Anda di halaman 1dari 30

BUKU MODUL MATEMATIKA TERAPAN

DASAR-DASAR MATEMATIKA TERAPAN

DI SUSUN OLEH :

POLITEKNIK PELAYARAN SUMATERA BARAT


PROGRAM STUDI TRANSPORTASI LAUT
2020

1
DESKRIPSI MATA KULIAH : Taruna dapat menerapkan konsep barisan dan deret untuk
menyelesaikan model perkembangan usaha, model bunga majemuk serta model pertumbuhan
penduduk.

MODUL 1-3: APLIKASI BARISAN DAN DERET


Kegiatan Belajar 1 (Tatap Muka 1):
A. REVIEW BARISAN DAN DERET ARITMATIKA
Sebelum membahas lebih lanjut tentang barisan aritmetika, masih ingatkah kalian dengan apa
yang dimaksud dengan barisan bilangan? Barisan bilangan adalah urutan bilangan yang memiliki
aturan tertentu atau pola tertentu. Misalnya himpunan bilangan A={2, 6, 10, 14, . . .}. Himpunan
A merupakan barisan bilangan, sebab tersusun secara berurutan dari terkecil ke terbesar dan
memenuhi aturan tertentu, yaitu selisih antara suku yang berdekatan sama dengan empat. Untuk
kepraktisan menulis suatu barisan bilangan tanda kurung kurawal selambang menyatakan
himpunan ditiadakan. Jadi, barisan bilangan {2, 6, 10, 14, …} cukup ditulis barisan bilangan
2, 6, 10, 14, ….
Urutan bilangan yang memiliki aturan tertentu disebut barisan. Sedangkan barisan-barisan di
atas memiliki selisih antara dua suku yang berurutan tetap, disebut barisan aritmetika. Jadi
barisan aritmetika adalah barisan bilangan yang selisih antara suku-suku yang berurutan adalah
sama. Dengan kata lain definisi barisan aritmatika dapat dinyatakan sebagai berikut. Barisan
U1, U2, U3, . . .,Un merupakan barisan aritmetika jika U2 – U1 = . . . = Un – Un-1 = b. Dalam hal
ini b adalah bilangan konstan yang sering disebut sebagai beda. Jadi, secara umum suku ke-n
barisan aritmetika dengan suku pertama dengan U1 = a dan beda b, dapat dinyatakan sebagai
berikut.
U1 = a
U2 = a + 1 b
U3 = a + 2 b
U4 = a + 3 b
Un = a + (n – 1) b
Selanjutnya untuk merumuskan suku ke-n suatu barisan aritmatika adalah sebagai berikut.
Jika suku pertama disebut a, banyaknya suku dilambangkan dengan n, selisih antara dua suku
berturutan disebut b, maka diperoleh rumus suku ke-n barisan aritmetika adalah:

2
Un = a + (n – 1)b
Contoh 1.
Tentukan suku yang diminta pada barisan berikut ini.
a. 4, 9, 14, 19, . . . suku ke-11
b. 5, 8, 11, 14, . . . suku ke-15
c. 4, -2, -8, -14, . . . suku ke-21
Penyelesaian:
a. 4, 9, 14, 19, . . .
a = 4, b = 5
Un = a + (n – 1)b
U11 = 4 + (11 – 1) 5
U11 = 4 + 10 × 5 = 54
b. 5, 8, 11, 14, . . .
a = 5, b = 3
U15 = 5 + (15 – 1) 3
U15 = 5 + 14 × 3 = 47
c. 4, –2, –8, –14, . . .
a = 4, b = –6
U21 = 4 + (21 – 1)(–6)
U21 = 4 + 20(–6) = –116
Jika di antara suku-suku suatu barisan bilangan diberi tanda “ + “ bukan “ , “ maka bentuk
yang terjadi dinamakan deret. Misalkan diberikan sebuah barisan 3, 5, 7, 9, . . . Barisan di atas
merupakan barisan aritmetika dengan beda 2. Namun jika bentuk dari barisan tersebut diubah
menjadi 3 + 5 + 7+ 9 + . . . ; maka bentuk tersebut dinamakan dengan deret aritmetika. Jumlah
suku-suku dari suku pertama, U1, sampai suku ke-n, Un, disebut jumlah n suku pertama dari deret
aritmetika, yang ditulis dengan simbol “Sn”. Jika suku pertama deret aritmetika U 1 = a, beda b

n
maka Sn= ( a+U n ) .
2
B. REVIEW BARISAN DAN DERET GEOMETRI
Perhatikan contoh-contoh barisan di bawah ini.
a. 3, 6, 12, 24, . . .

3
b. p, p2, p3, p4, . . .
c. ax, ax2, ax3, ax4, . . .
Aturan apakah yang berlaku pada barisan bilangan di atas? Apakah bedanya dengan barisan
aritmatika? Barisan bilangan yang mempunyai ciri seperti itu disebut barisan geometri.
Perbandingan antara dua suku berturutan pada barisan geometri disebut rasio. Contoh-contoh
barisan di atas merupakan barisan geometri karena pada masing-masing barisan perbandingan
antara setiap suku dengan suku sebelumnya sama nilainya. Jadi barisan geometri adalah barisan
bilangan yang nilai perbandingan tiap dua sukunya yang berurutan sama.
U2 Un
Dengan kata lain, barisan U1, U2, U3, . . . ,Un disebut barisan geometri jika =…= =r
U1 U n−1
dengan r merupakan konstanta atau rasio.
Jadi rumus umum suku ke-n barisan geometri dengan suku pertama, U 1 = a dan rasio r dapat
dinyatakan sebagai berikut.
U1 = a
U2 = a(r)1 = ar
U3 = a(r)2 = ar2
U4 = a(r)3 = ar3
Un = a(r)n-1
Suku ke-n barisan geometri adalah Un = arn-1 dengan Un merupakan suku ke-n dengan
a adalah suku pertama
r adalah rasio
n adalah banyaknya suku.
Contoh 2
Diketahui barisan geometri 4, –8, 16, –32, . . .
a. Tentukan rasionya. b. Tentukan U10.
Penyelesaian.
−8
r= =−2
4
U 10=a r 10−1=4 (−2)10−1=−2.048
Pada subbab sebelumnya telah dipaparkan bahwa, jika di antara suku-suku suatu barisan
bilangan diberi tanda “ + “ bukan “ , “ maka bentuk yang terjadi dinamakan deret. Jika di antara

4
suku-suku barisan geometri diberi tanda (+) bukan koma (,), maka bentuk yang terjadi disebut
deret geometri.
Bentuk umum suatu deret geometri yang suku pertamanya U1 = a, rasio r, r ≠ 1 dan banyak
sukunya n adalah a + ar + ar2+ ar3 + . . . + arn–1. Jika suatu deret geometri suku pertamanya U1

a (1−r n )
= a, dan rasio = r, maka jumlah n suku pertamanya adalah Sn= , r ≠1.
1−r

Kegiatan Belajar 2 (Tatap Muka 2):


C. MODEL PERKEMBANGAN USAHA
Pada subbab barisan dan deret aritmatika serta geometri telah dipaparkan keteraturan yang
terjadi ketika kita mengamati barisan atau deret bilangan. Keteraturan tersebut, tentunya akan
lebih menarik bila disajikan dalam bentuk kasus-kasus yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari, terutama dalam bidang ekonomi. Misalkan, variabel-variabel tertentu dalam kegiatan
usaha, seperti produksi, biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja, dan penanaman modal
mempunyai pola seperti pada barisan dan deret, maka konsep-konsep barisan dan deret dapat
digunakan untuk menganalisa perkembangan variabel tersebut. Hal ini dapat terjadi karena
variabel yang diamati berkembang secara konstan dari satu periode ke periode berikutnya.
Berikut ini disajikan 3 kasus terkait masalah kepelabuhanan dan angkutan laut yang dapat
diselesaikan dengan menggunakan konsep barisan dan deret.
KASUS 1. PT. PAL NEGERI SEBRANG mampu menghasilkan 3 kapal pada tahun pertama
produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan peningkatan produktifitas, perusahaan
mampu menambah produksinya sebanyak 2 kapal setiap tahun. Jika perkembangan
produksinya konstan, berapa kapal yang dihasilkannya pada tahun kelima? Berapa kapal
yang telah dihasilkan sampai dengan tahun tersebut?
KASUS 2. Pelabuhan KONDANG MERAK mempunyai kapasitas tampung peti kemas
sebesar 130.000 TEU`s pada tahun pertama beroperasi. Namun karena kurangnya perawatan
sarana dan prasarana pelabuhan menyebabkan menyusutnya daya tampung peti kemas
sebesar 100 TEU`s setiap tahun. Jika dibiarkan terus menerus maka pada tahun keberapa
pelabuhan tersebut tidak dapat digunakan untuk menyimpan peti kemas?

5
KASUS 3. Seorang pengusaha galangan kapal memperoleh laba sebesar Rp 500.000.000
pada tahun kelima kegiatan produksinya. Sedangkan jumlah seluruh laba yang diperoleh
selama tujuh tahun pertama sebanyak sebanyak Rp 5 Milyar. Hitunglah:
a. Laba yang diperoleh pada tahun pertama dan peningkatan labanya per tahun.
b. Laba pada tahun kesepuluh.
c. Jumlah laba selama sepuluh tahun pertama dari kegiatan produksinya?

Pemecahan Masalah
KASUS 1. Masalah yang ditanyakan ada dua, yaitu berapa kapal yang dihasilkan pada tahun ke
lima (U 5) dan berapa jumlah kapal yang dihasilkan pada tahun tersebut ( S5).
Berdasarkan kasus 1, diketahui suku awal (U 1) adalah 3. Karena galangan kapal tersebut mampu
menambah produksinya sebanyak 2 kapal setiap tahun, artinya peningkatan produksi kapal
konstan setiap tahun sehingga peningkatan produksi kapal mempunyai pola seperti barisan dan
deret aritmatika dengan beda (b) adalah 2.
Dengan menggunakan rumus suku ke-n untuk barisan aritmatika, diperoleh
U 5=U 1+ (5−1 ) b=3+4.2=11.
Jadi pada tahun ke lima, PT. PAL NEGERI SEBRANG mampu memproduksi 11 kapal.
Selanjutnya, untuk mengetahui banyaknya kapal yang telah diproduksi mulai dari awal
berdirinya galangan kapal sampai tahun ke lima dapat menggunakan rumus jumlah 5 suku
pertama barisan aritmatika ( S5).
5 5
S5= ( U 1+ U 5 )= ( 3+11 )=35.
2 2
Jadi banyaknya kapal yang telah diproduksi PT. PAL NEGERI SEBRANG mulai dari awal
berdiri sampai tahun ke lima sebanyak 35 kapal.
KASUS 2 dan 3 diserahkan pembaca sebagai latihan

Kegiatan Belajar 3 (Tatap Muka 3):


D. MODEL BUNGA TUNGGAL DAN BUNGA MAJEMUK
1. Pengertian Bunga

6
Mengapa banyak orang yang berbondong-bondong menyimpan atau mendepositokan uangnya
di Bank. Di samping karena masalah keamanan, juga karena mendapatkan jasa dari simpanan
tersebut, yang dinamakan bunga. Mengapa banyak dealer mobil maupun motor menawarkan
kredit kepada konsumen. Karena dengan kredit, dealer akan mendapatkan tambahan modal dari
sejumlah modal yang telah ditanamkan. Tambahan modal tersebut dinamakan bunga. Jadi,
Bunga adalah jasa dari pinjaman atau simpanan yang dibayarkan pada akhir jangka waktu yang
telah disepakati bersama. Jika besarnya bunga suatu pinjaman atau simpanan dinyatakan dengan
persen (%), maka persen tersebut dinamakan suku bunga.
bunga
Suku bunga= ×100 %
pinjaman mula−mula
Kasus 4. Wulan meminjam uang dari Koperasi sebesar Rp1.000.000,00. Setelah satu bulan,
maka Wulan harus mengembalikan modal beserta bunganya sebesar Rp1.020.000,00. Tentukan
besarnya bunga dan suku bunganya?
Jawab:
Bunga = Rp1.020.000,00 – Rp1.000.000,00 = Rp20.000,00
bunga 20.000
Suku bunga= ×100 %= ×100 %=2 %
pinjaman mula−mula 1.000.000
2. Bunga Tunggal
Bunga tunggal adalah bunga yang diperoleh pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang tidak
mempengaruhi besarnya modal yang dipinjam. Perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung
berdasarkan besarnya modal yang tetap, yaitu:
Bunga=suku bunga tiap periode ×banyaknya periode ×modal .
Kasus 5. Suatu modal sebesar Rp1.000.000,00 dibungakan dengan suku bunga tunggal
2%/bulan. Tentukan bunga setelah 1 bulan, 2 bulan, dan 5 bulan!
Jawab:
Setelah 1 bulan besar bunga = 2% x 1 x Rp1.000.000,00 = Rp20.000,00
Setelah 2 bulan besar bunga = 2% x 2 x Rp1.000.000,00 = Rp40.000,00
Setelah 5 bulan besar bunga = 2% x 5 x Rp1.000.000,00 = Rp100.000,00
Jika suatu modal M dibungakan dengan suku bunga tunggal i% tiap tahun, maka berlaku:

M × i×t
a. Setelah t tahun, besarnya bunga adalah B=
100

7
M × i×t
b. Setelah t bulan, besarnya bunga adalah B=
1200
M × i×t
c. Setelah t hari, besarnya bunga adalah B= , untuk 1 tahun sebanyak 360 hari
36000
M × i×t
d. Setelah t hari, besarnya bunga adalah B= , untuk 1 tahun sebanyak 365 hari
36500
M × i×t
e. Setelah t hari, besarnya bunga adalah B= , untuk 1 tahun sebanyak 366 hari
36600
f. Modal akhir (Ma) adalah modal awal (M) ditambah bunga (b) atau Ma = M + b

Kasus 6. Suatu modal sebesar Rp1.000.000,00 dibungakan dengan bunga tunggal selama 3 tahun
dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan bunga yang diperoleh dan modal setelah dibungakan!
Jawab: Diketahui modal awal, M = Rp1.000.000,00 kemudian bunga, i = 18%/tahun dengan
waktu, t = 3 tahun
M × i×t 1.000.000 ×18 × 3
B= = =540.000
100 100
Modal akhir, Ma = M + b = Rp1.000.000,00 + Rp540.000,00 = Rp1.540.000,00
3. Bunga Majemuk
Jika X menyimpan uang di bank kemudian setiap akhir periode, bunga yang diperoleh
tersebut tidak diambil, maka bunga itu akan bersama-sama modal menjadi modal baru yang akan
berbunga pada periode berikutnya. Bunga yang diperoleh nilainya menjadi lebih besar dari
bunga pada periode sebelumnya. Proses bunga berbunga pada ilustrasi ini dinamakan Bunga
Majemuk.
Kasus 7. Hanif menyimpan uang di bank sebesar Rp1.000.000.00 dan bank memberikan bunga
10%/tahun. Jika bunga tidak pernah diambil dan dianggap tidak ada biaya administrasi bank.
Tentukan jumlah bunga yang diperoleh Hanif setelah modal mengendap selama 3 tahun.
Jawab.
Akhir tahun pertama, bunga yang diperoleh, B1 = suku bunga x modal
B1 = 10% x Rp1.000.000,00 = Rp100.000,00
Awal tahun ke dua, modal menjadi,
M2 = M + B = Rp1.000.000,00 + Rp100.000,00 = Rp1.100.000,00
Akhir tahun kedua, bunga yang diperoleh B2 = i x M2 = 10% x Rp1.100.000,00
= Rp110.000,00

8
Awal tahun ketiga, modal menjadi M3 = M2 + B2 = Rp1.100.000,00 + Rp110.000,00
= Rp1.210.000,00
Akhir tahun ketiga, bunga yang diperoleh B3 = i x M3 = 10% x Rp1.210.000,00
= Rp121.000,00
Jumlah bunga yang diperoleh setelah mengendap tiga tahun adalah
Rp100.000,00 + Rp110.000,00 + Rp121.000,00 = Rp331.000,00.
4. Nilai Akhir Bunga Majemuk
Suatu modal M dengan bunga i%/bulan, maka setelah
1 bulan modal menjadi M + bunga sehingga M1 = M + M.i = M(1 + i)
2 bulan modal menjadi M1 + bunga sehingga M2 = M(1 + i) + M(1 + i).i = M(1 + i)(1 + i)
= M(1 + i)2
3 bulan modal menjadi M2 + bunga sehingga M3 = M(1 + i)2 + M(1 + i)2i = M(1 + i)2(1 + i)
= M(1 + i)3
Dari pola uraian di atas, maka pada n bulan modal menjadi Mn = M(1 + i)n.
Jadi, dapat disimpulkan jika suatu modal M dibungakan dengan bunga majemuk i%/periode
selama n periode, maka modal akhir Mn = M(1 + i)n.
Kasus 8. Modal sebesar Rp5.000.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk 10%/tahun.
Tentukan modal akhir dan bunga yang diperoleh setelah 6 tahun!
Jawab.
M = Rp5.000.000,00
i = 10%/tahun = 0.1/tahun
n = 6 tahun
Mn = M (1 + i )n = 5.000.000,00 (1 + 0.1)6 = 5.000.000,00 (1.1)6 = 5.000.000 x 1,771561
= Rp8.857.805,00
Bunga = Rp885.780,50 – Rp5.000.000,00 = Rp385.780,50

E. MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK

9
Penerapan deret ukur yang paling konvensional di bidang ekonomi adalah dalam hal
penghitungan pertumbuhan penduduk, sebagaimana pernah dinyatakan oleh Malthus, penduduk
dunia tumbuh mengikuti pola deret ukur.
Pn = P rn-1
dengan P merupakan populasi penduduk pada tahun basis (tahun pertama / ke-1)
Pn merupakan populasi penduduk pada tahun ke-n
r merupakan 1+ persentase pertumbuhan penduduk per tahun
n merupakan jumlah penduduk

Kasus 9. Penduduk suatu kota berjumlah 100.000 jiwa pada tahun 1975, tingkat pertumbuhan-
nya 4 persen per tahun. Hitunglah jumlah penduduk kota tersebut pada tahun 1984 dan tahun
2000.
Kasus 10. Penduduk suatu negara tercatat 25 juta jiwa pada tahun 1980. Berapa jumlah
penduduk pada tahun 1990 dan 2000, jika tingkat pertumbuhannya 3% per tahun ?
Kasus 11. Penduduk sebuah kota tercatat 2,5 juta jiwa pada tahun 1982, dan diperkirakan
menjadi 3 juta jiwa pada tahun 1986. Jika tahun 1980 dianggap merupakan tahun basis
a. Berapa persen tingkat pertumbuhannya ?
b. Berapa jumlah penduduk pada tahun 1980 ?
c. Berapa jumlah penduduk pada tahun 1991 ?
d. pada tahun berapa penduduknya berjumlah 5 juta jiwa ?

10
DESKRIPSI MATA KULIAH : Taruna dapat menerapkan konsep fungsi linear untuk
menyelesaikan masalah fungsi permintaan, fungsi penawaran, dan keseimbangan pasar

MODUL 4-6: APLIKASI FUNGSI LINEAR


Kegiatan Belajar 1 (Tatap Muka 1):
A. REVIEW MENGGAMBAR FUNGSI LINEAR
Untuk mempermudah dalam memahami fungsi, bayangkan suatu fungsi merupakan sebuah
mesin, misalnya mesin hitung. Ia mengambil suatu bilangan (masukan), maka fungsi memproses
bilangan yang masuk dan hasil produksinya disebut keluaran.

Setiap bilangan (x) yang dimasukan kemudian dihubungkan dengan satu bilangan tunggal
sebagai keluaran, tetapi dapat juga bahwa beberapa nilai masukan yang berlainan memberikan
nilai keluaran yang sama.
Fungsi f adalah suatu aturan yang menghubungkan setiap anggota x dalam suatu
himpunan yang disebut daerah asal (Domain) dengan suatu nilai tunggal f(x) dari
suatu himpunan kedua yang disebut daerah kawan (Kodomain). Himpunan nilai yang
diperoleh dari aturan tersebut disebut daerah hasil (Range). Untuk memberi nama suatu fungsi
dipakai sebuah huruf tunggal seperti f, g, dan huruf lainnya. Maka f(x), yang di baca “ f dari x “
menunjukkan nilai yang diberikan oleh f kepada x. Misalkan : f(x) = x + 2, maka f(x) = 3x + 2.

11
Fungsi linier adalah suatu fungsi yang variabelnya berpangkat satu atau suatu fungsi
yang grafiknya merupakan garis lurus. Oleh karena itu fungsi linier sering disebut
dengan persamaan garis lurus (PGL) dengan bentuk umumnya adalah
y=mx+c atau y=mx+c
dengan m adalah kemiringan (gradien) dan c adalah konstanta.
Contoh 1.
Fungsi linier Bukan fungsi linier
f ( x )=5 x−10 y=x 2 +1
y=x −7 5 xy + y=10
3 y +4 x =12

Melukis grafik fungsi linier


Langkah-langkah melukis grafik fungsi linier
a. Tentukan titik potong dengan sumbu x, y = 0 diperoleh koordinat A( x1, 0)
b. Tentukan titik potong dengan sumbu y, x = 0 diperoleh koordinat B( 0, y1)
c. Hubungkan dua titik A dan B sehingga terbentuk garis lurus
d. Apabila titik koordinat A sama dengan titik koordinat B maka pilih sebarang nilai x,
misalkan x=k , kemudian tentukan f (k ) sehingga diperoleh titik baru C(k, f (k )) lantas
hubungkan titik A dengan titik C.
Contoh 2. Lukislah grafik dari y = 2x – 6
Jawab:
Titik potong dengan sumbu x, y = 0
y = 2x – 6
0 = 2x - 6
6 = 2x
x1 = 3 diperoleh titik A(3, 0)
Titik potong dengan sumbu y, x = 0
y = 2x – 6
y = 2.0 - 6
y1 = -6 diperoleh B(0, - 6)
sehingga diperoleh tabel dan gambar sebagai berikut:
x 3 0
y 0 -6

12
(x,y) (3,0) (0,-6)

B. REVIEW MENYELESAIKAN PERSAMAAN LINEAR


C. FUNGSI PERMINTAAN
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang diminta oleh
konsumen dengan harga produk. Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka
jumlah barang yang diminta turun, demikian juga sebaliknya bahwa jika harga turun maka
jumlah barang yang diminta naik.
Secara matematika, harga barang merupakan fungsi dari permintaan. Fungsi permintaan
yang paling sederhana adalah fungsi permintaan umum sebagai berikut:
Pd =P0−mx
dengan Pd merupakan harga satuan per unit yang diminta, P0 merupakan harga barang tertinggi
saat x=0 ( P0 >0), x adalah jumlah barang yang diminta ( x ≥ 0), m adalah parameter atau gradien.
Kurva permintaan selalu di kuadran I dan turun dari kiri atas ke kanan bawah.
Contoh 3. Fungsi permintaan Pd = 15 - x

D. FUNGSI PENAWARAN
Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang ditawarkan oleh
produsen untuk dijual dengan harga produk. Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga
naik maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah, demikian juga sebaliknya bahwa jika
harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan turun, sehingga grafik fungsi permintaan
mempunyai slope positif (miring ke kanan).

13
Secara matematika, harga barang merupakan fungsi juga dari penawaran. Fungsi
penawaran yang paling sederhana adalah fungsi penawaran linier dengan bentuk
umum fungsi penawaran sebagai berikut:
Ps =P0 +mx
dengan Ps merupakan harga satuan per unit, P0 merupakan harga barang terendah saat x=0
( P0 >0), x adalah jumlah barang yang ditawarkan ( x ≥ 0), m adalah parameter atau gradien.
Contoh 4. Fungsi Penawaran Ps = 3 + 0.5x

Contoh 5. Harga tertinggi pada fungsi permintaan suatu xbarang adalah Rp 8.000,00. Jika pada
saat harganya Rp 6.000,00 jumlah barang yang diminta adalah 500 unit.
a. Tentukan fungsi permintaannya
b. Lukis grafik permintaannya.
Jawab.
a. Diketahui P0=8000 , P=6000 , dan x=500 disubstitusikan ke fungsi permintaan
Pd =P0 +mx
diperoleh
6000 = 8000 + m.500
↔ 500 m = -2000
↔ m = -4
Jadi fungsi permintaannya adalah Pd =8000−4 x .
b. Dengan menggunakan metode tabel untuk menggambar grafik Pd =8000−4 diperoleh

Pd 0 2000
x 8000 0

14
E. KESEIMBANGAN PASAR
Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi jual beli.
Oleh karena itu akan terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli. Harga pasar atau sering disebut
dengan kesetimbangan pasar akan terjadi apabila harga yang diminta konsumen sesuai dengan harga yang
ditawarkan produsen.
Pd =Ps .
Secara matematika, kesetimbangan pasar terjadi apabila kurva permintaan dan kurva penawaran
berpotongan pada sebuah titik yang dinamakan titik kesetimbangan pasar. Ilustrasi grafik disajikan dalam
gambar berikut ini.

Menentukan titik kesetimbangan pasar diperoleh dengan cara menyelesaikan sistem persamaan
linier dua variabel x dan P.
Contoh 6. Tentukan titik kesetimbangan pasar dari fungsi permintaan Pd =600−2 x dan fungsi
penawaran Ps =100+3 x.
Ps =Pd
3 x+ 100=600−2 x
3 x+ 2 x=600−100
5 x=500
x=100
Harga penawaran, Ps =3 x +100=3 ×100+100=400.
Jadi titik kesetimbangan pasar terjadi pada saat harga Rp 400 dan jumlah barang yang diminta
atau ditawarkan sebanyak 100 unit.

15
DESKRIPSI MATA KULIAH : Taruna dapat menerapkan konsep fungsi linear untuk
menyelesaikan masalah pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar, serta analisis
break even point.

MODUL 7: APLIKASI FUNGSI LINEAR II

1. PAJAK DAN SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR

Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas penjualan suatu barang akan menyebabkan
produsen menaikkan harga jual barang tersebut sebesar tarif pajak per unit (t), sehingga fungsi
penawarannya akan berubah yang pada akhirnya keseimbangan pasar akan berubah pula. Fungsi
penawaran setelah pajak menjadi Ps =( P0 +mx)+t .
Contoh 7. Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh Pd =15-x dan fungsi penawaran
Ps = 0,5x + 3. Terhadap produk ini pemerintah mengenakan pajak sebesar Rp 3 per unit.
a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak?
b. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh konsumen?
c. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh produsen?
d. Berapa besar penerimaan pajak total oleh pemerintah?
Penyelesaian.
Keseimbangan pasar sebelum kena pajak,
Pd =Ps
15−x=0,5 x+3
x=8
Pd =15−8=7
Jadi keseimbangan pasar sebelum kena pajak x=8 dan Pd =7.
Keseimbangan pasar setelah pajak,
Fungsi penawaran setelah pajak adalah Ps =0,5 x+3+ 3=0,5 x +6, sehingga keseimbangan pasar
setelah pajak adalah
Pd =Ps
15−x=0,5 x+6
x=6
Pd =15−6=9

16
Jadi keseimbangan pasar sebelum kena pajak x=6 dan Pd =9.
Besar pajak per unit yang ditanggung konsumen, sebesar selisih harga keseimbangan setelah
pajak dengan harga keseimbangan sebelum pajak yaitu: 9 - 7 = 2 per unit. Besar pajak per unit
yang ditanggung produsen, sebesar selisih tarif pajak per unit yang dikenakan dengan besar pajak
per unityang ditanggung konsumen, yaitu: 3 - 2 = 1 per unit.
Besar penerimaan pajak total oleh pemerintah, adalah prkalian tarif pajak per unit dengan jumlah
keseimbangan setelah pajak, yaitu 3 x 6 = 18.
Adanya subsidi yang diberikan pemerintah atas penjualan suatu barang akan
menyebabkan produsen menurunkan harga jual barang tersebut sebesar subsidi per unit (s),
sehingga fungsi penawarannya akan berubah yang pada akhirnya keseimbangan pasar akan
berubah pula. Fungsi penawaran setelah subsidi menjadi Ps =( P0 +mx ) −s .
Latihan Soal
1. Suatu barang mempunyai kecenderungan permintaan sebagai berikut: jika harganya 2, jumlah
yang diminta 12 unit; tetapi bila harganya naik menjadi 5, permintaannya hanya 6 unit.
Sementara itu di lain pihak, jika harganya 2, produsen menawarkan sejumlah 2 unit; dan bila
harganya naik menjadi 5, produsen menaikkan pula jumlah yang ditawarkan menjadi
sebanyak 11 unit. Tentukan:
a. Fungsi permintaan barang tersebut!
b. Fungsi penawaran barang tersebut!
c. Keseimbangan pasar!
d. Tunjukan keseimbangan pasar tersebut dalam diagram cartesius!
2. Fungsi permintaan akan sebuah arloji ditunjukkan oleh perilaku sebagai berikut. Bila dijual
dengan harga 5, maka terjual sebanyak 2 unit, sedangkan bila harganya 2 terjual 8 unit. Di
pihak lain produsen hanya mau menjual 3 unit pada tingkat harga 2, dan menjual 12 unit jika
harganya 5. Tentukan:
a. Fungsi permintaan arloji!
b. Fungsi penawaran arloji!
c. Keseimbangan pasar!
d. Gambar pada diagram Cartesius!

2. ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

17
Suatu perusahaan dalam memproduksi barang tentu akan memerlukan biaya, yaitu biaya tetap
(upah karyawan, biaya gedung, bunga kredit bank dan lain-lain) dan biaya variabel (biaya yang
diperlukan dalam proses produksi).
Dalam suatu usaha yang dijalankan, suatu perusahaan akan terjadi kemungkinan:
Jika pendapatan yang diterima melebihi biaya total (biaya variabel + biaya tetap) yang
dikeluarkan, maka usaha tersebut dikatakan untung. Jika pendapatan yang diterima kurang dari
biaya total yang dikeluarkan, maka usaha tersebut dikatakan rugi.
Jika pendapatan yang diterima sama dengan biaya total yang dikeluarkan, maka
usaha tersebut dikatakan dalam kondisi tidak untung dan tidak rugi, atau impas. Kondisi seperti
ini disebut break even point.
Contoh 8
CV SEJAHTERA memproduksi mainan anak-anak dengan biaya Rp6.500,00 tiap unit.
Biaya tetap yang dikeluarkan Rp17.500.000,00. Jika mainan akan dijual
Rp10.000,00/tiap unit.
a. Jika B merupakan biaya total yang dikeluarkan, tentukan fungsi biayanya.
b. Jumlah mainan yang harus terjual agar terjadi break even point.
c. Jumlah mainan yang harus terjual agar perusahaan untung Rp 17.500.000,00
Jawab.
a. B = Biaya variabel + biaya tetap = 6500x + 17.500.000
b. BEP terjadi jika Biaya total = pendapatan
6500 x+ 17500000=10000 x
17500000=10000 x−6500 x
17500000
x= =5000
3500

Jumlah mainan yang harus terjual agar terjadi BEP adalah 5000 unit.
c. Untung = pendapatan – biaya total
17.500.000 = 10.000x – (6.500x+17.500.000)
17.500.000 = 10.000x – 6500x – 17.500.000
17.500.000 + 17.500.000 = 3.500x
35000000
x= =10.000
3500

18
Jumlah mainan yang harus terjual agar untung Rp17.500.000,00 adalah 10.000 unit.

Latihan Soal
1. CV MAJU MUNDUR memproduksi suatu barang dengan biaya Rp 2.500,00 tiap
unit. Biaya tetap yang dikeluarkan Rp 12.500.000,00. Jika produk dijual Rp 10.000,00 dengan
pemberian rabat kepada distributor sebesar 20%, tentukan:
a. Fungsi biayanya B jika B merupakan biaya total yang dikeluarkan.
b. Jumlah barang yang harus terjual agar tidak terjadi break even point.
c. Jumlah barang yang harus terjual agar CV untung Rp 2.500.000,00

2. Seorang produsen menjual produknya seharga Rp 5.000,00 per satuan. Biaya Tetap per
bulan Rp 3.000.000,00 dan biaya variabel sebesar 40% dari harga jual. Tentukan:
a. Titik impas baik dalam unit maupun dalam rupiah.
b. Gambarkan diagram impasnya.
c. Jika terjual 1.500 satuan, maka hitunglah labanya.
d. Jika produsen tersebut menginginkan laba sebesar Rp 3.000.000,00 tentukan berapa banyak
produknya harus terjual.
e. Jika harga dinaikan menjadi Rp 7.500,00 tentukan titik yang baru (biaya variabel tidak ikut
naik).

DESKRIPSI MATA KULIAH : Taruna dapat menerapkan konsep fungsi kuadrat untuk
menyelesaikan masalah yang melibatkan fungsi biaya, fungsi pendapatan, dan fungsi laba.

MODUL 9-10: APLIKASI FUNGSI KUADRAT


1. REVIEW FUNGSI KUADRAT
Bentuk umum fungsi kuadrat adalah f ( x )=a x 2 +bx +c dengan a , b , c ∈ R , a ≠ 0. Grafik fungsi
kuadrat berbentuk parabola dengan persamaan y=a x2 +bx +c . Penentuan akar-akar persamaan
kuadrat dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu;
1. Menggunakan rumus kuadratik,
2. Pemfaktoran,
3. Melengkapkan kuadrat sempurna.
Apabila menggunakan rumus kuadratik, rumus akar-akar persamaan kuadrat adalah

19
−b ± √ b2−4 ac
x 1,2= .
2a
Beberapa langkah yang ditempuh untuk menggambarkan grafik fungsi kuadrat adalah
a. Titik potong grafik dengan sumbu x, dengan memilih y=0.
b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan memilih x=0.
−b
c. Koordinat titik balik atau titik puncak (x,y) dengan x= dan
2a

−(b2−4 ac )
y= .
4a
d. Grafik terbuka ke bawah jika a< 0 dan terbuka ke atas jika a> 0.
Contoh 9. Gambarkan grafik fungsi kuadrat (parabola) f ( x )=x 2−2 x−8.
a. Grafik fungsi f ( x )=x 2−2 x−8 mempunyai persamaan y=x 2−2 x−8 dengan a=1 ,
b=−2 , dan c=−8.
b. Titik potong dengan sumbu x, untuk y=0.
x 2−2 x−8=0 ↔ ( x−4 ) ( x+ 2 )=0 ↔ x =4 atau x=−2.
Titik potong dengan sumbu x adalah (-2,0) dan (4,0).
c. Titik potong grafik dengan sumbu y, jika x = 0.
f ( 0 )=02 −4 ( 0 )−8=−8.
Titik potong grafik dengan sumbu y adalah ( 0 ,−8 ) .
2
−b −(−2) −( b2−4 ac ) −(−2 ) −4 ( 1 )(−8 )
d. Koordinat titik balik x p= = =1 , y p= = =−9.
2a 2(1) 4a 4 ( 1)
Jadi titik balik adalah (1,-9).
e. Karena a=1>0 maka grafik membuka atas.

20
2. FUNGSI BIAYA
Biaya produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Macam-macam biaya
meliputi;
a. Biaya tetap (Fixed Cost; FC) merupakan biaya yang dikeluarkan terhadap penggunaan
faktor produksi yang tetap dimana besar kecilnya biaya ini tidak dipengaruhi oleh besar
kecilnya output yang dihasilkan.
b. Biaya tidak tetap (Variable Cost; VC) merupakan biaya yang dikeluarkan sebagai balas
jasa atas pemakaian variabel faktor, yang besar kecilnya dipengaruhi langsung oleh besar
kecilnya output.
c. Biaya total (Total Cost; TC) adalah jumlah uang yang dibayarkan perusahaan untuk
membeli berbagai barang untuk keperluan produksinya. Secara matematis, biaya total
merupakan jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.
d. Biaya tetap rata-rata (AFC) merupakan perbandingan antara biaya tetap (FC) dengan
kuantitas output (Q).
e. Biaya tidak tetap rata-rata (AVC) merupakan perbandingan antara biaya tidak tetap (VC)
dengan kuantitas output (Q).
f. Biaya total rata-rata (AC) merupakan perbandingan biaya total (TC) dengan kuantitas
output (Q).
g. Biaya marginal (MC) merupakan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk
menambah produksi sebanyak 1 unit.
Untuk menentukan ke tiga macam biaya diatas, menggunakan rumus
FC =k , k adalah konstanta
VC =f ( x )
TC=FC +VC
FC
AFC=
Q
VC
AFC=
Q
TC
AC= atau AC=AFC + AVC
Q
∆ TC
MC=
∆ TQ

21
Contoh 10. Biaya total yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan ditunjukkan oleh persamaan
TC=2 Q2−24 Q+102.
a. Pada tingkat produksi berapa unit biaya total (TC) ini minimum?
b. Hitunglah besarnya biaya total minimum tersebut!
c. Hitung pula besarnya biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC) pada tingkat produksi
tersebut!

Penyelesaian.
a. Tingkat porduksi minimum dapat diperoleh dengan cara menentukan titik ekstrim dari

−b 24
persamaan biaya total, sehingga x p= = =6
2a 4
b. Besarnya biaya total minimum diperoleh dengan cara mensubstitusikan x p ke persamaan
biaya total, yaitu TC=2 ( 6 )2−24 ( 6 )+ 102=30.
c. FC =102 kemudian VC =2 ( 6 )2−24 ( 6 )=−72.

2. FUNGSI PENDAPATAN ATAU PENERIMAAN


Macam-macam pendapatan meliputi;
a. Penerimaan total (total revenue, TR) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu
perusahaan dari penjualan produknya. Secara matematis TR merupakan fungsi dari jumlah
barang, juga merupakan hasil kali jumlah barang (Q) dengan harga barang per unit (P).
b. Penerimaan rata-rata (average revenue, AR) ialah penerimaan yang diperoleh per unit
barang, merupakan hasil bagi penerimaan total terhadap jumlah barang.
c. Penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) ialah penerimaan tambahan yang diperoleh
dari setiap tambahan satu unit barang yang dihasilkan atau terjual.
Untuk menentukan ke tiga macam biaya diatas, menggunakan rumus
TR=Q× P=f (Q)
TR
AR=
Q
∆ TR
MR= .
∆Q
Latihan Soal. Fungsi permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen monopolis ditunjukkan
oleh P = 900 – 1,5Q.

22
a. Bagaimana persamaan penerimaan totalnya (TR)?
b. Berapa besarnya penerimaan total (TR) jika terjual barang sebanyak 200 unit, dan berapa
harga jual (P) per unit?
c. Hitunglah penerimaan marjinal (MR) dari penjualan sebanyak 200 unit menjadi 250 unit!
d. Tentukan tingkat penjualan (Q) yang menghasilkan penerimaan total maksimum, dan
besarnya penerimaan total (TR) maksimum tersebut!

DESKRIPSI MATA KULIAH : Taruna dapat menerapkan konsep diferensial untuk


menyelesaikan model matematika tentang pendapatan total, pendapatan marginal, biaya total,
biaya marginal dan keuntungan maksimum

MODUL 11-15: APLIKASI TURUNAN (DERIVATIF) FUNGSI


A. REVIEW TURUNAN FUNGSI DAN NILAI MAKSIMUM ATAU MINIMUM
Perhatikan gambar berikut.

Perhatikan gambar A, tali busur yang melalui titik A(a , f ( a ) ) dan titik B(a+ ∆ x , f ( a+∆ x ))
memiliki kemiringan garis (gradien) yang disimbolkan dengan m yaitu:
y 2− y 1 f ( a+ ∆ x ) −f ( a) f ( a+∆ x )−f (a)
m AB= = = .
x 2−x 1 ( a+∆ x )−a ∆x

23
Jika ∆ x nilainya semakin kecil, maka tali busur akan membentuk garis singgung seperti gambar
B, sehingga diperoleh gradien garis singgung di titik A(a , f ( a ) ) adalah
f ( a+∆ x )−f (a)
m= lim
∆ x →0 ∆x
dengan syarat nilai limitnya ada. Turunan merupakan gradien garis singgung pada suatu kurva
tertentu.
Turunan fungsi f (x) untuk semua x dinotasikan dengan f ' (x ) didefinisikan sebagai
f ( x +h )−f ( x)
f ' ( x )=lim
h→ 0 h
jika limitnya ada. Bentuk f ' ( x ) dibaca “f aksen x”.
Berikut ini disajikan sifat-sifat dasar turunan fungsi:
a. f ( x )=k → f ' ( x )=0 dengan k adalah konstanta sebarang
b. f ( x )=a x n → f ' ( x )=na x n−1 dengan n adalah bilangan riil.
c. f ( x )=g ( x ) h ( x ) → f ' ( x )=g' ( x ) h ( x )+ h' ( x ) g ( x)
g(x) ' g' ( x ) h ( x ) −h' ( x ) g ( x)
d. f ( x )= → f ( x )= 2
h( x ) ( h (x) )
n n−1
e. f ( x )= [ g( x) ] → f ' ( x )=n [ g(x) ] g' ( x )
'

f. f ( x )=h ( g ( x ) ) → f ' ( x )=h ' ( g ( x ) ) g ( x ) .

Untuk menentukan nilai maksimum dan minimum suatu fungsi f (x), langkah-langkah
yang harus dilakukan sebagai berikut:
a. Syarat stasioner, f ' ( x )=0
b. Tentukan jenis stasioner (maksimum belok, atau minimum) menggunakan turunan
kedua ¿ maka f minimum),
c. Menghitung nilai maksimum atau minimum yang diminta dengan substitusi nilai
variabelnya ke fungsi awal.
Nilai maksimum dan minimum yang dimaksud untuk suatu fungsi adalah nilai maksimum dan
minimum lokal, artinya hanya berlaku pada interval tertentu saja.
Contoh 11.
1. Tentukan turunan fungsi aljabar berikut.
a. f ( x )=3 x 2−2 x+ 5

24
b. f ( x )=(2 x+5)2
1 3 1 2
2. Tentukan nilai minimum dari fungsi f ( x )= x + x −2 x +3.
3 2
Penyelesaian.
1. a. f ( x )=3 x 2−2 x+ 5→ f ' ( x )=6 x−2
b. f ( x )=(2 x+5)2 → f ' ( x )=2 ( 2 x +5 )2−1 (2 )=8 x+ 20
1 3 1 2
2.  Fungsi awal f ( x )= x + x −2 x +3  
3 2
f ' ( x )=x 2+ x−2 dan f ' ' ( x ) =2 x +1
Menentukan nilai x dari syarat stasioner adalah  f ' ( x )=0

f ' ( x )=x 2+ x−2=0 → ( x+2 )( x−1 )=0→ x 1=−2 atau x 2=1Menentukan jenis stasionernya :
gunakan turunan kedua. 
untuk x=−2 → f ' ' (−2 ) =2 (−2 ) +1=−3 (negatif), jenisnya maksimum. Artinya nilai x=−2
menyebabkan fungsinya maksimum. 
untuk x=1 → f ' ' ( 1 )=2 ( 1 )+ 1=3 (positif), jenisnya minimum. Artinya nilai x=1 menyebabkan
fungsinya minimum. 
Menentukan nilai minimum saat nilai x=1, substitusi ke fungsi awal
1 1 11
f min =f ( 1 )= 13 + 12−2 ( 1 )+ 3=  
3 2 6

1 3 1 2 11
Jadi, nilai maksimum fungsi  f ( x )= x + x −2 x +3  adalah   pada saat x=1.
3 2 6
B. PENYELESAIAN PENDAPATAN TOTAL DAN PENDAPATAN MARGINAL
DENGAN MENGGUNAKAN TURUNAN
Model matematika untuk fungsi permintaan (pendapatan) ada yang linear dan juga non linear.
Model non linear bisa berbentuk fungsi kuadrat atau lainnya. Pada modul 9 sampai 10 telah
dibahas definisi fungsi pendapatan total maupun pendapatan marginal, namun penyelesaiannya
masih menggunakan konsep fungsi kuadrat. Pada aplikasinya, tidak semua model matematika
untuk fungsi permintaan berbentuk persamaan linear atau persamaan kuadrat, sehingga perlu
metode lain untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Cara lain untuk menyelesaikan masalah
tersebut adalah dengan menggunakan konsep turunan fungsi. Berikut ini disajikan penyelesaian
masalah tersebut dengan menggunakan turunan fungsi.

25
Contoh 11. Fungsi permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen monopolis ditunjukkan oleh
P = 900 – 1,5Q. Tentukan:
a. Bagaimana persamaan penerimaan totalnya (TR)?
b. Berapa besarnya penerimaan total (TR) jika terjual barang sebanyak 200 unit, dan berapa
harga jual (P) per unit?
c. Hitunglah penerimaan marjinal (MR) dari penjualan sebanyak 200 unit menjadi 250 unit!
d. Tentukan tingkat penjualan (Q) yang menghasilkan penerimaan total maksimum, dan
besarnya penerimaan total (TR) maksimum tersebut!
Jawab :
P = 900 – 1,5Q  TR = Q x P
TR = Q x ( 900 – 1,5Q )
TR = 900Q – 1,5Q2
Jika Q = 200 maka TR = 900(200) – 1,5(200)2
TR = 120.000
P = 900 – 1,5Q  P = 900 – 1,5(200)
P = 600
atau P = R / Q
P = 120.000 / 200
P = 600
Jika Q = 250 maka TR = 900(250) – 1,5(250)2
TR = 131.250
MR = TR / Q
= (131.250 - 120.000) / (250 – 200)
= 225
Untuk TR maksimum maka  TR’ = 0
TR = 900Q – 1,5Q2
maka
TR’= 900 – 3Q = 0
Q = 300
Untuk Q = 300  besarnya TR maksimum adalah
TR = 900Q – 1,5Q2

26
TR = 900(300) – 1,5(300)2
TR = 135.000

C. PENYELESAIAN BIAYA TOTAL DAN BIAYA MARGINAL DENGAN


MENGGUNAKAN TURUNAN
Berikut ini disajikan penyelesaian biaya total dan biaya marginal dengan menggunakan
turunan fungsi.
Contoh 12. Biaya total yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan ditunjukkan oleh persamaan
TC=2 Q2−24 Q+102. Dengan menggunakan konsep turunan fungsi, tentukan:
a. pada tingkat produksi berapa unit biaya total (TC) ini minimum?
b. hitunglah besarnya biaya total minimum tersebut!
c. hitung pula besarnya biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC) pada tingkat produksi
tersebut!
d. Seandainya dari kedudukan ini produksinya dinaikkan 1 unit, berapa besarnya biaya
marjinal (MC)?
Penyelesaian.
a. Untuk mengetahui pada tingkat berapa TC mencapai minimum, maka T C ' =0

T C ' =4 Q−24=0 → 4 Q=24 →Q=6.


2
b. Untuk Q=6 , besarnya TC minimum adalah TC=2 ( 6 ) −24 ( 6 )+ 102=30.

c. Selanjutnya pada Q = 6 ini :


FC = 102
VC = 2Q2 – 24Q = 2(6)2 – 24(6) = -72
d. Seandainya produksi dinaikkan 1 unit, maka :
Q=7
TC = 2Q2 – 24Q + 102
TC = 2(7)2 – 24(7) + 102
TC = 32
MC = TC / Q
MC = (32 – 30) / (7 – 6)
MC = 2

27
D. KEUNTUNGAN MAKSIMUM
Keuntungan ( π ) merupakan selisih antara pendapatan total ( TR ) dengan biaya total ( TC ).
Apabila fungsi pendapatan total atau biaya total merupakan fungsi non linear, maka keuantungan
maksimum atau kerugian maksimum dapat diselidiki dengan pendekatan turunan fungsi. Secara
matematis, dapat ditulis π=TR−TC.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengetahui fungsi keuntungan ( π ) dapat
mencapai maksimum atau minimum adalah;
1. Syarat stasioner, π ' =0.
2. Jika π ' ' <0 → π maksimum , artinya keuntunganmaksimum
Jika π ' ' >0 → π minimum , artinya keuntungan minimum

Contoh 13. Jika diketahui fungsi permintaan dari suatu perusahaan P = 557-0,2Q dan fungsi
biaya total adalah TC = 0,05Q3 – 0,2Q2 + 17Q + 7000.
a. Berapakah jumlah output yang harus dijual supaya produsen memperoleh laba yang
maksimum?
b. Berapakah laba maksimum tersebut?
c. Berapakah harga jual per unit produk?
d. Berapakah biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan?
e. Berapakah penerimaan total yang diperoleh dari perusahaan?

Penyelesaian.
TR = P · Q = (557-0,2Q)Q = 557Q-0,2Q2
π = TR – TC = (557Q-0,2Q2)-(0,05Q3-0,2Q2+17Q+7.000) = -0,05Q3 + 540Q + 7000
π ' =−0.15 Q 2 +540
540
π ' =0 →−0.15 Q2 +540=0 →Q=
√ 0.15
=√ 3600=± 60Karena Q merupakan unit yang diproduksi

( Q ≥0 ), maka dipilih Q=60.


''
π ' ' =−0.3 QJika Q = 60, maka π ( 60 )=−0.3 ( 60 )=−18 (maksimum)
3
Jadi π maks=−0.05 ( 60 ) +540 ( 60 ) +7000=14600
Karena Q = 60, maka
P = 557 – 0,2(60) = 557 – 12 = 545

28
TC = 0,05(60)3 – 0,2(60)2 + 17(60) + 7.000 = 18.100
TR = 557(60) – 0,2(60)2 = 32.700
Jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus menjual produknya seharga Rp. 545 per unit,
dengan produk sebanyak 60 unit agar dapat memaksimumkan laba sebesar Rp. 14.600 di mana
penerimaan total perusahaan adalah sebesar Rp. 32.700 dan biaya total yang dikeluarkan adalah
sebesar Rp. 18.100.

LATIHAN SOAL
1. Jika diketahui fungsi biaya total dari suatu perusahaan adalah TC =
0,2 Q2 + 500Q + 8000.
a. Carilah fungsi biaya rata-rata!
b. Berapakah jumlah produk yang dihasilkan agar biaya rata-rata minimum!
c. Berapa nilai biaya rata-rata minimum tersebut?
2. Jika suatu perusahaan manufaktur ingin menghasilkan suatu
produk, dimana fungsi biaya total telah diketahui adalah TC = 0,1Q3 – 18Q2 + 1700Q + 34000.
a. Carilah fungsi Biaya Marginal!
b. Berapakah jumlah produk yang dihasilkan agar biaya marginal minimum?
c. Berapakah nilai Biaya Marginal tersebut?
3. Jika fungsi permintaan P = 18 – 3Q. Hitung TR Maksimumnya ?
4. Penerimaan total yang diperoleh sebuah perusahaan ditunjukkan
oleh persamaan TR = -0,10 Q2 + 20 Q, sedangkan biaya total yang dikeluarkan TC
= 0,25 Q3 – 3Q2 + 7Q + 20. Hitung Laba perusahaan ini jika dihasilkan dan terjual barang
sebanyak 10 dan 20 unit!
5. Pertanyaan sama dengan no 4. TR = -2Q2 + 1000Q dan TC = Q3 –
59Q2 + 1315Q + 2000!
6. Harga jual barang 𝑃 = −2𝑄 + 16, tentukan berapa output yang
harus diproduksi dan dijual agar diperoleh pendapatan total maksimum? Berapa pendapatan
total maksimumnya?
7. Harga jual barang 𝑃 = −3𝑄 + 18, tentukan berapa output yang
harus diproduksi dan dijual agar diperoleh pendapatan total maksimum. Berapakah
pendapatan total maksimum tersebut?

29
30

Anda mungkin juga menyukai