Anda di halaman 1dari 35

Pokok Penjelasan 4 SE Menteri PUPR

Dr.PM
SE MENTERI PUPR NOMOR 17/SE/M/2021 TENTANG
MEKANISME PEMBAYARAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI
A DALAM PENANGANAN KEADAAN DARURAT DI
KEMENTERIAN PUPR
A. Urgensi SE

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk


melakukan pemulihan sarana/prasarana vital melalui penanganan
keadaan darurat, seperti penanganan Tanggap Darurat
Bencana Banjir NTT dan NTB (56 Paket Kontraktual)

“Perlu adanya dukungan regulasi terhadap penanganan keadaan


darurat untuk menjelaskan secara detail mengenai mekanisme
perhitungan pekerjaan dan pembayaran.”

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


3
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
B. Dasar, Maksud, Dan Tujuan SE

1. Peraturan LKPP Nomor 13 Tahun 2018 Maksud: sebagai pedoman bagi Unit
tentang Pengadaan Barang/Jasa dalam Pelaksana Teknis (UPT) yang mempunyai
Penanganan Keadaan Darurat
2. Surat Inspektur Jenderal Kementerian
1 tugas melakukan Pengadaan Jasa
Konstruksi dalam Penanganan Keadaan
Darurat dalam melaksanakan
PUPR Nomor PW.02.05.IJ/614 tanggal 9 pembayaran
Juni 2021 tentang Daftar Simak, Bagan
Alir dan Tata Kelola Dalam
Pelaksanaan Kegiatan Penanganan Tujuan: mendukung akuntabilitas dan
Tanggap Darurat Provinsi NTT, NTB dan 2 percepatan Penanganan Keadaan
Darurat
Sulawesi Barat

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


4
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
C. Isi Substansi SE
Proses Pengadaan Sebelum Penyelesaian
Pembayaran Untuk Pengadaan Jasa Konstruksi LAMPIRAN
Dalam Keadaan Darurat
1. Contoh SPPBJ dan SPMK untuk
Penanganan Keadaan Darurat;
2. Daftar Simak, Bagan Alir, dan Tata
Pelaksanaan Penyelesaian Pembayaran Untuk Kelola Dalam Penyelesaian
Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi Dalam
Pembayaran untuk Pengadaan
Penanganan Darurat
ISI

Jasa Konsultansi;
3. Daftar Simak, Bagan Alir, dan Tata
Kelola Dalam Penyelesaian
Pelaksanaan Penyelesaian Pembayaran Untuk Pembayaran untuk Pengadaan
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dalam Pekerjaan Konstruksi; dan
Penanganan Darurat 4. Contoh SPTJM untuk Pekerjaan
Konstruksi dalam rangka
Penanganan Keadaan Darurat.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


5
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
Pembayaran berdasarkan
JENIS PEKERJAAN DAN JENIS KONTRAK
JENIS KONTRAK DI
JENIS
JENIS KONTRAK KEMENTERIAN PUPR PEMBAYARAN RETENSI
PEKERJAAN
DIUTAMAKAN
PEKERJAAN • HARGA SATUAN HARGA SATUAN TERMIN / SEKALIGUS Besaran retensi sebagaimana
KONSTRUKSI • LUMSUM dimaksud pada angka 11
• GABUNGAN LUMSUM ditentukan oleh PPK paling
DAN HARGA SATUAN sedikit 5% (lima per seratus)
• BIAYA PLUS IMBALAN dan paling banyak 30% (tiga
JASA KONSULTANSI • LUMSUM WAKTU PENUGASAN TERMIN / SEKALIGUS puluh perseratus);
• WAKTU PENUGASAN

CATATAN:
Pembayaran termin yang dimaksud di dalam SE ini bukan merupakan Termin untuk Lumsum.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


6
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
Tahapan Pembayaran untuk Jasa Konsultansi Konstruksi
KONTRAK WP - PEMBAYARAN TERMIN
PENYEDIA Menyusun PENYEDIA menyampaikan PPK dan PENYEDIA PPK dan PENYEDIA Penandatanganan
dokumentasi dan adm tagihan biaya sesuai melakukan perhitungan melakukan kontrak PPK dan
selama pelaksanaan presentase kemajuan bersama pemeriksaan Penyedia
pekerjaan pekerjaan untuk pekerjaan
penarikan termin

Pembayaran termin Tindak lanjut terhadap Pelaksanaan audit Penyedia melakukan Proses pembayaran
terakhir kepada rekomendasi dalam hasil pekerjaan serah terima hasil kepada Penyedia
Penyedia Laporan Hasil Audit pekerjaan kepada
PPK

KONTRAK WP - PEMBAYARAN SEKALIGUS


PENYEDIA Menyusun Penyedia menyampaikan PPK dan Penyedia Penandatanganan Penyedia melakukan
dokumentasi dan adm tagihan biaya seletah melakukan kontrak PPK dan serah terima hasil
selama pelaksanaan menyelesaikan seluruh pemeriksaan Penyedia pekerjaan kepada PPK
pekerjaan pekerjaan kepada PPK pekerjaan dan
perhitungan bersama

Pembayaran retensi dan Tindak lanjut terhadap Pelaksanaan hasil Proses pembayaran
pembayaran akhir rekomendasi dalam audit pekerjaan kepada Penyedia
Laporan Hasil Audit
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
7
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
Tahapan Pembayaran untuk Pekerjaan Konstruksi

KONTRAK HARGA SATUAN - PEMBAYARAN TERMIN

Penyedia menyusun Penyedia menyampaikan PPK dan Penyedia PPK dan Penyedia Penandatanganan
dokumentasi dan tagihan biaya sesuai melaksanakan perhitungan melakukan kontrak PPK dan
administrasi selama persentase besaran Bersama terhadap pemeriksaan Penyedia
pelaksanaan kemajuan pekerjaan untuk pekerjaan yang telah pekerjaan
pekerjaan penarikan termin dicapai Penyedia
PPK dan Penyedia
Pembayaran termin Pelaksanaan Audit Hasil Penyedia melakukan Serah Proses pembayaran melaksanakan
terakhir kepada Pekerjaan Terima Pertama Kepada kepada Penyedia perhitungan Bersama
Penyedia PPK terhadap pekerjaan
yang telah dicapai
Penyedia
Penyedia melakukan
Serah Terima Akhir
Kepada PPK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


8
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
Tahapan Pembayaran untuk Pekerjaan Konstruksi

KONTRAK HARGA SATUAN - PEMBAYARAN SEKALIGUS

Penyedia menyusun Penyedia menyampaikan PPK dan Penyedia PPK melakukan Penandatanganan
dokumentasi dan tagihan biaya seletah melakukan pemeriksaan penelahaan terhadap Kontrak antara PPK dan
administrasi selama menyelesaikan seluruh pekerjaan dan perhitungan Penyedia
kelengkapan bukti dukung
pelaksanaan pekerjaan kepada PPK bersama
pekerjaan rincian biaya yang
disampaikan oleh Penyedia

Penyedia melakukan
Penyedia melakukan Pembayaran retensi dan Pelaksanaan Audit Hasil Proses pembayaran Serah Terima Pertama
Serah Terima Akhir pembayaran akhir Pekerjaan kepada Penyedia Kepada PPK
Kepada PPK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


9
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
SE MENTERI PUPR NOMOR 18/SE/M/2021 TENTANG
PEDOMAN OPERASIONAL TERTIB PENYELENGGARAAN
B PERSIAPAN PEMILIHAN UNTUK PENGADAAN JASA
KONSTRUKSI DI KEMENTERIAN PUPR
A. Urgensi SE

• Terdapat 5.337 paket yang ditenderkan oleh Kementerian PUPR, tetapi


1.241 paket (23%) harus ditetapkan sebagai tender gagal;
• Penyebab tender gagal disebabkan antara lain:
✓ kesalahan dalam penyusunan dokumen;
✓ kesalahan dalam evaluasi;
✓ kesalahan dalam melaksanakan prosedur pemilihan.

“Perlu adanya penjelasan yang lebih rinci mengenai tata cara penyiapan
dokumen pemilihan dan tata cara evaluasi tender/seleksi.”

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


11
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
B. Dasar, Maksud, Dan Tujuan SE

1. Peraturan Presiden Nomor 16


Maksud: sebagai pedoman bagi pihak-pihak
Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, beserta 1 terkait dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa Pemerintah dalam melaksanakan
persiapan pemilihan untuk pengadaan jasa
perubahannya;
konstruksi di Kementerian PUPR.
2. Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun
2021 tentang Pedoman Tujuan: mendorong terwujudnya tertib
Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui
2 penyelenggaraan persiapan pemilihan untuk
pengadaan jasa konstruksi di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Penyedia.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


12
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
C. Isi Substansi SE
Penjelasan Penyusunan HPS Pekerjaan Konstruksi
1 • Dalam hal PK di atas Rp100 Milyar dan JKK di atas Rp10 Milyar, hasil reviu perkiraan
biaya/RAB harus mendapat persetujuan dari Pejabat Pimpinan Tinggi Madya

Penjelasan Penambahan Persyaratan Tender/Seleksi Jasa Konstruksi


2 • Setiap penambahan persyaratan harus mendapat persetujuan Pejabat Pimpinan
Tinggi Madya
ISI

Penjelasan Metode Evaluasi pada Tender Pekerjaan Konstruksi


3 • Kriteria evaluasi dan ambang batas pada metode evaluasi harga terendah ambang
batas prakualifikasi harus ditetapkan oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya

Penyesuaian Dokumen Pemilihan Tender/Seleksi


4 • Penyesuaian Dokumen Pemilihan Tender Pekerjaan Konstruksi
• Penyesuaian Dokumen Pemilihan Seleksi Jasa Konsultansi Konstruksi

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


13
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
PENYUSUNAN HARGA
PERKIRAAN SENDIRI (HPS)
Penyusunan HPS didasarkan 2. Dalam hal:
1. pada:
PK dengan nilai pagu anggaran di >
a. hasil perkiraan biaya/RAB yang telah disusun Rp100 miliar dan JKK dengan nilai pagu
pada tahap perencanaan pengadaan; anggaran di > Rp 10 miliar,

b. pagu anggaran yang tercantum dalam daftar


isian pelaksanaan anggaran atau untuk proses
pemilihan yang dilakukan sebelum penetapan
daftar isian pelaksanaan anggaran mengacu hasil reviu perkiraan biaya/RAB
kepada pagu anggaran yang tercantum sebagaimana dimaksud pada angka 1
dalam rencana kerja dan anggaran huruf c harus mendapat persetujuan dari
kementerian/lembaga; dan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya.
c. hasil reviu perkiraan biaya/RAB.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


14 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
PENAMBAHAN PERSYARATAN
TENDER/SELEKSI JASA
KONSTRUKSI

Setiap penambahan persyaratan


harus mendapatkan persetujuan
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


15 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
METODE EVALUASI PADA TENDER PEKERJAAN KONSTRUKSI

Metode evaluasi penawaran:


01 a. Harga terendah sistem gugur pascakualifikasi; dan
b. Harga terendah ambang batas prakualifikasi.

Harga terendah sistem gugur pascakualifikasi → Pekerjaan Konstruksi tidak kompleks.

03 Harga terendah ambang batas prakualifikasi → Pekerjaan Konstruksi kompleks.

Dalam hal tender menggunakan metode evaluasi harga terendah ambang batas prakualifikasi,
kriteria evaluasi dan ambang batas harus ditetapkan oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI 16
PENYUSUNAN DOKUMEN
PEMILIHAN TENDER/SELEKSI

Perhatikan Ketentuan
Pedoman dengan MDP

Perhatikan Ketentuan
MDP satu dengan
MDP lainnya

Perhatikan Ketentuan
satu dengan ketentuan lain
pada MDP yang sama.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


17
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
CONTOH PENYESUAIAN
PEDOMAN MDP PEKERJAAN KONSTRUKSI
H. Kerja sama operasi tidak dapat 3.7. KSO dapat dilakukan antar pelaku usaha yang:
dilakukan oleh: a) Memiliki Kualifikasi usaha besar dengan Kualifikasi usaha besar;
1) Penyedia Jasa dengan b) Memiliki Kualifikasi usaha menengah dengan Kualifikasi usaha
kualifikasi usaha besar menengah;
dengan Kualifikasi usaha
kecil; dan c) Memiliki Kualifikasi usaha besar dengan Kualifikasi usaha
menengah
2) Penyedia Jasa dengan d) Memiliki Kualifikasi usaha menengah dengan Kualifikasi usaha
Kualifikasi usaha kecil kecil;
dengan Kualifikasi usaha
kecil untuk Pekerjaan e) Memiliki Kualifikasi usaha kecil dengan Kualifikasi usaha kecil
Konstruksi

Maka dalam penyusunan Dokumen Pemilihan PK, Pokja Pemilihan menyesuaikan ketentuan pada Dokumen
Pemilihan agar sesuai dengan ketentuan pada pedomannya (bahwa usaha kecil tidak dapat ber-KSO
dengan usaha kecil)

18
Selain penyesuaian tersebut, dilakukan pula penyesuaian 4 (empat) hal
yang tidak ada di Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021:

1 2 3 4
Penjelasan segmentasi Penjelasan Daftar Hitam,
pemaketan, bahwa Penjelasan Penjelasan
pelaksanaan tender penerapan standar bahwa dalam hal Daftar
penentuan kualifikasi Hitam belum
pemaketan bukan yang merupakan remunerasi minimal
kesatuan pekerjaan. pada evaluasi biaya ditayangkan dan Pokja
hanya berdasarkan tidak mengetahui
biaya, tetapi (sesuai yang pernah seleksi jasa
konsultansi konstruksi, peserta tsb telah di-
memperhatikan juga diatur dalam SE blacklist, maka proses
tingkat risiko dan Menteri PUPR Nomor bahwa peserta yang
menawar dibawah evaluasi tetap
tingkat teknologi. 17 Tahun 2020) dilanjutkan.
remunerasi minimal
(Pemaketan diatur maka nilai biaya di- (Daftar Hitam diatur
pada Peraturan LKPP nol-kan atau pada Peraturan LKPP
Nomor 11 Tahun digugurkan. Nomor 04 Tahun 2021)
2021)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


19
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
SE MENTERI PUPR NOMOR 19/SE/M/2021 TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN TERTIB EVALUASI KEWAJARAN
C HARGA PADA TENDER PEKERJAAN KONSTRUKSI DI
KEMENTERIAN PUPR
A. Urgensi SE

• Penyedia jasa menawar semakin kompetitif dan mayoritas peserta pada


tender pekerjaan konstruksi menyampaikan penawaran < 80%HPS;
• Masih sering ditemukan perbedaan persepsi antara Pokja Pemilihan,
maupun penolakan PPK karena ditemukan ketidaksesuaian dalam
pelaksanaan evaluasi kewajaran harga;
• Perlu ditetapkan standarisasi format Berita Acara dalam evaluasi
kewajaran harga.
“Perlu adanya penjelasan yang lebih rinci mengenai tata cara pelaksanaan
klarifikasi dan evaluasi kewajaran harga untuk penawaran < 80%HPS.”

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


21
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
B. Dasar, Maksud, Dan Tujuan SE

1. Peraturan Presiden Nomor 16


Maksud: Sebagai penjelasan teknis tertib
Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, beserta 1 pelaksanaan evaluasi kewajaran harga pada
tender pekerjaan konstruksi bagi Pokja
Pemilihan di Kementerian PUPR
perubahannya;
2. Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun
2021 tentang Pedoman Tujuan: Meningkatkan tertib pelaksanaan
Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui
2 pengadaan Jasa Konstruksi, khususnya
pelaksanaan evaluasi kewajaran harga pada
tender pekerjaan konstruksi
Penyedia.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


22
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
C. Isi Substansi SE
LAMPIRAN
1 UMUM A. CONTOH HASIL KOREKSI ARITMATIK PENAWARAN PESERTA YANG HARUS DILAKUKAN
EVALUASI KEWAJARAN HARGA
B. CONTOH TATA CARA MENETAPKAN MATA PEMBAYARAN UTAMA
C. CONTOH BERITA ACARA HASIL PENDAMPINGAN KLARIFIKASI KEWAJARAN HARGA
D. FORMAT PAKTA INTEGRITAS TIM TEKNIS PENDAMPING EVALUASI KEWAJARAN HARGA
E. FORMAT TABEL RINCIAN AHSP
F. FORMAT KERTAS KERJA POKJA PEMILIHAN

2 PERSIAPAN KLARIFIKASI DAN G.


H.
CONTOH TABEL ANALISIS PRODUKTIVITAS
FORMAT KERTAS KERJA POKJA PEMILIHAN UNTUK PENETAPAN KUANTITAS/KOEFISIEN
EVALUASI KEWAJARAN HARGA HASIL KLARIFIKASI
I. CONTOH SIMULASI PENETAPAN HARGA SATUAN DASAR KLARIFIKASI
UNTUK PENAWARAN DI BAWAH BAHAN/MATERIAL
ISI

80% HPS J. CONTOH TABEL ANALISIS HARGA SATUAN DASAR ALAT


K. FORMAT KERTAS KERJA POKJA PEMILIHAN UNTUK PENETAPAN HARGA SATUAN
DASAR HASIL KLARIFIKASI
L. CONTOH KASUS URAIAN/RINCIAN AHSP PESERTA

3 PELAKSANAAN KLARIFIKASI M. CONTOH TABEL REKAPITULASI HASIL KLARIFIKASI KEWAJARAN HARGA (MPU DAN
BUKAN MPU)
DAN EVALUASI KEWAJARAN N. CONTOH TABEL REKAPITULASI TOTAL HARGA HASIL KLARIFIKASI KEWAJARAN HARGA
O. CONTOH TABEL KESIMPULAN EVALUASI KEWAJARAN HARGA
HARGA UNTUK PENAWARAN DI P. CONTOH BERITA ACARA HASIL KLARIFIKASI KUANTITAS/KOEFISIEN DAN HARGA
BAWAH 80% HPS SATUAN DASAR
Q. BERITA ACARA HASIL EVALUASI KEWAJARAN HARGA
R. CONTOH SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENAIKKAN JAMINAN PELAKSANAAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


23
17
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
ISI SUBSTANSI SE
PERSIAPAN KLARIFIKASI DAN EVALUASI PELAKSANAAN KLARIFIKASI DAN EVALUASI
KEWAJARAN HARGA UNTUK KEWAJARAN HARGA UNTUK PENAWARAN
PENAWARAN DI BAWAH 80% HPS DI BAWAH 80% HPS
1. Meminta Peserta Menyampaikan Analisa Harga Satuan Pekerjaan.
1. Pokja Pemilihan melakukan evaluasi 2. Menyusun Format Klarifikasi Kewajaran Harga.
3. Meminta Penjelasan Terhadap Kuantitas/Koefisien
kewajaran harga dalam hal total
4. Menetapkan Kuantitas/Koefisien Hasil Klarifikasi
penawaran harga terkoreksi Peserta 5. Menetapkan Harga Satuan Dasar Upah, Bahan dan Peralatan Hasil
tender dibawah nilai nominal 80% HPS. Klarifikasi
6. Melakukan Klarifikasi terhadap Perbedaan Rincian Uraian pada AHSP
2. Pokja Pemilihan mengirimkan undangan antara Penawaran Peserta dengan HPS (Apabila Ada)
Klarifikasi Kewajaran Harga. 7. Menghitung Harga Satuan Hasil Klarifikasi Mata Pembayaran Utama
3. Dalam hal diperlukan Pokja Pemilihan 8. Menghitung Harga Satuan yang Bukan Mata Pembayaran Utama
9. Menghitung Total Harga Klarifikasi
dapat didampingi oleh Tim Teknis 10. Membandingkan antara Total Harga Hasil Klarifikasi dengan Penawaran
Pendamping Evaluasi Kewajaran Harga. Pokja Pemilihan, membandingkan antara total harga hasil klarifikasi
(tanpa keuntungan dan PPN) dengan total harga penawaran terkoreksi
(tanpa PPN)
11. Kesimpulan Evaluasi Kewajaran Harga

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


24
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
SE MENTERI PUPR NOMOR 20/SE/M/2021 TENTANG
PEDOMAN OPERASIONAL TERTIB PENYELENGGARAAN
PENUNJUKAN LANGSUNG PERMINTAAN BERULANG
D (REPEAT ORDER ) DALAM PENGADAAN JASA KONSULTANSI
KONSTRUKSI DI KEMENTERIAN PUPR
A. Urgensi SE
• Rata-rata terdapat ±3.000 paket jasa konsultansi konstruksi di Kementerian PUPR
yang dilaksanakan setiap tahunnya;
• Secara lingkup pekerjaan, paket jasa konsultansi konstruksi bersifat sejenis dan
berulang setiap tahunnya, yaitu pekerjaan perencanaan/perancangan dan pekerjaan
pengawasan/supervisi;
• Seleksi jasa konsultansi konstruksi dilaksanakan melalui metode prakualifikasi,
sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama (rata-rata 75 hari);
• Perpres No.16/2018 beserta aturan perubahannya telah mengatur pilihan repeat order
untuk jasa konsultansi konstruksi, tetapi belum terimplementasi.

