definisi kaidah tafsir secara terminologi adalah seperangkat aturan yang dapat digunakan dalam istinbaṭ
(menggali) makna-makna Al-Qur’an serta bagaimana cara menggunakan kaidah tersebut.
Dalam kitab al-Burhan fi Ulumi Al-Qur’an, al-Syaukāni (w. 250 H) menjelaskan bahwa ḍamīr
dalam Al-Qur’an memiliki fungsi sebagai berikut:
Ada beberapa ketentuan ḍamīr ghaibah (kata ganti orang ketiga) terkait dengan keberadaan
madlūl/marji’/marja’ ḍamīr yang terdapat dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
a. Ḍamīr ghāibah kembali kepada madlūl yang disebutkan sebelumnya secara jelas (eksplisit)
Surat attaubah ayat 35
b. Ḍamīr ghāibah kembali kepada madlūl yang disebutkan setelahnya secara jelas (eksplisit)
Surat Toha ayat 67
َ فَأَوْ َج
س فِي نَ ْف ِس ِه ِخيفَةً ُّمو َس ٰى
c. c. Ḍamīr ghāibah kembali kepada madlūl yang disebutkan secara implisit pada kata sebelumnya
Madlūl yang dimaksudkan di sini adalah mashdar yang dita’wil dari fi’il yang disebutkan
sebelumnya. Contoh QS. Al-Maidah [5]: 8;
ۚ َآن قَوْ ٍم َعلَ ٰى أَاَّل تَ ْع ِدلُوا
ُ ْط ۖ َواَل َيجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشن ِ َيا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّوا ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَا َء ِب ْالقِس
َا ْع ِدلُوا هُ َو أَ ْق َربُ لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ إِ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون