Anda di halaman 1dari 5

PAPUA STRATEGIC POLICY FORUM 3

(ARAH BARU KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PAPUA MEMASUKI ERA NEW


NORMAL)
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Ekonomi Regional
Dosen Pengampuh : Fahmi Wibawa, SE,MBA.

Oleh Kelompok 12

M. Raihan Assyiraf 11180840000068


Ahmad Zulfikar 11180840000072
Rafi Rafsandjani 11180840000113

EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020
PENDAHULUAN

Judul Seminar : Papua Strategic Policy Forum #3 (Arah Baru Kebijakan Pembangunan
Papua Memasuki Era New Normal)
Tanggal/Tempat : Selasa, 9 Juni 2020/ Zoom Meeting & Livestream Youtube
Pemateri :
1. Drs. Bambang Purwoko, MA. (Ketua Gugus Tugas Papua Universitas Gadjah Mada)
2. Jaleswari Pramodhawardani, MA. (Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP)
3. Drs. Akmal Malik, M.Si. (Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri) diwakilkan Drs. Andi
Bataralifu, M.Si
4. Klemen Tinal, S.E., M.M. (Wakil Gubernur Papua)
5. Isaias Douw, S.Sos., MAP. (Bupati Nabire, Papua)
6. Willem Wandik, S.E., M.Si. (Bupati Puncak, Papua)
7. Drs. Benhur Tomi Mano, MM. (Walikota Jayapura, Papua)
8. Dr. Yanri Wijayanti Subronto, Ph.D., Sp.PD-KPTI (Dosen FKKMK UGM / Kepala Poli
Edelweis RSUP Dr. Sardjito)
9. Danang Wahyuhono, M.Sc. (Peneliti Gugus Tugas Papua UGM)
10. Dr. Gabriel Lele (Peneliti Gugus Tugas Papua UGM)
11. Dr. Velix Venando Wanggai (Direktur DTTP Bappenas)

Perkembangan kasus COVID-19 di dunia terus meningkat, termasuk di Papua. Papua yang
sudah memiliki masalah keterbatasan, kini juga harus disibukkan dengan penanganan COVID-19
dengan berbagai keterbatasannya. Selain berdampak serius bagi kesehatan masyarakat, pandemi
COVID-19 juga berdampak sangat besar terhadap pencapaian agenda pembangunan nasional
serta kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat. Saat ini daerah Papua masih melakukan
PSDD (memiliki arti yang sama dengan PSBB) namun melihat dari pemerintah pusat yang akan
menjalankan new normal maka Papua juga pasti akan menjalankannya.

Era normal baru juga menuntut adanya kebijakan pembangunan daerah yang berbeda dengan
model dan prioritas pembangunan sebelum adanya pandemi COVID-19. Aktivitas pemerintahan
yang selama ini dijalankan dengan tradisi pemerintahan lama harus bergeser pada penerapan e-
government yang lebih optimal, yang tentu saja membutuhkan peningkatan infrastruktur dasar
teknologi informasi.

Merespon permasalahan di atas, Gugus Tugas Papua Universitas Gadjah Mada (GTP UGM)
dan Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama (PPKK) Fisipol UGM memandang perlu
untuk membahas membahas hal tersebut dalam sebuah forum seminar dan diskusi secara
daring /online. Forum ini adalah bagian dari forum kajian rutin yang dilaksanakan oleh GTP
UGM yaitu forum Papua Strategic Policy Forum yang untuk seri yang ke 3 ini membahas isu
spesifik yaitu Arah Baru Kebijakan Pembangunan Papua Memasuki Era Normal Baru.
PEMBAHASAN

Permasalahan pandemi virus COVID-19 harus deselesaikan secara bersama-sama baik


antara pemerintah dengan masyarakat ataupun pada internal pemerintahan itu sendiri, seperti
antara pemerintah pusat dan daerah. Seperti yang dikatakan oleh Wakil Gubernur Papua
yaitu Bapak Klemen Tinal, S.E., M.M bahwa untuk menyelesaikan permasalahan ini harus
menggunakan pendekatan kontekstual secara bersama. Permasalahan yang diselesaikan juga
tidak hanya permasalahan pada virus COVID-19 saja tetapi juga kepada permasalahan yang
muncul akibat adanya permasalahan virus COVID-19 ini seperti permasalan ekonomi dan
pembangunan.

