Anda di halaman 1dari 27

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGATASI GANGGUAN POLA TIDUR

Tugas Preklinik Keperawatan Kesehatan Jiwa II

Dosen Pengampu :

Ns. Randy Refnandes, S.Kep, M.Kep

Disusun oleh :

Aisyah Rifdatunnisa 1911312057

Jean Putri Rahmawardi 1911312060

Hafizah Putri Arlinda 1911312063

Salsabila Juwita 1911312066

Nasywa Khansa Anakami 1911313002

Salsabila Dwiyona 1911313005

Nurul Irhamna 1911313013

Alisa Rahmi 1911311001

Kelompok C2 Kelas 3A 2019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Mengatasi Gangguan Pola Tidur pada Masyarakat

Hari,Tanggal : Sabtu, 18 Desember 2021

Waktu Pertemuan : Jam 08.00-selesai

Tempat : Puskesmas Andalas

Sasaran : Seluruh Pengunjung Puskesmas Andalas

Penyuluh : Kelompok C2

A. Latar Belakang

Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dan memegang peranan penting dalam
perkembangan anak. Tidur tidak hanya berdampak pada perkembangan fisik maupun
emosional, namun juga sangat erat hubungannya dengan fungsi kognitif, pembelajaran, dan
atensi (Liu et al., 2005). Pada kondisi istirahat dan tidur ini memberikan fungsi homeostatik
bagi tubuh yang bersifat menyegarkan dan sangat penting untuk termoregulasi normal dan
penyimpanan energi (Kaplan dan Sadock, 2015). Pola tidur yang baik dan teratur dapat
memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan (Guyton dan Hall, 2012). Perubahan pola
tidur umumnya disebabkan oleh tuntutan aktifitas sehari-hari yang menyebabkan
berkurangnya kebutuhan untuk tidur, hal ini menyebabkan sering mengantuk yang berlebihan
pada siang harinya (Potter dan Perry, 2005). Kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda.
Banyak orang dengan penidur panjang (long-sleeper) yang memerlukan waktu tidur 9 hingga
10 jam pada malam hari sedangkan yang lain adalah penidur pendek (short-sleeper) yang
hanya membutuhkan tidur kurang dari 6 jam setiap malam. Lama tidur tidak selalu
berhubungan dengan gangguan tidur (Kaplan dan Sadock, 2015).
Gangguan tidur didefinisikan sebagai pola tidur yang tidak memuaskan bagi orang tua, anak
atau dokter yang dicirikan dengan gangguan dalam jumlah, kualitas atau waktu tidur pada
seorang individu. Gangguan tidur yang umum pada masa kanak-kanak dan remaja, dan
berkaitan dengan neurokognitif dan gangguan psikososial serta peningkatan beban pengasuh
(Moturi and Avis, 2010). Diagnosis gangguan tidur sulit ditegakkan, hal ini disebabkan oleh
perbedaan pola tidur pada setiap tahap perkembangan anak dan toleransi keluarga terhadap
perilaku tidur anak sangat bervariasi. Gangguan tidur yang paling sering dijumpai saat ini
yaitu Insomnia. Insomnia merupakan kesukaran dalam memulai dan mempertahankan tidur
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan tidur yang adekuat, baik kualitas maupun
kuantitas (Saputra, 2013). Biasanya seseorang yang mengalami insomnia akan lebih sulit
memulai tidur, sering terbangun saat tidur hingga terbangun lebih dini dan sulit untuk tidur
kembali (Atoilah & Kusnadi, 2013). Penyebabnya dikarenakan gangguan fisik maupun
karena faktor mental seperti perasaan gundah maupun gelisah (Ambarwati, 2014).

B. Tujuan
I. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan kepada sasaran penyuluhan mampu
memahami tentang penyebab dan cara mengatasi gangguan pola tidur yang dialami
oleh masyarakat

II. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan sasaran penyuluhan diharapkan dapat memahami
kembali materi yang telah disampaikan yaitu mengenai gangguan pola tidur secara
umum

1. Pengertian gangguan pola tidur

2. Penyebab gangguan pola tidur pada masyarakat

3. Tanda dan gejala gangguan pola tidur

4. Dampak gangguan pola tidur pada masyarakat

5. Cara mengatasi gangguan pola tidur pada masyarakat

C. Persiapan Pelaksanaan
I. Topik
Penyuluhan tentang Mengatasi Gangguan Pola Tidur pada Masyarakat

II. Sasaran
Seluruh Masyarakat dan Pasien Puskesmas Andalas

III. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini dilakukan dengan cara:
a. Ceramah
b. Diskusi (Tanya jawab)

IV. Media
Media yang digunakan dalam pembelajaran dan penyuluhan ini adalah:
a. Lembar balik
b. Leaflet

V. Waktu dan Tempat


Hari/ tanggal : Sabtu/ 18 Desember 2021
Tempat : Puskesmas Andalas
Waktu : 08.00 – 08.20 WIB

VI. Materi
Materi yang diberikan dalam kegiatan penyuluhan dan yang terlampir adalah:
1. Pengertian gangguan pola tidur

2. Penyebab gangguan pola tidur pada masyarakat

3. Tanda dan gejala gangguan pola tidur

4. Dampak gangguan pola tidur pada masyarakat

5. Cara mengatasi gangguan pola tidur pada masyarakat

VII. Setting Tempat dan Pelaksana

Setting Tempat:

P ME M

O Pe

PS PS PS PS
F

PS PS
PS PS
PS PS PS
PS F

Keterangan:

M = Moderator O = Observer
ME = Media PS = Peserta
P = Presenter F = Fasilitator
Pe = Peraga

Pelaksana:
NO PELAKSANA PERAN TUGAS
1. Jean Putri Moderator a. Membuka acara
Rahmawardi
b. Menjelaskan tujuan dan
topik penyuluhan
c. Membuat kontrak
waktu pelaksanaan
kegiatan
d. Menyerahkan
penjelasan penyuluhan
kepada presenter
e. Mengevaluasi hasil
Kegiatan
f. Menutup acara kegiatan
2. Hafizah Putri Presenter a. Memberikan materi
Arlinda penyuluhan kepada
peserta
b. Menjawab pertanyaan
yang diajukan peserta
3.  Salsabila Fasilitator a. Memotivasi peserta
Dwiyona agar berperan aktif
 Salsabila b. Membuat absensi
Juwita penyuluhan
c. Menyediakan peralatan
yang diperlukan

4. Alisa Rahmi Observer a. Mengamati proses


kegiatan dari awal
sampai akhir
b. Membuat laporan hasil
kegiatan yang telah
dilaksanakan

5. Nasywa Peraga a. Memperagakan teknik


Khansa relaksasi otot progesif
Anakami

6. Aisyah Dokumentator a. Mendokumentasikan


Rifdatunnisa kegiatan dari awal
hingga akhir
D. Strategi Pelaksanaan
Alur pelaksanaan penyuluhan ini yaitu berisi urutan-urutan yang ada pada tabel berikut
ini:

NO PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


1. Pembukaan a. Moderator membuka acara a. Sasaran menjawab
4 menit dengan mengucapkan salam salam dan sapaan
kepada sasaran dan menyapa b. Mendengarkan
sasaran moderator
b. Moderator memperkenalkan diri, memperkenalkan diri,
pemateri, menyampaikan topik memperkenalkan
dan tujuan pendidikan kesehatan pemateri,
c. Kontrak waktu untuk menyampaikan topik
kesepakatan pelaksanaan dan tujuan pendidikan
pendidikan kesehatan dengan kesehatan
sasaran c. Menyetujui
d. Moderator mengkaji kesepakatan waktu
pengetahuan sasaran mengenai pelaksanaan
topik pendidikan kesehatan yang pendidikan kesehatan
akan dilakukan. d. Mendengarkan dan
menjawab pertanyaan.
2. Penyampaian a. Moderator mempersilahkan a. Memperhatikan
Materi pemateri untuk menyampaikan kegiatan dengan
11 menit materi pendidikan kesehatan. saksama.
b. Pemateri menjelaskan serta b. Mendengarkan,
melakukan diskusi dengan memahami dan
sasaran mengenai materi mampu berdiskusi
pendidikan kesehatan dengan pemateri
menggunakan media. pertama mengenai
materi pendidikan
c. Moderator memberikan
kesehatan
kesempatan kepada sasaran
c. Menanyakan hal-hal
yang tidak dimengerti
untuk bertanya mengenai materi atau yang ingin
yang dijelaskan oleh pemateri. didiskusikan dari
d. Moderator mempersilahkan materi yang
pemateri untuk menjawab disampaikan oleh
pertanyaan pemateri
d. Mendengarkan dan
memahami jawaban
atas pertanyaan yang
diberikan.
e. Memperhatikan
kegiatan dengan
saksama.

3. Evaluasi a. Moderator mengajukan a. Menjawab pertanyaan


pertanyaan untuk
3 menit dengan benar
melakukan evaluasi
pemahaman sasaran b. Menanggapi apresiasi
b. Memberikan apresiasi dengan senang hati.
kepada sasaran.

4. Penutup 2 menit a. Moderator menyimpulkan materi a. Mendengarkan penya-


penyuluhan yang sudah mpaian kesimpulan
disampaikan kepada sasaran. oleh moderator.
b. Moderator menutup acara b. Mendengarkan moder-
dengan mengucapkan salam dan ator menutup acara
terima kasih kepada sasaran. dan menjawab salam.
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Sasaran menghadiri kegiatan
Target sasaran adalah seluruh pengunjung Puskesmas Andalas, sasaran hadir
mengikuti penyuluhan kesehatan.
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
Tempat yang aman, tenang dan jauh dari kebisingan serta alat-alat yang
dibutuhkan lengkap.
c. Peran dan tugas sesuai perencanaan
Dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan sasaran 10 orang, penyuluh
dapat melaksanakan peran dan tugasnya sesuai dengan perencanaan.

2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
Kegiatan dimulai pada waktu yang sudah direncanakan.
b. Sasaran yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Sasaran mengikuti pendidikan kesehatan dari awal hingga akhir.
c. Sasaran yang bertanya dan mengemukakan pendapat selama diskusi berlangsung.
Sasaran memperhatikan materi dengan saksama dan berperan aktif untuk bertanya
dan mengemukakan pendapat selama diskusi berlangsung.

d. Penyuluh mampu menjelaskan Cara Mengatasi Gangguan Tidur

Penyuluh dapat menyampaikan materi dengan mudah dipahami dan mengayomi


sasaran dalam pendidikan kesehatan. Penyuluh menggunakan jenis komunikasi yang
bervariasi untuk menarik perhatian peserta dan menggunakan bentuk komunikasi
persuasif.
e. Sasaran yang keluar masuk selama acara berlangsung
Tidak ada sasaran yang keluar masuk selama acara pendidikan kesehatan
berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan sasaran mampu memahami dan
menyebutkan:
1. Pengertian gangguan pola tidur

2. Penyebab gangguan pola tidur pada masyarakat

3. Tandan dan gejala gangguan pola tidur

4. Dampak gangguan pola tidur pada masyarakat

5. Cara mengatasi gangguan pola tidur pada masyarakat


F. Lampiran Materi
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi
Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas
dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Terkadang, berjalan-jalandi taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat
(Hidayat, 2006). Sedangkan pengertian tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dialami
seseorang yang dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup
(Guyton, 1997). Tidur dikarakteristikan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat
kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon
terhadap stimulus eksternal.
Tidur bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan.
Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek terhadap sistem saraf yang
diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai
susunan syaraf, kedua yaitu efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan
berbagai organ dalam tubuh, mengingat terjadinya penurunan aktivitas organ-organ tubuh
tersebut selama tidur. Gangguan dalam tidur bisa dialami oleh siapa saja. Gangguan pola
tidur adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan jumlah atau kualitas
pola tidur dan istirahat sehubungan dengan keadaan biologis atau kebutuhan emosi.
Gangguan tidur bisa berupa insomnia, narkolepsi, somnabolisme (tidur berjalan), enuresa
(ngompol), dan delirium (mengigau) (Alimul, 2006).
Gangguan tidur adalah sebuah kondisi yang jika tidak tertangani akan menyebabkan
perubahan pola tidur dan mengakibatkan insomnia, gangguan pergerakan saat tidur,
gangguan bernafas saat tidur, dan rasa mengantuk sepanjang hari.

2. Etiologi
Beberapa penyebab yang dapat menyebabkan gangguan pola tidur, yaitu :
1. Psikologis
 Perubahan tidur yang berhubungan dengan proses penuaan
 Ansietas
 Suhu tubuh
2. Lingkungan
 Suhu, kelembaban yang berubah-ubah
 Stimulasi yang berlebih
 Kegaduhan
 Pengobatan
3. Fisiologis
 Demam
 Hipertiodisme
 Ulkus gastrik
 Gangguan hati
 Nafas pendek
 Urgensi berkemih
 Mual
 Gangguan ketidaknymanan

4. Faktor Predisposisi :
Menurut Potter and Perry (2006), faktor-faktor yang mempengaruh tidur antara lain:
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang lebih banyak dari
normal.Namun demikian, keadaan sakit menjadikan seseorang kurang tidur bahkan
tidak dapat tidur.
b. Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi pol tidur seseorang.Seseorang dengan kelelahan tingkat
menengahdapat tidur nyeyak, sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan
menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.
c. Stress Psikologi
Depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan oleh
kondisi cemas yang meningkatkan norepirefin darah melalui system saraf simpatis
dan akan mengurangi tahap REM dan NREM.
d. Obat-Obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu,
1) Diuretik
2) Anti depresan
3) Kafein
4) Betabloker
5) Narkotika
6) Amfetamin
e. Nutrisi
Makanan seperti keju, susu, daging dan ikan tuna dapat mempercepat tidur.
f. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada
lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur nyenyak dan
sebaliknya.
g. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat menimbulkan gangguan proses
tidur.
3. Tanda Dan Gejala Gangguan Pola Tidur
1. Ketidakpuasan Tidur
2. Keluhan verbal tentang kesulitan-kesulitan tidur
3. Keluhan verbal tentang perasaan tidak dapat beristirahat dengan baik
4. Tidak dapat tidur (insomnia)
5. Total waktu tidur kurang dari usia yang normal
6. Memiliki kebiasaan buruk atau aneh saat tidur (mengorok, berhenti nafas, menggerakan
anggota keluarga)
7. Bangun 3 kali atau lebih di malam hari

4. Jenis Gangguan Pola Tidur


a. Insomnia
Insomnia adalah kesulitan untuk tidur baik itu kesulitan untuk memulai tidur, kesulitan
untuk kembali setelah terbangun di tengah malam, maupun terbangun lebih awal dan
tidak bisa tidur lagi.
Tanda dan gejala
- Kesulitan jatuh tertidur atau tidak tercapainya tidur nyenyak. Keadaan ini bisa
berlangsung sepanjang malam dan dalam tempo berhari-hari, berminggu-minggu,
atau lebih.
- Merasa lelah saat bangun tidur dan tidak merasakan kesegaran. Mereka yang
mengalami insomnia seringkali merasa tidak pernah tertidur sama sekali.
- Sakit kepala di pagi hari.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Mudah marah.
- Mata memerah.
- Mengantuk di siang hari

Cara Mengatasi
- Tidur dan bangun pagi pada jam yang sama
- Menjelang tidur hendari konsumsi nikotin, alkohol dan kafein
- Olahraga teratur selesai 2-3 jam sebelum tidur
- Suasana tempat tidur dibuat senyaman mungkin
- Tubuh relaks menjelang tidur
b. Hipersomnia
Merupakan tidur yang berkelebihan terutama pada siang hari atau keterlambatan waktu
bangun.
Tanda dan gejala
- Siang hari tetap mengantuk
- Ingin tidur lagi walaupun jam tidur sudah cukup
- Sering jatuh tertidur pada situasi seharusnya tidak tidur
c. Sleep Apnea
Suatu kondisi terhentinya nafas secara periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga
terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia,
mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala disiang hari, iritabilitas, atau
mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.
Tanda dan Gejala
- Mengantuk berat pada siang hari
- Mendengkur keras
- Didapatkan episode napas berhenti saat tidur
- Terbangun dengan mulut kering atau suara Serak
- Sakit kepala pagi hari
Cara mengatasi
- Menurunkan Berat Badan
- Mengatur posisi tidur
- Melakukan pemeriksaan dengan alat khusus POLISOMNOGRAF
- Mengatasi penyebab henti napas tidur a.l : menggunakan CPAP, operasi melebarkan
aliran udara dirongga kerongkongan
d. Sindrom Tungkai Gelisah
Gejala :
- Gangguan di ekstremitas bawah
- Gangguan lebih buruk dan waktu istirahat malam
- Kesulitan tidur sehingga timbul rasa tidak enak di tungkai
5. Dampak Gangguan Pola Tidur
a. Depresi
Gangguan tidur merupakan gejala depresi (DSM-IV), salah satu penyebabnya adalah
kegagalan untuk menurunkan aktivitas di beberapa bagian otak yang mengatur tidur.
Orang dewasa dengan gangguan tidur hampir memiliki risiko dua kali menjadi depresi
b. Penurunan oksigen darah sehingga meningkatkan tekanan darah dan mengganggu
sistem kardiovaskular
c. Sering terbangun saat tidur sehingga kualitas tidur kurang, kemudian mengantuk siang
hari, rasa capek, sulit konsentrasi kerjaan

6. Cara Mengatasi Gangguan Pola Tidur


12 aturan tidur yang sehat (menurut WHO):
1. Berbaring di tempat tidur ketika benar-benar ingin tidur. Tetapi usahakan pada waktu
yang sama ketika akan pergi tidur.
2. Jangan menggunakan ranjang untuk aktivitas lain selain untuk tidur. Aktivitas lain
seperti membaca, nonton TV, makan, telepon. Kebiasaan menggunakan ranjang untuk
aktivitas lain membuat kebiasaan untuk terjaga ketika berbaring di ranjang.
3. Pasang alarm untuk bangun pada waktu yang sama. Tanpa memandang lama waku
tidur malam.
4. Usahakan untuk tidak tidur siang.
5. Jangan minum alkohol beberapa jam sebelum tidur. Alkohol dapat membuat tidur
gelisah.
6. Jangan mengkonsumsi kafein atau obat mengandung kafein beberapa jam sebelum
waktu tidur. Karena kafein sebagai stimulan, dapat meningkatkan denyut jantung
sehingga tubuh dapat terjaga sepanjang malam.
7. Jangan merokok beberapa jam sebelum tidur. Rokok mengandung nikotin yang dapat
meningkatkan semangat karena berefek sebagai neurostimulan.
8. Olahraga pada sore hari (6 jam sebelum tidur). Latihan peregangan otot, jalan kaki
secukupnya selama 20 menit. Hal ini akan meningkatkan metabolisme dan suhu badan,
lalu akan menurun sekitar 6 jam kemudian yang berefek pada tidur yang nyenyak.
9. Sediakan waktu transisi untuk tidur degan mengurangi tingkat aktivitas sebelum tidur,
hilangkan rasa cemas akan pekerjaan yang belum selesai, hari esok dan pikiran lainnya.
Melakukan akivitas dengan tenang dan santai.
10. Membersihkan diri sebelum tidur, memastikan pintu telah terkunci, dan menyesuaikan
pencahayaan lampu, supaya merasa aman dan nyaman pada saat tidur.
11. Memastikan tidak ada cahaya terang atau suara yang dapat mengganggu dan pastikan
suhu ruang tidur nyaman.
12. Keadaan lapar atau setelah makan banyak dapat menghambat tidur. Bagaimanapun jika
merasa lapar sebaiknya makan makanan kecil atau minum segelas susu hangat sangat
tepat untuk mengatasi masalah ini.
Selain itu, kebutuhan magnesium dan kalsium sebaiknya dipenuhi, karena
kekurangan keduanya dapat meyebabkan tidur tidak nyenyak. Magnesium dapat
merelaksasikan otot dan kalsium berefek sebagai penenang pikiran. Kedua zat ini dapat
diperoleh salah satunya pada susu. Karbohidrat kompleks yang terdapat pada roti dapat
memacu pengeluaran serotin yang dapat merangsang rasa kantuk. Serotin juga dapat dipicu
oleh asam amino triptofan yang terdapat pada susu, selain itu triptofan juga memicu
pengeluaran hormon melatonin yang memerintahkan tubuh untuk untuk istirahat. Hormon
ini akan dikeluarkan ketika sinar matahari mulai redup. Dengan tidur yang berkualitas dan
cukup, kita dapat lebih siap dan berkonsentrasi penuh untuk melakukan aktivitas esok
harinya.
Problem Intervention Comparator Outcomes PICO
Gangguan tidur Terapi non - Gangguan tidur Apakah terdapat
pada lansia farmakologi berkurang pengaruh terapi
(relaksasi otot relaksasi otot
progresif) progresif
terhadap
gangguan tidur
pada lansia?

Judul Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Kualitas Tidur pada
Lansia di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun 2017
Pengarang Rostinah Manurung
Tri Utami Adriani
Nama Jurnal Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA
Tahun 2017
Metodologi - Metode
penelitian quasi-experimental dengan rancangan pre test-post test
one group only design
- Populasi
Subyek yang mengalami gangguan tidur. Lansia dengan usia 60
± 85 tahun. Tinggal di Panti Jompo yayasan Guna budi bakti
Medan dan bersedia menjadi responden.
- Sampel
Pasien gangguan tidur di Panti Jombo Yayasan Guna Budi Bakti
Medan
Tujuan Penelitian Melihat pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur
pada pasien lansia di Panti Jombo Yayasan Guna Budi Bakti Medan
Hasil Penelitian - Mayoritas responden memiliki kualitas tidur buruk sebelum dilakukan
intervensi sebanyak 66,7%.
- Mayoritas responden memiliki kualitas tidur baik sesudah dilakukan
intervensi sebanyak 21 orang 70,0%.
- Ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur
pada lansia di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun
2017 dengan p value = 0,003 (P
Kesimpulan Terapi relaksasi otot progresif terbukti efektif terhadap kualitas tidur
lansia, mayoritas responden memiliki kualitas tidur yang baik setelah
dilakukan intervensi, hal ini dikarenakan saat dilakukan terapi relaksasi
otot progresif responden akan mengalami relaksasi sehingga ini
memungkinkan setiap otot responden mengalami relaksasi dimana
keadaan ini akan membuat responden dalam keadaan nyaman sehingga
responden mudah untuk mendapatkan tidur
Teknik Relaksasi Otot Progresif
Persiapan
a. Dianjurkan untuk minum air putih dan berkemih terlebih dahulu.
b. Posisikan tubuh pasien secara nyaamn yaitu dengan berbaring dengan mata tertutup
menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk dikursi dengan kepala
ditopang, hindari dengan posisi berdiri.
c. Lepaskan semua aksesoris yang digunakan seperti kacamata, sepatu , sabuk, dan jam
tangan.
d. Melonggarkan ikatan ikat pinggang , longgarkan dasi atau hal lani yang sifatnya
mengikat ketat.

Prosedur pelaksanaan

Gerakan 1 : Ditujukan untuk melatih otot tangan


a. Lakukan pernafasan perut, kemudian hembuskan perlahan. Saat menghembuskan
nafas bayangkan bahwa ketegangan yang berada dalamtubuh mulai rileks
mengalir pergi.
b. Genggam tangan kiri sambil membuat kepalan
c. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi

d. Ketika kepalan tangan dilepaskan, pasien dipandu untuk merasakan rileks dalam
10 detik

e. Lakukan gerakan pada tangan kiri sengan dilakukan dua kali sehingga pasien
dapat memebedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang
dialami.

f. Prosedur serupa juga lakukan pada tangan sebelah kanan.


Gambar Gerakan 1
Gerakan 2 : Ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang yaitu dengan
meluruskan lengan kemudian tumpukan pergelangan tangan kemudian tarik telapak
tanagn hingga menghadap ke depan.
Gambar Gerakan 2

Gerakan 3. ditujukan untuk melatih otot biseps dna trispes (ototbesar pada bagian atas
pangkal lengan).
a. Genggan kedua tanagn sehingga menjadi kepalan
b. Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan menjadi tegang.
c. Kencangkan otot trisep dengan memperpanjang lengan dan mengunci siku. Tahan dan
kemudian rilekskan.
Gambar Gerakan 3
Gerakan 4. ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendurrileks
a. Mengangkat kedua bahu setinggi-setingginya seakan-akan bahudibawa menyentuh kedua
telinga.
b. Fokus perhatian gerakan ini adalah kontras ketegangan yang terjadidi bahu, leher dan
punggung atas.
Gambar gerakan 4

Gerakan 5 : ditujukan untuk melemaskan otot dahi


a. Mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnyakeriput.
Gambar gerakan 5

