Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada
seluruh pihak yang sudah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga
makalah ini bisa disusun dengan baik.
Makalah tentang “Penulisan Judul dan Abstrak ” ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Ibu Dr. Sakdiah Wati, M.Pd. Makalah
ini telah saya susun dengan sebaik-baiknya berdasarkan landasan teori dari beberapa
referensi.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULIS........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 PENULISAN JUDUL.....................................................................................3
2.2 PENULISAN ABSTRAK...............................................................................7
2.1 PENULISAN LAPORAN.............................................................................14
BAB III PENUTUP................................................................................................23
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................23
3.2 SARAN.........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pemilihan judul sebuah karya tulis ilmiah merupakan bagian yang paling penting,
karena judul adalah kalimat pertama yang dibaca oleh pembaca ataupun oleh reviewer
ketika mereka menyeleksi karyatulis ilmiah dari author. Judul yang baik itu
merefleksikan apa yangdibuat di karya tulis ilmiah tersebut. Terkadang judul yang
diberikantidak sesuai dengan kandungan artikel nya. Ada juga judul yang diberikan
terkadang terlalu panjang sehingga terkesan tidak efisien.Disisi lain terkadang judul juga
terlalu pendek dengan demikian tidak dapat di prediksi apa yang ditulis dalam artikelnya.
Ada juga dijumpai judul yang tidak sesuai dengan isi karya ilmiah yang ditulis.
Abstrak adalah bagian kedua yang terpenting karena abstrak memberikan gambaran
nyata keseluruhan karya ilmiah. Pada abstrak terlihat adanya latar belakang, tujuan,
metode hasil dan juga kesimpulan dari karya ilmiah tersebut. Mengapa abstrak sangat
penting di tulis dengan benar, karena reviewer dan juga pembaca pertama sekali akan
membaca abstrak karya ilmiah untuk memastikan karya ilmiah tersebut sesuai dengan
kriteria yang mereka inginkan atau tidak . Abstrak adalah sebuah paragraf mencakup
ringkasan awal dari sebuah karya ilmiah yang singkat dan tepat. Abstrak juga berarti
sebuah ringkasan isi dari sebuah karya tulis ilmiah yang ditunjukkan untuk membantu
pembaca agar dapat dengan mudah dan cepat untuk melihat tujuan dari penulisnya.
Dalam dunia akademik, tulisan pendek ini digunakan oleh institusi/lembaga/organisasi
pendidikan sebagai informasi awal atas sebuah penelitian ketika dimasukkan dalam
jurnal, konferensi, atau sejenisnya.Dalam dunia maya (internet), sebuah abstrak
digunakan sebagai gambaran singkat atas sebuah karya ilmiah/penelitian untuk dibaca.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Menurut Dr. Sakdiah Wati, M.Pd dan Ida Rohana, S.Pd.,M.Pd dalam buku Bahasa
Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi, judul penelitian harus dipilih secara hati-hati
hingga memenuhi persyaratan yaitu:
a. Judul harus sesuai dengan minat
b. Judul harus dapat di laksanakan (kemampuan, waktu, tenaga,dan dana)
c. Harus tersedia faktor pendukung( tersedianya data, izin)
d. Judul harus bermanfaat.
Merumuskan judul penelitian harus dirumuskan secara jelas ,sehingga secara teori judul
proposal penelitian terdiri dari :
a. Sifat dan jenis penelitian
b. Objek yang teliti
c. Subjek penelitian
d. Lokasi
e. Tahun /waktu peristiwa.
Jenis-jenis masalah dalam penelitian yaitu:
a. Masalah untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena .
b. Masalah komparasi yaitu membandingkan dua fenomena atau lebih .
c. Masalah korelasi (korelasi sejajar, korelasi sebab-akibat) yaitu untuk mencari
hubungan antara dua fenomena.
Menurut Nur Islami, S.Si., MT., Ph.D Untuk memilih kalimat yang tepat, tajam
dan mengenai sasaran dalam penulisan judul, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Panjang judul sebaiknya sekitar 15 kata.
Sebagian besar Jurnal Internasional memberikan aturan seperti ini. Hal ini
dimaksudkan agar judul yang ditulis tidak bertele tele dan tepat sasaran.
2. Terlihat jelas Metoda dan Target penelitian
Terkadang judul pada Tulisan ilmiah tidak memberikan arti pada bodi tulisan
yang ada pada karya tersebut. Untuk membuat pembaca mengetahui langsung
apa yang penulis telah lakukan, disarankan agar pada judul metoda dan target
penelitiannya sudah tergambar jelas.
3. Hindari kata yang memperlihatkan seolah olah jumlah sample yang kecil Judul
sebuah karya tulis ilmiah disarankan untuk memberikan informasi bahwa
penelitian itu dapat memberikan sumbangan pada ilmu pengetahuan bukan
hanya pada bagian kecil objektertentu saja. Oleh sebab itu disarankan agar pada
judul tidak terlihat jumlah sampel data penelitian yang dilakukan.
4. Hindari kata yang berulang
Menghindari kata yang berulang adalah bagian yang terkadang dilupakan oleh
penulis. Hal ini adalah karena terkadang tanpa disadari penulis telah menulis
kata yang sama untuk penulisan judul. Menghindari kata yang berulang ini
memberikan magna bahwa autor betul betul memperhatikan segala aspek dari
penelitian dan karya tulis ilmiah yang mereka tulis.
Sedangkan konjungsi adalah nama lain dari kata sambung. Kata ini memiliki fungsi
untuk menghubungkan kata-kata, kalimat-kalimat, dan ungkapan-ungkapan dan
tidak memiliki makna khusus jika berdiri sendiri. Kata-kata yang termasuk konjungsi
termasuk dan, atau, tetapi, ketika, seandainya, supaya, pun, seperti, oleh, karena,
sehingga, bahwa, kalau, untuk, kemudian.
Terakhir, interjeksi, adalah istilah lain untuk kata seru yang mengungkapkan isi hati
dari si pembicara. Kata ini relatif jarang ditemui pada judul karya-karya tulis serius,
tetapi banyak menjadi pilihan untuk narasi yang bersifat ekspresif. Contoh interjeksi
adalah Alhamdulillah, duh, ih, cih, yuk, wah, wow, amboi, ah, lho, dan lain-lain.
Pada dasarnya, kata ulang bisa didefinisikan sebagai kata yang telah mengalami
pengulangan (reduplikasi) pada kata dasarnya. Kata ulang murni (dwilingga) dan
kata ulang semu harus ditulis dengan huruf kapital di setiap awal kata karena
sifatnya yang bisa dibilang tidak mengalami perubahan apapun. Seperti contoh-
contoh berikut:
1. Pengalamanku Menyembelih Biri-Biri di Hari Raya Kurban
2. Hidup Si Kupu-Kupu Malam
3. Sayap-Sayap Kenangan
4. Kecil-Kecil Jadi Manten
Sedangkan bentuk kata ulang sebagian, kata ulang berimbuhan, kata ulang
dwipurwa, dan kata ulang perubahan—semua yang sederhananya sudah mengalami
perubahan bentuk—hanya ditulis kapital pada huruf pertama kata ulang. Seperti pada
judul-judul berikut ini:
Hal pertama yang perlu dipahami dalam penulisan judul yang benar adalah
penggunaan huruf kapital. Karya tulis ilmiah seperti skripsi memang lebih ideal
menggunakan huruf kapital secara keseluruhan.Namun menggunakan huruf kapital
khusus di bagian depan kata juga benar, dan justru lebih umum. Selain semua huruf
paling depan dibuat kapital, kata penghubung di tengah judul harus memakai huruf
kecil. Sedangkan jika letaknya di depan maka memakai huruf kapital. Misalnya:
“Pada Penelitian Mahasiswa UGM Ditemukan Manfaat Lebih dari Jamur”. Kata
“pada” yang merupakan kata penghubung, karena posisinya di depan maka tetap
memakai huruf kapital. Lain halnya jika diletakan di tengah maka memakai huruf
kecil.
Teknik penulisan judul yang benar berikutnya adalah terkait susunan kata
pada judul. Perlu dipahami dulu bahwa yang namanya judul bukanlah kalimat,
sehingga judul tidak bisa ditulis sebagaimana saat menulis sebuah
kalimat. Maksudnya disini adalah penulisan judul tidak perlu menggunakan tanda
baca. Sehingga ditulis apa adanya dan berdiri sendiri yang kemudian terdiri dari
beberapa kata.
3. Memperhatikan Kelogisan
Hal penting berikutnya dalam penulisan judul yang benar adalah mengenai
logis tidaknya struktur kalimat yang digunakan. Jadi, menyusun judul juga perlu
dipikirkan dengan logika. Yakni apakah memang terdengar logis atau tidak? Jadi,
setiap kali selesai menyusun judul karya tulis ilmiah, usahakan dibaca kembali.
Pastikan usai membaca judul tersebut kamu memang paham maksud dari judul itu
sendiri. untuk penulisan judul yang benar terhadap karya ilmiah mengedepankan
kata baku yang jelas.
Menulis judul baik untuk karya tulis ilmiah maupun bukan sebaiknya tidak
boros kata. Semakin singkat namun jelas maka semakin baik, apalagi untuk karya tulis
ilmiah yang sifatnya memaparkan pembahasan serius. Jika judul dibuat terlalu panjang
maka nantinya bisa menjadi kalimat yang membutuhkan tanda baca. Selain itu juga
membuat calon pembaca menjadi pusing dan kesulitan menangkap arti dari judul yang
kelewat panjang tersebut.
5. Kesamaan Bentuk
Menulis judul yang baik dan benar juga perlu memperhatikan bentuk kata yang
digunakan, terutama jika dalam judul tersebut menggunakan kata hubung “dan”.
Mengapa? Sebab adanya kata hubung ini biasanya berpotensi membuat judul kelewat
panjang. Sekalinya dibuat pendek ada kemungkinan maknanya ambigu dan kurang
mempresentasikan isi tulisan. Oleh sebab itu sebaiknya disamakan bentuknya.
Misalnya saja:
dibanding memakai kata “membuat”, contoh judul di atas akan lebih tepat jika
memakai kata “pembuatan”. Dimana bentuk antara kata tersebut dengan kata “fungsi”
adalah sama. Merujuk pada nomina.
A. FUNGSI ABSTRAK
Abstrak memiliki fungsi sebagai berikut:
1. To the point. Pembaca langsung disuguhkan pada ide pokok yang akan dibahas tanpa
perlu membaca isi/pembahasannya. Pembaca dapat menentukan apakah ia akan
melanjutkan membaca atau tidak. Ini akan menghemat waktu pembaca
2. Terdapat Keyword (Kata Kunci). Ini sangat penting untuk menekankan kepada
pembaca kata yang penting dari karya ilmiah ini. Keyword sifatnya lebih mudah
diingat, simpel namun menggambarkan isi dari karya ilmiah, makalah maupun skripsi.
Selain itu kata kunci mempermudah penyimpanan secara elektronik.
Ada beberapa kaidah umum yang harus diperhatikan saat menulis sebuah Abstrak:
1) Latar Belakang
Penulis menjelaskan secara singkat metode apa yang digunakan dalam penelitian
agar penulis tahu apa langkah selanjutnya yang akan diambil. Dibagian ini penulis
tidak perlu menjelaskan secara rinci metode-metode apa yang digunakan sebagai
pemecahan masalah, hanya beberapa poin penting mengenai metode yang dipakai
saja.
3) Hasil penelitian
Menjelaskan hasil penelitian juga sangat penting, karena dengan ini akan menjadi
suatu rujukan untuk pembaca terkait penelitian yang dihadapi dengan
menggunakan metode yang dipakai dan cara penyelesaian yang tepat.
4) Kesimpulan
Kesimpulan menjadi hal terakhir dalam kaidah penulisan abstrak yang baik.
Dengan melampirkan kesimpulan, akan dapat diketahui bahwa penelitian yang
sudah dilakukan sudah selesai dengan baik.
1. Judul penelitian ditulis dengan huruf capital menggunakan ukuran font 14, teks
rata tengah, dan kata di cetak tebal (Bold)
2. Sub judul penelitian (opsional), teks rata tengah, menggunakan ukuran font 12,
dan kata dicetak tebal (Bold)
3. Nama-nama peneliti ditulis tanpa gelar, pada akhir nama masing-masing
peneliti diberi nomor urutan memakai superscript, teks rata tengah, ditulis
dengan font berukuran 12, dan dicetak tebal (Bold)
4. Nama Institusi (Jurusan)/Fakultas/Unit kerja peneliti (nama perguruan tinggi)
dan alamatnya (alamat perguruan tinggi) ditulis dengan teks rata tengah dan
ukuran font 12 serta dicetak tebal (Bold)
5. Alamat email yang dicantumkan hanya alamat email ketua peneliti,
menggunakan teks rata tengah, dan teks dicetak tebal (Bold)
6. Judul “ABSTRAK” ditulis dengan huruf capital, menggunakan teks rata
tengah dan dicetak tebal (Bold)
7. Abstrak dibuat dengan teks rata kanan kiri (Justify text) dengan penggunaan
maksimum 250 kata, da nisi abstrak menggunakan font berukuran 12
8. Kata-kata kunci (key words) dibuat dengan teks rata kanan-kiri (justify text).
2. Jumlah Kata
Idealnya sebuah paragraf terdiru dari 150 sampai dengan 200 kata.
Namun,pertimbangan jumlah kata yang paling tepat dalam penulisan skripsi, tesis,
ataupun disertasi biasanya bergantung pada pertimbangan pandangan pembimbing
( supervisor ) yang mendampingi seorang mahasiswa dalam penulisannya. Seorang
supervisor harusnya tidak mempertimbangkan jumlah kata sebagai acuan untuk
penulisan paragraf, karena bagian utama justru isi ( content ) paragraf.
3. Isi Paragraf
4 bagian empiris dari sebuah abstrak.
identifikasi fokus penelitian dijelaskan secara singkat agar pembaca
memahami apa yang diamati oleh seorang peneliti didalam penelitiannya.
Penulis perlu menggambarkan secara jelas desain penelitian yang dilakukan
dalam proses pencarian jawaban atau solusi atas persoalan yang diangkat
didalam penelitiannya.Desain langkah qpenyelesaian masalah ini mahasiswa
lazim dikenal dengan istilah Metode Penelitian.
penulis selanjutnya akan menjelaskan hasil temuannya kepada
pembaca.Beberapa peneliti menganggap hasil temuan yang diungkap tidak
perlu mengungkap pembahasan yang dilakukan karena hal itu justru akan
membuat pengulangan isi tulisan. Jelas maksudnya karena bagian
pembahasan temuan penelitian juga diurai di dalam bagian kesimpulan.
perlunya bagian kesimpulan di dalam sebuah tulisan juga terlihat di dalam
sebuah abstrak yang tetap mendapatkan perhatian penting sebagai bagian
akhir dari paragraf. Pada bagian ini kadangkala sejumlah peneliti
menyisipkan rekomendasi penelitian namun tanpa pembahasan atau uraian
yang panjang. Lebih lanjut, tidaklah lazim sebuah abstrak diisi oleh nama si
penulis serta para pembimbing tulisannya, apalagi hal itu ditulis dalam huruf
cetak tebal.
Penulisan abstrak memang tidak bisa diselesaikan dalam satu kali penulisan.
Sama halnya dengan penulisan esai (essay), penulisan abstrak juga memerlukan
latihan agar bisa menciptakan hasil tulisan yang baik. Saat ini panduan penulisan
menggunakan APA (American Psychology Association) style telah populer
digunakan di perguruan tinggi. Meskipun panduan penulisan ini bukanlah satu-
satunya panduan penulisan yang ada, APA style menjadi pilihan banyak para penulis
karena pertimbangan panduan ini digunakan oleh banyak perguruan tinggi didunia
sehingga juga memudahkan penyesuaian dan penerimaannya.
1. Abstrak Informatif
2. Abstrak Indikatif
Berisi pernyataan karya tulis atau dokumen namun tidak secara terperinci
mengenai tujuannya. sebuah artikel dan berisi pernyataan umum tentang sebuah
dokumen, tanpa disertai informasi terperinci mengenai hasil tujuan serta data
kuantitatif. Biasanya untuk dokumen diskusi, tinjauan literature, prosiding
komerensi, dan essay.
ABSTRAK
Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan dengan mengacu pada pendapat
Borg & Gall. Produk yang dikembangkan berdasarkan penelitian awal adalah modul
pengembangan kepribadian bagi siswa kelas X yang berisi materi-materi pemahaman
diri, percaya diri dan tanggungjawab. Subjek uji coba dalam penelitian pengembangan ini
adalah subjek ahli, yaitu ahli materi bimbingan pribadi, ahli media pembelajaran dan
guru pembimbing, serta subjek siswa kelas X SMA GAMA Yogyakarta sebagai calon
pengguna produk. Penentuan subjek tersebut dilakukan dengan random sampling, yang
terdiri dari 10 orang siswa untuk uji coba lapangan utama dan 24 orang siswa untuk uji
lapangan operasional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket. Angket ini
digunakan untuk menilai modul yang dikembangkan dari segi kelengkapan modul, isi
materi maupun tampilan fisik modul. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada uji coba lapangan utama modul
pengembangan kepribadian bagi siswa kelas X SMA termasuk dalam kategori baik.
Setelah dilakukan revisi, modul hasil pengembangan termasuk dalam kategori sangat
baik pada uji lapangan operasional. Dengan demikian, modul pengembangan kepribadian
bagi siswa kelas X SMA hasil pengembangan ini layak digunakan oleh siswa.
Penulisan laporan penelitian atau karya tulis ilmiah baik dalam bentuk ; Skripsi,
tesis, disertasi , dll. merupakan kemampuan menuangkan buah pikiran dalam bentuk
bahasa tulisan.
A. Pengertian Laporan
Menurut Widyamartaya (2004:7), penulisan laporan adalah penyampaian
informasi yang bersifat factual tentang sesuatu dari satu pihak ke pihak yang lain.
Dengan kata lain, penulisan laporan menyangkut tiga hal, yaitu (1) apa yang
dilaporkan (2) siapa yang melaporkan dan (3) kepada siapa laporan itu disampaikan.
Laporan adalah suatu tulisan berisi hasil pengamatan terhadap sebuah tempat atau suatu
pekerjaan (Indradi, 2008:80). Laporan adalah suatu bentuk penyajian informasi yang
berdasarkan fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan terhadap informasi tersebut.
Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan untuk informasi yang
dibutuhkan, berdsarakann objektif yang dialami sendiri (dilihat, didengar, atau dirasakan
sendiri) ketika telah melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan penulis menyampaikan
informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.
B. Fungsi laporan
Laporan merupakan alat komunikasi dalam suatu organisasi untuk menyampaikan
data-data fakta secara rinci. Dengan alat inilah anggota dari suatu organisasi memberikan
umpan balik (feed back) pada pimpinan memungkinkan untuk menguji atau mengubah
kebijaksanaan yang telah dibuat. Disamping itum laporan juga sebagai alat manajerial
dalam melaksanakan tugas atau fungsi perencanan, perorganisasian, pengambilan
keputusan, pengawasan dan pengendalian. Berikut adalah penjelasan mengenai empat
fungsi laporan (Pratiwi 2013:163).
1. Penyampain Informasi
Laporan merupakan sumber informasi bagi penerima laporan dalam rangka
menyelsaikan tugasnya.
2. Pertanggungjawaban dan Pengawasan
Laporan merupakan suatu pertanggungjawaban dari seorang pejabat atau petugas
kepada atasannya sesuai dengan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya. Dari
laporan itu seseorang atasan akan meneliti tentang pelaksanaan tugas dan fungsi oleh
pejabat bersangkutan.
3. Bahan Pengambilan Keputusan
Untuk keperluan pengambilan keputusan seorang pimpinan memerlukan data/dan
informasi yang berhubungan dengan keputusan yang akan diambil.
4. Alat Pembina Kerja Sama
Laporan dapat berperan sebagai salah satu alat untuk membina kerja sama. Saling
tukar informasi, saling pengertian, dan koordinasi antara atasan dan bawahan sangat
mendukung kerja sama yang baik.
C. Ciri-Ciri Laporan
Sebuah laporan akan dikatakan baik apabila laporan tersebut memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Bahasa Formal
Bahasa Formal, yakni maksudnya bahasa yang digunakan dalam membuat laporan
haruslah memakai bahasa yang formal, jelas, baik, dan juga harus teratur. Laporan
yang baik dan benar tentu menggunakan bahasa formal atau menggunakan kata yang
baku dan sesuai dengan kaidah penulisan yang terdapat dalam EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan).
Penyusunan antar paragraf, kalimat, kata, hingga tanda baca harus tepat dan teratur
dari segi sintaksis bahasa. Tidak menggunakan kata ganti orang. Titik berat dan
penekanan pada sebuah laporan yang baik ialah tidak berdasarkan pendapat penyaji
data namun berdasarkan fakta atau kenyataan.
2. Objektif
Objektif, yakni maksudnya pernyataan yang dibuat dalam sebuah laporan harus
berdasarkan pada fakta atau kenyataan. Kesimpulan serta rekomendasi yang diajukan
harus disertai dengan bukti yang spesifik dan detail serta harus terhindari dari
sangkaan dan pendapat pribadi. Apabila ternyata fakta menunjukkan A yang
dilaporkan juga harus A tanpa ada tendensi apapun.
3. Sistematis
Penulisan judul, subjudul, dan sebagainya disusun dengan teratur dengan
perencanaan yang baik. Bagian dari laporan seperti pendahuluan, isi, dan kesimpulan
disusun harus sesuai urutan agar mempermudah pembaca untuk mengerti isi dari
laporan yang ditulis tersebut.
4. Pembacanya Tertentu
Laporan yang dibuat yaitu atas permintaan pihak tertentu dan berdasarkan bidang
tertentu dan tentunya dibaca dan ditujukan untuk pembaca yang khusus. Contoh
seperti laporan keuangan perusaahaan yang tentu saja ditujukan kemudian
dipublikasikan hanya pada direktur keuangan, bagian keuangan, dan juga direktur
utama ataupun pada orang-orang yang ada hubungannya dengan manajemen
keuangan pada sebuah perusahaan.
5. Dibuat Atas Permintaan
Laporan biasanya ditulis atas permintaan dari pihak tertentu. Laporan tersebut dibuat
un bahtuk menjadi bahan pertanggungjawaban mengenai suatu tugas yang sudah
dilakukan. Laporan biasanya berupa laporan panjang atau pendek, sesuai keperluan.
Namun, ada waktu-waktu tertentu seseorang membuat suatu laporan atas inisiatif
sendiri.
6. Logis
Laporan dianggap logis jika keterangan yang dikemukakan dapat ditelusuri alasan-
alasannya yang masuk akal.
7. Tepat Waktu
Pihak yang membutuhkan laporan untuk menghadapi masalah-masalah yang bersifat
mendadak membuthkan pembuatan laporan yang bisa diusahakan secepat-cepatnya
dibuat dan disampaikan, sehingga laporan harus tepat waktu.
D. Jenis-Jenis Laporan
Jenis-jenis laporan dapat ditinjau dari beberapa hal, diantaranya dari waktu, cara,
bentuk, sifat, dan maksud laporan tersebut dibuat. (Sukoco, 2012:180)
1. Laporan Berdasarkan Waktu
Laporan Rutin
Laporan insidental
2. Laporan Berdasarkan Cara Penyampaian
Laporan Lisan
Laporan Tertulis
Laporan Visual
Laporan Audo Visual
3. Laporan Berdasarkan Bentuk
Laporan Berbentuk Surat
Laporan Berbentuk Karangan atau Naskah
Laporan Berbentuk Memo
4. Laporan Berdasarkan Sifat Penyajian
Laporan Informal
Laporan Formal
5. Laporan Berdasarkan Maksud Penyampaian
Laporan Informatif
Laporan Rekomendasi
Laporan Analitis
Laporan Pertanggung Jawaban
JUDUL
I. KATA PENGANTAR
II. DAFTAR ISI
III. LAPORAN KETUA PANITIA PENYELENGGARA
IV. SAMBUTAN KEPALA
V. SAMBUTAN PEMIMPIN PROYEK
VI. TAHAP KEGIATAN
a. Tahap Persiapan
1. Penyusunan panitia
2. Penyusunan materi penataran
3. Lain-lain,
b. Tahap Pelaksanaan
1. Pembukaan
2. Penyajian materi
3. Penatar
4. Petatar
5. Tahap penutupan
VII. LAMPIRAN
a. Surat keputusan kepanitiaan
b. Rancangan kegiatan:
c. Surat-surat persiapan;
d. Formulir;
e. Edaran pers;
f. Analisis biodata peserta penataran;
g. Laporan ketua panitia pada penutupan;
h. Kesan dan pesan peserta;
i. Contoh piagam;
j. Daftar nama peserta
k. Lembar evaluasi.
3.1 KESIMPULAN
Pemilihan judul sebuah karya tulis ilmiah merupakan bagian yang paling penting,
karena judul adalah kalimat pertama yang dibaca oleh pembaca ataupun oleh reviewer
ketika mereka menyeleksi karya tulis ilmiah dari author (Nurislami 2018). Judul yang
baik itu merefleksikan apa yang dibuat di karya tulis ilmiah tersebut. Terkadang judul
yang diberikan tidak sesuai dengan kandungan artikel nya. Ada juga judul yang diberikan
terkadang terlalu panjang sehingga terkesan tidak efisien. Disisi lain terkadang judul juga
terlalu pendek dengan demikian tidak dapat di prediksi apa yang ditulis dalam artikelnya.
Ada juga dijumpai judul yang tidak sesuai dengan isi karya ilmiah yang ditulis.
Abstrak adalah tulisan sederhana dan pendek, rangkuman dari karya ilmiah atau
makalah yang berdiri sendiri dan dapat digunakan oleh pembaca sebagai sebuah tinjauan
umum (ikhtisar). Tujuan utama pembuatan abstrak adalah untuk memberikan informasi
ringkas tentang penelitian yang bersangkutan, yang memungkinkan pembaca untuk
mengambil keputusan apakah tulisan tersebut akan bermanfaat untuk dibaca. Abstrak
biasanya ditulis untuk skripsi/tesis/laporan lengkap paling banyak dua halaman,
sedangkan untuk makalah ilmiah paling banyak setengah halaman. Meskipun anda
berfikir telah mengetahui wujud makalah, selalu tuliskan abstrak terakhir kali agar dapat
memberikan rangkuman yang lebih akurat dari hal-hal yang sudah ditulis.
3.2 SARAN
Wati, Sakdiah, dan Ida Rohana. 2020. “Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi”.
Palembang: NeorFikri Palembang.
September 2021
Ayuk Witantri. (2016) http://blog.unnes.ac.id/ayukwitantri/2016/02/18/pengertian-
tujuan-manfaat-jenis-dan-ciri-dari-laporan/ (Diakses pada 15 Desember 2021 )
Juwita, Silvia Ratna, dkk. (2019). Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Esa Unggul.
Mughnifar Ilham (2019) https://materibelajar.co.id/pengertian-laporan/ (diakses pada 15
Desember 2021 )