“SPOT PARKING”
PROPOSAL SKRIPSI
DISUSUN OLEH
Gilang Marhadian
1501148293
PROGRAM GANDA
Jakarta
2015/2016
PERSONAL IDENTITY
1. NIM : 1501209793
Alamat Rumah :
Telepon Rumah/HP :
Latar Belakang
4. Kedalaman Permasalahan / 4
Pengembangan
5. Metodologi 2
Landasan Teori
Total Penilaian
Jakarta, ……………………………….
Reviewer,
USULAN DOSEN PEMBIMBING
PROGRAM GANDA
SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN
Program Ganda
1. __ Teknik Informatika – Matematika 4. __ Teknik Informatika – Statistika
2. __ Sistem Informasi – Akuntansi 5. X Sistem Informasi – Manajemen
__
3. __ Sistem Informasi – Teknik Industri 6. __ Manajemen – Teknik Industri
Peminatan : e-Business
Topik : e-Business Startup
Judul Skripsi : E-Business Startup “SPOT Parking” Sistem Parkir Pintar
(Bahasa Indonesia) melalui Ponsel
Judul Skripsi : E-business Startup “SPOT Parking” Smart Mobile Parking
(Bahasa Inggris) System
Jurusan : Manajemen
No Kode Nama Dosen Disetujui oleh Jurusan
Dosen
1 D3468 Dr. Sevenpri Candra, S.Kom., MM
2 D3327 Hadir Hudiyanto, S.E.,MM.
3 D2423 Brata Wibawa Djojo, S.E.,
M.M.,M.Comm (Ketua/Sekretaris Jurusan)
4 D3737 Hendry Hartono, SE.,MM.
SURAT PENUNJUKAN PEMBIMBING
PROGRAM GANDA
( ________________________ )
Ketua Program Ganda ………………………………….*)
v
SURAT PENUNJUKAN PEMBIMBING
PROGRAM GANDA
( ________________________ )
Ketua Program Ganda ………………………………….*)
vi
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
Skripsi S1
Kelas: LA
vii
DAFTAR ISI
PROPOSAL SKRIPSI...................................................................................................i
DISUSUN OLEH..........................................................................................................i
PROGRAM GANDA....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................2
1.3.2. Batasan....................................................................................................2
1.4.1. Tujuan.....................................................................................................2
1.4.2. Manfaat...................................................................................................2
1
1.5.3. Analisa Sistem dan Metode Desain........................................................2
2.2.3. Channels.................................................................................................2
Perancangan sistem untuk aplikasi SPOT ini menggunakan UML Diagram yang
akan dijelaskan di bagian berikutnya....................................................................2
2
BAB 3 ANALISA PELUANG BISNIS.................................................................2
3.1.1. Visi..........................................................................................................2
3.1.2. Misi.........................................................................................................2
3.1.3. Logo........................................................................................................2
3.4.3. Channels.................................................................................................2
REFERENCE...............................................................................................................2
3
DAFTAR GAMBAR
Picture 1.1 Kumpulan Berita Mengenai Keluhan Masyarakat Tentang Kapasitas
Parkir Di Jakarta dan Kota Besar Lainnya..................Error! Bookmark not defined.
Picture 3.1 SPOT Parking Simple Business Overview..............................................2
Picture 3.2 SPOT Parking Sumple Business Process Flow.........................................2
Picture 3.3 Logo SPOT Parking..................................................................................2
Picture 3.4 Contoh Parkir dengan sitem Parklift / Tower dan Skema Operasinya......2
Picture 3.5 Alur PRosess Parkir Dengan Sistem Manless...........................................2
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Lahan parkir sudah menjadi kebutuhan primer bagi pemilik kendaraan pribadi,
hal ini terjadi karena bertumbuhnya daya beli kendaraan oleh masyarakat dari tahun
ke tahun dan tersedianya mobil murah oleh produsen mobil diiringi dengan
kemudahan untuk memiliki mobil pribadi membuat kebutuhan permintaan terhadap
infrastruktur pendukungnya pun berbanding lurus, seperti lahan parkir yang
meningkat. Hal ini memberikan kesempatan kepada pengusaha untuk memanfaatkan
usaha parkir terutama di DKI Jakarta sebagai pusat ibukota yang memiliki tingkat
aktivitas tinggi.
Jumlah Kendaraan Bermotor yang Terdaftar (Tidak Termasuk TNI, Polri dan CD)
Menurut Jenis Kendaraan, 2010-2014
Presentase
Pertumbuha
Jenis Kendaraan
2010 2011 2012 2013 2014 n per Tahun
Kendaraan Bermotor
(%)
2014(%)
Sepeda
Motor 8.764.130 9.861.451 10.825.973 11.949.280 13.084.372 74.67 10,54
Mobil
Penumpang 2.334.883 2.541.351 2.742.414 3.010.403 3.266.009 18.64 8,75
Mobil
Beban 565.727 581.290 561.918 619.027 673.661 3.84 4,46
Tabel 1.1 Jumlah Pertumbuhan Kendaraan Bermotor di Wilayah DKI Jakarta Pada Periode Tahun 2010 –
2014.
5
dari 74.67% presentase kendaraan bermotor, dan 8,75% pertumbuhan pertahunnya
untuk mobil penumpang atau kendaraan roda empat, dari jumlah total 3,2 juta unit
kendaraan yang menyusun proporsi keseluruhan dari 18,64% presentase kendaraan
bermotor pada tahun 2014. Bisa dibilang pertumbuhan kendaraan tersebut cukup
tinggi dan stabil dikarenakan potensi daya beli masyarakat yang terus meningkat
diwilayah DKI Jakarta ini.
Figur 1.1 Presentase Komuter Menurut Moda Transportasi Wilayah DKI Jakarta Tahun 2014.
6
kendaraan pribadi dapat memberikan manfaatnya, namun terbatasnya lahan menjadi
hambatan pemenuhan lahan parkir dan jalan untuk menampung kendaraan pribadi di
kota Megapolitan ini. Jika dilihat dari kurun waktu 2010 – 2014, jumlah panjang
jalan hanya bertambah sepanjang 89.801,42 meter atau dari 6.866.040,84 meter
tahun 2010 menjadi 6.955.842,26 meter tahun 2014 atau hanya 1,013% atau 0,253%
per tahunnya [ CITATION Bad15 \l 1033 ]
Tabel 1.2 Pertumbuhan Jumlah Perparkiran Diluar Ruang Milik Jalan di Wilayah DKI Jakarta Periode Tahun
2012- 2015. Sumber :[ CITATION DIS15 \l 1033 ]
Sesuai dengan tabel 1.2 yang membahas mengenai data jumlah perparkiran
diluar ruang milik jalan di wilayah pemda DKI Jakarta. Dengan pertumbuhan Jumlah
SRP rata – rata sebesar 8,3% per tahunnya dari 4 tahun terakhir yang dipaparkan oleh
tabel 1.2 diatas dengan total hanya SRP 711.853 yang terdaftar, angka ini masih
sangat kurang jika dibandingkan dengan total kendaraan pribadi yang ada di DKI
Jakarta sebesar 13 juta unit untuk kendaraan roda dua dan 3,2 juta unit untuk
kendaraan roda empat (tabel 1.1) serta 73,55% penduduk Ibukota yang sehari – hari
menggunakan kendaraan pribadi sebagai moda transportasi utama.
7
Sebagai contoh, Jakarta memiliki 170 Mall dan didapuk sebagai kota dengan
Mall terbanyak didunia[ CITATION Lam14 \l 1033 ], dan sesuai dengan tabel 1.3
diatas atraksi Mall berhasil menarik perhatian 11 juta pengunjung perbulannya untuk
lima mall terpopulernya saja. Untuk itu mall harus menyediakan tempat parkir
sebagai sarana untuk penunjang pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi,
tercatat dengan jumlah 11 juta pengunjung per bulannya kelima mall tersebut hanya
bisa menyediakan total SRP 30.544 unit, maka dari itu munculnya jasa parkir valet
sebagai solusi minimnya lahan parkir dan malasnya orang mencari lahan parkir.
Namun dengan tingginya tarif yang dikenakan (lihat tabel 1.3) dimana belum
termasuk tarif parkir maka hanya sedikit dari masyarakat bisa menikmati layanan
parkir valet tersebut.
8
Gambar 1.1 Parkir Liar Pinggir Jalan Penyebab Kemacetan
Figur 1.2 Tanggapan Masyarakat Tentang Masalah Parkir yang Sering Ditemukan di Jakarta.
Parkir liar on-street atau parkir sembarangan di pinggir jalan disebabkan oleh
banyak faktor, kurangnya informasi dan ketersediaan tempat parkir off-street (figur
1.1) merupakan faktor utama mengapa para pemilik kendaraan pribadi terpaksa
memarkirkan kendaraan pribadinya di lahan parkir tidak resmi. Dari figur 1.2 diatas
dengan total 223 responden yang menjawab kuesioner, sebanyak 112 responden atau
51,1% diantaranya setuju sering kali menemukan minimnya informasi ketersediaan
ruang parkir off-street, 48,9% persen atau 107 responden menyatakan kesulitan untuk
menemukan lokasi parkir. Kedua poin tersebut menjadi variable cukup besar dari
dampak kurangnya lahan parkir off-street yang tersedia di DKI Jakarta, faktor
9
berikutnya adalah susahnya mencari tempat parkiran terdekat dan tercepat sebesar
43%, lalu diikuti dengan peringkat berikutnya dari 92 responden atau 42%
diantaranya seringkali terpaksa keluar dari area parkir dan memarkirkan
kendaraannya diluar area parkir jika dirasa tidak dapat menemukan tempat parkir off-
street yang sudah disediakan serta masalah antrian ketika pembayaran sebesar
36.5%. Diantara 223 responden yang merasa bahwa masalah keamanan, masalah
tiket, biaya parkir yang tiba – tiba membengkak, dan metode pembayaran yang sulit
hanya dibawah 30%, namun tanggapan masyarakat ini juga harus dipahami dan
ditangani oleh para pihak yang bersangkutan yang melayani jasa parkir, jangan
hanya meraup keuntungan semata, namun juga harus mendukung adanya perbaikan
sistem parkir saat ini untuk terus memperbaiki pelayanan, dan meningkatkan
kenyamanan dalam transportasi sehari - hari.
10
Figur 1.3 Hasil Riset Statistik Indikator Penggunaan Digital Services di Indonesia.
Figur 1.4 Statistik Prakiraan Perkembangan Pengguna Smartphone di Indonesia dari Tahun 2012 – 2018.
Sumber : [ CITATION Sta151 \l 1033 ]
11
Sesuai dengan figur 1.3 yang dikutip dari laporan wearesocial.com, yang
membahas data statistik penggunaan layanan digital (digital services) di Indonesia
pada tahun 2016, negara ini merupakan pasar yang sangat potensial untuk sektor
layanan digital, Indonesia memiliki jumlah penduduk 259,1 juta jiwa dimana 51%
berada di perkotaan dengan tingkat pengguna aktif internet sebesar 88,1 juta unit dan
tingkat penetrasi sebesar 34% bahkan koneksi mobile sebesar 326,3 juta unit yaitu
128% melebihi dari populasi Indonesia serta proyeksi pada figur 1.3 yang
menjelaskan prakiraan perkembangan pengguna smartphone terhadap jumlah
penduduk di Indonesia yang terus berkembang pesat hingga 42,6% pada tahun 2018
nanti [ CITATION Sta15 \l 1033 ], memunculkan banyak kesempatan bagi pemain
industri teknologi khususnya bidang teknologi aplikasi mobile untuk memaksimalkan
kesempatan ini, maka dari itu minat Penulis sendiri adalah untuk memaksimalkan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk menciptakan solusi kepada
masyarakat dengan SPOT Parking.
2. Apakah sistem ini dapat menyelesaikan masalah perparkiran yang ada khususnya
di Kota – kota besar di Indonesia?
3. Bagaimanakah prosedur dari analisa bisnis dan rancangan sistem ini sehingga
dapat diimplementasi?
12
1.3. Ruang Lingkup dan Batasan
Agar penelitian ini tetap sesuai dengan fokus terhadap masalah yang
ingin diselesaikan, penulis menentukan area - area yang masuk dalam
cakupan aplikasi ini.
1.3.2. Batasan
Agar penelitian ini tetap sesuai dengan fokus terhadap masalah yang
ingin diselesaikan, penulis menentukan area - area yang tidak masuk dalam
cakupan penelitian ini adalah :
13
1.4. Tujuan dan Manfaat
1.4.1. Tujuan
1.4.2. Manfaat
1. Bagi Pengguna
Memudahkan dan mengurangi waktu pencarian tempat parkir dan
reservasinya. mempermudah pembayaran dengan sistem cashless
sehingga mengurangi antrian, serta dapat membandingkan kondisi
tempat parkir alternatif lainnya yang lebih murah dan informasi
pendukung lainnya.
3. Bagi Pemerintah
Menurut hasil wawancara saya dengan Manager Pengawasan dan
Pengendalian Parkir Swasta Dinas Perhubungan DKI Jakarta,
Pemerintah saat ini kesulitan dalam mencatat transaksi parkir –
parkir swasta, sehinga Pemerintah daerah sulit untuk menetapkan
pajak yang sesuai.
14
Kemudian perwujudan smart city bagi pemerintah DKI Jakarta
yang sudah mewacanakan ini dari masa awal naiknya Jokowi
sebagai Gubernur DKI Jakarta, yang ingin bukan hanya teknologi
dan infrastruktur yang lebih baik, namun pemanfaatan teknologi
ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.
4. Bagi Lingkungan
Berkurangnya lama antrian, mengurangi traffic yang ada serta
waktu pencarian tempat parkir secara massive akan mengurangi
polusi dan konsumsi BBM bagi pengguna yang akan berdampak
baik untuk lingkungan.
5. Penulis
Dengan merealisasikan ide ini dengan membuat aplikasi mobile,
serta analisa business dan riset lapangan memperkaya cakrawala
ilmu yang dimiliki penulis.
1. Kuesioner
Penulis membuat survey Market Research kepada masyarakat umum dan
future customer yang memiliki kendaraan pribadi dan smartphone, untuk
mengidentifikasi masalah parkir yang sering ditemui, tanggapan umum
masyarakat dan penilaian dari solusi yang diberikan oleh SPOT Parking.
Kemudian hasil kuesioner yang terkumpul akan diolah menjadi bahan
analisa bisnis dan perancangan fitur – fitur dari rancangan mobile apps
nantinya.
2. Tinjauan Pustaka
Tujuan dari tinjauan pustaka adalah menjadi sumber informasi dasar, alat
ukur, sumber perbandingan untuk pengembangan penelitian dari
beberapa sumber terkait.
15
3. Observasi
Penulis melihat langsung kondisi lapangan yang ada, untuk menjadi tolak
ukur pemikiran, analisa serta desain dari software dan bisnis yang akan
dibuat.
16
BAB 2
LANDASAN TEORI
17
1.5.4. Ancaman Pendatang Baru
Segmen bisnis yang menguntungkan akan menarik banyak perusahaan untuk
masuk ke persaingan di pasar yang sama, ketika entry and exit barriers –nya
tinggi, dipastikan profit berpotensial tinggi tetapi perusahaan yang kinerjanya
buruk akan langsung keluar dari pasar dan tidak mudah bagi perusahaan baru
untuk masuk, ketika entry and exit barriers –nya rendah perusahaan akan
mudah untuk masuk atau keluar dari persaingan di pasar yang sama.
[ CITATION Phi12 \l 1033 ], pendatang baru didalam industri membawa
desain kompetisi baru juga, yaitu menekan harga, biaya, dan tingkat investasi
untuk berkompetisi.
18
kualitas produk serupa, biasanya karakteristik perusahaannya iyalah yang
memiliki kemampuan yang sebanding. Contoh : ATI Radeon - Nvidia.
19
pendapatan, usia dan tempat tinggal yang sama dan beberapa atribut lainnya
[CITATION Ale10 \p 20 \l 1033 ]. Dari pengelompokan tersebut, perusahaan
dapat menentukan pelanggan mana yang menguntungkan dan yang tidak
menguntungkan. Tanpa adanya customer yang menguntungkan, tidak ada
pemasukan, tidak ada pemasukan maka perusahaan tidak akan bisa hidup.
20
5. Pasar Multi-Plarform (Multi-sided market)
Business Model yang melayani dua atau lebih segmen pelanggan yang
saling berhubungan, seperti perusahaan kartu kredit membutuhkan
banyak pemegang kartu kredit namun juga melayani merchant sebagai
pelanggannya.
1. Kebaruan (Newness)
Menciptakan nilai dengan menawarkan sesuatu yang benar – benar baru.
2. Performa (Performance)
Menciptakan nilai dengan meningkatkan kinerja dari produk atau jasa.
3. Kustomisasi (Customization)
Menciptakan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan yang spesifik
secara individual atau sesuai dengan setiap segmen pelanggan.
21
5. Desain (Design)
Menciptakan nilai dengan memberi desain produk yang superior.
6. Brand/Status
Menciptakan nilai dari brand yang dipakai untuk menaikan status oleh
pelanggan
7. Harga (Price)
Menawarkan fitur yang sama namun dengan harga yang lebih murah
untuk menciptakan nilai lebih.
1.6.3. Channels
Channels adalah dengan cara apa Value Proposition tersebut dapat diterima
oleh pelanggan, apakah melalui komunikasi, jalur distribusi atau jalur
penjualan [CITATION Ale10 \p 26 \l 1033 ]. Channel terdiri dari cara
langsung dan tidak langsung.
22
Cara langsung (direct) biasanya memiliki margin yang lebih dipaksakan
karena adanya agen – agen marketing dan penjualan yang berinteraksi
langsung dengan pelanggan. Sedangkan, cara tidak langsung menggunakan
partner atau pihak ketiga dalam pengiriman value-nya kepada pengguna.
Channel management termasuk kegiatan untuk meningkatkan kesadaran,
evaluasi, memungkinkan pembelian, mengirim value, dan menyediakan
layanan purna jual.
23
Personal Assistance
Hubungan yang didasari oleh interaksi manusia. Pelanggan dapat
berkomunikasi dengan customer representative untuk membantu mereka
dalam melakukan pembelian atau setelah pembelian dilakukan.
24
Setiap Revenue Stream memiliki karakteristik mekanisme harga yang
berbeda. Terdapat dua tipe mekanisme harga : fixed dan dynamic pricing.
1. Produksi
Aktifitas ini berelasi terhadap mendesain barang, membuat, dan
mengirimkan produk didalam kuantitas substansial atau kualitas superior.
Kegiatan produksi mendominasi model bisnis perusahaan manufaktur.
25
2. Problem Solving
Aktifitas inti dengan menciptakan solusi kepada pelanggannya, seperti
jasa konsultasi, rumah sakit, dan layanan jasa lainnya.
3. Platform/Network
Model bisnis yang didesain oleh sebuah platform sebagai Key Resource
biasanya dikuasai oleh aktifitas inti dibidang platform atau jaringan.
Seperti bisnis model eBay yang diharuskan merawat dan terus
mengembangkan platform situs web mereka.
26
pembuat elektronik, computer dan media. Kelompok ini melakukan
tujuan membawa teknologi Blu-ray kepasar, namun setiap anggotanya
berkompetisi menjual produk Blu-ray mereka.
1. Cost-Driven
Model bisnis ini fokus terhadap bagaimana mengurangi biaya sebanyak –
banyaknya. Menggunakan nilai lebih dari harga yang murah, otomatisasi
maksmum, dan extensive outsourcing. Seperti berbagai maskapai
penerbangan murah.
2. Value-Driven
Model bisnis ini tidak semata – mata menekankan masalah biaya yang
murah, namun mengutamakan kualitas dari produksi dan model bisnis
mereka, industri perhotelan dan produsen fasilitas mewah lainnya masuk
ke kategori ini.
27
1.7. Sistem dan Sistem Informasi
28
diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi”.
Jenis-jenis diagram UML itu antara lain:
29
menunjang penggambaran cara kerja system. Diagram yang
dapat digunakan antara lain:
30
waterfall, di mana perkembangan pesat dicapai dengan menggunakan
pendekatan konstruksi berbasis komponen.
Implementasi: pada tahap ini, system yang telah dirancang di ujicoba, setelah
lulus ujicoba maka system akan dijalankan secara penuh.
31
BAB 3
ANALISA PELUANG BISNIS
(Miliar)
Pertumbuhan
Tahun Jumlah Transaksi (Miliar) Jumlah Pajak (20%)
Pajak
1 2 3 4
32
2015 Rp 2.360.000.000.000 Rp 472.000.000.000 117%
Dilihat dari tabel 3.2 rasio jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan
SRP hingga 9,40:1 yang tercatat pada tahun 2015 menjadi tolak ukur bahwa
kebutuhan lahan parkir yang semakin langka dan industri jasa parkir akan terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan kendaraan dan infrastruktur seperti
gedung – gedung perkantoran, tempat perbelanjaan dan tempat tinggal vertikal.
33
Gambar 3.2 Parkir Liar Tepi Jalan. Sumber : [ CITATION Sin15 \l 1033 ]
34
Parkir seperti inilah yang menjadi salah satu penyebab kemacetan
di Jakarta, selain itu pula parkir liar tepi jalan ini menggunakan
fasilitas pemerintah namun tidak membayar retribusi karena aliran
dana tidak mengalir ke rekening pemerintah daerah, potensi parkir
tepi jalan ini dengan nilai hingga Rp. 100 Miliar ini menguap begitu
saja dengan adanya parkir liar[ CITATION CNN15 \l 1033 ]. Maka
dari itu pemerintah mengeluarkan peraturan untuk mengatur
pengadaan fasilitas parkir pada Pasal 43 UU RI Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan, yang dimana
perseorangan atau badan usaha tertentu harus memiliki izin terlebih
dahulu untuk membuka lahan parkir tepi jalan atau diluar tepi jalan.
[ CITATION UUN09 \l 1033 ].
Gambar 3.3 Petugas Dishub Menggembok Ban Kendaraan yang Parkir Liar di Tepi Jalan.
Sumber : [ CITATION Viv09 \l 1033 ]
35
Gambar 3.4 Parkir Meter Elektronik On-Street Jakarta. Sumber : [ CITATION Sin15 \l
1033 ]
2. Parkir Off-Street
Parkir di area yang dikhususkan oleh pihak gedung atau instansi yang
berwenang terhadap lahan yang dimiliki dan dikelola untuk menjadi
tempat parkir dan bukan ditepi jalan, bisa didalam gedung parkir
(gambar 3.5), basement, parklift (gambar 3.4), parkbox dan lain –
lain.
Gambar 3.5 Contoh Parkir dengan sitem Parklift / Tower dan Skema Operasinya.
36
Sumber : [ CITATION par \l 1033 ]
Gambar 3.6 Gedung Parkir Binus Anggrek. Sumber : [ CITATION twi15 \l 1033 ]
Pos masuk dan pos keluar dijaga petugas untuk ticketing. Biasanya
tidak adanya alat penunjang lainnya seperti kamera cctv yang merekam
mobil ketika masuk area parkir dan pelayanan tiket parkir masih manual
pada pos masuk dan pos keluarnya.
37
2. Parkir Dengan Sistem Manless
Sesuai dengan gambar 3.7 yang menerangkan alur kerja dari sistem
manless. Yang pertama pengguna kendaraan masuk ke area parkir dan
menekan tombol pada bombgate untuk mengambil tiket parkir, kemudia
pengguna kendaraan masuk ke area parkir untuk memarkirkan
kendaraannya, setelah itu jika pengendara ingin keluar dari area parkir,
pengendara dapat menuju pintu keluar parkir untuk menyerahkan tiket
dan membayar tarif parkir bisa dengan uang tunai atau e-card. Setelah
menyelesaikan pembayaran maka bombgate akan membuka palangnya.
38
Perbedannya dengan sistem parkir tradisional adalah pos masuk
digantikan dengan bomb gate untuk pengambilan tiket otomatis. Dan
petugas pos keluar bertugas untuk menangani pembayaran, scan barcode,
dan validasi keamanan. Identitas mobil seperti gambar diambil oleh
CCTV ketika mobil masuk area parkir tepatnya di bomb gate masuk dan
keluar, untuk alasan keamanan dan validasi tiket kendaraan. Lebih baik
dalam management dan pengawasan transaksi, namun system ini sudah
kuno karena pihak management parkir menyerahkan operasi seperti
pencarian tempat parkir masih dilakukan secara manual oleh pelanggan.
Sumber : travelingmom.com
39
Picture 3.1 Car Parking Guidance
Sumber. Gzcoma.com
40
2.2. Gambaran Umum SPOT Parking
Dengan semakin menipisnya jumlah lahan parkir yang tersedia dibandingkan
dengan jumlah kendaraan di kota besar khususnya DKI Jakarta ini, serta minimnya
informasi ketersediaan lahan parkir untuk menunjang aktifitas pemilik kendaraan
pribadi berikut teknologi informasi yang sudah canggih, murah dan mudah diakses,
maka penulis memiliki ide bisnis untuk menyelesaikan masalah parkir khususnya
para pemilik kendaraan pribadi yang biasanya menggunakan jasa parkir di Jakarta.
41
Bisnis yang akan penulis rancang didalam studi ini adalah bisnis jasa
perantara penyewaan tempat parkir dari pihak pengguna dan penyedia parkir.
Didalam studi ini penulis menamakan bisnis yang dibangun dengan nama”’SPOT
Parking’ Smart Mobile Parking Reservation System” atau dalam Bahasa
Indonesianya SPOT Sistem Pintar Reservasi Parkir berbasis Ponsel.
42
Picture 3.2 SPOT Parking Product Overview
43
Picture 3.3 SPOT Parking Sumple Business Process Flow
2.2.1. Visi
SPOT Parking memiliki visi :
“Menjadi pilihan pertama dalam memenuhi kebutuhan informasi dan
reservasi tempat parkir”
2.2.2. Misi
SPOT Parking memiliki misi antara lain :
Fast and Secure, Keamanan data pelanggan yang terjamin dan proses
reservasi dengan fitur One-Touch Service yang cepat dan ramah
44
penggunaannya karena didesain se-sederhana mungkin untuk pelanggan.
(user-friendly).
Wide Partnership, Aktif bekerja sama dengan banyak pihak seperti pemilik
lahan parkir, pemerintah daerah, serta partisipasi user untuk menciptakan
mutual benefit.
2.2.3. Logo
45
2.3. Porter Five Forces Model
traffic and
46
2.3.2. Bargaining Power of Buyers (Daya Tawar Konsumen)
Buyer atau pembeli di SPOT Parking ialah pengguna parkir yang
menggunakan mobil pribadi. Saat ini di pasar, buyer memiliki opsi yang
relatif cukup sedikit jika dilihat dari value yang ditawarkan oleh SPOT
Parking. Jadi kekuatan dari user sendiri kecil. Namun karena banyaknya
demand dari customer namun ketersediaan SRP untuk SPOT pada waktu –
waktu tertentu yang terbatas maka pengguna harus berebut tempat, serta
pembayaran yang dilakukan menggunakan akun virtual akan mengurangi
tingkat monetizing user karena merasa kurang nyaman dengan metode ini
karena budaya cashless transaction yang masih awam di Indonesia.
47
belum banyak orang mengetahui tentang adanya reservasi parkir online
Parkirin dan dibandingan dengan value yang coba SPOT Parking tawarkan,
parkirin masih jauh dalam teknologi yang akan dipakai dalam melakukan
reservasi parkirnya. Namun SPOT Parking akan terus berusaha berinovasi
untuk menyesuaikan keinginan pelanggan untuk terus memakai jasa SPOT
Parking.
48
2.4. Business Model Canvas
49
2.4.1. Key Partners
Key partner merupakan pihak-pihak yang bekerja sama dengan SPOT
untuk dapat menjalankan bisnisnya. Partner utama dari SPOT adalah pemilik
lahan parkir, karena bisnis “SPOT” membutuhkan lahan parker yang
disediakan oleh pemilik lahan parker.
50
2.4.3. Key Activities
Aktifitas utama dalam SPOT adalah Partnership Expansion, IT
Research and Development, System Integration & Deployment.
51
2.4.5. Value Proposition
Value atau nilai yang ditawarkan oleh SPOT utamanya adalah
kemudahan pencarian dan reservasi mobile secara mudah dan real-time. Hal
ini menjadi nilai utama karena masalah yang sering kali muncul, yaitu
sulitnya mencari tempat parkir terutama di daerah padat dan prime-time
hours.
2.4.6. Channels
SPOT menggunakan mobile apps sebagai media bagi pengguna untuk
mendapat akses aplikasi SPOT. Untuk mendapat aplikasi SPOT, pengguna
dapat mengunduh melalui Google Playstore atau appstore dengan melakukan
pencarian dengan kata kunci SPOT. Pengguna juga dapat membuka laman
resmi SPOT untuk mengunduh aplikasi SPOT yang dapat dibagikan kepada
pengguna mobile lain. Kedepannya, promosi dan informasi lain seputar
SPOT akan diberikan langsung kepada pengguna melalui aplikasi yang sudah
terdapat pada mobile pengguna.
52
Metode membership akan mendaftarkan pemakai dan memberikan
penawaran untuk menambahkan jumlah layanan yang dapat diberikan,
dibandingkan dengan pemakai aplikasi yang tidak terdaftar. Sebagai contoh.
Pengguna terdaftar tidak akan mendapat iklan selama menggunakan aplikasi,
berbeda dengan pengguna biasa yang akan melihat iklan selama
menggunakan aplikasi SPOT.
53
Awal/Initial Costs, Biaya Tetap/Fixed Costs, dan Biaya Variabel/Variable
Costs.
54
2.5.
55
REFERENCE
Budiari, I. (2015, May 12). Car owners struggle to find parking place. Retrieved
from thejakartapost.com:
http://www.thejakartapost.com/news/2015/05/12/car-owners-struggle-find-
parking-spaces.html
Colliers International Parking & Traffic Consultants Research Paper. (2015). The
Evolution of Car Parking - Technology Creating RIsk and Opportunity. Car
Parking White Paper 2015. Australia: Colliers International White Paper.
Kemp, H. (2012). Technology in the Parking Industry. (C. J. Michelle Jay, Ed.) Issue
19(19). Retrieved December 3, 2015, from Assetskills.com:
assetskills.org/Research
Kemp, S. (2014, January 23). Social, Digital & Mobile in APAC in 2014. Retrieved
from wearesocial.sg: http://wearesocial.net/tag/indonesia/
Kendall, J., & Kendall, K. (2010). System Analysis and Design. New Jersey: Prentice
Hall.
Patmadjaja, H., Setiawan, R., Urbanus, J., & Tjahjaputra, P. (2003). Pengaruh
Kegiatan Perparkiran Di Badan Jalan Terhadap Kinerja Ruas Jalan.
56
Pengaruh Kegiatan Perparkiran Di Badan Jalan Terhadap Kinerja Ruas
Jalan, 73.
Porter, M. (2008, January). The Five Competitive Forces That Shape Strategy.
Harvard Business Review, pp. 78-93.
Ramadhan, A. (2015, January 9). Jumlah motor dan mobil di Jakarta tumbuh 12
persen tiap tahun. Retrieved from Antaranews.com:
http://www.antaranews.com/berita/473169/jumlah-motor-dan-mobil-di-
jakarta-tumbuh-12-persen-tiap-tahun
rni, n. (2013, September 13). Warga Keluhkan Sulitnya Cari Parkiran Mobil di Mal
- mal Jakarta. Retrieved from news.detik.com:
http://news.detik.com/berita/2358138/warga-keluhkan-sulitnya-cari-parkiran-
mobil-di-mal-mal-jakarta
Statistia. (2015). Mobile phone internet user penetration in Indonesia from 2014 to
2019. Retrieved from statistia.com:
http://www.statista.com/statistics/309017/indonesia-mobile-phone-internet-
user-penetration/
Statistia. (2015). Online activities of mobile internet users in urban Indonesia during
1st quarter 2012. Retrieved from statistia.com:
http://www.statista.com/statistics/251299/online-activities-of-mobile-
internet-users-in-urban-indonesia/
Statistia. (2015). Share of population in Indonesia that use a smartphone from 2012
to 2018. Retrieved from Statistia.com:
http://www.statista.com/statistics/321485/smartphone-user-penetration-in-
indonesia/
57
Suharjito. (2007). Pengembangan Sistem Manajemen Perparkiran Mobil Dengan
Metode Shortest Path Peta Spatial. National Conference on Computer
Science & Information Technology 2007, 89.
Wibowo, K. T. (2013, November 13). Hukum Lalu Lintas dan Jalan. Retrieved from
Academia.edu:
http://www.academia.edu/5077479/BUKU_HUKUM_LALULINTAS_DAN
_JALAN._KURNIAWAN_TRI_WIBOWO_SH_
Widianto, W. (2014, April 15). Jumlah Kendaraan di Indonesia Capai 104.211 Juta
Unit. Retrieved from tribunnews.com:
http://www.tribunnews.com/otomotif/2014/04/15/jumlah-kendaraan-di-
indonesia-capai-104211-juta-unit
58
1