Terkait dengan pembangunan Daerah Papua memasuki era normal baru, pemerintah
pusat dengan pemerintah daerah Papua harus berkoordinasi dalam merancang kebijakan baru
untuk menyeuaikan dengan kondisi ini. Pada forum Papua Strategic Policy, khususnya pada
materi yang seharusnya disampaikan oleh Drs. Akmal Malik, M.Si. selaku Dirjen Otonomi
Daerah Kemendagri namun karena beliau berhalangan sehingga diwakilkan oleh Drs. Andi
Bataralifu, M.Si selaku Direktur penataan daerah, OTSUS dan DPOD direktorat jendral
otonomi daerah KEMENDAGRI. Pada materi yang beliau sampaikan dihasilkan kesimpulan
yang terbentuk di dalam 4 poin penting.

Poin yang pertama yaitu mendorong pemda untuk mempedomani & melaksanakan
sejumlah kebijakan pemerintah pusat, termasuk membangun sinergitas dalam pembagian
tugas antara pusat dan daerah. Salah satu wujud sinergitas ini diperlihatkan melalui.
Pembagian wewenang/tugas antara pusat & daerah dalam pengendalian dampak ekonomi
akibat COVID-19 seperti pada table berikut.

Indikator Pusat Provinsi Kabupaten/ Mekanisme


Kota Hubungan
Pengendalia Realokasi APBN RelokasiAPBD Relokasi APBD Pemerintah
n Dampak Pedoman Provinsi Kabupaten/Kot Daerah
Ekonomi Realokasi APBD Insentif ekonomi a memberikan
COVID-19 Penyusunan lokal Insentif insentif pada
Paket Ekonomi Pemberdayaan ekonomi lokal industri,
untuk insentif UMKM Pemberdayaan UMKM dan
ekonomi dalam Pembuatan UMKM bisnis lokal
negeri program jaring Pembuatan
Pembuatan pengamanan jaring
jaring pengaman sosial Provinsi pengaman
sosial (Kartu sosial
prakerja, Kabupaten/kota
program BLT
dsb)
Poin yang kedua yaitu progres kebijakan pembangunan daerah harus tetap dilanjutkan
melalui pendekatan pengendalian dampak ekonomi, pendekatan anggaran, dan pendekatan e-
government. Berikut adalah salah satu contoh kebijakan pada tiap pendekatan

EKONOMI ANGGARAN E-GOVERNMENT

Memberikan Insentif Arah kebijakan Menggeser paradigma


Pajak (Peraturan Menteri Perubahan APBD TA pelayanan publik atau
Keuangan Nomor 2020 diprioritaskan untuk penyelenggaraan
23/PMK.03/2020 tentang mendorong sektor administrasi dari face-to-
Insentif Wajib Pajak industri, pariwisata, face/physical service
terdampak wabah pertanian dan menjadi digital service
COVID-19) UMKM/Koperasi selain
sektor Kesehatan.

Poin yang ketiga yaitu mensosialisasikan semangat hidup normal baru (new normal life)
melalui lomba inovasi daerah untuk kembali beraktifitas dengan mengedepankan protocol
covid-19. Dan poin yang terakhir yaitu Kemendagri berkomitmen untuk tetap menjalankan
agenda-agenda pembangunan Papua, seperti proses amandemen UU 21/2001 tentang Otsus
Bagi Prov. Papua, amandemen PP 54/2004 ttg MRP, dukungan terhadap program ADEM
dan ADIK untuk generasi muda OAP, dll.

Jika pemerintah pusat dengan pemerintah daerah mempunyai koordinasi yang baik maka
tantangan yang dihadapi daerah Papua dalam menghadapi era normal baru ini menjadi lebih
ringan, khususnya pada sektor kesehatan. Karena seperti yang dikatakan oleh salah satu
pemateri yaitu Dr. Yanri Wijayanti Subronto, PhD, bahwa adanya COVID-19 ini seperti
membuka kotak pandora dari keadaan pembangunan kesehatan selama ini, karena
permasalahan COVID-19 seperti menunjukan realita sektor kesehatan di Papua yang
terbilang masih rendah. Permasalahan ini harus menjadi salah satu fokus pemerintah pusat
dan daerah untuk segera dibenahi karena jika maksud dari diadakannya era normal baru ini
untuk melanjutkan aktivitas ekonomi agar pembangunan tidak terhambat sedangkan sektor
(kesehatan) yang dapat mengendalikan inti permasalahannya itu sendiri (virus) masih belum
siap maka aktivas pembangunan malah bisa menjadi lebih terhambat.

Permasalahan sektor kesehatan ini juga mempunyai hubungan dengan materi yang
disampaikan oleh Bapak Danang Wahyuhono, M.Sc. selaku Peneliti Gugus Tugas Papua
UGM yang membahas tentang prioritas pembangunan memasuki era normal baru. Beliau
membuat dua poin penting yang harus diperhatikan untuk memasuki era normal baru ini
yaitu:

Penerapan protokol Menata arah


New Normal
kesehatan secara ketat pembangunan
Terdapat dua poin penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pembangunan di
era normal baru ini. Poin yang pertama yaitu penerapan protokol kesehatan secara ketat, ini
seperti yang dijelaskan oleh Dr. Yanri Wijayanti Subronto, PhD bahwa sektor kesehatan
benar-benar harus siap terlebih dahulu sebelum memasuki era normal baru karena ciri dari
normal itu pasti angka penyebaran virus ini meningkat karena adanya pelonggaran maka dari
itu untuk mengimbangi kenaikan ini maka baik itu fasilitas kesehatan ataupun kesadaran diri
masyarakat itu sendiri harus ditingkatkan. Yang menjadi salah satu tantangan besar yang
akan dihadapi Papua bukan hanya dari fasilitas kesehatan saja tetapi juga meningkatkan
kesadaran masyarakatnya seperti yang dikatakan oleh Bapak Klemen Tinal, S.E., M.M.
selaku Wakil Gubernur Papua bahwa salah satu yang menjadi isu utama Daerah Papua dalam
menghadapi pandemi ini adalah social budaya, karena budaya di Papua masih kental sekali,
salah satunya yaitu budaya hidup berbagi dan budaya jabat tangan (kipo moti, amakane).

Poin yang kedua yaitu menata arah pembangunan, dengan adanya era normal baru ini
pasti ada perubahan strategi pembangunan untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemic ini
maka dari itu pemerintah aruh menata arah baru pembangunan khususnya di Daerah Papua.
Dari kedua poin ini maka Bapak Danang Wahyuhono, M.Sc. menyimpulkan bahwa arah baru
pembangunan Papua dalam memasuki era normal baru seperti berikut :

Pembangunan
konektivitas wilayah dan
Human Security dan manusia, serta tata kelola
Pendekatan Kesejahteraan pemerintahan yang
melayani

Human security dan pendekatan kesejahteraan yang didalamnya yaitu menjaga sumber
penghidupan, akses ekonomi, layanan kesehatan, pendidikan, dan rasa aman ditopang dengan
pembangunan konektivitas wilayah dan manusia, serta tata kelola pemerintahan yang
melayani. Inilah arah baru pembangunan Papua dalam memasuki era normal baru
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Peneliti Gugus Tugas Papua UGM.

Anda mungkin juga menyukai