Anda di halaman 1dari 11

Sistem Informasi

M. Fairuzabadi
http://fairuzelsaid.upy.ac.id
email: fairuz@upy.ac.id

Bab 2
Konsep Dasar Data, Informasi
& Pengetahuan
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang
mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya
informasi di dalam sebuah perusahaan yang
sangat penting untuk mendukung kelangsungan
perkembangannya, sehingga terdapat alasan
bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah
perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan
informasi, dalam waktu tertentu perusahaan
akan mengalami ketidakmampuan mengontrol
sumber daya, sehingga dalam mengambil
keputusan-keputusan strategis sangat
terganggu,
yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan
pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja
dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak
informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami
konsep dasar informasi adalah sangat penting dalam mendesain sebuah sistem
informasi yang efektif. Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi
yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.

A. Data
1. Pengertian Data
Berikut ini beberapa pegertian data
 Data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang dihadapi
 Data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian
(transactions) yang terjadi
 Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan
nyata.

Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Sebagai contoh, dalam
dunia bisnis kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu
nilai yang disebut dengan transaksi. Misalnya penjualan adalah transaksi perubahan nilai
barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan nyata adalah berupa
suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.

1
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal
data-item. Data merupakan bentuk yang belum dapat memberikan manfaat yang besar
bagi penerimanya, sehingga perlu suatu model yang nantinya akan dikelompokkan dan
diproses untuk menghasilkan informasi. Hal tersebut dapat dilihat dalam contoh kasus
sebagai berikut: di dalam kegiatan suatu perusahaan, dari hasil transaksi penjualan oleh
sejumlah salesman, dihasilkan sejumlah faktor-faktor yang merupakan data dari
penjualan pada suatu periode tertentu. Faktur-faktur penjualan tersebut masih belum
dapat memberikan informasi yang baik bagi manajemen. Untuk pengambilan keputusan
bagi manajemen, maka faktur-faktur tersebut harus diolah lebih lanjut untuk menjadi
suatu informasi. Sesudah diolah, akan dapat diperoleh informasi, antara lain mengenai:
 Laporan penjualan setiap salesman, yang berfungsi untuk memberikan besarnya
komisi dan bonus.
 Laporan penjualan setiap daerah, yang berfungsi untuk pelaksanaan promosi dan
periklanan.
 Laporan penjualan setiap jenis barang, yang berfungsi untuk mengontrol
persediaan barang dan untuk mengevaluasi barang yang tidak atau kurang laku
terjual.

2. Jenis-jenis Data
Data dapat berupa nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
 Data terformat adalah data dengan suatu format
tertentu. Misalnya, data yang menyatakan tanggal
atau jam, atau menyatakan nilai mata uang.
 Teks adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-
simbol khusus (misalnya + dan $) yang
kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing
item secara individual.
 Citra adalah data berupa gambar, baik hasil
pemotretan maupun proses membuat gambar.
 Audio adalah data dalam bentuk suara. Instrumen
musik, suara orang atau suara binatang, gemericik air, detak jantung merupakan
beberapa contoh data audio.
 Video menyatakan data dalam bentuk sejumlah gambar yang bergerak dan bisa saja
dilengkapi dengan suara. Video dapat digunakan untuk mengabadikan suatu
kejadian atau aktivitas.

3. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah masa atau waktu yang digunakan untuk mendeskripsikan
perubahan bentuk data menjadi informasi yang memiliki keguanaan. Operasi yang
dilakukan dalam pengolahan data:
 Data input
 Recording transaction, data ke sebuah pengolahan data medium (contoh,
punching number ke dalam kalkulator).
 Coding transaction, data ke dalam bentuk lain (contoh, converting atribut
kelamin female ke huruf F).
 Storing data or information, untuk pengambilan keputusan (potential
information for future).
 Data transformation
 Calculating, operasi aritmatik terhadap data field.
 Summarizing, proses akumulasi beberapa data (contoh, menjumlah jumlah jam
kerja setiap hari dalam seminggu menjadi nilai total jam kerja perminggu).
 Classifying, data dikelompokkan ke grup-grup tertentu
 Categorizing, data kedalam group berdasar karakteristrik tertentu (contoh,
pengelompokkan data mahasiswa berdasar semester aktif)
 Sorting, data kedalam bentuk yang berurutan (contoh, pengurutan nomor induk
karyawan secara ascending)
 Merging, menggabungkan dua atau lebih set data berdasar kriteria tertentu
(menggabungkan data penjualan bulan Januari, Februari dan Maret kedalam
group triwulanan).
 Matching data berdasar keinginan pengguna terhadap group data (contoh,
memilih semua karyawan yang total pendapatannya lebih dari 15 juta
pertahun).

