Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi di Indonesia terutama sektor industrinya

mengalami peningkatan yang cukup bagus setiap tahunnya, terbukti Indonesia

banyak menjalin kerjasama dengan Negara maju. Dengan banyaknya kerjasama

Indonesia dengan Negara maju yang berdampak pula terhadap perindustrian di

Indonesia, Apalagi dengan adanya UU No. 32 Tahun 2004 pemerintah pusat

memberikan kewenangan terhadap setiap daerah untuk dapat mengelola dan

mengatur rumah tangganya sendiri1. Ini memberikan keleluasaan setiap daerah

untuk mengelola daerahnya dalam mengatur potensi yang ada pada setiap daerah

tersebut. Secara tidak langsung kebijakan tersebut akan membawa dampak

terhadap kesejahteraan terhadap masyarakat di daerah tersebut dan membuka

peluang untuk investor mendirikan perusahaan di daerah tersebut, Ini akan

berdapak terhadap perekonomian bagi masyarakat sekitar.

Pulau jawa yang merupakan pusat dari segala perekonomian di Indonesia

mengakibatkan banyaknya perusahaan yang berdiri, di Pulau jawa karena

dianggap mempunyai investasi yang sangat bagus. Salah satunya di Provinsi Jawa

Timur banyak perusahaan BUMN ataupun Swasta berdiri salah satunya yaitu di

Kabupaten Pasuruan banyak anak perusahaan besar baik dari dalam maupun luar

negeri. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, nilai investasi di Kabupaten

Pasuruan naik drastis hingga 100%. Kenaikan hingga dua kali lipat dari tahun

1
UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi daerah

1
2

sebelumnya itu disumbang oleh usaha skala industry. Besaran kenaikan sendiri,

terdata dalam penghitungan yang dilakukan oleh Dinas Perijinan dan Penanaman

Modal Kabupaten Pasuruan, dari periode Januari-Juni 2010 hingga Juni 2011.

Untuk tahun 2012, nilai investasi mencapai total Rp 1,071 Trilliun, sementara

sampai Juni 2011 mengalami lonjakan signifikan, yakni mencapai Rp. 2,2257

Trilliun. Dwitono, Kepala Dinas Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten

Pasuruan mengatakan, kenaikan yang sangat drastis hanya terjadi pada usaha

industri dengan skala besar2. Adapun jumlah Industri di pasuruan di bagi dalam

pengelompokan berdasarkan klasifikasi dan berdasarkan jenisnya.

Tabel 1.1 Jumlah Industri Berdasarkan Klasifikasi3.

No Klasifikasi Satuan Jumlah


1. Industri Besar / Sedang Unit 476
2. Industri Kecil Unit 741
3. Industri Informal Unit 15.230
4. Tenaga Kerja Besar / Sedang Orang 93.512
5. Tenaga Kerja Kecil Orang 18.496
6. Tenaga Kerja Informal Orang 35.354
7. Investasi Besar / Sedang Juta Rp 6.496.914,23
8. Investasi Kecil Juta Rp 49.881,64
9. Investasi Informal Juta Rp 20.716,7

Dari kalisifikasi industri yang tertera di atas dapat dilihat banyaknya

pabrik industri kecil maupun besar di Pasuruan. Ini berdampak pada pertumbuhan

2
Admin,Nilai Investasi naik di pasuruan,http://www.pasuruankab.go.id/berita-939-nilai-investasi-
di-kabupetan-pasuruan-naik-100.html.11 febuari 2013
3
Cahyono, Dampak Aglomerasi Industri Besar Terhadap Pemanfaatan tata ruang https:// w
www.Its.ac.id/personalfiles/432-cahyono 11 febuari 2013
3

ekonomi masyarakat dan pendapatan daerah meningkat setiap tahunnya. Di sisi

lain banyaknya industri di Kabuptaen Pasuruan berdampak pada keadaan

lingkungan di Kabupaten Pasuruan. Dampak dari banyaknya industri di

Kabupaten Pasuruan terhadap lingkungan adalah Limbah Industri atau Limbah B3

(Berbau Berbahaya dan Beracun) yang dihasilkan oleh Pabrik yang tidak

memenuhi baku mutu kemudian di buang langsung kelingkungan sehingga dapat

membuat pencemaran lingkungan. Pencemaran yang dihasilkan ketika Pabrik atau

Perusahaan membuang limbah Bahan Berbahaya antara lain Penecemaran Udara,

Penceamaran Air, Pencemaran Daratan, yang dapat mengakibatkan kerusakan

lingkungan.

Dampak dari pencemaran udara yaitu kebisingan telah menjadi masalah

yang dihadapkan dari penduduk yang lingkungannya dekat dengan perusahaan

tersebut, kebisingan yang diakibatkan anatara 65-80 db sudah dapat meyebabkan

tuli dan gangguan kejiwaan seseorang. Dampak yang diakibatkan oleh

pencemaran udara yang paling berbahaya, Jika perusahaan atau tempat industri

tersebut menghasilkan gas yang tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna

yaitu pencemaran oleh Karbon Monoksida (CO), lingkungan yang sudah tercemar

oleh gas tersebut akan berdampak terhadap paru-paru apabila manusia menghirup

gas tersebut4. Dampak Pencemaran Air, Apabila air telah tercemar maka

kehidupan manusia akan tertanggu5. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran

air dapat berupa: air tidak dapat dimanfaatkan kembali, Air yang tercemar tidak

dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga, Air tidak dapat di gunakan untuk
4
Wisnu Arya Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan (Yogyakarta: Andi Yogyakarta,
2004) hal114-133
5
Ibid
4

perindustrian, Air tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan perikanan.

Air yang tercemar juga akan menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit

seperti Diare, Hepatitis A, Poliomyelitis, Cholera, Dysentry6. Pencemaran daratan

juga sering terjadi yang diakibatkan oleh limbah yang berbentuk padat yang

dibuang atau dikumpulkan. Bentuk dampak pencemaran daratan tergantung pada

sisi limbah padat yang dibuang serta jumlahnya. Jika jumlahnya sudah melampaui

kapsitas maka limbah tersebut akan berdampak pada keadaan lingkungan sekitar7.

Salah satunya adalah kasus terdapat di Kabupaten Pasuruan yaitu sebuah

Perusahaan yang memproduksi MSG Lysine, Threonine, Pupuk cair asal korea

PT.Cheil Jedang Pasuruan yang berdiri sejak 1990 di Jawa Timur, Terletak di

jalan Pasuruan-Probolinggo Kecamatan Rejoso Kabuapten Pasuruan perusahaan

ini berada di antara 12 desa di kecamatan Rejoso, meruapakan salah satu anak

perusahaan terbesar di Jawa Timur8. Perusahaan yang beroperasi sejak 22 tahun

yang lalu itu, masyarkat mengeluhkan bau dari asap pabrik yang terkadang

membuat udara menjadi bau karena perusahaan ini memang sangat dekat dengan

perumahan warga desa arjosari yaitu dusun Klenggoan, Sedengan dan Ngopak.

Selain itu Pada tanggal 2, oktober 2012 PT. Cheil Jedang Indoneisa Samsung, di

demo oleh masyarakat sekitar perusahaan tersebut, karena menurut warga sekitar

air yang ada di sungai rejoso teterkena limbah Perusahaan tersebut yang di duga

mengandung bahan kimia berbahaya. Warga melakukan demo terhadap

perusahaan tersebut diakibatkan banyak warga yang terserang penyakit dan

6
Srikandi Fardiaz, Polusi air dan Udara (Bogor: KANISIUS, 1992) hal 1-22
7
Wisnu Arya Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan(Yogyakarta: Andi Yogyakarta,
2004)hal151-152
8
Rosihan unair bab 5 http://www.damandiri.or.id/file/rosidahunairbab5. 12 febuari 2013
5

banyak dari warga yang merasa di rugikan karena tambak ikan yang

menggunakan air sungai rejoso untuk mengaliri tambak mereka, merasa hasil

panen udang dan bandeng mereka mengalami penurunan. Pada saat demo

masyarakat dari 12 desa warga kecamatan Rejoso mengancam akan menutup

aliran limbah PT. CJI Rata-rata panenan petani hanya sekitar 40 persen saja.

Sesuai mediasi beberapa waktu lalu antara wakil warga dan wakil

perusahaan di depan Muspida dan wakil Badan Lingkungan Hidup (BLH), warga

minta supaya pabrik memberikan dana rehabilitasi kesehatan dan ekonomi senilai

Rp 3 miliar namun perusahaan yang diwakili oleh Kulup Widodo selaku General

Fair&Envoirment tidak dapat menyanggupi tuntutan masyarakat. Ratusan warga

tersebut melakukan long march dari Desa Jarangan Kecamatan Rejoso menuju

lokasi pabrik sejauh kurang lebih 5 km sehingga sempat membuat kemacetan

panjang Menurut Ismail Maki, Korlap aksi yang juga ketua Forum BPD

Kecamatan Rejoso meminta agar PT CJI mengadakan uji lab terhadap instalasi

pembuangan air limbah (IPAL) mereka yang dilakukan oleh tim independen dari

Universitas terkemuka serta Walhi dan BLH propinsi jatim9. Masyarakat selama

ini tidak percaya dengan hasil atau uji laboraturium yang pemerintah lakukan

sehingga masyarakat menuntut untuk melakukan uji lab. Dari LSM atau UUPLH-

UB

Menurut Penelitian tahun 2005 muara sungai rejoso yang mengarah

keluat mengalami pencemaran logam berat (Hg) yang cukup tinggi. Pencemaran

ini disebabkan oleh adanya industri-industri yang ada di Kecamatan Rejoso yang

9
Warta pasuruan 20 sept 2012 http://www.wartapasuruan.com/warga/ 12 febuari 2012
6

membuang limbahnya kesungai tanpa pengolahan terlebih dahulu. Pabrik yang

kemungkinan sebagai sumber penghasil limbah logam berat yaitu: Pabrik Cheil

Jedang Indonesia, di desa Arjosari Kecamatan Rejoso. di Sungai Rejoso

Kabupaten Pasuruan menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat Hg pada air

berkisar antara 1,379-1,597 ppm, sedangkan pada kerang putih (Corbula faba)

mengandung merkuri (Hg) sebesar 0,7675-24,7881 ppm, kandungan merkuri

tersebut sudah melebihi ambang batas yang diperbolehkan, Baku Mutu untuk

Biota Perairan (Budidaya Perikanan) Kep 02/MENKLH/88 yaitu, <0,01 ppm.

Kandungan logam berat tersebut sudah berada di ambang batas untuk dikonsumsi.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (POM)

No.035725/B/SK/VII/89, tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam

makanan Hg yaitu 0,5 ppm10. Yang paling penting saat ini adalah sejauh mana

keseriusan pemerintah daerah kabupaten pasuruan dalam pengendalian limbah

pabrik yang dapat membahayakan lingkungan, kualitas air serta membahayakan

kesehatan masyrakat desa sekitar PT. Cheil Jedang indonesia agar tidak

berkelanjutan setelah adanya demo dari masyrakat. Permasalahan Limbah ini

adalah sebagai dari akibat pemerintah daerah kabupaten pasuruan kurang serius

dan kesadaran aparat pemerintah dalam melaksanakan pembangunan yang perduli

terhadap lingkungan masih kurang. Selain itu juga penegakan hukum terhadap

pelanggar masih pilih- pilih, hal ini juga berperan menyebabkan terjadinya

kendala tata kelola pemerintahan yang baik. Serta kurangnya perhatian

10
Widodo, Arief. 2005. Studi Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg) Pada Pencemaran
Lingkungan di rejoso. 12 febuari 2013
7

pemerintah terhadap lingkungan, pemerintah hanya melihat sisi perekonomian

tanpa melihat sisi negatif terhadap masyarakat dan lingkungan.

Selama ini telah ada peraturan gubernur jawa timur Nomor 45 tahun

2002 tentang Baku mutu limbah pada industri serta terkandung Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup dijelaskan bahwa upaya

penanganan terhadap permasalahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan

terhadap permasalahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan

pengendalian11. Adapun penanggulangan atau pengendaliannya limbah pabrik

yang dilakukan oleh pemerintah adalah upaya pembuatan standar bahan baku

mutu lingkungan, pengawasan lingkungan, pabrik dan penggunaan teknologi

dalam upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan, mengatur pembuangan

limbah pabrik agar tidak mencemari lingkungan, pembangunan pabrik jauh dari

kawasan penduduk ini merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintah12.

Dengan adanya kasus seperti yang terjadi di PT. Cheil Jedang Indonesia membuat

Pemerintah Daerah harus peka terhadap dampak yang akan ditimbulkan dari

perusahaan dan Industri tersebut terhadap lingkungan dan masyarakat. Pemerintah

tidak hanya memikirkan pendapatan ekonomi namun juga diimbangi dengan

memperhatikan lingkungan, sesuai dengan Kepmeneg Lingkungan Hidup No.75

Tahun 2004 tentang perusahaan dan indsutri di Indonesia diharapkan dapat

menjaga kelestarian lingkungan dalam pelaksanaan produksinya13.

11
Djamin,Djanius.2007. Pengawasan & pelaksanaan Undang-Undang Lingkungan Hidup.
Yayasan Obor Indonesia
12
Siahaan T.H.N,Hukum Lingkungan dan Ekologi Lingkungan.2004.Airlangga.Jakarta.225-270
13
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.75 Tahun 2004
8

Salah satu contohnya dilakukan oleh Pemerintah Kota Cilegon, Kota

Cilegon yang dikenal sebagai kota yang mempunyai banyak pabrik industri kimia

sangat rawan sekali untuk terjadinya pencemaran lingkungan, baik itu pencemaran

air, tanah, maupun udara oleh sebab itu Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon

terus berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya pencemaran

lingkungan di Kota Cilegon. Pabrik kimia disatu sisi memang menghasilkan

keuntungan yang banyak antara lain membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat,serta dari aktivitas pabrik itu sendiri,menghasilkan pendapatan asli

daerah (PAD) yang tentunya ini semua bisa meningkatkan kekuatan ekonomi

Kota Cilegon untuk membangun kotanya,tetapi harus disadari juga bahwa daerah

industri kimia juga banyak mengandung resiko ,yang antara lain rawan terjadinya

pencemaran lingkungan. Pemerintah Daerah Cilegon selalu mengawasi dan

mengontrol dan dengan membangun pengelolahan limbah pabrik industri yang

berjauhan dari rumah penduduk yaitu terletak di desa cibeber tempat pembuangan

limbah bahan berbahaya sehingga tidak menganggu lingkungan penduduk.

Pengolahan limbah pabrik ini sudah di mulai dari tahun 2007 lalu 14. Namun Tidak

semua Kota dan pemerintah daerah peduli terhadap kedaaan lingkungan.

Pemerintah daerah lebih cenderung lebih mementingkan pembangunan tempat

industri untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD) dari pada memperhatikan

dampak yang diakibatkan jika pembangunan terus industri dilakukan. Sektor-

sektor pembangunan yang sangat berpotensi membawa limbah dan pencemaran

lingkungan tidak diperhatikan lagi. Salah satunya adalah pembangunan Pabrik di

14
Pengolalahan limbah cilegon 12 febuari 2013 www.tempo.co/read/news/2006/05/cilegontetap
bangun pengolahan limbah.
9

area pemukiman warga, mengunakan lahan produktif sawah sebagai tempat

pendirian industri.

Dari permasalahan pencemaran limbah diatas, Pemerintah daerah melalui

Badan Lingkungan Hidup (BLH) yang berwenang dalam pengawasan dan

pengendalian lingkungan harus bersikap tegas dan tegas terhadap pengendalian

limbah pabrik yang berdampak pada lingkungan yang dapat membahayakan

masyarakat sekitar pabrik tersebut. Pemerintah kabupaten pasuruan harus lebih

megontrol dan memperketat pembuangan limbah pabrik dan melihat dampak dari

industri tersebut terhadap lingkungan dan masyarakat. Pemerintah daerah harus

lebih cermat dalam menangani kasus pencemeran lingkungan ini, kurangnya

efisiensi penegakan hukum serta sanksi terhadap pencemaran lingkungan harus

dipikirkan oleh pemerintah daerah dan tidak pilih-pilih dalam menegakkan hukum

agar terjadi kelola yang baik, maka dari itu kebijakan dan setrategi yang tepat

Pemerintah Kabupaten Pasuruan sangat diperlukan untuk mengatasi pencemeran

lingkungan yang ada di Kabupaten Pasuruan. Selain Penegakan hukum beserta

sanksinya, Pemerintah Kabupaten Pasuruan harus melakukan kontroling terhadap

perusahaan atau industri yang menghasilkan limbah. Disini peran pemerintah dan

perusahaan sangat dibutuhkan untuk saling berkerjasama untuk melakukan

tindakan saling mengontrol dan bersinergi untuk melakukan tinjaun lapangan.

Kebijakan dan strategi yang tepat juga perlu dilakukan dalam

pengendalian limbah pabrik di PT. Cheil Jedang Indonesia yang terjadi di

Kabupaten Pasuruan dengan melihat struktur keseharian masyrakat yang terkena

dampak dari Limbah pabrik tersebut agar kemudian hari implementasi dari
10

kebijakan tersebut dapat diterapkan dengan baik dan diterima masyrakat agar

kemudian hari tidak terjadi masalah yang disebabkan dari kebijakan dan strategi

yang telah dibuat oleh pemerintah daerah. Ketegasan semua bidang terutama dinas

terkait yaitu Badan Lingkungan Hidup, jangan ada lagi tarik ulur kebijakan atau

pilih kasih dalam penegakan hukuman terhadap perusahaan atau pabrik yang

mehasilkan limbah berbahaya agar tercipta pembangunan yang berjalan dengan

baik karena selama ini perhatian terhadap lingkungan selama ini kurang mendapat

respon yang baik dari pemerintah.

Peranan masyarakat dalam lingkungan meliputi pengawasan sosial,

pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan atau penyampaian

informasi atau laporan. Masyrakat berhak mengadukan setiap kali ada

pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah pabrik kepada dinas terkait,

Seperti demo yang dilakukan terhadap PT. Cheil Jedang Indonesia karena limbah

pabrik atau perusahaan tersebut mengalirkan limbahnya kesungai rejoso dan

kemudian mengaliri sawah dan lahan tambak mereka serta bau yang dihasilkan

dari cerobong asap PT. Cheil Jedang dapat mengakibatkan terganggunya

kesehatan masyrakat sekitar. Dengan melihat fenomena yang terjadi banyak

dampak negatif yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut terhadap lingkungan.

Maka kebijakan dan strategi pemerintah daerah kabupaten pasuruan sangat

diharapkan untuk menjawab persoalan pengendalian limbah pabrik ini.

Dari masalah diatas saya selaku penulis tertarik untuk meneliti lebih.

Mengingat pentingnya manfaat penelitian ini bagi penulis secara teoritik maupun

praktis. Secara teoritik dapat dijadikan refrensi bagi mahasiswa, Secara praktis
11

dijadikan Konstribusi bagi Pemerintah dalam membuat strategi mengatasi

permasalahan Limbah Pabrik dimasa yang akan datang, Strategi apa yang akan

dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan dalam pengendalian

Limbah pabrik yang dapat merugikan lingkungan dan membawa dampak negatif

bagi masyarakat. Maka saya sebagai penulis mengambil judul : STRATEGI

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PASURUAN DALAM

PENGENDALIAN LIMBAH PABRIK (Studi Pada PT.Cheil Jedang Indonesia

di Kabupaten Pasuruan).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan masalah yang telah dijelaskan di latar belakang

dengan judul Strategi Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan Dalam

Pengendalian Limbah Pabrik (Studi Pada PT.Cheil Jedang Indonesia Samsung di

Kabupaten Pasuran), Peneliti berniat ingin mengambil rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana Strategi Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan Dalam

Pengendalian Limbah Pabrik (Studi Pada PT.Cheil Jedang Indonesia di

Kabupaten Pasuruan)?

2. Apa kendala dalam melakukan Strategi Pemerintah Daerah Kabupaten

Pasuruan dalam Pengendalian Limbah Pabrik (Studi Pada PT.Cheil Jedang

Indonesia di Kabupaten Pasuruan)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Latar belakang dan Rumusan masalah diatas, tujuan yang

diharapkan dari penelitian Strategi Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan


12

Dalam Pengendalian Limbah Pabrik (Studi Pada PT.Cheil Jedang Indonesia di

Kabupaten Pasuran) yang berjudul adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui startegi Pemerintah Kabupaten Pasuruan Daerah dalam

mengendalikan limbah yang di hasilkan perusahaan PT. CJI di kabupaten

Pasuruan.

2. Untuk mengetahui kendala Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan dalam

mengedalikan limbah yang di hasilkan perusahaan PT.CJI di kabupaten

Pasuruan.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan Latar belakang dan Rumusan masalah dan tujuan diatas,

Manfaat yang diharapkan dari penelitian Strategi Pemerintah Daerah Kabupaten

Pasuruan Dalam Pengendalian Limbah Pabrik (Studi Pada PT.Cheil Jedang

Indonesia Samsung di Kabupaten Pasuran) yang berjudul adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritik :

a. Dapat dijadikan wacana dan refrensi bagi para akdemisi baik mahasiswa

Ilmu Pemerintahan dan Mahasiswa lainnya.

b. Sebagai bahan Peningkatan ilmu pengetahuan bagi para pembaca tentang

bagaimana strategi pemeritah daerah dalam pengendalian limbah pabrik

c. Dapat dijadikan litelatur bahan ajar kepada para dosen

2. Secara Praktis

a. Dapat dijadikan bahan rekomendasi bagi pemerintah dalam pengendalian

limbah
13

b. Hasil penelitian mampu memberikan manfaat yang positif bagi pemerintah

daerah, masyarakat dalam menangulangi pengendalian limbah

c. Dapat menambah wawasan penulis mengenai bagaimana strategi

pemerintah dalam menanggulangi limbah yang diakibatkan oleh industri

dan perusahaan.

E. Definisi Konseptual

Konsep yang digunakan pada judul penelitian perlu di batasi

pengertiannya hal ini dilakukan untuk menghindari meluasnya konsep peneliti

dengan pembaca sesuai dengan rumusan yang dipaparkan diatas maka yang

menjadi fokus penelitian ini lain adalah Strategi Pemerintah Daerah Kabupaten

Pasuruan Dalam Pengendalian Limbah Pabrik (Studi Pada PT.Cheil Jedang

Indonesia di Kabupaten Pasuran) konsep yang akan di uraikan antara:

1. Strategi

Strategi adalah Suatu rencana yang disatukan untuk mecapai tujuan

tertentu, yang menghubungkan keunggulan strategis pemerintah dengan

tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama

dari pemerintah dapat dicapai. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani

"strategia" yang diartikan sebagai "the art of the general" atau seni seorang

panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. definisi strategi secara

umum dan khusus sebagai berikut : Definisi Umum,Strategi adalah proses

penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka

panjang, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
14

tersebut dapat dicapai15. Hunger dan Whelen16, mendefiniskan strategi seabagai

rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana perusahaan atau

oragnisasi akan mencapai misi dan tujuannya.Strategi akan memaksimalkan

keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.

Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang dan

merupakan tindakan yang meuntut keputusan manajemen puncak dan sumber

daya perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya. Hal ini juga diperkuat

dengan gagasan Gluek dalam Suradinata17, yang mengemukakan bahwa

srtategi adalah satu kesatuan rencana yng komperhensif dan terpadu yang

mnghubungkan kekuatan srategis organisasi dan lingkungan yang dihadapi

untuk menjamin tercapainya tujuan.

2. Pemerintah Daerah

Pengertian Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang

dilakukan oleh Negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan

kepentingan Negara sendiri; jadi tidak diartikan sebagai Pemerintah yang

hanya menjalankan tugas eksekutif saja, melainkan juga meliputi tugas-tugas

lainnya temasuk legislatif dan yudikatif. Pemerintahan adalah lembaga atau

badan public yang mempunyai fungsi dan tujuan Negara, sedangkan

pemerintahan adalah lembaga atau badan-badan publik dalam menjalankan

fungsinya untuk mencapai tujuan Negara (Ermaya Suradinata) Pemerintah

adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan

15
Setiawan Dimas, Definisi Setrategi http://definisimu.blogspot.com/2012/11/definisi-strategi 13
febuari 2013
16
J.D Hunger dan T.L Wheelen, Manajemen Strategis,Andi,Yogyakarta,2001,hal 16
17
Ermaya Suradinata,Ekologi Pemerintahan Dalam Pembangunan,Ramadan,Bandung,1996,hal 22
15

hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi

mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis

pemerintahan di dunia. Sebagai contoh: Republik, Monarki / Kerajaan,

Persemakmuran (Commonwealth). Dari bentuk-bentuk utama tersebut, terdapat

beragam cabang, seperti: Monarki Konstitusional, Demokrasi, dan Monarki

Absolut / Mutlak18.

Pemerintah daerah kabupaten atau kota sebagai penyelenggara

pemerintahan yang meliputi 16 macam urusan, Urusan Pemerintah kabupaten

atau kota bersifat pilihan dan diatur sesuai dengan pilihan dan kenyataan yang

ada didaerah tersebut agar dapat menyejahterahkan masyarakat sesuai dengan

kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan yang ada pada daerah tersebut.

Pemerintah daerah berhak mengurus urusan rumah tangganya sendiri yang

telah diatur dalam UU No 32 Tahun 200419. Pemerintah Daerah berhak

mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di daerahnya.

Salahsatunya adalah membuat kebijakan tentang daerahnya, kemudian

mengimplementasikannnya. Pemerintah daerah berhak mengatur seagala

permasalah yang ada di daerahnya salah satunya adalah selalu mengontrol

permasalahan lingkungan yang ada di daerah tersebut Seperti pengendalian

limbah pabrik yang dapat mencemari lingkungan.

3. Pengendalian Limbah Pabrik

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik

industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim,


18
Definisi Pemerintah Daerah http://www.pengertiandefinisi.com/2012/01/pengertian-
pemerintahan
19
UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi daerah
16

disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus

(black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya

(grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak

dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau

secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan

Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran

limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan

manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat

bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan

karakteristik limbah. Limbah industri Berdasarkan karakteristiknya limbah

industri dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

1. Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen

pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan

buangan organik dan bahan buangan anorganik

2. Limbah padat

3. Limbah gas dan partikel

Pengendalian limbah Pabrik dapat dilakukan dengan pembuatan

kebijakan, Menegakkan hukuman tehadap pelaku indsutri pabrik,

Melaksanakan Undang- udang, Membangun Pusat Pengelolahan Limbah

Pabrik, Serta melakukan pelatihan dan kerjasama pemerintah dan swasta dalam

pengendalian limbah pabrik.

F. Definisi Operasional
17

Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal

yang didefinisikan dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional akan

menunjukkan alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada

bagaimana mengukur suatu variable. Dengan demikian definisi operasional

merupakan penetapan dari indikator-indikator yang akan dipelajari dan di analisa,

sehingga nantinya dapat diperoleh gambaran yang jelas jika melakukan sebuah

penelitian20diantaranya sebagai berikut :

1. Strategi Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan Dalam Pengendalian Limbah

Pabrik (Studi Pada PT.Cheil Jedang Indonesia di Kabupaten Pasuran) :

a. Cara Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan dalam pengendalian limbah

pabrik PT.Cheil Jedang Indonesia di Kabupaten Pasuruan

b. Inovasi yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan dalam

Pengendalian limbah Pabrik PT. Cheil Jedang Indonesia

c. Future jangka panjang yang diambil oleh pemerintah kabupaten pasuruan

dalam Pengendalian limbah pabrik di PT. Cheil Jedang Indonesia

d. Langkah Penanganan secara continue dan berkelanjutan yang dilakukan

oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan dalam Pengendalian limbah

pabrik PT.Cheil Jedang Indonesia

e. Strategi pengimplementasian Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan

dalam pengendalian Limbah Pabrik PT. Cheil Jedang Indonesia

20
bungin Burhan,METODELOGI PENELITIAN SOSIAL(Surabaya: Airlangga university press,
2001) hal 92 93
18

2. Kendala Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan Dalam Pengendalian Limbah

Pabrik (Studi Pada PT.Cheil Jedang Indonesia Samsung di Kabupaten

Pasuran).

G. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan alasan

agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti.

Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti

berdasarkan fakta-fakta yang ada, sehingga tujuan dari metode deskriptif adalah

untuk menggambarkan suatu gambaran tentang gejala sosial.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan untuk

mendapatan informasi serta data-data yang diperlukan oleh peneliti untuk

menunjang penelitian ini. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten

Pasruan Kecamatan Rejoso Desa Arjosari yaitu PT. Cheil Jedang Indonesia,di

BLH kabupaten Pasuruan, serta di desa rejoso, toyaning. Dengan pertimbangan

akses informasi data dan obyek utama peneliti dilakukan. Sehingga penelitian di

wilayah ini dapat diharapkan mewakili masyarakat dan pemerintah dalam

pengendalian limbah pabrik.

3. Subyek Penelitian
19

Jika membicarakan tentang subyek penelitian sama halnya dengan

membicarakab unit analisis, yaitu satuan tertentu yang diperhatikan sebagai

sebuah obyek dalam sebuah penelitian. Sehingga, yang di maksud dengan subyek

penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti peneliti.

Terkait dengan Pengendalian Limbah Pabrik Di Kabupaten Pasuruan maka

subyek Penelitian yang diambil adalah :

a. PT. Cheil Jedang Samsung :

Human Resources Development : M. Soleh, Sulaiman

b. Dinas Badan Lingkungan Hidup :

Bidang Pengawasan dan Pengendalian :

Bambang Dwiono, S.H

Ir. Suprapto

c. Lembaga Swadaya Masyrakat Ecoton dan Korlap Demo Limbah PT. Cheil

Jedang indonesia

Ismail Maki

d. Petani Tambak Yang Terkena Dampak Limbah Pabrik

Pak Somad

Pak Jaki

e. Masyarakat Desa Arjosari

Rusmianah

Kuswadi

4. Sumber Data
20

Di dalam penelitian ini juga menggunakan sumber data. Adapun data yang

dipergunakan di dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber-sumber pihak yang

menjadi objek penelitian ini antara lain data yang didapat langsung drai lapangan.

Data tesebut diambil dari orang-orang yang dianggap tau tentang masalah-

masalah dalam peneliti yakni Dinas Badan Lingkungan Hidup (BLH) , Humas

dan HRD (Human Resource Development) PT.Cheil Jedang Samsung, Lembaga

Swadaya Masyarakat ECOTON, masyarakat desa arjosari, serta petani tambak di

desa rejoso.

b. Data sekunder

Sumber data sekunder atau sumber data penunjang ini disebut seabgai

sumber tertulis serta dapat dibagi menjadi sumber buku, majalah ilmiah, sumber

arsip, dokumen pribadi atau resmi, Internet yang berhubungan dengan penelitian

tersebut. Sumber data sekunder di peroleh dari Lembaga Swadaya Masyarakat

PPLH UB ( Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Brawijaya), Badan

Lingkungan Hidup (BLH).

5. Teknik Pengumpulan data

Pada dasarnya penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data yang

menjadi objek penelitian, maka di perlukan data sesuai permasalahan yang di

teliti, sebab kaulitas data ditentukan oleh alat pengumpulan data. Adapaun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi
21

Adapun yang dimaksud dengan metode observasi adalah suatu teknik

pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap

objek penelitian. Dari metode observasi ini data yang diperoleh adalah keadaan

daerah, lingkungan kerja, srtukur organisasi, sarana dan prasarana yang dimiliki.

b. Interview

Adalah cara untuk memperoleh data dengan jalan bertanya jawab secara

langsung dengan pihak yang berkaitan dengan proses-proses strategi pengendalian

limbah. Jenis wawancara yang dipakai untuk pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah wawancara dengan mengunakan instrumen wawancara berupa daftar

pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan wawancara tidak terstruktur

dengan didasarkan atas masalah dalam penelitian.

c. Dokumentasi

Teknik ini dilaksanakan dengan melakukan pencatatan terhadap berbagai

dokumen-dokumen resmi, laporan-laporan, peraturan-peraturan, maupun arsip

yang menunjang penelitian ini21.

6. Teknik Analisa Data

Data Analisa data dapat diartikan sebagai proses pengorganisasian dan

mengurutkan data yang diperoleh secara sistematis baik untuk menafsirkan dan

menginterpresikan data-data yang didapat dari peneliti. Dalam hal ini peneliti

menggunakan analisa deskriptif dimana lebih menitik beratkan pada pengambaran

21
Bungin Burhan,METODELOGI PENELITIAN SOSIAL(Surabaya: Airlangga university press,
2001) hal 130-133
22

dan penguraian objek yang nantinya akan menghasilkan suatu kesimpulan. Dalam

menganalisa data ada beberapa proses untuk mencapai hasil yang terbaik22, yaitu :

a. Pengumpulan data

Peneliti mengumpulkan data dari hasil peneliti dengan beberapa cara.

Diantaranya dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil wawancara,

dokumen dan dari media cetak. Pengumpulan data ini terdiri dari:

1. Mengedit data, yaitu memeriksa data yang terkumpul apakah sudah

lengkap dan benar sehingga siap untuk diproses lebih lajut.

2. Mengkode data, yakni data yang terkumpul diberi kode tertentu dan

dikelompokkan.

3. Klasifikasi data, yakni menyeleksi data yang terkumpul sesuai dengan

sumber masing-masing.

b. Pengelolaan dan penyajian data

yaitu setelah data terkumpul diklasifikan dengan macam kebutuhan,

kemudian dilakukan pengelolaan data dengan cara mengklasifikasikan dalam

bentuk uraian.

c. Pengembangan dan pengambilan alternatif

yakni setelah data diolah maka diambil beberapa alternatif yang terbaik atau

dijadikan sebagai bahan penyampaian informasi dan pengambilan keputusan.

d. Kesimpulan

Kesimpulan berkenaan dengan hasil seluruh dari analisa data kualitatif

terletak pada pemahaman atau penuturan tentang apa yang sudah peneliti lakukan.

22
Bungin Burhan,METODELOGI PENELITIAN SOSIAL(Surabaya: Airlangga university press,
2001)hal 180
23

Setelah meninjau pendapat diatas maka metode penelitian yang digunakan

penulis adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan cara menggambarkan

fenomena-fenomena yang diambil dari lapangan. Selanjutnya dengan analisis dan

interpretasi data penulis berusaha mencari jalan keluar atau pemecahan masalah

sehingga mendapatkan kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai