Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kayu merupakan bahan konstruksi ramah lingkungan yang memiliki peran
penting bagi kehidupan masyarakat. Kayu banyak digunakan sebagai komponen
struktur maupun non-struktural.
Kayu merupakan bahan bangunan yang banyak disukai orang atas
pertimbangan tampilan maupun kekuatan. Dari aspek kekuatan, kayu cukup kuat
dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat bahan baja atau beton. Kayu mudah
dikerjakan – disambung dengan alat relatif sederhana. Bahan kayu merupakan
bahan yang dapat didaur ulang. Karena dari bahan alami, kayu merupakan bahan
bangunan ramah lingkungan.
Namun, kita tidak dapat mengontrol kualitas bahan kayu. Sering kita
jumpai cacat produk kayu yang disebabkan proses tumbuh maupun kesalahan
saat mengolah produk kayu. Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu
memiliki kekurangan terkait dengan ketahanan-keawetan. Kayu dapat membusuk
karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan hama
dan kayu lebih mudah terbakar jika tersulut api.
Oleh karena itu, untuk memaksimalkan kelebihan dan meminimalisir
kelemahan yang ada, diperlukan teknik serta tata cara yang benar dalam
penerapannya. Untuk itu, diperlukan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang
struktur kayu dan sambungan kayu serta pengetahuan akan konstruksi kayu
tersebut. Sehingga, ketika perencanaan konstruksi dilakukan, seorang engineer
mampu membuat perhitungan yang tepat dan efisien agar mendapatkan hasil yang
semaksimal mungkin.
Untuk mendapatkan keahlian tersebut dibutuhkan praktek kerja secara
langsung. Dalam hal ini, praktek langsung tersebut dilakukan pada mata kuliah
Praktek Konstruksi Kerja Kayu II yang menekankan pada alat-alat kerja mesin.

Fitri Handayani (061630100055) 1


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

1.2 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan praktek Konstruksi Kerja Kayu II ini antara lain agar
mahasiswa dapat :
a. Mengetahui dan mampu mengerjakan pekerjaan kayu menggunakan
peralatan dengan baik dan benar.
b. Mengetahui fungsi-fungsi dari alat yang digunakan.
c. Mengetahui dan mampu mengoperasikan mesin-mesin pengolahan kayu.
d. Mengenal dan mengetahui bahan konstruksi kayu.
e. Mengetahui akan estimasi bahan dan waktu.
f. Memberikan pengetahuan tentang perencanaan kerja konstruksi kayu
sehingga mampu merencanakan serta melaksanakan suatu pekerjaan
konstruksi kayu.
g. Memperhitungkan komponen serta kebutuhan bahan yang akan
dipergunakan pada konstruksi kerja kayu.

Adapun manfaat dari praktek Konstruksi Kerja Kayu II ini antara lain agar
mahasiswa dapat :
a. Menambah pengetahuan tentang konstruksi kayu
b. Mengetahui cara pengerjaan manual dan pengoperasian alat-alat mesin
yang bertenaga listrik
c. Menyadari akan keberadaan potensi dirinya serta kondisi lingkungan yang
menunjang untuk dapat dikembangkan dan berupaya menjadikan diri
sebagai sumber daya manusia yang berpandangan kedepan.

1.3 Pembatasan Masalah


Adapun pembatasan masalah pada laporan praktek Konstruksi Kerja Kayu
II ini antara lain sebagai berikut :
a. Dasar-dasar komponen bangunan
b. Alat dan bahan yang digunakan
c. Pelaksanaan pembuatan furniture
d. Pelaksanaan finishing
Fitri Handayani (061630100055) 2
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

1.4 Metode Penulisan


Adapun metode penulisan Laporan Praktek Konstruksi Kerja Kayu II ini
antara lain :
a. Melalui metode studi literature, yaitu dengan mengumpulkan data-data
dari berbagai macam buku yang berhubungan .
b. Pelaksanaan langsung di Laboratorium Konstruksi Kerja Kayu.
c. Wawancara dan tanya jawab langsung dengan dosen instruktur.
d. Dokumentasi.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan dalam penyusunan laporan ini maka disusunlah
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, pembatasan
masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini berisi tentang dasar teori komponen bangunan berikut alat-alat
mesin yang digunakan, finishing dan lain sebagainya.

BAB III PERALATAN PEKERJAAN KAYU


Bab ini berisi mengenai penjelasan apa saja peralatan yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan konstuksi kayu.

BAB IV URAIAN KERJA


Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan praktikum konstruksi
kerja kayu II.

BAB V PENUTUP
Pada bab ini disampaikan berupa kesimpulan dan saran mengenai
pelaksanaan praktikum konstruksi kerja kayu II ini.
Fitri Handayani (061630100055) 3
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengenalan Bahan


Kayu mempunyai beberapa kegunaan bagi kehidupan manusia, salah
satunya adalah dijadikan sebagai bahan bangunan. Kayu banyak digunakan dalam
bangunan-bangunan sederhana dan dalam konstruksi kuda-kuda untuk atap.
Digunakannya kayu untuk bangunan disebabkan karena kayu mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan bahan lain seperti baja, antaran lain karena kayu
mempunyai berat volume yang lebih ringan, harga yang lebih murah, mudah
diperoleh terutama di Indonesia yang masih mempunyai kawasan hutan yang luas,
dan dapat memberikan kenampakan luar yang indah.
Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Dari segi
manfaat bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai sifat sifat utama yang
menyebabkan kayu selalu dibutuhkan manusia. Sifat sifat utama bahan bangunan
kayu dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Kayu merupakan kekayaan alam yang tidak akan habis-habisnya jika
dikelola/diusahakan dengan baik.
b. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan
barang lain.
c. Kayu mempunyai sifat sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan
lain buatan manusia. Misalnya kayu mempunyai sifat elastis, ulet,
tahan terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau
sejajar seratnya dan berbagai sifat lainya.
Konstruksi kayu mempunyai berbagai macam kegunaan, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Sebagai konstruksi berat, misalnya : jembatan, dan bangunan gedung
tinggi
b. Sebagai konstruksi sedang, misalnya : bangunan rumah tinggal
c. Sebagai konstruksi komponen bangunan, misalnya : kusen pintu dan
jendela, daun pintu dan jendela, konstruksi kuda-kuda

Fitri Handayani (061630100055) 4


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Sebagai konstruksi komponen perabotan, misalnya : meja, lemari,


kursi dan lainnya.

Dibawah ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan


konstruksi kayu, antara lain :
a. Industri bangunan
b. Teknologi kayu dan bahan-bahan
c. Alat-alat pengokoh
d. Pengetahuan alat-alat perkakas dan peralatan mesin
e. Sambungan-sambungan kayu
f. Finishing

Sebagai pengetahuan dasar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guna
kesuksesan dalam pelaksanaan industri bangunan bagi ahli teknik sipil seperti
diantaranya :
a. Pemahaman mengenai bahan-bahan bangunan yang digunakan
b. Pengetahuan praktis tentang konstruksi
c. Pengetahuan mengenai pelaksanaan konstruksi
d. Kemampuan dalam merencanakan bangunan
e. Menguasai berbagai peralatan yang diperdagangkan.

Kayu untuk keperluan konstruksi mempunyai sifat yang menguntungkan


dan merugikan, yaitu :
 Keuntungan kayu :
a. Mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh listrik dan bahan-
bahan kimia.
b. Kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah.
c. Mudah dalam mengerjakannya.
d. Kayu dapat meredam getaran.
e. Tidak menghantarkan panas dan listrik.

Fitri Handayani (061630100055) 5


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

 Kerugian kayu :
a. Kurang homogen
b. Dapat memuai dan menyusut
c. Mudah terbakar
d. Perawatannya lebih sulit
e. Mudah lapuk karena serangga
f. Mudah dimakan rayap
g. Bersifat kurang awet dalam keadaan tertentu
h. Mempunyai cacat-cacat kayu
i. Kekuatan kayu tidak seragam walaupun dari jenis pohon yang sama

2.2.1 Klasifikasi Kayu


Kayu memiliki beberapa klasifikasinya, antara lain :
1. Kelas Berdasarkan Keawetan
Kelas awet kayu merupakan kemampuan daya tahan kayu terhadap situasi
tertentu. Berikut adalah tabel kelas awet kayu :

Kelas Awet I II III IV V


a. Selalu berhubungan Sangat Sangat
8 tahun 5 tahun 3 tahun
dengan tanah lembab pendek pendek

b. Hanya terbuka
terhadap angin dan
Beberapa Sangat
iklim tetapi 20 tahun 15 tahun 10 tahun
tahun pendek
dilindungi terhadap
air dan kelemasan
c. Dibawah atap tidak
terkena dengan tanah
Tak Tak Tak Tak
lembab dan Pendek
terbatas terbatas terbatas terbatas
dilindungi terhadap
kelemasan
d. Seperti poin c, tetapi
Tak Tak Tak 20
terpelihara dengan 20 tahun
terbatas terbatas terbatas tahun
baik, dicat
e. Serangan oleh rayap Tidak Jarang Agak Sangat Sangat

Fitri Handayani (061630100055) 6


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

cepat cepat cepat


f. Serangan oleh bubuk Tidak Sangat
Tidak Tidak Hampir
kayu kering cepat cepat

2. Kelas Berdasarkan Kekuatan atau Kelas Kuat


Kelas kuat ditentukan oleh :
a. Berat jenis kering udara kayu tersebut
b. Keteguhan lentur mutlak kayu tersebut
c. Keteguhan tekan mutlak kayu tersebut

3. Kelas Berdasarkan Berat Kayu atau Kelas Berat


Kelas berat ditentukan oleh faktor berat jenis kayu dan berat suatu benda
ditentukan oleh massa dan volume tertentu.

Kelas Berat Berat Jenis


a. Sangat berat Lebih dari 0,90
b. Berat 0,75 ± 0,90
c. Agak berat 0,69 ± 0,75
d. Ringan Lebih kecil dari 0,65

Klasifikasi kayu yang kita kenal dapat dibedakan menjadi :


a. Kayu kelas I
Digunakan untuk konstruksi berat, kayu kelas I jarang digunakan
karena harganya sangat mahal.
b. Kayu kelas II
Digunakan untuk konstruksi berat atau dapat digunakan sebagai
komponen bangunan, misalnya kusen.
c. Kayu kelas III
Kayu kelas ini juga biasa digunakan untuk komponen bangunan
d. Kayu kelas IV
Kayu jenis ini biasa digunakan sebagai konstruksi pembantu, biasanya
digunakan untuk pembuatan gudang dan bangunan darurat.

Fitri Handayani (061630100055) 7


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Jenis-jenis kayu yang terdapat dalam perdagangan antara lain :


a. Kayu Jati
Kayu jadi merupakan kayu berwarna coklat muda, namun jika sudah
lama terkena cahaya dan udara akan berubah menjadi sawo matang.
Banyak dipergunakan untuk perabot rumah tangga dan pada bangunan
rumah seperti kusen, daun pintu, jendela, dinding, lantai, dan sebagainya.
b. Kayu Merbau
Kayu merbau memiliki warna coklat muda dan jika telah lama akan
menjadi cokelat tua. Banyak dipergunakan untuk bangunan diluar dan
atap karena kuat serta tahan terhadap rayap, pengembangan dan
penyusutan kecil. Karena tingginya kadar O2 paku atau baut ataupun
bahan yang terbuat dari besi yang terbuhung dengan kayu tersebut.
Kerugian kayu ini adalah mudah terbakar.
c. Kayu Rasamala
Kayu rasamala memiliki warna merah dan coklat kehitam-hitaman.
Banyak digunakan untuk rangka atap, balok, loteng, tiang-tiang dan lain
sebagainya. Kayu ini tahan terhadap rayap dan jika terlindungi iklim tidak
menyebabkan banyak perubahan kadar lengas tahan terhadap bubuk.
Kayu ini mengalami pengembangan dan penyusutan besar berlebih-lebih
jika kadar lengas cepat dan besar, maka dapat memilin dan banyak
d. Kayu Merawan
Kayu merawan ini mempunyai warna coklat muda yang lama-
kelamaan menjadi coklat tua. Banyak digunakan untuk bangunan rumah
dan perabotan. Banyak didapatkan di daerah Sumatera dan Kalimantan.
e. Kayu Meranti
Kayu meranti ini terdiri dari dua jenis yaitu meranti merah dan
meranti putih. Kayu ini banyak digunakan untuk kasau, reng, bangunan
yang ringan, papan cetakan beton, tiang papan cetakan, dan lain-lain.
f. Kayu Kamper

Fitri Handayani (061630100055) 8


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Kayu kamper ini berwarna kuning kemerah-merahan. Kayu ini tahan


bubukan tetapi tidak tahan rayap. Oleh karena itu kayu ini hanya
digunakan pada bangunan-bangunan bawah atap, seperti atap, balok
loteng, papan loteng, dan sebagainya.

2.2.2 Persyaratan Teknis Kayu Sesuai Dengan Kegunaannya


Kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda seperti tingkat kelenturan, susut
muai, berat dan sifat-sifat lain. Untuk dapat mengatur, menyesuaikan, dan
menentukan perlakuan kita terhadap kayu yang akan digunakan, kita harus dapat
memperhitungkan untung ruginya, baik secara ekonomis ataupun secara
pengerjaannya.
Berikut ini adalah beberapa persyaratan teknis kayu sesuai dengan penggunaanya
1. Bangunan (Konstruksi)
a. Persyaratan teknis : kuat, kaku, keras, berukuran besar, memiliki
keawetan tinggi
b. Jenis kayu : Balau, Bengkirai, Jati, Kuruing, Rasamala, dan
sebagainya.
2. Finir (Biasa)
a. Persyaratan khusus : berdiameter besar, bulat, bebas cacat, berat
sedang
b. Jenis kayu : Meranti, Nyatoh dan Agathis
3. Finir (Lux)
a. Persyaratan teknis : seperti finir biasa tetapi kayu bernilai dekoratif
b. Jenis kayu : Jati, Eboni, Rengas, Lasi, dan Mahoni
4. Meubel
a. Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah
dikerjakan.
b. Jenis kayu : Jati, Eboni, Meranti, Mahoni, Suren, dan Sonokeling

5. Lantai
Fitri Handayani (061630100055) 9
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

a. Persyaratan teknis : keras, mudah dipaku, cukup kuat, daya abrasi


tinggi, dan tahan asam.
b. Jenis kayu : Balau, Bengkirai, Belangeran, dan Jati
6. Bantalan Kereta
a. Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, dan awet
b. Jenis kayu : Balau, Bengkirai, Belangeran, Ulin
7. Tiang Listrik/Telepon
a. Persyaratan teknis : kuat, ringan, awet, dan bentuk lurus
b. Jenis kayu : Balau, Jati, Merbau, Lara, dan Ulin
8. Perkapalan
a. Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut
b. Jenis kayu : Ulin, Kaur, dan Bengkirai
9. Patung dan Ukiran
a. Persyaratan teknis : serat lurus, teratur, keras, tekstur halus, tidak
mudah patah, warna gelap.
b. Jenis kayu : Jati, Sonokeling, Eboni, Melur, dan Salimuli
10. Moulding
a. Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur lurus, mudah
dikerjakan dan dekoratif
b. Jenis kayu : Jaluntung, Meranti, Ramin Pulai
11. Bekisting
a. Persyaratan teknis : ringan, mudah dipaku, mudah dikerjakan
b. Jenis kayu : Terentang, Suren

2.2.3 Metode Pengergajian Kayu


Tujuan dari penggergajian kayu ini yaitu untuk mengubah kayu dolk yang
panjangnya berkisar 4 ± 5 meter menjadi ukuran-ukuran tertentu.
1. Penggergajian Langsung (Sawing Through/Tanguncut)
Kayu dolk diubah menjadi ukuran papan dengan menggergaji sejajar tanpa
memutar kayu dolk.

Fitri Handayani (061630100055) 10


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Keuntungannya yaitu caranya yang cepat, murah dan mudah. Kerugiannya


yaitu papan akan cenderung melengkung
2. Penggergajian Memutar (Sawing Around)
Penggergajian ini membelah kira-kira pada posisi tangensial terhadap
lingkaran tahun. Cara ini menyangkut pemutaran dolk selama proses
penggergajian. Keuntungannya yaitu tidak mudah pecah ketika dipaku dan
tekstur serat kelihatan bagus. Kerugiannya ialah kayunya cenderung untuk
melengkung, cacat kayu kelihatan melintang dipermukaan kayu serta
penyusutan terjadi pada arah melebar.
3. Penggergajian Seperampat (Quarter Sawing)
Penggergajian ini bertujuan untuk mendapatkan papan yang terhindar dari
melengkung dan cocok untuk sambungan lidah dan alur. Keuntungannya
yaitu kayu sedikit mengalami perlengkungan. Kerugiannya adalah kayu
banyak terbuang oleh penggergajian, cenderung mudah pecah bila dipaku
dari permukaan serta tekstur kayu kurang dekoratif.

2.2.4 Cacat-Cacat Pada Kayu


Cacat pada kayu dapat menimbulkan akibat sampingan yang serius
terhadap kekuatan, kekakuan dan keindahan kayu. Perubahan tersebut karena
penyusutan, dapat kita tinjau dari tiga arah penampang kayu, yaitu :
a. Tangensial
Penampang menyinggung arah melintang tumbuh dengan arah
penyusutan bervariasi antara 4,3 ± 14 %
b. Radial
Penampang yang melintang lingkaran tumbuh dengan besar angka
penyusutan antara 2,1 ± 18 %
c. Aksial
Penampang dalam arah memanjang kayu dengan besar angka arah
penyusutan antara 0,1 ± 0,3 %

Fitri Handayani (061630100055) 11


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Macam-macam cacat kayu setelah penggergajian akibat penyusutan antara


lain sebagai berikut :
a. Spring, yaitu perubahan bentuk melengkung arah memanjang pada
bagian tepi/ sisi kayu.
b. Bow (bentuk busur), yaitu perubahan bentuk melengkung arah
memanjang pada bagian permukaan.
c. Cup (bentuk melengkung), yaitu perubahan bentuk melengkung pada
arah melebar kayu.
d. Twist (melenting), yaitu pemutiran melenting perubahan kayu
berlawanan arah pada masing-masing ujung.
e. Pecah permukaan (Surface Checks), yaitu pecah-pecah dangkal yang
meluas sepanjang kayu baik yang dipermukaan kayu maupun di
ujung-ujung kayu.
f. Pecah ujung (End Split), yaitu pecah yang mulai ujung hingga
menjalar sepanjang pohon.

Macam-macam cacat alami dari pohon, antara lain sebagain berikut :


a. Mata kayu lepas, yaitu mata kayu yang tidak dapat tumbuh rapat,
biasanya pada proses penggergajian mata kayu mudah lepas dan tidak
ada gejala busuk.
b. Mata kayu busuk, yaitu mata kayu yang biasanya bergerombol pada
bagian-bagian kayu yang lunak atau rapuh berlainan dengan bagian-
bagian kayu sekitarnya.
c. Rapuh, yaitu cacat kayu yang dapat terjadi karena adanya daya tahan
patah kemudian patahan ini membusuk dan menjalar terus masuk ke
dalam hati.
d. Serangga perusak kayu, yaitu cacat yang terjadi oleh binatang perusak
antara lain : serangga, kumbang, ulat dan lebah.
e. Cacat kayu gubal, yaitu cacat kayu yang terjadi bila pada saat
penebangan belum cukup umur kemudian dalam jangka waktu yang
lama kulitnya tidak dikupas.
Fitri Handayani (061630100055) 12
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Cacat-cacat kayu tersebut dapat mengakibatkan adanya perlemahan pada


kayu. Untuk mengisi perlemahan tersebut ada beberapa cara antara lain sebagai
berikut :
a. Mudah terbakar diatasi dengan diberi pelapis seperti cat dan
penyimpanannya jauh dari api.
b. Kembang susut diatasi dengan pemasangan dengan cara berselang-
seling.
c. Mudah lapuk karena serangga diatasi dengan merendam dalam suatu
bahan yang dapat mengawetkan serta disemprot dengan cat.
d. Tidak homogen dapat diatasi dengan sistem konveksi atau dengan
pembelahan kayu.
e. Tidak tahan terhadap cuaca diatasi dengan menghindari tempat
terbuka yang terlindungi dari panas dan hujan serta penumpukan yang
sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat.

Gambar Macam-Macam Cacat Alami dari Pohon

Gambar 2.1 Pecah permukaan

Gambar 2.2 Cacat Getah Dalam

Fitri Handayani (061630100055) 13


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 2.3 Mata Kayu sehat

Gambar 2.4 Mata Kayu Lepas

Gambar 2.5 Mata kayu busuk

Gambar 2.6 Mata Kayu Serangga

Fitri Handayani (061630100055) 14


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 2.7 Cacat Kayu Gubal

GAMBAR MACAM-MACAM CACAT KAYU AKIBAT


PENGGERGAJIAN DAN PENYUSUTAN

Gambar 2.8 Spring

Gambar 2.9 Bow

Fitri Handayani (061630100055) 15


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 2.10 Mengkung

2.2.5 Penyimpanan dan Pengawetan Kayu


Adapun faktor perusak kayu yang dapat digolongkan menjadi dua
penyebab antara lain :
1. Penyebab non-makhluk hidup
a. Faktor fisik : suhu udara, panas, air, dan sebagainya.
b. Faktor mekanik : pukulan, gesekan, tarikan, tekanan maupun
sebagainya.
2. Faktor dari makhluk hidup
a. Jenis jamur (menyebabkan pembusukan dan pelapukan)
b. Serangga
c. Binatang laut

Syarat-syarat penyusunan kayu yang baik dan benar antara lain sebagai
berikut :
1. Tempat harus datar dan rata yang bebas dari genangan air.
2. Terlindung dari hujan dan cukup sirkulasi udara.
3. Sumber hama dan penyakit kayu harus dihilangkan.
4. Untuk papan kering, ganjalan boleh dipaang setiap delapan lapis dan
maksimal 3 meter.
5. Jarak timbunan dari lantai 50 cm untuk sirkulasi udara.
6. Antara penumpukan harus ada pembatas untuk lalu lintas udara (sirkulasi).
7. Antara kayu yang satu dengan kayu yang lainnya harus diberi jarak lebih
kurang 2-5 cm.
Fitri Handayani (061630100055) 16
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Adapun cara-cara penumpukan kayu :


1. Penumpukan secara vertikal
2. Penumpukan standar (End Pilling)
3. Penumpukan silang (End Racking)
4. Penumpukan secara horizontal
5. Penumpukan sejajar
6. Penumpukan persegi
7. Penumpukan bersilang
8. Penumpukan segitiga

2.2 Tempat atau Lokasi Kerja


Adapun syarat-syarat tempat atau lokasi kerja antara lain sebagai berikut :
1. Kering
Tempat pelaksanaan kerja kayu diutamakan pada tempat yang kering
apabila tempat pelaksanaannya lembab atau basah bukan tak mungkin
dapat menyebabkan dan mempengaruhi bahan yang akan digunakan.
2. Ditutupi dengan atap
Tempat pelaksanaan juga diusahakan untuk memilih atap agar bahan-
bahan dan peralatan yang akan digunakan dapat terjaga dari kondisi cuaca.
3. Sumber listrik
Sumber listrik harus sangat diperlukan terutama untuk menjalankan alat-
alat mesin yang menggunakan listrik.
4. Alat bantu (K3)
Dalam suatu lokasi kerja harus ada kotak K3 yang dalam hal ini sangat
penting mengingat bila terjadi suatu kecelakaan.
5. Penerangan yang cukup
Penerangan sangat membantu dalam pelaksanaan kerja sehingga hasil
pekerjaan kita rapi dan baik.
6. Sirkulasi udara yang baik

Fitri Handayani (061630100055) 17


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Dalam lokasi kerja diperlukan udara yang cukup sehingga orang-orang


yang bekerja di dalam ruangan tidak sukar bernafas atau sesak nafas
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar.
7. Tidak menimbulkan suara yang bising
Tempat kita bekerja diusahakan untuk tidak mengeluarkan suara bising
yang dapat mengganggu lingkungn sekitar.
8. Penyedot debu
Alat ini sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga udaha di dalam
ruangan tempat bekerja selalu bersih dan tidak mengganggu pernafasan

2.3 Komponen Bangunan


2.3.1 Kusen
Kusen adalah suatu rangka dari balok kayu atau dari bahan lainnya,seperti
plastik aluminium yang dihubungkan sedemikian rupa sesuai dengan kaidah suatu
konstruksi, fungsi serta selera dari pemilik bangunan.
Pemasangan kusen harus baik dan benar, dalam hal ini pemasangan harus
tegak lurus, leveling dan bukaan pintu serta jendela sesuai dengan kondisi ruangan
dan faktor keamanan. Pada prinsipnya pemasangan kusen diusahakan mempunyai
ketinggian yang sama dengan kusen-kusen lainnya.
Kusen bisa kita bedakan anatara lain :
1. Kusen pintu
2. Kusen jendela
3. Kusen penerangan/ bovenlich
4. Kusen gendong
Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis
1. Kusen gendong/ kombinasi yaitu kusen untuk pintu dan jendela
dijadikan menjadi satu konstruksi yang utuh, biasanya ditempatkan di
bagian depan rumah. Pada ruangan yang memerlukan penerangan yang
lebih, seperti ruang tamu, ruang keluarga.

Fitri Handayani (061630100055) 18


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2. Kusen tunggal yaitu kusen untuk daun pintu saja, biasanya pada kusen
tunggal bagian atasnya terdapat lubang untuk penerangan dan sirkulasi
udara.
3. Kusen jendela yaitu rangka kusen untuk jendela saja, kusen jendela
juga sama dengan kusen tunggal pada bagian atasnya ditambahkan
lubang untuk penerangan dan sirkulasi udara.
4. Kusen penerangan/ bovenlich yaitu rangka kusen untuk penempatan
kaca.

Bentuk dan variasi kusen akan menambah estetika dan penampilan suatu
bangunan akan tetapi hal ini banyak bergantung pada selera pemilik bangunan dan
keuangan yang tersedia, semakin bagus bentuknya maka semakin sulit
membuatnya dan semakin mahal pula harganya.
Syarat-syarat pemasangan kusen
Fitri Handayani (061630100055) 19
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

1. Konstruki bangunan kusen harus baik dan rapat.


2. Kusen harus sudah dalam keadaan halus, rata dan siku.
3. Panjang kuping/telinga kusen minimal selebar bahan kusen.
4. Permukaan kusen yang berhubungan langsung dengan dinding/tembok
harus sudah di cat dengan meni sebagai bahan pelindung/ pengawet
sebanyak dua kali.
5. Permukaan kusen yang berhubungan langsung dengan tembok/dinding
harus sudah dipasang angkur sebagai alat pengikat/pengokoh antara
dinding dengan kusen.
6. Kusen yang akan dipasang sudah diberi pengaku/skor supaya kesikuan
kusen terjaga.
7. Sebelum kusen dipasang, teliti dan perhatikan tipe dan jenis kusennnya
serta bukaan untuk pintu dan jendela harus benar penempatannya
dengan gambar kerja.
8. Lebar bawah kusen harus sama dengan bagian atas dan diklem.

2.3.1.1 Kusen Kayu


Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Pilihan
atas suatu bangunan tergantung pada sifat-sifat teknis ekonomis dan dari
keindahan. Jika pemilihan kayu sebagai bahan bangunan maka perlu diketahui
sifat-sifat kayu, dalam hal ini kayu akan digunakan sebagai material pembuatan
konstruksi kusen. Kusen merupakan bagian dari konstruksi pada dinding
bangunan yang mempunyai fungsi perletakan dan dudukan daun pintu dan daun
jendela.
Konstruksi kusen kayu mempunyai kelebihan, meskipun ada juga
kelemhannya. Sifat-sifat yang menguntungkan itu adalah :
1. Adanya beragam variasi bentuk sesuai dengan kebutuhan (tradisional,
modern, klasik, dll).
2. Kusen kayu bisa diterapkan pada desain rumah tipe apa saja.
3. Kayu memiliki keunggulan dibandingkan material lainnya yaitu
tampilan natural sesuai dengan jenis kayu.
Fitri Handayani (061630100055) 20
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4. Material kayu banyak yang kuat menurut jenisnya.


5. Kayu memang fleksibel untuk dirubah bentuknya sesuai desain, seperti
bentuk lurus atau melengkung, dan dapat menahan panas atau dingin
dari luar ruangan.
6. Rumah akan tampil lebih alami dengan adanya ornamen/kusen kayu.

2.3.1.2 Bagian-Bagian Kusen


Adapun bagian-bagian kusen antara lain yaitu :
1. Ambang atas
Berfungsi untuk menahan beban pasangan batu bata diatasnya.
2. Tiang
Berfungsi untuk pegangan/tumpuan tempat daun pintu dipasang melalui
engsel.
3. Ambang Tengah
Jika kusen tersebut digabung dengan lubang ventilasi diatasnya.
4. Ambang Bawah
Jika kusen tersebut untuk lubang jendela
a. Kaki tiang : terbuat dari campuran kedap ait (1PC : 2 PS) setinggi
10-15 cm, berfungsi untuk melindungi bagian bawah dari air atau
lembab agar tidak lekas lapuk.
b. Sponing : berfungsi untuk merapikan hubungan daun pintu/ daun
jendela dengan kusen agar tidak terjadi celah pada pertemuan
keduanya. Ukuran sponing dalamnya 1-1,5 cm sedangkan lebarnya
yaitu tebal daun jendela ditambah 3 mm agar tidak terjadi gesekan
pada saat pintu/ jendela dibuka/ ditutup sehingga cat tidak lekas
rusak.
c. Alur kapur : pada tiang kusen bagian luar yang akan berhubungan
dengan tembok dengan jarak dari atas 15 cm dibuat alur berbentuk
mulut ikan (V) atau persegi tergantung peralatan yang ada, ukuran
alur kapur ini dialamnya 1-1,5 cm lebarnya 1/3 lebar kayu, fungsi

Fitri Handayani (061630100055) 21


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

dari alur kapur ini untuk memperkuat hubungan antara kusen dan
tembok.
d. Sponing plesteran : pada sekeliling kusen bagian luar yang akan
berhubungan dengan tembuk dibuat sponing ukuran 1 x 1 cm yang
berfungsi untuk memperindah hubungan antar kusen dengan
plesteran tembok, supaya tidak terjadi celah yang tembus jika ada
penyusutan, serta untuk memperkokoh kedudukan kusen pada
tembok.
e. Angker : fungsinya untuk memperkokoh kedudukan kusen terhadap
tembok agar posisinya tidak goyah/ berubah sewaktu dipasang daun
pintu/ daun jendela. Angker ini biasanya dibuat dari besi
berdiameter 8-10 mm dengan panjang sama dengan panjang batu
bata dan kait setebal batu bata, namun bisa juga dipasang paku
berukuran 10-12 cm dengan jumlah yang lebih banyak. Angker ini
dipasang pada tiang pinggir bagian luar yang berhubungan dengan
tembok, angker tersebut dipasang 15 cm dari ambang atas dengan
jaran antar angker 50-60 cm. Selain angker yang dipasang pada sisi
tiang bagian luar juga dipasang angker lurus pada ujung bawah
tuang untuk memperkokoh hubungan tiang dengan duk (sepatu
tiang).

