7. Resiko Pelayan
Melayani dalam pekerjaan Tuhan bukan suatu aktifitas atau tanggung jawab tanpa resiko. Sekiranya
ada beberapa hal perlu disadari:
a. Pengorbanan
Seorang pelayan Tuhan harus siap berkorban untuk apa saja yang Tuhan inginkan sebagai harga
yang harus dibayar. Barangkali Tuhan menuntut kita berkorban waktu, uang, perasaan, dan lain-
lain.
b. Kesepian
Sebagai kelompok minoritas di dunia yang penuh dengan dosa, kita dituntut untuk menyatakan jati
diri iman kristiani. Ada kalanya sikap dan cara hidup kita dianggap aneh dan terlalu sok suci,
sehingga orang menghindari kita. Saat itulah baru kita merasa sepi dan berat dalam menjalankan
tugas pelayanan. Situasi seperti ini pun sudah harus diperhitungkan kalau mau menjadi pelayan
Tuhan yang baik. Contoh yang baik adalah Ayub, dia kesepian dan sendiri saat semua milik dan
sekitarnya habis; hanya Tuhan saja yang memberikan penghiburan khusus kepadanya.
c. Kelelahan
Banyak pelayan Tuhan cepat bosan, lelah, jenuh, dan frustasi; karena mereka melayani dengan cara
kedagingan dan bukan dengan cara Kristus. Semua itu bisa timbul karena pikiran kita selalu
berkata: Saya melayani gereja atau organisasi dan bukan Tuhan Yesus sendiri. Jelas seperti ini
akan mudah lelah, letih, dan bosan.
d. Kritikan
Ingat, yang kita layani bukan barang, bukan sesuatu, melainkan seseorang, tetapi satu pribadi yang
utuh dan dikasihi Tuhan. Seringkali ada kesalahpahaman menilai maksud dan pikiran kita, sehingga
mereka protes, mengkritik dan senantiasa menyoroti sisi negatif pekerjaan kita. Bahkan semakin
tinggi posisi kita semakin tinggi resiko kritik yang datang, tapi inilah harga penyerahan diri kita
kepada Allah, seperti Kristus yang dalam melayani manusia disalah-mengerti oleh banyak orang,
bahkan difitnah.
e. Penolakan
Tidak semua orang senang dengan pelayanan kita, mereka bisa menolak kehadiran kita oleh sebab-
sebab tertentu. Dalam hal ini kita harus berhat-hati; kalau kita bersalah, segera perbaiki, tapi kalau
kita ditolak karena Injil, bersyukurlah (1 Petrus 2:18-21).