe-
rapa pusat pekerjaan, yang untuk selanjutnya kita sebut sebagai stasiun
kerja. Waktu yang diizinkan untuk menyelesaikan elemen pekerjaan itu
ditentukan oleh kecepatan lintas perakitan; semua stasiun kerja sedapat
mungkin memiliki kecepatan produksi yang sama. Jika suatu stasiun
bekerja di bawah kecepatan lintasan maka stasiun tersebut akan memiliki
wakru menganggur. Tujuan akhir penyeimbangan lintas adalah memak-
simasi kecepatan di tiap stasiun kerja sehingga dicapai efisiensi kerja yang
tinggi di tiap stasiun kerja.
e. Lakukan pembebanan operasi pada stasiun kerja mulai dari operasi membuat 4 (empat) lintasan dengan waktu kerja 8 jam; atau 2 (dua)
dengan bobot posisi terbesar sampai dengan bobot posisi terkecil, lintasan dengan dua shifi kerja yang masing-masing bekerja 8
jam; atau
dengan kriteria total waktu operasi lebih kecil dari kecepatan lintasan b. Tetap mempertahankan satu lintasan tetapi operasi 1, 2, 6, dan 9
yang ditentukan. menggunakan dua operator sementara operasi 8 menggunakan empat
f. Hitung efisiensi ratl-rata stasiun kerja yang terbentuk. operator.
g. Gunakan prosedur trial and error unfiik mencari pembebanan yang
akan menghasilkan efisiensi rata-rata lebih besar dari efisiensirata-rata AlternatiflPendekatan P ertama
pada point f di atas. jaringan kerja
Langkah kedua metode bobot posisi adalah memindahkan
h. Ulangi langkah f dan g sampai tidak ditemukan lagi stasiun kerja yang
(GamUar 4-1) ke matriks keterdahuluan (Tabel 4-2). Angka 1 dalam sel
memiliki efisiensi ratz-rata yang lebih tinggi.
berarti operasi di kolom harus mengikuti operasi yang tertera di baris,
Penerapan metode bobot posisi digambarkan pada Contoh Kasus 4-l sementara angka 0 berarti kedua operasi tidak memiliki hubungan keter-
berikut. dahuluan. Dengan demikian maka setengah matriks bagian bawah
seluruhnya akan terdiri atas angka nol. Sebagai contoh, operasi 2, 4' 7, 8,
Contoh Kasus 4-1: dan 9 mengikuti operasi 1 (operasi 2,4,'7 ,8, 9 baru dapat dikerjakan setelah
Untuk jaringan kerja seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4'1, waktu operasi t selesai dikerjakan) sehingga pada sel dengan baris 1 dan kolom
baku setiap operasinya adalah sebagaimana terlihat di Tabel 4-1. Rencana- 2,4,7,8, 9 akan berisi angka 1.
kan lintasan untuk menghasilkan 4000 unit per tahunnya.
Tabel 4'2: Matriks Keterdahuluan tmtuk Gambar 4-1
Tabel 4-l: Data untuk Contoh Kasus 4-l Operasi Operasi Pengikut
1 Pendahulu 2 3 4 5 6 7 8 9
Operasi I 3 4 5 6 7 8 9
I 1
Waktu Baku (Menit) 58 63 21 35 26 5l 34 124 62
2 0 0 I 0 0
3 0 0 0 I t
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah menghitung kecepatan 4 0 0 0 0 0
lintasan yang diinginkan. Jika diinginkan dalam satu tahun dihasilkan 4000 5 IJ 0 0 0 0
0 0 0 0 0
produk, diketahui jumlah hari kerja dalam satu tahun 250 hari kerja maka 6 0
0 0 0
kecepatan iintasan yang dlinginkan adalah (250 Hari x 8 jam x 60
'7 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0
menit)/4000 produk atau 30 menit per produk. Tampak jelas bahwa kece- 9 U 0 0 0 0 0 0 0
patan operasi 1,2, 4, 6,7,8, dan 9 lebih lambat dibandingkan dengan kece-
patan lintasan yang diinginkan. Selanjutnya, bobot posisi tiap operasi dihitung. Bobot posisi didefrnisikan
sebagai total waktu operasi itu sendiri dan waktu seluruh operasi peng-
Mengingat kecepatan operasi paling Iambat adalah 124 menit + +
ikutnya. Sebagai contoh, bobot operasi 1 adalah 376 (58 + 63 + 35 34
(seperempat kecepatan lintasan yang diinginkan) maka terdapat 2 (dua)
124 + 62). Perhitungan bobot posisi untuk setiap operasi selengkapnya
alternatif untuk memenuhi perm intaan :
dapat dilihat di Tabel4-3.
a. Menerima alternatif kecepatan operasi terpanjang sebagai kecepatan
Langkah berikutnya adalah mengurutkan operasi-operasi ke dalam
lintasan. Untuk itu produk yang akan dihasilkan hanya akan mencapai
urutan, *otui a"ri bobot posisi terbesar sampai dengan bobot posisi terkecil
1000 unit per tahunnya. Oleh sebab itu perusahaan disarankan untuk
(Tabel44). Selanjutny4 urutan operasi yang dibebankan pada stasiun-
itasiun kerja diprioritaskan menurut ukuran bobot posisi terbesar.
ta0 Perenconoon don Pengendolion prduksi Penyeimbngon Lintoson tot
menit per unit) sementara alternatif kedua membutuhkan lembur 20020 Kelematran utama metode bobot posisi terletak pada tidak diper-
menit (4000 unit - 3428 unit) t 35 menit per unit). timbangkannya efisiensi aliran (flow efficiencies); sehingga mungkin saja
dihasilkan penugasan yang tinggi tingkat efisiensinya tetapi dengan banyak
aliran bolak-balik sehingga meningkatkan biaya transportasi atau pemin-
dahan bahan. Besar kemungkinan terjadi keruwetan pemindahan material
yang mengakibatkan tingkat persediaan barang dalam proses (work ini pro-
cess) menjadi tinggi.
h. Ulangi langkah f dan g sampai tidak ditemukan lagi stasiun kerja yang operasi 2 dan operasi 3. Coret angka 1 pada matriks operasi pendahulu dan
m emiliki efisiens i rata-rat^ yang leb ih tinggi. ganti dengan angka nol. Selanjutnya terdapat dua operasi yang memiliki
L
Perhatikan Contoh Kasus 4-2 berikut. elemen matriks operasi pendahulu seluruhnya nol, yaitu operasi 2 dmt
operasi 3. Operasi 2 dipilih untuk digabungkan dengan operasi 1 di stasiun
Contoh Kasus 4-2 : ke{a I karena operasi 2 memiliki waktu operasi terbesar yang mungkin
Dengan menggunakan data yang sama dengan Contoh Kasus 4-1 akan digabungkan.
diilustrasikan penggunaan metode pembebanan berurut. Tabel4-7 ialah data Langkah pencoretan kembali dilakukan. Setelah operasi 2 masuk ke
waktu operasi, matriks operasi pendahulu, dan matriks operasi pengikut. stasiun keda 1, elemen matriks operasi pendahulu operasi 4 yang berisi
Jumlah kolom matriks operasi pendahulu ialah jumlah busur masuk ter- angka 2 diganti dengan nol. Perhatikan Tabel 4-8 dan 4-9 untuk urutan dan
banyak dari operasi di jaringan kerja tersebut. Dapat dilihat bahwa jumlah pembebanan pekerjaan di stasiun kerja. Pencoretan dan pembebanan dila-
busur masuk terbesar ialah? (dua); sehinggajumlah kolom matriks operasi kukan sampai semua elemen matriks operasi pendahulu berisi nol.
pendahulu ialah 2. Jumlah kolom matriks operasi pengikut ialah jumlah
busl.r keluar terbanyak dari operasi dijaringan kerjatersebut. Dapat diper-
Tabel 4-82llustrasi Metode Pembebonn Bentntt
Opcrasi Waktu Mstriks Operesi Pcndehulu IUatriks ODCrrsi Pctrsikut
hatikan jumlah busur keluar terbesar ialah2 (dua); sehingga jumlah kolom
I 5E 0 0 2 3
matriks operasi pengikut ialah2. ) 63 oError! 0 4 0
tingkat kecepatan lintasan yang diinginkan. Telah dihitung bahwa kecepatan 4 35 oError! 0 1 0
1
lintasan yang diinginkan ialah 124 menit dengan 4 (empat) lintas produksi. 26 oError! 0 0
6 6l oError! 0 8 0
Tabel 4-7: Matriks Operasi Pendahulu/Pengilrut sesuai Metode
Pembebanan Berurut
7 34 oError! oError! 8 0
Operasi Waktu Matriks Operasi Pendahulu Mstriks Operesi Pengikul 8 t?4 oError! oError! 9 0
I 58 0 0 2 3 9 62 oError! 0 0 0
) 63 I 0 4 0
3 27 0 6 Tabel 4-9: Pembebanan Operasi kz Stasim Kerja (Metode Pembebanan
4 35 2 0 7 0 Beruntt)
5 26 0 7 0
6 6l 1 0 8 0
Stesiun Kcrie Operesi Kccepatrn Strsiun Wlktu McnsrnEsur
7 34 5 8 0 I ,l 58+63=I2l' 3 menit
8 r24 6 9 0
1 3.4. 6 27+35+61=123' I mcnlt
8 124', 0 menit
9 62 8 0 0 0
4 5,7,9 26+34+52=122' 2 mcnit
Total Wako Mensansgur 6 menit
od error) untuk mendapatkan penyusunan stasiun kerja yang lebih akurat. g. Pada akhir tiap pembebanan stasiun kerj4 putuskan apakah utilisasi
Dalam hal akurasi, metode bobot posisi lebih akurat dibandingkan metode waktu telatr dapat diterima. Jika tidak, periksa seluruh pekerjaan yang
pembebanan berurug walaupun hasilnya deringkali kurang dapat diterapkan. memenuhi hubungan keterkaitan dengan operasi yang telah dibebankan.
Pada metode pembebanan berurut didapatkan lebih banyak operasi seri Putuskan apakah penukaxan pekerjaan-pekerjaan tersebut akan mening-
yang digabungkan ke dalam satu stasiun kerja. katkan utilisasi waktu stasiun kerja. Jika ya' lakukan perubahan tersebut.
Penugasan pekerjaan selanjutnya menjadi tetap.
Metode Wilayah
Untuk mengilustrasikan prosedur di atas, perhatikan Contoh Kasus 4-4.
Metode ini dikembangkan oleh Bedworth3 untuk mengatasi kekurangan
metode bobot posisi. Metode ini juga belum mampu menghasilkan solusi Contoh Kasus 4-4:
optimal, tetapi sudah cukup baik dan mendekati optimal. Pada prinsipnya
Gambar 4-4 ialahjaringan kerja pada Gambar 4-1 yang telah digambar
metode ini berusatra membebankan terlebih dahulu operasi yang memiliki
ulang, dengan menambah 6 wilayah dan menggeser operasi 6 dari wilayah
tanggungjawab keterdahuluan yang besar. Bedworth menyebutkan bahwa
kegagalan metode bobot posisi ialah mendahulukan operasi dengan waktu
III ke wilayah IV. Tabel 4-10 ialah prioritas pembebanan operasi, yang
disusun berdasarkan urutan waktu operasi dari besar ke kecil di suatu
operasi terbesar daripada operasi dengan waktu operasi yang tidak terlalu
wilayah.
besar, tetapi diikuti oleh banyak operasi lainnya. Langkah rlasar metode
wilayah (Region Approach) adalah sebagai berikut:
a. Hitung kecepatan lintasan yang diinginkan. Kecepatan lintasan adalah
kecepatan produksi yang diinginkan atau kecepatan operasi paling
lambat jika waktu operasi paling lambat itu lebih kecil dari kecepatan
lintasan yang diinginkan.
b. Bagi jaringan kerja ke dalam wilayatr-wilayah dari kiri ke kanan.
Garnbar ulang jaringan kerja" sedapat mungkin tempatkan seluruh
pekerjaan di daerah yang paling ujung kanano.
c. Dalam tiap wilayalr, urutkan pekerjaan mulai dari waktu operasi terbesar
sampai dengan waktu operasi terkecil5.
d. Bebankan pekerjaan dengan urutan sebagai berikut (perhatikan pula
untuk menyesuaikan diri terhadap batas wilayah):
e. Daerah paling kiri terlebih dahulu.
f. Antar wilayah, bebankan pekerjaan dengan waktu operasi terbesar
pertama kali.
Gambar 4-4t Pembagian Jaringan Kerja pada Contoh Soal dalam
Wilayah-wilayah
Proses pembebanan pekerjaan pada stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel
3
David D. Bedworth dan James E. Bailey, Integrated Prdttction Contol Systems : Management,
Analysis, Design, John Wilcy and Sons, New Yorli, 1982.HaI278.
a
Prosedur ini diErjukan agar pekerjaan dengan jumlah oengikut yang sedikit dibebankan paiing
4-11 berikut. Urutan pembebanan mengikuti prioritas sebagaimana Tabel
akhir dalam stasiun kerja. 4-10. Pada akhir setiap pembebanan stasiun kerja selalu dilihat kemung-
'Proscdur ini diurjukan agar peke{aan dangan wa.\tu operasi yang sedikit dibebankan paling akhir kinan penukaran operasi yang telah dibebankan dengan salah satu operasi
sehingga memudahkan penggabungan operasi-operasi rersebur di uhap akhir.
Penyeimfungon Lintosn tw
t08 Perenconaon don Pengendolian Prduksi
pengikut unhd< menekan w'aktu menganggur stasiun kerja. Hasil penyeim- PENGART'H KECEPATAN LINTAS TERIIADAP
bangan lintasan digambarkan dalam lintas perakitan seperti terlihat pada PEIIYUSTINAN STASIT]N KERJA
Gambar 4-5. Seperti telah diulas, tidak ada satupun metode yang akan menjamin opti-
malitas stasiun kerja yang tersusun. Ketiga metode menghasilkan tingkat
Tabel 4-IA: Prioritas Pembebanan di Tiap Wilayah Berdasarlcon Wahu efisiensi yang tidak terpaut banyak. Dengan demikian jika tersedia waktu
Operasi yang cukup banyak untuk melakukan perhitungan, Anda disarankan agar
lVileveh Prioritas Operrsi mencoba ketiga metode tersebut.
t I
)? Satu hal yang amat berpengaruh pada penyusunan stasiun kerja ialah
I
m 4,5 kecepatan lintas. Kecepatan tintas ditentukan dari tingkat kapasitas, permin-
rV 5,7 taan, serta waktu operasi terpanjang. Jelas sekali bahwa perubahan kece-
v 8
VI 9 patan lintas akan mempengaruhi susunan operasi yang dibebankan pada
stasiun kerja.
Tabel 4.llz Pembebanan Operasi pada Stasitm Keria
Jika tidak dibatasi oleh waktu operasi terpanjang maka kecepatan
Stasiun Pembebgnan Waktu Operasi Wektu Menganggur lintas akan menentukan jumlah stasiun kerja. Misalnya jika kecepatan
Keria Ooerasi Stasiun Keria Stesiun Keria
lintasan yang diinginkan ialah 80 menit sementara waktu operasi tertinggi
i 1,2 58 + 63 =l2l 3
2 3,4,5,7 27+35+2*34=122 ) ialah 10 menit, maka kecepatan lintas dapat ditetapkan antara 10 s.d. 80
J 8 124 0 menit. Semakin tinggi kecepatan lintas, jumlah stasiun kerja yang dibu-
6.9 6l+62=123
tuhkan akan menjadi semakin banyak. Sebaliknya, semakin rendah kece-
4
Waktu Menganggur Keseluruhan 6
patan lintas perakitan maka jumlah stasiun kerja yang dibutuhkan menjadi
semakin sedikit. Dalam hal penetapan kecepatan lintas yang ideal, beberapa
ahli menyarankan agar hal itu didasarkan pada permintaan. Penetapan
kecepatan lintas yang lebih tinggi dari kecepatan lintasan berdasarkan
permintaan akan berakibat pada idle-capacity, suatu hal yang berakibat
STASIUN KER.'A 2 kurang baik bagi produktivitas pabrik secara keseluruhan
oPERAST 3.4.5.7
KESIMPULAN
Penyeimbangan lintasan digunakan dalam produksi massal (batch) terutama
dalam lintas perakitan. Penyeimbangan lintasan bernrjuan untuk memenuhi
permintaan dan membebankan pekerjaan pada beberapa stasiun kerja
sedemikian rupa sehingga tercapai keseimbangan kecepatan kerja antar-
stasiun kerja yang akan menghasilkan tingkat efisiensi lintasan yang
maksimal.
Tidakada carayang menjamin optimalitas untuk melakukan pem-
bebanan operasi pada stasiun kerja. Ketiga metode yang dijelaskan di atas
Gambar 4-Sz Hasil Penyeimbangan Lintasan dengan Menggtmakan (bobot posisi, pembebanan berurut, maupun pendekatan wilayah) meru-
Metode Wilayah
fi0 Perenconoon don Pengendalian Produksi Penyeimbongon Li nloson tll
pakan metode heuristik. Masih harus dilakukan trial and error untvk
menyempurnakan hasil yang diperoleh dari ketiga metode di atas.
STUDI KASUS
Sebuah perusahaan yang menghasilkan produk elektronik mengetahui
bahwa permintaan tiga tahun yang akan datang menuntut laju perakitan
sebesar 5000 produk per tahunnya (asumsi 250 hari kerja, 8jam per hari).
Urutan operasi perakitan dan waktu baku perakitan disajikan sebagaimana
tabel berikut: a. Berapakah jumlatr stasiun kerjayang paling efisien untuk menghasilkan
produk ai atas dengan laju 40 unit per hari? Buktikan perhitungan Anda.
Tabel 4l2z Urutan Perakitan untuk Studi Kasus
b. bagaimana penugasan pekerjaan yang paling ekonomis untuk 10 orang;
Opcrasi Pendehulu Pengikut Wrktu Beku (lUenit) dai berapakah laju produksinya? Buktikan perhitungan Anda.
I ) ll c. Berapakah total ongkos buruh langsung per unit unttrk pertanyaan a dan
2 6 13
b jika diasumsikan Anda membayar Rp 20.000,00
per jam orang untuk
3 7 8
4 L2 t*ugu kerja langsung. Berapa ongkos "menganggur" per unit produk?
5 1 8 4
5 10 7 4-2. Jika urutan perakitan suatu produk elektronik dan waktu baku
operasinya dapat dilihat pdda tabel dan gambar berikuL tentukan:
7 3,4 9 4
8 5 12 9
l0
9
l0
7
9,6 lt
6
20
a. Berapa stasiun kerja yang efisien untuk menghasilkan 40 unit per hari?
11 10 t2 10
t2 8,1 I l3 2
IJ l3 l1
Berapa jumlah stasiun keda yang paling ekonomis jika tiap stasiun kerja Bagaimana pembebanan stasiun kerja yang paling efisien untuk tiga
menggunakan satu tenaga kerja dengan biaya Rp 4.000,00 per jam-orang? ten-aga kerja? Berapakah kecepatan produksinya? Buktikan dengan
Berapa total ongkos tenaga kerja langsung, dan berapa ongkos perhitungan.
"menganggur" tenaga kerja tersebut? b-i p"n^yaan a dan b, berapa biaya tenaga kerja langsung per unit jika
tiap tenaga kerja langsung dibayar Rp 20.000/jam? Berapa ongkos
SOAL LATIHAN menganggur per unitrYa?
4- 1. Jika urutan perakitan suatu produk dan waktu operasinya dapat dilihat
pada tabel dan gambar berikut:
n2 Perenconoon dan Pengendolion Prduksi
PERENCANAAN
KAPASITAS
4-3. Suatu produk dirakit dengan menggunakan urutan dan waktu baku
sebagaimana tabel dan gambar berikut.