“Perlu adanya penjelasan yang lebih rinci mengenai tata cara pelaksanaan
penunjukan langsung permintaan berulang (repeat order).”

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


26
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
B. Dasar, Maksud, Dan Tujuan SE

1. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun


2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Maksud: Sebagai acuan bagi pihak yang
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi, beserta 1 terkait dalam melaksanakan penunjukan
langsung permintaan berulang (repeat order)
jasa konsultansi konstruksi di Kementerian PUPR.
perubahannya;
2. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa Tujuan: Mendorong terwujudnya tertib
Pemerintah, beserta perubahannya;
3. Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 2 penyelenggaraan penunjukan langsung permintaan
berulang (repeat order) untuk pengadaan jasa
konsultansi konstruksi di Kementerian PUPR.
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


27
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
C. Isi Substansi SE
Kriteria dan Batasan Pekerjaan Penunjukan
Langsung Permintaan Berulang (Repeat Order) LAMPIRAN
• Kriteria Pekerjaan Permintaan Berulang (Repeat Order)
• Batasan Permintaan Berulang (Repeat Order) 1. Bagan Alir Standar Operasional
Prosedur Pelaksanaan Permintaan
Berulang (Repeat Order);
Kriteria dan Penilaian Kinerja Penyedia Jasa 2. Format Dokumen Penetapan dan
• Kriteria Penyedia Jasa untuk Permintaan Berulang Risalah Penilaian Kinerja Penyedia;
ISI

(Repeat Order) 3. Format Surat Permohonan


• Penilaian Kinerja Penyedia Jasa
Permintaan Berulang (Repeat
Order);
4. Format Daftar Simak Kelengkapan
Tata Cara Penyelenggaraan Penunjukan Dokumen Persiapan Pengadaan;
Langsung Permintaan Berulang (Repeat Order)
dan
• Tahapan Persiapan Pengadaan
• Tahapan Persiapan Pemilihan 5. Standar Dokumen Pemilihan
• Tahapan Pelaksanaan Pemilihan Penyedia melalui Repeat Order.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
28
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
1 KRITERIA & BATASAN PEKERJAAN PENUNJUKAN LANGSUNG
PERMINTAAN BERULANG (REPEAT ORDER)

Kriteria pekerjaan jasa konsultansi konstruksi yang dapat dilakukan


penunjukan langsung permintaan berulang (repeat order) terdiri atas:

pekerjaan yang berkaitan dan/atau


a. ruang lingkupnya sama dengan b. Desain berulang.
pekerjaan sebelumnya.
dengan ketentuan: dengan ketentuan:
1) Pekerjaan sejenis dengan pekerjaan sebelumnya; 1) Pekerjaan konstruksi sederhana;
ATAU
2) Uraian pekerjaan, metodologi pekerjaan & 2) Memiliki standar secara umum; dan
output tidak melebihi paket pekerjaan 3) Penyesuaian desain hanya dilakukan untuk bagian
sebelumnya; dan/atau fondasi/dasar bangunan.
3) Jumlah, jenis keahlian & waktu penugasan
tenaga ahli tidak melebihi pekerjaan
sebelumnya.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


29
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
Batasan pekerjaan penunjukan langsung permintaan berulang
(repeat order) untuk penyedia jasa konsultansi konstruksi yang
sama terdiri atas:

a. dilakukan oleh BP2JK yang sama;


b. paling banyak 2 (dua) kali dalam tahun anggaran yang sama
dan/atau tahun berikutnya paling lama 3 (tiga) tahun anggaran
sejak pekerjaan sebelumnya; dan
c. segmentasi pemaketan sama dengan pekerjaan sebelumnya.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