4. Hirarki Data
Secara tradisional, data disusun dalam suatu hierarki yang terdiri dari elemen
data, rekaman (record), dan berkas (file). Berikut ini penjelasan masing-masing hirarki:

 Elemen data adalah suatu data terkecil yang tidak dapat dipecah lagt menjadi unit
data yang lain. Pada data kepegawaian, elemen data dapat berupa nama pegawai,
alamat, kota tempat tinggal, dan atribul lain yang berkaitan dengan pegawai. Istilah
lain untuk elemen data adalah medan (field), Mom, itenk dan atribut.
 Rekaman adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait, Sebagai
contoh, nama, alamat, kota, dan tempat tinggal lahir seorang pegawai dapat
dihimpun dalam sebuah rekarnan. Istilah lain untuk rekaman adalah tupel dan baris.
 Berkas adalah himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama membentuk sebuah
berkas. Berkas dapat dikatakan sebagai kumpulan data yang ber¬kaitan dengan
suatu subjek. Dalam konteks yang lebih besar, sekumpulan berkas atau tabel mem-
bentuk sebuah basis data. Sebagai contoh, sebuah basis data kepegawai¬an dapat
mengandung sejumlah tabel seperti data pribadi, data presensi, sejarah kerja, dan
sebagainya.

B. Informasi
1. Pengertian Informasi
Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga
informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Informasi (information) dapat
didefinisikan sebagai berikut:

 Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya.
 Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat
ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Sebagai contoh, informasi yang
menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik, akan mengurangi ketidakpastian
mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan.
 Informasi adalah data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki arti dan
berguna bagi manusia (Kent, 2008)
 Menurut Leitel dan Davis dalam bukunya “Accounting Information System”
menjelaskan bahwa Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang
lebih berguna dan serta lebih berarti bagi yang menerimany.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan


bahwa “Informasi adalah sebagai data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi
sesuai dengan keperluan tertentu”.

2. Informasi adalah Aset Perusahaan


Dalam perusahaan dikenal 4M dan 1I yang merupakan
aset perusahaan, yang meliputi: Mesin, Material, Modal,
Manusia dan Informasi. Oleh karena iru, Informasi
merupakan salah satu sumber daya penting dalam mana-
jemen modern. Banyak keputusan strategis yang
bergantung kepada informasi. Informasi merupakan
sumber daya vital bagi kelangsungan organisasi bisnis.

Informasi adalah salah satu aset bagi sebuah perusahaan atau organisasi, yang
sebagaimana aset lainnya memiliki nilai tertentu bagi perusahaan atau organisasi
tersebut sehingga harus dilindungi, untuk menjamin kelangsungan perusahaan atau
organisasi, meminimalisir kerusakan karena kebocoran sistem keamanan informasi,
mempercepat
kembalinya investasi dan memperluas peluang usaha. Beragam bentuk informasi yang
mungkin dimiliki oleh sebuah perusahaan atau organisasi meliputi diantaranya:
informasi yang tersimpan dalam komputer (baik desktop komputer maupun mobile
komputer), informasi yang ditransmisikan melalui network, informasi yang dicetak pada
kertas, dikirim melalui fax, tersimpan dalam disket, CD, DVD, flashdisk, atau media
penyimpanan lain, informasi yang dilakukan dalam pembicaraan (termasuk percakapan
melalui telepon), dikirim melalui telex, email, informasi yang tersimpan dalam database,
tersimpan dalam film, dipresentasikan dengan OHP atau media presentasi yang lain, dan
metode-metode lain yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan ide-ide
baru organisasi atau perusahaan.

3. Ciri-ciri Informasi
Informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti berikut (Davis, 1999):
 Benar atau salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran
terhadap kenyataan. Jika penerima informasi yang salah mempercayainya, efeknya
seperti kalau inforrrasi itu benar.
 Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima. Informasi dapat memperbarui
atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.
 Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi
sebelumnya yang salah atau kurang benar.
 Meyakinkan. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga
keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

4. Manajemen Informasi
Kini, istilah manajemen informasi sangat populer. Yang dimaksud manajemen informasi
tidak lain adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan pemerolehan informasi,
penggunaan informasi seefektif mungkin, dan juga pembuangan terhadap informasi
(yang tidak berguna lagi) pada waktu yang tepat (McLeod, 1998). Ebert dan Griffin
(2003) mendefinisikan manajemen informasi sebagai operasi-operasi internal yang
mengatur sumber daya informasi dalam perusahaan untuk mendukung kinerja dan hasil
bisnis.

5. Pengguna Informasi
Informasi tidak hanya dipakai untuk kepentingan internal dalam organisasi, tetapi juga
dipakai oleh pihak eksternal (di luar organisasi).

 Pemakai internal meliputi staf operasi, manajemen tingkat bawah hingga


manajemen tingkat atas
 Pemakai eksternal dapat berupa pelanggan, pemegang saham, pemasok atau mitra
kerja, dinas pajak, dan lain-lain.

