Dokumen - Tips Sistem Kerja Kondensor Pada Pltu Unit 3
Dokumen - Tips Sistem Kerja Kondensor Pada Pltu Unit 3
Disusun Oleh :
NIM : 5201411080
FAKULTAS TEKNIK
2014
i
LEMBAR PENGESAHAN
DENGAN JUDUL
SISTEM KERJA KONDENSOR PADA PLTU UNIT 3
PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG
Disusun Oleh :
Mengetahui,
GENERAL MANAGER PEMBIMBING LAPANGAN
AMLAN SUPRAPTO
NIP. NIP. 770221083 – I -
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disahkan oleh PT. INDONESIA POWER
UBP Semarang dan Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
NIP.196209131991021001 NIP.
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
Praktik Kerja yang kami laksanakan selama satu bulan ini belum dapat
masih minim sehingga belum mampu memberikan hasil yang optimal. Meski
demikian pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
3. Bapak Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng selaku Dosen Pembimbing PKL.
Semarang
v
6. Bapak Suprapto dan Bapak Khanafi, Pendamping Lapangan PKL
7. Bapak Supardi, Bapak Didik, Bapak Niko, Bapak Usman, Bapak Wawan,
Bapak Agung, Bapak Anton dan semua karyawan PT. Indonesia Power
11. Serta semua pihak yang telah membantu pelaksanaan PKL dan tidak dapat
Kami sadar bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari sempurna,
sehingga kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua
pihak yang terlibat. Semoga laporan yang kami susun dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1. Paradigma ............................................................................................... 11
vii
3. Motto ...................................................................................................... 12
4. Tujuan ..................................................................................................... 12
1. Pompa ............................................................................................................... 22
2. Boiler ................................................................................................................ 23
4. Kondensor ........................................................................................................ 30
A. Pengertian ........................................................................................................ 31
viii
1. Kondensor Permukaan ..................................................................................... 31
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 42
B. Saran ................................................................................................................ 43
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 45
ix
DAFTAR
Gambar
Tabel
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagainya tidak lepas dari yang namanya listrik sebagai faktor utama penunjang
dan berkualitas.
mahasiswanya agar memiliki SDM yang unggul dan siap menghadapi dunia kerja.
lebih luas.
Pembangkit yang berada pada satu lokasi yaitu di Tanjung Emas atau Tambak
1
2
Namun pada periode ini sistem pembangkit yang berada pada UBP
tidak berjalan, namun seluruh perangkat dalam keadaan standby sekiranya dapat
terawatnya sistem, maka perlu dilakukan perawatan rutin dan terjadwal untuk
1. Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut :
Lapangan.
kependidikan.
Februari 2014. Jam kerja pelaksanaan yaitu dari mulai pukul 07.30 s/d 16.00
WIB.
3. Batasan Masalah
Sistem Kerja Kondensor PLTU Unit 3 PT. Indonesia Power UBP Semarang.
4
a. Metode Diskusi
berkembang.
c. Studi Literatur
5. Sistematika Penyusunan
BAB I PENDAHULUAN
BAB ini membahas tentang Latar Belakang, Tujuan Praktik Kerja Lapangan,
Waktu dan Tempat, Tujuan dan Manfaat, Metode yang digunakan dalam
penulisan.
BAB ini membahas tentang sejarah berdirinya PT. Indonesia Power UBP
pembangkit.
utama, data-data kondensor, sistem kerja, alat-alat bantu kondensor, serta siklus
BAB V PENUTUP
BAB ini berisi mengenai kesimpulan yang diambil dari laporan maupun
terjadi selama Praktik Kerja berlangsung. Kritik dan Saran juga terdapat
perusahaan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Dalam Daftar Pustaka berisi mengenai berbagai referensi yang diambil dari
studi pustaka baik berupa buku maupun dari internet untuk melengkapi
penyusunan laporan.
