Anda di halaman 1dari 19

PERSAINGAN MONOPOLISTIK

“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Ekonomi Mikro Islam”
(Dosen Pengampu Ibu Gilang Rizky Dewanti,SEI.,MBA)

Disusun Oleh:
Kelompok 10
1. Ayu Permata Sari (0502192064)
2. Fajar Akbar Nuari (0502192050)
3. Yusrina Rsia Siregar (0502192063)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena memberi Penulis
kenyamanan sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat waktu.
Tanpa bantuan-Nya, tentu saja, Penulis tidak akan dapat menyelesaikan Makalah
ini dengan baik. Shalawat dan salam Penulis limpahkan kepada raja kita tercinta,
Nabi Muhammad, yang kita nanti akan beralih ke syariahnya di akhirat.
        Penulis bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk kelimpahan
nikmat sehat-Nya, baik dalam bentuk kesehatan fisik dan Rohani, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan pembuatan Makalah ini.
       Penulis tentu menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna dan
masih ada banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk alasan ini,
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk Makalah ini, sehingga
Makalah ini nantinya bisa menjadi Makalah yang lebih baik. Kemudian jika ada
banyak kesalahan dalam Makalah ini Penulis meminta maaf sebesar-besarnya.
Demikian, semoga Makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 27 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik ........................................................ 3


B. Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistik............................................................. 3
C. Kesimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik........................................ 5
D. Persaingan Bukan Harga..................................................................................... 7
E. Penilaian Keatas Pasar Persaingan Monopolistik...............................................9
F. Kelebihan dan Kekurangan Pasar Persaingan Monopolistik..............................11

BAB III KASUS PERSAINGAN MONOPOLISTIK

A. Kasus 1................................................................................................................12
B. Kasus 2................................................................................................................13

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia hidup tidak lepas dari berbagai hal yang disebut kebutuan sehari-hari.
Mulai dari kebutuhan primer (kebutuhan yang paling utama atau kebutuhan tingkat
satu seperti pangan, sandang dan papan), kebutuhan sekunder (kebutuhan tingkat dua
setelah kebutuhan primer seperti peralatan mandi, obat-obatan dan alat tulis), sampai
kebutuhan tersier (kebutuhan tingkat tiga setelah kebutuhan primer dan sekunder
seperti kendaraan, radio, dan alat rias wajah). Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut, manusia dapat mengandalkan hasil alam kemudian mengolahnya menjadi
barang yang memiliki daya guna lebih. Selain memanfaatkan hasil alam, manusia juga
menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penunjangnya.
Namun seperi yang kita ketahui, tidak semua manusia memiliki keahlian atau
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya. Masyarakat Indonesia pernah melalui
zaman dimana mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dengan melakukan barter.
Namun sistem barter kurang efektif karena barang yang menjadi objek barter memiliki
nilai tukar yang tidak sama. Oleh karena itu diciptakanlah alat tukar yang disebut
uang. Uang yang digunakan sampai saat ini adalah uang berbentuk uang kertas dan
uang logam. Mata uang yang menjadi mata uang di Indonesia adalah rupiah.
Adanya uang membuat manusia yang memiliki keahlian dan kemampuan
menghasilkan barang kebutuhan, membuka sistem jual beli atau berdagang. Para
pedagang atau produsen menjual barang atau jasa kepada para pembeli atau
konsumen. Seiring dengan bertambah banyaknya produsen maka dibentuklah suatu
sistem yang disebut pasar. Pasar adalah adalah salah satu dari berbagai sistem,
institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang,
jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Pasar terbagi menjadi
dua yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Pasar
persaingan tidak sempurna terbagi lagi menjadi tiga yaitu pasar monopoli, pasar
oligopoli dan pasar monopolistik.
Pasar  di Indonesia didukung oleh sumber daya alam yang melimpah  yang
memungkinkan untuk seseorang memproduksi barang dengan jumlah yang banyak