Untuk memahami bagaimana informasi digunakan dalam manajemen, ada


baiknya untuk mengetahui level-level manajemen dalam suatu organisasi. Manajemen
biasa dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu manajemen tingkat atas, manajemen tingkat
menengah, dan manajemen tingkat bawah (Ebert dan Griffin 2003).

 Manajemen tingkat bawah bertanggung jawab terhadap pengawasan dan


pengendalian kegiatan operasional sehari-hari. Yang termasuk rnanajeamen tingkat
bawah antara lain: penyedia (supervisor), kepala proyek, dan kepala bagian.
 Manajemen tingkat menengah bertanggung jawab dalam hal perencanaan dan
koordinasi kegiatan-kegiatan jangka pendek yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi (pengendalian manajemen). Termasuk dalarn kategori ini, yaitu manajer
pabrik, manajer operasi, dan manajer divisi.
 Manajemen tingkat atas bertanggung jawab terhadap perencanaan jangka panjang
(yang biasa disebut rencana strategis) dan menetapkan tujuan organisasi. Termasuk
dalam kategori ini yaitu direktur dan wakil direktur.

Setiap individu, dari manajer hingga staf operasi, memerlukan informasi yang digunakan
untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Tentu saja, masing-masing berkepentingan
terhadap informasi dengan sifat Yang berbeda-beda. Sebagai contoh, manajer
memerlukan informasi yang ringkas tentang kegiatan operasional, sedangkan staf
operasi memerlukan informasi yang lebih detail

6. Arus Informasi
Arus informasi dalam suatu
organisasi dapat mengalir dengan
arah mendatar atau vertikal (Hall,
2001). Pada arah mendatar,
informasi digunakan untuk
mendukung kegiatan operasional,
yang berupa informasi rinci
tentang transaksi. Pembelian
barang, tagihan hutang, dan
penggunaan bahan-bahan mentah
merupakan beberapa contoh
informasi yang
mengalir dalam arah mendatar. Adapun pada arah vertikal, informasi mengalir pada
semua level manajemen. Arus informasi yang mengalir ke atas berisi rangkuman kinerja
operasional. Semakin tinggi level manajemen, semakin ringkas informasi yang
diperlukan. Arus informasi yang mengalir ke bawah berupa instruksi, kuota, dan
anggaran-anggaran.

Selain arus informasi mendatar dan vertikal, informasi juga mengalir dari internal ke
eksternal atau sebaliknya. Interaksi antara pelanggan dengan internal organisasi serta
pemasok dengan internal organisasi berada pada tataran operasional. Adapun
pemegang saham berinteraksi dengan internal organisasi pada level manajemen tingkat
atas.
Keluaran informasi meliputi:

 Displaying result, menampilkan informasi yang dibutuhkan pemakai melalui monitor


atau cetakan.
 Reproducing, penyimpanan data yang digunakan untuk pemakai lain yang
membutuhkan.
 Telecommunicating, penyimpanan data secara elektronik melalui saluran
komunikasi.

7. Kualitas Informasi
Kualitas informasi (Prabu, 2006) diantaranya ditentukan oleh beberapa hal, yaitu:
 Relevan, dalam hal ini informasi yang
diterima harus memberikan manfaat bagi
pemakainya. Kadar relevancy informasi
antara orang satu dengan yang lainnya
berbeda-beda tergantung kepada kebutuhan
masing-masing pengguna informasi tersebut.
How is the message used for problem solving
(decision masking)?
 Akurat, yaitu berarti informasi harus bebas
dari kesalahan-kesalahan. Selain itu informasi
yang didapatkan tidak boleh bias atau
menyesatkan bagi penggunanya, serta harus
dapat mencerminkan dengan jelas maksud dari informasi tersebut. Ketidak akuratan
data terjadi karena sumber dari informasi tersebut mengalami gangguan dalam
penyampaiannya baik hal itu dilakukan secara sengaja maupun tidak sehingga
menyebabkan data asli tersebut berubah atau rusak.
 Tepat waktu, Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai tidak dalam hal
penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang usang maka
informasi tersebut tidak mempunyai nilai yang baik dan kualitasnya pun menjadi
buruk sehingga tidak berguna lagi. Jika informasi tersebut digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan maka akan berakibat fatal sehingga salah dalam
pengambilan keputusan tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan mahalnya nilai
suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah serta
mengirimnya memerlukan teknologi terbaru.

Komponen keakuratan informasi sebagai berikut


 Completenes: Hal ini dapat berarti bahwa informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan
harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan
sebagian- sebagian tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh
terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah yang
terjadi dalam suatu organisasi tersebut.
 Correctness: maksudnya bahwa informasi yang diterima kebenarannya tidak perlu
diragukan lagi. Kebenaran dari informasi tersebut harus dapat dipertanggung
jawabkan.
 Security: Informasi yang diterima harus terjamin keamanan datanya.
 Economy: Kualitas dari Informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan
juga bergantung pada nilai ekonomi yang terdapat didalamnya.
 Efficiency; What level of resources is required for each unit of information output?
 Reliability; Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus dapat dipercaya, hal ini
menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal pengambilan keputusan
setiap tingkatan manajemen.

8. Nilai Informasi
Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan
dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan
informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya.
Dengan perlakukan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah
diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi
memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta
menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). Besarnya nilai informasi yang
tepat dapat didapatkan dari perbedaan hsil yang didapat dari keputusan yang baru
dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan informasi
tersebut. Penghitungan atas informasi yang tepat memberikan banyak manfaat
diantaranya untuk menghilangkan pemborosan biaya yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tersebut (Sofa,
2008).

Menurut Gordon B. Davis nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara
kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan
informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas.

Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat
menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut:

 Mudah, Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh
secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai
jika sulit diperoleh.
 Luas dan Lengkap, Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila
mempunyai lingkup/ cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak
lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
 Ketelitian, Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai
ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat,
karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
 Relevan, Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan
kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika
tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan
untuk pengambilan keputusan.
 Tepat Waktu, Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat
diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting
menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/ usang, karena tidak dapat
dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.
 Jelas, Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi.
Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
 Fleksibel, Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi.
Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat
pengambilan keputusan.
 Dapat dibuktikan, Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut
dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas
data sumber yang diolah.
 Tidak ada prasangka, Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut
tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
 Dapat diukur, Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur
agar dapat mencapai nilai yang sempurna.

9. Kesalahan Informasi
Menurut Gordon B. Davis, kesalahan informasi adalah antara lain disebabkan oleh hal-
hal sebagai berikut:

 Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.


 Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
 Hilang/tidak terolahnya sebagian data.
 Pemeriksaan/pencatatan data yang salah.
 Dokumen induk yang salah.
 Kesalahan dalam prosedur pengolahan (contoh: kesalahan program aplikasi
komputer yang digunakan).
 Kesalahan yang dilakukan secara sengaja.

Penyebab kesalahan tersebut dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:

 Kontrol sistem untuk menemukan kesalahan.


 Pemeriksaan internal dan eksternal.
 Penambahan batas ketelitian data.
 Instruksi dari pemakai yang terprogram secara baik dan dapat menilai adanya
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

10. Siklus Informasi


Untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, perlu untuk dijelaskan
bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam menghasilkan informasi. Pertama-
tama data dimasukkan ke dalam model
yang umumnya memiliki urutan proses
tertentu dan pasti, setelah diproses akan
dihasilkan informasi tertentu yang
bermanfaat bagi penerima (level
management) sebagai dasar dalam
membuat suatu keputusan atau
melakukan tindakan tertentu, Dari
keputusan atau tindakan tersebut akan
menghasilkan atau diperoleh kejadian-
kejadian tertentu yang akan digunakan
kembali sebagai data yang nantinya akan dimasukkan ke dalam model (proses), begitu
seterusnya. Dengan demikian akan membentuk suatu siklus informasi atau siklus
pengolahan data, seperti gambar berikut:

11.Klasifikasi Informasi Berdasarkan Penggunanya


Berdasarkan tingkatan manajemen, informasi dapat dikelompokkan berdasar
penggunanya, yaitu:

 Informasi Strategis, Digunakan untuk


mengambil keputusan jangka panjang,
mencakup informasieksternal (tindakan
pesaing, langganan), rencana perluasan
perusahaan dan sebagainya.
 Informasi Taktis, Digunakan untuk
mengambil keputusan jangka menengah,
mencakup informasitrend penjualan yang
dapat dipakai untuk menyusun rencana-
rencana penjualan.
 Informasi Teknis, Digunakan untuk
keperluan operasional sehari-hari, informasi persedian stock, retur penjualan dan
laporan kas harian.

12.Test Kebutuhan Informasi


Terdapat 4 tes untuk menjelaskan sebuah pesan yang spesifik dalam informasi:

 Kepada siapa (pembuat keputusan) informasi ditujukan?


 Untuk keputusan spesifik apa informasi ditujukan?
 Sejauh mana informasi dapat digunakan untuk mendeteksi dan memecahkan
masalah?
 Sejauh mana (kapan) tingkat pembuatan keputusan?
C. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah kombinasi dari naluri, gagasan, aturan, dan prosedur
yang mengarahkan tindakan atau keputusan (Alter, 1992).

Proses Data, Informasi dan Pengetahuan

Sebagai gambaran, informasi yang dipadukan dengan pengalaman masa lalu dan keahlian
akan memberikan suatu pengetahuan yang tentu saja memiliki nilai yang tinggi.

Abstraksi Data, Informasi dan Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai