Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIARE PADA BALITA

Disusun

oleh:

Yulita inna kii

2018610009

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan           : Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan

Sub Pokok Bahasan    : Diare Pada Balita

Sasaran                        : Pasien Post Partum di Ruang Alamanda

Tempat                        : Ruang Rawat Inap Alamanda

Waktu                          : Pukul 09.00 – 09.30 WIB (30 menit)

Hari/Tanggal                : Rabu, 6 mei 2020

Pemberi Materi          : Kelompok II

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit, peserta didik mampu
mengetahui tentang diare pada balita.

2. Karakteristik Peserta Didik


Pasien post partum di Ruang Rawat Inap Alamanda.

3. Analisa Tugas
Mengetahui tentang pengertian diare, penyebab diare, gejala diare, penatalaksanaan,
pencegahan diare.

Menjelaskan tentang diare pada balita yang disebabkan oleh virus, bakteri dan amuba
bertanya dan menjawab pertanyaan.
Antusiasme peserta didik ketika proses pembelajaran (diberikan materi).

4. Tujuan Pembelajaran Khusus.


Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta didik mampu :

a. Menyebutkan kembali pengertian diare menggunakan kata-kata sendiri.


b. Menyebutkan kembali penyebab penyakit diare
c. Menyebutkan kembali gejala penyakit diare
d. Menyebutkan kembali penatalaksanaan penyakit diare
e. Menyebutkan kembali pencegahan penyakit diare
5. Pokok Bahasan
Infeksi Saluran Pencernaan

6. Sub Pokok Bahasan


Diare Pada Balita

7. Strategi Pembelajaran
Ceramah tanya jawab, pembagian leaflet

8. Kegiatan Belajar-Mengajar
 

Uraian Kegiatan

Pendidik Peserta
N Kegiat Metode Medi
o an a

1 a. Mengucapkan salam. a.   Menjawab salam. ceramah LCD


b. Menyampaikan b.   Mendengarkan (ppt)
perkenalan,kontrak
waktu, tujuan dan
pokok bahasan
penyuluhan.

2 a. Menyampaikan a. Menyimak Ceramah LCD


materi kepada penjelasan Tanya
peserta tentang b. Peserta mendengar jawab (liflet
pengertian diare, kan )
penyebab penyakit c. Peserta
diare, gejala penyakit mengajukan
diare, pertanyaan
penatalaksanaan
penyakit diare,
pencegahan penyakit
diare
b. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk
bertanya tentang hal
yang belum
dipahaminya
c. Menjawab
pertanyaan peserta.
d. Menganjurkan/memo
tivasi peserta untuk
menjelaskan kembali
tentang materi yang
telah dijelaskan.

3 a.   Melakukan evaluasi a.   Menjawab pertanyaan Ceramah LCD


b.  Menyimpulkan materi b.   Menyimak kesimpulan Tanya
penyuluhan jawab
c.   Menjawab salam.
c.   Mengucapkan salam

9. Evaluasi
Evaluasi Hasil

Formatif
Proses kegiatan pembelajaran berjalan lancar/tidak, dengan kondisi lingkungan pembelajaran
cukup kondusif/tidak, dan antusiasme peserta didik cukup antusias/tidak

Sumatif
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman sasaran setelah diberikan pembelajaran selama 30
menit diberikan pertanyaan :

a. Jelaskan pengertian diare


b. Apa penyebab diare
c. Sebutkan gejala diare
d. Jelaskan penatalaksanaan diare
e. Sebutkan pencegahan diare
Meningkatnya pengetahuan peserta didik mengenai penyakit diare pada balita ditandai dengan
peserta didik mampu menjawab pertanyaan evaluasi sebanyak 60% dengan benar.

2. MATERI KEGIATAN

(terlampir)

DIARE PADA BALITA


A. Definisi Diare
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari, dengan/tanpa darah dan lendir dalam
tinja. Diare dikatakan sebagai keluarnya tinja berbentuk cair sebanyak tiga kali atau lebih dalam
dua puluh jam pertama, dengan temperatur rectal di atas 38°C, kolik, dan muntah-muntah. Diare
diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dan
frekuensinya lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air
besar sudah lebih dari 4 kali.Sedangkan untuk bayi berumur lebih dari satu bulan dan anak
dikatakan diare bila frekuensinya lebih dari 3 kali. Rata-rata pengeluaran tinja normal pada bayi
sebesar 5-10g/kg/24 jam.

Diare dibedakan menjadi dua berdasarkan lama terjadinya diare, yaitu :


1. Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja
yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya, dan berlangsung dalam
waktu kurang dari 2 minggu.
2. Diare kronik atau diare berulang adalah suatu keadaan meningkatnya frekuansi buang air
besar yang dapat berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan baik secara terus-
menerus atau berulang, dapat berupa gejala fungsional atau akibat suatu penyakit berat.
B. Etiologi Diare
Etiologi diare diantaranya yaitu :

1. Peradangan usus oleh:


a. Bakteri, seperti :Escheria coli, Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A, B, C, Shigella
flexneri, Vibrio cholera, Vibrio eltor, Vibrio parahemolytius, Clostridium perferingens,
Campilobacter, Staphilococcus, Streptococcus, Coccidiosis.
b. Parasit, seperti : Protozoa (Entamoeba histolyca, Giardia lambia, Trichomonashominis
isospora), cacing (Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator americanus,
Trichuris tricura, Vermiccularis, Taenia saginata, Taenia solium), jamur (Candida).
c. Virus, seperti :Rotavirus, Farvovirus, Adenovirus, Norwalk. Salah satu penyebab
timbulnya diare adalah infeksi virus. Infeksi virus dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu :
Infeksi Enteral
Yaitu infeksi virus melalui saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada
anak. Disebabkan oleh : Rotavirus, Enterovirus (virus ECHO, Enterik Cytopathogenic Human
Orphan), Adenovirus, Norwalk virus dan sebagainya.

Infeksi Parenteral
Yaitu infeksi virus di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti OMA (Otitis Media
Akut). Tonsilofaringitis, Bronkhopneumonia dan sebagainya

Gejala klinis yang didapat pada diare akibat Rotavirus antara lain :

1. BAB cair 5 – 10 x/hari.


2. Volume tinja banyak, warna kuning-hijau, konsisten cair, tidak ada darah, tidak berbau,
tidak berbuih.
3. Masa tunas 12 – 72 jam.
4. Lamanya sakit ± 5 – 7 hari.
5. Sering terjadi pada musim dingin.
6. Sering mual-muntah.
7. Nyeri perut, tenesmus.
8. Penderita dengan kasus ringan gejalanya berlangsung selama 3-5 hari, kemudian sembuh
sempurna. Diare karena Adenovirus cenderung ringan dan sembuh sendiri. Gejalanya
meliputi demam ringan, tinja cair, muntah dan kadang-kadang ada gejala-gejala
pernafasan.
a. Makanan, yaitu:
a. Sindroma malaborsi : malabsorpsi karbohidrat, lemak dan protein.
b. Keracunan makanan dan minuman yang disebabkan bakteri (Clostridium bottulinus,
Staphilococcus) atau bahan kimia.
c. Alergi, misalnya tidak tahan pada makanan tertentu seperti susu kaleng atau susu sapi.
d. Kekurangan energi protein.
1. Immunodefisiensi terutama SIg A (secretory immunoglobulin A) yang mengakibatkan
berlipat gandanya bakteri/flora usus dan jamur terutama Candida.
Psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang, dapat menimbulkan diare terutama
pada anak yang lebih besar.

C. Manifestasi Klinis
1. Adapun manifestasi klinis yang ditimbulkan akibat diare:

Diare dengan dehidrasi ringan, dengan gejala sebagai berikut:

a. Frekuensi buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari


b. Keadaan umum baik dan sadar
c. Mata normal dan air mata ada
d. Mulut dan lidah basah
e. Tidak merasa haus dan bisa minum
Diare dengan dehidrasi sedang, kehilangan cairan sampai 5-10% dari berat badan, dengan
gejala sebagai berikut :
a. Frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan sering
b. Kadang-kadang muntah, terasa haus
c. Kencing sedikit, nafsu makan kurang
d. Aktivitas menurun
e. Mata cekung, mulut dan lidah kering
f. Gelisah dan mengantuk

2. Nadi lebih cepat dari normal, ubun-ubun cekung


Diare dengan dehidrasi berat, kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan, dengan
gejala:

a. Frekuensi buang air besar terus-menerus


b. Muntah lebih sering, terasa haus sekali
c. Tidak kencing, tidak ada nafsu makan
d. Sangat lemah sampai tidak sadar
e. Mata sangat cekung, mulut sangat kering
f. Nafas sangat cepat dan dalam
g. Nadi sangat cepat, lemah atau tidak teraba
h. Ubun-ubun sangat cekung
 
D. Penatalaksanaan Diare
Prinsif perawatan diare adalah:

1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat )


2. Diatetik (pemberian makanan)
3. Obat – obatan
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS
DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia
dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi
memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/menghentikan diare dan
mencegah anak kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare.
Adapun program LINTAS DIARE yaitu:
Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan
memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga
seperti air tajin, kuah sayur, air matang.Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit
yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan
muntah.Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan
yang hilang.Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk
mendapat pertolongan cairan melalui infus.Pemberian oralit didasarkan pada derajat
dehidrasi (Kemenkes RI, 2011).
Diare tanpa dehidrasi
Umur < 1 tahun : ¼ – ½ gelas setiap kali anak mencret

Umur 1 – 4 tahun : ½ – 1 gelas setiap kali anak mencret

Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret

Diare dengan dehidrasi ringan sedang


Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya diteruskan
dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.

Diare dengan dehidrasi berat


Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk di infus.

Kebutuhan oralit per kelompok umur 

UMUR Jumlah oralit yang diberikan Jumlah oralit yang di


tiap BAB sediakan dirumah

< 12 bulan 50-100 ml 400 ml/ hari (2 bungkus)

1- 4 Tahun 100-200 ml 600-800 ml/hari (3-4


bungkus)

>5 tahun 200-300 ml 800-1000 ml/hari (4-


5bungkus)
Dewasa 300-400 ml 1200-2800 ml/hari

Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok dengan cara 1
sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak boleh dilakukan.Anak yang lebih
besar dapat minum langsung dari gelas.Bila terjadi muntah hentikan dulu selama 10 menit
kemudian mulai lagi perlahan-lahan misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit. Pemberian cairan ini
dilanjutkan sampai dengan diare berhenti
a. Pengobatan medik, hal ini dapat dilaksanakan dengan tepat setelah diketahui
penyebabnya. Penyebabnya infeksi enteral untuk pengobatan paling tepat diadakan
biakan tes resistensi. Dare yang disebabkan virus, tidak diperlukan antibiotik karena diare
ini bersifat self limited (dapat sembuh sendiri).
b. Pengobatan dengan cara pengaturan diet dan pemberian cairan :
1. Tanpa dehidrasi sampai dengan dehidrasi ringan dengan memberikan cairan rumah
tangga yang dibuat dari larutan gula garam, tajin, kuah sayur yang bisa dilakukan di
rumah.
2. Dehidrasi sedang menggunakan larutan oralit.
3. Dehidrasi berat dengan/tanpa komplikasi dengan/tanpa penyakit penyerta di
Puskesmas/Rumah Sakit, diberikan cairan rehidrasi parentral dengan RL dan
Glukosa. Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan berat/ringannya penyakit.
Pada tanpa dehidrasi : – 100 ml/kg BB/hr sebanyak 1x setiap 2 jam pada bayi yang
masihminum ASI, ASInya diteruskan jika setiap kali diare.

a. Anak kurang dari 2 tahun diberikan ½ gelas.


b. Anak yang berusia 2-6 tahun diberikan 1 gelas, anak yang lebih besar diberikan 400 cc (2
gelas)
c. Dehidrasi ringan : Diberikan cairan 25-100 ml/kg BB/hr atau setiap jam diberikan 2x
oralit diberikan pada kasus ringan sampai berat + 100 ml/kg BB dalam 4-6 jam. Bila
masih memungkinkan ASI tetap diberikan.
Dehidrasi Berat : Anak yang mengalami dehidrasi berat telah kehilangan 100 ml cairan untuk
setiap kg berat badannya.
a. Berikan 20 ml/kg BB dengan tetesan secepat tetesan itu dapat mengalir (diguyur), bila
BB 12 kg membutuhkan 12 x 20 = 240 ml secepat mungkin
b. Tahap pemberian lambat : tahap ini dikerjakan setelah tahap di atas.
c. Untuk anak-anak yang berat badannya kurang dari 5 kg 25 ml/jam atau 8 tetes/menit
d. Untuk anak-anak yang berat badannya antara 5-9 kg 50 ml/jam atau 16 tetes/menit
e. Untuk anak-anak yang berat badannya antara 10-14 kg 74 ml/jam atau 25 tetes/menit
f. Untuk anak-anak yang berat badannya lebih dari 15 kg 100ml/jam atau 33 tetes/menit
 

Beberapa cara membuat cairan rumah tangga, yaitu :

a. Larutan Gula Garam (LGG)


b. Gula pasir 1 sendok teh penuh
c. Garam dapur yang halus seujung sendok teh ditambah air masak/air teh hangat 1 gelas
d. Air Tajin
e. Cara Tradisional : 3 liter air ditambah 100 gr atau 6 sendok makan muncung beras
dimasak selama 45-60 menit setelah masak, air tajin 2 liter ditambah 5 gr garam.
f. Cara Biasa : 2 liter air ditambah tepung beras 100 gr ditambah 5 gr garam dimasak
hingga Mendidih dan akan didapat air tajin, selain dari itu ASI tetap diberikan.
E. Pencegahan
Pencegahan Tingkat Pertama
1. Pemberian ASI
ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi karena selain komposisinya
tepat, murah, dan juga terjaga kebersihannya. ASI tersedia dalam bentuk yang ideal dan
seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. Oleh karena itu sampai usia
6 bulan bayi dianjurkan hanya untuk minum ASI saja tanpa tambahan makanan lain
kecuali kalau sudah lebih dari 6 bulan dengan tambahan bubur. ASI mempunyai khasiat
pencegahan secara imunologik dan turut memberikan perlindungan terhadap diare pada
bayi yang mendapat makanan tercemar. Bayi yang diberi ASI secara penuh mempunyai
daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai
dengan susu formula. Flora usus bayi yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri
penyebab diare. Pemberian ASI selama diare dapat mengurangi akibat negatif terhadap
pertumbuhan dan keadaan gizi bayi serta mengurangi keparahan diare.

2. Pemberian Makanan Pendamping ASI


Penyapihan adalah proses seorang anak secara bertahap mulai dibiasakan dengan
susunan makanan orang dewasa. Susu, terutama ASI tetap merupakan bagian penting
dalam susunan makanannya khususnya sampai usia 2 tahun. ASI eksklusif diberikan
sampai bayi berumur 6 tahun setelah itu cara bertahap dikenalkan makanan tambahan
yang lunak. Pada umur 1 tahun semua jenis makanan yang mudah disiapkan dapat
diberikan sebanyak 4-6 kali sehari. Makanan dimasak dan direbus dengan baik, disimpan
di tempat dingin dan dihangatkan sebelum diberikan.
3. Menggunakan Air Bersih yang Cukup
Air bersih merupakan barang yang mahal saat sekarang karena dibeberapa daerah
banyak yang mengalami krisis air bersih. Namun penyediaan air bersih yang memadai
penting untuk secara efektif membersihkan tempat dan peralatan memasak serta
makanan, demikian pula untuk mencuci tangan. Hal ini memungkinkan untuk
mengurangi tertelannya bakteri patogen pada balita. Kita juga harus membiasakan
perilaku hidup bersih dan sehat salah satunya dengan mencuci tangan dan sabun ketika
mau makan atau setelah memegang benda yang kotor. Demikian juga peralatan sumber
air untuk bayi, tempat yang digunakan dan lainnya harus bersih untuk mencegah
terjadinya diare.

4. Mencuci Tangan
Mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah buang air besar dan sebelum
memegang makanan dan makan merupakan salah satu cara mencegah terjadinya diare.
Keluarga dan setiap individu harus paham fungsi dan manfaat mencuci tangan dengan
sabun. Cuci tangan dengan bersih dilakukan setelah membersihkan anak yang buang air
besar, membuang tinja anak, dan buang air besar. Cuci tangan juga perlu dilakukan
sebelum menyiapkan makanan, makan, dan memberikan makanan kepada anak. Anak
juga secara bertahap diajarkan kebiasaan mencuci tangan.

5. Menggunakan Kamar Mandi


Penggunaan jamban yang baik adalah apabila tidak ada tinja yang tertinggal
(menempel) di sekitar jamban, serta teratur dalam membersihkan dan menyikat jamban.
Sedangkan karakteristik jamban yang baik sebagai berikut: dapat digunakan oleh semua
anggota keluarga, berjarak sekurang-kurangnya 20 meter dari sumber air dan
pemukiman, tandon penampung tinja sekurang-kurangnya sedalam 1 meter, serta tidak
memungkinkan lalat/serangga hinggap di tampungan tinja (dengan sistem leher angsa).

6. Membuang Tinja Bayi yang Benar


Tinja harus dibungkus dengan kertas atau daun kemudian dibuang dengan cepat
ke dalam jamban atau lubang di tanah. Apabila tinja terpaksa dibuang di udara terbuka,
maka dibuang di tempat yang terkena sinar matahari, karena sinar matahari dapat
membunuh bakteri dan kuman-kuman dalam tinja tersebut. Setelah buang air besar balita
segera dibersihkan kemudian tangan keluarga yang membuang tinja dan tangan balita
dicuci dengan sabun sampai bersih.

7. Pemberian Imunisasi Campak


Pemberian imunisasi campak berkorelasi terhadap kejadian diare. Hal ini
dilakukan pada balita yang sedang menderita campak dan selama dua atau tiga bulan
setelah penyakit campak menunjukkan kasus diare dengan angka lebih tinggi dan lebih
parah daripada balita yang sama tanpa campak. Oleh karena itu balita diusahakan untuk
mendapatkan imunisasi campak segera setelah berumur sembilan bulan.

Pencegahan Tingkat Kedua


1. Berikan penderita lebih banyak mendapatkan cairan daripada biasanya untuk mencegah
dehidrasi
2. Berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari untuk mencegah kurang gizi
3. Segera bawa anak kepada petugas kesehata bila tidak membaik dalam 3 hari atau muntah
berulang-ulang, buang air besar cair lebih sering, makan minum sedikit dan tinja berdarah
 

Pencegahan Tingkat Ketiga


1. Pengobatan dan perawatan diare dilakukan sesuai dengan derajat dehidrasi
2. Berikan makanan sebelum serangan diare untuk memberikan gizi pada anak agar tetap
kuat dan tumbuh serta mencegah kurangnya berat badan
3. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk
membantu pemulihan penderita
 

Anda mungkin juga menyukai