2. Perenggan kedua mulakan dengan mengemukakan tema atau pemikiran utama dalam novel
berkenaan. Hujah anda mesti disokong oleh contoh-contoh peristiwa dalam bentuk rumusan
Maklumat lagi.
Untuk menjawab soalan Struktur Dalam Karya pelajar saya buatlah begini
Bincangkan Tema, Beberapa persoalan pilihan, Watak dan Perwatakan serta latar, kemudian
kemukakan peristiwa yg mewakilinya selepas itu beri hujah dan penilaian anda apakah kesan-kesan
yang indah. mudah cerita apakah nilai dan pengajaran yang diperoleh oleh anda berdasarkan
bacaan teks berkenaan. Cara buat kumpul dulu seberapa banyak peristiwa dalam novel,
berdasarkan peristiwa pilih yang kosisten baru buat rumusan mengenai tema. Berpandukan
peristiwa kita dapat persoalan cth novel Bidung kegigihan wanita berniaga,peristiwa perniagaan
emas.
cuba cari 16 nilai positif dan pilihlah mana-mana nilai yang sesuai dengan peristiwa yang
dikemukakabn dalam berwacana.Sekiranya ada persamaan Novel A dan B, atau cerpen A, B dan C
boleh gabungkan dan jelaskan dgn memetik peristiwa dalam tugasan sebagai bukti. Jangan buru-
buru...
teks wajib:
A. Samad Said, 1991. Di Hadapan Pulau. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Ali Jusoh, 2003. Bidong. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Shahnon Ahmad 2005. Lamunan Puitis. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Zaharah Nawawi, 2005. Haruman Kencana: Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka.
Yang dimaksud dengan struktur sastra di sini adalah susunan, penegasan dan gambaran semua materi
serta bagian-bagian (elemen) yang menjadi komponen karya sastra dan merupakan kesatuan yang
indah dan tepat (Abrams dalam Jabrohim (ed), 2001:167). Struktur karya sastra itu merupakan suatu
kesatuan yang bulat dengan unsur-unsur pembangunnya yang saling berjalinan ( Juwondo, dalam
Jabrohim (ed), 2001:54).
Dikemukakan Fananie ( 2001) bahwa struktur karya sastra mencakup: struktur intrinsik,
struktur ekstrinsik, struktur lapis bunyi, dan struktur lapis makna. Yang dimaksud dengan
berbagai struktur itu adalah sebagai berikut ini.
a. Struktur Intrinsik
Intrinsik berarti unsur dalam. Dalam karya sastra berarti unsur-unsur yang secara langsung
membangun karya sastra itu (Tusthi,1991:69). Mursal Esten ( 1978:20) mengatakan hal-hal
yang berhubungan dengan struktur, seperti alur (plot), latar, pusat pengisahan dan penokohan,
kemudian juga hal-hal yang berhubungan dengan pengungkapan tema dan amanat. Juga
termasuk ke dalamnya hal-hal yang berhubungan dengan imajinasi dan emosi. Sedangkan unsur
intrinsik sebuah puisi ialah: diksi, rima, ritme, dan tipografi (Thusthi,1991:100).
b. Struktur Ekstrinsik
Dikatakan Fananie (2001:77) Faktor ekstrinsik adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi
penciptaan karya sastra. Ia merupakan milik subjektif pengarang yang bisa berupa kondisi social,
motivasi, tendensi yang mendorong dan mempegaruhi kepengarangan seseorang. Faktor-faktor
ekstrinsik itu dapat meliputi: 1) tradisi dan nilai-nilai, 2) struktur kehidupan sosial, 3) keyakinan
dan pandangan hidup, 4) suasana politik, 5) lingkungan hidup, 6) agama, dan sebagainya.
Nyoman Thusthi Eddy ( 1991: 69) menyatakan faktor-faktor seperti: 1) sejarah, 2) sosiologi, 3)
psikologi, 4) politik, ekonomi, dan ideology. Sejalan dengan dua pendapat di atas, Wellek &
Warren ( dalam Waluyo, 1994:64) menyatakan: 1) biografi pengarang, 2) psikologi ( proses
kreatif ), 3) sosiologis (kemasyarakatan) social budaya masyarakat, dan 4) filosofis ( aliran
filsafat pengarang ) termasuk pada struktur ekstrinsik karya sastra. Termasuk ke dalam faktor
sosiologis, i) aspek-aspek seperti profesi/ institusi, problem hubungan social, adat-istiadat, dan
antarhubungan masyarakat, ii) hubungan historis, iii) hubungan sastra dengan faktor sosial, yakni
menganggap sastra sebagai dokumen sosial.
Sebuah karya sastra yang baik dan lengkap setidaknya memiliki lima tingkatan lapis makna atau
niveau. Nilai-nilai tersebut dimulai dari tataran yang paling rendah sampai pada tataran yang
paling tinggi. Secara urut neveau tersebut adalah:
Struktur ini lebih ditemukan pada karya puisi atau prosa liris yang kaya asonansi aliterasi, dan
persajakan. Pentingnya struktur bunyi karena pada nuansa bunyi-bunyi tertentu akan dapat
dihubungkan dengan suasana tertentu. Hal tersebu, misalnya, dapat dirasakan pada puisi-puisi
mantra, yaitu puisi yang menempatkan struktur bunyi sebagai kekuatan makna, sehingga bunyi
merupakan hal yang dominan.
III.Petunjuk Pembelajaran
Bacalah materi di atas dengan seksama, kemudian baca juga sumber-sumber lain yang
relevan.Buat ringkasannya dalam bentuk peta konsep.
IV.Tugas
1. Buatlah ringkasan materi di atas dalam bentuk peta konsep dalam tim Anda. Jangan lupa
membuat daftar pengertian setiap konsep atau istilah yang tertera di peta konsep.
2. Diingatkan kepada Anda untuk membaca juga buku-buku sumber belajar yang
disebutkan di bawah in.
V.Sumber Belajar
Esten, Mursal. 1978. Kesusastraan : Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa
Waluyo, Herman J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Solo: Universitas Sebelas Maret Press.
Hal: 5
Karya sebagai sumber makna pengantar strukturalisme Pengarang Umar junus Terbitan Dewan Bahasa
dan Pustaka (Terbitan), Kuala Lumpur (1988) Jenis Bahan Monograf Keterangan Fizikal vi, 228ms 21.5sm
Bahasa Bahasa Melayu Tulisan Rumi ISBN 983-62-0585-3 Nombor Kelas 899.2309 Uma Subjek
Kesusasteraan; teori dan pembelajaraan
• Metafora merupakan bahasa kiasan dalam laras sastera yang tidak menggunakan kata-kata
bandingan seperti simile.
• Kiasan jenis metafora merupakan kiasan yang menyebut terus kepada benda atau binatang
yang hendak diumpamakannya.