CHAPTER 23
CONTROLLING AUDIT PROJECTS.
CHAPTER 24
QUALITY ASSURANCE
Presented by: Achmad Fauzi, Ph.D, CA
BAB 23
MENGONTROL PROYEK AUDIT
1. MENGONTROL PROYEK AUDIT
• Pengawasan suatu proyek audit dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah formulir yang
sederhana yang dikontrol oleh sebuah buku register
• Formulir tersebut dapat mencantumkan nomor dan judul dari proyek yang hendak dikerjakan,
anggaran yang disediakan, nama dari auditor-in-charge, asistennya dan supervisornya, serta
informasi lain yang dibutuhkan.
• Buku register mengontrol pemberian nomor proyek dan memberikan catatan historis dari
proyek-proyek lain yang telah dilakukan sebagai referensi.
• Di dalam seluruh aktivitas audit, anggaran dan skedul proyek adalah suatu keharusan.
• Untuk mencegah menghabis-habiskan waktu, dan memberikan distribusi yang sama untuk
seluruh segmen audit, daripada menentukan segmen mana yang paling penting dan
membutuhkan perhatian paling besar
• Meliputi sistem pelaporan dan pencatatan yang sedang berjalan:
Sarana bagi manajer audit dan auditor penanggung jawab (in-charge) untuk
menyediakan anggaran bagi berbagai jenis audit dan segmen dari proyek audit serta
untuk mencatat jumlah waktu yang telah digunakan dalam segmen tersebut dan hasil dari
pekerjaan audit yang dilakukan.
Sarana bagi setiap staf auditor untuk melaporkan waktu yang dibebankan pada periode
berjalan dan ringkasan dari hasilnya.
Sarana bagi departemen audit untuk melakukan pelaporan berjalan biasanya setiap
bulan mengenai status dari proyek audit yang sedang berjalan. 4
3. MENGINTEGRASIKAN KONTROL PROYEK DENGAN PENGGAJIAN
• Jumlah jam yang dilaporkan hendaknya digunakan dalam pengintegrasian dengan sistem
penggajian dan sebagai sistem kontrol untuk pelaporan audit dan kontrol untuk aktivitas-
aktivitas non-audit.
• Sebuah sistem terkomputerisasi dapat memberikan informasi bagi pengambilan keputusan
manajemen, aktivitas audit dan kontrol kepegawaian.
Menjamin keakuratan identitas pegawai.
Mengidentifikasi adanya kelebihan jam di atas jam kerja normal.
Menghitung upah mingguan pegawai.
Mengintegrasikan pemotongan gaji yang telah disetujui untuk setiap pegawai secara berkala
Menghitung gaji bersih pegawai.
Mentransfer gaji bersih pegawai ke rekening banknya
Memelihara catatan penerimaan pegawai.
Mengakumulasikan perhitungan biaya audit untuk setiap jenis aktivitas audit.
Menyiapkan laporan terbaru “anggaran vs aktual”
Lainnya 5
4. MENGONTROL WAKTU AUDIT INTERNAL
7
6. LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN
• Laporan kemajuan yang formal dapat dibuat setiap bulan atau setiap kuartal
• Manajer audit dapat meminta laporan mingguan sederhana dari staf mereka yang dapat
memberikan informasi perkembangan proyek mereka, khususnya bila anggaran audit telah
habis atau skedulnya telah terlewati dan proyek tersebut masih jauh dari selesai
8
7. PENGGUNAAN TEKNIK PENELAAHAN EVALUASI PROGRAM (PERT)
• Penggunaan proses kontrol sumber daya yang disebut “Teknik Penelaahan dan Evaluasi
Program” (Program Evaluation Review Technique – PERT) penting dalam aktivitas audit internal
• Menyajikan diagram dan grafik yang mudah dipahami.
• Proyek audit dipecah menurut unit-unit aktivitas yang dapat diidentifikasi misalnya: rapat
pembukaan, penyusunan program audit, uji kepatuhan atas aspek-aspek tertentu, pengujian
substantif dari aspek-aspek tersebut dan sebagainya.
• Setiap unit memiliki tiga estimasi waktu : kinerja terbaik, kinerja terburuk, dan kinerja yang
paling mungkin terjadi.
• Setiap unit juga diidentifikasikan mengenai ketergantungannya dengan unit-unit sebelumnya.
9
8. PAPAN SKEDUL AUDIT
• Untuk penjadwalan penugasan staf audit dianjurkan menggunakan semacam bantuan mekanis
atau peranti lunak yang fleksibel dan mudah untuk diperbarui.
• Papan skedul audit: sebagai salah satu alat yang menggunakan sebuah bagan besar yang
menggunakan kartu penugasan dan bendera yang diberi nomor untuk dapat menunjukkan
secara seketika skedul penugasan yang ada untuk jangka waktu selama satu tahun.
• Seluruh bagan meliputi jangka waktu satu tahun dan setiap kolom di antara garis-garis
vertikal menggambarkan waktu satu minggu.
• Skedul penugasan untuk setiap auditor penanggung jawab akan ditulis pada papan tersebut
dengan menggunakan warna yang sama dengan warna yang diberikan pada supervisor
penugasan tersebut.
10
8. TINDAK LANJUT AUDIT
11
9. ARSIP PERMANEN
• Arsip permanen untuk audit internal akan berbeda dengan arsip permanen yang dimiliki oleh
audit keuangan.
• Pada audit keuangan terdapat pola yang konsisten dalam pelaksanaan audit serta adanya
evaluasi atas data akuntansi.
• Pola untuk audit internal tergantung dari perubahan dan fluktuasi pada aktivitas audit:
Perubahan lini produk misalnya dengan berkurangnya satu aktivitas
restrukturisasi organisasi
Konsep analisis risiko dan penekanan yang berubah
• Oleh karenanya, arsip permanen sebaiknya bersifat fleksibel dan bermanfaat sekaligus
ekonomis.
12
10. SUPERVISI
• Supervisi diperlukan agar produk yang di hasilkan oleh aktivitas audit memiliki kualitas yang
secara konsisten selalu tinggi.
• Supervisor yang kompeten dapat membantu dalam perencanaan audit, memberikan
perspektif yang tidak bias mengenai temuan-temuan audit, menjamin penyusunan kertas kerja
yang profesional membatu menjaga hubungan auditor dan klien tetap baik, mengawasi
anggaran dan skedul, menelaah laporan audit dan memastikan bahwa setiap unsur yang
mendasar tidak terlewati dalam sebuah proyek audit.
• Supervisor audit yang berpengalaman adalah kombinasi dari seorang guru dan pengawas.
• Namun, supervisi yang berlebihan juga dapat menghambat perkembangan staf tersebut.
Misalnya, ketergantungan staf auditor yang berlebihan, dan tidak menyajikan solusi mereka
sendiri kepada supervisornya.
13
11. PENGGUNAAN PERANTI LUNAK
14
12. AKTIVITAS AUDIT INTERNAL BESKALA KECIL
• Aktivitas audit berskala kecil cenderung bersifat lebih informal daripada aktivitas yang lebih
besar.
• Catatan-catatan administratifnya biasanya lebih tidak komprehensif dan begitu pula kontrol
internalnya pun sering kali tidak bekerja.
• Hal ini memberikan justifikasi bagi aktivitas audit kecil untuk melakukan prosedur secara
longgar karena ukuran dan jarangnya proyek yang harus dihadapi.
• Oleh sebab itu, proyek-proyek audit di sebuah aktivitas audit kecil hendaknya dikontrol pula
secara formal dan menggunakan anggaran serta skedul audit.
Catatan waktu juga sebaiknya dilaksanakan.
Arsip permanen dibuat dan dijaga.
Daftar pengingat untuk proyek-proyek audit juga disusun dan digunakan serta adanya supervisi atas
audit-audit yang dilaksanakan. 15
BAB 24
JAMINAN ATAS KUALITAS
1. PENDAHULUAN
• Semua profesi sadar bahwa adanya oknum-oknum yang tidak competen dalam suatu
organisasi dapat memberikan citra buruk bagi para profesionalnya yang ahli dan
berdedikasi, dan bagi keseluruhan profesi itu sendiri.
• Oleh sebab itu, untuk menghindari kemungkinan adanya pengaturan oleh pemerintah, mereka
memilih untuk melakukan “evaluasi sendiri” (self-evaluation), atau meminta evaluasi dari pihak
luar, dengan memberikan hukuman bagi mereka yang tidak memenuhi standar.
17
2. PENDEKATAN MAKRO DAN MIKRO
• Pada umumnya, proses evaluasi kualitas diterapkan pada tingkat operasi audit internal
berskala luas:
– metode organisasi entitas
– penempatan staf
– persyaratan pengembangan professional
– independensi di dalam keseluruhan struktur operasi
– perencanaan fungsi audit
– penggunaan metode dan teknologi terbaru
– pelaporan yang efektif
– kontrol proyek-proyek audit
– usaha-usaha untuk meningkatkan hubungan dengan klien
– komunikasi umum
– metode tindak lanjutan audit
– kepatuhan terhadap standar audit internal.
• The Institute of Internal Auditors (IIA) melalui Standards 1978 telah mengambil sebuah posisi
yang pasti untuk melakukan penelaahan internal maupun eksternal.
“Direktur audit hendaknya menetapkan dan memelihara pelaksanaan program quality assurance untuk
mengevaluasi jalannya operasi dari aktivitas audit internal.”
• Tujuan: untuk memberikan keyakinan memadai bahwa pekerjaan audit yang dilaksanakan
telah sesuai dengan standar yang ada, piagam audit aktivitas audit internal, dan standar lain
yang berlaku.
• Program quality assurance sebaiknya mencakup unsur-unsur di bawah ini :
1. Supervisi: dilaksanakan secara terus-menerus untuk menjamin adanya kesesuaian dengan standar audit
internal, kebijakan-kebijakan aktivitas, dan program audit.
2. Penelaahan internal: dilaksanakan secara berkala oleh staf audit internal untuk menilai kualitas pelaksanaan
audit internal.
3. Penelaahan eksternal: dilaksanakan oleh seseorang yang memenuhi persyaratan dan independen terhadap
organisasi dan tidak memiliki konflik kepentingan untuk menilai kualitas operasi audit 19
4. QUALITY ASSURANCE
• Peran audit internal yang semakin besar dalam menilai operasi perusahaan dan memberikan
proteksi dan informasi yang diinginkan untuk pengambilan keputusan manajemen
mengakibatkan timbulnya kebutuhan terhadap assurance yang semakin tinggi bahwa
manajemen dan dewan komisaris telah dilayani secara baik oleh staf audit yang profesional.
• Dibutuhkan sebuah assurance yang objektif dan dapat dipercaya yang dipenuhi melalui peer
review atau penelaahan quality assurance untuk dapat memberikan analisis yang independen
mengenai apakah:
Audit telah memenuhi kebutuhan dari pihak-pihak yang bergantung kepadanya.
Operasi audit telah dilaksanakan dengan benar.
Apakah audit dapat dilakukan dengan lebih baik. Adakah pekerjaan-pekerjaan lain yang dapat
ditambahkan lagi.
Diperoleh nilai maksimal untuk setiap dolar biaya yang dikeluarkan oleh audit internal.
Audit internal telah memenuhi standar profesional yang berlaku saat ini. 21
6. KONTROL KUALITAS SAAT INI DALAM AUDIT INTERNAL
• Sebuah survei dilakukan oleh Gupta dan Ray pada 482 perusahaan industri berdasarkan
peringkat perusahaan pada tahun 1990 yang diterbitkan dalam majalah Fortune edisi 22
April 1991.
• Survei tersebut menerima jawaban dari 145 perusahaan yang dapat digunakan, yaitu sekitar
30%, yang berarti tingkat pengembalian yang cukup memuaskan.
• Kuesioner yang diberikan mencakup berbagai aspek dari pekerjaan audit yang berhubungan
dengan kontrol kualitas di sebuah perusahaan. Bagian IV dari formulir kuesioner tersebut
berhubungan dengan organisasi audit internal itu sendiri.
• Pentingnya penyusunan ukuran kinerja yang optimum bagi audit internal, yaitu: perencanaan,
pekerjaan lapangan, dan laporan audit.
• Penulis menyimpulkan bahwa, “Sebagian besar ukuran berkisar pada perbandingan antara
aktual vs anggaran, umpan balik dari pelanggan, dan lain-lain.”
22
7. PRODUKTIVITAS DALAM AUDIT INTERNAL
• Artikel-artikel yang terbit belakangan ini mengenai produktivitas audit internal kebanyakan
menekankan pada aspek-aspek seperti :
1. Jumlah nilai uang yang dapat diselamatkan/diperoleh sebagai hasil dari jumlah aktivitas audit;
2. Jumlah audit yang dapat diselesaikan;
3. Jumlah temuan audit;
4. Jumlah audit yang dapat diselesaikan dengan biaya ±5% dari anggaran; dan lain-lain.
• Produktivitas merupakan hubungan antara input dari sumber daya, dana, tenaga kerja, materi
dan waktu, terhadap output, yang diidentifikasikan sebagai efisiensi, dan terhadap hasilnya,
yang diidentifikasikan sebagai efektivitas.
• Output harus dihubungkan dengan hasil akhir dan input sumber dayanya. Salah satu aspek
penting dalam pengukuran produktivitas adalah penelaahan kualitas.
23
8. MENGEVALUASI PRODUKTIVITAS AUDIT
• Produktivitas di dalam operasi jasa seperti audit internal memiliki kesulitan di dalam
pengukurannya dikarenakan oleh:
Mungkin tidak mudah bagi seseorang untuk dapat mengidentifikasi dan menguantifikasi output dan
hasil akhir.
Auditor internal yang memberikan hasil pekerjaan mereka secara internal akan sulit untuk dinilai.
Audit internal sering kali merupakan hasil kerja sama tim sehingga tanggung jawab output nya
berada di tangan tim.
Pada umumnya, auditor internal memiliki banyak pertimbangan di dalam memilih tugas yang
hendak dikerjakan serta kapan dan bagaimana pekerjaan tersebut diselesaikan.
24
8. MENGEVALUASI PRODUKTIVITAS AUDIT
• Steve Albrecht dan rekannya melakukan penelitian terhadap fungsi audit internal di 13
Perusahaan besar. Mereka meminta perrusahaan-perusahaan ini mengidentifikasikan kualitas-
kualitas yang mereka percaya sebaiknya dimasukkan ke dalam evaluasi produktivitas. Hasil
yang didapat berdasarkan urutan tingkat kepentingan adalah:
Temuan dan rekomendasi yang masuk akal dan bermanfaat
Respons dan umpan balik klien
Professionalism di dalam aktivitas audit internal
Kepatuhan dalam rencana audit
Tidak adanya kejutan-kejutan
Efektivitas biaya di dalam aktivitas audit internal
Pengembangan pegawai
Evaluasi auditor eksternal terhadap aktivitas audit internal
Umpan balik manajemen operasional
Jumlah permintaan pekerjaan audit
Laporan direktur audit
Evaluasi komite audit atas aktivitas audit internal
Kualitas kertas kerja
Hasil dari penelaahaan internal 25
Umpan balik sejawat.
9. SIAPA YANG DAPAT MENGAUDIT AUDITOR?
26
9. SIAPA YANG DAPAT MENGAUDIT AUDITOR?
• Supervisor hendaknya melakukan diskusi mengenai tujuan dan lingkup audit yang dilakukan
sebelum melakukan survei pendahuluan.
• Supervisor hendaknya menyetujui secara tertulis program audit yang diajukan dan setiap
perubahan yang terjadi di dalamnya.
• Supervisor hendaknya selalu siap selama audit untuk berdiskusi dengan staf mengenai
sasaran, prosedur, pelaporan, dan setiap masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan audit.
• Supervisor hendaknya melakukan penelaahan secara rutin.
• Supervisor hendaknya menelaah kertas kerja dan menampilkan bukti dari penelaahan tsb.
• Penelaahan supervisor hendaknya memberikan keyakinan bahwa para staf auditor telah
sesuai dengan standar aktivitas, bahwa tujuan audit telah terpenuhi, bahwa kertas kerja yang
ada telah mendukung temuan dan kesimpulan logis yang diambil, serta memberikan informasi
yang layak untuk mendukung sebuah laporan audit yang bermanfaat.
• Dan lainnya. 29
11. PENELAAHAN INTERNAL
• Sebuah penelaahan internal dapat memberikan quality assurance kepada direktur audit
sekaligus pelatihan bagi staf audit.
• Penelaahan ini dapat mengambil bentuk berupa:
verifikasi
penelaahan internal
evaluasi oleh klien.
• Penelaahan internal dapat dilakukan secara berkala atau sekali waktu.
30
12. VERIFIKASI
32
14. PENELAHAAN EKSTERNAL
33
15. SEBUAH CONTOH PEER REVIEW
Jenis Temuan yang Dapat Diidentifikasi oleh Peer Review
• Peer review ini dilaksanakan seperti audit biasa dan terdiri atas program dan audit atas
aktivitas audit yang memiliki banyak lokasi.
• Bidang-bidang yang dievaluasi hendaknya meliputi:
Organisasi
Rencana audit bisnis
Cakupan audit
Penempatan staf
Administrasi kepegawaian
Pekerjaan lapangan
Kertas kerja
Pelaporan
Independensi
Perspektif bisnis
Pihak auditor luar
35
17. PENELAAHAN OLEH ORGANISASI PROFESIONAL LAIN
36
18. EVALUASI OLEH KLIEN
• Meskipun peer review atas operasi audit pada umumnya akan meminta evaluasi dari klien
mengenai kualtas dari pekerjaan audit yang diterimanya, proses dari evaluasi oleh klien itu
sendiri adalah sebuah teknik yang sebaiknya menjadi salah satu bagian dari setiap
pelaksanaan audit.
• Pada akhir setiap audit, yaitu setelah dikeluarkannya laporan audit, seorang direktur audit
sebaiknya meminta manajer dari bagian yang diaudit untuk melakukan evaluasi atas fungsi-
fungsi auditnya.
37
19. IMPLEMENTASI MANAJEMEN KUALITAS TOTAL
• Konsep dari Manajemen Kualitas Total (Total Quality Management – TQM) dapat diterapkan
pada operasi audit internal.
1. Penilaian kualitas awal:
• Di luar persyaratan yang diminta oleh Standar, manajemen eksekutif dan komite audit dari
dewan komisaris memiliki kepentingan terhadap audit internal.
• Mereka membutuhkan suatu keyakinan bahwa mereka benar-benar dapat bergantung pada
audit internal.
• Adanya U.S Foreign Corrupt Practices Act - FCPA (Undang-undang Praktik Korupsi Amerika
Serikat) tahun 1977
• Securities and Exchange Commission (SEC) telah membawa para pelanggar UU ini ke
pengadilan.
39
21. ISO 9000-SEBUAH TANTANGAN
• Standar kontrol internal seri ISO 9000, terdiri atas lima standar individu mengenai manajemen
kualitas yang saling berhubungan dan dua standar mengenai audit dan pengukuran (seri ISO
10.000).
• Seri ini terdiri atas :
ISO 9001 - meliputi sistem perancangan, manufaktur, instalasi, dan pelayanan.
ISO 9002 - meliputi produksi dan instalasi.
ISO 9003 - meliputi inspeksi dan pengujian produk akhir.
ISO 9004 - memberikan pedoman dalam memproduksi sistem kualitas perusahaan
ISO 10011 - berisi pedoman untuk mengaudit sistem kualitas.
ISO 10012 - berisi persyaratan quality assurance untuk perlengkapan pengukuran.
40
End of Presentation