30
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
2 KRITERIA DAN PENILAIAN KINERJA PENYEDIA JASA
Kriteria penyedia jasa konsultansi Penilaian kinerja penyedia jasa berdasarkan:
konstruksi yang dapat dilakukan
penunjukan langsung permintaan No. Aspek Indikator Bobot
berulang (repeat order) terdiri atas: Kualitas & kesesuaian
a. 30%
Kuantitas keluaran/output
Memiliki kinerja baik atau sangat baik
a. kemampuan
berdasarkan penilaian PPK pada b. Biaya
pengendalian biaya
20%
pekerjaan sebelumnya;
c. Waktu ketepatan 30%
Memiliki kualifikasi usaha yang sama
b. dengan pekerjaan sebelumnya. d. Layanan
komunikasi dan
20%
tingkat respons
Kepada penyedia jasa konsultansi
• Penilaian Kinerja dilaksanakan melalui SIKaP.
c. konstruksi yang sama pada pekerjaan
sebelumnya, termasuk apabila melakukan • Penilaian kinerja yang belum dapat dilakukan
melalui SIKaP, dituangkan dalam Dokumen Risalah
kerjasama operasi. Penilaian Kinerja Penyedia

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


31
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
TATA CARA PENYELENGGARAAN PENUNJUKAN LANGSUNG
3 PERMINTAAN BERULANG (REPEAT ORDER)

PPK menyampaikan dokumen persiapan pengadaan untuk paket


Tahapan Persiapan pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan metode penunjukan langsung
Pengadaan permintaan berulang kepada Kepala BP2JK, dengan melampirkan:
a. Surat Keputusan Penetapan sebagai PPK;
b. Dokumen Anggaran Belanja (RKA-KL) yang telah ditetapkan;
c. ID paket RUP;
Tahapan Persiapan d. Kerangka Acuan Kerja;
Pemilihan e. Harga Perkiraan Sendiri;
f. Rancangan Kontrak;
g. Penilaian kinerja Penyedia pada SIKaP atau Penetapan dan Risalah
Penilaian Kinerja Penyedia oleh PPK untuk pekerjaan sebelumnya,
Tahapan Pelaksanaan dengan nilai kinerja baik atau sangat baik; dan
Pemilihan h. Surat Permintaan Proses Permintaan Berulang (Repeat Order).

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


32
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
Kepala BP2JK menetapkan Pokja Pemilihan setelah
Tahapan Persiapan a. dokumen persiapan pengadaan dinyatakan
Pengadaan lengkap.

b.b. Pokja Pemilihan melakukan persiapan pemilihan


penyedia permintaan berulang (repeat order)

Tahapan Persiapan c. Pokja Pemilihan menyusun tahapan permintaan


Pemilihan berulang

d. Pokja Pemilihan menyusun jadwal permintaan


berulang sesuai dengan kebutuhan

Tahapan Pelaksanaan Pokja Pemilihan menyusun Dokumen Pemilihan, yaitu


Pemilihan e. dokumen kualifikasi dan dokumen repeat order.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


33
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
Pokja Pemilihan melaksanakan:
1. Mengundang dan menyampaikan 8. Membuka Dokumen Penawaran,
Tahapan Persiapan Dokumen Kualifikasi pada Pelaku melakukan evaluasi administrasi, teknis,
Pengadaan Usaha yang akan dilakukan koreksi aritmatik dan harga.
permintaan berulang. 9. Klarifikasi dan negosiasi teknis & harga.
2. Pelaku Usaha yang diundang 10. Melaporkan kepada PPK bila hasil
menyampaikan Dokumen evaluasi dinyatakan tidak memenuhi
Kualifikasi. syarat.
Tahapan Persiapan 3. Evaluasi kualifikasi. 11. Menyusun Berita Acara Hasil Penunjukan
Pemilihan 4. Pembuktian kualifikasi. Langsung permintaan berulang.
5. Menetapkan hasil kualifikasi dan 12. Mengumumkan hasil permintaan berulang
penyampaian undangan (bila pada SPSE.
lulus kualifikasi). 13. Menyampaikan hasil permintaan
6. Memberikan penjelasan. berulang kepada PPK melalui SPSE
Tahapan dengan tembusan kepada Kepala BP2JK.
Pelaksanaan 7. Pelaku Usaha menyampaikan
Dokumen Penawaran dalam 1 14. Jika Penyedia telah terkualifikasi dalam
Pemilihan file (berisi dokumen administrasi, SIKaP maka Pokja Pemilihan tidak
teknis, & harga). melakukan tahapan 1 s/d 4.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


34
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai