Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

TENTANG URGENSI PERTHUANAN DAN AGAMA BAGI MANUSIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK VIII :

MUHAMMAD HISYAM

105191114521

FAHMI MAULANA

105191113721

RAHMADANI ISMAIL

105191112321

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021
PENDAHULUAN

         Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat istimewa, Karena manusia berbeda dengan
makhluk yang lainnya. Manusia diberi akal dan pikiran untuk bertindak sesuai dengan etika dan nilai-
nilai moral yang berlaku sesuai dengan kehendaknya, Lingkungan dan ajaran agama yang dianutnya.
Nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan makna bagi manusia dalam bertindak ialah
agama.
        Agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat Adikordrati
(Supernatural) ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang luas. Agama
memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun dalam hubungannya
dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama juga memberi dampak bagi kehidupan sehari-
hari.
         Dari uraian di atas, kami mencoba menguraikannya lebih jelas lagi dalam judul makalah “Fungsi
Agama bagi manusia”.

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Agama      

Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan ketidak sanggupan manusia untuk
mendefinisikan agama karena disebabkan oleh persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
kepentingan mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sumber terjadinya agama terdapat dua
kategori yaitu agama Samawi dari langit meliputi Yahudi, Kristen dan Islam. dan agama Ardhi atau
agama bumi yang juga disebut agama budaya yang diperoleh berdasarkan kekuatan pikiran atau akal
budi manusia.
       Beberapa acuan yang berkaitan dengan kata “Agama” pada umumnya: Pengertian agama dari
segi bahasa diberikan Harun Nasution, kata agama dikenal pula kata din dari bahasa arab dan kata
religi dalam bahasa Eropa. Agama berasal dari bahsa Sanskerta yang menunjukkan adanya
keyakinan manusia berdasarkan Wahyu Ilahi dari kata A-GAM-A. Awalan A berarti “tidak” dan GAM
berarti pergi atau berjalan, sedangkan akhiran A bersifat menguatkan yang kekal dengan demikian
“agama berarti pedoman hidup yang kekal.” Atau a:tidak, gama: kacau artinya tidak kacau atau
adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu.
    Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
1.    Agama ialah sikap manusia yang percaya adanya Tuhan, dewa, dan manusia yang percaya
tersebut menyembah serta berbhakti kepada-Nya serta melaksanakan berbagai macam atau bentuk
kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut.
2.    Agama ialah percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa dan hukum-hukum Nya. Hukum-hukum
Tuhan tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-utusan-Nya.

B.    Fungsi Agama bagi manusia

Peranan agama bisa dilihat dari beberapa aspek:


1.    Aspek keagamaan (religius): agama menyadarkan manusia tentang siapa penciptanya.
2.    Secara asal usul (antropologis): agama memberitahukan kepada manusia tentang siapa, dari
mana, dan mau kemana manusia.
3.    Dari segi kemasyarakatan (sosiologis): sarana keagamaan sebagai lambang masyarakat yang
keadaannya bersumber pada kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh seluruh masyarakat. Fungsi:
untuk memperkuat rasa solidaritas.
4.    Secara kejiwaan (psikologis): agama bisa menenteramkan, menenangkan dan membahagiakan
kehidupan jiwa seseorang.
5.    Dan secara moral (Ethics): menunjukkan tata nilai dan norma yang baik dan buruk serta
mendorong manusia berprilaku baik.

Ada beberapa alasan tentang mengapa agama sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain
adalah:
•    Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
•    Karena agama merupakan sumber moral.
•    Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia.
•    Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.

1.    Fungsi agama bagi kehidupan individu


1)    Agama sebagai pembentuk kata hati
      Pada diri manusia telah ada sejumlah potensi untuk memberi arah dalam kehidupan manusia.
Potensi tersebut adalah naluriah, inderawi, nalar, agama. Melalui pendekatan ini, maka agama sudah
menjadi potensi fitrah yang dibawa sejak lahir. Pengaruh lingkungan terhadap seseorang adalah
memberi bimbingan kepada potensi yang dimilikinya itu. Berdasarkan pendekatan ini, maka pengaruh
agama dalam kehidupan individu adalah memberi kemantapan batin, rasa bahagia, rasa sukses dan
rasa terlindung.
2)    Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan menurut:
       Elizabeth K. Nottingham mengatakan bahwa setiap individu tumbuh menjadi dewasa
memerlukan suatu sistem nilai sebagai tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitas dalam
masyarakat yang berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Dengan
mempedomani sistem nilai maka kesusilaan akan terjaga namun nilai tersebut tidak akan berfungsi
tanpa melalui pendidikan.
3)    Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan
      Agama maupun memberi jawaban atas kesukaran intelektual, sejauh kesukaran itu diresapi oleh
keinginan dan kebutuhan manusia akan orientasi dalam kehidupan, agar dapat menempatkan diri
secara berarti dan bermakna di tengah-tengah alam semesta ini. Tanpa agama, manusia tidak
mampu menjawab pertanyaan yang sangat mendasar dalam kehidupannya, yaitu dari mana manusia
datang, apa tujuan manusia hidup, dan mengapa manusia ada, dan kemana manusia kembalinya
setelah mati.
4)    Agama sebagai sarana untuk mengatasi prustasi
Manusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupan ini, mulai dari kebutuhan fisik seperti makanan,
pakaian, istirahat, sampai kebutuhan psikis. Menurut pengamatan psikolog bahwa keadaan frustasi
itu dapat menimbulkan tingkah laku keagamaan. Orang yang mengalami frustasi tidak jarang
bertingkah laku religius atau keagamaan, untuk mengatasi frustasinya. Untuk itu ia melakukan
pendekatan kepada Tuhan melalui ibadah.
5)    Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan
Ketakutan yang dimaksud dalam kaitannya dengan agama sebagai sarana untuk mengatasinya,
adalah ketakutan yang tidak ada obyeknya. Bentuk ketakutan tanpa objek hampir tidak bisa diteliti
secara positif, karena ketakutan tersebut biasanya tersembunyi dalam gejala-gejala lain yang
merupakan manifestasi terselubung dari ketakutan, misalnya dalam bentuk gejala malu, rasa
bingung, takut kecelakaan, dan takut mati. Timbulnya motivasi agama salah satunya karena adanya
rasa takut.

2.    Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat


Nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan makna bagi kehidupan masyarakat ialah
agama. Masalah agama tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat, karena
agama itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Dalam prakteknya fungsi agama
dalam masyarakat antara lain:
1)    Berfungsi Edukatif
Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang mencakup tugas mengajar dan tugas
bimbingan. Lain dari instansi (institusi profan) agama dianggap sanggup memberikan pengajaran
yang otoritaf, bahkan dalam hal-hal yang “sakral” tidak dapat salah. Agama menyampaikan ajarannya
dengan perantaraan petugas-petugasnya baik di dalam khotbah, renungan, dan pendalaman rohani.
Untuk melaksanakan tugas itu ditunjuk sejumlah fungsionaris seperti: Nabi dan kyai. Tugas
bimbingan yang diberikan petugas-petugas agama juga dibenarkan dan diterima berdasarkan
pertimbangan yang sama. Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua
unsur dan larangan ini mempunyai latar belakang mengarahkan bimbingan pribadi penganutnya
menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama masing-masing.
2)    Berfungsi penyelamat
Tanpa atau dengan penelitian ilmiah, cukup berdasarkan pengalaman sehari-hari, dapat dipastikan
bahwa setiap manusia menginginkan keselamatannya baik dalam hidup sekarang ini maupun
sesudah mati. Jaminan untuk itu mereka temukan dalam agama. Terutama karena agama
mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagiaan
yang terakhir, yang pencapaiannya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena
kebahagiaan itu berada di luar batas kekuatan manusia. Orang berpendapat bahwa hanya manusia
agama yang dapat mencapai titik itu. Dalam mencapai keselamatan itu agama mengajarkan para
penganutnya untuk mengenal terhadap sesuatu yang sacral yang disebut supernatural.
berkomunikasi dengan supernatural dilaksanakan dengan berbagai cara sesuai dengan ajaran
agama itu sendiri.
3)    Berfungsi sebagai pendamaian
Melalui agama seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian bathin tuntunan
agama. Rasa berdosa dan bersalah akan segera menjadi hilang dari batinnya apabila seseorang
yang bersalah telah menebus dosanya melalui: tobat atau penebusan dosa.
4)    Berfungsi sebagai pengawasan sosial
Pada umumnya manusia mempunyai keyakinan yang sama, bahwa kesejahteraan kelompok sosial
khususnya dan masyarakat besar umumnya tidak dapat dipisahkan dari kesetiaan kelompok atau
masyarakat itu kepada kaidah-kaidah susila dan hukum-hukum rasional yang telah ada pada
kelompok atau masyarakat itu. Agama merasa ikut bertanggung jawab atas adanya norma-norma
susila yang baik yang diberlakukan atas masyarakat manusia umumnya. Maka agama menyeleksi
kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang baik dan menolak
kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan.
5)    Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memiliki kesamaan dalam satu
kesatuan dalam iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan menimbulkan rasa solidaritas dalam
kelompok maupun perorangan, bahkan kadang-kadang dapat membina rasa persaudaraan yang
kokoh. Bahkan rasa persaudaraan (solidaritas) itu bahkan dapat mengalahkan rasa kebangsaan.
6)    Berfungsi Transformatif
Kata transformatif berasal dari kata Latin “transformare” artinya mengubah bentuk. Jadi fungsi
transformatif (yang dilakukan kepada agama) berarti mengubah bentuk kehidupan masyarakat lama
dalam bentuk kehidupan baru. Ini berarti pula mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-
nilai baru. Ajaran agama dapat merubah kehidupan seseorang atau kelompok menjadi kehidupan
baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
7)    Berfungsi Kreatif
Ajaran agama mendorong dan mengajak para penganutnya untuk bekerja produktif bukan saja untuk
kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja
disuruh bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi juga dituntut untuk melakukan
inovasi dan penemuan baru dalam pekerjaan yang dilakukannya.

SIMPULAN

       Agama ialah sikap manusia yang percaya adanya Tuhan, dewa, dan manusia yang percaya
tersebut menyembah serta berbhakti kepada-Nya serta melaksanakan berbagai macam atau bentuk
kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Kewajiban atau hukum-hukum tersebut
diwahyukan kepada manusia melalui utusan-Nya.
       Peranan agama bisa dilihat dari beberapa aspek yaitu Aspek keagamaan (religius), Secara asal
usul (antropologis), dari segi kemasyarakatan (sosiologis), Secara kejiwaan (psikologis), Dan secara
moral (Ethics).
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain
adalah:
•    Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
•    Karena agama merupakan sumber moral.
•    Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia.
•    Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
Fungsi agama bagi kehidupan individu:
1.    Agama sebagai pembentuk kata hati.
2.    Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan.
3.    Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan.
4.    Agama sebagai sarana untuk mengatasi prustasi.
5.    Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan.
Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat:
1.    Berfungsi Edukatif
2.    Berfungsi penyelamat
3.    Berfungsi sebagai pendamaian
4.    Berfungsi sebagai pengawasan sosial
5.    Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6.    Berfungsi Transformatif
7.    Berfungsi kreatif

DAFTAR PUSTAKA

Hendropuspito, Sosiologi Agama,  Jakarta: Kanisius, 1983


http abdulqodir147.blogspot.co.id/2013/02/peran agama
Http issadiyah.blogspot.co.id/2012/10/peran dan fungsi agama

Anda mungkin juga menyukai