Aspek Psikologis Tentang Kesulitan Belajar Dan Bimbingan Konseling Bagi Anak Berkebiasaan Buruk Dalam Belajar
Aspek Psikologis Tentang Kesulitan Belajar Dan Bimbingan Konseling Bagi Anak Berkebiasaan Buruk Dalam Belajar
Disusun Oleh:
Duta Arya Saputra (1120600052)
Muhammad Johan Andriyanto (1120600041)
Aldi Candra Saputra (1120600040)
Rahma Ambarwati (1120600035)
Diyah Rahmawati (1120600033)
2021
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT,karena atas rahmat,karunia,dan kasih
sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah yang kami beri judul “Aspek
Psikologis Tentang Kesulitan Belajar Dan Bimbingan Konseling Bagi Anak
Berkebiasaan Buruk Dalam Belajar” ini dengan sebaik mungkin.Sholawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir,penutup para Nabi,Nabi
Muhammad SAW.tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu
Mulyani,M.pd selaku dosen mata kuliah BK Belajar.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar i
1
Daftar Isi ii
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
PEMBAHASAN 5
A. Orientasi Bimbingan dan Konseling 5
1. Latar Belakang Bimbingan dan Konseling 5
2. Pengertian Bimbingan dan Konseling 8
1. Pengertian Murid Berkebiasaan Buruk dan Ciri-cirinya 15
2.Bimbingan dan Konseling Terhadap Murid Yang Lambat Belajar 21
BAB III 31
PENUTUP 31
A. Kesimpulan 31
B. Saran 32
DAFTAR PUSTAKA 33
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
yang perlu dilaksanakan. Selain itu, bimbingan dan konseling juga sangat
diperlukan dalam proses pendidikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
b. Perkembangan Pendidikan
Peserta didik kita itu merupakan pribadi yang sedang bertumbuh dan
berkembang. Apabila kita amati secara seksama, mungkin kita menghadapi dua
peserta didik yang sama benar. Disamping memiliki kesamaan-kesamaan, tentu
masing-masing anak memiliki sifat yang khas, yang hanya dimiliki oleh diri
masing-masing.Timbulnya perbedaan ini dapat kita kembalikan kepada faktor
pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan
individu.
6
Di sekolah seringkali tampak masalah perbedaan individu, misalnya ada
murid yang lambat dan ada murid yang cepat belajarnya, ada yang cerdas, ada
yang berbakat dalam bidang-bidang tertentu dan sebagainya.
f. Masalah Belajar
7
yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien. Dalam
kegiatan belajar banyak masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh si
pelajar.Sekolah mempunyai tanggungjawab dalam membantu murid agar mereka
berhasil dalam belajar.Disinilah letak penting dan perlunya bimbingan dan
konseling untuk membantu murid-murid agar mereka berhasil dalam belajar.
Menurut Stoops dan Wal Quist, bimbingan adalah suatu proses yang terus
menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai
kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-
besarnya baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat.
8
Dengan membandingkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan
pengertian bimbingan sebagai berikut :
Bantuan yang diberikan ialah agar individu dapat mengembangkan dirinya secara
optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada
terbimbing agar tercapat pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan.
9
Konseling tidak sama dengan pemberian nasehat.
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar
dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi :
10
Aspek Pribadi-Sosial, yaitu :
11
e) Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan.
Dalam perbuatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar
itu sendiri maupun bagi pengajar.Bagi murid sendiri sering mengalami berbagai
kesulitan dalam menghadapi kegiatan pelajaran.
2. Masalah Pendidikan
12
Dalam hubungan ini individu menghadapi berbagai kesulitan yang
berhubungan dengan kegiatan pendidikan pada umumnya. Ketika anak memasuki
situasi sekolah yang baru ia dihadapkan pada beberapa masalah, misalnya
menyesuaikan diri dengan sekolah baru. Dalam keseluruhan program pendidikan
di sekolah, murid-murid akan menghadapi maslah-masalah seperti memilih
kegiatan ekstrakurikuler. Pada akhir pendidikan murid-murid akan berhadapan
dengan berbagai masalah misalnya memilih studi lanjut.
3. Masalah Karir
5. Masalah Sosial
6. Masalah Pribadi
13
Dalam situasi tertentu murid dihadapkan pada suatu kesulitan yang
bersumber dari dalam dirinya.Masalah-masalah itu timbul karena individu merasa
kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari
dalam dirinya sendiri. Pada umumnya masalah pribadi ini timbul karena individu
tidak berhasil dalam mempertemukan antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan
keadaan lingkungan di pihak lain.
b.Jenis-jenis Bimbingan
2. Bimbingan pendidikan
Perencanaan pendidikan.
14
Bimbingan pekerjaan / jabatan bertujuan membantu murid-murid dalam
mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pemilihan pekerjaan /
jabatan.
4. Bimbingan sosial
6. Bimbingan pribadi
15
a) Kebiasaan yang ada pada seorang murid terlihat dalam tindakan dan sikap
yang dilakukan berulangkali karena bertentangan dengan norma yang
dianut oleh kelompoknya.
d) Murid yang memiliki sikap atau watak tertentu yang tidak baik.
Baik di rumah maupun di sekolah, guru dan orang tua kadang-kadang berhadapan
dengan murid yang belum sanggup menahan perasaan.Apabila sikap dan tingkah
laku itu berulang kali terjadi, dapat dikatakan murid tersebut telah terlanjur
memiliki kebiasaan buruk.
Murid berkebiasaan buruk seperti ini sampai hati melukai murid lain baik fisik
maupun perasaannya. Ia akan bangga kalau melihat murid yang lebih kecil
menangis dan menderita.
16
d. Murid Curang, Menipu, Mencuri dan Berdusta
Murid yang biasa mengambil barang atau benda kecil yang hampir tidak berharga
akan dapat berubah menjadi pencuri kecil dan akhirnya akan dapat menjadi
pencuri ulung. Kecurangan dalam mengerjakan tes tidak selamanya menandakan
murid yang melakukan tidak bisa dipercaya. Kecenderungan ini timbul apabila tes
terlalu sukar, sehingga anak merasa takut akan mendapatkan hasil jelek. Berdusta
yang dilakukan oleh murid menunjukkan kurang memenuhipersyaratan baku
orang dewasa sehingga banyak memberikan tafsiran yang salah.
Kebiasaan murid yang iri hati terlihat dalam berbagai bentuk sikap, misalnya acuh
tak acuh, mencari kesalahan teman lain dan menjatuhkan nama teman dan
sebagainya.
Murid ini dengan berbagai cara berusaha agar dapat menarik perhatian teman-
teman dan gurunya. Mungkin berteriak, membuat gaduh di kelas dan sebagainya.
h. Murid Berkebiasaan Kurang Aturan, Kurang Sopan dan Kurang Tata Krama
Pelajaran akhlak, budi pekerti, sopan santun dan sejenisnya banyak diajarkan di
sekolah. Meskipun demikian di sekolah atau di rumah masih ada murid yang
berkebiasaan buruk yaitu bertentangan dengan apa yang dipelajari di sekolah.
17
Hampir semua kebiasaan buruk disebabkan penyesuaian sosial yang salah.Untuk
pertumbuhan pribadi yang sehat, manusia melakukan penyesuaian sosial sejak
lahir. Penyesuaian diri pada lingkungan sosial tumbuh dan berkembang sejalan
dengan bertambahnya usia dan kematangan pribadi.
Untuk melepaskan diri dari ketegangan itu ia akan memilih salah satu dari
kemungkinan menyesuaikan diri yaitu :
Penyesuaian diri dengan tingkah laku mempertahankan diri terdiri dari dua bentuk
yaitu membela diri ( kompensasi, proyeksi, identifikasi, rasionalosasi dan represi)
dan pengunduran diri ( negativism, disasosiasi dan substitusi )
Bentuk penyesuaian yang salah sama sekali adalah jika usaha tidak memberikan
hasil akan tetapi justru membawa malapetaka yaitu dalam bentuk gangguan
kejiwaan dan bersifat kejasmanian. Adapun kebiasaan buruk murid dalam bentuk
penyesuaian yang salah dapat digolongkan menjadi dua, yaitu gejala-gejala murid
yang agresif dan gejala-gejala murid yang mengundurkan diri.
Berikut ini merupakan saran yang dapat ditempuh oleh konselor dalam
memberikan bimbingan terhadap murid yang berkebiasaan buruk :
a. Usaha Pencegahan
18
Usaha pencegahan yang dilakukan adalah menciptakan kondisi sekolah lebih
sehat yang menunjang bagi perkembangan sosial dan kesehatan mental anak.
Langkah-langkah pencegahan yang dapat ditempuh, yaitu :
Hubungan antara guru dengan murid yang akrab dengan memperhatikan kaidah-
kaidah dan norma-norma serta batas tanggungjawab yang jelas.
Untuk kasus kebiasaan buruk yang belum parah maka konselor bersama-sama
guru akan dapat mengatasi. Tetapi apabila kasus itu sudah parah hendaknya guru
menyerahkan kasus referal itu kepada konselor atau lembaga yang berwenang
menangani kasus tersebut. Cara melaksanakan referal perlu memperhatikan
beberapa hal, yaitu :
19
Tujuannya adalah saling mengenal satu sama lain.
Konseling merupakan layanan yang teratur, terarah dan terkontrol serta tidak
diselenggarakan secara acak ataupun seadanya.Sebagai rambu-rambu pokok
dalam pelaksanaan layanan konseling, Munro, dkk.mengemukakan tiga dasar
etika konseling, yaitu :
i. Kerahasiaan.
ii. Keterbukaan.
iii. Tanggungjawab.
c. Menerima klien dalam suasana yang hangat, akrab dan apa adanya.
20
g. Menerapkan teknik-teknik khusus dalam konseling perorangan.
Lambat dalam melihat dan menciptakan hubungan antara kata dan pengertian.
21
Waktu untuk mempelajari dan menerangkan pelajaran cukup lama.
Pada umumnya murid lambat belajar menunjukkan tingkah laku sebagai berikut :
Kelainan tingkah laku, yaitu tingkah laku yang tidak produktif dan kebiasaan
jelek.
Dalam memahami latar belakang tingkah laku murid yang lambat belajar
dapat dilakukan dengan :
22
suatu gejala tingkah laku tertentu, konselor pertama-tama hendaklah mempelajari
catatan pribadi murid dan catatan lain yang berhubungan dengan murid tersebut.
Apabila data yang diperoleh belum memadai maka masih perlu disusun
kemungkinan masalah sementara untuk kemudian diadakan pengumpulan data
baru yang dikerjakan pada saat konselor menghadapi seorang kasus. Pengumpulan
data baru dipusatkan pada hal-hal berikut :
II. Untuk mendapatkan data yang lebih lengkap tentang keadaan keluarga
serta pelayanan keluarga terhadap murid sebagai kasus.
III. Untuk mendapatkan data lebih lanjut tentang hubungan sosial murid
dengan teman-temannya.
c.Menyimpulkan masalah
23
Tujuan pemberian informasi lisan adalah memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh murid sesuai dengan kasus yang dialaminya. Informasi ini dapat
diberikan dengan cara tanya jawab, diskusi dan ceramah.
b.Bantuan penempatan
d.Sosiodrama
e.Konseling individual
24
II. Perumusan-perumusan kemungkinan masalah kembali.
IV. Mengulang bantuan bimbingan dan konseling kepada murid yang lambat
belajar tersebut.
Murid cepat belajar adalah murid yang cepat sekali dalam menerima,
memahami dan menguasai pelajaran yang diberikan kepadanya dengan prestasi
yang baik sekali yang meliputi semua mata pelajaran.
ii. Murid yang cepat sekali menerima, menguasai dan memahami serta
memproduksi pelajaran yang diterimanya.
Sebelum sekolah :
Paling tidak 50% dari murid cepat belajar dapat membaca sebelum masuk
sekolah.
25
i. Murid cepat belajar rajin sekolah.
iii. Jika ia diberi kesempatan untuk memilih mata pelajaran, akan lebih senang
memilih mata pelajaran yang berat-berat.
Pendidik beranggapan bahwa murid cepat belajar bisa menjaga, memelihara dan
mengembangkan dirinya sendiri.
26
a) Terlalu memforsir diri.
k) Kurang disenangi.
Masalah emosional :
a) Merasa sendiri.
b) Merasa cemas.
Masalah ekonomi :
b) Kurang biaya.
27
5. Kemungkinan-kemungkinan Reaksi Negatif dari Murid Cepat Belajar
a. Pura-pura bodoh
b. Pelarian diri
Murid cepat belajar dalam hal kapasitas mental memang berbeda dengan
murid rata-rata, meskipun dalam hal lain mempunyai kebutuhan yang sama. Jika
ia diabaikan karena kurang pengertian dan perhatian guru tertuju kepada murid
lain atau teman-temannya tidak menyukai, maka sebagai pelarian ia akan
mengundurkan diri dari kelompoknya.
c. Minta perhatian
28
Usaha penyaluran, untuk menyalurkan kemampuan murid yang cepat
belajar dan mengisi kelebihan waktu di kelas digunakan sistem pengajaran modul
dan pengelompokkan mata pelajaran mayor dan pilihan.
Usaha penyesuaian :
29
Masalah sosial untuk murid yang dinamis sebenarnya berhubungan dengan
kedisiplinan mengikuti pelajaran.Karena itu layanan secara khusus dalam
bimbingan sosial tidak perlu dikemukakan secara eksplisit.
Usaha pengaturan, memberikan saran kepada sekolah dan perguruan tinggi agar
dapat memberikan beasiswa, setidak-tidaknya pembebasan uang sekolah,
pemberian buku dan alat-alat pelajaran.
Usaha penyesuaian :
Usaha pengaturan, memberikan saran kepada orang tua agar jangan terlalu
memanjakan anak terutama dengan uang berlebihan.
Usaha penyesuaian, untuk menanamkan cara hidup sederhana dan arti uang bagi
kelanjutan studi nanti.
30
Pelayanan bimbingan emosi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
31
belajar diantaranya keterlambatan, kelainantingkah laku, kurangnya kemampuan
dan prestasi yang rendah.Bantuan yang dapat diberikan yaitu pemberian informasi
secara lisan, bantuan penempatan, pertemuan dengan orang tua, sosiodrama dan
konseling individual.
Murid cepat belajar adalah murid yang cepat sekali dalam menerima, memahami
dan menguasai pelajaran yang diberikan kepadanya dengan prestasi yang baik
sekali.Kemungkinan masalah murid cepat belajar diantaranya masalah pendidikan
dan jabatan, masalah penyesuaian sosial, masalah emosional, masalah
ekonomi.Kemungkinan reaksi negatif dari murid cepat belajar yaitu pura-pura
bodoh, pelarian diri dan minta perhatian.Cara membimbing murid cepat belajar
yaitu pelayanan bimbingan pendidikan, pelayanan bimbingan sosial, pelayanan
bimbingan ekonomi dan pelayanan bimbingan emosi.
B.Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Soetjipto dan Drs. Kosasi Raflis, M. Sc. 2000.Profesi Keguruan. Jakarta :
Rineka Cipta
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/diagnosis-kesulitan-
belajar.html
http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/diagnosis-kesulitan-belajar/
33