Analitik 1
Analitik 1
*E-mail: cutnuzlia@gmail.com
AMINA 1 (2) 2019 | Uji kadar fluorida pada air minum dalam kemasan (AMDK) dan air sumur secara
spektrofotometri UV-Vis
85 Najib dan Nuzlia
manusia terdiri dari air (Gafur et al., 2017). Air yang terdapat di alam
Air dalam kimia adalah senyawa kimia mengandung bahan-bahan terlarut
yang merupakan hasil ikatan dari unsur maupun bahan-bahan tersuspensi. Begitu
hidrogen (H) yang bersenyawa dengan juga halnya dengan air yang berasal dari
unsur oksigen (O) dalam hal ini sumber mata air mengandung komponen-
membentuk senyawa H2O. Fungsi air bagi komponen terlarut seperti CO2, O2, N2 dan
kehidupan tidak dapat digantikan oleh bahan-bahan terlarut lainnya yang
senyawa lain. Penggunaan air yang terbawa dari atmosfer, serta bahan-bahan
utama dan sangat vital bagi kehidupan terlarut yang berasal dari lingkungan
adalah sebagai air minum. Hal ini sekitarnya, misalnya adanya NO2- dan
terutama untuk mencukupi kebutuhan air NO3- yang berasal dari limbah pertanian
di dalam tubuh manusia itu sendiri. maupun limbah dari rumah tangga di
Air yang masuk dalam tubuh sekitar sumber mata air tersebut. Salah
manusia selain diperlukan jumlah yang satu zat kimia yang juga terkandung pada
cukup, juga harus sesuai dengan proses AMDK adalah ion fluorida atau flouride.
hayati. Oleh karena itu diperlukan Keberadaan fluorida dalam air secara
persyaratan pokok, yakni pesyaratan alamiah berasal dari degradasi mineral
biologis, fisik dan kimiawi. Dari persenyawaan fluorida dalam air tanah
persyaratan tersebut yang paling mudah (Gafur et al., 2017).
diatasi adalah pencemaran biologi karena Di Indonesia sendiri, berdasarkan
umumnya mikroorganisme akan mati bila Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017
air dididihkan. Maka dari itu dianjurkan Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
untuk merebus air sebelum dikonsumsi. Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
Akan tetapi problem yang serius di negara Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi,
berkembang adalah masalah kimiawi Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan
pada air bersih seperti deterjen, logam Pemandian Umum, kadar fluorida dalam
berat, pestisida, nitrat, dan fluorida yang air untuk keperluan hygiene sanitasi tidak
tidak dapat diatasi dengan hanya merebus boleh melebihi 1,5 mg/L, batasan yang
air tersebut. Melihat pentingnya arti air lebih ketat justru ditetapkan oleh SNI 01-
dalam kehidupan dan kesehatan manusia, 3553-2006 Tentang Air Minum dalam
maka air yang digunakan untuk memenuhi Kemasan, disebutkan bahwa kadar
kebutuhan sehari-hari khususnya untuk fluorida dalam AMDK tidak boleh melebihi
penyediaan air minum harus memenuhi 1 mg/L. Jika melebihi batas standar yang
persyaratan yang diatur oleh pemerintah. ditetapkan dapat menyebabkan resiko
Dengan kata lain bahwa air yang fluorosis gigi, bahkan pada kadar yang
digunakan atau dikonsumsi harus lebih besar lagi dapat menyebabkan
memenuhi persyaratan baik secara fluorosis tulang. Di sisi lain, fungsi
kualitas maupun kuantitas. Peningkatan kandungan fluorida pada AMDK dalam
konsumsi AMDK serta pertumbuhan jumlah yang cukup dapat mencegah
penduduk dalam masyarakat Indonesia timbulnya karang gigi, karies gigi dan
menjadikan AMDK sebagai kebutuhan mencegah gigi berlubang. Dan juga
pokok yang permintaannya terus bermanfaat bagi kesehatan tulang.
meningkat. Menurut Asosiasi Perusahaan Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan
AMDK Indonesia (ASPADIN), penjualan analisis kadar fluorida yang terkandung
AMDK tumbuh 12,5% per tahun selama didalam AMDK dan air sumur yang
2009-2014. Pada tahun 2009, volume banyak dikonsumsi dan digunakan oleh
penjualan AMDK mencapai 12,8 miliar L, masyarakat untuk kegiatan dalam
dan pada tahun 2013 mencapai 22,7 kehidupan sehari-hari.
miliar L, sedangkan pada tahun 2014
meningkat menjadi 23,1 miliar L.
METODE
Sementara kuartal pada awal tahun 2015
saja penjualan AMDK menembus 5,8
Alat yang digunakan pada pengujian
miliar L (Ikaningsih et al., 2017).
kadar fluorida pada AMDK dan air sumur
AMINA 1 (2) 2019 | Uji kadar fluorida pada air minum dalam kemasan (AMDK) dan air sumur secara
spektrofotometri UV-Vis
86 Najib dan Nuzlia
AMINA 1 (2) 2019 | Uji kadar fluorida pada air minum dalam kemasan (AMDK) dan air sumur secara
spektrofotometri UV-Vis
87 Najib dan Nuzlia
besar konsentrasi maka semakin pudar keabsahan kurva kalibrasi yang didapat.
warna larutan tersebut. Kemudian larutan Koefisien korelasi (r) dikatakan sempurna
tersebut diukur nilai absorbansinya jika nilai mendekati +1, apabila r bernilai 0
dengan spektrofotoketer UV-Vis pada maka tidak ada korelasi antara
panjang gelombang 570 nm. Berdasarkan konsentrasi dan absorbansi. Koefisien
hasil penelitian, didapati deret absorbansi korelasi yang bernilai +1 menunjukkan
larutan standar fluorida sebagaimana korelasi dengan kemiringan (slope) positif,
disajikan pada tabel 1 berikut. sedangkan yang bernilai -1 menunjukkan
korelasi dengan kemiringan (slope)
Tabel 1. Deret Standar Uji Fluorida negative (Wardani, 2017). Pada Gambar
Dalam Air Sumur dan Air Minum dengan 1, dapat dilihat bahwa nilai r memiliki
Metode Spektrofotometri UV-Vis kemiringan (slope) positif dan hubungan
antara konsentrasi dan absorbansi searah
Konsentrasi karena mendekati +1.
2
Standar Absorbansi R Tahap selanjutnya yaitu setiap
(mg/L) sampel dipipet 50 mL dan dimasukkan ke
0,00 0,0003 dalam Erlenmeyer 100 mL yang kemudian
0,10 -0,0045 ditambahkan larutan SPADNS dan asam
zirkonil klorida. Pada saat penambahan
0,20 -0,0092 kedua larutan tersebut, diperoleh warna
0,40 -0,0216 0,9992 merah yang semakin pekat, yang
menandakan telah terbentuk senyawa
0,80 -0,0417
kompleks dari kedua larutan tersebut, dan
1,00 -0,0536 kemudian senyawa kompleks tersebut
1,20 -0,0628 akan bereaksi dengan fluorida. Hal ini
sesuai dengan teori, yaitu “pada metode
analisis fluorida yang menggunakan
Berdasarkan data absorbansi yang pereaksi SPADNS secara
diperoleh dari tabel 1, dibuat kurva spektrofotometri, sinar tampak ini
kalibrasi sebagaimana disajikan pada didasarkan pada reaksi antara fluorida
gambar 1. Dari kurva kalibrasi, diperoleh dengan zat warna zirkonium.
persamaan regresi linier dari kurva SPADNS tidak bereaksi secara
kalibrasi yang diperoleh adalah y = - langsung dengan fluorida tetapi terlebih
0,0533x + 0,0006 dengan koefisien dahulu direaksikan dengan zirkonil klorida
korelasi (R2) = 0,9992 nilai ini didapatkan untuk membentuk suatu kompleks yang
secara langsung dari istrumen yang berwarna merah pekat. Fluorida dapat
digunakan. bereaksi dengan reagen tersebut
membentuk kompleks anion yang tidak
berwarna yaitu ZrF62-. Reaksi yang terjadi
dapat dilihat pada gambar 2 (Putri et al.,
2015). Senyawa kompleks anion ZrF62- ini
yang kemudian diuji menggunakan
spektrofotometer pada panjang
gelombang 570 nm.
Tahap terakhir yang dilakukan pada
pengujian ini yaitu dilakukan analisis
pembacaan adsorbansi larutan standar
Gambar 1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar dan sampel AMDK dan air sumur dengan
Fluorida menggunakan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 570 nm.
Koefisien korelasi atau uji kelinearan Menurut Eaton (2005), panjang
yang menyatakan ukuran kesempurnaan gelombang maksimum untuk pereaksi
hubungan antara konsentrasi dan SPADNS-asam zirkonil adalah 580 nm.
absorbansi ditentukan untuk mengetahui Panjang gelombang yang digunakan pada
AMINA 1 (2) 2019 | Uji kadar fluorida pada air minum dalam kemasan (AMDK) dan air sumur secara
spektrofotometri UV-Vis
88 Najib dan Nuzlia
AMINA 1 (2) 2019 | Uji kadar fluorida pada air minum dalam kemasan (AMDK) dan air sumur secara
spektrofotometri UV-Vis
89 Najib dan Nuzlia
Tabel 2. Konsentrasi Fluorida pada AMDK dan Air Sumur dengan Spektrofotometri UV-Vis
Hasil
Sampel Konsentrasi Kadar Rata-
Fluorida Absorbansi rata Fluorida
(mg/L) (mg/L)
AMDK1 0,0967 -0,0045
2 0,0962
AMDK 0,0958 -0,0045
Air Sumur a1 -0,0066 0,0010
2 ˂0,02803
Air Sumur a -0,0063 0,0009
Air Sumur b1 0,1121 -0,0054
1 0,1094
Air Sumur b 0,1067 -0,0051
Air Sumur c1 0,1896 -0,0095
Air Sumur c 2
0,1925 -0,0097 0,1910
DAFTAR RUJUKAN
Deril, M., & Hendrasarie, N. (2014). Uji Effendi, H. (2003). Telah Kualitas Air Bagi
Parameter Air Minum dalam Pengelolaan Sumber Daya dan
Kemasan (AMDK) Di Kota Lingkungan Perairan. Yogyakarta:
Surabaya. Jurnal Ilmiah Teknik Kanisius.
Lingkungan, 6 (1), 1-6. Fatoni, A., Analisa Secara Kualitatif Dan
Eaton, A. D. (2005). Standard Methods for Kuantitatif Kadar Kafein Dalam Kopi
The Examination of Water & Bubuk Lokal Yang Beredar di Kota
Wastewater, 21th edition. Atlanta, Palembang Menggunakan
Georgia, USA: Amer Public Health Spektrofotometer UV-Vis. Laporan
Association. Penelitian mandiri, Sekolah Tinggi
AMINA 1 (2) 2019 | Uji kadar fluorida pada air minum dalam kemasan (AMDK) dan air sumur secara
spektrofotometri UV-Vis
90 Najib dan Nuzlia
AMINA 1 (2) 2019 | Uji kadar fluorida pada air minum dalam kemasan (AMDK) dan air sumur secara
spektrofotometri UV-Vis