Gerakan 6 : bertujuan melemaskan otot mata


a. Tutup rapat dan keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangandisekiar mata
dan otot-otot yang menegndalikan gerakan mata
Gambar gerakan 6

Gerakan 7 : ditujukan melemaskan otot rahang


a. Dianjurkan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang, dengan acar
katupkan rahang, didikuti dengan mengggigit gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot
rahang

Gambar gerakan 7

Gerakan 8 : berujuan mengendurkan otot otot sekita mulut


a. bibir di mencucukan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan disekitar mulut
Gambar gerakan 8

Gerakan 9 : bertujuan untuk merilekskan otot otot leher bagian belakang


a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang blalul kemudianotot leher bagian depan
b. Letakkan kepala hingga dapat beristirahat
c. Tekan kepala perlahan pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat
merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung bagian atas.

Gambar gerakan 9
Gerakan 10 : dutujukan untuk melatih otot leher bagian depan
a. Membawa atau menundukan kepala ke muka
b. Kemudian pasien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya,sehingga dapat
merasakan ketegangan didaerah leher bagian muka
Gambar gerakan 10

Gerakan 11 : ditujukan untuk melatih otot punggung


a. Angkat tubuh dari sandaran kursi
b. Punggung dilengkungkan
c. Bususngkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudianrileks.
d. Saat rileks, letakkan anggota tubuh kembali ke kursi sambilmembiarkan otot menjadi
lemas
Gambar gerakan 11
Gerakan 12 : ditujukan untuk melemaskan otot dada
a. Tarik nafas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara bersihsebanyak banyaknya
b. Posisi ini ditahan selama 10 detik sambil merasakan ketegangan yang di bagian dada
kemudian turunkan ke perut
c. Saat ketegangan dilepas, lakukan nafas normal dengan lega
d. Ulangi sekali lagi , sehingga dapat dirasakan pergbedaan antarakonsisi tegang dan rileks
Gambar gerakan 12

Gerakan 13 ; ditujukan untuk melatih otot otot perut


a. Tarik nafas kuat perut ke dalam
b. Tahan sampai perut menjadi kencang dan keras. Setelah 10 detik dilepaskan
bebas, kemudian diulang kembali seperti gerakan awal untuk perut ini
Gambar gerakan 13
Gerakan 14 -15 : yang bertujua untuk melatih otot otot kaki sepertipaha dan betis
a. Luruskan kedua belah telapak kaki sehingga otot padha terasa tegang
b. Dilanjutkan dengan mencuci lutut sedemikian sehingga ketegangannpindah ke otot
otot betis
c. Tahan posisi tegang selama 10 detik lalu dilepas
d. Ulangi setiap gerakan masing masing dua kali

Gambar gerakan 14

Gambar gerakan 15
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, dkk. 2017. Hubungan Perilaku Merokok terhadap Kejadian Insomnia pada Anggota

Keluarga Mahasiswa Klaten Surabaya Angkatan 2013-2015. Yogyakarta. Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Radityo, W. E. (2020). Depresi dan Gangguan Tidur. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,

1–16. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=14449&val=970

Suprianto. (2013). Universitas Pasundan. Kebudayaan, 022, 1–47.

https://staff.ui.ac.id/system/files/users/rita.rogayah/material/gangguantidur.pdf

Ernawati. 2008. Buku Saku Asuhan KeperawatanGeriatrik. Jakarta: EGC

Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Lansia. Jakarta: Salemba Medika

Prajitno. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC

Saparinah. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika

Soejono. 2007. Keperawatan Gerontik dan Gerontrik Edisi 3. Jakarta: EGC

Alimul, H. Aziz. (2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.

Guyton, Arthur. (1997). FisiologiManusiadanMekanismePenyakit, Edisi 3. Jakarta: EGC.

NANDA.(2011). DiagnosaKeperawatan 2011-2014. Jakarta: EGC.

Potter, P. A. & Perry, A. G. (2006).Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.2. Jakarta: EGC.

Manurung, R., & Adriani, T. U. (2017). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap

Kualitas Tidur pada Lansia di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun 2017. Jurnal

Ilmiah Keperawatan IMELDA, 3(2), 294–306. rostinahmanurung@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai