Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA WAHAM

Disusun oleh :
TRI WULAN DARI
S17185

PRODI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

A. DEFINISI
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan
dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran
klien yang sudah kehilangan kontrol.(Depkes RI,2000 dalam Fitria, 2012).
Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanta waham. Waham atau delusi adalah
ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua kenyataan dan tidak ada
kaitannya dengan latar belakang budaya (Keliat, 2010).

B. ETIOLOGI
1. Faktor predisposisi
a) Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menggangu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini
dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakir dengan gangguan presepsi, klien
menekankan perasaan nya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak
efektif.
b) Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbul nya
waham.
c) Faktor psikologi
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan dapat menimbulkan ansietas
dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.
d) Faktor biologis
Waham di yakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak atau
perubahan pada sel kortikal dan limbik.
2. Faktor presipitasi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan waham menurut Yosep,2014 :
a. Faktor sosial budaya
Waham dapat di picu karena ada nya perpisahan dengan orang yang berarti atau di
asingkan dari kelompok.
b. Faktor biokimia
Dopamin, norepinepin, dan zat halusinogen lain nya di duga dapat menjadi penyebab
waham pada seseorang.
c. Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasan nya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang
menyenagkan
C. Klasifikasi Waham
Waham apat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja (2011) yaitu :
Jenis Waham Pengertian Perilaku
Waham Keyakinan secara Saya ini pejabat di
Kebesaran berlebihan bahwa dirinya kementrian Semarang!”
memiliki kekuatan khusus Saya punya perusahaan
atau kelebihan yang paling besar lho”.
berbeda dengan orang
lain, diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
Waham Agama Keyakinan terhadap suatu Saya adalah Tuhan yang
agama secara berlebihan , bisa menguasai dan
diiucapkan berulang-ulang mengendalikan semua
tetapi tidak sesuai dengan makhluk”.
kenyataan
Waham curiga Keyakinan seseorang atau Saya tahu mereka mau
sekelompok orang yang menghancurkan saya,
mau merugikan atau karena ini dengan
mencederai dirinya, kesuksesannya saya”.
diungkapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
Jenis Waham Pengertian Perilaku
Waham somatik Keyakinan seseorang Saya menderita kanker.
bahwa tubuh atau sebagian Padahal hasil
tubuhnya terserang pemeriksaan lab tidak ada
penyakit, diucapkan sel kanker pada tubuhnya.
berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan
Waham Keyakinan seseorang Ini saya berada sialam
Nihilistik bahwa dirinya sudah kubur ya, semua yang ada
meninggal dunia, disimni adalah roh-roh
diucapkan berulang-ulang nya.”
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis adalah tanda dan gejala yang dapat dikaji pada klien dengan waham.
Tanda dan gejala pada klien dengan perubhan isi pikir : waham kebesaran anatara lain
menyatakan dirinya orang besar, mempunyai kekuatan pendidikan atau kekayaan yang luar
biasa, menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang,
mengatakan perasaan, mengenai penyakit yang ada didalam tubuhnya, menarik diri dan
isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang berlebihan,
kecemasan meningkat, sulit tidur,tampak apatis, suara montoon,ekspresi wajah datar, kadang
tertawa atau menangis sendiri, rasa sulit percaya pada orang lain (Maramis,2010).
Menurut Kusumawati (2010)) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat )
Cara berfikir magis dan primitif ,perhatian, isi pikir, bentuk, dan pengorganisasian
bicara(tangensial, neologisme,sirkumtansial).
2. Fungsi Persepsi
Diperseonalisaso dan halusinasi
3. Fungsi Emosi
Afek tumpul kurang respons enosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi berlebihan,
ambivalen.
4. Fungsi motorik
Impulsif gerakan tiba tiba dan spontan, manerisme, atcreotipik gerakan yang diulang-
ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia
5. Fungsi sosial kesepian
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah
6 Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul adalah
gangguan isi pikir : waham : dan PSP : Halusinasi.
Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu :
Tanda dan gejala pada klien dengan waham adalah : terbiasa menolak makan, tidak
ada perhatian pada perawatan diri, ekspresi wajah sedih dan ketakutan, gerakan tidak
terkontrol , mudah tersinggung, isi pembicaran tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan
kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar,
menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.

E. PATOFISIOLOGI
Dalam Yosep (2014),ada 6 fase terjadinya waham yakni :
1. Fase lock of human need
Waham diawalli dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis sehingga seseorang terdorong untuk melakukan kompensasi yang salah agar
keinginan untuk memenuhi kebutuhannya terpenuhi.
2. Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self reality
(kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan
standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
3. Fase control internal external
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan
adalah kebohongan, mentupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi
menghadapi kenyataan bagi klien adlah sesuatu yang berat, karena kebutuhannya untuk
diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam
hidupnya. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang
dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena
besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.

F. Pathway
(Keliat, 2010)

Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan proses pikir: waham

Isolasi Diri : Menarik Diri

Harga Diri

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang disarankan untuk dilakukan hanya bila ada kecurigaan penyebab
oragno-biologik. Kecurigaan penyebab organo-biologik apabila didapatkan onset yang relatif
cepat, riwayat kejang, demma tinggi, trauma,atau pemburukan penyakit fisik sebelum onset
gangguan. Pmeriksaan penunjang disesuaikan dengan kecurigaan penyakit penyebabnya.
Towsend (2010), Kaplan dan Saddock (2010)

H. PENGOBATAN
1. Farmakoterapi
Tatalaksana pengobatan ksizofrenia paranoid mengacu pada penatalaksaan skizofrenia
secara umum menurut Towsend (2010), Kaplan dan Saddock (2010) antara lain :
- Anti Psikotik
Jenis-jenis obat antipsikotik antara lain :
a) Chlorpromazine
Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalm anestesi, dan mengurangi gejala
emesis. Untuk gangguan jiwa.
b) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organik dan gangguan psikotik menarik diri.
c) Haloperidol
Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis, dan mania. Obat
antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan waham.
- Anti Parkinson
Triheksipenydil (Antane), untuk semua bentuk parkinsonisme , dan untuk
menghilangkan reaksi ekstrapiramidal akibat obat.

- Anti Depresan
Amitriptylin, untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan somatik.
Imipramin,untuk depresi dengan hambatan psikomotorik dan depresi neurotik.
- Anti ansietas
Digunakan untuk mengontrol ansietas, kelainan sometroform, kelainan disosiatif,
kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara gejala-gejala insomnia dan
ansietas. Obat-obat yang termasuk anti ansietas antara lain :
Fenobarbital
Meprobamat
Clordiazepoksida
2. Psikoterapi
3. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui keluarga klien, sebagai sekutu dalam proses
pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat dalm membantu ahli terapi dan
membantu perawatan klien.
4. ECT tipe katatonik

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Masalah Keperawatan yang mungkin muncul
a. Perubahan Proses Pikir : Waham
b. Resiko mencederai diri,orang lain dan lingkungan

2. Diagnosa Keperawatan (SDKI)

a. Waham ( D.0105)

- Definisi :

Keyakinan yang keliru tentang isi pikiran yang dipertahankan secara kuat atau terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan

- Tanda Mayor :

Subjektif :

Mengungkapkan isi waham

Obyektif :

Menunjukkan perilaku sesuai isi waham

Isi pikir tidak susuia realitas

- Tanda Minor :

Subjektif :

Merasa sulit berkonsentrasi

Objektif :

Curiga berlebih

Waspada berlebih

Sikap menentang atau bermusuhan

Wajah tegang

b. Resiko perilaku kekerasan ( D. 0146 )


Definisi :

Berisiko membahayaan secara fisik, emosi, dan atau seksual pada diri sendiri atau
orang lain.

Faktor Resiko : Pemikiran waham/delusi

3. Rencana asuhan keperawatan (Tujuan dan kriteria hasil menggunakan SLKI dan intervensi
berdasarkan SIKI)
a. Waham ( D.0105)
SLKI
- Status Orientasi (L.09090) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah status
orintasi membaik dengan kriteria hasil :
Verbalisasi waham dari skala 1 meningkat menjadi skala 3 sedang
Isi pikir sesuai realita dari skala 1 memburuk menjadi skala 3 sedang
Pembicaraan dari skala 1 memburuk menjadi skala 2 cukup membaik
Proses pikir dari skala 2 cukup memburuk menjadi skala 4 cukup membaik

SIKI :
- Manajemen Waham (I.06185)
Observasi
Monitor waham yang isinya membahayakan dirinya sendiri,orang lain dan lingkungan
Monitor efek terapeutik dan efek samping obat
Terapeutik
Bina hubungan interpersonal saling percaya
Hindari perdebatan tentang keyakinan yang keliru , nyatakan keraguan sesuai fakta
Lakukan intervensi pengontrolan perilaku waham
Edukasi
Anjurkan mengungkapkan dan memvalidasi waham dengan orang yang dipercaya
Latih manajemen stress
Jelaskan tentang waham serta penyakit terkait dan cara mengatasi dan obat yang diberikan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat, sesuai indikasi

b. Resiko perilaku kekerasan ( D. 0146 )


SLKI
- Kontrol Diri (L09076):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah control
diri meningkat dengan kriteria hasil :
Verbalisasi ancaman kepada orang lain dari skala 2 cukup meningkat menjadi skala 4
cukup menurun
Prilaku agresif dari skala 2 cukup meningkat menjadi skala 4 cukup menurun
Bicara ketus dari skala 2 cuku meningkat menjadi skala 4 cukup menurun
SIKI
- Pencegahan perilaku kekerasan ( L. 14544 )
Observasi
Monitor adanya benda yang berpotensi membahayakan
Terapeutik
Libatkan keluarga dan perawat
Edukasi
Latih cara mengungkapkan perasaan secara asertif
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna.2010.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC

Kusumawati dan Hartono.2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta: Salemba Medika

Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung,
2012
Tim Keperawatan Jiwa STIKES DHB. 2018. Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Jiwa

Yosep, Iyus dan Sutini.2014.Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental Health Nursing.
Bandung : Refika Aditama

Yusuf, Ah, DKK. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai