Anda di halaman 1dari 363

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

ANALISIS TINGKAT KERAWANAN BANJIR DAN PERSEPSI


MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENGURANGAN DAMPAK
BANJIR DI KECAMATAN BAURENO KABUPATEN BOJONEGORO

(Implementasinya sebagai sumber belajar siswa kelas 7 SMPN 2 Baureno, pada


Topik: Keadaan alam dan aktifitas penduduk. Sub Topik: Bentuk mukabumi
dan aktifitas penduduk Indonesia)

TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan up (PKLH)
Hid
Minat Utama: Pendidikan Geografi

Oleh :
LILIK
INDAWATI
S881308008

PROGRAM PASCASARJANA KEPENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2015
commit to user

ii
commit to user

3
commit to user

4
MOTTO

“ Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan.


Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang
dan berharaplahlain),
kepada Tuhanmu”.
(Q.S Al Insyirah : 6-8)

“Ada dua cara untuk memahami kehidupan.


pertama dengan menyadari bahwa tidak ada hal
Cara yang ang kedua menyadari bahwa semua hal adalah mukjizat.
Ymukj izat “

commit to user

5
PERSEMBAHAN

Karya tesis ini saya persembahkan


kepada:

Kedua orang tuaku yang selalu


mendoakanku untuk dapat meraih
kesuksesan dalam hidup, Suami
tercinta dan anak- anakku yang selalu
mendorong semangat kerja kerasku
dalam menyelesaikan tesis dan
studiku di PPs Kependidikan UNS ini.

commit to user
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur ku panjatkan Kehadirat-Mu Ya Allah atas


rahmat, nikmat dan ridlo – Mu, Tesis ini dapat terselesaikan. Tesis ini disusun
sebagai salah satu persyaratan dalam mencapai derajat Magister Program
Studi Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup (PKLH) Minat
Utama: Pendidikan Geografi, pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.

Da lam penulisan tesis ini, penulis banyak mendapatkan dorongan,


bimbingan, bantuan,dan saran dari berbagai pihak sehingga tesis ini dapat selesai.
Perkena nkanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkann terima kasih
kepada: ucapa

1. Rektor mpatan kepada


penuli Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ngan kampus.
2. Prof.
kese s untuk menggunakan segala fasilitas yang ada di NS yang telah
memblingku Dr. M. Furqon H, M.Pd selaku Dekan
3. IbuFKIP
Pr U erikan ijin penyusunan tesis ini. m Studi PKLH
pada of. Dr. Chatarina Muryani, M.Si, selaku Ketua Sebelas Maret
Surakarta.
Progra Program Pascasarjana
4. Ibu Prof. Dr. Chatarina Muryani, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran memberikan
bimbingan, petunjuk dan arahan sangat berharga, sehingga tesis ini
dapat terselesaikan.
5. Bapak Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D, selaku Pembimbing II yang
telah bersedia meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran
memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan sangat berharga, sehingga
tesis ini dapat terselesaikan.
6. Para Dosen Program Studi PKLH pada Program Pascasarjana
Kependidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

bekal Ilmu Pengetahuan kepada penulis.


commit to user

vii
7. Karyawan kantor Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah melayani administrasi dengan baik untuk keperluan
penyusunan tesis.
8. Rekan-rekan Program Pascasarjana (Program Studi PKLH, Minat utama
Pendidikan Geografi, angkatan Agustus 2013) serta adik – adik
mahasiswa Pendidikan Geografi (S-1: Zaenul M, Agil, Hanif, Hendrik,
yang telah
antu memb
observasi lapangan) sehingga terselesainya tesis .
ini
9. Camat tian(Kecamatan
, Kepala desa serta masyarakat didaerah Peneli
Bauren litian, sehingga
o)yang telah memberikan waktu, tempat, dan ijin pene
tersele
sainya tesis ini.
10. Keluar semangat, dan
ga tercinta, yang telah memberikan dukungan
doa re
biaya, stu nya sehingga penulisan tesis ini dapat
Semog mendapatkan
terselesaikan
limpah
a segala kebaikan dan ketulusan yang diberikan,
Penul n, namun besar
an Rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
harapan sa pat bermanfaat
is menyadari penyusunan Tesis ini masih ada
bagi yang
kekuranga ran dan kritik penulis harapkan, sehingga
tesis ini da memerlukannya. Amin.

Surakarta, 12 Pebruari 2015


Penulis

Lilik Indawati

commit to user

8
Lilik Indawati, 2014. S881308008. Analisis Tingkat Kerawanan Banjir Dan
Persepsi Masyarakat Terhadap Upaya Pengurangan Dampak Banjir Di
Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro (Implementasinya sebagai
sumber belajar siswa kelas 7 SMPN 2 Baureno, pada Topik: Keadaan alam dan
aktifitas penduduk. Sub Topik: Bentuk muka bumi dan aktifitas penduduk
Indonesia). Tesis: Pembimbing I: Prof. Dr. Chatarina Muryani, M.Si,
Pembimbing II: Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D. Program Studi Pendidikan
Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Minat Utama Pendidikan Geografi,
Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui tingkat kerawanan


banjir di wilayah Kecamatan Baureno, (2) untuk mengetahui perse psi
masyarakat Baureno terhadap pengurangan dampak banjir dan (3)
Kecamatanwa kelas 7 SMPN 2 Baureno pada Topik: Keadaan ala sebagai
sumber Sub Topik: Bentuk muka bumi dan aktifitas pendud
belajar sis nelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah des m dan
aktifitas pendekatan survei. Populasi yang dimbil adalah se
penduduk. Baureno yang terdiri dari 25 desa dengan menggunakan uk
Indonesia).ple wilayah dan sample responden. Sample w
Metode pe an unit analisis satuan medan dan sample responden kriptif
kualitatif 131 orang. Teknik pengambilan sampling peneliti
dengan sampling karena diyakini representative dalam peny luruh
wilayah dasarkan overlay peta kemiringan lereng dan peta keti
Kecamatanngumpulan data yang digunakan adalah dokumen, 2 jenis
sample . Teknik analisis data untuk tingkat kerawanan banjir
yaitu samsi terhadap pengurangan dampak banjir adalah ilayah
dengan deskriptif
menggunak yang
diambil
sejumlah an ini
adalah
purposive usunan
satuan
medan ber nggian
tempat.
Teknik pe observasi
dan
wawancara adalah
scoring
dan persep
kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah Kecamatan Baureno terdiri dari 24 satuan
medan yang terbagi menjadi 3 tingkat kerawanan bencana banjir yaitu: a).
Tingkat kerawanan kurang terdapat 8 satuan medan: B-F4-Tgl, C-F4-Ht, C-F4-
Tgl, D-F4- TK, D-S1-Tgl, E-S1-Tgl, F-S1-TK dan F-S1-Tgl, b). Tingkat
kerawanan sedang terdapat 11 satuan medan: A-F3-Pmk, A-F3-Sw, A-F3-Tgl,
9
B-F3-Kb, B-F3-Pmk, B-F3-Tgl, B-F4-Pmk, C-F3-Pmk, C-F3-Tgl, C-F4-Pmk
dan D-F4-Pmk dan c). Tingkat rawan terdapat 5 satuan medan: A- F1-Pmk, A-
F1-Sw, A- F1-Tgl, A-F2- Sw dan B-F1-Pmk. Persepsi masyarakat
dikelompokkan menjadi: tingkat pengetahuan termasuk kategori tinggi yaitu
mencapai 91,9% sedangkan tingkat sikap termasuk kategori tinggi yaitu
mencapai 87,5% dan tingkat tindakan untuk melakukan pengurangan banjir
masyarakat masuk dalam kategori setuju mencapai 58,3%. Sehingga diketahui
secara keseluruhan masyarakat memiliki persepsi setuju dengan upaya
penguranan dampak banjir. Kaitanya dengan implementasi pembelajaran
bidang IPS di kelas 7 SMPN 2 Baureno dilakukan dengan pembuatan produk
berupa SSP (Subject Specific Pedagogy).

Kata Kunci: Tingkat Kerawanan Banjir, Satuan Medan, Persepsi


Masyarakat,
Implementasi commit to user
Pembelajaran.

1
0
Lilik Indawati, 2014. S881308008. Analysis of Flood Vulnerability Level and
Perception of Community on the Effort of Flood Effect Reduction in
Baureno Sub-district, Bojonegoro Regency (Its Implementation as a Learning
Resource for the Students in Grade 7 of State Junior Secondary School 2 of
Baureno on the Topic of Discussion of Natural Conditions and Activities of
Population, and the Sub-topic of Discussion of: Shape of Earth Surface and
Activities of Indonesian Population). Thesis: Advisor: Prof. Dr. Chatarina
Muryani, M.Si, Co-advisor: Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D. The Graduate
Program in Population and Environmental Science, the Core Interest of
Geography Sebelas
Education,
Maret University, Surakarta

ABSTRACT

The objectives of this research are to investigate: (1) the flood


vulnerability level in the region of Baureno sub-district; (2) the rception of
the pe
community of Baureno sub-district on the flood effect reduc tion; and
its tion as a learning resource for the students in Grade 7
implementaSchool 2 of Baureno on the topic of discussion of of State
Junior of Natural Conditions and Activities of Population, an
Secondary on of: Shape of Earth Surface and Activities of Indonesi the Topic
of s research used the descriptive qualitative method
DiscussionIts population included all of the regions of Baure d the Sub-
topic of 25 villages. The samples of research consisted o
of Discussiamely: region samples and respondent samples. The f an
Population.nit of domain unit. The latter consisted of 131 re
Thiresearch were taken by using purposive sampling techwith the survey
approach. be representative for the arrangement of domain uni no sub-
district slope map and of altitude map. The data of research
consisting f two types
of
samples, n ormer used
the
analysis u spondents.
The
samples of nique as it
was
thought to t based on
the
overlay of were
gathered
through documents, observations, and indepth interviews,. The data anlysis on
the flood nulnerability level used the scoring model, and that on the perception
on the flood effect reduction used the descriptive qualitative one.
The results of research are as follows: Baureno sub-district consists of
24 domain units with three levels of flood disaster vulnerability, namely: (a)
low vulnerability level consisting of 8 domain units: B-F4-Tgl, C-F4-Ht, C-F4-
Tgl, D- F4-TK, D-S1-Tgl, E-S1-Tgl, F-S1-TK, and F-S1-Tgl; (b) moderate
1
0
vulnerability level consisting of 11 domain units: A-F3-Pmk, A-F3-Sw, A-F3-
Tgl, B-F3-Kb, B- F3-Pmk, B-F3-Tgl, B-F4-Pmk, C-F3-Pmk, C-F3-Tgl, C-F4-
Pmk, and D-F4-Pmk;
and (c) high vulnerability level consisting of five domain units: A- F1-Pmk, A-F1-
Sw, A- F1-Tgl, A-F2-Sw, and B-F1-Pmk. The perception of community of
Baureno sub-district is grouped into high category of knowledge level (91.9%),
high category of attitude (87.5%), and community’s action level to reduce flood
which belongs to “agree” category (58.3%).Thus, the community thoroughly has
a perception of “agree” to the effort of flood effect reduction. Its relation to
the implementation of the Social Science learning of the students in Grade 7 of
State Junior Secondary School 2 of Baureno is done through the
production of a
product of Subject Specific Pedagcoogmy
m(SiSt Pto).user

1
1
Keywords: Flood vulnerability leve, domain unit, community’s perception,
learnng implementation.

commit to user
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN TESIS .................................................... iii
PERNYA ..... iv
MOTTO . ..... v
PERSE ..... vi
KATA PE ..... vii
ABSTRA ..... ix
ABSTRA ..... x
DAFTAR ..... xii
DAFTAR ..... xv
DAFTAR ..... xviii
DAFTAR ..... xix

BAB I PE ...... 1
A. Lat ..... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 7
C. Batasan Masalah ......................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
TAAN ................................................................................
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
...........................................................................................
MBAHAN .............................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 11
NGANTAR ......................................................................
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 11
K ........................................................................................
1. Banjir .................................................................................... 11
CT ......................................................................................
2. Tingkat kerawanan terhadap bencana banjir ........................ 19
ISI ....................................................................................
3. .Daerah Rawan Banjir .......................................................... 24
4. TABEL ............c..o..m...m...i.t..t.o...u...s.e..r....................................
.............................................................................
Satuan Medan
25
GAMBAR ........................................................................
LAMPIRAN ....................................................................
xii
.
5. Pemetaan Daerah Rawan Banjir .......................................... 26
6. Persepsi masyarakat ............................................................. 27
7. Persepsi Terhadap Upaya Pengurangan Dampak Banjir ..... 31
8. Sumber Belajar ..................................................................... 32
9. Implementasi sebagai Sumber Belajar Geografi................... 36
B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 39
C. Ker angka Pemikiran ..... 44
..............................................................

BAB III M ..... 45


ETODE PENELITIAN
A. Te ..... 45
....................................................
1. ..... 45
mpat dan Waktu Penelitian
2. .............................................. ..... 45
B. Je Tempat Penelitian ..... 46
............................................................
1. ..... 46
Waktu penelitian
2. ..... 46
.............................................................
C. Po ..... 47
nis dan Pendekatan
1. Penelitian............................................. ..... 47
2. Jenis penelitian ..... 47
................................................................
D. Dat ..... 50
Pendekatan penelitian
E. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 51
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 52
G. Validitas Data ............................................................................. 54
H. Tenik Analisis Data..................................................................... 54
I. Prosedur Penelitian ..................................................................... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 65


A. Deskripsi Wilayah Penelitian ..................................................... 65
1. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian ............................. 65
2. Kondisi Iklim ........................................................................ 68
3. Hidrologi .............................................................................. 71
c o m m it to u se r
4. Keadaan Penduduk .... .. .. ... ... . .. . ... ... . .. ....................................
72

13
B. Hasil Penelitian .......................................................................... 77
1. Tingkat Kerawanan Banjir ................................................... 77
2. Persepsi Masyarakat Terhadap Upaya Pengurangan Dampak
Banjir..................................................................................... 107
3. Persepsi (Pengetahuan, Sikap, Tindakan) Masyarakat
terhadap Upaya Pengurangan Dampak Banjir di Kecamatan
Baureno .......................................................................... ..... 110
.
C. Pe ..... 135
mbahasan ..........................................................................
1. ..... 135
. Tingkat Kerawanan Banjir
2. pak
..............................................
..... 139
Persepsi Masyarakat terhadap Upaya Pengurangan Dam
3. sepsi
Banjir ..............................................................................
..... 157
.
4. ..... 160
Hubungan antara Tingkat Kerawanan banjir dengan Per
Masyarakat .....................................................................
BAB V K ..... 162
.
A. Ke ..... 162
Implementasi Pembelajaran di Sekolah
B. Imp ..... 163
..........................
C. Sar ..... 164

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 166


LAMPIRAN .......................................................................................... 172

commit to user

14
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian .......................................... 45


Tabel 2. Data Primer .............................................................................. 50
Tabel 3. Data Sekunder .......................................................................... 51
Tabel 4. Sk oring Curah Hujan ..... 55
..........................................................
Tabel 5. Sk ..... 56
oring Tutupan lahan
Tabel 6. Sk ..... 56
........................................................
Tabel 7. Sk ..... 56
oring Genangan Air/ Potensi Banjir
Tabel 8 Sk ..... 57
................................ oring Kemiringan Lereng
Tabel 9. Kl ..... 59
...............................................
Tabel 10. ..... 60
oring Kejadian Banjir
Tabel 11. ....................................................... ..... 60
Tabel 12. asifikasi Kerawanan Banjir ..... 60
Tabel 13. ............................................. Alternatif Jawaban dalam ..... 69
Tabel 14. J Skala Likert ............................. ..... 72
Tabel 15. Tingkat Rasio Skor Pengetahuan ..... 73
......................................
Tabel 16. ..... 74
Tingkat Rasio Skor Sikap
Tabel 17. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan ............................ 75
Tabel 18. Ketinggian permukaan di Kecamatan Baureno ..................... 77
Tabel 19. Jenis Batuan Geologi di Kabupaten Bojonegoro ................... 79
Tabel 20. Jenis Tanah di Kabupaten Bojonegoro .................................. 84
Tabel 21. Jenis Tanah di Kecamatan Baureno ...................................... 85
Tabel 22. Tutupan lahan di Kecamatan Baureno ................................... 87
Tabel 23. Satuan Medan Kecamatan Baureno ....................................... 89
Tabel 24. Curah Hujan Kecamatan Baureno .......................................... 92
Tabel 25. Data Curah Hujan Kecamatan Baureno berdasarkan Satuan
Medan ..................................................................................................... 95
Tabel 26. Data Tutupan Lahan Kecamatan Baureno berdasarkan Satuan
Medan ..........................................c..o..m...m...i.t..t.o...u...s.e..r....................................
96

15
Tabel 27. Data Kemiringan Lereng Kecamatan Baureno berdasarkan
Satuan Medan ......................................................................................... 97
Tabel 28. Data Genangan Air Kecamatan Baureno berdasarkan
Satuan Medan ......................................................................................... 100
Tabel 29. Data Kejadian Banjir Kecamatan Baureno berdasarkan
Satuan Medan .................................................................................... ..... 102
Tabel 30. Overlay Tingkat Kerawanan Banjir Kecamatan Baureno
berdasarkan Satuan Medan ..... 104
Tabel 31. ............................................................... ..... 105
Tabel 32. Tingkat Kerawanan Banjir Kecamatan Baureno ...... 107
Tabel 33. J.............. Usia Responden ..... 108
Tabel 34. ................................................................ ..... 109
Tabel 35. Jenis Kelamin Responden ................................................. ..... 109
Tabel 36. Tingkat Pendidikan Responden ........................................ ...... 111
Tabel 37. enis Pekerjaan Responden ............................................... ..... 111
Tabel 38. Pengetahuan tentang upaya pengurangan dampak banjir k
banjir .....Pemahaman tentang upaya pengurangan dampak banjir .. ...... 112
Tabel 39. Penerapan pengetahuan tentang upaya pengurangan ..... 113
Tabel 40. Penyusunan
dampa (sintesis) usaha-usaha dalam pengurangan
dampak ................................................................................................... 114
Tabel 41. Penilaian (evaluasi) terhadap upaya pengurangan dampak banjir
................................................................................................................. 115
Tabel 42. Rentang skor Pengetahuan ..................................................... 116
Tabel 43. Data Responden Skor Pengetahuan ....................................... 117
Tabel 44. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang upaya pengurangan
dampak banjir ......................................................................................... 119
Tabel 45. Pemahaman terhadap upaya pengurangan dampak banjir ..... 120
Tabel 46. Perasaan terhadap upaya pengurangan dampak banjir .......... 121
Tabel 47. Kecenderungan berbuat untuk melakukan upaya pengurangan
c o m m it to u se r
dampak banjir .............................. .. .. ... ... . .. . ... ... . .. ....................................
122
Tabel 48. Rentang skor sikap masyarakat terhadap upaya pengurangan
dampak banjir ......................................................................................... 123
Tabel 49. Data Responden Skor Sikap ................................................... 124
Tabel 50. Tingkat skala sikap masyarakat tentang upaya pengurangan
dampak banjir ......................................................................................... 127
Tabel 51. Upaya atau cara responden dalam menjaga
kelestarian
Lingkunga ..... 128
n .......................................................................................
Tabel 52. ..... 129
Pelaksanaan dalam upaya pengurangan dampak banjir
Tabel 53. ..... 130
.... Upaya Dalam Pengurangan Dampak Banjir
Tabel 54.
..................... Hubungan antara tingkat kerawanan dan
masyarakat ..... 157
persepsi
.........................................................................................

commit to user

xvii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Proses terjadinya persepsi .................................................... 28


Gambar 2. Pelaziman menurut Bandura ................................................ 33
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................ 44
Gambar 4. Peta Administrasi Kecamatan Baureno ........................... ..... 67
Gambar 5. Klasifikasi pembagian iklim Schmidt – Ferguson .......... ..... 71
Gambar 6. Peta Ketinggian Permukaan Wilayah Kecamatan . 78
Gambar 7. Baureno Peta Geologi Kecamatan Baureno ..... 80
Gambar 8. ................................... ..... 83
Gambar 9. Peta Bentuk Lahan Kecamatan Baureno ..... 86
Gambar 1 ......................... Peta Tanah Kecamatan Baureno ..... 88
Gambar 11..................................... ..... 91
Gambar 1 0. Peta Tutupan Lahan Kecamatan Baureno ..... 94
.....................
Gambar 13 ..... 99
. Peta Satuan Medan Kecamatan Baureno ......................
Gambar 14 ..... 103
2. Diagram Pembagian Iklim Koppen
Gambar 1 ..... 106
...............................
. Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Baureno ..............

commit to user

18
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran: Halaman

1. Kuesioner ................................................................................... 173


2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Pengetahuan Tentang Upaya
Pengurangan Dampak Banjir ....................... .............................. 181
3. Kisi-Kisi Instrument Penelitian Skala Sikap Tentang
Upaya
Pen ..... 184
gurangan Dampak Banjir
4. Kis adap
................................................
Up ..... 187
i – Kisi Instrumen Penelitian Tindakan Masyarakat Terh
5. Le ..... 188
aya Penanggulangan Dampak Banjir ...............................
6. Fot ..... 200
mbar Observasi Lapangan
7. Ren ..... 205
.................................................
8. Rin ..... 213
o observasi lapangan
9. Le........................................................ ..... 223
cana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
........................... gkasan Materi
..................................................................
mbar Kerja Siswa (LKS)
...................................................

commit to user

19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran terhadap

lingkungan
adalahhidup
melalui pendidikan. Melalui pendidikan dapat ditanamkan

etika lai untuk peduli lingkungan (Keraf, 2005). Pendidik

dan ni terpenting dalam pengembangan pribadi seorang an


merupakan
mbangan kebudayaan nasional. Perkembangan diri se
fungsi individu
dan ipengaruhi oleh kualitas pendidikan dalam lingkunga

penge tersebut. Proses yang terjadi dalam pendidikan bermu orang


individu
. Belajar merupakan usaha yang dilakukan untu
akan d n individu
dan han tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

negaraamannya sendiri yang dilakukannya secara terus- ara pada


proses

belajar k
memperoleh

peruba sebagai
hasil

pengal menerus
dalam

interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003). Secara ideal,

pendidikan diarahkan bukan sekedar pada penguasaan konsep ilmiah

saja, melainkan juga pada aplikasi dari konsep tersebut agar pembelajaran

lebih bermakna, diantaranya siswa harus memiliki sikap positif terhadap

lingkungan,dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh

dampak perkembangan IPTEK. Pendidikan merupakan wahana yang

strategis dalam upaya menumbuh kembangkan sikap peduli lingkungan


(Yanti, 2013). Hal tersebut sejalan dengan teori belajar Ausubel (Trianto,

2010) yang menjelaskan tentang proses dikaitkanya informasi baru pada

konsep-konsep relevan yang


commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac2.
id

terdapat dalam struktur kognitif siswa untuk dapat memberikan

penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Konsep-konsep dalam

Geografi erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sehingga mengaitkan

konsep Geografi dengan kehidupan sehari-hari akan membuat

pembelajaran lebih bermakna dan bukan sekedar pembelajaran yang

hafalan.tensi pentingOleh
yang dimiliki karena
guru adalah dalam
itu, kompe

engembangkan
m lajaran.

pemb Dalam meningkatkan pemahaman siswa pada


e
materi an alam dan aktifitas penduduk, sub topik:
dengan topik:
Bentuk as penduduk Indonesia diperlukan pemilihan
Keada muka bumi dan
dan pema
aktifit nfaatan
sumber r yang tepat, dengan harapan pembelajaran yang

belaja ber kna dan menghasilkan perubahan perilaku peserta langsung


lebih
did ap lingkungan. Perilaku lingkungan yang
berma ik yang
positifpositif kan oleh ‘attitude’ lingkungan yang baik.

terhad salah
satunya

ditentu tersebut dapat

dibentuk secara kultural melalui pendidikan lingkungan terintegrasi

sebagai instrumen yang kuat dan efektif melalui komunikasi, difusi

informasi, penyadaran, pembiasaan dan pembelajaran menyangkut

lingkungan hidup (Sri Hastuti, 2009). Secara umum dapat dikatakan

bahwa pendidikan merupakan motor penggerak perubahan dan menjadi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac3.
salah satu kunci bagi pembentukan insan dan masyarakat yangidarif terhadap

lingkungan.

Salah satu unsur iklim yang sering dan menarik untuk dikaji

di Indonesia adalah curah hujan, karena tidak semua wilayah

Indonesia

mempunyai curah hujan yang sama. Datangnya hujan


memunculkan

commit to user
kekhawatiran akan bencana banjir. Di Indonesia, banjir menimbulkan

kerusakan sebesar dua pertiga dari bencana alam yang pernah terjadi

(Robert J.Kodoatie, 2002). Bencana banjir termasuk bencana alam yang

hampir pasti terjadi pada setiap datangnya musim penghujan.

Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa,

dengan
h Daera
Aliran Sungai (DAS) terbesar yang dimiliki adalah DAS

Bengawan
DAS Bengawan Solo memiliki beberapa Sub-DAS diant

Solo. AS Bengawan Solo Hulu dengan wilayah admistra aranya


adalah
ganyar, Ponorogo, Boyolali, Sragen, dan Klaten. Sub-
Sub-D tif:
engah dengan wilayah administratif: Sukoharjo, Solo,
Wonogiri,

Karan an, Blora, Cepu. Sub-DAS Bengawan Solo hilir d DAS


Bengawan
stratif: Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik. Kondisi
Solo T Ngawi,
Madiun,
datar berada di kawasan Sub-DAS Bengawan Solo

Magetan besar daerahnya berada di dataran rendah. Sub- engan


wilayah

admini topografi
yang

relatif hilir,
dimana

sebagi DAS
Bengawan
2
Solo hilir, dengan panjang alur sungai ± 300 km dan luas ± 6.273 km

membentuk alur sungai yang lebar dengan kemiringan landai, melalui

dataran aluvial dan menjadi daerah yang sering digenangi banjir.

Pada awal tahun 2008 merupakan tahun terjadinya banjir besar


commit to user
akibat meluapnya Bengawan Solo, sebagian besar daerah yang dilintasi

Bengawan Solo daerahnya dilanda banjir, salah satunya adalah Kabupaten

Bojonegoro. Kabupaten Bojonegoro merupakan wilayah yang banyak dari

daerahnya berada dijalur Bengawan Solo bagian hilir, sehingga saat banjir

besar maka

sebagian wilayah di Kabupaten Bojonegoro juga ikut terkena dampak


luapan

commit to user
Bengawan Solo. Salah satu daerah yang terkena banjir pada awal tahun 2008

adalah Kecamatan Baureno.

Kecamatan Baureno wilayahnya terdiri atas 25 desa merupakan

salah satu kecamatan dikabupaten Bojonegoro, termasuk kedalam Sub-DAS

Bengawan Solo hilir dan hampir seluruh wilayahnya sering dilanda banjir.

Banjir yang terjadi, disinyalir akibat intensitas hujan yang tinggi pada wilayah

itu sendiri dan juga berasal dari limpasan Sub-DAS Ben gawan Solo di

bagia hilir.
n
Dalam setiap kejadian banjir di Kecamatan B
aureno, maka
babkan kerugian, baik fisik maupun materi. Tidak hany
menye a di
Kecamatan
o saja, kecamatan – kecamatan yang berada di Kabupa

Bauren
banyak mengalami kerugian baik fisik dan materi. ten
Bojonegoro
o sendiri kejadian banjir merusak puluhan hektar saw
juga Di
Kecamatan
Hal tersebut berdampak pada perekonomian keluarga

Bauren ah-sawah
milik

warga. mereka,
karena

sawah merupakan sumber perekonomian sebagian besar warga di

Kecamatan Baureno. Setiap tahunnya peristiwa tersebut harus terjadi saat

memasuki musim penghujan, dan warga harus kehilangan sumber

penghasilan mereka karena rusaknya sawah yang tergenang oleh air.

Saat ini persoalan banjir di wilayah Kecamatan Baureno,

commit to user
intensitasnya semakin meningkat. Hal tersebut merupakan bentuk respon

negatif dari komponen-komponen beberapa Sub-DAS di wilayah Baureno

terhadap kondisi curah hujan. Kuat atau lemahnya respon sangat

dipengaruhi oleh

karakteristik Sub-DAS baik secara fisik, maupun sosial ekonomi serta


budaya

commit to user
masyarakatnya. Karakteristik fisik Sub-DAS di wilayah Baureno merupakan

unsur utama yang menentukan proses hidrologi pada Sub-DAS,

sedangkan karakteristik sosial ekonomi dan budaya masyarakat disekitar

Sub-DAS adalah unsur pendorong yang mempengaruhi percepatan

perubahan kondisi hidrologi Sub-DAS yang ada.

Banjir di wilayah Baureno disinyalir karena meningkatnya ancaman

terhadap keberlanjutan daya dukung sumber daya air, baik air


permukaan
un air tanah. Kerusakan lingkungan yang dilakukan
maup oleh
sia seperti budaya masyarakat yang memposisikan
kegiatan

manu pembuangan (limbah industri rumah tangga dan sungai


sebagai
babkan kondisi sungai kurang terpelihara, sehingga
tempat sampah)
juga nan daya dukung Sub-DAS dalam menahan dan menyi

menyeping itu penurunan keandalan layanan jaringan


menyebabkan
irigasi awah produktif beririgasi karena alih fungsi
penuru mpan air
hujan. lahan

Disam ,
menurunnya

luas s menjadi
non-

pertanian (terutama untuk perumahan). Disisi lain lemahnya koordinasi,

kelembagaan, ketatalaksanaan, partisipasi masyarakat, sebagai salah satu

prasyarat terjaminnya keberlanjutan pola pengelolaan sumber daya air,

masih belum mencapai tingkat yang diharapkan karena masih terbatasnya

kesempatan dan kemampuan.


commit to user
Selama ini informasi mengenai data lokasi banjir masih berupa

data dalam bentuk angka-angka atau tabel yang belum dipetakan oleh Dinas

Pekerjaan Umum. Data yang masih dalam bentuk angka dan tabel

dalam

penyajiaannya memang cukup mudah dibaca oleh pembaca akan tetapi


data

commit to user
itu mempunyai kelemahan yaitu data tersebut tidak bisa memberikan

gambaran mengenai distribusi spasialnya. Peneliti akan mengolah data

tersebut ke dalam bentuk peta tingkat kerawanan bencana banjir, yang

nantinya akan lebih memudahkan pembaca dalam membaca dan

memahami hasil penelitian yang telah dilakukan.

