Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN RESIKO
“IDENTIFIKASI RESIKO PADA PT. LION MENTARI AIRLINES”

DOSEN:
Desi Nuraida, S.E,. M.M

DISUSUN OLEH:
Devi Pujiati 022001902032
Farah Jihan 022001902005
Sulhajir 022001902022
Yunus TSM 022001902028

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PRODI MANAJEMEN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji sukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“IDENTIFIKASI RESIKO PADA PT. LION MENTARI AIRLINES” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Desi
Nuraida , S.E,. M.M pada tugas makalah Manajemen Risiko. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan serta ilmu manajemen risiko terhadap sepeda motor
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Desi Nuraida , S.E,. M.M selaku Dosen
Manajemen Risiko yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 16 November 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB 1...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Pemilihan Industri....................................................................................4
1.2 Tujuan Pemilihan Industri..................................................................................................4
1.3 Ruang Lingkup Resiko pada Industri................................................................................4
 Risiko fluktuasi nilai tukar mata uang rupiah dalam US Dollar............................................4
 Risiko fluktuasi harga avtur........................................................................................................4
 Resiko kesiapan karyawan dalam pelayanan.............................................................................4
 Resiko keselamatan dalam penerbangan..................................................................................4
BAB II..................................................................................................................5
2.1 Metode Identifikasi Resiko..................................................................................................5
2.2 Proses Identifikasi Resiko..................................................................................................5
BAB III................................................................................................................6
3.1 Pengukuran Resiko..............................................................................................................6
3.2 Penanggulangan Resiko.....................................................................................................12
3.3 Strategi yang Diambil untuk meminimalkan Resiko......................................................12
BAB IV...............................................................................................................14
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................14
4.2 Saran...................................................................................................................................14

DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemilihan Industri


PT. Lion Mentari Airlines beroperasi sebagai Lion Air adalah sebuah maskapai
penerbangan bertarif rendah yang berpangkalan pusat di Jakarta, Indonesia. Lion Air
sendiri adalah maskapai swasta terbesar di Indonesia. Dengan jaringan rute di
Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Australia, India, Arab Saudi, dan Jepang,
serta rute charter menuju Cina, Hong Kong, Korea Selatan, dan Makau. Lion Air
menjadikan dirinya sebagai pemain Regional yang akan berkompetisi dengan AirAsia
dari Malaysia. Sepanjang tahun operasionalnya, Lion Air mengalami penambahan
armada secara signifikan sejak tahun operasionalnya pada tahun 2000 dengan
memegang sejumlah kontrak besar, salah satunya yaitu kontrak pengadaan pesawat
dengan Airbus dan Boeing dengan total keseluruhan sebesar US$ 46.4 Milliar untuk
armada 234 unit Airbus A320 dan 203 Pesawat Boeing 737 MAX. Perusahaan sendiri
telah memiliki perencanaan jangka panjang pada maskapai untuk memberdayakan
armadanya untuk mempercepat ekspansinya di kancah regional Asia Tenggara dengan
membuat anak perusahaannya sendiri, yaitu Wings Air dan Batik Air sebagai
pemerkuat operasional maskapai di Indonesia dan untuk di luar negeri, Lion Air
memperkuat kehadirannya dengan mendirikan Malindo Air dan Thai Lion Air. Lion
Air sebagai salah satu perusahaan penerbangan di Indonesia dihadapkan dengan
persaingan pasar yang kompetetif dan dinamis baik dengan pemain lama maupun
perusahaan baru. Kondisi tersebut mengharuskan Lion Air untuk mampu terus
meningkatkan kualitas jasa penerbangannya.
1.2 Tujuan Pemilihan Industri
Tujuan memilih industri Penerbangan agar dapat mengetahui resiko-resiko yang
terjadi dan apa saja solusi penyelesaian akan resiko tersebut sehingga tidak
menghambat pelayanan Penerbangan Maskapai PT. Lion Mentari Airlines dalam
beroperasi.
1.3 Ruang Lingkup Resiko pada Industri
 Risiko fluktuasi nilai tukar mata uang rupiah dalam US Dollar
 Risiko fluktuasi harga avtur
 Resiko kesiapan karyawan dalam pelayanan
 Resiko keselamatan dalam penerbangan.
BAB II
IDENTIFIKASI RESIKO

2.1 Metode Identifikasi Resiko


Metode yang digunakan adalah melakukan analisis yaitu menggunakan berbagai
informasi dan data yang tersedia pada perusahaan Lion Airlines mengenai segala
sesuatu yang pernah terjadi tentang resiko yang terjadi pada maskapai PT. Lion Air
2.2 Proses Identifikasi Resiko
Identifikasi bertujuan untuk menyusun daftar risiko secara komprehensif dari
kejadian-kejadian yang dapat berdampak pada setiap elemen kegiatan. Perlu juga
dilakukan pencatatan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi risiko yang ada
secara rinci
sehingga menggambarkan proses yang terjadi.
Daftar pertanyaan berikut perlu dipertimbangkan sebagai tuntunan pelaksanaan
proses identifikasi risiko.
Berikut Daftar Pertanyaan Untuk Identifikasi Risiko
1. Apa sumber dari setiap risiko?
2. Apa yang mungkin terjadi dapat:
a. Meningkatkan atau mengurangi efektivitas pencapaian sasaran/target?
b. Membuat pencapaian sasaran (finansial, manusia, waktu, dll,)
lebih/tidak efisien?
c. Menyebabkan stakeholders bertindak yang meningkatkan atau
mengurangi pencapaian sasaran/target?
d. Menimbulkan manfaat tambahan?
3. Apakah efeknya bagi sasaran/target organisasi?
4. Kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana risiko-risiko ini (negatif/positif)
dapat terjadi?
5. Siapa yang berkepentingan atau terkena dampak?
6. Apakah ada pengendalian yang dilakukan saat ini?
7. Apa yang menyebabkan pengendalian yang ada saat ini tidak efektif?
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengukuran Resiko


Terdapat beberapa cara untuk mengukur probabilitas risiko, diantaranya adalah
melalui pendekatan frekuensi, pendekatan binomial, pendekatan poisson,
pendekatan distribusi normal serta model logistik (Djohanputro, 2013). Pengukuran
probabilitas risiko dapat dilakukan secara kualitatif apabila tidak tersedia atau
kurangnya data yang akan diolah yaitu melalui kategorisasi probabilitas risiko
menjadi jarang sekali (rare), kecil kemungkinan (unlikely), mungkin (possible),
sangat mungkin (likely) dan hampir pasti (almost certain). Hal ini pun bergantung
dari sifat bisnis dari masing-masing organisasi.
penelitian kualitatif analisis studi kasus deskriptif, dengan mengumpulkan
informasi secara faktual dan akurat mengenai proses bisnis dari PT XYZ.
Penelitian ini menggunakan metode analisis data historis perusahaan.

Rincian kerangka analisis tersebut dimulai dari Analisis Industri LCC dan Peran
Manajemen Risiko di dalam Industri Penerbangan. Pada tahap ini dilakukan
pendalaman mengenai konsep manajemen pemetaan proses bisnis, analisis
kondisi eksternal melalui analisis PESTEL serta wawancara dengan pihak
berkepentingan terkait risiko-risiko yang dihadapi perusahaan.
Risiko yaitu peran manajemen risiko pada konteks corporate finance, terutama
dalam bisnis maskapai penerbangan. Selanjutnya, dilakukan pemahaman industri
bisnis penerbangan LCC melalui analisis industri penerbangan Low Cost Carrier
(LCC) di Indonesia. Perusahaan sejenis yang dilakukan benchmark/acuan adalah
Air Asia Indonesia, Cebu Pacific dan Tiger Airways. Tahapan berikutnya adalah
analisis internal perusahaan. Pada tahap ini, dilakukan kajian laporan keuangan
dan business plan untuk memperoleh data mengenai risiko-risiko yang dominan
pada perusahaan terkait. Analisis dilakukan dengan cara melihat pengeluaran
yang signifikan dan terjadi secara kontinyu pada perusahaan terkait. Kajian
internal perusahaan diperkuat dengan wawancara kepada pihak-pihak di
perusahaan yang memberikan data primer untuk melakukan kajian manajemen
risiko.
Diketahui bahwa kejadian-kejadian risiko yang sangat krusial bagi keberjalanan
perusahaan mencakup risiko-risiko finansial, yaitu risiko fluktuasi nilai tukar mata
uang rupiah dan US Dollar (USD) serta risiko fluktuasi harga avtur.
A. Tangibles Hasil penilaian responden terhadap variabel tangibles adalah
sebagai berikut :
Tabel Penilaian Tingkat Kepentingan Terhadap Variabel Tangible

Berdasarkan tabel di atas dapat dipaparkan bahwa dari 100 responden, rata-
rata memberikan penilaian sebesar 3,95 dan nilai tersebut kategori penting.
Dengan demikian menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap variable
tangibles adalah penting.
B. Personnel
Hasil penilaian responden terhadap variabel perseonnel adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan tabel di atas dapat dipaparkan bahwa dari 100 responden, rata-
rata memberikan penilaian sebesar 3,93 dan nilai tersebut kategori penting.
Dengan demikian menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap variabel
empathy adalah setuju.
C. Image
Hasil penilaian responden terhadap variabel image adalah sebagai berikut :
Tabel Penilaian Tingkat Kepentingan Terhadap Variabel Image

Berdasarkan tabel di atas dapat dipaparkan bahwa dari 100 responden, rata-
rata memberikan penilaian sebesar 3,96 dan nilai tersebut kategori penting.
Dengan demikian menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap variabel
image adalah penting.
 Analisis Tingkat Kesesuaian Kualitas Layanan Setiap Dimensi
Tabel Rangkuman Tingkat Kesesuaian Kualitas Layanan:

 Analisis Tingkat Kesesuaian Kualitas Layanan Setiap Dimensi


Tabel Dimensi Tangibles:
Setelah koordinat titik potong, dan koordinat masing-masing variabel
maka unsur-unsur tersebut dibagi menjadi empat bagian dalam
diagram kartesius.