Gambar 2.11 Bagian-Bagian Kusen Pintu

Fitri Handayani (061630100055) 22


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 2.12 Bagian-Bagian Kusen Jendela

Ukuran kusen biasanya dibuat disesuaikan dengan kebutuhan ruangannya


atau disesuaikan dengan keadaan komponen-komponen bangunan lainnya
sehingga tetap serasi. Untuk bangunan rumah tinggal, tinggi kusen pada umumnya
210 cm sedangkan lebarya sekitar 70-120 cm tergantung fungsinya. Pada pintu
utama umumnya 90 cm, apabila lebarnya melebihi 100 cm maka dibuat 2 daun
pintu. Sedangkan untuk kusen jendela disesuaikan dengan kusen pintu dan
keadaan suatu ruangan tertentu.

2.3.1.3 Pemasangan Kusen Pintu


Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat aman dan mudah
dijangkau.
2. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as
bouwplank.
3. Pasang angker pada kusen secukupnya.
4. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu.
5. Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan
menggunakan unting-unting.
6. Pasang skur sehingga kedudukan stabil dan kokoh.

Fitri Handayani (061630100055) 23


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

7. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan


menjadi kokoh.
8. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai dengan
tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.
9. Bersihkan tempat sekelilingnya.

Gambar 2.13a Pemasangan Kusen Pintu pada Konstruksi Dinding

Gambar 2.13b Pemasangan Kusen Pintu pada Konstruksi Dinding

Fitri Handayani (061630100055) 24


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.3.1.4 Pemasangan Kusen Jendela


Cara pemasangan kusen jendela adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat aman dan mudah
dijangkau.
2. Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as
bouwplank.
3. Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela.
4. Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank.
5. Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut.
6. Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan perpotongan
unting-unting.
7. Pasang skur agar kedudukan stabil dan kuat.
8. Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada keadaan yang
benar.
9. Bersihkan tempat sekelilingnya.

Gambar 2.14 Pemasangan Kusen Jendela pada Konstruksi Dinding

Fitri Handayani (061630100055) 25


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.3.2 Daun Pintu Panel


Fungsi dari daun pintu adalah untuk menutup lubang pada kusen pintu,
dengan demikian ukurannya harus menyesuaikan dengan ukuran kusen pintu.
Sebagai pedoman untuk menentukan ukuran daun pintu adalah sebagai berikut :
 Lebar daun pintu = lebar kusen + 2 tebal sponing,
tebal sponing biasanya diambil 1 -1,5 cm
 Tinggi daun pintu = tinggi kusen + tebal sponing
 Adapun tebal daun pintu (3,5-4) cm agar kaku dan dapat dipasang alat
penggantung dan pengunci dengan baik. Apabila kurang dari 3,5 cm
alat penggantung akan kelihatan menonjol pada lebar pintu dan apabila
lebih dari 4 cm pemasangan kunci menjadi tidak rapi dan pemborosan
bahan.
 Lebar ambang tegak (tiang pintu) berkisar 10-15 cm. Hal ini agar
pemasangan kunci dapat terpasang dengan baik (tidak tembus), lebar
ambang atas sama dengan ambang tegak sedangkan ambang bawah 1,5-
3 kali lebar ambang tegak.
 Agar bagian dalam tidak terlalu luas, maka sering dibagi menjadi
beberapa bagian dengan memasang kisi-kisi (regel), ukuran regel
lebarnya 6 cm tergantung sela-selanya diisi panel dengan tebal sama
dengan tebal ambang.

Gambar 2.15 Kusen Pintu dan Daun Pintu Panel


Fitri Handayani (061630100055) 26
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Hubungan/ sambungan yang sering digunakan pada daun pintu panel


adalah sambungan lobang dan pen. Untuk sambungan pada sudut atas yaitu
pertemuan antara ambang tegak dengan ambang atas dipakai sambungan lobang
dan pen dengan repat pen dan diverstek, sedangkan untuk hubungan pada sudut
bawah yaitu antara ambang tegak dengan ambang bawah dipakai hubungan
lobang dan pen dengan sepat pen dan diverstek, apabila ambang bawah cukup
besar maka dipakai pen. Untuk hubungan antara ambang dengan regel dapat
dipakai sambungan lobang dan pen tersembunyi. Apabila sela-sela ambang
tersebut diisi dengan panel maka hubungan antara ambang/ regel dengan panel
memakai sistem ambang/ regel dibuat alur sedangkan panelnya ditirus sehingga
masuk kedalam alur tesebut. Untuk memperindah penampilan daun pintu maka
ambang maupun regel pada bagian dalam di profil.

Gambar 2. Detail Sambungan Panel Pintu

BAB III
Fitri Handayani (061630100055) 27
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

PERALATAN PEKERJAAN KAYU

3.1 Peralatan dengan Menggunakan Alat-Alat Tangan


3.1.1 Gergaji
 Gergaji Tangan
Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong kayu dalam
ukuran dan bentuk yang akan dibuat/dikehendaki. Gergaji tangan terdiri dari
daun baja dengan barisan gigi yang telah dikikir. Daunnya dijepit pada
pegangan kayu dengan perentaraan baut.
Proses penggergajian pada suatu gergaji yang baik adalah didasarkan
pada kerataan dan ketajaman giginya, yang bekerja sebagai pahat-pahat
kecil. Serpih/ tatal gergaji akan dibuang dengan sendirinya searah dengan
dorongan oleh takikan gigi-gigi gergaji. .
Gergaji tangan terdiri dari 2 macam, yaitu :
a. Gergaji Belah
Gergaji belah adalah gergaji yang digunakan untuk menggergaji kayu
sejajar dengan arah serat kayu. Penggergajian harus didorong
menjauh, untuk ini hanya dorongan kedepan saja yang ditekan
sedangkan untuk tarikan gergaji cukup digeserkan saja. Gunakanlah
sepanjang mungkin gergaji. Untuk membelah kayu sudut
penggergajian yang tepat adalah ± 60° terhadap kayu untuk
mendapatkan hasil pembelahan.

Gambar 3.1 Gergaji Belah

b. Gergaji Potong

Fitri Handayani (061630100055) 28


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gergaji potong merupaan sebuah gergaji yang digunakan untuk


menggergaji melintang/ tegak lurus arah serat kayu. Untuk
mendapatkan aksi pemotongan, gargaji harus didorong menjauh.
Proses pemotongan jenis gigi gergaji ini bisa memotong yang baik
adalah membentuk sudut 45°. Gigi-gigi gergaji potong dikuak untuk
menghindari jepitan dalam penggergajian. Lebar dari takik-takik
gergaji kira-kira 1,5 x tebal daun. Ujung gigi-giginya membentuk
pucuk-pucuk yang tajam (runcing), yang berfungsing untuk mengurat/
memotong serat-serat kayu.

Gambar 3.2 Gergaji Potong

Adapun cara-cara menggunakan gergaji tangan :


1. Sebelum mulai melaksanakan penggergajian, lukislah garis batas/
tanda gores dimana tempat gerigi gergaji akan memotong.
2. Kukuhkan benda kerja pada bangku kerja.
3. Pada permulaan menggergaji, tempatkan daun gergaji diarah
kanan tepat letaknya pada lukisan garis dengan bantuan ibu jari
tangan kiri.
4. Posisi badan yang baik ialah berdiri dengan kaki kiri didepan dan
kaki kanan dibelakang. Posisi tangan yang memegang bergaji
harus bebas dari badan.

 Gergaji Punggung

Fitri Handayani (061630100055) 29


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gergaji punggung terbuat dari baja yang sangat tipis dan pada bagian
atasnya atau punggungnya diberi tulang. Tulang ini gunanya supaya daun
gergaji cukup kaku. Gergaji punggung sering digunakan pada pekerjaan
kayu yang kecil-kecil dan yang halus-halus, misalnya pada pembuatan
purus, membuat serongan 45 derajat terutama pada pembuatan mebel.

Gambar 3.3 Gergaji Punggung

3.1.2 Ketam
 Ketam Pendek Kasar (Jack Plane)
Alat ini berguna untuk menghilangkan permukaan kayu yang kasar
bekas gergajian atau bekas pemotongan.
 Ketam Pendek Halus
Alat ketam pendek halus ini berguna untuk menghaluskan permukaan
kayu yang sudah diketam terlebih dahulu dengan ketam pendek kasar.
 Ketam Panjang
Ketam panjang ini berguna untuk menghaluskan kayu yang memiliki
ukuran panjang agar permukaan kayu menjadi lebih mulus.
 Ketam Sponing
Ketam sponing terdiri dari dua macam, antara lain :
a. Ketam sponing tetap, besarnya tidak dapat diubah. Ketam sponing
macam ini mempunyai berbagai ukuran besarnya, sesuai dengan mata
ketam. Ketam ini digunakan untuk membuat sponing pada posisi sudut
yang searah degan arah serat kayu.
b. Ketam sponing yang diatur,alat sponing ini memiliki fungsi yang
sama dengan ketam sponing tetap.
Fitri Handayani (061630100055) 30
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

