Anda di halaman 1dari 12

Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021

No. 53/07/Th. XXIV, 15 Juli 2021

BERITA
RESMI
STATISTIK
Profil Kemiskinan di Indonesia
Maret 2021
• Persentase penduduk miskin pada Maret 2021 sebesar 10,14 persen,
Persentase menurun 0,05 persen poin terhadap September 2020 dan meningkat
0,36 persen poin terhadap Maret 2020.
Penduduk • Jumlah penduduk miskin pada Maret 2021 sebesar 27,54 juta orang,
Miskin menurun 0,01 juta orang terhadap September 2020 dan meningkat
1,12 juta orang terhadap Maret 2020.
Maret 2021 • Persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2020
turun menjadi sebesar 7,88 persen, naik menjadi 7,89 persen pada Maret 2021.
10,14 persen Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada September
2020 sebesar 13,20 persen, turun menjadi 13,10 persen pada Maret
2021.
• Dibanding September 2020, jumlah penduduk miskin Maret 2021
perkotaan naik sebanyak 138,1 ribu orang (dari 12,04 juta orang
pada September 2020 menjadi 12,18 juta orang pada Maret 2021).
Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin
perdesaan turun sebanyak 145,0 ribu orang (dari 15,51 juta orang
pada September 2020 menjadi 15,37 juta orang pada Maret 2021).
• Garis Kemiskinan pada Maret 2021 tercatat sebesar Rp472.525,00/
kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar
Rp349.474,00 (73,96 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan
sebesar Rp123.051,00 (26,04 persen).
• Pada Maret 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia
memiliki 4,49 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian,
besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata
adalah sebesar Rp2.121.637,00/rumah tangga miskin/bulan.

Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021 1


1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret 2010–Maret 2021
Secara umum, pada periode Maret 2010–Maret 2021, tingkat kemiskinan di Indonesia
mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase, perkecualian pada September
2013, Maret 2015, Maret 2020, dan September 2020. Kenaikan jumlah dan persentase
penduduk miskin pada periode September 2013 dan Maret 2015 dipicu oleh kenaikan harga
barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak. Sementara
itu, kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2020 dan September
2020 disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Perkembangan tingkat
kemiskinan Maret 2010 sampai dengan Maret 2021 disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Maret 2010–Maret 2021

31,02
30,12 30,01
29,25 28,71
28,17 28,61 28,28 27,73 28,59 28,51 28,01 27,76 27,77
27,55 27,54
26,58 26,42
25,95 25,67
25,14 24,79

13,33
12,49 12,36 11,96
11,66 11,36 11,46 11,25
10,96 11,22 11,13 10,86 10,70 10,64
10,12 9,82 9,66 9,78 10,19 10,14
9,41 9,22

2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014 2015 2015 2016 2016 2017 2017 2018 2018 2019 2019 2020 2020 2021
(Mar) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar)

Jumlah Penduduk Miskin (Juta) Persentase Penduduk Miskin (P0)

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret 2020–Maret 2021


Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2021 mencapai 27,54 juta orang.
Dibandingkan September 2020, jumlah penduduk miskin menurun 0,01 juta orang. Sementara
jika dibandingkan dengan Maret 2020, jumlah penduduk miskin meningkat sebanyak 1,12 juta
orang. Persentase penduduk miskin pada Maret 2021 tercatat sebesar 10,14 persen, menurun
0,05 persen poin terhadap September 2020 dan meningkat 0,36 persen poin terhadap Maret
2020.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2020–Maret 2021, jumlah
penduduk miskin perkotaan naik sebesar 138,1 ribu orang, sedangkan di perdesaan turun sebesar
145,0 ribu orang. Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 7,88 persen menjadi 7,89 persen.
Sementara itu, di perdesaan turun dari 13,20 persen menjadi 13,10 persen.

2 Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021


Tabel 1
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah
Maret 2020–Maret 2021
Daerah/Tahun Jumlah Penduduk Miskin (juta orang) Persentase Penduduk Miskin (%)
(1) (2) (3)
Perkotaan
Maret 2020 11,16 7,38
September 2020 12,04 7,88
Maret 2021 12,18 7,89
Perdesaan
Maret 2020 15,26 12,82
September 2020 15,51 13,20
Maret 2021 15,37 13,10
Perkotaan + Perdesaan
Maret 2020 26,42 9,78
September 2020 27,55 10,19
Maret 2021 27,54 10,14

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2020, September 2020, dan Maret 2021

3. Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Pulau Pada Maret 2021
Tabel 2 menunjukkan persentase dan jumlah penduduk miskin menurut pulau pada Maret
2021. Terlihat bahwa persentase penduduk miskin terbesar berada di wilayah Pulau Maluku dan
Papua, yaitu sebesar 20,66 persen. Sementara itu, persentase penduduk miskin terendah berada
di Pulau Kalimantan, yaitu sebesar 6,09 persen. Dari sisi jumlah, sebagian besar penduduk miskin
masih berada di Pulau Jawa (14,75 juta orang), sedangkan jumlah penduduk miskin terendah
berada di Pulau Kalimantan (1,01 juta orang).
Tabel 2
Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Pulau, Maret 2021

Persentase Penduduk Miskin (%) Jumlah Penduduk Miskin (ribu orang)


Pulau
Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sumatera 8,77 11,26 10,15 2 324,87 3 739,43 6 064,30

Jawa 8,06 12,91 9,67 8 213,12 6 540,31 14 753,43

Bali dan Nusa Tenggara 8,95 18,12 13,84 640,22 1 477,71 2 117,93

Kalimantan 4,67 7,44 6,09 375,73 634,95 1 010,68

Sulawesi 5,88 13,34 10,29 477,95 1 570,00 2 047,95

Maluku dan Papua 5,63 28,50 20,66 144,69 1 403,79 1 548,48

Indonesia 7,89 13,10 10,14 12 176,58 15 366,19 27 542,77

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2021

Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021 3


4. Perkembangan Garis Kemiskinan Maret 2020–Maret 2021
Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan
nonmakanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
Tabel 3 menyajikan perkembangan garis kemiskinan pada Maret 2020 sampai dengan Maret
2021.

Tabel 3
Garis Kemiskinan dan Perkembangannya Menurut Daerah
Maret 2020–Maret 2021

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)


Daerah/Tahun
Makanan Bukan Makanan Total
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan
Maret 2020 339 519 132 303 471 882
September 2020 342 356 133 121 475 477
Maret 2021 353 767 136 081 489 848
Perubahan Mar’20–Mar’21(%) 4,20 2,86 3,82
Perubahan Sep’20–Mar’21(%) 3,33 2,22 3,02

Perdesaan
Maret 2020 331 492 101 788 433 281
September 2020 335 042 102 860 437 902
Maret 2021 344 277 105 908 450 185
Perubahan Mar’20–Mar’21(%) 3,86 4,05 3,90
Perubahan Sep’20–Mar’21(%) 2,76 2,96 2,80

Perkotaan + Perdesaan
Maret 2020 335 793 118 859 454 652
September 2020 339 004 119 943 458 947
Maret 2021 349 474 123 051 472 525
Perubahan Mar’20–Mar’21(%) 4,07 3,53 3,93
Perubahan Sep’20–Mar’21(%) 3,09 2,59 2,96

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2020, September 2020, dan Maret 2021

Garis Kemiskinan pada Maret 2021 sebesar Rp472.525,00 per kapita per bulan. Dibandingkan
September 2020, Garis Kemiskinan naik sebesar 2,96 persen. Sementara jika dibandingkan Maret
2020, terjadi kenaikan sebesar 3,93 persen.
Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat pada Tabel 4
bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan
makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2021 sebesar 73,96 persen.

4 Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021


Tabel 4
Daftar Komoditi yang Memberi Sumbangan Besar terhadap
Garis Kemiskinan beserta Kontribusinya (Persen), Maret 2021

Jenis Komoditi Perkotaan Jenis Komoditi Perdesaan


(1) (2) (3) (4)
Makanan: 72,22 Makanan: 76,47
Beras 20,03 Beras 24,06
Rokok kretek filter 11,90 Rokok kretek filter 11,24
Daging ayam ras 4,29 Telur ayam ras 3,52
Telur ayam ras 4,15 Gula pasir 2,75
Mie instan 2,46 Daging ayam ras 2,75
Kopi bubuk & kopi instan (sachet) 1,97 Cabe rawit 2,23
Gula pasir 1,95 Mie instan 2,20
Cabe rawit 1,77 Bawang merah 2,03
Bawang merah 1,69 Kopi bubuk & kopi instan (sachet) 1,89
Tempe 1,62 Roti 1,71
Kue basah 1,61 Kue basah 1,65
Roti 1,61 Tongkol/tuna/cakalang 1,55
lainnya 17,16 lainnya 18,90
Bukan Makanan: 27,78 Bukan Makanan: 23,53
Perumahan 8,92 Perumahan 7,94
Bensin 3,97 Bensin 3,39
Listrik 3,48 Listrik 1,87
Pendidikan 1,97 Pendidikan 1,25
Perlengkapan mandi 1,31 Perlengkapan mandi 1,17
Pakaian jadi perempuan dewasa 0,70 Sabun cuci 0,77
Perawatan kulit, muka, kuku, rambut 0,67 Pakaian jadi perempuan dewasa 0,69
lainnya 6,76 lainnya 6,44

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2021

Pada Maret 2021, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK,
baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi
sumbangan terbesar yakni sebesar 20,03 persen di perkotaan dan 24,06 persen di perdesaan.
Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (11,90 persen di
perkotaan dan 11,24 persen di perdesaan). Komoditi lainnya adalah daging ayam ras (4,29 persen
di perkotaan dan 2,75 persen di perdesaan), telur ayam ras (4,15 persen di perkotaan dan 3,52
persen di perdesaan), mie instan (2,46 persen di perkotaan dan 2,20 di perdesaan), kopi bubuk
& kopi instan (sachet) (1,97 persen di perkotaan dan 1,89 persen di perdesaan), gula pasir (1,95
persen di perkotaan dan 2,75 di perdesaan), cabe rawit (1,77 persen di perkotaan dan 2,23
persen di perdesaan), dan seterusnya. Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan
terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan,
perlengkapan mandi, dan pakaian jadi perempuan dewasa. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 4.

Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021 5


5. Garis Kemiskinan per Rumah Tangga Maret 2021
Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah
minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak
dikategorikan miskin. Secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga pada Maret 2021
adalah sebesar Rp2.121.637,00/bulan turun sebesar 4,29 persen dibanding kondisi September
2020 yang sebesar Rp2.216.714,00/bulan.
Tabel 5
Garis Kemiskinan per Kapita Rumah Tangga Miskin, September 2020–Maret 2021
Garis Kemiskinan Garis Kemiskinan Rumah
Rata-Rata Anggota
Tahun per Kapita (Rp/kapita/ Tangga Miskin (Rp/rumah
Rumah Tangga Miskin
bulan) tangga/ bulan)
(1) (2) (3) (4)
September 2020 458 947 4,83 2 216 714

Maret 2021 472 525 4,49 2 121 637


Perubahan
2,96 - 7,04 - 4,29
September 2020–Maret 2021 (%)
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2020 dan Maret 2021

6. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan Maret 2020–Maret


2021
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk
miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari
kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran
masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan
memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin.
Pada periode September 2020–Maret 2021, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada
Maret 2021 sebesar 1,71, turun dibandingkan September 2020 yang sebesar 1,75. Demikian
juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, pada periode yang sama mengalami penurunan dari
0,47 menjadi 0,42 (lihat Tabel 6).
Tabel 6
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Menurut Daerah di Indonesia, Maret 2020–Maret 2021
Tahun Perkotaan Perdesaan Total
(1) (2) (3) (4)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)


Maret 2020 1,13 2,21 1,61
September 2020 1,26 2,39 1,75
Maret 2021 1,29 2,27 1,71
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Maret 2020 0,25 0,55 0,38
September 2020 0,31 0,68 0,47
Maret 2021 0,31 0,57 0,42
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2020, September 2020, dan Maret 2021

6 Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021


Apabila dibandingkan berdasarkan daerah, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) perdesaan lebih tinggi daripada perkotaan. Pada Maret 2021,
nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan sebesar 1,29, sedangkan di perdesaan
jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 2,27. Demikian pula untuk nilai Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2) di perkotaan adalah sebesar 0,31, sedangkan di perdesaan lebih tinggi, yaitu mencapai 0,57.

7. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan


Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode September
2020–Maret 2021 antara lain adalah:
1. Pandemi Covid-19 yang berkelanjutan berdampak pada perubahan perilaku serta aktivitas
ekonomi penduduk sehingga mempengaruhi angka kemiskinan;
2. Ekonomi Indonesia triwulan I-2021 terhadap triwulan I-2020 mengalami kontraksi
pertumbuhan sebesar 0,74 persen (y-on-y);
3. Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2021 terkontraksi sebesar 2,23 persen
(y-on-y), menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang tumbuh sebesar 2,83
persen;
4. Selama periode September 2020–Maret 2021, angka inflasi umum tercatat sebesar 1,24
persen. Sementara itu, angka inflasi inti pada periode yang sama tercatat sebesar 0,37
persen;
5. Pada Februari 2021, persentase pekerja setengah penganggur sebesar 8,71 persen. Terjadi
penurunan sebesar 1,48 persen poin dibandingkan Agustus 2020 yang sebesar 10,19 persen,
namun angka ini meningkat jika dibandingkan Februari 2020 yang sebesar 6,34 persen;
6. Pada Februari 2021, sebanyak 78,14 juta orang (59,62 persen) bekerja pada kegiatan
informal, mengalami peningkatan dibanding Agustus 2020 yang sebesar 77,68 juta orang.

Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021 7


8. Penjelasan Teknis dan Sumber Data
1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan;
2. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan
secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan;
3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum
makanan yang disetarakan dengan 2.100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditas
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas (padi-padian, umbi-umbian,
ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak,
dll);
4. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditas kebutuhan dasar nonmakanan
diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan;
5. Garis Kemiskinan per rumah tangga dihitung dari garis kemiskinan per kapita dikalikan
dengan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin;
6. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan;
7. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2021 adalah
data Susenas bulan Maret 2021.

8 Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021


Tabel 7
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi
September 2020–Maret 2021
Jumlah Penduduk Miskin (ribu) Persentase Penduduk Miskin (%)

Provinsi Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total

Sep ’20 Mar’21 Sep ’20 Mar’21 Sep ’20 Mar’21 Sep ’20 Mar’21 Sep ’20 Mar’21 Sep ’20 Mar’21

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1. Aceh 184,89 190,43 649,02 643,81 833,91 834,24 10,31 10,46 17,96 17,78 15,43 15,33

2. Sumut 756,24 755,81 600,48 588,05 1 356,72 1 343,86 9,25 9,15 9,02 8,84 9,14 9,01

3. Sumbar 141,31 145,58 223,47 225,09 364,79 370,67 5,22 5,30 7,83 7,91 6,56 6,63

4. Riau 178,46 183,75 312,76 317,06 491,22 500,81 6,39 6,52 7,47 7,51 7,04 7,12

5. Jambi 132,60 137,24 155,50 156,61 288,10 293,86 11,22 11,52 6,40 6,42 7,97 8,09

6. Sumsel 404,43 402,25 715,22 711,51 1 119,65 1 113,76 12,52 12,36 13,25 13,12 12,98 12,84

7. Bengkulu 99,40 100,46 206,60 205,54 306,00 306,00 15,06 15,10 15,42 15,28 15,30 15,22

8. Lampung 259,28 254,60 831,86 829,33 1 091,14 1 083,93 9,59 9,29 14,22 14,18 12,76 12,62

9. Kep Babel 28,38 29,84 43,67 42,87 72,05 72,71 3,43 3,57 6,75 6,63 4,89 4,90

10. Kep Riau 121,82 124,90 20,79 19,57 142,61 144,46 5,69 5,72 11,25 11,10 6,13 6,12

11. DKI Jakarta 496,84 501,92 – – 496,84 501,92 4,69 4,72 – – 4,69 4,72

12. Jawa Barat 3 004,95 3 051,05 1 183,57 1 144,29 4 188,52 4 195,34 7,79 7,82 10,64 10,46 8,43 8,40

13. Jawa Tengah 1 890,49 1 908,33 2 229,44 2 201,43 4 119,93 4 109,75 10,57 10,58 13,20 13,07 11,84 11,79

14. DI Yogyakarta 353,21 358,66 149,93 147,80 503,14 506,45 12,17 12,23 14,57 14,44 12,80 12,80

15. Jawa Timur 1 820,13 1 840,21 2 765,84 2 732,51 4 585,97 4 572,73 8,37 8,38 15,16 15,05 11,46 11,40

16. Banten 540,15 552,96 317,49 314,27 857,64 867,23 5,85 5,93 8,57 8,49 6,63 6,66

17. Bali 125,48 129,58 71,44 72,39 196,92 201,97 4,04 4,12 5,40 5,52 4,45 4,53

18. NTB 389,60 391,89 356,44 354,77 746,04 746,66 15,05 14,92 13,42 13,37 14,23 14,14

19. NTT 118,88 118,76 1 054,65 1 050,55 1 173,53 1 169,31 8,76 8,60 25,26 25,08 21,21 20,99

20. Kalbar 89,11 86,90 281,61 280,99 370,71 367,89 4,86 4,68 8,57 8,54 7,24 7,15

21. Kalteng 54,34 54,46 87,45 85,58 141,78 140,04 4,92 4,86 5,50 5,38 5,26 5,16

22. Kalsel 78,84 81,12 128,08 126,99 206,92 208,11 3,83 3,89 5,76 5,71 4,83 4,83

23. Kaltim 128,11 127,28 115,88 114,48 243,99 241,77 5,10 5,01 9,98 9,87 6,64 6,54

24. Kaltara 25,16 25,96 27,54 26,91 52,70 52,86 5,74 5,85 10,07 9,82 7,41 7,36

25. Sulut 71,66 73,17 124,19 123,17 195,85 196,35 5,31 5,36 10,64 10,61 7,78 7,77

26. Sulteng 87,43 88,31 316,31 316,14 403,74 404,44 9,21 9,15 14,76 14,73 13,06 13,00

27. Sulsel 195,08 191,50 605,16 593,48 800,24 784,98 4,92 4,77 12,25 12,05 8,99 8,78

28. Sultra 73,22 75,05 244,10 243,65 317,32 318,70 7,62 7,66 13,93 13,89 11,69 11,66

29. Gorontalo 21,55 22,09 163,76 164,19 185,31 186,29 4,18 4,23 24,32 24,47 15,59 15,61

30. Sulbar 28,13 27,82 130,91 129,37 159,05 157,19 9,98 9,82 11,89 11,67 11,50 11,29

31. Maluku 49,87 49,78 272,53 272,03 322,40 321,81 6,36 6,29 27,06 26,96 17,99 17,87

32. Maluku Utara 18,00 18,54 69,52 68,62 87,52 87,16 5,03 5,13 7,74 7,59 6,97 6,89

33. Papua Barat 26,75 28,01 188,47 191,06 215,22 219,07 6,31 6,50 33,20 33,40 21,70 21,84

34. Papua 44,73 48,36 867,50 872,08 912,23 920,44 4,59 4,91 35,69 35,71 26,80 26,86

Indonesia 12 038,50 12 176,58 15 511,19 15 366,19 27 549,69 27 542,77 7,88 7,89 13,20 13,10 10,19 10,14

Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021 9


Tabel 8
Garis Kemiskinan per Kapita Menurut Provinsi dan Daerah
September 2020–Maret 2021
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Provinsi Perkotaan Perdesaan Total
Sep’20 Mar’21 Sep’20 Mar’21 Sep’20 Mar’21
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Aceh 543 685 565 776 514 663 529 035 524 208 541 109

2. Sumatera Utara 520 529 543 085 486 642 504 685 505 236 525 756

3. Sumatera Barat 565 531 580 937 529 673 556 181 547 240 568 703

4. Riau 572 856 595 270 528 735 546 807 546 090 565 937

5. Jambi 552 498 583 748 454 754 470 758 485 920 506 355

6. Sumatera Selatan 470 800 485 439 424 369 441 415 441 259 457 455

7. Bengkulu 576 921 604 269 509 487 524 492 530 382 548 934

8. Lampung 504 330 516 003 437 107 451 211 457 495 471 439

9. Kepulauan Bangka Belitung 716 460 737 934 736 850 768 414 727 114 752 203

10. Kepulauan Riau 619 461 644 601 597 899 614 746 617 532 642 425

11. DKI Jakarta 683 339 697 638 – – 683 339 697 638

12. Jawa Barat 416 699 428 832 411 342 421 757 415 682 427 402

13. Jawa Tengah 404 451 416 825 392 216 401 139 398 477 409 193

14. DI Yogyakarta 488 461 507 007 404 035 414 240 465 428 482 855

15. Jawa Timur 428 593 441 709 406 206 414 429 418 228 429 133

16. Banten 532 096 549 111 474 487 485 525 515 110 530 363

17. Bali 451 634 467 189 407 316 417 722 438 167 452 221

18. Nusa Tenggara Barat 419 924 434 451 396 500 412 646 408 005 423 505

19. Nusa Tenggara Timur 496 191 508 584 377 246 385 970 404 712 415 116

20. Kalimantan Barat 504 445 513 341 458 524 467 362 474 259 483 454

21. Kalimantan Tengah 478 873 494 153 498 959 514 743 492 619 506 982

22. Kalimantan Selatan 508 852 527 240 495 715 510 372 503 686 519 150

23. Kalimantan Timur 675 399 695 824 656 069 673 636 669 622 689 035

24. Kalimantan Utara 723 478 739 267 649 761 665 963 694 964 710 994

25. Sulawesi Utara 402 502 416 158 392 818 404 635 398 026 410 805

26. Sulawesi Tengah 492 758 506 383 478 687 492 234 483 662 496 872

27. Sulawesi Selatan 375 463 389 804 350 791 358 330 362 031 372 491

28. Sulawesi Tenggara 383 839 394 183 360 123 369 824 368 529 378 589

29. Gorontalo 375 740 389 959 373 911 388 609 374 843 389 827

30. Sulawesi Barat 356 967 368 899 352 269 363 308 352 874 364 251

31. Maluku 584 061 596 564 566 497 580 646 573 685 587 730

32. Maluku Utara 494 703 516 450 459 580 478 452 469 596 489 375

33. Papua Barat 635 539 654 878 602 290 613 644 616 387 631 418

34. Papua 622 346 634 703 562 412 573 510 580 463 591 959

Indonesia 475 477 489 848 437 902 450 185 458 947 472 525

10 Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021


Tabel 9
Garis Kemiskinan per Rumah Tangga Miskin Menurut Provinsi dan Daerah
September 2020–Maret 2021
September 2020 Maret 2021

Provinsi Rata-Rata GK Rata-Rata


GK GK GK
Jumlah ART Per RT Jumlah ART
Per Kapita Per Kapita Per RT Miskin
pada RT Miskin Miskin pada RT Miskin
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Aceh 524 208 5,08 2 662 977 541 109 4,72 2 554 034

