Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

FISIKA DAN BIOKIMIA DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Retno Ari Savitri


NPM L0450462105126

POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA (POLBAP)


Jl.Veteran No.245, Ciseureuh, Kec.Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41118
Tugas 2

1. Hukum Newton I
Hukum Newton I menjelaskan tentang sifat kelembaman benda atau disebut inersia, artinya
setiap benda akan mempertahankan kedudukannya. Contohnya, ketika sebuah bus berjalan
atau bergerak dengan cepat namun tiba-tiba supir bus mengerem secara mendadak. Para
penumpang akan terdorong kedepan dan berusaha kembali ke posisi awalnya.

2. Hukum Newton II
Hukum Newton II berkaitan dengan benda yang sedang bergerak. Massa dan gaya dari benda
tersebut sangat mempengaruhi percepatannya. Contohnya, dua buah mobil berjalan
beriringan, mobil dengan massa yang lebih besar akan lebih kecil percepatannya.

3. Hukum Newton
Hukum Newton III menjelaskan tentang hubungan gaya aksi dan reaksi. Maksudnya adalah
ketika sebuah benda memberikan gaya ke benda lain, maka benda yang kedua akan
membalas pada benda pertama dengan memberikan gaya yang besarnya sama dan arahnya
berlawanan. Contohnya, sebuah bola basket yang dipantulkan pemain ke lapangan akan
memantul kembali.
Tugas 3

Manfaat Ilmu Biokimia Dalam Memecahkan Masalah Gizi dan Penyakit Karena Kekurangan
Gizi

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia atau interaksi


molekul dalam sel hidup. Hal ini mencakup komposisi kimia penyusun sel yang terjadi dalam
tubuh makhluk hidup. Dalam perkembangannya, hasil penelitian biokimia berhasil
memberikan dampak yang positif terhadap bidang ilmu lain yang erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh adalah penemuan berbagai vitamin dan fungsinya serta
penemuan struktur, fungsi dan metabolisme berbagai asam amino. Selain itu, berbagai
penemuan biokimia lain diantaranya adalah penemuan struktur double heliks DNA oleh
James Watson dan Francis Crick tahun 1953 serta penemuan pertama urutan protein insulin
oleh Frederick Sanger merupakan dasar perkembangan dari genomik, transkriptomik,
proteomik, bioinformatik, nutrigenomik, dan metabolomik. Penemuan-penemuan biokimia
kemudian diaplikasikan untuk menangani masalah kesehatan termasuk masalah gizi dan
penyakit karena kekurangan gizi.
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi
dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Apabila
perbandingan antara asupan gizi dan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka status gizinya
baik. Masalah gizi timbul ketika seseorang memiliki status gizi kurang atau gizi lebih.
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui beberapa metode, salah satunya metode
laboratorium yang mencakup dua pengukuran yaitu uji biokimia dan uji fungsi fisik. Uji
biokimia adalah mengukur status gizi dengan menggunakan peralatan laboratorium kimia.
Tes biokimia mengukur zat gizi dalam cairan tubuh atau jaringan tubuh atau ekskresi urin.
Misalnya mengukur status iodium dengan memeriksa urin, mengukur status hemoglobin
dengan pemeriksaan darah dan lainnya. Hal ini menunjukkan salah satu aplikasi ilmu
biokimia dalam upaya penanganan masalah gizi.
Berbagai penyakit yang dapat timbul akibat dari kekurangan gizi diantarnya
kwashiorkor, marasmus, anemia, gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI), serta
Defisiensi Vitamin (A, B1, B2, B3, B12, C, D). Upaya untuk mengatasi penyakit tersebut
memerlukan pemahaman mengenai biokimia atau enzimatik normal/alamiahnya, serta
kemungkinan mekanisme penyimpangannya. Strategi ini dapat merupakan pemberian
senyawa (obat) yang membalikan sifat abnormalitas, penambahan senyawa yang ditemukan
defisiensi, pemberian senyawa yang menguraikan kelebihan, pemberian inhibitor enzim
sampai pada penangangan secara molekuler/genetik yang saat ini sudah berkembang seperti
terapi gen dan vaksin DNA.
Ilmu biokimia diperlukan juga untuk memahami struktur dan fungsi molekul untuk
dijadikan produk pangan dengan nilai gizi yang lebih. Memahami mekanisme proses
biokimia yang terjadi pada pematangan sayur dan buah akan berguna dalam menyusun
rekayasa fisik, kimia dan molekuler untuk mempercepat atau menghambat proses ini sesuai
dengan keinginan konsumen. Berbagai aplikasi enzim untuk memproduksi pangan spesifik
seperti gula cair High fructose syrup, gula aspartame, cocoa butter substitute dan pangan
dengan nilai gizi yang lebih baik ataupun aplikasi enzim amobil untuk keperluan analisis
bahan pangan (biosensor seperti glukosa oksidase, etanol oksidase, dsb) memerlukan
pemahaman produktivitas serta karakteristik biokimiawi dan kinetika enzim yang
dipergunakan. Dasar biokimia pangan diperlukan dalam riset pencarian pangan baru/non
konvensional seperti single cell protein atau pangan dari bahan buangan seperti hidrolisat
protein untuk minuman dari kotagen.
Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa ilmu biokimia sangat bermanfaat dalam
penangangan masalah gizi dan penyakit karena kekurangan gizi.

Anda mungkin juga menyukai