Selain itu penyajian data tentang tingkat kerawanan anjir ke dalam

bentuk b peta akan sangat membantu sebagai sumber belajar swa,


khususnya
si
pada t : Bentuk
muka opik: Keadaan alam dan aktifitas penduduk, sub topik

bumi dan aktifitas penduduk Indonesia, di kelas 7 SMP N 2


Baureno,
er ganjil. Karena melalui peta tingkat kerawanan banjir
semest tersebut,
siswa dengan mudah memahami materi yang disampaikan dan

dapat ta dan informasi yang disajikan. menangkap


ide
Dengan uraian seperti yang tertulis diatas, maka
dari
da penul melakukan penelitian dikecamatan Baureno

is terdorong

untuk dengan
judul

“ANALISIS TINGKAT KERAWANAN BANJIR DAN PERSEPSI

MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENGURANGAN DAMPAK

BANJIR DI KECAMATAN BAURENO KABUPATEN

BOJONEGORO”.

(Implementasinya sebagai sumber belajar siswa kelas 7 SMPN 2


Baureno, pada topik : Keadaan alam dan aktifitas penduduk, sub topik :

Bentuk muka bumi dan aktifitas penduduk Indonesia )


B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Setiap tahun wilayah Kecamatan Baureno mengalami banjir

yang dalam hal ini dimaksud dengan bencana banjir.

2. Dampak banjir sangat merugikan masyarakat wilayah Kecamatan

Baureno, diantaranya rusaknya areal pertanian sehinggagagal panen.

3. Lemahnya koordinasi dan kelembagaan dalamanan banjir di

penang wilayah Kecamatan Baureno.

4. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga

lingkungan.

5. Kurangnya sumber belajar bagi siswa dalam memahami materi

pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan

6. hidup. Persepsi yang salah masyarakat terhadap

7. Belum
bahaya ada peta kerawanan banjir di Kecamatan Baureno.
banjir.

C. Batasan Masalah

Penelitian harus memiliki arah yang jelas dan pasti, karena

keterbatasan waktu, dana dan tingkat pengetahuan peneliti, maka penelitian

ini perlu diberikan batasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah

dan identifikasi masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis tingkat kerawanan banjir di wilayah Kecamatan Baureno.

2. Menganalisis persepsi masyarakat tentang pengurangan dampak banjir, di

wilayah Kecamatan Baureno.

3. Mengimplementasikan hasil penelitian sebagai sumber belajar siswa

kelas 7 SMPN 2 Baureno pada topik : Keadaan alam dan aktifitas

penduduk,
ub topiks : Bentuk muka bumi dan aktifitas penduduk nesia.
Indo

D. Rumusan Masalah
I serta limpasan
ntensitas curah hujan yang tinggi di musim penghujan
air per kali membawa
mukaan beberapa Sub DAS Bengawan Solo Hilir sering
akibat Timur, salah
banjir bagi daerah-daerah langganan banjir di Jawa
satuny yang menjadi
a adalah Kecamatan Baureno, Bojonegoro. Maka
pertan
yaan dalam penelitian ini adalah :
1. Bag tan Baureno?
aimanakah tingkat kerawanan banjir diwilayah Kecama
2. Bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap pengurangan dampak

banjir di Kecamatan Baureno?

3. Bagaimanakah implementasinya pada topik: Keadaan alam dan

aktifitas penduduk, sub topik : Bentuk muka bumi dan aktifitas penduduk

Indonesia di pembelajaran IPS kelas 7 SMPN 2 Baureno?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah sebagaimana


diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat kerawanan banjir di wilayah

Kecamatan Baureno.

2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Kecamatan Baureno

terhadap pengurangan dampak banjir.

3. Sebagai sumber belajar siswa kelas 7 SMPN 2 Baureno pada

topik:
eadaan
K alam dan aktifitas penduduk, sub topik : uk muka bumi

dBent an aktifitas penduduk Indonesia.

F. Manfaat Penelitian

Segala sesuatu yang dimulai dengan suatu prosedur ang sistematik,

pasti y mempunyai kegunaan. Demikian juga dalam an ini, adapun

manfapeneliti at penelitian ini diharapkan adalah sebagai

1. Mberikut : anfaat Teoritis

a. nakan sebagai
Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat
digu
informasi dalam melakukan mitigasi bencana banjir. Informasi

yang diperoleh dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan

dasar dalam melakukan diagnosis bencana banjir secara cepat,

obyektif, tepat dan rasional. Selain itu hasil penelitian ini dapat

membantu pihak-pihak terkait yang menangani DAS di daerah

penelitian dalam upaya mengelola DAS secara terpadu dan

berkelanjutan.

b. Sebagai masukan untuk pengembangan kajian ilmiah maupun


studi lanjutan tentang banjir pada suatu sungai dan upaya pengelolaan

DAS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c0
.id

2. Manfaat Praktis

a. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat

sekitar, terkait dengan tingkat kerawanan banjir di daerah penelitian.

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada

masyarakat di daerah penelitian, sehingga diharapkan akan

dan
memiliki
dapat kesadaran
berpartisipasi aktif dalam melestarikan ekosi

Dapat di gunakan sebagai sumber belajar siswa kelstem DAS.

c. Baureno. as 7 SMPN 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah

langganan
musim banjir
penghujan.
di Untuk memahami fenomena banjir,

n, persepsi masyarakat terhadap upaya pengurangan tingkat

kerawana dampa asinya sebagai sumber belajar siswa maka perlu k banjir, serta

implementdipaha mi:

1. Banjir

Menurut W.M. Johnstone (2009) bahwa communitiesworldwide face

dangers due to floods induced by natural events or technical failures.


These
abilities are increasing due to continued settlement al
vulner ong
coastlines
floodplains, and may be exacerbated in future by c

and inrakat dunia sekarang sedang menghadapi bahayalimate change.

Masya na banjir
yang

diakibatkan oleh aktivitas alam dan kesalahan teknis manusia. Bencana

banjir tersebut diperparah oleh meningkatnya permukaan air laut karena

perubahan iklim global.

Banjir dapat diartikan sebagai salah satu proses alam, yang dapat

menimbulkan dan menjadi ancaman serius terhadap penduduk, terutama

mereka yang menempati sempadan sungai-sungai besar dan atau tinggal

di daerah dataran rendah (ledokan), serta didaerah pesisir dekat muara

sungai (PSBA-UGM, 2000:3). Menurut Kodoatie dan Sugiyanto

(2002:74), banjir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terdapat 2 peristiwa: pertama adalah peristiwa genangan yang terjadi
pada
commit to user

11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c
2.id

daerah yang biasanya tidak terjadi banjir, dan kedua adalah peristiwa

banjir terjadi karena limpasan air banjir dari sungai, karena debit banjir

tidak mampu dialirkan oleh alur sungai atau debit banjir lebih besar dari

kapasitas pengaliran sungai yang ada.

Banjir dan genangan adalah kedua peristiwa yang berbeda. Banjir

adalah genangan yang ditimbulkan oleh meluapnya alirangai, sedangkan

genan sun gan adalah tertahannya aliran air permukaan akibat k


berfungsinya
tida se (Agustinus, 2009:18). Banjir merupakan
draina gan air
yang genan genangi lahan, baik itu permukiman, sawah,

meng perkebu ktif lainnya yang dapat menimbulkan nan dan


lahan
kerugian fisi dinya bencana banjir memiki banyak
produ k dan
faktor penyebab disampaikan oleh The National Flood
materi.

Terja Risk Advisory, sebagaimana

yang oodplain shape, slope, storage, development, vegetation Group


bahwa
and atural (gorges, ocean levels in tidal areas) and
fl flood
controls,

both n ade (roads


and

structures), all have a significant influence on the routing of flood flows

(i.e. hydraulic processes) and therefore the derivation of flood behaviour

from hydrological analyses. These factors significantly influence flood

hazard to people and property. Dari pernyataan tersebut menunjukkan

bahwa bentuk dataran banjir, kemiringan, arus air, kondisi tanaman dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c
tanah erat pengaruhnya dengan kekuatan luapan banjir. Selain
3.iditu campur

tangan manusia terhadap alam juga banyak memberikan andil terhadap

bencana banjir.

commit to user
Banjir menurut Prahananto (2009) terdiri dari Banjir Kiriman,

Banjir Genangan, Banjir Air Pasang (Banjir Rob). Banjir kiriman adalah

banjir yang disebabkan oleh melimpasnya air hujan dari suatu daerah

yang lebih tinggi menuju daerah yang lebih rendah atau daerah genangan.

Dengan adanya banjir kiriman ini maka akan terjadi penambahan jumlah

air yang
ditampung
harus oleh daerah rendah tersebut. Banjir genang an

yaitu isebabkan
banjir adanya genangan air yang berasal dari air h

yang lokal
d adalah air hujan yang terjadi pada daerah itu sen ujan lokal. Air

hujanhujan lokal ini cukup tinggi dan terjadi terus menerus, diri. Tetapi jika

curahpan hujan dapat terjadi banjir. Banjir air pasang yai maka di daerah

bkan adanya kenaikan muka air laut yang melebihi tu banjir yang
tangka

disebagga saluran yang bermuara di pantai tersebut akan muka saluran,

sehindimasu rameter dan komponen yang terancam ki air laut.

a. PaKarakteristik daerah yang berpengaruh terhadap


ba
gian air hujan

antara lain adalah topografi, sistem drainase, penggunaan lahan, penutup

lahan. Sedangkan parameter atau tolok ukur ancaman atau bahaya banjir

2
dapat ditentukan berdasarkan: a) Luas genangan (km atau ha), kedalaman

atau ketinggian banjir (m), Kecepatan aliran (m/detik atau km/jam),

Material yang dihanyutkan (batu, pohon, benda keras lainnya), tingkat

kepekatan air atau tebal endapan lumpur (m, cm), lamanya waktu

genangan (jam, hari, bulan), frekuensi kejadian (Anonim, 2007b, Koodoatie


dan Syarif, 2008).

Bencana banjir mengakibatkan kerugian berupa korban manusia dan

harta benda, baik milik perorangan maupun milik umum yang dapat
mengganggu dan bahkan melumpuhkan kegiatan sosial-ekonomi

penduduk. Melihat berbagai macam kerugian dialami oleh korban bencana

banjir, masyarakat sering menganggap wilayah tersebut tergolong miskin.

Sebagaimana yang disampaikan oleh M.I. Rayhan (2010) bahwa: it can

be seen that the correlates of flood vulnerability are apparently similar to

the correl
ates of poverty (for significant variables), which is also the

noteworthy
onent for defining vulnerability. Bahwa banjir memiliki

compkinan dan semua komponen yang mempengaruhi m korelasi


dengan
h dengan keuntungan yang rendah. Tidak bisa dip
kemis enjadi
h yang menjadi langganan banjir sering mendapat
indikasi

rakat dengan kemampuan yang rendah dan kebany


wilaya ungkiri
bahwa
, kesadaran rendah, kumuh, dan berpendidikan yang
wilaya stigma
negatifren ktor- faktor penyebab bencana banjir

masya Menurut Akhmad Jufriadi, dkk (2012) bencana adalah akan


dianggap

miskin dah

b. F
a

peristiwa yang

mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat, disebabkan oleh

faktor alam maupun manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban

jiwa dan harta benda. Selama ini tindakan usaha penanggulangan bencana

dilakukan oleh Pemerintah untuk mengurangi resiko belum optimal.

Akibatnya pada saat terjadi bencana, masyarakat belum mampu untuk


commit to user
menangani sendiri. Kenyataan ini dikarenakan masyarakat daerah rawan

bencana tidak mempunyai bekal pengetahuan terhadap penanganan

bencana. Sehingga faktor-faktor terjadinya bencana perlu diketahui untuk

melakukan tindakan preventif. Dalam hal ini banjir disebabkan oleh

beberapa faktor, yaitu faktor

commit to user
hujan, faktor hancurnya retensi DAS, faktor kesalahan perencanaan

pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor

kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana prasarana (Maryono, 2005).

Selain itu, menurut Seyhan (1977) bencana alam banjir yang

terjadi juga ditentukan oleh aspek yang lain, yaitu a) aspek

meteorology-
ologis terutama karakteristik curah hujan yang mam klimat

pu membentuk
atau hujan maksimum, b) Karakteristis DAS dari aspek

badaimampu memberikan cirri khas tipologi DAS tertentu, bio-


geofisikal
omi masyarakat terutama karakteristik budaya yang
yang c) Aspek
sosialm

ekon nya kerusakan lahan DAS, sehingga wilayah DAS ampu


memicu
u lagi berfungsi sebagai penampung, penyimpan,
terjadi tersebut
tidak da yang baik. Ketiga aspek tersebut secara garis besar

mamp yan i dasar penentuan apakah wilayah DAS n penyalur


air
ataupun bag tengah, hilir) termasuk kritis berat
hujan g dapat
dipakai

sebaga ian DAS


mana

(hulu, kritis.
Dengan

kata lain, apakah wilayah DAS ataupun bagian DAS mana yang sudah

termasuk klasifikasi rawan atau sangat rawan banjir. Sehingga sebelum

terjadi bencana banjir di wilayah DAS atau SubDAS tersebut sudah

diketahui terlebih dahulu diwilayah DAS atau dibagian DAS mana yang
commit to user
rawan / sangat rawan banjir atau kritis/ sangat kritis, dengan demikian

ada waktu untuk mengantisipasi ataupun berbuat sesuatu sebelum banjir itu

datang , dan menjadi bencana.

Menurut Suripin (2004:339) Penyebab banjir dapat dibedakan menjadi

3 macam,
yaitu:

commit to user
1) Banjir
kiriman

Aliran banjir yang datangnya dari daerah hulu di luar kawasan yang

tergenang. Hal ini terjadi jika hujan yang terjadi di daerah hulu

menimbulkan aliran banjir yang melebihi kapasitas sungainya atau

banjir kanal yang ada, sehingga terjadi limpasan.

2) Ba jir lokal
n
nangan air yang timbul akibat hujan yang jatuh di
Ge rah itu
dae inidapat terjadi kalau hujan yang terjadi
sendiri.

Halmelebihi k nase yangada. Pada banjir lokal, ketinggian apasitas


sistem
genangan m dan lamagenangan 1 – 8 jam. Terdapat
drai air antara 0,2
– pada daerah y njir rob

0,7 jir yang terjadi baik akibat aliran langsung air pasang ang
rendah.
da saluran drainase akibat terhambat oleh air pasang.
3) B
a anjir yang terjadi di Kecamatan Baureno merupakan
b
Ban n/atau air
balik

dar
i

B anjir lokal dan

banjir kiriman, karena banjir lokal yang terjadi sebagai akibat hujan

yang jatuh di daerah itu sendiri yang disebabkan air hujan tidak

tertampung oleh saluran drainase sebab melebihi kapasitas sistem drainase

yang ada. Sedangkan Banjir kiriman terjadi di wilayah Baureno, akibat di


commit to user
daerah lainterjadi hujan yang airnya mengalir menuju sungai bengawan

solo, kemudian Sungai Bengawan Solo volume airnya naik hingga meluap.

c. Dampak
banjir

Banjir senantiasa membawa dampak, dampak tersebut yaitu

dampak positif, dan dampak negatif, untuk lebih rinci dapat diuraikan sebagai

berikut:

commit to user
1) Dampak positif (dampak yang baik).

Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, ternyata banjir

(banjir air skala kecil) juga dapat membawa banyak keuntungan,

seperti mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi

kepada tanah. Air banjir menyediakan air yang cukup di kawasan kering

dan ng
semi-
yang
kericurah hujannya tidak menentu sepanjang ta hun.

Airmainkan
banjir peran penting dalam menyeimbangkan ekosis

mengai dan merupakan faktor utama dalam tem di koridor

supenyeimbanga khluk hidup di dataran. Banjir n keragaman

mamenambahkan banyak au dan sungai yang semakin nutrisi untuk

memajukan industri perikana un mendatang, selain itu


dan n pada tahun-

tahjuga karena kecocokan datara gembangbiakan ikan. n banjir untuk

pen Dampak negatif (dampak yang buruk)

2) Dampak negatif tersebut masih dibagi lagi men

jadi tiga sub-

dampak, yaitu: a) dampak primer; b) dampak sekunder dan; c)

dampak tersier. Secara primer, yaitu kerusakan fisik pada segala sesuatu

yang dilalui oleh banjir. Banjir mampu merusak berbagai jenis

infrastruktur yang ada, termasuk jembatan, bangunan, sistem selokan

bawah tanah, jalan raya, dan kanal. Secara sekunder, yaitu efek yang

terjadi sebagai akibat dari dampak primer, seperti:

a) Persediaan air, yaitu banyak sumberair terkontaminasi, sehingga


air minum bersih mulai langka.
b) Menyebabkan wabah Penyakit, karena kondisi lingkungan yang

tidak higienis, maka penyebaran penyakit bawaan air banjir

semakin merajalela.

c) Pertanian dan persediaan makanan merosot. Banjir yang

menggenangi lahan pertanian yang siap panen, berakibat kegagalan

Berakibat kelangkaan hasil pertanian pula. panen petani.

Mematikan organisme lain dalam ekosistem. Spe

tertentu yangd)tidak sanggup bertahan dan akan mati kasies tumbuhan

bernapas, tidak bisa berfotosintesa (karena busuk). rena tidak bisa

Lumpuhnya laju transportasi darat. Jalur transportasi r

sulit mengirimkan
e) bantuan darurat kepada oranusak, sehingga

membutuhkan. Sedangkan secara tersier, yaitu k g-orang

diakibatkan oleh banjir yang berlangsung dalam yang

kurun lama atau jangka panjang, dampak tersier erusakan yang

tersebu waktu yang

t antara lain:

Kesulitan ekonomi karena kerusakan permukiman yang terjadi

akibat banjir; dalam sector pariwisata,maka terjadi penurunan minat

parawisatawan, masyarakat sekitar banjir kehilangan mata

pencahariannya, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan

harga, dll.

d. Banjir Limpasan (Banjir Kiriman)


Secara alamiah sebagian air hujan yang jatuh ke permukaan

tanah akan meresap ke dalam tanah dan selebihnya akan mengalir menjadi

limpasan permukaan. Kondisi daerah di tempat hujan itu turun,

akan sangat
berpengaruh terhadap bagian dari air hujan yang akan meresap ke

dalam tanah dan akan membentuk limpasan permukaan. Limpasan

permukaan terjadi ketika jumlah curah hujan melampaui laju infiltrasi.

Setelah laju infiltrasi terpenuhi, air mulai mengisi cekungan atau depresi

pada permukaan tanah. Setelah pengisian selesai maka air akan mengalir

dengankaan tanah, bahkan bebas


mengalir ke daerah yang
di lebih ren permu

dah. Kejadian
seperti ini lebih diartikan sebagai banjir limpasan (disc

banjir tau dikalangan umum dikenal dengan istilah banjir kiri harge
overland
ini berasal dari aliran limpasan permukaan yang merupa
flow) a man, karena
tipe yang mengalir dipermukaan tanah sebelum masuk ke sist

banjir Banjir limpasan cirri-cirinya antara lain debit puncak y kan bagian
dari
datangnya banjir (time to peak) yang sangat cepat,
hujan em
sungai.erikan kesempatan penduduk untuk persiapan mengungs

mempengaruhi banjir limpasan dibagi menjadi dua k ang tinggi dan

waktu sehingga
tidak

memb i. Faktor-
faktor

yang elompok,
yaitu

elemen meteorologi dan elemen sifat fisik daerah pengaliran

(Sosrodarsono dan Takeda, 1978:135). Elemen meteorologi meliputi jenis

presipitasi, intensitas hujan, durasi hujan, dan distribusi hujan dalam daerah

pengaliran, sedangkan elemen sifat fisik daerah pengaliran meliputi tata guna
commit to user
lahan (land use), jenis tanah, dan kondisi topografi daerah pengaliran

(catchment). Elemen sifat fisik dapat dikategorikan sebagai aspek statis

sedangkan elemen meteorologi merupakan aspek dinamis yang dapat

berubah terhadap waktu.

2. Tingkat kerawanan terhadap bencana banjir

a. Pemetaa
n

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c0
.id

Menurut Sandy (1972:2) mengemukakan bahwa pemetaan

merupakan suatu usaha untuk menyampaikan, menganalisis dan

mengklasifikasikan data yang bersangkutan, serta menyampaikan ke dalam

bentuk peta dengan mudah, memberi gambaran yang jelas, rapi dan bersih.

Peta yang menggambarkan fenomena geografikal tidak hanya sekedar

pengecilan
ena saja, tetapi jika peta itu dibuat
suatu dan didesain fenom

an baik,
deng
maka
menjadi alat bantu yang baik

akan untukkepentinga eragakan, menganalisis dan n


melaporkan,
secara umum untuk memah enampakan di muka bumi.
memp ami suatu
objek Peta menggunakan simb mencerminkan fenomena

atau kgeografikal yang dilakukan se emerlukan kecakapan ol dua


dimensi
untuk membuat dan membacany unyai satu hal yang
untuk cara
sifatnya umum yaitu menambah p aman geografikal
sistematis

dan mbagi si pengguna peta. Dalam me banjir di a. Semua


peta
Kecamatan Baureno, hampir semua tahapan
memp engetahuan
dan

pemah metakan
daerah

rawan penelitian
ini

memerlukan peta sebelum perencanaan tersebut dimulai. Hal ini sesuai

dengan fungsi peta dalam perencanaan suatu kegiatan seperti yang

dikemukakan oleh Sinaga (1995:7) adalah sebagai berikut:


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c0
1) Memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang
.id

karakter dari suatu daerah.

2) Sebagai alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian

yang dilakukan.

3) Sebagai suatu alat menganalisis dalam mendapatkan suatu kesimpulan.

4) Sebagai alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c
1.id

Demikian pula dalam suatu kegiatan penelitian, peta berfungsi

sebagai berikut:

1) Alat bantu sebelum melakukan survei untuk mendapatkan

gambaran tentang daerah yang akan diteliti.

2) Sebagai alat yang digunakan selama penelitian, misalnya memasukkan

data yang ditemukan di lapangan.

3) Sebagai alat untuk melaporkan hasil penelitian.

b. Kerawanan

Kerawanan dan kerentanan merupakan dua hal yang berbeda.

Kerentanan adalah suatu kondisi dari suatu komunitas atau m asyarakat


yang
rah atau menyebabkan ketidakmampuan dalam mengh
menga adapi
ancaman
na. Menurut Pelling dan Cutter (2003) dalam Kaisar

benca(2 anan wilayah menjadi dua jenis yaitu 0 13)


membagi
kerentanan anan sosial. Kerentanan biofisik adalah
kerent biofisik
dan kerentanan

kerent yang
berkaitan

dengan ligkungan terbangun. Sedangkan kerentanan sosial adalah

kerentanan yang yang berkaitan dengan kondisi sosial, ekonomi dan

politik yang memengaruhi kejadian bencana. Kemudian devinisi

kerawanan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis,

hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan

teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu, untuk


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c
mengurangi kemampuan, mencegah, meredam, mencapai kesiapan
2.id untuk

menanggapi dampak buruk bahaya tertentu (BNPB, No: 2, 2012).


Kerawanan banjir adalah keadaan yang menggambarkan mudah atau

tidaknya suatu daerah terkena banjir di dasarkan pada faktor-faktor alam

yang mempengaruhi banjir, antara lain faktor meteorologi (intensitas curah

hujan, distribusi curah hujan, frekwensi dan lamanya hujan berlangsung)

dan karakteristik Daerah Aliran Hujan (DAS) seperti: kemiringan lereng,

ketinggian tempat, tekstur tanah, dan penggunaan lahan (Suherlan dalam

Suhardiman, 2012:3). Menurut Nata Miharja dkk, (2013:328) beberapa

parameter yang berpengaruh langsung terhadap analisis kerawanan banjir

yaitu:

1) Curah Hujan

Curah hujan merupakan faktor yang paling ntukan suatu

wilmene ayah mengalami bencana banjir, selain didukung n faktor-faktor

yandenga g lain yang tidak kalah penting. Karena sumberir paling besar

adabanj lah curah hujan, baik penyebab banjir dari banjir maupun banjir

kiriman.
lokal Semakin tinggi curah hujan disuatu wilayah, maka rawan bencana

banjir semakin tinggi, terutama saat musim hujan.

2) Tutupan Lahan

Tutupan lahan adalah tutupan biofisik pada permukaan bumi

yang dapat diamati, merupakan suatu hasil pengaturan, aktifitas, dan

perlakuan manusia yang dilakukan pada jenis penutup lahan tertentu

untuk melakukan kegiatan produksi, perubahan, ataupun perawatan pada

penutupan lahan tersebut (BSN, 2010:2). Tutupan lahan akan


berpengaruh
pada kejadian banjir didaerah tersebut, karena mempengaruhi

kecepatan infiltrasi air kedalam tanah.

3) Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng juga salah satu faktor penentu dalam bencana

banjir. Karena sebagian besar daerah yang terkena bencana banjir adalah

daerah yang berada pada kemiringan lereng yang

4) Gelandai. nangan Air

Daerah genangan air merupakan daerah yang berpotensi tergenang

air atau banjir saat terjadi hujan. Daerah genangan air permukaan dan

aliran sungai dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: faktor meteorology

dansifat fisik daerah tersebut. Wilayah yang memiliki su b bentuk lahan

alluvial dengan fisiografi landai merupakan daerah yang se ring tergenang

banjir (Nata Miharja dkk, 2013:383). Sehingga untuk men getahui daerah

genangan air atau daerah yang berpotensi tergenang t dari bentuk


diliha
lahan daerah tersebut.

5) Kejadian Banjir

Kejadian banjir dalam hal ini, adalah terjadinya bencana banjir

diwilayah tersebut dapat diambil dalam kurun waktu 1 sampai 10

tahun. Jadi kondisi kejadian banjir juga merupakan penentu kejadian

banjir, karena rawan banjir selain dilihat dari faktor fisik, tetapi juga

faktor sejarah peristiwa.


3. Daerah Rawan Banjir

Berdasarkan fenomena geomorfologi, setiap bentuk lahan bentukan

banjir dapat memberikan informasi tentang tingkat kerawanan banjir

beserta karakterisriknya (frekuensi, luas dan lama genangan bahkan mungkin

sumber penyebabnya). Dapat dikatakan bahwa, survei geomorfologi pada

dataran, dataran banjir dan dataran rendah lainnya dapat aluvial

gunakan
di erkirakan
untuk sejarah perkembangan

memp daerah tersebut nya banjir (Oya, 1973 sebagai


akibat
dalam Suprapto, 1998).
terjad
i Daerah rawan banjir adalah daerah yang sering atau

be lami bencana banjir (Paimin,dkk, 2006). Daerah rpotensi tinggi

menga rawan berdasarkan parameter alami DAS, meliputi banjir ini


dapat
bentuk laha lokan sungai, pembendungan oleh
dikaji n,
meandering/
percabangan su kelerengan rata-rata DAS, serta

pembe parameter berupa mane ya bangunan air pengendali ngai,


drainase,

lahan/ jemen yaitu


ada

tidakn rut
(Masahiko

Oya,1976 dalam Suprapto 1984) daerah rawan banjir dapat diidentifikasi

dengan menggunakan pendekatan geomorfologi khususnya aspek

morfogenesa, karena kenampakan seperti teras sungai, tanggul alam,

dataran banjir, rawa belakang, kipas aluvial, dan delta yang merupakan
bentukan banjir yang berulang-ulang yang merupakan bentuk lahan detil

yang mempunyai topografi datar. Sedangkan menurut Dinas Pekerjaan

Umum (2012:2) daerah rawan banjir adalah kawasan yang potensial untuk

dilanda banjir yang mengindikasikan dengan frekwensi terjadinya banjir

(dalam arti pernah atau berulang kali).


Daerah rawan banjir memiliki cirri-ciri khas sebagai berikut: 1)

Daerah dengan topografi berupa cekungan dan/atau dataran landai, dimana

elevasi tanah mendekati atau dibawah muka air laut. 2) Daerah dataran

banjir alami seperti rawa dan bantaran sungai. 3) Daerah Aliran Sungai

(DAS) yang melampaui batas kritis, dengan ciri-ciri: tanah tandus, rasio

debit ap debit minimum sangatmaksimum


besar (sungai sangat kering terhad

i saat kemarau
d ngat penuh disaat hujan). 4) Daerah dengan curah/

dan sai tinggi. 5) Daerah dengan sistem saluran pembuanganntensitas hujan

sangat ai r penuh dengan

sampah. 6) Daerah pantai yang rawan terhadap badai tropis. 7) Daerah pantai

yang awan
r tsunami yang bisa diakibatkan oleh gempa tekt onik dasar laut

maupun gempa akibat gunungapi aktif yang terletak r laut seperti

krakatdidasa au. 8) Daerah hilir dan terutama yang telah si cukup lama

(PROberopera MISE INDONESIA, 2009)

4. Satuan Medan

Satuan medan adalah kelas medan yang menunjukkan suatu

bentuk lahan atau kompleks bentuk lahan yang sejenis dalam hubungannya

dengan karakteristik medan dan komponen – komponen medan yang

utama (Van Zuidam dalam Ardhetya, Dian. 2012:15). Dalam penelitian ini

satuan medan diperoleh dengan melakukan overlay (tumpang susun)

parameter fisik, yaitu: ketinggian tempat dan kemiringan lereng. Kemudian

untuk memperoleh tingkat kerawanan banjir, setiap satuan medan dilakukan

commit to user
pengenalan karakteristik fisik dan sosial berdasarkan data primer dan data

sekunder. Data primer dan data sekunder tersebut,antara lain: curah

hujan, tutupan

commit to user
lahan,genangan air, kemiringan lereng, kejadian banjir, dan persepsi

masyarakat terhadap pengurangan dampak banjir.

5. Pemetaan Daerah Rawan Banjir

Pemetaan daerah rawan banjir merupakan usaha mempresentasikan

data yang berupa angka atau tulisan tentang distribusi banjir ke dalam

bentuk peta gar


a persebaran datanya dapat langsung diketahui an

mudah dan
deng Pemetaan persebaran daerah banjir diketahui

cepat. deng g dan overlay dari setiap parameter (Adhetya,an melakukan

scorin 2012: rawan banjir ini dibuat dengan cara data-data28). Pemetaan

daerah yang s curah hujan, tutupan lahan, kemiringan lereng,udah diperoleh

yaitu: kejadian genangan air sudah dilakukan banjir, bentuk

lahan, pengharkatan (pengs rian harkat (skor) disesuaikankoran). Untuk

pembe dengan pengaruh atau potensi terjadinya,

sehingga parameter yang memiliki potensi terjadinya banjir maka harkatnya

besar, sedangkan parameter yang memiliki potensi ya banjir kecil

maka harkatnya kecil.

Untuk pembobotan setiap parameter penentu kerawanan banjir

diasumsikan sama. Artinya setiap parameter penentu banjir memiliki

pengaruh yang sama terhadap kerawanan banjir. Untuk mengetahui

klasifikasi tingkat kerawanan banjir, maka dilakukan penjumlahan pada

setiap parameter banjir: curah hujan, tutupan lahan, kemiringan lereng,

kejadian banjir,genangan air. Setelah diketahui hasil penjumlahannya, maka

kemudian dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi tingkat kerawanannya.


commit to user
Overlay dilakukan setelah masing-masing data sudah diskor dan diberi

bobot. Hasil

commit to user
dari overlay berupa peta rawan banjir. Untuk menyajikan data yang

menunjukkan distribusi keruangan atau lokasi dari sifat-sifat datanya,

maka hendaknya informasi ini ditunjukkan dalam bentuk peta (Bintarto,

1991:5).

6. Persepsi masyarakat

a. Pengertian
Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang
informasi dari
memperoleh ungan sekitar. Persepsi merupakan
lingk aktif.
Persepsi
suatu hal yang

memerlukan pertemuan nyata dengan suatu benda dan


membutuhkan
juga s, kognisi serta afeksi. Menurut
prose epsi
membantu Halim (2005) Pers

individu untuk menggambarkan dan menjelaskan apa dilakukan


oleh
yang u.
individ
Terkait dengan kondisi bermasyarakat, menurut M
ahmud (1989)
si adalah proses penilaian seseorang/ sekelompok
persep ang
terhadap

objek, an-
pengalaman

yang berkaitan dengan objek tersebut, melalui proses kognisi dan afeksi

untuk membentuk objek tersebut. Persepsi sendiri merupakan proses

internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan

menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut


commit to user
mempengaruhi perilaku kita. Persepsilah yang menentukan kita memilih

suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Dari penjelasan tersebut

maka persepsi masyarakat dapat didefinisikan sebagai rangkaian proses

kognisi atau pengenalan dan afeksi atau aktifitas evaluasi emosional

(ketertarikan) masyarakat terhadap suatu objek, peristiwa, atau hubungan-

hubungan yang

commit to user
diperoleh dengan cara menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan

tersebut dengan menggunakan media pendengaran, penglihatan, peraba

dan sebagainya.

b. Syarat terjadinya
persepsi

Menurut Sunaryo (2004: 98) syarat-syarat terjadinya persepsi

adalah isebaga
berikut: 1) Adanya objek yang dipersepsi; 2) Adanya perhatian

yang pakan langkah pertama sebagai suatu persiapan

meru dalam si. 3) Adanya alat indera/ reseptor yaitu alat untuk
mengadakan
men Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
persep erima stimulus;
stimulu
dan 4) s ke otak,
yang dian sebagai alat untuk mengadakan respon.

kem oses dan faktor yang mempengaruhi persepsi, proses


u
terj ara umum dapat dilihat pada skema dibawah ini.
c. Pr adinya
persepsi Proses fisik:
Proses di tangkapnya suatu stimulus oleh alat
sec indera manusia

Proses fisiologi:
Proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh
reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensorik

Proses psikologis:
Proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
Proses persepsi:
Berupa tanggapan dan perilaku

Sumber: Data Olahan Dari Hamka(2002)

Gambar 1. Proses terjadinya persepsi


Keadaan mempersepsi yang terbentuk dalam proses tersebut akan

terus menerus dipengaruhi arus informasi baru dari lingkungannya, yang

di dalamnya menyangkut proses penginderaan yang perifeer terhadap

sekitarnya dan selanjutnya melahirkan suatu bentuk yang holistik dan

dalam konstansi tinggi, yang berlaku juga pada tempat dan obyek lain

(Osgood
uhuruk,
dalam2003).
Siman

Faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang (Miftah Toha,


menurut
2003:
154) adalah sebagai berikut :
1) Fa du, prasangka,
ktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian indivi
ke , keadaan
inginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar
fisik,

gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan


motivasi.
ktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi y
2) Fa ang diperoleh,
ngetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran,
pe
ngulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketida
keberlawanan,

pe k asingan
suatu

objek
.

Menurut (Bimo Walgito, 2004: 70) faktor-faktor yang berperan

dalam persepsi yaitu:

1) Objek yang dipersepsi.

Objek dalam hal ini maksudnya Objek menimbulkan stimulus yang

mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar
individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri

individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf

penerima yang bekerja sebagai reseptor.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c0
.id

2) Alat indera, syaraf dan susunan syaraf.

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus,

di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk

meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,

yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk

mengadakan
perlukan motoris yang dapat membentuk persepsi respon di

ang.
seseor rhatian

3) Pentuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi dip

Urhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu p erlukan


adanya
ngka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan p
pe ersiapan
dalam
onsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan

rakumpulan objek. emusatan


atau
Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi
k kepada
sesuatu
individ ma lain dan akan berpengaruh pada individu

sedalam me

u berbeda satu

sa mpersepsi
suatu

objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi

seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang

atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi

dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan-

perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c0
dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi
.id ini terjadi

dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh

pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c
1.id

7. Persepsi Terhadap Upaya Pengurangan Dampak Banjir

Pengurangan dan penanggulangan dampak banjir tidak akan selesai

jika hanya mengandalkan aspek fisik teknis saja tanpa mengikutsertakan

manusia didalamnya. Seperti yang disampaikan oleh Y.B. Katpatal (2010)

bahwa research related to human impacts on the fluvial system

predominantly
ng hydrological and geomorphic changes within includi

watershed
a ly required
is for sustainable development. Setiap

urgentp ahas mengenai dampak bencana wajib enelitian


yang
memasukkan menunjang pembangunan yang
memb unsur
berkelanjutan. Seperti yang ada di Kecamatan
manusia

dalam Baureno juga memasukkan rakat dalam mengurangi halnya


bencana
dampak bencana banjir.
banjir unsur
persepsi
Analisa persepsi masyarakat terhadap upaya pengur

masy penting untuk melihat pandangan masyarakat terhadap


a
yang terjadi di kecamatan Baureno, kabupaten Bojonego
angan dampak

banjir,
permasalahan

banjir ro.
Keragaman

persepsi, menunjukan adanya keragaman pengetahuan dan pemahaman

masyarakat mengenai upaya pengurangan dampak banjir, bahkan juga

terkait dengan adanya perbedaan aktifitas masyarakat dalam kehidupannya

sehari- hari. Persepsi terhadap upaya pengurangan dampak banjir


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c
2.id
maksudnya adalah bagaimana masyarakat mengartikan suatu usaha/ upaya

pengurangan dampak banjir di lingkungan sosialnya. Sikap yang diambil

masyarakat dalam menghadapi bencana secara umum merupakan upaya

menuju penyesuaian diri terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya.

Rianto (2009) dalam Febrianti (2010) mengungkap bahwa subjektivitas

persepsi terhadap dampak


bencana dipengaruhi oleh pengetahuan mengenai bencana, pengalaman

dalam menghadapi bencana, dan kemampuan individu untuk mengatasi

dampak kejadian bencana.

8. Sumber Belajar

a. Definisi sumber
belajar
enurut (Association of Educational
M Technology
Communication T,1997:60) sumber belajar adalah
/AEC yang
dapat semua sumber ngkinkan orang belajar secara terpisah

memumaupun secara te ainya suatu indikator dalam rkombinasi


dan
pembelajaran.
terca
p Menurut Warsita (2008:209) ”Sumber belajar

onen sistem instruksional baik yang secara khusus dir adalah semua

kompmenurut sifatnya dapat dipakai untuk dimanfaatkan d ancang


mampu
ajaran”. Dengan demikian, sumber belajar merupakan
yang alam
kegiatan
ang didesain maupun menurut sifatnya dapat dipakai

pembel segala sesuatu

baik y ,
dimanfaatkan

dalam kegiatan pembelajaran untuk memudahkan belajar


siswa.

Berdasarkan Teori Kognitif Sosial Albert Bandura, menyatakan

dalam proses pembelajaran, terdapat pendekatan Determinasi

resiprokal,merupakan pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia

dalam bentuk interaksi timbal-balik yang terus menerus antara determinan


commit to user
kognitif, behavioral, dan lingkungan. Orang menentukan atau memengaruhi

tingkah lakunya dengan mengontrol kekuatan lingkungan, tetapi orang itu juga

dikontrol oleh kekuatan itu. Determinasi resiprokal adalah konsep penting

dalam teori belajar sosial Bandura yaitu menjadi pijakan Bandura dalam

memahami tingkah laku. Konsep

commit to user
Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri

sendiri, mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan,

menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi tingkah

lakunya sendiri. Kemampuan berpikir simbolik menjadi sarana yang kuat

untuk menangani lingkungan, misalnya dengan menyimpan pengalaman

(dalam )ingatan
dalam wujud verbal dan gambaran imajinasi untuk entingan

tingkah
kep pada masa yang akan datang. Pengaturan berpikir

laku juga
menggambarkan
imajinatif hasil yang di inginkan pada masa yang
secara akan datang
dan mbangkan strategi tingkah laku yang membimbing

mengekear g. ah tujuan
jangka

panja
n

P T

Pribadi (P), Lingkungan (L), Tingkah laku (T) ,Saling mempengaruhi


Gambar 2. Pelaziman menurut Bandura

b. Lingkungan sebagai sumber


belajar

Peran guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan harus

mampu memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mempelajari

berbagai hal yang terdapat dalam lingkungannya. Seperti kita ketahui bahwa

peserta didik memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap

segala sesuatu serta memliki sikap berpetualang serta minat yang kuat
untuk mengobservasi lingkungan. coIma mimt teomuilsiekri sikap

petualang yang kuat.


Pengenalan terhadap lingkungan di sekitarnya merupakan pengalaman yang

positif untuk mengimbangkan minat keilmuan peserta didik.

c. Pengertian Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Sebagai makhluk hidup, anak selain berinteraksi dengan orang atau

manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya

dan benda-
benda mati. Makhluk hidup tersebut antara lain a dalah

berbagai
uhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain

tumb Manusia merupakan salah satu anggota di dalam lin udara, air, dan

tanah. erperan penting dalam kelangsungan jalinan hubungangkungan hidup

yang bsistem tersebut. yang terdapat

dalam Dengan demikian bahwa lingkungan itu merupakan

n semuabenda dan keadaan makhluk hidup termasu kesatuan ruang

dengasia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. k di dalamnya

manuLingku nsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik ngan itu terdiri

dari u(benda ma ti) dan budaya

manusia.

d. Nilai-Nilai Lingkungan sebagai Sumber Belajar

Lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu

sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil

pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik. Lingkungan menyediakan

berbagai hal yang dapat dipelajari peserta didik. Jumlah sumber belajar

yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya

tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber


commit to user
belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan

peserta

commit to user
didik karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain

itu kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara

langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk

berkomunikasi dengan lingkungan tersebut. Kelebihan dari penggunaan

lingkungan sebagai sumber belajar adalah:

1) Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar memungkinkan terjadinya

proses belajar yang lebih bermakna (meaningfull g) sebab anak

dihlearnin adapkan dengan keadaan dan situasi yang . Hal ini akan

mesebenarnya menuhi prinsip kekonkritan dalam belajar ah satu prinsip

pensebagai sal didikan.

2) Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada

penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di

lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan

bisa mulai ditanamkan pada anak sejak dini, sehingga setelah mereka

dewasa kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.

3) Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat menarik bagi anak

Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak

sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan

banyak pilihan. Kegemaran belajar

merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka

penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya

manusia di masa mendatang. Pemanfaatan


lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning activities)

yang lebih
meningkat. Penggunaan cara atau metode yang bervariasi ini

merupakan tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

pendidikan.

Begitu banyaknya nilai dan kegunaan yang dapat diraih dari

lingkungan sebagai sumber belajar dalam pendidikan di sekolah, bahkan

hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan. Namun

demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari ra guru untuk

dapatpa memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Kar ena


lingkungan
pakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk anak
meru -anak dan
juga ungan mana pun bisa menjadi tempat yang menyenang

lingk kan bagi


anak-
mentasi Lingkungan sebagai Sumber Belajar Geogra
anak
. Pada pembelajaran IPS dengan (Topik: Keadaan

alam uduk. Sub Topik: Bentuk muka bumi dan aktifitas fi


9. Imple

pendu dan aktifitas

pend aat belajar di kelas anak diperkenalkan oleh guru menge duk
Indonesia)

pada s nai contoh


dari

bentuk permasalahan akibat interaksi manusia dengan lingkungan dan faktor

penyebabnya, maka dengan memanfaatkan lingkungan anak akan dapat

memperoleh pengalaman yang lebih banyak lagi. Dalam pemanfaatan

lingkungan tersebut guru dapat membawa kegiatan-kegiatan yang


biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam terbuka dalam hal ini

lingkungan. Namun jika guru menceritakan kisah tersebut di dalam ruangan

kelas, nuansa yang terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah seperti

halnya jika guru mengajak anak untuk memanfaatkan lingkungan.


Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak

untuk mengamati lingkungan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan

belajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga

di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar

yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan

sosial,a,dan
perkembangan
buday emosional serta intelektual.

Dampak pemanfaatan lingkungan terhadap aspek-aspek perkembangan

anak adalah:

a. Perkembangan Fisik

Lingkungan sangat berperan dalam merangsang tumbuhan fisik

anaper k, untuk mengembangkan otot-ototnya. Anak iki kesempatan

yanmemil g alami untuk menggerakkan tubuhnya dengan ara yang tidak

terbcara-c atas. Kegiatan ini sangat alami dan sangatmanfaat dalam

meber ngembangkan aspek fisik anak.

b. Perkembangan aspek keterampilan sosial

Lingkungan secara alami mendorong anak untuk berinteraksi

dengan siswa yang lain. Pada saat anak mengamati objek-objek

tertentu yang ada di lingkungan pasti dia ingin menceritakan hasil

penemuannya dengan yang lain. Supaya penemuannya diketahui oleh

teman-temnannya anak tersebut mencoba mendekati anak yang lain

sehinga terjadilah proses interaksi/ hubungan yang harmonis. Anak-anak

dapat membangun keterampilan sosialnya ketika mereka membuat


perjanjian dengan teman- temannya untuk bergantian dalam

menggunakan alat-alat tertentu pada


saat mereka mengamati objek-objek yang ada di lingkungan tertentu.

Melalui kegiatan sepeti ini anak berteman dan saling menikmati

suasana yang santai dan menyenangkan.

c. Perkembangan aspek emosi

Lingkungan pada umumnya memberikan tantangan untuk

dilalui
h anak-anak.
ole Pemanfaatannya akan anak untuk

me memungkinkan ngembangkan rasa percaya diri ya siswa-


siswa
yang positif. Misaln ak ke salah satu SubDAS
diaj rusak
yang sudah terindikasi dimentasi) dan memungkinkan
(terdapat

seuntuk mereka turun dalam


sungai
ebut. Dengan berada dalam sungai tersebut, anak m
ters
engembangkan
pek keberaniannya sebagai bagian dari pengembangan a

as a percaya diri yang dimiliki oleh anak terhadap dirin spek


emosinya.
ng lain dikembangkan melalui pengalaman hidup
Ras ya sendiri
dan gkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untu

ora yang
nyata.

Lin k
mendapatkan

pengalaman hidup yang


nyata.

d. Perkembangan intelektual

Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan benda-

benda atau ide-ide. Lingkungan menawarkan kepada guru kesempatan


commit to user
untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti sungai, penggunaan

lahan, ketinggian tempat, kemiringan lereng, system drainase, dan lain-

lain. Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan

konsep- konsep tertentu secara alami. Konsep kerusakan lingkungan

yang diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin

nyata

commit to user
apabila guru mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep kerusakan

lingkungan secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar.

Demikian beberapa hal yang berkaitan dengan dampak

pemanfaatan lingkungan terhadap aspek-aspek perkembangan anak. Namun

guru juga harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan

dalam mbangkan
menge pembelajaran anak dengan an

lingkungan
memanfaatk i sumber belajarnya.

sebaga

B. Penelitian yang Relevan

um dan Gunawan (1998), dalam penelitiannya yang b

Asriningrrentanan Banjir Menggunakan Sistem Informasi Geogra erjudul “Zonasi

Tingkat Ke
stimewa Yogyakarta)”, mempelajari daerah rentan fi (Studi
Kasus
an beberapa peta tematik. Metode yang digunakan adal
Daerah I banjir dengan
n dan tumpangsusun yang digunakan untuk
menggunak ah
pengskoran,mene

pembobota ntukan
zonasi

kerentanan banjir di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggunakan

teknik Sistem Informasi Geografi (SIG). Data yang digunakan adalah peta

kemiringan lereng, peta ketinggian, peta geologi, peta kepadatan penduduk,

peta distribusi curah hujan dan peta penggunaan lahan. Dari hasil penelitian,

daerah penelitian dikelompokkan menjadi lima tingkat kerentanan banjir, yaitu

tidak rentan, kurang rentan, cukup rentan, rentan dan sangat rentan. Daerah
rentan banjir dijumpai di daerah Wates dan Bantul bagian selatan. Daerah

tersebut merupakan dataran alluvial pantai. Hubungan antara daerah rentan

dengan peta tematik yang


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c0
.id

digunakan menunjukkan bahwa kemiringan lereng, ketinggian tempat dan

kondisi geologi mempunyai korelasi erat dengan daerah rentan banjir.

Widiastuti (2002), dalam penelitiannya yang berjudul “ Aplikasi Citra Satelit

Landsat Thematic Mapper dan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan

Daerah Rawan Banjir Di Sebagian Daerah Aliran Sungai Brantas Propinsi

Jawa Timurdi(Stu
Kasus Di Kabupaten Temanggung). Tujuan peneli tian ini

adalah kan data citra satelit Landsat Thematic Mapper untuk

memanfaatlahan yang digunakan untuk pemetaan daerah raw


interprestasi
zonasi daerah rawan banjir dengan bantuan teknik SIG
parameter an banjir,
dan adalah pengskoran, pembobotan dan tumpangsusun (

pemetaan menunjukkan bahwa data citra satelit sebagai sumber da . Metode


yang
ini baik digunakan untuk pemetaan daerah rawan banji
digunakan overlay).
Hasil ng Jawa Timur. Dengan citra digital satelit Land

penelitian dalam interprestasi penggunaan lahan dan dari citra ha ta utama


dalam

penelitian r di
Kabupaten

Tulungagu sat TM
dapat

digunakan rdcopy
Landsat

TM dapat digunakan untuk interprestasi bentuklahannya. Kelas kerawanan

banjir di daerah penelitian dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu kelas rawan

banjir seluas 12216,06 Ha, kelas cukup rawan seluas 32454,27 Ha dan kelas agak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c0
rawan seluas 576,99 Ha. .id

Rahratmoko (2005) telah mengadakan penelitian mengenai pemetaan

kerentanan banjir pada kawasan permukiman di Kota Yogyakarta menggunakan

citra ikonos- 2 dan sistem informasi geografis. Tujuan penelitian ini adalah

menentukan tingkat kerentanan banjir kota mendasarkan pada parameter fisik

lahan yang berupa

kemiringan lereng, saluran drainase, penggunaan lahan kotayang diolah


dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c
1.id

menggunakan Sistem Informasi Geografis. Teknik yang digunakan adalah

pengskoran melalui overlay dari peta lereng, peta keteraturan permukiman,

peta penggunaan lahan kota dan peta kerapatan saluran. Hasil dari penelitian

adalah Peta Kerentanan Banjir Kota hasil proses SIG didapatkan 5 klas

2
kerentanan yaitu tidak rentan dengan luas 0,76 km (2,35%), kurang rentan
2
dengan entan sedang
luas dengan luas
1,62 66,32 km km
(19,57%),
2 rentan d
(5,02%), r
2
62%),
engan luas 8,92 dan sangat rentan dengan luas 14,89 km (45,

km (27,dengan cara membandingkan Peta Kerentanan Banjir Kot45%). Analisis


2

dilakukan anjir Genangan dari Dinas Prasaranan Kota a dengan


Peta
Yogyakar pengamatan lapangan. Analisis dilakukan
Sebaran B ta, dan
dengan untuk me banjir kota yang lebih akurat.

data hasil samaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ndapatkan


data
metode yang digunakan untuk persebaran daerah
kerentana
n pote

Per , pembobotan, dan overlay (tumpangsusun). terletak pada

kesamaan nsi banjir


yaitu

pengskoran
perbedaannya,

penelitian ini mencoba menganalisis juga persepsi masyarakat daerah

penelitian terhadap upaya pengurangan dampak banjir, yang pada penelitian

sebelumnya belum pernah di lakukan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c
C. Kerangka Pemikiran 2.id

Sebenarnya kita sering melupakan sumber belajar-mengajar yang

terdapat di lingkungan kita, baik disekitar sekolah maupun di luar lingkungan

sekolah. Betapapun kecil atau terpencil, suatu sekolah, sekurang-kurangnya

mempunyai empat jenis sumber belajar yang sangat kaya dan bermanfaat, yaitu :

commit to user
1. Masyarakat desa atau kota di sekililing sekolah.

2. Lingkungan fisik di sekitar sekolah.

3. Bahan sisa yang tidak terpakai/barang bekas yang dapat menimbulkan

pencemaran lingkungan, namun kalau kita olah dapat bermanfaat

sebagai su alat bantu belajar-mengajar.


mber dan

4. Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik

perhatian siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan

berulang kembali. Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa ad a catatan pada

buku atau alam pikiran siswa, karena siswa masuk sekolah membawa

pengalaman sendiri-sendiri.

Untuk mengakrabkan mereka dengan lingkunganya perlu ada usaha agar

mereka asyik dengan lingkungan. Usaha ini dapat ditempuh melalui proses

belajar-mengajar, baik di dalam kelas maupun di alam r. Menjadikan

lingkungansekita landas untuk

mencapai cara belajar siswa aktif.

Pada saat musim penghujan datang, banjir besar banyak melanda kota-

kota di Indonesia. Jika disadari seolah-olah banjir sudah menjadi tradisi. Sebagai

contoh terjadinya bencana banjir dikecamatan Baureno, kabupaten Bojonegoro

yang sering mengalami banjir rutin tahunan. Akibat dari banjir tersebut banyak

sekali kerugian yang dirasakan oleh penduduk diberbagai bidang, seperti

bidang ekonomi, bidang sosial, budaya dan bidang politik. Banjir banyak

disebabkan karena peluapan air di suatu tempat akibat hujan besar, sistem

drainase yang buruk, limpasan air sungai, atau

pceocmahmnyitatobeunsdeurngan sungai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c
3.id

Data lokasi banjir masih dalam bentuk angka-angka dan tabel yang belum

dipetakan. Data yang masih dalam bentuk angka dan tabel dalam

penyajiaannya memang cukup mudah dibaca oleh pembaca akan tetapi data itu

mempunyai kelemahan yaitu data tersebut tidak bisa memberikan gambaran

mengenai distribusi spasialnya. Peneliti akan mengolah data tersebut ke dalam

bentuk nya akan lebih memudahkan


peta pembaca dalam
yangmembaca nanti

dan memahami
itian yang telah dilakukan. Penyajian data tentang pe

hasil peneldalam bentuk peta akan sangat membantu dalam pe rsebaran


lokasi
an keputusan ataupun tindakan lebih lanjut terhadap
banjir ke rencanaan
dan u sekarang maupun masa yang akan datang. Karena

pengambileta dapat dengan mudah membaca dan menangkap id masalah


banjir
yang disajikan. Untuk mengetahui persebaran lo
baik wakt melalui peta
si Baureno yaitu dengan menggunakan teknik overlay

pemakai p dian dilakukan pengskoran dan pemberian bobot terh e dari data
dan

informasi kasi banjir


di

kecamatan dari
beberapa

peta, kemu adap


parameter

yang berpengaruh terhadap banjir, semakin besar pengaruhnya terhadap

banjir maka akan diberi skor yang lebih besar. Setelah pengskoran dan

pemberian bobot kemudian melakukan overlay, hasil akhir yang didapatkan

berupa peta tingkat kerawanan banjir. Sedangkan untuk mengetahui persepsi

masyarakat tentang upaya pengurangan dampak banjir yaitu dengan melakukan

analisis terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat kecamatan

Baureno. Berikut adalah gambar diagram alur kerangka pemikiran dari penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c
ini: 4.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c
4.id

Masalah Banjir
di Kecamatan Baureno

Bencana Masalah Persepsi Masyarakat


Banjir

Curah Hujan Pengetahuan

Tutupan Lahan Sikap

Kemiringan Data Tindakan


Lereng PenguUpaya
Dampa rangan
k Banjir
n Air
Genanga
Banji
Kejadian
r

ner
Overlay,
Kuesiodan
s koring Analisis deskriptif

Tingkat Kerawanan
Persepsi Pengurangan
Banjir Hasil
Dampak Banjir
Kec. Baureno

Peta

Keterangan:
Implementasi : Garis relasi hubungan
Sumbe Pembelajaran IPS
r di Kelas 7 SMPN 2 : Garis kebergantungan -
Belajar Baureno antara konsep
: Unsur proses dalam -
Gambar 3. Kerangka Pemikiran penelitian
Penelitian : Unsur penunjang dan
tahapan penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODE

PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini terdapat di Kecamatan Baureno yang merupakan

bagiandari Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa Timur. Kecamatan Baureno

memiliki luas wilayah sebesar 7.221,99 hektar.

2. Waktu penelitian

Waktu yang direncanakan untuk penelitian ini lah bulan Juli

sampaada i Desember 2014 selama 6 bulan. Dengan waktu kegiatan

penelitrincian ian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Rincian Waktu Kegiatan Penelitian


Tahun 2014
Jenis Kegiatan
Mei Juni Juli Agst Sept Ok t Nop Des
Penyusunan
proposal
Penyusunan
Instrument
Seminar Proposal
Pengumpulan
Data
Analisis Data
Pembuatan/
penulisan Draf
Laporan
Seminar Laporan
Penyempurnaan
Laporan
Penggandaan
laporan penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c
6.id

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif

digunakan untuk memberikan penjelasan kepada variabel yang diteliti

sesuai dengan kondisi yang sebenarnya (Arikunto, 2000:53). Dan untuk

memperoleh
digunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pengumpu data

lan data
menggabungkan
yang dari berbagai teknik pengumpulan d

bersifatng telah ada (Sugiyono, 2008:330). Penelitian ini akanata dan sumber

data yaecara deskriptif, dalam bentuk kata secara tertulis menghasilkan

data snya yang berasal dari naskah, wawancara, catatan dilap , gambar dan

sebagaien resmi. Selain itu data deskriptif yang dihasilkan, dimangan, foto dan

dokumatkan gambaran tingkat kerawanan terhadap bencana aksudkan untuk

mendapfi, kondisi sosial ekonomi, tingkat pemahaman masya banjir, kondisi

topogragan, serta mengetahui persepsi masyarakat te rakat terhadap

lingkun rhadap upaya

pengurangan dampak bencana banjir di Kecamatan Baureno

Kabupaten Bojonegoro.

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan Penelitian yang digunakan adalah pendekatan survei.

Dalam penelitian pendekatan survey bertujuan untuk mengumpulkan

sejumlah besar data berupa variabel, unit, atau individu dalam waktu

bersamaan (Tika,1997: 9). Pada penelitian ini penggunaan pendekatan

survey dilakukan untuk memperoleh data-data yang merupakan factor


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c
penentu tingkat 7.id

commit to user
kerawanan banjir, dengan cara pengamatan, pengukuran,serta

pencatatan obyek yang mempengaruhi banjir yang berkaitan dengan

penelitian.

C. Populasi dan Sampel (Subyek Penelitian)

1. Populasi penelitian

Populasi adalah himpunan individu atau obyek yang

s atau
banyaknya
tidak terbatas
terbata
(Tika, 1997:32). Adapun populasi d alam

lah kecamatan Baureno berdasarkan pertimbangan penelitian

ini adabahw o merupakan daerah yang mengalami dampak a kecamatan

Baurenbanjir t erparah (BPBD

Kabupaten Bojonegoro,2008). Luasnya genangan yang mengakibatkan

potensi terjadi, yang dimiliki menjadi terhambat.

2. Sampel Penelitian

a. Sampel Wilayah

Penelitian ini menggunakan satuan medan seluruh satuan

mesehingga dan di Kecamatan Baureno dijadikan sebagai wilayah.


Satuan

medan dihasilkan dari overlay peta tutupan lahan, bentuk lahan dan

ketinggian wilayah. Untuk mendetailkan ketinggian dilakukan koreksi

ketinggian dengan menggunakan metode grid, sehingga terdapat

beberapa titik yang dilakukan koreksi ketinggian yang tersebar

diseluruh satuan medan di Kecamatan Baureno

b. Sampel Responden
Seluruh masyarakat yang berada di 25 desa di Kecamatan

Baureno yang terkena banjir, dan siswa kelas 7 di SMPN 2 Baureno

untuk Implementasi hasil penelitian sebagai sumber belajar pada pada

Topik:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c
8.id

Keadaan alam dan aktivitas penduduk. Sub Topik: bentuk muka bumi dan

aktifitas penduduk Indonesia.

Sampai saat ini tidak ada ketentuan khusus untuk menetapkan jumlah sampel

responden yang dapat mewakili populasi yang akan diteliti.

Walaupun demikian, dikatakan bahwa sampel terkecil yang dapat

mewakili distribusi normal adalah 30 (Roscoe dalam buku Research

Methods For Business, 1982: 253). Untuk mengetahui jumlah sampel

dalam penelitian ini digunakan Rumus Dixon dan B. Leach sebagai

berikut:

n=

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

Z = Tingkat kepercayaan (confidence level) n dalam persen

dan dinyataka nilai conversinya dapat dicari dalam table

Misalnya, confidence level (Z) 99% luas Kurva Normal


statistik.

Standar dapat diketahui nilai conversinya 2,57. Cara mencarinya

yakni: dengan membagi 2 nilai convidence level (99%), sehingga

diperoleh 49,5% atau 0,4950.

Untuk memperoleh angka 2,57 , nilai desimal 0,4950 dicari

dalam table Kurva Normal Standar. Dari nilai decimal tersebut dibaca

kesamping kiri diperoleh angka 2,5 dan keatas diperoleh 0,07 ,

kemudian ditambahkan sehingga angka menjadi 2,57.

V = Variabilitas (dalacmompmeristetno) udsiehritung dengan rumus


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c
9.id

= ( − )
p = Persentasekarakteristiksampel yang dianggapbenar
= × 100%
C = Batas kepercayaan (confidence limit) dalam persen
(ditentukan 10% dari popuasi).
Untuk menghitung jumlah sampel yang sebenarnya, langkah

berikut adalah dibuat koreksi dengan rumus : n’ =

Keterangan :

n’ = jumlah sampel yang telah dikoreksi (dibetulkan)

n jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus

= N (1) jumlah populasi (Kepala Keluarga)

= Jumlah sampel yang dapat diambil dalam penel

tung dengan terlebih dahulu menghitung itian ini, dapat

dihipersentas e karakteristik

sampel yang dianggap benar (p):



p

.
= × 100%
.

= 27,39

V= 100 −

= 27,39 (100 − 27,39)

= √1988,79

= 44,60 , × ,
=( )
×
n=(

)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c1
0.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c0
.id

,
=( )

= (11,462)

= 131,38

n =

131,38
=
131,38
1 + 23098

131,38
=
1 + 0,0057
,
= = 131
,

Jadi jumlah sample yang diambil adalah 131 responden

D. Data dan Sumber

1. Data pData rimer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau

obyek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti (Tika,

1997:67). Maka data primer merupakan data yang diperoleh secara

langsung dilapangan, dengan cara melakukan pengukuran dan pengamatan

(observasi), data primer dalam penelitian ini meliputi :

Tabel 2. Data Primer

No. Data Sumber Data


1. Kemiringan Lereng Data diperoleh melalui pengukuran di lapangan
2. Ketinggian Tempat Data diperoleh melalui plotting di lapangan
3. Tutupan Lahan Data diperoleh melalui pengamatan di lapangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c
1.id

4. Kejadian Banjir Data diperoleh dari wawancara di lapangan


5. Bentuk lahan Data diperoleh dari pengamatan dilapangan

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu pulkan dan
dikum
dilapor 997:67). Maka
kan oleh orang atau instansi diluar dari peneliti (Tika,
data se nsi terkait.
1 kunder dapat diperoleh melalui arsip pada instansi-

insta
N
1. Tabel 3. Data Sekunder melalui Peta
nesia .
o. Data Sumber Data
2. ujan diperoleh
Kemiringan Lereng & Data diperoleh
pemantauan
Ketinggian Tempat Rupa Bumi Indo
BMKG egoro
Curah Hujan Data curah h
melalui stasiun
3. m
curah hujan
a ikonos
kabupaten Bojon
Tutupan Lahan Datadiperoleh
4. Genangan Air Data diperoleh melalui
interpretasi citra ikonos berdas
kondisi geomorfologinya.

5. Kejadian Banjir Data diperoleh dari Badan


Penanggulangan Bencana Daer
Kabupaten Bojonegoro

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan daerah penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive) berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c
2.id
tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1989). Penekanan

teknik

commit to user
pengambilan sampel penelitian purposive ini adalah pada karakter anggota

sampel yang karena pertimbangan mendalam dianggap/ diyakini oleh peneliti

benar-benar mewakili karakter populasi/ subpopulasi (Hadi Sabari, 2010:302).

Penggunaan purposive sampling diharapkan peneliti, dapat mewakili keseluruhan

populasi dalam hal ini adalah penggunaan satuan medan. Purposive sampling

diyakini representat
ive karena dalam penyusunan satuan medan berdasark an

overlay petalereng dan peta ketinggian tempat. Pada penelitian ini

kemiringannelitian terdapat satuan medan yang sama dilakuka , apabila


dalam
ang mewakili. Artinya hanya satu yang
daerah pe n
pengambilan
diambil gan - pertimbangan tertentu.

sampel y tetapi
dengan
F. Teknik Pengumpulan Data
pertimba
n nik pengumpulan data dalam penelitian ini

adal sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

meng

Tek ah triangulasi.

Diartikan gabungkan
dari

berbagai teknik data dan sumber data yang telah


ada.

1. Dokume
n

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah atau telah

terjadi, bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari


commit to user
seseorang hasil penelitian dari observasi atau wawancara. Teknik

dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat memberikan

informasi secara pasti dan cukup akurat untuk dipertanggungjawabkan.

Hasil penelitian akan lebih kredibel/ dapat dipercaya kalau di dukung

oleh dokumen yang mendukung. Adapun data yang dikumpulkan berupa

dokumen pada penelitian ini adalah data curah

commit to user
hujan, tutupan lahan, ketinggian tempat, kemiringan lereng, kerapatan

drainase dan kejadian banjir.

2. Observasi

Observasi merupakan cara dan teknik pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan dan pencatatan langsung secara siste matik

terhadap
atau fenomena yang terjadi di lapangan (Tika, 1997:

gejaladi ukur dan diamati pada daerah penelitian ini anta 67).
Fenomena
ggian tempat, kemiringan lereng dan tutupan lahan.
yang ra lain
adalahncara

keti enurut Nasution dalam Tika (1997:75), wawancara


n
(in entuk komunikasi verbal, jadi berupa percakapan
3. Wawa
yang eroleh informasi. Selanjutnya Moleong
M terview) adalah
(2002:135), men ncara adalah percakapan dengan
suatu b bertujuan
untuk maksud tertentu.

memp jelaskan
bahwa

wawa Percakapan
itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (intervieweer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh keterangan atau


informasi yang terinci dan mendalam dalam rangka pengumpulan data.

Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara lisan

dengan informan. Daftar pertanyaan disusun terlebih dahulu agar informasi

yang dibutuhkan dapat terjaring secara lengkap. Data wawancara pada

penelitian
ini berupa data karakteristik banjir, kejadian banjir dan persepsi

terhadap banjir.

G. Validitas Data

Uji validitas data yang digunakan adalah metode Triangulasi. Sabari dan

Hadi (2010) menyatakan Metode Triangulasi adalah suatu metode untuk

mengumpulkan data dengan cara menggabungkan berbagai teknik data dengan

maksud untuk memperoleh tingkat kebenaran yang tinggi. Untuk memperoleh

kebenarandata sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka dilakukan penggabungan

berbagai eknik
t pengumpulan data, antara lain: hasil obser vasi lapangan,

wawancara, dan dokumentasi. Kemudian dilakukan analisis memperoleh

hasil sesuauntuk i dengan tujuan penelitian.

Validasi lapangan, meliputi kegiatan:

1. Pengecekan hasil analisis kerawanan banjir, dibandingkan dengan kondisi

faktual dilapangan secara langsung atau informasi darii Instansi terkait di

lokasi penelitian.

2. Pengukuran koordinasi sebagai kontrol dengan menggunakan

Global Positioning Sistem (GPS)

3. Pengumpulan data sekunder sebagai informasi penunjang.

Dari kegiatan validasi lapangan, akan dilakukan analisis ulang untuk


memperbaiki draf peta rawan banjir dan hasilnya sebagai “Peta Final”.
H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, ana yang penting dan yang akan dipelajari, dan memb

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang l uat kesimpulan


memilih m

sehingga Analisis penelitian ini (karena bersifat kualitatif), maka d ain (Sugiyono,

2013:89).emasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah sele i lakukan sejak

ung terus sampai penulisan hasil penelitian). Sehin sai di lapangan


sebelum m

(berlangs ini merupakan penjabaran dari logika yang sesuai dengga hasil dari

penelitiann. gan fakta-fakta

dilapanga t Kerawanan Banjir

1. Tingka

Analisis terhadap tingkat kerawanan banjir, yaitu dengan cara

scoring (pengharkatan) pada tiap parameter kerawanan banjir dan overlay,

dengan menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografi (SIG). Dinamisasi

SIG memungkinkan SIG dapat menerima dan memroses data dalam jumlah

besar dalam waktu relatif singkat serta memudahkan penyajian informasi.

Adapun parameter penentu kerawanan banjir antara lain: Curah Hujan,

Tutupan Lahan, Genangan Air, Kemiringan Lereng, dan Kejadian Banjir.


Hasil scoring (pengharkatan) pada tiap parameter di atas sebagai berikut:

a. Curah Hujan (Ch)


Tabel 4. Skoring Curah Hujan
No. Curah Hujan (mm/hari) Kriteria Skor
1 >300 mm Tinggi 5
2 201-300 mm Agak Tinggi 4
3 101-200 mm Sedang 3
4 51-100 mm Agak Rendah 2
5 <50 mm Rendah 1
(Sumber : BNPB dalam nata miharja modifikasi paimin dkk, 2006:25)

b. Tutupan Lahan (P)

Tabel 5. Skoring Tutupan Lahan


No. Tutupan Lahan Kriteria Skor
1 Pemukiman, Lahan Terbangun, Lahan 5
Bangunan Industry, & Jaringan
Terbangun Jalan
2 Sawah Irigasi & Sawah Tadah 4
Pertanian Hujan
3 Ladang, Perkebunan & Kebun 3
Perkebunan Campuran
4 Tanah Kosong & Semak Belukar 2

Vegetasi Hutan Lahan Kering Rendah anian 1


5 Primer/Sekunder, Hutan Bamboo, Bukan
Pert Hutan Campuran, Hutan Jati, Hutan
Pinus, & Hutan Sengon
(Sumber : BNPB dalam Nata Miharja modifikasi BSN, 2010:13)

c. Genangan Air/ Potensi Banjir (Ga)

Tabel 6. Skoring Genangan Air/ Potensi Banjir


No. Genangan Air/Potensi Banjir Kriteria Skor
1 Jalur Kelokan Sangat Berpotensi 5
2 Lembah Alluvial Berpotensi 4
3 Dataran Alluvial Sedang 3
4 Kipas dan Lahar Dataran Tidak Berpotensi 2
5 Pegunungan, Perbukitan Sangat Tidak Berpotensi 1
(Sumber : Paimin dkk, 2006:26)

d. Kemiringan Lereng (K)


commit to user
Tabel 7. Skoring Kemiringan Lereng
No. Kemiringan Lereng (%) Kriteria Sko
1 0-3 Datar 5
2 4-6 Landai 4
3 7-9 Agak Curam 3
4 10-12 Curam 2
5 >12 Sangat Curam 1
(Sumber : bakorsurtanal dalam ardhetya, Dian. 2012:32)

e. Kejadian banjir

Tabel 8. Skoring Kejadian


Banjir No Kejadian Sko
banjirKriteria 5
1. Dalam setiap tahun lebih dari Sangat
sering 4 kali 4
2. Dalam setiap tahun 3 – 4 kali Sering 3
3. Dalam setiap tahun 1 - 2 kali Cukup sering 2
4. Dalam setiap tahun belum Jarang
tentu banjir 1
5 Dalam setiap tahun tidak Tidak pernah
pernah banjir
ni diasumsikan
Setiap parameter kerawanan banjir pada penelitian
memiliki pengaruh yang sama. Sehingga bobot pada parameter

parameter penelitian memiliki besar sama dalam pengaruhnya terhadap

kerawanan banjir. Nilai kerawanan banjir diperoleh dengan

menjumlahkan skor (harkat) pada tiap parameter. Masing masing

parameter penentu kerawanan banjir dianalisis berdasarkan tiap satuan

medan. Rumus menghitung kerawanan banjir menurut Nata Miharja, dkk

(2013:385), sebagai berikut :

Nkb = Ch + P +Ga + K + Kb ………………..(3.1.)


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c
8.id

Untuk mengetahui tingkat kerawanan bajir dilakukan klasifikasi

pada skor kelas kerawanan banjir. Sebelum menentukan skor pada

tiap kelas kerawanan banjir, menentukan jumlah kelas kerawanan

banjir sebagai berikut :

1) Menetukan Kelas

Dalam menentukan jumlah kelas ini bebas, data bisa dibagi ke

dalam 5 kelas, 10 kelas atau berapa saja sesuai dengan kebutuhan dan

banyak sedikitnya penyebaran data (Subagyo, 6:6). Menurut

198 Ardhetya, Dian (2012:34), jumlah kelas yangunakan dalam

dig tingkatan kerawanan banjir aadalah 5 kelas dengansan untuk lebih

ala jelas dan memudahkan dalam melihat sebaran n banjir.

kerawana

2) Menentukan Range i dengan

Range adalah jarak antara data terkecil data n data

sampa terbesar, atau sama dengan selisih data terbesar

(Subagyo, 1986:8), rumus untuk mencari range menurut Subagyo

(1986:8), sebagai berikut :

R = Nilai terbesar – Nilai Terkecil…………. (3.2.)

R = 25 – 5

R = 20

3) Menentukan Interval Kelas

Untuk menghitung panjang kelas dapat dihitung dengan range

dibagi jumlah kelas (Subagyo, 1986:8). Rumusnya adalah :

Interval kelas = range


mit to user
com kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c
9.id

Interval kelas = 20
5
Interval Kelas = 4
Jadi, interval kelasnya adalah 4

Dengan demikian klasifikasi tingkat kerawanan banjir

sebagai berikut :

Tabel 9. Klasifikasi kerawanan banjir


No. Klasifikasi Skor Kerawanan Banjir
1 I >7 Tidak Raw an
2 II 8-12 Kurang Ra wan
3 III 13-17 Rawan Sed ang
4 IV 18-22 Rawan
5 V <23 Sangat Ra wan
(Sumber : hasil perhitungan penulis)

Data yang berupa data primer dan data sekunder yang di gunakan

dalam penelitian ini, di berikan harkat pada masing- ng parameter,

denmasi gan tujuan ketika di overlay hasilnya berupa rawanan banjir

secdata ke ara kuantitatif dalam bentuk skor kerawanan isamping juga

datbanjir, d a spasial kerawanan banjir dalam bentuk peta.

Unit analisis dalam penelitian ini diperoleh dari hasil overlay

peta penutup lahan dan peta kemiringan lereng, peta sebaran penduduk

dalam batas Sub-DAS. Fungsi unit analisis adalah sebagai acuan dalam

pengambilan sampel di lapangan serta sebagai dasar dari hasil proses

analisis kuantitatif parameter-parameter banjir.

2. Persepsi Masyarakat Terhadap Upaya Pengurangan Dampak Banjir

Analisis terhadap persepsi masyarakat dalam upaya pengurangan

dampak banjir dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner.

Instrument
commit to user
kuesioner memiliki banyak keuntungan, salah satunya yaitu mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c0
.id

menangkap informasi dari responden dengan penuh mendalam dan sesuai

dengan tujuan yang diinginkan. Penyusunan butir kuesioner persepsi

masyarakat terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan yang masing-

masing memiliki skala penilaian tertentu. Skala penilaian pengetahuan dan

sikap menggunakan skala likert dan tindakan untuk mengurangi dampak

banjir mengg
unakan essay berdasarkan pendapat responden secara murni.

Untuk elasnya skor yang digunakan dalam menjawab bu

lebih ahuan
j dan sikap dapat dilihat alternatif jawaban sebagai tir
pertanyaan
Tabel 10. Alternatif Jawaban dalam Skala Lik
penget
Skor pengetahuan Skor Skor Sikap
berikut:
ST = Sangat Tahu 4 SS = Sangat
Setuju T = Tahu 3 S = Setuju ert
CT = Cukup Tahu 2 R = Ragu-ragu
NO Skor
TT = Tidak Tahu 1 TS = Tidak
1. 4
Setuju
2. 3
3. erdasarkan alternatif jawaban di atas, tiap butir soal dini 2
4. 1
n responden dan diberi skor. Skor tiap pertanyaan
B lai berdasarkan

jawaba rsebut di total

sehingga akan tercipta nilai tertinggi dan terendah yang kemudian dibuat

rasio/ rentang. Rentang skor pengetahuan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 11. Tingkat Rasio Skor Pengetahuan


No Rentang Skor Kategori
1. 17 - 29 Rendah / tidak tahu
2. 30 – 42 Cukup tinggi / cukup tahu
3. 43 – 55 Tinggi / tahu
4. 56 – 68 Sangat tinggi/ sangat tahu

Selain rentang skor pengetahuan, kategori yang perlu nilai berdasarkan

skala likert adalah skor sikap. Jumlah rentang tiap kategori harus sama yang

dalam hal ini terbagi menjadi 4 tingkcaotamnm. Ritetnotaunsgerskor sikap


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c0
sebagai berikut: .id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c
1.id

Tabel 12. Tingkat Rasio Skor Sikap


No Rentang Skor Kategori
1. 20 – 35 Rendah / tidak setuju
2. 36 – 51 Cukup tinggi / cukup setuju
3. 52 – 67 Tinggi / setuju
4. 68 – 80 Sangat tinggi / sangat setuju

3. Implementasi dalam Pembelajaran

Implementasi hasil penelitian sebagai sumber belajar siswa disusun

berupa produk SSP (Subject Specific Pedagogy). Untuk h detilnya SSP

terse lebi

 but memiliki identifikasi cakupan materi sebagai berikut:


Sat
 Ma
uan Pendidikan : SMP Negeri 2 Baureno
 Kel
Bojonegoro ta Pelajaran : IPS
 To uk
as/ Semester : VIII/1
 Sub itas Penduduk
pik : Keadaan alam dan aktivitas pendud
In
Topik : Bentuk Muka Bumi dan
 Materi pokok : Permasalaha n yang timbul akibat interaksi
manusia dengan lingkungan alam, sosial, dan ekonomi dan faktor
penyebab timbulnya permasalahan tersebut
 Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit
Produk pembelajaran berupa SSP juga memiliki komponen yang

bermacam-macam, yaitu: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Media,

RPP, Materi Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, dan metode

pembelajaran. Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk menambah wacana

keilmuan materi pembelajaran Geografi yang baru dan mendasarkan pada

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c
scientific 2.id

commit to user
approach. Produk pembelajaran ini akan di lengkapi pada bagian

lampiran sebagai ekses penelitian yang menggabungkan aspek fisik dan

sosial.

