Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK S DENGAN


TYPOID FEVER DI RUANG MELATI
RSI JEMURSA SURABAYA

Fasilitator :
Netty Mawarda Hatmanti, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :
Syifa’us Sakinah 1120021136

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini dibuat dan disusun sebagai bukti bahwa
mahasiswa di bawah ini telah mengikuti Praktikum Profesi:
Nama Mahasiswa : Syifa’us Sakinah
NPM : 1120021136
Kompetensi : Keperawatan Anak
Waktu Pelaksanaan : 25 Oktober – 07 November2021
Tempat : RSI Jemursari Surbaya
Ruang : Melati

Surabaya, 06 November 2021

Mahasiswa

(Syifa’us Sakinah)
NPM. 1120021136

Mengetahui

Kepala Ruangan Pembimbing Klinik

( ) ( )
Npp : Npp :

Dosen Pembimbing

(Netty Mawarda Hatmanti, S.Kep., Ns. M.Kep)


LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Demam Thypoid
1. Definisi demam thypoid
Demam thypoid atau enteric fever adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu
minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan keasadaran. Demam
thypoid disebabkan oleh infeksi salmonella typhi. (Lestari Titik, 2016).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usushalus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella para thypiA,B,C. sinonim dari
penyakit ini adalah Typhoid dan juga paratyphoid abdominalis. (Syaifullah
Noer, 2015).
2. Etiologi demam thypoid
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri samonella typhi.
Bakteri salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan
rambut getar, tidakberspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen
O (somatik yang terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H
(flegella), dan antigen VI. Dalam serum penderita, terdapatzat (aglutinin)
terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada suasana aerob
dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41 derajat celsius (optimum 37 derajat 7
celsius) dan pH pertumbuhan 6-8. Faktor pencetus lainnya adalah lingkungan,
sistem imun yang rendah, feses, urin, makanan/minuman yang terkontaminasi,
formalitas dan lain sebagainya. (Lestari Titik, 2016).
3. Manifestasi klinis demam thypoid
a. Gejala pada anak : inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10- 14
hari
b. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
c. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tertangani
akan menyebabkan syok, stupor, dan koma
d. Ruam muncul pada hari ke 7-10 hari dan bertahan selama 2-3 hari 5.
Nyeri kepala, nyeriperut
e. Kembung, mualmuntah, diare, konstipasi
f. Pusing, bradikardi, nyeriotot
g. Batuk
h. Epiktaksis
i. Lidah yang berselaput
j. Hepatomegali, splenomegali,meteorismus
k. Gangguan mental berupa somnolen
l. Delirium / psikosis
m. Dapat timbul gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
sebagai penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermi
(Nurarif & Kusuma, 2016)
4. Patofisiologi dan WOC
Proses perjalanan penyakit kuman masuk ke dalam mulut melalui
makanan dan minuman yang tercemar oleh salmonella (biasanya ˃10.000 basil
kuman). Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam hcl lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus. Jika respon imunitas humoral mukosa
(igA) usus kurang baik, maka basil salmonella akan menembus selsel epitel
(sel m) dan selanjutnya menuju lamina propia dan berkembang 9 biak di
jaringan limfoid plak peyeri di ileum distal dan kelenjar getah bening
mesenterika. Jaringan limfoid plak peyeri dan kelenjar getah bening
mesenterika mengalami hiperplasia. Basil tersebut masuk ke aliran darah
(bakterimia) melalui duktus thoracicus dan menyebar ke seluruh organ
retikulo endotalial tubuh, terutama hati, sumsum tulang, dan limfa melalui
sirkulasi portal dari usus. Hati membesar (hepatomegali) dengan infiltasi
limfosit, zat plasma, dan sel mononuclear. Terdapat juga nekrosis fokal dan
pembesaran limfa (splenomegali). Di organ ini, kuman salmonella thhypi
berkembang biak dan masuk sirkulasi darah lagi, sehingga mengakibatkan
bakterimia ke dua yang disertai tanda dan gejala infeksi sistemik (demam,
malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vaskuler dan gangguan
mental koagulasi). Perdarahan saluran cerna terjadi akibat erosi pembuluh
darah di sekitar plak peyeriyang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasia.
Proses patologis ini dapat berlangsung hingga ke lapisan otot, serosa usus, dan
mengakibatkan perforasi. Endotoksin basil menempel di reseptor sel endotel
kapiler dan dapat mengakibatkan komplikasi, seperti gangguan neuropsikiatrik
kardiovaskuler, pernafasan, dan gangguan organ lainnya. Pada minggu
pertama timbulnya penyakit, terjadi hiperplasia plak peyeri, di susul kembali,
terjadi nekrosis pada minggu ke dua dan ulserasi plak peyeri 10 pada mingu ke
tiga. selanjutnya, dalam minggu ke empat akan terjadi proses penyembuhan
ulkus dengan meninggalkan sikatriks (jaringan parut). Sedangkan penularan
salmonella thypi dapat di tularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan
5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly
(lalat) dan melalui Feses. (Lestari Titik, 2016).
Kuman sallmonella typhi

Food (makanan &minuman) feses Urine Formitus (muntahan) Fingers(Jari)

Dibawa oleh Fly (lalat)

Masuk ke lambung Masuk ke saluran cerna melalui mulut Masuk kedalam usus

Asam lambung Demam Typhoid Kuman berkembangbiak di usus

Mual, muntah Kuman menembus usus

Intake nutrisi Menghasilkan toksin Masuk ke aliran darah

BB menurun Proses inflamasi lokal pada Terjadi kerusakan sel


usus halus
Defisit Nutrisi Merangsang pelepasan
Respon patologis zat pirogen dan lekosit

Sekresi cairan Zat pirogen beredar dalam darah

Isi usus berlebihan


Mempengaruhi termogulasi di
hipothalamus
Makanan dengancepat
Diare terdorong ke anus
Suhu tubuh

Hipertermi
Kehilangan banyak cairan Dehidrasi Pengeluaran feses

Defisit volume cairan wajah pucat, tampak lemah Feses telah terkontaminasi
oleh salmonella thypi
Intoleransi Aktivitas
Higien adekuat

Risiko penyebaran
infeksi
5. Pemeriksaan penunjang demam thypoid
a Pemeriksaan darah perifer lengkap Dapat ditemukan leukopeni, dapat
pula leukositosis atau kadar leukosit normal. Leukositosis dapatterjadi
walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
b Pemeriksaan SGOT dan SGPT SGOT dan SGPT sering meningkat,
tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan
juga SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus.
c Pemeriksaan uji widal Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya
antibody terhadap bakteri salmonella typhi. Ujiwidal dimaksudkan
untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum penderita demam
tifoid. Akibat adanya infeksi oleh salmonella typhi maka penderita
membuatantibody (agglutinin).
d Kultur
1) Kulturdarah : bisa positif pada minggu pertama
2) Kultururine : bisa positif pada akhir minggu kedua
3) Kulturfeses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga.
e Anti salmonella typhi igM Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mendeteksi secara dini infeksi akut salmonella typhi, karena
antibodyigM muncul pada hari ke3 dan 4 terjadinya demam. (Nurarif
& Kusuma, 2015).
6. Penatalaksanaan demam thypoid
Berdasarkan Lestari Titik 2016 penatalaksanaan pada demam typhoid yaitu:
a Perawatan
1) Klien diistirahatkan 7 hari sampai 14 hari untuk mencegah
komplikasi perdarahan usus.
2) Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan
pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.
b Diet
1) Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
2) Pada penderita yang akut dapat diberikan bubur saring.
3) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi
tim.
4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari
demam selama 7 hari.
c Obat-obatan
Antibiotika umum digunakan untuk mengatasi penyakit typhoid.
Waktu penyembuhan bisa makan waktu 2 minggu hingga satu bulan.
Antibiotika, seperti ampicilin, kloramfenikol, trimethoprim
sulfamethoxazole dan ciproloxacin sering digunakan untuk merawat
demam typhoid di negara-negara barat. Obat-obatan antibiotik adalah:
1) Kloramfenikol diberikan dengan dosis 50 mg/kgBB/hari,
terbagi dalam 3-4 kali pemberian, oral atau intravena, selama
14 hari.
2) Bilamana terdapat kontra indikasi pemberian kloramfenikol,
diberikan ampisilin dengan dosis 200 mg/kgBB/hari, terbagi
dalam3- 4 kali. Pemberian intravena saat belum dapat minum
obat, selama 21 hari.
3) Amoksisilin dengan dosis 100 mg/kgBB/ hari, terbagi dalam3-4
kali. Pemberian oral/intravena selama 21 hari.
4) Kotrimoksasol dengan dosis 8 mg/kgBB/hari terbagi dalam 2-3
kali pemberian, oral, selama 14 hari.
5) Pada kasus berat, dapat diberi ceftriakson dengan dosis 50
m/kgBB/hari dan diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kgBB/hari,
sehari sekali, intravena selama 5-7 hari. 17
6) Pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan
antibiotika adalah meropenem, azithromisin, dan
fluoroquinolon.
7. Komplikasi demam thypoid
a Pendarahan usus. Bila sedikit,hanya ditemukan jika dilakukan
pemeriksaan tinja dengan benzidin. Jika perdarahan banyak, maka
terjadi melena yang dapat disertai nyeriperut dengan tanda-tanda
renjatan.
b Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga /setelahnya dan
terjadi pada bagian distal ileum.
c Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi,tetapi dapat terjadi tanpa
perforasi usus. Ditemukan gejala abdomenakut, yaitu nyeri perut hebat,
dinding abdomen tegang, dan nyeri tekan
d Komplikasi diluar usus. Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat
sepsis, yaitu meningitis,kolesistisis, ensefalopati, danlain-lain
(Susilaningrum, Nursalam, & Utami, 2013).

B. Konsep Teori Asuhan Keperawatan Demam Thypoid


1. Pengkajian keperawatan
a Identitas pasien (nama, usia, tanggal lahir,jenis kelamin, berat badan,
panjang badan)
b Identitas orangtua (nama, usia, pekerjaan, agama, alamat)
1) Keluhan utama
Biasanya klien dirawat dirumah sakit dengan keluhan sakit
kepala, demam, nyeri dan juga pusing
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengeluh kepala terasa sakit, demam,nyeri dan
juga pusing, berat badan berkurang, klien mengalami mual,
muntah dan anoreksia, klien merasa sakit diperut dan juga
diare, klien mengeluh nyeri otot.
3) Riwayat kehamilan dan kelahiran (pranatal, natal, postnatal)
4) Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit lain/pernah menderita penyakit
seperti ini sebelumnya
a) Penyakit masa kecil
apakah pasien pernah mengalami penyakit pada saat masih
kecil
b) Riwayat MRS
apakah pasien pernah masuk Rumah sakit sebelumnya
c) Riwayat Pemakaian obat
obat apa saja yang sudah dikonsumsi pasien
d) Tindakan Operasi
apakah pasien sudah pernah melakukan operasi
e) Alergi
apakahpasien mempunyai alergi makanan/obat-obatan
f) Kecelakaan
apakah pasien pernah mengalami kecelakaan
g) Imunisasi
imunisasi apa saja yang sudah diterima pasien
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji adanya keluarga yan menderita penyakit yang sama
(penularan).
c Riwayat Sosial
1) Pola asuh anak
2) Hubungan dengan anggota keluarga
3) Hubungan dengan teman sebaya
4) Pembawaan umum
d Pemenuhan kebutuhan dasar
1) Pola makan
Yang perlu dikaji adalah pola makan biasa klien, tipe makanan,
peningkatan / penurunan berat badan, nafsu makan, pilihan
makan.
2) Pola minum
Yang perlu dikaji adalah masukan cairan klien, dan cairan,
peningkatan / penurunan berat badan.
3) Istirahat tidur
Yang perludikaji adalah bagaimana pola tidur klien selama 24
jam, bagaimana kualitas dan kuantitas tidurklien, apa ada
gangguan tidur dan penggunaan obatobatan untuk mengatasi
gangguan tidur.
4) Eliminasi
Yang perlu dikaji adalah poladefekasi klien, berkemih,
penggunaan alat bantu, penggunaan obat-obatan.
5) Personal hygiene
Yang perlu dikaji adalah kebersihan pasien, mengganti baju
berapa kali.
e Kesehatan saat ini
1) Diagnosa medis
2) Tindakan operasi
3) Status nutrisi
4) Status Hidrasi
5) Aktivitas MRS
f Pemeriksaan fisik
1) Tingkat kesadaran: composmentis, apatis, somnolen, supor, dan
koma
2) Keadaan umum : sakit ringan, sedang, berat
3) Tanda-tanda vital, normalnya
Tekanan darah : 95 mmHg
Nadi : 60-120 x/menit
Suhu : 34,7-37,3 0C
Pernapasan : 15-26 x/menit
4) Antopometri : BB= kg, TB= cm
5) Kepala leher
Pemeriksaan mulai dari kepala, mata, hidung, telinga, mulut
dan leher. Kaji kesimetrisan, edema, lesi, maupun gangguan
pada indera.
6) Integumen
Kaji nilai warna, turgortekstur dari kulit dan rambut pasien
7) Thoraks
Paru-paru : Inspeksi : kesimetrisan, gerak napas , Palpasi :
kesimetrisan taktil fremitus , Perkusi : suara paru (pekak, redup,
sono, hipersonor, timpani) Auskultasi : suara paru 2)
Jantung : Inspeksi : amati iktus cordis Palpalsi : raba letak iktus
cordis Perkusi : batas-batas jantung Auskultasi : bunyi jantung
8) Abdomen
Inspeksi : keadaan kulit, besar dan bentuk abdomen, gerakan
Palpasi : hati, limpha teraba/tidak, adanya nyeri tekan
Perkusi : suara peristaltic usus
Auskultasi : frekuensi bising usus
9) Genitalia
10) Neuro-Mulkuloskeletal

g Pemeriksaan tumbuh kembang


1) Adaptasi sosial
2) Bahasa
a) Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak
b) Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat,
kata keterangan, kata penghubung dan kata depan
c) Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal
d) Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan
3) Motorik kasar
Aktivitas yang dilakukan seperti bermain lompat tali,
badminton
4) Motorik halus
Bisa menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan
tangan dan dapat meningkatkan kemampuan anak.
2. Diagnosa keperawatan
a Hipertermi berhubungan dengan suhu tubuh meningkat dari batas
normal.
b Devisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrisi
c Nyeri akut berhubungan dengan nyeri tekan pada abdomen atas
3. Intervensi keperawatan

No. Diagnosa SLKI SIKI


keperawatan
1. Hipertermi Tujuan setelah dilakukan Menejemen Hipertermi
D.0130 tindakan keperawatan selama (1.15506)
1x24 jam diharapkan masalah Observasi :
keperawatan hipertermi dapat - Identifkasi penyebab
teratasi dengan kriteria hasil : hipertermi (mis. Dehidrasi
Termogulasi (L.14134) terpapar lingkungan panas
1. Menggigil dari skala 2 penggunaan incubator)
(cukup meningkat) menjadi - Monitor suhu tubuh
skala 4 (cukup menurun) - Monitor kadar elektrolit
2. Suhu tubuh dari skala 2 - Monitor haluaran urine
(cukup meningkat) menjadi Terapeutik :
skala 4 (cukup menurun) - Sediakan lingkungan yang
3. Suhu kulit dari skala 2 dingin
(cukup meningkat) menjadi - Longgarkan atau lepaskan
skala 4 (cukup menurun) pakaian
- Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat
berlebih)
- Lakukan pendinginan
eksternal (mis. Selimut
hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen,aksila)
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi cairan dan
elektrolit intravena, jika
perlu
2. Defisit nutrisi Tujuan : setelah dilakukan Manajemen Nutrisi (I. 03119)
D.0019 tindakan keperawatan selama Observasi:
1x24 jam diharapkan masalah - Identifikasi status nutrisi
keperawatan Status Nutrisi - Identifikasi alergi dan
dapat diatasi dengan kriteria intoleransi makanan
hasil : - Identifikasi makanan yang
Status Nutrisi (L.03030) disukai
1. Porsi makan yang - Identifikasi kebutuhan
dihabiskan dari skala 2 kalori dan jenis nutrient
(cukup menurun) - Monitor asupan makanan
menjadi skala 4 (cukup - Monitor berat badan
meningkat) Terapeutik:
2. Frekuensi makan dari - Fasilitasi menentukan
skala 2(cukup pedoman diet (mis.
menurun)menjadi skala Piramida makanan)
4 (cukup meningkat) - Sajikan makanan secara
3. Nafsu makan dari skala menarik dan suhu yang
4 (cukup menurun) sesuai
menjadi skala 2 (cukup - Berikan makan tinggi serat
meningkat) untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan,
jika perlu
Edukasi:
- Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang
3 Nyeri Akut Tingkat Nyeri (L.08063) Manajemen Nyeri (1.08238)
D.0077 Setelah dilakukan intervensi Observasi :
kperawatan selama 1x8 jam 1. Identifikasi lokasi,
diharapkan nyeri pada pasien karakteristik, durasi,
dapat teratasi dengan kriteria frekuensi, kualitas, dan
hasil : intensitas nyeri
1. Gelisah dari skala 2 (cukup
meningkat) menjadi skala 4 Terapeutik :
(cukup menurun) 1. Berikan terapi non
farmakologik untuk
mengurangi rasa nyeri
(misalnya tens, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
dan terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (misa, suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi pereda
nyeri

4. Implementasi keperawatan
Implementasi yang merupakan kompnen dari proses keperawatan
adalah kategori dari prilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang dperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan
keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan.
Namun demikian, di banyak lingkungan perawatan kesehatan, implementasi
mungkin dimulai secara lansung setelah pengkajian ( potter & perry, 2005 ).
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan merupakan
tindakan intelektual untu melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai. Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap
tindakan keperawtan dalam mencapai tujuan dan merevisi data dasar dan
perencanaan (Hutahaean Serri, 2010).

DAFTAR PUSTAKA
Lestari Titik. 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogjakarta: Nuha Medika.
Hutahaean Serri. (2010). Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: Tim.
Noer, Syaifullah. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II. Jakarta; EGC.
Nurarif dan Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan
Diagnosa Nanda Nic Noc Dalam Berbagai Kasus. Ed. Revisi Jilid 1.
Yogjakarta: Mediaction.
Potter, P.A, Perry, A.G,. 2005 .Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.
Jakarta:EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Nama Mahasiswa : Syifa’us Sakinah RS : RSI Jemursari


NIM : 1120021136 Ruangan : Melati
Tanggal Pengkajian : 26 Oktober 2021 Jam : 10.00

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. S
Umur : 9 Tahun
Tanggal Lahir : 05 maret 2012
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 35kg
Panjang Badan : 94cm

B. IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ibu : Ny. Siti Nama Ayah : Tn. Dwi
Umur : 35 tahun Umur : 38 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : nginden II/59 A, Sukolilo, Surabaya

C. KELUHAN UTAMA
Ibu pasien mengatakan An.S mengalami demam selama satu minggu dengan suhu saat
MRS 38,3oC

D. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Ibu pasien mengatakan An.S mengalami demam, mual muntah, nyeri perut selama satu
minggu, berat badan turun 3,5kg dengan BB sebelum MRS 39kg dan pada saat MRS
35kg. sebelumnya An.S dirawat dirumah dan periksa ke dokter sekitar rumah tetapi
demam belum menurun An.S dibawa ke RSI Jemursari pada tanggal 21 oktober
dikarenakan demam yang tidak menurun.

E. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


1. Pranatal
Ibu pasien mengatakan selalu rutin periksa kedokter dari trimester I-III, pada awal
kehamilan mengalami muntah sampai bulan ke-5, dan mengalami ngidam.
Pada saat trimester pertama melakukan pemeriksaan berapa kali/bulan? Setiap bulan
Pada saat trimester kedua melakukan pemeriksaan berapakali/bulan? 2x
Pada saat trimester ketiga melakukan pemeriksaan berapakali/bulan? Setiapbulan
Apakah pada saat hamil meminum jamu-jamuan?
Apakah pada saat hamil mengkonsumsi makanan seimbang karbohidrat, protein, sayur-
sayuran?
Apakah terdapat pantangan makanan padasaat hamil?
Apakah padasaat hamil mengkonsumsi vitamin ataupun obat Fe?
2. Natal
Ibu pasien mengatakan An. S lahir di puskesmas secara spontan pada tanggal 05 Maret
2021 dalam keadaan cukup bulan 39 minggu BBL An.S 3500 gram, PBL 42cm
3. Postnatal
Ibu pasien mengatakan setelah melahirkan tidakmengalami perdarahan, An.S sudah diberi
vaksin hepatitis B, Neo K.

F. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


1. Penyakit masa kecil
Ibu pasien mengatakan pada waktu kecil An.S mengalami demam, batuk, pilek dan
diperiksakan di dokter sekitar rumah dan diberi obat sesuai resep
2. Riwayat MRS
Ibu pasien mengatakan An.S tidak pernah masuk rumah sakit dan baru pertama kali ini
dirawat di rumah sakit.
3. Riwayat pemakaian obat
Ibu pasien mengatakan An.S minum penurun panas dari dokter sesuai dengan resep
4. Tindakan operasi
Ibu pasien mengatakan bahwa An.S tidak pernah melakukan tindakan operasi
5. Alergi
Ibu pasien mengatakan bahwa An.S tidak memiliki alergi obat dan makanan, namun An.S
belum pernah melakukan pemeriksaan alergi.
6. Kecelakaan
Ibu pasien mengatakan bahwa An.S tidak pernah mengalami kecelakaan, namun pernah
jatuh pada saat naik sepeda didepan rumah.
7. Imunisasi
Imunisasi Umur (Bulan)
La 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24
hir
Hepatitis B √ √ √ √
Polio √ √ √ √
BCG √
DTP √ √ √
Hib √ √ √
PCV √ √ √
Rotavirus √ √ √
Influenza √
MR/MMR √
JE √
Varisela √
Hepatitis A √
√ : sudah dilakukan (IDAI, 2020)

G. RIWAYAT KESHATAN KELUARGA


Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang demam pada saat An.s sakit
demam

H. RIWAYAT SOSIAL
1. Pengasuh anak
Ibu pasien mengatakan An.S diasuh oleh orangtuanya Ny.S, Tn. D dan neneknya. Jika
Ny.s sedang mengurus adiknya maka An.s diasuh oleh neneknya
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu pasien mengatakan An.S sangat dengan orangtua, adek-adeknya, dan neneknya. An.s
merupakan anak pertamadari 3 bersaudara, hubungan an.s dengan adik-adiknya baik,
namun terkadang sesekali bertengkar karena merebutkan mainan. Dan juga an.s dekat
dengan neneknya karena neneknya juga tinggal 1 rumah dengan an.s
3. Hubungan dengan teman sebaya
Ibu pasien mengatakan An.S memiliki hubungan baik dengan teman sekolahnya. Di
linkungan rumah an.s juga memiliki hubungan baik dengan teman sebayanya.
4. Pembawaan umum
An.S tampak lemas, pucat,kesadaran compos mentis.

I. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


1. Pola makan
Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 3-4 x/hari (anak suka 3x/hari (nafsu makan
memakan chiki-chiki) menurun, an.s hanya
memakan makanan dari
RS)
Menu Nasi, lauk, sayur (dimasak Nasi, daging, sayur dari RS
oleh ny.s) buah,snack
Porsi 1 piring besar habis 2-5 sendok
Yang disukai Snack Tidak ada
Yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
Pantangan/Alergi Tidak ada Tidak ada
Gangguan Tidak ada Mual ketika makan

2. Pola minum
Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 2 botol besar 1 botol besar
Jenis Air putih Air putih
Jumlah (cc/botol) 2 liter air / 8 gelas 1 liter
Yang disukai Minuman boba Tidak ada
Yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
Pantangan/Alergi Tidak ada Tidak ada
Gangguan Tidak ada Tidak ada

3. Istirahat tidur
Sebelum sakit Saat sakit
Tidur siang Nyenyak/ 3 jam 2 jam
Jam 12 – 3 sore Jam 11-12 siang
Tidur malam Nyenyak 8-9 jam Sesekali terbangun 7jam
Gangguan Tidak ada Susah tidur

4. Eliminasi
Sebelum sakit Saat sakit
BAK 5x/hari 5x/hari
BAB 1x/hari 1x/hari
Gangguan Tidak ada Tidak ada

5. Personal hygiene
Sebelum sakit Saat sakit
Mandi 2x/hari 2x/hari
Sikat gigi 2x/hari 2x/hari
Ganti pakaian 2x/hari 1x/hari
Memotong kuku 1x/1 minggu dipotong Tidak pernah
sendiri
Lain-lain Tidak ada Tidak ada

J. KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa medis
Demam Typhoid
2. Tindakan operasi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah melakukan operasi
3. Status nutrisi
Berat badan normal apa tidak saat dilakukan pengkajian? (normal BB 9 tahun: 23kg)
4. Status hidrasi
Kebutuhan cairan normal anak usia 9-13 tahun memerlukan 2400mL/hari pada laki-laki,
dan 2100mL/hari pada perempuan.
5. Aktivitas saat MRS
Ibu pasien mengatakan An.S selama di Rumah sakit hanya menonton televisi, bermain hp
dan tidur dan tidak pernah diajak keluar ruangan
K. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : E : 4, V : 5, M : 6. Keadaan umum : Compos mentis, lemas
2. Tanda vital
Nadi : 93 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : 38,3 °C
Spo2 : 99
3. Antopometri
BB MRS tanggal 21-10-2021: 35 kg TB : 94 cm
4. Kepala dan leher
Inspeksi : bentuk kepala dan leher simetris, ubunubun tidak cekung, leher tidak terdapat
kelenjar tiroid, tidak terdapat benjolan pda leher, sklera mata berwarna putih, pupil
isokor, konjungtiva merah muda, mukosa bibir kering, tidak ada perdarahan pada gusi,
lidah bersih, tidak terdapat pernapasan cuping hidung.
Palpasi : Tekstur kepala halus, tidak terdapat lesi
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : tidak dilakukan
5. Integumen
Inspeksi : kuulit terlihat sawo matang
Palpasi : akral hangat pada tangan ka/ki dan kaki ka/ki CRT <2 detik
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : tidak dilakukan
6. Thoraks (Pulmo & Cor)
PULMO
Inspeksi : bentuk simetris, tidk terdapat retraksi dada
Palpasi : taktil fremitus getaran sama antara kiri dan kanan, tidak ada benjolan
Perkusi : suara perkusi sonor ics 4
Auskultasi : tidak ada suara tambahan
COR
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, tidak ada lesi kanan dan kiri
Palpasi : Ictus cordis
Perkusi : suara jantung pekak
Auskultasi : suara jantung teratur
7. Abdomen
Inspeksi: permukaan datar, simetris, tidak terdapat benjolan, tidak terdapat lesi, tidak ada
retraksi dada
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada bagian abdomen atas, tidak ada pembesaran hati (4
regio/9 regio?)
Perkusi : kembung
Auskultasi : bising usus 3x/menit
8. Genitalia
Tidak ada kemerahan pada genetalia An.S
9. Neuro – Muskuloskeletal
Tidak adaa kelainan pada ekstremitas atas dan bawah
L. PEMERIKSAAN TUMBUH KEMBANG
1. Adaptasi sosial
Ibu pasien mengatakan An.S mudahberadaptasi dengan orang baru
2. Bahasa
Ibu pasien mengatakan An.S menggunakan bahasa indonesia ketika bertemu dengan
orang baru
3. Motorik kasar
Ibu pasien mengatakan An.S pada usia 14 bulan sudah bisa berjalan, menggosok gigi
meskipun dengan bantuan.
4. Motorik halus
Ibu pasien mengatakan pada usia 20 bulan An.S suka meminta buku dan alat tulis
meskipun hanya mencoret-coret
M. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
DL dilakukan pada tanggal 21 oktober 2021
HEMATOLOGI
DARAH LENGKAP
Lekosit 3.69 ribu/uL
Eritrosit 5.47 juta/uL
Hemoglobin 15.27 g/dL
RDW-CV 11.2 %
Trombosit 152 ribu/uL
MPV 10.05 fl
Hematokrit 46.3%
DARAH LENGKAP
HITUNG JENIS LEKOSIT
Basofil 0.37%
Limfosit 42.49%
Easinofil 0.23%
Monosit 8.04 %
Neutrofil 48.87%
DARAH LENGKAP
INDEX ERITROSIT
MCV 84.6 fl
MCH 27.9 pg
MCHC 33.0%
MCV 84.6 fl
HEMATOLOGI
04. Laju Endap Darah 15mm/jam
IMMUNO SEROLOGI
Ig M anti Salmonella (Tubex TF) Positif 4

2. Rontgen
Tidak dilakukan pemeriksaan rontgen
3. USG
Tidak dilakukan pemeriksaan usg
N. TERAPI MEDIS
Infus D51/2 S 1000 cc/ 3 jam (1700cc/24 jam) untuk pengganti Cairan dan nutrisi
pengganti, Kadar natrium yang
rendah, Kadar kalium rendah, Kadar
magnesium yang rendah, Tingkat
kalsium yang rendah, Darah dan
kehilangan cairan dan kondisi
lainnya.

injeksi ceftriaxone 1x2gr Cefriaxone merupakan obat antibiotik


golongan sefalosporin yang bekerja
dengan cara menghambat
pertumbuhan bakteri atau membunuh
bakteri. Obat ini juga dapat
digunakan untuk mencegah infeksi
pada luka operasi. Obat ini tidak
dapat digunakan untuk mengatasi
infeksi akibat virus, seperti flu.

injeksi ondancentron 3x4 mg iv obat yang digunakan untuk mencegah


oplos dengan pz 2cc = 4cc serta mengobati mual dan muntah.
ondansentron 1cc=1mg Kandungan dari obat ini
ondansentron 4mg/2ml
injeksi paracetamol 4x400 mg iv obat untuk meredakan gangguan di
tubuh seseorang dengan cara
mengurangi produksi zat penyebab
peradangan yang disebut dengan
prostaglandin. Dengan menurunnya
kadar tersebut di dalam tubuh, maka
perasaan nyeri serta demam akan
menurun.

injeksi ranitidine 2x1 amp iv obat yang digunakan untuk


menangani gejala atau penyakit yang
berkaitan dengan produksi asam
berlebih di dalam lambung. Produksi
asam lambung yang berlebihan dapat
membuat memicu iritasi dan
peradangan pada dinding lambung
dan saluran pencernaan
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

ANALISA DATA

Nama klien : An S No. Register : 288xxx

Umur : 9 tahun Diagnosa Medis : Typoid Fever

Ruang Rawat : Melati Alamat : Nginden II/59-A Sukolilo Surabaya


TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
26 Oktober DS: infeksi sekunder bakteri Hipertermi
salmonella
2021 / Ibu pasien mengatakan An.S demam
tinggi, berkembang biak di
system retikuls endoteal
09.00 DO:
membebaskan endogen
1. Pasien tampak pucat, lemas pirogen
2. Ig M anti Salmonella (Tubex TF)
positif 4
lekosit menurun
3. Akral teraba hangat
4. TTV:
peningkatan suhu tubuh
Nadi : 93 kali/menit
RR : 21 kali/menit
Suhu : 38,3°C
Spo2 : 99

26 Oktober DS: Gangguan Defisit nutrisi


metabolisme sel
2021 / Ibu pasien mengatakan An.S susah
makan, makan hanya 2-5 sendok setiap
makan, dan berat badan menurun
10.00 Energi menurun
DO:
1. Pasien tampak lemas
2. Berat badan pasien mengalami Nafsu makan
penurunan 3,5kg menurun
3. A (Atropometri):
BB sebelum MRS 39kg, TB: berat badan
94cm menurun
BB MRS 35kg TB : 94cm
B (Biokimia):
HCT: 46,3 % kebutuhan
MCV: 84,6 fl metabolisme
Trombosit : 125 ribu/uL meningkat
HGB: 15,27g/dL
C (Clinical Sign):
Pasien lemas, pucat, ctr
<2 detik
D (Diet)
Nasi tim, agar-agar

26 Oktober DS: makan makanan Nyeri akut

2021 / 1. Ibu pasien mengatakan An.S pedas dan asam


nyeri dibagin perut

11.00 2. Pasien mengatakan nyeri seperti merusak mukosa


ditusuk-tusuk
lambung

DO: infeksi lambung


1. Pasien tampak berbaring dan
badan lemas pH meningkat
2. Terdapat nyeri tekan pada
abdomen nyeri spigastrik
3. Skala nyeri 2 (0-10)
4. P : Nyeri pada bagian perut nyeri akut
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R: Di sekitar perut bagian kiri
S:2
T : ± 5- 10 menit dan hilang
timbul

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Hipertermi berhubungan dengan demam tinggi ditandai dengan suhu tubuh 38,3˚C,
akral teraba hangat
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan nafsu makan menurun ditandai dengan berat badan
menurun sebanyak 3,5kg
3. Nyeri akut berhubungan dengan pH meningkat ditandai dengan nyeri tekan pada abdomen,
pasien tampak meringis
RENCANA TINDAKAN

Nama Klien :An S No. Register : 288xxx

Umur : 9 tahun Diagnosa Medis : typoid fveer

Ruang Rawat :Melati Alamat :

SLKI SIKI
No Diagnosa Keperawatan Nama/TTD
Kriteria Hasil Intervensi
1 1.15506 Manajemen Hipotermi
Hipertermi berhubungan dengan L. 14134 Termogulasi Observasi :
demam tinggi ditandai dengan suhu Setelah dilakukan intervensi
tubuh 38,3˚C, akral teraba hangat keperawatan selama 1x8 jam 1. Identifikasi penyebab hipertermi
(D.0130) 2. Monitor suhu tubuh
diharapkan hipertermi dapat tertasi 3. Monitor komplikasi akibat hipertermi
dengan kriteria hasil : Terapeutik :
1. Suhu tubuh dari skala 2 1. Sediakan lingkungan yang dingin
(cukup meningkat) menjadi 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
skala 4 (cukup menurun) 3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
2. Suhu kulit dari skala 2 (cukup Edukasi :
meningkat) menjadi skala 4
(cukup menurun) 1. Anjurkan tirah baring

Kolaborasi :
1. Kolaborasikan pemberian cairan dan elektrolit
intrsvena, jika perlu
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan L.03030 Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
nafsu makan menurun ditandai dengan
Setelah dilakukan asuhan Observasi
berat badan menurun sebanyak 3,5kg keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi status nutrisi
(D.0019) diharapkan nutrisi terpenuhi dengan, 2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
Kriteria Hasil : Edukasi
1. Porsi makan yang dihabiskan dari 1. Anjurkan posisi duduk, jika mmpu
skala 2 (cukup menurun) menjadi Kolaborasi
skala 4 (cukup meningkat) 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
2. Frekuensi makan dari skala 2 menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
(cukup menurun ) menjadi skala 4 yang dibutuhkan
(cukup meningkat)
3. Nafsu makan dari skala 2 (cukup
menurun) menjadi skala 4 (cukup
meningkat)

3. Nyeri akut berhubungan dengan pH L.08063 Tingkaat Nyeri I.08238 Manajemen Nyeri
meningkat ditandai dengan nyeri tekan
pada abdomen, pasien tampak Setelah dilakukan asuhan Observasi
meringis keperawatan selama 1x 8 jam
1. Identifikasi lokasi, karkteristik, durasi,
(D.0077) diharapkan nyeri berkurang dengan
frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
Kriteria Hasil : 2. Identifikasi faktor yang memperberat dan yang
meringankan nyeri
1. Keluhan nyeri dari skala 2
Terapeutik :
(cukup meningkat) menjadi
skala 4 (cukup menurun) 1. Berikan teknik nonfarmakologi unruk
2. Meringis dari skala 2 (cukup mngurangi nyeri
meningkat) menjadi skala 2. Fasilitasi tidur dan istirahat
4(cukup menurun) Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, period, dan pemicu nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgesik jika perlu
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : An. A No. Register : 385xxx

Umur : 2 Tahun Diagnosa Medis : Gastroentritis Akut (GEA)

Ruang Rawat : Melati Alamat : Jl Gembili II No 17 Wage Sda

No /
Tanggal Jam Implementasi Catatan perkembangan Nama/TTD
Dx
1. 26 Oktober 2021 08.30 1. Mengobservasi TTV S:
R: Nadi : 93 kali/menit 1. Ibu pasien mengatakan badan
RR : 21 kali/menit An.S demam tinggi
Suhu : 38,3°C 2. Ibu pasien mengatakan An.S
08.45 Spo2 : 99 mual
3. Ibu pasien mengatakan Nafsu
2. Menyediakan lingkungan yang mkan menurun
dingin 4. Ibu pasien mengatakan perut
08.55 R: ibu pasien tidak ingin Acnya An.S nyeri
terlalu dingin sekitar 23oC O:
3. Melonggarkan atau lepaskan 1. pasien tampak lemas, pucat dan
pakaian terbaring diatas tempat tidur
09.00 R: An.s hanya memakai kaos 2. Ig M anti Salmonella (Tubex TF)
tipis dan tidak ketat positif 4
10.00 4. Memberikan cairan intravena 3. Akral teraba hangat
R: An.s terpasang infus d51/5 S 4. Menempatkan pasien pad
10.10 1000cc/3jam lingkungan yang dingin
5. Memonitor asupan makanan 5. Berithu pasien agar menggunkn
10.15 R: ibu pasien mengatakan nafsu baju yang longgar dan tipis
makan an.s menurun 6. TTV:
10.45 6. Mengidentifikasi lokasi, Nadi : 93 kali/menit
karkteristik, durasi, frekuensi, RR : 21 kali/menit
kualitas, dan intensitas nyeri Suhu : 38,3°C
R: An.s mengatakan perut Spo2 : 99
sebelah kiri nyeri, seperti Perut masih kembung
ditusuk-tusuk dan hilang timbul Bising usus 3x/menit
7. Mengkolaborasi pemberian 7. Observasi nyeri
analgesik jika perlu P : Nyeri pada bagian perut
R: an.s mendapat injeksi obat Q : Seperti ditusuk-tusuk
untuk pereda nyeri perut R: Di sekitar perut bagian kiri
S:2
T : ± 5- 10 menit dan hilang
timbul

A: Masalah belum teratasi


P: Intervensi dilanjutkan

2. 27 Oktober 2021 08.00 S:


1. Mengobservasi TTV 1. Ibu pasien mengatakan AN.S
R: Nadi : 94 kali/menit masih lemas,
RR : 21 kali/menit 2. Ibu pasien mengatakan An.S masih
Suhu : 38,0°C nyeri perut
Spo2 : 99
2. Menyediakan lingkungan yang O:
dingin 1. Pasien masih tampak lemas
R: ibu pasien tidak ingin Acnya 2. Akral masih hangat
terlalu dingin sekitar 23oC 3. TTV
3. Melonggarkan atau lepaskan Nadi : 94 kali/menit
pakaian RR : 21 kali/menit
R: An.s hanya memakai kaos Suhu : 38,0°C
tipis dan tidak ketat Spo2 : 99
4. Memberikan cairan intravena 4. Observasi Nyeri
R: An.s terpasang infus d51/5 S P : Nyeri pada bagian perut
1000cc/3jam Q : Seperti ditusuk-tusuk
5. Mengobservasi nyeri R: Di sekitar perut bagian kiri
R: An.s mengatakan perut S:2
sebelah kiri nyeri, seperti T : ± 5- 10 menit dan hilang
ditusuk-tusuk dan hilang timbul timbul
6. Memberikan obat antibiotik
R: an.s mendapat injeksi obat A: Masalah teratsi sebagian
untuk pereda nyeri perut P: Intervensi dilanjutkan

3. 28 Oktober 2021 15.00 1. Mengobservasi TTV S:


R: Nadi : 90 kali/menit 1. ibu pasien mengatakan anaknya
15.15 RR : 20 kali/menit sudah tidak lemas, tetapi masih
Suhu : 37,3°C pucat
Spo2 : 99 2. ibu pasien mengatakan nafsu
2. Menyediakan lingkungan yang makan anaknya mulai meningkat
dingin 3. ibu pasien mengatkan nyeri perut
R: ibu pasien tidak ingin Acnya sedikit berkurang
terlalu dingin sekitar 23oC O:
3. Melonggarkan atau lepaskan 1. pasien sudah tidak terlalu lemas
pakaian 2. akral teraba normal
R: An.s hanya memakai kaos TTV
tipis dan tidak ketat Nadi : 90 kali/menit
4. Memberikan cairan intravena RR : 20 kali/menit
R: An.s terpasang infus d51/5 S Suhu : 37,3°C
1000cc/3jam Spo2 : 99
5. Mengobservasi nyeri 4. Observasi Nyeri
R: An.s mengatakan perut P : Nyeri pada bagian perut
sebelah kiri nyeri, seperti Q : Seperti ditusuk-tusuk
ditusuk-tusuk dan hilang timbul R: Di sekitar perut bagian kiri
6. Memberikan obat antibiotik S:1
R: an.s mendapat injeksi obat T : 5-20 menit dan hilang
untuk pereda nyeri perut timbul
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

4. 31 oktober 2021 15.00 1. Mengobservasi TTV S:


R: Nadi : 88 kali/menit 1. Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
RR : 21 kali/menit mau makan
Suhu : 36,2°C 2. O:
Spo2 : 99 TTV
2. Menyediakan lingkungan yang Nadi : 88 kali/menit
dingin RR : 21 kali/menit
R: ibu pasien tidak ingin Acnya Suhu : 36,2°C
terlalu dingin sekitar 23oC Spo2 : 99
3. Memberikan air seka Observasi Nyeri
R: ibu menyeka An.s agartrlihat P : Nyeri pada bagian perut
segar Q : Seperti ditusuk-tusuk
4. Memberikan cairan intravena R: Di sekitar perut bagian kiri
R: An.s terpasang infus d51/5 S S:0
1000cc/3jam T : sudah jarang timbul
5. Mengobservasi nyeri
R: An.s mengatakan perut Pasien sudah tidak lemas, area perut
sebelah kiri nyeri, seperti sudah tidak nyeri
ditusuk-tusuk dan hilang timbul A: Masalah teratasi sebagian
6. Memberikan obat antibiotik P: Intervensi dihentikan pasien KRS
R: an.s mendapat injeksi obat setelah acc dari dokter
untuk pereda nyeri perut
EVALUASI

Nama klien : An S No. Register : 288xxx


Umur : 9 tahun Diagnosa Medis : Typoid Fever
Ruang Rawat : Melati Alamat : Nginden II/59-A Sukolilo Surabaya

NO. Tanggal, Jam Keterangan TTD

1. S:
27-10-2021 1. Ibu pasien mengatakan badan An.S demam tinggi
2. Ibu pasien mengatakan An.S mual
11.00 3. Ibu pasien mengatakan Nafsu mkan menurun
4. Ibu pasien mengatakan perut An.S nyeri
O:
1. TTV:
Nadi : 93 kali/menit
RR : 21 kali/menit
Suhu : 38,3°C
Spo2 : 99
Perut masih kembung
Bising usus 3x/menit
2. Observasi nyeri
P : Nyeri pada bagia perut
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R: Di sekitar perut bagian kiri
S:2
T : ± 5- 10 menit dan hilang timbul
An.s Masihlemas
Perut masihnyeri
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
2. 28-10-2021 S:
11.00 1. Ibu pasien mengatakan An.S masih nyeri perut
2. Ibu pasien mengatakanan nafsu makan an.s sudah lebih
baik

O:
1. Pasien masih tampak lemas
2. Akral masih hangat
3. TTV
Nadi : 94 kali/menit
RR : 21 kali/menit
Suhu : 38,0°C
Spo2 : 99
4. Observasi Nyeri
P : Nyeri pada bagian perut
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R: Di sekitar perut bagian kiri
S:2
T : ± 5- 10 menit dan hilang timbul

A: Masalah teratsi sebagian


P: Intervensi dilanjutkan

3. 1-11-2021 S:
3. Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mau makan
4. O:
TTV
Nadi : 88 kali/menit
RR : 21 kali/menit
Suhu : 36,2°C
Spo2 : 99
Observasi Nyeri
P : Nyeri pada bagian perut
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R: Di sekitar perut bagian kiri
S:0
T : sudah jarang timbul

Pasien sudah tidak lemas, area perut sudah tidak nyeri


A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dihentikan pasien KRS setelah acc dari dokter

Anda mungkin juga menyukai