Anda di halaman 1dari 4

KETERTINGGALAN UMAT MUSLIM DI BIDANG TEKNOLOGI PADA ERA DIGITAL

Muhammad Hernawan Choiri/I0720047/Teknik Elektro

Era modern sekarang yang merupakan sebuah masa di mana segala suatu hal
mulai dari inforamasi, gaya hidup, dan perkembangan ilmu pengtahuan bergerak
secara cepat dan mudah didapat yang semua itu dikendalikan oleh orang barat.
Beberapa contoh perusahaan yang bergerak di bidang teknologi yakni Google,
Microsoft, Apple, Facebook, Amazon, dan masih banyak lainnya yang sedang
berkembang. Dengan cepatnya sebuah informasi yang didapat berupa suatu budaya
dari wilayah tertentu akan mempererat jarak perbedaan budaya satu dengan yang
lainnya dengan kata lain masuknya pengaruh kebudayaan di suatu wilayah sangat
cepat dengan adanya teknologi digital sekarang ini. Melihat hal tersebut, menjadikan
kesadaran manusia terhadap agama semakin berkurang dan juga bagi para umat
muslim sekarang ini membuktikan bahwa agama di era sekarang ini bukan hanya
tentang ajaran ilmu agama, tetapi ilmu umum seperti psikologis, sosiologis, dan
terlebih di era seperti sekarang ini yang sangat membutuhkan inovasi dari umat
muslim agar dapat mengejar ketertinggalan teknologi yang ada di orang barat.
Sejatinya Umat Muslim juga pernah mengalami masa di mana perkembangan
sebuah ilmu pengetahuan berkiblat di ilmuwan muslim yang mirisnya sekarang ini
fakta tersebut berbalik arah. Di masa keemasan islam saat itu menciptakan banyak
ilmuwan seperti Al-Ghazali, Al-Farabi, Ibnu Rusyd, Al-Kindi, Ibnu Arabi, Ibnu Khaldun.
Tokoh tokoh tersebut tidak hanya berfokus pada pengembangan ilmu agama,
melainkan mengikuti perkembangan zaman sehingga islam pada saat itu menjadi
tempat bagi orang barat menuntut ilmu. Dengan berputarnya roda kehidupan ini,
Islam juga mengalami kemunduran setelah masa keemasan tersebut akibat dari
perebutan kekuasaan. Di sisi lain, Masyarakat barat yang semula belajar dari umat
islam, berhasil mengembangkan sains di bangsa eropa hingga sekarang ini. Sehingga
dunia yang mulanya berpusat di umat muslim sekarang berubah di masyrakat barat.
Hal ini membuat kemajuan teknologi yang ada pada era digital sekarang ini dikuasai
dan dipengaruhi oleh bangsa barat. Seacara tidak langsung dengan masuknya
pengaruh tersebut, secara perlahan akan mengurangi kesadaran dalam beragama.
Agama sendiri memiliki peranan yang sangat penting di kehidupan manusia
ini. Hal ini terjadi karena Agama mempengaruhi umatnya dalam menjalankan
kehidupannya. Bukan hanya urusan dengan ilahi atau tuhan, melainkan agama juga
berpengaruh oada aspek kehidupan lain seperti politik, budaya, ekonomi, dan bahkan
teknologi yang menjadi penyebab agama sekarang ini mulai ditinggalkan. Sejarah
sendiri menunjukkan bahwa agama sangat berpengaruh pada peradaban dunia.
Dalam hal ini, Islam pernah menjadi pusat peradaban yang sekarang ini banyak
penemuan yang bersumber dari ilmuwan muslim. Peradaban dunia pada kala itu
sewaktu waktu terjadi akibat dari pola pikir umat islam terhadap kitab suci berupa
Al-Quran secara keseluruhan yang nantinya dilanjutkan dengan melakukan riset atau
mendefinisikan suatu karya ilmiah konkret. Seperti yang didefinisikan oleh para ahli,
Al-Quran di sini diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhamammad SAW, ajarannya
mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan. Ia merupakan sumber yang mulia yang
esensinya tidak dimengerti kecuali bagi orang yang berjiwa suci dan berakal cerdas.
Sehingga Al-Quran memegang peranan penting dalam kemajuan teknologi yang
