Disusun Oleh :
REZKY HANDAYANI
18.01.088
1
2
SKRIPSI
Disusun Oleh :
REZKY HANDAYANI
18.01.088
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Di Susun Oleh :
REZKY HANDAYANI
18.01.088
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ns. Makkasau Plasay, M.Kes., M.EDM Ns. Muh Zukri Malik, S.Kep., M.Kep
NIK : 093 152 02 03 021 NIK : 093 152 02 03 043
Penguji I Penguji II
Ns. Muh. Yusuf Tahir, S.Kep., M.Kes., M.Kep Ns. H. Hamzah Tasa, M.Kes., M.Kep
NIK : 093 152 02 03 054 NIK : 092 00 87 003
Mengesahkan,
Dr. Ns. Makkasau Plasay, M.Kes., M.EDM Ns. Muh Zukri Malik, S.Kep., M.Kep
NIK. 093 152 02 03 021 NIK. : 093 152 02 03 043
4
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Disusun Oleh :
REZKY HANDAYANI
18.01.088
Pembimbing I Pembimbing II
(Dr. Ns. Makkasau Plasay, S.Kep., M.Kes., M.EDM) (Ns. Muh. Zukri Malik,S.Kep.,M.Kep)
NIK. 193.152.01.03.021 NIK. 093 152 02 03 043
Mengetahui,
NIM : 1801088
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya
sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pemikiran
yang pernah ditullis atau diterbitkan oleh oranglain, kecuali secara tertulis diacu
atau keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya oranglain, meka saya bersedia
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada
Makassar, 2020
Yang membuat pernyataan
Rezky Handayani
1801088
6
ABSTRACT
SUPERVISED BY : Makkasau Plasay and Muh. Zukri Malik (i-xiii+68 pages + 10 tables
+ 1 figure + 10 appendixes).
Introduction : Response time is the speed of the patients treated since patients came to
receive medical services in matter of minutes (Suhartati et al. 2011). One of the indicator
shall be achieved in performing special healt service in emergency room is precise response
time treatmet to gain the expected results. The standard response time is stipulated in the
health ministry stipulation of the Republic of Indonesia No 856/Menkes/SK/IX/2009
regarding to the standard of the Hospital Emergency Room which stated that the patient
with emergency situation should be treated in 5 (five) minutes after arriving at the
emergency room.
Objective: To find out the correlation between the nurses’ knowledge level and the
response time at the emergency room of RSU. Wisata UIT of Makassar.
Research Mehod: This is an analytical survey method that employs the approach of cross-
sectional study. The research was conductrd at the emergency room of RSU. WIsata UIT
of Makassar.
Result: The result shows that there is correlation between the Nurses’ knowledge level and
the response time at the emergency room of RSU. Wisata UIT of Makassar. The data
statistical analysis by using Chi-Square test obtained the result of cell 1 (25,0%)with the
expected count < 5 and the value of Fisher’s Test p = 1.000, gained the value of p > @
(0.05). Therefore, Ha is denied and null hypothesis (H0) is granted, it means there is no
correlation between the nurses’ knowledge level and the response time at the emergency
room of RSU. Wisata UIT.
Conclusion an suggestion: There is no correlation between the nurses’ knowledge level and
the response time at the emergency room of RSU. Wisata UIT. Some key variabels should
be include related to the nurses’ response time in the future studies.
Reference: 25 (2001-2019)
7
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya yang tak terhingga sehingga penulis
Makassar”.
masukan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang sangat berguna dan
bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada
kesempatan ini dengan berbesar hati penulis ingin mengucapkan terima kasih setulus-
3. Bapak Ns. Muh. Zukri Malik, S.Kep.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1
DAFTAR ISI
Halaman
C. Tujuan Penelitian................................................................................................... 6
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Kepanjangan
WHO Word Health Organization
KEMENKES RI Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
DEPKES Departemen Kesehatan
AHA American Hospital Association
P1 Prioritas Satu
P2 Prioritas Dua
P3 Prioritas Tiga
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
konsolidasi rumah sakit dan trauma centre. Persoalan yang kompleks dan
tindakan segera yang mungkin karena epidemi, kejadian alam, untuk bencana
2012). Keadaan gawat darurat yaitu keadaan klinis dimana pasien sangat
kecacatan lebih lanjut dan menyelamatkan nyawa pasien (Depkes RI, 2009).
ataupun tidak.
Wisata UIT Makassar, didapatkan data kunjungan pasien yang masuk melalui
IGD pada tahun 2017 sebanyak 11.261 orang pasien dengan rata-rata pasien
perhahari sebanyak 31%. Pada tahun 2018 sebanyak 10.834 pasien dengan
sedangkan pada tahun 2019 dari bulan Januari hinga bulan September
pengunjung pasien IGD hingga bulan desember 2019 akan datang. Data pasien
ini termasuk pasien berulang maupun pasien baru dimana pasien dengan
keluhan yang berbeda-beda. Dari data kunjungan tersebut di RSU. Wisata UIT
2011). Dalam melakukan layanan kesehatan khusus di unit gawat darurat, salah
satu indikator yang harus dicapai yaitu penangan response time yang tepat
untuk mencapai hasil yang diharapkan. Standar response time tertuang dalam
14
yang menyebutkan bahwa pasien gawat darurat harus terlayani paling lama 5
(lima) menit setelah sampai di gawat darurat, begitu juga dalam Keputusan
tindakan cepat dan tepat pada seorang atau kelompok agar dapat
Dampak yang dapat terjadi jikawaktu tanggap atau response time lambat
adalah penyakit jantung iskemik 7,4 juta (13,2%), stroke 76.7 juta (11.9%),
penyakit paru obstruktif kronik 3,1 juta (5,6%), Infeksi pernapasan bawah 3,1
juta (5,5%), dan kanker 1,6 juta (2,9%), kasus cedera atau kecelakaan
15
memberikan angka kematian mencapai 1,2 juta. Dari beberapa kasus tersebut
dan non bedah adalah ketersediaan stretcher, ketersediaan petugas triase, pola
tindakan triage berdasarkan priorotas dan ada hubungan antra sikap petugas
kerja, motivasi, umur, dan jenis kelamin. Faktor eksternal meliputi imbalan dan
response time perawat dalam penanganan kasus gawat darurat rata-rata lambat
(> 5menit). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Noor (2009), response
time pada penanganan pasien IGD didapatkan waktu tanggap 7,4 menit.
perawat yaitu adanya waktu tanggap lebih dari 5 menit, hal ini menunjukkan
profesional khususnya penanganan pada pasien gawat darurat, hal ini tidak
A. Rumusan Masalah
17
Perawat dengan Response Time di Instalasi Gawat Darurat RSU. Wisata UIT
Makassar?”
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Perawat
ditetapkan.
c. Bagi Masyarakat
d. Bagi Peneliti
19
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
pada pasien dengan ancaman kematian dan kecatatan secara terpadu dengan
dan trauma yang tidak dapat di duga sebelumnya serta penyakit lainnya
(Setyawan, 2015).
memberikan tindakan cepat dan tepat pada seorang atau kelompok agar
20
21
Yaitu pasien yang tiba-tiba berda dalam keadaan gawat darurat atau
1) Mempertahankan hidup
3) Meningkatkan pemulihan
1) Mengkaji sesuatu
(Setyawan, 2015):
1) Persiapan
2) Triase
4) Resusitasi
a. Primary Survey
1) Airway
(Setyawan, 2015)
disebabkan oleh :
2) Breathing
dilakukan oleh dua orang dimana kedua tangan dari salah satu
(Setyawan, 2015)
3) Circulation
a) Tingkat kesadaran
b) Warna kulit
c) Nadi
(1) Jika teraba pulsasi pada arteri brachial, maka tekanan darah
(2) Jika teraba pulsasi pada arteri radial, maka tekanan darah
(4) Jika teraba pilsasi pada arteri carotid, maka tekanan darah
4) Disability
5) Exposure
b. Secondary survey
toe .
berapa hari pasienharus dirawat di rumah sakit jika pasien diharuskan untuk
a. Skala TriageAustralia
secaramenyeluruh.
akuitas dan triage lima tingkat. Setiap tingkat triage mewakili beberapa
jantung, trauma berat, gagal napas akut, dan lain-lain. Sementara itu,
tingkatkedaruratannya.
dapat berbeda-beda.
perawat dan dokter gawat darurat. Setiap tingakatan pada triage ini
kedaruratan pasien.
yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mecegah kematian dan kecacatan, atau
(time saving is life saving) yang berarti waktu adalah nyawa (Haryatun &
untuk berobat akan diterima oleh petugas kesehatan setempat baik yang
Gawat Darurat (IGD), salah satu indikator mutu pelayanan yaitu berupa
response time atau waktu tanggap, hal ini sebagai indikator proses untuk
30
seminggu.
e. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani
gawat daruratnya.
derajat kesehatan.
masuk ke IGD Rumah Sakit tentunya butuh pertolongan yang cepat dan
tepat, untuk itu perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan gawat
menjamin suatu penanganan gawat darurat dengan response time yang cepat
dan penanganan yang tepat. Semua itu dapat dicapai antara lain dengan
Rumah Sakit sesuai dengan standar. Disisi lain, desentralisasi dan otonomi
jawab yang selama ini dilakukan oleh pusat. Oleh karenanya, perlu
membuat standar yang baku dalam pelayanan gawat darurat yang dapat
32
berikut :
c. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani
dokter.
1. Pengertian
2011). Waktu tanggap yang baik bagi pasien yaitu ≤ 5 menit. Penanganan
gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it’s Live Saving. Artinya
seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah
benar-benar efektif dan efisien. Hal ini mengingatkan pada kondisi tersebut
saat pasien tiba di rumah sakit sampai mendapat tanggapan atau respon dari
petugas instalasi gawat darurat dengan waktu pelayanan yaitu waktu yang
dan sangat dipengaruhi oleh berbagai hal baik mengenai jumlah tenaga
tepat waktu atau tidak terlambat apabila waktu yang diperlukan tidak
Gawat Darurat Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa pasien gawat darurat
harus terlayani paling lama 5 (lima) menit setelah sampai di gawat darurat,
sarana, prasarana, sumber daya manusia dan manajemen IGD rumah sakit
menunggu di depan pintu dan hal ini akan mempengaruhi kondisi pasien
dan terlambat mendapat penanganan, selain itu pihak rumah sakit bisa
c. Beban kerja merupakan salah satu faktor dari Response time, beban kerja
yang berat ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jumlah
yang sudah memiliki sikap profesional yang cukup untuk menguasai ilmu
kerja, hari kerja, ambulans set, priority zero case (dengan serangan
jantung atau pernafasan). Faktor lain yang ikut memengaruhi dari pasien
37
seperti usia, jenis kelamin, keluhan medis utama, dan tingkat keparahan
(Nehme, Andrew, & Smith, 2016). Selain faktor internal seperti man,
pengumpulan data dimana data tidak hanya di ukur dari sikap responden
berbagai situasi dan kondisi (Hasdianah dkk, 2015). Dalam prosedur ini,
melakukan tindakan awal atau anamnesa sejak pasien masuk ke pintu IGD
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
terjadimelaluipancaindra manusia,yakniindrapenglihatan,pendengaran,
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan
1) FaktorInternal meliputi:
a) Umur
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari segi
dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini
b) Pengalaman
(Notoadmodjo, 2010).
c) Pendidikan
(Nursalam, 2011).
d) Pekerjaan
e) Jenis Kelamin
a) Informasi
b) Lingkungan
fisik).
c) Sosial budaya
pula.
41
2. Keterampilan
a. Pengertian Keterampilan
4 kategori, yaitu :
1) Basic Literacy Skill : Keahlian dasar yang sudah pasti harus dimiliki
sertamendengarkan.
dipengaruhi oleh :
1) Tingkat Pendidikan
2) Umur
dan bekerja.
3) Pengalaman
memperolehsuatukebenaran.Pengalamanyang pernahdidapat
seseorangakanmempengaruhikematanganseseorangdalamberpiki
pekerjaan yangditekuni,makaakansemakinberpengalaman
Sedangkanfaktor-
faktoryangdapatmempengaruhiketerampilan
secaralangsungmenurutWidyatun (2005),yaitu:
1) Motivasi
bisamelakukantindakansesuaidengan proseduryangsudah
diajarkan.
2) Pengalaman
seseorang dalammelakukansebuahtindakan(keterampilan).
tindakan-tindakanselanjutnyamenjadi lebihbaikyang
lampaunya.
3) Keahlian
Keahlianyang dimilikiseseorangakanmembuatterampil
dalammelakukanketerampilan tertentu.Keahlianakanmembuat
44
diajarkan.
1. Pengertian
Perawat atau nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata nutrix yang
mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan
kewenanganya, (Mulyaningsih2011).
2. Peran Perawat
kesehatan yang optimal. Perawat mengubah cara pandang dan pola pikir
e. Peneliti
(Sudarma,2008).
(Kusnanto, 2004).
petugas harus siap dalam 24 jam dan tidak dapat ditunda, kemudian
utama yaitu:
a. Predisposingfactors
1) Pengetahuan
2) Motivasi
yaitu 45,2% dengan kinerja baik dibandingkan usia < 39 tahun yaitu
b. Enablingfactors
sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan,
pemungkin.
50
c. Reinforcingfactors
ketrampilan seseorang yang dalam hal ini response time perawat, bisa
independen daninterdependen.
Dalam melakukan layanan kesehatan khusus di unit gawat darurat, salah satu
51
indikator yang harus dicapai yaitu penangan response time yang tepat untuk
dalam melakukan pemilahan saat triage sehingga dalam penanganan pasien bisa
dan non bedah adalah ketersediaan stretcher, ketersediaan petugas triase, pola
tindakan triage berdasarkan priorotas dan ada hubungan antra sikap petugas
umur, dan jenis kelamin. Faktor eksternal meliputi imbalan dan sarana
response time perawat dalam penanganan kasus gawat darurat rata-rata lambat
(> 5menit). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Noor (2009), response
time pada penanganan pasien IGD didapatkan waktu tanggap 7,4 menit.
perawat yaitu adanya waktu tanggap lebih dari 5 menit, hal ini menunjukkan
penangananpasiengawatdaruratyangmemanjang dapatmenurunkanusaha
penyelamatanpasiendanterjadinyaperburukankondisipasien.
BAB III
A. Kerangka Konseptual
untuk melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang atau akan diteliti.
bagi pasien sangat dipengaruhi oleh response time yang dilakukan oleh
perawat.
antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang diteliti.
53
54
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Informasi 1. Primary Survey
4. Budaya 2. Secundary Survey
Keterangan :
: Variabel independen
: Variabel dependen
B. Hipotesis Penelitian
55
(2017) hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua
penelitian
Makassar.
dengan penerapan response time di Instalasi Gawat Darurat RSU. Wisata UIT
Makassar.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dilakukan dimana pengambilan dari semua variabel dilakukan pada satu waktu
yang bersamaan.
1. Populasi
yang telah ditetapkan, (Nursalam, 2017). Populasi dari penelitian ini adalah
2. Sampel
penelitian ini adalah perawat IGD RSU. Wisata UIT Makassar yang berjumlah
31 orang.
53
54
3. Sampling
penelitian ini adalah total sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
olen variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel dependen pada penelitian ini
D. Tempat Penelitian
E. Waktu Penelitian
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
Benar : 2
Salah :1
1. Data primer
2. Data sekunder
H. Pengolahan Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
isian pada lembar pengumpulan data sudah cukup baik sebagai upaya
b. Coding
a) Kode 1 : Benar : 1
58
b) Kode 2 : Salah : 2
c. Scoring
d. Tabulating
yang dibutuhkan.
Pada penelitian ini menggunakan sistem komputer yaitu SPSS 21.0 dalam
1. Analisa Univariat
menggambarkan dan meringkas dan dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel
2. Analisa Bivariat
uji Chi Square. Uji Chi Square adalah salah satu uji statistik non-parametik
variabel dimana skala data kedua variabel adalah nominal dan ordinal.
J. Etika Penelitian
rekomendasi dari pihak institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan
izin kepada instrasi tempat penelitian dalam hal ini RSU. Wisata UIT Makassar.
1. Informed Consent
60
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti, yang
3. Confidentiality
hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi manusia,
BAB V
A. Hasil Penelitian
response time. Pembagian kuisioner dilakukan secara langsung oleh peneliti, dan
Data diolah menggunakan program SPSS dengan uji statistik chi-square dengan
1. Karakteristik Responden
berikut:
63
Tabel 3.1
Perempuan 24 77.4
Total 31 100
Tabel 3.2
Total 31 100
Tabel 3.3
D III 17 54.8
S1 14 45.2
Total 31 100
Pendidikan yang distribusinya tertinggi yaitu D III 17 orang (54,8%) dan untuk
1. Analisi Univariat
karakteristik setiap variabel yang diteliti. Pada analisa univariat ini data
kategori dapat dijelaskan dengan angka atau nilai jumlah data persentase setiap
kelompok.
65
Tabel 3.5
Baik 21 67.7
Kurang 10 32.3
Total 31 100
Tabel 3.4
Lambat 20 64.5
Total 31 100
cepat ada 11 orang (35.5%), yang memiliki response time lambat sebanyak
20 orang (64,5%).
2. Analisa Bivariat
Tabel 3.6
Response Time
Pengetahuan Cepat Lambat Total P
Perawat
(n) (%) (n) (%) (n) (%)
yang memiliki response time cepat yaitu sebanyak 8 orang (25,8%) sedangkan
expected count < 5 dan nilai Fisher’s Exact Test p = 1.000 diperoleh nilai p
>ɑ (0.05). Sehingga dapat disimpulkan Hipotesa Null (𝐻0 ) yang berarti tidak
A. Pembahasan
count < 5 dan nilai Fisher’s Exact Test p = 1.000 diperoleh nilai p >ɑ (0.05).
Sehingga dapat disimpulkan Ha ditolak, Hipotesa Null (𝐻0 ) diterima yang berarti
Dari data yang diperoleh tingkat pengetahuan baik yang memiliki response
time cepat yaitu sebanyak 8 orang (25,8%) sedangkan pengetahuan baik yang
response timenya cepat yaitu 3 orang (9,7%). Sedangkan yang memiliki tingkat
pengetahuan penanganan gawat darurat bisa didapat dari berbagai seminar ataupun
media informasi yang sudah berkembang saat ini. Hal ini didukung oleh
pernyataan Irmayanti et all (2007) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
bantuan pelayanan gawat darurat petugas harus mempunyai unsur kesiapan, antara
lain adalah kesiapan pengetahuan dan keterampilan karena erat kaitannya dengan
disebut juga sebagai perawat professional pemula yang sudah memiliki sikap
baik dan terdapat 10 orang (32.3%) yang memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang. Yang dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perawat memiliki tingkat
gawat darurat di ruang triage, karena salah satu peran perawat adalah sebagai
kurang dari 5 menit Urgent itu ada toleransi lebih dan sebisa mungkin harus
Darurat Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa pasien gawat darurat harus
terlayani paling lama 5 (lima) menit setelah sampai di gawat darurat, begitu juga
memiliki response time cepat ada 11 orang (35.5%), yang memiliki response time
lambat sebanyak 20 orang (64,5%). Yang dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
perawat IGD masih memiliki response time yang lambat yaitu lebih dari 5 menit.
Dari hasil penelitan di atas, dan keadaan ini menunjukkan belum terpenuhinya
standar IGD sesuai Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2009 bahwa indicator
response time di IGD adalah ≤5 menit. Response time (waktu tangap) dari perawat
pada penanganan pasien gawat darurat yang memanjang dapat menurunkan usaha
penyelamatan pasien.
Maatilu, dkk (2014). Hasil analisis chi square tentang faktor-fktor yang
perawat pada penanganan gawat darurat. Begitupun dengan penelitian Amelia, dkk
perawat dengan response time yang dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara pengetahuan perawat dengan response time pada penanganan pasien IGD.
response time perawat pada penanganan gawat darurat. Begitupun dengan hasil
penelitian Hartati, dkk (2016). Hasil uji chi square yang didapatkan bahwa tidak
ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan response time perawat
pada penanganan gawat darurat. tentang response time sangat penting untuk
ditolak, Hipotesa Nol (𝐻0 ) diterima yang berarti tidak ada Hubungan Tingkat
Wisata UIT. Hal ini dapat dilihat karena dalam menilai tingkat pengetahuan atau
keterampilan seseorang yaitu tentang response time perawat, tidak dapat dilihat
dari tingkat pendidikan seseorang. Hal ini terbukti dari hasil penelitian bahwa
lebih banyak tingkat pendidikan DIII dari pada S1 Ners yang memiliki tingkat
yang sudah dimiliki sehingga sampai saat ini pelayanan di IGD RSU. Wisata UIT
masih tetap berjalan. Ada beberapa faktor yang dapat mendukung pengetahuan
response time, dapat pula didapatkan melalui pengalaman kerja yang didapatkan
72
selama bekerja di IGD. Pengalaman dapat dialami sendiri oleh seseorang secara
langsung, dari pengalaman itu seseorang dapat mengetahui hal-hal baru saat
tersebut. Hal ini didukung oleh pernyataan Irmayanti (2007) bahwa ada beberapa
Oleh Karena itu selain pengetahuan yang tetap harus dimiliki oleh perawat,
pelayanan di Instalasi Gawat Darurat RSU. Wisata UIT Makassar karena langsung
kecacatan atau kematian pasien semakin rendah, sehingga perawat yang bekerja di
IGD harus lebih meningkatkan response time yang didukung oleh fasilitas yang
tersedia.
Namun sebagai perawat, perlu diketahui bahwa dari berbagai masalah yang
dihadapi perawat harus tetap punya komitmen menjadi perawat professional yang
dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang sesuai dengan etik
keperawatan.
B. Keterbatasan penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna karena
antara lain :
73
1. Waktu yang disediakan responden terlalu singkat karena masih harus membagi
2. Sebagian responden tidak hadir sesuai dengan jadwal dinas dan harus bertukar
kembali.
bahwa response time sangat penting diketahui oleh perawat dalam melakukan
pelayanan di IGD.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah masukan untuk dunia
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
kurang.
memiliki response time cepat (≤5 menit) ada 11 orang (35.5%), yang
didapatkan hasil 1 cells (25,0%) dengan expected count < 5 dan nilai
dapat disimpulkan Hipotesa Null (𝐻0 ) yang berarti tidak ada Hubungan
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Tira (2013). Triage keperawatan gawat darurat. Diakses tgl 4 November 2019 dari
www.academia.edu/4293016/TRIAGE_Keperawatan_Gawat_Darurat.
Kepada Yth.
Bapak/Ibu saudara (i) Responden
Di-
Tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan maka saya :
Nama : REZKY HANDAYANI
Nim : 18.01.088
Alamat : Jl. Benteng Somba Opu, No 134 Desa Jenetallasa Kec. Pallangga
Kab. Gowa
Sehubungan dengan hal yang di atas, saya mohon Bapak/ Ibu saudara (i)
dapat meluangkan waktu untuk menjawab pernyataan berikut ini dengan jujur dan
benar. Pendapat atau jawaban yang Bapak/ Ibu berikan akan saya jamin
kerahasiannya. Bapak/ Ibu saudara (i) berhak untuk menyetujui atau menolak
menjawab pertanyaan ini. Apabila setuju, Bapak/ Ibu saudara (i) dipersilahkan
untuk menandatangani surat persetujuan yang tersedia.
Atas partisipasinya dan kebijakannya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya
Peneliti
lxxx
A. Karakteristik Perawat
Nama / Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
B. Lembar Observasi
NO Waktu Tanggap
Kecepatan Selisih Kategori Pasien Kategori Kecepatan
Waktu
Waktu Waktu P1 P2 P3 P1 P2 P
pasien Response 3
Cepat Tidak Cepat Tidak Cepat Tidak
turun dari Time dari (≤0Menit) Cepat (≤30Menit) Cepat (≤60Menit) Cepat
kendaraan petugas (>0Menit) (>30Menit) (>60Menit
Instalasi
Gawat
Darurat
1
2
3
4
5
10
lxxxi
A. KarakteristikPerawat
Nama / Inisial :
Umur :
JenisKelamin :
Pendidikan :