1
sehingga dengan mudah setiap produsen mendapat bahan untuk berproduksi. Ketika
banyak produsen memproduksi barang yang sama, walaupun dengan kemasan, merk
dan kualiatas yang berbeda. Maka disnilah terjadi pasar persaingan monopolistik.
Dalam makalah ini, Penulis Makalah akan membahas lebih rinci mengenai pasar
monopolistik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari Makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik?
2. Apa Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistik?
3. Bagaimana Kesimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik?
4. Bagaimana Persaingan Bukan Harga dalam Pasar Persaingan Monopolistik?
5. Bagaimana Penilaian Keatas Pasar Persaingan Monopolistik?
6. Apa Kelebihan dan Kekurangan Pasar Persaingan Monopolistik?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik
2. Untuk Mengetahui Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistik
3. Untuk Mengetahui Kesimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik
4. Untuk Mengetahui Persaingan Bukan Harga dalam Pasar Persaingan
Monopolistik
5. Untuk Mengetahui Penilaian Keatas Pasar Persaingan Monopolistik
6. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Pasar Persaingan Monopolistik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Persingan Monopolistik


Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada diantara dua
jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifat-
sifatnya mengandung unsur-unsur sifat monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar
persaingan sempurna. Pasar persaingan monopolistik dapat didefenisikan sebagai suatu
pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak
(different products). Contohnya adalah: shampoo, pasta gigi, kosmetik, dll. Meskipun
fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk
yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan
aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain. 1
Dalam pasar persaingan monopolistik konsumen merasakan adanya perbedaan
karakteristik Dari komoditas-komoditas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan
komoditas-komoditas yang dihasilkan perusahaan lainnya. Dalam hal ini dijumpai
banyak aspek deferensiasi komoditas. Sebagai contohnya, perbedaan komoditas bisa
didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya seperti bedafungsi, design dan kualitas.
Perbedaan juga dapat dijumpai dalam kaitannya dengan merk, logo atau kemasan. Lebih
lanjut perbedaan juga dapat dijumpai dalam kaitannya dengan hal-hal yang terkait
dengan penjualan seperti jangka waktu kredit, ketersediaan komoditas, kemudahan
dalam memperolehnya, pelayanan purna jual, lokasi perolehan komoditas, pelayanan
dan sebagainya. Pakaian, obat-obatan, kosmetik, restaurant dan banyak komoditas
makanan adalah contoh-contoh komoditas monopolistik yang umum dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.

B. Ciri-ciri Pasar Persiangan Monopolistik


Pada pasar monolistik mempunyari ciri-ciri sebagai Berikut: 2

1 Sukirno, Sadono.2000.Pengantar Teori Mikroekonomi.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,hlm: 104


2 Sukirno, Sadono.2012.Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,hlm: 109

3
1. Adanya diferensiasi produk
Produk suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik berbeda
coraknya (differentiatied product) dan secara fisik mudah dibedakan diantara
produksi suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya. Disamping
perbedaan dalam bentuk fisik barang tersebut, terdapat pula perbedaan-
perbedaan dalam pengemasannya, perbedaan dalam pelayanan purna jual,
perbedaan cara pembayarannya dan lain-lain. Sebagai akibat dari perbedaan-
perbedaan tersebut, maka barang yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan
dalam pasar persaingan monopolistik bukanlah barang yang bersifat pengganti
sempurna (perfect substitute) terhadap barang yang diproduksi oleh perusahaan
lain.

2. Terdapat banyak produsen atau penjual


Dalam pasar ini terdapat cukup banyak penjual, namun tidak sebanyak
seperti dalam pasar persaingan sempurna. Apabila di dalam pasar sudah terdapat
beberapa puluh perusahaan, maka struktur pasar tersebut sudah dapat dikatakan
sebagai persaingan monopolistis, yang penting tidak satupun dari perusahaan-
perusahaan tersebut ukuran atau besarnya jauh melebihi dari perusahaan-
perusahaan lainnya. Perusahaan dalam pasar monopolistis mempunyai ukuran
yang relatif sama besarnya. Keadaan ini menyebabkan produksi terdapat di
dalam industry atau keseluruhan pasar.

3. Produsen Mempunyai sedikit Kekuasaan untuk mempengaruhi harga


Pada persaingan monopolistik berbeda dengan perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna, yang tidak mempunyai kekuasaan dalam mempengaruhi
harga, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik dapat mempengaruhi
harga, namun demikian pengaruhnya relatif kecil kalau dibandingkan dengan
perusahaan oligopoli dan monopoli. Kekuasaan mempengaruhi harga oleh
perusahaan monopolistik bersumber dari sifat barang yang berbeda corak.
Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu lebih barang
dari sesuatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai barang yang dihasilkan
oleh perusahaan lainnya. Maka apabila sesuatu perusahaan menaikkan harga

4
barangnya, ia masih dapat menarik pembeli meskipun jumlah pembelinya tidak
sebanyak seperti sebelum terjadinya kenaikan harga tersebut. Sebaliknya jika
perusahaan persaingan monopolistik tersebut menurunkan harga, tidaklah mudah
untuk menjual semua barang yang diproduksinya. Banyak diantara konsumen
dalam pasar persaingan monopolistik masih membeli barang yang dihasilkan
oleh perusahaan-perusahaan lain, walaupun harganya sudah menjadi relatif lebih
mahal.

4. Produsen dapat keluar masuk pasar


Hambatan yang dihadapi tidaklah seberat seperti dalam oligopoli dan
monopoli. Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha didalam pasar
persaingan monopolistik tidak akan banyak mengalami kesukaran.

5. Promosi penjualan lebih aktif


Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari
perusahaanperusahaan dalam persaingan monopolistik. Suatu perusahaan
mungkin menjual barangnya dengan harga relatif tinggi, tetapi masih dapat
menarik banyak langganan. Sebaliknya suatu perusahaan lain mungkin harga
barangnya rendah, tetapi tidak banyak menarik langganan. Keadaan seperti ini
disebabkan oleh sifat barang yang mereka hasilkan, yaitu barang yang bersifat
berbeda corak. Ini menimbulkan daya tarik yang berbeda kepada para pembeli.

C. Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik


Kurva permintaaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistik
adalah lebih elastis dari yang dihadapi monopoli tetapi elastisitasnya tidak sampai
mencapai elastis sempurna (kurva permintaan adalah sejajar sumbu datar), yaitu kurva
permintaan yang dihadapi suatu perusahaan dalam persaingan sempurna.3

3 Sarnowo, Henry & Danang Sunyoto. 2011. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Jakarta:CAPS,hlm:204

5
1. Keimbangan Jangka Pendek
Untuk Menjelaskan Keseimbangan Jangka Pendek di Pasar Persaingan Monopolistik,
dapat dilihat dari Perspektif Penjual secara Individual, baik yang memperoleh Profit
maupun yang menderita Kerugian.

Penjual Memperoleh Profit (Maksimalisasi Profit)


a. Pada Kurva sebelah kiri, Penjual memperoleh laba dari penjualan Produk
dengan harga sebesar P1 dan Kuantitas sebanyak Q1 (pada titik ini
maksimalisasi profit terpenuhi, yakni ketika MC berpotongan dengan
MR).
b. Besaran Profit yang di dapatakan adalah area segiempat P1-A-B-C

Penjual Mengalami Kerugian (Minimalisasi Kerugian)


a. Sementara pada Kurva sebelah kanan, Kurva AC berada diatas Kurva
Permintaan (D), Sehingga harga (P) lebih rendah daripada average total
cost (AC). Dengan demikian, Penjual mengalami Kerugian.
b. Adapun minimalisai kerugian terpenuhi dengan Penjualan Produk
sebanyak Q2 dan sebesar P2
c. Besarnya Kerugian Minimal terlihat pada area segiempat P2-J-K-L

6
2. Keseimbangan Jangka Panjang

a. Dalam sebuah Pasar Persaingan Monopolistik, Jika Perusahaan-


perusahaan menghasilkan Keuntungan maka, Perusahaan baru akan masuk
dan kurva Permintaan Perusahaan-perusahaan yang sudah ada sebelumnya
bergeser ke kiri.
b. Hal senada, jika Perusahaan-perusahaan mengalami kerugian, Perusahaan
lama akan keluar dan kurva Permintaan pada Perusahaan-perusahaan yang
bertahan bergeser Kekanan. Karena adanya Pergeseran Permintaan ini,
Perusahaan yang kompetitif Monopolistik pada akhirnya menemui
keseimbangan jangka Panjang. Dimana kurva D bersinggungan dengan
Kurva AC di satu titik (e).
c. Pada titik tersebut e tersebut terpenuhi kondisi zero economic profit, yakni
Ketika P=AC, dalam hal ini ketika harga sebesar Pe dan Kuantitas
Sebanyak Qe.

