Anda di halaman 1dari 130

TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PUBLIC ANNOUNCER DAN SENSOR LDR GUNA


MENGURANGI PELANGGARAN MARKA STOPLINE

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Terapan

Disusun Oleh :

RIVALDHO ANGGOLA ERIYANA


17.01.0470

PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN KESELAMATAN TRANSPORTASI


JALAN

POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

TEGAL

TAHUN 2021
TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PUBLIC ANNOUNCER DAN SENSOR LDR GUNA


MENGURANGI PELANGGARAN MARKA STOPLINE

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Terapan

Disusun Oleh :

RIVALDHO ANGGOLA ERIYANA


17.01.0470

PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN KESELAMATAN TRANSPORTASI


JALAN
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

TEGAL

TAHUN 2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANG BANGUN ALAT PUBLIC ANNOUNCER DAN SENSOR LDR GUNA


MENGURANGI PELANGGARAN MARKA STOPLINE

DESIGN OF PUBLIC ANNOUNCER AND LDR SENSORS TO REDUCE STOPLINE


MARKING VIOLATIONS

Disusun Oleh :

RIVALDHO ANGGOLA ERIYANA


17.01.0470

Telah disetujui oleh :

Pembimbing 1

Edi Purwanto, ATD. M.T. Tanggal..............................


NIP. 196802071990031012

Pembimbing 2

Nurul Fitriani, S.pd., M.T. Tanggal..............................


NIP. 1991104162019022002

ii
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANG BANGUN ALAT PUBLIC ANNOUNCER DAN SENSOR LDR GUNA


MENGURANGI PELANGGARAN MARKA STOPLINE

DESIGN OF PUBLIC ANNOUNCER AND LDR SENSORS TO REDUCE STOPLINE


MARKING VIOLATIONS

Disusun Oleh:

RIVALDHO ANGGOLA ERIYANA


17.01.0470

Telah dipertahankan di depan Tim penguji


pada tanggal 3 November 2020

Ketua Sidang Tanda tangan

Edi Purwanto, ATD., M.T.


NIP. 19680207 199003 1 012
Penguji 1 Tanda tangan

Anton Budiharjo, S.SIT., M.T.


NIP. 19830504 200812 1 001
Penguji 2 Tanda tangan
Joko Siswanto, S.Kom., M.Kom.
NIP. 19880528 201902 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Diploma IV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan

HANENDYO PUTRO, ATD., M.T.


NIP. 197005191993011001

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rivaldho Anggola Eriyana


Notar : 17.01.0470
Program Studi : D IV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan

Menyatakan bahwa laporan kertas kerja wajib skripsi dengan judul “Rancang
Bangun Alat Public Announcer Dan Sensor LDR Guna Mengurangi Pelanggaran
Marka Stopline” ini tidak terdapat bagian dari karya ilmiah lain yang telah
diajukan untuk memperoleh gelar akademik di suatu Lembaga Pendidikan Tinggi,
dan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang/Lembaga lain, kecuali yang secara tertulis diatasi dalam laporan ini
dan disebutkan sumbernya secara lengkap dalam daftar Pustaka.

Dengan demikian saya menyatakan bahwa laporan skripsi ini bebas dari
unsur-unsur plagiasi dan apabila laporan skripsi ini di kemudian hari terbukti
merupakan plagiasi dari hasil karya penulis lain dan/atau degan sengaja
mengajukan karya atau pendapat yang merupakan hasil karya penulis lain, maka
penulis bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang
berlaku.

Tegal, 2021
Yang menyatakan

Rivaldho Anggola Eriyana

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Yang utama dan yang paling utama saya ucapkan puji syukur kepada Allah SWT
atas rahmat dan hidayahnya sehingga saya masih diberikan Kesehatan dan
kesempatan untuk mencari ilmu dan sampailah di tahap tugas akhir ini.

Kepada kedua orang tua dan adik saya, saya ucapkan banyak terimakasih yang
tak terhingga sudah menguatkan, mendukung dan menjadi tempat berpulang
paling nyaman Ketika kadang saya merasa ini bukan tempat saya. Kakak minta
maaf jikalau selama kurang lebih 4 tahun hidup diluar terlalu banyak kurang
bersyukur, selalu merasa kurang materi padahal papa selalu bekerja keras untuk
bisa mendaptkan kabar bahwa kakak selalu cukup dan tidak kekurangan diluar.

Tak lupa kepada bapak Edi purwanto dan kak Nurul fitriani selaku dosen
pembimbing, saya sangat berterimakasih sudah meluangkan waktu untuk tidak
pernah bosan membimbing kami dengan ramah dan sabar, saya sangat
bersyukur dapat di bimbing dan mendapat ilmu dengan orang-orang yang hebat
seperti kedua dosen pembimbing saya.

Terimakasih saya ucapkan kepada Senior, adik-adik, teman-teman Angkatan 28


sudah memberikan sebuah ikatan pertemanan yang luar biasa, teman teman
kelas MKTJ-D terimakasih atas semua kenangan dan suka duka yang diberikan.
Semoga dengan perpisahan ini kita semakin mempunyai rasa kekeluargaan dan
tetap menjalin tali silaturahmi sebagai keluarga.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
dengan rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan judul “Rancang Bangun Alat Public Announcer Dan Sensor LDR Guna
Mengurangi Pelanggaran Marka Stopline “ ini tepat pada waktunya. Tugas akhir
ini merupakan syarat dalam mencapai jenjang pendidikan Diploma Empat (D4) di
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan. penulis menyadari bahwa dalam
penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak. Sehubungan dengan itu, penulis mengucapkan terimakasih
dengan penuh rasa hormat kepada:

1. Ibu Siti Maimunah, S.si, M.S.E., M.A, selaku Direktur Politeknik


Keselamatan Transportasi Jalan.
2. Bapak Hanendyo Putro, ATD., M.T., Selaku Kepala Program Studi Diploma
IV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan
3. Bapak Edi Purwanto, ATD. MT Selaku Dosen Pembimbing 1
4. Ibu Nurul Fitriani, S.pd., M.T Selaku Dosen Pembimbing 2
5. Rekan-rekan DIV MKTJ angkatan VII serta kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari akan keterbatasan ilmu, pengetahuan, pengalaman dan


kemampuan yang penulis miliki, sehingga dalam penyusunan skripsi ini masih
banyak memiliki kekurangan, baik isi, penulisan, maupun dalam susunan kata
yang jauh dari sempurna. Pesan dan harapan penulis bahwa skripsi ini bisa
berguna bagi semua pihak dan khususnya bagi Politeknik Keselamatan
Transportasi Jalan (PKTJ).

Tegal, 2021

Rivaldho Anggola Eriyana

vi
DAFTAR ISI

TUGAS AKHIR ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ..............................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

INTISARI ................................................................................................... xiv

ABSTRACT .................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

I.2 Rumusan Masalah............................................................................ 3

I.3 Batasan Masalah.............................................................................. 3

I.4 Tujuan ............................................................................................ 3

I.5 Manfaat .......................................................................................... 4

I.6 Sistematika Penulisan....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6

II.1 Landasan Teori ................................................................................ 6

II.1.1 Rancang Bangun ....................................................................... 6

II.1.2 Pemprosesan Informasi dan Teori S-O-R ..................................... 6

II.1.3 Marka Jalan dan APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) ............ 10

II.1.4 Efektivitas Kampanye ............................................................... 13

vii
II.1.5 Pesan Kampanye...................................................................... 15

II.1.6 Public Announcer ..................................................................... 16

II.1.7 Sensor LDR ............................................................................. 16

II.1.8 Arduino Uno ............................................................................ 17

II.1.9 Modul Df Player Mini................................................................. 18

II.3 Penelitian Terdahulu .......................................................................19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...............................................................24

III.1 Metode Penelitian ...........................................................................24

III.2 Bagan Alir ......................................................................................25

III.3 Metode Pengumpulan Data ..............................................................26

III.3.1 Studi Literatur .......................................................................... 26

III.3.2 Desain/Rancang Bangun ........................................................... 26

III.3.3 Blok Diagram Rangkaian ........................................................... 27

III.3.4 Cara Kerja Alat......................................................................... 28

III.3.5 Perakitan Alat .......................................................................... 29

III.3.6 Pengujian Prototipe .................................................................. 30

III.4 Instrumen Validasi Alat ...................................................................31

III.4.1 Analisis Data Kualitatif ................................................................. 32

III.4.2 Analisis Data Kuantitatif ............................................................... 32

III.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .........................................................34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................35

IV.1 Perancangan Alat............................................................................35

IV.1.1 Perakitan Keypad Pada Arduino Uno .......................................... 37

IV.1.2 Perakitan Sensor Light Dependend Resistor (LDR) ...................... 38

IV.1.3 Perakitan Module Df Player dengan Mini Amplifier ....................... 40

IV.1.4 Perakitan FM Radio Transmitter ................................................. 42

IV.1.5 Perakitan Laser ........................................................................ 44

viii
IV.1.6 Penyusunan Case Panel ............................................................ 46

IV.2 Pemograman ..................................................................................47

IV.3 Pengujian Prototipe.........................................................................53

IV.3.1 Uji Sumber Daya tenaga ........................................................... 53

IV.3.2 Uji Keypad ............................................................................... 59

IV.3.3 Uji Sensor LDR ......................................................................... 61

IV.3.4 Uji Df Mini Player dan Speaker .................................................. 64

IV.4 Uji Validasi Alat ..............................................................................66

IV.5 Skenario Penempatan Alat ...............................................................70

BAB V PENUTUP .........................................................................................75

V.1 Simpulan........................................................................................75

V.2 Saran ............................................................................................76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................77

LAMPIRAN...................................................................................................80

ix
DAFTAR TABEL

Tabel II. 1 Peneliti Terdahulu........................................................................ 19


Tabel III. 1 Lembar Kerja Perakitan Alat ........................................................ 29
Tabel III. 2 Lembar Kerja Pengujian Prototipe ................................................ 30
Tabel III. 3 Lembar Kerja Validasi Alat........................................................... 31
Tabel III. 4 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif .......................................... 33
Tabel III. 5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 34
Tabel IV. 1 Sambungan Pin Input Keypad ke Arduino ..................................... 37
Tabel IV. 2 Sambungan pin Modul Sensor ke Arduino ..................................... 38
Tabel IV. 3 Pin Input Pada Komponen ke Arduino ........................................... 40
Tabel IV. 4 Sambungan Pin FM Radio Transmitter ke Arduino .......................... 42
Tabel IV. 5 Pin Input Relay - Arduino ............................................................ 44
Tabel IV. 7 Hasil Formulir Validasi ................................................................. 68

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Teori Stimulus-Organism-Respon ................................................ 7


Gambar II. 2 Marka Stopline ......................................................................... 12
Gambar II. 3 Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas ................................................ 13
Gambar II. 4 Light Dependent Resistor .......................................................... 17
Gambar II. 5 Board Arduino Uno ................................................................... 18
Gambar II. 6 DF Mini Player.......................................................................... 19
Gambar III. 1 Bagan Alir ............................................................................. 25
Gambar III. 2 Diagram Penerima .................................................................. 27
Gambar III. 3 Diagram Pemancar.................................................................. 28
Gambar IV. 1 Perencanaan Rangkaian Penerima ............................................ 35
Gambar IV. 2 Perencanaan Rangkaian Pemancar............................................ 36
Gambar IV. 3 Perakitan Keypad pada Arduino Uno ......................................... 38
Gambar IV. 4 Modul Pengolah Sensor ............................................................ 39
Gambar IV. 5 Perakitan DF-Player ................................................................. 42
Gambar IV. 6 Perakitan FM Radio Transmitter ................................................ 43
Gambar IV. 7 Perakitan Rangkaian Laser ....................................................... 45
Gambar IV. 8 Desain Case Panel ................................................................... 46
Gambar IV. 9 Desain Case Panel ................................................................... 46
Gambar IV. 10 Membuka Program Arduino IDE .............................................. 47
Gambar IV. 11 Membuka Device Manager ...................................................... 48
Gambar IV. 12 Menu Tools Arduino IDE......................................................... 49
Gambar IV. 13 Menyesuaikan Port dan Board yang digunakan ......................... 49
Gambar IV. 14 Pemrograman Arduino IDE Inroduction ................................... 50
Gambar IV. 15 Pemrograman Arduino IDE (Fungsi Setup) ............................... 51
Gambar IV. 16 Pemrograman Arduino IDE Fungsi Loop................................... 51
Gambar IV. 17 Pemrograman Arduino IDE Fungsi Loop................................... 52
Gambar IV. 18 alat uji multimeter ................................................................. 54
Gambar IV. 19 Batu Baterai .......................................................................... 55
Gambar IV. 20 Uji tegangan baterai .............................................................. 55
Gambar IV. 21 Rangkaian Sumber Daya Tenaga ............................................ 56
Gambar IV. 22 Menguji Input Regulator......................................................... 56

xi
Gambar IV. 23 Menguji Output Regulator ...................................................... 57
Gambar IV. 24 Uji sumber daya tenaga ke rangkaian penerima ....................... 58
Gambar IV. 25 Uji sumber daya tenaga ke rangkaian pemancar ..................... 59
Gambar IV. 26 Kode Pemograman Uji Keypad ............................................... 59
Gambar IV. 27 Uji Keypad ........................................................................... 60
Gambar IV. 28 Tampilan Serial Monitor Uji Keypad ........................................ 60
Gambar IV. 29 Kode Pemograman Uji Sensor LDR ......................................... 61
Gambar IV. 30 Tampilan Serial Plotter Uji Sensor LDR .................................... 62
Gambar IV. 31 Tampilan Serial Plotter Uji Sensor LDR ................................... 63
Gambar IV. 32 Uji Sensor LDR ..................................................................... 63
Gambar IV. 33 Tampilan format FAT 32 ......................................................... 64
Gambar IV. 34 folder dan file rekaman suara mp3 .......................................... 65
Gambar IV. 35 Lampu Df Mini Player ............................................................. 65
Gambar IV. 36 Validasi Alat oleh Dishub Kota Malang ..................................... 66
Gambar IV. 37 Validasi alat oleh Dishub Kabupaten Pacitan............................. 67
Gambar IV. 38 Validasi Alat Oleh Direktorat Sarana ........................................ 67
Gambar IV. 39 Skenario Penempatan Alat ...................................................... 70
Gambar IV. 40 Rangkaian Penerima .............................................................. 71
Gambar IV. 41 Rangkaian Pemancar ............................................................. 71
Gambar IV. 42 Input Waktu APILL ................................................................ 72
Gambar IV. 43 Sinar Laser Menyala ............................................................... 73
Gambar IV. 44 Terjadinya Pelanggaran Marka Stopline ................................... 73
Gambar IV. 45 Terjadinya Pelanggaran Marka Stopline ................................... 74

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Asistensi ....................................................................... 82


Lampiran 2. Koding Rangkaian Penerima ....................................................... 83
Lampiran 3. Koding Rangkaian Pemancar .................................................... 101
Lampiran 4. Koding Uji Keypad ................................................................... 104
Lampiran 5. Koding Uji Sensor LDR ............................................................. 106
Lampiran 6. Lembar Perakitan ................................................................... 107
Lampiran 7. Lembar Pengujian.................................................................... 108
Lampiran 8. Lembar Validasi ....................................................................... 109

xiii
INTISARI

Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan
tidak disengaja melibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.
Faktor paling utama terjadinya kecelakaan lalu lintas di Indonesia yaitu karena
manusia atau berupa pelanggaran lalu lintas. Salah satu pelanggaran yang sering
terjadi yaitu pelanggaran marka, khususnya marka stopline. Berdasarkan data
yang didapat terdapat kurang lebih 73.732 pelanggaran lalu lintas salah satunya
pelanggaran marka stopline pada 4 provinsi berbeda dalam kurun waktu 5 tahun.
Tujuan dari penelitian ini untuk membuat prototipe alat Public announcer dan
sensor LDR guna mengurangi pelanggaran marka stopline. Metode yang
digunakan dalam dalam penelitian ini yaitu Research and Development atau
penelitian dan pengembangan yang dimulai dari perencanaan, desain,
perancangan dan perakitan, pemograman, pengujian dan yangpaling terakhir
yaitu skenario penempatan alat. Cara kerja alat ini yaitu menginput waktu APILL
pada alat, Ketika sudah memasuki waktu lampu merah, alat akan memutar suara
himbauan dan sinar laser akan memberi rangsangan cahaya ke sensor LDR. Jika
sensor LDR tidak menerima rangsangan cahaya atau sinar laser terhalang objek,
maka alat akan memastikan terjadi adanya pelanggaran dengan menghitung
waktu selama 5 detik dan Ketika sudah dinyatakan pelanggaran, alat akan
merubah suara himbauan menjadi suara teguran.

Kata Kunci: Public Announcer, Sensor LDR, Marka Stopline, APILL

xiv
ABSTRACT

A traffic accident is an incident on the road that is unexpected and unintentional


involving human victims and/or property loss. The most important factor in the
occurrence of traffic accidents in Indonesia is due to humans or in the form of
traffic violations. One of the violations that often occurs is marking violations,
especially stopline markings. Based on the data obtained, there were
approximately 73,732 traffic violations, one of which was stopline marking
violations in 4 different provinces within a period of 5 years. The purpose of this
research is to make a prototype of a Public announcer tool and LDR sensor to
reduce stopline marking violations. The method used in this research is Research
and Development or research and development starting from planning, design,
design and assembly, programming, testing and the last is the scenario of tool
placement. The way this tool works is to input the APILL time on the tool. When
it is red light time, the tool will play an appeal sound and the laser beam will give
light stimulation to the LDR sensor. If the LDR sensor does not receive a light
stimulus or the laser beam is blocked by an object, the tool will confirm that a
violation has occurred by counting the time for 5 seconds.

Keywords: Public Announcer, LDR Sensor, Stopline Marking, Traffic Light

xv
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tranportasi adalah perpindahan orang, hewan ataupun barang, dari
satu lokasi ke lokasi lainnya yang dapat dilakukan melalui udara, jalan,
jalan rel, air dan jalur pipa. Pada pelaksanaannya, transportasi terbagi
menjadi transportasi darat (jalan raya, jalan rel, sungai dan danau),
transportasi udara dan transportasi laut. Transportasi jalan melayani
perpindahan kendaraan penumpang dan barang seperti mobil, truk,
sepeda motor maupun sepeda. Moda transportasi jalan dapat
dikelompokkan atas 2 (dua) kelompok besar, yaitu moda kendaraan tidak
bermotor dan moda kendaraan bermotor. Pembagian lain yang juga
masih bisa dilakukan adalah moda kendaraan pribadi dan moda
kendaraan umum. Sedangkan moda angkutan umum juga masih bisa
dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu moda angkutan umum dalam trayek
dan moda angkutan umum tidak dalam trayek.

Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia tergolong sangat


cepat, jauh lebih cepat daripada penambahan panjang infrastruktur jalan
yang mengakibatkan permasalahan kemacetan, terutama di kota-kota
besar, termasuk jalan-jalan arteri yang terus bertambah padat. Selain
kemacetan, permasalahan yang sering terjadi adalah kecelakaan lalu
lintas. Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa di jalan yang
tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan korban manusia dan/atau
kerugian harta benda.

Faktor paling utama terjadinya kecelakaan lalu lintas di Indonesia


yaitu karena manusia atau berupa pelanggaran lalu lintas. Salah satu
pelanggaran yang sering terjadi yaitu pelanggaran marka, khususnya
marka stopline. Berdasarkan data yang dihimpun oleh peneliti melalui
web resmi maupun artikel, peneliti mendapatkan data pelanggaran marka
stopline seperti pada kota Jakarta khususnya Kawasan pancoran terdapat
1.087 pelanggar sejak 19 april sampai 21 april 2020 (Polda Metro Jaya),
1
Kota Surabaya terdapat 1.200 pelanggar pada tahun 2016 (Polrestabes
Surabaya,), Jakarta Timur terdapat 367 pelanggar dari sepeda motor dan
224 dari roda empat pada tahun 2020 (@TMCPoldaMetro), Provinsi Jawa
Barat terdapat 63.507 pelanggar pada tahun 2015 (Humas Polda Jawa
Barat), dan pada Operasi Patuh Candi 2020 di Provinsi Jawa Tengah,
melalui web resmi Jateng daily terdapat 7.571 pelanggaran lalu lintas,
dan pelanggaran marka stopline menjadi pelanggaran terbanyak setelah
pelanggaran tidak memakai helm (Kabidhumas Polda Jateng). Dengan
data yang didapat peneliti secara online, kita dapat menyimpulkan bahwa
marka stopline ini seperti kehilangan fungsinya dan hanya seakan menjadi
penghias jalan.

Pengendara sering melakukan kesalahan dengan melewati marka


stopline atau garis henti pada saat lampu APILL menyala merah atau
memerintahkan kendaraan untuk berhenti di belakang garis henti/ marka
stopline, sehingga dengan kondisi tersebut sangat menggangu para
pengguna jalan khususnya pejalan kaki yang ingin menyebrang melalui
zebra cross. Adanya pelanggaran lalu lintas tersebut terjadi karena
kurangnya pemahaman para pengguna jalan khususnya pengendara
motor terkait sanksi melanggar aturan perintah/ larangan yang
dinyatakan dengan rambu lalu lintas atau marka jalan akan dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling
banyak Rp500.000. yang sudah dijelaskan pada Undang-undang No.22
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 287 ayat 1.

Untuk mengembalikan fungsi marka stopline seperti pada mestinya,


Peneliti akan membuat rancang bangun alat berupa public announcer
yang dilengkapi dengan sensor LDR guna menekan angka pelanggaran
lalu lintas khususnya marka stopline atau garis henti. Kinerja inovasi alat
berupa public announcer yang dilengkapi dengan sensor ini di adopsi dari
kinerja palang kereta api, yaitu Ketika lampu pada APILL menyala merah
alat akan mengaktifkan sensor laser pengaman stopline dan akan
memberikan himbauan berupa pesan keselamatan jalan. Namun Ketika
sedang lampu merah dan alat menyala ada pengendara yang melanggar
dan mengenai sinar laser, pesan suara akan berubah otomatis menjadi
2
sebuah teguran dan pengendara yang melanggar akan mendapat sanksi
sosial berupa teguran dari pengguna jalan yang lain.

I.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana merancang sebuah alat public announcer yang dilengkapi
dengan sensor LDR guna mengurangi pelanggaran marka stopline?
2. Bagaimana kinerja seluruh sistem komponen alat?
3. Bagaimana membuat rancangan untuk penempatan public announcer
yang dilengkapi dengan sensor LDR guna mengurangi pelanggaran
pada marka stopline?

I.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam penelitin ini, sebagai berikut:
1. Public announcer yang dilengkapi dengan sensor LDR digunakan
sebagai pemberi pesan keselamatan lalu lintas dan mendeteksi
pelanggaran marka stopline guna mengedukasi masyarakat terhadap
pentingnya tertib berlalu lintas dan mengurangi pelanggaran marka
stopline
2. Penyesuaian waktu APILL dan alat public announcer yang dilengkapi
dengan sensor LDR yaitu dengan cara menginput waktu fase APILL ke
dalam alat karena alat bersifat stand alone
3. Alat tidak di ujikan langsung di lapangan karena berupa prototipe

I.4 Tujuan
Adapun tujuan penelitian yang akan di laksanakan yaitu:
1. Merancang model alat public announcer yang dilengkapi sensor LDR
untuk mendeteksi pelanggaran marka stopline
2. Melakukan pengujian keberfungsian alat pendeteksi pelanggar pada
marka stopline.

3. Merancang sekenario penempatan alat public announcer yang


dilengkapi dengan sensor LDR guna mengurangi pelanggaran pada
marka stopline.

3
I.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai tugas akhir dan prasyarat dalam menyelesaikan studi
Diploma IV Manajemen Keselamatan Jalan di Politeknik
Keselamatan Jalan.
b. Penelitian ini diharapkan dijadikan referensi bagi peneliti-peneliti
yang berkaitan dengan kampanye keselamatan keselamatan jalan
dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti
pentingnya keselamatan.
c. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam memperkaya wawasan yang khususnya berkaitan
dengan kampanye keselamatan jalan.

2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi instansi terkait guna
menertibkan lalu lintas, melakukan pengawasan lalu lintas dan
dapat membuat masyarakat lebih sadar hukum.
b. Diharapkan penelitian ini menjadi solusi untuk mengurangi
pelanggaran lalu lintas khsusnya pelanggaran marka stopline, agar
lebih mengutamakan keselamatan dengan adanya kampanye
keselamatan menggunakan inovasi alat public announcer dan
sensor pendeteksi pelangaran marka stopline

I.6 Sistematika Penulisan


Penulisan skripsi berdasarkan Buku Panduan Penulisan Skripsi
Tahun 2020, laporan terdiri dari 5 bab yaitu: Pendahuluan, Tinjauan
Pustaka, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan dan
Saran:

BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan Langkah / proses awal dari penyusunan skripsi yang
menjelaskan arah judul skripsi. Bab ini memuat Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan, Manfaat,
Sistematika Penulisan

4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Menjelaskan tentang Keaslian penelitian dengan cara membuat
tabel yang berisi karya penelitian yang relevan dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti , menjelaskan mengenai landasan
teori dan Komponen-komponen alat yang digunakan

BAB III : METODE PENELITIAN


Berisi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan yang
digunakan, garis besar metode yang diusulkan, serta diagram alir
metode yang diusulkan.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN


Menjelaskan hasil penelitian, pembahasan, dan hasil dari
pengujian alat

BAB V : PENUTUP
Membuat kesimpulan dari hasil penelitian, dan saran-saran untuk
pengembangan lebih lanjut

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Landasan Teori


II.1.1 Rancang Bangun
Menurut R. Pressman dalam bukunya “Software Engineering A
Practitioner’s Approach” pengertian rancang merupakan proses
menganalisa kebutuhan dan mendeskripsikan dengan detail
komponenkomponen yang akan diimplementasi. Dalam buku
tersebut juga dijelaskan pengertian dari bangun yaitu menciptakan
sistem baru atau memperbaiki sistem yang sudah ada. George M.
Scott mengemukakan bahwa proses rancang sistem adalah
bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang harus
diselesaikan. Kegiatan rancang sistem juga termasik
megkonfigurasikan komponen perangkat lunak dan perangkat keras
dari suatu sistem (Ratulangi et al., 2014). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa rancang bangun adalah kegiatan menganalisa
kebutuhan,dan mendeskripsikan semua komponenkomponen yang
sudah dideskripsikan sebelumnya. Tujuan akhir dari kegiatan
rancang bangun adalah menjawab sebuah permasalahn dengan
memberikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan.

II.1.2 Pemprosesan Informasi dan Teori S-O-R


Menurut Pressely (1990) dalam (Luitz, 2003) menjelaskan
bahwa pertama-tama, manusia menangkap informasi dari
lingkungan melalui organ-organ sensorisnya (mata, telinga, hidung
dan sebagainya). Beberapa informasi disaring (diabaikan) pada
tingkat sensoris, kemudian sisanya dimasukkan ke dalam ingatan
jangka pendek (kesadaran). Ingatan jangka pendek mempunyai
kapasitas pemeliharaan informasi yang terbatas sehingga
kandungannya harus diproses sedemikian rupa (misalnya dengan
pengulangan atau pelatihan), jika tidak akan lenyap dengan cepat.
Bila diproses, informasi dari ingatan jangka pendek (short-term
memory) dapat ditransfer ke dalam ingatan jangka Panjang ( long-
6
term memory). Ingatan jangka Panjang (long-term memory)
merupakan hal penting dalam proses belajar. Menurut Anderson
dalam pressely (1990), tempat penyimpanan jangka Panjang
mengandung informasi facktual (disebut pengetahuan deklaratif)
dan informasi mengenai bagaimana cara mengerjakan sesuatu
(disebut pengetahuan prosedural).

1. Bagan pemrosesan informasi

Gambar II. 1 Teori Stimulus-Organism-Respon


(Luitz, 2003)

Menurut (Luitz, 2003) memori sensorik, memori sensorik


mewakili tahap awal rangsangan presepsi. Itu terkait dengan dan
sepertinya ada perbedan bagian untuk setiap jenis sensual presepsi
masing-masing dengan keterbatasan dan perangkat sendiri. Jelas
rangsangan yang tidak merasakan tidak dapat diproses lebih lanjut
dan tidak akan pernah menjadi dari bagian ruang memori. Hal ini
bukan mengatakan bahwa hanya rangsangan yang dirasakan bisa
disimpan, sebaliknya orang mengambil dan merasakan rangsangan
secara terus-menerus. Ini adalah hipotesis, meskipun presepsi tidak
ditransfer ke tahap yang lebih tinggi untuk diingat kembali. Transfer
informasi dengan cepat ke tahap pengolahan dan memori sensorik
yang bertindak sebagai portal untuk semua informasi yang menjadi
bagian dari memori. Tahap ini memori adalah temporal terbatas

7
yang berarti bahwa informasi yang disimpan mulai hilang jika tidak
cepat dipindahkan ke tahap berikutnya.

Menurut (Luitz, 2003) komponen pemrosesan informasi


dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi,
serta proses terjadinya. Komponen tersebut adalah:

a. Sensory Receptor (RS)


Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali
informasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam
bentuk aslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi
tadi mudah terganggu atau berganti.

b. Working Memory (WM)


Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap
informasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM
adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu
bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi
dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah
informasi tidak melebihi kapasitas disamping melakukan
pengulangan.

c. Long Term Memory (LTM)


Long Term Memory (LTM) diasumsikan:
1.) berisi semua pengetahuan yan telah dimiliki individu

2.) mempunyai kapasitas tidak terbatas

3.) sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah


terhapus atau hilang.

Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari


proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan
penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan
mengungkapkan Kembali informasi-informasi yang telah disimpan
dalam ingatan (retrieval). Ingatan terdiri dari struktur informasi
yang terorganisasi dan proses penelusuran bergerak secara hirarkis,
8
dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang
paling umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan diperoleh.

2. Jenis-jenis hambatan komunikasi


Ada beberapa jenis-jenis hambatan pada komunikasi/
menerima informasi yang efektif :

a. Mendengar
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar.
Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita,
namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi.
Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita
dengar.

b. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa


yang kita ketahui.

c. Menilai sumber
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi.
Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang
suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.

d. Presepsi yang berbeda


Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika presepsi si
pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan.
Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran,
diantara pengirim dan penerima pesan.

e. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda


Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai
dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan
datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi
orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu
menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.

f. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.


Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada
lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada
9
yang berkomunikasi dengan kita, mampengaruhi porses
komunikasi yang berlangsung.

g. Pengaruh emosi
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk
menerima informasi. apapun berita atau informasi yang
diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.

h. Gangguan
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita
berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.

3. Syarat Komunikasi Efektif


Adapun beberapa syarat komunikasi yang efektif dan dapat
diterima:

a. Menciptakan suasana yang menguntungkan


b. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
c. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau
minat pendengar
d. Pesan dapat menggugah kepentingan pendengar
Pesan yang disampaikan dapat memberikan kebaikan bagi
pendengar

Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan atau


reward pendengar.

II.1.3 Marka Jalan dan APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas)
1. Definisi Marka Jalan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 34 Tahun
2014 yang beberapa ketentuannya diubah dalam Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 67 Tahun 2018 tentang Marka
Jalan, pasal 1 Marka Jalan adalah suatu tanda yang ada di
permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi
peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis
melintang, garis serong, serta lambang yang berfungsi untuk
mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentinga

10
lalu lintas. Pemasangan marka pada jalan mempunyai fungsi
penting dalam menyediakan petunjuk dan informasi terhadap
pengguna jalan serta untuk mempengaruhi perilaku lalu lintas
para pengguna jalan, pada beberapa kasus, marka digunakan
sebagai tambahan alat kontrol lalu lintas yang lain seperti
rambu-rambu, alat pemberi sinyal lalu lintas dan marka-marka
lain. Marka pada jalan secara tersendiri digunakan secara
efektif dalam menyampaikan peraturan, petunjuk atau
peringatan yang tidak dapat disampaikan oleh alat kontrol lalu
lintas yang lain. Marka jalan juga dapat digantikan dengan paku
jalan atau kerucut lalu lintas yang dinyatakan dengan garis-
garis pada permukaan jalan.

Dalam menempatkan lokasi marka jalan ada beberapa hal


yang harus dipertimbangkan yaitu seperti:

a. Kondisi jalan dan lingkungan


b. Kondisi lalu lintas
c. Aspek keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran
lalu lintas.
2. Marka Stopline
Marka stopline menurut pm 34 tahun2014 pasal 24
adalah marka melintang berupa garis utuh yang menyatakan
batas berhenti kendaraan yang diwajibkan berhenti oleh alat
pemberi isyarat lalu lintas, rambu berhenti, tempat
penyebrangan, atau zebra cross.

11
Gambar II. 2 Marka Stopline

( Kaskus, 2014)

Fungsi marka stopline ketika APILL menyala merah,


fungsi dasarnya adalah untuk memberikan ruang untuk pada
pejalan kaki yang hendak menyeberangi jalan tesebut. Pasal
103 menerangkan mengenai Pengutamaan Alat Pemberi Isyarat
Lalu Lintas ayat 1, bahwa alat pemberi isyarat lalu lintas yang
bersifat perintah atau larangan harus diutamakan dari pada
rambu lalu lintas atau marka jalan. Kemudian pasal 106 ayat 2,
bahwa setiap orang mengemudikan kendaraan bermotor di
jalan wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan
pesepeda.

Dalam hal ini para pengguna kendaraan harus berhenti


dibelakang marka stopline atau garis henti Ketika lampu APILL
menyala merah guna memberi ruang pada pejalan kaki untuk
menyeberangi jalan melalui zebra cross. Aturan pelanggaran
marka stopline ini tertera dalam Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Linta Angkutan Jalan (LLAJ) pada
pasal 287 ayat 1. Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa apabila
setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dijalan
dan melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan
dengan rambu lalu lintas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal
106 ayat 4 huruf a atau marka jalan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 106 ayat 4 huruf b, dipidana dengan pidana

12
kurungan paling lama 2 bulan atau denda maksimal
Rp.500.000.

3. definisi APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas)


Alat pemberi isyarat lalu lintas adalah perangkat peralatan
teknis yang menggunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu
lintas orang dan/ atau kendaraan di persimpangan atau pada
ruas jalan.

Gambar II. 3 Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

(Google Maps, 2021)

II.1.4 Efektivitas Kampanye


Menurut (Misnawati, 2015) Efektivitas adalah sesuatu yang
memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, yang membawa
hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu tindakan yang telah
dilakukan secara terkoordinasi dan dalam hal ini efektivitas dapat
dilihat dari tercapai tidaknya tujuan intruksional khusus yang telah
direncanakan. Dalam sebuah kampanye tidak terlepas dari
komunikasi yang bersifat membujuk (persuasif) dan mendidik
(edukatif) yaitu berupaya untuk mengubah perilaku, sikap
bertindak, tanggapan, presepsi, hingga membentuk opini publik
yang positif dan mendukung atau yang menguntungkan baik dari
segi citra dan sebagainya.

13
Efektivitas kampanye dapat dilihat apabila kampanye tersebut
telah berhasil menjangkau khalayak sasaran, sebagai khalayak
mengalami perubahan baik pada aspek pengetahuan, sikap,
keterampilan yang diharapkan kampanye, sebagai khalayak tersebut
juga berubah perilakunya sesuai dengan tujuan yag ditetapkan.

Pengertian efektivitas kampanye disini yaitu efektivitas dalam


komunikasi yang efektif, yaitu bagaimana antara penyebar
(komunikator) dengan penerima pesan (komunikan) dapat
menimbulkan suatu pengertian yang sama tentang suatu pesan
(efek). Perubahan yang terjadi disebut efek positif atau efektivitas.
Efek merupakan salah satu unsur komunikasi, efek dalam
komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima
(komunikator/khalayak) sebagai akibat dari pesan yang diterimanya
baik langsung maupun tidak langsung. Jika perubahan itu sesuai
dengan keinginan, maka komunikasi itu disebut efektif.

Munawaroh (2009) secara umum, akibat dari hasil kampanye


ini dapat mencakup tiga aspek sebagai berikut :

1. Aspek kognitif
Menyangkut kesadaran dan pengetahuan. Terjadi bila ada
perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipresepsi
khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,
ketrampilan, kepercayaan atau informasi. Misalnya: menjadi
sadar atau ingat, menjadi tahu atau kenal.

2. Aspek afektif
Menyangkut sikap atau perasaan / emosi. Efek afektif
timbul bila ada perubahan apa apa yang dirasakan, disenangi,
atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungunnya dengan, emosi,
sikap dan nilai. Misalnya : sikap setuju atau tidak setuju,
perasaan sedih, gembira, benci atau menyukai.

14
3. Aspek konatif
Menyangkut perilaku / tindakan. Komponen ini lebih
menampilkan tingkah laku atau perilaku seseorang, misalnya:
bereaksi untuk memukul, menghancurkan, menerima, menolak
dsb.

Dalam penelitian ini hanya membatasi efektivitas kinerja alat


dalam penyampaian pesan keselamatan lalu lintas guna mengurangi
pelanggaran marka stopline. Dengan mengetahui efektivitas dari
kegiatan kampanye ini diharapkan dapat mengetahui sejauh mana
kampanye ini berhasil mencapai tujuan dan hasil penelitian tersebut
bisa dijadikan bahan acuan untuk kegiatan selanjutnya.

II.1.5 Pesan Kampanye


(Munawaroh, 2009) menjelaskan bahwa suatu gagasan dapat
muncul karena berbagai alasan, tetapi apapun latar beakangnya,
suatu gagasan pada akhirnya akan dikonstruksikan dalam bentuk
pesan-pesan yang dapat disampaikan kepada khalayak. Pesan-
pesan inilah yang akan dipresepsi, ditanggapi, diterima atau ditolak
oleh khalayak jadi intinya kampanye tidak lain adalah pesan.
Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan dari
pengirim kepada khalayak. Tujuan dari kampanye hanya dapat
dicapai bila khalayak memahami pesan-pesan yang ditunjukan pada
mereka. Dibalik kesuksesan setiap kampanye, selalu hadir para
perancang pesan sensitif dan kreatif. Para perancang pesan ini
umumnya memiliki kepekaan dalam mengidentifikasi karakteristik
khalayaknya menjadi sasaran utama.

Menurut Whibur dalam Munawaroh (2009) mengajukan syarat


untuk berhasilnya suatu pesan sebagai berikut :

1. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa


sehingga pesan itu dapat menarik perhatian sasaran yang
dituju.

15
2. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang didasarkan
pada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran,
sehingga kedua pengertian itu bertemu.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi dari sasaran
dan menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan itu.
4. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh
kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana kesadaran
pada saat itu digerakan untuk memberikan jawaban yang
dikehendaki.
Pesan kampanye yang efektif adalah pesan yang
menginformasikan dengan segala kejadian penting yang terjadi
disekitar khalayak sasarannya, sehingga mudah dikenali dan
ditanggapi khalayak.

II.1.6 Public Announcer


Public announcer atau dapat disebut dengan TAPS (Traffic
Announcer Public Speaker) yaitu alat yang dipasang pada alat
pemberi isyarat lalu lintas (APILL) yang berfungsi sebagai
penyampai informasi yang memberikan himbauan pada saat lampu
APILL menyala merah, sehingga pengguna jalan yang berhenti
dapat mendengarkan isi informasi yang disampaikan yaitu berisi
tentang himbauan agar pengemudi selalu ingat akan pentingnya
mematuhi aturan lalu lintas di jalan (Destiana, 2017).

II.1.7 Sensor LDR


Sensor LDR atau Light dependend resistor merupakan suatu
sensor yang apabila terkena cahaya maka tahanannya akan
berubah. Biasanya LDR dibuat berdasarkan kenyataan bahwa film
cadmium sulfide mempunyai tahanan yang besar kalau tidak
terkena cahaya dan tahanannya akan menurun kalau permukaan
film itu terkena cahaya.
Fotoresistor adalah komponen elektronika yang resistansinya
akan menurun jika ada perubahan intensitas cahaya yang
mengenainya Fotoresistor dibuat dari semikonduktor beresistansi
tinggi. Jika cahaya/foton dengan frekuensi yang cukup tinggi
16
diserap oleh semikonduktor menyebabkan elektron dengan energi
yang cukup untuk meloncat kepita konduksi. Elektron bebas yang
dihasilkan akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan
resistansinya. Besar tahanan LDR/fotoresistor dalam kegelapan
mencapai jutaan Ohm dan turun sampai beberapa ratus Ohm dalam
keadaan terang. LDR dapat digunakan dalam suatu jaringan kerja
pembagi potensial yang menyebabkan terjadinya perubahan
tegangan kalau sinar yang datang berubah. (Lestari, 2020)

Gambar II. 4 Light Dependent Resistor

(Lestari, 2020)

II.1.8 Arduino Uno


Papan Arduino merupakan papan mikrokontroler yang
berukuran kecil atau dapat diartikan juga dengan suatu rangkaian
berukuran kecil yang didalamnya terdapat komputer berbentuk
suatu chip (Indianto, Kridalaksana dan Yulianto, 2017). Pada
hardware arduino terdiri dari 20 pin yang meliputi:

1. 14 pin Ion Digital (pin 0-13)


Sejumlah pin digital dengan nomor 0-13 yang dapat dijadikan
input atau output yang diatur dengan cara membuat program
IDE

2. 6 pin Input Analog (pin 0–5)

17
Sejumlah pin analog bernomor 0–5 yang dapat digunakan untuk
membaca nilai input yang memiliki nilai analog dan
mengubahnya ke dalam angka antara 0 dan 1023.

3. 6 pin Output Analog (pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11) Sejumlah pin


yang sebenarnya merupakan pin digital tetapi sejumlah pin
tersebut dapat diprogram kembali menjadi pin output analog
dengan cara membuat programnya pada IDE.

USB port pada komputer dengan menggunakan USB charger


atau dapat pula mengambil daya dengan menggunakan suatu AC
adapter dengan tegangan 9 volt. Jika tidak terdapat power supply
yang melalui AC adapter, maka papan Arduino akan mengambil
daya dari USB port. Tetapi apabila diberikan daya melalui AC
adapter secara bersamaan dengan USB port maka papan Arduino
akan mengambil daya melalui AC adapter secara otomatis (Indianto,
Kridalaksana dan Yulianto, 2017).

Gambar II. 5 Board Arduino Uno

(Lestari, 2020)

II.1.9 Modul Df Player Mini


DF PLayer Mini adalah sebuah modul MP3 serial yang
menyiakan kesempurnaan integrasi MP3, WMV hardware decoding.
Sedangkan softwarenya mendukung driver TF card, mendukung
sistem file FAT16, FAT32. Melalui perintah-perintah serial sederhana

18
untuk menentukan memutar musik, serta bagaimana cara memutar
musik dan fungsi lainnya, tidak melalui operasi yang rumit, mudah
digunakan, stabil dan dapat diandalkan adalah fitur-fitur yang paling
penting dari modul ini. Modul ini dapat digunakan sebagai modul
yang berdiri sendiri dengan menggunakan baterai (Ratna, 2019).
DFPlayer Mini yang nantinya akan dipasangkan dengan memory
card yang sudah berisi rekaman pesan perintah sebagai output alat.

Gambar II. 6 DF Mini Player


(Lestari, 2020)
II.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian Terdahulu merupakan rujukan yang digunakan sebagai
referensi dalam melakukan penelitian serta untuk mendapatkan hipotesis.
Beberapa studi literatur yang menjadi dasar dari penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel II.1

Tabel II. 1 Peneliti Terdahulu

No Penulis Tahun Judul


1 Nilam Ayu Lestari 2020 Rancang bangun
Alat Sensor
Ultrasonik Untuk
Mendeteksi
Pelanggaran Pada
Marka Stopline
Uraian Penelitian:

19
Penelitian ini bertujuan untuk menguragi jumlah pelanggaran marka
stopline di jalan P Diponegoro dengan cara membuat rancang bangun
alat menggunakan sensor ultrasonik berbasis Arduino Uno. Dari
penelitian yang dilakukan didapat bahwa rancang bangun alat sensor
ultrasonik dapat terealisasi menjadi sebuah alat untuk di
implementasikan diruas jalan untuk mendeteksi pengguna jalan yang
melanggar pada marka stopline.
Persamaan :
- Sama-sama bertujuan untuk mengurangi pelanggaran pada
marka stopline
- Cara memperoleh data sama yaitu menggunakan metode
Research and Development
Perbedaan :
- Alat yang digunakan hanya bisa mendeteksi pelanggaran marka
stopline
- Menggunakan sensor utrasonik
2 Wahyu Kurniawan 2012 Efektifitas
Spanduk Tertib
Lalu Lintas
Dalam
Meningkatkan
Pengetahuan
Tentang
Keselamatan
Berkendara Pada
Masyarakat
Kecamatan
Sambutan Kota
Samarinda
Uraian Penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Spanduk Tertib
Lalu Lintas dalam Meningkatkan Pengetahuan tentang Kesalamatan
Berkendara Pada Masyarakat melalui ukuran dan dominasi pada

20
spanduk tertib lalu lintas terlihat efektif menginformasikan masyarakat
tentang keselamatan berkendara. Melalui warna, pada spanduk tertib
lalu lintas tidak efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang
keselamatan berkendara pada masyarakat.
Persamaan :
- Sama-sama untuk mengetahui efektifitas penyampaian pesan
keselamatan lalu lintas
Perbedaan :
- Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan keselamatan
lalu lintas yaitu media cetak luar ruang berupa spanduk
3 Hanika Destiana 2017 Efektivitas Pesan
Keselamatan
Lalu Lintas
Melalui Media
Public Announcer
Guna
Mengurangi
Pelanggaran
Pada Marka
Stopline
Uraian Penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pesan
keselamatan lalu lintas melalui media public announcer pada jalan
merbabu kabupaten Klaten Jawa Tengah untuk mengurangi
pelanggaran marka stopline. Penelitian ini menggunakan Teknik analisis
data before after untuk mngetahui tingkat efektifitas media tersebut.

Persamaan :
- Sama-sama bertujuan untuk mengurangi pelanggaran pada
marka stopline
Perbedaan :
- Membandingkan ruas jalan yang belum dan sudah terpasang
public announcer untuk menghiung tingkat efektifan pesan

21
keselamatan yang disampaikan

4 Whardani 2012 Perancangan


Indrayana Kampanye
Safety Riding
Untuk
Pengendara
Motor Surabaya
Uraian penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk menkampanyekan pesan keselamatan
jalan kepada para pengendara motor di kota Surabaya menggunakan
media cetak luar ruang yaitu billboard. Pada perancangan ini, penulis
menyimpulkan bahwa komunikasi kampanye yang efektif dan menarik
adalah dengan membuat konsep ilustrasi karakter yang dirancang
berdasarkan kebiasaan pengendara motor di Surabaya, yaitu karakter
yang bersifat positif dan negative. Sifat karakter ini diambil berdasarkan
dari observasi penulis dilapangan.
Persamaan :
- Sama-sama bertujuan untuk menyampaikan pesan keselamatan
lalu lintas
Perbedaan : Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan
keselamatan lalu lintas yaitu media cetak luar ruang billboard

5 Adi Abdurakhim 2018 Pembangunan


dan Dedeng Purwarupa
Hirawan Sistem
Pemantau
Pelanggaran
Lalu Lintas
Pada Marka
Garis Batas
Kendaraan

22
berbasis
Internet Of
Things
Uraian penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem pemantau Pelanggaran
Lalu Lintas Pada Marka Garis Batas Kendaraan berbasis Internet Of
Things. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Pendeteksian
pelanggaran marka jalan bisa dilakukan tanpa perlu diawasi, Peringatan
pelanggaran berdasarkan plat, nomor dari pelanggar secara otomatis,
Pencacatan pelanggaran sudah tersimpan dalam bentuk data secara
terupdate.
Persamaan :
- Sama-sama bertujuan untuk mengurangi pelanggaran pada
marka stopline
Perbedaan :
- Menggunakan sistem alat yang terintegrasi dengan web

( Hasil Penelitian, 2021)

23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and
Development atau penelitian dan pengembangan. Research and
Development merupakan suatu proses atau Langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang
telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan (Nana, 2009)

Research and Development atau penelitian dan pengembangan


bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu
produk (Haryati, 2012).

Berdasarkan dari beberapa kutipan tersebut, maka research and


development merupakan metode penelitian yang dilakukan secara
sengaja dan sistematis untuk menyempurnakan produk yang telah ada
maupun mengembangkan suatu produk baru melalui pengujian, sehingga
produk tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

24
III.2 Bagan Alir

Gambar III. 1 Bagan Alir


(Dokumentasi, 2021)

Bagan alir dimulai dari mengidentifikasi masalah, dalam masalah


penelitian ini yaitu banyaknya terjadi pelanggaran marka stopline pada
beberapa provinsi di Indonesia. Studi literatur digunakan sebagai
referensi atau acuan dalam melakukan penelitian baik dalam penulisan
maupun data perancangan alat. Desain alat dilakukan untuk membuat
rancangan atau gambaran awal berdasarkan referensi atau acuan yang
kita dapat berdasarkan studi literatur, kemudian melakukan perakitan
alat sesuai dengan rancangan atau desain yag telah dibuat. Akan
dilakukan pengujian alat jika semua komponen sudah terakit sesuai
referensi atau acuan berdasarkan studi literatur. Jika alat dapat
bekerja sesuai desain atau rancangan maka akan dilanjutkan ke tahap
selanjutnya, namun jika alat belum dapat bekerja maka alat akan

25
dilakukan perbaikan. Tahap yang terakhir yaitu memberikan
kesimpulan dan saran berdasarkan hasil dari penelitian, selesai.

III.3 Metode Pengumpulan Data


III.3.1 Studi Literatur
Melakukan pengumpulan data untuk mendukung selesainya
penelitian, diantaranya :

1. Metode Literatur
Mengumpulkan data yang didasarkan pada literatur
yang mendukung ini dimana dilakukan penelaahan dari
buku-buku maupun website yang berhubungan dengan
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.
2. Metode Dokumentasi
Metode pengumpulan data yang berupa gambar, foto
dan suara yang berhubungan dengan penelitian.

III.3.2 Desain/Rancang Bangun


1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini merupakan pembuatan rancang
bangun alat. Rancang bangun berupa alat Public Announcer
dan sensor LDR guna mengurangi pelanggaran marka
stopline.
2. Alat dan Bahan :
a. Personal Computer (PC) / Laptop
b. Board Arduino Uno
c. Board Arduino Nano
d. Modul Df Player
e. Light Dependent Resistor (LDR)
f. Fm Radio Transmitter
g. Mini Amplfer 5v
h. Laser
Perangkat lunak (Software):
a. Arduino IDE
b. Fritzing
26
c. Sketchup 2016
Bahan penelitian :
a. Memory card
b. Mur dan baut
c. Solder
d. Kabel ties
e. Besi hollow
f. Soket penghubung
g. Soket penghubung PLA
h. Lem altico

III.3.3 Blok Diagram Rangkaian


Metode penelitian dari rancang bangun ini terdiri dari 2
blok sistem kerja alat yang terdiri dari Input, Proses dan
Output.
1. Blok diagram penerima

Gambar III. 2 Diagram Penerima


(Dokumentasi, 2021)

27
2. Blok diagram pemancar

Gambar III. 3 Diagram Pemancar


(Dokumentasi, 2021)

Rancang bangun alat public announcer dan sensor LDR


guna mengurangi pelanggaran marka stopline dianalisis untuk
mendapatkan komponen secara spesifik. Selanjutnya dilakukan
perancangan perangkat keras, kerja sistem, pembuatan serta
pengujian. Dalam perancangan ini terdapat dua bagian
pengerjaan yaitu, perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software). Pada perinsipnya bekerjanya hardware
dengan baik membutuhkan perancangan sistem dengan baik.

III.3.4 Cara Kerja Alat


Dilakukan penginputan waktu untuk menyesuaikan waktu
siklus APILL pada lokasi penempatan alat, penginputan waktu
dilakukan secara manual karena alat ini tidak perlu
menyambungkan ke rangkaian APILL atau bersifat stand alone.
Pada alat tersedia LCD 2x16 dan keypad guna penginputan
waktu. Klik tombol A untuk input lampu hijau dan klik tombol B
untuk lampu merah, setelah waktu lampu merah dan lampu
hijau selesai di input klik tombol D, maka akan ada terjadinya
proses pada Arduino Uno yang memiliki tugas yaitu mengolah
data masukan dari tiap komponen. Timer lampu hijau sudah
habis, set mode lampu merah aktif, kemudian pesan suara
keselamatan akan berbunyi dengan aktifnya laser yang dikirim
dari driver transistor. Ketika sinar sensor LDR terhalang objek

28
maka alat akan menghitung selama 5 detik untuk memastikan
adanya pelanggaran kendaraan. Setelah 5 detik habis, alat akan
merubah pesan suara menjadi suara teguran yang akan
diteruskan Arduino uno melalui DF mini player.

III.3.5 Perakitan Alat


Tahap ini merupakan tahap perakitan bahan dan alat
sesuai dengan desain hingga menjadi prototipe.

Tabel III. 1 Lembar Kerja Perakitan Alat

No Komponen Kerja Penilaian


Ya Tidak Hasil
1 Persiapan Kerja
Kelengkapan Peralatan
Kelengkapan Bahan
2 Proses Kerja
Memeriksa komponen
prototipe
Menghubungkan pin
persensor dengan
konektor
Menghubungkan pin
pada arduino uno
dengan kabel konektor
yang telah terhubung
dengan sensor

Menghubungkan pin
pada arduino uno
dengan kabel konektor
yang telah terhubung
dengan sensor

Mengecek hubungan

29
kabel
antara pin arduino uno
dengan pin sensor.
3 Sikap Kerja
Keselamatan Kerja
Kebersihan Penggunaan
Alat dan Bahan
Menyimpan Alat dan
Bahan
4 Hasil Kerja
Laporan Hasil Pekerjaan
(Dokumentasi, 2021)

III.3.6 Pengujian Prototipe


Setelah melakukan perakitan rangkaian hingga menjadi
prototipe. Selanjutnya dilakukan pengujian prototipe untuk
mengetahui bekerja atau tidaknya rangkaian.

Tabel III. 2 Lembar Kerja Pengujian Prototipe

No Komponen Kerja Penilaian


Ya Tidak
1 Persiapan Kerja
Kelengkapan Peralatan
Kelengkapan Bahan
2 Proses Kerja
Menyiapkan alat dan
bahan
Memeriksa komponen
prototipe
Memeriksa sambungan
antar komponen
Menyalakan Prototipe
Menginput waktu APILL

30
Mengamati kerja
prototipe
a. Kerja Power Supply

b. Kerja Sensor LDR


c. DF mini player dan
Speaker
d. Kerja LCD dan
Keypad
3 Sikap Kerja

Kebersihan Penggunaan
Alat dan Bahan
Menyimpan Alat dan
Bahan
4 Hasil Kerja
Laporan Hasil Pekerjaan
(Dokumentasi, 2021)

III.4 Instrumen Validasi Alat


Data yang diperoleh dalam uji validasi ini bersifat kualitatif dan
kuantitatif yang telah dikemukakan oleh para validator.
Tabel III. 3 Lembar Kerja Validasi Alat
No. Pernyataan Penilaian
1 2 3 4
1 Kemudahan pemakaian alat
2 Isi dan hasil pesan suara yang
dibunyikan
3 Waktu berjalan sesuai perintah
4 Sensor mendeteksi adanya
pelanggaran Ketika sensor
terhalang objek
5 Alat dianggap mampu untuk
memberi sanksi sosial bagi

31
pelanggar marka stopline
Saran
(Dokumentasi, 2021)

Data kuantitatif berupa skor penilaian dan data kualitatif


diberikan melalui saran yang diberikan oleh validator yang melakukan
validasi. Berikut pembahasan dari masing masing tehnik analisis.

III.4.1 Analisis Data Kualitatif


Penelitian ini menggunakan Teknik analisis data yang
berupa data kualitatif. Tehnik tersebut dilakukan dengan cara
mengolah data yang didapat dari responden dan data hasil
validasi alat. Data kualitatif berupa komentar kritik dan saran.
Data tersebut kemudian dianalisis sebagai dasar untuk
memperbaiki dan mengetahui kelayakan alat yang akan
dihasilkan.

III.4.2 Analisis Data Kuantitatif


Data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi produk oleh
validator dan hasil uji coba yang diamati oleh pengamat.
Analisis validasi produk dilakukan dengan menggunakan skala
likert 1-4. Setiap skala dilengkapi dengan kriteria yang
memudahkan penilai dalam memberikan penilaian. Data
dianalisis oleh peneliti untuk mengetahui kelayakan produk
yang telah disusun oleh peneliti. Pedoman penskoran yang
digunakan peneliti adalah nilai skala 1-4. Peneliti tidak
menggunakan skala 1-5 karena responden akan cenderung
memilih alternatif jawaban yang ada ditengah yaitu 3, karena
dirasa aman dan paling gampang (Arikunto,2010). Skala
penilaian terhadap alat yang dikembangkan yaitu sangat baik
(4), baik (3), tidak baik (2), sangat tidak baik (1). Setelah nilai
diperoleh dari validator, maka dianalisis rerata skor dengan
rumus sebagai berikut:

Jumlah skor yang diperoleh


𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 =
Jumlah item skor

32
Skor yang diperoleh kemudian dikonversikan menjadi
data kuaitatif menggunakan tabel konversi nilai skala empat
berdasarkan skala likert. Berikut adalah table konversi data
kuantitatif menurut (Widyoko,2014) yang disajikan dalam tabel
berikut:

Tabel III. 4 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif

Interval Kategori Keterangan


skor
3,26-4,00 Sangat baik Keseluruhan instrumen sudah
layak digunakan
2,51-3,25 Baik Keseluruhan instrument sudah
layak digunakan namun perlu
perbaikan
1,76-2,50 Kurang Keseluruhan instrument kurang
layak digunakan
1,00-1,75 Sangat kurang Keseluruhan instrument tidak
layak digunakan
(Widyoko, 2014)

33
III.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan kebutuhan data


yang akan dikumpulkan. Berikut merupakan tabel jadwal pelaksanaan
penelitian.

Tabel III. 5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tahun 2020 Tahun 2021


Kegiatan Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Penyusunan
proposal
Pengumpulan
naskah
proposal
Seminar
proposal
Revisi
proposal
Rancang
bangun alat
Pengambilan
data
(Dokumentasi, 2021)

34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Perancangan Alat

Perancangan alat merupakan tahapan merangkai tiap-tiap


komponen mulai dari memastikan kaki hingga arus kelistrikan dengan
benar. Maka diperlukan perencanaan rangkaian komponen alat atau
diagram kelistrikan guna meminimalisir terjadinya salah merangkai tiap
komponen pada alat. Kemudian tahap akhir yaitu penyusunan
komponen pada layout yang telah direncanakan. Berikut merupakan
perencanaan rangkaian komponen atau diagram kelistrikan alat public
announcer dan sensor LDR guna mengurangi pelanggaran marka
stopline.

Gambar IV. 1 Perencanaan Rangkaian Penerima


(Dokumentasi, 2021)

35
Pada Gambar IV.I adalah Diagram kelistrikan dari rangkaian
penerima alat public announcer dan sensor LDR. Arduino uno menjadi
mikrokontoler atau sebuah sistem utama kendali pada rangkaian
penerima, Arduino uno bertugas mengendalikan kinerja seluruh
komponen seperti keypad, Fm transmitter, Df mini player, Mini
Amplifier, Loudspeaker dan sensor LDR sesuai perintah yang sudah di
masukkan ke dalam program.

Gambar IV. 2 Perencanaan Rangkaian Pemancar


(Dokumentasi, 2021)

Pada Gambar IV.I adalah diagram kelistrikan dari rangkaian pemancar


alat public announcer dan sensor LDR. Berbeda dengan rangkaian
penerima, rangkaian pemancar menggunakan mikrokontroler Arduino
nano sebagai sistem utama kendali untuk menjalankan perintah sesuai
program yang telah dilakukan untuk mengendalikan sinar laser pada
saat fm receiver mendapat gelombang sinyal dari fm transmitter pada
rangkaian penerima

Berdasarkan perancangan diagram kelistrikan yang dibuat


menggunakan software fritzing, alat public announcer dan sensor LDR

36
memiliki 2 rangkaian yaitu rangkaian penerima sinar laser dan
pemancar sinar laser.

IV.1.1 Perakitan Keypad Pada Arduino Uno


Perakitan keypad komponen input yang digunakan untuk
melakukan setting terhadap beberapa parameter program.
Keypad digunakan untuk melakukan setting terhadap waktu
fase APILL yang telah disesuaikan.

1. Menentukan pin yang digunakan sebagai input pada Arduino


Pin input keypad memiliki 8 pin terdiri atas dasar pin baris
dan pin kolom, di mana 4 input akan digunakan sebagai pin
input digital dan 4 pin lainnya di gunakan sebagai pin output
digital. Pada pemasangan keypad digital perlu di perhatikan
jangan sampai terbalik, jika pemasangan terbalik keypad
memang tidak akan rusak tetapi program akan salah membaca
karakter yang masuk.

Tabel IV. 1 Sambungan Pin Input Keypad ke Arduino

No KEYPAD ARDUINO
1 ROW 0 Pin digital 5
2 ROW 1 Pin digital 6
3 ROW 2 Pin digital 7
4 ROW 3 Pin digital 8
5 COLSS 0 Pin digital 9
6 COLSS 2 Pin digital 10
7 COLSS 3 Pin digital 11
8 COLSS 4 Pin digital 12
(Hasil Penelitian, 2021)

2. Pemasangan pin harus dipastikan terpasang dengan benar


Pemasangan pin keypad tidak diperbolehkan terbalik, jika
pemasangan terbalik maka input karakter dalam program akan
mengalami error. Lakukan pengecekan koneksi dengan
multimeter untuk menghindari salah jalur atau jalur putus.

37
3. Melakukan pengujian sambungan dengan program.
Tes setelah melakukan pemasangan keypad dengan
arduino akan lebih baik. Pengetesan ini dpat dilakukan
menggunakan program khusus guna mencegah adanya error.

Gambar IV. 3 Perakitan Keypad pada Arduino Uno


(Dokumentasi, 2021)

IV.1.2 Perakitan Sensor Light Dependend Resistor (LDR)


Perakitan sensor cahaya perlu di perhatikan pada
pemasangan sensor dan modul sensor. Sensor LDR ini terdiri
dari 2 bagian terpisah yang harus di pasang secara teliti.
Terdapat komponen sensor cahaya ldr dan bagian lainnya, yaitu
modul pengolah sensor.

Tabel IV. 2 Sambungan pin Modul Sensor ke Arduino

No Module Sensor LDR ARDUINO


1 VCC + 5V
2 GND Ground
3 Sinyal Output A0
(Hasil Penelitian, 2021)

1. Menentukan pin output modul sensor dengan Arduino

38
Pada pin modul sensor ldr memiliki 4 pin output. Pin
output memiliki 2 keluaran. Pin analog output, pin digital
output dan 2 buah port untuk power. Pada komunikasi
dengan arduino kita hanya membutuhkan 3 buah port. 1
port output sinyal menggunakan analog dan 2 buah port
power vcc dan ground.

2. Menentukan pin sensor ldr dengan modul sensor


Pada sensor LDR memiliki 2 buah kaki layaknya
komponen resistor. LDR adalah jenis resistor yang peka
terhadap cahaya dan kaki nya adalah non polar. LDR tidak
memiliki kutub pada kedua kakinya. Tidak memiliki kutub
positif atau kutub negatif. Pada saat menghubungkan LDR
dengan module pengolahan sinyal boleh terbalik.
3. Memastikan pin modul pengolahan sinyal sudah benar
Pemasangan modul sensor tidak boleh terbalik
dikarenakan pin power pada modul sensor memiliki kutub
positif (+) dan negatif (-). Lakukan pengecekan dengan
menggunakan multimeter untuk memberikan informasi
akurat bahwa pemasangan telah tepat dan tidak terbalik
atau jalur tidak putus.

Gambar IV. 4 Modul Pengolah Sensor

39
(Dokumentasi, 2021)

IV.1.3 Perakitan Module Df Player dengan Mini Amplifier


Pada perakitan ini terdapat 3 bagian modul suara yang
perlu di perhatikan. Bagian modul suara DF-Player yang
terhubung dengan Arduino, bagian mini amplifier sebagai
pengeras suara dan speaker sebagai komponen yang merubah.
Pemasangan harus di perhatikan dan teliti untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan.

Tabel IV. 3 Pin Input Pada Komponen ke Arduino


N0 Modul Df Mini Player Arduino
1 VCC + 5V
2 GND Ground
3 Rx Pin D3
4 Tx Pin D2
No Mini Amplifier Modul Df Player
1 VCC + 5V
2 GND Ground
3 Rx Pin D3
No Speaker Mini Amplifier
1 Input 1 Output 1
2 Input 2 Output 2
(Hasil Penelitian, 2021)

1. Menentukan pin sambungan DF-Player dengan Arduino


DF-Player adalah komponen untuk memainkan file
mp3 Player dengan komunikasi usart. Komunikasi komponen
dengan Arduino mengunakan pin digital software serial.
Terdapat 2 pin power vcc dan ground dan 2 buah pin digital
sebagai software serial pada pin 2 dan 3.
2. Menentukan sambungan Mini Amplifier dengan DF Player
Mini amplifier adalah komponen penguat sinyal,
Komponen ini terhubung dengan DF-Player melalui 3 pin
analog input yaitu sinyal analog left, sinyal analog right dan

40
ground. Sambungan dengan DF-Player pada pin analog
Output Left, analog Output Right dan ground. Pin sinyal
analog tidak masalah jika terbalik akan tetapi tidak boleh
dengan ground. Pin lainnya adalah port power yang di
gunakan oleh Mini amplifier untuk sumber daya tegangan
amplifier.
3. Menentukan Sambungan Speaker dengan Mini Amplifier
Speaker adalah komponen yang merubah gelombang
arus listrik menjadi gelombang suara. Terdapat pin untuk
input tegangan atau gelombang listrik. Pemasangan pada
Mini Amplifier boleh terbalik, dikarenakan speaker tidak
memiliki positif dan negatif. Pemasangan boleh terbalik.
4. Memastikan pemasangan DF-Player dengan Arduino
Pemasangan DF-Player dengan arduino perlu di
perhatikan karena jika pemasangan power terbalik, maka
DF-Player akan mengalami kerusakan ataupun jika pin data
yang terbalik, maka arduino tidak akan bisa mengirim
perintah ke DF-Player untuk memainkan mp3 atau
rekaman suara
5. Memastikan Mini Amplifier dengan DF-Player
Pemasangan Mini Amplifier perlu di perhatikan, jika
terjadi kesalahan pemasangan maka suara dari DF-player
tidak akan bisa keluar atau tidak ada suara keluar. DF-Player
hanya menampilkan indikator biru atau merah. Test
sambungan jalur Mini Amplifier dengan DF-Player dengan
multimeter. Test sambungan pin ground signal speaker dan
tes komunikasi jalus speaker left right dengan multimeter.
6. Memastikan speaker dengan DF-Player
Test jalur pin speaker dengan output DF-Player
Pemasangan diperbolehkan terbalik, karena tidak memilik
polar negatif (-) dan positif (+). Tes dilakukan guna
melakukan pengecekan sambungan yang tidak boleh
terbalik.

41
Gambar IV. 5 Perakitan DF-Player
(Dokumentasi, 2021)
IV.1.4 Perakitan FM Radio Transmitter
Pada perakitan ini perlu di perhatikan bahwa FM Radio
Transmitter memiliki 3 buah pin input pada board-nya.
Pemasangan dengan arduino harus di hubungkan dengan benar
baik dalam port power dan pin input digital.

Tabel IV. 4 Sambungan Pin FM Radio Transmitter ke Arduino

No FM Transmitter Arduino Uno


1 VCC + 5V
2 GND Ground
3 Tx Pin D7
(Hasil Penelitian, 2021)

1. Menentukan pin sambungan FM Radio transmitter


FM Radio Transmitter hanya memiliki sebuah input
digital yang merupakan input data dari arduino untuk
mengirim sinyal. Pemasangan boleh di lakukan pada pin
input analog atau digital arduino. Pada pemasangan dengan
arduino terdapat 3 pin yang perlu diperhatikan. 2 buah port
input power untuk vcc dan ground dan sebuah port input
dari arduino sebagai input sinyal.

42
2. Memastikan sambungan FM Radio Transmitter Sudah Benar
Setelah melakukan sambungan FM Radio Transmitter
dengan arduino selesai. Lakukan tes dengan mengunakan
multimeter. Tes sambungan power vcc dan ground antara
FM Radio Transmitter dengan arduino tidak boleh terbalik,
jika sambungan terbalik maka FM Radio Transmitter akan
mengalami kerusakan. Tes sambungan input dari FM
Receiver ke Arduino, Kesalahan pemasangan maka arduino
tidak akan bisa mengirim sinyal.
3. Tes semua sambungan dengan program
Setelah melakukan penyambungan dan melakukan tes
sambungan dengan multimeter, maka selanjutnya adalah
dengan melakukan tes dengan program example.
Pengetesan ini di perlukan untuk memastikan setelah tes
dengan multimeter secara program, maka dilanjutkan
apakah sistem kerja FM Radio Transmitter telah bekerja
dengan normal atau baik.

Gambar IV. 6 Perakitan FM Radio Transmitter


(Dokumentasi, 2021)

43
IV.1.5 Perakitan Laser
Pada perakitan laser perlu di perhatikan beberapa
perakitan komponen sebagai pendukung, dikeranakan ada
komponen pendukung lainnya. Laser memiliki daya yang cukup
besar untuk di kendalikan dari arduino, maka di perlukan
komponen lain sebagai driver, disini terdapat relay sebagai
on/off.

Tabel IV. 5 Pin Input Relay - Arduino

No Relay Arduino Uno


1 VCC + 5V
2 GND Ground
3 Sinyal Pin A4
No Relay Laser
1 COM VCC
2 NO GND

(Hasil Penelitian, 2021)

1. Menentukan pin relay


Relay pada sistem ini di perlukan sebagai penghubung
antara sistem laser dengan arduino. Pada pemasangannya pin
relay terdapat 3 buah pin yaitu sambungan power dan
sambungan pin sinyal digital input untuk kendali arduino yang
berada pada pin A4.
2. Menentukan pin relay dengan laser
Laser memiliki 2 buah pin input digital power. Pin Power
3.3V dan Ground. Pemasangan pada rangkaian ini dengan
menghubungkan pin ground dengan ground arduino dan
pemangan power +3.3V laser dengan Power 3.3V arduino
nano. Pemasangan relay sebagai saklar on/off untuk
melakukan on/off laser.
3. Memastikan sambungan relay telah tepat
44
Setelah melakukan sambungan komunikasi relay dengan
arduino, maka hal lain nya adalah dengan memastikan tidak
adanya putus sambungan antar kabel. Tes juga pin
komunikasi digital untuk sambungan ke Arduino. Jika
sambunghan tidak tepat maka sinyal pengendali arduino tidak
akan bisa menyalakan laser.
4. Memastikan sambungan Laser dengan tepat
Setelah melakukan pemasangan laser dengan power
dan relay, kita lakukan tes dengan laser. Tes komunikasi laser
kabel input power dengan power vcc 3.3V pada arduino nano.
Tes juga sambungan input power laser dengan relay sebagai
saklar on/off.
5. Memastikan sambungan telah berjalan dengan program
Setelah semua tes dengan multimeter telah berhasil,
maka tes laser dengan program. Jalankan program untuk
menyalakan dan mematikan laser melalui pin digital output.
Pengecekan ini diperlukan agar dapat memantau kondisi
perangkat apakah sudah sukses atau belum sebelum masuk
ke sistem utama.

Gambar IV. 7 Perakitan Rangkaian Laser


(Dokumentasi, 2021)

45
IV.1.6 Penyusunan Case Panel
Pada tahap penyusunan Case Panel, pastikan semua
komponen-komponen telah terakit dengan benar. Kemudian
seluruh komponen alat, diletakkan pada case Panel yang telah
di desain sebelumnya. Berikut merupakan desain case Panel
alat public announcer dan sensor laser yang dibuat
menggunakan software sketchup 2016.

Gambar IV. 8 Desain Case Panel


(Dokumentasi, 2021)

Gambar IV. 9 Desain Case Panel


(Dokumentasi, 2021)

Case Panel digunakan sebagai tempat komponen-


komponen yang telah di rakit guna melindungi dari kerusakan

46
yang tidak diinginkan. Case Panel memiliki ukuran 16cm x 12
cm x 8cm dengan bahan dasar PLA atau Polylactic Acid.
Pemilihan bahan ini dikarenakan PLA merupakan filament
plastic yang bersifat bio-degredable atau ramah lingkungan.

IV.2 Pemograman

Gambar IV. 10 Membuka Program Arduino IDE


(Dokumentasi, 2021)

Pada tahap ini membuat bahasa pemrograman menggunakan Arduino


IDE. Membuat Bahasa pemrograman memerlukan ketelitian khusus
karena setiap langkah dari program adalah otak dari kinerja sistem.
Dengan tampilan arduino IDE untuk melaksanakan pemrograman yang
meliputi :

1. File berfungsi untuk membuat sketch baru


2. Edit
3. Verify
4. Upload
5. Include Library
6. Tools

47
7. Help
8. Serial Monitor

Gambar IV. 11 Membuka Device Manager


(Dokumentasi, 2021)

Gambar IV. 13 Menu Device Manager


(Dokumentasi, 2021)

Gambar di atas merupakan langkah pertama dari pemrograman


yaitu pengenalan komponen Board Arduino Uno kepada sistem
Software Arduino IDE. Pada menu tampilan Arduino IDE tekan tombol
windows dan X – klik device manager – Ports (COM & LPT) untuk
memastikan bahwa port Arduino uno sudah tersambung pada laptop.

48
Gambar IV. 12 Menu Tools Arduino IDE
(Dokumentasi, 2021)

Gambar IV. 13 Menyesuaikan Port dan Board yang digunakan


(Dokumentasi, 2021)

Kemudian pilih Tools lalu sesuaikan jenis port dan board


Mikrokontroler yang digunakan atau yang sudah kita lihat pada device
manager, pada alat ini menggunakan board arduino uno pada port
COM3.

49
Gambar IV. 14 Pemrograman Arduino IDE Inroduction
(Dokumentasi, 2021)

Langkah selanjutnya adalah melakukan setup sesuai dengan


perencanaan yang ada. Fungsi setup hanya dipanggil satu kali Ketika
program pertama kali dijalankan hal ini digunakan untuk pendefinisian
mode pin atau memulai komunikasi serial. Fungsi setup harus
diikutsertakan dalam program walaupun tidak ada perintah yang
dijalankan.

50
Gambar IV. 15 Pemrograman Arduino IDE (Fungsi Setup)
(Dokumentasi, 2021)

Setelah melakukan fungsi setup() maka langkah selanjutnya


melakukan fungsi loop() secara berurutan dan melakukan instruksi-
instruksi yang ada dalam fungsi loop().

Gambar IV. 16 Pemrograman Arduino IDE Fungsi Loop


(Dokumentasi, 2021)

51
Gambar IV. 17 Pemrograman Arduino IDE Fungsi Loop
(Dokumentasi, 2021)

Tahap selanjutnya adalah memverifikasi dan upload program pada


Arduino. Pada tahap ini merupakan akhir dari pemograman dan
menentukan apakah program telah berjalan dengan baik atau perlu
pembenahan, Adapun langkahnya adalah:

1. Memverifikasi Program dan Mengupload pada Arduino Pada tahap


ini merupakan akhir dari pemograman dan menentukan apakah
program telah berjalan dengan baik ataukah perlu pembenahan,
Adapun langkahnya adalah:

a. Klik menu (verify), maka pada footnote bar akan tertera

(compiling sketch).

b. Apabila berhasil akan tertera


c. Apabila tidak berhasil akan tertera pada footnote bar

52
Pada proses pemrograman ini dapat dilaksanakan dengan baik dan
berhasil yang selanjutnya dapat di upload pada Arduino.
2. Mengupload Arduino IDE ke mikrokontroler Arduino
Pada tahap ini program arduino yang telah dibuat harus sudah fix
adapun langkah upload adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan kabel data dan Arduino
b. Memastikan koneksi antara Arduino dan komputer/laptop

c. Klik menu upload pada menu bar

d. Pada saat proses upload akan tertera dan jika

berhasil akan tertera .

IV.3 Pengujian Prototipe


Pada pengujian prototipe akan diawali dengan menguji sumber
daya tenaga yaitu batu baterai, kemudian dilakukan uji tiap fungsi
komponen seperti keypad, sensor LDR, Df Mini Player dan speaker.
Pada pengujian prototipe ini bertujuan untuk mengetahui apakah
sumber daya tenaga dan seluruh komponen berfungsi dengan baik
atau tidak.

IV.3.1 Uji Sumber Daya tenaga


Pada uji coba awal adalah mengetes kinerja dari sumber
daya tenaga alat public announcer dan sensor LDR
menggunakan multimeter.

53
Gambar IV. 18 alat uji multimeter
(Dokumentasi, 2021)

Karena berupa prototipe, alat public announcer dan


sensor laser menggunakan sumber daya batu baterai guna
menghindari tegangan besar yang dihasilkan oleh arus listrik
sehingga dapat memudahkan seluruh komponen tidak kuat
atau rusak. Arduino uno yang digunakan hanya mampu
menerima tegangan kurang lebih sebesar 5 Volt, untuk itu
rangkaian sumber daya tenaga menggunakan rangkaian seri
pada regulator yang berfungsi untuk menurunkan tenaga yang
dihasilkan oleh baterai agar stabil atau sesuai dengan kapasitas
Arduino uno.
Baterai yang digunakan yaitu jenis 18650-3400 mAh yang
memiliki tegangan kurang lebih 3,7 Volt.

54
Gambar IV. 19 Batu Baterai
(Dokumentasi, 2021)

Untuk memastikan tegangan pada baterai masih cukup


untuk menyalakan alat, maka sebelum dipasang dilakukan
pengecekan tegangan menggunakan multimeter. Batas
tegangan baterai untuk menghidupkan alat yaitu pada 3,5 Volt
sampai 3,7 Volt, Ketika tegangan baterai kurang dari 3,5 Volt
alangkah baiknya baterai diisi terlebih dahulu untuk
menghindari kerusakan.

Gambar IV. 20 Uji tegangan baterai


(Dokumentasi, 2021)

55
Saat kedua baterai sudah dipasang, maka lampu pada
regulator akan menyala yang menandakan rangkaian regulator
siap untuk menyalakan rangkaian Arduino uno.

Gambar IV. 21 Rangkaian Sumber Daya Tenaga


(Dokumentasi, 2021)

Selain dari lampu yang menyala, regulator dapat


diketahui berfungsi dengan baik dengan cara di uji
menggunakan multimeter melalui input dan outputnya.

Gambar IV. 22 Menguji Input Regulator


(Dokumentasi, 2021)

56
Menguji Input pada regulator perlu dilakukan guna
mengetahui jumlah tegangan yang dihasilkan dari dua buah
baterai yang dipasang pada rangkaian seri. Pada pengujian
input regulator tersebut didapatkan hasil dari gabungan 2 buah
baterai yang 1 baterainya memiliki tegangan kurang lebih 3,7
Volt jika digabungkan menjadi 7,29 Volt yang berarti kedua
baterai memiliki tegangan yang cukup untuk digunakan. Selain
pengujian input regulator juga diperlukan untuk diuji
outputnya. Fungsi uji output ini digunakan untuk mengetahui
apakah regulator berfungsi untuk menetralkan atau
menstabilkan tegangan dari kedua buah baterai tersebut
menjadi tegangan kapasitas Arduino uno yaitu 5 Volt.

Gambar IV. 23 Menguji Output Regulator


(Dokumentasi, 2021)

Pada pengujian output regulator tersebut didapatkan hasil


5 Volt yang berarti bahwa regulator berfungsi dengan baik saat
menstabilkan tegangan yang semula mempunyai tegangan 7,29

57
Volt yang dihasilkan dari tegangan kedua buah baterai yang
dipasang pada rangkaian seri.

Setelah melakukan pengujian pada power supply atau


sumber daya tenaga dan mendapatkan hasil yang baik,
selanjutnya dilakukan pengujian sumber daya tenaga ke
seluruh komponen alat. Pengujian ini dilakukan hanya untuk
mengetahui apakah sumber daya tenaga yang dihasilkan dapat
menghidupkan seluruh komponen.

Gambar IV. 24 Uji sumber daya tenaga ke rangkaian penerima


(Dokumentasi, 2021)

Sumber daya tenaga mampu memberikan daya kepada


masing-masing rangkaian, tetap harus dipastikan pada saat
pengujian sangat disarankan selalu mengecek regulator dengan
multimeter agar mengetahui total tegangan baterai dan
menghindari adanya konslet karena kurang daya.

58
Gambar IV. 25 Uji sumber daya tenaga ke rangkaian pemancar
(Dokumentasi, 2021)

Pada saat pengujian sumber daya tenaga ke seluruh


komponen didapatkan hasil yang baik karena sumber daya
tenaga dapat menghidupkan seluruh komponen yang berada
pada rangkaian pemancar maupun penerima.

IV.3.2 Uji Keypad

Gambar IV. 26 Kode Pemograman Uji Keypad


(Dokumentasi, 2021)

Untuk menguji fungsi keypad dapat dilakukan dengan


cara menyiapkan kode pemograman yang dapat didownload di
internet dan disesuaikan dengan perangkat keypad yang

59
digunakan. Setelah kode pemograman yang di download sudah
disesuaikan, upload pada software Arduino IDE.

Gambar IV. 27 Uji Keypad


(Dokumentasi, 2021)

Setelah kode pemograman berhasil diupload, kemudian


tekan tombol yang diinginkan pada keypad, lalu bisa dilihat
pada serial monitor, apa yang kita tekan pada tombol maka
akan muncul pada serial monitor.

Gambar IV. 28 Tampilan Serial Monitor Uji Keypad


(Dokumentasi, 2021)

60
Pada Gambar IV.28 dapat dilihat tampilan serial monitor
menunjukkan hasil dari keypad yang kita tekan. Jika seluruh
tombol pada keypad sudah ditekan dan muncul pada serial
monitor maka keypad dinyatakan berfungsi dengan baik dan uji
fungsi keypad dinyatakan berhasil.

IV.3.3 Uji Sensor LDR


Sensor LDR adalah jenis resistor yang nilai hambatannya
dipengaruhi oleh cahaya, pada alat public announcer dan
sensor LDR ini menggunakan cahaya yang berasal dari laser.

Gambar IV. 29 Kode Pemograman Uji Sensor LDR


(Dokumentasi, 2021)

Tidak jauh berbeda dengan uji keypad, uji sensor juga


membutuhkan kode pemograman yang dapat di download di
internet. Kemudian buka file dan upload pada software Arduino
IDE.

61
Gambar IV. 30 Tampilan Serial Plotter Uji Sensor LDR

(Dokumentasi, 2021)

Setelah proses upload kode pemograman berhasil, buka


pada menu serial plotter yang dapat dibuka pada tools Arduino
IDE. Saat proses uji sensor, sensor harus diberi daya. Berbeda
dengan keypad yang saat uji fungsi tidak menggunakan daya
tenaga. Setelah membuka serial plotter tampilan akan
berbentuk grafik seperti pada Gambar IV.30 jika sensor
mendapat rangsangan cahaya.

62
Gambar IV. 31 Tampilan Serial Plotter Uji Sensor LDR
(Dokumentasi, 2021)

Naik turunnya grafik pada serial plotter akan berubah-


ubah sesuai dengan intensitas cahaya laser yang mengenai
sensor LDR. Jika sensor tidak mendapat rangsangan cahaya
maka serial plotter akan naik seperti pada Gambar IV.31.

Gambar IV. 32 Uji Sensor LDR


(Dokumentasi, 2021)

63
Pada pengujian sensor didapatkan hasil yang bagus
sehingga dapat disimpulkan bahwa uji sensor LDR berhasil
karena serial plotter menunjukkan hasil yang baik.

IV.3.4 Uji Df Mini Player dan Speaker


Pengujian prototipe yang terakhir yaitu Uji Df Mini player
dan speaker. Untuk menguji Df mini player dan speaker dapat
dilakukan dengan cara menyiapkan kartu memori dan file
rekaman suara mp3. Yang pertama ubah kartu memori atau
Micro SD dengan format FAT32 dengan cara klik kanan pada
perangkat memori yang sudah tersambung pada laptop
kemudian pilih opsi format dan ubah menjadi FAT32.

Gambar IV. 33 Tampilan format FAT 32


(Dokumentasi, 2021)

Setelah kartu memori berhasil di ubah formatnya,


kemudian siapkan folder mp3 dan file rekaman suara untuk di
masukkan ke kartu memori.

64
Gambar IV. 34 folder dan file rekaman suara mp3
(Dokumentasi, 2021)

Untuk memastikan file rekaman suara mp3 dapat


berjalan, ubah nama folder dengan 000 kemudian beri nomor
atau angka sesuai yang sudah dimasukkan ke dalam
pemograman seperti pada Gambar IV.33. Setelah selesai
diganti nama, folder dapat dipindah ke dalam kartu memori dan
siap untuk dimasukkan kedalam Df mini player untuk dicoba.

Gambar IV. 35 Lampu Df Mini Player


(Dokumentasi, 2021)

Saat alat dicoba dan rekaman suara berhasil berbunyi


maka pada Df mini player akan mengeluarkan lampu biru yang
65
menandakan Df mini player berjalan sesuai program. Dengan
ini uji Df mini player dan speaker dinyatakan bagus dan
berfungsi dengan baik.

IV.4 Uji Validasi Alat


Uji validasi alat dilaksanakan via zoom meeting dan video call via
whatsapp, mengingat pada pelaksanaan penelitian sedang dalam masa
pandemi dan diberlakukannya pembatasan kegiatan masyarakat
(PPKM) sehingga beberapa kantor diberlakukan pembagian work from
home meski tidak semua pegawai. Validator berasal dari perwakilan
instansi Dinas perhubungan Kota Malang, Kabupaten Pacitan dan
Direktorat sarana transportasi jalan kementrian perhubungan, karena
jika kedepannya alat ini dikembangkan dan akan diterapkan, maka
yang berhak mempunyai wewenang untuk memasang di lapangan
yaitu dinas perhubungan.

Pada uji validasi yang pertama dilaksanakan pada tanggal 30 Juli


2021 oleh perwakilan pegawai bidang lalu lintas Dinas perhubungan
Kota Malang yang diwakili oleh bapak Mishbakhul Ulum.

Gambar IV. 36 Validasi Alat oleh Dishub Kota Malang


(Dokumentasi, 2021)

Uji validasi yang kedua dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus


2021 oleh perwakilan pegawai bidang lalu lintas Dinas perhubungan
Kabupaten Pacitan yang diwakili langsung oleh kepala seksi bidang lalu
lintas bapak Agus Winarno.

66
Gambar IV. 37 Validasi alat oleh Dishub Kabupaten Pacitan
(Dokumentasi, 2021)

Sedangkan uji validasi yang ketiga dilaksanakan pada tanggal 7


Agustus 2021 oleh perwakilan pegawai Direktorat sarana transportasi
jalan kementrian perhubungan yang diwakili oleh bapak Adil
Hayuningrat.

Gambar IV. 38 Validasi Alat Oleh Direktorat Sarana

(Dokumentasi, 2021)

67
Pada proses validasi, peneliti memutarkan video tentang cara
kinerja alat yang sudah direkam sebelumnya. Setelah itu validator
diberikan formulir online untuk memberikan saran dan nilai terhadap
setiap pernyataan yang tersedia pada formulir (Lampiran). Dari uji
validasi yang dilakukan oleh masing-masing validator didapatkan nilai
sebagai berikut;

Tabel IV. 6 Hasil Formulir Validasi

No. Pernyataan Penilaian


1 2 3 4
1 Kemudahan pemakaian alat √√√
2 Isi dan hasil pesan suara √ √√
yang dibunyikan
3 Waktu berjalan sesuai √√√
perintah
4 Sensor mendeteksi adanya √ √√
pelanggaran Ketika sensor
terhalang objek
5 Alat dianggap mampu untuk √√√
memberi sanksi sosial bagi
pelanggar marka stopline
Saran dari Prototipe ini sudah bagus, mungkin kedepannya bisa
Dishub dilakukan pengembangan untuk komponen mengingat
Kota nantinya alat akan ditempatkan di tempat terbuka
Malang tentu membutuhkan komponen yang lebih bagus lagi
serta perlunya diperhatikan untuk perawatan
komponen agar alat tahan lebih lama
Saran dari Durasi himbauan jangan terlalu panjang dan harus
Dishub mengedukasi, yang menjadi perhatian pada suara
Kabupate mohon lebih dijernihkan, sensor untuk diperhatikan
n supaya pelanggar cepat terdeteksi
Pacitan

68
Saran dari Menambah Backup system, guna mengantisipasi
Direktorat apabila terjadi kendala pada sensor. Integrasi dengan
Sarana APILL

(Dokumentasi, 2021)

Berdasarkan hasil validasi, total nilai yang didapat dari Dinas


Perhubungan Kota Malang yaitu 4 “sangat baik”, sedangkan nilai yang
didapat dari Dinas Perhubungan Kabupaten Pacitan dan Direktorat
sarana transportasi jalan kementrian perhubungan yaitu 3,80 “sangat
baik”. Dari nilai yang diberikan oleh ketiga validator tersebut dapat
disimpulkan bahwa alat sudah berfungsi sangat baik namun
kedepannya perlu dilakukan evaluasi terhadap saran yang diberikan.

69
IV.5 Skenario Penempatan Alat
Skenario penempatan alat dilakukan untuk memvisualisasikan
alat public announcer dan sensor LDR jika diterapkan.

Gambar IV. 39 Skenario Penempatan Alat


(Dokumentasi, 2021)

Alat public announcer dan sensor LDR memiliki 2 rangkaian yang


harus dipasang lurus sejajar dengan marka stopline di atas
trotoar/median dengan sama tinggi, karena pada saat memasuki fase
lampu merah alat akan membunyikan suara berupa himbauan dan
sinar laser dari rangkaian pemancar harus memberikan rangsangan
cahaya ke sensor LDR yang berada pada rangkaian penerima, jika
pada saat sinar laser memancarkan cahaya namun terhalang oleh
objek atau terjadi adanya pelanggaran maka alat akan berubah
membunyikan suara peringatan atau teguran bahwa alat mendeteksi
adanya pelanggaran marka stopline. Tinggi alat bisa disesuaikan jika
pada lokasi pemasangan alat terdapat beda tinggi antara trotoar dan
median.

70
Gambar IV. 40 Rangkaian Penerima
(Dokumentasi, 2021)

Rangkaian penerima adalah rangkaian yang terdiri dari beberapa


komponen seperti sensor LDR untuk mendapat rangsangan cahaya, fm
transmitter yang berfungsi mengirim sinyal berdasarkan waktu yang
sudah di input dan Df mini player untuk memutar suara rekaman

Gambar IV. 41 Rangkaian Pemancar


(Dokumentasi, 2021)

Sedangkan rangkaian pemancar sinar laser terdiri dari komponen


laser yang berfungsi untuk memberikan rangsangan cahaya ke sensor

71
LDR dan komponen Fm Receiver sebagai penerima sinyal dari Fm
transmitter untuk mengendalikan komponen laser.

Karena alat berupa prototipe alat bersifat stand alone dengan


menggunakan sumber daya tenaga baterai dan tidak tersambung ke
rangkaian APILL sehingga sebelum penerapan alat dilakukan survey
menghitung waktu fase APILL kemudian di inputkan pada alat tersebut
agar alat bekerja sesuai dengan APILL yang sudah tersedia.

Gambar IV. 42 Input Waktu APILL


(Dokumentasi, 2021)

Tekan tombol A untuk menginput waktu hijau tekan tombol B


untuk menginput waktu merah, jika sudah disesuaikan dengan APILL
tekan tombol D untuk memulai alat. Ketika sudah memasuki fase
waktu merah, alat akan mengeluarkan suara himbauan dan akan
mengaktifkan sinar laser untuk memberikan rangsangan cahaya ke
sesnsor LDR.

72
Gambar IV. 43 Sinar Laser Menyala
(Dokumentasi, 2021)

Rekaman suara himbauan akan berubah menjadi suara teguran


jika terdapat pengendara yang berhenti diatas marka stopline, karena
alat sinar laser yang berada diatas marka stopline tertutup dan tidak
memberikan rangsangan cahaya ke sensor LDR.

Gambar IV. 44 Terjadinya Pelanggaran Marka Stopline


(Dokumentasi, 2021)

Sebelum merubah suara himbauan menjadi suara teguran, alat


akan menghitung selama 5 detik untuk memastikan bahwa benar ada
penggguna jalan yang malanggar. Waktu 5 detik ini diatur untuk
membedakan objek yang tidak sengaja menghalangi sensor dengan
pengendara yang menghalangi sensor.

73
Gambar IV. 45 Terjadinya Pelanggaran Marka Stopline
(Dokumentasi, 2021)

Setelah sudah dipastikan sensor LDR tidak menerima rangsangan


cahaya selama 5 detik, dapat dipastikan terjadi adanya pelanggaran
marka stopline dan alat akan mengubah suara himbauan menjadi
suara teguran. Harapannya dengan suara teguran ini dapat
memberikan efek sanksi sosial dengan di ingatkan oleh pengendara
lain yag sudah tertib dan mengurangi tingkat pelanggaran pada marka
stopline.

74
BAB V
PENUTUP

V.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dari perancangan, pembuatan dan pengujian
rancang bangun alat public announcer dan sensor LDR guna
mengurangi pelanggaran marka stopline yang sudah dilakukan maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Rancang bangun alat public announcer dan sensor LDR guna


mengurangi pelanggaran marka stopline dapat terealisasi menjadi
sebuah rangkaian alat, namun belum bisa di simulasikan di
lapangan karena berupa prototipe atau rupa awal. Berikut adalah
tahapan pembuatan rancang bangun alat public announcer guna
mengurangi pelanggaran marka stopline :
Persiapan alat dan bahan, perakitan alat, pemograman, pengujian
tiap komponen alat dan yang terakhir validasi alat.
2. Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui keberfungsian dari
masing-masing komponen apakah sudah sesuai dengan perintah
yang diinginkan. Hasil pengujian prototipe yaitu sumber daya
tenaga menggunakan 2 buah baterai jenis 18650-3400 mAh dimana
masing-masing baterai memiliki tegangan kurang lebih 3,7 Volt
dapat menghidupkan seluruh rangkaian komponen dengan catatan
saat digunakan kedua baterai tidak boleh kurang dari 5volt. Public
announcer dapat menjalankan waktu yang telah diinput dengan
tepat, dapat mengeluarkan suara himbuan dengan baik dan pada
saat sensor ditutup untuk menandakan adanya terjadi pelanggaran
marka stopline, sensor dapat bekerja dan public announcer dapat
mengeluarkan suara teguran dengan baik juga.
3. Skenario penempatan alat yaitu merealisasikan rancangan
penempatan alat yang dibuat secara virtual ke lapangan melalui
animasi yang dibuat pada software sketchup 2016.

75
V.2 Saran
1. Untuk mengetahui efektifitas perlu dilakukan uji coba penerapan,
dimana meneliti tingkat perubahan perilaku pengguna jalan dengan
adanya alat public announcer dan sensor LDR yang dapat
mendeteksi pelanggaran marka stopline pada simpang bersinyal.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai ketahanan komponen
alat terhadap berbagai kondisi lingkungan
3. Perlu adanya pengembangan alat mengikuti perkembangan
teknologi namun tetap sederhana dan mempunyai biaya murah
agar dapat digunakan oleh daerah yang belum memiliki anggaran
besar untuk memasang ATCS.

76
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2013. ATCS di beberapa provinsi dan kota di Indonesia. diakses dari :
http://hubdat.dephub.go.id/berita/1222-atcs-di-beberapa-provinsi-dan-
kota-diindonesia. [2 Agustus]

Bhinnety, M., (2009), Struktur dan Proses Memori. Vol 16(2): hal. 74–88.

Crowder, R. G. 1993. Short-term memory Where do we stand?. Vol 21(2) :


hal.142–145.

Destiana, H., (2017), Efektivitas Pesan Keselamatan Lalu Lintas Melalui Media
Public Announcer Guna Mengurangi Pelanggaran Pada Marka Stopline
[Skripsi] Tegal: Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan

Gultom, H. 2016. Transportasi Jalan Raya. diakses dari :


https://herujhgultom.wordpress.com/2016/08/30/transportasi-jalan-
raya/ [30 Agustus]

Hirawan, D. dan Abdurakhim, A., (2018), Pembangunan Purwarupa Sistem


Pemantau Pelanggaran Lalu Lintas Pada Marka Garis Batas Kendaraan
berbasis Internet Of Things. Bandung : Universitas Komputer Indonesia

Kurniawan, W., (2012), Efektifitas Spanduk Tertib Lalu Lintas Dalam


Meningkatkan Pengetahuan Tentang Keselamatan Berkendara Pada
Masyarakat Kecamatan Sambutan Kota Samarinda. E-journal komunikasi
2016. Vol 4(2) : hal 200-211

Lestari, N., (2020). [Skripsi]. Tegal: Politeknik Keselamatan Transportasi jalan

Lutz, S., & Huitt, W., (2003), Information Processing and Memory: Theory and
Applications. Educational Psychology Interactive. Valdosta, GA: Valdosta
State University.
Munawaroh, Siti. (2009). Efektifitas Komunikasi Kampanye “Program Safety
Riding” Polantas Polda Metro Jaya Untuk Meningkatkan Pengetahuan
(Studi Kasus Pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri dikabupaten Bekasi).
Jakarta: Universitas (Nugroho, 2003)Mercu Buana

77
Nugroho, R., (2003), Kebijakan Publik Formulasi Evaluasi dan Implementasi .
Jakarta: Elex Media Komputindo

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 34 Tahun 2014 Marka Jalan


Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 67 Tahun 2018 Marka Jalan
Unoviana, K. 2014. Langgar Marka Jalan Disini kena Tilang. diakses dari :
https://megapolitan.kompas.com/read/2015/01/09/19161861/ Langgar.
Marka.Jalan.di.Sini.Pengendara.Langsung.Kena.Tilang [9 Januari]

Primadani, T. 2016. Hampir dua ribu pelanggar setiap hari. diakses dari :
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2016/Hampir-Dua-Ribu-
Pelanggar-Setiap-Hari-Terjaring-Operasi-Zebra/ [22 November]

Putro, E. dan Widoyoko. (2016), Penyusunan Instrumen Penelitian dan Metode


Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

JD, R. 2020. Operasi Patuh Candi 2020. diakses dari :


https://jatengdaily.com/2020/operasi-patuh-candi-2020-polda-jateng-
berakhir-temukan-69-513-pelanggaran-20-872-ditilang-pelanggar-48-
641-dapat-teguran/ [6 Agustus]

Redaksi. 2020. Langgar Stopline Didenda. diakses dari :


https://www.eramuslim.com/berita/nasional/langgar-stop-line-didenda-
rp-500-000-kecuali-bagi-polisi.htm#.X478zNAzbIU [25 April]

Sambodo. 2020. OPerasi Patuh Jaya 2020. diakses dari :


https://jakarta.bisnis.com/read/20200729/77/1272397/operasi-patuh-
jaya-2020-pengendara-sepeda-motor-paling-banyak-melanggar [29 Juli]

Septian Hendri, Zianida Rahma dan Misnawati Desy. (2015). Efektifitas


Kampanye Satuan Polisi Lalu Lintas Kota Palembang Terkait Safety
Riding Melalui Media Billboard Terhadap Perubahan Sikap Pengendara
Kendaraan Bermotor Roda Dua. Palembang: Universitas Bina Darma.

Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
pasal 287. Jakarta

78
Wardhani, R. dan Indrayana, D. (2012), Perancangan Kampanye Safety Riding
Untuk Pengendara Motor Surabaya. JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol.
1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X

79
LAMPIRAN

80
81
Lampiran 1. Lembar Asistensi

82
Lampiran 2. Koding Rangkaian Penerima

#include <Wire.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

#include <SoftwareSerial.h>

#include <Keypad.h>

#include <EEPROM.h>

#include <DFPlayer_Mini_Mp3.h>

//========================================>

SoftwareSerial mp3modul(2 , 3);

const int busyPin = 4;

//========================================>

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

//==========================================>

bool isModeOn = false ;

//=========================================>

String keyTemporary = "" ;

//============================>

const byte ROWS = 4; //four rows

const byte COLS = 4; //four columns


83
//============================>

char hexaKeys[ROWS][COLS] = {

{'1','4','7','*'},

{'2','5','8','0'},

{'3','6','9','#'},

{'A','B','C','D'}

};

byte rowPins[ROWS] = {9, 8, 7, 6}; //connect to the row pinouts of the keypad

byte colPins[COLS] = {13, 12, 11, 10}; //connect to the column pinouts of the
keypad

//===========================>

Keypad customKeypad = Keypad( makeKeymap(hexaKeys), rowPins, colPins,


ROWS, COLS);

//================================================
====>

const byte timer_off = 1 ;

const byte timer_on = 2 ;

unsigned long tmOff = millis();

unsigned long tmOn = millis();

84
//================================================
=====>

void sendSinyal2Nano_on(){

pinMode( A2 , OUTPUT );

for( int i = 0 ; i < 4 ; i++ ){

digitalWrite(A2,HIGH);

delay(40);

digitalWrite(A2,LOW);

delay(40);

void sendSinyal2Nano_off(){

pinMode( A2 , OUTPUT );

for( int i = 0 ; i < 4 ; i++ ){

digitalWrite(A2,HIGH);

delay(17);

digitalWrite(A2,LOW);

delay(17);

85
}

void setup() {

//===================================>

Serial.begin(9600);

//========================>

mp3modul.begin (9600);

mp3_set_serial (mp3modul);

//============================>

lcd.begin();

lcd.backlight();

//============================>

pinMode(busyPin,INPUT);

if( false ){

sendSinyal2Nano_on();

while(true){

//============================>

float diff = 0.0 ;

float max_number = 0.0 ;

float min_number = 2000.0 ;

unsigned long tms = millis();

while( (millis()-tms) < 200 ){


86
float val = analogRead(A0);

if( val > max_number ){

max_number = val ;

if( val < min_number ){

min_number = val ;

diff = max_number - min_number ;

Serial.println(String(diff) + "," + String(max_number) + "," +


String(min_number));

delay(1000);

sendSinyal2Nano_off();

//EEPROM.write(timer_on, 30);

//EEPROM.write(timer_off, 30);

//===============================>

bool isLockChekIsTargetPengendara = true ;

unsigned long timerMonitoringPelanggar = millis();

87
float diss = 0 ;

//====================================>

unsigned long tmlcd = millis();

void showLcd(){

if( (millis()-tmlcd) > 1000 ){

lcd.clear();

if( isModeOn == true ){

if( ( isLockChekIsTargetPengendara == true ) && ( millis() -


timerMonitoringPelanggar ) < 5000.0 ){

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Monitoring User ");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print( ( millis() - timerMonitoringPelanggar ) / 1000.0 );lcd.print(" Scnd


,");

Serial.println("diff:" + String(diss) + ",isLockChekIsTargetPengendara:" +


String(isLockChekIsTargetPengendara) + ",time:" + String( ( millis() -
timerMonitoringPelanggar )) + ",out:" + String( ( millis() -
timerMonitoringPelanggar ) < 5000.0));

else if( ( isLockChekIsTargetPengendara == true ) && ( millis() -


timerMonitoringPelanggar ) > 5000.0 ){

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Terdeteksi ");

lcd.setCursor(0,1);
88
lcd.print("Pelanggar..... ");

else{

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Merah : ");lcd.print( EEPROM.read(timer_on) );lcd.print(" Scnd");

float tms = (millis() - tmOff) / 1000.0 ;

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("Esti : ");lcd.print( EEPROM.read(timer_on) - tms );lcd.print("


Scnd");

}else{

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Hijau : ");lcd.print( EEPROM.read(timer_off) );lcd.print(" Scnd");

float tms = (millis() - tmOn) / 1000.0 ;

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("Esti : ");lcd.print( EEPROM.read(timer_off) - tms


);lcd.print("Scnd");

tmlcd = millis();

89
}

//==============================>

//==============================>

bool isAnyPelanggar(){

//============================>

float diff = 0.0 ;

float max_number = 0.0 ;

float min_number = 2000.0 ;

unsigned long tms = millis();

while( (millis()-tms) < 200 ){

float val = analogRead(A0);

if( val > max_number ){

max_number = val ;

if( val < min_number ){

min_number = val ;

diff = max_number - min_number ;

}
90
diss = diff ;

return diff < 19 ;

void loop() {

//===========================>

char customKey = customKeypad.getKey();

//===========================>

if (customKey){

keypadReader();

//===================> jika sedang dalam mode on atau mode


lampu merah , maka mulai proses peringatan kepada pengguna jalan .

//===================> jika ada pengendara yang melewati laser ,


maka nyalakan suara peringatan untuk pengguna jalan tersebut .

if( isModeOn == true ){

//================================================
> Putar lagu mp3

91
//=====================> Jika Tidak Sedang menjalankan mp3
Peringatan , maka putar mp3 untuk mengingatkan -

//=====================> pengguna jalan .

if( digitalRead( busyPin ) == true ){

mp3_play (3);

//=====================> Jika terdeteksi pelanggar jalan maka


nyalakan suara peringatan .

//=====> Sebelum menyalakan suara peringatan cek terlebih dahulu apakah


target bergerak

//=====> cek selama 5 detik .

//=====> Syarat pertama , belum pernah dicek

//=====> dan terdeteksi ada nya pelanggar .

Serial.println("=> diff:" + String(diss) + ",isLockChekIsTargetPengendara:" +


String(isLockChekIsTargetPengendara) + ",time:" + String( ( millis() -
timerMonitoringPelanggar )) + ",out:" + String( ( millis() -
timerMonitoringPelanggar ) < 5000.0) + ",stat:" + String(isAnyPelanggar()));

if( isLockChekIsTargetPengendara == false && isAnyPelanggar() == true){

//===========> set program sedang memantau target .

isLockChekIsTargetPengendara = true ;
92
//===========> reset timer .

timerMonitoringPelanggar = millis();

else if(

( isLockChekIsTargetPengendara == true ) &&

( isAnyPelanggar() == true ) &&

( ( millis() - timerMonitoringPelanggar ) > 5000.0 )

){

mp3_play (2);

while( digitalRead( busyPin ) == false ){

delay(1000);

Serial.println("#");

else if(

( isLockChekIsTargetPengendara == true ) &&

( isAnyPelanggar() == false ) &&

( ( millis() - timerMonitoringPelanggar ) < 5000.0 ) ||

( ( millis() - timerMonitoringPelanggar ) > 5000.0 )

){

93
//===========================> reset parameter monitoring
user .

isLockChekIsTargetPengendara = false ;

//================================================
=> cek apakah ini sudah timeout .

float tms = float(millis() - tmOn)/1000.0;

bool isTimeOut = tms > EEPROM.read(timer_on);

//================================================
=>

if( isTimeOut == true ){

//================================>

tmOn = millis();

tmOff = millis();

tms = float(tmOn - millis())/1000.0;

//================================>

isModeOn = false ;

//================================>

sendSinyal2Nano_on();

94
}

//===============> Timer off , untuk menunggu lampu hijau dan


kuning padam .

//===============> untuk penggantian lampu merah .

else{

//================================>

sendSinyal2Nano_off();

//====================================> reset
monitoring

isLockChekIsTargetPengendara = false ;

//================================================
=> cek timer jika selesai .

float tms = float(millis() - tmOff)/1000.0;

bool isTimeOut = tms > EEPROM.read(timer_off);

//================================================
=> cek apakah ini sudah timeout .

if( isTimeOut == true ){

//================================>

tmOn = millis();

tmOff = millis();

//================================>

isModeOn = true ;

95
}

//================================>

showLcd();

void keypadReader(){

char customKey = customKeypad.getKey();

unsigned long tmlcd = millis();

while(true){

//===========================>

char customKey = customKeypad.getKey();

//===========================>

if (customKey){

if( customKey == 'A' ){

int numb = keyTemporary.toInt();

if( numb == 0 ){

lcd.clear();

lcd.print("Min 1 Sec");
96
delay(1000);

else if( numb < 255 ){

EEPROM.write(timer_off, numb);

lcd.clear();

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Tersimpan");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("Lampu Hijau");

delay(1000);

else{

lcd.clear();

lcd.print("Max 255 Sec");

delay(1000);

keyTemporary = "" ;

else if( customKey == 'B' ){

int numb = keyTemporary.toInt();

if( numb == 0 ){

lcd.clear();

lcd.print("Min 1 Sec");
97
delay(1000);

else if( numb < 255 ){

EEPROM.write(timer_on, numb);

lcd.clear();

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Tersimpan");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("Lampu Merah");

delay(1000);

else{

lcd.clear();

lcd.print("Max 255 Sec");

delay(1000);

keyTemporary = "" ;

else if( customKey == 'C' ){

keyTemporary = "" ;

else if( customKey == '#' ){

sendSinyal2Nano_on();
98
}

else if( customKey == '*' ){

sendSinyal2Nano_off();

else if( customKey == 'D' ){ //===> reset proses .

//================================>

isModeOn = false ;

//================================>

tmOn = millis();

tmOff = millis();

//================================>

break ;

else{

keyTemporary += customKey ;

if( (millis()-tmlcd) > 700 ){

//==============================>

lcd.clear();

99
lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Key Kode : ");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print(keyTemporary);

//==============================>

tmlcd = millis();

100
Lampiran 3. Koding Rangkaian Pemancar

void setup() {

// put your setup code here, to run once:

Serial.begin(9600);

pinMode(A0,INPUT);

pinMode( A4 , OUTPUT );

digitalWrite( A4 , HIGH );

pinMode( A5 , OUTPUT );

digitalWrite( A5 , LOW );

//================================================
===>

float maxFlop = 2 ;

bool isLaserActive = false ;

unsigned long flop = millis();

void flipFlop(){

if( (millis()-flop) > maxFlop ){

isLaserActive = !isLaserActive ;

if( isLaserActive ){

digitalWrite( A4 , HIGH );

}else{

101
digitalWrite( A4 , LOW );

flop = millis();

bool isOff = false ;

void loop() {

// put your main code here, to run repeatedly:

long duration = pulseIn(A0, HIGH);

//==========================================>

if( duration > 36000 && duration < 42000 ){

isOff = true ;

//==========================================>

if( duration > 15000 && duration < 20000 ){

isOff = false ;

if( isOff ){

flipFlop();

102
}else{

digitalWrite( A4 , LOW );

103
Lampiran 4. Koding Uji Keypad

#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include <Keypad.h>

const byte ROWS = 4;


const byte COLS = 4;

char hexaKeys[ROWS][COLS] = {
{'1', '2', '3', 'A'},
{'4', '5', '6', 'B'},
{'7', '8', '9', 'C'},
{'*', '0', '#', 'D'}
};

byte rowPins[ROWS] = {9, 8, 7, 6};


byte colPins[COLS] = {5, 4, 3, 2};

Keypad customKeypad = Keypad(makeKeymap(hexaKeys), rowPins, colPins,


ROWS, COLS);

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

void setup(){
lcd.backlight();
lcd.init();
}

void loop(){
char customKey = customKeypad.getKey();
if (customKey){

104
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(customKey);
}
}

105
Lampiran 5. Koding Uji Sensor LDR

void setup() {

Serial.begin(9600);

void loop() {

Serial.println( analogRead(A0) );

delay(100);

106
Lampiran 6. Lembar Perakitan

107
Lampiran 7. Lembar Pengujian

108
Lampiran 8. Lembar Validasi

109
110
111
112
113
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rivaldho Anggola Eriyana


Notar : 17.I.0470
Tempat / Tanggal Lahir : Tegal, 31 Agustus 1999
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Lajang
Alamat Asal : Desa Plelen, Kacematan Gringsing, Kabupaten
Batang, Jawa Tengah
Telp : 085770243409
E-Mail : Rivaldogringsing@gmail.com
Motto : Dream, Believe, Achieve

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 3 Penyangkringan
2. SMP Negeri 1 Gringsing
3. SMA Negeri 1 Gringsing

114

Anda mungkin juga menyukai