Fasilitator :
Netty Mawarda Hatmanti, S.Kep., Ns., M.Kep
Disusun Oleh :
Syifa’us Sakinah 1120021136
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini dibuat dan disusun sebagai bukti bahwa
mahasiswa di bawah ini telah mengikuti Praktikum Profesi:
Nama Mahasiswa : Syifa’us Sakinah
NPM : 1120021136
Kompetensi : Keperawatan Anak
Waktu Pelaksanaan : 25 Oktober – 07 November2021
Tempat : RSI Jemursari Surbaya
Ruang : Melati
Mahasiswa
(Syifa’us Sakinah)
NPM. 1120021136
Mengetahui
( ) ( )
Npp : Npp :
Dosen Pembimbing
Masuk ke lambung Masuk ke saluran cerna melalui mulut Masuk kedalam usus
Hipertermi
Kehilangan banyak cairan Dehidrasi Pengeluaran feses
Defisit volume cairan wajah pucat, tampak lemah Feses telah terkontaminasi
oleh salmonella thypi
Intoleransi Aktivitas
Higien adekuat
Risiko penyebaran
infeksi
5. Pemeriksaan penunjang demam thypoid
a Pemeriksaan darah perifer lengkap Dapat ditemukan leukopeni, dapat
pula leukositosis atau kadar leukosit normal. Leukositosis dapatterjadi
walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
b Pemeriksaan SGOT dan SGPT SGOT dan SGPT sering meningkat,
tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan
juga SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus.
c Pemeriksaan uji widal Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya
antibody terhadap bakteri salmonella typhi. Ujiwidal dimaksudkan
untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum penderita demam
tifoid. Akibat adanya infeksi oleh salmonella typhi maka penderita
membuatantibody (agglutinin).
d Kultur
1) Kulturdarah : bisa positif pada minggu pertama
2) Kultururine : bisa positif pada akhir minggu kedua
3) Kulturfeses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga.
e Anti salmonella typhi igM Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mendeteksi secara dini infeksi akut salmonella typhi, karena
antibodyigM muncul pada hari ke3 dan 4 terjadinya demam. (Nurarif
& Kusuma, 2015).
6. Penatalaksanaan demam thypoid
Berdasarkan Lestari Titik 2016 penatalaksanaan pada demam typhoid yaitu:
a Perawatan
1) Klien diistirahatkan 7 hari sampai 14 hari untuk mencegah
komplikasi perdarahan usus.
2) Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan
pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.
b Diet
1) Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
2) Pada penderita yang akut dapat diberikan bubur saring.
3) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi
tim.
4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari
demam selama 7 hari.
c Obat-obatan
Antibiotika umum digunakan untuk mengatasi penyakit typhoid.
Waktu penyembuhan bisa makan waktu 2 minggu hingga satu bulan.
Antibiotika, seperti ampicilin, kloramfenikol, trimethoprim
sulfamethoxazole dan ciproloxacin sering digunakan untuk merawat
demam typhoid di negara-negara barat. Obat-obatan antibiotik adalah:
1) Kloramfenikol diberikan dengan dosis 50 mg/kgBB/hari,
terbagi dalam 3-4 kali pemberian, oral atau intravena, selama
14 hari.
2) Bilamana terdapat kontra indikasi pemberian kloramfenikol,
diberikan ampisilin dengan dosis 200 mg/kgBB/hari, terbagi
dalam3- 4 kali. Pemberian intravena saat belum dapat minum
obat, selama 21 hari.
3) Amoksisilin dengan dosis 100 mg/kgBB/ hari, terbagi dalam3-4
kali. Pemberian oral/intravena selama 21 hari.
4) Kotrimoksasol dengan dosis 8 mg/kgBB/hari terbagi dalam 2-3
kali pemberian, oral, selama 14 hari.
5) Pada kasus berat, dapat diberi ceftriakson dengan dosis 50
m/kgBB/hari dan diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kgBB/hari,
sehari sekali, intravena selama 5-7 hari. 17
6) Pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan
antibiotika adalah meropenem, azithromisin, dan
fluoroquinolon.
7. Komplikasi demam thypoid
a Pendarahan usus. Bila sedikit,hanya ditemukan jika dilakukan
pemeriksaan tinja dengan benzidin. Jika perdarahan banyak, maka
terjadi melena yang dapat disertai nyeriperut dengan tanda-tanda
renjatan.
b Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga /setelahnya dan
terjadi pada bagian distal ileum.
c Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi,tetapi dapat terjadi tanpa
perforasi usus. Ditemukan gejala abdomenakut, yaitu nyeri perut hebat,
dinding abdomen tegang, dan nyeri tekan
d Komplikasi diluar usus. Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat
sepsis, yaitu meningitis,kolesistisis, ensefalopati, danlain-lain
(Susilaningrum, Nursalam, & Utami, 2013).
4. Implementasi keperawatan
Implementasi yang merupakan kompnen dari proses keperawatan
adalah kategori dari prilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang dperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan
keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan.
Namun demikian, di banyak lingkungan perawatan kesehatan, implementasi
mungkin dimulai secara lansung setelah pengkajian ( potter & perry, 2005 ).
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan merupakan
tindakan intelektual untu melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai. Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap
tindakan keperawtan dalam mencapai tujuan dan merevisi data dasar dan
perencanaan (Hutahaean Serri, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Lestari Titik. 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogjakarta: Nuha Medika.
Hutahaean Serri. (2010). Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: Tim.
Noer, Syaifullah. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II. Jakarta; EGC.
Nurarif dan Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan
Diagnosa Nanda Nic Noc Dalam Berbagai Kasus. Ed. Revisi Jilid 1.
Yogjakarta: Mediaction.
Potter, P.A, Perry, A.G,. 2005 .Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.
Jakarta:EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. S
Umur : 9 Tahun
Tanggal Lahir : 05 maret 2012
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 35kg
Panjang Badan : 94cm
C. KELUHAN UTAMA
Ibu pasien mengatakan An.S mengalami demam selama satu minggu dengan suhu saat
MRS 38,3oC
H. RIWAYAT SOSIAL
1. Pengasuh anak
Ibu pasien mengatakan An.S diasuh oleh orangtuanya Ny.S, Tn. D dan neneknya. Jika
Ny.s sedang mengurus adiknya maka An.s diasuh oleh neneknya
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu pasien mengatakan An.S sangat dengan orangtua, adek-adeknya, dan neneknya. An.s
merupakan anak pertamadari 3 bersaudara, hubungan an.s dengan adik-adiknya baik,
namun terkadang sesekali bertengkar karena merebutkan mainan. Dan juga an.s dekat
dengan neneknya karena neneknya juga tinggal 1 rumah dengan an.s
3. Hubungan dengan teman sebaya
Ibu pasien mengatakan An.S memiliki hubungan baik dengan teman sekolahnya. Di
linkungan rumah an.s juga memiliki hubungan baik dengan teman sebayanya.
4. Pembawaan umum
An.S tampak lemas, pucat,kesadaran compos mentis.
2. Pola minum
Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 2 botol besar 1 botol besar
Jenis Air putih Air putih
Jumlah (cc/botol) 2 liter air / 8 gelas 1 liter
Yang disukai Minuman boba Tidak ada
Yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
Pantangan/Alergi Tidak ada Tidak ada
Gangguan Tidak ada Tidak ada
3. Istirahat tidur
Sebelum sakit Saat sakit
Tidur siang Nyenyak/ 3 jam 2 jam
Jam 12 – 3 sore Jam 11-12 siang
Tidur malam Nyenyak 8-9 jam Sesekali terbangun 7jam
Gangguan Tidak ada Susah tidur
4. Eliminasi
Sebelum sakit Saat sakit
BAK 5x/hari 5x/hari
BAB 1x/hari 1x/hari
Gangguan Tidak ada Tidak ada
5. Personal hygiene
Sebelum sakit Saat sakit
Mandi 2x/hari 2x/hari
Sikat gigi 2x/hari 2x/hari
Ganti pakaian 2x/hari 1x/hari
Memotong kuku 1x/1 minggu dipotong Tidak pernah
sendiri
Lain-lain Tidak ada Tidak ada
2. Rontgen
Tidak dilakukan pemeriksaan rontgen
3. USG
Tidak dilakukan pemeriksaan usg
N. TERAPI MEDIS
Infus D51/2 S 1000 cc/ 3 jam (1700cc/24 jam) untuk pengganti Cairan dan nutrisi
pengganti, Kadar natrium yang
rendah, Kadar kalium rendah, Kadar
magnesium yang rendah, Tingkat
kalsium yang rendah, Darah dan
kehilangan cairan dan kondisi
lainnya.
ANALISA DATA
SLKI SIKI
No Diagnosa Keperawatan Nama/TTD
Kriteria Hasil Intervensi
1 1.15506 Manajemen Hipotermi
Hipertermi berhubungan dengan L. 14134 Termogulasi Observasi :
demam tinggi ditandai dengan suhu Setelah dilakukan intervensi
tubuh 38,3˚C, akral teraba hangat keperawatan selama 1x8 jam 1. Identifikasi penyebab hipertermi
(D.0130) 2. Monitor suhu tubuh
diharapkan hipertermi dapat tertasi 3. Monitor komplikasi akibat hipertermi
dengan kriteria hasil : Terapeutik :
1. Suhu tubuh dari skala 2 1. Sediakan lingkungan yang dingin
(cukup meningkat) menjadi 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
skala 4 (cukup menurun) 3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
2. Suhu kulit dari skala 2 (cukup Edukasi :
meningkat) menjadi skala 4
(cukup menurun) 1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
1. Kolaborasikan pemberian cairan dan elektrolit
intrsvena, jika perlu
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan L.03030 Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
nafsu makan menurun ditandai dengan
Setelah dilakukan asuhan Observasi
berat badan menurun sebanyak 3,5kg keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi status nutrisi
(D.0019) diharapkan nutrisi terpenuhi dengan, 2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
Kriteria Hasil : Edukasi
1. Porsi makan yang dihabiskan dari 1. Anjurkan posisi duduk, jika mmpu
skala 2 (cukup menurun) menjadi Kolaborasi
skala 4 (cukup meningkat) 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
2. Frekuensi makan dari skala 2 menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
(cukup menurun ) menjadi skala 4 yang dibutuhkan
(cukup meningkat)
3. Nafsu makan dari skala 2 (cukup
menurun) menjadi skala 4 (cukup
meningkat)
3. Nyeri akut berhubungan dengan pH L.08063 Tingkaat Nyeri I.08238 Manajemen Nyeri
meningkat ditandai dengan nyeri tekan
pada abdomen, pasien tampak Setelah dilakukan asuhan Observasi
meringis keperawatan selama 1x 8 jam
1. Identifikasi lokasi, karkteristik, durasi,
(D.0077) diharapkan nyeri berkurang dengan
frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
Kriteria Hasil : 2. Identifikasi faktor yang memperberat dan yang
meringankan nyeri
1. Keluhan nyeri dari skala 2
Terapeutik :
(cukup meningkat) menjadi
skala 4 (cukup menurun) 1. Berikan teknik nonfarmakologi unruk
2. Meringis dari skala 2 (cukup mngurangi nyeri
meningkat) menjadi skala 2. Fasilitasi tidur dan istirahat
4(cukup menurun) Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, period, dan pemicu nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgesik jika perlu
CATATAN PERKEMBANGAN
No /
Tanggal Jam Implementasi Catatan perkembangan Nama/TTD
Dx
1. 26 Oktober 2021 08.30 1. Mengobservasi TTV S:
R: Nadi : 93 kali/menit 1. Ibu pasien mengatakan badan
RR : 21 kali/menit An.S demam tinggi
Suhu : 38,3°C 2. Ibu pasien mengatakan An.S
08.45 Spo2 : 99 mual
3. Ibu pasien mengatakan Nafsu
2. Menyediakan lingkungan yang mkan menurun
dingin 4. Ibu pasien mengatakan perut
08.55 R: ibu pasien tidak ingin Acnya An.S nyeri
terlalu dingin sekitar 23oC O:
3. Melonggarkan atau lepaskan 1. pasien tampak lemas, pucat dan
pakaian terbaring diatas tempat tidur
09.00 R: An.s hanya memakai kaos 2. Ig M anti Salmonella (Tubex TF)
tipis dan tidak ketat positif 4
10.00 4. Memberikan cairan intravena 3. Akral teraba hangat
R: An.s terpasang infus d51/5 S 4. Menempatkan pasien pad
10.10 1000cc/3jam lingkungan yang dingin
5. Memonitor asupan makanan 5. Berithu pasien agar menggunkn
10.15 R: ibu pasien mengatakan nafsu baju yang longgar dan tipis
makan an.s menurun 6. TTV:
10.45 6. Mengidentifikasi lokasi, Nadi : 93 kali/menit
karkteristik, durasi, frekuensi, RR : 21 kali/menit
kualitas, dan intensitas nyeri Suhu : 38,3°C
R: An.s mengatakan perut Spo2 : 99
sebelah kiri nyeri, seperti Perut masih kembung
ditusuk-tusuk dan hilang timbul Bising usus 3x/menit
7. Mengkolaborasi pemberian 7. Observasi nyeri
analgesik jika perlu P : Nyeri pada bagian perut
R: an.s mendapat injeksi obat Q : Seperti ditusuk-tusuk
untuk pereda nyeri perut R: Di sekitar perut bagian kiri
S:2
T : ± 5- 10 menit dan hilang
timbul
1. S:
27-10-2021 1. Ibu pasien mengatakan badan An.S demam tinggi
2. Ibu pasien mengatakan An.S mual
11.00 3. Ibu pasien mengatakan Nafsu mkan menurun
4. Ibu pasien mengatakan perut An.S nyeri
O:
1. TTV:
Nadi : 93 kali/menit
RR : 21 kali/menit
Suhu : 38,3°C
Spo2 : 99
Perut masih kembung
Bising usus 3x/menit
2. Observasi nyeri
P : Nyeri pada bagia perut
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R: Di sekitar perut bagian kiri
S:2
T : ± 5- 10 menit dan hilang timbul
An.s Masihlemas
Perut masihnyeri
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
2. 28-10-2021 S:
11.00 1. Ibu pasien mengatakan An.S masih nyeri perut
2. Ibu pasien mengatakanan nafsu makan an.s sudah lebih
baik
O:
1. Pasien masih tampak lemas
2. Akral masih hangat
3. TTV
Nadi : 94 kali/menit
RR : 21 kali/menit
Suhu : 38,0°C
Spo2 : 99
4. Observasi Nyeri
P : Nyeri pada bagian perut
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R: Di sekitar perut bagian kiri
S:2
T : ± 5- 10 menit dan hilang timbul
3. 1-11-2021 S:
3. Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mau makan
4. O:
TTV
Nadi : 88 kali/menit
RR : 21 kali/menit
Suhu : 36,2°C
Spo2 : 99
Observasi Nyeri
P : Nyeri pada bagian perut
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R: Di sekitar perut bagian kiri
S:0
T : sudah jarang timbul