Hasil Analisis Diagram Kartesius Dari gambar diagram kartesius


terlihat bahwa letak dari variabel-variabel kualitas layanan jasa terbagi
dalam beberapa kuadran. Dari hasil analisis diagram kartesius, dapat
diketahui posisi dari tingkat harapan pelanggan dengan kinerja kualitas
layanan yang diberikan perusahaan. Hasil interpretasi dari posisi
tingkat 56.

kepentingan pelanggan dengan kinerja kualitas layanan dapat


dijelaskan sebagai berikut :
1. Kuadran I menunjukkan atribut-atribut tingkat harapan
pelanggan dan tingkat kinerja kualitas pelayanan yang sama-
sama tinggi sehingga konsumen merasakan kepuasan. Hal ini
menuntut perusahaan untuk mempertahankan posisinya
(pertahankan prestasi). Indikator-indikator yang masuk dalam
kuadran ini adalah Awak pesawat Lion Air seharusnya
menunjukkan sikap empati kepada para penumpang, Kesadaran
awak pesawat maskapai Lion Air seharusnya akan tugasnya
terwujud, Fasilitas AC di pesawat Lion Air seharusnya
jumlahnya cukup dan beroperasi dengan baik, Kerbersihan
toilet pesawat Lion Air seharusnya selalu terjaga, Kursi
pesawat Lion Air seharusnya tampak bersih dan rapi, Kualitas
kursi pesawat Lion Air yang digunakam seharusnya
memberikan kenyamanan selama perjalanan, Jadwal
penerbangan Lion Air seharusnya sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
2. Kuadran II menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan
yang memiliki harapan rendah sedangkan tingkat kinerjanya
tinggi. Dalam pelaksanaan atribut ini dirasakan terlalu
berlebihan padahal konsumen menganggapnya kurang penting
(berlebihan). Berdasarkan analisis diagram kartesius
indikatorindikator yang berada dalam kuadran ini adalah Lion
Air seharusnya memberikan banyak tawaran tiket promo,
terutama pada musim liburan (ketersediaan penawaran harga
tiket rendah), Lion Air seharusnya mempunyai citra perusahaan
yang baik, dan Kondisi dalam pesawat Lion Air seharusnya
bersih dan tampak modern. Strategi yang hendaknya dilakukan
oleh perusahaan harus mempertimbangkan kembali atribut
yang masuk dalam kuadran ini karena dirasakan terlalu
berlebihan.
3. Kuadran III menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan
memiliki tingkat harapan pelanggan dan tingkat kinerja kualitas
pelayanan yang sama-sama rendah. Atribut kualitas pelayanan
pada kuadran ini dirasakan tidak terlalu penting oleh
konsumen, perusahaan melaksanakannya biasa-biasa saja
sehingga belum perlu memperbaiki kinerja (prioritas rendah).
Indikatorindikator yang berada di dalam kuadran ini adalah
Seragam awak pesawat Lion Air seharusnya menarik secara
visual, Biaya bagasi pesawat seharusnya relatif rendah, Awak
pesawat Lion Air seharusnya menunjukkan kepedulian secara
personal kepada semua penumpang dan Proses pemesanan dan
pembelian tiket Lion Air seharusnya relatif mudah.
4. Kuadran IV menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan
dengan tingkat kepentingan pelanggan yang tinggi sedangkan
tingkat kinerja kualitas pelanggan dinilai rendah sehingga
kepuasan konsumen rendah (prioritas utama). Indikator-
Indikator yang masuk dalam kuadran ini adalah Awak 59
pesawat Lion Air seharusnya bersikap ramah dan kooperatif
saat memberikan pelayanan, Awak pesawat Lion Air
seharusnya memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan
penumpang, Harga tiket yang dibeli seharusnya sesuai dengan
layanan yang diberikan, Kualitas katering yang disajikan dalam
pesawat Lion Air seharusnya memuaskan dan Awak pesawat
Lion Air seharusnya dapat memberikan jawaban yang tepat
untuk pertanyaan penumpang. Harga tiket yang dibeli
seharusnya sesuai dengan layanan yang diberikan, Kualitas
katering yang disajikan dalam pesawat Lion Air seharusnya
memuaskan dan Awak pesawat Lion Air seharusnya dapat
memberikan jawaban yang tepat untuk pertanyaan penumpang.
Hal ini berarti bahwa konsumen memberikan penilaian
kepentingan yang dirasakan tinggi dan nilai kualitas pelayanan
yang tinggi. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa konsumen
mempunyai kepentingan yang tinggi terhadap tingkat kinerja
pelayanan namun yang dirasakan responden tidak setinggi
tingkat kepentingannya dan responden merasa belum puas
dengan pelayanan yang diberikan.
3.2 Penanggulangan Resiko
Tahap evaluasi akan menentukan perlakuan dan implementasi yang diprioritaskan
untuk perlakuan-perlakuan risiko-risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko sekaligus
untuk menetapkan seberapa jauh risiko diterima atau ditolak keberadaannya.
Terdapat empat langkah utama dalam melakukan evaluasi risiko (Djohanputro,
2013), yaitu: a. Membandingkan ukuran risiko Membandingkan ukuran risiko
adalah melakukan analisis probabilitas dan dampak dengan kapasitas khususnya
kemampuan finansial atau aset organisasi terkait, sehingga besarnya risiko akan
berbeda secara relatif bagi berbagai organisasi yang berbeda. b. Menetapkan
preferansi risiko Terdapat unsur subyektivitas dari pengambil keputusan dalam
menetapkan preferensi risiko, yang dapat menentukan daftar risiko yang melewati
batas preferensi risiko dan daftar risiko di bawah batas preferensi risiko. c. Menyusun
skala prioritas Skala penanganan risiko dilakukan terhadap daftar-daftar risiko
yang sudah diidentifikasi dan risiko-risiko yang melewati batas preferensi risiko,
namun tidak menutup kemungkinan untuk menyusun skala prioritas berdasarkan
daftar risiko yang berada di bawah batas preferensi risiko. d. Memetakan risiko
Pemetaan risiko adalah untuk (1) menyusun skala prioritas; dan (2) memperoleh
model penanganan risiko yang sesuai untuk setiap risiko bergantung pada peta
risiko yang ada (Djohanputro, 2013). Peta risiko pada umumnya memiliki dua
jenis yaitu (1) peta risiko inheren, yaitu peta risiko sebelum penanganan risiko dan
(2) peta ekspektasi/target yaitu peta risiko yang diharapkan setelah penanganan risiko
berjalan dan berfungsi dengan baik.
3.3 Strategi yang Diambil untuk meminimalkan Resiko
Berdasarkan hasil analisis, maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Pihak Lion Air hendaknya memprioritaskan variabel-variabel yang berada
pada kuadran IV, yaitu dengan cara meningkatkan indikator-indikator
yang masuk dalam kuadran ini yaitu Awak pesawat Lion Air seharusnya
bersikap ramah dan kooperatif saat memberikan pelayanan, Awak pesawat
Lion Air seharusnya memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan
penumpang, Harga tiket yang dibeli seharusnya sesuai dengan layanan
yang diberikan, Kualitas katering yang disajikan dalam pesawat Lion Air
seharusnya memuaskan dan Awak pesawat Lion Air seharusnya dapat
memberikan jawaban yang tepat untuk pertanyaan penumpang. Hal ini
berarti bahwa konsumen memberikan penilaian kepentingan yang
dirasakan tinggi dan nilai kualitas pelayanan yang tinggi. Hasil tersebut
mengindikasikan bahwa konsumen mempunyai kepentingan yang tinggi
terhadap tingkat kinerja pelayanan namun yang dirasakan responden tidak
setinggi tingkat kepentingannya dan responden merasa belum puas dengan
pelayanan yang diberikan.
2. Sebaiknya pihak Lion Air harus dapat mempertahankan kualitas pelayanan
yang sudah memberikan kepuasan bagi pelanggan terutama pada
dimensiyang berada dalam kudran I.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kualitas pelayanan Lion Air saat ini masih kurang memuaskan jika dibandingkan
dengan apa yang diharapkan oleh pengguna jasa/ penumpangnya. Hal ini terbukti dari
nilai gap kepuasan dari atribut yang diteliti bernilai negatif.
 Perawatan dan pemeliharaan pesawat secara rutin dan berkala
 Pemberian reward dan punish pada karyawan
 Pelatihan peningkatan keahlian
 Penambahan armada baru
 Kebersihan dan kerapian pesawat
4.2 Saran
 Dalam meningkatkan kualitas layanan dari Lion Air maka pihak manajemen perlu
memfokuskan perhatian terhadap karakteristik dari respon teknis.
 Dalam strategi bersaing pihak manajemen Lion Air perlu meperhatikan
keunggulan dan kelemahan yang dimilikinya maupun dari maskapai penerbangan
competitornya

Anda mungkin juga menyukai