Dosen Pengampuh:Hamdana,S,Kep,Ns.M,Kep
OLEH :
Kelompok:1
1. A.afrianto / A.17.09.001
2. Ahmad afandi /A.17.09.002
3. Egayanti / A.17.09.010
4. Nur azizah /A.17.09.024
5. Nur hijrah mutmainnah / A.17.09.025
6. Nur wahyuni / A.17.09.033
salam dan salawat kepada junjungan Rasulullah SAW dan keluarga yang
dicintainya beserta sahabat-sahabatnya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan segala kesederhanaanya.
Makalah yang berjudul Gagal ginjal kronik yang diajukan untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah keperawatan medical bedah II, yaitu
Hamdana,S.Kep,Ns.M.Kep yang sangat kami cintai dan hormati.
Akhir kata hanya kepada Allah SWT, tim penyusun memohon semoga berkah
dan rahmat serta melimpah kebaikan-Nya senantiasa tercurahkan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Amin.
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh manusia. Akan tetapi pengetahuan
masyarakat tentang ginjal masih jauh dari memadai. Organ yang memiliki besar
seperti telapak tangan fungsinya banyak sekali bukan hanya sebagai alat penyaring
dan pembersih darah seperti yang sudah luas terkena. Akan tetapi ginjal memiliki
fungsi-fungsi lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Gagal ginjal kronik (chronic renal failure,CRF) terjadi apabila kedua ginjal
sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan dalam yang cocok untuk
kelangsungan hidup. Kerusakan pada kedua ginjal ini ireversibel. Eksaserbasi
nefritis,obstruksi saluran kemih,kerusakan vascular akibat diabetes mellitus,dan
hipertensi yang berlangsung terus-menerus dapat mengakibatkan pembentukan
jaringan perut pembuluh darah dan hilangnya fungsi ginjal secara progresif.
CRF berbeda dengan ARF. Pada CRF,kerusakan ginjal bersifat progresif dan
ireversibel. Progresi CRF melalui empat tahap,yaitu penurunan cadangan ginjal,gagal
ginjal,dan end-stage renal disease
Tanda dan gejalah timbul akibat cairan dan eletrolit yang tidak seimbang,
perubahan fungsi regulator tubuh, dan retensi solute. Anemia terjadi karena produksi
eritrosi juga terganggu (sekresi eritropoietin ginjal berkurang). Pasien mengeluh cepat
lelah,pusing,dan letargi.
Sistim kardiovaskuler
Kelebian beban
cairan tanda vital
Mekanisme Hipervolemia berat badan
reninangiotensin Hipertensi elektrokardiogra
Anemia Takikardia m
Hipertensi kronik Disritmia auskultasi
Toksin uremik Gagal jantung jantung
dalam cairan kongestif pemantauan
pericardium Perikarditis elektrolit
kaji keluhan
Sistim pernapasan nyeri
Mekanisme
kompensasi untuk
asidosis metabolic Takipnea
Toksin uremik Pernapasan
Paru uremik kussmaul pengkajian
Kelebihan beban Alitosis uremik pernapasan
cairan atau fetor hasil pemeriksaan
Sputum yang gas darah arteri
lengket inspeksi mukosa
Batuk disertai oral
nyeri tanda vital
Suhu tubuh
meningkat
Hilar
pneumonitis
Pleural friction
rub
Edema paru
Sistim gastrointestinal
Perubahan
kegiatan trombosit Anoreksia
Toksin uremik
Mual dan
serum
muntah asupan dan
Ketidakseimbanga haluaran
Perdarahan
n eletrolit gastrointestinal hematokrit
Urea diubah Distensi hemoglobin
menjadi ammonia abdomen uji gualak untuk
oleh saliva Diare dan fesus
konstipasi kaji fesus
Sistim neurologi kaji nyeri
Toksin uremik Perubahan abdomen
Ketidakseimbanga tingkat
n eletrolit kesadaran tingkat kesadaran
Edema serebral letargi,bingung,s
karena tupor dan koma reflex
perpindahan cairan
Kejang eletroensefa
logram
Tidur terganggu
astteriksis keseimbangan
Sistim skeletal
eletrolit
Absorpsi kalsium
menurun Osteodistrofi
Ekskresi fosfat ginjal
menurun Rickets ginjal fosfor serum
Sistim reproduksi
Abnormalisasi
hormonal Infertilitas
Anemia Libido menurun menstruasi
Hipertensi Disfungsi ereksi hematokrit
Malnutrisi Amenorea hemoglobin
Lambat pubertas
Patofisiologi
Fungsi renal menurun produktif akhir metabolism protein (yang normalnya
diekskresikan kedakan urine) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan
mempengaruhi setiap sisitim tubuh, semakin banyak timbunan produk sampah, maka
gejalah akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisi
Gangguan klirens renal. Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai
akibat dari penurunan klirens substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh
ginjal.
Perubahan haluan urin. Haluaran urin sedikit, dapat mengandung darah , dan
gravitasi spesifiknya rendah (1.010 sedangkan nilai normalnya 1.015-1.025)
Anemia yang menyertai gagal ginjal akut merupakan kondisi yang tidak dapat
dielaksan sebagai akibat dari penurunan produksi eritropoetin, lesi gastrointestinal
uremik, penurunan usia sel darah merah, dan kehilangan darah, biasanya dari saluran
GI. Adanya bentuk eritropoetin (epogen) yang sekarang banyak tersedia
menyebabkan anemia tidak lagi menjadi masalah utama dibandingkan sebelumnya.
Penatalaksanaan
Ginjal memiliki kemampuan pulih yang luar biasa dari penyakit. Oleh karena
itu, tujuan penaganan gagal ginjal akut adalah untuk menjaga keseimbangan kimiawi
normal dan mencegah komplikasi sehingga perbaikan jaringan ginjal dan
pemeliharaan fungsi ginjal dapat terjadi. Penelitian dilakukan untung
mengidentifikasi,mengenai dan mengeliminasi setiap kemungkinan penyebab
kerusakan.
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang
serius,seperti hiperkalemia,perikarditis dan kejang. Dialisis memperbaiki
abnormalitas biokimia menyebabkan cairan, protein dan natrium dapat dikonsumsi
secara bebas menghilangkan kecenderungan perdarahan dan membantu
menyembuhkan luka. Hemodialisis, hemofiltrasi atau dialysis peritoneal dapat
dilakukan. Bentuk dialysis ini didiskusikan dalam Bab 42, yang membahas
modalisasi terapi untuk pasien disfungsi renal.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagal ginjal kronik (chronic renal failure,CRF) terjadi apabila kedua ginjal
sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan dalam yang cocok untuk
kelangsungan hidup. Kerusakan pada kedua ginjal ini ireversibel. Eksaserbasi
nefritis,obstruksi saluran kemih,kerusakan vascular akibat diabetes mellitus,dan
hipertensi yang berlangsung terus-menerus dapat mengakibatkan pembentukan
jaringan perut pembuluh darah dan hilangnya fungsi ginjal secara progresif.
B. Saran
1. Dengan mengetahui permasalahan penyebab penyakit gagal ginjal kronik,
diharapkan masyarakat lebih berhati-hati dan menghindari penyebab penyakit
ini serta benar-benar menjaga kesehatan melalui makanan maupun
berolahraga yang benar.
2. Khususnya tenaga kesehartan sebaiknya memberikan penyuluhan secara jelas
mengenai bahanya penyakit ini serta tindakan pengobatan yang tepat.
DAFTAR FUSTAKA