BAB II
SEMARANG
pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (MPE) menerbitkan kerangka
7
8
PLN diubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Setahun kemudian tepatnya
tanggal 3 Oktober 1995, PT. PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan
yang tujuannya untuk memisahkan misi social dan misi komersial yang diemban
oleh BUMN tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu adalah PT.
Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I, atau yang lebih dikenal dengan nama
PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial
pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait.
PLN PJB I menjadi PT. INDONESIA POWER. Perubahan nama ini merupakan
air, batubara, panas bumi, dan sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit-
pembangkit tersebut ada pula pembangkit paling tua di Indonesia, seperti PLTA
Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang
Dari sini dapat dipandang bahwa secara kesejahteraan pada dasarnya usia
Pembangkit –pembangkit yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power dikelola dan
pembangkit di Indonesia.
PLTU
PLTGU
PLTG
B. Paradigma, Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Nilai PT. Indonesia Power
1. Paradigma
menilai sesuatu. Paradigma dari PT. Indonesia Power adalah “Bekerja dan
(Pihak Terkait)
Penjabaran Visi :
dunia.
stakeholder.
12
panjang.
3. Motto
4. Tujuan
berkesinambungan.
Inovatif.
13
a. Integritas
b. Profesional
bidang pekerjaannya.
c. Harmoni
hidup.
d. Pelayanan Prima
stakeholder.
e. Peduli
f. Pembelajar
kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian
g. Inovatif
Makna bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power merupakan cerminan
identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya. Secara keseluruhan nama Indonesia
Bentuk :
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I.
Warna :
1. Merah
dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik,
2. Biru
Struktur organisasi PT. Indonesia Power UBP Semarang dapat dilihat pada
lampiran.
BAB III
PLTU SEMARANG
Siklus pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus
Siklus sederhana dari sistem pembangkit listrik tenaga uap diturunkan dari
pada turbin uap, dimana kondisi uap yang masuk ke turbin adalah bertekanan
17
18
turbin adalah proses isentropik, maka uap yang keluar dari turbin akan menjadi
menghasilkan energi putaran poros turbin, sehingga pada proses ini merupakan
mengembunkan uap jenuh yang berasal dari turbin menjadi air (cair jenuh). Untuk
tekanan atmosfer. Pada kondensor terjadi proses pelepasan kalor (Qout). Proses 3
secara isentropik. Pada proses ini terjadi proses pemasukan kerja ke dalam (Win)
sistem karena proses pemompaan air yang dihasilkan dari proses kondensasi oleh
Condensor. Tekanan yang dihasilkan sama dengan tekanan uap yang masuk ke
dengan kebutuhan turbin. Proses ini berlangsung pada boiler secara isobarik,
dimana untuk menguapkan air tersebut dibutuhkan masukan panas tertentu (Qin).
menunjukan keadaan cair (liquid) yang tak berubah massa jenisnya karena
ditingkatkan tekanannya.
19
Reheater.
SUPERHEATED STEAM
UAP REHEATER
UAP EKSPANSI UAP
EKSPANSI UAP IP TURBIN
AIR
EKSPANSI UAP
IP TURBIN
AIR
Keterangan gambar :
Extraction Pump.
Economizer.
e) Proses 3 – 4 : Pemanasan air menjadi uap air pada Wall Tube dan Downcomer
di dalam Boiler.
h) Proses 6 – 7 : Pemanasan kembali uap yang keluar dari High Pressure Turbine
Pressure Turbine.
pemanasan ulang.
Boiler perlu diisikan air murni yang dihasilkan dari proses pemurnian air laut
(Circulating Water Pump) yang sebagian besar dipakai untuk media pendingin di
Setelah air menjadi tawar, kemudian dipompa oleh Distillate Pump untuk
kadar ion dan mineral dalam air yang akan digunakan dalam siklus.
1. POMPA
Peran utama dari CWP adalah memompa air yang berada di intake
BFP digunakan sebagai pompa penyalur air yang dimana udara yang
uap.
Udara yang akan memasuki Air Heater harus dipanaskan terlebih dulu
agar tidak terjadi thermal stress akibat perbedaan suhu yang ekstrim.
23
2. BOILER
Boiler merupakan suatu alat untuk menghasilkan uap pada tekanan dan
temperatur tinggi (Superheated Vapor). Perubahan dari fase cair menjadi uap
bahan bakar. Boiler pada PLTU Semarang menggunakan minyak residu atau biasa
disebut MFO (Marine Fuel Oil) sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan bahan
bakar pendukung adalah solar atau biasa disebut HSD (High Speed Diesel),
dimana solar ini digunakan hanya sebagai pemantik awal (ignition) untuk
membakar MFO. Penyaluran panas dari bahan bakar ke air demin dapat terjadi
Bagian pemindah panas dari boiler terdiri dari pemanas mula (Low
Komponen utama boiler terdiri dari : Wall Tube, Main Drum, Primary
komponen pendukung terdiri dari : Forced Draft Fan, MFO Heater, Air Preheat
Coil, Air Heater, Burner, Gas Recirculating Fan, Soot Blower dan Safety Valve.
24
a. Wall Tube
Dinding boiler terdiri dari tubes / pipa-pipa yang disatukan oleh membran,
oleh karena itu disebut dengan wall tube. Di dalam wall tube tersebut mengalir air
yang akan dididihkan. Dinding pipa boiler adalah pipa yang memiliki ulir dalam
(ribbbed tube), dengan tujuan agar aliran air di dalam wall tube berpusar
(turbulen), sehingga penyerapan panas menjadi lebih banyak dan merata, serta
untuk mencegah terjadinya overheating karena penguapan awal air pada dinding
yang menghubungkan steam drum dengan bagian bawah low header. Untuk
mencegah penyebaran panas dari dalam furnace ke luar melalui wall tube, maka
disisi luar dari wall tube dipasang dinding isolasi yang terbuat dari mineral fiber.
b. Steam Drum
1. Menampung air yang akan dipanaskan pada pipa-pipa penguap (wall tube),dan
2. Memisahkan uap dan air yang telah dipisahkan di ruang bakar ( furnace ).
Bagian-bagian dari steam drum terdiri dari : feed pipe, chemical feed pipe,
sampling pipe, baffle pipe, separator, scrubber, dryer, dan dry box.
Level air dari drum harus selalu dijaga agar selalu tetap setengah dari
tinggi drum. Sehingga banyaknya air pengisi yang masuk ke steam drum harus
sebanding dengan banyaknya uap yang meninggalkan drum, supaya level air tetap
konstan. Batas maksimum dan minimum level air dalam steam drum adalah -250
Pengaturan level air dilakukan dengan mengatur Flow Control Valve. Jika
level air di dalam drum terlalu rendah, akan menyebabkan terjadinya overheating
pada pipa boiler, sedangkan bila level air dalam drum terlalu tinggi, kemungkinan
butir-butir air terbawa ke turbin dan akan mengakibatkan kerusakan pada turbin.
c. Superheater
panas lanjut dengan memanfaatkan gas panas hasil pembakaran. Uap yang masuk
ke Superheater berasal dari steam drum. Superheater terbagi dua yaitu Primary
1. Primary Superheater
yang berasal dari steam drum menjadi uap panas lanjut dengan
2. Secondary Superheater
Secondary Superheater terletak pada bagian laluan gas yang sangat panas
yaitu diatas ruang bakar dan menerima panas radiasi langsung dari ruang
temperatur keluar sebesar 5410C, dan tekanan 169 kg/cm2. Uap yang
HP Turbine.
d. Reheater
masih tinggi. Pemanasan ini bertujuan untuk menaikkan efisiensi sistem secara
kecil sehingga proses ini biasanya diabaikan. Temperatur uap masuk Reheater
keluarnya adalah 5410C dengan tekanan 39 kg/cm2. Uap ini kemudian digunakan
untuk menggerakkan IP Turbine, dan setelah uap keluar dari IP Turbine, langsung
e. Economiser
Superheater, untuk memanaskan air pengisi sebelum masuk ke main drum. Panas
yang diberikan ke air berupa panas sensibel. Pemanasan air ini dilakukan agar
perbedaan temperatur antara air pengisi dan air yang ada dalam steam drum tidak
terlalu tinggi, sehingga tidak terjadi thermal stress (tegangan yang terjadi karena
adanya pemanasan) di dalam main drum. Selain itu dengan memanfaatkan gas
sisa pembakaran, maka akan meningkatkan efisiensi dari boiler dan proses
Economizer berupa pipa-pipa air yang dipasang ditempat laluan gas hasil
terjadi dengan arah aliran kedua fluida berlawanan (counter flow). Air pengisi
steam drum mengalir ke atas menuju steam drum, sedangkan udara pemanas
mengalir ke bawah.
Heater, Air Preheat Coil, Air Heater, Burner, Gas Recirculating Fan, Soot
Alat yang berupa fan (kipas) ini berfungsi untuk memasukkan udara
2. MFO Heater
bakar berupa MFO dengan tujuan menurunkan viskositas dari MFO. Hal
ini perlu dilakukan karena MFO memiliki viskositas yang relatif tinggi
yang baik.
Heater dengan sumber panas berasal dari air Deaerator. Udara yang akan
memasuki Air Heater harus dipanaskan terlebih dulu agar tidak terjadi
4. Air Heater
Air Heater merupakan alat pemanas udara, dimana panas diambil dari gas
pemanfaatan gas buang ini, maka dapat menghemat biaya bahan bakar
5. Burner
29
Alat yang berfungsi untuk membakar campuran antara bahan bakar (fuel)
Alat ini berfungsi untuk mengarahkan sebagian flue gas (gas sisa
7. Soot Blower
8. Safety Valve
Safety Valve berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi tekanan uap yang
berlebih yang dihasilkan oleh boiler. Tekanan berlebih ini dapat terjadi
karena panas boiler yang berlebihan atau adanya penurunan beban turbin
secara drastis.
3. TURBIN UAP
Ekspansi uap yang dihasilkan tergantung dari sudu-sudu (nozzle) pengarah dan
sudu-sudu putar. Ukuran nozzle pengarah dan nozzle putar berfungsi sebagai
4. KONDENSOR
A. Pengertian
digunakan pada unit pembangkit dimana uap turbin yang telah menyelesaikan
atau dengan kata lain harus ada yang dibuang ke lingkungan. Pada Pembangkit
Listrik Tenaga Uap proses transfer panas ke lingkungan terjadi pada kondensor.
Fungsi kondensor adalah alat penukar panas yang merubah uap sisa dari kerja
B. Jenis-Jenis Kondensor
1. Kondensor Permukaan
31
32
Air yang tersedia dalam jumlah besar biasanya sangat tidak bersih, misal,
air laut dan air sungai, tetapi ketidak bersihan tersebut hanya berpengaruh sedikit
terhadap sifat pendinginannya. Jika sebuah kondensor memiliki dua sistem yang
terpisah, uap kondensasi berada pada bagian luar permukaan pipa dan bagian
dalam pipa mendapat aliran air yang berasal dari laut sebagai media pendingin.
permukaan pendinginnya terdiri dari pipa-pipa kecil. Dalam hal ini kemurnian air
pendingin tidak menjadi masalah karena terpisah dari uap dan air kondensat
sehingga setiap kebocoran yang mungkin terjadi tidak akan bersinggungan dengan
air kondensat.
Penyekatan yang tepat dengan menggunakan ruang air (water box) dari
pendingin dapat dibuat satu, dua, atau tiga aliran melintasi kondensor sebelum
menuju ke pembuangan. Bila air pendingin dibuat hanya satu lintasan disebut
sebagai lintasan tunggal (single pass condenser). Jika air pendingin dibuat dua
lintasan aliran ini disebut sebagai kondensor dua lintasan (two pass condenser).
Dalam hal ini air dalam pipa separuh bawah akan mengalir dari depan ke belakang
alat pembantu diantaranya Priming Ejector, Main Ejector, Nasli Vacum Pump,
dan main ejector dikonstruksi dengan nozzle yang dilalui mainstream. Karena
Pemasangan nozzle dibuat sedemikian rupa sehingga arah uap yang dipertinggi
34
yang dipasang diujung nozzle dimana uap keluar dengan kecepatan tinggi namun
bertekanan rendah.
pada nozzle dan hal ini berlangsung secara kontinyu, sehingga akan terjadi
menjadi vakum. Priming ejector digunakan ketika proses start up, untuk kerja
selanjutnya dilakukan pada Main Ejector dan kerja Priming Ejector dihentikan.
air sebelum disirkulasikan pada pipa-pipa kondensor yang disebut juga dengan
waterbox. Level air laut dalam waterbox harus selalu dijaga agar sirkulasi air laut
dalam pipa-pipa kondensor lancar sehingga perpindahan panas yang terjadi dapat
levelnya tetap stabil, sedangkan alat yang digunakan untuk membuat kevakuman
3. Debris Filter
Debris Filter dengan tujuan untuk menyaring air laut yang bebas masuk kedalam
Filter akan terdapat banyak kotoran yang menyangkut pada saringan tersebut.
Untuk membersihkannya hanya perlu memutar posisi Debris Filter, misal dari
Debris Indicator menunjukkan angka 600, maka sebaiknya diputar menuju angka
900, 900 ke 1200, ataupun 1200 ke 00, dan dilakukan berulang sesuai jangka waktu
awal air laut masuk dengan Debris Filter, tentu tidak luput dari kotoran/partikel
kecil yang tidak ikut tersaring olehnya. Untuk membersihkan pipa-pipa tersebut
maka digunakan Tube Cleaning System yang cara kerjanya dengan menembakkan
bola-bola berukuran kecil berbahan sejenis busa, sehingga dinding dan kotoran
D. Konstruksi Kondensor
media pendingin berjumlah sebanyak 11.032 pipa. Panjang pipa jika dihitung
12.202 mm atau 12,202 m. Pipa tersebut memiliki dimensi 25,4 mm x 1,245 mm.
Susunan pipa pada semua jenis kondensor pipa-pipa diatur dalam ruangan
luar yang sesuai yang disebut sebagai kumpulan pipa-pipa (tube banks).
Tujuannya adalah untuk menyediakan jalur-jalur uap yang lebar baik melewati
diatas. Dengan cara ini uap dapat menyusup dengan baik ke dasar kondensor
yang teratas. Pada beberapa kondensat yang modern temperatur air kondensat
Kenyataan ini sekarang dapat diterima tetapi beberapa puluh tahun yang
lalu hal ini dianggap tidak mungkin sehingga tulisan-tulisan yang menunjukkan
keadaan itu dianggap karena kesalahan alat ukur. Kenaikan temperatur melalui
kondensor mungkin akibat kecepatan uap yang diubah menjadi panas sewaktu uap
Low Pressure uap sisa kerja turbin di teruskan pada kondensor untuk di
kondensasikan. Uap yang keluar dari turbin di buat vakum pada kondensor
dengan tujuan uap dapat langsung turun untuk diembunkan sehingga tidak terjadi
kerusakan (trip) pada turbin akibat tekanan uap keatas lebih tinggi daripada
kebawah. Ketika vakum tidak berjalan dengan baik maka uap akan naik kembali
dan menghantam turbin, untuk menghindari itu diberi Rupper Dist yang fungsinya
Demin Water Tank bersama air hasil pengembunan kondensor di Hot Well
Daerator. Dari Daerator dipompakan oleh BFP (Boiler Feed Pump) untuk
kondensor sebanyak 34.770 m3/h. Ketika uap dari turbin menuju kondensor,
Pendinginan suhu air masuk 32 deg 0C dan pendinginan suhu air keluar
37.3 deg 0C. Tekanan gesek pada sisi pipa dan tabung 3,5 mAg (pada 100%).
Sedangkan kapasitas Hot Well dapat menampung air sebanyak 52.300 liter pada
Sistem sirkulasi air pendingin (CW) merupakan sistem alat pembantu yang
paling penting dalam suatu pembangkit listrik. Tanpa pemasukan air pendingin ke
Sebuah turbin 660 MW membuang sekitar 2,8 Gj/h (2625 x 106 Btu/jam)
ke air pendingin dengan kenaikan temperatur air pendingin antara 8 0C (14 0F) dan
10 0C (18 0F). Ini adalah jumlah panas yang besar. Biaya yang besar ini dapat
pada unit 500 MW. Sistem air pendingin harus direncakan sedemikian, sehingga
fleksibel untuk operasi yang ekonomis, andal untuk ketersediaan (avaibility) yang
a. Menjamin penyediaan air untuk berbagai bentuk operasi dan pada setiap
waktu.
pembangkit listrik yang optimal pada semua kondisi beban dan kondisi
temperatur air.
40
c. Penyediaan air yang stabil pada semua keadaan tanpa adanya penyempitan
maksud diatas.
yang sangat tinggi tergantung pada vakum dan pembebanan. Kumpulan pipa-pipa
uap mencapai dasar dari kondensor. Aliran uap masuk ke kondensor harus
terbuang.
pound (0,45 kg) uap adalah sekitar 65 lbs (29 kg) air. Jumlah dan temperatur dari
air pendingin yang ada menentukan vakum maksimum yang mungkin dapat
dicapai.
menyediakan sumber air pendingin yang baik. Sekarang daerah pantai yang cocok
kecil untuk maksud itu. Mesin tekanan rendah dari 20 MW atau lebih kecil
biasanya menggunakan lebih dari 50 gallon (0,22 m3) untuk setiap satuan tenaga
Besar rugi panas yang dibuang ke sungai atau laut adalah sangat besar.
Kebetulan kerugian panas ini menjadi semakin rendah pada unit yang besar
sebagaimana ditunjukkan pada daftar diatas. Ini karena sekarang sebagaian besar
digunakan untuk uap ekstraksi (bled steam) sehingga menghemat panas yang
dibuang didalam kondensor. Sebagai contoh kerugian panas tinggi dari hal ini,
diambil kejadian pada unit 20 MW menggunakan 50 gallon (500 lbs atau 0,22 m3)
air untuk setiap satuan yang dibangkitkan. Untuk kenaikan temperatur melewati
kondensor sebesar 10 0C kehilangan panas (B.Th.U.S) per unit akan menjadi 500
Nilai panas yang masuk pada katup penutup turbin (turbin stop valve) dapa
diperoleh dari daftar tabel uap. Gambaran ini secara umum lebih besar sedikit dari
2 kali kerugian panas ke air pendingin dan perhitungan ini didasarkan pada
mencapai standar yang paling baik, karena itu kerugian panas yang kelebihan dari
PENUTUP
A. Kesimpulan
kondensor yang begitu penting dalam proses pengembunan uap sisa kerja dari
tahunannya.
1. Kelebihan kondensor
Maintenance. Dengan Cleaning Ball Pump dapat mengefisiensi waktu serta biaya
2. Kekurangan kondensor
42
43
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Winarno Dwi, Karnowo, 2008, Mesin Konversi Energi, Semarang, UNNES Press
Pusat Pendidikan dan Latihan, PLN, 1989, Kondensor & Sistem Air Pendingin
Black & Veatch International, 1981, Surface Condensor, Operating Inst. Vol. 1
Black & Veatch International, 1981, Surface Condensor, Operating Inst. Vol. 2
Black & Veatch International, 1981, Surface Condensor, Operating Inst. Vol. 3
45
LAMPIRAN - LAMPIRAN