Teknik pemeriksaan: inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Gunakan garis imaginer untuk mengetahui susunan anatomi dada. Lokasi paru-paru tergantung dari usia dan perkembangan anak. Pada bayi, paru-paru dapat berada di dada anterior atau di sekitar apex atau di sekitar klavikula atau pada costa 5 di garis midklavikula. Pada usia 6 tahun, paru-paru dapat dikaji di daerah antara apex sampai costa 6 di garis midklavikula. Dari belakang, paru-paru dapat dikaji pada vertebra torakal pertama sampai vertebra torakal 10.
INSPEKSI
Lepaskan/buka pakaian yang menutupi dada.
Pada remaja, payudara agar tetap tertutup, dapat dibuka apabila diperlukan saja. Menginspeksi dada meliputi juga observasi anak ketika terdengar batuk, stridor, grunting, snoring, wheezing, serak, dan tipe serta jumlah sputum bila ada. Kaji respiratory rate dan pola nafas. Pada bayi dan anak kecil lebih sering menggunakan pernafasan diafraghma atau abdominal. Pergerakan dada dievaluasi dengan mengobservasi bentuk dan kesimetrisan dada dari depan, samping, dan belakang. Dua bentuk dada yang menggambarkan adanya gangguan adalah pectus carinatum (pigeon chest) dan pectus excavatum (funnel chest). Apakah anak mengalami scoliosis, sebab scoliosis menyebabkan gangguan pada fungsi paru-paru.
PALPASI
Palpasi dada dimulai dari dada bagian posterior/belakang.
Untuk mengurangi rasa takut pada anak, berdirilah pada posisi di mana anak dapat melihat pemeriksa setiap waktu. Palpasi dada posterior untuk melihat apakah ada kekakuan, tactil fremitus. Untuk mengevaluasi ada tidaknya kekakuan pada dada posterior, rabalah bagian thorax dari belakang dengan menempatkan keseluruhan PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN PRODI S1 KEPERAWATAN
jari pada punggung, untuk melihat apakah rasa nyeri atau
ketidaknyamanan. Untuk mengevaluasi ada tidaknya tactil fremitus, palpasilah dinding dada belakang/punggung dan mintalah anak untuk menyebutkan “tujuh-tujuh”, rasakanlah vibrasinya. Vibrasi dari fokal ditransmisikan ke dinding dada melalui saluran pernafasan. Perkusi dada posterior dilakukan untuk mengkaji kesamaan bunyi densitas paru kanan dan kiri.
AUSKULTASI
Auskultasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik suara nafas.
Suara nafas dapat didengar lebih baik bila anak ada dalam posisi duduk, bila memungkinkan. Bayi dan toddler dapat duduk di pangkuan ibunya, mintalah bantuan orang tua untuk membuka/melepaskan baju anak dan bantu untuk memposisikan anak. Posisi pemeriksa ada di samping anak, biarkan anak mengetahui gerak- gerik pemeriksa. Sebelum memulai auskultasi, biarkan anak untuk memegang atau bermain dengan stetoskop dan hangatkan stetoskop sebelum diletakkan di dada anak. Kepala stetotoskop dibersikan dengan alkohol sebelum digunakan untuk anak yang lainnya. Kecemasan dan rasa takut mungkin membuat anak menangis pada pemeriksaan ini. Dapat dikurangi dengan melakukan distraksi atau memfokuskan perhatian anak pada aktivitas yang lain selama pemeriksaan dilakukan. Pada anak yang tidak dapat bekerja sama, lakukan auskultasi di sela- sela anak menangis. Bila anak tertidur atau sedang nyaman berada di pangkuan ibunya, lakukanlah auskultasi terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan yang lain. Mulailah mengauskultasi pada dada posterior, mintalah anak untuk menarik dan mengeluarkan nafas melalui mulut (seperti saat meniup lilin pada kue ulang tahun). Pegang stetoskop pada dinding dada posterior dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang dinding dada anterior, untuk memudahkan mendengar suara-suara nafas yang lain (wheezing) Daerah-daerah untuk auskultasi ada pada posterior kiri, kanan, lateral, dan anterior.