2. Sumatera Utara 505 236 5,70 2 879 845 525 756 5,34 2 807 537

3. Sumatera Barat 547 240 5,20 2 845 648 568 703 4,93 2 803 706

4. Riau 546 090 5,17 2 823 285 565 937 5,19 2 937 213

5. Jambi 485 920 5,00 2 429 600 506 355 4,57 2 314 042

6. Sumatera Selatan 441 259 4,82 2 126 868 457 455 4,76 2 177 486

7. Bengkulu 530 382 4,65 2 466 276 548 934 4,36 2 393 352

8. Lampung 457 495 4,52 2 067 877 471 439 4,36 2 055 474

9. Kepulauan Bangka Belitung 727 114 5,51 4 006 398 752 203 4,56 3 430 046

10. Kepulauan Riau 617 532 5,00 3 087 660 642 425 4,91 3 154 307

11. DKI Jakarta 683 339 5,70 3 895 032 697 638 4,59 3 202 158

12. Jawa Barat 415 682 4,96 2 061 783 427 402 4,17 1 782 266

13. Jawa Tengah 398 477 4,57 1 821 040 409 193 4,15 1 698 151

14. DI Yogyakarta 465 428 4,53 2 108 389 482 855 4,13 1 994 191

15. Jawa Timur 418 228 4,30 1 798 380 429 133 4,03 1 729 406

16. Banten 515 110 4,87 2 508 586 530 363 4,98 2 641 208

17. Bali 438 167 4,56 1 998 042 452 221 4,74 2 143 528

18. Nusa Tenggara Barat 408 005 4,37 1 782 982 423 505 4,07 1 723 665

19. Nusa Tenggara Timur 404 712 5,62 2 274 481 415 116 5,54 2 299 743

20. Kalimantan Barat 474 259 5,47 2 594 197 483 454 4,88 2 359 256

21. Kalimantan Tengah 492 619 5,26 2 591 176 506 982 4,74 2 403 095

22. Kalimantan Selatan 503 686 4,62 2 327 029 519 150 4,67 2 424 431

23. Kalimantan Timur 669 622 5,67 3 796 757 689 035 5,04 3 472 736

24. Kalimantan Utara 694 964 5,19 3 606 863 710 994 6,01 4 273 074

25. Sulawesi Utara 398 026 5,54 2 205 064 410 805 5,20 2 136 186

26. Sulawesi Tengah 483 662 5,25 2 539 226 496 872 5,22 2 593 672

27. Sulawesi Selatan 362 031 4,89 1 770 332 372 491 4,94 1 840 106

28. Sulawesi Tenggara 368 529 5,14 1 894 239 378 589 5,18 1 961 091

29. Gorontalo 374 843 5,49 2 057 888 389 827 5,06 1 972 525

30. Sulawesi Barat 352 874 5,45 1 923 163 364 251 5,16 1 879 535

31. Maluku 573 685 5,88 3 373 268 587 730 6,32 3 714 454

32. Maluku Utara 469 596 6,20 2 911 495 489 375 6,03 2 950 931

33. Papua Barat 616 387 6,36 3 920 221 631 418 5,53 3 491 742

34. Papua 580 463 4,91 2 850 073 591 959 4,97 2 942 036

Indonesia 458 947 4,83 2 216 714 472 525 4,49 2 121 637

Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021 11


Diterbitkan oleh:

Badan Pusat Statistik Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh


Jl. dr. Sutomo No. 6–8
Jakarta-Indonesia 10710 Undang-Undang, hak cipta melekat pada
Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan,
Harmawanti Marhaeni M.Sc. mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau
Direktur Statistik Ketahanan Sosial menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini
Telepon: 3506670, Pesawat 4300 untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan
E-mail: harmawanti@bps.go.id
Website : www.bps.go.id Pusat Statistik.

12 Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai