Anda di halaman 1dari 34

“Aspek Psikologis Tentang Kesulitan Belajar Dan Bimbingan Konseling Bagi

Anak Berkebiasaan Buruk Dalam Belajar’


Disusun Guna Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah BK Belajar
Dosen Pengampu Mulyani,M.pd

Disusun Oleh:
Duta Arya Saputra (1120600052)
Muhammad Johan Andriyanto (1120600041)
Aldi Candra Saputra (1120600040)
Rahma Ambarwati (1120600035)
Diyah Rahmawati (1120600033)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2021
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT,karena atas rahmat,karunia,dan kasih
sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah yang kami beri judul “Aspek
Psikologis Tentang Kesulitan Belajar Dan Bimbingan Konseling Bagi Anak
Berkebiasaan Buruk Dalam Belajar” ini dengan sebaik mungkin.Sholawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir,penutup para Nabi,Nabi
Muhammad SAW.tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu
Mulyani,M.pd selaku dosen mata kuliah BK Belajar.

Dalam penulisan makalah ini,kami menyadari masih banyak kesalahan dan


kekeliruan,baik mengenai materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan,walaupun demikian,inilah usaha maksimal kami selaku para penulis.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Tegal 9 November 2021

Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar i

1
Daftar Isi ii
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
PEMBAHASAN 5
A. Orientasi Bimbingan dan Konseling 5
1. Latar Belakang Bimbingan dan Konseling 5
2. Pengertian Bimbingan dan Konseling 8
1. Pengertian Murid Berkebiasaan Buruk dan Ciri-cirinya 15
2.Bimbingan dan Konseling Terhadap Murid Yang Lambat Belajar 21
BAB III 31
PENUTUP 31
A. Kesimpulan 31
B. Saran 32
DAFTAR PUSTAKA 33

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan dalam melaksanakan suatu tugas merupakan dambaan setiap


orang.Berhasil berarti terwujudnya harapan.Hal ini juga menyangkut segi
efisiensi, rasa percaya diri ataupun prestise.Lebih-lebih bila keberhasilan tersebut
terjadi pada tugas atau aktivitas yang berskala besar. Namun perlu disadari bahwa
pada dasarnya setiap tugas atau aktivitas selalu berakhir pada dua kemungkinan :
berhasil atau gagal.

Belajar merupakan tugas utama siswa, disamping tugas-tugas yang lain.


Keberhasilan dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang
bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua, guru dan juga masyarakat.Tentu saja
yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi berhasil secara optimal.Untuk itu
diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis, biologis,
material dan lingkungan sosial yang kondusif.

Bila keberhasilan merupakan dambaan setiap orang, maka kegagalan juga


dapat terjadi pada setiap orang. Beberapa wujud ketidakberhasilan siswa dalam
belajar, yaitumemperoleh nilai jelek untuk sebagian atau seluruh mata pelajaran,
tidak naik kelas, putus sekolah (dropout) dan tidak lulus ujian akhir.

Kegagalan dalam belajar sebagaimana contoh di atas berarti rugi waktu,


tenaga dan juga biaya.Dan tidak kalah penting adalah dampak kegagalan belajar
pada rasa percaya diri.Kerugian tersebut bukan hanya dirasakan oleh yang
bersangkutan tetapi juga oleh keluarga dan lembaga pendidikan.Oleh karena itu
upaya mencegah atau setidak tidaknya meminimalkan dan juga memecahkan
kesulitan belajar melalui diagnosis kesulitan belajar siswa merupakan kegiatan

3
yang perlu dilaksanakan. Selain itu, bimbingan dan konseling juga sangat
diperlukan dalam proses pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan murid berkebiasaan buruk ?

2.Apa saja ciri-ciri dari murid berkebiasaan buruk ?

3.Bagaimanakah bimbingan dan konseling terhadap murid berkebiasaan buruk ?

4.Apa yang dimaksud dengan murid yang lambat belajar ?

5.Apa saja ciri-ciri dari murid yang lambat belajar ?

6.Bagaimanakah bimbingan dan konseling terhadap murid yang lambat belajar ?

7.Apa yang dimaksud dengan murid cepat belajar ?

8.Bagaimanakah bimbingan dan konseling terhadap murid cepat belajar ?

C. Tujuan

1.Untuk mengetahui pengertian dari murid berkebiasaan buruk.

2.Untuk mengetahui ciri-ciri dari murid berkebiasaan buruk.

3.Untuk mengetahui bimbingan dan konseling terhadap murid berkebiasaan


buruk.

4.Untuk mengetahui pengertian dari murid yang lambat belajar.

5.Untuk mengetahui ciri-ciri dari murid yang lambat belajar.

6.Untuk mengetahui bimbingan dan konseling terhadap murid lambat belajar.

7.Untuk mengetahui pengertian dari murid cepat belajar.

8..Untuk mengetahui bimbingan dan konseling terhadap murid cepat belajar

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Orientasi Bimbingan dan Konseling

1. Latar Belakang Bimbingan dan Konseling


a. Latar Belakang Sosio-Kultural

Perkembangan zaman banyak menimbulkan perubahan dan kemajuan


dalam berbagai segi kehidupan dalam masyarakat.Perkembangan pengetahuan
dan teknologi menimbulkan perubahan-perubahan dalam berbagai aspek
kehidupan seperti aspek sosial, politik, ekonomi, industri dan sebagainya.Keadaan
ini berpengaruh pula pada kehidupan seseorang sebagai anggota masyarakat
maupun sebagai pribadi.Seseorang dihadapkan pada situasi yang penuh dengan
perubahan-perubahan yang serba kompleks.Perubahan dan perkembangan zaman
modern menimbulkan berbagai masalah yang menyangkut dengan kompleksnya
jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan, jenis dan pola kehidupan, jenis dan
kesempatan pendidikan, persaingan antar individu dan sebagainya.Dalam hal ini
individu-individu tertentu perlu mendapat bantuan yang memadai dalam usaha
mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh masalah-masalah yang dihadapinya
itu.

Sekolah tidak dapat melepas diri dari situasi kehidupan


masyarakat.Sekolah mempunyai tanggung jawab untuk membantu para murid
baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.Sebagai suatu lembaga
pendidikan formal, sekolah bertanggungjawab untuk mendidik dan menyiapkan
murid agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu memecahkan
berbagai masalah yang dihadapinya sebagai akibat dari kemajuan perkembangan
zaman.Dalam situasi inilah bimbingan dan konseling akan terasa diperlukan
sebagai suatu bentuk bantuan kepada murid.

5
b. Perkembangan Pendidikan

Sebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa


berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan yang terjadi di
lingkungan umumnya. Salah satu ciri perkembangan pendidikan adalah adanya
perubahan-perubahan dari berbagai komponen sistem pendidikan seperti strategi
belajar mengajar, kurikulum, alat bantu mengajar dan sebagainya.

c. Masalah Perkembangan Individu

Proses pertumbuhan dan perkembangan yang berlangsung dengan cepat


terutama pada masa kanak-kanak, masa sekolah, masa pemuda serta permulaan
masa dewasa. Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan,
bertanggungjawab dalam memberi asuhan terhadap proses perkembangan
individu. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan didalam memperoleh
penyesuaian diri sesuai tingkat perkembangannya.Melalui layanan bimbingan dan
konseling, murid dibantu agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya
dengan baik. Dengan demikian, pemahaman terhadap masalah perkembangan
dengan prinsip-prinsipnya akan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi
pelaksanaan bimbingan dan konseling.

d. Masalah Perbedaan Individu

Peserta didik kita itu merupakan pribadi yang sedang bertumbuh dan
berkembang. Apabila kita amati secara seksama, mungkin kita menghadapi dua
peserta didik yang sama benar. Disamping memiliki kesamaan-kesamaan, tentu
masing-masing anak memiliki sifat yang khas, yang hanya dimiliki oleh diri
masing-masing.Timbulnya perbedaan ini dapat kita kembalikan kepada faktor
pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan
individu.

6
Di sekolah seringkali tampak masalah perbedaan individu, misalnya ada
murid yang lambat dan ada murid yang cepat belajarnya, ada yang cerdas, ada
yang berbakat dalam bidang-bidang tertentu dan sebagainya.

Mengingat bahwa yang menjadi tujuan pendidikan adalah perkembangan


murid yang optimal dari setiap individu, maka masalah perbedaan individu ini
perlu mendapat perhatian dalam pelayanan pendidikan di sekolah. Dengan kata
lain sekolah hendaknya memberikan pelayanan kepada murid-muridnya secara
individu dengan keunikannya masing-masing. Usaha melayani secara individual
ini dapat diselenggarakan melalui program bimbingan dan konseling.

e. Masalah Penyesuaian Diri dan Kelainan Tingkah Laku

Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu.Individu


bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Proses
tersebut lebih dikenal sebagai proses penyesuaian diri. Individu harus
menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Proses penyesuaian diri ini banyak sekali menimbulkan masalah terutama


bagi diri individu itu sendiri. Jika individu dapat berhasil memenuhi
kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan gangguan
atau kerugian bagi lingkungannya, hal ini disebut penyesuaian yang baik. Dan
sebaliknya jika individu gagal dalam proses penyesuaian diri maka ia akan sampai
pada suatu situasi salah usai dan gejala-gejala salah usai ini akan dimanifestasikan
dalam bentuk-bentuk tingkah laku yang kurang wajar, seperti rendah diri, agresif
dan sebagainya.

f. Masalah Belajar

Secara psikologis, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses


memperoleh perubahan tingkah laku untuk mendapatkan pola-pola respon baru

7
yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien. Dalam
kegiatan belajar banyak masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh si
pelajar.Sekolah mempunyai tanggungjawab dalam membantu murid agar mereka
berhasil dalam belajar.Disinilah letak penting dan perlunya bimbingan dan
konseling untuk membantu murid-murid agar mereka berhasil dalam belajar.

2. Pengertian Bimbingan dan Konseling


a. Pengertian Bimbingan

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah guidance dan


counseling dalam Bahasa Inggris.Bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai
suatu bantuan atau tuntunan.Namun tidak semua bentuk bantuan adalah
bimbingan.

Beberapa definisi tentang bimbingan sebagai berikut :

Definisi yang dikemukakan dalam “ year book of education “1955.


Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri
untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

Menurut Stoops dan Wal Quist, bimbingan adalah suatu proses yang terus
menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai
kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-
besarnya baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat.

Menurut Crow of Crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh


seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan
pendidikan yang memadai, kepada seseorang individu dari setiap usia untuk
menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri,
mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan
memikul bebannya sendiri.

8
Dengan membandingkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan
pengertian bimbingan sebagai berikut :

Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan.

Bimbingan merupakan proses membantu individu.

Bantuan yang diberikan ialah kepada setiap individu yang memerlukannya di


dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

Bantuan yang diberikan ialah agar individu dapat mengembangkan dirinya secara
optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya.

Tujuan bimbingan adalah agar individu dapat menyesuaikan diri kepada


lingkungannya yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Untuk pelaksanaan bimbingan diperlukan adanya personal yang memiliki


keahlian dan pengalaman yang khusus dalam bidang bimbingan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada
terbimbing agar tercapat pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan.

b. Hubungan Antara Bimbingan dan Konseling

Konseling merupakan suatu proses pertemuan antara konselor dengan


klien dimana konselor membantu dalam mengusahakan perubahan sikap dan
tingkah laku. Sasaran utama dari konseling adalah perubahan sikap dan tingkah
laku, sesuai pula dengan definisi yang dikemukakan Rogers, yaitu konseling
adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu dengan tujuan
memberikan bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.

Menurut Long E. Taylor, ada 5 ciri konseling, yaitu :

9
Konseling tidak sama dengan pemberian nasehat.

Konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental.

Konseling lebih menyangkut masalah sikap daripada tindakan.

Konseling berkenaan dengan penghayatan emosional daripada pemahaman


intelektual.

Konseling menyangkut hubungan klien dengan orang lain.

Dalam konseling, konselor tidak memberikan pemecahan, tetapi berusaha


untuk menciptakan situasi, dimana berkat situasi tersebut si klien menemukan
sesuatu yang berharga bagi dirinya sehingga terjadi perubahan pandangan,
perubahan pola hidup dan perubahan sikap.Jadi di dalam penyuluhan perubahan
masalah klien ditemukan dan dilakukan oleh klien itu sendiri.Untuk dapat
memecahkan masalahnya klien perlu merubah sikap oleh dirinya sendiri.

C.Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan pelayanan bimbingan ialah agar konseli dapat :

Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta


kehidupannya di masa yang akan datang.

Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal


mungkin.

Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta lingkungan


kerjanya.

Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian


dengan lingkungan pendidikan masyarakat maupun lingkungan kerja.

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar
dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi :

10
Aspek Pribadi-Sosial, yaitu :

1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan


dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain.

3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif.

4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif.

5. Memiliki sikap positif.

6. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.

7. Bersikap respek terhadap orang lain.

8. Memiliki rasa tanggung jawab.

9. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial.

10. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik.

11. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

Aspek Akademik ( Belajar ), yaitu :

a) Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar.

b) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.

c) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

d) Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif.

11
e) Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan.

Aspek Karir, yaitu :

i. Memiliki pemahaman diri.

ii. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir.

iii. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.

iv. Memahami relevansi kompetensi belajar.

v. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan.

vi. Dapat membentuk pola-pola karir.

vii. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat.

viii. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

D. Jenis-jenis Bimbingan dan Konseling

a. Jenis-Jenis Masalah yang Dihadapi Individu

Pada umumnya jenis-jenis masalah yang dihadapi individu, terutama yang


dihadapi oleh murid sekolah, dapat digolongkan menjadi beberapa jenis masalah,
yaitu :

1.Masalah Pengajaran atau Belajar

Dalam perbuatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar
itu sendiri maupun bagi pengajar.Bagi murid sendiri sering mengalami berbagai
kesulitan dalam menghadapi kegiatan pelajaran.

2. Masalah Pendidikan

12
Dalam hubungan ini individu menghadapi berbagai kesulitan yang
berhubungan dengan kegiatan pendidikan pada umumnya. Ketika anak memasuki
situasi sekolah yang baru ia dihadapkan pada beberapa masalah, misalnya
menyesuaikan diri dengan sekolah baru. Dalam keseluruhan program pendidikan
di sekolah, murid-murid akan menghadapi maslah-masalah seperti memilih
kegiatan ekstrakurikuler. Pada akhir pendidikan murid-murid akan berhadapan
dengan berbagai masalah misalnya memilih studi lanjut.

3. Masalah Karir

Masalah-masalah ini berhubungan dengan memilih pekerjaan.Pada


umumnya masalah pekerjaan ini dirasakan oleh murid-murid sekolah, terutama
yang duduk di SMA dan Perguruan Tinggi.

4. Masalah Penggunaan Waktu Senggang

Masalah ini dirasakan oleh murid dalam menghadapi waktu-waktu yang


luang yang tidak terisi oleh suatu kegiatan tertentu. Yang menjadi persoalan
adalah bagaimana cara mengisi waktu-waktu tersebut dengan kegiatan-kegiatan
yang bermanfaat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat di
lingkungannya. Ketidakmampuan menggunakan waktu senggang kadang-kadang
dapat menimbulkan masalah-masalah yang lebih besar lagi, misalnya kenakalan
anak.

5. Masalah Sosial

Kadang-kadang murid menghadapi kesulitan dalam hubungannya dengan


individu lain atau dengan lingkungan sosialnya. Masalah ini timbul karena
kekurangmampuan murid berhubungan dengan lingkungan sosialnya atau
lingkungan sosial itu sendiri kurang sesuai dengan keadaan dirinya.

6. Masalah Pribadi

13
Dalam situasi tertentu murid dihadapkan pada suatu kesulitan yang
bersumber dari dalam dirinya.Masalah-masalah itu timbul karena individu merasa
kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari
dalam dirinya sendiri. Pada umumnya masalah pribadi ini timbul karena individu
tidak berhasil dalam mempertemukan antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan
keadaan lingkungan di pihak lain.

b.Jenis-jenis Bimbingan

Jenis-jenis bimbingan dapat dikelompokkan berdasarkan masalah-masalah


yang dihadapi oleh individu, yaitu :

1. Bimbingan pengajaran / belajar.

Jenis bimbingan ini memberikan bantuan kepada murid dalam


memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah
belajar.Tujuan bimbingan ini adalah membantu murid-murid agar mendapat
penyesuaian yang baik dalam situasi belajar.

2. Bimbingan pendidikan

Bimbingan pendidikan bertujuan untuk membantu murid dalam


menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dalam bidang pendidikan.
Bimbingan pendidikan memberikan bantuan kepada murid-murid dalam hal-hal
sebagai berikut :

Pengenalan terhadap studi lanjut.

Pengenalan terhadap situasi pendidikan yang dihadapi.

Perencanaan pendidikan.

3. Bimbingan pekerjaan / jabatan

14
Bimbingan pekerjaan / jabatan bertujuan membantu murid-murid dalam
mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pemilihan pekerjaan /
jabatan.

4. Bimbingan sosial

Bimbingan sosial adalah jenis bimbingan yang bertujuan untuk membantu


individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah
sosial, sehingga individu dapat menyesuaikan dalam lingkungan sosialnya dengan
sebaik-baiknya.

5. Bimbingan dalam menggunakan waktu senggang

Bimbingan ini bertujuan membantu murid-murid dalam menggunakan


waktu senggang dengan kegiatan-kegiatan yang membawa manfaat bagi dirinya
maupun lingkungannya.

6. Bimbingan pribadi

Bimbingan ini membantu individu untuk mengatasi masalah-masalah yang


bersifat pribadi sebagai akibat kekurangmampuan individu dalam menyesuaikan
diri dengan aspek-aspek perkembangan, persahabatan, keluarga, cita-cita, seks,
konflik pribadi dan sebagainya.

B.Bimbingan dan Konseling Terhadap Murid Berkebiasaan Buruk

1. Pengertian Murid Berkebiasaan Buruk dan Ciri-cirinya

Kebiasaan dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau sifat yang


secara konstan terlihat dalam kelakuan seseorang. Murid yang berkebiasaan buruk
adalah perbuatan atau sikap seorang murid yang berulangkali dilakukan dengan
sengaja dan sifatnya bertentangan dengan perbuatan atau sikap sebagaimana
diharapkan dari padanya oleh orang lain. Adapun ciri-ciri murid yang termasuk
dalam kategori berkebiasaan buruk, yaitu :

15
a) Kebiasaan yang ada pada seorang murid terlihat dalam tindakan dan sikap
yang dilakukan berulangkali karena bertentangan dengan norma yang
dianut oleh kelompoknya.

b) Kebiasaan murid yang bertentangan dengan norma yang dianut dalam


lingkungan masyarakatnya.

c) Kebiasaan yang bertentangan dengan kesusilaan.

d) Murid yang memiliki sikap atau watak tertentu yang tidak baik.

Tindakan yang dilakukan murid sehingga dapat merugikan dirinya sendiri


maupun lingkungannya.

Tindakan yang menjadi problem dalam pengajaran yaitu problem kronis.

Jenis-jenis Kebiasaan Buruk

a. Murid yang Agresif

Murid agresif mempunyai kebiasaan atau kecenderungan untuk menyerang anak


lain, bahkan kadang-kadang gurunya sendiri.

b. Anak Pemarah dan Mudah Tersinggung

Baik di rumah maupun di sekolah, guru dan orang tua kadang-kadang berhadapan
dengan murid yang belum sanggup menahan perasaan.Apabila sikap dan tingkah
laku itu berulang kali terjadi, dapat dikatakan murid tersebut telah terlanjur
memiliki kebiasaan buruk.

c. Murid yang Menguasai Murid Lain

Murid berkebiasaan buruk seperti ini sampai hati melukai murid lain baik fisik
maupun perasaannya. Ia akan bangga kalau melihat murid yang lebih kecil
menangis dan menderita.

16
d. Murid Curang, Menipu, Mencuri dan Berdusta

Murid yang biasa mengambil barang atau benda kecil yang hampir tidak berharga
akan dapat berubah menjadi pencuri kecil dan akhirnya akan dapat menjadi
pencuri ulung. Kecurangan dalam mengerjakan tes tidak selamanya menandakan
murid yang melakukan tidak bisa dipercaya. Kecenderungan ini timbul apabila tes
terlalu sukar, sehingga anak merasa takut akan mendapatkan hasil jelek. Berdusta
yang dilakukan oleh murid menunjukkan kurang memenuhipersyaratan baku
orang dewasa sehingga banyak memberikan tafsiran yang salah.

e. Anak yang Iri Hati

Kebiasaan murid yang iri hati terlihat dalam berbagai bentuk sikap, misalnya acuh
tak acuh, mencari kesalahan teman lain dan menjatuhkan nama teman dan
sebagainya.

f. Murid Pemalu, Sukar Bergaul dan Menyendiri

Murid jenis ini mudah tersinggung perasaannya.Ia benar-benar menderita karena


tidak banyak mengalami kebahagiaan di rumah maupun di sekolah. Biasanya
karena mempunyai kekurangan fisik sehingga rendah diri.

g. Murid yang Selalu Berusaha Menarik Perhatian

Murid ini dengan berbagai cara berusaha agar dapat menarik perhatian teman-
teman dan gurunya. Mungkin berteriak, membuat gaduh di kelas dan sebagainya.

h. Murid Berkebiasaan Kurang Aturan, Kurang Sopan dan Kurang Tata Krama

Pelajaran akhlak, budi pekerti, sopan santun dan sejenisnya banyak diajarkan di
sekolah. Meskipun demikian di sekolah atau di rumah masih ada murid yang
berkebiasaan buruk yaitu bertentangan dengan apa yang dipelajari di sekolah.

Sebab-sebab Murid Berkebiasaan Buruk

17
Hampir semua kebiasaan buruk disebabkan penyesuaian sosial yang salah.Untuk
pertumbuhan pribadi yang sehat, manusia melakukan penyesuaian sosial sejak
lahir. Penyesuaian diri pada lingkungan sosial tumbuh dan berkembang sejalan
dengan bertambahnya usia dan kematangan pribadi.

Untuk melepaskan diri dari ketegangan itu ia akan memilih salah satu dari
kemungkinan menyesuaikan diri yaitu :

a. Penyesuaian yang langsung dapat menyelesaikan masalah.

Cara penyesuaian ini dapat dibenarkan karena langsung dapat memecahkan


persoalan, misalnya bentuk penyesuaian sublimasi. Maksudnya apabila individu
gagal dalam suatu hal, langsung mengalihkan perhatian pada cita-cita lain yang
lebih sesuai dan diharapkan akan lebih berhasil daripada sebelumnya.

b. Penyesuaian sebagian dengan kelakuan mempertahankan diri.

Penyesuaian diri dengan tingkah laku mempertahankan diri terdiri dari dua bentuk
yaitu membela diri ( kompensasi, proyeksi, identifikasi, rasionalosasi dan represi)
dan pengunduran diri ( negativism, disasosiasi dan substitusi )

c. Penyesuaian yang salah yang tidak membawa penyelesaian.

Bentuk penyesuaian yang salah sama sekali adalah jika usaha tidak memberikan
hasil akan tetapi justru membawa malapetaka yaitu dalam bentuk gangguan
kejiwaan dan bersifat kejasmanian. Adapun kebiasaan buruk murid dalam bentuk
penyesuaian yang salah dapat digolongkan menjadi dua, yaitu gejala-gejala murid
yang agresif dan gejala-gejala murid yang mengundurkan diri.

Langkah Bimbingan yang Ditempuh

Berikut ini merupakan saran yang dapat ditempuh oleh konselor dalam
memberikan bimbingan terhadap murid yang berkebiasaan buruk :

a. Usaha Pencegahan

18
Usaha pencegahan yang dilakukan adalah menciptakan kondisi sekolah lebih
sehat yang menunjang bagi perkembangan sosial dan kesehatan mental anak.
Langkah-langkah pencegahan yang dapat ditempuh, yaitu :

Menciptakan lingkungan sekolah yang memungkinkan adanya pergaulan yang


sehat.

Kurikulum dan bahan pengajaran modul disesuaikan pada kebutuhan murid.

Hubungan antara guru dengan murid yang akrab dengan memperhatikan kaidah-
kaidah dan norma-norma serta batas tanggungjawab yang jelas.

b. Usaha Referal ( Penyerahan )

Untuk kasus kebiasaan buruk yang belum parah maka konselor bersama-sama
guru akan dapat mengatasi. Tetapi apabila kasus itu sudah parah hendaknya guru
menyerahkan kasus referal itu kepada konselor atau lembaga yang berwenang
menangani kasus tersebut. Cara melaksanakan referal perlu memperhatikan
beberapa hal, yaitu :

Penyerahan hanya dilaksanakan untuk memberi pertolongan.

Penyerahan tidak dimaksudkan memperuncing masalah.

Penyerahan kasus dilaksanakan dengan penuh kehangatan dan keramahtamahan.

c. Usaha Konseling Kelompok

Konseling kelompok diberlakukan bagi murid-murid yang sudah dapat


mengadakan kontak dengan orang lain dengan bahasa lisan. Adapun cara
melaksanakannya adalah :

Kelompok ditunjuk oleh pembimbing dengan memperhatikan keseimbangan


murid agresif dan murid pasif.

Kelompok berdiskusi sampai 3 kali seminggu.

19
Tujuannya adalah saling mengenal satu sama lain.

Konselor bertugas menciptakan suasana akrab.

Pembicaraan cenderung berkisar pada pengalaman masing-masing murid.

d. Menyelenggarakan Konseling Pribadi

Konseling merupakan layanan yang teratur, terarah dan terkontrol serta tidak
diselenggarakan secara acak ataupun seadanya.Sebagai rambu-rambu pokok
dalam pelaksanaan layanan konseling, Munro, dkk.mengemukakan tiga dasar
etika konseling, yaitu :

i. Kerahasiaan.

ii. Keterbukaan.

iii. Tanggungjawab.

Dalam penyelenggaraan konseling perorangan, Priyatno, dkk.juga


memberikan pedoman sebagai berikut :

a. Memberikan penjelasan dari contoh masalah-masalah yang dapat


ditangani melalui konseling perorangan.

b. Menjelaskan dan memberikan contoh-contoh tentang tujuan dan kegunaan


konseling perorangan.

c. Menerima klien dalam suasana yang hangat, akrab dan apa adanya.

d. Mengatur reformasi pelaksanaan konseling perorangan.

e. Memberikan penstrukturan dalam konseling perorangan.Menerapkan asas-


asas BK dalam konseling perorangan.

f. Menerapkan teknik-teknik dasar umum dalam konseling perorangan.

20
g. Menerapkan teknik-teknik khusus dalam konseling perorangan.

h. Menerapkan teknik-teknik pengubahan tingkah laku dalam konseling


perorangan.

i. Mengevaluasi proses dan hasil konseling perorangan.

j. Membuat catatan dan menyusun laporan konseling perorangan sesuai


dengan kode etik BK.

2.Bimbingan dan Konseling Terhadap Murid Yang Lambat Belajar

1. Pengertian Murid Lambat Belajar dan Ciri-cirinya

Murid yang lambat belajar adalah sekelompok murid di sekolah yang


perkembangan belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan rata-
rata teman seusianya. Adapun ciri-ciri lambat belajar diidentifikasikan sebagai
berikut :

Kemampuan kecerdasan rendah.

Perhatian dan konsentrasinya terbatas.

Terbatasnya kemampuan untuk menilai bahan-bahan pelajaran yang relevan.

Terbatasnya kemampuan mengabstraksi dan menggeneralisasi.

Lambat dalam melihat dan menciptakan hubungan antara kata dan pengertian.

Sering mengalami kegagalan dalam mengenal kembali hal-hal yang telah


dipelajari.

21
Waktu untuk mempelajari dan menerangkan pelajaran cukup lama.

Kurang mempunyai inisiatif.

Tidak dapat menciptakan dan memiliki pedoman kerja sendiri.

Kurang mempunyai daya cipta.

Tidak mempunyai kesanggupan untuk menguraikan suatu persoalan.

Tidak mempunyai kesangupan untuk menggunakan proses mental yang tinggi.

2. Manifestasi dari Gejala-gejala Tingkah Laku Murid Lambat Belajar

Pada umumnya murid lambat belajar menunjukkan tingkah laku sebagai berikut :

Keterlambatan : lambat menerima pelajaran, lambat dalam mengelola pelajaran,


lambat membaca dan sebagainya.

Kelainan tingkah laku, yaitu tingkah laku yang tidak produktif dan kebiasaan
jelek.

Kurangnya kemampuan, yaitu kurangnya kemampuan konsentrasi, kemampuan


membaca dan sebagainya.

Prestasi yang rendah.

3. Pemahaman Latar Belakang Tingkah Laku Lambat Belajar

Dalam memahami latar belakang tingkah laku murid yang lambat belajar
dapat dilakukan dengan :

a Mempelajari catatan pribadi

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru / konselor dalam


menghadapi kasus murid lambat belajar adalah memahami apa yang menjadi latar
belakang gejala-gejala tingkah laku tersebut. untuk memahami latar belakang

22
suatu gejala tingkah laku tertentu, konselor pertama-tama hendaklah mempelajari
catatan pribadi murid dan catatan lain yang berhubungan dengan murid tersebut.

b. Pengumpulan data baru

Apabila data yang diperoleh belum memadai maka masih perlu disusun
kemungkinan masalah sementara untuk kemudian diadakan pengumpulan data
baru yang dikerjakan pada saat konselor menghadapi seorang kasus. Pengumpulan
data baru dipusatkan pada hal-hal berikut :

I. Untuk mencek kemampuan kecerdasan murid.

II. Untuk mendapatkan data yang lebih lengkap tentang keadaan keluarga
serta pelayanan keluarga terhadap murid sebagai kasus.

III. Untuk mendapatkan data lebih lanjut tentang hubungan sosial murid
dengan teman-temannya.

c.Menyimpulkan masalah

Penyimpulan masalah hendaknya dalam bentuk alternatif dan disusun


dalam satu ranking.Sehingga segera dapat dilihat urutan kemungkinan terkuat
sampai pada kemungkinan terlemah.

4.Bantuan Terhadap Murid yang Lambat Belajar

Secara umum kemungkinan-kemungkinan bantuan yang dapat diberikan


kepada murid lambat belajar antara lain :

a.Pemberian informasi secara lisan

23
Tujuan pemberian informasi lisan adalah memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh murid sesuai dengan kasus yang dialaminya. Informasi ini dapat
diberikan dengan cara tanya jawab, diskusi dan ceramah.

b.Bantuan penempatan

Bantuan penempatan ini bertujuan untuk memperbaiki bantuan murid


dalam mengatasi kesulitan, khususnya yang menyangkut hubungan sosial murid
di dalam kelas dan tingkat kemampuan murid.

c.Pertemuan dengan orang tua

Pertemuan dengan orang tua murid dianggap paling banyak manfaatnya


dalam membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi murid, memberikan saran-
saran tentang bagaimana sebaiknya memberi pelayanan kepada murid yang
lambat belajar dan memberikan motivasi serta petunjuk cara-cara belajar yang
efektif dan efisien.

d.Sosiodrama

Sosiodrama digunakan untuk memperbaiki hubungan sosial dengan teman-


temannya.

e.Konseling individual

Pada tahap ini konselor memberikan bantuan kepada murid secara


individual dengan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi.

5.Usaha-usaha Tindak Lanjut

Pada tahap ini biasanya dilakukan kegiatan-kegiatan seperti mengadakan


wawancara dengan orang tua dan guru untuk mencek apakah perubahan tingkah
laku telah terjadi atau belum. Umpan balik yang dapat dilakukan adalah :

I. Pengumpulan data kembali untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

24
II. Perumusan-perumusan kemungkinan masalah kembali.

III. Pemilihan layanan bantuan bimbingan konseling lain.

IV. Mengulang bantuan bimbingan dan konseling kepada murid yang lambat
belajar tersebut.

C. Bimbingan Terhadap Murid Cepat Belajar

1.Pengertian Murid Cepat Belajar

Murid cepat belajar adalah murid yang cepat sekali dalam menerima,
memahami dan menguasai pelajaran yang diberikan kepadanya dengan prestasi
yang baik sekali yang meliputi semua mata pelajaran.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa murid cepat belajar adalah :

i. Murid yang pada umumnya memiliki intelegensi tinggi.

ii. Murid yang cepat sekali menerima, menguasai dan memahami serta
memproduksi pelajaran yang diterimanya.

iii. Murid yang ranking hasil rata-rata prestasi akademisnya tinggi.

iv. Murid yang sikap, kerajinan, kebersihan dan kesehatannya baik.

2. Perbedaan Antara Murid Cepat Belajar dengan Murid Biasa

Sebelum sekolah :

A. Murid cepat belajar.

Perkembangan bicaranya dimulai lebih awal dan berkembang lebih cepat.

Paling tidak 50% dari murid cepat belajar dapat membaca sebelum masuk
sekolah.

Setelah masuk sekolah :

25
i. Murid cepat belajar rajin sekolah.

ii. Murid cepat belajar senang mengikuti aktivitas-aktivitas ekstrakurikuler.

iii. Jika ia diberi kesempatan untuk memilih mata pelajaran, akan lebih senang
memilih mata pelajaran yang berat-berat.

iv. Kemampuan mentalnya yang superior.

v. Fisiknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

vi. Kurang sabar dengan prosedur-prosedur rutin.

vii. Kecakapan dalam berbagai hal ditunjukkan dari berbagai minat.

viii. Memiliki sikap sosial berada di atas murid rata-rata.

ix. Umumnya jujur, suka menolong dan murah hati.

x. Cenderung tidak mempunyai gangguan-gangguan gagap.

3. Kemungkinan Sebab-sebab Timbulnya Masalah Murid Cepat Belajar

Dalam kenyataannya murid cepat belajar sering menghadapi hambatan-


hambatan yang sulit dipecahkan sendiri tanpa bantuan orang lain. Hambatan-
hambatan tersebut bersumber dari berbagai hal, yaitu :

Kurang perhatian pendidik kepada murid cepat belajar sehingga pendidik


ragu-ragu untuk berbuat sesuatu kepadanya.

Perhatian pendidik pada umumnya ditujukan pada murid-murid rata-rata.

Pendidik beranggapan bahwa murid cepat belajar bisa menjaga, memelihara dan
mengembangkan dirinya sendiri.

4. Kemungkinan Masalah Murid Cepat Belajar

Masalah pendidikan dan jabatan :

26
a) Terlalu memforsir diri.

b) Terlalu mementingkan intelek.

c) Sulit menyesuaikan cita-cita orang tua dengan minat.

d) Merasa lambat jalannya kurikulum sekolah.

e) Sulit memilih jabatan.

f) Kurang diperhatikan guru.

g) Bingung mengisi waktu luang.

h) Masalah penyesuaian sosial :

i) Tidak disenangi teman.

j) Tertekan oleh tuntutan orang tua.

k) Kurang disenangi.

l) Dieksploitasi keluarga, sekolah dan masyarakat.

Masalah emosional :

Dilingkari dengan pemuasan dorongan.

a) Merasa sendiri.

b) Merasa cemas.

Masalah ekonomi :

a) Mengatur uang jajan.

b) Kurang biaya.

c) Terlalu banyak tuntutan dalam hal peralatan.

27
5. Kemungkinan-kemungkinan Reaksi Negatif dari Murid Cepat Belajar

Dengan adanya masalah-masalah yang dihadapi murid cepat belajar, akan


merangsang anak untuk membuat reaksi-reaksi penyesuaian yang mungkin
merugikan dirinya maupun lingkungannya. Reaksi-reaksi itu adalah :

a. Pura-pura bodoh

Guru sering menghadapi murid cepat belajar dan mengeksploitasinya.


Misalnya disuruh mengembalikan buku. Bagi murid yang lain tindakan guru
seperti itu merupakan hal yang luar biasa, tetapi bagi murid cepat belajar hal itu
dianggap diperalat, sehingga ia berbuat seolah-olah bodoh.

b. Pelarian diri

Murid cepat belajar dalam hal kapasitas mental memang berbeda dengan
murid rata-rata, meskipun dalam hal lain mempunyai kebutuhan yang sama. Jika
ia diabaikan karena kurang pengertian dan perhatian guru tertuju kepada murid
lain atau teman-temannya tidak menyukai, maka sebagai pelarian ia akan
mengundurkan diri dari kelompoknya.

c. Minta perhatian

Pada umumnya murid cepat belajar telah mampu membaca sebelum


masuk sekolah.Fisik, intelektual dan sosialnya telah matang untuk
bersekolah.Oleh karena itu, di sekolah ia cepat menyesuaikan diri. Kekayaan
bahasa dan penguasaan konsep telah menyebabkan ia selalu berhasil dalam segala
tugas paling cepat selesai sehingga murid yang lain dengan maksud untuk
mendapatkan perhatian. Akibatnya situasi kelas dan jalannya proses belajar
mengajar menjadi terganggu.

6. Cara Membimbing Murid Cepat Belajar

a. Pelayanan bimbingan pendidikan

28
Usaha penyaluran, untuk menyalurkan kemampuan murid yang cepat
belajar dan mengisi kelebihan waktu di kelas digunakan sistem pengajaran modul
dan pengelompokkan mata pelajaran mayor dan pilihan.

Sistem pengadaptasian, konselor berusaha memberikan informasi dan


tafsiran dari informasi tentang sifat-sifat dan kebiasaan, kemampuan dan
kebutuhan murid cepat belajar kepada guru, agar guru dapat memilih metode
mengajar yang sesuai dengan sifat-sifat, kebiasaan, kemampuan dan kebutuhan
murid.

Usaha penyesuaian :

i. Meningkatkan motivasi belajar.

ii. Menghilangkan kecemasan dan kekhawatirannya jika tidak dapat


melanjutkan studinya.

iii. Menyadarkan bahwa semua mata pelajaran itu penting.

iv. Memperbaiki sikap dan kebiasaan buruknya di kelas.

v. Membicarakan bersama-sama guru tentang tingkah laku murid cepat


belajar yang berkebiasaan buruk

vi. Pelayanan bimbingan sosial

Usaha penyalurannya Untuk murid yang apatis :

a. Menempatkan dalam kelompok penyelesaian modul.

b. Mengaktifkan dalam kelompok belajar di rumah.

c. Mengikuti kelompok diskusi, kelompok wisata belajar.

d. Mengikutkan kedalam kepramukaan dan lainnya.

Untuk murid yang dinamis :

29
Masalah sosial untuk murid yang dinamis sebenarnya berhubungan dengan
kedisiplinan mengikuti pelajaran.Karena itu layanan secara khusus dalam
bimbingan sosial tidak perlu dikemukakan secara eksplisit.

Pelayanan bimbingan ekonomi

Masalah sosial ekonomi murid yang penghasilan orang tuanya rendah.


Masalah ini menyebabkan motivasi belajar murid menurun, timbul rasa cemas,
takut tidak dapat melanjutkan studi sehingga menjadi minder.

Usaha penyaluran, membantu menemukan jalan bagaimana murid dapat


memperoleh pekerjaan sambilan, begitu juga orang tuanya.

Usaha pengaturan, memberikan saran kepada sekolah dan perguruan tinggi agar
dapat memberikan beasiswa, setidak-tidaknya pembebasan uang sekolah,
pemberian buku dan alat-alat pelajaran.

Usaha penyesuaian :

Memberikan informasi dan orientasi kepada yayasan-yayasan, badan yang


dapat memberikan beasiswa beserta cara bagi yang mendapatkan.

Konseling untuk memperkuat ketahanan mental dalam menghadapi kesulitan-


kesulitan ekonomi.

Masalah sosial ekonomi untuk murid yang mempunyai kecenderungan banyak


mengeluarkan uang untuk biaya sekolah.

Usaha penyaluran, mengaktifkan murid untuk menabung dari kelebihan uang


saku.

Usaha pengaturan, memberikan saran kepada orang tua agar jangan terlalu
memanjakan anak terutama dengan uang berlebihan.

Usaha penyesuaian, untuk menanamkan cara hidup sederhana dan arti uang bagi
kelanjutan studi nanti.

30
Pelayanan bimbingan emosi

Dari masalah ekonomi tersebut, maka murid yang penghasilan orang


tuanya rendah nampak lebih serius problema emosionalnya, sedang untuk murid
yang orang tuanya mempunyai pemghasilan cukup lebih berkurang
emosionalnya.Diharapkan dengan layanan bimbingan pendidikan, bimbingan
sosial dan bimbingan ekonomi maka problem emosional tersebut dapat diatasi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Murid yang berkebiasaan buruk adalah perbuatan atau sikap seorang


murid yang berulangkali dilakukan dengan sengaja dan sifatnya bertentangan
dengan perbuatan atau sikap sebagaimana diharapkan dari padanya oleh orang
lain. Jenis-jenis kebiasaan buruk yaitu murid yang agresif, murid pemarah dan
mudah tersinggung, murid yang menguasai murid lain, murid curang, menipu,
mencuri dan berdusta, murid yang iri hati, murid pemalu, sukar bergaul dan
menyendiri, murid yang selalu berusaha menarik perhatian dan murid
berkebiasaan kurang aturang, kurang sopan dan kurang tata karma.Langkah
bimbingan yang dapat ditempuh untuk mengatasi hal ini diantaranya usaha
pencegahan, usaha referal, usaha konseling kelompok dan menyelenggarakan
konseling pribadi.

Murid yang lambat belajar adalah sekelompok murid di sekolah yang


perkembangan belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan rata-
rata teman seusianya.Manifestasi dari gejala-gejala tingkah laku murid lambat

31
belajar diantaranya keterlambatan, kelainantingkah laku, kurangnya kemampuan
dan prestasi yang rendah.Bantuan yang dapat diberikan yaitu pemberian informasi
secara lisan, bantuan penempatan, pertemuan dengan orang tua, sosiodrama dan
konseling individual.

Murid cepat belajar adalah murid yang cepat sekali dalam menerima, memahami
dan menguasai pelajaran yang diberikan kepadanya dengan prestasi yang baik
sekali.Kemungkinan masalah murid cepat belajar diantaranya masalah pendidikan
dan jabatan, masalah penyesuaian sosial, masalah emosional, masalah
ekonomi.Kemungkinan reaksi negatif dari murid cepat belajar yaitu pura-pura
bodoh, pelarian diri dan minta perhatian.Cara membimbing murid cepat belajar
yaitu pelayanan bimbingan pendidikan, pelayanan bimbingan sosial, pelayanan
bimbingan ekonomi dan pelayanan bimbingan emosi.

B.Saran

Kepada pembaca, khususnya guru / konselor diharapkan agar mampu memahami


layanan bimbingan dan konseling agar bisa memanfaatkan dan menerapkannya di
sekolah dengan baik. Bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam proses
belajar mengajar untuk mengatasi berbagai macam masalah yang dialami oleh
siswa di sekolah, misalnya ada siswa yang memiliki kebiasaan buruk, siswa yang
lambat belajar dan siswa yang cepat belajar.

32
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Soetjipto dan Drs. Kosasi Raflis, M. Sc. 2000.Profesi Keguruan. Jakarta :

Rineka Cipta

Drs. H. Mulyadi, M. Pd. I. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan


Terhadap Kesulitan Belajar Khusus.Yogyakarta : Nuha Litera

Amti, Erman dan Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan 1992 / 1993

http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/diagnosis-kesulitan-
belajar.html

http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/diagnosis-kesulitan-belajar/

33

Anda mungkin juga menyukai