 Ketam Pinggir
Ketam pinggir merupakan kebalikannya dari ketam sponing. Ketam
pinggir tidak mempunyai pengatur ukuran dan termasuk golongan ketam
lepas. Ketam ini berfungsi sebagai alat untuk membersihkan/menghaluskan
hasil pengetaman sponing yang masih kasar/ kurang sempurna.
 Ketam Cekung dan Cembung
Ketam cekung digunakan untuk mengetam sisi sudut dan bidang
permukaan menjadi bundar atau cembung kebalikan dari mata ketamnya.
Sedangkan ketam cembung digunakan untuk mengetam sisi sudut dari
bidang permukaan kayu menjadi cekung.
 Ketam Alur atau Bajak
Ketam alur atau bajak tetap tidak mempunyai pengaruh lebar,
sedangkan ketam alur depan diatur mempunyai pengatur lebar dan
dalamnya pengetaman.
 Ketam Pipi
Ketam pipi digunakan untuk pekerjaan mengetam pipi papan panil
yang dimiringkan dalam istilah lain utntuk mengetam Bossing dimana
ketam ini dapat memotong urat (serat) kayu dengan adanya pisau muka
berfungsi sebagai pemotong serat kayu.
 Ketam Les
Ketam ini disebut pula ketam profil termasuk dalam golongan ketam
yang bersifat tetap. Ketam ini digunakan untuk membentuk bidang sudut
permukaan kayu sesuai dengan bentuk les atau profil.
 Ketam Alur dan Lidah
Ketam alur dan lidah ini digunakan dalam pekerjaan membuat
sambungan memperlebar papan.
 Ketam Tungkat
Ketam tungkat ini digunakan untuk mengetam bulat panjang, sisi
langsung dan sisi cekung baik yang buntu maupun langsung.
 Ketam Dasar

Fitri Handayani (061630100055) 31


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Ketam dasar digunakan untuk pekerjaan membersihkan atau


menghaluskan lubang alur melintang, cowakan tembus dan buntu, cowakan
liku-liku (zig-zag).
 Ketam Gigi
Ketam ini digunakan untuk mengkikis permukaan kayu yang berurat
atau berserat bolak-balik. Juga untuk mengetam sisi permukaan yang akan
disambungkan dengan jalan direkat ataupun dilem, agar dapat lebih meresap
ke dalam kayu dan sambungannya akan menjadi rapat dan kuat.

3.1.3 Pahat
 Pahat Tusuk
Pahat tusuk ini berguna untuk menusuk kayu. Sudut penajaman dari
30° hingga 35° atau dapat juga dengan ketentuan lain yaitu dua kali tebal
pahat. Sisi penusuk dari mata pahat dibuat lengkung sedikit, menjaga
supaya sudut pahat tidak menusuk ke dalam. Ukuran pahat tusuk pada sisi
lebarnya mulai dari 1/8° hingga 5/8° dengan kenaikan masing-masing 1/8°
dan dari 3/4° sampai dengan 2° dengan kenaikan masing-masing 1/4°.
 Pahat Lubang
Pahat lubang terdiri dari :
a. Pahat lubang tipis
b. Pahat lubang berpunggung
c. Pahat lubang besar
Kepala tangkai pahat lubang dibuat sedemikian bentuknya untuk lebih
memudahkan bila dipukul dengan palu kayu. Pahat lubang tipis gunanya
untuk membuat lubang-lubang yang kecil-kecil, seperti halnya membuat
lubang daun jendela atau pintu. Sudut mata pahat lubang sama dengan pahat
tusuk yaitu 30° sampai dengan 35°. Pahat lubang berpunggung dan pahat
lubang besar, dangkal seperti pekerjaan membuat ambang kusen pintu
ataupun jendela.
 Pahat Kuku

Fitri Handayani (061630100055) 32


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Kegunaan dari pahat kuku cekung ialah untuk memahat tusuk sisi
yang berbentung cekung. Pahat kuku cembung digunakan untuk
membersikan sisi-sisi alur yang dibuat bundaran buntu atau pekerjaan
pemahatan lainnya.
 Pahat Engsel
Pahat engsel ini berguna untuk memahat lubang-lubang yang sempit-
sempit seperti memasang engsel bersayap. Kemudian pahat ini tidak
bertangkai. Bentuk dari pahat ini mempunyai tiga punggung yang menonjol.
Sehingga ruangan diantara punggung-punggung itu untuk mengeluarkan sisi
pemahatan.

3.1.4 Penggerek (Bor)


Adapun macam-macam dari jenis penggerek yang biasa digunakan, antara
lain :
 Penggerek Pusat
Terdapat sebuah pusat yang menjadi titik pusat penggerekan. Terdapat
pisau muka (spur) sebagai urat kayu. Terdapat sebuah pisau gerek yang
mengeluarkan sisa kayu yang digerek. Garis tengah batang gurdi lebih kecil
daripada garis tengah badan bagian bawah sehingga lubang betul-betul
lurus. Pisau muka lebih rendah daripada pisau gerek, untuk
mempercepat/melancarkan pengeboran. Pemakaian penggerek pusat ini,
diputar sambil ditekan untuk mendapatkan pengeboran terhadap kayu yang
baik.
 Penggerek Pusat Dapat di Atur
Penggerek jenis ini memiliki sebuat pusat yang berbentuk ulir sekrup.
Dilengkapi dengan pisau muka sebagai pemotongan urat dan serat kayu
yang terpotong. Terdapat pula pisau gerak yang berfungsi sebagai pengeruk
sisa kayu yang digerakkan.
 Penggerek Pilin (Irwin Bor)
a. Penggerek pilin yang diputar dengan tungkat

Fitri Handayani (061630100055) 33


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Penggerek ini mempunyai sebuah pusat yang berbentuk ukuran


sekrup. Terdapat dua buah pisau muka guna memotong urat dan
serat kayu. Terdapat dua buah pisau gerek untuk mengeruk sisa
kayu. Batang berbentuk uliran sekrup dan mempunyai batang yang
panjang. Diameter batang dengan atas sampai yang paling bawah
sama agar hasil pengerukan lubang lurus. Pisau muka letaknya
lebih rendah dari pisau gerek berfungsi sebagai pemotongan urat
kayu. Bagian atas batang terdapat cincin guna memasukkan tongkat
pemutar.
b. Penggerek pilin yang diputar dengan tangkai penggerek
Mempunyai dua buah pisau gesek gunanya untuk mengeruk kayu
yang digerek. Batangnya berbentuk sekrup. Diameter batang dari
atas hingga ke bawah sama. Pisau muka letaknya selalu lebih
rendah dari pada pisau gerek gunanya untuk mempercepat
pengeboran.
 Penggerek Sendok
Penggerek jenis ini tidak memiliki pusat oleh sebab itu agak susah
juga dalam menentukan suatu titik yang tepat sesuai dengan yang
diinginkan. Pemakaian penggerekan semacam ini selalu harus ditekan
sambil diputar. Digunakan untuk membuat lubang yang sangat kecil.
 Penggerek Lilit
Penggerek lilit ini digunakan untuk membuat lubang pada tempat
yang kecil. Mempunyai sebuah pusat sehingga mudah ditempatkan pada
suatu titik yang diinginkan. Sisa kayu hasil penggerek dengan mudah
terbawa ke atas karena mempunyai batang yang bekelit-kelit. Mengasah bor
ini dapat dikerjakan pada sisi bagian dalam ataupun pada sisi luar, terutama
pada bagian mata tajamnya.
 Penggerek Sekrup
a. Penggerek sekrup bertangkai
Penggerek ini digunakan untuk menggerek lubang yang kecil-kecil.
Mempunyai sebuah pusat sehingga mudah ditempatkan terhadap
Fitri Handayani (061630100055) 34
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

sebuah titik yang dikehendaki. Cara penggunaannya dengan cara


ditekan sambil diputar dengan tangan. Sisa kayu hasil pengerekan
mudah keluar.
b. Penggerek sekrup tidak bertangkai
Penggerek ini memiliki batang yang lebih besar dan digerakkan
diputar dengan menggunakan tangkai penggerek. Gunanya untuk
menggerek lubang-lubang sambungan pintu dan jendela.
 Penggerek Benam
Penggerek benam ini digunakan untuk menggerek serong atau
membesarkan lubang guna menempatkan kepala sekrup sehingga terbanam
dan rata dengan permukaan kayu. Cara penggunaannya dengan cara diputar
pada tangkai penggerek. Dan mempunyai pusat sehingga mudah untuk
menempatkan titik.
 Tangkai Penggerek
a. Penggerek langsung
Penggerek ini memiliki kepala dan tangannya dibuat dari kayu
yang kenyal dan padat. Tangki dan bagian lainnya terbuat dari besi.
Pada bagian bawah tangkainya, terdapat alat penjepit penggerek,
yaitu sebuah chuck yang bagian dalamnya dilengkapi dengan
sebuah tabung sekrup yang disebut rahang/ raw. Berfungsi untuk
membuat lubang yang bersifat langsung. Dan berguna untuk
membuat lubang yang tegak lurus. Tangkai penggerek diputar
dalam posisi yang tegak lurus terhadap bidang kayu yang akan di
bor dengan menggunakan siku-siku.
b. Tangkai penggerek berderik
Penggerek ini memiliki kepala, tangan-tangan dan tangkai sma
bentuknya dengan tangkai penggerak langsung. Tombol dari
tangkai penggerek berderik dipasang dalam sebuah aling-aling
peluru yang dapat diatur. Tangkai penggerek berderik dapat diputar
ke kanan dan ke kiri.
c. Tangkai penggerek incar/ spiral
Fitri Handayani (061630100055) 35
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Selain tangkai penggerek terdapat pula tangkai penggerek incar/


spiral yang terdiri dari suatu batang lurus dan bergigi. Penggerek
dapat diputar ke kanan dan ke kiri dengan memutar pegangan
bolak-balik. Tungkai penggerek macam ini digunakan untuk
membuat lubang yang berukuran kecil.
d. Tangkai penggerek roda gigi
Keistimewaan penggerek ini mempunyai batang yang
berpenampang bulat dengan lilitan pada bagian bawahnya
berdiameter sama dengan batangnya dan mempunyai satu titik
pusat. Penggerek ini disebut juga Twist Drill.

3.2 Alat-Alat Bantu


3.2.1 Siku
Siku ada bermacam-macam jenis, antara lain sebagai berikut :
 Siku Biasa
Siku biasa berguna untuk menarik garis lukisan pada kayu pekerjaan
di atas permukaan dengan garis siku (90°) terhadap bidang lain yang telah
diberi tanda yang sedag diketam apa sudah lurus, rata dan siku terhadap
bidang lain.
 Siku Serong
Siku serong berguna untuk menarik garis lukisan pada bidang atas
kayu pekerjaan dalam bentuk garis miring. Juga untuk alat pemeriksaan
suatu pengetaman yang dibuat miring terhadap bidang tegak.
 Siku Goyang
Siku goyang memiliki fungsi sebagai menarik garis lukisan pada
bidang permukaan kayu pekerjaan dalam bentuk garis sudut 0° hingga 180°

.
 Siku Rangka
Siku rangka disebut juga framing square. Seluruh bagian dibuat dari
baja berbentuk plar/rata seluruh bidangnya, dengan sudut siku yang tidak
Fitri Handayani (061630100055) 36
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

dapat berubah-ubah. Digunakan untuk menarik garis lukisan tegak terhadap


kayu pekerjaan yang berdiri menyudut seperti tangga lurus, kuda-kuda
konstruksi papan.

3.2.2 Meteran
Adapun macam-macam bentuk dari meteran antara lain :
 Meteran Lurus
Meteran lurus terbuat dari baja tipis yang panjangnya 30 cm, pada
kedua sisinya terdapat satuan pengukuran dalam cm dan inch. Meteran ini
digunakan untuk pekerjaan yang kecil dan ringan.
 Meteran Lipat
Meteran lipat merupakan suatu meteran yang dapat dilipat dalam 4 @
8 lipatan, pada umumnya terbuat dari kayu tipis dilengkapi dengan lipatan
engsel dari abaj atau kuningan, panjangnya 1 @ 2 meter. Digunakan untuk
pengukuran yang agak panjang dan besar dari dolok kayu yang akan
dikerjakan.
 Meteran Gulung/ Rol Meter
Seluruh bagian dari rol meter terbuat dari baja atau plastik, di dalam
rumahnya terdapat pegas secara otomatis. Panjangnya 2 @ 5 meter.
Digunakan untuk ukuran dari segala pekerjaan.

3.2.3 Potlot dan Kraspen


Bentuk penampang kraspen ini berbentuk bulat telur, termasuk dalam
golongan kraspen keras. Digunakan untuk menggambar/ melukis garis konstruksi
diatas bidang permukaan kayu agar hasil pekerjaan tepat.

3.2.4 Palu
Ada berbagai macam jenis-jenis palu, yaitu :
 Palu Kayu
Palu kayu terdiri dari dua bagian yaitu kepala dan tangkai. Bahan
untuk kepala dan tangkainya harus dibuat dari kayu yang padat dan kenyal
Fitri Handayani (061630100055) 37
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

sehingga sukar untuk dapat dibelah. Selain itu palu kayu digunakan untuk
memukul benda kerja dar kayu.

Gambar 3.4 Palu Kayu

 Palu Besi
Menurut bentuknya terdapat dua jenis palu besi, antara lain : palu
pantak dan palu kuku atau disebut dengan palu kaki kambing.

Gambar 3.5 Palu Besi

 Palu Karet/ Plastik


Palu karet ini terbuat dari karet atau plastik
 Palu Cakar
Palu cakar biasanya digunakan untuk mencabut paku dan digunakan
untuk memaku paku di permukaan kayu.

3.2.5 Perusut
Perusut tunggal digunakan untuk melukis satu garis sejajar terhadap sisi
bidang kayu memanjang yang telah diketam, sedangkan perusut kembar dapat

Fitri Handayani (061630100055) 38


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

melukis dua garis sesuai dengan jarak dua garis yang telah ditentukan, seperti
menarik garis sponing dengan perusut tunggal sedangkan lebar lubang sambungan
dengan menggunakan perusut kembar.

Gambar 3.6 Perusut

3.2.6 Obeng

Gambar 3.7 Obeng

Adapun jenis-jenis obeng/ pemutar sekrup ada berbagai jenis. Antara lain :
 Obeng Tetap
Obeng tetap adalah obeng yang bersifat tetap atau tidak dapat diubah.
 Obeng Tangkai Penggerek
Bentuk obeng macam ini tidak diberi pegangan seperti obeng tetap,
tetapi diatas badannya terdapat kepala untuk dapat dimasukkan ke dalam
chuck yang terdapat pada tangkai penggerek.
 Obeng Derik
Obeng derik dapat digerakkan ke kanan dan ke kiri dengan cara
memindahkan sebuah palang yang terdapat di bagian bawah pegangan dan

Fitri Handayani (061630100055) 39


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

dipasang pada sebuah tabung pengatur arah putaran sehingga tidak perlu
lagi mengalihkan tangan dari pegangan.
 Obeng Incar
Badan obeng ini tidak berkelapa seperti obeng tangkai penggerek
tetapi bulat panjang dan bagian atasnya diberi cowakan pengunci antar
obeng dengan chuck
 Obeng Kembang/ Istimewa
Keistimewaan dari obeng macam ini ialah terletak pada bentuk
matanya. Obeng ini matanya dibuat semata-mata hanya mempunyai alur
silang, sehingga waktu obeng diputar tidak akan terpeleset/ tergelincir dari
alur sekrupnya.

3.2.7 Unting - Unting


Unting-unting berguna untuk mengukur/ memeriksa ketegakan suatu
pekerjaan yang perlu ditegakkan, seperti mengukur atau memeriksa lurus
berdirinya dinding tembok maupun sebagainya.

3.2.8 Waterpass
Waterpass merupakan suatu alat yang terdiri dari :
a. Rumah-rumah yang terbuat dari kayu keras dan padat atau dari
aluminium.
b. Tabung kaca yang berbentuk lengkung berisi zat cair yang dipasang di
tengah-tengah.

3.2.9 Jangka
Jangka terbagi menjadi 4 macam, antara lain sebagai berikut :
 Jangka Tusuk
Jangka tusuk terbuat dari baja dan pada salah satu kakinya dipasang
pensil. Gunanya untuk melukis lingkaran-lingkaran kecil dan dapat pula
digunakan untuk memindahkan ukuran pada bidang permukaan kayu
pekerjaan.
Fitri Handayani (061630100055) 40
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

 Jangka Antara/ Siar


Kedua kakinya dihubungkan dengan pegas berbentuk pipa. Gunanya
untuk memindahkan ukuran kayu yang telah ditentukan semula pada kayu
pekerjaan.
 Jangka Luar
Jangka luar disebut juga dengan jangka bengkok, jangka macam ini
semata-mata digunakan untuk mengukur kayu yang berbentuk silinder.
 Jangka Dalam
Jangka dalam ini digunakan sebagai alat mengukur lubang.

3.2.10 Kikir Kayu


Kegunaan dari kikir kayu yaitu untuk mengikir benda-benda pekerjaan
yang sulit diketam ataupun dipahat sehubungan dengan terdapatnya serat-serat
kayu yang bolak-balik atau pada bidang permukaan kayu yang terdapat mata
kayu. Alat yang lebih baik dari kikir kayu adalah ketam parud.

Gambar 3.8 Kikir Kayu

3.2.11 Penjepit atau Klem


Macam-macam bentuk klem yaitu :
 Penjepit Panjang
Penjepit panjang memiliki ukuran panjang sebesar ½ hingga 2½ m.
Blok penahan dapat digeser-geser dengan dipaksa oleh sepotong besi bulat
ke dalam lubang-lubang yang terdapat pada batang penjepit panjang
sedangkan blok penjepit didorong oleh uliran yang dipasang pada kepala
penjepit dengan diputar menggunakan tungkai pemutar. Alat ini digunakan
Fitri Handayani (061630100055) 41
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

untuk merapatkan suatu sambungan kayu yang lebarnya lebih dari 1 m


sampai dengan 2½ m.
 Penjepit Berbentuk Huruf F dan C
Kedua berfungsi sama sebagai alat penjepit dalam jarak pendek atau
sambungan-sambungan pendek terdiri dari blok penahan tetap dan blok
penjepit yang dapat diukur melalui batang ulir yang dihubungkan dengan
tangkai pemutar.

3.3 Alat-Alat Mesin Kayu


3.3.1 Mesin Gergaji Bundar Berlengan (Radial Arm Saw)

Gambar 3.9 Radial Arm Saw


Mesin gergaji bundar berlengan adalah mesin gergaji yang daun
gergajinya dapat digerakkan di atas meja sepanjang lengan. Lengan dipasang
pada tiang (column) yang dapat berputar 180° dan naik turun.
Mesin ini digunakan untuk memotong tegak atau miring, juga bisa
digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan :
a. Membentuk cowakan tegak dan miring
b. Membentuk alur dan cowakan
c. Memotong/ membelah champer atau bevel
d. Membuat sponing
e. Membuat purus
f. Memotong miring berganda (compound mitre)
Konstruksi terdiri dari bagian-bagian :
a. Motor dan daun gergaji
Fitri Handayani (061630100055) 42
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

b. Rangka penggantung
c. Lengan-lengan
d. Tiang baja bulat
e. Meja dari kayu
f. Penghantar yang dapat dipindah-pindah
g. Rangka meja dari besi serta berkaki empat buah
Ukuran mesin gergaji ini adalah jarak terjauh dari pengantar terhadap daun
gergaji. Tiga buah skala penyetelan antara lain :
a. Pada rangka motor menentukan kedudukan daun gergaji terhadap meja
b. Pada lengan menentukan jarak pemotongan
c. Pada tiang menentukan kedudukan lengan terhadap pengantar
Macam-macam dari daun gergaji bundar antara lain :
a. Daun gergaji pembelah untuk membelah.
b. Daun gergaji potong untuk memotong.
c. Daun gergaji kombinasi untuk memotong dan membelah.
d. Daun gergaji dada terdiri dari dua lembar daun gergaji luar dan beberapa
pisau keruk untuk dada, alur, sponing, dan purus.
e. Molding head untuk membuat profil/ cowakan permukaan kayu.

3.3.2 Mesin Gergaji Bundar (Circular Saw)

Gambar 3.10 Cicular Saw


Adapun kegunaan penggunaan mesin gergaji bundar ini antara lain sebagai
berikut :

Fitri Handayani (061630100055) 43


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

a. Memotong kayu (cross cuting)


b. Membelah kayu (ripping)
c. Mengiris kayu (resawing)
d. Membuat champer atau bevel
e. Membuat sponing (rabbet)
f. Membuat alur (grove)
g. Membuat alur memotong urat kayu (dado)
h. Membuat tirus
i. Membuat purus
j. Membuat cekung.
Ukuran :
a. Ditentukan dengan maksimum garis tengah daun gergaji yang dapat
dipasang.
b. Kecepatan tergantung dari garis tengah daun gergaji

3.3.3 Mesin Ketam Perata (Surfacer)


Adapun kegunaan-kegunaan mesin ketam perata ini antara lain sebagai berikut :
a. Mengetam rata dan lurus permukaan kayu
b. Mengetam rata dan lurus, siku-siku sisi tebal kayu

Gambar 3.11 Mesin Ketam Perata

Pekerjaan-pekerjaan lainnya :
a. Mengetam miring

Fitri Handayani (061630100055) 44


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

b. Mengetam sponing
c. Mengatam tirus
d. Mengetam cowakan
e. Mengetam kepala kayu
Perlengkapan :
a. Tudung/ tutup pengaman pengarah serbuk
b. Pengatur naik turun meja tidak otomatis
c. Penghubung otomatis naik turun
d. Skala pemakan pengetaman
e. Alat pengasah pisau
Ukuran : Maksimum lebar kayu sama dengan lebar meja yang boleh diketam dan
minimum panjang kayu adalah jarang antara as ke as rol pada meja. Adapun
minimum kayu yang boleh diketam sama dengan profil meja ditambah 5 mm.
Menyetel perlengkapan mesin ketam :
a. Pemecah total (cheaps breaker) dan penekan kayu harus sama dengan
tinggi putaran pisau.
b. Rol penggerak bergigi harus lebih rendah 0,8 – 1,5 mm dari putaran
pisau.
c. Rol penarik belakang harus lebih dari 0,8 mm ± 1,6 mm.
Ukuran : ditentukan oleh panjang sumbu ketam

3.3.4 Mesin Ketam Penebal


Alat mesin ketam penebal ini memiliki kegunaan untuk menyelesaikan
pengetaman yang lebih halus setelah diketam sebelumnya pada mesin dan pada
mesin perata menentukan sama tebal dalam keadaan halus dan rata. Adapun
kegunaan lainnya antara lain :
a. Mengetam miring
b. Mengetam sponing, tirus, cowakan
c. Mengetam kepala kayu

Fitri Handayani (061630100055) 45


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 3.12 Mesin Ketam Penebal

Konstruksi terdiri dari :


a. Rangka badan
b. Meja muka dan belakang
c. Sumbu ketam
d. Motor
Perlengkapan :
a. Pengantar
b. Pengatur naik turun
c. Tudung pengaman
Tipe
a. Mesin ketam perata tunggal
b. Mesin ketam perata kombinasi
Ukuran : Maksimum lebar, sama dengan lebar meja/ panjang sumbu pisau.
Maksimum panjang yang boleh diketam jarak antara as ke as pada meja. Adapun
minimum tebal kayu yang boleh diketam tidak menentukan ukuran mesin, dan
tebal minimum kayu yang boleh diketam sama dengan tinggi profil meja
ditambah dengan 5 mm (bila tidak menggunakan alas)

3.3.5 Mesin Gergaji Pita (Band Saw)


Penggunaan mesin gergaji pita biasanya tergantung pada besar kecilnya
mesin itu sendiri. Pabrik atau industri-industri bahan bangunan yang mengerjakan
balok-balok besar menggunakan mesin gergaji pita untuk membelah kayu
menggunakan ukuran mesin yang lebih besar.

Fitri Handayani (061630100055) 46


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Di sekolah (bengkel sekolah) menggunakan mesin gergji pita ukuran


sedang untuk memotong lengkungan-lengkungan atau untuk membelah. Pada
industri ringan umumnya menggunakan mesin gergaji pita ukuran kecil untuk
memotong bentuk yang tidak beraturan/ berliku-liku. Ukuran mesin ditentukan
oleh :
a. Diameter roda-roda
b. Maksimum naik pengantar daun gergaji bagian yang paling bahwa
terhadap meja mesin

3.3.6 Mesin Bor Tekan (Hollow Chisel Mortiser)


Adapun kegunaan dari mesin ini antara lain :
a. Membuat libang bulat
b. Membuat lubang persegi dengan perlengkapan khusus
c. Mengamplas
d. Menggerinda
e. Mengerjakan profil pada pinggiran kayu

Gambar 3.13 Mesin Bor Tekan

Konstruksi terdiri dari :


a. Tiang pahat dari baja

Fitri Handayani (061630100055) 47


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

b. Meja sebagai alas tempat duduk benda uji


c. Meja untuk meletakkan kayu pekerjaan
d. Motor
e. Wings untuk memutar ke kiri dan ke kanan
f. Wings untuk memutar maju mundur
Perlengkapan :
a. Bermacam-macam sumbu bor untuk disesuaikan dengan jenis pekerjaan
b. Mata bor serta kunci pemegangnya
c. Perlengkapan kunci persegi
Ukuran : Ketentuan ukuran pada mesin bor ialah jarak dari tiang terhadap titik
pusat bor kali dua untuk mempunyai meja tak berprofil. Sedangkan untuk yang
berprofil jarak antara sisi profil terhadap pusat mata bornya dua kali. Umumnya
jarak ini antara 250 hingga 400 mm dan kecepatan putaran antara 600 sampai
5000 rpm.

3.3.7 Mesin Bubut Kayu


Mesin bubut kayu biasanya digunakan untuk :
a. Membuat bulat torak
b. Membuat bulat lonjong
c. Membuat bulat piringan
d. Membuat bulat spiral

3.3.8 Mesin Pembentuk


Pekerjaan yang biasa dilakukan pada mesin ini yaitu membentuk profil, alur, lidah
sponing, dan sebagainya.

3.3.9 Mesin Router


Adapun kegunaan dari mesin ini antara lain :
a. Membuat sponing
b. Membuat profil
c. Membuat alur

Fitri Handayani (061630100055) 48


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Membuat cowakan
e. Membuat sambungan ekor burung

BAB IV
URAIAN KERJA

Fitri Handayani (061630100055) 49


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

JOB I. MEMBUAT KUSEN PINTU DAN JENDELA


Tujuan :
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek membuat kusen pintu/ kusen
jendela mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami dan menjelaskan fungsi, bagian, cara pengoperasian maupun
perawatannya berikut aturan keselamatan kerja dari mesin ± mesin kerja
kayu, dengan benar untuk mesin gergaji bundar berlengan, mesin gergaji
bundar, mesin ketam perata, mesin ketam penebal, mesin pahat, mesin
moulder serta mesin router.
2. Menyetel untuk membuat bentuk-bentuk tertentu serta mengoperasikan
mesin-mesin tersebut.
3. Menyebutkan serta menjelaskan fungsi utama bagian-bagian dari kusen
pintu maupun kusen jendela pada suatu bangunan dengan benar.
4. Membuat bagian kusen pintu/ kusen jendela sesuai dengan gambar dengan
tahapan yang benar serta hasil yang baik.

Bahan- Bahan :
Bahan Baku Kusen Pintu
1. Kayu yang beukuran 8/13 . 200 cm sebanyak 2 buah
2. Kayu ukuran 8/13 . 112 sebanyak 1 buah
Bahan Baku Kusen Jendela
1. Kayu ukuran 8/13 . 112 sebanyak 4 buah
2. Kayu ukuran 8/13 . 92 cm sebanyak 4 buah

Daftar Jumlah Bahan


Fitri Handayani (061630100055) 50
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

No
Ukuran Kayu Jumlah (potong)
.
1. 8/13. 200 2
2. 8/13. 112 5
3. 8/13. 92 4

Peralatan :
1. Mesin gergaji bundar 7. Mesin router
berlengan 8. Meteran, siku-siku, pensil
2. Mesin gergaji bundar 9. Palu kayu, palu besi
3. Mesin ketam perata 10. Pahat pukul, pahat tusuk
4. Mesin ketam penebal 11. Gergaji punggung
5. Mesin bor pahat 12. Ketam block
6. Mesin moulder

Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah selalu pakaian kerja dengan rapi saat praktek berlangsung.
2. Gunakanlah selalu alat-alat pelindung diri sesuai dengan kondisi pekerjaan.
3. Pastikan peralatan yang akan digunakan selalu dalam keadaan baik dan siap
dipakai.
4. Kontrol bahan yang akan digunakan dan pastikan bebas dari benda yang
mengganggu dalam proses pengerjaan.
5. Selalu pusatkan pikiran dan perhatian dengan pekerjaan kita.
6. Tanyakan pada instruktur apabila ada keraguan dalam penyetelan
penggunaan mesin dan hal-hal penting lainnya.

Langkah Kerja :

Fitri Handayani (061630100055) 51


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

1. Hitunglah kebutuhan bahan dan rencanakan bentuk pemotongan sehingga


sedikit mungkin bahan yang tersisa.
2. Siapkan bahan yang akan digunakan, pilih ukuran dan kondisi bahan yang
sesuai.
3. Siapkan peralatan yang digunakan, kondisi peralatan agar siap digunakan.
4. Potong bahan sesuai dengan rencana pemotongan (pemotongan kasar adalah
ukuran bersih ditambah 1 ± 2 cm) dengan menggunakan mesin gergaji
bundar berlengan.
5. Ketam kedua sisi tebal dan lebar kayu hingga lurus, rata dan siku tipis-tipis
saja dengan menggunakan mesin ketam perata.
6. Ketam sisi tebal dan lebar lainnya dengan mesin penebal hingga mencapai
ukuran yang diinginkan.
7. Lukis benda uji tersebut sesuai dengan bentuk masing-masing dan diberi
tanda agar tidak tertukar atau salah pemotongan.
8. Membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
a. Membentuk purus/ pen dengan mesin gergaji
b. Membuat lubang persegi dengan mesin pahat
c. Membuat verstek dan cowakan dengan mesin gergaji bundar
berlengan
d. Membuat sponing dengan menggunakan gergaji bundar
e. Membuat alur kapur dengan menggunakan mesin gergaji bundar
f. Membuat tirus telinga dengan menggunakan mesin gergaji bundar
berlengan
g. Membuat profil sudut kayu dengan menggunakan mesin moulder
9. Setel setiap sambungan dengan teliti dan hati-hati (harus siku, rata, rapat
dan rapi).
10. Jika ada yang kurang tepat, dibetulkan dahulu dengan teliti (menggunakan
peralatan manual).
11. Rakit semua komponen yang sudah siap dengan benar, teliti dan diperkuat
dengan paku. Perhatikan semua sambungan harus rapat, rapi dan siku.
12. Amplas hingga halus dan periksalah hasil kerja anda dengan insturktur.
Fitri Handayani (061630100055) 52
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

