Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Listrik sangat berguna baik dalam pemenuhan kebutuhan rumah


tangga ataupun kebutuhan dunia industri. Kebutuhan listrik dari tahun
ke tahun semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk. Maka dibangunlah pembangkit-pembangkit energi listrik
sehingga terpenuhi kebutuhan listrik dalam negeri. Tentu saja
pembangkit listrik mempunyai peran yang sangat besar pada semua
sektor kehidupan masyarakat sehingga keberadaannya menjadi sangat
penting.

Salah satu komponen yang sangat penting peranannya dalam


sistem pembangkit lsitrik adalah generator. Generator merupakan mesin
pembangkit tenaga listrik, pembangkitan diperoleh dengan menerima
tenaga mekanis dan diubahnya menjadi tenaga listrik. Adanya gangguan
pada steam turbin generator dapat mengganggu operasi dari sistem
pembangkit tenaga listrik. Oleh sebab itu, dalam suatu steam turbin
generator pada pusat pembangkit tentu dilengkapi dengan alat proteksi
yang dapat melindungi steam turbin generator supaya bisa terhindar
dari gangguan yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah dengan
menggunakan Relay proteksi menggunakan Relay Siemens 7UM622.
Relai proteksi memastikan pengoperasian pembangkit listrik yang
berkelanjutan, Baik itu gangguan pembumian, hubung singkat, kelebihan
beban, tegangan lebih, frekuensi berlebih, atau kondisi asinkron kurang
frekuensi.

Dengan alasan ini penulis membuat Laporan Kerja Praktek dengan Judul :

“OVER VOLTAGE PADA STEAM TURBINE GENERATOR UPDK


KERAMASAN MENGGUNAKAN RELAY SIEMENS 7UM622”

1
1.2 Rumusun Masalah

1. Apa Saja gangguan yang sering terjadi pada Steam Turbine Generator

2. Fungsi Relay Siemens 7UM622 pada Steam Turbine Generator .

3. Prinsip Kerja Relay Siemens 7UM622 pada saat Steam Turbine


Generator mengalami Tegangan berlebih .

1.3 Tujuan & Mamfaat

1.3.1 Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja Praktek di PT PLN


(persero) UPDK KERAMASAN adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengaplikasikan ilmu teori yang diberikan pada saat


perkuliahan ke dunia kerja

2. Untuk menambah wawasan dibidang tenaga kelistrikan terutama di


bagian pembangkit Listrik

3. Dapat menambah pengalaman dan Mengaplikasikan sisitem K3 dalam


bekerja di lapangan

1.3.2 Adapun Manfaat dari pelaksanaan kerja praktek di PT PLN


(persero) UPDK KERAMASAN adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui limit / batasan Tegangan Pada Steam Turbine


Generator

2. Dapat mengetahui cara kerja Sistem Proteksi pada Steam turbine


Generator pada saat over voltage

3. Dapat mengetahui Pengoperasian panel panel pada Relay Siemens


7UM622 pada saat generator mengalami Over Voltage

2
1.4 Batasan Masalah

Pada laporan kerja praktek ini , penulis hanya akan membahas :

a. Membahas fungsi komponen pada Relay Siemens 7UM622

b. Membahas apa saja yang harus diperhatikan /indikator adanya


gangguan kerusakan pada Steam Turbine Generator Melalui panel
Relay Siemens 7UM622

c. Membahas cara mengatasi jika Steam Turbine Generator


Mengalami Over Voltage (tegangan berlebih)

1.5 Metode Penulisan

Dalam penulisan kerja praktek ini penulis menggunakan metode


metode sebagai berikut :

a. Metode Observasi Lapangan Kerja

Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data dilapangan


kemudian melakukan pengamatan dilapangan dan melihat
langsung over voltage pada Steam Turbine Generator melalui
Panel Relay Siemens 7UM622.

b. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara bertanya secara langsung


kepada pembimbing dilapangan yang berada di ULPL
KERAMASAN dan teknisi lapangan yang berada di ILPL
KERAMASAN serta pihak pihak lain yang terkait sesuai bidangnya
untuk membantu penyusunan laporan ini.

c. Metode Literatur

Metode ini dilakukan dengan cara membaca, memahami dan


mempelajari buku-buku , Diktat , Jurnal dan Website di Internet
yang berkaitan dengan laporan ini.

3
1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah , rumusan


masalah, mamfaat dan tujuan , batasan masalah , metode penulisan yang
telah dilakukan dan sistematika penulisan laporan kerja praktek ini .

BAB II TINJAUAN UMUM

Bab ini membahas mengenai Profil perusahaan , visi , misi ,


motto , makna logo PT.PLN , tata nilai dan budaya perusahaan , struktur
organisasi dan proses bisnis unit dari PT. PLN.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka berdasarkan teori


yang terdapat dari berbagai sumber terkait yang mendukung secara
teoritis sesuai dengan judul yang telah ditentukan dalam penyusunan
laporan ini.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan data serta hasil yang telah diperoleh dengan
pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan di ULPL KERAMASAN
khususnya mengenai Over Voltage pada Steam Turbine Generator
menggunakan Relay Siemens 7UM622

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kerja Praktek ini dilaksanaan dari tanggal 26 April 2021 s/d 26 MEI

2021 dengan tambahan waktu sebanyak 14 hari untuk pengambilan data

tambahan serta pembuatan laporan yang dilaksanakan di PT. PLN

(PERSERO) Sektor Pengandalian dan Pembangkitan Keramasan.

4
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Perusahaan

PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel atau disebut juga


dengan PLN KITSBS dibentuk pada tahun 2004 sebagai hasil re-
organisasi PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera
Bagian Selatan yang didirikan pada tahun 1997.
Tujuan pembentukan KITSBS sesuai Keputusan Direksi Nomor
177.K/010/DIR/2004 tanggal 24 Agustus 2004 adalah untuk
meningkatkan efektifitas pembangkitan di wilayah Sumatera Bagian
Selatan serta mengantisipasi perkembangan sistem penyaluran
ketenagalistrikan Sumatera sebagai upaya peningkatan pelayanan, mutu
dan keandalan tenaga listrik di Sumatera. Di bawah PLN Direktorat
Operasi Jawa Bali Sumatera, saat ini KITSBS memiliki 9 (sembilan) unit
kerja Sektor Pembangkitan dengan 19 (sembilan belas) lokasi Pusat
Listrik yang tersebar di propinsi Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu,
Jambi dan Sumatera Barat. 
PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan merupakan
bagian dari lingkup kerja PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel
yang berfokus pada pengolahan sumber daya alam menjadi  energi listrik
dengan memanfaatkan Unit-Unit Pembangkit listrik yang tersebar di
beberapa wilayah kota Palembang dan sekitarnya.

5
2.2 Sejarah dan Perkembangan PT. Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian
Pembangkitan Keramasan

Pembentukan PLN Sektor Keramasan dilaksanakan pada tanggal 1


Januari 1975, yaitu setelah selesainnya pembangunan dan trial operasi
PLTU unit I dan unit II.  Pembangunan PLN Sektor Keramasan pada
mulanya diawali dengan perencanaan pembangunan unit PLTU
Keramasan yaitu pada tahun 1962, dimana pada saat itu kemampuan
dari PLTD Boom Baru (di bawah pengelolaan PLN Cabang Palembang)
tidak dapat lagi memenuhi permintaan tenaga listrik untuk para
konsumen.

Pada tahun 1963 dimulai dengan pelaksanaan pembangunan


berupa penyediaan tanah, penimbunan rawa-rawa dan penyediaan
tempat penampungan bahan baku yang didatangkan dari Yoguslavia. 
Pada tahun 1964 – 1968, kegiatan pembangunan mengalami
keterlambatan, akibat tidak tersedianya dana pembangunan.

       Setelah ditetapkannya proyek Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)


keramasan sebagai salah satu bagian dari proyek Pembangunan Lima
Tahun (Pelita) I Nasional (1 April 1969) tahap demi tahap dilanjutkan
pembangkitan sampai tahun 1974.  Dalam usaha mempertinggi
kehandalan pembangkitan, maka pada tahun 1968 dimulai
pengembangan Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) unit I yang terletak di
Boom Baru, kemudian pada tahun 1975 dibangun Pusat Listrik Tenaga
Gas (PLTG) unit II di Keramasan dan tahun 1979 PLTG unit III yang juga
terletak di keramasan.
Berikut ini adalah Pusat Listrik yang dikelola oleh sektor
keramasan pada mulanya yaitu:
1.    Pusat Listrik Tenaga Diesel Boom Baru unit I beroperasi tahun 1962
2.    Pusat Listrik Tenaga Gas Boom Baru unit II beroperasi tahun 1967
3.    Pusat Listrik Tenaga Uap Keramasan unit I dan II beroperasi tahun 1974
4.    Pusat Listrik Tenaga Gas unit I beroperasi tahun 1976
5.    Pusat Listrik Tenaga Gas unit II beroperasi tahun 1979
6.    Pusat Listrik Tenaga Gas unit III beroperasi tahun 1983
7.    Pusat Listrik Tenaga Diesel unit I dan unit II Sungai Juaro beroperasi
tahun 1987
8.    Pusat Listrik Tenaga Gas Truck Mounted Jakabaring beroperasi tahun
2013

6
9.    Pusat Listrik Tenaga Gas/Uap (Combine Cycle) Keramasan tahun 2014

Pada 1 Januari 1975, mantan presiden Soeharto


meresmikan Trial Operation PLTU Unit 1 dan 2 Keramasan Palembang
yang merupakan bagian dari unit kerja PT. Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Pengendalian dan Pembangkitan Sumbagsel yang
mengemban tugas melaksanakan penyedian dan pelayanan tenaga
listrik di Sumbagsel, khususnya di Kotamadya Palembang dengan
sistem interkoneksi 70 KV. Tetapi sistem interkoneksi tersebut
belum memenuhi kebutuhan listrik di Kotamadya Palembang sehingga
pada tahun 1979 dibangun Pembangkit Listrik

Tenaga Gas (PLTG) Unit III di Keramasan dengan kapasitas 14,5 MW.
Setelah pembangunan dan uji coba operasi PLTU unit 1 dan unit 2
selesai dilaksnakan, maka dibentuk satuan organisasi dengan nama
PLN Sektor Pembangkitan Keramasan di bawah pengendalian Perum PLN
Wilayah IV Palembang, dengan wilayah kerja Sumatera Selatan,
Jambi dan Bengkulu. Selanjutnya sejak tanggal 9 Agustus 1996, PLN
Sektor Keramasan berada di bawah PT. PLN (Persero) Pembangkitan
dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan dengan nama PT. PLN (Persero)
Kitlur Sumbagsel Sektor Keramasan.Sejalan dengan bertambahnya
kebutuhan energi listrik di Sumbagsel, PT. Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Sektor Keramasan mulai membangun sektor pembangkit
listrik lainnya di wilayah Sumbagsel. Pada tahun 2002, didirikan
Pembangkit Listrik Tenaga Gas 1 Indralaya yang saat ini dibawah
manajemen PT. Indonesia Power.

Tahun 2002, didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas


(PLTG) Unit IIndralaya yang dibawah manajemen PT. Indonesia
Power. Tahun 2005 PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan
Keramasan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Unit II
Indralaya yang langsung berada dibawah manajemen Sektor Keramasan.

Pada tahun 2005, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)


Sektor Keramasan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas II
Indralaya yanglangsung berada dibawah manajemen Sektor Keramasan.

Sekitar tahun 2006, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)


berencana untuk membangun pembangkit listrik yang menerapkan
prinsip siklus kombinasi Brayton dan Rankine Tujuan penggunaan
siklus kombinasi adalah untuk memanfaatkan panas buang dari
siklus Brayton yang dimanfaatkan untuk pemanasan awal
pembuatan steamsehingga konsumsi bahan bakar lebih ekonomis.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Indralaya diharapkan dapat
mengimbangi peningkatan kebutuhan listrik di Sumbagsel. Maka,
pada tahun 2008 dilakukan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Gas
dan Uap Indralaya.

Pada tanggal 22 Maret 2011 dilakukan penandatanganan


kontrak pembangunan PLTGU Unit I dan Unit II Sektor Keramasan
7
Palembang, PT. PLN (Persero) bekerjasama dengan Marubeni Corp
sebagai kontraktor dengan nilai kontrak yang mencapai Rp.
98.208.800.000 (sembilan puluh delapan miliar dua ratus delapan juta
delapan ratus ribu rupiah). Hal ini bertujuan untuk menggantikan
peran PLTU unit I dan II Keramasan yang akan berhenti beroperasi,
sehingga kebutuhan energi listrik di Sumbagsel sebesar 1.320.163,15
MW dapat terpenuhi

Sekitar tahun 2012, PT. Perusahaan Listrik Negara Persero


Keramasan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap.
Pada tanggal 10 Februari 2014 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
diresmikan dan dioperasikan untuk pertama kalinya. Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Uap Sektor Keramasan diharapkan dapat
mengimbangi peningkatan kebutuhan listrik di daerah
Sumbagsel.

Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas


pengelolaan tenaga listrik dikawasan Sumatera maka Direksi PT.
PLN (Persero) menetapkan kebijakan untuk melakukan
restrukturisasi organisasi pengelola kelistrikan dikawasan pulau
Sumatera yang saat ini dilaksanakan oleh PT. PLN (persero) wilayah III
dan IV dengan membentuk unit Organisasi Pembangkitan Sumatera
Bagian Selatan berdasarkan keputusan direksi PT. PLN (Persero)
No. 177.K/010./DIR/2004 tanggal 24 Agustus 2004. Tujuan pokok
kantor Induk PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian
Selatan adalah mengusahakan pembangkitan dan penyedian listrik
dalam jumlah yang memadai serta melakukan usaha sesuai dengan
kaidah ekonomi yang sehat, memperhatikan kepentingan stake
holder serta meningkatkan kepuasan pelanggan.

Wilayah kerja kantor induk PT. PLN (Persero)


Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan meliputi 9 Sektor Pembangkitan
yaitu :

1. Sektor PengendalianPembangkitan Bengkulu, mulai beroperasi tahun


1972
2. Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasanmulai beroperasi tahun
1975
3. Sektor Pengendalian Pembangkitan Bukit Tinggimulai beroperasi
tahun 1977
4. Sektor Pembangkitan Bukit Asam, mulai beroperasi tahun 1987
5. Sektor Pengendalian Pembangkitan Ombilin mulai beroperasi tahun
1996
6. Sektor Pengendalian Pembangkitan Bandar lampung mulai beroperasi
tahun2001
7. Sektor Pembangkitan Tarahan mulai beroperasi tahun 2007
8.Sektor PengendalianPembangkitan Jambi mulai beroperasi tahun 2009
9.Sektor Pembangkitan Teluk Sirih, mulai beroperasi tahun 2014.

8
Adapun pembangkit yang beroperasi pada PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel Sektor Dalkit Keramasan dapat dilihat pada
tabel 1.
Jumlah Kapasitas Bahan Mulai
Pembangkit Listrik
Unit Daya Bakar Beroperasi

PLTU Keramasan 2 12,5 MW Gas 1974

PLTG Wescan 11,75 1976 (unit 1);


2 Gas
Keramasan MW 1978 (unit 2)

PLTG Alshtom 21,35


1 Gas 1976
Keramasan MW

PLTGU Keramasan 2 80 MW Gas 2013

Tabel 2.1. Pembangkit Listrik PT.PLN (Persero) Sektor Dalkit Keramasan

2.3 Visi, Misi dan Makna Logo PT. PLN (persero)


2.3.1 Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang,


unggul,dan percaya dengan bertumpu pada potensi insan.
2.3.2 MISI
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait , berorientasi
pada kepuasan pelanggan , anggota perusahaan dan pemegang saham.
• Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk menigkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
• Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.

2.3.3.Tata Nilai PLN


Tata Nilai PLN adalah AKHLAK. AKHLAK merupakan akronim dari:

1. AMANAH : Memegang teguh kepercayaan yang diberikan


2. KOMPETEN : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
3. HARMONIS : Saling peduli dan menghargai perbedaan
4. LOYAL : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara
9
5. ADAPTIF : Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan
ataupun menghadapi perubahan

6. KOLABORATIF : Membangun kerjasama yang sinergis

2.3.4 Makna Logo PLN

A. Bentuk Lambang

Gambar 2.1 Bentuk Lambang PLN

Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang


digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan
Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1
Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik
Negara.

B. Element-element Dasar Lambang

1. Bidang Persegi

Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang Vertikal

Panjang Vertikal Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen


lambang lalnnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan
wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna
10
kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN
bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan
masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala
yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Gambar 2.3 petir atau kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya


sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu
petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero)
dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya
yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta
tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembangan jaman.

3. Tiga Gelombang

Gambar 2.4 Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,
penyaluran dan distribusiyang seiring sejalan dengan kerja keras para
insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi
pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan
(sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam
kehidupan manusia.

11
2.4 Lokasi dan Tata Letak Pabrik
PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sektor Dalkit Keramasan
berlokasi di Jalan Abi Kusno Cokrosuyoso No.24 Kelurahan Kemang
Agung, Kertapati, Palembang. Lokasi perusahaan berada ± 6 Km dari
pusat kota dan berada di sebelah selatan Sungai Musi. Bila ditinjau dari
tata letak PT. PLN (Persero) Sektor Dalkit Keramasan berada disebelah
timur Sungai Keramasan. Dilihat dari depan unit Pembangkit Listik
Tenaga Uap (PLTU) berada ± 100 M dari pos keamanan, dimana sebelah
kanan Unit PLTU berhadapan dengan 3 unit Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG) dan berada di bagian belakang gedung administrasi dan
terdapat 2 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
Keramasan yang berada di sebelah kanan ruang operator.
Gambar Lokasi PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan
Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan dapat dilihat
pada Gambar 2.5 & 2.6

12
PT. PLN
(Persero) Sektor
Pengendalian
Pembangkitan
Keramasan
Sumatera Selatan

Gambar 2.5 Peta Geografis PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian


Pembangkitan Keramasan Sumatera Selatan.
(https://www.google.co.id/maps/dir/''/PT+PLN+(Persero)
+Sektor+Dalkit+Keramasan,+Jl.+Abi+Kusno+Cokro+Suyoso,
+Kemang+Agung,+Kertapati,+Palembang+City,+South+Sumatra+30146).

13
Gambar 2.6 Denah Lokasi PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian
Pembangkitan Keramasan.(PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian
Pembangkitan Keramasan,

2.5 Produk
Produk yang dihasilkan dari PLTGU PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan mempunyai 2
unit PLTGU yang menghasilkan listrik 40 MW per unit yang dihasilkan
sebesar ± 27 MW dan generator turbin uap sebesar ± 13 MW.
Berdasarkan total daya generator turbin gas dan turbin uap, daya sebesar
2 MW untuk satu unitnya dikonsumsi PT. PLN (Persero) Pengendalian
Pembangkitan Keramasan, sedangkan sisa total daya sebesar 76 MW
dipasarkan ke masyarakat. Kemudian Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG) Unit III di Keramasan mengahsilkan listrik dengan kapasitas 14,5
MW.

2.6 Sistem Pemasaran


PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel
Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan merupakan perusahaan
yang menjalankan usaha komersial dalam bidang pembangkitan tenaga
14
listrik. Tegangan yang dihasilkan generator yang berasal dari
pembangkitan Sektor Keramasan yang menyalurkan listrik sebesar 150
KV menuju ke UPT (Unit Penyalur Transmisi). UPT adalah gardu induk di
unit – unit pembangkit yang terdiri dari Pembangkit Sektor Keramasan,
PLTU Bukit Asam, PLTU Tarahan, PLTU Ombilin. Arus dan tegangan listrik
yang dihasilkan oleh pembangkit Sektor Keramasan bagian pertama
terlebih dahulu disalurkan ke kota Palembang sebesar 70 KV dan bagian
kedua aliran listrik juga di distribusikan ke plant Sumatera seperti Banda
Aceh, Medan, Jambi, Lampung sebesar 11,5 KV. Saluran 70 KV di kota
Palembang menginterkoneksikan antara pembangkit tenaga listrik yang
ada di Boom Baru, Sungai Juaro dan Keramasan. Sistem interkoneksi
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan listrik setiap sektor apabila
terdapat gangguan ataupun ketika dilakukan pemeliharan. Tegangan 70
KV didapat dengan menaikkan tegangan pada pusat pembangkit melalui
Step Up Transformer lalu disalurkan melalui saluran transmisi ke gardu-
gardu induk. Pada gardu induk tegangan 70 KV diturunkan menjadi 20
KV melalui Step Down Transformer yang akan disalurkan ke distributor.
Selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah masyarakat dengan
menurunkan tegangannya menjadi 220-380 V.

Pembangkit Transmisi
Listrik

Distribusi Masyarakat

Gambar 2.7 Pemasaran di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor


Keramasan

2.7 Struktur Organisasi


Struktur organisasi adalah suatu gambaran yang memperlihatkan
aspek-aspek yang penting dari organisasi. Struktur organisasi dibentuk
dengan tujuan untuk menciptakan koordinasi dan komunikasi dalam
kerja sama yang baik antara para karyawan dalam suatu perusahaan
sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai.

15
PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor
Pengendalian Pembangkitan Keramasan Unit PLTGU (Pembangkit Listrik
Tenaga Gas dan Uap) dilengkapi dengan perangkat kerja yang disusun
dalam satu susunan organisasi line and staff, dimana pimpinan tertinggi
dipimpin oleh Manajer Sektor yang membawahi Senior Specialist II/
Assistant Analyst Quality Assurance, Senior Specialist II/ Analyst/ Assistant
Analyst Kinerja, Senior Specialist II/ Analyst/ Assistant Analyst Manajemen
Risiko, Asisten Manajer Engineering, Asisten Manajer Operasi dan
Pemeliharaan dan Asisten Manajer SDM (Sumber Daya Manusia) dan
Administrasi, Supervisor SDM dan Umum, Supervisor Keuangan,
Supervisor Logistik dan langsung membawahi seluruh Manajer-manajer
Pusat Listrik yaitu Manajer Pembangkit Listrik Tenaga Diesel/
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Merah Mata, Manajer PLTGU Indralaya
dan Manajer PLTGU Keramasan.

Adapun tugas pokok dari pimpinan-pimpinan PT. PLN Pembangkitan


Sektor Pengendalian dan Pembangkitan Keramasan, sebagai berikut:

1. Manajer Sektor

a. Mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan dan


LKAO tahunan PLN Sektor sebagai pedoman pelaksanaan
program kerja
tahun berjalan.
b. Menetapkan anggaran O/M kepada Manajer Pusat Listrik.
c. Menetapkan target kinerja operasi masing-masing Manajer
Pusat
Listrik.
d. Memutuskan dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan
strategis dalam rangka pencapaian sasaran program kerja
LKAO dan terget
kinerja unit.
e. Membina dan mengendalikan tata kelola operasi dan
pemeliharaan pembangkit, Operational Performance
Improvement (OPI), pengadaan dan pemakaian material (spare
part, bahan bakar, pelumas, bahan kimia, material konsumabel)
dan jasa pekerjaan, cashflow, emolumen pegawai,
pemberdayaan SDM dan penegakan peraturan

16
disiplin pegawai.
f. Memotivasi pelaksanaan pengawasan melekat dalam
implementasi bisnis proses dibagian operasi, pemeliharaan,
dan enjinering (serta
administrasi pusat-pusat listrik).
g. Melakukan pembinaan, pengawasan dan penyempurnaan
penerapan sistem kualitas proses bisnis, sistem keselamatan
dan kesehatan kerja serta lingkungan secara
berkesinambungan untuk memastikan
terciptanya iklim dan kualitas kerja yang kondusif.
h. Menyampaikan laporan realisasi kinerja untuk
pertanggungjawaban
pencapaian realisasi target kinerja dan upaya perbaikan.
i. Mengupayakan peningkatan efisiensi dan keandalan serta
mendorong
terlaksananya inovasi secara berkesinambungan.
j. Mengelola kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) sesuai
dengan aturan yang berlaku.

2. Senior Specialist II/ Assistant Analyst Quality Assurance


Membantu manajer sektor dalam melaksanakan program kerja
pengendalian dan supervisi manajemen keuangan, manajemen
teknik, manajemen SDM, dan manajemen terpadu sesuai
program kerja
perusahaan.
a Mengusulkan langkah perbaikan yang menyangkut
supervise
manajemen keuangan, manajemen teknik, dan manajemen SDM
sesuai program kerja perusahaan.
b Membuat rekomendasi menyangkut proses manajemen
dan
operasional.
c Memberikan masukan dan saran dalam pelaksanaan mitigasi
resiko
(Risk Assesment).

3. Senior Specialist II/ Analyst/ Assistant Analyst Kinerja


a. Menyusun road map kinerja, serta mengevaluasi dan
melaksanakan upaya-upaya pencapaian kinerja sebagai bahan
pertimbangan pengambilan keputusan manajemen untuk
mencapai target sesuai
17
kontrak manajemen.
b. Menilai Kinerja Unit secara periodik.
c. Menyusun LM (Laporan Manajemen) dan LPTK (Laporan
Penilaian
Tingkat Kinerja) unit pembangkitan secara periodik.
d. Melaksanakan kinerja bidang dalam proses penginputan data
QPR
(Quick Performance Result).

e. Menyusun langkah perbaikan dan monitoring pencapaian


kinerja unit.
f. Menyusun laporan OEE (Overall Eficiency Effectivitness).
4. Senior Specialist II/ Analyst/ Assistant Analyst Manajemen Risiko
a. Menyusun identifikasi risiko.
b. Menganalisa dan menentukan level risiko.
c. Menjalankan program mitigasi risiko.
d. Memberikan masukan dan saran dalam pelaksanaan mitigasi
risiko
(Risk Assesment).

e. Menyusun laporan sesuai bidang tugasnya.


d

5. Asisten Manajer Engineering


Asisten Manajer Engineering memiliki tanggung jawab dan wewenang
untuk:
a. Mengkoordinasikan, menganalisa, dan mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan SERP (System Equipment
Reability Prioritization) dan
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) peralatan pembangkit.

b. Mengkoordinasikan, menganalisa, dan mengevaluasi RCFA (Root


Cause Failure Analysis) pembangkit.

c. Mengkoordinasikan, menganalisa, dan mengevaluasi kegiatan dan


rekomendasi PdM (Predictive Maintenance) peralatan pembangkit.

d. Melaksanakan kegiatan Reverse dan Rekayasa Engineering.


e. Mengevaluasi kelayakan karya inovasi pegawai/tim kerja.
f. Melaksanakan assessment kesehatan peralatan pembangkit dan
membuat rekomendasi pemulihan/penyehatan pembangkit.
g. Mengkoordinasikan, merencanakan, dan mengevaluasi
kegiatan teknologi informasi, meliputi pemeliharaan
data informasi, pemeliharaan infrastruktur, keamanan
informasi, dan pelayanan
18
kebutuhan user.
h. Mengkoordinir penyusunan PRK (Program Rencana Kerja) bidang
engineering.

i. Membina bawahan yang menjadi kewenangannya.


j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai dengan
kewenangan dan lingkup kerjanya,
k. Mengkoordinir pendelegasian OPI.
l. Menyusun Anggaran Investasi dan Operasi.
6. Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan
Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan memiliki tanggung jawab dan
berwewenang untuk:
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasi dan
pemeliharaan.

b. Mengawasi manajemen outage.


c. Melakukan pengembangan, pembinaan serta penilaian
bawahan dibidangnya untuk meningkatkan kompetensi, kinerja
dan motivasi
kerja.
d. Mengelola pemeliharaan preventif, korektif, re-engineering
dan OH
(Operation Head), termasuk ketersediaan tools.

e. Membuat berita acara transfer energi.


7. Asisten Manajer Keuangan, SDM dan Admistrasi
Asisten Manajer SDM dan Administrasi memiliki tanggung jawab
dan
wewenang untuk :
a. Mengkoordinasikan penyusunan dan evaluasi RKAP (Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan) bidang SDM dan Administrasi
untuk
persiapan RKAP tahun berikutnya.
b. Mengendalikan proses kesekretarian, sarana dan prasarana
kantor serta keamanan di lingkungan kerja untuk tercapainya
tertib
administrasi, keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja.
c. Mengawasi pelaksanaan penghitungan gaji dan emolument
pegawai, data disiplin pegawai dan usulan serta pelaksanaan
Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) untuk memastikan seluruh
operasional kepegawaian dan Diklat terdata dengan benar,
akurat, tepat waktu sesuai dengan
19
sistem administrasi perusahaan.
d. Memonitor dan mengawasi kegiatan anggaran dan keuangan
serta pencatatan transaksi guna memastikan seluruh transaksi
keuangan diproses/dicatat dengan benar, akurat, tepat
waktu sesuai dengan
akuntansi perusahaan.
e. Memonitor persediaan logistik untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan serta mencapai tertib logistik sesuai dengan aturan
yang
telah ditetapkan perusahaan.
f. Memonitor dan mengevaluasi pengiriman BBM (Bahan Bakar
Minyak) dari pihak ketiga dan pemakaian BBM.
g. Membuat laporan mengenai SDM, keuangan, K3 (Keselamatan
Kesehatan Kerja) serta logistik sebagai bahan masukan
manajemen untuk mengambil keputusan lebih lanjut.

h. Melakukan pengembangan SDM melalui mutasi,


pembinaan kompetensi dan karir serta penilaian bawahan
dibidangnya untuk
meningkatkan kompetensi, kinerja, dan motivasi kerja.
i. Mengevaluasi dan menandatangani data pembayaran
biaya pemeriksaan dan pengobatan Pegawai/Pensiunan,
bantuan kacamata
bagi pegawai/pensiunan sesuai ketentuan.
j. Mengevaluasi dan pengendalian kontrak kerja dengan pihak
ketiga
sesuai permintaan dari bidang/fungsi.
k. Mengelola kehumasan untuk membangun komunikasi yang
efektif
dengan pihak-pihak terkait.
l. Mengendalikan dan menjaga keamanan/keutuhan aset
perusahaan
untuk kelancaran operasional perusahaan.
m. Menganalisis, mengevaluasi serta koordinasi mengenai
seluruh kegiatan yang terkait dengan pencapaian kinerja yang
terkait dengan
bidang tugasnya.
n. Membina dan melaksanakan program konseling untuk
pembinaan
pegawai.
8. Supervisor SDM dan Umum
20
a. Melakukan perencanaan terhadap kegiatan kesekretariatan dan
rumah tangga kantor, pemeliharaan kendaraan dinas, serta
pengadaan fasilitas
kantor.
b. Mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan pemeliharaan
fasilitas kantor, yang menyangkut sarana dan prasarana, serta
mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu guna menjaga
tersedianya fasilitas yang mampu mendukung terlaksananya
kegiatan kantor, baik itu perbaikan terhadap fasilitas yang telah
ada maupun pengadaan
fasilitas baru untuk mengganti sarana dan prasarana yang telah
rusak.
c. Mengelola kehumasan untuk membangun komunikasi yang
efektif
dengan pihak-pihak terkait.
d. Memeriksa penyusunan daftar gaji dan emolument serta pajak.
e. Mengawasi dan menegakkan disiplin pegawai,
memonitor pelaksanaan diklat.

f. Memonitor penyusunan usulan pembinaan kompetensi dan


karir, rotasi, mutasi, penilaian pegawai dan struktur organisasi
serta job description agar dapat dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan
perusahaan.
g. Mengatur pelaksanaan pembuatan SK (Surat Keputusan).
h. Melakukan pengembangan, pembinaan serta penilaian
bawahan
dibidang Kepegawaian dan Diklat untuk peningkatan kinerja.
i. Melakukan perencanaan terhadap kegiatan K3 dan Keamanan
dan mengusulkan anggaran pembiayaan kegiatan K3 dan
keamanan untuk
menciptakan keselamatan, keamanan dan ketertiban dalam
bekerja.
j. Mengawasi kegiatan K3 sehingga adanya keselamatan dalam
bekerja
dan tidak terjadinya gangguan keamanan diwilayah kerja PLN.
k. Melaporkan hasil kerja per waktu tertentu berkaitan dengan
pelaksanaan tugas Sekretariat dan Umum, administrasi SDM,
K3 & Keamanan yang disampaikan langsung kepada Asisten
Manajer SDM,

21
Keuangan & Administrasi.
9. Supervisor Keuangan
a. Mengelola dan mengendalikan penyusunan RKAP (Rencana
Kerja
dan Anggaran), SKI (Surat Kuasa Investasi), SKO (Surat
Keputusan Otorisasi) dan realisasi anggaran.
b. Mengevaluasi data biaya dan pendapatan untuk
memudahkan
penyusunan anggaran serta menganalisis realisasi anggaran.
c. Melakukan verifikasi tagihan, bukti-bukti pembayaran, surat-
surat berharga serta menyetujui tagihan tersebut bila sudah
sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
d. Monitoring jaminan / garansi bank.
e. Monitoring persediaan BBM, HU (Harian Umum), PDT
(Portable
Data Terminal), AT (Advanced Technology).

f. Memonitor penyusunan laporan keuangan berkala (triwulan,


semester, tahunan) untuk diinformasikan pada pihak
manajemen dan Kantor
Induk.
g. Menjamin tersedianya likuiditas untuk operasional Perusahaan.
h. Memonitor pelaksanaan pembayaran kepada pihak internal
dan eksternal.

i. Membina bawahan yang menjadi kewenangannya.


j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai
dengan
kewenangan dan lingkup kerjanya.
10. Supervisor Logistik
a. Memonitor proses administrasi barang yang masuk agar sesuai
dengan
spesifikasi.
b. Pembuatan PO (Purchase Order).
c. Memonitor penerimaan, pemakaian dan selisih bahan bakar,
pelumas,
dan material lainnya.
d. Memonitor penerimaan dan pemakaian stock bahan bakar,
pelumas,
dan material lainnya.
e. Momonitor kelancaran tugas tata laksana gudang dan
penerimaan
bahan bakar, pelumas, dan material lainnya.

22
f. Melaksanakan pemeriksaan mutu barang dan jasa agar
kualitas dan
kuantitas sesuai dengan spesifikasi.
g. Menyusun laporan pertanggung jawaban penerimaan dan
pengeluaran bahan bakar, pelumas, dan material lainnya.

11. Manajer Pusat Listrik

Manager Pusat Listrik merupakan pimpinan disetiap pusat listrik,


yaitu Manajer PLTD/PLTG Merah Mata, Manajer PLTGU Indralaya
dan Manajer PLTGU Keramasan. Manajer Unit Pembangkit PLTGU
Keramasan memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk :
h. Menyusun usulan RKAP Pusat Listrik ke kantor sektor
berikut cash
flow kebutuhan perbulan.

i. Menyusun rencana kerja operasi dan pemeliharaan unit


pembangkit.
j. Mengkoordinir operasi dan pemeliharaan pembangkit sesuai
dengan
prosedur / manual books yang berlaku.

k. Mengelola dan mengendalikan anggaran rutin Pusat Listrik dan


administrasi sesuai pagu anggaran yang ditetapkan Kantor
Sektor.
l. Memeriksa dan mengevaluasi laporan pengoperasian,
pemeliharaan
dan administrasi sebagai bahan laporan.
m. Melaksanakan tertib administrasi perbekalan / Tata Usaha
Gudang.
n. Melaporkan realisasi keuangan anggaran rutin dan adminitrasi
Pusat
Listrik.
o. Memantau, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kondisi
lingkungan disekitar pembangkit.
p. Melakukan pembinaan terhadap bawahan yang menjadi
tanggung
jawab dan kewenagannya.
q. Melaksanakan peraturan SMM (System Management Mode),
SML (Sistem Menejemen Lingkungan), SMK3 (Sistem
Menjemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) & KLH
(Kementerian Lingkungan Hidup).

23
Manajer unit pusat listrik dalam kesehariannya dibantu oleh:
a. Supervisor Operasi
Dalam struktur organisasi Supervisor Operasi terdiri dari
Supervisor Operasi A, Supervisor Operasi B, Supervisor Operasi
C, dan Supervisor Operasi D. Tugas Supervisor Operasi adalah
mengawasi dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan
pengoperasian. Masing- masing Supervisor dibantu oleh para
operator agar setiap proses di pabrik berjalan dengan baik.

b. Supervisor/ Engineer/ Technician/ Assistant Engineer/ Assistant


Technician/ Junior Engineer/ Junior Technician Perencanaan dan
Pengendalian Pemeliharaan :
 Merencanakan dan mengendalikan WO (Work Order) sesuai
frame work WPC (Work Planning Control) pada kegiatan
pemeliharaan periodik dan khusus.

 Merencanakan/menyiapkan kebutuhan material, tools,


man power
(Resouce Planning) & Scheduling eksekusi WO.

 Melakukan review, improvement & up date

schedule/skope
predictive maintenance dan tindak lanjut
rekomendasi engineering.

 Mengevaluasi data riwayat pemeliharaan equipment dan


membuat
statistik riwayat pemeliharaan.
 Mengukur dan mengevaluasi secara periodik indikator
utama
pemeliharaan/maintenance mix (jumlah WO, Man Hour,
Cost).

 Malaksanakan dan mengelola management outage.


 Melaksanakan evaluasi hasil pemeliharaan rutin.
c. Supervisor Engineer/ Assistant Engineer/ Junior engineer
lingkungan
dan ketenagalistrikan.
 Mengevaluasi pelaksanaan keselamatan ketenagalistrikan
dan
pengelolaan lingkungan.
 Menyusun laporan realisasi pencapaian target K2
24
(Keselamatan
 Ketenagalistrikan) dan lingkungan hidup.

25
Gambar 2.8 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Sektor
Pengendalian Pembangkitan Keramasan. (PT. PLN (Persero) Sektor
Pengendalian Pembangkitan Keramasan

26
2.8 Manajemen Perusahaan

Tabel 2.2. Sistem Jam Kerja PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan


Keramasan
Waktu Kerja
Jadwal
Lembaga Hari Waktu

07.30 - 16.00
Shift
(Operator CCR/ Operator Senin - Minggu 16.00 - 23.00
Lokal/ Operator WTP)
23.00 - 07.30

Senin - Kamis 07.30 - 16.00


Non Shift
Istirahat 12.00 - 13.00
(Administrasi/ Karyawan
OPHAR/ Karyawan Enginering/ Jum'at 07.30 - 16.00
Karyawan
Sektor/ Pejabat kantor Istirahat 11.30 - 13.00
Sektor/ Pejabat kantor Sabtu Libur
Pembangkit)
Sumber: PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor
Pembangkitan Keramasan, 2016

Sistem kerja yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan

Keramasan Palembang adalah system kerja shift dan non shift, adapun peraturan kerja

yang berlaku di PT. PLN (Persero).

Peraturan Kerja

Adapun peraturan kerja PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan

Palembang yang diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Hak Pegawai

- Memperoleh penghasilan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya

- Melaksanakan cuti apabila telah memenuhi persyaratan.

- Memperoleh perawatan ketika pegawai mengalami kecelakaan dalam

27
menjalankan tugas dan kewajiban

- Memperoleh tunjangan cacat apabila pegawai mengalami kecelakaan

yang mengakibatkan cacat tetap

- Memperoleh pemeliharaan kesehatan beserta keluarganya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Perseroan.

- Memperoleh tunjangan kematian apabila pegawai meninggal dunia

dalam menjalankan tugas dan kewajiban

- Memperoleh bantuan kematian dalam hal pegawai meninggal dunia

- Memperoleh manfaat pension dalam hal pegawai telah memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan

- Memperoleh hak – hak kepegawaian lainnya sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

2. Kewajiban Pegawai

- Memberikan keterangan yang sebenarnya mengenai data pribadi,

keluarga maupun mengenai pekerjaan pada perusahaan.

- Melaksanakan semua tugas atau perintah dan pekerjaan yang diberikan

oleh perusahaan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung

jawab.

- Menyimpan semua keterangan yang dianggap sebagai rahasia

perusahaan yang didapat karena jabatannya maupun di dalam

pergaulannya di lingkungan perusahaan.

- Setia kepada perusahaan dan menjaga citra serta membela kepentingan

perusahaan

- Selalu mejaga kesopanan dan kesusilaan serta norma-norma pergaulan

28
yang berlaku di masyarakat

- Menjaga dan memelihara barang – barang milik perusahaan yang

dipercayakan kepadanya atau yang digunakan dalam pelaksanaan tugas

- Disiplin pada jam kerja yang telah ditetapkan

- Mentaati dan melaksanakan setiap ketentuan / peraturan yang berlaku

di lingkungan perusahaan

- Selalu berusaha meningkatkan pelayanan kepada pelanggan

3. Larangan Pegawai

- Melakukan hal – hal yang tidak patut dilakukan pegawai yang

bermatabat

- Menyalahgunakan wewenang jabatan

- Melakukan perbuatan yang dapat merugikan perusahaan

- Melalaikan tugas kedinasan

- Bekerja untuk Negara asing, bidang usaha lain atau instansi di luar

perusahaan tanpa izin tertulis dari perusahaan.

