HALUSINASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Praktik Klinik
Keperawatan Jiwa
Oleh:
SITI NURAENI
191FK01124
TINGKAT 3B
I. Kasus Utama
Pengertian
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera
tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem
penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik
(Hawari, Dadang. 2001).
a) Faktor Perkembangan
Adanya stress yang berlebihan yang di alami oleh seseorang maka didalam
tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik
neurokimia buffofenom dan dimetytranfenase sehingga terjadi
keseimbangan acetrycolin & Dofamine.
d) Faktor Psikologis
Tipe kepribadian yang lemah dan tidak bertanggung jawab akan mudah
terjerumus pada penyalah gunaan zat adiktif, klien lebih memilih
kesenangan sesaat & lari dari alam nyata menuju alam khayal.
e) Faktor Genetik dan Pola Asuh
2. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart, yang termasuk faktor – faktor penyebab dari halusinasi adalah
sebagai berikut :
a) Biologis
3. Jenis-Jenis Halusinasi
Menurut Stuart 2007 jenis halusinasi terdiri dari:
1) Halusinasi pendengaran
Yaitu klien mendengar suara atau bunyi yang tidak ada
hubungannya dengan stimulus yang nyata / lingkungan dengan
kata lain orang yang berada disekitar klien tidak mendengar suara
/ bunyi yang didengar klien.
2) Halusinasi penglihatan
Yaitu klien melihat gambaran yang jelas atau samar tanpa adanya
stimulus yang nyata dari lingkungan, stimulus dalam bentuk
kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun, bayangan yang
rumit atau kompleks.
3) Halusinasi penciuman
Yaitu klien mencium sesuatu yang bau yang muncul dari sumber
tertentu tanpa stimulus yang nyata.
4) Halusinasi pengecapan
5) Halusinasi perabaan
Merasakan fungsi tubuh, seperti darah mengalir melalui vena dan arteri,
makanan dicerna atau pemebentukan urine, perasaan tubuhnya melayang
diatas permukaan bumi. Perilaku yang muncul adalah klien terlihat
menatap tubuhnya sendiri dan terlihat seperti merasakan sesuatu yang aneh
tentang tubuhnya.
Menurut Kusumawati dan Hartono (2010), tahapan halusinasi terdiri dari 4 fase
yaitu:
1. Fase I (Comforting)
Comforting disebut juga fase menyenangkan, pada tahapan ini masuk dalam
golongan nonpsikotik. Karakteristik dari fase ini klien mengalami stress, cemas,
perasaan perpisahan, perasaan rasa bersalah, kesepian yang memuncak, dan
tidak dapat di selesaikan. pada fase ini klien berperilaku tersenyum atau tertawa
yang tidak sesuai, menggerakan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat,
respon verbal yang lambat jika sedang asik dengan hausinasinya dan suka
menyendiri.
2. Fase II (Conndeming)
Conquering disebut juga fase panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya
termasuk dalam psikorik berat. Karakteristik yang muncul pada klien meliputi
halusinasi berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien.
Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang control dan tidak dapat berhubungan
secara nyata dengan orang lain dan lingkungan.
4. Penatalaksanaan
2. Terapi somatis adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan gangguan jiwa
dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku adaptif
dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi fisik pasien. Walaupun
yang diberi perlakuan adalah fisik klien, tetapi target terapi adalah perilaku
pasien.
Jenis terapi somatis adalah meliputi pengikatan, ECT, isolasi dan fototerapi.
a) Pengikatan adalah terapi menggunakan alat mekanik atau manual untuk
membatasi moilitas fisik klien yang bertujuan untuk melindungi cedera
fisik pada klien sendiri atau orang lain.
b) Terapi kejang listrik / Elektromedik terapi adalah bentuk terapi kepada
pasien dengan menimbulkan kejang (grandmal) dengan mengalirkan arus
listrik kekuatan rendah (2-3 joule) melalui elektrode yang ditempelkan
beberapa detik pada pelipis kiri/kanan (lobus frontalis) klien.
d) Terapi deprivasi tidur adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan
mengurangi jumlah jam tidur klien sebanyak 3,5 jam. cocok diberikan pada
klien dengan depresi.
a. Pohon Masalah
1. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan sensori
perseptual : halusinasi
2. Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri.
IV. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Halusinasi Pasien mampu : Setelah 3x pertemuan, Sp 1 Pasien tidak mengetahui apa yang
pasien dapat menyebutkan :
Mengenali Bantu pasien mengenal didalamnya saat ini, jadi perawat
halusinasi yang Isi, waktu frekuensi, halusinasi (isi, waktu, frekuensi, membantu pasien mengenalkan
dialaminya situasi pencetus, situasi pencetus, perasaan saat tentang apa yang sedang ia alami
Mengontrol perasaan terjadi halusinasi) sehingga pasien mengerti dengan
halusinasinya Mampu Latih mengontrol halusinasi keadaannya. Cara yang diajarkan
Mengikuti memperagakan cara dengan cara menghardik : perawat ialah dengan menghardik
program dalam mengontrol Jelaskan cara menghardik suara- suara itu cepat hilang.
Maramis, W.E. 2004. Ilmu Keperawatan Jiwa. Surabaya : Airlangga Stuart dan
Sundeen, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC Keliat, Budi Anna,
1999. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC Towsend
M.C, 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri Edisi
3, Jakarta : EGC
Hawari, Dadang, 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Skizoprenia,
Jakarta : FKUI
Stuart dan Landia. 2001. Principle and Practicew Of Psychiatric Nursing Edisi 6.
St. Louis Mosby Year Book
Hamid, Achir Yani, 2000. Buku Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa 1.
Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Depkes RI