KOTA SEMARANG
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
NOVINDA KUSUMAWARDHANI
NIM 22020113130077
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
pihak, cukup sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh
yang dilaksanakan;
5. Ibu Ns. Nana Rochana, S.Kep.,MN selaku penguji I yang telah
7. Orang tua, Bapak Bonis Supardi dan Ibu Rubiyanti serta adik saya
proposal penelitian;
Novinda Kusumawardhani
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2 Kisi-kisi Kuesioner 29
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Teori 22
2 Kerangka Konsep 23
DAFTAR LAMPIRAN
2 Kuesioner Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
data laporan bulanan Badan Pusat Statistik, terdapat peningkatan jumlah angkatan
40 juta pada tahun 2012. Lalu, terdapat peningkatan jumlah menjadi 41 juta pada
sebanyak 42 juta pada tahun 2014. Pada tahun berikutnya juga terjadi peningkatan
jumlah menjadi 44 juta pada tahun 2015 dan data terakhir menunjukkan bahwa
sangat dibutuhkan, tetapi di sisi lain juga perlu diperhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan kecelakaan kerja dan dampak atau risiko kesehatan bagi
pekerjanya.
Kesehatan kerja merupakan salah satu bagian penting yang tidak dapat
dipisahkan dari suatu jenis pekerjaan. Pada setiap jenis pekerjaan, akan selalu ada
risiko pekerjaan pada aktivitas bekerja yang dilakukan. Salah satu jenis pekerjaan
telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 105.182 kasus. Sementara itu, untuk kasus
kecelakaan berat yang mengakibatkan kematian tercatat 2,375 kasus dari total
trauma fisik, kebakaran, dan penyakit akibat paparan zat kimia berbahaya.5
jumlahnya, baik bagi pekerja maupun pihak perusahaan yang menaunginya.3 Oleh
karena itu, kecelakaan kerja harus dicegah dengan optimal, termasuk kecelakaan
Bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada teknisi kendaraan bermotor
adalah keracunan zat-zat kimia yang bersifat toksik ataupun karsinogenik, baik
karena terhirup, kontak dengan kulit, maupun tertelan. Beberapa zat-zat kimia
yang terdapat pada bahan-bahan yang digunakan dalam proses kerja teknisi di
menaikkan nilai oktan. Semakin tinggi nilai oktan, maka kualitas bensin semakin
baik. Pada bensin jenis premium dengan nilai oktan 87 mengandung 0,7 gram
TEL tiap liternya. Logam Pb sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena Pb
toksik (racun) karena dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut dengan tertelan
melalui makanan akibat terdapat sisa bensin pada tangan pekerja yang masih
kotor dan tidak mencuci tangan yang kemudian merusak peredaran darah dan
saraf otak. Dalam kasus terpapar Pb dalam dosis rendah sekalipun ternyata dapat
daerah yang terpapar dan sebesar 45,43 µg/100 ml di daerah yang tidak terpapar.
yang dapat terjadi sebagai akibat dari paparan Pb diantaranya adalah gangguan
Pelumas yang biasa digunakan para pekerja untuk melumasi mesin juga
merupakan salah satu bahan kimia berbahaya bagi manusia. Pelumas mengandung
kebutuhan mesin. Zat aditif tersebut diantaranya adalah detergent, dispersant, anti
oksidasi, anti karat, dan viscosity improver.12 Namun, zat aditif yang sangat
berguna bagi mesin ternyata dapat menimbulkan kerugian bagi kesehatan manusia
apabila terjadi keracunan, baik melalui inhalasi, kontak dengan kulit, maupun
massa menyerupai tumor yang berisi sel lemak apabila terhirup dalam jangka
waktu yang panjang. Selain itu, pelumas juga mampu menimbulkan kerusakan
kulit, iritasi, dan kulit sensitif. Reaksi akut yang muncul dapat berkembang
dengan tertelan, pada jangka waktu pendek dapat menyebabkan diare dan bila
inhalasi.12
Bahan kimia lain yang berbahaya bagi kesehatan pekerja di bengkel adalah
aki. Para pekerja di bengkel sering menghadapi kasus ganti aki kendaraan
bermotor. Hal tersebut mengharuskan para pekerja mengalami paparan pada aki
bekas. Aki bekas mengandung larutan asam dan Pb. Pada larutan asam juga
banyak mengandung Pb dalam bentuk terlarut, di mana Pb merupakan salah satu
tangan pekerja. Tangan merupakan anggota tubuh yang paling sering digunakan
untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan memiliki kontak yang lebih sering
dengan lingkungan sekitar dibanding anggota tubuh lainnya. Hal tersebut dapat
yang dapat dialami oleh para pekerja di bengkel kendaraan bermotor. Dampak
negatif dapat terjadi akibat paparan bahan-bahan kimia berbahaya, baik jangka
paparan tersebut dalam jangka waktu yang lama, di mana telah kita ketahui ada
banyak potensi dampak negatif bagi kesehatan akibat paparan bahan kimia.
Potensi dampak negatif bagi kesehatan semakin meningkat akibat kebiasaan para
kimia berbahaya dengan tangan pekerja. Para pekerja yang tidak menggunakan
sarung tangan dalam bekerja akan mendapatkan tangannya lebih kotor dan berbau
akibat kontak dengan bensin, pelumas, dan aki. Pada saat itulah keracunan dapat
terjadi melalui inhalasi, kontak dengan kulit, maupun tertelan. Oleh karena itu,
Keracunan dapat dicegah dengan pola hidup sehat. Banyak upaya pola hidup
bersih dan sehat yang dapat dilakukan. Dalam upaya pencegahan keracunan,
diperlukan kesadaran yang tinggi dari masing-masing individu pekerja. Salah satu
pola hidup bersih dan sehat sederhana yang dapat dilakukan dalam upaya
sebelum makan. Cuci tangan adalah teknik dasar yang sangat penting dalam
menjadi salah satu cara paling efektif dalam mengurangi transmisi kuman dan
mencegah penyakit.16 Cuci tangan pakai sabun (CTPS) telah terbukti lebih efektif
mengalir saja.17,18
yang menempel pada tangan.19 Cuci tangan termasuk aktivitas sederhana yang
sering dilupakan oleh banyak individu, sedangkan cuci tangan memiliki kontribusi
yang besar dalam pola hidup bersih dan sehat. Cuci tangan dapat dilakukan oleh
cuci tangan pekerja. Perilaku meliputi tiga aspek, yaitu pengetahuan, sikap, dan
praktik. Pengetahuan adalah hasil dari mengetahui sesuatu yang terjadi setelah
kognitif adalah domain yang sangat penting dalam pembentukan tindakan. Sikap
adalah respon atau reaksi tertutup dari seseorang terhadap stimulus. Sikap juga
perbuatan nyata.20
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 22 Mei
tangan selama bekerja dengan alasan malas dan tidak nyaman. Peneliti juga
motor) dan menyatakan bahwa cuci tangan menggunakan air saja sudah cukup. 7
dari 12 teknisi menyatakan selalu menggunakan sabun ketika cuci tangan setelah
bekerja dengan alasan tangannya sangat kotor karena bekas oli. 3 dari 12 teknisi
teknisi yang tidak pernah cuci tangan pakai sabun setelah bekerja dengan alasan
akan cuci tangan setelah tiba di rumah sepulang bekerja. Di samping itu, seluruh
penyakit. Oleh karena itu, berdasarkan fenomena yang telah ditemukan, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran perilaku cuci tangan pada
yang dilakukan menggunakan tangan dan akan membuat tangan menjadi kotor. Di
sisi lain, para teknisi juga tidak menggunakan sarung tangan selama bekerja
sehingga menyebabkan tangan menjadi lebih kotor. Tangan yang kotor akibat
adanya sisa-sisa bahan kimia yang terkandung dalam bensin, pelumas, maupun
aki dapat menjadi sumber penyakit dan potensi keracunan. Oleh karena itu, para
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
Penyusunan tinjauan teori dalam bab ini memuat rangkuman teori dari
berbagai sumber buku dan jurnal. Searching literature method dilakukan oleh
yang digunakan dalam pencarian literatur antara lain perilaku, cuci tangan,
kesehatan kerja, keselamatan kerja, dan gabungan dari kata-kata kunci tersebut.
Jumlah literatur yang digunakan oleh peneliti adalah 11 literatur yang terdiri dari
9 buku dan 2 jurnal. Uraian sub bab yang akan dijelaskan di sini meliputi konsep
1. Perilaku
a. Pengertian
oleh orang lain, tetapi ada pula perilaku yang tidak dapat diamati
emosi.22
b. Domain Perilaku
berikut20 :
a) Pengetahuan (Knowledge)
(overt behaviour).
b) Sikap (Attitude)
teman.
perilaku individu.21,22
d. Pengukuran perilaku
objek tertentu.20
sabun oleh manusia agar tangan menjadi bersih dan memutus rantai
dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak
menempel
kotoran
3) mencegah penularan penyakit, seperti diare, thypoid, flu,
4) mencegah infeksi
yaitu28:
kotor
tampak nyata terlihat, seperti lumpur, tanah, oli, dan darah. Namun,
dengan menggosoknya
saling mengunci
Terhadap Kesehatan
terjadi di lingkungan kerja adalah faktor kimia, faktor fisik, faktor biologi,
a. Faktor Kimia
uap, gas, debu, asap atau kabut, dan dapat masuk ke dalam tubuh
udara per menit yang mengandung debu, asap, gas atau uap.
mikro, dan sinar ultra ungu. Faktor-faktor ini adalah bagian tertentu
terjadi secara teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik
c. Faktor Biologi
atau suntikan.
d. Faktor Ergonomis
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Praktik
secara akurat, serta menggali lebih dalam hal-hal yang belum pernah diteliti
Kota Semarang.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
bengkel AHASS di Kota Semarang. Jumlah populasi dari penelitian ini adalah
227 orang teknisi. Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk mengurangi hasil
1. Kriteria Inklusi
Kritera inklusi dalam penelitian ini adalah pekerja teknisi yang bekerja di
2. Kriteria Eksklusi
pengambilan data atau subjek menolak untuk ikut serta.34 Kriteria eksklusi
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini merupakan teknik
mana peneliti menganggap bahwa unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑2)
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
227
𝑛=
1 + 227 (0,052)
227
𝑛=
1 + 227 (0,0025)
227
𝑛=
1 + 0,5675
𝑛 = 144,8
Berdasarkan hasil penghitungan sampel menggunakan Rumus Slovin,
didapatkan hasil sebesar 144,8 yang dibulatkan menjadi 145 orang. Jadi, jumlah
sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 145 orang
menjadi lebih jelas dan spesifik sesuai dengan konsep penelitian.34 Skala
pengukuran dalam penelitian ini adalah Skala Likert dan Skala Guttman.
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Sub Variabel
Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner yang Hasil ukur dibagi Ordinal
mengenai cuci diketahui oleh pekerja berisi 18 menjadi 3, yaitu :
tangan teknisi AHASS di pertanyaan 1. Kurang
Kota Semarang menggunakan (0–6)
mengenai cuci tangan Skala Guttman 2. Cukup
(7–13)
dengan metode
3. Baik (14-
multiple choice 18)
question dengan
setiap item
bernilai:
Benar : 1
Salah : 0
Sikap terhadap Respon atau Kuesioner yang Hasil ukur dibagi Ordinal
cuci tangan tanggapan pekerja berisi 21 menjadi 3, yaitu :
teknisi AHASS di pernyataan 1. Kurang
Kota Semarang menggunakan (21-42)
terhadap cuci tangan Skala Likert 2. Cukup
(43-64)
setelah melaksanakan dengan setiap
3. Baik (65-
kegiatan praktikum item bernilai:
Pernyataan 84)
favourable
Sangat setuju =
4
Setuju = 3
Tidak setuju = 2
Sangat tidak
setuju = 1
Pernyataan
unfavourable
Sangat setuju =
1
Setuju = 2
Tidak setuju = 3
Sangat tidak
setuju = 4
Praktik dalam Tindakan mencuci Kuesioner yang Hasil ukur dibagi Ordinal
mencuci tangan tangan yang berisi 23 menjadi 3, yaitu :
dilakukan oleh pernyataan 1. Kurang
pekerja teknisi menggunakan (23-46)
AHASS di Kota Skala Likert 2. Cukup
(47-70)
Semarang dengan 6 dengan pilihan
3. Baik (71-
langkah menurut jawaban sebagai 92)
WHO setelah selesai berikut:
bekerja Pernyataan
favourable
Selalu = 4
Sering = 3
Jarang = 2
Tidak pernah = 1
Pernyataan
unfavourable
Selalu = 1
Sering = 2
Jarang = 3
Tidak pernah = 4
G. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
1. Alat Penelitian
oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.32 Kisi-kisi
2. Uji Kuesioner
a. Uji Validitas
2) Uji Konstruk
∑𝑥𝑦 – (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑛
𝑟𝑥𝑦 =
[𝑛∑𝑥 –(∑𝑥) ]. [𝑛∑𝑦 ‒ (∑𝑦) ]
2 2 2 2
Keterangan:
y = skor total
n = jumlah responden
kembali.
b. Uji Reliabilitas
Alpha Cronbach.
3. Cara Pengumpulan Data
masing AHASS.
1. Pengolahan Data
berikut41,42 :
secara langsung.
Benar : 1
Salah : 2
Sangat Setuju :1
Setuju :2
Tidak Setuju :3
Sangat Setuju :4
Setuju :3
Tidak Setuju :2
Selalu :1
Sering :2
Jarang :3
Tidak pernah :4
Selalu :4
Sering :3
Jarang :2
Tidak pernah :1
c. Menyusun Data (Tabulating)
serta dianalisa.
2. Analisa Data
bentuk tabel.
I. Etika Penelitian
1. Autonomy
2. Informed Consent
3. Anonimity
4. Confidentiallity
data yang akan dirahasiakan seperti identitas dan data yang tidak