GAMBAR KERJA
60

120
120 1120

60

1940

800

Gambar 4.1 Gambar Kerja Kusen Pintu

920

600
1000

1120

120
60

120

60

Gambar 4.2 Gambar Kerja Kusen Jendela

Fitri Handayani (061630100055) 53


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

GAMBAR HASIL KERJA

Fitri Handayani (061630100055) 54


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

JOB II. MEMBUAT DAUN PINTU

Fitri Handayani (061630100055) 55


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Tujuan :
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Pengetaman papan kayu siku ke 4 sisi dengan ukuran yang sama untuk seluruh
bahan sejenis, dengan menggunakan mesin ketam perata dan mesin ketam
penebal.
2. Melukis semua sambungan dan bentuk dari daun pintu.
3. Membuat lubang pen dengan menggunakan mesin pahat persegi (Hollow Chisel
Mortiser).
4. Membuat pen dengan menggunakan mesin pembuat pen (Tenoning machsin), atau
dengan mesin gergaji potong berlengan.
5. Membuat sponing kusen dengan menggunakan mesin frish, atau dengan
mesin gergaji belah bermeja.
6. Menyetel dan merangkai daun pintu dengan hasil siku, rata, rapi, rapat, dengan
menggunakan clamp panjang, diperkuat dengan lem dan pasak/ nagel.

Bahan :
No
Ukuran Kayu Jumlah (potong)
.
1. 3,5/12. 202 2
2. 3,5/20. 84 1
3. 3,5/12. 84 1
4. 3,5/10. 70 5

Peralatan
Alat Tangan :
1. Pahat ukuran lubang ¾” 6. Gergaji potong
2. Pukul besi 7. Klem panjang
3. Palu kayu
4. Siku
5. Meteran 3 meter

Fitri Handayani (061630100055) 56


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Alat Mesin :
1. Ketam perata 5. Mesin pahat lubang
2. Ketam penebal 6. Mesin frish
3. Gergaji potong 7. Mesin gergaji pita
4. Gergaji belah 8. Mesin purus

Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah pakaian kerja yang sesuai untuk bekerja
2. Mesin yang akan digunakan pastikan telah siap untuk bekerja
3. Pakailah masker hidung bila alat tidak menggunakan dust collector
4. Pakailah penutup telinga bagi yang sangat peka dengan suara
5. Gunakanlah sepatu tertutup dan alas sepatu menggunakan karet bergerigi
6. Gunakan pengaman yang ada pada mesin kayu yang benar
7. Laksanakan pengukuran kayu dengan cermat agar tidak terjadi kekeliruan
8. Pastikan anda dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, tidak sedang
mengantuk, lapar dan haus.

Langkah Kerja :
1. Alat yang digunakan adalah rol meter, pensil dan penyiku
2. Ambil bahan yang dibutuhkan dan rencanakan kebutuhan untuk bahan
rangka daun pintu yang terdiri dari rangka luar dan rangka dalam.
3. Siapkan mesin pemotong yang akan digunakan.
4. Letakkan papan diatas meja mesin gergaji potong dengan merapatkan blok
pengantar. Lalu lakukan pemotongan dengan menghidupkan mesin dan
potong bahan yang lain sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
5. Ketam sisi tebal papa dengan menggunakan mesin ketam perata untuk
mendapatkan sisi paapn yang lurus untuk mempermudah pembelahan
dengan hasil yang lurus pula.
6. Belah papan sesuai dengan ukuran rangka. Pembelahan dilakukan dengan
menggunakan mesin gergaji belah, untuk menghasilkan pembelahan dengan

Fitri Handayani (061630100055) 57


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

ukuran yang akurat maka penyetelan pengantar gergaji harus diukut dengan
teliti.
7. Belah papan dengan meletakkan sisi tebal papan yang telah diketam lurus
pada penghantar, stel ketinggiannya lalu hidupkan mesinnya.
8. Kemudian proses pembelahan rangka tiang tengah dengan menggunakan
gergaji belah.
9. Ketam muka satu pada ketam perata. Muka satu adalah muka yang cekung,
lalu dilanjutkan dengan pengetaman muka dua. Kemudian dilanjutkan
dengan muka 3 dan 4 sehingga mendapatkan ketebalan tertentu.
10. Untuk rangka tiang disatukan dengan arah ketebalan yang sama dalam
posisi tidur. Goreskan tanda lalu lukislah sambungannya.
11. Lalu membuat lubang pada rangka tiang menggunakan mesin pahat lubang.
12. Kemudian membuat pen pada rangka ambang pintu.
13. Membuat verstek pada sambungannya, dilanjutkan dengan pembuatan alur
panel
14. Pembuatan profil dapat dilakukan dengan menggunakan mesin fries.
15. Lalu membuat papan panel, membuat profilnya
16. Apabila sudah, kita dapat merangkai daun pintunya. Memasukkan pen ke
dalam lubangnya. Untuk memperkuat sambungannya, maka dipasang nagel
pada masing-pasing sambungan pen purus.

Fitri Handayani (061630100055) 58


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

GAMBAR

Fitri Handayani (061630100055) 59


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Fitri Handayani (061630100055) 60


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

JOB III. PEMBUATAN DAUN JENDELA


Tujuan :
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Pengetaman papan kayu siku ke 4 sisi dengan ukuran yang sama untuk seluruh
bahan sejenis, dengan menggunakan mesin ketam perata dan mesin ketam
penebal.
2. Melukis semua sambungan dan bentuk dari daun jendela.
3. Membuat lubang pen dengan menggunakan mesin pahat persegi (Hollow Chisel
Mortiser).
4. Membuat pen dengan menggunakan mesin pembuat pen (Tenoning machsin), atau
dengan mesin gergaji potong berlengan.
5. Membuat sponing kusen dengan menggunakan mesin frish, atau dengan
mesin gergaji belah bermeja.
6. Menyetel dan merangkai daun jendela dengan hasil siku, rata, rapi, rapat, dengan
menggunakan clemp panjang, diperkuat dengan lem dan pasak/nagel.

Bahan :
1. Kayu berukuran 3,5/8 . 104 sebanyak 4 buah
2. Kayu ukuran 3,5/8 . 64 cm sebanyak 4 buah

Peralatan :
Alat Tangan
1. Pahat berukuran 5/8” 5. Pensil
2. Pukul besi 6. Rol meter
3. Palu kayu 7. Klem panjang
4. Mistar siku 8. Klem pendek
Alat Mesin
1. Ketam perata 4. Gergaji belah bermeja
2. Ketam penebal 5. Mesin pahat lubang persegi
3. Gergaji potong berlengan 6. Mesin purus
Fitri Handayani (061630100055) 61
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

7. Mesin fries
Keselamatan Kerja :
1. Gunakan masker pelindung debu pada saat mengerjakan dengan mesin kerja
kayu.
2. Gunakan pelindung telinga pada saat bekerja dengan mesin yang bersuara
tinggi.
3. Pakailah pakaian kerja sesuai dengan standarnya.
4. Gunakan alat-alat pengaman dengan sempurna yang ada pada masing-
masing mesin yang anda gunakan.
5. Bila pada bengkel disediakan alat penghisap limbah untuk semua alat, maka
gunakanlah sebaik-baiknya.
6. Pelajari dengan seksama langkah demi langkah dalam mengerjakan latihan
yang telah ditentukan.
7. Pastikan bahwa Anda tidak dalam keadaan mengantuk, lapar, atau sakit
yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

Langkah Kerja :
1. Siapkan semua bahan dan alat yang digunakan.
2. Ketam papan muka 1 dan muka 2, untuk muka 4 diketam menggunakan
mesin ketam penebal.
3. Lalu belah papan dilanjutkan dengan pengetaman sisi tebal untuk
menghaluskan pada permukaan yang di gergaji agar halus.
4. Lukis sambungan setelah ditentukan masing-masing garus utama untuk
menyamakan ukuran masing-masing.
5. Pembuatan lubang menggunakan mesin pahat lubang persegi dengan bor
persegi ukuran 8-9 mm dipasang kuat pada rumah bornya.
6. Pembuatan pen pada rangka ambang daun jendela. Pekerjaan ini dilakukan
dengan menggunakan mesin purus, dengan cara stel dua buah kepala pisau
pada mesin purus.
7. Membuat takik pada sambungan lubang dengan cara menyetel ujung gigi
yang bawah berada diatas garis porong sambungan.
Fitri Handayani (061630100055) 62
LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

8. Lalu membuat verstek pada semua sambungan


9. Dilanjutkan dengan membuat sponing kaca dan membuat profil pada bagian
yang tidak disponing

Fitri Handayani (061630100055) 63


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

GAMBAR

Fitri Handayani (061630100055) 64


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dipetik dalam praktikum Konstruksi Kayu II
ini antara lain sebagai berikut :
a. Mengetahui dan dapat menggunakan peralatan kerja baik tangan maupun
mesin dengan baik dan benar.
b. Mengetahui langkah-langkah kerja dalam pembuatan benda kerja kayu
c. Ketelitian, konsentrasi dan keselamatan kerja harus benar-benar
diperhatikan untuk mencapai hasil yang maksimal.
d. Dalam menggunakan mesin, hasil yang didapat lebih baik dan lebih efisien.
e. Dalam menjalankan mesin kerja kayu tidak boleh lepas dari ketelitian dan
kedisiplinan dalam melaksanakan pekerjaan.

5.2 Saran
a. Hendaknya dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
b. Ikutilah prosedur yang telah ditentukan.
c. Kerjakanlah sesuai dengan instruksi dari pembimbing
d. Dalam bekerja, kita harus mengerjakannya dengan baik, rapi, teliti, serta
sesuai dengan langkah-langkah kerja yang ditentukan.
e. Dalam melaksanakan praktek kerja kayu jangan ragu untuk bertanya kepada
pembimbing.

Fitri Handayani (061630100055) 65


LAPORAN KONSTRUKSI KERJA KAYU II
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.Srijaya Negara,Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Fitri Handayani (061630100055) 66

Anda mungkin juga menyukai