Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI PANGAN

FERMENTASI SUSU SKIM DENGAN PENAMBAHAN


EKSTRAK POMACE ANGGUR

Oleh
Carolina Limanjaya 6103017017
Michelle Julienne S. 6103017038
Tesalonika Sevi 6103017056
Fransissco Y. 6103017068
Vito Aditya N. 6103017091

Felicia Ivana 6103017144

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
SURABAYA
2019

15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Susu merupakan cairan dari kelenjar susu (mammary gland) yang diproduksi
dengan tujuan penyediaan makanan bagi anaknya yang baru dilahirkan. Susu
memiliki zat-zat gizi yang sempurna, termasuk lemak. Umumnya susu
mempunyai kandungan lemak yang cukup tinggi yang jika dikonsumsi secara
berlebihan akan menyebabkan peningkatan berat badan. Oleh sebab itu, pada saat
ini banyak di produksi susu tanpa lemak (susu skim).
Susu skim adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil sebagian
atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua komponen gizi dalam susu yang
tidak dipisahkan, kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak.
Diversifikasi atau penganekaragaman produk susu digunakan sebagai
upaya dalam meningkatkan konsumsi gizi masyarakat terhadap daya tarik
keragaman produknya. Selain susu skim, terdapat juga susu fermentasi. Susu
fermentasi adalah susu yang berbentuk semi padat dari hasil fermentasi oleh
kultur Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus atau penggunaan
salah satu kultur saja.
Anggur merupakan komoditi yang memberikan nilai tambah. Artinya, bisa
dikonsumsi sebagai buah segar, jus anggur, minuman (wine), kismis dan lain-lain.
Anggur merupakan tanaman yang tumbuh memanjat, yang mempunyai
keistimewaan yaitu ranting-rantingnya dapat mengeluarkan buah yang lebat.
Anggur pomace dikenal karena kandungannya yang tinggi akan fenol.
Dalam produk susu yang difermentasi, polifenol dapat ditambahkan sebelum
proses fermentasi sebagai bagian dari campuran bahan yogurt atau setelah
fermentasi sebagai bagian dari praktik yang biasa diberikan zat rasa dan zat
warna. Oleh karena itu, kombinasi senyawa polifenolik dengan bakteri probiotik
dapat mewakili pilihan bio-teknologi inovatif untuk memperbesar pasar produk
susu fungsional.

15
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh penambahan ekstrak pomace terhadap pertumbuhan
bakteri Lactobacillus acidophilus LAC4 dan Streptococcus thermophilus
TA040 pada fermentasi susu skim?
2. Bagaimana pengaruh penambahan ekstrak pomace terhadap laju
pengasaman susu skim?
3. Bagaimana pengaruh penambahan ekstrak pomace terhadap kadar fenolik
susu skim fermentasi?

1.3. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh penambahan ekstrak pomace terhadap pertumbuhan
bakteri Lactobacillus acidophilus LAC4 dan Streptococcus thermophilus
TA040 pada fermentasi susu skim.
2. Mengetahui pengaruh penambahan ekstrak pomace terhadap laju
pengasaman susu skim.
3. Mengetahui pengaruh penambahan ekstrak pomace terhadap kadar fenolik
susu skim fermentasi.

15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PROBIOTIK
Probiotik adalah organisme hidup yang mampu memberikan efek yang
menguntungkan kesehatan bagi inangnya apabila dikonsumsi dalam jumlah
cukup. Mikroba yang digunakan sebagai prebiotik dapat diisolasi dari berbagai
sumber tergantung keperluannya. Mikroba yang digunakan sebagai prebiotik
memiliki beberapa syarat antara lain: tahan terhadap asam, dapat melekat pada sel
saluran pencernaan manusia, mampu memproduksi senyawa antimikroba,
mempunyai sifat antagonis terhadap bakteri patogen (Hidayat, 2018). Mikroba
prebiotik khususnya bakteri asam laktat juga dapat diisolasi dari susu dan produk
susu.
1. Streptococcous thermophillus
Streptococcus merupakan salah satu genus dari Bakteri Asam Laktat (BAL)
yang bersifat non-motil, gram positif, berbentuk bulat, oval dan membentuk rantai
pendek, panjang atau berpasangan, serta tidak membentuk spora.
2. Lactobacillus acidophilus
Genus Lactobacillus merupakan bakteri asalm laktat yang sering digunakan
sebagai probiotik pada manusia dan hewan. Lactobacillus merupakan bakteri
gram positif yang mempunyai bentuk batang dan memiliki karakter tergantung
spesies (obligat/kualitatif). Bakteri ini sering dimanfaatkan untuk membuat
produk olahan terfermentasi seperti yoghurt, keju, dan olahan susu terfermentasi
lainnya. Genus Lactobacillus mempunyai beberapa kelebihan yang berpotensi
untuk digunakan sebagai probiotik, diantaranya adalah mampu bertahan pada pH
rendah, tahan terhadap garam empedu, memproduksi antimikroba dan memiliki
kemampuan antagonis terhadap patogen. Komponen antimikroba yang disebut
bakteriosin misalnya asidolin, asidofilin, maupun laktosifin yang memiliki
spektrum luas untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif maupun
negatif.

15
2.2. SUSU SKIM
Susu merupakan cairan berwarna putih, hasil dari sekresi kelenjar susu hewan
mamalia yang umumnya dimanfaatkan adalah hasil dari sekresi kelenjar susu sapi
(Winarno, 1993 dalam Utami, 2009). Susu umum dimanfaatkan sebagai media
fermentasi, karena susu memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan mengandung
bahan makanan yang sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme. Namun
penggunaan susu sebagai media fermentasi tidak bersifat universal, karena susu
mengandung senyawa bakteriostatik yang tergolong ringan dan mudah
dihancurkan (Istika, 2012).
Susu skim merupakan bagian susu yang tertinggal setelah dilakukan
pengambilan krim. Kandungan pada susu skim sama seperti kandungan pada susu
biasa, kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut lemak, seperti vitamin A, D,
E dan K (Buckle, 1987 dalam Istika, 2012). Susu skim umumnya digunakan oleh
orang yang menginginkan kalori rendah dalam diet, karena susu skim hanya
mengandung 55% dari total kalori susu (Istika, 2012). Susu skim juga dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan keju rendah lemak dan yogurt.
Susu skim umumnya juga disebut sebagai susu tanpa lemak, karena sebagian
besar lemak yang terkandung dalam susu skim sudah dihilangkan melalui proses
pasteurisasi dan sterilisasi, ataupun diproses secara UHT. Kadar lemak dari susu
skim tidak lebih dari 1.25% dengan kadar protein tidak kurang dari 2.7%. Susu
skim dapat diperoleh dalam bentuk cair maupun bubuk. Susu skim bubuk
merupakan produk susu yang telahmelalui proses pengeringan menggunakan
spray dryer atau roller dryer, dengan kadar air tidak lebih dari 5%. Susu bubuk
memiliki umur simpan tidak lebih dari dua tahun (Utami, 2009).
Tabel 2.1. Komposisi Susu Bubuk Skim per 100 gram
Nutrisi Jumlah (%)
Kalori (Kal) 36
Air (g) 90,5
Protein (g) 3,5
Lemak (g) 0,1
Karbohidrat (g) 5,1
Kalsium (mg) 122
Fosfor (mg) 497
Sumber: Ulman, 1988 dalam Maria, 2007

15
Lanjutan Tabel 2.1. Komposisi Susu Bubuk Skim per 100 gram
Nutrisi Jumlah (%)
Vit A (SI) Sedikit
Vit B1 (mg) 0,04
Vit C (mg) 1
Sumber: Ulman, 1988 dalam Maria, 2007

2.3. POMACE ANGGUR


Anggur merupakan buah-buahan yang penting di berbagai negara. Anggur
umumnya disajikan di meja sebagai buah atau diproses menjadi kismis, tetapi
proporsi paling besar digunakan sebagai jus dan wine. Hasil samping dari sproses
pembuatan wine adalah pomace, yang terdiri dri kulit, biji, batang dan dihasilkan
20% dari buah yang digunakan. Menurut Chakraverty dkk. (2003), pomace
anggur dapat dimanfaatkan untuk pembuatan etanol. Pomace anggur mengandung
alkohol, asam, aldehid, ester, pektin polifenol, senyawa mineral dan gula (Ruberto
et al., 2008 dalam Nigam dan Pandey, 2009). Senyawa fenolik terbesar dalam
pomace anggur adalah antosianin, katekin, glikosida flavonol, asam fenolat dan
alkohol (Pinelo et al., 2006 dalam Nigam dan Pandey, 2009)

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. BAHAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Pinot Noir grape pomaces,
Freisa grape pomaces, Croatina grape pomaces, Barbera grape pomaces, non-fat
powder milk, eionized water, kultur Streptococcus thermophiles (kering beku),
kultur Lactobacillus acidophilus (kering beku), air pepton steril 0,1%, agar M17,
agar MRS (deMann Rogosa Sharpe) dan reagen Folin-Ciocalteu.

3.2. ALAT
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah freezer, oven, mixer grinder,
sealed containers, centrifuse, hermetically-closed agitated reactor, erlenmeyer
200 mL, ice bath, autoclave, pH meter, gelas propylene, stainless steel perforated
disk-rod, laminar flow hood, wadah anaerob dan pressure gauge.

3.3. CARA KERJA


1. Preparasi sampel
Pembekuan sample pada -
20°C
Penghalusan sample dengan mixer grinder

Penyimpanan sample dengan sealed container, serta terhindar dari


cahaya, panas, dan kelembapan

2. Ekstraksi polifenol

Penggantian O2 dengan N2 pada chamber untuk mengurangi


reaksi oksidasi

Penambahan air dengan perbandingan solid : liquid = 1:10


(liquid)

15
A

Ekstraksi polifenol dengan hermetically-closed agitated reactor selama 150


menit dengan suhu 150°C

Pemisahan supernatan dengan sentrifugasi 6000 gram selama 10 menit

Pengujian kadar fenol dengan reagen Folin-Ciocalteu

3. Preparasi susu skim

Persiapan susu skim dengan mencampurkan 10.4 gram non-fat


powder milk dengan 69.6 mL deionized water

Pemanasan susu skim selama 5 menit dengan suhu 90°C dengan


water bath

Pendinginan susu skim dengan ice bath serta penyimpanan pada


suhu 4°C selama 24 jam

Penambahan berbagai volume ekstrak (3.6 mL Pinot Noir, 3.0 mL


Freisa, 3.1 mL Barberadan 2.8 mL Croatina) hingga
konsentrasi fenol menjadi 80 mg/L

4. Penambahan kultur mikroba dan syarat pertumbuhan

Melarutkan 3.6 mg kultur Streptococcus thermophilus freeze-dried


dengan 50 mL susu skim yang sudah diautoklaf dengan total
padatan 10% (w/w)

Aktivasi pre-kultur dengan inkubasi selama


30 menit dengan suhu 42°C

Inokulasi 1 mL kultur yang sudahlarutdalam 80 mL susu skim di


dalam Erlenmeyer 200 mL

Melarutkan 14 mg kultur Lactobacillus acidophilus freeze-dried


dengan 50 mL susu skim

15
5. Proses fermentasi
Inkubasi sample susu skim dengan inkubasi dengan water bath
pada suhu 42°C hingga pH mencapai 4.5

Monitor pH setiap 15 menit dengan pH meter

Pengocokan sample sususkim dengan stainless steel perforated


disk-rod yang bergerak naik-turun selama 60 detik

6. Penghitungan parameter kinetik

Penghitungan kecepatan pengasaman (V max) dengan waktu


variasi pH dinyatakan sebagai 103 unit pH/menit

Selama masa inkubasi, parameter terkait dihitung t max (jam) sebagai V


max tercapai dan t saat pH 4,5 sebagai waktu yang diperlukan susu
fermentasi mencapai pH 4,5

Pembagian hasil fermentasi sebanyak 50 mL pada polypropylene cups

7. Penghitunganmikroba

Penhitungan strain mikroba dengan pour plate technique aerob untuk


Staphylococcus thermophiles dan anaerob untuk Lactobacillus
acidophilus

Penhitungan strain mikroba dengan pour plate technique inkubasi aerob


untuk Staphylococcus thermophiles dan inkubasi anaerob untuk
Lactobacillus acidophilus selama 48 jam dengan suhu 37°C

Pelarutan 1 mL sample dalam 9 mL air pepton 0,1 % steril di bawah


laminar flow hood

Penghitungan mikroba pada hari ke 1, 7, dan 28 setelah proses


fermentasi dengan media agar M17 yang telah ditambah laktosa
(2,5 % v/v)

15
8. Analisa statistik
Data hasil eksperimen sebagai nilai mean ± standar deviasi

Nilai mean konsentrasi dianalisa dengan uji ANOVA

Hasil uji ANOVA dibandingkan dengan uji Tukey’s post-hoc


dan mendapat hasil p < 0,05 (berbeda secara signifikan)

15
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. VIABILITAS (TOTAL MIKROBA)


Grape pomace adalah produk alami dari residu tetap setelah pengolahan
anggur yang kaya akan serat dan polifenol. Pulp, biji-bijian, kulit dan batang
anggur ini dapat menghasilkan pomace dalam jumlah besar. Pada penelitian dari
jurnal ini, terlihat bahwa efek dari polifenol dari grape pomace dapat
mempertahankan atau bahkan menigkatkan produksi bakteri asam laktat pada
fermentasi susu skim. Grape pomace yang digunakan diantaranya adalah Pinot
Noir, Barbera, Freisa, Croatina dan juga dilakukan perlakuan kontrol sebagai
pembanding. Masing-masing perlakuan diberi kode SMPN (Skim Milk Pinot
Noir), SMF (Skim Milk Freisa), SMC (Skim Milk Croatina), SMB (Skim Milk
Barbera), dan juga SM (Skim Milk) sebagai perlakuan kontrol yaitu tanpa
penambahan grape pomace. Pada waktu akhir fermentasi hari ke 28, jumlah
bakteri Streptococcus thermophilus TA040 (St) dalam kontrol (SM tanpa
suplemen fenolik) adalah 7,9 log CFU/mL, setara dengan pengurangan 9,2% dari
hari pertama, awal fermentasi. St memiliki konsentrasi tertinggi (8,9 log
CFU/mL) pada akhir fermentasi di SMPN dan, rata-rata, ada penurunan 5,6%
pertumbuhan St di SMPN, SMF dan SMC setelah penyimpanan 28 hari di 4°C. Di
sisi lain, viabilitas dengan SMB menurun sekitar 7,0%. Hasil ini menunjukkan
bahwa penambahan ekstrak grape pomace mendukung viabilitas St selama
penyimpanan (Dos Santos et al, 1997 dalam Azevedo et al., 2018). Dan juga
mengamati efek perlindungan yang sama dari aditif yang diturunkan dari ekstrak
grape pomace pada penyimpanan kultur probiotik. Ekstrak Pinot Noir
menyebabkan Lactobacillus acidophilus LAC4 (La) tumbuh tertinggi selama
periode penyimpanan (9,3 log CFU/mL dalam hari pertama (D1), 9,0 log
CFU/mL dalam hari ke 14 (D14) dan 8,9 log CFU/mL dalam hari ke 28 (D28). Di
SM, setelah 28 hari penyimpanan, La menurun 10,3% (mencapai 6,8 log
CFU/mL). Menurut Kurmann dan Rasic (1991) dalam Azevedo et al (2018),
probiotik dalam produk makanan harus setidaknya 6,0 log CFU/mL untuk

15
memberikan efek manfaat kesehatan kepada inang. Dalam semua sampel,
termasuk sampel kontrol, jumlah St dan La lebih tinggi daripada dosis yang
dianjurkan. Selain itu, pelepasan dalam PPB, SMF, SMB, dan SMC pada hari ke
28 adalah sekitar 4,1, 7,8, 9,1 dan 7,6%, menunjukkan efek perlindungan yang
mungkin dari ekstrak fenolik ini pada kelangsungan hidup BAL. Menambahkan
ekstrak grape pomace secara signifikan mengurangi waktu fermentasi. Hasil
penelitian ini menunjukkan peluang untuk pengembangan dan/atau peningkatan
pemrosesan dan produksi produk makanan susu fungsional menggunakan ekstrak
grape pomace karena terbukti bahwa ekstrak dari grape pomace dapat
mempertahannkan bahkan meningkatkan pertumbuhan dari bakteri asam laktat
(BAL) dalam hal ini yaitu St dan La.

4.2. KINETIKA PENGASAMAN


Kultur St dan La digunakan untuk memfermentasi susu skim dengan
penambahan ekstrak pomace dari banyak jenis anggur (Pinot Noir, Freisa, Croatin
dan Barbera). Semua ekstrak pomace memiliki jenis dan jumlah polifenol yang
berbeda.
Setelah inokulasi susu skim dengan kultur starter, laju pengasaman berkisar
antara 12,7×10-3 pH unit/menit untuk SMC hingga 17,7 ×10-3 pH unit/menit.
Penambahan ekstrak pomace anggur yang kaya akan polifenol akan meningkatkan
laju pengasaman. Efek penambahan ekstrak pomace terbesar terjadi pada
penambahan ekstrak pomace anggur Pinot Noir.
Laju pengasaman (Vmax) SMPN lebih besar 19,6; 6,0 dan 31,1% dari SMF, SC
dan SMB. SMPN juga memerukan waktu inkubasi terpendek, yakni hanya 2,25
jam.
Pada gambar 4.1. dapat dilihat bahwa SMPN memiliki waktu fermentasi paling
singkat, yakni 43,0; 14,3; 57,1 dan 194,2% dari SMF, SMC, SMB dan SM. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa proses pengasaman susu skim tidak hanya
dipengaruhi oleh interaksi antara La dan St, tetapi juga penambahan polifenol
yang dalam penelitian ini berasal dari ekstrak pomace anggur. Meskipun
konsentrasi polifenol dalam seluruh sampel sama, tetapi profil polifenol dalam

15
setiap sampel berbeda, seperti flavonoid, non-flavonoid dan antosianin. Seperti
pada penelitian Servili et al. (2011) dalam Azevedo et al. (2018), minuman susu
fungsional yang diperkaya dengan ekstrak fenolik air vegetasi zaitun (OVWPE)
memiliki komposisi fenolik yang sama pada akhir fermentasi, tetapi jumlah relatif
polifenol bervariasi. Servili et al. (2011) dalam Azevedo et al. (2018) menulis
bahwa selama fermentasi susu, terjadi interaksi penting antara kultur starter dan
senyaw fenolik.

Gambar 4.1. Kurva Pengasaman Susu Skim dengan Penambahan Ekstrak Pomace
Anggur pada Suhu 42ºC dengan Kultur Campuran S. thermophilus dan L.
acidophillus (○ Kontrol; ● Barbera; ▲ Freisa; ■ Croatina; ♦Pinot Noir)

Meskipun jumlah karbohidrat dalam ekstrak pomace tidak dihitung secara


kuantitatif, tetapi penambahan senyawa polifenol memiliki dampak terhadap
kinetika pengasaman dan waktu fermentasi akibat keberadaan gula dalam ekstrak
polifenol yang digunakan untuk memperkaya susu skim. Semakin kecil jumlah
gula, semakin cepat proses fermentasi akan berakhir. Hasil yang sama terlihat
juga didapatkan oleh Servili et al. (2011) dalam Azevedo et al. (2018), bahwa
waktu fermentasi minuman susu dengan penambahan 100 mg/L OVWPE lebih
cepat (tujuh jam) daripada penambahan 200 mg/L OVWPE (sepuluh jam).

15
4.3. POLIFENOL
Penambahan senyawa polifenolik ke produk susu probiotik dapat
meningkatkan kesehatan yang bermanfaat dari makanan yang berasal dari susu.
Konsentrasi senyawa polifenolik dalam susu fermentasi, nilai berkisar antara 0,17
mgGA/Ml hingga 0,38 mgGA/mL. Hasil dari penulis menyarankan beberapa
bakteri asam laktat dapat memetabolisme epikatekin, katekin, dan flavan-3-ol
gallate. Konsentrasi senyawa tersebut menurun setelah inkubasi dengan L.
plantarum IFPL 935. Dan 19 bakteri asam laktat dan tiga strain bifidobakteria
yang disarankan adalah L. plantarum IFPL 935, L. casei IFPL 7190, B. breve
26M2 dan B. bifidum HDD541 agar dapat mencapai konsentrasi maksimum pada
ekstrak biji anggur.
Pengurangan konsentrasi polifenol dalam SM dan peningkatan pertumbuhan
bakteri asam laktat mungkin dapat dijelaskan dengan adanya enzim yang berguna
untuk pergantian metabolism senyawa fenolik. Tabasco et al., misalnya,
melaporkan bahwa adanya aktivitas galloilesterase, dekarboksilase dan
benzilalkohol dehidrogenase dari L. plantarum IFPL 935 menyebabkan hidrolisis
polifenol biji anggur, dan pembentukan asam galat, pirogalol dan katekol. Banyak
polifenol dalam makanan dihidrolisis oleh koloni mikrobiota, hal ini menunjukkan
penggunaan senyawa fenolik sebagai suplemen makanan memang mungkin baik
untuk meningkatkan manfaat kesehatan dari produk susu fermentasi. Riset
menunjukkan efek positif dari ekstrak pomace anggur pada pertumbuhan strain
probiotik, dan potensi penggunaannya sebagai aditif dalam produk susu
fermentasi. Namun, komposisi fenolik dari ekstrak pomace menjadi pertimbangan
penting mengingat beragamnya enzimatik di antara bakteri asam laktat.

15
BAB V
KESIMPULAN

5.1. KESIMPULAN
1. Pertumbuhan bakteri asam laktat dapat meningkat dengan penambahan
ekstrak pomace anggur yang mengandung senyawa fenolik ke susu skim.
2. Perombakan senyawa fenolik terbesar terjadi pada penambahan ekstrak
pomace Pinot Noir.
3. Konsentrasi Lactobacillus acidophilus LAC4 (La) dan Streptococcus
thermophilus TA040 (St) menjadi lebih rendah setelah 28 hari
penyimpanan tanpa penambahan ekstrak pomace anggur.
4. Penambahan ekstrak pomace anggur Pinot Noir tidak memengaruhi
pertumbuhan La, tetapi menurunkan 5,6% pertumbuhan St.
5. Penambahan senyawa fenolik menurunkan waktu fermentasi.

5.2. SARAN
1. Pengadaan penelitian tentang inteaksi antara senyawa fenolik dari ekstrak
pomace anggur dengan profil enzim bakteri asam laktat lain.
2. Penggunaan senyawa fenolik untuk melakukan fermentasi susu guna
mengurangi waktu fermentasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Azevedo, Aliakbarian, Casazza, Perego, Oliveira. 2018. Production of Fermented


Skim Milk Supplemented with Different Grape Pomace Extracts: Effect
on Viability and Acidification Performance of Probiotic Cultures.
PharmaNutrition 6:64-68.

Chakraverty, Mujumdar, Ramaswamy. 2003. Handbook of Postharvest


Technology. New York: Marcell Dekker.

Utami. 2009. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu Mengenai Susu dan Faktor
Lainnya dengan Riwayat Konsumsi Susu Selama Masa Usia Sekolah
Dasar pada Siswa Kelas 1 SMPN 102 dan SMPI PB Sudirman Jakarta
Timur Tahun 2009. Skripsi S1. Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia, Depok.

Istika. 2012. Pengaruh Variasi Konsentrasi Susu Skim dan Tepung Ganyong pada
Kualitas Minuman Probiotik. Skripsi S1. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Hidayat, Meitiniarti, Setyahadi, Pato, Susanti. 2018. Mikrobiologi Industri


Pertanian. Malang: UB Press.

Maria, Mustika, Siswanto, dan Suryaningsih. 2007. Pra Rencana Pabrik Susu
Bubuk Skim Kapasitas 9 Ton/hari. Tugas Akhir. Fakultas Teknik,
Univeristas Katolik Widya Mandala, Surabaya.

Nigam dan Pandey. 2009. Biotechnology for Agro-Industrial Residues Utilisation.


Manchester: Springer.

15

Anda mungkin juga menyukai