PENDAHULUAN
apasitas didefinisikan sebagai jumlah output (produk) maksimum
yang dapat dihasilkan suatu fasilitas produksi dalam suatu selang
waktu tertentur. Pengertian ini harus dilihat dari tiga perspektif agar lebih
jelas, yaitu:
Misalnya diketahui rencana produksi untuk lima periode mendatang ialah Tabel 5-lz Rencana Produlcsi untuk 5 Periode Mendatang (dari Hasil
sebagaimana terlihat di Tabel 5- I dan strulau produknya dapat dilihat pada Proses Disagregasi)
Gambar 5-2. ltem Jumlah Produksi Pcr Periode
') 3 4 5
Tabel 5-22 Perhitungan Stondard Run Hours Tebel *52 Kebutulnn Kopasitas Setiap Work Center
Itcm Nomer lfork Operasi waklu Walcu EPQ ttanalarul
Operasi Center SEup hoscs Run Hours
(Jam) (Jam) (jam/Unit)
A 0010 030 Assemb U.U 2.00 l5 2.00
B 0010 030 Assemb 0.0 3.00 l0 3,00
C 0010 012 Milling U.J 0.14 ?{ 0.I5
0020 020 Drilling 2.4 0.40 0.50
kapasitas per pende
0030 0t2 Milling 2.7 0.23 0.34 rangkah selanjutnya ialah membandinEkan kebututran
tindakan jika
0040 018 Grindins 1.0 0.21 0.25
;"d- keter;ediaan kapasitas periode .untut menentukan
D (.lul(] Mlltmg lembur atau
0020
012
020 Drilling
0.4
2.8
0^15
0.35
20 0.17
0.49 *:iai f.*"."gan kapasitas. Diam jangka pendek diusahakan
subkontrak; tetapi dalam jangka p-jtt'g kekurangan
0030 0r8 Grindins 2.2
kapalitas dipenuhi
0.24 0.35
produksi'
E 0010 UIU Miltlng U.J 0.r8 0.19 melalui pembelian mesin atau peningatan lintasan
0020 020 Drilling 2.1 0.39 30 0.46
Metode
0030
0040
012
018
Milling
Grindins
2.5 026 0.34 Perhitungan Kebutuhan Ifupasitas Jangka Menengah:
1.3 0.23 0.27
Resource Requirement
Catatan: Pa& item komponen C, SRH yang dibutuhkan work centermilling ialatr
0.15 + 0.34 = 0.49. Pada itern komponen E, SRH yang dibutuhkan work
Metoderoughcutdikritikkarenakebunrhankapasitasyang.dibutrrhkan
center milling ialah 0.19 + 0.34 0.53. : tidakdiperhitungkanPadasaatyangdibutuhkan.Jikasuatuprodukdibutuh.
seharusnya sudah
k* p"d" period; kelima misalnya maka ploses produksikapasitas suatu work
Tabel 5-3: Standard Run Hours untuk Setiap ltem Produk pada Setiap dilakukan sebelumnya. De,gan-d"mikian kebutuhan
dibu-
Work Center terjadi pada piiode sebelum periode produk tersebut
""n "r.1r.*
tuhkan. Untuk mengatasi i<elematran metode
rough cut kemudian dikem-
Item lYork Center SRH perlEm Jurnlah Kcbutuhan SRH
kebutuhan rinci kapasitas
(Jarnll.init) Ircm (Janr/Unit) bangkan metode resouce requiremen, sehingga
dengan jelas' Metode
A Assembly 2.O0 I 2 surfiu work center tiap periode dapat diketahui
dengan metode rough
resource requirement membutuhkan datayatgmirip
B Assembly 3.00 I 3
C Milling 0.49 0.49 (lead time)-setiap produk
Drilling 0.50 cut, tetapi dengan tambahan data waktu ancang
produksi telsebuf . Metode ini mirip
0.50
Grindins 0.25 0.25 dan komponen yang dihasilkan fasilitas
a"ng* metode MRP (dan pada kenyataannya memang dieu1{an vII.
D Millrng 0.17 2 0.34
secara
Drilling 0.49 0.98 dijelaskan pada Bab
Grindine 0.35 0.70 terkait dengan sistem i[Rp) seperti yang akan
Milling dengan meng-
Langkah-iangkah perhitungan kebutuhan kapasitas
E 0.53 0.53
Drilling 0.46 0.46
berikut:
Grindins 0.27 0.21 gunakan nietode resourci requirement ialah sebagai
Stepi:MenghitungprofilbebanP'o|,l.bebandihitungmelaluiproses
Tabel 5-4: Bill of Resources per Produk untuk Tiap Work Center penentuan ,"n.*u perse-
pemenuhan kebutuhan tiap produk tanPa
work SRH Untuk Produli diaan awal.
Center A B
Assembly z.oa 3.00
Milling 0.83 1.02
Drilling 1.48 0.96
, Publishing Co.' Cincinnatiohio, 1989'
Grinding 0.95 0.52 Blacksone, John H., Capacity Marugeneal, Westcrn
Hal.88-89.
120 Pqenconoon don Pengetdalion Prdulcsi Perenanoon Kopsitos 121
Step 2: Menghitung profil resource requirement setiap work center untuk Tabel *72 Perhitwtgan Bill of Material Mingguan dengan Asumsi I
membuat setiap produk. Unit Produk Harus Selesai pada Minggu Ke 8 dan Waktu Ancang antar
Step 3: Menyesuaikan JIP awal berdasafl<an ketersediaan dan kebutuhan
Dept. Sebesar I Minggu
Minggu Kc 2 3 4 5 6 1 8
kapasitas tiap work center.
Subassembly I l0 (LT=2) |I I t t I t 2# 2#
l#
I
Komponcn 122(LT4)
I l I |I
l0#
6# 6# &
produk X ini dapal dilihat pada Gambar 5-3. Rute produksi untuk produk l0# IH r0#
X, subasembly, serta komponennya dapat dilihat pada Tabel 5-6. Di-
Bcban Dept l.
asumsikan waktu ancang untuk tiap work center ialah i (satu) minggu. Jika
=Etd Prduct l#
pada minggu ke-8 jadwal induk produksi menyatakan bahwa produksi akan = Subassmbb ll0 & 2#
dilalcukan sejumlah 200 unit, maka profil beban untuk tiap work center (de- =Komponcn 121 l0#
= Komooncn 122
partemen) setiap minggunya dapat dihitung dengan tepat dengan meng-
gunakan metode resource requirement. Perhitungan bill of resource-nya Bcbur Dcpt. 2
- Sttfusscnbly ll0 2#
dapat dilihat pada Tabel 5-7. - Komponcn l2l l0# 6#
* Komponcn 122
Bcbu Dcpt.3
= Komponcn l2l
= Komponcn 122 6#
l0# l0#
tclmtpr: (/y) = x onlt btpmt lcrschtt ila dinldt rL, n ntsn y uit hd Pr&ra (LT=l) 200 a
lmtpooct di alarya. 400 400
Subasxmbly I l0 (LT=2) 1200 1200 1200
Gambar 5-32 Bill of Material ProdukX Komponcn l2l (LT-3) 2000 2000 2000 2000
KomDoncn 122 (LT=4)
Tabel 542 Routing ProdukX dan Komponen-komponennya
Bcban Dcpt l. 200
Nama Routing wal(Elserry Kun = End Product
Kommnen TimeNnit = Subassembly ll0 1200 400
End Prduct DeDt. I 30' 2.50' = Komponcn 121 2000
s-ur-lrsy I l0 Dept.2 l0' 0.7s', = Komoonen 122
DeDt. 1 1s', 0.s0'
Bcban Dcpt. 2
Komponen 121 Dept. 3 t5 U.JU'
= Subassembly ll0 400
Dept. 1 25 0.25'
= Komponcn 121 2000 1200
Deot. 2 15 0.25',
= Komooncn 122
Komponen 122 DCpt. / 0.75'
Dept. 3 30' 0.1 5' Beban Dcpt. 3 1200
Dcpt. 1 75' 0.50' =Komponen 121 2000 2000
Dept. 3 30' 0.75' = Komoonen 122
122 Perenconaan dan Pengendolion Prdul,si
Perencanoon Kopositos t23
Beban Dcpt l. ancang. Dengan demikian akan selalu terjadi kekurangan kapasitas. Tetapi
= End Prduct
= Subossembly ll0 s30 hal ini bukan merupakan cakupan perencanaan kapasitas. Pengaturan urutan
215
=Komponen l2l 425
pekerjaan yang akan dikerjakan biasanya dilakukan pada tingkat opera-
= Komponan 122
t075 sional melalui teknik yang kita kenal sebagai penjadwalan pekerjaan.
Bcban Dcpt. 2
= Subassembb ll0 310
PERHITUNGAIY KETERSEDIAAN KAPASITAS
=Komponcn l2l 1525 415
=Komponcn 122 t Seperti telah dijelaskan pada awal bab ini, kapasitas didefinisikan sebagai
Beban Dept. 3 laju keluaran produk suatu fasilitas produksi per satuan walCu. Rumus yang
= Komponcn 121 375 biasanya digunakan untuk menghitung ketersediaan kapasitas ialahs:
= Komponen 122
330 1530
Kapasitas Tersedia: Waldu Tersedia + Efistensi + Utilisasi
Dill ofResource :
a
Biacksonc, John H., Capacity Management, Westem Publishing Co., Cincinnati4hio, 1989,
5
Hal.98. Blacksone, John H., Capacity Managenent, Westem Publishing Co., Cincinnuiohio, 1989,
Iial.20.
125
t24 Perenconoon don Pengendol ion Prduksi Perenconaan KaPasifos
Terlihat batrwa kekurangan kapasias akan terjadi mulai dari periode 3, dan
terus meningkat sampai mencapai periode 5. Untuk itu perlu dilakukan tin- di mana:
dakan untuk mengatasi kekurangan kapasitas. Tindakan tersebut dapat Rasio B/C = Rasio manfaat-dampak
berupa penyesuaian rencana produksi, penambatran mesin, atau subkontrak; PV : Nilai present value dari manfaat/dampak
yang masing-masing memiliki kelebihan/kelemahan sendiri-sendiri. n = Periode analisis
Dalam jangka pendek, kebutuhan kapasitas mungkin saja dapat I : Tingkat suku bunga yang digunakan'
dipenuhi dengan peningkatan jumlah tenaga kerj a. Produksi dikendalikan Setiapalternatifdikajidampakekonomisnyaterhadapperusahaan'danal-
dengan merekrut tenaga kerja baru sesuai kebutuhan. Biaya yang dikeluar- ternaiif dengan rasio manfaatbiaya yang tertinggilah
yang merupakan alter-
kan mencakup biaya reknrtnen, biaya wawancara, biaya pemeriksaan, natif terbaik.
biaya latihan, serta rendahnya produktivitas tenaga kerja sebelum pekerja
mengenali kondisi kerjanya (fenomena kurva beiajar). KESIMPULAN
Selain dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja, sering pula
digunakan strategi variasi jam kerj4 misalnyalembur. Kecepatan produksi
Babinimembahasteknikpenghalusanjadwalindukproduksidengan
yang tersedia' Dengan
mempertimbangkan kendala kapasitas produksi
diatur dengan menggunakan lembur. Biaya langsung akibat lembur dapat dapat diperhitungkan kebutuhan
diketahui dengan pasti, tetapi seringkali dibatasi oleh peraturan ketenaga-
*"njgunat ao tetnit rough cut mataakan
kerjaan. Variasi lainnya ialahpenambahan shifi kerja sehingga untuk satu
lintas poduksi yang sama kapasitas dapat ditingkatkan sebesar dua atau tiga
and control,3rd' ed''
kali lipat sesuai jumlatr shift. 6
Lihat James L. fuggs., Production systems: Planning, Analysis,
Iohn Wiley and Sons, New York' 1981, Hal' 155'
127
126 Perencanaon don Pengendalian Prduksi Perenconoon KoPsitos
kapasitas untuk setiap work center. Teknik rough cut ini dapat digunakan WorkCenter Kapasitas (Jam/?eriode)
untuk perencanaan jangka panjang. Teknik perhitungan kebutuhan kapasitas AssemblY 30'000
yang lebih rinci dalam hal periode ialhh teknik resource requirement. Milling 12.000
Dengan menggunakan teknik ini maka kebutuhan kapasitas periode demi Drilling 14'000
periode untuk setiap work center dapat diketahui secara tepat. Selanjutnya Grinding 8.500
dengan membandingkan kebutuhan dengan ketersediaan kapasitas maka 5-3. Dari data di bawah ini, coba Anda hitung bill of material
darr
akan diperoleh kekurangan kapasitas untuk setiap work center. Beberapa kebutuhan kapasitas untuk tahun yang akan datang dengan
pendekatan
tindakan yang mungkin diambil adalah penyesuaian jadwal induk, variasi rough cut caPacitY-
jumlah tenaga kerja, variasi shift kerja dan jam kerja, serta penambahan
mesin. Tiap alterfiatif tersebut dianalisis dari sisi manfaat-dampak untuk Produk la ----*-) Subkomponet 2a(3/l)
mendapatkan alternatif yang akan dipilih sebagai alternatif terbaik.
Produk lb --.*-} Subkomponen3a(2ll)
SOAL LATIHAN
5-1. Dengan menggunakan data pada Contoh Kasus 5-1 tetapi ditambah Subkompor"n 3a4
dengan grup produk yang dirakit dari komponen C, D, dan E sebagai
;il: i:[lil]
berikut:
Jadwal Induk Produksi per Triwulan:
Grup Produk KomDonen WaktuSe&p Waltu Proses EPQ Waktu Ancang
x c,D,E 0 2,5 4s 3
Y c,D,E 0 3,0 4s 3
z D,E 0 1,8 2s 2
Produk la
dan rencana produksi lima periode untuk X, Y, Z sebagai berikut: Produk lb
Jumlah Produksi Der Periode
Item Route Produksi:
I 2 4 5
D^,{'rlz I r Inmlah Int: 10( iubkomponen 3a8b Jumlah l.ot 500
x 2000 2000 2000 2000 2000
SetupTine RunTbre Dcp-4. I Setup fine Rtor Tittp
f!€Dt.
Y I 500 I450 i 400 I 350 I 300
I 5 Jam lu.o' I Iljam t2'
Z r000 1000 3000 3000 5000 2 9 iam 3.6'
2 8 iam 5.0'
PENDAHULUATI
f,) ersediaan didefrnisikan sebagai barang yang disimpan untuk digunakan
I atau dijual pada periode mendatang. Persediaan dapat berbentuk bahan
baku yang disimpan untuk diproses, komponen yang diproses, barang dalarn
proses pada proses manufakhr, dan barang jadi yang disimpan untuk dijual.
Persediaan memegang peran penting agar perusahaan dapat be{alan dengan
baik.
Karena bentuk persediaan dapat beraneka macam, penanganan
persediaan pun memunculkan berbagai masalah. Tujuan perencanaurn perse-
diaan ialah untuk menemukan jawab atas masalah-masalah tersebut.
Sehubungan dengan itu pengendalian produksi mencakup perencanaan
operasi produksi, pergerakan dan penyimpanan barang. Perencanaan ter-
sebut harus mampu menjamin tingkat pengembalian investasi maksimum
atas bahan, terraga kerja, dan lain sebagainya. Karena erattya hubungan
antara tingkat persediaan, jadwal produksi dan permintaan konsumen maka
perencana:Ln persediaan harus terintegrasi dengan peramalan perminlaan,
jadwal produksi dan pengendalian produksi secara baik.
barang dalam proses, serta persediaan produk akhir. Masalah persediaan mengurangi ketidakpastian produksi akibat fluktuasi pasokan bahan baku.
produk jadi telah diatur dalam jadwal induk produksi (Bab Itr). Oleh sebab Persediaan penyangga dan komponen berguna untuk mengurangi ketidak-
itu yang dibahas dalam bab ini hanyalahtnasalah persediaan batran baku, pastian produksi akibat kerusakan mesin. Sementara itu persediaan produk
persediaan komponen, atau persediaan barang dalam proses. jadi berguna untuk memenuhi fluktuasi permintaan yang tidak dapat dengan
Masalah utama persediaan bahan baku adalah penetapan jumlah segera dipenuhi oleh produksi mengingat untuk produksi dibutuhkan bahan
pesanan ekonomis (economic order qumttity). Model jumlah pesanan baku.
ekonomis berusaha menjawab pertanyaan: berapa jumlah dan kapan bahan
baku dipesan agar ongkos simpan dan ongkos pesan dapat minimal. Dalam
hal produksi massal suatu jenis komponen, masalah yang harus dipecalkan
mirip dengan ju-l?,h pesanan ekonomis. Dalam hal ini komponen harus
dibuat lebih dahulu dengan kecepatan pembuatan yang tetap untuk di-
gunakan dalam proses produksi lebih lanjut. Laju pemakaian komponen itu 0r: output Stasiun l(e-i
diasumsikan lebih rendah daripada laju pembuatan komponen. Berapa lr= InPut Stasiun Le-r
jumlah lot yanghanrs dihasilkan agar mampu meminimasi ongkos persedia- R€terangan:
.Irl,3 tErtadr kerusakln pada Sta.:ir.rn 1. !t.i=-,ur I beker.,a der,g*'
an dan ongkos produksi? Persediaan barang dalarn proses merupakan mencquta(an bu{fer L sampar i,.erusaEir' or St6Eruri I Selegar dr-
pe165i+r.
'r'ui-I iitis Tlnpa bulfen l, lerusrk3" ita-. irJn I mPntEbabPan sel,.'-
iiLJutii berhinti birp,nooukir. t,emikrsn iug:. hubun'r-
penyangga antar dua proses. Jika produk akhir diproduksi melalui suatu in ant&na Stasiun 2 - Buft'tr 2 - 5t.iirur, 3.
lintas produksi, persediaan penyangga merupakan tindakan berjaga-jaga
terhadap kerusakan suatu mesin yang ada dalam lintasan. Perhatikan
Gambar 6-i. Jika mesin I rusak, maka mesin 2tidak harus berhenti pro- Gambar 6-l: Peran Persediaan Penyangga
duksi karena masih ada persediaan penyangga. Tetapi jika tidak tersedia
penyangga antara mesin 1 dan mesin 2, kerusakan pada mesin 1 akan Kebutuhan akan persediaan muncul karena adanya wakru ancang (lead
mengakibatkan seluruh lintasan berhenti berproduksi. Masalahnya ialah time) antar operasi yang berurutan, waktu ancang pembelian bahan, atau
berapa tingkat persediaan penyangga yang ideal di antara dua buatr mesin? wa}tu ancang pendistribusian barang dari titik produksi ke titik pemasaran.
Semakin tinggi persediaan penyangga, maka akan semakin tinggi ongkos Jika waktu ancang ini diketahui maka tidak akan timbul masalah. Misalnya.
simpannya; walaupun kemungkinan terhentinya produksi akibat kerusakan diketahui wakru ancang pembelian bahan baku adalah dua minggu, maka
salah satu mesin pada lintasan tersebut menjadi lebih sedikit. Sebaliknya, pemesanan bahan baku akan seialu dilakukan dalam jangka waktu dua
semakin kecil persediaan penyan gga, biay a persediaan menj adi semakin minggu sebelum bahan itu dibutuhkan untuk fungsi produksi. Di lain pihak,
kecil tetapi kemungkinan terhentinya lintas produksi menjadi lebih tinggi. jika waktu pengadaan bervariasi secara acak dari satu minggu ke tiga
Persediaan menyebabkan ongkos dan perputaran modal terhambat, minggu, maka setiap pemesanan harus dilakukan dalam jangka waktu lebih
walaupun persediaan memungkinkan produksi dapat dijalankan secara dari dua minggu. Berarti kebutuhan persediaan akan semakin tinggi jika
ekonomis. Karena itulah maka persediaan harus direncanakan dan diken- derajat ketidakpastian waktu aktual pengadaan bahan makin tinggi. Jika
dalikan dengan sebaik-baiknya. perusahaan mengabaikan hal ini maka besar kemungkinannya perusahaan
akan tidak berproduksi akibat ketiadaan bahan baku.
Fungsi Persediaan Hal di atas menunjukkan bahwa dengan semakin tingginya per-
Perencanaan dan pengendalian persediaan berguna untuk menjadikan proses sediaan maka fungsi produksi dan pemasaran akan dapat dijalankan dengan
produksi dan pemasaran stabil. Persediaan bahan baku bernrjuan untuk semakin stabil. Namun harus tetap diingat bahwa persediaan berarti ongkos.
Dari sudut pandang ekonomi seharusnya terdapat jumlah persediaan yang
tu Perenconaon don Pengendalion Produksi Perenconoon Perdioon Sdeil:r:no t35
optimal. Persediaan ini mencakup jumlah persediaan dalam jumlah tertentu tetapi kemudian terakumulasi dengan beban ongkos tetap fasilitas
ditambah persediaan "penyangga" atau peygaman (buffer or safety stoclcs). produksi, biaya tenaga kerja langsung dan tak langsung, serta
Persediaan pengaman ini digunakan jika permintaan melebihi peramalan, biaya komponen tambahan lainnya. Dalam hal tertentq harga beli
produksi lebih rendah dari rencana, atau wal,fu ancang (lead time) lebih batran dapat bervariasi tergantung pada potongan harga (discont)
panjang dari yang diperkirakan semula. yang diberikan.
b.2. Biaya Modal (iP), merupakan jumlah yang diinvestasikan dalam
MODEL PERENCANAAN PERSEDIAAN bahan dan tidak dapat diinvestasikan dalam bentuk lainnya
sebelum bahan tersebutjadi dan terjual. Jika uang diinvestasikan
Selama pembelian atau pembuatan suatu produk, terdapat elemen-elemen
di bank maka dapat diharapkan pengembalian investasi (retwn on
ongkos yang harus diminimasi secara keseluruhan. Hal yang harus diper-
investment) atas uang itu. Karena ditanamkan dalam persediaan,
timbangkan adalah jumlah material yang dibeli atau dibuat, yang harus
uang itu tidak berputar sehingga tidak dapat diharapkan pengem-
diusahakan sedemikian rupa agal ongkos total persediaan menjadi sekecil
balian investasinya dapat berlangsung cepat. Beban biaya modal
mungkin.
suatu item persediaan didasarkan atas persentase pengembalian
investasi yang diharapkan atas uang tersebut. Beban lrrnga inves-
Data Masukan
tasi, i, diterapkan rmnrk menggambarkan biaya modal yang hilang
Data yang dibutuhkan untuk merencanakan jumlah/periode pemesanan akibat ditanamkan dala:n persediran; yaitu dengan mengalikan-
barang ialah: nya dengan harga item persediaan (= P).
b.3. Ongkos Simpm (H = Holding Cost), merupakan ongkos yang
a. Total kebutuhan bahan tersebut selama satu periode. Total kebutuhan
timbul akibat menyimpan suatu item persediaan. Dalam pem-
bahan ini diturunkan terutama dari jadwal induk produksi. Jika jumlah
bahasan ini ongkos simpan dinyatakan dalam bentuk persentase
barang yang diproduksi sama dengan peramalan permintaan (tanpa
dari nilai barang. Secara umum ongkos simpan diasumsikan tetap
adanya back-order atau subkontrak), maka kebutuhan bahan diturun-
untuk jumlah kapasias penyimpanan tertentu, dan dibagi sama
kan dari peramalan. Dalam hal ini harus diperhatikan ekuivalensi satu
rata untuk tiap unit item barang yang disimpan. Dalam kategori
unit barang terhadap bahan baku. Sebagai contoh, jika misalnya satu
ongkos simpan ini tercakup:
unit barang membutuhkan dua unit bahan baku, maka total kebutuhan
bahan baku untuk 100 unitbarang adalah 200 unit.
. Ongkos fasilitas penyimpanan. Bangunan harus dibeli atau
disewa. Biaya fasilitas penyimpanan dibebankan annual (ingat
b. Data ongkos-ongkos, yang apabila diperinci lebih lanjut akan terdiri pembahasan annual dalam ekonomi teknik) terhadap item
darit: yang disimpan.
b.l. Harga (P/. Nilai suatu item adalah jika didapatkan dari
harga beli
. Pemindalran, merupakan ongkos untuk memindatrkan barang
pemasok di luar perusahaan, atau biaya produksi per unit item jika dari, ke, dan di dalam tempat penyimpanan. Tercakup di
item itu didapat dari dalam perusahaan. Unit yang didapatkan dari dalamnya ongkos kerusakan bahan, upatr, dan biayaperalaan.
dalam perusahaanpun harganya dapat saja berlainan. Hal itu
o Depresiasi, merupakan penurunan nilai item barang yang
tergantung pada derajat penyeiesaian produk yang bersangkutan. disimpan akibat kerusakan yang tidak ditanggung asuransi
Pada awalnya harga suatu item adalah harga bahan baku saja serta akibat keusangan.
o Asuransi, yaitu biaya untuk menjamin item barang yang
disimpan, biasanya tergantung pada nilai rata-ruta barang
i
yang disimpan.
James L. Riggs, Prodttction Systems: Planning, Arulyss, and Control,3rd' ed., John Wilcy and
Sons, Ncw Yorh l98l, Hal 410-41 1.
t36 Perencanoon don Pengendolion Prduki Psercanwn P*di wn Sderhono r37
o Paja&. Beberapa negara menetapkan pajak atas barang yang capai nol selama selang antarperiode t. Jumlah rata'rata item barang yang
disimpan. Misalnya padS perusahaan dealer mobil, maka disimpan dinyatakan dengan Q/2. Variabel yang tak diketahui dalam grafik
mobil yang disimpan daldm show room dikenai pajak, itu adalah jumlatr yang akan dipesan (: Q) dan saat pemesanan (: t). Dapat
b.4. Ongkis Pesot (O = Order Cos). Pengadaan bahan, baik dari luar dihitung bahwa ongkos pesan per tahun ialatr jumlah pesanan yang dilaku-
perusahaan maupun dari dalam perusatraan, tetap membutuhkan kan selama setatrun dikalikan dengan ongkos pesan per pemesanan.
ongkos. Dalam hal item persediaan yang dipesan dari luar peru-
sahaan, ongkos pesan mencakup ongkos tetap pemesanan item
barang ke pemasok serta ongkos variabel untuk menyiapkan dan
melaksanakan pemesanan tersebut. Tercakup di dalamnya peme-
riksaan'persediaaq pengadaan pesanarL tindak lanjut pesanan,
pemeriksaan kualitas barang yang dipesarq dan pemutakhiran data
persediaan. Dalam hal pemesanan item persediaan dari dalam
perusahaan, ongkos pesan ini sering disebut ongkos setup (setup
cost), yaittt ongkos yang diperhitungkan untuk pekerjaan fisik
persiapan produksi (misalnya setup mesin dan perkakas), serta
mencakup ongkos administrasi pemesanan, penjadwalan, dan
pengiriman. Ongkos pesan atau ongkos setup ini diasumsikan
konstan terhadap jumlah barang yang dipesan. Gambar G2z Pola Persediaon dengot Pemenuhot Kebutuhm Segera
b.5. Ongkos Kesempatan (Oppornnity Cost), merupakan ongkos - dan Permintaan Konstan
akibat ketiadaan persediaan. Salah satu ongkos kesempatan ini
misalnya adalatr biaya tambahan yang timbul untuk memenuhi Sumber : James L. Riggs" Pro&tction Systems: Planning, Analysis, and Control,3rd. ed.,
pesanan secara mendadak. Yang agak sukar diukur ialah tingkat John Wiley and Sons, New York, 1981, Hal. 414.
ketidakpuasan konsumen. Reaksi konsumen yang tidak puas tidak
dapat diukur dengan tepat. Pengukuran ongkos semacam ini Ongkos Pesan(Tahanafl = of, (1)
hanya dilakukan lewat jumlah keuntungan yang hilang. Tetapi
nilai ketidakpuasan konsumen atas ketidaktersediaan barang yang
Di mana:
diminta tenarnya lebih tinggi daripada sekedar jumlah keuntungan
yang hilang. O: Ongkos per pemesanan
p: jumlah unit yang dibutuhkan selama I (satu) tahun
Model Persediaan Bahan Baku dengan Laju Permintaan Tetap: Q: Jumlah unit yang dipesan
Economic Order Quantity (Jumlah Pesanan Ekonomis) Dengan asumsi biaya modal dan ongkos simpan didasarkan pada persediaan
Tingkat pemesanan yang meminimasi biaya persediaan keseluruhan dikenal rata-rat4 maka biaya modal dan ongkos simpan selama satu tahun ialah:
sebagai model EOQ. Pola pemakaian material diasumsikan berdasarkan
bentuk sebagai[nana Gambar 6-2 berikut. Garis vertikal menyatakan pene- Ongkos Pesan(Tahunan) = H (2)
rimnan segera suatu pesanan dengan ukuran Q. Pemakaian material yang
3
konstan, yang dinyatakan dalam garis dengan gradien menurun, meng- Ongkos Pesan(Tahanan) = rrg (3)
indikasikan tingkat persediaan yang perlahan-lahan menurun sampai men-
138 Perencorwn dan Pengendolian Prduksi Perenco n aa n Persedi oa n Sederhono t39
di mana: di mana P adalah harga satuan item barang yang disimpan. Untuk meng-
ilustrasikan pendekatan EOQ di atas, perhatikan Contoh Kasus 6-1 berikut.
H = Ongkos simpan per tatrun 1
tahun, persamaan (4) didiferensialkan terhadap Q, dan persamaan dife- Jumlah pesanan yang ekonomis (EOQ) dapat dihitung sebagai:
rensial itu diberi harga nol:
EOQ : (2OD(H+iP)11/2 : (2*80*80.000/(0,i+0,15*9,46;11/2
:8.945 Kontainer (Dibulatkan Ke Atas)
d@2+/H +iP t9t
'2'
o (s)
Jumlah pemesanan yang dilakukan selama satu tahun adalah:
da N = D/Q:80.000/8.945
: 9 kali per tahun (Dibulatkan ke Atas).
Dengan menyederhanakan persamaan difere/sial (5) tersebug akan di-
Selang antarpemesanan didasarkan atas 270 hari kerja per tahun:
dapatkan mmus EOQ (umlatr pesanan ekoromis):
t - 270/(DlQ)=270/9
: 30 hari kerja.
Q= (6)
Ongkos total persediaan selama satu tahun adalah:
Besaran lain dapat dihitung setelah Q diketahui. Jumlah pemesanan dalam = (oD/Q) + ((H+iP)Qt2)+pp
satu tahun (: N) adalah jumlah kebutuhan satu periode dibagi jumlah = (80*80.000/8.945) + ((0,1+0,15*A,4)*8.94512) +
pesanan ekonomis (= Q), atau N: D/Q. Jika dalam satu tahun terdapat 200 0,40*80.000
hari kerja, selang antar pemesanannya adalah:
: $ 33.341,08.
Sumber: Dimodifikasi dari James L. Riggs. Production S-ysrerns.' Planning. Ana$sis, and
Selang Pemesanan =, = ?0!.
D/Q
(7) Control,3rd. ed., John Wiiey and Sons, Neu'York. 1981, Hal. 416.
ongkos total persediaan dihitung dengan menambatrkan harga pembelian Pada contoh di atas belum dibahas keterkaitan antara rencana induk
untuk kebutuhan selama satu tahun, yang dinyatakan dalam persamaan produksi dengan perhitungan EOQ. Perhatikan Contoh Kasus 6-2 berikut.
berikut ini:
Contoh Kasus G2:
ongkos Total Persdiaan (Tahunan) =9-*(H:tp)
)1
*ro Dari analisis peramalan, suatu perusahaan, PT. X, mengetatrui bahwa total
permintaan di tahun yang akan datang ialah sebanyak 125 unit produk A per
Perencanoon Persdi oon Sderhona t41
140 Perenconoon don Pengendolion Prduksi
bulan dengan pola permintaan konstan. Pada awal periode perencanaan Keuntungan bagi pembeli dengan adanya pesanan dalam jumlah besar
diketahui PT. X memiliki persediaan produk A sebesar 100 unit dan pihak adalah turunnya harga beli satuan, biaya pemindahan dan pengiriman lebih
manajemen menginginkan tingkat persediaan tersebut ditekan menjadi 50 rendah, dan penurunan ongkos pesan. Keuntungan-keuntungan ini harus
unit produk A pada akhir periode perencanaan. Jika tiap produk A mem- dibandingkan dengan naiknya biaya modal dan ongkos simpan. Semakin
butuhkan tiga unit bahan baku XA, jumlah hari kerja pada periode peren- besar jumlah barang yang dipesan, lebih banyak ruangan yang dibutuhkan
canaan yang akan datarrg 285 hari kerja" dan diketahui data ongkos sebagai untukmenyimpannya sehingga ongkos simpan akan meningkat. Semakin
berikut: besar jumlah barang yang dipesan, semakin tinggi biaya modalnya karena
semakin besar jumlah investasi yang tertanam dalam persediaan.
Harga XA : Rp 5.000 per unit
Ongkos Pepan XA : Rp 20.000 per pemesanan Dalam kaitannya dengan potongan h-gq perhitungan EOQ meng-
Ongkos Simpan XA: Rp 2.000 per unit per tahun alami sedikit modifikasi. Jumlah pesanan ekonomis dihitung berdasarkan
Biaya Modal :25 %o dari harga produk per tahun; ongkos total persediaan untuk setiap jumlah pemesanan yang mungkin
dilakukan dan jumlah minimum di mana harga tersebut berlaku. Prosedur
maka tingkat produksi dapat dihitung sebagai berikut: di atas dijalankan dengan algoritna berikut:
PersediaanAwal : 100 unit produk A a. Hitung Q dengan menggunakan harga satuan terendah. Jka Qfeasible
Permintaan : (12x125): 1"500 unit produk A (Q cukup besar untuk harga tersebut), maka inilah jumlah pemesanan
Persediaan Akhir : 50 unit produk A yang optimal. Stop.
Dengan demikian jumlah produk A yang akan dibuat ialah 1450 unit. b. fftu q fidak feasible, hitung ongkos total persediaan untuk jumlah
Berarti kebutuhan bahan XA ialah 4350 unit (1450*3) yang akan dipesan pesanan minimum dengan harga tersebut.
dari pemasok dari luar PT. X. Karenanya jumlah pesanan ekonomis, jumlah c. Hitung Q dengan menggunakan harga satuan yang lebihtinggi berikut-
pernesanan, dan selang pemesanan dapat dihitung sebagai berikut: nya.
EoQ : ..t lit" Qfeasible, hitung ongkos total persediaan dengan harga ini'
Bandingkan dengan ongkos total persediaan step b. Jumlah pesanan
i!1,o;:l',1i:?IJl[',x.1"'if;ooo""'
N : ?Jffi dengan ongkos total persediaan lebih kecil adalah jumlah pesanan
(: Q) optimal. Stop.
i1:K*(diburatkan ke Atas) c.2 Jika Q tidak /eas ible, ]ulangi langkah b dan c.l sampai jawaban
' : ?i#',?3,i/1e
Hari Kerja
dengan ongkos minimum didapatkan.
: $ 0,36 per kontainer untuk pesanan dari 10.000 kontainer 10.000 unit $ 30.210, dan ongkos total pemesanan 8.945 unit $ 33.342. Oleh
sampai dengan 19.999 kontainer sebab itu diputuskan untuk memesan 20.000 kontainer.
= $ 0,35 per kontainer untuk pesanan di atas 19.999 kontainer.
O = $ 80,00 per pemesanan
Control,3rd. ed., John Wiley and Sons' New York. 1981, Hal. 417.
H = $ 0,10 per kontainer per tahun
I - 15 % mencakup beban pajak, asuransi, dan bunga.
Tiap faktor dalam model EOQ dapat berubah sesuai kondisi yang dihadapi
Perhitungan jumlah pesanan ekonomis berdasarkan algoriuna adalah
perusahaan sehingga dapat mengubah jumlah pesanan ekonomis. Salah sanr
sebagai berikut:
modifikasi model EOQ yang telah dibahas ialah pengaruh potongan pen-
Step a: Hitung EOQ untuk harga per kontainer terendah: jualan. Modifrkasi lain terjadi akibat waktu anceng pengiriman barang; atau
EOQ: 1)*SO*8O.OO0(0.10+0.15 *9.351iU2 : 9.152 kontainer jumlah pesanan minimal; atau macarn-macam biaya simpan, seperti pem-
Step b: Karena EOQ di atas tidak feasibel, dalam arti kata harga $ 0,35 bebanan ongkos proporsional terhadap luas atau volume penyimpanan
tidak mungkin didapat jika hanya dipesan 9.162 kontainer. Hitung barang; atau kesempatan sesaat mendapatkan bahan dengan harga amat
ongkos total persediaan dengan jumlah pesanan sama dengan menarik; atau penghematan yang ditimbulkan karena memesan beberapa
batas minimum untuk harga $ 0,35; (dalam soal ini sama dengan item sekaligus dari pemasok yang sama atau karena menggunakan alat
20.000 kontainer). transportasi Yang sama.
16 : (80*80.000/20.000) + (0. I 0+0. 1 5 *0.3 5)*20.000/2 +
0.35*80.000 = $ 320 + $ 1.525 + $ 28.000 = $ 29.845 Model Persediaan dengan Permintaan Tak Tetap
Step c.1: Hitung EOQ untuk harga termurah berikutnya: EOQ didasarkan pada asumsi laju permintaan bahan yang sudah dikeAhui
:
EOq= (2 *80 * 80. 000(0. 1 0+0. I 5 * 9.3 6111 /2 9 .l 67 kontainer dan konstan. Jika permintaan bahan tidak konstan, model EOQ tidak dapat
Step c.2: Karena EOQ tidak feasibel, ulangi step b dan c. diterapkan dengan sempurna. Kondisi ini terjadi bila permintaan mengikuti
Step d: Karena EOQ di atas tidak feasibel, dalam arti kata harga $ 0,36 pola musimar:, atau permintaan ditentukan kontrah atau kerusakan mesin.
tidak mungkin didapat jika hanya dipesan 9.167 kontainer, hitung Tiga pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut ialah:
ongkos total persediaan dengan jumlah pesanan sama dengan
a. Menggunakan pendekatan EOQ yang didasarkan atas permintaan rata-
batas minimum untuk harga $ 0,36; (dalam soal ini sama dengan
rata; tetapi solusi yang dihasilkan dapat sangat matral.
10.000 kontainer).
b. Menggunakan algoritma Wagner-Whitin tetapi perhitungannya agak
TC : (80*80.000/10.000) + (0.10+0.15*0.36)*10.000/2 + sukar;
0.36*80.000 : S 640 + $ 770 + $ 28.800 : $ 30.210 c. Menggunakan metode heuristik Silver-Meal yang kurang akurat tetapi
agak mudah.
Step e.i: Hitung EOQ untuk harga termurah berikutnya:
EOq= (2 *80* 80.000/(0. I 0+0. I 5 *6.46;1 1 /2 = 8.945 kontainer Metode Wagner-Whitin dan Silver-Meal didasarkan atas permintaan bebe-
rapa periode mendatang yang sudatr diestimasi sebelumny4 pembelian
Step e.2: Hitung ongkos totalpersediaan dengan harga $ 0,40.
material yang hanya dilakukan pada awal periode, serta ongkos simpan
16 : (80*80.000/8.945) + ((0,1+0,15*0,4)*8.945/2) +
yang hanya dibebankan pada material yang disimpan lebih dari satu
0,40*80.000 : $ 715,48 + $ 715,6 + $ 32.000 : $ 33.342.
periode. Pembelian bahan dilakukan hanya jika persediaan diperhitungkan
Langkah terakhir ialah membandingkan ongkos total persediaan. Peme- sama dengan nol. Prosedur Wagner-Whitin dan Silver-Meal ini ditunjukaan
sanan sebanyak 20.000 unit, ongkos totalnya $ 29.845, pemesanan sebanyak pada Contoh Kasus 6-4 berikut ini.
t44 Perenconoan don Pengendalion Produksi Perencanoon Persdiaan Sederhano
t45
Contoh Kasus G4: Algorinna Wagner-Whitin bekerja dengan cara yang kurang lebih sama
Permintaan suatu bahan selama sembilan bulan berikut ini dijadwalkan tetipi mulai dari permintaan pada periode terakhir dan bekerja balik ke
untuk memenuhi pola permintaan berikut ini. Tidak ada persediaan awal, periode nol. Keputusan yang dibuat pada tiap periode waktu adalah dengan
ongkos pesan adalah $ 100 per pemesanan. Ongkos simpan adalah $ 4 per membandingkan ongkos total jika pembelian dilakukan pada periode ter-
unit per bulan. sebut dengan ongkos total jika pembelian dilakukan pada periode sebelum-
nya. Jika onEostotal pada periode t-l lebih besar daripada periode tmaka
Tabel 6-l: Pola Permintaan untuk Contoh Kosus 6-4 plmbelian dilakukan di periode t. Perhatikan penerapan algoritrra Wagner-
Bulan 2 3 4 5 5 7 8 9 Total Whitin.
Permintaan 3I t4 7 0 87 44 l0 51 8 252
Ongkos total jika pembelian dilakukan pada periode 9 adalah $ 100
(ongkos pemn tanpa adanya ongkos simpan)'
Cara yang paling cepat untuk menghitung jumlah pembelian adalah meng-
hitung EOQ dengan menggunakan rata-rata permintaan bulanan sebesar Bergerak ke bulan 8, ada dua pilihan: beli pada bulan 8 dan bulan 9
(dengan ongkos pesan $ 100 + $ 100 = $ 200, tanpa ongkos simpan)
252/9 atzu 28 unit.
atau beli seluruh kebutuhan bulan 8 dan 9 sejumlah 59 unit (dengan
EOq: (2*1OO*28/q1/2 ongkos pesan $ 100 dan ongkos simpan $ 32). Alternatif kedua lebih
: 38 unit (Dibulatkan ke atas). disukai. Namun demikian periode 7 masih harus dipertimbangkan.
Pada awal bulan 7 ada tiga pilihan: beli kebutuhan bulan 7 saja dan
Pembelian dilakukan dengan cara mengakumulasikan perrnintaan bulanan terima ongkos termuratr di periode 8 dan 9 (ongkos total persediaan
pada bilangan terdekat dengan EOQ, dan pembelian dilakukan sejumlah itu. adalah $ 100 + $ 132 = 5232),beli kebutuhan bulan 7 dan 8 sekaligus
Sebagai contoh, pada bulan portama kebutuhannya adalah 31 unit, masih di sebesar 61 unit dan kebutuhan bulan 9 dibeli tersendiri sebesar 8 unit
bawah EOQ. Kebutuhan bulan pertama dan kedua ialah 31 + 14 = 45 unit. (ongkos total persediaan adalah $ 100 + ($ 4)51 + $ 100 = $ 404), atau
Karena kebutuhan bulan pertama (31 unit) lebih dekat dengan EOQ (38 belisekaligus untuk-bulan'7,8, dan 9 sebesar 69 unit (ongkos total
unit) daripada kebutuhan bulan pertama dan kedua (45 unit) maka pem- persediaan adalah $ 100 + 5l($ 4) + 8(2[$ 4) = $ 368). Pilihan pertama
belian di bulan pertama dilakukan sejumlah 31 unit. Permintaan bulan merupakan pilihan dengan ongkos termurah.
kedua dan ketiga (14+7) lebih dekat ke EOQ daripada permintaan bulan
Tabet 6-32 Pemenuhan Permintaan Bahon Bafu di Tabel 6-1 dengan
kedua, ketiga, keempat dan kelima (14+7+0+87) sehingga pembelian di
P endelratan Wagner -Whitin
bulan kedua dilakukan sebesar 2l unit. Pola ini diteruskan dan menghasil-
kan pola pembelian dan ongkos total sebagaimana Tabel 6-2. tsulan I ) J 4 5 o 7 U v Total
3r t4 7 0 87 44 10 51 8 252
Permintaan
Tabel 6..2: Pemenuhan Permintaan Bahan Baku di Tabel 6-1 dengan Pers. Awal 0 2l 7 U U 0 l0 U 8
81 54 0 59 0 252
PendelutanEOQ Pembelian 53 0 0 0
0
Pcn. Alfiir 21 7 0 0 U IO 0 8
l,Ulan I z 4 J o U v I Ora.l IUU t) 0 U 100 100 U 100 U 400
Ongxos Pcsan
Permintaan 3t l4 0 87 44 10 51 I 252 Ongkos Sim- 84 28 0 0 0 40 0 32 0 184
Pers. Awal 0 0 U 0 0 0 51 0 pan
Pembelian 31 21 0 0 87 44 61 0 8 252
Pers. Akhir 0 1 0 0 0 0 51 0 0
Cingkos Pesan 100 100 0 0 r00 100 r00 0 100 ouu Algoritma ini dilanjutkan ke periode nol, sampai seluruh alternatif diana-
n 28 2M 232
Iisis. tabel 6-3 menunjukkan pembelian dengan ongkos total yang paling
Onskos Simoan 0 0 0 0 0 l',.
Algoritna Wagner-Whitin mampu memberikan ongkos yang termurah o Pada periode kelima (f=5): AC/TU = [$100 + (14+$4) + (7*$8) +
dibandingkan pendekaan EOQ, walaupun perhitungan yang dilakukan amat (0*$12)+ (87*$16)l/5 : $ 320,80
panjang. Untuk mempercepat perhitungan digunakan bantuan komputer.
Kenaikan AC/TU periode kelima dibandingkan periode 4 menunjukkan
Aturan keputusan heuristik memberikan cara yang lebih sederhana. pembelian kebutuhan empat bulan pada periode 1 (31+14+7+0=52 unit)
Terdapat beberapa pendekatan heuristih tetapi yang disajikan dalam bab ini lebih baik daripada pembelian kebutuhan lima bulan benrrutan. Pembelian
hanyalah pendekatan Silver Meal. Pendekatannya mirip dengan pendekaan selanjutnya terjadi pada awal periode ke 5.
EOQ di atas tetapi perhitungannya lebih didasarkan pada periode peren-
Tabel 6-42 Pemenuhan Permintaan Bahan Balat di Tabel 6'1 dengan
canaan dan bukan pada total permintaan selama horison perencanaan.
P endekat an S ilv er - Me al
Dengan T jumlatr.satuan waktu pada periode pembelian, maka:
Bulan I z { 4 5 0 U 9 Total
'Ac
_o+f(1- 1)Dt +(2 - I )D2 +...+(n- t)D, +...+(T - t)D,f' H rq\
Permintaan 31 t4 1 0 87 44 l0 51 8 252
Pembelian 53 0 0 0 87 54 0 59 0 252
Pers. Akhir 2l 7 0 0 0 10 0 8 0
di mana: Ongkos Pcsan IUU U 0 0 100 IUU U to0 0 400
Onskos Simoan 84 28 0 0 0 40 0 32 0 184
AC/TU = Rata-rata ongkos persediaan per satuan waktu
O : Ongkos pesan per pemesanan
Dn = Permintaanlkebutuhan pada periode ke n Sumber: James L. Riggs, Prduction Systems: Planning, Atulysb, and Control,3rd. ed.,
John Wiley and Sons, New York, 1981, Hd. 430-431.
H = Ongkos simpan satuan per item
Penerapan metode heuristik ini akan menghasilkan pola pe'mbelian material
Aturan keptrtusannya ialah hitung AC/TU untuk periode pembelian sampai
sama seperti contoh soal algoritma Wagner-Whitin. Dalam kasus ini pende-
dengan ACITU tidak lagi menurun. AC/TU terendatr ialatr periode pembeli
katan heuristik dan Wagner-Whitin akan menghasilkan solusi dengan
an, dan jumlah material yang dibeli ialah kebutuhan periode tersebut Q1:
ongkos total yang lebih kecil dibandingkan dengan metode pendekatan
D1 + D2 + D3 + ...+ DT.Perhatikan:
EOQ.
o Pada periode pertama (I:1): AC/TU : $ 100/1 = $ 100. Jika hanya satu
bulan yang digunakan sebagai periode pembelian, hanya ongkos pesan Perencanaan Persediaan Komponen
yang te{adi karena D1 tidak pernah menyebabkan adanya persediaan.
r : Kondisi pengadaan batran baku secara mendadak hanya mungkin terjadi
Pada periode kedua (T:2): AC/TU [910G(14*54)]/2 = $78. Satu kali
apabila bahan baku dibeli dari pemasok di luar perusatraan. Dalam kondisi
pesan sebesar 45 unit di periode 1 mencakup kebutuhan 31 unit periode
bahan balnr/ komponen hanrs dibuat sendiri di dalam perusahaan, maka
I dan 14 unit periode 2. 14 unit disimpan dan dibebani ongkos simpan
kebutuhan material tidak mungkin dipenuhi secara mendadak. Pola ini
sebesar$4perunit.
Pada periode ketiga (T=3): AC/TU: [$100+(14*$4)+(7*$8)]/3 : $
. dijelaskan dalam Gambar 5-3.
70,67. Kebutuhan periode 3 sebesar 7 unit dipesan di periode 1, dan Asumsi dalam model EPQ adalah batrwa item yang diproduksi
dibebani ongkos simpan 2 bulan sebesar $ 8. langsung digunakan sehingga tingkat persediaan tidak akan pernah men-
o :
pada periode keempar (T:4): AC/TU [$100 + (14 * $4) + (7 * $8; + capai jumlah komponen yang dipesan (Q). Asumsi lainnya ialah bahwa laju
:
(0 * $12)l/4 $ 53. Karena tidak ada item yang diperlukan pada bulan untuk menghasilkan komponen jauh lebih tinggi daripada laju konsumsi
keempat, ongkos tetap sama untuk pembelian selama tiga bulan, tetapi komponen. Hal ini digambarkan dalam kemiringan garis pengadaan yang
ongkos rata-ratz berkurang karena periode pembelian ditambah menjadi lebih tajam daripada kemiringan garis produksi. Pola persediaan menunjuk-
4 bulan.
t48 Peretrcotpon don Pengendolion Prdulcsi Perenco n oo n Persd i oa n Sederha no 149
sebesar:
= 13.147 unit.
= 6,6 Hari modal terhadap perhitungan EPQ, maka berapakah jumlah economic
Tingkat Persediaan Maksimum : ( I -D{M)*Q = ( 1 -40.000/400.000)* 1 3. I 47 production quantity untuk setiap komponen?
: 1 1.831 unit.
ongkos Total = oD/Q + (iPX1-DA{)Q/2 Tabel 6-52 Data untuk Contoh l{asus 6-6
= (700000 *40000/ I 3 | 47 \+(0,2* 1800 *0,9 * I 3 | 47 /2) Komponen Konsumsi Kec.Produksi O.Simpan O.Setup
= RP 4-259.578 (uniUtahun) (unit/tahun) Giunitlth) (Ro)
ft) D, Mk rL O.
Sementara itu jika beberapa komponen harus diproduksi pada peralatan atau ),uu
i 1500 lz.uuu 9,00
lintas produksi yang sama, tidaklah mungkin dilakukan perhitungan ter- 2 I 134 5.000 l0,80 2t,00
hadap jumlah pqoduksi ekonomis untuk setiap komponen tanpa terjadi 3 20r6 6.667 7,50 16,50
4 2716 8.000 6,75 r3,50
komplikasi atau tingkat persediaan yang berlebihan. Jumlah persediaan otal 60,00
yang ekonomis untuk setiap komponen tidak akan memenuhi permintaan
pada periode yang sama sehingga mengacaukan perhitungan siklus
Pemecatran yang paling mudah adalah dengan menggunakan tabel (lihat
produksi. Solusi pada masalatr di atas adalah dengan mempertimbangkan
Tabel 6-6). Berdasarkan Tabel 6-6 dan dengan memasukkan nilai padatabel
seluruh komponen yang harus diproduksi dan bukan solusi komponen per
data dan tabel perhitungan seperti pada persamaan (15), didapatkan fs =
komponen. Jika jumlah komponen yang akan diproduksi sama dengan Dpf5,
0,557.
dengan sedikit modifftasi, maka proporsi jumlah komponen ke-k terhadap
jumlah komponen keseluruhan yang ekonomis adalah: Tabel 616l Perhitungan Nilaifs tmnk Contoh Kasus 6'6
k 0-D,/]\4*) DIL(l-q/}vt)
I U.U /)U 6.562,50
(1s) 2 0.7732 9.459,54
Jk-
Z Dk(Hk+Pu1[t-oo t un) 0.6976 t0.547,71
4 0.5505 r2.108.95
3t.688,70
di mana: f5= Proporsi total EPQ terhadap perminaan komponen k
D1 : Permintaan komponen k dalam satu tahun Satu kali siklus produksi akan menghasilkan produksi masing-masing
op : Ongkos setup untuk memproduksi komponen k komponen sejumlah Tabel 6-7. Jika solusi dihasilkan dengan menghitung
Hp = Ongkos simpan komPonen k EPQ satu persatu, kita dapatkan hasil sebagaimana Tabel 6-8. Tampak jelas
ip = Biaya modal komponen k bahwa periode habisnya keempat komponen tidak bersamaan sehingga
Pp = Ongkos produksi komponen k dibutuhkan kompromi atas lamanya waktu produksi. (Ingat bahwa satu kali
M1 = Kecepatan produksi komponen k. siklus produksi sekaligus menghasilkan keempat komponen tersebut).
-0,iikaO > Df
Tabel 6-Ez Perhitmgan Contoh Kasus 6-6 dengm EPQ Tiap Komponen (1s)
=
DihitwtgMandiri ' - lr -rerrr), iikao<Dr
Komponen EPQ Larnanya Komponen
Habis (Hari)
Ekspektasi ongkos per kerusakan adalah:
I /u,o 2,6
2 75,5 5,9
, (16)
3 112,8 3,4 j,{'-Q/D)f(r)dr
4 r28.3 1,3
Sumber: John E. BiegeL-Pro&tction Control: A Qaantitative Approach,2nd. ed., Prentice Ongkos total per unit waktu akan menjadi:
Hall of Indi€b New Delhi, 1980, Hal. 82-83.
yang akan memberikan: bahan, jika terjadi kenaikan biaya modal, ongkos simpan, maupun harga
1
bahan maka akan menurunkan jumlah EOQ/EPQ.
Oo/20
0
! 2e-" dF =0,992 Perubahan harga menjadikan jumlah pesanan bahan atau produksi
komponen berubah. Untuk itu diperlukan suatu alat pemantau sehingga
perubahan harga dapat diikuti segera dengan perubahan EOQ/ EPQ. Dalam
yang setara dengan: hal besaran yang cepat berubah, misalnya harga bahan, beberapa ahli
menyarankan untuk menggunakan analisis sensitivitas. Pada kondisi ini
@ .-
I2e-" df =0,008 ditetapkan batas perubahan harga bahan yang harus diikuti oleh tindakan.
Q./ 20
Jika perubahan harga bahan belum melampaui ambang batas maka tidak
dilakukan tindakan apa-apa. Penyesuaian baru dilakukan jika perubahan
Solusi atas persamaan integral di atas adalah: harga bahan telah melewati ambang batas.
Tabel6.|0:PerhitunganNilaiEl<spehasiongkosPersediaan(dalam
Ribuan RuPiah)
Wolrnr Ancans Alrtual Nilai Eksp€ktai
w akru Ongkos
6 '7 8 9 IO 1l ongKos
Ancang 5
0.15 0.10 0,05 Simpan Opornrnitas
Praliiraan 0,10 0,l5 0,25 0,20
400 500 600 0 265
) 100 200 300
200 300 400 500 t6 t'l5
6 160 100
r00 200 300 400 56 I00
7 l6t)
100 200 300 136 50
8 480 160
.180 r00 200 248 20
9 640 32t) 16(l
100 384 5
RO 640 -r20 160
10
l6t) 536 0
t1 800 4(l 480 .12(l
NilaiekspektasiongkossimpandihiongberdasarkanratL-rat'abobot
waktu ancang 7 hari
Gambar 6-62 Mengatasi Kemrmgkinan Kehabisan Persediaan dengan menurut probabilitas-k"-rn"ri*. Misalnya, alternatif
sebesar:
Persediaan Pengaman memiliki ekspektasi nilai ongkos opornrnitas
E(o. oporr'nitas) = l'l]J,
Tabel 6-92 AlternatdWahu Ancang dan Ekspefuasi Terjadinya lir.irrrrS:ffi 9,3?;litixtSxlo
Altematif Waktu Ancane (Hari) Frekuensi Relatif = RP 100'000
) 0,10
sebesar:
6 0,r5 Sementara ekspektasi nilai ongkos simpan adalah
7 0,25 {'0,1s)
8 0,20 E(ongkos simpan) 0,,0, + (Rp 160'000
9
10
0,15
0,10
=ffr?3rro||J
dari ongkos simpan'
Ongkos oporttrnitas dipisahkan dalam kolom terpisah
11 0.05
b. Hitung ongkos tahunan total persediaan untuk tiap alternatif waktu Altematll
Waktu Ancang
Jurnlah
Pemesanan
Total Biaya
Persediaan
ancang: Glari)
(Ribuan Rp.)
5 310 4.964
+54.000 = Rp 3.808.000,00
dalam persediaan. Sebagian kecil item persediaan menyebabkan sebagian
Langkah a dan b diulangi untuk semua alternatif waktu ancang, besar ongkos persediaan keseluruhan. Pengendalian ketat atas item-item
alternatif ekspektasi ongkos simpan, dan alternatif ekspektasi ongkos opor- dengan biaya yang tinggi akan membawa kepada pengendalian yang efektif
tunitas. Perhatikan Tabel 6- I i . Nampak bahwa alternatif waktu ancang I 0 atas seluruh biaya persediaan. Ongkos administrasi pada saat yang sama
hari akan menghasilkan ongkos minimum. Ini berarti pesanan harus dilaku- juga akan dapat ditekan.
kan jika persediaan turun sampai ke tingkat 100 unit.
Metode pengendalian persediaan untuk menangani hal ini dikenal
sebagai metode ABC, menurut klasifikasi persediaan. Persediaan yang ber-
Sistem Persediaan ABC nilai tinggi digolongkan ke dalam kelas A, persediaan bernilai sedai:g
Perhatian kita pada saat ini terpusat pada bagaimana memodelkan sistem digolongkan ke dalam kelas B, dan persediaan bernilai rendah digolongkan
persediaan yang akan meminimasi ongkos sistem yang terdiri atas ongkos ke dalam kelas C. Terdapat perbedaan kebijaksanaan persediaan untuk
simpan, ongkos pesan dan biaya modal. Hasil optimasi tersebut digunakan ketiga kelas ini. Investasi harus ditekan untuk item persediaan kelas A dan
untuk mengembangkan kebijaksanaan persediaan. B sehingga kebijaksanaan minimasi ongkos harus dilakukan dengan ketat.
Item persediaan kelas C dapat disediakan agak berlebih dan dengan pengen-
Dalam sistem persediaan dengan item yang besar jumlahnya, seperti
dalian yang longgar unruk mengurangi risiko kehabisan persediaan. Per-
misalnya pasar swaiayan atau toko kelontong, akan terdapat beberapa
hatikan Contoh Kasus 6-10.
kebijaksanaan persediaan. Berbagai kebijaksanaan itu mungkin akan men-
jadikan ongkos persediaan aktual menjadi jauh dari optimal. Hal ini meru-
pakan penjadwalan konsep "Optimasi subsistem belum tentu akan menjadi-
kan sistem secara keseluruhan menjadi optimal". Salah satu cara menekan
biaya pengendalian persediaan ialah dengan metode ABC.
162 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Perenconaon Persdiaon Sederhono t63
Jika investasi tahunan ini diurutkan dalam urutan yang menaik sebagaimana Sumber: David D Bedworth dan James E. Bailey, Integrated Production Control Systems:
Management,Analysk,Design,JohnWileyandSonstnc',NewYorh1982'HaL
gambar di bawah ini, akan didapatkan klasifrkasi ABC.
204.
Jelas item CD-84 berdiri sendiri dan harus digolongkan ke dalam
kelas A. Cukup sukar untuk mendefinisikan kelas B, tetapi item A-21, A- Aplikasi Model Perencanaan Persediaan
34, G-25, B-15, dan B-28 cukup tinggi nilainya dibandingkan dengan item
Model EOQ ialah model dasar yang diturunkan dari kondisi ideal. Pene-
sisanya. Menerapkan prosedur pengendalian yang ketat pada item CD-84 jumlah pesanan
rapan EOQ dalam suatu perusahaan disebut sebagai teknik
akan mengendalikan 71,4 yo total investasi sementara secara fisik hanya kebijaksanaan ini
dan waktu pemesanan yang tetap. Dalam kondisi aktual,
akan mengendalikan 7,7 yo item persediaan. Jika digunakan sistem dua jarang dapat terlaksana dengan sempurna karena adanya variasi laju kebu-
kelas, pengendalian yang ketat dilakukan untuk item-item yang iebih mahal,
tuhan-dan saat pemenuhan kebutuhan. Secara operasional, perusatraan dapat
sementara sisanya dikendalikan secara agak longgar.
memilih untuk melakukan salah satu dari dua kebijaksanaan persediaan
Filosofi ABC cukup penting. Filosofi ini menunjukkan bagaimana berikut ini: jumlah pesanan yang tetap (Pola Q) atau periode pesanan yang
suatu masalah yang cukup besar dan kompleks dari kebijaksanium produk tetap (Pola P).
jamak dapat disederhanakan sementara pada saat lain akan mencakup tujuan
Dalam kebijaksanaan persediaan pesanan tetap, pemesanan bahan
minimasi ongkos keseluruhan, baik ongkos operasional atau persediaan.
baku dilakukan dalam jumlah yang tetap. Pemesanan dilakukan pada saat
Filosofi yang sama dapat dikembangkan untuk bidang lainnya. Tampak
tingkat persediaan diperhitungkan akan m.encapai tingkat persediaan
jelas bahwa filosofi ABC dapat membantu pengendalian persediaan ter-
p"ngu.* dalam jangkawaktu ancang. Sementara itu dalam kebijaksanaan
utama untuk item-item dengan volume penggunaan yang besar.
persediaan periode pesanan tetap, jumlah barang yang dipesan tergantung
pada tingkat persediaan pada saat pemesanan dan tingkat persediaan
maksimum yang diinginkan; sementara pesanan dilakukan dalam
jangka
waktu yang tetap. Aturan pemesanan kembali untuk kedua kebijaksanaan
t64 Perenconaon dan Pengendolion Prduksi Perenconoon Persedioan Sderhono 165
kebutuhan bahan baku dengan menggunakan jumlatr pemesanan Etap). Kebijaksanaan yang ditentukan oleh manajemen adalah:
selain itu, jika item-item yang diatur dalam persediaan banyak jenisnya
1. Untuk Kelas A: Kendalikan tingkat EOQ secara ketat'
maka perlu diatur item yang dikendalikan secaxa ketat ataupun item yang 1 untuk Kelas B: Kelompokkan item-item sehingga pemesanan secara
dikendalikan secara longgar. Pendekatan untuk menentukan item yang Mana-
berkala dan pengamatan item-item tersebut dapat dilakukan.
harus dikendalikan secara ketat dinamakan pendekatan ABC. Item per-
jemen
-ongkos masih
mingizinkan peningkatan total dari ongkos simpan,
sediaan untuk selanjutnya dipilih berdasarkan investasi yang dikeluarkan
pesan, ,"n biuyu modal bervariasi dalam batas 10 %o di atas
perusahaan tiap tahunnya untuk pengadaan item tersebut. Item-item dengan
ongkos EOQ.
investasi tinggi dikendalikan secara ketat karena deviasi terhadap tingkat gunakan persediaan
3. untur< Kelas C: Pesan barang tiga bulan sekali dan
persediaan item-item itu akan sangat berpengaruh pada biaya modal yang
pengaman setara dengan satu per dua puluh permintaan tahunan'
dikeluarkan perushhaan. Dengan cara itu pengendalian persediaan secara
ketat hanya dilakukan pada sejumlah kecil item yang akan memudahkan Datalainnyayangberhasildidapatdaribagianakuntansiialah:
monitoring dan pengawasan persediaan secara keseluruhan.
