2: 97-104
Available online: https://journal.uhamka.ac.id/index.php/argipa
p-ISSN 2502-2938; e-ISSN 2579-888X
ABSTRAK
Penelitian pembuatan produk makanan yang tinggi β-karoten seperti biskuit
dan mi yang telah dilakukan adalah menggunakan minyak sawit kasar dan minyak
sawit merah. Pemanfaatan β-karoten dalam bentuk sari kelapa sawit dan dijadikan
modifikasi resep pada pembuatan cookies belum dilakukan. Tujuan penelitian ini
adalah menghasilkan cookies tinggi pro-vitamin A (β-karoten) dengan memanfaatkan
sari kelapa sawit. Perbandingan margarin dan sari kelapa sawit pada pembuatan
cookies yaitu, 1:0 (F0), 1:1 (F1), 1:3 (F2), dan 0:1 (F3). Penentuan cookies sari kelapa
sawit terbaik menggunakan uji hedonik dengan panelis semi terlatih. Analisis data
menggunakan uji ANOVA, bila p-value < 0,05 dilanjutkan dengan uji Duncan.
Penerimaan balita terhadap produk cookies sari kelapa sawit terbaik dibandingkan
dengan cookies kontrol dianalisis dengan uji Friedman Test. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penambahan air dalam pembuatan sari kelapa sawit terbaik
yaitu 100 ml/500 gram buah kelapa sawit. Hasil uji ragam penambahan sari kelapa
sawit dapat memberikan penilaian mutu hedonik tertinggi terhadap warna dan
tekstur cookies, namun tidak untuk rasa dan aroma cookies. Hasil uji ragam untuk uji
hedonik memberikan penilaian yang tertinggi pada kesukaan terhadap warna,
aroma, rasa, dan tekstur cookies. Formula terbaik adalah cookies formula F1 (1:1) yang
memiliki nilai rata-rata uji hedonik tertinggi yaitu 3,8. Cookies sari kelapa sawit
terbaik dengan takaran saji 30 gram memiliki kandungan energi 152 kkal, lemak 8,16
gram, protein 1,84 gram, karbohidrat 18 gram, dan β-Karoten 4020 μg per takaran saji.
Cookies yang dihasilkan dapat diklaim sebagai cookies tinggi β-Karoten.
ABSTRACT
Beta-carotene in the recipes modification such as biscuits and noodles usually use
grainy palm oil and red palm oil. The utilization of beta-carotene in the form of palm extract
to modify the recipes of making cookies has not been done. This study aimed to produce high
provitamin A (β-carotene) cookies using palm juice. The treatment of research was the
comparison of margarine and palm juice in the cookies: F0 (1:0), F1 (1:1) F2 (1:3) F3 (0:1).
The determination of the best palm juice cookies was by using hedonic test with semi-trained
panelists. Data analysis used the ANOVA test, if the p-value was <0.05 the test was
97
continued by Duncan test. The children acceptance to the best palm juice cookies compared to
control cookies were analyzed by Friedman test. The result of this research the addition of
water in making the best palm juice showed 100 ml / 500 grams of palm fruit. ANOVA test
results the addition of palm juice was significantly affected on the quality of the color and
texture of cookies. At the same time, there was no significant effect on the quality of taste and
aroma of cookies. The results of ANOVA test to hedonic test was the addition of palm juice
gave a significant effect on the acceptance of color, aroma, taste, and texture of cookies. The
best formula was cookies with formula 1 (1:1) which had a high average of 3,8 on hedonic test.
The best palm juice cookies with 30 grams of serving size contain 152 kcal energy, 8,16 grams
fats, 1,84 grams protein, 18 grams carbohydrates, and 4020 μg β-carotene per serving. The
cookies can be claimed as high β-carotene cookies.
98
lipatnya (30%) dapat diklaim sebagai bahan yang biasa digunakan dalam
tinggi vitamin A (BPOM, 2016). membuat cookies. Tujuan penelitian
Pemanfaatan minyak sawit ini untuk menghasilkan cookies tinggi
merah pada produk pangan telah pro vitamin A (β-karoten) dengan
dilakukan oleh beberapa peneliti. memanfaatkan sari kelapa sawit serta
Oleh sebab itu, dalam penelitian ini daya terima cookies oleh anak balita
dicoba menggunakan sari kelapa sebagai konsumen target.
sawit pada pembuatan cookies. Sari
kelapa sawit dibuat dengan METODE
memblansir daging buah kelapa sawit
Bahan yang digunakan dalam
(mesocarp) dengan air tanpa bagian
pembuatan cookies sari kelapa sawit
kernel (inti), diremas, dan disaring,
adalah sari kelapa sawit yang berasal
sehingga diperoleh bentuk
dari buah kelapa sawit jenis Tenera,
menyerupai pasta. Kandungan β-
tepung terigu, kuning telur, gula
karoten sari kelapa sawit sebesar
halus, susu bubuk skim, margarin,
123,5 ppm (12,35 mg/100gram), lebih
garam, vanili. Pada tahap awal
rendah dibandingkan minyak sawit
dilakukan pembuatan sari kelapa
merah (500-1000 ppm). Walaupun
sawit dengan pemilihan buah kelapa
kandungan β-karoten lebih rendah,
sawit yang matang berwarna oranye
namun proses pembuatannya lebih
kemerah-merahan. Buah kelapa sawit
mudah dan tanpa penambahan bahan
diblansir pada suhu 75 – 95 oC selama
kimia.
10 menit, lalu dihancurkan dengan
Cookies merupakan salah satu
diremas menggunakan tangan,
jenis biskuit yang dibuat dari adonan
dipisahkan antara daging buah dan
lunak, berkadar lemak tinggi, relatif
biji buah kelapa sawit, ditambahkan
renyah jika dipatahkan dan
air sebanyak 100 ml per 500 gram
penampang potongannya bertekstur
buah kelapa sawit, dan diremas
padat (SNI, 1992). Cookies yang
kembali sampai sari kelapa sawit
dibuat dengan substitusi sari kelapa
berwarna oranye keluar kemudian
sawit diharapkan dapat
disaring. Formulasi substitusi sari
meningkatkan kandungan β-karoten.
kelapa sawit terhadap margarin
Selain itu, pemanfaatan sari kelapa
dilakukan dengan tiga taraf.
sawit sebagai substitusi dalam
Formulasi cookies yang pertama
pembuatan cookies memiliki peran
merupakan variabel kontrol terhadap
penting sebagai pengganti lemak,
tiga taraf lainnya yaitu F1 (1:1), F2
seperti margarin yang merupakan
99
(1:3), F3 (0:1). Penelitian dilaksanakan HASIL
selama lima bulan terhitung mulai
Berdasarkan analisis statistik
bulan April hingga Juli tahun 2016.
terhadap uji mutu hedonik dan uji
Pembuatan cookies substitusi sari
hedonik, didapatkan produk yang
kelapa sawit dan uji organoleptik
memiliki nilai paling tinggi atau nilai
dilakukan di Laboratorium Gizi,
yang mendekati formula kontrol.
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan,
Untuk mendapatkan kesimpulan
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
mengenai produk yang unggul
HAMKA. Uji proksimat, energi, dan
berdasarkan penilaian warna, aroma,
kadar pro-vitamin A (β-karoten)
rasa, dan tekstur, maka dilakukan
dilakukan di Laboratorium Balai
perhitungan skor total yang
Besar Industri Agro, Bogor. Untuk
kemudian diambil rata-ratanya.
menentukan cookies yang terbaik dari
Cookies yang memiliki nilai
ketiga formula di atas, dilakukan uji
paling tinggi berdasarkan nilai mutu
organoleptik (hedonik dan mutu
dan daya terima panelis adalah cookies
hedonik) menggunakan panelis semi
dengan formula perbandingan
terlatih berjumlah 30 orang
margarin dan sari kelapa sawit 1:1
mahasiswa. Selanjutnya dilakukan uji
(F1). Hasil uji sidik ragam
daya terima terhadap cookies terbaik
penambahan sari kelapa sawit pada
menggunakan 30 balita sebagai
cookies dapat memberikan pengaruh
konsumen target di PAUD
yang nyata terhadap mutu warna dan
BISMILLAH Yayasan Santaru Aulia,
terkstur cookies (p<0,05) namun tidak
Desa Srijaya Makmur, Kecamatan
memberikan pengaruh yang nyata
Nibung, Kabupaten Musi Rawas
terhadap mutu rasa dan aroma cookies
Utara, Sumatera Selatan. Data yang
(p>0,05). Hasil uji sidik ragam untuk
diperoleh dianalisis secara statistik
uji hedonik (kesukaan) penambahan
dengan ANOVA dan dilanjutkan
sari kelapa sawit memberikan
dengan uji Duncan’s Multiple Test
pengaruh yang nyata terhadap
dengan tingkat signifikansi 95%.
kesukaan warna, aroma, rasa, dan
Penerimaan balita terhadap produk
tekstur cookies (p<0,05).
cookies sari kelapa sawit terbaik
dibandingkan dengan cookies kontrol
dianalisis dengan uji Friedman Test.
100
Tabel 1.
Nilai rata-rata mutu dan kesukaan setiap formula
F 1:0 F 1:1 F 1:3 F 0:1
Parameter
Mutu1) Kesukaan2) Mutu1) Kesukaan2) Mutu1) Kesukaan2) Mutu1) Kesukaan2)
Warna 1,97 2,97 4,20 3,57 4,07 3,37 4,57 2,67
Aroma 3,60 3,57 3,77 3,87 3,77 3,34 3,23 3,13
Rasa 4,43 3,97 4,30 3,93 4,47 3,47 4,00 2,90
Tekstur 4,37 4,10 3,60 3,77 3,03 3,10 2,40 2,27
Rata-rata 3,59 3,65 3,96 3,78 3,83 3,32 3,55 2,74
Keterangan :
1)Warna (5=kuning pekat, 4=kuning, 3=agak kuning, 2=pucat, 1=sangat pucat); Aroma (5=sangat harum,
4=harum, 3=agak harum, 2=tidak harum, 1=sangat tidak harum); Rasa (5=manis, 4=agak manis, 3=tidak
manis, 2=sangat tidak manis, 1=amat sangat tidak manis); Tekstur (5=sangat renyah, 4=renyah, 3=agak
renyah, 2=tidak renyah, 1=sangat tidak renyah).
2)5=sangat suka, 4=suka, 3=netral, 2=tidak suka, 1=sangat tidak suka
101
beberapa tahap, yaitu pencampuran dalam kategori rendah karena tidak
bahan penyusun (tepung terigu, memenuhi syarat mutu menurut SNI
margarin, sari kelapa sawit, gula cookies, yaitu minimum 70% dalam
halus, susu skim bubuk, kuning telur, 100 gram. Perhitungan kadar
dan vanili), pencetakan adonan, dan karbohidrat menggunakan metode by
pemanggangan dengan oven. difference sehingga kadarnya
Kadar air pada cookies sari dipengaruhi oleh keberadaan kadar
kelapa sawit dipengaruhi oleh suhu gizi lainnya, seperti abu, air, lemak,
dan waktu pemanggangan. Setelah dan protein. Selain itu perlu adanya
proses pemanggangan, kadar air perubahan komposisi formula dengan
cookies sebesar 5,59% atau lebih dari menambahkan penggunaan tepung-
5%. Kadar abu merupakan campuran tepungan ataupun bahan makanan
dari komponen organik, air dan lain yang kaya karbohidrat, agar
unsur mineral (zat anorganik). Kadar dapat meningkatkan kadar
abu pada cookies sari kelapa sawit karbohidrat cookies sari kelapa sawit.
sebesar 1,12%. Kadar tersebut sesuai Kadar protein pada cookies sari kelapa
dengan jumlah mutu cookies menurut sawit berjumlah 6,14%. Nilai kadar
SNI. Kadar energi pada cookies sari protein tersebut telah memenuhi
kelapa sawit sebesar 508 kkal. syarat mutu menurut SNI cookies,
Komponen zat gizi yang memberikan yaitu mengandung protein minimum
nilai energi terbesar adalah lemak dan 5% dalam 100 gram. Protein cookies
protein. Nilai tersebut telah sari kelapa sawit berasal dari telur,
memenuhi syarat mutu menurut SNI susu, dan tepung terigu. Kandungan
cookies, yaitu 400 kkal. protein cookies sari kelapa sawit telah
Kadar lemak pada cookies sari sesuai dengan syarat mutu cookies.
kelapa sawit sebesar 27,2%. Nilai Melihat hal tersebut maka cookies sari
kadar lemak tersebut telah memenuhi kelapa sawit baik dijadikan sebagai
syarat mutu menurut SNI cookies, cemilan anak balita.
yaitu mengandung lemak minimum Kadar β-Karoten cookies sari
9,5% dalam 100 gram. Lemak pada kelapa sawit sebesar 13,4 mg per 100
cookies sari kelapa sawit berasal dari gram atau dikonversikan menjadi
margarin, telur, susu skim bubuk dan vitamin A yaitu sebesar 2233 μg
sari kelapa sawit. RE/100 gram. Berdasarkan Angka
Kadar karbohidrat pada cookies Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2014,
sari kelapa sawit sebesar 60%. Nilai kebutuhan vitamin A anak usia 1-5
kadar karbohidrat tersebut termasuk tahun sebesar 400-450 μg RE, atau
102
sama dengan 2400-2700 μg β–karoten. hedonik tertinggi yaitu 3,8. Sebanyak
Klaim suatu produk makanan 83,3% balita dari total 30 balita
dikatakan sebagai tinggi vitamin dan menyukai cookies tersebut. Produk
mineral (β-karoten) adalah kandungan cookies sari kelapa sawit ini dapat
β-Karoten tidak kurang dari 30% ALG dikatakan sebagai pangan tinggi pro-
per 100 gram. Sesuai dengan vitamin A karena kandungan vitamin
ketentuan klaim gizi, 30% ALG A di dalamnya memenuhi 30% AKG
vitamin A usia 1-5 tahun adalah 120- yang dianjurkan bahkan lebih.
135 μg RE, maka dapat disimpulkan
DAFTAR RUJUKAN
cookies sari kelapa sawit dapat
diklaim sebagai cookies tinggi β- Almatsier. (2009). Prinsip Dasar Ilmu
karoten. Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Cookies sari kelapa sawit dapat
dijadikan sebagai selingan yang BPOM. (2016, May 20). Peraturan Kepala
menyumbang kebutuhan vitamin A, Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia No.
membantu mencegah terjadinya KVA
13 tahun 2016 tentang pengawasan
dan dapat digunakan sebagai klaim pada label dan iklan pangan
makanan tambahan bagi balita. Berat olahan. August 13, 2016.
http://standarpangan.pom.go.i
cookies sari kelapa sawit per keping
d/dokumen/peraturan/2016/P
yaitu 10 gram sehingga dengan erKa_BPOM_No_13_Tahun_201
mengonsumsi 3-4 keping cookies 6_tentang_Klaim_pada_Label_d
untuk setiap satu kali selingan, energi an_Iklan_Pangan_Olahan.pdf
diperoleh sebesar 150 kkal dan β- Direktorat Jendral Bina Gizi dan
Karoten sebesar 4020 μg dari 3 keping Kesehatan Ibu dan Anak
cookies sari kelapa sawit seberat 30 Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. (2012, November 24).
gram. Cookies sari kelapa sawit sudah
Angka Kecukupan Gizi yang
dapat memenuhi 15% AKG vitamin A Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia.
anak usia 1-5 tahun dalam sehari. August 13, 2016.
http://jdih.pom.go.id/showpdf.
SIMPULAN php?u=uw9J6k6BKY26Ri9etLnF
C28Zg4KJjvWDFH%2Fu9bnhCT
Formula terbaik dari ketiga 4%3D
formula cookies dengan penambahan
Infodatin Kementrian Kesehatan RI.
sari kelapa sawit yaitu cookies dengan (2015). Situasi Kesehatan Anak
formula 1:1 dengan perbandingan 100 Balita di Indonesia. August 13,
gram margarin dan 100 gram sari 2016.
http://www.depkes.go.id/dow
kelapa sawit dengan nilai rata-rata uji nload.php?file=download/pusd
103
atin/infodatin/infodatin-anak- Direktorat Jenderal Bina Gizi
balita.pdf. dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Kapil, U. & Sachdev, HPS. (2013). Marliyati, SA., Hardinsyah, & Rucita,
Massive dose vitamin a N. (2010). Pemanfaatan RPO
programme in India-Need for a (Red Palm Oil) sebagai sumber
targeted approach. Indian J Med Provitamin A alami pada
Res, 138(3):411-417. produk mie instan untuk anak
balita. Jurnal Gizi dan Pangan,
[Kemenkes] Kementrian Kesehatan 5(1):31-38.
Republik Indonesia. (2014).
Angka Kecukupan Gizi yang [SNI] Standar Nasional Indonesia. 1992.
Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. Mutu dan Cara Uji Biskuit SNI 01-
Jakarta: Direktorat Bina Gizi, 2973-1992. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
104