Anda di halaman 1dari 5

CEKLIST PEMBERIAN OBAT TETES MATA

Nama : …………………………………… NIM : …………………………………

ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
Definisi : Obat tetes mata adalah  sediaan steril berupa larutan atau
suspense, digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada
selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata.
Tujuan : Meredakan meredakan sementara mata merah akibat iritasi
ringan yang dapat disebabkan oleh debu, sengatan sinar matahari,
pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang.

Indikasi :
Biasanya obat tetes mata digunakan dengan indikasi sebagai
berikur
 meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang
dapat disebabkan oleh debu, sengatan sinar matahari,
pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang.
 antiseptik dan antiinfeksi.
 radang atau alergi mata.

Kontra indikasi
Obat tetes mata yang mengandungnafazolin hidroksida tidak
boleh digunakan pada penderita glaukoma atau penyakit mata
lainnya yang hebat, bayi dan anak.Kecuali dalam pegawasan
dan nasehat dokter.

Pelaksanaan
Persiapan Pasien :
 Identifikasi klien untuk meyakinkan tindakan dilakukan
pada klien yang tepat
 Jelaskan tujuan prosedur dan rasional tindakan (inform
concent)
 Jelaskan posisi,waktu yang dibutuhkan dan beberapa
ketidaknyamanan atau efek samping

a. Persiapan alat dan bahan :


5. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril
2. Pipet.
3. Pinset anatomi dalam tempatnya.
4. Korentang dalam tempatnya.
5. Plestier.
6. Kain kasa.
7. Kertas tisu.
8. Balutan.
9. Sarung tangan.
10. Air hangat/kapas pelembab
Tahap pre interaksi
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat

Tahap orientasi
1. Memberi salam, periksa identifikasi klien dengan membaca gelang
identifikasi dan menanyakan nama klien.
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga.
4. Menanyakan kesiapan dan persetujuan pasien sebelum tindakan
5. Memposisikan pasien senyaman mungkin
6. Menjelaskan tentang kerahasiaan.

Tahap Kerja
a. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya
kerja dan tempat pemberian.
b. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c. Identifikasi klien secara tepat
d. Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
e. Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan
hiperektensi leher
f. Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopak mata dari
dalam keluar
g. Teteskan obat tetes mata :

 Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegang


penetes mata yang terisi obat kurang lebih 1-2 cm (0,5 –
0,75 inci) diatas sacus konjungtiva. Sementara jari tangan
non dominan menarik kelopak mata kebawah.
 Teteskan sejumlah obat yang diresepkan kedalam sacus
konjungtiva. Sacus konjungtiva normal menahan 1-2 tetes.
Meneteskan obat tetes ke dalam sacus memberikan
penyebaran obat yang merata di seluruh mata.
 Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan
jatuh ke pinggir luar kelopak mata, ulangi prosedur
 Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup
mata dengan perlaha
 Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal
klien selama 30-60 detik.
h. Membuka kelopak mata atas
i. Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada
konjungtiva  dalam.
Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak
mata secara perlahan dengan gerakan sirkuler
menggunakan bola kapas.
j. Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan
perlahan usap dari bagian dalam ke luar kantus
k. Bila klien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata
yang bersih diatas pada mata yang sakit sehingga seluruh
mata terlindungi. Plester dengan aman tanpa memberikan
penekanan pada mata.
l. Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian
dan mata (kiri, kanan atau kedua duanya) yang menerima
obat.
m. Terminasi : Tanyakan respon klien,reinforcement,kontrak
waktu,salam (lihat SOP Komunikasi Terapeutik)
n. Evaluasi hasil : Iritasi mata atau alergi mata berkurang
o. Dokumentasikan pada catatan pemberian obat (Tanggal
dan jam, Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat
pemberian.tindakan yang dilakukan,respon klien terhadap
prosedur)

Tahap terminasi
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
tindakan.
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3. Melakukan kontrak waktu selanjutnya.
4. Berikan reinforcement sesuai kemampuan pasien

Tahap Evaluasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan, dan respon klien
terhadap tindakan yang dilakukan

Tahap dokumentasi
Mendokumentasikan seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan,
dan respon klien terhadap tindakan yang dilakukan
.
.

Keterangan :

0 = tidak dikerjakan

1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna

2= dikerjakan dengan sempurna

Anda mungkin juga menyukai