Anda di halaman 1dari 3

Bilyet Giro

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Ekonomi


yang dibina oleh Ibu Agnes Ria

Oleh
KELOMPOK 3
X IIS 5
1. Maya Kirana XS 5/32
2. Marcelino Tjandra XS 5/33
3. Natanael Yonathan XS 5/36
4. Ni Made Clarisa XS 5/37
5. Nelwan Satria XS 5/40

SMAK KOLESE SANTO YUSUP


Jl. Simpang Borobudur 1 Malang
Maret 2017
Bentuk, ciri-ciri Bilyet Giro

Pengertian bilyet atau giro (BG)


Pengertian bilyet atau giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari
rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya atau nomor
rekening pada bank yang sama atau bank yang lain. 
Seperti cek, bilyet giro juga dapat ditarik dari bank lain yang bukan penerbit rekening giro.
Proses penarikan bilyet giro tentu melalui tahap kliring terlebih dahulu untuk kota yang sama
dan tahap inkaso untuk luar kota atau negara lain.
Pemindah bukuan pada rekening bank yang bersangkutan artinya dipindahkan dari rekening
nasabah si pemberi bilyet giro kepada nasabah bank penerima bilyet giro. Sebaliknya jika
dipindahkanbukukan ke rekening di bank yang lain, maka harus melalui proses kliring atau
inkaso.
Selain pengertian bilyet giro anda juga perlu tahu tentang syarat syarat yang berlaku untuk
bilyet giro agar pemindahbukuan dapat berhasil dilakukan yaitu:

 Pada bilyet giro terdapat nama dan nomor seri


 Pada bilyet giro terdapat perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah
uang atas beban rekening yang bersangkutan
 Dalam bilyet giro terdapat nama dan tempat bank tertarik
 Dalam bilyet giro terdapat jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf
 Dalam bilyet giro terdapat nama pihak penerima, tanda tangan penarik atau cap
perusahaan juka si penarik atas nama perusahaan, tanggal dan tempat penarikan serta
nama bank yang menerima pemindahbukuan tersebut.

http://hariannetral.com/2015/03/pengertian-bilyet-giro-bg-dan-syarat-bilyet-giro.html

Ciri-ciri Giro:

1.Giro tidak dapat diuangkan secara tunai. misalnya kalau seseorang ingin langsung ke bank
untuk dibayar secara tunai dari giro itu, maka hal ini tidak akan dilayani oleh bank tersebut.
2. Pembayarannya harus dengan pemindahbukuan (transfer antar rekening) yaitu saldo
nasabah A berpindah ke rekening nasabah B
3. Giro dapat diterbitkan untuk dibayarkan pada suatu tanggal tertentu di masa akan datang.
Misalnya nasabah A menerbitkan Giro pada tanggal 1 Januari 2008 sebesar Rp.20.000.000,00
untuk dibayarkan ke nasabah B, tetapi giro tersebut baru dapat dicairkan pada tanggal 25
Maret 2008. Ini berarti giro tersebut baru dapat dicairkan pada tanggal 25 Maret 2008 atau
setelah tanggal 25 Maret 2008. Jadi pada saat nasabah B menerima giro tersebut, maka
otomatis akan bersifat tagihan yang baru akan dibayarkan pada tanggal 25 Maret 2008.
4. Bila pada tanggal 25 Maret 2008, setelah nasabah B menagihkan giro tersebut dan ternyata
rekening nasabah A tidak memiliki dana sebesar nilai giro Rp.20.000.000,00 maka Giro
tersebut akan ditolak oleh pembayarannya oleh Bank yang biasa dikenal dengan istilah Giro
Kosong / Saldo tidak cukup.
5.Bila Giro kosong terjadi, maka nasabah B tidak dibayar Rp.20.000.000,00. Tetapi nasabah
B tetap dapat menagih/mengkliringkan lagi giro tersebut keesokan harinya sampai nasabah A
memiliki saldo yang cukup di rekeningnya sebesar Rp.20.000.000,00. Atau bila perlu
nasabah B dapat mengambil jalur hukum untuk menagih kepada nasabah A sesuai dengan
perjanjian kedua belah pihak sebelum transaksi terjadi.

http://angeldamai.blogspot.co.id/2011/08/ciri-ciri-giro.html

Anda mungkin juga menyukai