Anda di halaman 1dari 6

Nama Anggota Kelompok

Kelas :

Petunjuk Umum
a. Kerjakan tugas ini secara berkelompok pada lembar yang telah disediakan. (Kelompok
beranggotakan 5 orang)
b. Gunakan format lembar kerja siswa untuk memudahkan pengerjaan tugas.
d. Tugas dikirim sebelum batas waktu yang telah ditentukan melalui google classroom
dalam bentuk ms. word..
Ki Hajar Dewantara
(1) Sebagai pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Nasional Indonesia,
semangat dan jasa Ki Hajar Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak
dilupakan. Semoga apa yang dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat
Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Pesan Ki Hajar Dewantara
yang sangat baik kini dapat dilihat pada Museum Sumpah Pemuda di Jalan
Kramat Raya, Jakarta. “Aku hanya orang biasa yang bekerja untuk bangsa
Indonesia dengan cara Indonesia. Namun, yang penting untuk kalian yakni
sesaat pun aku tak pernah mengkhianati tanah air dan bangsaku, lahir
maupun batin aku tak pernah mengkorup kekayaraan negara.”
(2) Tanggal 28 April 1959, Ki Hajar Dewantara meninggal dunia dan
dimakamkan di Taman Wijaya Brata di Yogyakarta, makam untuk keluarga
Taman Siswa. Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangan Ki Hajar
Dewantara, penerus Taman Siswa mendirikan museum Dewantara Kirti
Griya di Yogyakarta. Sebelum meninggal, kepada anak-anaknya yang
berada di luar kota ia sempat berpesan, “Sejak sekarang kamu harus siap
lahir batin. Sewaktu-waktu, denyut nadiku akan berhenti untuk seterusnya.
Oleh sebab itu, biasakanlah untuk mendengar acara Berita Keluarga dari
RRI Yogyakarta setiap jam delapan malam. Aku sudah bermufakat dengan
ibumu bahwa berita kematianku nanti akan diberitakan lewat radio saja ...” Ki
Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan
pendidikan yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan Hari Pendidikan
Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional
melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959, Tanggal 28
November 1959.
(3) Sebelum meninggal, pada tahun 1957 ia memperoleh gelar Doctor Honoris
Causa dari Universitas Gajah Mada. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai
Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia pada
kabinet yang pertama tahun 1945 (19 Agustus s.d. 14 November 1945)
(4) Waktu Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
dalam tahun 1943, Ki Hajar duduk sebagai salah seorang pimpinan di
samping Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta, dan K.H. Mas Mansur. Pada
zaman pendudukan Jepang, kegiatan di bidang politik dan pendidikan yang
dirintisnya pada tahun 1922 tetap dilanjutkan.
(5) Sebelum datangnya penjajah Jepang, yaitu tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar
Dewantara bersama rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan
yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa
(Perguruan Nasional Taman Siswa). Melalui perguruan Taman Siswa dan
tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil
meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
(6) Beliau dibuang ke Negeri Belanda bersama kedua rekannya pada bulan
Oktober 1914. Hal itu terjadi karena beliau dengan Komite Boemipoetra yang
didirikan tahun 1913 melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang
ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Perancis
dengan menarik uang dari rakyat jajahannya, juga karena tulisannya berjudul
Als lk Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een
voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk semua, tetapi semua untuk
satu juga).
(7) Dalam pengasingan di Belanda, Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi
para pelajar asal Indonesia, Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Di
sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan
belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah
pendidikan yang bergengsi. Kelak setelah pulang ke tanah air pada tahun
1918 menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan.
(8) Kiprahnya dalam organisasi politik diawali pada tanggal 25 Desember 1912.
Bersama Douwes Dekker (Dr, Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto
Mangoenkoesoemo yang dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai, ia
mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme
Indonesia). Akan tetapi, organisasi ini ditolak oleh pemerintah Belanda
karena dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
menggerakkan kesatuan untuk menentang kolonial.
(9) Sebelum kesuksesannya dalam bidang sosial dan politik, Ki Hajar
Dewantara mula-mula bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar,
seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem
Moeda, Tjahaj Timoer, dan Poesara. Ia dikenal sebagai penulis yang
tangguh dan ulet. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik
sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan
perjuangan dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negara.
(10) Demikianlah perjuangan Ki Hajar Dewantara di bidang sosial, politik, dan
pendidikan. Nama kecil beliau adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.
Ia lahir di Yogyakarat pada tanggal 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan
keluarga Pakualaman, putra dari GPH Soerjaningrat, dan cucu dari
Pakualam III. Meskipun keturunan ningrat, ia sangat sederhana dan dekat
dengan rakyat. Ketika berusia 40 tahun, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat
berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Tujuannya berganti nama
adalah agar ia dapat lebih dekat dengan rakyat. Ki Hajar Dewantara
menamatkan ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan
pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), namun tidak
sampai tamat karena sakit. Ia menikahi R.A. Sutartinah pada tahun 1914.

Diolah dari Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa dalam Sejarah Indonesia Modern
dan Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara (2013) dan dari berbagai sumber, oleh Tim
Penulis Bahasa Indonesia LP2IP Yogyakarta

Berdasarkan teks biografi tersebut, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini.


1. Hal apa yang dapat diteladani dari tokoh tersebut? Berikan komentar terkait hal yang diteladani
tersebut.
2. Dilihat dari isinya, apa yang membedakan teks tersebut dengan teks cerpen dan cerita rakyat?
3. Bagaimana gaya penceritaan dan fokus penceritaan yang digunakan dalam teks tersebut?
4. Bagaimana alur yang digunakan dalam teks tersebut?
5. Bagaimana gambaran tokoh yang disampaikan oleh penulis pada teks tersebut?
Gunakan tabel berikut untuk penggambaran tokoh

Penggambaran Cara Tidak Pengambaran Cara Langsung


Langsung

Contoh “Ketika saya lupa segalanya. Saya Ketika itu tidak lupa segalanya.
kejar mobil itu dan berhasil Dikejarnya mobil itu dan ia berhasil
bergayut sebentar di belakangnya. bergayut sebentar di belakang
Ketika mobil itu berhenti, pelumas mobil. Ketika mobil itu berhenti,
menetes ke tanah. Saya cium pelumas menetas ke tanah. Dia
tanah yang dibasahinya. mencium tanah yang dibasahinya.
Barangkali kelakukan saya percis Barangkali kelakuannya persis
seperti anjing. Lalu, pelumas itu seperti anjing. Lalu, pelumas itu
saya usapkan ke tangan dan diusapkan ke tangan dan
lengan,” katanya. lengannya.

6. Temukan peristiwa (perjalanan pendidikan, karier, dan perjuangan tokoh) dalam teks di atas!
Gunakan tabel berikut untuk memudahkan kalian dalam menemukan kejadian/peristiwa yang dialami
oleh Ki Hajar Dewantara.

No. Peristiwa Waktu Tempat

3
4

10

Catatan:
Tuliskan anggota-anggota kelompok yang tidak berkontribusi dalam mengerjakan latihan ini.
1.
2.
3.

Anda mungkin juga menyukai