Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANDIRI

MAKALAH
MANAJEMEN PETAMBANGAN

Nama : Fita Soamole


Npm : 07381711001
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2021
LATAR BELAKANG
Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? yaitu mulai sejak para pelaku
usaha bekecimpung memikirkan upaya terbaik dalam aktifitas manajemen tertuang
dalam sejarah perkembanagan manajemen dalam kurun waktu tertentu. Manajemen
adalah praktik melaksanakan usaha terbaik sehingga dari sejarah pemikiran manajemen
kita dapat belajar dari kegagalan dan keberhasilan orang orang terdahulu yang
menerapkan konsep manajemen.
Dalam pertambangan manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan
sumberdaya baik daya manusia dan lainnya agar terpusat dalam usaha mencapai
tujuan dan target yang telah ditentukan sebelumnya. Dipilih manajemen sebagai
aktivitas bukan individu, agar konsisten dengan istilah administrasi dengan
administrator sebagai pelaksananya dan suprvisi dengan supervisor sebagai
pelaksananya. Manajer suatu tambang misalnya bisa berperan sebagai administrator
dalam mengemban mis atasan, sebagai manajer dalam memadukan sumberdaya
manusia dan sumberdaya lainnya, dan sebagai supervisor dalam membina pekerjaan
semua pekerja dalam proses pengolahan sumberdaya dan mineral
TUJUAN MAKALAH
Menjelaskan disertai contoh kasus pada kegiatan pertambangan dengan topik:
1. Manajemen sumberdaya material
2. Manajemen peralatan
3. Manajemen keuangan/modal
4. Manajemen resiko
1. Manajemen Sumber Daya Material

Hampir sama halnya dengan pengelolaan peralatan, material harus dikelola


dengan sebaik-baiknya agar kebutuhannya mencukupi pada waktu dan tempat
yang diinginkan Husen,2009. Universitas Sumatera Utara Untuk menjamin
manajemen bahan yang benar, setiap proses berikut ini harus benar-benar
dilaksanakan secara efektif. Kegagalan dalam menjalankan suatu proses atau
lebih akan menyebabkan kegagalan menyeluruh dari manajemen material dan
akan menghasilkan sebuah proyek konstruksi yang mahal. Adapun proses dalam
manajemen bahan menurut Ervianto 2004 adalah sebagai berikut:
• Pemilihan bahan.
• Pemilihan pemasok bahan.
• Pembelian bahan.
• Pengiriman bahan.
• Penerimaan bahan.
• Penyimpanan bahan.
• Pengeluaran bahan.
• Menjaga tingkat persediaan. Perencanaan terhadap material dimaksudkan agar
dalam pelaksanaan pekerjaan penggunaan material menjadi efisien dan efektif
dan tidak terjadi masalah akibat tidak tersedianya material pada saat dibutuhkan.
Dalam pelaksanaan proyek, penggunaan material diawasi dengan ketat baik
kualitas maupun kuantitasnya, sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan yang
telah ditetapkan. Informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan material adalah
menurut Husen 2009 sebagai berikut:
• Kualitas material yang dibutuhkan: menggunakan tipe tertentu dengan mutu
harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi proyek
. • Spesifikasi teknis material: merupakan dokumentasi persyaratan teknis
material yang direncanakan dan menjadi acuan untuk memenuhi kebutuhan
material. Universitas Sumatera Utara
• Lingkup penawaran yang diajukan oleh beberapa pemasok: dengan memilih
harga yang paling murah dengan kualitas terbaik.
• Waktu pengiriman delivery: menyesuaikan dengan schedule pemakaian
material, biasanya beberapa material dikirim sebelum pekerjaan dimulai.
• Pajak penjualan material: menjadi beban bagi pemilik proyek yang telah
dihitung dalam harga satuan material atau dalam harga proyek secara
keseluruhan.
• Termin dan kondisi pembayaran kepada logistik material yang dilakukan:
harus disesuaikan dengan cashflow proyek agar likuiditas keungan proyek tetap
aman.
• Pemasok material adalah rekanan terpilih yang telah bekerja sama dengan baik
dan memberikan pelayanan yang memuaskan pada proyek-proyek sebelumnya.
• Gudang penimbunan material harus cukup untuk menampung material yang
siap dipakai, karena itu kapasitas dan lalu lintasnya harus diperhitungkan.
• Harga material saat penawaran lelang dapat naik sewaktu-waktu pada tahap
pelaksanaan proyek, karena itu perhitungan eskalasi harga harus dimasukkan
dalam komponen harga satuan.
• Jadwal penggunaan material harus sesuai antara kebutuhan proyek dengan
dengan waktu pengiriman material dari pemasok. Oleh karena itu, penggunaan
subschedule material untuk setiap item pekerjaan mutlak dilakukan agar tidak
mempengaruhi ketersediaan material dalam proyek. Universitas Sumatera Utara
Agar alur pemakaian material tersebut sesuai dengan jadwal kebutuhan di-
lapangan, maka perlu dibuat schedule penggunaan material. Schedule ini
disesuaikan dengan master schedule. Agar lebih jelas, berikut ini diberikan suatu
diagram alir prosedur penggunaan material yang dikendalikan oleh bagian
logistik, dibantu oleh bagian teknis, untuk memastikan bahwa material yang
dibeli dan dipakai sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Manajemen
Proyek, Perencanaan, Penjadwalan dan Pengendalian Proyek.

2. Manajemen Sumber Daya Peralatan

Dalam penentuan alokasi sumber daya peralatan yang akan digunakan dalam
suatu proyek, kondisi daerah kerja serta kondisi peralatan perlu diidentifikasi
terlebih dahulu. Tujuannya agar tingkat kebutuhan pemakaian dapat
direncanakan secara efektif dan efisien.
Beberapa yang perlu diidentifikasi menurut Husen 2009 adalah:
1. Medan kerja, identifikasi ini untuk menentukan kondisi medan kerja dari
tingkat mudah, sedang, atau berat.
2. Cuaca, identifikasi ini perlu dilakukan khususnya pada proyek dengan lahan
terbuka.
3. Mobilisasi peralatan ke lokasi proyek perlu direncanakan dengan detail,
khususnya untuk peralatan-peralatan berat.
4. Komunikasi yang memadai antar operator peralatan dengan pengendali kerja
harus terjalin baik.
5. Fungsi peralatan harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan untuk
menghindari tingkat pemakaian yang tidak efektif dan efisien.
6. Kondisis peralatan harus laik pakai agar pekerjaan tidak tertunda karena
peralatan rusak. Seperti alokasi penggunaan tenaga kerja, alokasi penggunaan
peralatan disesuaikan dengan kebutuhan disepanjang durasi proyek dengan
pertimbangan- pertimbangan logis dari awal hingga akhir proyek.

3. Manajemen sumber Daya modal/keuangan

Keuangan proyek perlu diklola dengan hati hati agar pada akhir proyek, proyeksi
keuntungan yang telah direncanakan dapat dicapai sesuai dengan yang
diharapkan. Aliran khas masuk dan keluar terlapor dengan benar dan telti
sehingga setiap laporan berrkalanya dapat memberikan informasi yang akurat
dan dapat diaudit dengan tingkat kewajaran yang baik, serta menjadi bahan
pertimbangan.

4. Manajemen resiko

Setiap individu, tentunya tidak bisa lepas dari membuat keputusan di setiap
harinya. Satu keputusan yang dipilih atau dibuat manusia itu sendiri akan
menuntun dirinya kepada suatu akibat tertentu yang mana akan mengakibatkan
terjadinya pembuatan keputusan yang lain.
Dengan setiap akibat yang dimunculkan dari keputusan tersebut, bisa muncul
akibat yang baik, atau akibat yang buruk. Sehingga, adanya akibat yang buruk
ini, yang dikatakan sebuah resiko.
Dalam menjalankan suatu usaha, perusahaan atau badan usaha tentunya akan
menghadapi resiko resiko yang dapat diprediksi maupun resiko yang timbul
dengan tidak dapat diprediksi. Semakin banyak resiko yang timbul pada suatu
perusahaan atau badan usaha, maka akan semakin besar juga kemungkinan
resiko resiko tersebut terjadi. Inilah hal yang bisa sangat membahayakan suatu
usaha.
Oleh karena itu, dalam suatu usaha tentunya pelaku usaha harus bisa mengelola
kemungkinan-kemungkinan terjadinya sebuah resiko yang akan terjadi
kedepannya.
Manajemen memiliki pengertian sebagai suatu usaha untuk mengelola,
mengatur, menempatkan suatu hal tertentu. Resiko berart akibat yang terjadi
yang tidak mengenakkan akibat dari suatu usaha atau suatu Tindakan. Jadi
manajemen resiko berarti berbicara tentang bagaimana suatu perusahaan dapat
menghindari atau mengelola resiko dengan baik.
Dalam manajemen resiko, ada beberapa komponen yang terdapat dalam
manajemen resiko tersebut. Pertama adalah linngkungan internal. Lingkungan
internal adalah suatu lingkungan yang tercipta dalam suatu perusahaan atau
badan usaha sebagai hasil dari struktur organisasi perusahaan, gaya operasional,
budaya organisasi hingga filosofi perusahaan tersebut.
Lingkungan internal ini tentu sangat mempengaruhi dalam manajemen resiko
sehingga akan terlihat resiko resiko apa yang akan muncul dan perusahaan akan
dapat menyelesaikan resiko yang akan terjadi dengan baik.
Yang kedua adalah penentuan sasaran. Penentuan sasaran tentunya juga dapat
mempengaruhi perusahaan atau badan usaha yang dibentuk. Menentukan tujuan
apa yang akan dicapai perusahaan atau badan usaha, sehingga, dapat diketahui
apa saja resiko yang akan terjadi kedepannya. Dengan menentukan tujuan dalam
perusahaan atau badan usaha yang akan dijalankan, tentunya ini akan sangat
membantu.
Hal ini karena, perusahaan atau badan usaha dapat mengantisipasi resiko-resiko
yang akan terjadi kedepannya. Ataupun juga dapat mempersiapkan diri dalam
upaya menghadapi resiko yang akan terjadi. Yang ketiga adalah
pengidentifikasian peristiwa.
Dalam menerapkan manajemen resiko yang baik, tentunya perusahaan atau
badan usaha yang mempunyai resiko ketika akan dan sedang menjalankan
usahanya, hendaknya bisa mengidentifikasi peristiwa yang terjadi. Hal ini sangat
membantu perusahaan atau badan usaha untuk menemukan keputusan yang
terbaik sehingga, perusahaan atau badan usaha dapat menjalankan usahanya
dengan melalui resiko yang ada dengan baik.
Setelah mengidentifikasi peristiwa atau resiko, yang keempat adalah penilaian
resiko. Penilaian resiko ini terjadi setelah adanya identifikasi terhadap resiko
atau peristiwa yang terjadi, apakah resiko tersebut berdampak baik atau buruk
terhadap perusahaan. Apabila berdampak baik, amaka keputusan yang akan
diambil perusahaaan atau badan usaha akan cepat.
Begitu juga sebaliknya, jika resiko akan berdampak buruk terhadap perusahaan,
maka perusahaan akan dituntut untuk mengambil keputusan secara tepat.
Yang kelima adalah informasi dan komunikasi. Informasi dan komunikasi
sangat penting bagi perusahaan atau badan usaha yang sedang menjalankan
usahanya. Terlebih ketika perusahaan atau badan usaha tersebut sedang
menghadapi resiko resiko yang akan dilalui dalam kegiatan usahanya tersebut.
Dalam informasi dan komunikasi ini, tentunya harus melibatkan seluruh internal
perusahaan baik atasan maupun bawaha.
Selain itu, atasan dan bawahan pun harus memiliki rasa saling percaya antar
sesame agar dapat menyelesaikan masalah atau resiko yang akan terjadi dalam
perusahaan. Dan yang terakhir adalah pemantauan. Dalam pemantauan ini,
perusahaan atau badan usaha akan memantau apakah kegiatan usahanya bisa
berjalan dengan baik atau tidak, sehingga akan terjadi evalusi agar kinerja bisa
semakin baik an berkualitas.
Dalam masalah mengelola dan menghadapi resiko ini, penulis mengambil studi
kasus yang terjadi pada PT. Larisabadi Indonesia. PT. Larisabadi Indonesia
adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang property, perusahaan ini
memiliki motto yaitu "property solution".
Dengan motto tersebut, perusahaan berharap akan menjadi solusi bagi orang-
orang yang membutuhkan property, utamanya dalam hal tanah kavling. Dalam
perjalanannya selama empat tahun menjadi perusahaan property, tentunya PT.
Larisabadi Indonesia ini sudah menyiapkan Langkah Langkah apa saja yang
akan dilakukan ketika ada resiko yang akan terjadi kedepannya.
Dalam hal kepuasan pelanggan, terdapat resiko diantaranya, keamanan surat dan
legalitas perusahaan. Dalam hal ini, PT. Larisabadi Indonesia sudah menyiapkan
solusi dengan cara memberitahukan kepada calon pelanggan bahwa legalitas
perusahaan sangat aman dan jelas, hal ini ditunjukkan dengan adanya siup, krk
dan lain-lain.
ntuk masalah surat tanah yang akan dibeli oleh calon pelanggan, perusahaan
sudah menyiapkan Langkah dengan menawarkan pembayaran langsung didepan
notaris.
Tidak hanya resiko terhadap calon pelanggan, resiko yang terdapat dalam
perusahaan ini adalah resiko karyawan atau marketing PT. Larisabadi Indonesia.
Diantaranya adalah, karyawan tidak akan semangat dalam bekerja, kemungkinan
karyawan tidak bisa mencover pelanggan. Berbagai cara sudah disiapkan PT.
Larisabadi Indonesia agar dapat melalui resiko resiko tersebut.
Dengan tidak memberikan gaji karyawan setiap bulan, tetapi dengan
memberikan gaji karyawan jika karyawan bisa menjual unit tanah yang dijual.
Hal ini akan memacu semangat karyawan perusahaan agar tetap produktif
menjual unit property PT. Larisabadi Indonesia. Gaji yang akan didapat
karyawan yang menjual pun, tidak bisa dikatakan kecil.
Karena setiap unit yang dapat dijual oleh marketing, marketing akan
mendapatkan fee sebesar 2-8juta per unitnya. Hal ini juga berimbas positif bagi
perusahaan yang mana perusahaan akan tetap menjual property yang
dimilikinya. Kemudian untuk masalah kurang mampunya mencover pelanggan,
PT. larisabadi Indonesia sudah menyiapkan training bagi karyawan baru,
sehingga karyawan yang idak memiliki bakat dalam dunia marketing, akan
mendapat ilmu dari perusahaan.
Dalam training karyawan ini, tidak dilakukan oleh pusat, tetapi dilakuka oleh
tim yang akan karyawan masuki. Tidak hanya training, karyawan baru atau
lama, yang mencover pelanggan juga akan didampingi oleh masing-masing
leader tim PT. Larisabadi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai