Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Penyuluh : Kelompok C2
A. Latar Belakang
Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dan memegang peranan penting dalam
perkembangan anak. Tidur tidak hanya berdampak pada perkembangan fisik maupun
emosional, namun juga sangat erat hubungannya dengan fungsi kognitif, pembelajaran, dan
atensi (Liu et al., 2005). Pada kondisi istirahat dan tidur ini memberikan fungsi homeostatik
bagi tubuh yang bersifat menyegarkan dan sangat penting untuk termoregulasi normal dan
penyimpanan energi (Kaplan dan Sadock, 2015). Pola tidur yang baik dan teratur dapat
memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan (Guyton dan Hall, 2012). Perubahan pola
tidur umumnya disebabkan oleh tuntutan aktifitas sehari-hari yang menyebabkan
berkurangnya kebutuhan untuk tidur, hal ini menyebabkan sering mengantuk yang berlebihan
pada siang harinya (Potter dan Perry, 2005). Kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda.
Banyak orang dengan penidur panjang (long-sleeper) yang memerlukan waktu tidur 9 hingga
10 jam pada malam hari sedangkan yang lain adalah penidur pendek (short-sleeper) yang
hanya membutuhkan tidur kurang dari 6 jam setiap malam. Lama tidur tidak selalu
berhubungan dengan gangguan tidur (Kaplan dan Sadock, 2015).
Gangguan tidur didefinisikan sebagai pola tidur yang tidak memuaskan bagi orang tua, anak
atau dokter yang dicirikan dengan gangguan dalam jumlah, kualitas atau waktu tidur pada
seorang individu. Gangguan tidur yang umum pada masa kanak-kanak dan remaja, dan
berkaitan dengan neurokognitif dan gangguan psikososial serta peningkatan beban pengasuh
(Moturi and Avis, 2010). Diagnosis gangguan tidur sulit ditegakkan, hal ini disebabkan oleh
perbedaan pola tidur pada setiap tahap perkembangan anak dan toleransi keluarga terhadap
perilaku tidur anak sangat bervariasi. Gangguan tidur yang paling sering dijumpai saat ini
yaitu Insomnia. Insomnia merupakan kesukaran dalam memulai dan mempertahankan tidur
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan tidur yang adekuat, baik kualitas maupun
kuantitas (Saputra, 2013). Biasanya seseorang yang mengalami insomnia akan lebih sulit
memulai tidur, sering terbangun saat tidur hingga terbangun lebih dini dan sulit untuk tidur
kembali (Atoilah & Kusnadi, 2013). Penyebabnya dikarenakan gangguan fisik maupun
karena faktor mental seperti perasaan gundah maupun gelisah (Ambarwati, 2014).
B. Tujuan
I. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan kepada sasaran penyuluhan mampu
memahami tentang penyebab dan cara mengatasi gangguan pola tidur yang dialami
oleh masyarakat
C. Persiapan Pelaksanaan
I. Topik
Penyuluhan tentang Mengatasi Gangguan Pola Tidur pada Masyarakat
II. Sasaran
Seluruh Masyarakat dan Pasien Puskesmas Andalas
III. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini dilakukan dengan cara:
a. Ceramah
b. Diskusi (Tanya jawab)
IV. Media
Media yang digunakan dalam pembelajaran dan penyuluhan ini adalah:
a. Lembar balik
b. Leaflet
VI. Materi
Materi yang diberikan dalam kegiatan penyuluhan dan yang terlampir adalah:
1. Pengertian gangguan pola tidur
Setting Tempat:
P ME M
O Pe
PS PS PS PS
F
PS PS
PS PS
PS PS PS
PS F
Keterangan:
M = Moderator O = Observer
ME = Media PS = Peserta
P = Presenter F = Fasilitator
Pe = Peraga
Pelaksana:
NO PELAKSANA PERAN TUGAS
1. Jean Putri Moderator a. Membuka acara
Rahmawardi
b. Menjelaskan tujuan dan
topik penyuluhan
c. Membuat kontrak
waktu pelaksanaan
kegiatan
d. Menyerahkan
penjelasan penyuluhan
kepada presenter
e. Mengevaluasi hasil
Kegiatan
f. Menutup acara kegiatan
2. Hafizah Putri Presenter a. Memberikan materi
Arlinda penyuluhan kepada
peserta
b. Menjawab pertanyaan
yang diajukan peserta
3. Salsabila Fasilitator a. Memotivasi peserta
Dwiyona agar berperan aktif
Salsabila b. Membuat absensi
Juwita penyuluhan
c. Menyediakan peralatan
yang diperlukan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
Kegiatan dimulai pada waktu yang sudah direncanakan.
b. Sasaran yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Sasaran mengikuti pendidikan kesehatan dari awal hingga akhir.
c. Sasaran yang bertanya dan mengemukakan pendapat selama diskusi berlangsung.
Sasaran memperhatikan materi dengan saksama dan berperan aktif untuk bertanya
dan mengemukakan pendapat selama diskusi berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan sasaran mampu memahami dan
menyebutkan:
1. Pengertian gangguan pola tidur
2. Etiologi
Beberapa penyebab yang dapat menyebabkan gangguan pola tidur, yaitu :
1. Psikologis
Perubahan tidur yang berhubungan dengan proses penuaan
Ansietas
Suhu tubuh
2. Lingkungan
Suhu, kelembaban yang berubah-ubah
Stimulasi yang berlebih
Kegaduhan
Pengobatan
3. Fisiologis
Demam
Hipertiodisme
Ulkus gastrik
Gangguan hati
Nafas pendek
Urgensi berkemih
Mual
Gangguan ketidaknymanan
4. Faktor Predisposisi :
Menurut Potter and Perry (2006), faktor-faktor yang mempengaruh tidur antara lain:
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang lebih banyak dari
normal.Namun demikian, keadaan sakit menjadikan seseorang kurang tidur bahkan
tidak dapat tidur.
b. Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi pol tidur seseorang.Seseorang dengan kelelahan tingkat
menengahdapat tidur nyeyak, sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan
menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.
c. Stress Psikologi
Depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan oleh
kondisi cemas yang meningkatkan norepirefin darah melalui system saraf simpatis
dan akan mengurangi tahap REM dan NREM.
d. Obat-Obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu,
1) Diuretik
2) Anti depresan
3) Kafein
4) Betabloker
5) Narkotika
6) Amfetamin
e. Nutrisi
Makanan seperti keju, susu, daging dan ikan tuna dapat mempercepat tidur.
f. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada
lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur nyenyak dan
sebaliknya.
g. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat menimbulkan gangguan proses
tidur.
3. Tanda Dan Gejala Gangguan Pola Tidur
1. Ketidakpuasan Tidur
2. Keluhan verbal tentang kesulitan-kesulitan tidur
3. Keluhan verbal tentang perasaan tidak dapat beristirahat dengan baik
4. Tidak dapat tidur (insomnia)
5. Total waktu tidur kurang dari usia yang normal
6. Memiliki kebiasaan buruk atau aneh saat tidur (mengorok, berhenti nafas, menggerakan
anggota keluarga)
7. Bangun 3 kali atau lebih di malam hari
Cara Mengatasi
- Tidur dan bangun pagi pada jam yang sama
- Menjelang tidur hendari konsumsi nikotin, alkohol dan kafein
- Olahraga teratur selesai 2-3 jam sebelum tidur
- Suasana tempat tidur dibuat senyaman mungkin
- Tubuh relaks menjelang tidur
b. Hipersomnia
Merupakan tidur yang berkelebihan terutama pada siang hari atau keterlambatan waktu
bangun.
Tanda dan gejala
- Siang hari tetap mengantuk
- Ingin tidur lagi walaupun jam tidur sudah cukup
- Sering jatuh tertidur pada situasi seharusnya tidak tidur
c. Sleep Apnea
Suatu kondisi terhentinya nafas secara periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga
terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia,
mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala disiang hari, iritabilitas, atau
mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.
Tanda dan Gejala
- Mengantuk berat pada siang hari
- Mendengkur keras
- Didapatkan episode napas berhenti saat tidur
- Terbangun dengan mulut kering atau suara Serak
- Sakit kepala pagi hari
Cara mengatasi
- Menurunkan Berat Badan
- Mengatur posisi tidur
- Melakukan pemeriksaan dengan alat khusus POLISOMNOGRAF
- Mengatasi penyebab henti napas tidur a.l : menggunakan CPAP, operasi melebarkan
aliran udara dirongga kerongkongan
d. Sindrom Tungkai Gelisah
Gejala :
- Gangguan di ekstremitas bawah
- Gangguan lebih buruk dan waktu istirahat malam
- Kesulitan tidur sehingga timbul rasa tidak enak di tungkai
5. Dampak Gangguan Pola Tidur
a. Depresi
Gangguan tidur merupakan gejala depresi (DSM-IV), salah satu penyebabnya adalah
kegagalan untuk menurunkan aktivitas di beberapa bagian otak yang mengatur tidur.
Orang dewasa dengan gangguan tidur hampir memiliki risiko dua kali menjadi depresi
b. Penurunan oksigen darah sehingga meningkatkan tekanan darah dan mengganggu
sistem kardiovaskular
c. Sering terbangun saat tidur sehingga kualitas tidur kurang, kemudian mengantuk siang
hari, rasa capek, sulit konsentrasi kerjaan
Judul Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Kualitas Tidur pada
Lansia di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun 2017
Pengarang Rostinah Manurung
Tri Utami Adriani
Nama Jurnal Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA
Tahun 2017
Metodologi - Metode
penelitian quasi-experimental dengan rancangan pre test-post test
one group only design
- Populasi
Subyek yang mengalami gangguan tidur. Lansia dengan usia 60
± 85 tahun. Tinggal di Panti Jompo yayasan Guna budi bakti
Medan dan bersedia menjadi responden.
- Sampel
Pasien gangguan tidur di Panti Jombo Yayasan Guna Budi Bakti
Medan
Tujuan Penelitian Melihat pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur
pada pasien lansia di Panti Jombo Yayasan Guna Budi Bakti Medan
Hasil Penelitian - Mayoritas responden memiliki kualitas tidur buruk sebelum dilakukan
intervensi sebanyak 66,7%.
- Mayoritas responden memiliki kualitas tidur baik sesudah dilakukan
intervensi sebanyak 21 orang 70,0%.
- Ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur
pada lansia di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun
2017 dengan p value = 0,003 (P
Kesimpulan Terapi relaksasi otot progresif terbukti efektif terhadap kualitas tidur
lansia, mayoritas responden memiliki kualitas tidur yang baik setelah
dilakukan intervensi, hal ini dikarenakan saat dilakukan terapi relaksasi
otot progresif responden akan mengalami relaksasi sehingga ini
memungkinkan setiap otot responden mengalami relaksasi dimana
keadaan ini akan membuat responden dalam keadaan nyaman sehingga
responden mudah untuk mendapatkan tidur
Teknik Relaksasi Otot Progresif
Persiapan
a. Dianjurkan untuk minum air putih dan berkemih terlebih dahulu.
b. Posisikan tubuh pasien secara nyaamn yaitu dengan berbaring dengan mata tertutup
menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk dikursi dengan kepala
ditopang, hindari dengan posisi berdiri.
c. Lepaskan semua aksesoris yang digunakan seperti kacamata, sepatu , sabuk, dan jam
tangan.
d. Melonggarkan ikatan ikat pinggang , longgarkan dasi atau hal lani yang sifatnya
mengikat ketat.
Prosedur pelaksanaan
d. Ketika kepalan tangan dilepaskan, pasien dipandu untuk merasakan rileks dalam
10 detik
e. Lakukan gerakan pada tangan kiri sengan dilakukan dua kali sehingga pasien
dapat memebedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang
dialami.
Gerakan 3. ditujukan untuk melatih otot biseps dna trispes (ototbesar pada bagian atas
pangkal lengan).
a. Genggan kedua tanagn sehingga menjadi kepalan
b. Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan menjadi tegang.
c. Kencangkan otot trisep dengan memperpanjang lengan dan mengunci siku. Tahan dan
kemudian rilekskan.
Gambar Gerakan 3
Gerakan 4. ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendurrileks
a. Mengangkat kedua bahu setinggi-setingginya seakan-akan bahudibawa menyentuh kedua
telinga.
b. Fokus perhatian gerakan ini adalah kontras ketegangan yang terjadidi bahu, leher dan
punggung atas.
Gambar gerakan 4
Gambar gerakan 7
Gambar gerakan 9
Gerakan 10 : dutujukan untuk melatih otot leher bagian depan
a. Membawa atau menundukan kepala ke muka
b. Kemudian pasien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya,sehingga dapat
merasakan ketegangan didaerah leher bagian muka
Gambar gerakan 10
Gambar gerakan 14
Gambar gerakan 15
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, dkk. 2017. Hubungan Perilaku Merokok terhadap Kejadian Insomnia pada Anggota
Muhammadiyah Yogyakarta.
Radityo, W. E. (2020). Depresi dan Gangguan Tidur. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
1–16. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=14449&val=970
https://staff.ui.ac.id/system/files/users/rita.rogayah/material/gangguantidur.pdf
Prajitno. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC
Saparinah. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika
Alimul, H. Aziz. (2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.
Potter, P. A. & Perry, A. G. (2006).Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.2. Jakarta: EGC.
Manurung, R., & Adriani, T. U. (2017). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Kualitas Tidur pada Lansia di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun 2017. Jurnal