Density Level Of Aedes Aegypti Mosquito Description in Kenali Asam Bawah District,
Jambi City.
Abstrak
Secara global diperkirakan 50-100 juta orang di seluruh dunia terinfeksi DBD setiap tahunnya. Pada tahun
2017 jumlah penderita DBD di Indonesia yang dilaporkan sebanyak 68.407 kasus, jumlah kematian 493
orang, angka kesakitan (IR) 26,12 per 100.000 penduduk, dan angka kematian (CFR) 0,72%. Salah satu
indikator yang digunakan untuk pengendalian DBD yaitu angka bebas jentik (ABJ). ABJ secara nasional
belum mencapai target program yang sebesar ≥ 95% sehingga perlu dilakukan pengamatan vektor pada
stadium jentik untuk mengetahui penyebaran, kepadatan nyamuk, habitat utama jentik, dan dugaan resiko
terjadinya penularan. Kepadatan populasi nyamuk Aedes aegypti dapat diketahui dengan melakukan survey
jentik sehingga didapatkan angka House Index, Container Index, Bruteau Index, dan Density Figure.
Penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif dan menggunakan metode cross sectional yang
memaparkan gambaran kepadatan dan jenis jentik berdasarkan rumah dan Tempat Penampungan Air
(TPA) yang diperiksa. Sampel penelitian berjumlah 160 rumah. Teknik pengambilan sampel menggunakan
proporsional random sampling. Hasil penelitian diketahui angka House Index 30%, Container Index
19,5%, dan Bruteau Index 74% sehingga didapatkan Density Figure 5,3 yang berarti wilayah Kelurahan
Kenali Asam Bawah termasuk Daerah Merah. Maka perlu kewaspadaan tinggi dan pengendalian segera
karena derajat penularan penyakit yang dibawa vektor tinggi. Angka bebas jentik (ABJ) 70% jauh berada
dibawah standar nasional 95%. Saran peneliti agar pemerintah daerah, perangkat desa, dan masyarakat
setempat bekerjasama untuk menggiatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan Gerakan
Satu Rumah Satu Jumantik.
Kata Kunci: DBD, Jentik, Aedes aegypti
Abstract
It is estimated that 50-100 million people worldwide are infected with DHF every year. In 2017, the number
of DHF sufferers in Indonesia was reported as many as 68,407 cases, the number of deaths was 493 people,
the morbidity rate (IR) was 26.12 per 100,000 population, and the death rate (CFR) was 0.72%. One of the
indicators used to control dengue is the larva free index (ABJ). The larva free index in Indonesia has not
yet reached the national target, which is ≥ 95%, so it is necessary to carry out vector observations at the
larva stage to determine the spread, mosquito density, main larvae habitat, and the suspected risk of
transmission. The population density of the Aedes aegypti mosquito can be determined by conducting a
larva survey to obtain the House Index, Container Index, Bruteau Index, and Density Figure numbers. This
research is a descriptive survey research and uses a cross-sectional method that describes the density and
type of larvae based on the house and water reservoir (TPA) examined. The research sample consisted of
160 houses. The sampling technique used proportional random sampling. The results showed that the
number of House Index is 30%, Container Index 19.5%, and Bruteau Index 74% so that the Density Figure
5.3 is obtained. This means that the area of Kenali Asam Bawah is included in the Red Area category. So
it needs high vigilance and immediate control because the level of disease transmission carried by vectors
is high. The larva free index (ABJ) of 70% is far below the national standard of 95%. Researchers suggest
that local governments, village officials, and local communities work together to intensify mosquito nest
eradication activities (PSN) and the “One Jumantik One Home” program.
Keywords: DHF, Larvae, Aedes aegypti
Info Artikel
Diterima : 10 September 2020 Gambaran Tingkat Kepadatan… 59
Direvisi : 18 September 2020
Publikasi : 23 September 2020
Vol. 4 No. 2 September 2020 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)
penyimpanan air dengan rapat serta variabel pada penelitian ini yaitu kondisi
penggunaan bubuk abate). Keberhasilan lingkungan rumah, jenis kontainer dan
terhadap kegiatan PSN ini dapat diukur keberadaan jentik. Density Figure (DF)
dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila digunakan untuk melihat tingkat kepadatan
ABJ lebih atau sama dengan 95% jentik di suatu wilayah, dengan
diharapkan penularan DBD dapat dicegah menggabungkan nilai HI, CI, dan BI.
atau dikurangi.
