Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS TAKE HOME EXAM (THE) SEMESTER

2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa :DEWI UNGSINOWATI PRABHAKTI


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043029457
Tanggal Lahir : 04 maret 2000
Kode/Nama Mata Kuliah : Writing II
PBIS4312
Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : DEWI UNGSINOWATI PRABHAKTI


NIM : 043029457
Kode/Nama Mata Kuliah : PBIS4301/Strat. Pembelajaran B. Inggris
Fakultas : FKIP
Program Studi : 58/pendidikan bahasa inggris - S1
UPBJJ-UT : 50/SAMARINDA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjungjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE
melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan
peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan diatas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Berau, 19 desember 2021


Yang Membuat Pernyataan

(DEWI UNGSINOWATI PRABHAKTI )


jawaban ujian

1. strategi bertanya nyang digunakan oleh bu lina adalah jenis Pertanyaan divergen sering
merupakan pertanyaan yang terbuka dan biasanya memiliki banyak jawaban yang sesuai.
komponen komponen dalam strategi bertanya yaitu;
(1) pengungkapan pertanyataan secara jelas,
(2) pemberian acuan,
(3) pemusatan perhatian,
(4) pemindahan giliran,
(5) penyebaran giliran,
(6) pemberian waktu berpikir,
(7) pemberian tuntutan,
(8) pengungkapan tuntuan.
apakah semua komponen ada ? penjelasan saya:
tidak semua komponen dalam keterampilan bertanya digunakan oleh bu lina diantaranya
yaitu pemindahan giliran yang artinya satu pertanyaan dapat diajukan untuk lebih dari satu
siswa saja. bu lina menerapkan komponen penyebaran giliran yang artinya siswa mendapat
giliran pertanyaan yang berbeda . adapun komponen lain yang diterapkan oleh bulina yaitu
1 pengungkapan pertanyataan secara jelas,
2 pemberian acuan, 3 pemusatan perhatian, 4 penyebaran giliran, 5 pemberian waktu
berpikir, 6 pemberian tuntutan, 7pengungkapan tuntuan.
2. a worksheet
name :
class:
“a museum/a famous building/a city landmark”

put a picture of a museum/a famous building/a city landmark that you got

make sentences based on the picture


1…………………………
2………………………….
3…………………………
4………………………..
5…………………………
Now , arrange the sentences into a descriptive text
…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

3. In my opinion, Mr. Burhan has done the Think Pair and share strategy quite well, but at the
share step, sharing of answers should be done, not only on the views but all the students
involved. share what I mean is In the final step the teacher asks the pairs to share with the
whole class what they have been talking about. It is effective to walk around the room of the
spouses and continue until about half of the couples have had a chance to report.
4.
Kelas/Semester : VII/II (Tujuh/Genap )
Tema :Descriptive Text
Sub Tema Pembelajaran : : Mendeskripsikan Binatang Peliharaan
ke Alokasi Waktu :

3.7 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif
lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang,
binatang, dan benda sangat pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya

4.7 Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana, terkait orang,
binatang, dan benda, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks penggunaannya.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan menyusun Puzzle (potongan kalimat) yang mendeskripsikan
binatang peliharaan (seekor kucing) secara berkelompok, siswa dapat menemukan
Adjectives (Kata Sifat) dan Noun Phrases yang digunakan untuk mendeskripsikan
binatang.
2. Siswa dapat menulis sebuah Descriptive Text sederhana secara individu, tentang
binatang peliharaan yang lainnya, menggunakan Adjectives (Kata Sifat) dan Noun
Phrases dengan baik dan benar.
B. KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Pendahuluan ( 2 menit )
- Guru mengucapkan salam dan menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin doa
bersama.
- Guru mengingatkan siswa terkait pengalaman atau pembelajaran sebelumnya.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan saat ini.
- Guru menyampaikan ruang lingkup materi dan penilaian.
Kegiatan Inti ( 6 menit )

Alokasi
Kegiatan Waktu
Inti
Stimulus 1 menit
Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, membagikan Puzzle
(potongan kalimat) Descriptive Text tentang seekor kucing Persia medium
bernama Pipip Orlando.

Problem Statement 1 menit


Dalam kelompoknya, siswa memahami kalimat dan mulai menyusun Puzzle
(potongan kalimat) dalam Descriptive Text tersebut. Guru menilai sikap siswa
saat sedang berdiskusi.

Data Collection 1 menit


Salah seorang siswa maju ke depan kelas untuk menempelkan potongan
Puzzle
kalimat dalam Descriptive text tentang seekor kucing.
Guru dan siswa membaca nyaring teks tersebut. (conditional)

Data Procession 1 menit


Dengan bimbingan guru, siswa mampu mengidentifikasi tentang fungsi sosial,
struktur teks, Adjectives dan Noun Phrases yang ada dalam teks tersebut.

Verification 1 menit
Guru memberikan pilihan gambar beberapa binatang peliharaan yang lain, dan
siswa berlatih menulis secara individu sebuah Descriptive Text pendek tentang
binatang yang dipilihnya.
Generalization 1 menit
Guru memberikan pendampingan kepada siswa dalam menulis Descriptive Text
about Animal (Pets) sederhana dengan baik dan
benar. (minimal 7 kalimat)
Guru memberikan apresiasi terhadap hasil tulisan siswa.

Kegiatan Penutup ( 2 menit )


- Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran pada pertemuan ini.
- Guru mengumpulkan hasil kerja siswa sebagai bahan portofolio.
- Guru melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan untuk
pertemuan berikutnya.
- Guru memberikan salam penutup.

A. PENILAIAN

1. Penilaian Sikap
Bentuk penilaian : Observasi dengan jurnal penilaian sikap
2. Penilaian Pengetahuan
Bentuk Tes : Tulis
Instrument Test : Pemahaman Bacaan (5 butir Pilihan Ganda)
3. Penilaian Ketrampilan
Bentuk Test : Tulis
Instrument Test : Menulis Descriptive Text sederhana
Lampiran

Materi:
Descriptive Text yang Digunakan untuk Puzzle

Findings
Adjectiv Noun
es Phrases

Penilaian Sikap
Jurnal Penilaian Sikap
N Hari/Tgl Nama Siswa Catata Butir Sikap Tindak Lanjut
o n
perila
ku
1
2
3
4
5
d
s
t
Penilaian
Pengetahuan Soal
Pemahaman Bacaan

Read the text and choose the right answer.

I love dogs very much. I keep some dogs in my house. They are Casper, Midas, Brownie
and Dottie. Casper is a dachshund. He’s short with long body and four strong legs. Brownie is a
collie. She has long and thick fur. What color is her fur? Brown, of course that’s why I call her
Brownie.
Dottie is a Dalmatian. She has a slim body and four long legs. She has thin fur and dots
all over her body. The last is Midas. He is a bulldog. He has a large head, a short neck and thick
short legs. He’s very strong. I always take care of my dogs every day.
(text source: brainly.co.id)

1. What kind of text is the text above?


a. Recount
b. Descriptive
c. Narrative
d. Procedure

2. “ She has thin fur and dots all over her body.”. The antonym of the word
“thin”is…
a.slim
b. small
c. thick
d. short

3 . How many dogs does the writer


have? a.1
b.2
c.3
d.4

4. What does Casper look like?


a. Short with long body and strong legs
b. Brown, with long and thick fur
c. Slim body, long legs
d. Thin fur and dots

5. Why does the writer call the collie, Brownie? The writer calls the collie, Brownie
because …. a.she like brownies
b.she has
brown ear
c.she has
brown fur
d.she has black
fur

Jawaban:
1. B
2. C
3. D
4. A
5. C

Nilai Pengetahuan Siswa:


Jumlah Benar x 20 5x
20
Jumlah 100
Penilaian Ketrampilan

Rubrik Ketrampilan Menulis


Na Aspek yang Dinilai Sco
ma re
Tujuan Komunikasi 4 3 2 1
Keruntutan Teks 4 3 2 1
Pilihan Kata 4 3 2 1
Pilihan Tata Bahasa 4 3 2 1
Kerapian 4 3 2 1
Total Score 20

Keterangan:
3 : Excellent
3 : Good
2 : Fair
1 : Poor

TUJUH KOMPONEN CTL


1. KONSTRUKTIVISME
Constructivism (konstruktivisme) merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya didtperluas melalui konteks
yang terbatas (sempit), dan tidak sekonyong-konyong.Pengetahuan bukanlah seperangkat faktafakta,
konsep, atau kaidah yang slap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan
itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya,
dan bergelut dengan ideide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa.
Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivis
adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke
situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri.

2. MENEMUKAN (INQUIRY)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi
hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan
menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Topik mengenai adanya dua jenis binatang rnelata,
sudah seharusnya ditemukan sendiri oleh siswa, bukan `menurut buku'.
Siklus inkuiri:
o Observasi (Observation)
o Bertanya (Questioning)
o Mengajukan dugaan (Hiphotesis)
o Pengumpulan data (Data gathering)
o Penyimpulan (Conclussion)

3. BERTANYA ( QUESTlONlNGj
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari `bertanya'. Sebelum tahu kota Palu, seseor
ng bertanya "Mana arah ke kota Palu?" Questioning (bertanya) merupakaan strategi
Bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan
berpikir siswa.
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk
(1) menggali informasi, balk administrasi maupun akademis
(2) mengecek pemahaman siswa
(3) membangkitkan respon kepada siswa
(4) mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa
(5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siwa
(6) menfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru
(7) untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa untuk menyegarkan kembali
pengetahuan siswa.

4. MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY)


Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan
orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pinsil dengan peraut elektronik, ia bertanya
kepada temannya "Bagaimana caranya? Tolong bantuin, aku!" Lalu temannya yang sudah biasa,
menunjukkan cara mengoperasikan alat itu. Maka, dua orang anak itu sudah membentuk masyarakat-
belajar (learning community).

Hasil belajar diperoleh dari `sharing' antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang
belum tahu. Di ruang ini, di kelas ini, di sekitar sini, juga orang-orang yang ada di luar sana, semua
adalah anggota masyarakat-belajar.

Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok
belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya hiterogen. Yang pandai mengajari
yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya
yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya. Kelompok siswa bisa
sangat bervariasi bentuknya, balk keanggotaan, jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa di kelas
atasnya, atau guru melakukan kolaborasi dengan mendatangkan seorang `ahli' ke kelas. Misalnya
tukang sablon, petani jagung, peternak susu, teknisi komputer, tukang cat mobil, tukang reparasi
kunci, dan sebagainya.

"Masyarakat-belajar" bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. "Seorang guru yang
menga)ari siswanya" bukan contoh masyarakatbelajar karena komunikasi hanya terjadi satu arah,
yaitu informasi hanya datang dari guru ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari
guru yang datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar hanya siswa bukan guru. Dalam
masyarakat belajar, dua kelompok (atau lebih) yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling
belajar. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang
diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman
belajarnya.
Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak
ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua
pihak mau saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki
pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yang berbeda yang perlu dipelajari.

Kalau setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang lain bisa menjadi sumber belajar,
dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman. Metode
pembelajaran dengan teknik "learning community" ini sangat membantu proses pembelajaran di
kelas. Prakteknya dalam pembelajaran terwujud dalam
Ø Pembentukan kelompok kecil
Ø Pembentukan kelompok besar
Ø Mendatangkan `ahli' ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, perawat, petani, pengurus
organisasi, polisi, tukang kayu, dsb.)
Ø Bekerja dengan kelas sederajat
Ø Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya
Ø Bekerja dengan masyarakat

Dalam sebuah pembelajaran selalu ada model yang bisa ditiru. Guru memberi model tentang-
bagaimana cara belajar'.

5. PEMODELAN (MODELlNG)
Komponen CTL selanjutnya adalah pemodelan. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran
keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara
mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olah raga, contoh karya tulis, cara melafalkan
bahasa Inggeris, dan sebagainya. Atau, guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Dengan
begitu, guru memberi model tentang `bagaimana cara belajar'.

Guru dapat memberi contoh tentang cara bekerja sesuatu, sebelum siswa melaksanakan tugas.
Misalnya, cara menemukan kata kunci dalam bacaan. Dalam pembelajaran tersebut guru
mendemonstrasikan cara menemukan kata kunci dalam bacaan dengan menelusuri bacaan secara
cepat dengan memanfaatkan gerak mata (scanning). Ketika guru mendemontrasikan cara membaca
cepat tersebut, siswa mengamati guru membaca dan membolak-balik teks. Gerak mata guru dalam
menelusuri bacaan menjadi perhatian utama siswa. Dengan begitu siswa tahu bagaimana gerak mata
yang efektif dalam melakukan scanning. Kata kunci yang ditemukan guru disampaikan kepada siswa
sebagai hasil kegiatan pembelajaran menemukan kata kunci secara cepat. Secara sederhana, kegiatan
itu disebut pemodelan. Artinya, ada model yang bisa ditiru dan diamati siswa, sebelum mereka
berlatih menemukan kata kunci. Dalam kasus itu, guru menjadi model.

Dalam pendekatan CTL, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan
siswa. Seorang siswa bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara melafalkan suatu kata. Jika
kebetulan ada siswa yang pernah memenangkan lomba baca puisi atau memenangkan kontes
berbahasa Inggeris, siswa itu dapat ditunjuk untuk mendemonstrasikan keahliannya. Siswa `contoh'
tersebut dikatakan sebagai model. Siswa lain dapat menggunakan model tersebut sebagai `standar'
kompetensi yang harus dicapainya.

Model juga dapat didatangkan dari luar. Seorang penutur asli ber-bahasa Inggeris sekali waktu dapat
dihadirkan di kelas untuk men-jadi `model' cara berujar, cara bertutur kata, gerak tubuh ketika
berbicara, dan sebagainya.
Bagaimanakah contoh praktek pemodelan di kelas?
Ø Guru olah raga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di hadapan siswa
Ø Guru PPKN mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke kelas, lalu siswa diminta
bertanya jawab dengan tokoh itu
Ø Guru geografi menunjukkan peta jadi yang dapat digunakan sebagai contoh siswa dalam
merancang peta daerahnya
Ø Guru biologi mendemonstrasikan penggunaan thermometer suhu badan
Ø Guru bahasa Indonesia menunjukkan teks berita dari Harian Kompas, Jawa Pos, dsb. sebagai
model pembuatan berita. • Guru kerajinan mendatangkan `model' tukang kayu ke kelas,
lalu memintanya untuk bekerja dengan peralatannya, sementara siswa menirunya.

6. REFLEKSI ( REFLECTlON)
Refleksi juga bagian penting dalam pembela) aran dengan pendekatan CTL. Refleksi adalah cara
berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita
lakukan di masa yang lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur
pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.
Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.
Misalnya, ketika pelajaran berakhir, siswa merenung "Kalau begitu, cara saya menyimpan file selama
ini salah, ya! Mestinya, dengan cara yang baru saya pelajari ini, file komputer saya lebih tertata."

Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan dimiliki siswa diperluas melalui
konteks pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit-demi sedikit. Guru atau orang dewasa
membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
dengan pengetahuan yang baru. Dengan begitu, siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna
bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya.

Kunci dari itu semua adalah, bagaimana pengetahuan itu mengendap di benak siswa. Siswa mencatat
apa yang sudah dipelajari dan bagaimana merasakan ide-ide baru.

Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Realisasinya
berupa
Ø pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu
Ø catatan atau jurnal di buku siswa
Ø Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu
Ø dlskusl
Ø hasil karya.

Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu
mempelajari (learning how to learn) sesuatu, bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin
informasi di akhir periode pembelajaran.
Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan melulu hasil, dan dengan berbagai cara. Tes hanya salah
satunya. Itulah hakekat penilaian yang sebenarnya.

7. PENILAIAN YANG SEBENARNYA (AUTHENTlC ASSESSMENT)


Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa menberikan gambaran
perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar
bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang
dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru
segera bisa mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena
gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses pembelajaran, maka
assessment tidak dilakukan di akhir periode (cawu/semester) pembelajaran seperti pada kegiatan
evaluasi hasil belajar (seperti UAN/UAS), tetapi dilakukan bersama dengan secara terintegrasi (tidak
terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran.

Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assessment) bukanlah untuk mencari informasi
tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya
membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn), bukan ditekankan pada
diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran.

Karena assessment menekankan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh
dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Guru yang ingin
mengetahui perkembangan belajar Bahasa Inggris bagi para siswanya harus mengumpulkan data dari
kegiatan nyata saat para siswa menggunakan bahasa Inggris, bukan pada saat para siswa mengerjakan
tes bahasa Inggris. Data yang diambil dari kegiatan siswa saat siswa melakukan kegiatan berbahasa
Inggris balk di dalam kelas maupun di luar kelas itulah yang disebut data autentik.

Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan melulu hasil. Ketika guru mengajarkan sepak bola, siswa
yang tendangannya paling bagus, dialah yang memperoleh nilai tinggi. Dalam pembelajaran bahasa
asing (Bahasa Inggeris), siapa yang ucapannya cas-cis-cus, dialah yang nilainya tinggi, bukan hasil
ulangan tentang grammarnya. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan ketrampilan (performansi)
yang diperoleh siswa. Penilai tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman lain atau orang lain.

Karakteristik authentic assessment:


• Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
• Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
• Yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta
• Berkesinambungan • Terintegrasi
• Dapat digunakan sebagai feed back

Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi siswa


(1) proyek/kegiatan dan laporannya
(2) PR
(3) Kuis
(4) Karya siswa
(5) Presentasi atau penampilan siswa
(6) Demonstrasi
(7) Laporan
(8) Jurna
(9) Hasil tes tulis
(10) Karya tulis

Dengan demikian dalam authentic assessment, pertanyaan yang ingin dijawab adalah "Apakah anak-
anak belajar?", bukan "apa yang sudah diketahui?" Jadi, siswa dinilai kemampuannya dengan berbagai
cara.

Anda mungkin juga menyukai