4. Fasilitas Karyawan

Karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan Palembang

diberikan fasilitas sebagai berikut :

1. Perumahan

Perumahan karyawan yang terletak ± 500 M dari perusahaan khusus

untuk PLTU Sektor Keramasan Palembang

2. Pelayanan Kesehatan

29
Karyawan dan keluarga PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan

diberikan fasilitas penggantian biaya pengobatan pada dokter praktek yang

ditunjuk oleh perusahaan.

3. Pendidikan

Dilakukan pelatihan dan Diklat bagi pegawai perusahaan dengan melakukan

kerja sama dengan pihak yang terkait.

4. Transportasi

Transportasi yang diberikan adalah saran antar jemput karyawan yang

bertugas di Pusat Listrik Indralaya dan Merah Mata.

5. Olahraga

Fasilitas yang ada dibidang olah raga adalah lapangan voli, tenis lapangan,

bulu tangkis dan pada setiap hari Jum’at diadakan kegiatan senam.

30
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Steam Turbin GT

Turbin uap adalah komponen konversi energi utama dalam sebuah

pembangkit listrik tenaga termal. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi

panas dari uap menjadi energi mekanik (putaran) sebagai penggerak generator

untuk menghasilkan energi listrik. Biasanya turbin uap langsung terkopel

dengan generator sehingga sering disebut steam turbine generator.

Prinsip kerja dari turbin uap yaitu uap masuk ke dalam turbin melalui

nosel. Nosel tersebut berfungsi mengubah energi panas dari uap menjadi energi

kinetis. Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat

masuk ke dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih

besar dari pada saat masuk ke dalam nosel. Uap yang memancar keluar dari

nosel diarahkan ke sudusudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang

disekeliling rotor turbin. Uap yang mengalir melalui celah antara sudu turbin

itu dibelokkan mengikuti arah lengkungan dari sudu turbin. Perubahan

kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar

poros turbin yang menghasilkan energi mekanik.

Pada pembangkit listrik tenaga termal biasanya menggunakan turbin

bertingkat yaitu dipasang lebih dari satu baris sudu gerak agar dapat

memanfaatkan energi kinetis secara optimal. Sebelum memasuki baris kedua

sudu gerak, maka antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang

satu baris sudu pengarah (guide blade) atau sudu tetap yang berguna untuk

31
mengubah arah kecepatan uap, agar uap tersebut dapat masuk ke baris kedua

sudu gerak dengan arah yang tepat. Kecepatan uap saat meninggalkan baris

sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil mungkin, agar energi

kinetis yang yang digunakan untuk mendorong sudu turbin dapat dimanfaatkan

secara optimal. Dengan demikian efisiensi turbin menjadi lebih tinggi

dikarenakan energi yang tidak termanfaatkan relatif kecil.

Turbin uap digunakan sebagai penggerak mula pada pembangkit listrik

tenaga termal, seperti untuk menggerakkan pompa, kompresor dan mesin-

mesin lain. Jika dibandingkan dengan penggerak generator listrik yang lain,

turbin uap mempunyai kelebihan antara lain: Penggunaan panas yang lebih

baik.

 Pengontrolan putaran yang lebih mudah.

 Tidak menghasilkan loncatan bunga api listrik

. Uap bekasnya dapat digunakan kembali untuk proses

3.2 Tinjauan Umum Turbin

Turbin termasuk mesin tenaga atau mesin konversi energi dimana hasil

energinya dimanfaatkan mesin lainu ntuk menghasilkan daya. Di dalam turbin

terjadi perubahan energi potensial uap menjadi enegi kinetik yang kemudian

diubah kembali menjadi energi mekanik pada poros turbin, selanjutnya energi

mekanik diubah menjadi energi listrik pada generator. Energi mekanis yang di

hasilkan dalam bentuk putaran poros turbin dapat secara langsung atau dengan

bantuan roda gigi reduksi dihubungkan dengan mekanisme yang

32
digerakkan.Turbin uap digunakan sebagai penggerak mula PLTU, seperti untuk

menggerakkan pompa, compressor dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan

penggerak generator listrik yang lain, turbin uap mempunyai kelebihan lain

antara lain:

1. Penggunaan panas yang lebih baik.

2. Pengontrolan putaran yang lebih mudah

3. Tidak menghasilkan loncatan bunga api listrik

4. Uap bekasnya dapat digunakan kembali untuk proses

3.3 Klasifikasi Turbin Uap

Turbin uap dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda

tergantung pada jumlah tingkat tekanan, arah aliran uap, proses penurunan

kalor, kondisikondisi uap pada sisi masuk turbin dan pemakaiannya di bidang

industri. Adapun klasifikasinya, antara lain:

1. Menurut jumlah tingkat tekanan, terdiri dari:

a. Turbin satu tingkat (single stage) dengan satu atau lebih tingkat kecepatan,

yaitu turbin yang biasanya berkapasitas kecil dan turbin ini kebanyakan dipakai

untuk menggerakkan kompresor sentrifugal.

b. Turbin impuls dan reaksi multi stage, yaitu turbin yang dibuat dalam jangka

kapasitas yang luas mulai dari yang kecil sampai yang besar.

2. Menurut arah aliran uap, terdiri dari:

a. Turbin aksial, yaitu turbin yang uap nya mengalir dalam arah yang sejajar

terhadap sumbu turbin.

b. Turbin radial, yaitu turbin yang uap nya mengalir dalam arah yang tegak
33
lurus terhadap sumbu turbin.

3. Menurut jumlah silinder, terdiri dari:

a. Turbin silinder tunggal

b. Turbin silinder ganda

c. Turbin tiga silinder

d. Turbin empat silinder

Turbin multi stage yang rotornya dipasang pada satu poros yang sama dan yang

dikopel dengan generator tunggal dikenal dengan turbin poros tunggal.

3.4 Prinsip Kerja Turbin Uap

Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut : Uap masuk

kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap dirubah

menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.Tekanan uap pada

saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan

tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk

ke dalam nosel.Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu

turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap

yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah

mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini

menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros

turbin. Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkan sudu turbin

berarti hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-

sudu turbin yangberjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan

34
sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu

gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama

dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap (guide blade) yang

berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke

baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat. Kecepatan uap saat

meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil mungkin,

agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin.

Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan

energi relatif kecil.

3.5 Komponen Utama Turbin Uap


Secara umum bagian-bagian turbin uap dapat dilihat seperti gambar berikut :

1.Kopling

a. Kopling merupakan komponen yang berfungsi sebagai penghubung antara

35
mekanisme turbin uap dengan mekanisme yang digerakkan.
2. Bantalan Luncur
a. Bantalan Luncuradalah bagian yang berfungsi untuk menyokong kedua ujung
poros dan banyak menerima beban.
3. Poros Turbin
4. . Poros Turbin merupakan sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-
cakram sepanjang sumbu.
5. Tutup ( casing ) Atas
a. Tutup ( casing ) Atas merupakan sebagai penutup bagian-bagian utama turbin.

6. Piringan Sudu Jalan


i. Piringan Sudu Jalan adalah beberapa sudu yang berfungsi menerima
dan merubah energi steam yang masuk menjadi energi kinentik yang
akan memutar generator.