D. Persaingan Bukan Harga


Persaingan bukan harga pada hakekatnya mengandung arti usaha-usaha diluar
perubahan harga yang dilakukan oleh firma untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas
barang yang diproduksikannya. Persaingan bukan-harga bertujuan untuk menggeser
kurva permintaan ke kanan, pergeseran itu berarti pada setiap tingkat harga, jumlah

7
barang yang diminta menjadi bertambah banyak. Persaingan bukan-harga dapat
dibedakan menjadi dua jenis :4
a. Diferensiasi produksi, yaitu menciptakan barang yang sejenis tetapi berbeda
berbeda coraknya dengan produksi firma-firma lainnya
b. iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan.
            Di dalam persaingan monopolistis dan oligopoli, persaingan bukan-harga sangat
aktif dilakukan. Untuk monopoli alasannya yaitu : karena firma monopoli tidak
memiliki saingan. Dalam persaingan sempurna, persaingan bukan-harga tidak di
lakukan karena barang yang diproduksi firma-firma adalah serupa
atau identical. Sehingga para pembeli tidak dapat mengetahui manakah barang yang
dihasilkan oleh firma yang menjalankan persaingan bukan-harga.

1. Diferensiasi Produk
            Setiap firma dalam persaingan monopolistis akan berusaha untuk
memproduksikan barang yang mempunyai sifat yang khusus, dan yang dapat dibedakan
dengan jelas dari produksi firma-firma lainnya. Maka di dalam pasar akan terdapat
berbagai barang yang dihasilkan suatu industri yang mempunyai corak, mutu, desain,
mode dan merk yang berbeda-beda. Terapatnya berbagai variasi  dari suatu jenis barang
adalah sifat istimewa dari pasar persaingan monopolistis yang tidak terdapat dalam
pasar persaingan sempurna.
            Kepada setiap firma barang yang berbeda-beda sifatnya tersebut akan menjadi
daya penarik khusus ke atas barang yang di produksikannya.Segolongan konsumen
tertentu akan lebih suka membeli barangnya (walaupun harganya lebih mahal)
dibandingkan dengan barang-barang yang sejenis yang dihasilkan produsen-produsen
lainnya. Dengan demikian diferasiasi produksi dapat menciptakan suatu bentuk
kekuasaan monopoli

2. Promosi Penjualan Melalui Iklan


             Didalam  perusahaan-perusahaan modern kegiatan mempersiapkan dan
membuat iklan adalah suatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil

4 Partadiredja, Ace.1985. Pengantar Ekonomika. Yogyakarta : BPFE,hlm:144

8
produksinya. Tujuan perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan adalah
sebagai berikut :
a. Untuk memberikan penerangan kepada konsumen-konsumen mengenai barang
yang diproduksikannya.
b. Untuk menekankan bahwa barang yang dihasilkannya adalah merupakan barang
yang sangat baik.
c. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen.
d. Dari ketiga jenis iklan ini yang biasa di gunakan dalam pasar pesaingan
monopolistik adalah  jenis iklan pertama dan kedua. Iklan pertama digunakan
pada waktu firma memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru. Sedangkan
iklan jenis kedua digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar.

E. Penilaian Keatas Pasar Persaingan Monopolistik


Didalam bagian ini analisis yang dibuat hanya meliputi penilaian keatas akibat-
akibat persaingan monopolistik kepada pengunaan sumber-sumber daya, dorongan untuk
mengembangkan tekhnologi dan melakukan inovasi, dan corak distribusi pendapatan.
Salah satu
kegiatan peting yang dilakukan oleh perusahaan monopolistis adalah melakukan
promosi penjualan secara iklan. Kebaikan dan keburukan dari kegiatan ini akan dinilai
dalam bagian berikut.5

1. Efisiensi Dalam Menggunakan Sumber Daya


Untuk menilai sampai dimana efisiensi pasar persaingan monopolistik didalam
mengalokasikan sumber-sumber daya, akan dibuat suatu perbandingan dengan
efisiensi perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Walaupun perusahaan persaingan
sempurna dan perusahaan monopolistik sama-sama mendapat keuntungan normal, tetapi
dalam perusahaan monopolistik ongkos produksi per unit lebih tinggi, harga barang lebih
tinggi, dan jumlah produksi lebih rendah (sehingga menyebabkan kapasitas memproduksi
yang digunakan adalah dibawah tingkat yang optimal).

5. Sudarman, Ari. 1992. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE,hlm:99

9
2. Efisiensi dan Diferensiasi Produk
Barang yang diproduksikan secara efisien sehngga dapat dijual dengan harga
murah maupun harga yang lebih mahal tetapi masyarakat dapat menentukan barang yang
akan dikonsumsinya dari pilihan jenis barang yang lebih banyak, semua itu tergatung
pada value judgement masyarakat tersebut. Sekiranya mereka lebih menyukai harga yang
murah, maka kekurangan pilihan tidak dipandang sebagai suatu yang merugikan.
Sebaliknya, apabila masyarakat menginginkan pilihan barang yang lebih banyak,
sehingga dapat dibuat pilihan yang lebih tepat, harga yang lebih tinggi tidaklah terlalu
merisaukan mereka.

3. Perkembangan Teknologi dan Inovasi


            Pada umumnya ahli ekonomi berpendapat bahwa bentuk pasar tersebut
memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perkembangan teknologi.
Keuntungan yang melebihi normal didalam jangka pendek dapat mendorong kepada
kegiatan mengembangkan teknologi tetapi dorongan tersebut adalah sangat lemah
karena perusahaan-perusahaan menyadari bahwa keuntungan yang diperoleh dari
mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat bertahan dalam waktu
yang lama. Keuntungan melebihi normal yang diperoleh akan mendorong firma-firma
lain untuk masuk ke industri tersebut, dan ini terus berlangsung sehingga keuntungan
melebihi normal tidak ada lagi. Maka dalam waktu yang singkat keuntungan yang
diperoleh dari perkembangan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.

4. Distribusi Pendapatan
            Persaingan monopolistik mengakibatkan corak distribusi pendaptan yang sama
sifatnya seperti yang biasanya terdapat dalam persaingan sempurna, yaitu distribusi
pendapatan adalah seimbang. Karena tidak terdapat keuntungan yang berlebih-lebihan
dalam jangka panjang, maka pengusaha dan pemilik modal tidak memperoleh pendapatan
yang berlebih-lebihan. Disamping itu dalam pasar terdapat banyak perusahaan, dan ini
berarti keuntungan normal yang diperoleh akan dibagikan kepada jumlah pemilik modal
dan pengusaha yang banyak jumlahnya. Berdasarkan kecenderungan ini ahli-ahli
ekonomi berpendapat bahwa pasar monopolistik menimbulkan corak distribusi
pendapatan yang lebih merata.

10
F.  Kelebihan dan Kekurangan Pasar Persaingan Monopolistik
Kelebihan pasar Persaingan Monopolistik:6
1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk
dapat memilih produk yang terbaik baginya.
2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu
melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan
produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk
yang dipilihnya.
4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan
sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

Kekurangan pasar Persaingan Monopolistik:7


1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga,
kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan
pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik,
karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan
meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus
dibayar oleh konsumen.

6 N. Gregory Mankiw,Euston Quah, Peter Wilson.2014. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi Asia: Jakarta
Salemba Empat,hlm:379
7 N. Gregory Mankiw,Euston Quah, Peter Wilson.2014. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi Asia: Jakarta
Salemba Empat,hlm:380

11
BAB III
KASUS PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Kasus 1 : Iklan dan Harga Kacamata


Apa Pengaruh yang diberikan oleh Iklan terhadap harga sebuah barang? Disatu
sisi, Iklan dapat membuat konsumen menganggap bahwa suatu produk lebih berbeda
dari yang sebenarnya. Jika demikian, hal ini akan membuat Pasar menjadi kurang
kompetitif dan Kurva Permintaan Perusahaan-perusahaan menjadi kurang elastis, dan
hal ini akan mengakibatkan Perusahaan-perusahaanmemasang harga lebih tinggi. Di sisi
lain, Iklan mungkin dapat memudahkan Konsumen untuk mencari Perusahaan yang
menawarkan harga terbaik. Dalam kasus ini, hal tersebut akan membuat pasar menjadi
lebih kompetitif dan Kurva Permintaan Perusahaan-perusahaan menjadi lebih elastis,
dan seharusnya mengarah pada harga lebih rendah.
Pada sebuah Artikel yang diterbitkan di dala Journal of law and Economic pada
tahun 1972, Ahli ekonomi Lee Benham menguji Kedua pandangan terhadap Periklanan
tersebut. Di Amerika Serikat selama tahun 1960-an, Pemerintah negara-negara bagian
menetapkan berbagai aturan tentang Periklanan Ahli optometri. Beberapa Negara
bagian memperbolehkan Periklanan kacamata dan Pemeriksaan mata. Namun, banyak
Negara bagian yang melarangnya.
Contoh, Hukum di Florida berisi sebagai Berikut:
Melanggar Hukum jika orang, Perusahaan, atau Korporasi, untuk Mengiklankan baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan cara apa pun suatu harga tertentu
atau tidak tentu atau kredit untuk lensa preskriftif atau korektif, bingkai, kacamata
perskriptif atau korektif yang lengkap, atau layanan optometric apa pun bagian ini
disampaikan demi kepentingan kesehatan, keamanan dan kesejahteraan publik, dan
ketentuan-ketentuannya akan ditafsirkan dengan bebas untuk menjalankan objek dan
tujuannya.
Benham menggunakan perbedaan-perbedaan pada hukum negara bagian sebagai
eksperimen alami untuk menguji dua pandangan terhadap periklanan, harga rata-rata
untuk sepasang kacamat adalah $33 (Angka ini tidak sekecil yang terlihat, karena harga
ini adalah pada tahun 1963). Pada negara-negara bagian yang tidak melarang periklanan
harga rata-rata adalah $26. jadi, periklanan mengurangi harga rata-rata sampai lebih dari

12
20 persen. Di pasar kacamata, dan mungkin juga di pasar-pasar lain, periklanan
menyuburkan kompetisi dan mengarah pada harga-harga yang lebih rendah untuk
konsumen.

Kasus 2: “Air Mineral dalam Kemasan ” Pasar Persaingan Monopolistik

Besarnya Permintaan terhadap Air Mineral dalam Kemasan mendorong munculnya


Pemain-pemain Baru dalam pasar Tersebut. Namun, demikian sosok Pemain lama
seperti Aqua tetap bertengger dipuncak dalam hal Pengusaan pasar

13
Segmentasi Pasar Air Minum Dalam Kemasan

Hal yang perlu dicatat adalah, segmentasi pasar Aqua hanya dapat disaingi
oleh Nestle. Hal ini ditunjukkan oleh harga jual Nestle Pure Life yang tidak terpaut
terlalu jauh dari Harga jual Aqua. Namun, dengan pangsa pasar yang jauh lebih kecil
dibanding Aqua, Nestle masih cenderung bersifat sebagai Price Taker yang
mengikuti harga pasar yang ditetapkan oleh Aqua selaku penguasa pasar. Disisi lain,
toko-toko seperti Indomaret maupun Alfamart tidak ingin ketinggalan untuk
mengambil porsi dalam pasar Produk Air Minum dalam Kemasan. Dalam hal ini,
kedua toko tersebut berusaha untuk bersaing dalam segmen pasar yang cenderung
mengarah kepada masyarakat kelas menengah ke bawah dengan menetapkan harga
jual yang sangat terjangkau, khususnya Alfamart yang menetapkan harga jual paling
rendah dibanding para pemain lainnya.

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar
dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak
(differentiated product). Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar
yang berada diantara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna
dan monopoli. Oleh seab itu sifat-sifatnya mengandung unsur sifat-sifat pasar
monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar persaingan sempurna. Yang memiliki cirri-ciri
utama yaitu terdapat banyak penjual, barangnya bersifat berbeda corak, dapat
mempengaruhi harga, kemasukan relative mudah dan banyak melakukan persaingan
bukan harga. Perusahaan juga memiliki keseimbangan jangka pendek dan jangka
panajang di dalam menghasilkan keuntungan yang normal.

B. Saran
Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari
semua pihak terutama Dosen. Penulis hanyalah manusia biasa. Jika ada kesalahan,
itu datangnya dari penulis sendiri dan jika ada kebenaran, itu datangnya dari Allah
SWT.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono.2000.Pengantar Teori Mikroekonomi.Jakarta:PT Raja Grafindo


Persada
Sukirno, Sadono.2012.Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sarnowo, Henry & Danang Sunyoto. 2011. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro.
Jakarta:CAPS
Partadiredja, Ace.1985. Pengantar Ekonomika. Yogyakarta : BPFE
Sudarman, Ari. 1992. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE
N. Gregory Mankiw,Euston Quah, Peter Wilson.2014. Pengantar Ekonomi Mikro.
Edisi Asia: Jakarta Salemba Empat
Artikel yang ditertibkan di dalam Journal of Law and Economic
https://www.journals.uchicago.edu/toc/jle/current

16

Anda mungkin juga menyukai