Disusun Oleh:
Habiburrahman
NIM: 19101166
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
OPTIMALISASI PERAN POKDARWIS DESA WISATA
SETANGGOR SELAMA PANDEMI COVID-19
v
ABSTRACT
OPTIMIZING THE ROLE OF TOURISM VILLAGE POKDARWIS
SETANGGOR DURING THE COVID-19 PANDEMIC
Prior to the spread of the Covid 19 pandemic, in the Setanggor Tourism
Village, the Pokdarwis, which had been present since June 2016, was proclaimed
by the village head and hamlet head to always play an active role in various
forms of tourism management in the village. However, due to the Covid 19
outbreak, which had an impact on remote villages, especially the Setanggor
Tourism Village, the role of Pokdarwis was not optimal in making activities or
programs to become tourism village developments.This research uses a case study
research approach. Data was collected by interview, observation, and
documentation methods. The research subjects were the head of the pokdarwis,
the head of the Setanggor Village, community leaders, and the people of the
Setanggor Tourism Village.This study aims to 1).Describe the role of the
Setanggor Tourism Village Pokdarwis during the covid 19 pandemic, 2).Describe
the steps for optimizing the role of the Setanggor Tourism Village Pokdarwis
during the covid 19 pandemic. The results of the study show that: 1). The role of
the Pokdarwis in the Tourism Village during the COVID-19 pandemic is only
limited to improving organizational capacity and increasing capacity through
training guides for activities through zoom meetings in the form of training on
how to stock up on goods and homestay management training 2). Steps to
optimize the role of Pokdarwis Setanggor Tourism Village during the COVID-19
pandemic, appealed and provided several health protocol equipment such as
masks, hand washing stations, hand sanitizers, thermoguns to check temperature,
to the local community. to prevent the spread of covid 19.
Keywords: Optimization, Role of Pokdarwis, Setanggor Tourism Village
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Optimalisasi Peran Pokdarwis Desa Wisata Setanggor Selama pandemi Covid 19
”. Selama menjalani program pendidikan sampai dengan penyelesaian skripsi ini
penulis memperoleh dukungan, bimbingan dan tuntunan dari para dosen. Oleh
karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Halus Mandala, M.Hum selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pariwisata Mataram
2. Bapak Dr. Syech Idrus, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Ida Nyoman
Tridarma Putra,M.Pd selaku pembimbing II yang telah membimbing saya
dengan ketulusan hati kearah yang lebih baik demi kesempurnaan skripsi
ini.
3. Bapak/Ibu dosen yang senantiasa memberikan ilmu dan mengajarkan pada
penulis.
4. Seluruh karyawan Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram yang selalu
memberikan pelayanan yang baik.
5. Kedua orang tua, saya yang selalu mendo’akan dan memberikan motivasi
serta kerja keras kalianlah yang membuat skripsi ini terselesaikan.
6. Keluarga kecil ku, istri yaitu, Wiwin Susilantari, kedua anak ku,Ahmad
Giyatsa dan Ahmad Kaesya.kalianlah yang selalu mendo,akan dan
memberikan motivasi serta kerja keras sehingga skripsi ini terselesaiakan.
7. Ketiga Sodara saya yaitu, Abdul Rahim,Muhammad Imran dan
Muhammad Iskandar yang senantiasa memberikan masukan dan motivasi
selama penyusunan skripsi
Demi kesempurnaan Skripsi ini di masa mendatang, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, hanya ini yang bisa
penulis sampaikan, penulis ucapkan banyak terimakasih.
vii
DAFTAR ISI
viii
2.3.3. Konsep Desa Wiasata ....................................................................................... 20
4.2 Peran Pokdarwis Desa Wisata Setanggor Selama Pandemi Covid 19 .............. 37
4.1.1.Kesimpulan ......................................................................................................... 41
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan permasalahan-permasalah di atas, maka diperlukan peran atau
langkah pokdarwis dalam mengoptimalisasi desa wisata setanggor selama
pandemi covid 19. maka dari itu peneliti menjadikan Kelompok Sadar Wisata
sebagai objek penelitian karena Kelompok Sadar Wisata sebagai lembaga
informal masyarakat yang bergerak dalam bidang pariwisata mempunyai peran
dalam mengembangkan daerah tujuan wisata. dalam sebuah skripsi yang
berjudul” Optimalisasi peran pokdarwis Desa Wisata Setanggor selama Pandemi
Covid 19.
2
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan rural tourism
b. Sebagai tambahan referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Menjadi informasi bagi yang tertarik pada pengembangan pariwisata,
khususnya desa wisata.
b. Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan desa wisata yang
ada di Desa Wisata Setanggor
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
untuk berkerja sama melaksanakan program bersama pokdarwis,dan suasana
pantai sine yang mendukung.
Peneliti kedua adalah agung (2016) dengan judul peran Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis) Sendang Arum dalam Pengembangan Potensi Pariwisata
(Studi Kasus Di Desa Wisata Tlahab Kecamatan Kledung Kabupaten
Temanggung) dimana Kelompok Sadar Wisata Sendang Arum ingin menyajikan
wisata yang ekslusif tidak ramai sehingga wisatawan secara nyaman dapat
menikmati wisata di Desa Wisata Tlahap. Hasil penelitian menujukan bahwa, 1)
peran pokdariwis sendang arum: a.memperkenalkan,melestarikan,dan memanfaat
potensi wisata, b mengelola pariwisata, c menigkatkan pengetahuan dan
keterampilan anggota serta masyarakat,d menjalin kerja sama dengan organisasi
lain. 2) faktor pendukung pokdarwis sendang arum,yaitu: dukungan pemerintah
kabupaten temenggung,sumber daya alam yang melimpah,sumber daya
manusia,peniggalan kebudayaan mataram kuno dan kearifan lokal yang tetap
dilestarikan.
5
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
6
2.2.1.1 Peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
7
mengembangkan pariwisata di daerahnya masing-masing (Nur Rika Puspita Sari,
2012: 42).
8
Tujuan pembentukan Pokdarwis adalah sebagai mitra pemerintah dalam
produk wisata dalam rangka daya saing serta memulihkan pariwisata secara
Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari pembentukan
meningkat.
9
Fungsi dari kelompok sadar wisata yaitu sebagai penggerak sadar wisata dan
lain:
10
usaha, memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan daya
tarik melalui perwujudan Sapta Pesona, mengelola dan memberikan pelayanan
infomasi kepariwisataan kepada wisatawan dan masyarakat setempat,
memberikan masukan kepada pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan
pariwisata daerah tersebut.
2.2.2 Pengelolaan
Pengelolaan atau manajemen adalah kemampuan dan keterampilan
khusus untuk melakukan suatu kegiatan baik bersama orang lain atau
melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Pengelolaan
merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui orang-orang serta
kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi,
menurut Hersey dan Blanchard dalam H.D Sudjana S (2000:17). Sedangkan
The Liang Gie dalam Manullang dalam buku H. Abdurrahmat Fathoni
(2006), mengemukakan bahwa Manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan, perorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan human dan
natural resources terutama human r esources untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan terlebih dahulu.
pengetahuan, karena didalamnya tercangkup persyaratan keilmuan,
yaitu mempunyai prinsip-prinsip, metode-metode, peraturan-peraturan, dan
ketentuan-ketentuan yang merupakan suatu kesatuan yang menjadi satu dan
menjadi sebuah sistem yang berlaku secara umum, yang dapat memecahkan
suatu permasalahan bagi sebuah masalah yang timbul dalam sebuah
pengelolaan, baik masalah yang dijumpai Beberapa definisi tentang
pengelolaan dapat disimpulkan bahwa manajemen atau pengelolaan adalah
kegiatan berdasarkan keterampilan khusus termasuk dalam seni dan ilmu
perencanaan, perorganisasian, pengarahan dan pengontrolan untuk
melakukan suatu kegiatan baik bersama orang lain atau melalui orang lain
dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, manajemen termasuk
kedalam ilmu dalam sehari-hari maupun masalah yang timbul melalui
penelitian dengan penganalisaan dan pengujian, sehingga dapat diperoleh
kebenaran objektif yang berlaku umum. Seperti yang dikemukakan oleh
11
Panglaykim dan Hasil dalam buku H. Abdurrahmat Fathoni (2006), sebagai
berikut bahwa manajemen berdasarkan ilmu adalah manajemen yang
berciri ilmu dan dilaksanakan dengan menggunakan ilmu pengetahuan
seperti penyelidikan dan eksperimen, dipergunakan dalam berbagai bidang
manajemen.
Ilmu manajemen itu mempunyai ruang lingkup yang cukup jelas,
seperti yang dikemukakan oleh Komarudin, yaitu: manajemen meliputi
semua tugas dan fungsi yang berhubungan dengan permulaan dari suatu
perusahaan, pembelajaan suatu tindakan yang penting, menyediakan suatu
peralatan yang perlu, perencanaan dari segala bentuk organisasi di bawah
perusahaan itu bekerja dan pemilih pekerja-pekerja, sehingga memiliki
Fungsi-Fungsi Pengelolaan (Manajemen)
Terry Siagan dalam Fathono (2006) merumuskan mengenai
penjelasan fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan berarti persiapan atau penentuan-penentuan terlebih
dahulu tentang apa yang akan dikerjakan di kemudian hari dalam batas
waktu tertentu untuk mencapai hasil tertentu. Perencanaan yang efektif
harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu hal yang
menyangkut perencanaan. Pada dasarnya yang dimaksud dengan
perencanaan adalah memberi jawaban atas pertanyaan yang menyangkut
dengan apa (what), mengapa (why), dan bagaimana (how). Menurut
Handoko (1999) dalam Feriyanto, Endang (2015:15) kegiatan perencanaan
pada dasarnya melalui empat tahapan yaitu:
1) Menetapkan tujuan;
2) Merumuskan keadaan yang terjadi saat ini;
3) Mengidentifikasi segala kemudaan dan hambatan;
4) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai
tujuan.
Perencanaan diharuskan mempunyai pemikiran yang serius dan
melibatkan banyak pihak, sehingga hasil dan proses dari diperolehnya
12
hasil dapat diterima oleh masyarakat. Tipe perencanaan menurut LAN
(2007) dalam Feriyanto, Endang (2015:20) yaitu tujuan, dirumuskan oleh
pimpinan tingkat atas berdasarkan penilaian ekonomi, sosial dan politik
sesuai dengan garis-garis pengarahan strategi dan kebijakan. Strategi,
bersifat jangka panjang dan menjadi perencanaan yang bersifat taktis
(jangka pendek) pada pimpinan tingkat bawah. Kebijakan, membatasi
ruang lingkup dalam pembuatan keputusan dan menjamin bahwa
keputusan yang diperlukan akan memberikan masukan terhadap
penyelesaian tujuan yang menyeluruh. Prosedur, menggambarkan urutan-
urutan yang bersifat kronologis dari setiap tindakan yang harus dilakukan.
Anggaran, perencanaan yang meliputi sumber dana yang berkaitan
dengan waktu yang akan datang. Rencana proyek, perpaduan dari tujuan,
kebijakan, prosedur, anggaran dan unsur- unsur lain yang diperlukan
untuk melaksananakan tujuan yang sudah ditetapkan. Rencana
fungsional, suatu garis tindakan yang akan dilakukan dalam bidang
fungsional terhadap penyelesaian sasaran perencanaan organisasi secara
keseluruhan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan kegiatan membentuk ikatan dalam
rangka menjalin hubungan baik antara tiap-tiap bagian atau sub-sub
bagian sehingga didapat koordinasi yang baik di antara orang-orang yang
terlibat dalam proses kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Sudjana (2000:125) mengatakan bahwa pengorganisasian
umumnya dilakukan dengan cara memilah dan merinci sutau kegiatan ke
dalam tugas-tugas pekerjaan yang sederhana dan rutin, yaitu dilakukan
berulang kali. Tugas dan pekerjaan tersebut akan dibagikan ke dalam
kelompok pekerjaan yang berbeda, dan kemudian dirangkaikan menjadi
satu dengan susunan yang terpadu.
3. Penggerakan
Penggerakan berarti suatu tindakan untuk dapat mengusahakan agar
semua anggota kelompok mau bekerja dengan senang hati sehingga tujuan
13
organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif. Tujuan dari
penggerakan dalam suatu organisasi adalah suatu usaha atau tindakan yang
dilakukan seseorang untuk menimbulkan kemauan, sehingga secara sadar
seseorang yang sudah memiliki tanggungjawab untuk mengerjakan tugas
akan menjalankan tugasnya sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya. Tindakan penggerakan ini oleh para ahli dalam buku Andri
Feriyanto, E Shyta Triana (2015:47) lebih diperinci lagi kedalam tiga tahap
yaitu pertama, memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan
sehingga akan menibulkan sebuah kesadaran pada diri seseorang untuk
bekerja dengan baik. Kedua, pemberian bimbingan lewat contoh-contoh
tindakan atau teladan. Ketiga, pengarahan yang dilakukan dengan
memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan juga tegas. Seperti
dalam memberikan suatu instruksi kepada seseorang.
4. Pengawasan
Pengawasan berarti suatu proses untuk menetapkan aparat atau unit
bertindak atas nama pimpinan organisasi dan bertugas mengumpulkan segala
data dan informasi yang diperlukan oleh pimpinan organisasi untuk menilai
kemajuan dan kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan.
Dalam proses pengawasan terdapat beberapa jenisnya, ada 3 jenis
pengawasan dalam sebuah organisasi dalam buku Andri Feriyanto, E Shyta
Triana(2015:64) adalah:
1) Pengawasan Intern dan Ekstern
Pengwasan intern adalah jenis pengawasan yang dilakukan oleh
orang atau badan yang ada di dalam unit organisasi yang bersangkutan.
Pengawasan ekstern adalah jenis pengawasan yang dilakukan oleh orang
atau badan yang berasal dari luar unit organisasi yang diawasi.
2) Pengawasan Preventif dan Pengawasan Represif
Pengawasan preventif jenis pengawasan ini dilakukan terhadap
suatu kegiatan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan, sehingga akan
mencegah suatu penyimpangan. Pengawasan represif adalah pengawasan
yang dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan tersebut
14
dilaksanakan.
3) Pengawasan Aktif dan Pasif
Pengawasan aktif (dekat) yaitu pengawasan yang dilakukan secara
langsung di tempat kegiatan yang bersangkutan. Pengawasan pasif (jauh)
yaitu pengawasan yang dilakukan melalui penelitian dan pengujian
terhadap surat-surat pertanggungjawaban yang disertai dengan berbagai
bukti.
Pengawasan ini menjadi salah satu fungsi yang penting didalam
manajemen. Kepentinganya tidak diragukan lagi seperti halnya dengan
fungsi- fungsi manajemen yang lain, karena dengan pengawasan dapat
menentukan apakah proses dari pencapaian tujuan sudah sesuai dengan
yang sudah direncanakan atau malah sebaliknya.Unsur-unsur
Pengelolaan/Manajemen
Manajemen sendiri memiliki unsur-unsur yang sangat erat satu
sama lain, dari semua unsur ini tidak dapat dipisahkan santara yang satu
dengan yang lainya. Karena tanpa adanya salah satu dari mereka dalam
suatu perusahaan maka tidak akan bisa berjalan dengan baik dan
semestinya, unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :
1. SDM (Sumber daya manusia)
SDM merupakan unsur manajemen yang sangat penting, manusia
membuat perencanaan dan mereka juga yang melakukan proses dalam
mencapai tujuan tersebut. Tanpa adanya sumber daya manusia maka tidak
ada proses kerja, karena pada dasarnya mereka adalah makhluk pekerja.
2. Money (uang)
Ketersediaan dana pada perusahaan, maka akan lebih leluasa
dalam melakukan sebuah efisiensi untuk mencapai tujuan akhir.
3. Materials (bahan baku)
Adanya bahan baku atau materials ini merupakan unsur yang
sangat vital dalam proses produksi. Tanpa adanya bahan baku perusahaan
manufaktur tidak akan bisa mengolah sesuatu untuk dijual.
4. Machines (Peralatan Mesin)
15
Peralatan mesin ini digunakan sebagai pengolah bahan baku
menjadi barang jadi, dengan adanya mesin maka waktu yang digunakan
dalam proses pembuatan produksi akan menjadi lebih cepat dan efisien,
bahkan tingkat kesalahan manusia atau human error dapat diminimalisir
namun dibutuhkan sumber daya yang berkualitas agar hasilnya menjadi
maksimal.
5. Methods (metode)
Sebuah manajemen dibutuhkan suatu metode atau standartd
opartional prosedure yang baku untuk mengelolanya. Setiap divisi perusah
aan mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri dan semuanya saling
berkaitan antara satu dengan yang lainya.
6. Market (pasar)
Konsumen atau pasar merupakan elemen yang penting, tanpa
adanya permintaan dari konsumen maka produksi akan terhenti dan segala
aktivitas perusahaan akan vakum.
16
merupakan keunggulan komparatif karena negara tersebut
berspesialisasi pada suatu komoditi, maka negara-negara tersebut akan
mendapatkan keuntungan.
Salah satu upaya untuk mewujudkan keunggulan komparatif
adalah dengan mengembangkan desa wisata. Menurut Nuryanti (Dalam
Yuliati & Suwandono, 2016) desa wisata merupakan wujud kombinasi
antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang dikemas dalam
suatu pola kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan
tradisi yang berlaku sehingga menjadikan desa tersebut sebagai tujuan
wisata. Desa wisata adalah bentuk industri pariwisata yang berupa
kegiatan perjalanan wisata identik meliputi sejumlah kegiatan yang
bersifat mendorong wisatawan sebagai konsumen agar menggunakan
produk dari desa wisata tersebut atau melakukan perjalanan wisata ke
desa wisata. Unsur produk pariwisata terdiri dari angkutan wisata,
atraksi wisata, dan akomodasi pariwisata.
Desa wisata adalah sebuah wujud kombinasi antara akomodasi,
atraksi, dan sarana pendukung yang dikenalkan dalam sebuah tata
kehidupan masyarakat yang menjadi satu dengan aturan dan tradisi
yang berlaku . Sebuah desa bisa disebut desa wisata ialah desa yang
mempunyai potensi wisata yang dapat dikembangkan, sebuah tradisi,
dan kebudayaan yang menjadi ciri khas, aksesibilitas dan sarana
prasarana yang mendukung program desa wisata, keamanan yang
terjamin, terjaganya ketertiban, dan kebersihan. Dasar dalam
pengembangan desa wisata ialah pemahaman tentang karakter dan
kemampuan elemen yang ada dalam desa, seperti: kondisi lingkungan
dan alam, sosial budaya, ekonomi masyarakat, struktur tata letak, aspek
historis, budaya masyarakat dan bangunan, termasuk indigeneus
knowledge (pengetahuan dan kemampuan lokal) yang dipunyai
masyarakat.(Karangasem,dalam Yusuf A.Hilman Dkk 2018).
17
2.3. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah unsur penelitian yang menjelaskan tentang
karakteristik suatu masalah yang hendak diteliti. Ada beberapa konsep yang
digunakan dalam peneltian ini adalah Konsep optimalisasi Konsep peran
pokdarwis, Konsep Desa Wisata
2.3.1 Konsep Optimalisasi
Optimalisasi merupakan pencapaian hasil sesuai harapan secara efektif
dan efisien. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud:1995:628)
optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi.
Optimalisasi banyak juga diartikan sebagai ukuran dimana semua kebutuhan
dapat dipenuhi dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Menurut Winardi
(1996:363) optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan tercapainya
tujuan. Secara umum optimalisasi adalah pencarian nilai terbaik dari yang
tersedia dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Dalam hal
ini adalah menjadikan peran dan langakah pokdarwis desa wisata setanggor
Selma pandemi 19 terlaksana dengan sesuai tujuan yang telah ditetapkan
2.3.2 Konsep peran pokdarwis
Peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan
memerlukan berbagai upaya pemberdayaan (empowerment), agar masyarakat
dapat berperan lebih aktif dan optimal serta sekaligus menerima manfaat
positif dari kegiatan pembangunan yang dilaksanakan untuk peningkatan
kesejahteraannya. Pemberdayaan Masyarakat dalam konteks pembangunan
kepariwisataan dapat didefinisikan sebagai:
“Upaya penguatan dan peningkatan kapasitas, peran dan inisiatif
masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan, untuk dapat
berpartisipasi dan berperan aktif sebagai subjek atau pelaku maupun sebagai
penerima manfaat dalam pengembangan kepariwisataan secara
berkelanjutan”. (Renstra Dit. Pemberdayaan Masyarakat, 2010) Definisi
tersebut menegaskan posisi penting masyarakat dalam kegiatan
pembangunan, yaitu masyarakat sebagai subjek atau pelaku pembangunan;
dan masyarakat sebagai penerima manfaat pembangunan. Masyarakat
18
sebagai subyek atau pelaku pembangunan, mengandung arti, bahwa
masyarakat menjadi pelaku penting yang harus terlibat secara aktif dalam
proses perencanaan dan pengembangan kepariwisataan, bersama-sama
dengan pemangku kepentingan terkait lainnya baik dari pemerintah maupun
swasta. Dalam fungsinya sebagai subjek atau pelaku masyarakat memiliki
peran dan tanggung jawab untuk bersama-sama mendorong keberhasilan
pengembangan kepariwisataan di wilayahnya.
Masyarakat sebagai penerima manfaat, mengandung arti, bahwa
masyarakat diharapkan dapat memperoleh nilai manfaat ekonomi yang
berarti dari pengembangan kegiatan kepariwisataan untuk meningkatkan
kualitas hidup dan kesejahteraan sosial masyarakat yang bersangkutan.
Dalam kerangka pembangunan kepariwisataan tersebut, salah satu aspek atau
konsep mendasar bagi keberhasilan pembangunan kepariwisataan adalah
dapat diciptakannya lingkungan dan suasana kondusif yang mendorong
tumbuh dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan di suatu tempat. Iklim
atau lingkungan kondusif tersebut terutama dikaitkan dengan perwujudan
Sadar Wisata dan Sapta Pesona yang dikembangkan secara konsisten di
kalangan masyarakat yang tinggal di sekitar destinasi pariwisata.
19
Adapun pengertian lain dari desa wisata dalam jurnal teknik
pomits yang berjudul Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di
Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan (2014) yang
berbunyi
“Desa wisata adalah suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keaslian
baik dari segi sosial budaya, adat– istiadat, keseharian, arsitektur
tradisional, struktur tata ruang desa yang disajikan dalam suatu suatu
bentuk integrasi komponen pariwisata antara lain seperti atraksi,
akomodasi dan fasilitas pendukung.”
Desa wisata merupakan suatu desa yang dikembangkan melalui
potensi yang dimiliki dan yang sudah dilengkapi dengan fasilitas
pendukungnya seperti transportasi atau penginapan. Selain itu, alam dan
lingkungan di pedesaan yang masih terjaga dan masih asri adalah salah
satu faktor yang penting dalam desa wisata. Melalui desa wisata ini
kegiatan yang dilakukan tidak ada yang berubah, bahkan kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat desa wisata tersebut menjadi sebuah ciri khas
yang digunakan sebagai daya tarik dari desa tersebut.
Definisi desa wisata menurut Ika Putra (Ratna Sari, 2010:27) yaitu:
“ Suatu bentuk lingkungan pemukiman dengan fasilitas yang sesuai
dengan tuntutan wisatawan dalam menikmati atau mengenal dan
menghayati atau mempelajari kekhasan desa dengan segala daya tariknya
dan dengan tuntutan kegiatan masyarakatnya (kegiatan hunian, interaksi
sosial, kegiatan adat setempat dan sebagainya). sehingga diharapkan
terwujud suatu lingkungan yang harmonis yaitu rekreatif dan terpadu
dengan lungkunganya.”
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa desa wisata
adalah suatu wilayah pedesaan yang menyajikan seluruh suasana dan
menawarkan keaslian dan juga kekhasan dari desa tersebut sesuai dengan
kegiatan masyarakatnya dan dapat dikembangkan potensinya menjadi
sebuah pariwisata.
20
2.4. Kerangka Berpikir Penelitian
Potensi: Masalah :
− Wisata alam Wabah Covid-19
− Seni-budaya
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan mei 2021.
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian akan
dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan mengambil lokasi di Desa Wisata
Setanggor Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa
Tenggara Barat. dengan luas wilayah 676 hektar dan jumlah penduduk sekitar
4.065 jiwa, kode pos 83572. Di desa ini terdapat 14 spot wisata.dengan kode
wilayah 52.02.05.2005.
3.4.1 Observasi
3.4.2 Wawancara
22
dan Komariah, 2012, hlm. 130). Wawancara mendalam merupakan proses
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan tanya jawab
sambil bertatap muka anatara informan dan pewawancara (Bungin, 2011).
Wawancara mendalam diharapkan akan memperoleh data primer yang
berkaitan dengan penelitian, yang dapat menjadi gambaran yang lebih jelas
guna mempermudah dan menganalisis data selanjutnya.
3.4.3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik mengumpulkan data yang
berbetuk tulisan, gambar atau karya karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, cerita, biografi, peraturan dan kebijakan (Sugiyono, 2014).
Sumber dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini dianataranya foto-
foto proses pengelolaan objek wisata, arsip-arsip yang terkait dengan seni
dan budaya di desa wisata Setanggor.
23
terkait, Optimalisasi Peran Pokdarwis Desa Wisata Setanggor Selama pandemi
Covid 19, yang akan menjadi informan pada penelitian ini adalah
24
Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan metode
deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan data peran pokdarwis Desa wisata
setanggor selama pandemi covid 19 secara lengkap dan sistematis dan selanjutnya
dibuat simpulan secara umum. Dimana data-data yang diperoleh dari hasil
Wawancara, Dokumentasi serta Observasi di Desa Wisata.
25
BAB IV
26
4.2.2 Profil Desa Wisata Setanggor
Luas wilayah Desa Wisata Setanggor 651 hektar, merupakan satu dari 10
Desa yang ada di wilayah Kecamatan Praya Barat.desa ini terletak 4 Km arah
selatan dari kota kecamatan terdiri dari 14 Dusun. adapun penduduk desa
setanggor berjumlah 4.037 jiwa yang terdiri dari penduduk Iaki-Iaki sebanyak
1,947 jiwa dan perempuan sebanyak 2,090 jiwa dengan jumlah KK 1.486 yang
tersebar di 14 dusun yang ada.umunya mereka adalah petani dan buruh
tani.sisanya dengan berbagai macam profesi seperti guru
(PNS/Suwasta),Polri/TNI, Pengerajin, Penjahit, Sopir,Tukang Bengkel,Tukang
kayu.
27
2.Jarak Geogerafis dan Letak Geogerafis Desa Setanggor
28
Tangga
9 Kawasan Saluran Listrik 5 Unit
tegangan Tinggi
10 Kawasan Rawan Banjir -
11 Kawasan Industi Pabrik 6 Unit Barik Pengilingan Padi
12 Kawasan Perkantoran Kantor Desa Setanggor
13 Kawasan Rawa -
14 Kawasan Perdagangan Hanya Terdapat Warung Dan Kios
15 Kawasan Kumuh -
16 Kawasan Jasa Hiburan Sanggar Mertakmi/Kolam Renag
17 Kawasan Wisata 14 Spot Wisata
18 Kawasan Bantaran Sungai Sungai Kemelik
19 Kawasan Longsor -
(Sumber: Data Penelitian Kantor Desa Setanggor, 2021)
29
Pembina
Dinas Pariwisata
LOTENG
Penanggung
Jawab
Kepala Desa
Setanggor:
H.SIRAJUDIN
Ketua
Mahruf
Seketaris Bendahara
Patmawati Sukarni
Seksi Seksi
Seksi Seksi Seksi
Ketertiban & Daya tarik
Kebersihan & Humas & Pengmbangan
Keamanan wisata &
Keindahan SDM Usaha
Kenangan
1. Ketua
a) Memimpin Kelompok Sadar Wisata.
b) Memberikan pengarahan kepada anggota.
c) Mengkoordinir kegiatan-kegiatan serta bertanggung jawab mengenai
keuangan dan pelaksanaan kegiatan.
d) Memimpin pertemuan, diskusi kelompok.
30
e) Menandatangani surat-surat keluar.
f) Berkoordinasi dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas yang
membidangi pariwisata.
2. Sekretaris
a) Menyusun dan melaksanakan kegiatan administrasi.
b) Mempersiapkan bahan-bahan pertemuan kelompok
c) Mengadakan hubungan dan koordinasi dengan instansi atau pihak luar
terkait.
d) Menghimpun seluruh laporan dari anggota.
e) Mencatat seluruh hasil pertemuan-pertemuan diskusi.
f) Bertanggung jawab kepada Ketua kelompok.
3. Bendahara
a) Bertanggung jawab atas pendapatan dan pengeluaran uang.
b) Mengusahakan dana bantuan dari pihak lain.
c) Bertanggung jawab kepada Ketua kelompok.
4. Seksi Keamanan Dan Ketertiban
a) Membantu upaya penciptaan ketertiban dan keamanan di sekitar lokasi
daya tarik wisata/ destinasi pariwisata.
b) Bekerjasama dengan pihak keamanan.
c) Bertanggung jawab kepada Ketua kelompok.
5.Seksi Kebersihan Dan Keindahan
a) Menyelenggarakan kegiatan kebersihan dan keindahan.
b) Mengadakan dan menyelenggarakan penghijauan.
c) Menyusun program kegiatan kebersihan dan keindahan.
d) Bertanggung jawab kepada Ketua kelompok
6. Seksi Daya Tarik Dan Kenangan
a) Menggali, membina dan mengembangkan berbagai potensi sumber daya
wisata, serta kekhasan/ keunikan lokal sebagai daya tarik dan unsur
kenangan setempat.
b) Mempromosikan berbagai daya tarik wisata dan keunikan lokal.
c) Bertanggung jawab kepada Ketua kelompok
31
7. Hubungan Masyarakat Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
a) Mengembangkan bentuk-bentuk informasi dan publikasi kepariwisataan
dan kegiatan Pokdarwis.
b) Mengembangkan kemitraan untuk kegiatan pelatihan pariwisata bagi
anggota Pokdarwis dan masyarakat, termasuk hospitality (keramah
tamahan), pelayanan prima, dan sebagainya.
c) Mengikutsertakan anggota kelompok dalam penataran, ceramah, diskusi
yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi pariwisata.
d) Mengadakan lomba ketrampilan pengetahuan kepariwisataan.
e) Bertanggungjawab kepada Ketua kelompok
8. Seksi Pengembangan Usaha
a) Menjalin hubungan dan kerjasama/ kemitraan, baik di dalam maupun di
luar berkaitan dengan pengembangan usaha kelompok.
b) Membentuk koperasi untuk kepentingan kelompok dan masyarakat pada
umumnya.
c) Bertanggungjawab kepada Ketua kelompok
Sejak beberapa tahun belakangan ini, desa itu popular dengan jargonnya sebagai
desa pariwisata yang memadukan keindahan alam desa dengan kesenian dan
budaya.popularitas ini telah membuat wiasatawan kepincut,baik domestic maupun
32
mancanegra.bahkan sejumlah pejabat negara juga sudah menyempatkan diri
berkunjung kedesa ini. Tak heran,jika kemudian desa itu dinobatkan menjadi juara
1 desa inovasi pengembangan pariwisata kabupaten Lombok tengah tahun 2017.
Saat ini setidaknya terdapat sekitar 14 titik kunjungan wisata.14 titik inilah
yang terus dibenahi oleh pak mahruf dan teman-temannya yang tergabung dalam
pokdarwis Desa setanggor.adapun titik tersebut terdapat di tempat yang terpisah-
pisah (tersebar) diberbagai kekadusan yang ada, seperti misalnya wisata religi dan
perkebunan berada di kekadusan setanggor barat,wisata permainan dan
pendidikan terdapat di kekadusan setanggor timur, wisata agro ada di kekadusan
dasan pedek, wisata kain tenun ada di kekadusan montong waru.
Paket dengan tema One Day Trip dan Stay One Ninght dikemas untuk
menikmati pengalaman baru di desa wisata setanggor.wisatawan datang melewati
jalan di pinggiran sungai sejauh 200 meter menuju base camp untuk mengenakan
pakaian khas Lombok setelah itu keluar base camp lalu disambut oleh musik
gendang belek bersamaan dengan pengalugan selempang tenun setanggor,
33
menikmati gendang belek dan gamelam class megiringgi tarian tradisional
Lombok mengunjungi wisata ritual terus menuju ke sentra tenun khas desa
setanggor,berkunjung ke proses pembuatan pupuk kompos bio uruine,setelah itu
makan siang ditengah swah dengan kuliner tradisional Lombok tengah sambil
menikmati hamparan padi laksana permadani hijau dan kuning yang menghiasi
alam. menuju wisata agro dimana para wisatawan dapat langsung memetik dan
makan buah naga serta papaya dari pohonnya,terakhir para tamu dibawa ke wisata
perkebunan memetik ubi jalar kemudian dibakar dinikmati bersama kopi.paket ini
hanya dikenai harga RP.300.000.00 termasuk makan tiga kali sehari dan biaya
menginap di rumah warga.
1. Obyek dan daya tarik wisata, didasarkan pada beberapa hal sebagai berikut
: Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman dan bersih, Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat
mengunjunginya., Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka,
Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang
hadir, Obyek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan
34
alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya, Obyek
wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus
dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang
terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa lampau
2. Prasarana wisata
Prasarana wisata merupakan sumber daya alam dan sumber daya buatan
manusia yang pasti dibutuhkan oleh wisatawan dalam kunujungannya di
daerah tujuan wisata, seperti contohnya jalan, listrik, air, telekomunikasi,
terminal, jembatan, dan lain sebagainya.
3. Sarana Wisata
Sarana wisata adalah kelengkapan daerah tujuan wisata yang disiapkan
untuk melengkapi kebutuhan wisatawan dalam melakukan kunjungan
wisatanya. Contohnya dapat berupa hotel atau penginapan, biro perjalanan,
alat transportasi, pusat pernak-pernik atau cindramata, rumah makan dan
restoran serta sarana pendukung lainnya.
4. Infrastruktur
Infrastruktur merupakan suatu keadaan yang mendukung fungsi sarana dan
prasarana wisata baik itu yang berupa suatu pengaturan maupun bangunan
fisik di atas permukaan tanah dan di bawah tanah contohnya seperti sistem
pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan air limbah, sumber
listrik dan energi, sistem jalur angkutan dan terminal, sistem komunikasi
dan sistem keamanan atau pengawasan.
5. Masyarakat
Ada tiga faktor yang terdapat di dalam masyarakat yaitu dari masyarakat
sekitar obyek pariwisata, lingkungan yang merupakan lingkungan alam di
sekitar obyek pariwisata, dan budaya yang ada pada masyarakat di dalam
lingkungan pariwisata.
Berdasarkan hasil penelitian data yang didapatkan peneliti, baik dari hasil
pengamatan dan wawancara terhadap subyek serta hasil dokumentasi yang
peneliti dapatkan, dengan itu peneliti melakukan pembahasan mengenai peran
35
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Setanggor selama pandemi
covid 19 . Pembahasan berdasarkan beberapa aspek dalam penelitian sesuai
dengan rumusan masalah antara lain:
Wabah Covid19 pada awal tahun 2020 ini membawa dampak yang
signifikan dalam perikehidupan umat manusia di seluruh dunia. Usaha
mengurangi penyebaran penyakit berujung pembatasan mobilitas secara masif.
Hal ini memberikan dampak sektor pariwisata (Gunagama, Naurah and Prabono,
2020). Dampak bencana Covid19 ini dirasa lebih berat bagi sektor pariwisata
(Sugihamretha, 2020). Indikator keterpurukan sektor pariwisata adalah rendahnya
kunjungan wisata (Achyarsyah, dkk., 2020). Pandemi Covid 19 juga memberikan
dampak terhadap lokasi wisata di Desa setanggor, Peran pokdarwis Desa Wisata
setanggor selama pandemi covid 19 ini, Adalah sebagai berikut:
36
a) 3M (mencuci tangan dengan sabun)
b) Menggunakan masker dan menjaga jarak)
c) Menggunakan sistem jalan masuk dan keluar yang terpantau
d) Menggunakan thermogun (cek suhu)
e) Membentuk tim yang bertugas untuk mengingatkan dan memantau
pengunjung (melalui pengeras suara, jaga jarak dan menggunakan masker),
f) Serta melakukan pendataan kepada para pengunjung untuk keperluan tracking
Covid-19.
Hal tersebut sesuai yang disampaikan dalam artikel lain bahwa pemahaman terkait
protokol kesehatan sangat diperlukan oleh pokdarwis. Pokdarwis yang secara aktif
dilibatkan dalam merancang penerapan protokol Covid-19 di objek wisata
merupakan faktor penting dalam keberhasilan pembukaan objek wisata
(Kiswantoro, dkk., 2020).
Dari kedua kegiatan dalam program ini, pokdarwis dan pemerintah Desa
setanggor menjadi tergugah kembali untuk memikirkan kebangkitan dan
pengembangan desa wisata dengan optimalisasi objek-objek wisata yang wilayah
tersebut. Kondisi pandemi Covid-19 membuat lesu sektor pariwisata. Masyarakat
perlu diajak kembali untuk memikirkan pengembangan wisata setelah Era
Adaptasi Covid-19. Pokdarwis dan Pemerintah Desa Setanggor dibuka
wawasannya tentang protokol Covid-19 di objek wisata sehingga ketika dibuka
kembali objek wisata tersebut tidak berpotensi menjadi cluster baru Covid-19.
Saat pengurus (pokdarwis) berperan memperhatikan keamanan pengunjung dari
Covid-19 khususnya, akan muncul kepercayaan masyarakat untuk kembali
berkunjung ke lokasi wisata.
37
menghadapi penyebaran covid-19. Upaya yang dapat dilakukan pada fase
pencegahan oleh setiap individu antara lain memakai masker, memakai sarung
tangan, menggunakan (Jurnal Abdimas Pariwisata, Vol. 1 No. 2 Tahun 2020
eISSN 2685 7731 47 www.amptajurnal.ac.id/index.php/jap) hand sanitizer atau
desinfektan, mencuci tangan dengan sabun, menghindari menyentuh wajah,
menghindari berjabat tangan, menghindari pertemuan atau antrian panjang,
menghindari menyentuh benda atau permukaan benda di area publik, menghindari
naik transportasi umum, menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain
ketika di luar rumah, dan jika menunjukkan gejala penyakit segera memberi tahu
orang-orang di sekitar (Kemenkes, 2020). Sebagian besar telah menerapkan upaya
protokol kesehatan meliputi kegiatan memakai masker, menghindari berjabat
tangan dan mencuci tangan dengan sabun (Mardhia, et al., 2020)
38
Bagi pokdarwis perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu
pekerja wajib menggunakan masker. Pembersihan dan desinfektan dilakukan
secara berkala di area kerja dan area public atau fasilitas umum yang sering
disentuh publik setiap 4 (empat) jam sekali. Fasilitas cuci tangan yang memadai
tersedia dan mudah diakses oleh pekerja serta petunjuk lokasi sarana cuci tangan
39
BAB V
A. Kesimpulan
40
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitiaan dan pembahasan yang dilakukan
peneliti,maka dapat disampaikan beberapa saran baik untuk pembaca, kelompok
Sadar Wisata (Pokdarwis), masyarakat dan juga pemerintah, sebagai berikut:
1. Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis Sekartije) Desa Wisata setanggor
diharapakan selalu berperan dan aktif membuat program program yang
lebih kereatif dalam memaksimalkan pengembangan desa wisata selama
pandemi covid 19.
2. Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dan lembaga swasta diharapkan
terus memberikan pembinaan dan dukungan penuh terhadap
perkembangan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis Sekartije) Desa
Wisata Setanggor.dalam Menerapakan perotokol kesehatan guna untuk
mencegah penyebaran covid 19.
3. Masyarakat, terkhusus masyarakat Desa Wisata Setanggor diharpakan
dapat lebih meningkatkan antusiasnya dalam mendukung proses program
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis Sekartije).
41
DAFTAR PUSTAKA
Rahim, Firmansyah Ir. Buku panduan Kelompok Sadar Wisata (Jakarta, Januari
2012:27)
42
43
44