Kajian Bentuk Masjid Tanpa Kubah Masjid Al
Kajian Bentuk Masjid Tanpa Kubah Masjid Al
AL-IRSYAD BANDUNG
Devi Silvia
Departemen Arsitektur - Fakultas Teknik
Universitas Pelita Bangsa
Devisilvia1506@gmail.com
Abstrak
Masjid pada umumnya merupakan tempat beribadah umat Islam, tidak hanya masjid saja,
bangunan lain seperti musholla, langgar juga menjadi tempat beribadah umat Islam. Di era saat
ini banyak bermunculan bentuk-bentuk bangunan masjid yang beragam di Indonesia. Dari
keragaman bentuk masjid tersebut tidak sedikit pula yang menimbulkan perdebatan dari sebagian
masyarakat Indonesia yang sudah memiliki persepsisendiri bahwa masjid harus memiliki kubah.
Berdasarkan fenomena ini, penelitian ini bertujuan untuk membahas bentuk masjid tanpa kubah,
studi kasus pada Masjid Al-Irsyad Kotabaru Parahyangan, Bandung Barat. Analisis penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, peneliti menganalisis dari beberapa sumber dan dijelaskan
secara deskriptif. Hasil analisis dapat diketahui bahwa bentuk awal kubah berasal dari zaman
Bizantium, sedangkan penggunaan kubah pada masjid tidak ada pernyataan khusus dari sumber
dan literatur yang mengharuskan penggunaan kubah pada masjid. Oleh karena itu, masjid tanpa
kubah bukanlah bentuk pelanggaran, karena tidak ada pengaturan khusus tentang bentuk masjid.
Masjid memiliki syarat-syarat tertentu yang lebih berdasar kepada syariat ibadah.
Abstrack
Mosques in general are places of worship for Muslims, not only mosques, other buildings such
as musholla, langgar is also a place of worship for Muslims. In the current era, many forms
have emerged various mosque buildings in Indonesia. From the diversity of shapes of the
mosque, there are not a few raises debate from some Indonesian people who already have their
own
perception that a mosque must have a dome. Based on this phenomenon, this study aims to
discuss the shape of a mosque without dome, a case study at Masjid Al-Irsyad Kotabaru
Parahyangan, West Bandung. Analysis of this research using qualitative methods, researchers
analyzed from several sources and described descriptively. The results of the analysis show that
the initial shape of the dome comes from the Byzantine era, while its use The dome in the
mosque has no specific statement from sources and literature that requires the use of a dome
at the mosque. Therefore, a mosque without a dome is not a violation, because there is no
regulation specifically about the shape of the mosque. The mosque has certain conditions that
are more based on the sharia of worship.
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Masjid merupakan bangunan ibadah yang dapat kita jumpai hampir pada
semua tempat di Indonesia. Bentuk dan ukurannya beragam, mulai dari yang kecil sampai
yang paling besar, dari yang sederhana sampai yang mewah, dari yang tradisional sampai
yang modern, dari yang kuno sampai yang terbaru (Prasetyo, 2003). Masjid Al Irsyad,
masjid yang terletak di kawasan kota mandiri padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Masjid karya Arsitek Ridwan Kamil ini masuk ke dalam 5 besar “Building of The Year
2010 National Frame Building ” oleh Association Religious dalam kategori Architecture.
Masjid yang meraih beberapa penghargaan internasional ini berkonsep ramah
lingkungan, desain bangunannya terlihat sangat unik, berbentuk kotak menyerupai bentuk
ka'bah di Mekkah dengan gaya minimalis modern, tanpa kubah yang merupakan ciri khas
tempat ibadah umat islam pada umumnya. Disamping itu keunikan lainnya terlihat pada
desain dinding bangunan yang berpolakan kalimat syahadat. Masjid ini seolah
mendobrak gaya masjid konvensional tanpa menghilangkan fungsi dan tetap
menampilkan nuansa modern yang islami. Dari penjelasan yang telah dikemukakan
sebelumnya, diketahui bahwa Masjid Al Irsyad merupakan sebuah bangunan modern di
Indonesia dengan desain bangunan yang unik dan tidak menggunakan elemen-elemen
tropis pada umumnya. Ekspresi ruang yang didesain semata-mata untuk memperkuat
keyakinan religius para jemaah masjid tersebut mengenai ketidakterbatasan, keesaan, dan
kebesaran Tuhan.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Penentuan sumber data dan informasi dalam penelitian ini peneliti akan
terlebih dahulu mengkaji teori dari sejarah awal masjid yang dapat menjadi sumber acuan
dalam menentukan karakter bangunan masjid pada masa awal munculnya bangunan
masjid, sehingga dapat mempermudah dalam menganalisi bentuk bangunan masjid Al-
Irsyad.
3.4 Denah
Denah dasar bangunan Masjid Al Irsyad ini berbentuk bujur sangkar berukuran
28,47 x 28,5 m dengan pintu masuk di sisi utara dan timurnya. Pada area sirkulasi di
sekitar bangunan utama mengambil konsep filosofi dari kegiatan mengelilingi Ka'bah,
atau yang biasa disebut tawaf.
Gambar 3.4 : Denah masjid Al Irsyad
3.5 Tampak
Sepanjang dinding masjid yang terbuat dari concrete block ini merupakan
kaligrafi besar bertuliskan 2 kalimat syahadat. Di samping itu lubang-lubang pada juga
concrete block difungsikan sebagai ventilasi udara.
Konsep yang digunakan pada fasade bangunan adalah penerapan supergrafik fasad
bangunan Masjid Al-Irsyad, terlihat dengan penerapan prinsip desain yang simetris
berupa penempatan kolom-kolom secara modular dan bukaan bangunan dengan ritme
yang berulang dengan pola la ilaha illallah.
4. KESIMPULAN
1. Pada umumnya bangunan masjid di Indonesia memiliki bentuk atap menyerupai
bangunan adat setempat, contoh bangunan masjid di Jawa yang khas dengan atap tajuk
tumpang susun tiga sepeninggal Walisongo.
2. Awal kemunculan bentuk masjid tanpa kubah di Indonesia pada tahun 1950 hingga
saat ini. Perkembangan arsitektur masjid tanpa kubah ini tidak terlepas dari peranan
arsitek Indonesia.
3. Bentuk tanpa kubah pada bangunan masjid Al-Irsyad sebenarnya tidak menyalahi
aturan tentang penggunaan kubah, karena pada dasarnya masjid tidak memiliki aturan
tertentu dalam desain (dengan kata lain, kubah bukanlah hal yang wajib ada sebagai
elemen bentuk masjid).