SKRIPSI
Oleh:
NUR AZIZAH
NIM. A 17 09 024
2021
HALAMAN JUDUL
HUBUNGAN FOMO (FEAR OF MISSING OUT) DENGAN
KECANDUAN MEDIA SOSIAL PADA REMAJA USIA
SEKOLAH MENENGAH AKHIR KELAS XI DI
SMKN 1 BULUKUMBA KABUPATEN
BULUKUMBA
SKRIPSI
Oleh :
NUR AZIZAH
NIM. A 17 09 024
i
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Disusun Oleh:
NUR AZIZAH
NIM. A 17 09 024
Harianti Haris, S.Kep. Ns, M.Kep NIDN. 0923067903 Nurlina, S.Kep. Ns, M.Kep NIDN.0328108601
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN FOMO (FEAR OF MISSING OUT) DENGAN
KECANDUAN MEDIA SOSIAL PADA REMAJA USIA
SEKOLAH MENENGAH AKHIR KELAS XI DI
SMKN 1 BULUKUMBA KABUPATEN
BULUKUMBA
TAHUN 2021
Disusun Oleh :
NUR AZIZAH
NIM : A 17 09 024
MENYETUJUI
Harianti Haris, S.Kep. Ns, M.Kep NIDN. 0923067903 Nurlina, S.Kep. Ns, M.Kep NIDN.0328108601
Penguji 1 Penguji 1
NIM : A1709024
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hsasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila demikian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan,
Materai 6000
Nur Azizah
NIM. A 17 09 024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
FoMO (Fear Of Missing Out) Dengan Kecanduan Media Sosial Pada Remaja
Bulukumba”. Proposal ini merupakan langkah awal dalam menyusun skripsi untuk
5. Harianti Haris, S.Kep. Ns, M.Kep selaku Pembimbing Utama yang telah
skripsi ini.
8. Seluruh dosen yang telah mengajar dari awal perkuliahan sampai sekarang
9. Terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua ayahanda tercinta
10. Kepada Yahya ahmad selaku seseorang yang lebih dari sekedar teman atau
sahabat, saya mengucapkan terima kasih untuk segala waktu dan suportnya.
11. Kepada teman-teman saya khususnya Sri depi, Khusnul Qarimah, Sri Nurul
Kurniati, Egayanti, Echi Lestari yang telah banyak meluangkan waktu dari
12. Kepada sahabat Dasniati, Riska Amalia, Andi Jamila yang selalu memberi
skripsi ini.
Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal skripsi
ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidak sopanan yang secara tidak sengaja
saya perbuat, semoga Allah swt senantiasa memudahkan setiap langkah-langka kita
menuju kebaikan dan selalu menganugrahkan kasih sayangnya untuk kita semua.
Amin.
Penulis
ABSTRAK
Hubungan FoMO (Fear Of Missing Out) Dengan Kecanduan Media Sosial Pada Remaja Usia
Sekolah Menengah Akhir Kelas XI Di SMKN 1 Bulukumba Kabupaten Bulukumba Tahun
2020. Nur azizah¹, Harianti Haris², Nurlina³
Latar Belakang : FoMO dapat diketahui jika seseorang memiliki perasaan cemas, khawatir,
kehilangan, tidak nyaman dan stress yang timbul ketika mengetahui orang lain sedang
melakukan hal yang menyenangkan dan kita tidak terlibat didalamnya, sydrom FoMO ini
muncul karna adanya kecanduan yang disebabkan kurangnya kontrol dari individu dalam
mengakses media sosial yang menyebabkan seseorang mengalami ketergantungan. Tujuan:
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan FoMO (fear of missing out) dengan
kecanduan media sosial pada remaja usia sekolah menengah akhir kelas XI di SMKN 1
Bulukumba di Kabupaten Bulukumba tahun 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan
desain penelitian Non Ekperimen dengan metode penelitian Cross sectional. Sampel
penelitian ini sebanyak 52 dengan tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik
Nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Kelompok non eksperimen diberikan
kuesioner dengan durasi 30 menit. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji
statistik chi-square. Hasil penelitian : hasil analisis menggunakan uji statistik chi-
square.dengan tingkat kepercayaan ( =0,05 )berdasarkan hasil uji ini didapatkan nilai p
adalah 0,002 dengan demikian p < (0,002< 0,05), Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan
dan saran: kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan FoMO dengan
kecanduan media sosial pada remaja usia sekolah menengah akhir kelas XI di SMKN 1
Bulukumba di Kabupaten Bulukumba tahun 2020. Peneliti menyarankan agar hasil penelitian
ini bisa dijadikan sebagai referensi untuk pengaplikasian dalam ruang lingkup khususnya
para remaja dalam menggunakan media sosial dan pelayanan keperawatan khususnya pada
mental individu yang mengalami kecanduan.
tabel 5 1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan kelas.....52
Lampiran 1 Surat pengambilan data awal dari STIKES Panrita Husada Bulukumba
Bulukumba
Lampiran 4 Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DMPTSP)
xi
1
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
individu yang mempunyai ciri khas tingkah laku dan kepribadian tertentu. Perilaku
youtube, path, twiter, tik-tok dan lain-lain. Penggunaan internet yang mengalami
1
menimbulkan berbagai permasalahan yang ada dikalangan psikologi yang dikenal
negatif bagi siapa saja yang mengaksesnya. Dampak negatif yang dialami oleh
remaja perlu mendapat perhatian serius bagi tumbuh kembangnya, dalam hal
PBB UNICEF telah melakukan riset pada tahun 2014 dengan tema “keamanan
penggunaan media digital pada anak dan remaja Indonesia” riset ini melibatkan
anak dan remaja usia 10-19 tahun yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia,hasil
Pada 24 april 2019 Hoostsuite (we are social) merilis update data statistik
digital dan penggunaan internet di seluruh dunia tahun 2019 kuartal kedua (Q2)
dimana pengguna internet mencapai 4,437 miliyar dengan pengguna media sosial
aktif 3,499 miliyar dari total populasi 7,697 miliyar. Berikut platforrms pengguna
media sosial yang paling aktif; pengguna Facebook 2.320 juta, Youtube 1.900 juta,
pengguna internet di Indonesia pada tahun 2018 telah mencapai 171,17 juta jiwa
dengan penetrasi sebesar 64,8% dari totalpopulasi 264,16 juta jiwa. Dan pada
2019 -2020).
masyarakat dari kalangan remaja sudah banyak yang mengguakan media sosial
seperti media sosial TikTok, hal ini dibuktikan dari pemberitaan TRIBNEWES,
di Balik Vidio Viral TikTok Mahasiswi UNM Saat Demo Tolak UU Cipta”
Salah satu sumber yang ditemukan di media sosial sebuah postingan yang
diunggahnya yang tertulis “doa terbaik untukmu para wanita yang tidak suka
malu lagi memamerkan auratnya dan bergoyang ria seakan tidak bisa lepas dari
aplikasi TikTok yang sekarang lagi trending penggunaan media sosial yang sering
sama bahwa dirinya tidak bisa jika tidak mengakses media sosial dikarenakan
siswa(i) mengatakan bahwa dirinya tidak mampu jauh dari smartphone untuk
segera mengakses media sosial, karena jika tidak mengecek media sosial akan
merasa cemas dan khawatir dengan apa saja update yang telah terlewatkan dengan
tingkat kecanduan media sosial berdasarkan durasi pengguna media sosial pada
remaja didominasi oleh kategori tinggi dengan presentase mencapai 32% artinya
media sosial disetiap aktivitas hari-harinya, hal ini dapat menganggu tugas
perkembangan remaja dan memberikan dampak negative bagi remaja, 29% remaja
dengan kategori sedang, 19% dalam kategori rendah, 17% kategori sangat tinggi
teman sebaya, keinginan atau minat dan arah sikap terhadap facebook itu sendiri.
mengikuti tren, dan tuntutan pergaulan. Cara berkomunikasi remaja ini tergolong
Setiawan, 2021) juga menunjukkan intensitas waktu yang digunakan anak dalam
menonton youtube lebih dari 40 jam/minggu Jika anak sudah kecanduan menonton
menggangap lingkungan sekitar tidak terlalu penting lagi. Selain itu rasa malas
akan belajar akan tumbuh. Anak akan malas untuk berfikir dalam mengerjakan
tugas, dengan adanya youtube mereka merasa terhibur terlebih sekarang ini sedang
merasakan perasan tidak tenang, toleransi, menarik diri, konflik yang lebih tinggi
untuk mengabaikan temannya untuk dapat terus berfokus mengakses internet dan
ketika diajak berbicara. Selain itu lebih cenderung untuk mengedepankan aktivits
mengakses internet dan lebih memilih untuk menunda aktivitas yang berhubungan
dengan interaksi sosial dengan temannya. Penelitian ini juga menjelskan dampak
yang mucul dalam individu ketika offline yaitu munculnya rasa takut, gelisah,
cemas, binging, bosan dan rasa waspwas ketika tidak mengakses internet (Hakim
Keinginan untuk selalu terhubung dengan media sosial secara terus menerus
tersebut disebabkan karna adanya rasa takut kehilangan moment terpenting. Rasa
takut itulah yang sekarang dikenal dengan istilah FoMO (Fear Of Missing Out).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh JWT (Json Web Token) - Intelligence,
sebanyak 40% pengguna internet di dunia mengalami FoMO (JWT (Json Web
kecemasan sosial (social anxiety disorder) ditandai adanya keiginan untuk selalu
mengetahui apa yang sedang orang lain lakukan melalui media sosial (Przybylskiet
al, 2013).
bondong menyajikan dan berusaha menjadi yang pertama untuk mencari tahu
informasi terbaru dan akan merasa tidak nyaman jika mereka ketinggalan
informasi. Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 5 siswa yang
mengalami kecanduan hingga menyebabkan FoMO (Ayunigtyas and Wiyono,
2016). Hasil penelitian (Fathadhika and Afriani, 2018) yang berjudul Sosial media
egagement sebagai mediator antara Fear of missing out dengan kecanduan media
sosial pada remaja, hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan langsung antara
terhadap FoMO dengan kecanduan media sosial di mana didalam diri individu
kemudian mengarah pada kecanduan media sosial. Sedangkan FoMO juga dapat
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Santika (2015) diketahui bahwa
terdapat hubungan yang positif antara FoMO dengan kecanduan internet pada
penggunaan internet. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Azizan, 2016) dari
diri dengan ketergantungan media sosial pada siswa SMKN 1 Bantul, hal itu
kecanduan media sosial pada remaja karna FoMO merupakan isu baru dari
perilaku individu di dunia cyber psychology. Penelitian secara konseptual baru
dilakukan oleh 2 pihak yaitu: JWT (Json Web Token) Intelligence tahun 2012 dan
oleh Andrew Przybylski tahun 2013. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
tinggi akan merasa menjadi bagian dari apa yang dilihatnya, dengan ikut updute
interovert memiliki kepribadian yang cenderung lebih rendah dan berfokus pada
dirinya sendiri dan cenderung malu dan minder untuk melakukan segala hal yang
dilihatnya.
penggunaan media sosial pada individu yang bisa saja menyebabkan penggunanya
kecanduan untuk selalu mengakses media sosial, dan dampak apa yang terjadi jika
B. Rumusan Masalah
semestinya harus ada pembatasan dalam penggunaannya. Namun pada fakta yang
ada sekarang ini terjadi peningkatan penggunaan media sosial dari tahun ketahun.
tidak mampu jauh dari smartphone untuk segera mengakses media sosial, karena
jika tidak mengecek media sosial akan merasa cemas dan khawatir dengan apa
penggunaan media sosial bagi individu untuk berkomunikasi dengan pihak lain,
Kabupaten Bulukumba”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum yang ingin dicapai peneliti adalah adakah hubungan
Hubungan FOMO (Fear Of Missing Out) Dengan Kecanduan Media Sosial Pada
Bulukumba.
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapi oleh peneliti dibagi menjadi
SMKN 1 Bulukumba.
di SMKN 1 Bulukumba.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
bidang psikologis klinis, terutama mengenai kecanduan media sosial dan juga
2. Manfaat praktis
a. Bagi remaja, penelitian ini diharapkan agar bisa dijadikan sebagai bahan
tidak ada rasa cemas yang timbul dan menjadikan para remaja kecanduan
baik dari segi variabel, metodologi penelitian, dan subjek peneliti yang
akan digunakan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Pengertian Remaja
Adolescence atau sering kita sebut remaja, berasal dari bahasa latin
masa remaja tidak dengan periode lain dalam siklus kehidupan. Adolescence
emosional, sosial, dan fisik (Ali and Asrori, 2015). Masa remaja merupakan
Ini berarti tujuan pekembangan yang ingin dicapai dalam peroses tingkat
dewasa. Sebagai suatu proses transisi, masa remaja bisa ditandai dengan
(Wulandari, 2019).
hanya pekerkambngan itu seperti laut maka masa remaja merupakan lautan
dengan gelombang yang paling tinggi. Penamaan masa storm and stress
pada masa remaja ini berarti kuatnya gelombang dan goncangan yang terjadi
pada fase ini, sehingga ada pula pendapat yang menyebutkan masa ini
merupakan masa kelahiran kedua karna dalam masa remaja cenderung akan
dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada usia
anak memasuki usia dewasa yang diakui secara hukum. Masa remaja terbagi
atas dua kategori yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa
masa remaja akhir setelah melewati priode masa kematangan seksual sampai
Maka dari itu batasan umur seseorang bersifat fleksibel, yang berarti dapat
dan sebagian telah menjadi mahasiswa. Adapun menurut (Dr. Nurhastuti and
Safaruddin, 2020) beberapa tahapan perkembangan remaja secara spesifik
yaitu:
c. Karakteristik Remaja
cepat jika dibandingkan pada masa anak-anak dan masa dewasa. Untuk
sebagainya. Hal ini karna pola piker remaja masih labil sehingga
Pada fase ini demi mendapatkan status dan peran, remaja berusaha
rumahnya. Hal itu terjadi karna dengan begitu kebutuhan remaja merasa
hanya saja orang tua harus memantau dan mengarahkannya pada halphal
Pada zaman dulunya dimana manusia jauh dari teknologi yang canggih pada
Maka pada zaman ini masyarakat bisa berinteraksi dalam dunia maya atau
mengungkapkan pengertian dari media sosial itu sendiri salah satunya dalam
buku (Sangadji and Ruhmah, 2020) Media sosial adalah sebuah teknologi
orang untuk mencapai suatu tujuan. Media sosial merupakan platform media
sosial dapat diartikan sebagai fasilitator online yang membantu individu satu
dengan yang lainnya dalam menjalin sebuah ikatan sosial di media sosial.
Sejak adanya media sosial ini secara cepat menghapus batasan-batasan
karna dalam dunia media sosial seseorang tidak dibatasi ruang maupun
yang paling banyak digunakan dalam mengakses media sosial (85%) dan
Line 50%, FB Messenger 50%, Likendln 35%, Pintrest 34%, WeChat 29%,
Skype 25%, TikTok 25%, Reddit 18% dan SINA Webo 17%.
dunia maya. Namun dari banyaknya fitur-fitur yang ada di sosial media ini
dikemukakan oleh ahli. Dalam konteks ini adktif ditandai dengan terlau
panduan optimalisasi media sosial (2014) dan dilansir kembali dalam buku
1) Konten yang dibagikan untuk semua orang dan tidak terbatas pada satu
orang tertentu.
2) Isi pesan muncul tampa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada
penghambat.
komunitas.
1) Sumber informasi
info seputar agama, politik, motivasi, maupun hal-hal yang tern yang
2) Menjalin silaturahmi
Dengan adanya media sosial yang dapat diakses oleh seluruh manusia
yang ada di bumi, jarak bukan lagi menjadi penghalang seseorang untuk
4) Promosi
Jika dulu orang yang ingin berjualan harus memiliki toko sebagai
lain yang memiliki jarak, adanya sosial media memudahkan orang untuk
5) Branding
6) Kegiatan sosial
bantuan untuk kegiatan sosial, sehingga jika banyak orang yang ingin
1) Partisipasi
2) Keterbukaan
informasis
3) Percakapan
Komunikasi yang terjalin antara satu dengan yang lain, dan dapat
4) Komunitas
efektif. Komunikasi saling berbagi hobi dan minat yang sama, mislanya
5) Keterhubungan
1) Forum
group.google.com.
2) Blog
konten, layaknya sebuah diary. Jadi dalam blog artikel-artikel yang ada
3) Microblog
4) Social Networking
5) Social bookmarking
flickr (flickr.com).
7) Wiki
yaitu;
a) Facebook
sebagainya.
b) Youtube
yang dibuat tiga mantan PayPal pada 14 Februari 2015 (Nabila and
c) Twitter
d) Instagram
e) Whatsapp
f) TikTok
a. Pengertian kecanduan
Orang yang telah kecanduan internet akan menghabiskan waktu lebih dari 5
(HMPSI, 2020).
timbulnya tremor, rasa kwatir atau cemas dan perubahan mood, gangguan
kecanduan media sosial dengan interaksi yang tinggi adalah rasa khawatir
kecanduan paling banyak ditemukan pada sisiwi adiksi media sosial di SMP
Krida Utama adalah mereka yang memiliki karakteristik rasa cemas dan
Netrawati, 2020)
merugikan dirinya.
yang dihentikan, seperti perasaan tidak nyaman atau merasa ada yang
1) Stress
dirinya sendiri.
dunia nyata
4) Terjadinya perubahan gaya hidup karena menbuang-buang waktu untuk
internet semata
kesehatannya
sosial individu.
tentang FoMO merupakan istilah bar u dalam dunia yang dianggap sebagai
individu lain (Alinto Sianipar and Sakti Kaloeti, 2019). FoMo mengacu pada
regulasi yang buruk dari dalam diri, hal ini juga dijelaskan dalam penelitian
FoMO adalah rasa cemas yang muncul dari dalam diri individu ketika
terlambat atau bahkan melewatkan aktivitas media sosial orang lain sehingga
dengan FoMO ekstovert akan merasa menjadi bagian dari apa yang
diri sehingga tidak ada kainginan untuk mengikuti apa yang orang lain
suatu fenomena sosial adanya rasa keiginan untuk selalu mengecek dan
memantau aplikasi yang ada didalamnya sehingga muncul rasa cemas dari
sebagai berikut:
akan dilakukan oleh dirinya sendiri tampa ada dorongan dari orang lain.
pada media sosial ketika kebutuhan psikologis akan self ini tidak
terpenuhi.
memamerkan apa yang terjadi saat ini, laman media sosial terus
terbuka.
2) Usia
Usia muda yaitu 13-33 tahun merupakan usia yang memiliki level
dari kelompok usia muda yang pada saat ini berumur 13-33 tahun.
tersebut.
orang lain.
Misalnnya, pada saat reuni 212 yang dilakukan di tugu monas. Ketika
pada saat yang bersamaan banyak pengguna media sosial memamerkan
lain.
Missing Out (FoMO). Dari rasa takut akan tertinggal informasi ataupun
satu bagian dari kecanduan internet. Penelitian yang dilakukan oleh (Abel,
tersebut baca dan lihat dari yang orang lain tunjukkan di intenet. Sementara,
Media Sosial
FoMO
Introvert
FoMO FoMO
Ekstrovert
Tidak percaya diri Merasa menjadi
untuk mengikuti bagian dari apa
hal yang yang dilihatnya
dilihatnnya
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
(Fear Of
Missing Out)
Stress1.
Kesepian
2.
Harga3.diri rendah Kontrol diri yang lemah
4.
5. Selalu ingin terhubung
dengan orang lain
Variabel Independen
Variabel Dependen
Variabel Perancu
B. Variabel Penelitian
antara satu dengan objek lainnya yang saling mempengaruhi dalam suatu
rendah, kontrol diri rendah dan ingin selalu terhubung dengan orang lain.
C. Defenisi Konseptual
1. (Sangadji and Ruhmah, 2020) Media sosial adalah sebuah teknologi yang
satu dengan yang lainnya dalam menjalin sebuah ikatan sosial di media
sosial.
FoMo (Fear Of Missing Out) merupakan istilah baru dalam dunia yang
ingin selalu terhubung dengan individu lain (Alinto Sianipar and Sakti
Kaloeti, 2019).
D. Defenisi Operasional
memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang
oleh keinginan kuat atau kesukaan tentang sesuatu hal sehingga berulang
kali dilakukan.
a) Kriteria objektif :
b) Alat ukur
(sring): 3, SL (selalu): 4.
2. FoMo
orang lain di dunia maya sehingga akan muncul regulasi yang buruk
ketika kehilangan update atau tidak bisa mengikuti tren di dunia maya.
a) Kriteria objektif :
E. Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu
kali pada satu saat. Pada jenis penelitian ini, variabel independen dan
dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut.
Tentunya tidak semua subjek penelitian harus diobservasi pada hari atau pada
waktu yang sama, akan tetapi baik variabel independen maupun variabel
1. Wakatu Penelitian
2. Lokasi Penelitian
1. Populasi
Dr. Sugiyono, 2017) Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 180
2. Sampel
N. z. p.q
n=
d (N-1) + z. p. q
= 51,7
= 52 responden
Keterangan:
q = 1-p (100% - p)
a. Kriteri Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
D. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
media sosial.
dari skala intensitas kecanduan media social dan skala fear of missing out.
1. Data primer adalah data mentah (asli) yang diperoleh peneliti secara
Data primer dari penelitian ini adalah remaja yang mengalami kecanduan
media sosial.
2. Data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada yang
Data skunder dalam penelitian ini adalah jumlah responden yang diperoleh
dari data SMKN 1 Bulukumba.
F. Alur penelitian
Proposal penelitian
Hipotesis penelitian
Ada hubungan FoMo (fear of missing out)
pada remaja pengguna media sosial
Populasi
Remaja pengguna media sosial ≥ 5 bulan
sampel (Tehnik/besar)
tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan
purposive
a. Editing
b. Coding
dengan cara memberi kode berbentuk huruf dan angka pada masing-
penelitian ini.
c. Entry
d. Cleaning
atau tidak. Pada tahap ini, peneliti akan memeriksa kembali seluruh
proses dan memastikan bahwa tidak ada kesalahan pada data yang
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat.
b. Analisa Bivariat.
H. Etika Penelitian
diharapkan.
sound)
sesuai dengan moral yang benar dan layak dalam memperoleh setiap haknya.
(equitable). Dalam hal ini beban dan manfaat yang diperoleh subjek dari
Januari-
April Mei Juni Juli Agustus
Kegiatan Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
Judul
Penyusunan
Proposal
Studi
Pendahuluan
Seminar
Proposal
Uji Validitas
Pengambilan
data
Penyusunan
Laporan Akhir
Sidang Hasil
Publikasi
Ilmiah
BAB V
pada bulan Juli 2020, dengan mengumpulkan data secara primer dengan subjek
dalam penelitian ini adalah remaja usia 16-19 tahun sebanyak 52 orang yang
sebagai berikut.
Tabel 5. 1
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan kelas
Karakteristik Responden Frekuensi (n) Percent (%)
Usia
Remaja 16 tahun 5 9.6
Remaja 17 tahun 23 44.2
Remaja 18 tahun 20 38.5
Remaja 19 tahun 4 7.7
Jenis kelamin
Perempuan 39 25.0
Laki - laki 13 75.0
kelas XI
BDP, AKL 6 11.5
TAV, OTKP 11 21.2
TB, NKP 19 36.5
TKJ,TKR 16 30.8
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer 2021
menunjukkan bahwa sebagian besar umur responden berada pada usia 17 tahun
2. Variabel univariate
Tabel 5. 2
Distribusi Frekuensi FoMO
FoMO N %
Tinggi 10 19.2
Sedang 33 63.5
Rendah 7 13.5
sangat rendah 2 3.8
Total 52 100.0
Sumber : Data Primer 2021
Tabel 5. 3
Distribusi Frekuensi Kecanduan
Kecanduan N %
Sering 27 51.9
Jarang 25 48,1
Jumlah 52 100
Sumber : Data Primer 2021
Tabel 5. 4
Hubungan FoMO dengan kecanduan media sosial pada remaja
dengan intensitas penggunaan media sosial pada kategori sering 10(19,2) lebih
kategori sering 0(0,0) lebih sedikit dibandingkan kategori jarang 2(3,8%). Ini
sosial dengan FoMO. Hasil uji Pearson Chi-Square didapatkan nilai p = 0.002,
dengan FoMO. Atau dengan kata lain Kecanduan media sosial mempengaruhi
FoMO.
B. Pembahasan
Hal ini didukung oleh Teori (Sitti Nurhalimah, 2019) Dependencty theory
kebutuhan atau pencapaian tujuan sehingga seseorang tidak dapat lepas dari
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (Hartinah, Sriati and Kosasih,
2019) yang menyatakan bahwa media sosial mempunyai karakteristik unik yang
kecanduan sosial sedang, (16,2) mengalami kecanduan tinggi dan sebagian kecil
presentase tingkat gejala kecanduan media sosial sedang pada penelitian ini
56, dimana perempuan cederung lebih buruk dalam penggunaan media sosial
penggunaan media sosial antara laki-laki dan perempuan adalah berbeda. Secara
umum perempuan sangat empatis dan laki-laki sangat sistematis. Alasan kaum
menulis pesan dan email, sedangkan laki-laki lebih sedikit menggunakan media
sosial.
Manegement (pengolaan diri) Dari penelitian ini didapati hasil kecanduan media
sosial siswa menurun dilihat dari penurunan skor dan perubahan perilaku ke arah
mendapatkan skor tinggi 170 dan post test mengalami penurunan skor 144. Pada
awalnya subyek merasa bahwa youtube membuat subyek bisa terhibur sehingga
setiap pulan sekolah bahkan malam tidak lupa untuk mengecek video terbaru
media sosial.
pada siswa adiksi media sosial di SMP Krida Utama adalah mereka yang
membuat mereka terpaku pada media sosial, dengan demikian penggunaan media
sedang dengan persentase sebesar 29%, lalu 19% remaja berada pada kategori
rendah, kemudian ditemukan juga beberapa remaja yang berada pada kategori
sangat tinggi dengan persentase sebesar 17% dan 3% remaja berada pada
kategori sangat rendah. Dari hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa
rumah, dan mungkin membuat remaja melalaikan kegiatan ibadah sehingga tidak
(pata and Aspin, 2021) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
kecanduan media sosial. Sebanyak 54 siswa yang mengakses media sosial lebih
dari 6 jam perhari, mereka lebih banyak menggunakan waktu mengases media
sosial untuk mencari hiburan dibandingkan waktu untuk belajar, merasa cemas,
gelisa, dan tidak bisa tidur ketika tidak mendapatkan akses media sosial bahkan
2. FoMO
Dari hasil penelitian pada tabel 5.2 didapatkan bahwa responden yang
mengalami FoMO kategori tinggi sebesar 19,2%, kategori sedang sebesar 63,5%,
pada kategori sangat rendah sebesar 3,8%. Hal ini menjadi acuan dasar bahwa
Hal ini didukung oleh teori (Singh Lamba, 2021) yang menjelaskan bahwa
fenomena FoMO itu terjadi dari manusia itu sendiri dimana individu yang
memiliki kontrol diri yang lemah akan terdorong untuk selalu memperhatikan
hubungannya dengan individu lain di media sosial. Dimana FoMO sering muncul
sebagai perasaan yang mengganggu, rasa cemas yang dipicu sebagai respon
and Mahestu, 2020) Individu didorong untuk berinteraksi dengan dirinya dalam
membuat setiap keputusan dalam sosial media sehingga individu sadar dengan
keinginan individu, keputusan yang diambil pun merupakan hasil dari konstruksi
media Karena ini identifikasi diri pada sosial media remaja dapat menunjukan
FoMo, pola ini terlihat lebih monoton karena mereka terus menerus membagikan
kegiatannya di sosial media karena para remaja ini percaya bahwa sosial media
menjadi individu yang menonjol, tidak jarang juga identifikasi diri seseorang
ditentukan oleh berapa banyak likes dan komentar pada sebuah post yang dapat
(Angesti and Dian, 2018) didapatkan dalam bahwa FOMO berhasil menjadi
bermasalah.
(Akbar et al., 2018) Ketakutan akan kehilangan momen muncul karena tidak
memiliki kedekatan dengan orang lain. Dampak yang ditimbulkan dari ketakutan
akan kehilangann momen yang dialami seseorang antara lain tidak peduli
terhadap diri sendiri dan sekitar, karena sibuk dengan samrtphone, terganggunya
kebersamaan di dunia nyata, dan cenderung merasa kurang dengan apa yang
telah ia miliki.
diri siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Godean Tahun Ajaran 2019/2020.
Hal ini berdasarkan hasil koefisien korelasi -0,472 dengan Sig.: 0,000 < 0,05
yang berarti ada hubungan negatif dan signifikan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan negatif antara sindrom fomo dengan kepercayaan diri. Hal ini
mengandung makna bahwa semakin tinggi atau semakin baik kepercayaan diri
siswa maka akan semakin rendah atau semakin buruk sindrom fomo yang
dimiliki siswa maka akan semakin tinggi sindrom fomo yang dimilki siswa.
Asumsi peneliti mengatakan bahwa adanya perasaan ingin diakui oleh halayak
lingkungannya itu sendiri sehingga individu melakukan hal yang sama karna
adanya perasaan rasa takut tertinggal oleh teman sebayanya sehingga melakukan
eksplorasi diri mencari dan menirukan apa yang dirasa menarik untuknya
sehingga remaja yang berkecendrungan FoMO akan memiliki adiksi terhadap
telepon genggamannya.
3. Hubungan FoMO (fear of missing out) dengan kecanduan media sosial pada
remaja
Dari hasil penelitian tabel 5.4 menunjukkan bahwa hubungan FoMO dengan
kecanduan media sosial pada remaja. Hasil uji Chi_Square alternatif Kolmogorof
didapatkan nilai P = 0,002 < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan proporsi yang
sosial pada remaja. Jumlah responden yang mengalami fomo pada kategori tinggi
pada kategori sangat rendah sebesar 3,8%, ini menunjukkan bahwa semakin
semakin rendah.
Hal ini didukung penelitian (Aisafitri and Yusriyah, 2021) yang membahas
dimana peneliti menggunakan teori yang berkaitan yaitu teori Determinasi Diri
untuk mengetahui dampak yang terjadi pada diri Milenial yang mengalami
kecanduan media sosial (FoMO) guna menghasilkan penelitian yang konkrit dan
akurat. Aspek penting pada teori determinasi diri menekankan pada pentingnya
kebebasan individu dalam bertindak sesuai pilihannya, dan juga adanya motivasi
instrinsik dalam diri individu, sehingga ketika individu termotivasi secara
dampak yang ditimbulkan ialah menjadi kecanduan akan media sosial FoMO
dimana hal ini membawa generasi milenial menjadi memiliki kebutuhan akan
media sosial.
Dari hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (Fathadhika and
Afriani, 2018) dimana hasil penelitiannya ditemukan sebanyak 98 (28,6) dari 343
subjek mengalami kecanduan media sosial. Pada skala kecanduan media sosial
dilepaskan dari penggunaan media sosial, pada skala FoMO ditemukan sebanyak
36 (10,5) dari 343 subjek mengalami FoMO dengan tingkat tinggi. Berdasarkan
diajak dalam pertemuan itu, sindrom ini berkembang seiring dengan adanya
media sosial pada remaja pengguna media sosial Terdapat 168 remaja di SMA
(46,9%) Fear Of Missing Out (FOMO) dalam kategori Fear Of Missing Out
(FOMO) sedang dan terdapat adanya hubungan antara Fear Of Missing Out
(FOMO) dan kecanduan media sosial dengan nilai P Value 0,000. Hal ini berarti
semakin tinggi Fear of Missing Out maka semakin tinggi kecanduan media
(Fathadhika and Afriani, 2018) Penelitian ini menemukan bahwa pada remaja
secara langsung maupun tidak langsung, yaitu lewat mediator social media
antara FoMO dengan kecanduan media sosial signifikan. FoMO juga dapat
dan memberikan dampak kecanduan akibat pembiasaan diri yang yang dilakukan
sehingga akan terjadi FoMO dimana seorang individu akan ketakutan atas
ketinggalan tren, pengalaman lebih baik yang dirasakan oleh orang lain dan
adanya rasa ingin tahu tentang apa yang sedang orang lain kerjakan. FoMO
dalam kategori sangat rendah bukan berarti individu tidak mengalami kecanduan,
yang dilakukan sejak dulu sehingga tidak terpengaruh dengan tren yang sedang
C. Keterbatasan Peneliti
jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini disebabkan karna keterbatasan
penelitian. Hal ini mengkin dipengaruhi oleh situasi dan kondisi pelaksanaan
A. Kesimpulan
kecanduan media sosial. Uji pearson Chi-Square didapatkan nilai P lebih kecil
dari α, maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara FoMO
dengan kecanduan.
3. Jumlah responden yang mengalami fomo pada kategori tinggi sebesar 19,2%
sangat rendah sebesar 3,8%, ini menunjukkan bahwa semakin tinggi presentase
sangat rendah presentase FoMO maka besar jumlah responden yang mengalami
B. Saran
sekolah dapat memasang poster atau slogan yang berisi tentang Fear Of
Missing Out (FOMO) dan kecanduan media sosial sebagai bentuk sosialisasi
positif yang dapan mengalihkan untuk tidak menggunakan media sosial secara
terus-menerus.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan
penambahan variabel lain seperti karakteristik, jenis kelamin, umur, dan jurusan
ini selanjutnya tidak hanya melakukan analisa bivariat tetapi sampai multivariat
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi tenaga
untuk evaluasi tentang Fear Of Missing Out (FOMO) dan kecanduan media
A. Octavia, M.Pd, Dr. S. (2020) Motivasi Belajar dalam Perkembangan Remaja. Jl.
Kaliurang Km 9,3- Yogyakarta 55581: Grub Penerbitan CV BUDI Utama.
Abel, J. P., Buff, C. L. and Burr, S. A. (2016) „Social Media and the Fear of Missing
Out: Scale Development and Assessment‟, Journal of Business & Economics
Research (JBER), 14(1), pp. 33–44. doi: 10.19030/jber.v14i1.9554.
Akbar, R. et al. (2018) „Ketakutan akan kehilangan momen (FoMO) pada remaja
kota samarinda‟, Vol 7, No 2, p. Desember 2018.
Alinto Sianipar, N. and Sakti Kaloeti, D. V. (2019) „Hubungan antara regulasi diri
dengan Fear Of Missing Out (FOMO) pada mahasiswa tahun pertama
Fakultas Psikologis Universitas Diponegoro‟, Psikostudia : Jurnal Psikologi.
Angesti, R. and Dian, I. (2018) „Peran Fear Of Missing (FoMO) sebagai mediator
antara keperibadian dalam penggunan internet bermasalah‟, jurnal ilmu sosial,
Humaniora, dan Seni, Vol 2, No 2, pp. 790–800.
Ayunigtyas, R. and Wiyono, B. (2016) „Studi mengenai kecanduan internet dan Fear
of Missing Out (FOMO) pada siswa di SMKN 1 Driyorejo‟. Available at:
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-bk-
unesa/article/view/33592.
Dianda Utami, P. and Irna Aviani, Y. (2021) „Hubungan Antara Regulasi Diri dengan
Fear Of Missing Out (FOMO) pada remaja pengguna instagram‟. Available
at: https://www.jptam.org/indekx.php/jpam/articel/viem/028.
Dra. Zulmiyetri, Dr. Nurhastuti and Safaruddin (2020) Penulisan Karya Ilmiah. Jl.
Tambra Raya No. 23 Rawamangun-Jakarta 13220: KENCANA.
Fathadhika, S. and Afriani (no date) „Sosial Media Egagement Sebagai Mediator
Antara Fear Of Missing Out Dengan Kecanduan Media Sosial Pada Remaja‟,
Jurnal Psikologi Sains dan Profesi, Vol. 2, No 3.
Hidayati, N., Syaf, A. and Hartati, R. (2021) „Fear Of Missing Out ditinjau dari Big
Five Personality‟, Psychopolytan : Jurnal Psikologi, 4(2), pp. 77–83. doi:
10.36341/psi.v4i2.1392.
HMPSI (2020) 15 Warna Psikologi untuk Moloku Kie Raha. Jl. Joyosuko Metro
IV/No 42 B, Malang: Intelegensi Media.
jayani, D. (2020) „10 Media Sosial yang paling sering digunakan di Indonesia‟, We
Are Social, Hootsuite, 26 February. Available at:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/26/10-media-sosial-yang-
paling-sering-digunakan-dipindonesia.
„Laporan Survei Internet APJII 2019 - 2020‟ (no date). Available at:
https://apjii.or.id/survei (Accessed: 23 October 2021).
Nabila, D. and Elvaretta, O. (2020) Peradaban Media Sosial Di Era Industri 4.0.
Wisma Kalimetro, Jl. Joyosuko Metro 42 malang: Prodi Ilmu komunikasi
Universitas muhammadiyah Malang dan inteligensia Media.
Nur B, A. (2020) Phubbing dan Komunikasi Sosial. Jl. kyai Mojo No. 101 Jember,
Jawa Timur: UIJpKYAI MOJO.
Nursalam (2017) Metodologi Penelitian ilmu keperawatan. Jln. Raya Lenteng Agung
No. 101: Salemba medika.
pata, A. and Aspin (2021) „kontrol diri siswa terhadap kecanduan media sosial‟.
Pratiwi, A. and Fazriani, A. (2020) „Hubungan Antara Fear Of Missing Out Dengan
Kecanduan media sosial pada remaja pengguna media sosial‟. doi:
10.37048/kesehatan.v9il.123.
Pratiwi, A. and Fazriani, A. (no date) „Hubungan antara fear of missing out (FoMO)
dengan kecanduan media sosial pada remaja pengguna media sosial‟, Artikel
penelitian, Vol 9, No. 1. doi: 10.37048.
Prof. Dr. Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jl.
Gegerkalong Hilir No.84 Bandung: ALFABETA, cv.
Prof. Dr. Sugiyono (2020) Metode penelitian Kuantitatif kualitatif. Jl. Gegerkalong
Hilir No.84 Bandung: Alfabeta Bandung.
Prof. Mahfud Sholihin, Ph.D and Anggraini, P. G. (2020) Analisis Data Penelitian
Menggunakan Software Stata. jl. Beo 38-40 Yogyakarta 55281: ANDI
(Anggota IKPI).
Putri, M. (no date) „Hubungan kecanduan media sosial dengan kualitas interpersonal
pada usia dewasa wal‟. Available at:
http://repository.usd.ac.id/30739/2/139114142_full.pdf.
Riyanto, A. (2019) „Data Statistik Digital dan Pengguna Internet di Dunia tahun 2019
Kuartal Kedua‟. Available at: https://andi.link/data-statistik-digital-dan-
pengguna-internet-di-dunia-tahun-2019-kuartal-kedua-q2/ (Accessed: 23
January 2021).
Sangadji, Z., Ruhmah, A. and Fauzi (2020) Literasi Media dan Peradaban
Masyarakat. Wisma Kalimetro, Jl. Joyosuko Metro 42 malang: Prodi Ilmu
komunikasi Universitas muhammadiyah Malang dan inteligensia Media.
Wulandari, R. and Netrawati (2020) „Analisi tingkat kecanduan media sosial pada
remaja‟, 5, No. 2, 2020, pp.41–46. doi: https://doi.org/10.29210/3003653000.
Lampiran 1 Surat pengambilan data awal dari STIKES Panrita Husada Bulukumba
Lampiran 2 Surat permohonan izin penelitian dari STIKES Panrita Husada Bulukumba
Lampiran 3 izin penelitian dari NeniSilinca
.
Lampiran 4 Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP)
Lampiran 5 Surat keterangan telah melakukanpenelitian di SMKN 1 Bulukumba
Lampiran 6 Instrumen Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Media Sosial
(teman/orangtua)mengingatkan
digunakan:
a. Instagram
b. Tik Tok
c. Facebook
d. Whatsapp
e. Youtube
( mood modification)
8. Saya merasa gelisah jika tidak
saya rencanakan
mengecek pesan/notifikasi di
aktivitas lainnya
namun gagal
KUESIONER PENELITIAN
NO. PERYATAAN TP J SR SL
media sosial
sosial
sosial
sosial
untuk mengeceknya
Lampiran 7 Uji Valid
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.778 25
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Deleted Correlation Deleted
p1 73.13 53.499 .467 .761
p2 72.47 56.878 .420 .767
p3 72.60 56.800 .325 .770
p4 72.40 56.731 .381 .768
p5 72.73 61.306 -.073 .791
p6 73.10 56.093 .383 .767
p7 73.13 57.223 .238 .775
p8 72.83 57.454 .229 .776
p9 72.70 56.148 .423 .766
p10 72.77 58.254 .139 .782
p11 72.43 58.116 .184 .778
p12 72.37 57.206 .364 .769
p13 72.40 57.766 .275 .773
p14 73.07 54.271 .378 .767
p15 73.07 57.995 .197 .777
p16 73.13 53.499 .467 .761
p17 72.47 56.878 .420 .767
p18 72.60 56.800 .325 .770
p19 72.40 56.731 .381 .768
p20 72.73 61.306 -.073 .791
p21 73.07 55.582 .436 .764
p22 73.07 55.030 .359 .768
p23 72.57 53.978 .540 .758
p24 72.67 57.954 .215 .776
p25 72.50 55.224 .477 .762
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
75.77 61.013 7.811 25
B. FoMO
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
p1 44.00 30.621 .202 .771
p2 44.13 28.395 .382 .755
p3 43.70 31.045 .160 .775
p4 43.67 28.851 .470 .747
p5 43.60 29.007 .348 .758
p6 43.73 27.651 .542 .739
p7 43.43 29.151 .490 .747
p8 44.13 27.430 .485 .744
p9 43.60 32.731 -.010 .786
p10 43.80 28.510 .500 .745
p11 43.53 31.223 .240 .766
p12 43.67 28.851 .470 .747
p13 43.47 29.292 .475 .748
p14 43.63 28.930 .448 .749
p15 43.57 29.013 .420 .752
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.822 10
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
p2 28.40 20.800 .299 .832
p4 27.93 19.237 .688 .788
p6 28.00 18.690 .670 .787
p7 27.70 21.252 .417 .814
p8 28.40 19.972 .402 .820
p10 28.07 19.513 .622 .794
p12 27.93 19.237 .688 .788
p13 27.73 21.375 .401 .816
p14 27.90 19.334 .655 .791
p15 27.83 21.316 .327 .824
2. kecanduan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.806 12
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
p1 33.57 23.289 .409 .798
p2 32.90 24.576 .524 .788
p4 32.83 24.351 .489 .790
p6 33.53 24.189 .438 .793
p9 33.13 24.740 .408 .796
p14 33.50 23.845 .314 .811
p16 33.57 23.289 .409 .798
p17 32.90 24.576 .524 .788
p19 32.83 24.351 .489 .790
p21 33.50 23.776 .505 .787
p23 33.00 23.034 .562 .781
p25 32.93 23.582 .543 .784
HUBUNGAN FOMO (FEAR OF MISSING OUT) DENGAN KECANDUANMEDIA SOSIAL PADA REMAJA USIA SEKOLAH MENENGAH AKHIR KELAS XI DI SMKN 1 BULUKUMBA KABUPATEN BULUKUMBA
NO INISIAL JENIS KELAMIN KODE UMUR KODE PENDIDIKAN KODE Kecanduan Media Sosial SKOR KODE
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25
1 A.N PEREMPUAN 1 17 2 SMA 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 4 3 4 2 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 28 1
2 N LAKI-LAKI 1 17 2 SMA 2 2 3 4 4 1 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 1 3 2 3 4 4 30 2
3 N PEREMPUAN 2 18 3 SMA 2 1 4 4 3 4 4 1 2 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 1 4 4 3 30 2
4 A PEREMPUAN 2 16 1 SMA 2 2 4 2 4 3 3 2 3 2 2 4 3 4 3 2 2 4 2 4 3 2 2 4 2 4 27 2
5 A PEREMPUAN 2 18 3 SMA 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 3 3 3 29 2
6 K LAKI-LAKI 1 16 1 SMA 2 1 3 3 4 2 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 1 3 3 4 2 3 1 3 3 2 30 1
7 M PEREMPUAN 2 17 2 SMA 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 1 2 2 26 1
8 F PEREMPUAN 1 18 3 SMA 2 2 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 2 4 1 2 2 3 4 3 3 2 2 3 4 3 31 1
9 M LAKI-LAKI 1 17 2 SMA 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 31 1
10 S PEREMPUAN 2 18 3 SMA 2 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 4 2 4 2 4 34 1
11 U PEREMPUAN 2 18 3 SMA 2 2 3 3 3 2 2 1 4 3 4 4 4 3 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 27 1
12 A LAKI-LAKI 1 17 2 SMA 2 3 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 2 4 33 1
13 A PEREMPUAN 2 16 1 SMA 2 2 3 4 3 3 2 1 4 4 4 2 4 4 2 3 2 3 4 3 3 2 2 3 4 3 30 1
14 F LAKI-LAKI 1 16 1 SMA 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 24 2
15 S PEREMPUAN 2 18 3 SMA 2 4 3 3 4 2 4 2 1 4 1 4 4 4 1 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 28 2
16 A PEREMPUAN 2 16 1 SMA 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 33 1
17 N PEREMPUAN 2 16 1 SMA 2 3 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 1 1 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 34 2
18 R LAKI-LAKI 1 16 1 SMA 2 2 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 4 29 1
19 E PEREMPUAN 2 18 3 SMA 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 23 1
20 D PEREMPUAN 2 16 1 SMA 2 2 4 2 3 4 2 2 2 3 2 4 4 2 2 3 2 4 2 3 4 3 2 4 2 3 26 1
21 N PEREMPUAN 2 16 1 SMA 2 3 3 2 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 4 4 2 3 3 2 4 31 2
22 W PEREMPUAN 2 18 3 SMA 2 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 37 1
23 S PEREMPUAN 2 18 3 SMA 2 1 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 2 1 3 3 3 24 2
24 F LAKI-LAKI 1 17 2 SMA 2 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 34 1
25 S PEREMPUAN 2 16 1 SMA 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 31 1
26 P PEREMPUAN 2 16 1 SMA 2 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 30 1
27 B PEREMPUAN 2 17 2 SMA 2 4 3 4 4 2 2 4 4 2 2 2 3 4 4 2 4 3 4 4 2 2 4 3 4 4 31 1
28 H LAKI-LAKI 1 17 2 SMA 2 4 4 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3 2 31 1
29 F LAKI-LAKI 1 17 2 SMA 2 4 3 2 4 3 3 2 2 3 4 4 4 2 2 3 4 3 2 4 3 3 4 3 2 4 30 2
30 K PEREMPUAN 2 16 1 SMA 2 4 2 4 4 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 2 4 2 4 4 3 2 4 2 4 4 1 1
1
FEAR Of MISSING OUT (FOMO)
Statistics
JENISKELAMIN
N Valid 52
Missing 0
JENISKELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 13 25.0 25.0 25.0
PEREMPUAN 39 75.0 75.0 100.0
Total 52 100.0 100.0
2. Umur
Statistics
UMUR
N Valid 52
Missing 0
Mean 17.44
Std. Deviation .777
Minimum 16
Maximum 19
UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 16 5 9.6 9.6 9.6
17 23 44.2 44.2 53.8
18 20 38.5 38.5 92.3
19 4 7.7 7.7 100.0
Total 52 100.0 100.0
1
3. Kelas
KELAS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BDP,AKL 6 11.5 11.5 11.5
TAV,OTKP 11 21.2 21.2 32.7
TB,NKP 19 36.5 36.5 69.2
TKJ,TKR 16 30.8 30.8 100.0
Total 52 100.0 100.0
Descriptives
Statistic Std. Error
KECANDUAN Mean 32.38 .759
95% Confidence Interval for Lower Bound 30.86
Mean Upper Bound 33.91
Median 34.00
Variance 29.928
Std. Deviation 5.471
Minimum 17
Maximum 41
Range 24
Interquartile Range 7
Skewness -1.018 .330
Kurtosis .538 .650
FOMO Mean 29.31 .559
95% Confidence Interval for Lower Bound 28.19
Mean Upper Bound 30.43
5% Trimmed Mean 29.59
Median 30.00
Variance 16.256
Std. Deviation 4.032
Minimum 16
Maximum 35
Range 19
Interquartile Range 5
Skewness -1.061 .330
Kurtosis 1.471 .650
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
KECANDUAN .164 52 .001 .912 52 .001
FOMO .123 52 .046 .928 52 .004
a. Lilliefors Significance Correction
kategori_kecanduan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
sering 27 51.9 51.9 51.9
jarang 25 48.1 48.1 100.0
Total 52 100.0 100.0
kategori_fomo
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 10 19.2 19.2 19.2
Sedang 33 63.5 63.5 82.7
Rendah 7 13.5 13.5 96.2
sangat rendah 2 3.8 3.8 100.0
Total 52 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value Df sided)
a
Pearson Chi-Square 16.519 4 .002
Likelihood Ratio 21.907 4 .000
Linear-by-Linear Association 7.341 1 .007
N of Valid Cases 52
a. 7 cells (70.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .48.
HUBUNGAN FOMO (FEAR OF MISSING OUT) DENGAN KECANDUANMEDIA SOSIAL PADA REMAJA USIA SEKOLAH MENENGAH AKHIR KELAS XI DI SMKN 1 BULUKUMBA KABUPATEN BULUKUMBA
NO INISIAL JENIS KELAMIN KODE UMUR KODE KELAS KODE Kecanduan Media Sosial SKOR KODE FEAR Of MISSING OUT
(FO
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 SKOR KODE
1 R Perempuan 2 17 2 XI TKJ 2 4 3 4 3 4 4 2 4 2 2 3 2 3 36 1 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 35 2
2 A Perempuan 2 17 2 XI TKJ 2 4 2 3 1 4 3 2 3 2 2 3 3 4 32 1 3 2 4 3 3 2 2 3 4 3 29 3
3 A Perempuan 2 16 1 XI TKJ 2 4 2 2 2 3 3 2 2 1 2 1 2 2 24 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 16 5
4 Z Perempuan 2 16 1 XI BDP 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 17 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 22 4
5 T Perempuan 2 17 2 XI BDP 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 32 1 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 29 3
6 A laki-laki 1 17 2 XI BDP 1 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 30 1 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 30 3
7 N Perempuan 2 18 3 XI AKL 2 1 4 2 3 1 4 3 3 3 3 3 4 3 36 1 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 33 2
8 S Perempuan 2 18 3 XI AKL 2 1 3 2 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 35 1 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 32 3
9 N Perempuan 2 17 2 XI TB 1 2 3 2 4 4 3 3 2 3 3 4 2 3 36 1 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 31 3
10 A Perempuan 2 17 2 XI TB 1 2 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 34 1 2 3 4 4 2 3 3 4 2 3 30 3
11 F Perempuan 2 17 2 XI TB 2 2 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 39 1 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 35 2
12 R Perempuan 2 17 2 XI TB 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 33 1 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 28 3
13 S Perempuan 2 17 2 XI NKP 1 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 31 1 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 27 3
14 M laki-laki 1 17 2 XI NKP 1 1 3 3 2 3 4 4 3 3 2 2 3 3 35 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 28 3
15 P Perempuan 2 17 2 XI NKP 1 1 4 4 3 3 2 3 3 2 3 1 4 3 35 1 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 28 3
16 A laki-laki 1 17 2 XI NKP 1 1 3 2 4 3 3 3 2 2 4 4 3 2 35 1 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 34 2
17 F Perempuan 2 17 2 XI TKRO 2 3 3 2 2 3 3 4 1 2 3 3 3 32 1 1 2 2 4 2 4 4 2 4 4 29 3
18 W Perempuan 2 17 2 XI TAV 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2 21 2 1 2 1 3 3 4 3 3 2 2 24 4
19 R Perempuan 2 17 2 XI TKRO 2 3 2 3 3 3 2 1 2 1 2 3 3 28 1 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 29 3
20 N laki-laki 1 17 2 XI TAV 2 4 1 3 1 3 1 1 1 1 3 3 2 24 2 2 1 2 3 2 2 3 3 3 3 24 4
21 S Perempuan 2 17 2 XI OTKP 2 3 3 2 3 4 2 3 1 3 3 2 3 32 1 2 4 2 4 3 4 4 3 3 2 31 3
22 A laki-laki 1 17 2 XI OTKP 2 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 41 1 4 1 1 2 2 4 4 2 4 4 28 3
23 A Perempuan 2 17 2 XI TKJ 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 20 2 2 1 3 2 2 3 1 2 2 1 19 5
24 H Perempuan 2 17 2 XI TKJ 2 4 2 3 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2 23 2 1 2 1 3 3 4 3 3 2 2 24 4
25 K laki-laki 1 17 2 XI TKJ 2 4 2 3 3 2 4 1 2 1 2 3 2 3 28 1 1 4 3 2 3 3 2 4 3 4 29 3
26 A laki-laki 1 17 2 XI TKJ 2 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 36 1 2 2 2 4 2 2 3 4 4 4 29 3
27 M laki-laki 1 17 2 XI TKJ 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 37 1 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 33 4
28 W Perempuan 2 18 3 XI OTKP 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4 36 1 1 2 3 3 3 2 2 3 3 4 26 3
29 A laki-laki 1 18 3 XI OTKP 2 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 36 1 1 2 4 3 4 2 3 2 3 3 27 3
30 F laki-laki 1 18 3 XI OTKP 2 2 3 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 40 1 1 2 1 3 2 3 3 3 3 3 24 4
31 A Perempuan 2 18 3 XI TAV 2 2 3 4 4 3 2 1 3 2 2 3 3 32 1 3 3 4 3 4 1 4 3 3 2 30 3
32 P Perempuan 2 18 3 XI TAV 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 32 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 26 3
33 D Perempuan 2 18 3 XI TAV 2 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 37 1 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 32 3
34 R Perempuan 2 18 3 XI TAV 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 34 1 4 3 1 3 3 3 4 3 4 3 31 3
35 B Perempuan 2 18 3 XI TB 1 3 4 3 3 2 2 4 3 3 4 3 3 3 37 1 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 34 2
36 S Perempuan 2 19 4 XI TB 1 3 2 3 2 2 3 2 3 4 2 2 3 3 31 1 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 32 3
37 R Perempuan 2 18 3 XI AKL 1 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 37 1 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 32 3
38 H Perempuan 2 18 3 XI TB 1 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 33 1 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 30 3
39 F Perempuan 2 18 3 XI TB 2 3 2 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 35 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 28 3
40 R Perempuan 2 18 3 XI TB 2 3 3 4 2 3 4 2 2 3 3 4 3 4 37 1 3 4 1 4 3 3 3 4 3 4 32 3
41 N Perempuan 2 18 3 XI TB 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 38 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 34 2
42 M laki-laki 1 16 1 XI TB 2 3 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 28 1 4 3 2 3 4 3 4 3 4 2 32 3
43 N Perempuan 2 16 1 XI TB 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 4 3 3 33 1 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 32 3
44 I Perempuan 2 16 1 XI TB 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4 37 1 4 3 2 2 4 3 4 3 4 4 33 2
45 N laki-laki 1 18 3 XI TB 3 3 4 2 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 39 1 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 34 2
46 N Perempuan 2 18 3 XI TB 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 35 1 2 4 3 4 2 4 2 4 2 4 31 3
47 A Perempuan 2 18 3 XI TKJ 1 4 3 3 1 2 4 2 3 1 2 3 1 3 28 1 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 31 3
48 S laki-laki 1 18 3 XI TKJ 1 4 2 3 1 4 4 3 1 2 2 2 1 2 27 1 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 25 4
49 S Perempuan 2 18 3 XI TKJ 2 4 2 2 2 2 3 1 1 1 2 1 2 2 21 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 25 4
50 Y Perempuan 2 19 4 XI TKJ 2 4 3 3 1 3 4 3 3 2 3 3 2 4 34 1 4 3 3 3 2 3 4 3 4 1 3 32 3
51 R Perempuan 2 19 4 XI TKRO 3 3 3 2 4 1 2 1 2 3 2 3 3 29 1 2 3 3 2 4 4 2 3 3 4 30 3
52 I Perempuan 2 19 4 XI TKRO 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 36 1 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 35 3
Lampiran 9 Kuesioner uji valid
KUESIONER PENELITIAN
media sosial
media sosial
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Kelas :
DAFTAR KUESIONER
Mohon untuk memberikan tanda ( ) pada setiap pernyataan yang anda pilih
Keterangan :
TP (tidak pernah) 1
J (jarang) 2
SR (sring) 3
SL (selalu) 4
NO. PERYATAAN TP J SR SL
saya
2. Saya menjadi cemas ketika saya tidak tahu
media sosial
mengikuti tren
begitu penting
sosial
sosial
sosial
untuk mengeceknya
Dokumentasi