Biaya Modal: i = 20 Yo per tahun dari investasi
Ongkos Simpan: H : $ 1,50 per unit per tahun
STUDI KASUS Ongkos Pesan: O: $ 80 Per Pemesanan'
PT. Mainan x telah memutuskan untuk menerapkan sistem persediaan
bagi PT'
ABC. Hanya 45 item yang diteliti, dengan kebutuhan item pertatrun dan Sebagai konsultan Anda diminta untuk memberikan saran-saran
ongkos/unitnya disajikan di Tabel 6-13. Main'an X menyangkut kebijaksanaan untuk setiap kelas'
Tabel 6'13z Data Kebutuha, dan Harga Bahon Balar pr. MainanX
SOAL LATIHAN
6-1. Sebuah pengecer meramalkan penjualan produk se!s1
Kciubrh8 tus/ 16 Klbtn$u If!r8t/ Ih KcbuElhe HrB/
200'000
Ih Unit/Th Unit Unit/Th Unit per
unit tahun ini untuk sebuah produk. ongkos pesan ialah Rp 150.000,00
Uait/Th Unit
AA.04 865 250 EY.6O I sqrc l0 reAt 5m 750
AA-E i 2000 FG.I5
AIj-24 t28 6850
5
GK-IO
1500 3250@0
gflX)
xH-10 7500 14750 pemesanan.OngkossimpanialahRp30,00perunitpertahun-danbiaya
650 x{-14 96 76000 o/o dariharga produk. Jika harga produk ialah Rp
AE-05 tE6 6275ffi GX-90 E5 4300 xr-{r9 t50 32100 modal adalah sebesar 12
A.lt- t 5 4tm 4400 LE,45 375 zz50t) )(Y{'I 680 l050
4N.54 500 I EOO 48 54fiXnO ZEfi)O l0
l60,00perunit,makaberapakahEOQ?Berapaongkostotalpersediaan
atas 250 hari
m
selama satu tatrun? Berapa waktu antar pemesanan didasarkan
AY-03 2500 LP{5 q)oo l0 xY-77 960 500
2000 50 LY.O4 1500 30 YA.I6 25000 30
750 I 500 MB.IO t9250 D-t5 3550 1900 kerja per tahun?
BX-l x)50 1600000 MN{I l4too 5 zb45 2E0 900
cc-12 850 322650 MX-15 350 I 3000 zM-t2 10000 I 000 6-2.KomponenyangdigunakanPT.xdalamperakitandibelidari
cD-04 54
85000
625000 PG,Ol
UR-IO
760
19000
750
ao
zN-05
ZP40
l4m
4
750
26000 suatu perusahaan y*g t .t d"'g* pengiriman yang tepat' Sejarah
DB.tl "nul seketika'
persediaan secara konslsten mengikuti pola pemenuhan kebutuhan
50000 )(B-50 zE50 I lfixDo zP45 56') 16000
Dt- l0 2569 7950 xE 40 192000 zR-50
Walau demikian, agar ztman, kebijaksanaan PT' X tidak pernah
2500 1E750
meren-
pemesanan ialah
Sebagai konsultan, Anda diminta PT. Mainan canakan persediaan di bawah 500 komponen. Jika ongkos
X untuk: per unit per tahun
Rp tZ0.OOO,00 per pemesanan, ongkos simpan Rp 400,00
per
a. Mendefinisikan sistem ABC; yang didasarkan atas persediaan ratz-rata, dan kebutuhan komponen
b. Menentukan biaya persediaan tahunan total dengan menggunakan iut,i*yu adalah +O.fiOO komponen (diasumsikan konstan); berapakah
rencana ABC; ongkos persediaan tahunan keseluruhan?
c. Mengevaluasi seberapa jauh peningkatan ongkos tahunan bagi sistem
ABC bila dibandingkan dengan jika Eoe diterapkan unh:k semua item.
169
168 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Perencanoon Persedioon Sderhona
6-3. Tentukan EOQ untuk kondisi di bawah ini, di mana n ialah hitungkan sebesar 25 % dart nilai tingkat persediaan rata-tat^. Galangan
jumlah unit dan ongkos simpan didasarkan atas persediaanrata-rata: tupuii"i bekerja selama 230 hari kerja per tahun. Berhentinya produksi
per botol asetilen per
akan mengakiUa*an ongkos oporhrnitas Rp 80.000,00
Ongkos Pesan= Rp 20.000,00 + (Rp 200,00+n)
hari ketidaktersediaan asetilen.
Ongkos Simpan= Rp 4.000,00 + (Rp 20,00*Hargatn2)
Harga Bahan o Berapakah selang pemesanan jika waktu ancang adalah segera?
Kebutuhan o Berapa biaya persediaan keseluruhan dan ukuran pemesanan
optimal jika waktu ancang mengikuti pola berikut ini:
6-4. Kebutuhan material dalam satu tahun setara dengan Rp
260.000,00. Ongkos pesan tahunan adalatr 1 Yo dari biaya bahan baku, dan
ongkos simpan diperhitungkan sebesar 18 % dari nilai tingkat persediaan
rata-rata. Berapa minggu kebutuhan harus dipesan tiap kalinya?
6-5. Suatu perusahaan pada saat ini membeli 20.000 komponen per 6-8. Suatu item memiliki permintaan yang tidak konstan, memiliki
tahun dari suatu pemasok. Tiap komponen berharga Rp 2.000,00. Ongkos onEoGtup Rp 110.000,00 dan ongkos simpan sebesar Rp 800,00
sebesar
jatuh ke nilai
pesan ialah Rp 100.000 per pemesanan dan ongkos simpan serta biaya per"unit p"ibul*. Pada saat awal, tingkat persediaan telah
tersebut diperkira-
modal diperhiarngkan sebesar 20% dali harga komponen. Telah ditawarkan nol. Wakru ancang dapat diabaikan. Jika kebutuhan item
pada perusahaan untuk membeli sebuah mesin yang dapat menghasilkan kan sebesar:
komponen itu dengan harga setengah dari harga saat ini, tetapi onglos setup
akan menjadi dua kali lipat ongkos pesan saat ini. Mesin ini dapat mem-
produksi komponen dengan laju 200.000 komponen per tahun, dan me-
miliki umur ekonomis 10 tahun, di mana nilai ekonomisnya setelah 10
tahun sama dengan nol. Jika penghematan dari memproduksi sendiri
komponen ini diharapkan sebesar setengah dari ongkos annual ekivalen
Kapankahdilakukanpembelian,berapajumlahyangdibeli,danongkos
mesin itu, berapakah harga mesin maksimum yang paling mahal? Pemu-
keseluruhan yang dikeluarkan?
lihan modal didasarkan atas tingkat suku bunga sebesar l8 %0.
6-9. Tentukan persediaan antara dua mesin jika Anda diberi data
6-6. Empat ribu ton bahan baku digunakan setiap tahun. Ongkos
berikut. Rata-rata antar kerusakan 15 jam yang terdistribusi
eksponensial
pesan ialah Rp 40.000 per pemesanan; ongkos simpan dan biaya modai
dengan mean 4/3, rata'rata lamanya kerusakan 1
jarn' ongkos akibat
didasarkan atas Rp 16.000 per ton. Harga bahan per ton ialah Rp 80.000,00. Rp 2'00 per
t<erJsatan mesin 1 Rp 20.000,00 per kerusakan, ongkos simpan
Pemasok telah menawarkan discount sebesar 5 % dari harga jika dilak'ukan per tahun.
unit per hari, serta ekspektasi kebutuhan mesin 2 ialah 100 unit
pemesanan sebesar 500 ton dan tambahan discount 5 %lagi jtkapemesanan
6-10. Tentukan persediaan antara dua mesin jika Anda diberi
data
dilakukan sebesar 1000 ton. Kapasitas fasilitas penyimpanan maksimum
berikut. Rata-rata antarkerusakan 64 jam yang terdistribusi eksponensial
saat ini adalah 250 ton. Peningkatan kapasitas akan menambah biaya modal
dengan mean 413, rata-rata lamanya kerusakan ll2
jarn' ongkos akibat
dan ongkos simpan berbanding lurus dengan rasio peningkatan kapasitas.
Rp 2'00 per
Tunjukkan perhitungan dan asumsi Anda untuk membuktikan apakah t<erusatan mesin 1 Rp 80.000,00 per kerusakan, ongkos simpan
unit per tahun'
discount harus diambil atau tidak. unit per hari, serta ekspektasi kebutuhan mesin 7 talah 500
6-7. Suatu galangan kapal memiliki kebutuhan tahunan 1.150 botol -oo0oo-
asetilen. Tiap botol berharga Rp 80.000; biaya pemesanan dan pemeriksaan
adalah Rp 110.000 per pemesanan. Ongkos simpan dan biaya modal diper-
PERENC ANAAI\ KEBUTIIHAIi{
BAHAN
PENDAHULUAN
onsep yang mendasari teknik-teknik yang dikumpulkan dan disatukan
dalam nama Material Requirements Planning (MRP) telah dikenal
sejak akhir dasawarsa 1960-an. Teknik ini tidak dapat didayagunakan
dengan maksimal, kecuali dengan banhran komputer. Waktu pengumpulan
data dan ongkos merupakan kendala utama; karena pada hakikatnya MRP
menggabungkan pengendalian pekerjaan dan pengendalian produksi. Waktu
yang diperlukan untuk mengubah jadwal produksi akibat permintaan atau
kelambatan tak terduga secara manual cukup panjang; sehingga tidak
memungkinkan perhitungan kebutuhan bahan untuk keperluan produksi.
Adanya komputer mempercepat perhitungan sehingga memungkinkan
menghitung peramalan, saat pemesanan, jumlah /o/ pesanan, penjadwalan
induk, waktu ancang, serta kondisi persediaan pada saat yang sama. MRP
pada dasarnya dapat diterapkan untuk sebagian besar industri manufaktur
yang bersifat diskrit, seperti industri mobil, elekronika dan lain sebagainya.
Di dalam industi kimia" MRP tidak dapat diterapkan dengan sempurna.
Pengendalian persediaan produk tunggal cukup menggunakan
formula EOQ. Dalam industri manufaktur, sebagian besar item yang dipro-
duksi atau dikonsumsi bukan merupakan item independen, tetapi saling
berkaitan (dependen). Jika suatu item akan diproduksi, dibutuhkan item-
item lain yang merupakan komponennya. Jika untuk produk tunggal yang
t73
t72 Perenconoon don Pengendolion Prduksi Perenconoon Kebutuhon Bohon
independen cukup digunakan formula EOQ, maka pengendalian item-item MASUKAN I}NTIIK MRP
yang saling dependen ini membutuhkan MRP. Jadwal IndukProdulsi
jumlah barang yang
MRP berbeda dari sistem persediaan tradisional dalam hal peme- Jadwal induk produksi merupakan rencana rinci tentang
sanan. Jika dalam sistem reorder point EOQ pemesanan dilakukan apabila waktu dalam horison perencanaan'
akan diproduksi pada beberapa satuan
dengan memperhatikan
waktu pemesanan telah tiba (replenishment time), maka pada sistem MRP iadwalinduk produksi merupakan optimasi ongkos
mencapai rencana
pemesanan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan yang disyaratkan kapasitas yang tersedia dan ramalan permintaan untuk
jadwal induk produksi. Dalam hal ukuran /or, sistem MRP menganut pene- p.oaur,iy*gut*meminimasitotalongkosproduksidanpersediaan.
tapan ukuran /ol berdasarkan jadwal induk produksi, struktur produk, serta i.or", p.rryolurr- jadwal induk produksi telah dibahas pada Bab III.
status persediaan;"sementara pada sistem reorder poin, EOQ, ukuran /or
dihitung menggunakan rumusan matematis (rumus EOQ). Struktur Produk dan Bill of Material
yang jelas
MRP terutama didasarkan atas keadaan persediaan material dan Setiap item dan komponen produk harus memiliki identifikasi
ini-dilakukan
barang dalam proses serta jadwal induk produksi. Adapun keterkaitan dan dan unik sehingga ulrgu.ra pada saat komputerisasi. Hal
kedudukan MRP dalam perencan,urn dan pengendalian produksi dapat dengan membuat .trutto, produk darr- bilt of material
tiap produk- strukflr
antarkomponen dalam pera'
dilihat pada Gambar 7-L p.oiuk berisi informasi mengenai hubungan
lit o. nro-asi ini penting dalam penentuan kebutuhan juga kebutuhan
kotor dan
mengandung
bersih suatu komponen. kbih jauh lagi, struktur produk
item, seperti nomor item, serta jumlah yang di-
informasi tentang semua
butuhkan pada tiap tahapan perakitan. contoh strukrur produk dapat dilihat
pada Gambar 7-2. Angla di dalam kotak menyatakan nomor komponen
PERENCANAAN AGREGAT
& DISAGREGAT ,.*"r* angka di dalam kurung menyatakan bill of nnterial-nya(umlah
yang dibutuhkan untuk satu kali perakitan)'
RENCANA PROOUKSI
Sumber : James L. Riggs, Production System: Planning Analysis and Contol,3rd, ed John rililey
and Sons, Ncw York, 1985, Hal. 465.
Waktu Ancang
Struktur produk ini dibagi menjadi beberapa levellting$atar. Level 0 (nol)
ialah tingkaan produk akhir. Level di dawahnya (Level 1) merupakan szD prasyarat terakhir agar MRP dapat diterapkan dengan baik ialah dike-
tahu-inya waktu ancang pemesanan komponen.
waktu ancang (lead time)
assembly yang jika dirakit akan menjadi produk akhir. Level di bawahnya
lagi (level2) merupakan tingkatan sub-sub assembly yang membentuk sub i"i Jip"rfuf.an menginlat MRP memiliki dimensi fasa waktu yang akan
Gam-
assembly jika dirakit. Untuk kemudahan kodifikasi, item komponen yang ,*g* berpengaruhierhadap pola persediaan komponen' Perhatikan
end product di-
sama sebaiknya ditempatkan pada level yang sama.Ini berarti bahwa item aar'l_q. seuagai contoh, jila untuk menyelesaikan satu
minggu, maka sub assembly y*'g
komponen yang berada di level yang lebih tinggi harus diturunkan ke level butuhkan waktu ancang ielama satu
minggu sebelumnya'
terendah di mana komponen tersebut digunakan. Perhatikan Gambar 7-3. membentuk end producitersebut sudah harus ada satu
Gambar 7-4 di'
Dengan demikian untuk membuat end product seperti
mana dalam kurun
Kejelasan dan Akurasi Catatan Pensediaan butuhkan walctu ancang (total) sebesar 11 minggu; di
waktu tersebut komponen dasar sudah harus tersedia'
Sistem MRP didasarkan atas keakuratan data status persediaan yang dimi-
likisehingga keputusan untuk membuat atau memesan barang pada suatu
saat dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu tingkat persediaan
komponen dan material harus selah: diamati. Jika terjadi perbedaan antara END PRODUCT
(LT=1)
tingkat persediaan aktual dengan ,:lata persediaan dalam sistem komputer
maka data persediaan dalam sistem komputer tersebut harus segera dimu-
takhirkan. MRP tidak mungkin dijalankan tanpa adanya catatan persediaan
KOMPONEN 12
yang akurat. (LT=2)
SEBELUM SESUDAH
KOMPONEN 31
(LT=3)
waktu ancang ialah waktu yang diperlukan mulai dari saat pesanan item
Nri : Kebutuhan bersih tak terpenuhi untuk item j pada periode t
l1iz,k: Tingkat ekspektasi persediaan untuk item j di periode t+z
dilakukan sampai dengan saat item tetsebut diterima dan siap untuk diguna-
z = Waktu ancang produksi operasi yang menghasilkan item j.
kan; baik item produk yang harus dibuat sendiri maupun item produk yang
dipesan dari luar perusahaan. waktu ancang sangat dibutuhkan dalam Pada akhirnya tampak batrwa periode kebutuhan kotor untuk item-item
sistem rencana kebutuhan bahan, terutama dalam hal perencanaan wakru.
bukan produk akhir sama dengan periode kebutuhan yang tak terpenuhi
waktu ancang inilah yang mempengaruhikapan rencana pemesanan akan item produk di atasnya. Sementara itu jumlah kebutuhan kotor untuk item-
dilakukan. Adapun elemen-elemen yang mempengaruhi besarnya waktu item bukan produk akhir sama dengan jumlah kebutuhan yang tak terpenuhi
ancang ialah:
item-item produk di atasnya dikalikan dengan bill of rnaterial itpmtersebut.
a. Waktu administrasi pesanan Dengan demikian persamarm kebutuhan kotor item-item selain produk akhir
b. Waktu set-up pembuatan produk ialah:
c. Waktu pengiriman/gerak
d. Waktu proses/pembuatan produk di mana:
e. Wak-ru antrian, dll. Rt+z,k = Jadwal penerimaan item k pada periode t+z
k = Item pada level di atas item j yang menggunakan item j
waktu ancang dihitung berdasarkan estimasi rasional ataupun pendekatan qj,k = Jumlah item j yang dibutuhkan oleh item k di atasnya.
empiris. selain itu dapat juga dilakukan dengan melihat prosedur standar
ke{a, jarak pergerakan, waktu menunggu rata-rat4 dan faktor-faktor lain- Jelas terlihat bahwa nrmusan matematis MRP mudah dan sederhana untuk
nya. Umumnya orang menambahkan faktor pengaman waktu, dengan diprogramkan. Masukan yang dibutuhkan ialatr permintaan akan produk
tujuan apabila te{adi perubahan atau fluktuasi proses, waktu ancang masih akhir, persediaan awal setiap item, dan jumlah pesanan untuk tiap item.
dianggap aman sehingga tidak terjadi kesalahan perencanaan.
LAI{GKAH DASAR MRP
LOGIKA DASAR MRP
Proses Netting
Pada level 0 (nol), kebutuhan kotor produk akhir merupakan masukan
pertama MRP. Kebutuhan kotor ini berasal dari jadwal induk produksi. Ma- Netting ialah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan
sukan lainnya yang dibutuhkan pada tahapan pertama ini ialah tingkat bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan
persediaan yang dimiliki. Berdasarkan hal di atas maka tingkat persediaan keadaan persediaan (yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan).
Masukan yang diperlukan dalam proses perhitungan kebutuhan bersih ini
akhir dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut:
adalah:
di mana:
a. Kebutuhan kotor (yaitu jumlah produk akhir yang akan dikonsumsi)
Itj : Ekspektasi tingkat persediaan item j pada awal periode t untuk tiap periode selama periode perencanann;
&-t j = Jumlah item j yang diterima selama periode t-i b. Rencana penerimaan dari subkontraktor selama periode perencanaan;
Gt- lj = Ekspektasi kebutuhan kotor item j selama periode t- l serta
c. Tingkat persediaan yang dimiliki pada awal periode perencanaan.
Berdasarkan persamaan (l), kebutuhan bersih item j periode t yang tak
terpenuhi ialah: Tabel 7-1 adalah contoh jadwal kebutuhan kotor untuk setiap periode,
jadwal penerimaan, dan persediaan di tangan unnrk produk akhir (level nol).
di mana: Dengan demikian kebutuhan bersih, sesuai dengan persamaan (1) dan (2)
178 Pcrencarpon dan Pengandolion Prduksi Perenconoon Kebutuhon Bohon 179
dihitung sebagaimana diperlihatkan Tabel 7-2. Hasil keseluruhan per- Tabel 7-42 Perhitungan Kebutuhan Bersih dengan Cadangan Pengaman
hitungan kebunrhan bersih ialah sebagaimana Tabel 7-3. 2 Unit
Periode I 2 3 4 5 6 7 E Total
Kebutuhan Kotor l0 15 25 22 72
Tabel 7-l: Contoh Jadwal Kebutuhan Kotor Jadwal Penerimaan 30 30
I3 43 t8 t8 -29 -29 -29
Periode 2 3 4 5 6 7 8 Total Persediaan di Tangan : 23 3
Kebutuhan Bersih 0 0 0 0 0 9 22
Kebutuhan Kotor l0 l5 25 22 72
Jadwal Pcnerimaan 30
Persedraan di 'I ansan : 23 Lotting
Proses
lain sebagainya.
Dalam perhitungan kebutuhan bersih dapat ditambahkan faktor-faktor lain, b. Teknik ukuran lot untuk satu tingkat dengan kapasitas terbatas;
misalnya fakror cadangan pengaman. Cadangan pengaman ini diperlukan c. Teknik ukuran lot untuk banyak tingkat dengan kapasitas tak terbatas;
apabila permintaan selalu berubah dan faktor kesalahan peramalan besar. d. Teknik ukuran lot untuk banyak tingkat dengan kapasitas terbatas.
Tetapi faktor cadangan pengaman ini hanya dimasukkan untuk item-item
yang independen. Sementara untuk item-item yang memiiiki ketergantu- Teknik-teknik perhitungan ukuran lot tersebut tidak akan dijelaskan di sini.
pembaca silakan merujuk ke berbagai buku-buku yang membahas masalah
ngan terhadap item lainnya, faktor cadangan pengaman sama sekali tidak
dimasukkan. Perhitungan kebutuhan bersih dengan menggunakan cadangan manajemen material untuk mempelajarinya lebih lanjut.
pengaman dapat dilihat pada Tabel 7-4. Tabel 7-5 merupakan pengembangan Tabel 7-3 terdahulu dengan
menggunakan teknik penentuan ukuran lotlot-for-lot (Jumlah yang dipesan
hanya sebesar jumlah yang dibutuhkan).
181
t80 P*enconoon tGb*thon fuhon
Pererrconaon don Pengetdolion Pduki
Item B - Tingkat 2 (lll)- Waktu Ancang I Periode
Tabel 7-52 Contoh Proses Lotting dengan Menggunakan Teloik Lotfor Total
' Lot Periode 2
9
3
20
4
5
5 6
l0
7 E
44
Kebutuhan Kotor
Periode 2 3 4 5 6 7 E Total Jadwal
I(CDutunan 0 0 0 0 2 Penerimaan
Bersih
0 7 29
Persediaan di ZE l9 I 4 { -to -31 -31 -31
Tabel 7-6: Contoh Proses Offsetting dengan Wahu Ancang Dua periode
Periode
KELUARAI\ SISTEM RENCANA KEBUTI]HAN BAI{AN
2 J 4 6 7 8 Total
Ukuran Lot 7 2 29
Keluaran rencana kebutuhan bahan ialah informasi yang dapat digunakan
Ronc. Pemesanan 7 2 29
rencana
untuk melakukan pengendalian produksi. Keluaran pertama berupa
Proses Explosion
pemesanan yang disusun berdasarkan waktu ancang dari setiap kompo-
pada
Proses explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor item yang nen/item. nengan adanya rencana pemesanan, maka kebutuhan bahan
berada di tingkat lebih bawah, didasarkan atas rencana pemesanan yang te- tingkat yang tiUitr r"nduh dapat diketahui. Selain itu proyeksi kebutuhan
lah disusun pada proses offsetting. Dalam proses explosion ini data struktur kap'asitas ju-ga akan diketahui, yang selanjutnya akan memberikan "revisi"
produk dan bill of material memegang peran penting karena menentukan atas perenc-anaan kapasitas yang dilakukan pada tahap sebelumnya.
arah explosion item komponen. Proses explosion dilakukan dengan meng- Keluaran rencana kebutuhan bahan lainnya ialah:
gunakan persamaan (3). Tabel 7-7 di bawah ini memberikan gambaran a. Memberikan catatan pesanan penjadwalan yang harus dilakukar/di-
proses explosion yang terjadi pada tiga tingkat.
rencanakan baik dari pabrik maupun dari pemasok'
KESIMPULAN bodi mobil; ketig4 memasukkan 40 buah paku dan roda ke dalam plastik;
dan keempat, memasukkan 10 buah mobil ke dalam kotak/kemasan. Data
Bab ini membahas metode NfJ(P (Mdterial Requirement Plonninglkencana
file induk persediaan untuk produk ini, file proses manufaktur, dan data file
Kebutuhan Bahan). Metode ini terutama digunakan pada industri dengan
peramalan produk dapat dilihat pada tabel-tabel berikutnya. Pada saat ini
produk bersifat diskrit; sementara untuk industri dengan produk yang ber-
tidak ada produk/komponen yang dipesan. Dengan memperhatikan data-
sifat kontinu metode ini tidak dapat diterapkan dengan baik. MRP memiliki
data tersebut, coba Anda jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
kelebihan dibandingkan dengan sistem persediaan fiadisional dari segi
adanya horison waktu perencanaan dan adanya keterkaitan antarproduk/ No.Part NamaParr P€rscor&rn Ukuran l,ot Waktu Ancang
komponen untuk membuat produk akhir. di tansan Standar Standar
#40( )0 bd Prduct z1) 50 I Hari
Untuk dapat menerapkan N,RP, pada dasarnya terdapat empat #A1( )0 Bodi Mobil 100 50 t Hari
#A3t)0 Ikntung Roda/Paku 150 50 I Had
prasyarat dasar yang harus dipenuhi, yaitu: pertama, ketersediaan jadwal I Hari
#Al t0 Bodi Kayu Kasar 200 100
induk produksi; kedu4 tersedianya strukrur produk dan bill of moterial-nya; #Al It Batangm Kayu 5 l0 3 Hari
ketiga, tersedianya catatan persediaan yang akurat dan up+o-date; serta #N I Stiker Bodi 500 s00 l0 Hari
#A3 il Paku 300 500 2lfali
keempag diketahuinya waktu ancang (waktu pemesanan/pembuatan) suatu 200 500 2Han
#A3 t2 Roda
produk. #B t3 I(8ntung Plastik 30 500 3 Hari
#A4 t1 Kotak Kcmasan 40 500 5 Hari
Proses dasar MRP pada dasarnya terdiri atas empat langkah, yaitu
proses netting (penentuan kebutuhan bersih tiap item produk), proses lotting
No. Part Part lnduk Komponen Pcmbcntuk (Jumlah)
(penentuan jumlah /or untuk tiap item produk), proses offsetting (penentuan 4000 Al00(10),A21 l(l)4300(10)A4l l(l)
wakru melakukan pemesanan), serta proses explosion (perhitungan #A100 #A000 All0(l)
#A300 #A000 43 l 1(4)/3 12(4)33 l3(l )
kebutuhan kotor item produk yang berada di tingkat yang lebih rendah). #Al r0 #A100 Al I l(1/s0)
Proses ini diulangi sampai mencapai tingkat terendah, yaitu bahan baku. #A111 #All0
#A211 #A000
Keluaran dari sistem MRP terutama ialah informasi yang dapat digu- #A31 I #A300
nakan untuk pengendalian produksi. Keluaran pertama berupa rencana #A312 #A300
#A313 #A300
pemesanan yang disusun berdasarkan wakn: ancang tiap komponen/item. #A4I 1 #A000
Dengan demikian MRP berfungsi sebagai umpan balik dan revisi terhadap
jadwal induk produksi dan perencan,ran kapasitas.
No. Order S"at Peneiriman (Hari) Jumlah Pcnsiriman fUnit)
I 3 25
SOAL LATIHAN 2 5 30
J 8 30
Data berikut ini digunakan untuk memecahkan soal-soal di bawah ini. t0 30
t2 40
Misalnya terdapat suatu produk sederhana berupa miniatur mobil balap. 5
6 l5 40
Mobii-mobil tersebut dijual dalam satuan kotak di mana satu kotak rerdiri
atas i0 buah badan mobil,40 buah roda,40 paku untuk sumbu roda dan l0
buah stiker yang akan ditempelkan pada badan mobil. Stnrktur produk dan 7-1. Buat perencanaan kebutuhan bahan selama 15 periode untuk data di
bill of material produk tersebut dapat dilihat pada Gambar 7-5. proses atas.
produksi pada dasarnya terdiri atas empat operasi: pertam4 memotong 50
buah badan mobii dari sepotong kayu; kedua, meratakan dan membentuk
tu Perenconoon don Pengendolion Prduksi
PENDAHULUAN
eluaran proses perencanaan agregat, perencanaan kapasitas, dan
peren-ca&un kebutuhan bahan pada dasarnya ialah jadwal induk dan
rencana produksi. Rencana produksi tersebut untuk selanjutnya dibagi
menjadi tugas harian. Setiap rencana produksi akan menghasilkan jadwal
rinci mengenaj jumlah produksi pada periode tersebut. Diasumsikan bahwa
seluruh sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas-aktivitas
tersebut telah disediakan pada awal periode. Keputusan yang harus dibuat
ialah urutan pekerjaan apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
Pengurutan pekerjaan yang harus dilakukan ialah pokok bahasan bab
ini. Masalah ini seringkali tidak dapat menghasilkan jawaban optimal
sehingga harus menggunakan pendekatan heuristik karena rumitn1'a
masalah yang dihadapi.
dikerjakan terlebih datrulu, pekerjaan apa yang harus dikerjakan pada urutan Sementara itu jika pekerjaan yang akan dijadwalkan tidak memiliki
kedua, ketiga, dan selanjutrya.,Pernilihan urutan pekerjaan yang akan prioritas yang sama maka waktu alir rata-rata dihitung dengan cara waktu
dikerjakan itu akan berpengaruh pada saavwaktu selesainya pekerjaan alir rata-rata terbobot (weighted mean Jlow time) yang dihitung dengan
tersebut. menggunakan persamaan :
n Jika diasumsikan bahwa seluruh batas wakru (due date) diukur dari
Mr= Z t1 (1) t=0, maka kelambatan (lateness) dan keterlambatan (tardtness) pekerjaan
i= l dinyatakan sebagai:
di mana:M5 = Makespan untuk seluruh n pekerjaan dalam jadwal L;,, =C;,, - d1 (6)
ti = Wakru pemrosesan pekerjaan ke i.
Jika diasumsikan semua pekerjaan siap dikerjakan pada saat jadwal dimulai
Ti,, =mu{O,C,,, -d, }Yia Q)
(yaitu pada e0), maka waktu alir atauflow time wfi,,ktiap peke{aan sama
dengan waktu penyelesaiannya (completion time). Tetapi jika terdapat oleh karenanya kelambatan rata-rata (mean lateness) dan ukuran
beberapa pekerjaan yang menunggu dikerjakan, maka waktu alir suatu kelambatan ratz-rata (mean tardiness) dapat didefinisikan sebagai:
pekerjaan ialah waktu menunggu dalam antrian ditambah waktu proses
pengerjaan. I. = ! L.L,,, (8)
n t=]
Fi,a =Ci,8 (2)
T^* Lr* };Y ien (11) setelah kumpulan penjadwalan pertama selesai diproses. Sebagai contoh,
= max{O,
jika penjadwalan dilakukan untuk 10 pekerjaan dan baru dikerjakan s{IUl atau
L.* = mm{0,L,,, };Y i en (12) a* p"r.ojurru maka pekerjaan ke I I masuk ke dalam daftar tunggu yang baru
akan dijadwalkan untuk dikerjakan setelah 10 pekerjaan pertama selesai.
pekerjaan ke 11 itu akan dijadwalkan dengan pekerjaan ke 72, 13, dan
PENJADWALAN SATU PROSESOR seterusnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penundaan
suatu peierjaan akibat munculnya pekerjaan lain dengan prioritas lebih
Pengurutan peke{aan di sebuah prosesor digunakan untuk mencapai tujuan
tinggi.
minimasi waktu alir rata-rata atau m inimasi kelambatan/keterlambatan.
Seperti telah disebutkan, makespan penjadwalan satu prosesor selalu Aturan SPT (Shortest Processing Time)
konstan besarnya. Walaupun penjadwalan satu prosesor tidak akan ber-
pengaruh terhadap besarnya makespan, tetapi pengurutan pekerjaan akan Pada saat menjadwalkan suatu kumpulan pekerjaan di sebuah prosesor
sangat berpengaruh pada waktu alir rata-rata (meanflow time),kelanrbatan dengan aturan SPT, pekerjaan diurutkan mulai waknr pemrosesan
meminimasi waktu
rata-ratA (mean lateness), atau ukuran kelambatan rata-rata (mean tar- Qricessing time)terkecil. Aturan SPT berguna untuk
diness). Bedworth dan Bailey menyebutkan bahwa terdapat teknik-teknik ilir rata-ratadan meminirqasi kelamb atzlrr rata-rata pada prosesor tunggal.
tertentu untuk mencapai sasaran penjadwalan satu prosesor. Teknik tersebut
diperinci seperti terlihat pada Tabel 8-13. Contoh Kasus 8-1:
Terdapat 8 pekerjaan dan wakru prosesnya (Tabel 8-2). Jadwalkan menurut
Tabel 8-lzTeknik Penjadwalan untuk Mencapai Sasaran Peniadwalan
aturan SPT.
Satu Prosesor
Sasaran Utama Sasaran Antara Teknik Peniadwalan Tabel $-2zData untuk Contoh Kasus 8'l
Minimasi Waktu Minimasi Waktu Alir Aturan SPT
Alir Minimasi Waktu Alir Tedcobot Aturan Bobot SPT
Minimasi Minimasi Kelambatan Maksimum Aturan EDD
Kelambatan Minimasl Jumlah Pekerjaan Algoritma Hodgson
(rafeness) Terlambat Aturan SPT
Minimasi Kelambatan Rata-rata
Aturan EDD
Dengan menggunakan aturan SPT, maka urutan pekerjaan yang
Mrnrmasr Minlmasi Keterlambatan Maksimum
Keterlambatan Minimasi Keterlambatan Rata-rata Al. Wilkerson- paling awal dijadwalkan ialah D, selanjutnya I dan bernrrut-turut A, C, G,
(fardrness) Minimasi Keterlambatan Total lruvin/AturanS/ack b, E, F. Atau dengan kata lain, urutan pekerjaan yang dihasilkan oleh anran
Al. Wilkerson-lnrin/Aturan
S/ack SpT ialah D-H-A-C-G-B-E-F. Waktu alir rata-ratanya dihitung dengan
menggunakan persamaan (4), Yaitu:
Perlu pula diperhatikan bahwa penjadwalan merupakan basis perencanaan
ditingkat /loar-shop. Penjadwalan dilakukan hanya satu kali pada awal Fs = i/8 [(8x3)+(7x3)+(6x5)-r(4x7)+(3x8)+(2x10)+(1xla)]
penugasan. Jika muncul pekerjaan baru, maka pekerjaan itu disimpan dalam = Ll8l24+ 21 + 30 +28+24+20 + 14 l
daftar tunggu dan baru dijadwalkan bersama dengan pekerjaan lainnya = 23.E7-t Jam.
' Untuk pembukrian disarankan agar merujuk kepada David D. Bedworth dan James E. Bailey. Tabel 8-3.
Integrated Producrion Control System. Managemenl. Arulysis. Design. Jol:rr Wiley and Sons, Neu'
York. 1982. Bab VIII.
192 Perencanoon don Pengendolion Prduksi 193
Peniodwolon Pekeriaan
Tabel 8-32 Perhittmgan Kelambatan Berdasarkan Aturan SPT bahwa pekerjaan yang lebih
bobotnya maka akan muncul kecenderungan
terlebih dahuiu. perhitungan waktu aiir rata-rata ter-
Pekerjaan D H, A C G B E F
;;drrg rk_ dijadwalkan
(5)'
Waktu Proses 3 3 5 6 7 I 10 14 foUotini dilakukan dengan menggunakan persamaan
uaal Selesat ()ompte- 6 11 17 24 32 42 56
pada sebuah prosesor tunggal
tion Time CJ dlm Jam Pada saat menjadwalkan n pekerjaan
Batas Waktu (Due date\ 25 50 15 15 45 10 20 40
Kelambatan (Lafeness) 44 4
dimanatiappekerjaanimemilikibobotrelatifrr'i,makarata-ratawaktualir
-22 -2 -21 22 22 16 diminimasi dengan mengurut-
terbobot lwiigntia mean flow time) akan
Dihasilkan waktu alir rata-rata sebesar 23,875jam dan kelambatan kannya berdasarkan aturan berikut:
rata-ratarrya sebesar -3,625 Jam. Tidak akan ada aturan penjadwalan lainnya t1t \ trzt _t[n] ( 13)
yang akan meminirnasi waktu alir rata-rata dan kelambatan rata-rata lebih =
w1 11 Y'[2J v'[n]
kecil dari aturan SPT. - -:...
Sebagai tambahan, manfaat meminimasi kelambatan rata-rata (mean Buktiatasteoremadiatastidakakandisajikandidalamtuiisanini.
lateness) adalah berkurangnya waktu menunggu rata-rata. (mean waiting
time) sehngga meminimasi rata-rata jumlah pekerjaan yang menunggu Contoh Soal8-2:
dalam antrian (mean task waiting in the queue) yang akan menghasilkan Jadwalkanpekerjaan-pekerjaanberikutagarweightedmeanflov,lime-nya
minimasi persediaan barang dalam proses (in process inventory). minimum.
Suatu hal yang harus diperhatikan ialah urutan. Jika pekerjaan
cenderung muncul terus-menerus, aturan SPT akan cenderung menghindari
Tabel 8-4:Dara untuk Contoh Kasus 8-2
D^ta'ia.n A B D F \, H
pekerjaan dengan waktu pemrosesan yang lama/panjang. Dengan kata lain,
A a 6 J 10 14 7
aturan ini akan lebih mementingkan pekerjaan-pekedaan dengan waktu WaKu Pemrosesan (Jam) e 2 1
o^H^+ Dalaiif 1 2 I 2
yang lebih singkat, walaupun pekerjaan-pekedaan itu muncul belakangan. 4 ) A 4.1 ?E
t/wr
Oleh karenanya aturan SPT akan menyebabkan waktu alir rata-rata (mean
flow time) yang lebih panjang untuk pekerjaan dengan waktu pemrosesan UruranyangdihasilkaniaiahC.D-H.G-B-F-E-A.wakrualirraa-rata
yang panjang. Solusi untuk masalah di atas ialah dengan mengamati secara hanya menghasilkan 23'875
periodik terhadap pekerjaan-pekerjaan yang telah menunggu terlalu lama. ialah 27jam (bandingkan dengan SPT yang
Pekerjaan yang telah menunggu lama harus dijadwalkan segera sebelum :"*l.s".""ntaraitu.waktualirrata-rataterbobotia]rah27.4.7jam.Tidak
wal<tu alir
akan ada aturan pen3adwalan iainnya yang akan meminimasi
muncul lagi pekerjaan dengan waktu yang lebih pendek. Cara lainnya ialatr
rata.ralaterbobotsehinggamenjadilebihkecildariaturanbobotSPT.
dengan menganggap sekumpulan pekerjaan sebagai satu kelompok dan
menjalankan pekerjaan-pekedaan tersebut seluruhnya sebelum pekerj aan
baru muncul.
Aturan Earliest Due Date (EDD)
AturaniainnyayangperiudiketahuiiaiahaturanEDD.Aturanini
(due
Aturan Bobot SPT menyebutkan bahu,a pekerjaan berdasarkan batas wal<tu
p"ng'r**
paiing awal harus di-
darc) tercepat. Pekerjaan dengan saat l1tuh rcmpo
Suatu variasi dari aturan SPT adalah aturan penjadwalan dengan meng-
gunakan bobot. Aturan ini digunakan jika tingkat kepentingan dan prioritas 1"J*"fr.- ierlebih i*,rt, daripada pekerjaan dengan saat jatuh tempo
belakangan.
tiap pekerjaan bervariasi. Semakin besar bobotnya maka semakin besar pula
prioritasnya. Dengan membagi waktu pemrosesan Qrocessing time) dengan
195
t94 Pererrconoon don Pengendolian Prduhsi Peniodwolon Pekerioon
DengandemikianjikamenggunakanpendekatanSlackmakaakan
Algoritma Hodgson ini menghasilkan jumlah pekerjaan yang ter- jam
lambat sebesar 2 (dua) pekerjaan. Kelambatan rata-rata 4,125 jam(banding- dihasilkan kelambatan tolal32jam serta keterlambatan sebesar 36
(bandingkan dengan metode SPT yang menghasilkan kelambatan total -33
kan dengan hasil aturan SPT yang menghasilkan kelambatan -3,626 jarr). meng-
jam dan-keterlambatan total 60 jam; atau dengan metode EDD yang
Kelambatan maksimum sebesar 46 jam (bandingkan dengan aturan EDD jaml atau
yang menghasilkan kelambatan maksimum sebesar 9 jarn). iasilkan kelambatan total 46jam dan keterlambatan total 50
kelambatan total 33 jam dan
dengan metode Hodgson yang menghasilkan
untuk
Aturan Slack keterlambatan total a7 jarr). Pendekatan Slack biasanya digunakan
total
menghasilkan keterlarnbatan total yang cukup kecil. Keterlambatan
,s/aclr didefinisikan sebagai selisih antara batas waktu penyelesaian pekerja- terkecil dihasilkan metode Wilkerson-Irwin'
an dengan waknr proses pekerjaan tersebut. Besaran Slack menggambarkan
kelonggaran yang dimiliki oleh peke{arm yang bersangkutan. Aturan Slack Algoritma Wilkerson-Irwin
menyatakan bahwa pekerjaan dengan kelonggaran yang sedikit harus di- rata-
jadwalkan terlebih dahulu. Penerapan aturan Slack ini dapat dilihat pada Tujuan yang paling sukar untuli dipenuhi adalah minimasi kelambatan
pekerjaan sama besar-
,ara.flitinit"4aOilita penalti atas kelambatan suatu
Contoh Kasus 8-5.
nya dan berbanding lurus dengan }amanya kelambatan. Tidak ada metode
yLg mudah ,ntuk ..nyeleiaikan masalah ini. Dalam situasi-situasi
Contoh Kasus 8-5:
khusus. terdapat aturan sebagai berikut:
Dengan menggunakan data pada Tabel 8-2, atur ururan pekerjaan dengan
a. Jika hanya terdapat satu atav nol pkerjaan yang terlambat, maka aturan
menggunakan aturan Slack. Hasil perhitungan kelonggaran dan kelambatan
EDD akan meminimasi keterlambatan rata'rata {mean tardiness)'
yang dihasilkan oleh aruran Slack ini dapat dilihat pada Tabel g-7 dan
b. Jika seluruh pekerjaan memiliki batas wakru (due date) yang sam4 atau
Tabel 8-8.
jika aturan SiT menghasilkan seluruh pekerjaan terlambat; maka aturan
199
t98 Perenconaan don Pengendolion Prduksi Peniodwolon Pekerioon
beta ke dalam
SPT akan meminimasi keterlambatan rata-rata (mean t ardine s s) - ada pekerjaan yang telah dijadwalkan, letakkan
c. Aturan minimasi kelonggaran (Slack time) juga memiliki kecende- jadwaldanduapekerjaanpertamadalamdaftarEDD/SPT/Slack
rungan untuk meminimasi ukuran keterlambatan rata-rata, tetapi tidak menjadi beta dan gamma' Ke step 2 (dua)'
jadwal
dapat diterapkan untuk seluruh kasus. Step 5. naniingan hasii penjadwalan dengan menggunakan
metode Wilkerson
inisial yang lain yang dimasukkan ke dalam
Untuk itu Wilkerson-Irwin mengemukakan satu algoritma heuristik yang Irwin.Pilihjadwalyangmemberikanketerlambatanrat&.rata
dapat meminimasi keterlambatan rata-ratz. Algoritna Wilkerson-Irwin minimum
dapat dijelaskan sebagai berikut:
UntukaplikasialgoriunaWilkerson-Irwin,perhatikanCgntohKasus
Step 1: Susun urutan pekerjaan berdasarkan aturan EDD atau SPT atau g_6. contoh kasus ini mlnggunakan hasil penjadwalan EDD sebagai
jadwal
Slack. Bandingkan dua pekerjaan pertama di daftar tersebut. inisial untuk step 1 metode Wilkerson-Irwin
Sebut kedua pekerjaan ini sebagai x dan y. Jika max(ty,ty) :
max(dy,dy), tempatkan pekerjaan x ke kolom alpha dan pekerjaan Contoh Kasus 8-6:
y ke kolom beta. Jika kondisi di atas tidak terpenuhi maka tempat- keterlambatan tata-rata
kan pekerjaan dengan waktu pemrosesan terpendek ke kolom Jadwalkan pekerjaan-pekerjaan di Tabel 8-2 agar
(me an t ar d ine s s)-nYa minimum'
alpha dan lainnya ke kolom beta. Pekerjaan ketiga dalam urutan
EDD/SPT/Slack itu ditempatkan dalam kolom gzrmma. Terdapattigaalternatifuntukmenghasilkanjadwalyangakandi-
2: contoh kasus ini
Step Bandingkan beta dan gamma untuk melihat apakah beta akan masukkan ke dalam metode wilkerson-Invin. Dalam
dapat dijadwalkan bersama dengan alpha. Jika t6s6l tgamma ialah B-
Jig"..t* aturan EDD sehingga urutan penjadwalan pekerjaannya
atau jika Fapfru + max {t5sta,tgamm"} < max {dSgta,dgarnma}, A-C.E-D-F-G-H.
pindahkan pekerjaan di kolom beta ke kolom alpha; dan pekerjaan
x ialah B, pekerjaan y ialah A'
gamma ke kolom beta. Selanjutnya pekerjaan di dalam daftar ' : Pekedaan
Step 1
Ma:r{tx,,y} : Max{tg,t6} = Max{8,5}
: 8
vr*id*,iy) = Max{dB,d4} :
EDD/SPT/Slack akan ditempatkan di kolom gamma. Jika tidak Max{10'15} = 15
ada lagi peke{aan di dalam daftar, tambahkan pekerjaan di kolom
alpha dan beta ke dalam jadwal dan ke step 5. Jika tidak, ulangi Karena8<15makapekerjaanx(:pekerjaanB)diletakkandikolomalpha
aan perefiaan , 1='pekerjaan A) diletakkan di
step 2 (dua). Jika kedua kondisi yang disebutkan di atas tak ter- kolom beta. Pekerjaan
gamma'
penuhi maka kerjakan step 3 (tiga). sehnjumya (= pekerjaan C) diletakkan di kolom
Step 3. Kembalikan pekerjaan di kolom beta ke dalam daftar EDD/
Step-step selanjutnya perhatikan Tabel 8-9'
SPT/Slack dan pindahkan pekerjaan di kolom g{rmma ke dalam
kolom beta. Bandingkan alpha dan beta untuk melihat apakah Tabel 8-92 Aplikasi Metode Wilkerson-Irwin
beta akan dijadwalkan bersama dengan alpha. Jika tx1p62 < tbeta
atau jika Fapr,u - tdphu + max {tapn",tu.t } : max {dapi,rdU.o}, 2
c 13+10 S 20 T 6s10Y
pindahkan pekerjaan di kolom beta ke kolom alpha dan pilih dua 2 A E
105 3T
2 E D 19+10 < 25 T
pekerjaan berikutnya dalam daftar EDD/SPT/ Slack sebagaibeta a c D 19-6+6<25Y 6:37
dan gamma yang baru. Ulangi step 2 (dua). Jika kedua kondisi di D E F 22+14 < 40 Y 10: 14 Y
2
E F G 32+14 < 45 T 14< 7T
atas tidak dipenuhi maka kerjakan step 4 (empat). ?
32-10+10 < 45 Y 10s 7T
E G
Step 4. Pindahkan pekerjaan di kolom alpha kembali ke daftar EDD/ 2 G F H 39+14:50 T 14:37
SPTlSlack dan tempatkan pekerjaan terakhir yang masuk ke a G H 3$7+7150Y 7<3't
dalam jadwal sebagai alpha yang baru. Ke step 3 (tiga). Jika tidak @B-A-c-D-E-G-H-F
200 Perencanoon dan Pengendolion Produksi Peniadwalon Pekerioon 20t
Dengan menggunakan aturan SPT maka dihasilkan urutan pekerjaan F-J-C- step 2 : Jadwalkan pekerjaan yang dihasilkan dari step 1 di atas Pada
tiap Prosesor dengan pembebanan waktu pekerjaan yang
G-I-A-H-B-E-D. Dengan menggitnakan step 2 algoriuna di atas akan di-
terkecil.
hasilkan penugasan tiga prosesor seperti pada Gambar 8-2. Dihasilkan
makespan 1 8 periode dan waktu alir tata-rata 8,1 periode. step 3 : Setelatr seluruh pekerjaan selesai dibebankan, balikkan urutan
pekerjaan pada tiap prosesor hingga urutannya mengikuti aturan
Tabel 8-ll: Data untuk Contoh Kasus 8-7 SPT.
Untukmenggambarkanalgoritnaini,perhatikanContohKasus8-8
di bawah ini.
U
8-22 Penugasan Pekeriaan pada 3 Prosesor Seri (Minimasi
WhKu Alir : 8+12+14 =
Gambar
Mean Flow Time)
012345678910 1
Dengan adanya prosesor jamak, maka makespan akan tergantung pada pe-
nyurun"n urutan pekerjaan (pada prosesor tunggal makespan tidak ter- \AfaKu Alir: 3+6+'15 = 26
gantung dari urutan pekerjaan). Oleh karena itu pada prosesorjamak paralel,
rr"rart minimasi *olntp* perlu dibahas. Dalam masalah ini tidak ada weKuAlir:2+B+'t4=u
satupun aturan penjadwalan yang akan menghasilkan makespan yang
optimal sehingga diperlukan suatu metode heuristik yang cukup mendekati
solusi optimal. Algoritma ini dilakukan dengan aturan LPT (Longest
Processing Time) dan setelah pembebanan pekerjaan selesai dilakukan. Ket: (a) Ilasil Penjadwalan &ugo Metode LPT
urutannya dibalik sehingga menjadi SPT. Algoritma ini dapat dijelaskan O) Setelah urutan pekerjaan dibalik (menjadi SP/f)
sebagai berikut:
Gambar 8-32 Penugasan Pekeriaan pada 3 Prosesor Paralel (Minimasi
Step I : Urutkan n pekerjaan tersebut dengan menggunakan aturan LPT; Make SPan)
204 Perenconoan don Pengendalian Prduksi Peniodwolan Pekerioon 205
Gambar 8-3 adalah hasil penjadwalan di keriga prosesor dengan meng- b. Minimasi Keterlambatan Total:
gunakan algoritma minimasi makesphn. Dihasilkan urutan pekerjaan yang Step I: Urutkan seluruh pekerjaan menggunakan aturan Slack.
memberikan walcnr alir rata-rata 8,1 jam (sama dengan Contoh Kasus 8-7). Step 2 : Dengan mengambil pekefaan satu per satu dari hasil pengurutan
dan makespan sebesar 16 jam (Bandingkan dengan makespan sebesar l8 Slack, jadwalkan peke{aan tersebut pada prosesor dengan waktu
jam pada Contoh Kasus 8-7). proses terkecil.
Intisari algorirma ini terletak pada gagasan bahwa meminimasi c. Minimasi Keterlambatan Rata-rata:
makespan akan sama dengan memiminasi waktu idle di akhir penugasan.
Pada contoh di atas dihasilkan waltu idle sebesar 2 satuan waktu pada Lakukan step I tiga kali, masing-masing dengan aturan SPT, EDD,
prosesor I dan waktu idle sebesar I satuan waktu pada prosesor 2. Untuk dan Slack. Pilih jadwal yang dihasilkan dari step 3 yang akan menghasilkan
r ata-r ata keterl ambatan terkec i I.
meminimasi makespan, diinginkan sebanyali mungkin pekerjaan dengan
waktu proses yang pendek di akhir penjadwalan sehingga rerdapat ban;-ak Step 1: Susun peke{aan dengan salah satu atunm di atas (SPT, EDD, atau
alternatif pengisian biok waktu tersisa yang tersedia. Maksud pembalikan Slack)
urutan pekerjaan menjadi SPT ialah agar ururan yang diperoleh teap Step 2: Dengan mengambil pekefaan satu per satu darihasil pengurutan
menghasilkan meanflow time yangkecil (ingat bahwa minrmasi meanflov, di atas, jadwalkan peke{aan tersebut pada prosesor dengan waktu
time diperoleh dengan menggunakan metode SPT). proses terkecil.
Step 3: Perlakukan setiap prosesor secara terpisah dan minimasikan ke-
Minimasi Kelambatan lambatan rata-rata pekerjaan pada masing-masing prosesor
Jika sasaran penjadwalan ialah minimasi kelambatan atau keteriambatan dengan menggunakan aturan Wilkerson-Irwin.
(lateness/tardiness), maka tidal< ada aturan yang menjamin akan dapat d. Minimasi Jumlah Pekerjaan yang Terlambat:
memberikan hasil optimal. Walaupun demikian berbagai aturan penjad-
waian saru prosesor seperti EDD, Slack, Hodgson, dan Wilkerson-Irwin
Step 1: Susun pekerjaan dengan aturan EDD.
' David D. Bedwonh dan James E Bailei. lntegrated Producnon Conrrol System; Management
Analysis. Desrgz. John Wiley, and Sons. Nen York. I 982. HaJ. 3 l9-321
207
206 Perenconoon don Pengendolian Prduki Peniodwolon Pekerioon
Mesin 2
Tabel 8-13: Perbandingan Hasil Penjadwalan 3 Prosesor Paralel PENJADWALAN M PROSESOR SERI
Minimasi Algoritma Kelambatan Jumlah Pekerjaan Rata-rata Permasalahan penjadwalan selanjuhya dikembangkan lagi ke dalam bidang
Maksimum Terlambat Kelambatan
KeEmDatan ts.uu (Moo.) 4 3 1.3
penjadwalan m prosesor seri. Jika pada m prosesor paralel satu pekerjaan
Maksimum cukup dikerjakan oleh salah satu prosesor (lihat lagi Gambar 8-1), maka
Kelambatan SI-ACK (Mod.) 5 6 1.4 pada penjadwalan m prosesor seri, setiap pekerjaan harus dikerjakan oleh
Rata-rata Wilkerson- 4 3 0.6
Kelambatan lnrin setiap prosesor secara berurutan. Gambaran prosesor seri ini dapat dilihat
Jumlah 5 2 1.3 pada Gambar 8-7.
Pekerjaan Hodgson
vanq Terlambat Pada permasalahan penjadwalan m prosesor seri, metode yang
menghasilkan solusi optimal hanya metode minimasi makespan dua atau
lebih prosesor seri. Sementara untuk Ajuan penjadwalan lainnya (seperti
minimasi waktu alir rata-rata dan minimasi kelambatan) sampai saat ini
belum ditemukan metode heuristik yang cukup baik. Untuk memecahkan
masalah-masalah penj adwalan dengan tujuan meminimasi kelambatan dan
meminimasi waktu alir rata-rata, pfra peneliti menyarankan untuk
menggunakan teknik simulasi komputer.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 I 10 1 2 3 4 5 6 7 8
ilanaement. Andysis- fre{gn: .lohn Wiler ad Sons. N6, YorI' 1982' Hd' 31 6'
Terhadap tujuan penjadwalan minimasi makespot dua prosesor seri, dikenal c*******HB
aturan Johnsoni sebagaimana tersebut berikut ini:
Setelah pekerjaan B, C, dan H dicoret, maka waktu terkecil dari pekerjaan
Step 1: Untuk seluruh pekerjaan yang akan dikerjakan, cari ti,1 dan ti,2 yang tersisa ialah 3, yaitu t4,1. Untuk itu pekerjaan A diletakkan pada
minimum, yaitu waktu proses terkecil yang dikerjakan di prosesor urutan berikutnya di awal pembebanan. Akibatnya pembebanan pekerjaan
pertama dan prosesor kedua. berubah menjadi:
Step 2: Jika waktu terkecil ialah waktu proses minimum di prosesor
pertama" bebankan pekerjaan tersebut pada posisi selanjutnya dari CA**,1.,t**HB
awal pembebanan pekerjaan; sementara jika waktu terkecil ialah
Dengan melanjutkan proses di atas ditemukan urutan pembebanan
waktu proses minimum di prosesor kedua, bebankan pekerjaan
pekerjaan C-A-F-I-E-D-G-J-H-8. Gambar 8-8 ialah hasil penjadwalan
tersebut pada posisi selanjutrya dari alfiir pembebanan pekerjaan.
minimasi makespan dengan aturan Johnson. Perhatikan bahwa makespan
Lanjutkan ke step 3.
pembebanan pekerjaan di atas ialah 56 satuan waktu. Perhatikan pula bahwa
Step 3: Coret pekerjaan yang telah dibebankan tersebut dari daftar
prosesor pertama bekerja terus-menerus (tanpa idle) sampai kesepuluh
pekerjaan yang masih harus dikerjakan. Jika masih ada peke{aan
pekerjaan tersebut diselesaikan. Pada prosesor dua mungkin akan terdapat
lainnya yang belum dibebankan, kembali ke step pertama; dan
jika tidak maka stop. suatu pekerjaan yang menunggu karena prosesor kedua tersebut belum
selesai mengerjakan pekerjaan yang dibebankan sebelumnya.
Untuk melihat cara kerja aturan Johnson, mari kita lihat Contoh
Kasus 8-10.
gunakan. Jika pada aturan Johnson yang digunakan sebagai dasar pemilihan UntukK=1 makat*i,1 =ti,1 dan t*i,2=ti3;maka:
ialah waktu terkecil di prosesor pertama atau wakru terkecii di prosesor
kedua, maka pada algoritrna Dudek, Campbell, dan Smith di-gunakan t*1,1
dan t*1,2; di mana:
| 222 r22
Mesin 2 + x-------x---------x
I 111 211
12 la 212,3216 Mesin I +------x--------x
I
F D
tllat3t4
jika 211 dikerjakan lebih dahulu di mesin 1 akan meng-
Pada contoh di atas,
ubah susunan operasi pada mesin 1.
12rtm2t,'t23G
c. Jadwal Aktif. Kumpulan jadwal feasibel di mana tidak satupun
operasi dapat dipindahkan lebih awal tanpa menunda operasi
Gambar 8-92 Hasfl Pembebanan Pekerjaan pada 3 Mesin Seri pada
lain. Contoh:
Contoh Kasus 8-l I
| 122 222
Karakteristik persoalan penjadwalan job shop ialah penggunaan mesin oleh Mesin 2 + x-----------x-------x
lebih dari satu pekerjaan sehingga ada keterbatasan waktu penggunaan. I 111 2r1
Akibatnya, mungkin akan timbul antrian pekerjaan; dan situasi ini lebih Mesin 1 +------x--------x
diperumit dengan adanya batas waktu (due date) tiap pekerjaan. Sebelum I
: Beberapaaturanprioritasyangdapatdigunakanpadastep3ialah
Step l: Set 0 dan Ps1 : 0 (yaitu jadwal parsial yang mengandung t
t Random, EDD
SpT (sftorles i processiig Time),FIFO (Frrsr In First our),
operasi terjadwal). Set 51 (yaitu kumpulan operasi yang siap di- (Most Work Remaining:Plyh pekerjaan yang
jadwalkan) sama dengan seluruh operasi tanpa pendahulu.
(Earife* Due Date),MWKR
memiliki waktu proses keseluruhan yang masih tersisa paling besar),
Step 2: Tentukan r*=nin(r3) di mana r3 ialah saat paling awal operasi j
dapat diselesaikan (i=q+t1i). Tehtukan m*, yaitu mesin di mana r*
iWKR (Least Work Remaining: Pllih pekerjaan yang memiliki waktu (Most
proses keseluruhan yang masih tersisa paling kecil), ser12. MONPR
dapat direalisasi. yang. masih harus
Operation Remaining: Filih pekerjaan dengan operasi
Step 3: Untuk setiap operasi dalam Pst yang memerlukan mesin m* dan algoritrna di atas,
dikerjakan paling banvak). untuk menggambarkan
memiliki .j ..* buat suatu atlrran prioritas tertentu. Tambahkan
perhatikan Contoh Kasus 8-12 berikut'
operasi yang prioritasnya paling besar ke dalam P51 sehingga
terbentuk suatu jadwal parsial untuk tahap berikutnya.
Contoh Kasus 8-12:
Step 4: Buat suatu jadwal parsial baru P111 dan perbaiki kumpulan data
jadwal aktif
dengan cara: coba Anda cari jadwal terbaik berdasarkan penurunan
dan jadwal non delay berdasarkan data pada Tabel
8-16 berikut ini.
, a. Menghilangkan operasi j dari ft;
b. Buat ft11 dengan cara menambah pengikut langsung operasij * Penurunan Jadwal Aktif :
Step 3: Operasi yang memerlukan m* :2 ialah2l2 dan 412. Tabel 8-l7z Penurunan Jadwal Ahif pada Contoh Kasus 8-12
cylz = 0, lebih kecil dari r* ; t212: t sr I m Calon P
1
0 111 0 4 4 Z 212 212
c4ly= 0, lebih kecil dari r*;t412=3 212 0 1 1 412
313 0 3
Dengan aturan SPT, maka karena t4l7 < t412 dipilih 212 untuk di- 412 0 J
gabungkan dengan Pst.Pst = {212\ 1 111 0 4 4 J 313 313
221 1 4 (
Step 4: 212 dicoret dari 56 tambahkan operasi baru yang merupakan ala 0 a
4
4
2
E
6
Step 3: Operasi yang memerlukan m* : 3 ialah 313. 4
423
122
4
4 J 7 2 322 322
c313 :0, lebih kecil dari r*;3i3 221 4 4 8
digabungkan dengan P5s. 322 4 2 6
423 4 a 7
Ps1: {212,313} A 122 6 e 9 3 423 423
221 4 4 8
Step4:3i3 dicoret dari 51, tambahkan operasi baru yang merupakan 331 6 a 9
pengikut langsung dari 313, yaiu322. 423 4 a 7
6 122 A ? I 331 221
t:2, Ps1 : {212,3i3}, St : {111,472,221,322} 221 4 4 8
1
221
331 6 2 8 431
Proses selanjutnya akan diilustrasikan dalam Tabel 8-17 berikut. 431 7 1 8
7 122 6 J 9 1,2 122 431
233 8 4 11 431
331 8 11
431 I 1 9
8 122 6 I 2 122 122
233 I 4 aa
331 I 12
9 133 o 2 tt J 133 133
233 I 4 IJ
331 9 12
1E 2a1
10 233 11 4 1 331
a
J 4a
JJI 9
11 233 11 4 15 233 331
Pembaca disarankan agar menyediakan selembar kenas kosong dan menggambar skala kartesian Adapun jadwal aktif yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 8-10.
dengan sumbuy yang menyatakan mesin dan sumbu x yang menyatakan periode. setiap operasi Sementara itu penurunan jadwal non delay dapat dilihat pada Tabel 8-18
yang ditambahkan ke dalam S, sebaiknya langsung digambar diagram batangnya untuk me-
mudahkan perhiorngan saat operasi mulai dapal dikerjakan. Jika hal ini tidak dilalcukan maka Anda berikut.
mungliin akan kesulitan unruk mcnghitung saat suafu operasi dapat dimulai.
221
220 Perenconoon don Pengendalian Produksi Peniodwalan Pekeriaan
Hasil penurunan jadwal non delay untuk Contoh Kasus 8-12 ini dapat bagaimanapun urutan suatu
makespan tidak perlu dilakukan karena
dilihat pada Sasaran penjadwalan
pekerjaan tidak akan m.*ptng*tti makespannya'
wakru alir rata-
;;i6; pada fasititas ,"* pior.ror hanyalatr minimasi
Peniodwolan Pekeriaan 223
222 Perenconoon don Pengendol ion Prduksi
STUDI KASUS
a. Minimasi waktu alir rata-rata (heanJtow time)yangdilakukan dengan PT. X ialah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan
menggunakan aturan SPT. elekronika. Gambaran proses produksi dan waktu baku proses dapat dilihat
b. Minimasi waktu alir rata-rataterbobot (weighted meanflow time),yang pada gambar dan tabel berikut.
dilakukan dengan menggunakan aturan WSPT.
Jika bagian PPC telah meramalkan bahwa total permihtaan untuk
c. Minimasi kelambatan rata-rata (Mean Lateness), yang dilakukan
dengan menggunakan aturan SPT.
tahun 199y r"t"r- 10.000 unit, jumlah hari kerja tahun 199y 250 hari (5
hari kerja per minggu) dan tiap hari jam kerja yang tersedia 8 jam; maka
d. Minimasi keterlambatan maksimum (mmimum tardiness), yang
selesaikan soal berikut.
dilakukan dengan menggunakan aturan EDD.
e. Minimasi jumlah pekerjaan yang terlambat, yang dilakukan dengan
menggunakan algoriuna Hodgson.
Minimasi keterlambatan rata-rata (mean tardiness), yang dapat
menggunakan aturan Sortest Slack Time ataupun algoriuna Wilkerson-
irwin.
Dalam hal penjadwalan prosesor paralel, teknik penjadwalan satu
prosesor masih dapat digunakan walaupun dengan sedikit modifikasi.
Tujuan penjadwalan pun masih mirip dengan tujuan penjadwalan satu
prosesor. Untuk meminimasi waktu alir rata-rata (meanflow time) digna-
kan modifikasi SPT, untuk meminimasi makespan digunakan modifikasi
LPT-SPT, dan untuk meminimasi berbagai ukuran kelambatan digunakan Gambar $llz Proses Perakitan di PT. X
modifikasi algoritma EDD, modifikasi algoritma Slack, modifikasi algo-
ritma Hodgson, serta modifi kasi algoritma Wilkerson-Irwin.
Gunakan kalender. Pabrik mulai berproduksi tanggal 4 Januari. Perhatikan
Dalam hal penjadwalan prosesor seri, solusi optimal hanya akan di- hari-hari libur. Pabrik bekerja 8 (delapan)jam per hari kecuali hari libur
peroleh pada penjadwalan dua prosesor seri untuk meminimasi makespan; nasional. Pada bulan Desember, bagian sales menerima pesanan produk
yaitu dengan menggunakan metode Johnson. Terdapat pendekatan heuristik sebagai berikut:
dari Dudek, Campbell, dan Smith untuk mencari solusi penjadwalan
orderNo.: 2401/9x, Jumlah: 200 unit, Tanggal Pengiriman:25/0lll99y
prosesor seri lebih dari dua. Sementara itu untuk tujuan penjadwalan lain
sebaiknya digunakan bantuan komputer untuk menganalisis dampak tiap order No.:240219x, Jumlah: 320 unit, Tanggal Pengiriman l5l01ll99y
alternatif urutan terhadap tujuan penjadwalan yang akan diperoleh.
order No.: 2403l9x, Jumlah: 240 Unit, Tanggal Pengiriman:25l0lll99y
Dalam hal penjadwalan job-shop, tersedia metode integer
order No.: 2404l9x, Jumlah: 120 unit, Tanggal Pengiriman: 081021199y
programming, bronch and bound, serta heuristik. Ketiganya tidak menjamin
tercapainya soiusi optimal. Tetapi untuk solusi mendekati optimal, metode order No.: 2405/9x, Jumlah: 400 unit, Tanggal Pengiriman: 011021199y
heuristikpriority dispatching dari Giffler dan Thompson cukup baik untuk
order No.: 2406/9x, Jumlah: 560 unit" Tanggal Pengiriman: 0ll03ll99y
di gunakan. Teknik prlo r i ty d is p at c hin g ini m em il iki dua macam algoritrna,
yaitu algoritma untuk jadwal aktif dan algoritma untuk jadwal non delay. order No.: 2407l9x, Jumlah: 280 Unit, Tanggal Pengiriman: 08/03/199y
order No.: 2408l9x,Jumlah: 120 unit, Tanggal Pengiriman: l5/031199y
Peniodwolon Pekerioon 225
224 Perenconaon don Pengendolion Prduki
Karena pabrik sedang direnovasi, maka pimpinan perusahaan menia- SOAL LATIHAN
dakan kegiatan lembur. Bagian sales"menyebutkan bahwa produksi sedapat
mungkin jangan terlambag karena perusatraan akan didenda sebesar Rp 200 8-1. Gunakan Data A. Cari jadwal dengan waktu alir rata-rata minimum.
per unit per hari kelambatan. Berapa waktu alir rata'rataminimum tersebut?
Tabel Ul9zDota Waktu Perakitan 8-2. Gunakan Data A. Cari jadwal yang meminimasi waktu alir rata'tata
Nomor Operasi WaKu Baku(Menit)
terbobot. Berapa waktu alir rata-rataterbobot jadwal tersebut?
01 1.2 8-3. Gunakan Data A. Hitung jadwal yang akan meminimasi kelambatan
02 2.4
03 4.2 rata-rala.
u 9.0
05 1.2
06 3.6
07 1.8
3.0 I 't0
08 1
09 6.0 2 10 20
10 7.2 3 5 15
11 4.8 4 2 10
12 4.2 5 8 10
13 5.4 6 7 25
7 8 15
I 4 25
Jika Anda adalah seorang perencana produksi, coba Anda atur o 3 10
jadwal produksi yang terbaik. 10 6 20
g-17. Dengan menggunakan data set A dan data set B, hitung jadwal yang
8-7. Gunakan Data A. Gunakan algoritna Wilkerson Irurin unnrk memini-
masi keterlambatan rata-rala. Apakah urutan penjadwalan yang di- akan meminimasi kelambatan untuk tiga prosesor paralel. Berapakah
hasilkan benar-benar meminimasi keterlambatan ratz-rata? kelambatan maksimum untuk tiap data set?
8-8. Bandingkan kelambatan rata-rat4 waktu terlambat maksimum, dan 8-18. Dengan menggunakan data set A dan data set B, hitung jadwal yang
jumlah pekerjaan yang terlambat dari soal No. 6-4,6-5, dan 6-6. akan meminimasi total kelambatan untuk tiga prosesor paralel. Bera-
pakah total kelambatan untuk tiap data set?
8-9. Misalkan waktu pemrosesan dalam Data B ialah perkiraan menit
eksekusi untuk sepuluh program komputer. Tujuan si programer ialah 8-19. Hitung jadwal yang akan memberikan makespan terkecil untuk dua
meminimasi waktu untuk menjalankan program tersebut. prosesor seri dengan menggunakan data di bawah ini.
8-10. Berdasarkan hasil yang Anda peroleh dari soal di atas, misalnya
tingkat kepentingan program-progam ifir, dapat dikategorikan men-
jadi tiga. Dengan aturan apakah penjadwalan program harus dilaku-
kan, dan bagaimanakah jadwal yang akan dihasilkan?
8-20. Dengan menggunakan data di bawah ini, berapakah makespan ter-
8-11. Misalkan pekerjaan di dalam Data B ialah prakiraan waktu kerja kecil untuk tiga prosesor seri berikut?
seorang drafter. Wakru pemrosesan mencerminkan besarnya usaha
si drafter (dalam satuan hari). Misalnya terdapat kelambatan sebesar
$ 100 per hari kelambatan setelah baas waktu (due date). Bagaimana
pekerjaan harus dijadwalkan agar meminimasi total ongkos?
PENDAHULUAN
Cf aat ini kita memasuki era baru industri. Era pertama industri dimulai
D a.rg* ditemukannya mesin uap, berdirinya pabrik, serta perpindahan
orang dari daerah pertanian ke perkotaan. Era kedua perkembangan industri
dimulai setelah dikembangkannya lintas perakitan dan konsep produksi
massal Ford. Sistem manufaktur yang besar dan mahal (sering disebut
transfer /rnes) merupakan bagian dari era ini. Sistem torferiines memiliki
mekanisme pemindahan bahan dan prosesor otomatis sehingga sering
disebut lintas otomasi. Tujuan sistem semacam ini ialah mengembangkan
aktivitas yang sepenuhnya otomatis. Otomasi jenis ini saat ini disebut./ued
automation, untuk membedakannya detgan Jlexible automatior? yang pada
intinya merupakan mesin-mesin yang dapat diprogram'
Saat ini terjadi perubahan yang dramatis dalam bidang komputer.
Komputer telah digunakan sebagai alat pengendali proses produksi. Per-
kembangan tersebut menuntut pengetahuan dan keatrlian tenaga kerja yang
lebih tinggi, di samping juga membutuhkan sistem pengendalian yang lebih
rumit. Tuntutan terhadap otomasi yang semakin tinggi mengharuskan
sistem manufaktur menjadi lebih sederhana.
Bab ini memberikan wawasan mengenai perkembangan dalam
bidang perencanaan dan pengendalian produksi mutakhir; membahas
konsepkonsep sistem pengendalian produksi mutakhir yang dikembangkan
230 Perenconaon don Pengendolion Produksi Sistem Perenconaan don Pengendolion Prduksi Mutokhir 231
rf PROSES PRODUKSI
NTAAN PASAR
o = OFrasi Prudu\si =
pcrintah produLsi
\ / =BuffcrStoc\ -..>
----------+ = Aliran Barant/pnodul
Gambar 9-22 Perbedaan Sistem Tarik (push Systeml dan Sistem Tekan
(Pull System)
Gambar 9-3: Aliran Kanban pada Proses Berurut
234 Perenconoon don Pengendolion Produki Sislem Perenconcton dan Pengendalion Prduksi Mutol,:hir 235
a. Pada proses manufaktur telah terdapat persediaan material yang di- menyesuaikannya dengan waktu ancang produksi (harga Ti + 12;. Sebagai
tempatkan pada kontainer berikut kanbannya, yang disebut kanban contoh, apabila kemampuan sebuah lintas produksi kurang maka terpaksa
transit. Bila material itu dibutuhkan (diketahui pekerja dari adanya dilakukan kerja lembur atau penghentian lintas produksi lainnya. Dengan
kanban produksi) maka material yang bersangkutan diambil, memvisualisasikan pemborosan ini, maka akan dapat diusatrakan perbaikan
sementara kanban transit dilepas dan diletakkan di tempat pengum- untuk meningkatkan kemampuan jalur produksi itu.
pulan kanban. Material yang telah siap diproses itu selanjutnya
dipasangi dengan kanban produksi. Sistem Otonomisasi Jidoka
b. Pemasok material yang datang untuk mengisi persediaan akan
Dalam sistem produksi Toyot4 jidofta diartikan sebagai otomatisasi yang
mengambil kanban transit dari tempat pengumpulannya. Kanban itu
berlaku bagi peralatan produksi dan para pekerja secara manusiawi. Dengan
dibawa kerirbati ke tempat persediaan meieka sebagui tura" peng!
kata lain, peralatan produksi tidak hanya bekerja secara otomatis tetapijuga
riman berikutnya.
menilai hasil pekerjaannya secara otomatis dan memberikan sinyal jika
c. Kanban produksi yang direkatkan pada material akan mengalir
terjadi sesuatu yang tidak normal kepada operator. Hal yang sama berlaku
bersama item produk yang sedang diproses sampai produk itu
bagi perakitan yang menggunakan tenaga manusia. Para pekerja diberi
selesai diproses. Kanban ini baru dilepas dan diganti dengan kanban
wewenang penuh untuk menghentikan produksi (line-stop). Dalam
transit apabila tersedia kanban transit dari proses berikumya sebagai
kenyataannya j idoka melengkapi JIT karena tanpa pendayagunaan j idoka
tanda pengiriman ke tempat persediaan. Seperti yang terdahulu,
secara tepat, pelaksanaan JIT tidak akan berhasil. Pentingnyajidoka dalam
kanban produksi dilepas, diletakkan di tempat pengumpulan
sistem produksi Toyota ialah mencegah kelebihan produksi, mencegah
kanban, dan diambil pekerja untuk memulai produksi berikutrya.
produk cacat diteruskan, pengendalian hal-hal tidak normal, serta pening-
d. Pada tahap selanjutny4 pekerja melepaskan kanban transit dan
katan produk:tivitas tenaga kerja.
meletakkannya di tempat pengumpulan kanban. peke{a pada tahap
sebelumnya mengambil kanban transit sebagai tanda untuk Jadi jidoka terutama dilakukan melalui fasilitas stop otomatis yang
pengiriman berikutnya. menghentikan operasi produksi bila ada produk cacat atau bila jumlah item
yang ditentukan telah tercapai. Di sini juga termasuk peralatan yang ber-
Dengan mengembangkan langkah-langkah di atas ke seluruh proses henti secara otomatis jika siklus produksi telah selesai. Peralatan ini
maka kanban akan beredar melalui seluruh sistem produksi perusahaan terutama digunakan di beberapa mesin yang dilayani oleh seorang pekerja.
maupun pemasok dan subkontraktornya. untuk menghitungjumlah kanban
yang diperlukan dalam peredaran tertutup, digunakan persamaim berikut ini: Faktor Penunjang
di mana: Q = Jumlah kanban Seperti Gambar 9-1, Toyota Production System membutuhkan beberapa
D = Demand per satuan waktu penunjang agar dapat diterapkan dengan berhasil guna. Faktor penunjang
T1 = Waktu menunggu kanban tersebut di antaranya ialah:
T2 = Waktu produksi per proses per kontainer a. Penghalusan Produki (Production Smoothing): merupakan alat adap-
C = Kapasitas kontainer (kurang dari l0%o produksi/hari) tasi produksi terhadap permintaan yang bervariasi. Berdasarkan konsep
a = Faktor kebijaksanaan (kurang dari 10 %) ini, suatu lintas produksi bukan hanya menghasilkan satu item dengan
jumlah lot tertentu, tetapi dapat membuat beberapa item untuk me-
Faktor kebijaksanaan ditentukan oleh kemampuan produksi mengatasi
gangguan-ganggunan yang mungkin timbul. Sedangkan besarnya perminta- nanggapi permintaan pelanggan hingga dapat dihasilkan produk terbaru
an D dibatasi oleh rencana bulanan. Harga Q atau jumlah kanban dibuat dan penekanan tingkat persediaan serendah mungkin.
tetap sehingga apabila terjadi perubahan D maka harus diusahakan untuk
236 Perenconaon dan Pengendolion Prduksi Sistem Perenconoon don Pengendolian Prdulcsi Munlhir 237
b. Pengwangan Walou Ancang: yang dilakukan dengan cara mengurangi Biaya investasi untuk mesin dan perkakas khusus cukup tinggi'
waktu setup, penggunaan operasi yang standar/rutin, pengaturan tata
Demikian pula risikonya. Keahlian tenaga kerja "ditransfer" dari tenaga
letak berdasarkan konsep sel, serta penggunaan tenaga kerja multi- kerja ke mesin sedemikian rupa sehingga hanya diperlukan tenaga kerja
fungsi. berkeahlian rendah. Item produk dibuat mengalir melalui serangkaian
c. Jaminan Kualitas: Setiap proses produksi diwajibkan menjaga kualitas. operasi dengan menggunakan peralatan pemindahan bahan'(konveyor,
Produk cacat tidak diizinkan untuk diteruskan ke proses berikutnya. crane, dan lain sebagainya). Item-item produk tersebut berpindah satu per
Untuk itu dibutuhkan keterkaitan erat antara sistem produksi Toyota satu mengikuti lintas produksinya. Waktu yang dibutuhkan tiap item di
dengan aktivitas pengendalian kualitas keseluruhan (Total Quality dalam suatu stasiun kerja dibuat tetap dan sama (penyeimbangan lintas).
Control). Lintas tersebut dibuat untuk beroperasi secepat mungkin. Sistem tersebut
Pada akhirnya sistem produksi Toyota merupakan suatu sistem yang merupakan sistem yang tidak fleksibel. Perhatikan Gambar 9-4'
sangat berguna apabila aturan-aturannya diikuti secara ketat, termasuk:
c.
sebelumnya hanya pada saat diperlukan dan dengan jumlah yang di-
butuhkan-
Proses sebelumnya hanya memproduksi barang sejumlah barang yang
diambil.
EO E" Dmodifikasi dariJ.T. Eack, The Desipn of the Factonv in with a Fulure, Mcoraw Hill, New
York, 1991, Hal.36.
Ketiga aturan di atas tampaknya sederhana tetapi dalam pelaksanaan Gambar 9-4t Skema Sistem Lintas Produksi
sering mengalami berbagai kesulitan. Perlu diperhatikan bahwa kedisiplinan
pekerja dan pengawas yang belum menyadari konsep dasar sistem produksi
Toyota akan sangat mempengnruhi pelaksanaannya. Setelah lahirnya konsep produksi massal, berbagai pendekatan dan teknik
telah digunakan untuk menghasilkan mesin yang efektif untuk industri
berskala besar. EfekfiviUs tersebut berhubungan dengan derajat standarisasi
FLEXIBLE MANUFACTURING SYSTEM (FMS) rancangan produk dan jangka wakru sampai terjadi perubahan ftLncangan.
Sistem lintas produksi sebagaimana dikembangkan Ford pada dasawarsa Suatu mesin yang dapat memproduksi suatu item dengan jumlah tenaga
3O-an ditujukan untuk industri dengan volume produksi yang tinggi (mass ke{a terlatih yang sedikit baru dapat dikembangkan jika suatu produk telah
production). Sistem semacam ini memiliki tingkat produksi yang amat memiliki kejelasan standar dan dibuat dalam jumlah besar. Perhatikan
tinggi. Dibutuhkan peralatan khusus untuk menghasilkan produk-produk Gambar 9-5 untuk contoh mesin dalam kategori ini. Mesin khusus semacam
tertentu. Mesin-mesin yang berlainan dikelompokkan ke dalam lintas ini amat mahal dan biasanya tidak mampu membuat produk lain. Mesin-
produksi. Satu mesin digunakan untuk safu maksud tenentu, kecualijika mesin semacam ini harus dioperasikan dalam jangka waktu panjang agar
dibutuhkan tambahan mesin khusus untuk menyeimbangkan lintas tersebut. memungkinkan tingkat pengembalian investasi yang memadai. Walaupun
Keseluruhan pabrik khusus dirancang untuk menghasilkan produk tertentu .
amat efisien, mesin-mesin tersebut hanya dapat digunakan untuk membuat
dan dengan menggunakan mesin-mesin khusus (bukan mesin general produk yang khusus dan dengan jumlah besar. Keinginan untuk mengubah
purposed). i*.*g* produk harus dihindari atau ditund4 karena "membuang" mesin-
mesin ini mahal biayanya. Sistem tersebut jelas tidak fleksibel'
238 Perenconoon don Pengendolian Prduki 239
Sisfem Perenconaon dan Pengendolian Produksi Mutokhir
Flexible manufacturing system terdiri atas sekelompok stasiun perantara (interface) antar sel. Sistem pemindahan bahan dan mesin-mesin
pemroses (biasanya terdiri atasmesin NC) yang dirangkaikan secara ber- CNC tersebut dikendalikan oleh komputer yang berfungsi sebagai
sama dengan sistem pemindahan benda kerja otomatis, dengan operasi penyimpan data item produk, pembagi/distributor perintah pada perkakas/
terpadu menggunakan bantuan komputer. Stasiun-stasiun kerja dalam mesin, pengendali produksi, pengendali lalu lintas, pengendali peralatan
sistem FMS disusun berdasarkan prinsip goup technology di mana item- pemindah/pemuat mesin CNC, pemantauan sistem FMS secara keseluruhan,
item produk yang memiliki kesamaan diidentifikasi dan dikelompokkan ke pengendalian perkakas, serta pelaporan unjuk kerja Qterformance) sistem.
dalam suatu kelompok guna memanfaatkan keuntungan yang didapat dari File-file datayangtermuat di dalam sistem komputer pengendali ini ialah
sifat kesamaan tersebut. Stasiun-stasiun itu disebut FMC (Flexible Manu- file data item/part, file routing produksi, file produksi item, file palet, file
facturing CelI).ltem-item produk yang memiliki kesamaan atribut desain perkakas, serta file umur pakai perkakas. Mesin CNC modern mampu
dan atribut manufaktur (urutan proses produksi) digabungkan ke dalam satu secara otomatis mengubah perkakas/pahat, memuat benda kerja ke dalam
famili. Suatu sel FMS dirancang untuk dapat melakukan operasi-operasi palet, dan menghitung parameter pemotongan benda kerja. Mesin-mesin
yang dapat memenuhi seluruh atribut tersebut. Perhatikan Gambar 9-7. CNC merupakan sistem manufaktur dengan misi variabel. Kebanyakan
FMS hanya mempekerjakan sedikit tenaga ahli, terutama dalam bidang
rorr ffi
fil ffi E N B ffiffi
monitoring sistem, pemindahan bahan otomatis, pemasangan pahat, dan
tenaga ahli perawatan sistem.
Secara umum, kelebihan FMS dibandingkan dengan sistem otomasi
lintas produksi ialah:
f,o
IT2 I
lrd/Unlo.dSodm
o
o
Kemampuan melayani pesanan dalam jumlah sedikit;
Kemampuan menghasilkan produk yang lebih bervariasi;
l- *"1 r Waktu reaksi terhadap perubahan lebih singkat;
o
I *"_l o
Ketepatan waktu penyelesaian dari penerimaan order sampai pengi-
riman produk;
| "-'*- | Pengurangan persediaan; serta
. Penggunaan sumber-sumber yang lebih efisien dan produktif.
Sumber:J'T'Black,@,MconwHill,NewYork,l99l,Hal.
39.
Telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai FMS, dan pada
Gambar 9-72 Contoh Suatu Flexible Manufacture Cell
akhir dasawarsa 1980-an telah ada 400 jenis FMS untuk membuat berbagai
produk. Sebagian besar sistem FMS dikembangkan di perusahaan besar
Perencanaan proses produksi dalam FMS dilakukan secara terpadu dengan
yang ingin mendapatkan fleksibilitas industri jobshop dan produktivitas
menggunakan komputer (Computer Aided Process Plonning). Sistem ini
industri lintas perakitan. Kelemahan FMS terletak pada perkakaVpahat yang
dikembangkan dengan adanya klasifikasi/kodifikasi item serta rencana/
mahal dan rumit, serta keterbatasan perangkat lunak. Komputer pengendali
proses baku yang digunakan untuk menghasilkan item tersebut sehingga
FMS harus mengendalikan konveyor, memelihara database. melacak
urutan produksi (routing), penjadwalan, dan pemindahan bahan diiakukan
perawatan perkakas/mesin, melacak unjuk kerja sistem dan mencetak
secara terpadu dengan bantuan program aplikasi komputer. Seperti telah
laporan manajemen. Tidaklah mengherankan bila perangkat lunak menjadi
disebutkan, perlengkapan FMS terdiri atas 3 (tiga) kategori utama, yaitu
faktor yang membatasi perkembangan FMS.
perkakas/mesin CNC, sistem pemindahan bahan serta sistem pengendalian
komputer. Dalam kaitannya dengan FMS, sistem pemindahan bahan teru-
tama melakukan dua fungsi yaitu gerakan antara sel (pusat produksi), serta
Sisfem Perencanaon don Pengendolion Produksi Mutokhir 243
242 Perencanoon don Pengendolion Produksi
I 983.
-oo0oo-