sudah dilakukan Ilmuwan Islam pada kala itu. Namun, di era sekarang ini ada
beberapa umat muslim yang memahami islam hanya dikaitkan dengan ilmu agama
dan tidak mau menerima ilmu umum dan cenderung menutup diri sehingga beberapa
umat muslim masih cenderung memperdebatkan Ilmu Agama tidak malah mencari
pengetahuan seperti yang sudah diajarkan pada masa keemasan islam pada masa itu.
Sehingga Umat Islam sekarang ini, mengalami ketertinggalan ddengan bangsa barat.
Ketertinggalan teknologi yang sekarang ini dirasakan oleh umat muslim
seharusnya menjadikan mereka lebih giat lagi dalam mencari suatu ilmu
pengetahuan seperti apa yang sudah dilakukan oleh ilmuwan Muslim pada masa
keemasan Islam. Dalam hal ini, dengan adanya Al Quran memudahkan Umat Muslim
untuk mencoba suatu hal baru atau menciptakan sebuah inovasi karena seperti yang
sudah dijelaskan Al Quran sendiri mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan. Seperti
apa yang sudah ditemukan oleh para ilmuwan islam terdahulu menemukan beberapa
penemuan seperti ilmu Astronomis, Matematika, Kedokteran, dan masih banyak
lainnya. Sehingga di masa sekarang ini, seharusnya dengan ilmu dasar yang sudah
ada, dengan berpatok pada Al Quran umat muslim dapat mengembangkan inovasi
dan mengejar ketertinggalan dengan bangsa barat.
Di era sekarang ini, sudah mulai muncul beberapa ilmuwan atau pencetus
yang berasal dari umat muslim. Mungkin di Indonesia sendiri pada tahun 60-an
terdapat seorang pemuda yang berasal dari Pare Pare, Sulawesi Selatan yang mampu
menggemparkan dunia dengan hasil karyanya berupa Desain Pesawat Terbang yang
bernama “factor Habibie” atau “teori crack”. Faktor Habibie atau yang lebih dikenal
dengan teori crack ini sangat berguna dalam dunia penerbangan karena teori ini bisa
menghitung keretakan pada pesawat bahkan sampai ke bagian atom. Sebelum adanya
teori Habibie ini keretakan pada pesawat sangat sulit untuk dideteksi lebih awal.
Teori crack ini sekarang sudah banyak digunakan oleh industry penerbangan sebagai
standar dari penerbangan. Habibie sendiri merupakan seorang muslim taat yang
sering berpuasa Senin-Kemis dan keinginan beliau dalam hal ilmu pengetahuan dapat
kita tiru tanpa harus meninggalkan agama yang dipercaya. Selain beliau B.J Habibie,
Indonesia juga memiliki ilmuwan muslim penemu atau pencetus sinyal 4G yang
berasal dari Kediri yakni Dr. Eng. Khoirul Anwar. Kelahiran Kediri 1978 ini
menciptakan sebuah teknologi transmitter yang saat ini lebih dikenal dunia dengan
sebutan teknologi 4G. Teknologi broadband ini menjadi standard internasional ITU,
baik untuk sistem teresterial (di bumi) maupun satelit (di luar angkasa). Berkat
adanya sinyal 4G LTE, kini Indonesia merasakan cepatnya internet meskipun di
Indonesia sendiri perkembangan kecepatan sinyal yang ada bisa dibilang terlambat
dengan negara lain seperti Singapura, Jepang, dan beberapa negara di Asia.
B.J. Habibie dan Dr. Eng. Khoirul Anwar merupakan tokoh yang mampu
menunjukkan bahwa kaum muslim juga mampu berinovasi, tidak hanya pada ilmu
agama dan kemauan yang dimiliki juga dapat dijadikan motivasi bagi para umat
muslim sekarang ini khusunya bagi para pemudanya dalam menciptakan sebuah
gebrakan inovasi yang mampu mengejar ketertinggalan dengan bangsa Barat. Dengan
adanya Al-Quran sendiri juga mampu menjadi sumber bagi kaum muslim dalam
menciptakan suatu teknologi yang mampu berguna bagi masyarakat banyak. Dengan
begitu, para pemuda muslim khusunya mahasiswa seperti saya, dapat tergerak
hatinya atau termotivasi untuk bergerak dan lebih peduli dengan Al-Quran dengan
sudut pandang yang lebih luas sehingga didapatkan sebuah ide yang mampu
membantu persoalan yang sedang terjadi.
Mahasiswa sendiri merupakan asset yang dimiliki oleh sebuah negara karena
di tangan pemuda lah sebuah negara dilihat berkembang atau tidak. Oleh karena itu,
sebagai mahasiswa seharusnya menunjukkan sikap yang baik dan mampu
meciptakan teknologi yang berguna bagi dunia. Peran mahasiswa di sini sangatlah
vital karena di tengah kemajuan teknologi yang ada di era sekarang menjadikan
mereka lalai dan menjadi budak atau malah memanfaatkan perkembangan teknologi
yang ada ini menjadi sebuah pengembangan teknologi yang sudah ada ini demi masa
depan dunia.
Di tengah majunya perkembangan teknologi yang membutuhkan energi yang
banyak, bangsa barat lupa bahwa dunia ini semakin lama semakin habis yang mana
sumber energi mereka akan habis dan mengganggu keberlangsungan hidup di dunia.
Maka dibutuj energi terbarukan yang mana energi tersebut dibutuhkan karena
semakin habisnya cadangan sumber tenaga fosil siring bertambahnya kebutuhan
teknologi. Di dalam Al-Quran juga disebutkan agar mengoptimalkan Potensi Energi
Terbarukan (PET) agar energi fosil yang selama ini dieksploitasi dapat segera beralih
menuju PET sehingga menghasilkan energi yang bersih nan ramah lingkungan yang
dijelaskan pada Q.S. al-A’raf [7]: 54 dan 56. Zafar Ahsan, sebagaimana dikutip Aan
Jaelani dalam Renewable energy policy in Indonesia: Scientific signs of the Qur’an and
its implementation in Islamic economics, bahwa sebenarnya tinjauan tentang konsep
energi terbarukan yang secara konseptual dan sederhana telah disitir dalam 740-
1000 ayat Al-Quran. Oleh karena itu, mereka mahasiswa yang sedang menjalani
Pendidikan di bidang Teknik Elektro diharapkan mampu menjadi pencetus atau ikut
melakukan riset mengenai energi terbarukan ini.
Para mahasiswa yang berada di lingkup Teknik Elektro atau kelistrikan
diajrakan bagaimana mengolah suatu energi menjadi energi yang lainnya. Contoh
yang sudah ada yakni seperti dynamo dan kipas, mengubah energi lsitrik menjadi
gerak dan lanjutan dari ilmu tersebut yakni mampu menciptakan sebuah energi yang
bersumber dari energi yang terbarukan seperti sinar matahari, angin, hujan, ombak,
dan masih banyak lainnya. Di Al Quran sendiri juga disebutkan beberapa sumber
energi yang dapat dijadikan sebagai sumber energi yang mana hal tersbut menjadi
kelebihan umat muslim jika mereka mau meneliti lebih jauh lagi. Berikut beberapa
ayat dalam Al-Quran yang mengulas tanah, air, dan vegetasi. Pertama, Q.S. al-An’am
[6]: 95 tentang butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Kedua, Q.S. al-Hijr
[15]: 22 tentang angin, perkawinan tanaman, hujan, dan air untuk minum. Ketiga, Q.S.
al-Nahl [16]: 11-13 tentang air hujan, tanaman yang tumbuh, pergantian siang-
malam, matahari dan bulan, bintang, bumi untuk dikelola manusia. Keempat, Q.S.
Yasin [36]: 34 tentang kebun kurma, anggur dan mata air. Sehingga dalam hal ini,
umat muslim khusunya mereka yang berada di lingkup Teknik Elektro mampu
mengejar ketertinggalan dan menciptakan kemajuan di tengah kemajuan teknologi
itu sendiri.
Daftar Pustaka
Abdullah, M. A., 2002. Studi Agama Normativitas atau Historitas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Grondona, M., 2000. A Cultural Typology of Economic Development, dalam Culture


Matters: How Values Shape Human Progress. New York: Basic Book.

Muhaimin et.al, 2005. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai