Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1.

Maret 2011 ISSN 2087-9334 (29-37)

ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN


DI KOTA MANADO

Jermias Tjakra
Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

Freyke Sangari
Alumni Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan rumah tinggal meningkat. Bidang properti khususnya sektor
perumahan cenderung menunjukkan perkembangan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena permintaan
masyarakat akan rumah tinggal meningkat pesat. Proyek konstruksi memiliki karakteristik unik karena merupakan
rangkaian kegiatan yang berlangsung dalam waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu untuk menghasilkan
produk dengan kriteria yang telah digariskan di dalam dokumen kontrak. Pada pelaksanaan proyek konstruksi, maka
pengembang akan dibebani oleh berbagai situasi ketidakpastian kondisi di lapangan yang merupakan konsekuensi
resiko. Dengan latar belakang tersebut maka perlu analisis untuk memahami kondisi-kondisi ketidakpastian yang
berpotensi menimbulkan resiko selama pelaksanaan proyek konstruksi.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi resiko–resiko yang terjadi pada saat pelaksanaan konstruksi perumahan, dan
menganalisis resiko–resiko apa yang paling berpengaruh pada kegagalan proyek. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode survey dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan data.
Hasil penelitian yaitu 1). Identifikasi resiko berdasarkan kejadian dengan menggunakan Analisis Komponen Utama
(Principal Component Analysis) menghasilkan aspek–aspek resiko, yaitu : sosial dan lokasi, K3L dan birokrasi,
eksternal, perencanaan, manajemen pelaksanaan, alam dan peralatan, dan material. Dan identifikasi resiko
berdasarkan konsekuensi dengan menggunakan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)
menghasilkan aspek–aspek, yaitu aspek sosial, lokasi, dan internal, alam dan kebijakan, dan peralatan. 2). Resiko yang
paling berpengaruh pada pelaksanaan konstruksi perumahan berdasarkan kejadian, yaitu : high risk terdiri atas aspek
K3L dan birokrasi, aspek alam dan informasi; significant risk terdiri atas aspek sosial dan lokasi, eksternal,
perencanaan, manajemen pelaksanaan; sedangkan yang termasuk low risk adalah aspek material. Resiko yang paling
berpengaruh pada pelaksanaan konstruksi perumahan berdasarkan konsekuensi, yaitu : high risk terdiri atas aspek
alam dan kebijakan pemerintah; significant risk terdiri atas aspek sosial, lokasi dan internal; sedangkan yang termasuk
low risk adalah aspek budaya dan peralatan.

Kata kunci: identifikasi resiko, aspek-aspek resiko, high risk, significant risk, low risk.

PENDAHULUAN tinggal meningkat cukup pesat. Proyek


pembangunan perumahan oleh pengembang
Pertumbuhan penduduk di Indonesia berada juga semakin banyak bermunculan untuk
dalam angka positif. Hal itu berarti jumlah memenuhi kebutuhan pasar.
penduduk secara umum selalu bertambah dari
waktu ke waktu. Demikian juga halnya dengan Proyek konstruksi termasuk perumahan
Provinsi Sulawesi Utara dengan Manado memiliki karakteristik unik karena merupakan
sebagai ibukota yang pertumbuhan penduduk- suatu rangkaian kegiatan yang berlangsung
nya tergolong pesat. Peningkatan jumlah dalam waktu terbatas dengan alokasi sumber
penduduk itu menyebabkan kebutuhan akan daya tertentu untuk menghasilkan produk
rumah tinggal meningkat, karena rumah dengan kriteria – kriteria yang telah digariskan
adalah kebutuhan dasar (basic need) disam- di dalam dokumen kontrak. Spesifikasi
ping kebutuhan akan sandang dan pangan. perencanaan harga dan mutu yang
Bidang properti khususnya sektor perumahan direncanakan pada dokumen kontrak,
cenderung menunjukkan perkembangan sebenarnya belum tentu sesuai dengan kondisi
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya di lapangan. Karena itu pada saat pelaksanaan
karena permintaan masyarakat akan rumah proyek konstruksi, maka pengembang akan
29
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (29-37)

dibebani oleh berbagai situasi ketidakpastian


kondisi di lapangan yang merupakan Kejadian di masa yang akan datang tidak
konsekuensi resiko. dapat diketahui secara pasti. Kejadian ini
atau suatu keluaran (output) dari suatu
Kegagalan dalam memahami kondisi-kondisi kegiatan atau peristiwa dapat berupa kondisi
ketidakpastian yang berpotensi menimbulkan yang baik atau kondisi yang buruk. Jika
resiko dapat mempengaruhi sasaran proyek yang terjadi adalah kondisi yang baik maka
konstruksi, yaitu dengan biaya yang seoptimal hal tersebut merupakan peluang
mungkin namun dengan kualitas yang sesuai (opportunity), namun jika terjadi hal yang
dengan konsep serta spesifikasi proyek buruk maka hal tersebut merupakan resiko.
perumahan yang diinginkan dan dengan
pelaksanaan waktu yang tepat. Oleh karena Kerzner (2001) menjelaskan konsep resiko
itu resiko dan ketidakpastian tersebut harus di pada proyek sebagai ukuran probabilitas dan
analisis agar sasaran proyek konstruksi dapat konsekuensi dari tidak tercapainya suatu
tercapai. sasaran proyek yang telah ditentukan.
Resiko memiliki dua komponen utama untuk
satu peristiwa, yaitu probabilitas terjadinya
1. Pembatasan Masalah peristiwa dan dampak dari peristiwa yang
terjadi.
Dalam penelitian ini digunakan batasan
penelitian sebagai berikut : Flanagan dan Norman (1993) mendefinisi-
1. Pihak pengembang (developer) yang kan resiko sebagai faktor penyebab
menjadi objek penelitian adalah terjadinya kondisi yang tidak diharapkan
pengembang yang berlokasi di Kota yang dapat menimbulkan kerugian, keru-
Manado. sakan atau kehilangan.
2. Pihak pengembang yang akan ditinjau
adalah pengembang yang membangun 2. Manajemen Resiko
sendiri proyek perumahannya. Manajemen resiko merupakan pendekatan
3. Resiko-resiko yang akan diidentifikasi terorganisasi untuk menemukan resiko-resiko
adalah resiko yang terjadi pada saat yang potensial sehingga dapat mengurangi
pelaksanaan konstruksi perumahan. terjadinya hal-hal diluar dugaan. Manajemen
resiko harus dilakukan sedini mungkin dengan
2.Tujuan Penelitian didukung informasi tersebut. Prosesnya
merupakan tindakan preventif di mana kondisi
Tujuan yang ingin dicapai yaitu : usaha sesungguhnya dapat menjadi jelas
1. Menentukan resiko–resiko yang terjadi sebelum terlambat dan dapat terhindar dari
pada saat pelaksanaan konstruksi kegagalan yang lebih besar (Kerzner, 2001)
perumahan.
2. Menganalisis resiko–resiko yang paling Flanagan dan Norman (1993) mendefinisi-
berpengaruh terhadap kegagalan proyek. kan manajemen resiko adalah cara untuk
mengidentifikasi dan mengukur seluruh
resiko dalam suatu proyek atau bisnis
TINJAUAN PUSTAKA sehingga dapat diambil keputusan bagai-
mana mengelola resiko tersebut.
1. Resiko dan Pengertiannya
Resiko (risk) adalah kejadian yang berpe- 3. Proses Dalam Manajemen Resiko
luang mempengaruhi proyek secara negatif Proses dalam manajemen resiko menurut
sebagai akibat dari adanya ketidakpastian. Flanagan dan Norman (1993) ditunjukkan
Resiko dikaitkan dengan kemungkinan atau pada Gambar 1 yang memperlihatkan urutan
probabilitas terjadinya peristiwa di luar yang dalam menangani resiko.
diharapkan.
30
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (29-37)

Secara umum, tahap–tahap dalam proses kerugian materi yang


manajemen resiko, yaitu : tinggi.
Bencana kematian: bahaya radiasi dengan
1. Identifikasi Resiko efek penyebaran yang
Kegiatan identifikasi resiko adalah luas, kerugian keuangan
mengidentifikasi kondisi-kondisi keti- yang sangat besar.
dakpastian yang menimbulkan resiko,
sumber resiko serta pengaruhnya. Evaluasi tingkatan resiko tersebut
ditabelkan dan dapat dilihat pada Tabel 1.
2. Klasifikasi Resiko Keterangan :
Secara umum kondisi-kondisi alam, H (high risk) : mewajibkan penelitian
manusia, lingkungan, manajemen, dan pertimbangan manajemen pada
masyarakat dan organisasi adalah tingkat pimpinan puncak
sumber-sumber resiko. S (significant risk) : memerlukan
perhatian manajemen pada tingkat
3. Analisa dan Evaluasi Resiko atas
Hasil identifikasi kondisi-kondisi M (moderate risk) : kewajiban
ketidakpastian yang menimbulkan resiko manajemen harus digariskan
harus dievaluasi dan dianalisis. Sikap L (low risk) : diatur berdasarkan
terhadap resiko, keputusan apapun prosedur yang rutin
tentang resiko akan dipengaruhi oleh
orang atau organisasi yang membuat 4. Respon Terhadap Resiko
keputusan. Langkah-langkah untuk menangani atau
mengelola resiko yaitu :
Skala pengukuran Analisa Kejadian a. Menghindar / Menolak. Penghindaran
menurut AS/NZS 4360:1995 resiko yaitu memutuskan untuk tidak
A : Hampir pasti diharapkan akan terjadi melakukan aktivitas yang mengandung
di semua situasi (almost certain) resiko sama sekali.
B : Kemungkinan akan terjadi di semua b. Mengurangi. Mengurangi resiko dapat
situasi (likely) dilakukan dengan mengurangi
C : Moderat, seharusnya terjadi di suatu kemungkinan terjadinya resiko dan
waktu (moderate) mengurangi dampak kerugian yang
D : Cenderung dapat terjadi di suatu ditimbulkan resiko.
waktu (unlikely) c. Mendanai / Menerima. Perusahaan
E : Jarang hanya terjadi pada situasi yang menyediakan dana sekiranya terjadi
sangat khusus (rare) kejadian–kejadian yang merugikan
sehingga perusahaan memiliki dana
Skala pengukuran Analisa Konsekuensi untuk membiayai kerugian–kerugian
menurut AS/NZS 4360:1995: tersebut tanpa mengganggu
Tidak signifikan : tanpa kecelakaan manu- operasional perusahaan.
sia dan kerugian materi. d. Menanggulangi Resiko (Risk
Minor : bantuan kecelakaan awal, Mitigation). Menanggulangi resiko
kerugian materi yang adalah mengurangi kejadian dan / atau
medium. akibat dari resiko yang merugikan
Moderat : diharuskan penanganan hingga mencapai batas yang bisa
secara medis, kerugian diterima.
materi yang cukup tinggi. e. Mengalihkan Resiko. Resiko yang
Major : kecelakaan yang berat, dapat dikendalikan artinya dapat
kehilangan kemampuan ditangani dengan strategi pencegahan
operasi / produksi, atau pengurangan kerugian, sedangkan
resiko yang tidak dapat dikendalikan
31
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (29-37)

sebaiknya dialihkan saja ke pihak lain. 1) Arah pengaruh yang terbalik. Analisis
faktor mengasumsikan bahwa respon
5. Monitoring dan Review diukur berdasarkan faktor–faktor yang
Sangat penting untuk selalu memonitor mendasari, sementara dalam analisis
proses dari awal mulai dari identifikasi komponen utama didasarkan pada respon
resiko dan pengukuran resiko untuk yang diukur.
mengetahui keefektifan respon yang telah 2) Analisis faktor mangasumsikan bahwa
dipilih, dan untuk mengidentifikasi ada- varians dalam variabel yang diukur dapat
nya resiko yang baru maupun berubah. dipecah menjadi faktor–faktor umum.
Dalam analisis komponen utama
4. Peta Resiko didefinisikan sebagai kombinasi linier
Kejadian mana yang lebih beresiko dari faktor–faktor umum.
tergantung pada dua hal, yaitu :
1. Kemungkinan terjadinya kejadian, METODOLOGI PENELITIAN
2. Besarnya akibat yang diderita atau
konsekuensi. 1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada perusahaan-
Dengan menggabungkan kemungkinan dan perusahaan pengembang (developer) di kota
akibat, maka dapat diketahui status resiko. Manado Provinsi Sulawesi Utara
Status resiko menunjukkan urutan kejadian– .
kejadian yang beresiko. Peta resiko akan 2. Metode Penelitian
membantu dalam memposisikan status Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai
resiko sehingga penanganannya akan men- instrumen pengumpulan data dari lapangan.
jadi lebih komprehensif. Pelaksanaan penelitian ini dengan mengambil
sampel dari satu populasi dan menggunakan
5. Penanganan Terhadap Resiko kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
Secara ringkas lima langkah dasar yang pokok. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
berhubungan dengan penanganan terhadap dengan :
resiko yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Studi Pustaka
6. Analisis Komponen Utama (Principal Studi kepustakaan untuk mengetahui resiko
Component Analysis) apa saja yang mungkin terjadi sepanjang
Analisis komponen utama adalah metode yang pelaksanaan proyek konstruksi perumahan.
mengurangi dimensi data dengan melakukan Informasi–informasi ini dibutuhkan sebagai
analisis kovarians antara faktor. Ide utama landasan dalam menyusun kuisioner. Studi
dari metode ini adalah untuk membentuk, dari pustaka dilakukan dengan pencarian literatur
satu set variabel yang ada, variabel baru yang dari jurnal, penelitian terdahulu, internet dan
berisi sebagai variabilitas banyak data asli. buku mengenai teori–teori yang berhubungan
dengan permasalahan yang akan dikaji.
Langkah–langkah pelaksanaan analisis kom-
ponen utama (DeCoster, 1998): Instrumen Pengumpulan Data (Kuesioner)
1) Menghitung statistik deskriptif untuk Instrumen yang digunakan adalah kuesioner
semua variabel berbentuk checklist. Langkah-langkah
2) Membuat korelasi matriks penyusunan instrumen dapat diawali dengan
3) Menghitung communalities penjabaran menjadi variabel, indikator, dan
4) Menghitung pembagian varians data asli, komponen-komponennya.
dijelaskan oleh setiap dan semua Komponen terendah penjabaran variabel
komponen dijadikan sebagai butir-butir pertanyaan.

Perbedaan antara analisis faktor dan analisis Data yang diperlukan dalam penelitian ini
komponen utama yaitu : yaitu :
32
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (29-37)

sehingga menimbulkan kesalahan


Data Primer selama pelaksanaan
Data primer pada kajian ini didapat dengan 12. Penerapan teknologi baru / khusus
metode survei dengan cara menyebarkan yang belum dikenal dengan baik
kuisioner kepada para pengembang V. Manajemen Kontraktor
(developer) dengan harapan akan diperoleh 13. Kurangnya pengalaman manajer
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang proyek
diberikan. 14. Kurangnya komunikasi dan
koordinasi antar pihak yang terlibat
Data Sekunder didalam proyek
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh 15. Kurangnya pengawasan terhadap
dari dari data-data yang tersedia di asosiasi subkontraktor dan supplier
yang mewadahi, data di lingkungan lembaga 16. Kurangnya pengendalian terhadap
pemerintahan, serta sumber lain yang jadwal pelaksanaan pekerjaan
relevan. VI. Kontrak
17. Change order (perubahan dalam
HASIL PENELITIAN DAN proyek konstruksi yang meliputi
PEMBAHASAN pergantian, pengurangan, penambah-
an atau penghilangan pekerjaan
Identifikasi resiko yaitu mengidentifikasi setelah kontrak ditandatangani)
kondisi-kondisi ketidakpastian yang menim- 18. Desain yang salah atau tidak lengkap
bulkan resiko, sumber resiko serta penga-
VII. Kondisi Fisik Di Lapangan
ruhnya. Pendekatan yang diambil untuk
mengidentifikasi resiko yang menjadi varia- 19. Kondisi lokasi yang sulit dijangkau
bel dalam penelitian ini adalah dengan 20. Kondisi lokasi dan site yang buruk
mengadakan studi literatur terhadap 21. Masalah pembebasan lahan
penelitian–penelitian sebelumnya yaitu dari 22. Budaya dan adat istiadat masyarakat
Fahirah, (2005), Julius dan Artama (2008), sekitar lokasi proyek
Latupeirissa, (2005b), Proboyo (1999), VIII. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Santoso (1999), dan Wijayanthi (1999). 23. Kesalahan Manusia
24. Kegagalan Peralatan
Faktor-faktor resiko dikelompokkan sebagai IX. Peristiwa Alam
berikut : 25. Keadaan cuaca
I. Material 26. Bencana alam
1. Kenaikan harga material X. Kondisi Sosial
2. Keterlambatan pengiriman material 27. Huruhara/kerusuhan
3. Pencurian Material 28. Sabotase
4. Kualitas Material 29. Mogok kerja
II. Peralatan XI. Kebijakan Pemerintah
5. Peralatan yang sudah tidak layak 30. Perubahan kebijaksanaan politik
6. Kesalahan penempatan peralatan pemerintah
7. Keterlambatan pengiriman peralatan 31. Ketidakstabilan moneter
III. Finansial 32. Keterlambatan perijinan
8. Cara pembayaran yang tidak tepat
waktu Data dari Dinas Tata Kota di Kota Manado,
9. Ketidaktepatan estimasi biaya jumlah populasi pengembang (developer) per
10. Fluktuasi suku bunga pinjaman di tanggal 23 April 2010 ialah 33 perusahaan.
bank Hasil pengumpulan data dengan cara
IV. Metode Konstruksi penyebaran kuesioner pada pengembang di
11. Metode konstruksi yang tidak tepat
33
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (29-37)

Kota Manado, jumlah sampel yang diperoleh KESIMPULAN


ialah 16 perusahaan.
1. Resiko yang terjadi pada pelaksanaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan konstruksi perumahan berdasarkan
Analisis Komponen Utama (Principal kejadian dengan menggunakan Analisis
Component Analysis) dengan program SPSS, Komponen Utama (Principal Component
maka terbentuk 7 komponen utama. Jumlah Analysis) menghasilkan aspek – aspek,
komponen yang terbentuk diketahui melalui yaitu : sosial dan lokasi, (Kesehatan,
angka Initial Eigenvalues. Angka–angka Keselamatan Kerja dan Lingkungan /K3L
Initial Eigenvalues menunjukkan kepentingan dan birokrasi), eksternal, perencanaan,
faktor masing- masing variabel dalam manajemen pelaksanaan, alam dan
menghitung varians keseluruhan variabel yang peralatan, dan material. Resiko
dianalisis. Component menunjukkan jumlah berdasarkan konsekuensi dengan
faktor atau jumlah variabel. Jumlah faktor menggunakan Analisis Komponen Utama
yang terbentuk dilihat pada angka Initial (Principal Component Analysis)
Eigenvalues yang sama dengan atau lebih menghasilkan aspek – aspek, yaitu aspek
besar dari satu (l ≥ 1). sosial, lokasi, dan internal, alam dan
kebijakan, budaya dan peralatan.
Pada hasil analisis dengan SPSS berdasarkan
kemungkinan terjadinya kejadian terlihat 2. Resiko yang paling berpengaruh pada
komponen utama yang terbentuk sampai pelaksanaan konstruksi perumahan
dengan komponen ke 7. Disimpulkan bahwa berdasarkan kejadian, yaitu : high risk
7 komponen utama pertama telah mampu terdiri atas aspek K3L dan birokrasi, aspek
menerangkan keragaman data sebesar alam dan informasi; significant risk terdiri
persentase kumulatif yaitu 92,668 %. atas aspek sosial dan lokasi, eksternal,
Kemudian diperoleh variabel–variabel yang perencanaan, manajemen pelaksanaan;
mengelompok membentuk sebuah faktor. sedangkan yang termasuk low risk adalah
aspek material. Resiko yang paling
Pada matriks berdasarkan besarnya kerugian berpengaruh pada pelaksanaan konstruksi
yang diderita atau konsekuensi terlihat perumahan berdasarkan konsekuensi,
komponen utama yang terbentuk sampai yaitu: high risk terdiri atas aspek alam dan
dengan komponen ke 3. Disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah; significant risk
3 komponen utama pertama telah mampu terdiri atas aspek sosial, lokasi dan
menerangkan keragaman data sebesar internal; sedangkan yang termasuk low
persentase kumulatif yaitu 87,400 %. risk yaitu aspek budaya dan peralatan.
Kemudian diperoleh variabel–variabel yang
mengelompok membentuk sebuah faktor. SARAN

Selanjutnya hasil klasifikasi resiko berdasar- Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat
kan kemungkinan 3. Dan hasil klasifikasi disarankan perlu dilakukan dokumentasi dan
resiko berdasarkan konsekuensi atau dampak pengarsipan yang lengkap dan jelas pada
dapat pada dilihat Tabel 4. setiap proyek konstruksi perumahan yang
dilaksanakan sehingga dapat dijadikan acuan
Resiko kemudian dianalisis berdasarkan skala proyek yang akan datang, karena resiko–
pengukuran AS/NZS 4360 : 1995. Hasil kla- resiko yang terjadi merupakan pengulangan
sifikasi resiko berdasarkan kemungkinan dari proyek sebelumnya.
terjadinya kejadian, dapat dilihat pada Tabel
5. Dan hasil klasifikasi resiko berdasarkan
konsekuensi, dapat dilihat pada Tabel 6.

34
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (29-37)

DAFTAR PUSTAKA 9. Latupeirissa, J. E., P. F. Marzuki, dan R. D.


Wirahadikusumah. 2005a. Manajemen
1. Anonimous, 1995. Australian / New Resiko Dalam Proyek Konstruksi
Zealand Standard Risk Management. Berdasarkan Perspektif Kontraktor.
Standards Association of Australia. Prosiding Seminar Peringatan 25 Tahun
Pendidikan MRK di Indonesia.
2. Avianti, R. A., dan G. Margono. 2008.
Aplikasi Analisis Faktor Untuk 10. Latupeirissa, J. E., P. F. Marzuki, dan R.
Menentukan Validitas Konstruksi Skala D. Wirahadikusumah. 2005b. Nilai Total
Sikap Diferensial Semantik Terhadap Resiko Dalam Pelaksanaan Proyek
Kalkulus. Prosiding Seminar Nasional Konstruksi Akibat Kondisi-Kondisi
Sains dan Teknologi II, Hal 47-57. Ketidakpastian. Prosiding Seminar
Peringatan 25 Tahun Pendidikan MRK di
3. DeCoster, J. 1998. Overview of Factor Indonesia.
Analysis. Retrieved <October, 10th 2010>
from http://www.stat-help.com/notes.html. 11. Proboyo, B. 1999. Keterlambatan Waktu
Pelaksanaan Proyek : Klasifikasi Dan
4. Fahirah, F., R. B. Adihardjo, dan T. J. Peringkat Dari Penyebab Penyebabnya.
Wahyu Adi. 2005. Faktor-Faktor Dimensi Teknik Sipil. Volume 1, No. 1.
Penyebab Terjadinya Overrun Biaya Pada Hal 49-58.
Proyek Konstruksi Gedung Di Makassar.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen 12. Santoso, I. 1999. Analisa Overruns Biaya
Teknologi I. Pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi.
Dimensi Teknik Sipil. Volume 1, No. 1.
5. Flanagan, R., and G. Norman. 1993. Risk Hal 40-48.
Management and Constructions.
Blackwell Science Ltd. Oxford. 13. Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek,
Dari Konseptual sampai Operasional.
6. Ho, R. 2006. Handbook of Univariate and Erlangga. Jakarta.
Multivariate Data Analysis and
Interpretation with SPSS. Chapman and 14. Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Pene-
Hall /CRC. Boca Raton. litian. Alfabeta. Bandung.

7. Julius, A. H., dan I. P. Artama. 2008. 15. Tarore, H., dan R. J. M. Mandagi. 2006.
Analisa Resiko Terhadap Waktu Sistem Manajemen Proyek dan
Penyelesaian Proyek Pada Pembangunan Konstruksi. Tim Penerbit Jurusan Teknik
Perumahan-Perumahan Di Surabaya. Sipil Fakultas Teknik. Universitas Sam
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Ratulangi. Manado.
Teknologi VIII.
16. Wijayanthi, S. 1999. Faktor–Faktor
8. Kerzner, H. 2001. Project Management. A Penyebab Keterlambatan Waktu
Systems Approach to Planning, Pembangunan Proyek Gedung Negara Di
Scheduling, and Controlling. Seventh Lingkungan Pemerintah Kota Kediri.
Edition. John Wiley & Sons, Inc. New Prosiding Seminar Nasional Manajemen
York. Teknologi I.

35
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (29-37)

LAMPIRAN

IDENTIFIKASI RESIKO

KLASIFIKASI RESIKO

SIKAP TERHADAP
ANALISA RESIKO RESIKO

RESPONS TERHADAP RESIKO

Gambar 1. Proses Manajemen Resiko


(Flanagan dan Norman, 1993)

Kemungkinan

Sangat
Tinggi

Low Risk Medium Very High


Tinggi Risk Risk

Medium

Rendah
Very Low Medium
High Risk
Risk Risk
Sangat
Rendah
Akibat
Sangat Sangat
Rendah Medium Tinggi
Rendah Tinggi

Gambar 2. Peta Resiko

Tabel 1. Evaluasi Tingkatan resiko menurut AS/NZS 4360:1995

Potential Consequence

Likelihood of Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic


Consequence 1 2 3 4 5
A (almost certain) Significant Significant High High High
B (likely) Moderate Significant Significant High High
C (moderate) Low Moderate Significant High High
D (unlikely) Low Low Moderate Significant High
E (rare) Low Low Moderate Significant Significant
(Australian / New Zealand Standard Risk Management, 1995)
36
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (29-37)

Tabel 2. Penanganan Resiko


Strategi Keterangan
Menghindar / menolak Tidak mengambil resiko
Mengurangi Mengurangi kemungkinan terjadinya resiko
Mendanai / menerima Mendanai resiko sekiranya terjadi
Menanggulangi Meminimalkan akibat dari resiko
Mengalihkan Mengalihkan resiko ke pihak lain

Tabel 3. Aspek Resiko Berdasarkan Kemungkinan Terjadinya Kejadian


Aspek Total Keragaman (%)
Sosial dan Lokasi 36,761
K3L dan Birokrasi 15,421
Eksternal 13,863
Perencanaan 10,227
Manajemen Pelaksanaan 6,670
Alam dan Informasi 5,912
Material 3,814

Tabel 4. Aspek Resiko Berdasarkan Konsekuensi


Aspek Total Keragaman (%)
Sosial, Lokasi dan Internal 75,292
Alam dan Kebijakan 6,828
Budaya dan Peralatan 5,280

Tabel 5. Ranking Resiko Berdasarkan Kemungkinan Terjadinya Kejadian


Aspek Ranking
K3L dan Birokrasi High Risk
Alam dan Informasi High Risk
Sosial dan Lokasi Significant Risk
Eksternal Significant Risk
Perencanaan Significant Risk
Manajemen Pelaksanaan Significant Risk
Material Low Risk

Tabel 6. Ranking Resiko Berdasarkan Konsekuensi


Aspek Ranking
Alam dan Kebijakan pemerintah High Risk
Sosial, Lokasi dan Internal Significant Risk
Peralatan dan Budaya Low Risk

37

Anda mungkin juga menyukai