7. Piringan Sudu Arah


i. Piringan Sudu Arah merupakan sudu-sudu dalam turbin yang berfungsi
untuk menerima dan mengarahkan kemana selanjutnya steam yang
masuk .
8. Rumah (casing) Turbin Bawah
a. Rumah (casing) Turbin Bawahadalah suatu wadah berbentuk menyerupai
sebuah tabung dimana rotor ditempatkan.
9. Labirint
i. Labirintadalah bagian turbin yang mempunyai fungsi yang sama
dengan gland packing, yaitu menyekat apabila terjadi kebocoran baik
uap ataupun oli.
10. Bantalan Radial dan Aksial
a. Bantalan Radial adalah bagian turbin yang berfungsi untuk menahan gaya
radial atau gaya tegak lurus rotor.
b. Bantalan Aksial adalah bagian turbin yang berfungsi untuk menahan atau

36
menerima gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan
gerakan maju mundurnya porosrotor

11. Penumpu (pedestal) bantalan depan


a. Penumpu (pedestal) bantalan depanadalah salah satu komponen yang
berfungsi sebagai bantalan untuk menumpu poros depan.
12. Penumpu (pedestal) bantalan belakang
a. Penumpu (pedestal) bantalan belakangadalah salah satu komponen yang
berfungsi sebagai bantalan untuk menumpu poros belakang.
13. Sistem Kontrol Hidrolik
a. Sistem Kontrol Hidrolikadalah .fasilitas yang digunakan dengan menggunakan
media penghantar cairan fluida untuk mendapatkan yang lebih besar dari
sumber daya yang dikeluarkan.
14. Katup Pengontrol
a. Katup Pengontrol adalahkatup pneumatik yang berfungsi untuk mengontrol
laju aliran udara bertekanan yang masuk kedalam silinder, sehingga gerakan
piston dalam silinder bisa diperlambat ataupun dipercepat.Katup Pengontrol

37
3.5 Penyebab Gangguan Pada STG

Komponen utama PLTU adalah Steam Turbine ( tubin uap) dimana turbin

ini terdiri dari low pressure dan high pressure. Permasalahan yang sering

terjadi pada steam turbine blade turbin berkerak , banyaknya deposit yang

menumpuk dikarenakan kualitas uap yang buruk dan karena vibrasi

berlebihan pada blade turbin. Kualitas uap ini berasal dari air boiler Uap yang

akan menyebabkan Perputaran Turbin unbalance / tidak seimbang dan lama

kelamaan akan merusak sudu turbin. Akan tetapi vibrasi /getaran dipengaruhi

oleh komponen-komponen pendukung lain. Pembengkokan poros/ imbalance

shaft pada turbin dikarenakan oleh torsional vibration yang merupakan proses

dimana bagian pusat badan turbin yang diputar pada saat terjadi proses

perputaran terjadi pula gaya lintang tertentu yang arahnya sama dengan rotasi

poros.

Penyebab umum terjadinya getaran dikarenakan pemilihan bahan dan

material yang digunakan tidak sesuai dengan standarisasi turbin, cara

pemasangan tidak tepat sempurna, perbedaan ukuran laluan sudu yang dapat

terjadi akibat ketidaktelitian saat perakitan atau pembuatan, adanya benda

asing yang turut dalam aliran fluida yang mengakibatkan ketidakseimbangan

kinerja turbin dan perputaran turbin, dan kerusakan-kerusakan fisik.

Kerusakan fisik ini berupa keropos pada komponen turbin, perubahan bentuk

pada komponennya, timbul suara gaduh, penurunan kecepatan rotasi turbin,

penurunan kecepatan putaran torsional poros generator , penurunan efisiensi

38
turbin dan daya mampu produksi juga ikut menurun.

Mesin listrik berputar adalah representasi mesin yang kompleks


sehingga rentan terjadinya berbagai macam gangguan. Permasalahan dalam
mesin listrik berputar semakin rumit dikarenakan adanya bagian dinamis.
Jadi, selain paparan stress secara elektrik, mesin tersebut juga
mendapat stress secara mekanik-dinamik seperti vibrasi dan
permasalahan bearing.

Secara umum, mesin listrik berputar dihadapkan pada permasalahan


temperatur (overheating), dimana permasalahan ini sangat berpengaruh
terhadap umur isolasi. Oleh karen itu, peranan sistem pendinginan (cooling
system) menjadi sangat vital untuk menjaga temperatur baik itu pada belitan
yang mengalirkan arus listrik maupun sirkuit magnetiknya.

Dalam tinjauan lain, karena memiliki belitan AC yang sama dengan


trafo, maka mesin listrik berputar juga memiliki kemungkinan kerusakan
sistem belitan AC sebagaimana dalam trafo. Demikian pula dalam kasus
laminasi magnetik. Selain itu, kasus overfluxing, overfrequency,
underfrequency dan overvoltage juga merupakan ancaman tersendiri terhadap
mesin berputar, khususnya generator dikarenakaan adanya malfungsi baik itu
pada sistem kontrol atau proteksi mesin penggerak atau pada sistem
pengontrol tegangan (eksitasi).

Dalam bahasan selanjutnya, akan dipaparkan beberapa fitur proteksi


yang diaplikasikan dalam mesin berputar, khususnya generator sinkron.
Untuk motor, akan diberikan dalam pembahasn terpisah.

Perlu diketahui bahwa sistem proteksi generator sinkron adalah sistem


proteksi yang paling kompleks diantara sistem proteksi elektrik yang lain,
seperti motor, trafo, transmisi atau bus. Sehingga, dengan mempelajari sistem
proteksi generator sinkron akan mempermudah pemahaman kita saat
mempelajari sistem proteksi elektrik yang lain.

3.5.1 Urgensi Reverse Power Protection pada Turbin Uap

Turbin uap memiliki tendensi untuk mengalami overheating apabila


suplai uap terhenti dan kemudian generator yang terkopling dalam satu poros
bekerja sebagai motor. Hal ini dikarenakan fungsi uap yang tidak hanya
sebagai fluida kerja, namun uap juga berfungsi untuk menjaga agar turbine
blading berada pada temperatur yang stabil. Sehingga hilangnya suplai uap
tidak hanya menghentikan fungsi turbin sebagai prime mover, namun juga
hilangnya ‘cooling system’.

39
 Secara lebih detail, kondisi reverse power pada turbin uap akan
menjadikan kondisi idling atau windage losses (rugi angin).
Dikarenakan windage loss adalah fungsi dari diameter rotor turbin dan
panjang blade, maka losses terbesar akan terjadi pada stage terakhir
turbin. Windage losses juga berbanding lurus dengan kerapatan uap yang
terperangkap; misalkan dalam kondisi hilangnya vacuum pada exhaust steam.

  Bergantung pada desain dan manufaktur turbin uap,


umumnya overheating akan terjadi pada saat turbin dibebani kurang dari
10%. Nilai spesifik dari manufaktur sangatlah penting karena akan digunakan
sebagai setting reverse power protection. Pada umumnya, setting reverse
power protection adalah -0.5%.

Selain pengukuran daya aktif secara langsung untuk


mendeteksi reverse power, pada turbin uap terdapat beberapa metode lain
untuk mendeteksi kondisi tersebut seperti:

- pemasangan sensor temperatur pada turbine exhaust.

Namun metode ini tidak seharusnya dijadikan metode proteksi utama


karena hasil pengukuran akan bervariasi bergantung pada lokasi sensor
sehingga pemilihan lokasi sensor menjadi kritikal.  dipandang perlu
karena windage losses terjadi.

 - Pengukuran steam flow.

Besarnya steam flow dijaga agar selalu berada di atas level synchronous


speed. Jika tidak, maka kondisi reverse power akan terjadi. Metode deteksinya
dapat menggunakan differential pressure switch pada HP turbin.  Metode ini
umumnya handal, namun malfunction secara mekanis sangat mungkin terjadi.

3.5.2 Urgensi Reverse Power Protection pada Turbin hidraulik

Turbin hidraulik (umumnya turbin air) memiliki kemungkinan


kehilangan suplai air secara tiba-tiba apabila terdapat sampah yang
menyumbat jalur gate ke penstock. Apabila hal tersebut terjadi, maka akan
berpotensi timbulnya kavitasi dan rusaknya runner; dan tentu saja
terjadinya reverse power.Untuk turbin hidraulik, setting reverse power
protection adalah berkisar -0.2 hingga 2.0% dari beban normal.

40
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Struktur Relay Digital

Pada deskripsi kali ini, akan dipaparkan struktur relay digital secara
nyata (teraplikasi), bukan sebatas konsep seperti bagian-bagian sebelumnya.
Untuk itu, sebagai referensi, digunakan relay proteksi dari Siemens dengan
seri produk Siprotec.

Siprotec Relay adalah generasi relay digital, lebih sering disebut


dengan multifunction relay karena seri relay digital ini memiliki beberapa
fungsi proteksi dalam 1 alat. Namun, seri relay tersebut dipasarkan dengan
beberapa varian berdasarkan peralatan yang diproteksi. Misalkan, untuk
proteksi generator, maka seri yang dipakai Siprotec 7UM622. Relay tersebut
akan memiliki fitur proteksi yang umum hingga yang spesifik untuk fungsi
proteksi generator.

Pada gambar 4.1 ditunjukkan struktur hardware dari Siprotec Relay 7UM622.


Bagian utamanya akan dijelaskan sebagai berikut:

41
4.1 Gambar Struktur Hardware Siprotec Relay SIEMENS 7UM622

42
 Analog Input (MI)
Bagian ini berfungsi untuk mengisolasi bagian external dengan bagian
internal relay, termasuk mengkonversi nilai pembacaan dari rating
pembacaan current transformer (CT) dan voltage transformer (VT) ke dalam
rating yang sesuai dengan spesifikasi internal relay.

Jumlah MI channel sangat tergantung pada spesifikasi relay dan fungsi


proteksi yang akan dipakai. Jadi, tidak semua relay memiliki MI seperti pada
gambar 2. Bisa saja hanya terdiri dari 1 set input arus, 2 set input arus, 1 set
input arus dan tegangan atau varian yang lain.

 Input Amplifier (IA)
Bagian ini merupakan koneksi impedansi tinggi dan filter sinyal input.

 Analog Digital Converter (AD)


Merupakan konverter digital beresolusi tinggi dan terdapat komponen
memori yang berfungsi melakukan transfer data ke microprocessor.

 Microcomputer (μC)
Adalah suatu bagian yang memproses software. Termasuk fungsinya
adalah memonitor besaran yang diukur, mengontrol sinyal dan logika,
memutuskan sinyal alarm dan trip, managemen operasi dan perekaman
kejadian.

 Binary Input/ Output (I/O)


Seperti dijelaskan dalam bagian sebelumnya, kondisi biner seperti reset
dan blocking dapat diinformasikan ke dalam relay melalui jalur binary
input. Sedangkan untuk perintah trip, informasi alarm dan semacamnya dapat
ditransfer ke peralatan luar melalui binary output.

 Front Element
Bagian ini terdiri dari LED dan LCD display, berfungsi memberikan
informasi atau status dari dalam relay, termasuk nilai pengukuran, setting,
alarm dan lain sebagainya.

 Serial Interface
Bagian ini berfungsi untuk menghubungkan relay dengan peralatan luar
melalui jalur komunikasi (bukan nilai analog), yang pada umumnya adalah PC
(personal computer). Dengan demikian, download dan upload setting dan
record serta memonitoring beberapa besaran lain bisa dilakukan melalui
bagian ini.

43
 Analog Input
Untuk fungsi proteksi tertentu, selain input arus dan tegangan, seringkali
dibutuhkan besaran lain untuk dimonitor. Maka, keperluan tersebut dapat
diakomodasi oleh bagian analog input. Analog input ini sangat bervariasi,
misalkan pembacaan temperatur, tegangan dan arus pulsa (dalam fungsi
proteksi rotor earth fault), atau sinyal kontrol lain yang lebih universal (4-
20mA).

 Power Supply
Bagian ini berfungsi sebagai suplai daya untuk menunjang kinerja relay.
Pada umumnya, suplai relay proteksi adalah DC agar lebih handal. Secara
internal, seringklali dipasang baterai. Jadi, jika terdapat interupsi power
supply, maka setting dan record masih akan tersimpan dalam relay dengan
baik.

4.2 Prinsip Kerja Siprotec Relay Siemens 7UM622

Relay merupakan alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur atau
memasukan rangkaian listrik dalam hal ini rangkaian trip ataupun alarm.
SIPROTEC adalah relay proteksi pabrikan dari SIEMENS. Relay ini terdiri dari
berbagai macam type antara lain :

• 7SAxxxx untuk Distance Relay.


• 7SDxxxx untuk Line Differential.
• 7SJxxxx untuk Overcurrent.
• 7SSxxxx untuk Busbar Differential.
• 7SVxxxx untuk Circuit Breaker Failure.
• 7Umxxxx untuk Generator Protection.
• 7Utxxxx untuk Differential Protection.
• 7VHxxxx untuk High Impedance Differential.
• Dll.

Relay tersebut bekerja sesuai type dan karakter masing-masing. Relay ini
akan bekerja seperti yang diinginkan jika paramater-parameter yang ada di
dalam relay ini di setting. Artinya relay ini diprogram dengan menggunakan
software. Sesuai produk SIPROTEC, SIEMENS mengeluarkan software bawaan
yaitu DIGSI. Sampai sekarang ini SIEMENS sudah mengeluarkan produk
terbaru SIPROTEC yaitu SIPROTEC 5 dan untuk DIGSI sudah update ke DIGSI
5. Didalam DIGSI kita dapat menyetting termasuk masking I/O(input/output)
sesuai yang dipakai dan masih banyak pameter-parameter lainya.

44
Berikut ini contoh tampilan DIGSI 4.88 diawal.

Untuk membuat parameter relay, harus pandai membaca drawing.


Karena dasar untuk membuat parameter yang sesuai harus melihat drawing.
Intinya relay difungsikan untuk apa dan fungsi apa yang diaktifkan sudah
tertera di drawing. Yang jelas tidak ada Engineer yang bisa bekerja tanpa
drawing. Jadi dasar untuk membuat parameter relay bisa dijadikan opsi
pertama yaitu membaca gambar yang benar. Sehingga relay bisa berfungsi
seperti yang diinginkan.
Jika parameter sudah dibuat dan diupload ke relay kemudian langkah lanjut
yaitu commssioning. Untuk pengetesan relay ini yang saya ketahui
menggunakan current injector/secondary injector dari pabrikan Omicron.
Yang sering dipakai menggunakan Omicron CMC356 dengan software bawaan
Test Universe. Untuk pengetesanya, dengan memasukan nilai secondary dari
CT (current transformer ataupun VT (voltage transformer).
Istilahnya yaitu inject current atau inject voltage dengan waktu trip berapa
second (s). Disini parameter relay akan kelihatan sudah sesuai ataupun masih
kurang sesuai.

45
Tampilan Awal Software Test Universe V3.00

Tampilan Software Test Universe V3.00 untuk simulasi Inject Current dan
Inject Voltage

46
 

47
48
3.6 kinerja relay proteksi untuk fungsi reverse power protection.

3.6.1 Determinasi Reverse Power

Prinsip dasar relay proteksi dalam mengenali kondisi reverse


power adalah dengan mengkalkulasi aliran daya aktif dari sebuah generator.
Untuk menghasilkan nilai kalkulasi yang valid, relay proteksi akan
menggunakan beberapa metode evaluasi. Metode yang paling umum adalah
besaran daya aktif dikalkulasi dari tegangan dan arus urutan positif (salah
satu komponen simetri).

Perlu disadari bahwa kalkulasi daya aktif untuk kondisi reverse


power butuh kecermatan lebih dikarenakan magnitudonya yang relatif kecil
dibanding rating generator. Beberapa relay proteksi memanfaatkan nilai error
angle dari trafo instrument (current transformer dan potential transformer)
untuk mengatasi masalah tersebut.

3.6.2 Logic Diagram Reverse Power Protection

Pada gambar 3.1 ditunjukkan logic diagram reverse power protection yang


diaplikasikan pada relay proteksi Siemens Siprotec 7UM6.

49
logic diagram reverse power protection yang diaplikasikan pada relay
proteksi Siemens Siprotec 7UM6.

 Pick-up Seal-in Time

Untuk mengindari adanya unintentional trip yang diakibatkan oleh short pick-


up, maka relay proteksi menyediakan alamat 3105 T-HOLD sebagai solusi. Jika
kondisi reverse power hanya berupa pulsa, maka unintentional trip dapat
dihindari.

 Sinyal Trip

Agar dapat bekerja dengan lebih fleksibel, maka reverse power


protection menggunakan modul proteksi 2 tingkat, yaitu short stage dan long
stage. Kedua stage memanfaatkan sinyal biner tambahan yang berasal
dari Stop Valve (dalam turbin uap, stop valve bekerja untuk memotong steam
flow path yang mengarah ke turbin).

Modul long stage akan sangat berguna untuk beberapa kondisi, diantaranya:

-       power pick-up saat proses sinkronisasi

50
-       power swing pada saat gangguan jaringan

-       proses shutdown agar lebih halus

Jika ada gangguan pada sistem boiler atau turbin, maka stop valve akan
ditutup. Secara tidak langsung, kondisi ini akan mengaktifkan modul short
stage. Jadi, time delay T-SV-CLOSED akan sangat efektif dalam kondisi trip
unit.

Untuk tujuan tertentu, fungsi proteksi ini dapat di-non-aktifkan dengam


memanfaatkan sinyal block via Binary Input.

51
52
 

53

Anda mungkin juga menyukai