TENTANG
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan medis Rumah Sakit Khusus
Mata Nusantara, maka diperlukan Pedoman Kerja Peningkatan Mutu Pelayanan
Dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara.
b. Bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya Peraturan Direktur tentang Pedoman Kerja
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam point a & b,
perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Khusus Mata
Nusantara.
i
10. Pedoman upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 1994;
11. Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety),
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Direktur Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara Tentang
Program Kerja Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit
Khusus Mata Nusantara sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini.
Kedua : Pembinaan dan pengawasan tentang Pedoman Kerja Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara
dilaksanakan oleh Direktur.
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Januari 2021
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Penyusun, Menyetujui,
Komite PMKP Direktur Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara
Catatan/ Rekomendasi:
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengajukan, Mengesahkan,
Komite PMKP Direktur Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara
Catatan/ Rekomendasi:
iv
DAFTAR ISI
KEBIJAKAN DIREKTUR......................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………… 1
1.2 Dasar Hukum……………………………………………………..…………………………………………………… 2
1.3 Landasan Peraturan……………………………………………………………………………………………….. 2
BAB II. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT......................................................................... 3
2.1 SEJARAH RUMAH SAKIT KHUSUS MATA NUSANTARA……………………………………………… 3
2.2 VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI-NILAI DASAR DAN NILAI LAYANAN…………….………….……… 4
2.3 STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT KHUSUS MATA NUSANTARA………………………. 5
BAB III. TUJUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN…..………….. 6
BAB IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN…………………………………..……………………. 7
BAB V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN………………………………………………………………………… 10
BAB VI. SASARAN PENGENDALIAN KUALITAS MUTU………………………………………..………………. 13
BAB VII. PROGRAM PELAKSANAAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN…… 15
JADWAL KEGIATAN............................................................................................................ 20
BAB VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN……………………………….. 23
D. Evaluasi Kegiatan………………………………………………….………………………………………………… 24
E. Dokumen Bukti………………………………………………………………………………………………………. 24
F. Pelaporan………………………………………………………………………………………………………………. 25
BAB IX. PENUTUP…………………………………………..………………………………………………………………… 26
v
BAB I
PENDAHULUAN
Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien adalah: Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien secara terus menerus, melalui pemantauan, analisis
dan tindak lanjut adanya penyimpangan dari standar yang ditentukan.
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang berkesinambungan dengan
berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu
pelayanan rumah sakit tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek
keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanannya, karena muara dari pelayanan rumah sakit adalah
pelayanan jasa.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif dan sistematik untuk memantau dan
menilai mutu serta kewajaran asuhan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan asuhan
pasien dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap (Jacobalis S, 1989).
Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang dilaksanakan di Rumah Sakit Khusus
Mata Nusantara berorientasi pada Visi, Misi, Tujuan serta nilai-nilai dan Filosofi Rumah Sakit Khusus Mata
Nusantara yang merupakan bagian dari Rencana strategi rumah sakit, hal ini tertuang dalam program
kegiatan PMKP.
Dalam Undang-undang RI no 36 tahun 2009 tentang kesehatan, Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
selenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk kesehatan perseorangan dan
upaya kesehatan masyarakat.
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari Tujuan Nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau.
Pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu itu sendiri merupakan salah satu kebutuhan dasar yang
diperlukan setiap orang, termasuk pelayanan di rumah sakit. Pendekatan mutu yang ada saat ini berorientasi
pada kepuasan pelanggan atau pasien. Salah satu faktor kunci sukses pelayanan kesehatan di rumah sakit
adalah dengan mengembangkan mutu pelayanan klinis sebagai inti pelayanan (Wijono, 2000).
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka sistem
nilai dan orientasi dalam masyarakat pun mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan
umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Dengan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan rumah sakit maka fungsi pelayanan Rumah Sakit
Khusus Mata Nusantara secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta
memberi kepuasan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.
1
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara dapat seperti yang
diharapkan maka perlu disusun Program Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Khusus Mata
Nusantara. Buku program tersebut merupakan program peningkatan konsep dan mutu pelayanan Rumah
Sakit Khusus Mata Nusantara yang disusun sebagai acuan bagi pengelola Rumah Sakit Khusus Mata
Nusantara dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit. Dalam buku program ini
diuraikan tentang prinsip upaya peningkatan mutu, langkah-langkah pelaksanaannya dan dilengkapi dengan
indikator mutu.
Landasan peraturan Peningkatan mutu dan keselamatan rumah sakit di rumah sakit Rumah Sakit Khusus
Mata Nusantara adalah:
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
2. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu tahun 1994.
3. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit tahun 2007.
4. Panduan Nasional Keselamatan Pasien edisi 2 tahun 2008.
5. Pedoman Pelaporan Insiden keselamatan Pasien edisi 2 tahun 2008.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KHUSUS MATA NUSANTARA
KMN EyeCare Jakarta Selatan adalah salah satu bagian dari KMN EyeCare yang merupakan salah satu
jaringan klinik mata yang berkomitmen untuk menyediakan layanan mata dengan kualitas terbaik dengan
suasana yang nyaman dan bersahabat.
KMN EyeCare yang terletak di Jalan R A Kartini N o . 99 Kelurahan Lebak Bulus Kecamatan Cilandak Jakarta
Selatan, telah dipercaya dan dikenal luas oleh masyarakat, didirikan oleh Dr. Sjakon G. Tahija, SpM. Kecintaan
Dr. Sjakon yang mendalam terhadap kesehatan mata dan layanan medis paripurna membuka jalan bagi
berdirinya KMN EyeCare Kemayoran, Kebon Jeruk, Semarang, Jakarta Selatan dan Pantai Indah Kapuk.
Sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Propinsi
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor : 29/ B.3.7/31/-1.779.3/2018 tentang Izin Operasional Rumah Sakit
Khusus Mata Nusantara kelas B pada tanggal 8 Juni 2018, KMN EyeCare Jakarta Selatan telah berubah status
menjadi Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara.
Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara menyediakan layanan mata terpadu, yang memiliki tim dokter
mata yang sangat berpengalaman dan dilengkapi dengan teknologi diagnostik, pengobatan dan operasi
terbaru dalam layanan kesehatan mata. Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara juga memiliki klinik rawat
jalan, layanan rawat sehari (one-day care), serta rawat inap.
Dengan perlengkapan diagnostik dan perlengkapan operasi terkini, serta layanan profesional dari para staf
dan dokter kami, 98% pasien kami menyatakan bahwa mereka puas dan sangat puas dengan layanan yang
mereka terima di Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara. Oleh karena itu, 96% pasien kami bersedia
merekomendasikan Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara kepada teman atau saudara mereka (sumber:
Survei Kepuasan Pasien KMN EyeCare Jakarta Selatan tahun 2018).
3
2.2. VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI-NILAI DASAR DAN NILAI LAYANAN RUMAH SAKIT KHUSUS MATA
NUSANTARA
4
2.3. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT KHUSUS MATA NUSANTARA
CEO PT ANJHC
Direktur RS
- Komite PMKP
- Tim K3 RS
IT CA
- Komite Keperawatan Coord. Coord.
- Tim PPI
- Komite NaKes Lain
Purchasing HR Rep
- Komite Etik RS
Staff
- Tim PKRS
Patient Relation
Medical Manager
Manager
Keterangan Keterangan
OPD : Out Patient Department CA : Chief Accounting Jakarta, 15 Februari 2019
LD : Laboratory Department IT : Informatica Technology
PFOD : Pharmacy Front Office Department HR : Human Resources
MRD : Medical Record Department GSD : General Service Department
SD : Surgery Department Dept : Department
UGD : Unit Gawat Darurat K3 : Kesehatan Keselamatan Kerja Dr. Yuni Astusti, MARS
Coord : Coordinator Rep : Representatif Direktur
NaKes : Tenaga Kesehatan SPI : Satuan Pengawas Internal 5
BAB III
TUJUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
TUJUAN
Tujuan Umum :
Agar buku program yang merupakan konsep dasar dan prinsip upaya peningkatan mutu ini dapat digunakan
oleh pimpinan dan pelaksana rumah sakit dan sebagai acuan dalam melaksanakan Upaya Peningkatan Mutu
Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara.
Tujuan Khusus :
1. Adanya acuan dalam pelaksaan Program Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara.
2. Tercapainya budaya mutu dan keselamatan pasien diseluruh unit kerja Rumah Sakit Khusus Mata
Nusantara.
3. Adanya dukungan dari pimpinan Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara.
4. Memastikan bahwa pelayanan diberikan sesuai dengan standar pelayanan medis dan keperawatan.
5. Menjamin pemberian pelayanan sesuai dengan standar pelayanan medik, keselamatan pasien dan
dilaksanakan secara terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien.
6. Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien melalui peningkatan kemampuan
pemberian pelayanan kesehatan.
7. Tersusunnya sistem monitoring pelayanan Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara melalui indikator mutu
pelayanan rumah sakit.
8. Tersusunnya pencatatan dan pelaporan indikator, validasi dan analisis data serta P-D-S-A sebagai
metode melaksanakan kegiatan PMKP.
9. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Direktur Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara dalam
rangka pengambilan kebijakan terkait PMKP.
6
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan Komite Peningkatan Mutu Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara dilakukan melalui Pemantauan dan
Peningkatan keselamatan pasien.
a. Pemantauan Area Indikator Mutu
Pemantauan Area Indikator Mutu adalah kegiatan pencatatan output suatu pelayanan. Metode
pengukuran ini lebih mencerminkan mutu hasil.
Lokasi pemantauan indikator mutu adalah sebagai berikut:
NO. UNIT PELAYANAN
1 Pharmacy & Front Office Departmenet (PFOD)
2 Laboratorium Departement (LD)
3 In Patient Departement (IPD/Rawat Inap)
4 Out Patient Departement (OPD/Rawat Jalan)
5 Surgery Departement (SD)
6 Unit Gawat Darurat (UGD)
7 Rekam Medic Departement (RMD)
8 Information Technology Departement (ITD)
9 Finance Acounting Departement (FAD)
10 Operational Quality Departement (OQD)
11 Service Quality Departemen (SQD)
12 General Service Departement (GSD)
13 Building Management (BM)
14 Human Resource Departement (HRD)
9
BAB V
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk pemantauan indikator tersebut adalah:
1. Pencatatan setiap indikator dilakukan oleh perawat/ petugas di setiap unit pelayanan yang terkait dengan
indikator masing-masing, (untuk pementauan dan pelaporan insiden keselamatan pasien pelaksanaannya
di tangani khusus oleh Komite keselamatan pasien rumah sakit).
2. Indikator tersebut dicatat setiap harinya, kemudian direkapitulasi oleh PIC nya atau Koordinator Unit
Pelayanan masing-masing.
3. Ketua Tim Pemantauan dan Peningkatan Mutu bertanggungjawab mengkoordinasi pengumpulan data
indikator yang telah dicatat dan direkapitulasi oleh setiap unit pelayanan dan dilakukan analisa pada awal
bulan berikutnya.
4. Setiap 3 bulan sekali dilakukan analisa menyeluruh untuk dibuat rekomendasi kepada Direktur Rumah
Sakit Khusus Mata Nusantara, menyangkut langkah-langkah untuk menjamin mutu pelayanan.
Pengendalian adalah keseluruhan fungsi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk menjamin tercapainya visi
dan misi perusahaan dalam hal kualitas medical outcome dan pelayanan. Pengendalian kualitas mutu pada
dasarnya adalah pengendalian kualitas kerja dan proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan pelanggan
yang dilakukan setiap orang dari berbagai departemen di Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara.
Pengertian pengendalian kualitas mutu di atas mengacu pada siklus pengendalian (Control Cicle) dengan
memakai siklus “Plan–Do–Study–Action”( P-D-S-A ) (rencanakan–laksanakan–pembelajaran–aksi). Pola P-D-
S-A. Dengan P-D-S-A bermanfaat untuk melakukan perbaikan secara terus–menerus (continues
improvement) tanpa berhenti.
Konsep P-D-S-A tersebut merupakan pedoman bagi setiap manajer untuk proses perbaikan kualitas (quality
improvement) secara terus menerus tanpa berhenti tetapi meningkat ke keadaaan yang lebih baik dan
dijalankan di seluruh bagian organisasi, seperti tampak pada gambar 1.
Gambar 1
Plan
(1)
(6) Menentukan
Action Tujuan dan insiden
Mengambil
tindakan yang (2)
tepat Menetapkan
Metode untuk
Mencapai tujuan
(5) (3)
Memeriksa akibat Menyelenggarakan
pelaksanaan (4) Pendidikan dan latihan
Study Melaksanakan
pekerjaan
Do
10
Keempat tahapan siklus P-D-S-A:
Plan : perubahan yang akan diuji atau diterapkan.
Do : melakukan tes atau perubahan.
Study : data sebelum dan setelah perubahan dan merefleksikan apa yang telah dipelajari.
Act : rencana perubahan siklus berikutnya atau implementasi penuh.
Dalam gambar tersebut, pengidentifikasian masalah yang akan dipecahkan dan pencarian sebab-sebabnya
serta penentuan tindakan koreksinya, harus selalu didasarkan pada fakta. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindarkan adanya unsur subyektivitas dan pengambilan keputusan yang terlalu cepat serta keputusan
yang bersifat emosional. Selain itu, untuk memudahkan identifikasi masalah yang akan dipecahkan dan
sebagai patokan perbaikan selanjutnya perusahaan harus menetapkan standar pelayanan.
Hubungan pengendalian kualitas medis dengan peningkatan perbaikan berdasarkan siklus P-D-S-A
(Relationship between Control and Improvement under P-D-S-A Cycle)
Ada kemungkinan bahwa siklus P-D-S-A beberapa berjalan berurutan, atau bahkan secara bersamaan.
Pengendalian kualitas berdasarkan siklus P-D-S-A hanya dapat berfungsi jika sistem informasi berjalan dengan
baik. Pelaksanaan P-D-S-A dengan enam langkah P-D-S-A yang terdapat di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Konsep P-D-S-A dengan keenam langkah tersebut merupakan sistem yang efektif untuk meningkatkan
kualitas pelayanan. Untuk mencapai kualitas pelayanan yang akan dicapai diperlukan partisipasi semua
karyawan, semua bagian dan semua proses. Partisipasi semua karyawan dalam pengendalian kualitas
pelayanan diperlukan kesungguhan, yaitu sikap yang menolak adanya tujuan yang semata-mata hanya
berguna bagi diri sendiri atau menolak cara berfikir dan berbuat yang semata-mata bersifat pragmatis.
Dalam sikap kesungguhan tersebut yang dipentingkan bukan hanya insiden yang akan dicapai, melainkan
juga cara bertindak seseorang untuk mencapai insiden tersebut.
Partisipasi semua pihak dalam pengendalian kualitas pelayanan mencakup semua jenis kelompok
karyawan yang secara bersama-sama merasa bertanggung jawab atas kualitas pelayanan dalam
kelompoknya. Partisipasi semua proses dalam pengendalian kualitas pelayanan dimaksudkan adalah
pengendalian tidak hanya terhadap output, tetapi terhadap hasil setiap proses. Proses pelayanan akan
menghasilkan suatu pelayanan berkualitas tinggi, hanya mungkin dapat dicapai jika terdapat
pengendalian kualitas dalam setiap tahapan dari proses. Dimana dalam setiap tahapan proses dapat
dijamin adanya keterpaduan, kerjasama yang baik antara kelompok karyawan dengan manajemen,
sebagai tanggung jawab bersama untuk menghasilkan kualitas hasil kerja dari kelompok, sebagai mata
rantai dari suatu proses.
12
BAB VI
SASARAN PENGENDALIAN KUALITAS MUTU
RUMAH SAKIT KHUSUS MATA NUSANTARA
Sasaran program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang akan dicapai adalah sebagai berikut:
13
5. Turn Over Karyawan.
6. Angka Kepuasan Pelayanan Bidang HRD.
7. Karyawan Yang Mendapat Pelatihan Minimal 20 Jam setahun.
8. Angka Response Time Penanganan Trouble Software.
9. Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium ≤ 120 Menit Darah Rutin dan Hemostasis (PT dan APTT).
10. Pelaksana Ekspertisi Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
11. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien.
12. Angka Kegagalan Sampling Darah Vena ≤3%.
13. Tindaklanjut Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien.
14. Waktu Tunggu Penyelesaian Asuransi Rawat Jalan < 1 jam.
15. Kepatuhan Penggunaan APD.
16. Kejadian Petugas Terluka Karena Benda Tajam Terkontaminasi.
17. Kelengkapan Pengisian Rekam Medik Lengkap 24 Jam Setelah Selesai Pelayanan.
18. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik Pelayanan Rawat Jalan.
19. Pemberitahuan Pembatalan Jadwal Praktek Dokter > 1 Hari.
20. Pemberi pelayaan kegawatdaruratan yang bersertifikat BCLS/PPGD/BTCLS/ATCLS.
21. Emergency Respon Time (Waktu Tanggap Pelayanan Gawatdarurat ≤ 5 menit) perawat.
22. Kejadian Operasi Salah Orang.
23. Komplikasi Anestesi Karena Overdosis, Reaksi Anestesi Dan Salah Penempatan endotrachealtube.
14
BAB VII
PROGRAM PELAKSANAAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
16
4. Audit Klinis Pelayanan Medis
a. Penetapan topik.
b. Ketua Komite Medik bersama Komite Mutu rumah sakit mengadakan rapat tahunan untuk
menentukan topik audit klinik berdasarkan masukan dari SMF. Penentuan topik juga memperhatikan
masukan dari Direksi dan pihak-pihak lain.
c. Topik audit klinik ditentukan berdasarkan hasil review terhadap audit klinis tahun 2019. Ditetapkan
berdasarkan topik dari kasus terbanyak, kasus sulit, kasus dengan biaya-biaya tinggi dan kasus yang
banyak menimbulkan keluhan.
d. Penyusunan Instrumen Audit Klinik Komite Mutu terdiri dari sekurang-kurangnya 3 orang: Dokter,
Perawat dan Petugas Rekam Medis. Anggota SMF terdiri dari sekurang-kurangnya 2 orang dokter.
Komite Mutu dan SMF menyusun dokumen awal audit Klinik yang terdiri dari:
e. Latar belakang.
f. Instrumen audit: kriteria, standar, pengecualian, sumber data.
g. Sampel: penentuan besar sample, cara pengambilan sampel.
h. Pengumpulan data.
Berdasarkan instrumen audit klinik yang telah disusun maka Komite PMKP dan SMF (bila perlu) akan
melakukan proses pengukuran. Proses pengukuran dilakukan dengan membandingkan antara apa yang
tercatat di Rekam Medis dengan standar yang telah ditetapkan. Hasil pengukuran ditulis di lembar audit
atau di dalam bentuk file komputer (excel atau SPSS). Pengambilan sample audit akan diverifikasi oleh
orang kedua yang tidak terlibat dalam pengambilan data yang pertama untuk memastikan validitas data.
Bila terjadi.
a. Analisa data
Berdasarkan hasil pengukuran, Komite PMKP dan SMF melakukan analisa dan evaluasi untuk
mengidentifikasi masalah yang ada, mencari akar permasalahan (dengan menggunakan diagram fish
bone atau metode lain) dan mengusulkan rencana perbaikan. Komite PMKP dan SMF menuliskan hasil
pengumpulan data dan analisa data serta rencana perbaikan menjadi sebuah laporan.
b. Tindak Lanjut
Berdasarkan laporan tersebut maka Komite Medis dan direksi memutuskan apakah menyetujui
rencana perbaikan yang disampaikan, bila berhubungan dengan anggaran dan proses bisnis. Bila
disetujui maka rencana perbaikan tersebut perlu didiskusikan dengan Direksi untuk persetujuan
anggaran yang diperlukan. Bila diperlukan maka Komite Medis dan Komite PMKP menjadi supervisor
dari rencana tersebut.
Pengumpulan data kedua (re-audit) Dilakukan setelah tindak lanjut selesai dilaksanakan (antara 3-6
bulan setelah audit yang sebelumnya). Metode yang digunakan sama seperti pada point C
(pengumpulan data).
Komite PMKP dan SMF menyusun laporan akhir untuk disampaikan kepada Ketua Komite Medik dan
Direksi.
17
5. Clinical Pathway
a. Menyusun Panduan Clinical Pathway.
b. Pemilihan 5 area prioritas.
c. Penyusunan Panduan Praktik Klinik, Clinical Pathway atau protokol klinik.
d. Audit clinical pathway.
6. Pendidikan staf
a. Pelatihan untuk karyawan baru tentang Program KPRS, Program PPI, dan pelaksanaan K3 RS (BM).
b. Pelatihan untuk karyawan lama program peningkatan mutu, workshop Keselamatan Pasien.
c. Pelatihan yang dilakukan di luar rumah sakit untuk mendukung terlaksananya program peningkatan
mutu rumah sakit.
7. Quality Award
a. Menyusun program Quality Award (Lampiran 1 SPO Quality Award No No. ANJHC/QD/III/553)
b. Mengajukan program Quality Award kepada Direktur.
c. Sosialisasi kepada Manajemen.
d. Melaksanakan kegiatan.
e. Mendokumentasikan hasil kegiatan.
f. Verifikasi hasil kegiatan.
g. Pengumuman pemenang.
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan.
19
JADWAL KEGIATAN PMKP RS KMN 2021
KEGIATAN PEMBENTUKAN BULAN KETERANGAN
NO
KOMITE PMKP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pembentukan Komite.
a. Menyusun Komite PMKP.
b. Pengesahan Komite PMKP.
c. Sosialisasi Komite PMKP.
d. Implementasi Komite PMKP.
2. Pemenuhan sarana dan prasarana.
3. Manajemen Tata kelola PMKP.
a. Menyusun Komite keselamatan
Pasien.
b. Pengesahan Komite keselamatan
Pasien.
c. Sosialisasi komite keselamatan
Pasien.
d. Implementasi Komite keselamatan
Pasien.
4. Manajemen tata Kelola Mutu &
Keselamatan Pasien.
a. Menyusun panduan/pedoman
PMKP.
b. Menyusun SPO PMKP.
c. Sosialisasi.
d. Implementasi.
5. Indikator Mutu (Indikator Area Klinis,
Area Manajerial, dan sasaran
keselamatan Pasien).
a. Pemilihan Indikator Mutu Klinis.
b. Pemilihan Indikator area
Manajemen.
c. Pemilihan Indikator Sasaran
Keselamatan Pasien.
d. Penyusunan Profil Indikator.
e. Penyusunan SPO Pengukuran
Indikator Mutu.
f. Analisa Data Indikator Mutu.
g. Melakukan Edukasi/Sosialisasi
pengumpulan data.
h. Pencatatan, Pelaporan, Analisa dan
Validasi Data.
i. Monitoring dan evaluasi.
6. Clinical Pathway
a. Menyusun panduan clinical
pathway.
b. Pemilihan Lima area prioritas.
c. Penyusunan panduan Praktik
Klinik, Clinical Pathway atau
Protokol Klinik.
20
d. Audit klinik Clinical Pathway.
7. Pelaksanaan Program Keselamatan
Pasien (sentinel, KTD, KNC, Clinical
Risk Managemen dan FMEA).
a) Penerapan 6 Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
1) Bangun kesadaran akan nilai
keselamatan pasien.
2) Pimpin dan dukung staf.
3) Integrasikan aktivitas
pengelolaan risiko.
4) Libatkan dan berkomunikasi
dengna pasien.
5) Belajar dan berbagi pengalaman
tentang keselamatan pasien.
6) Cegah cidera melalui
implementasi sistem
keselamatan pasien.
b) Pelaksanaan Sasaran Keselamatan
Pasien meliputi 6 (Enam) Sasaran.
1) Ketepatan Identifikasi
Keselamatan Pasien.
2) Peningkatan komunikasi yang
efektif.
3) Peningkatan keamanan obat
yang perlu diwaspadai.
4) Kepastian tepat lokasi, tepat
prosedur, tepat pasien operasi.
5) Mengurangi risiko infeksi terkait
pelayanana kesehatan.
6) Pengurangan risiko pasien jatuh.
c) Manajemen Risiko klinik
1) Pelaporan insidine, sentinel,
KTD, KTC, KNC dari masing-
masing unit.
2) RCA (Route Couse Analysis)
atau Analisis akar penyebab.
a) Identifikasi insiden.
b) Pembentukan tim.
c) Pengumpulan data.
d) Pemetaan data.
e) Identifikasi masalah.
f) Analisis informasi.
g) Rekomendasi dan solusi.
h) Dokumentasi.
8. Assesment Risiko Proaktif.
a. Failure mode and effects analysis
(FMEA).
b. Analisis kerentanan terhadap
bahaya (HVA).
c. Asesmen risiko dari pengendalian
21
infeksi (ICRA).
9 Pendidikan dan Pelatihan PMKP
a. Pendidikan dan Pelatihan
Karyawan baru tentang Upaya
Peningkatan Mutu, Program KPRS,
program PPI dan Program K3RS.
b. Pendidikan dan Pelatihan
Karyawan lama tentang Upaya
Peningkatan Mutu, dan
Keselamatan Pasien.
c. Pendidikan & Pelatihan yang
dilakuakan di luar Rumah sakit
untuk mendukung terlaksananya
Upaya peningkatan Mutu &
Keselamatan Pasien.
10 Surveilance, Monitoring & Evaluasi
PPI.
a. Surveilance, Memonitor Angka
Infeksi Nosokomial di Rumah Saki
1) Angka infeksi luka operasi.
b. Pengawasan dan penanganan pada
karyawan yang terpapar jarum/
Benda tajam.
22
BAB VIII
MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
1. Pencatatan dan pelaporan Program PMKP dilaksanakan setiap akhir kegiatan dan tiap triwulan
pelaporan kegiatan dilaporkan kepada Pimpinan Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara dan PT ANJHC
secara periodik tiap triwulan melalui pelaporan Realisasi Program PMKP.
2. Pencatatan Indikator mutu, sensus harian dilakukan oleh unit masing-masing.
Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator klinis, indikator manajemen,
indikator sasaran keselamatan pasien, dilaporkan kepada Komite PMKP untuk direkap.
3. Pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien:
Setiap terjadi insiden keselamatan pasien unit langsung membuat laporan insiden untuk dilaporkan
kepada Komite PMKP. Selanjutnya Komite PMKP melakukan pembahasan dalam Tim PMKP.
PELAPORAN KEPADA
NO KEGIATAN KETERANGAN
KETUA KOMITE MUTU DIREKSI PT.ANJHC
1. Komite mutu Usulan dan pengesahan Sesuai kebutuhan - -
serta hasil implementasi
kepada direksi.
2. Pemenuhan sarana dan - Direksi Tiap tahun Sesuai usulan komite
prasarana komite mutu. merekomendasi mutu ke direktur.
usulan.
3. Tim KPRS (Keselamatan Usulan dan pengesahan Usulan ke direksi. Tiap tahun Bulan Juni 2021 usulan
Pasien Rumah Sakit). serta implementasi hasil ke direksi dari TIM
usulan ke direksi KPRS (Keselamatan
Pasien Rumah Sakit).
4. Tata kelola Manajemen Usulan dan pengesahan Usulan ke direksi Tiap tahun Bulan Juni 2021
mutu dan keselamatan serta implementasi hasil usulan ke direksi.
pasien. usulan ke direksi.
5. Clinical Pathway. Tiap bulan maximal Tiap Triwulan Tiap tahun Melalui laporan
tanggal 10 bulan realisasi pencapaian
23
berikutnya dari komite target dari laporan
medik dan Komite mutu. komite medik.
6. Indikator Mutu Tiap bulan maximal Tiap Triwulan dari Tiap tahun Melalui laporan
(Indikator Area Klinis, tanggal 10 bulan komite mutu realisasi pencapaian
Area Manajerial, dan berikutnya dari Unit ke target dari laporan
sasaran keselamatan komite mutu komite mutu
Pasien).
7. Pelaksanaan Program Data dari KKPRS setiap Data dari KKPRS Tiap 6 bulan Melalui laporan
Keselamatan Pasien bulan sebelum tanggal 10 setiap tiga bulan insiden dan analisis
(sentinel, KTD, KTC, bulan berikutnya. sebelum tanggal laporan komite
KNC, RCA dan Clinical 10 bulan Keselamatan Pasien.
Risk Managemen). berikutnya.
8. FMEA Data dari hasil KKPRS Data dari hasil Tiap tahun Melalui hasil kegiatan
kegiatan kerangka acuan KKPRS kegiatan kerangka acuan yang
FMEA. Triwulan kerangka di usulkan FMEA dari
acuan FMEA. KKPRS.
9. HVA Data hasil dari K3 hasil Data dari hasil K3 Tiap tahun Melalui hasil kegiatan
kegiatan kerangka acuan kegiatan Triwulan kerangka acuan yang
HVA. d ari kerangka di usulkan FMEA dari
acuan HVA. KKPRS.
10. ICRA Data hasil dari Komite PPI Data dari hasil Tiap tahun Melalui hasil kegiatan
hasil kegiatan kerangka Komite PPI kerangka acuan yang
acuan HVA. kegiatan kerangka di usulkan n ICRA dari
acuan ICRA. komite PPI.
11. Pendidikan dan Rekapan Laporan hasil Tiap Triwulan. Tiap tahun Melalui laporan hasil
Pelatihan PMKP. kegiatan dari KPPRS, kegiatan diklat PMKP.
komite mutu dan
Pengembangan staff.
12. Surveilance, Monitoring Rekapan hasil kegiatan dan Tiap Triwulan. Tiap tahun Laporan dari data
& Evaluasi PPI. analisis data surveilance survelence komite PPI.
dari komite PPI.
C. Monitoring
Monitoring Program PMKP oleh pimpinan melalui pertemuan komite PMKP dengan pimpinan Rumah
Sakit Khusus Mata Nusantara secara rutin dan beberapa kegiatan melalui Audit internal Rumah Sakit
Khusus Mata Nusantara.
D. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Shedule Program: Setiap satu bulan sekali komite mutu pasien
melakukan evaluasi kegiatan program komite mutu Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara.
2. Pelaporannya Evaluasi kegiatan sebagai berikut:
Laporan Evaluasi dari pelaksanaan kegiatan sesuai tujuan sasaran/ target adalah sesuai dengan
kerangka acuan tiap kegiatan yang di usulkan dari direksi dan eavaluasi kegiatan baik dalam proses
rencana,kegiatan dan monitoring maupun evaluasi tiap kegiatan secara tertulis tiap bulan rekapan
dari komite serta di laporkan seluruh evaluasi kegiatan program dalam tiga bulan ke direksi dan
satu tahunke direksi.
Evaluasi dilaksanakan setiap akhir tahun untuk ditindak lanjuti sesuai masalah/kendala yang ada. Jika
24
pencapaian tidak sesuai dengan target yang sudah ditetapkan, maka pimpinan (Ketua Komite PMKP,
Pimpinan Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara, PT. ANJHC) mengambil tindakan yang diperlukan,
termasuk didalamnya melakukan perubahan terhadap program ataupun proses/SPO yang ada saat
ini.
E. Dokumen Bukti
F. Pelaporan
1. Laporan harian untuk unit yang berhubungan dengan laporan insiden dilaporkan kepada Komite
PMKP Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara.
2. Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator klinis, indikator manajemen,
indikator sasaran keselamatan pasien, untuk direkap.
3. Laporan Tri Wulan untuk realisasi pencapaian Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
oleh PMKP. Laporan tahunan evaluasi pelaksanaan Program PMKP untuk dilaporkan kepada
Pimpinan Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara, yayasan dan unit terkait.
25
BAB IX
PENUTUP
Program Kerja Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien ini kami susun agar dapat digunakan sebagai acuan
Komite PMKP dalam merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi program upaya peningkatan
mutu dan Keselamatan pasien di Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara. Namun demikian upaya-upaya ini akan
lebih berhasil jika didukung oleh pimpinan rumah sakit dan kerja sama yang baik dari seluruh unit kerja di
Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara ini. Semoga Tuhan selalu memberkati sumua upaya-upaya yang kita
kerjakan.
Demikian telah disusun program kerja peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit Khusus Mata
Nusantara di harapkan dengan program kerja ini, dapat dipakai sebagai pedoman kerja dalam meningkatkan
mutu pelayanan.
26
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RS KHUSUS MATA NUSANTARA
NOMOR: 001/RSKMN/AKRE/PMKP/01/2021
TENTANG PROGRAM KERJA PMKP
PANDUAN
PENCATATAN DAN PELAPORAN INSIDEN
KESELAMATAN PASIEN
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di Rumah Sakit maka
pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien di rumah sakit sangatlah penting. Melalui kegiatan ini di
harapkan terjadi penekanan/penurunan insiden sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap rumah sakit di Indonesia.
Program keselamatan pasien merupakan never ending proses, karena itu diperlukan budaya
termasuk motivasi yang cukup tinggi untuk bersedia melaksanakan program keselamatan pasien
secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
Salah satu peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah melakukan pencatatan dan
pelaporan semua kejadian yang terkait dengan keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cidera,
Kejadian Tidak Cidera, Kejadian Tidak Diharapkan, Kondisi Potensial Cidera, dan Kejadian Sentinel)
pada formulir yang sudah disediakan oleh Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara. Agar terdapat
keseragaman pada sistem pencatatan dan pelaporan insiden, seluruh staf Rumah Sakit Khusus
Mata Nusantara harus mengikuti standar pencatatan dan pelaporan IKP yang berdasarkan KKPRS-
PERSI.
BAB II
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP)
Tujuan Khusus
1. Rumah Sakit Khusus Mata Nusantara (Internal)
Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden keselamatan pasien di Rumah
Sakit Khusus Mata Nusantara.
Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar masalah.
Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien.
2. KKP-RS (Eksternal)
Diperolehnya data/peta nasional angka insiden keselamatan pasien.
Diperolehnya pembelajaran untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien bagi Rumah Sakit lain.
Ditetapkannya langkah-langkah praktis keselamatan pasiein untuk Rumah Sakit di
Indonesia.
BAB III
ALUR PELAPORAN IKP
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisis kuantitatif untuk menentukan derajat risiko suatu
insiden berdasarkan Dampak dan Probabilitasnya.
a. Dampak (Consequences)
Penilaian dampak/akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang dialami pasien mulai dari
tidak ada cidera sampai dengan meninggal (tabel.1)
TINGKAT
DESKRIPSI
RISIKO
1 Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali)
2 Jarang/unlikely (> 2 – 5 tahun/kali)
3 Mungkin/ Posible (1 -2 tahun/kali)
4 Sering/Likely (beberapa kali/tahun)
5 Sangat sering/ almost certain (tiap minggu/ bulan)
Setelah Dampak dan Probabilitas diketahui, dimasukan dalam Tabel Matriks Grading Risiko untuk
menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.
a. Skor Risiko
Skor risiko akan menentukan Prioritas risiko. Jika pada assesmen risiko ditemukan dua insiden
dengan hasil risiko yang nilainya sama, maka untuk memilih prioritasnya dapat menggunakan
warna bands risiko:
Bands Biru : Rendah/Low
Bands Hijau : Sedang/Moderate
Bands kuning :Tinggi/ High
Bands Merah : Sangat Tinggi/ Extreme
b. Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu : biru, hijau, kuning,
dan merah. Warna bands akan menetukan investigasi yang akan di lakukan.
Warna
Tabel. Bands Sesuai
4 Tindakan : Hasil Tingkat
pertemuan dari nilai
dan Bands dampak yang di urut ke bawah dan nilai
Risiko
probabilitas yang di urut ke samping kanan.
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM
Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45 hari, membutuhkan
(SANGAT TINGGI) tindakan segera, perhatian sampai ke Direktur RS
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dengan detail
& perlu tindakan segera, serta membutuhkan tindakan top
(TINGGI) manajemen
Contoh:
Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal, kejadian seperti ini di RS x terjadi pada 2 tahun yang lalu:
Nilai dampak : 5 (katastropik) karena pasien meninggal.
Nilai probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena pernah terjadi 2 tahun yang lalu.
Skoring risiko : 5x3= 15
Warna Bands : merah (ekstreme)
Skoring warna bands akan menentukan rangking prioritas risiko dan cara investigasi lebih lanjut yaitu:
1. Bagian 1 (Data RS), Bagian II ( Data Pasien) , dan Bagian III ( rincian kejadian) diisi dengan kondisi
saat terjadi insiden.
2. Bagian IV ( Kategori Insiden) , harus melakukan analisis dan investigasi terlebih dahulu. Kategori
insiden terbagi dalam tiga bagian yaitu: kategori, komponen, dan sub komponen insiden seperti
yang di bawah ini:
Penyebab insiden dapat digolongkan berdasarkan penggolongan faktor kontributor seperti terlihat
pada tabel dibawah ini. Faktor kontributor dapat dipilih lebih dari satu.
Faktor Kontributor, Komponen dan Sub komponen
1. Faktor kontributor eksternal/ di luar Rumah Sakit dengan komponen:
a. Regulator dan ekonomi
b. Peraturan dan kebijakan Kemenkes
c. Peraturan Nasional
d. Hubungan dengan organisasi lain
2. Faktor Kontributor organisasi dan manajemen
KOMPONEN SUBKOMPONEN
Organisasi dan manajemen a. Struktur organisasi
b. Pengawasan
c. Jenjang pengambilan keputusan
Kebijakan, standar, dan a. Tujuan dan misi
tujuan b. Penyusunan fungsi manajemen
c. Kontrak service
d. Sumber keuangan
e. Pelayanan informasi
f. Kebijakan diklat
g. Prosedur dan kebijakan
h. Fasilitas dan kelengkapan
i. Manajemen risiko
j. Manajemen K3
k. Quality Improvement
Administrasi Sistem administrasi
Budaya keselamatan a. Attitude kerja
b. Dukungan manajemen seluruh staf
SDM a. Ketersediaan
b. Tingkat pendidikan atau keterampilan staf
yang berbeda
c. Beban kerja yang optimal
Diklat Manajemen training/pelatihan/ refreshing
A. Di Rumah Sakit
Pengukuran insiden keselamatan pasien (insiden) dilaksanakan secara swanilai (self assessment)
Penilaian dilaksanakan setiap hari yang dikompilasi secara bulanan
Hasil penilaian dijadikan sebagai bahan rapat bulanan oleh Direktur Rumah Sakit Khusus Mata
Nusantara
Analisa yang dilakukan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah kebutuhan dari setiap
bagian/ instalasi terpenuhi.
B. Di Provinsi
Dinas Kesehatan Provinsi dan PERSI Daerah melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program
Keselamatan Pasien Rumah Sakit wilayah kerjanya.
C. Di Pusat
1. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit di rumah sakit-rumah sakit
2. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal satu tahun sekali.
FORMULIR LAPORAN INSIDEN
LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
I. DATA PASIEN
Nama : .......................................................................................................
Umur * :
> 65 tahun
Pribadi
Asuransi Swasta
Perusahaan*
2. Insiden :
................................................................................................................................................
3. Kronologis Insiden
............................................................................................................................................................
.
............................................................................................................................................................
.
............................................................................................................................................................
.
4. Jenis Insiden* :
Pasien
Lain-lain .....................................................................................................................(sebutkan)
Mis : Petugas / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS
8. Tempat Insiden
Kematian
Cedera Irreversibel/Cedera Berat
Cedera Reversibel/Cedera Sedang
Cedera Ringan
Tidak ada cedera
............................................................................................................................................................
.
............................................................................................................................................................
.
............................................................................................................................................................
.
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya
Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah/tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja tersebut
untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
............................................................................................................................................................
.
............................................................................................................................................................
.
Paraf Paraf
: .......................................... : ........................................
LAPORAN INSIDEN
(EKSTERNAL)
1. Laporan ini hanya dibuat jika timbul kejadian yang menyangkut pasien. Laporan bersifat anonim,
tidak mencantumkan nama, hanya diperlukan rincian kejadian, analisis penyebab dan rekomendasi.
2. Untuk mengisi laporan ini sebaiknya dibaca Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP),
bila ada kerancuan persepsi, isilah sesuai dengan pemahaman yang ada.
3. Isilah semua data pada Laporan Insiden Keselamatan Pasien dengan lengkap. Jangan dikosongkan
agar data dapat dianalisis.
4. Segera kirimkan laporan ini langsung ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS).
I. DATA PASIEN
Nama : ................................................................................................
Umur * :
BPJS Perusahaan*
JAMKESMAS
2. Insiden
:.................................................................................................................................................
3. Kronologis Insiden
............................................................................................................................................................
.
............................................................................................................................................................
.
............................................................................................................................................................
.
4. Jenis Insiden* :
Pasien
Lain-lain .....................................................................................................................(sebutkan)
Mis : Petugas / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 Puskesmas
8. Tempat Insiden
Kematian
Cedera Irreversibel/Cedera Berat
Cedera Reversibel/Cedera Sedang
Cedera Ringan
Tidak ada cedera
12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :
............................................................................................................................................................
.
............................................................................................................................................................
.
............................................................................................................................................................
.
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya.
Tidak.
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah/tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja tersebut
............................................................................................................................................................
.
............................................................................................................................................................
.
Kategori : ................................................................................................................................................
Komponen : ............................................................................................................................................
Subkomponen : ......................................................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………………………………………..............…
…
………………………………………………………………………………………………………………………………………….............
.
………………………………………………………………………………………………………………………………………................
.
………………………………………………………………………………………………………………………………………….............
………………………………………………………………………………………………………………………………………….............
………………………………………………………………………………………………………………………………………................
3. Rekomendasi / Solusi
Paraf Paraf
: .......................................... : ........................................