Salah satu indikator yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk upaya pengendalian penyakit DBD A. Karakteristik Responden
yaitu angka bebas jentik (ABJ). Sampai Hasil analisis univariat dapat dilihat
tahun 2018, ABJ secara nasional belum karakteristik responden pada penelitian ini
mencapai target program yang sebesar ≥ (Tabel 1). Berdasarkan (Tabel 1) di atas
95%. Oleh karena itu perlu dilakukan dapat dilihat bahwa responden sebagain
pengamatan vektor DBD pada stadium jentik besar adalah perempuan (56,9%), untuk
untuk mengetahui penyebaran, kepadatan kelompok umur terbanyak adalah
nyamuk, habitat utama jentik, dan dugaan kelompok umur 35 – 44 Tahun (26,9%),
resiko terjadinya penularan. Kepadatan kelompok umur 45 – 54 Tahun (23,1%) dan
populasi nyamuk Aedes aegypti dapat kelompok umur 24 – 34 Tahun (20,6%).
diketahui dengan melakukan survey jentik Untuk tingkat Pendidikan yaitu tingkat
sehingga didapatkan angka House Index, pendidikan terbanyak dari responden
Container Index, Bruteau Index, Density adalah tamat SMA (40,6%), SMP (18,1%)
Figure dan ABJ sebagai indikator kepadatan dan SD (21,3%) sisanya Perguruan tinggi
jentik nyamuk Aedes aegypti. Maka peneliti (15%) dan tidak SD (5%). Untuk jenis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang pekerjaan, yang terbanyak adalah tidak
gambaran tingkat kepadatan jentik nyamuk bekerja (47,5%), sedangkan Buruh
Aedes aegypti di Kelurahan Kenali Asam (13,1%), Petani (0,6%), Pedagang (11,3%),
Bawah Kecamatan Kota Baru Kota Jambi. Pegawai swasta (16,9%), dan PNS (10,6%).
METODE PENELITIAN B. Kondisi Lingkungan dan Kontainer
Dalam penelitian ini penulis terhadap Keberadaan Jentik
menggunakan jenis penelitian deskriptif. Hasil analisis dapat dilihat distribusi
Penelitian deskriptif ini untuk menilai dan frekuensi kondisi lingkungan dan kontainer
mendeskripsikan tingkat kepadatan terhadap keberadaan jentik di lokasi
nyamuk Aedes aegypti dengan menghitung penelitian (Tabel 2). Berdasarkan (Tabel 2)
angka House Index (HI), Container Index di atas dapat dilihat Keberadaan jentik
(CI), Bruteau Index (BI), Density Figure nyamuk Aedes aegypti pada rumah
(DF) dan Angka Bebas Jentik (ABJ) responden yaitu 48 responden (30%)
dengan melihat ada atau tidaknya larva di rumahnya positif ditemukan jentik dan 112
setiap tempat genangan air. Penelitian ini rumah responden (70%) tidak ditemukan
dilakukan di Kelurahan Kenali Asam jentik pada tempat penampungan airnya.
Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi Hasil pengamatan di setiap rumah
pada tahun 2017 hingga tahun 2018. responden untuk Letak kontainer air
Sampel penelitian berjumlah 160 rumah. diperoleh hasil bahwa sebagian besar
Teknik pengambilan sampel menggunakan kontainer 109 (68,9%) berada di dalam
proporsional random sampling. Instrument rumah dan sebanyak 51 (31,9%) kontainer
penelitian antara lain: kuesioner, pedoman air berada di luar rumah. Hasil pengamatan
dan lembar observasi, serta peralatan untuk di setiap rumah responden untuk pH air
memeriksa jentik. Analisis univariat secara pada kontainer diperoleh hasil bahwa
statistik digunakan untuk mengetahui sebagian besar kontainer yaitu 137 (85,6%)
distribusi frekuensi dari masing-masing memiliki pH air normal yaitu 6 – 7,8 dan
Berdasarkan (Tabel 2) di atas dapat 117 (73,1%) suhu airnya baik adalah 27
dilihat Keberadaan jentik nyamuk Aedes – 300C dan sebanyak 43 (26,9%) suhu
aegypti pada rumah responden yaitu 48 airnya pada kontainer kurang baik. Hasil
responden (30%) rumahnya positif pengamatan di setiap rumah responden
ditemukan jentik dan 112 rumah untuk Suhu udara diperoleh hasil bahwa
responden (70%) tidak ditemukan jentik sebagian besar kontainer 117 (73,1%)
pada tempat penampungan airnya. Hasil suhu udara baik yaitu 20 – 300C dan
pengamatan di setiap rumah responden sebanyak 43 (26,9%) suhu udara tidak
untuk Letak kontainer air diperoleh hasil baik. Hasil pengamatan di rumah
bahwa sebagian besar kontainer 109 responden untuk Kelembaban kontainer
(68,9%) berada di dalam rumah dan diperoleh bahwa kontainer yang
sebanyak 51 (31,9%) kontainer air memiliki kelembapan yang baik hanya
berada di luar rumah. Hasil pengamatan sebanyak 13 (8,1%) dan sebagian besar
di setiap rumah responden untuk pH air kontainer 147 (91,9%) adalah memiliki
pada kontainer diperoleh hasil bahwa kelembapan kurang baik. Selanjutnya
sebagian besar kontainer yaitu 137 untuk hasil pengamatan Kondisi fisik
(85,6%) memiliki pH air normal yaitu 6 kontainer diketahui bahwa 137 (85,6%)
– 7,8 dan sebanyak 23 kontainer (14,4%) kontainer memiliki kondisi fisik yang
memiliki pH air tidak normal. Hasil baik dan 23 (14,4%) memiliki kondisi
pengamatan di setiap rumah responden kurang baik.
untuk Suhu air pada kontainer diperoleh Suhu optimum rata-rata
hasil bahwa sebagian besar kontainer pertumbuhan nyamuk antara 25°C -
(13), ember (11), kolam ikan (7), pot rumah responden yang diperiksa adalah
bunga (1), tempat makan burung (2), 48 rumah (+) ditemukan jentik dan 112
tower air (5). Sedangkan jenis kontainer rumah (-) tidak ditemukan jentik.
yang tidak ditemukan jentik yaitu Berdasarkan rumus HI dibawah ini:
dispenser, gallon, got, dan sumur.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘
Penelitian sebelumnya oleh Rd 𝐻𝐼 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
Halim (2017) menyatakan bahwa
pengontrolan tempat-tempat
Sehingga hasil yang didapatkan:
penampungan air utama seperti drum air,
bak mandi, dan WC perlu dilakukan 48
pengurasan secara berkala. Dalam 𝐻𝐼 = × 100% = 30%
160
melakukan pengurasan tempat
penampungan air harus diperhatikan cara Menurut WHO (2005), nilai
penyikatan dinding bak bagian karena standar HI adalah <10%. Hal ini
biasanya terdapat kemungkinan adanya menandakan bahwa nilai HI di
telur-telur nyamuk Aedes aegypti yang Kelurahan Kenali Asam Bawah sudah
melekat.8 melewati standar yang ditetapkan oleh
Upaya pengawasan terhadap WHO sehingga rumah-rumah yang ada
peralatan rumah tangga yang memiliki di kelurahan tersebut berpotensi besar
potensi sebagai tempat perindukan menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk seperti dispenser dan lemari jentik nyamuk Aedes aegypti.5
pendingin perlu mendapat perhatian
khusus dikarenakan pemilik terkadang E. Container Index (CI)
tidak terlalu memperhatikan. Tempat Container Index merupakan
penampungan air sisa pada dispenser dan jumlah kontainer yang positif jentik dari
tempat pembuangan air yang terdapat di semua kontainer yang diperiksa di lokasi
belakang lemari pendingin tidak dibuang penelitian. CI menunjukkan bahwa
kemudian menjadi tempat terdapat container sebagai tempat
perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes perkembangbiakan larva Aedes aegypti.
spp.9 Berdasarkan (Tabel 3) di atas dapat
Selain tempat penampungan air dikatakan dari 380 kontainer diperiksa,
yang terdapat didalam rumah, vas/pot 74 kontainer (+) ditemukan jentik dan
bunga, kaleng dan botol bekas yang 306 kontainer tidak ditemukan jentik.
terletak diluar rumah juga berpotensi Berdasarkan rumus CI dibawah ini:
menjadi habitat jentik nyamuk Aedes
spp. Keberadaan vas/pot bunga 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘
𝐶𝐼 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
khususnya tanaman hias yang
menggunakan air sebagai media
Sehingga hasil yang didapatkan:
pertumbuhan bisa berpotensi sebagai
habitat jentik nyamuk Aedes spp.11 74
𝐶𝐼 = × 100% = 19,5%
380
D. House Index (HI)
House Index merupakan jumlah Menurut WHO dalam Ramadhani
rumah yang positif jentik dari semua dan Astuty (2013), nilai standar untuk
rumah responden yang diperiksa. HI lebih Container Index (CI) adalah <5%.
menggambarkan luasnya penyebaran Sedangkan nilai CI di lokasi penelitian
nyamuk di suatu wilayah. Berdasarkan sudah melewati standar tang telah
(Tabel 2) di atas dapat dikatakan dari 160 ditetapkan WHO. Hal ini menandakan
Kriteria Kepadat Density Figure (DF) House Index (HI) Container Index (CI) Breteau Index (BI)
an
Rendah 1 1-3 1-2 1-4
Sedang 2 4-7 3-5 5-9
3 8-17 6-9 10-19
4 18-28 10-14 20-34
5 29-37 15-20 35-49
Tinggi 6 38-49 21-27 50-74
7 50-59 28-31 75-99
8 60-76 32-40 100-199
9 ≥77 ≥41 ≥200
Sumber: WHO, 1973 dalam Pratama dan Aryasih, 2019.