I. Prosedur

Penelitian persiapan

1. Tahapan pada tahap ini meliputi:

Kegiat literatur, yaitu mempelajari literatur, hasil-hasil peneliti

a. Studi an-laporan, majalah yang berkaitan dengan masalah penan sebelumnya,

lapor ntasi lapangan, yaitu mengetahui jenis danelitian.

b. Orie kelengkapa diperlukan dalam penelitian,n data lainnya

yang dengan jalan mendatangi atau

menghubungi instansi yang berkaitan dengan penelitian.

2. Penyusunan proposal Penelitian

Penyusunan proposal proposal yaitu semua rencana penelitian yang

akan dilakuka meliputi pendahuluan, landasan teori serta metodologi

penelitian.

3. Penyusunan instrument penelitian

a. Membuat rancangan tabulasi tentang data yang berupa peta agar


lebih mudah dalam melakukan pencatatan atau penyalinan data yang

diperlukan.
b. Kuesioner untuk Persepsi masyarakat terhadap upaya pengurangan

dampak banjir dengan menggunakan Skala Likert (Summated Rating

Scale). Skala Likert mempunyai beberapa keuntungan diantaranya:

 Penyusunan angket tidak memerlukan banyak waktu.

 Memberikan kemungkinan menilai lebih teliti dengan adanya kategori

jawaban
pilihan.

Adanya pemberian skor untuk tiap alternatif j

mempermudah hubungan.

4. Tahap
pengumpulan
Kegiat data gan dan kantor

atau inan dalam tahap ini adalah mengumpulkan data di lapan, dengan cara
 awaban dapat
mencatstansi pemerintah yang berkaitan dengan penelitian

a. Datat, mengutip, memfotocopy arsip yang diperlukan.

1) Peta Topografi

2) Peta tutupan lahan di kecamatan Baureno

3) Peta Tutupan Lahan di Kecamatan Baureno

4) Data kejadian banjir wilayah kecamatan Baureno dari BPBD

Kabupaten Bojonegoro.

b. Data Bantu

1) Peta Administrasi Kecamatan Baureno

2) Data monografi Kecamatan Baureno


3) Peta Rupa Bumi Kecamatan Baureno
5. Tahap pengolahan data

Pengolahan data merupakan pemrosesan data yang diperoleh untuk

diorganisasikan kedalam bentuk yang lebih sederhana agar lebih mudah

dibaca dan di interpretasikan. Kegiatan yang dilakukan adalah mengatur

urutan data serta mengorganisasikan ke dalam suatu pola dasar sehingga

mudah dilakukan penafsiran. Analisis data dilakukan dengan cara

penafsiran
ntuk memperoleh suatu teori subtantif dengan metode

data u te rtentu.
Analisis
igunakan dalam penelitian ini adalah analisis
yang d ologi,
analisis hidr deraan jauh dan SIG (overlay dan 3D), analisis

pengin histori ang dilakukan secara deskriptif kualitatif yaitu s serta


analisis
denga aikan serta mencari kenampakan-kenampakan
peta (y n
menjelaskan, yang ter

mengur dapat di
dalam
penggambaran peta
peta)
.

6. Tahap

Pada t aian tata


letak,

desain peta dasar dan desain isi peta berdasarkan pada kaidah-kaidah

kartografi.

7. Penulisan laporan

Merupakan tahap akhir setelah tahap-tahap terdahulu selesai dilakukan,


kemudian disusun dalam bentuk Tesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

Karakteristik geografis daerah penelitian digunakan sebagai dasar

untuk mengeta
hui karakteristik wilayah di Kecamatan Baureno. Kondisi geografis

penting artinya untuk mengetahui kondisi fisik dan sosial daerah nelitian.

pe
1. Letak,

Batas dan Luas Daerah Penelitian dasarkan garis

lintang
Letak astronomis merupakan letak suatu daerah ber satu kecamatan

yang adan garis bujur. Kecamatan Baureno merupakan salah mis Kecamatan

da di Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan letak astrono


Bauren an 7°12'0"LS-

7°6'0"o terletak pada posisi 112°3'0"BT–112°9'0"BT d di Kabupaten

Bojo LS. Secara administratif, Kecamatan Baureno terletak gi atas 25 desa

yaitu: Desa Gunungsari, Desa Kalisari, Desa Tanggungan, Desa

Lebaksari, Desa Kadungrejo, Desa Pucangarum, Desa Karangdayu, Desa

Pomahan, Desa Sembunglor, Desa Banjar Anyar, Desa Drajat, Desa

Ngemplak, Desa Sraturejo, Desa Blongsong, Desa Baureno, Desa Trojalu,

Desa Tulungagung, Desa Selorejo, Desa Tlogoagung, Desa Sumuragung,

Desa Gajah, Desa Kauman, Desa Bumiayu, Desa Banjaran dan Desa

Pasinan.

Adapun batas – batas Kecamatan Baureno adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban

Sebelah Timur : berbatasan decnogmamn iKt teocaumseartan Babat

Kabupaten Lamongan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c
6.id

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Kepohbaru

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Kanor

Kecamatan Baureno selalu menerima ancaman banjir setiap tahunnya.

Kecamatan ini merupakan kecamatan yang merasakan dampak terparah akibat

banjir, karena keseluruhan wilayahnya merupakan dataran rendah yang

berbatasan langsung dengan wilayah Sungai Bengawan Solo sebelah utara.

Hal inidi lah yang mengakibatkan luapan/ limpasan air mudahenggenang dan

mengakm ibatkan banjir. Kecamatan Baureno menarik untuk ikaji mengenai

daerah d tingkat kerawanan banjir, karena memiliki keunikan yang berbeda

dengan wilayah lain. Salah satu keunikan Kecamatan Baureno adalah

wilayah nya didominasi dataran rendah, namun memiliki pegunungan

strukt ural berupa bukit karst. Perbukitan ini merupakan salah satu jajaran

pegun ungan kapur utara yang sering disebut dengan Pegunungan Kendeng.

Untuk lebih jelasnya administrasi Kecamatan Baureno dapat dilihat pada peta

berikut ini:

commit to user
2. Kondisi Iklim

Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang

cukup lama (minimal 30 tahun) yang sifatnya tetap, sedangkan cuaca adalah

keadaan atmosfer pada waktu tertentu yang sifatnya berubah setiap waktu

(Mistriantoro:27). Keadaan atmosfer pada suatu wilayah sangat

dipengaruhi
ktor curah hujan, suhu udara, kelembaban
oleh udara, penyi fa

naran matahari
gin. Penentuan iklim pada suatu wilayah sangat pe

dan anan dengan bidang pertanian, perkebunan, dan nting terutama

berkaitsebagainya klim merupakan salah satu unsur .

Ilingkungan yang uhnya terhadap kehidupan manusia. sangat besar

pengarUnsur iklim ya ya dalam menghasilkan tipe-tipe iklim ng sangat erat

kaitannuntuk suatu daer Ada beberapa klasifikasi iklim menurutah adalah curah

hujan. para ahli, antara t W. Koppen serta Schmidt dan lain klasifikasi

menuruFerguson.

a) Klasifikasi iklim menurut Koppen

Koppen membagi iklim suatu daerah menjadi 5 iklim utama, antara

lain:

 Iklim Tipe A, iklim tipe ini merupakan iklim hujan trois

degan temperatur normal bulan terdingin lebih dari 18℃

 Iklim Tipe B, iklim ini merupakan iklim kering

 Iklim Tipe C, iklim ini merupakan ikiim sedang laut

dengan temperatur bulan terdingiin antara 3℃ - 18 ℃

terpanas diatas 10 C dcaonmtemmitpteorautuser rbulan


terdingin dibawah 3℃
 Iklim Tipe D, iklim ini merupakan iklim sedang dengan temperatur

terpanas diatas 10 C dcaonmtemmitpteorautuser rbulan


terdingin dibawah 3℃
 Iklim Tipe E, iklim ini merupakan iklim salju dengan rata –

rata tempertur bulan terpanas dibawah 10℃

Berdasarkan data curah hujan Kecamatan Baureno Kabupaten

Bojonegoro, dapat diketahui bahwa rata-rata curah hujan selama 10

tahun teakhir adalah sebesar 1834,20 mm, rata-rata bulan basah sebesar

7,00andan
kering
bul sebesar 4,20 dan bulan lembab sebesar 0,8 0.

Klasifikasi
m menurut Koppen ditentukan berdasarkan Suhu ud

Iklian. Untuk menentukan klasifikasi Iklim kecamatan Bauara dan Curah

hujagai berikut: reno, di hitung

seb Klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson

b) Schmidt dan Ferguson dalam menentukan curah hujan d

hitungan bulan basah serta bulaan kering. Kriteria p idasarkan pada

perah dan bulan kering menurut schmidt dan Ferguson enentuan bulan

baskut: adalah sebagai

beri

Bulan basah : apabila jumlah curah hujan > 100 mm

 Bulan kering : apabila jumlah curah hujan < 60 mm

Bulan lembab: apabila jumlah curah hujan antara 60 mm – 100 mm

Schmidt dan Ferguson juga membagi iklim menjadi delapan

tipe,

yaitu seperti yang tertuang dalam Tabel 13 berikut:

Tabel 13. Pembagian Tipe Iklim Menurut Schmidt dan Ferguson

Tipe iklim Karakteristik Nilai Q (%)


A Sangat Basah O < Q < 14,3
B Basah 14,3 < Q < 13,3
C Agak Basah 13,3 < Q < 60
D c o m m it to user 60 < Q < 100
S e d an g
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c0
.id

E Agak Kering 100 < Q < 167


F Kering 167 < Q < 300
G Sangat Kering 300 < Q < 700
H Kering Sekali >700
Sumber : Benyamin, 2002

Untuk menentukan jenis iklimnya, Schmidt dan

Ferguson meQ yang dituangkan dala


nggunakan harga perbandingan m

erti berikut: bentuk rumus

sep Jumlah rata-rata bulan kering


_________________________ X 100%
Jumlah rata-rata bulan basah
Q=
Berdasarkan data curah hujan Kecamatan Baureno (t

etahui jumlah rata-rata bulan kering sebanyak 4,20 abel 4.3) dapat

diksed angkan jumlah

rata-rata bulan basah sebanyak 7,00 sehingga dapat di g tipe iklimnya

mehitun nurut Schmidt dan Ferguson:

sebagai berikut: Q = 4,20 x 100%


7,00

Berdasarkan hasil perhitungan Q tersebut dapat diketahui

bahwa Kecamatan Baureno termasuk iklim D dengan karakteristik

sedang. Adapun gambar klasifikasi iklim menurut Schmidt dan

Ferguson adalah sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c
1.id

Gambar 5. Klasifikasi pembagian iklim Schmidt – Ferguson

Dengan iklim yang sedang tersebut berpengaruh pada ntitas curah

hujkua an yang cukup tinggi. Sehingga rata-rata sawah yanga di kecamatan

Bauad reno adalah sawah irigasi teknis maupun setengah tekni


s.

3. Hidrologi

Kabupaten Bojonegoro memiliki 17 buah sungai di luar Sungai

Bengawan Solo. Sungai-sungai yang ada mempunyai panjang antara 10 –

45km dan berdebit 20 – 266 mᶟ/ detik (BAPPEDA, 2013). Di wilayah

Kecamatan Baureno terdapat 4 buah sungai termasuk Sungai Bengawan

Solo yang mengalir melintasi 13 desa, Sungai Pundung Kembar, yang anak –

anak sungainya mengalir di 13 desa, Sungai Semar Mendem mengalir di 2

desa, serta Sungai Kali Modo mengalir di 3 desa.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c
2.id

Demikian juga secara geomorfologis, Bengawan Solo mengalir

melalui beberapa satuan geomorfologis, dari bentuk – bentuk permukaan

bumi yang bervariasi. Dimulai dari perbukitan gamping yang bertopografi

karst di pegunungan selatan, dilanjutkan ke wilayah dataran rendah (low

land) dari wilayah Solo, Sangiran, Trinil, Cepu, Bojonegoro, hingga dataran

pantai (coast
plain) yang ada di Ujungpangkah Gresik Timur.

(TIM Jawa mbangan IPST UGM)

Penge adaan Penduduk

4. Ke Jumlah penduduk

a. Berdasarkan data administrasi Kecamatan Bauren

lah penduduk tiap desa di Kecamatan Baurenoo tahun 2013,

jum terdapat Tabel 14. Jumlah Penduduk Kecamatan pada tabel:

Baureno

Juml. Jumlah tota


Juml. Juml. Pen d
N penduduk
o Nama Desa Pend
KK
laki-laki
1. 2.684
2. Ngemplak 1284 2279 2195 4.474
3. Sraturejo 984 2393 2401 4.794
4. Blongsong 946 1848 1763 3.611
5. Baureno 1029 1969 2087 4.056
6. Trojalu 716 1226 1230 2.456
7. Tulungagung 769 1351 1385 2.736
8. Selorejo 699 1247 1237 2.484
9. Tlogo agung 790 1339 1360 2.699
10. Sumur agung 901 1736 1639 3.375
11. Gajah 956 1887 1965 3.852
12. Gunung sari 1167 2437 2460 4.897
13. Kalisari 832 1744 1632 3.376
14. Tanggungan 469 876 855 1.731
15. Lebak sari 603
commit to 1200
user 1175 2.375
16. Bumiayu 622 1098 992 2.090
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c
3.id

17. Kauman 1197 2167 2048 4.215


18. Pasinan 939 1775 1688 3.463
19. Banjaran 1388 2239 2296 4.535
20. Drajat 890 1561 1681 3.242
21. Sembung lor 533 893 887 1.780
22. Pomahan 980 1627 1639 3.266
23. Karang dayu 1055 1942 1986 3.928
24. Kadung rejo 1131 2306 2247 4.553
25. Pucang arum 1023 1739 1805 3.544
Jumlah total 23.098 42.244 42.082 84.326
Sumber : Kecamatan Baureno 2013

b. Komposisi Penduduk

1) Komposisi penduduk menurut umur

Komposisi penduduk menurut umur dapa t

gambaran tentang golongan penduduk yang prod


memberikan
tahun), golongan penduduk yang belum produktif
uktif (15 – 64
dan golongan yang tidak produktif (65 tahun ke at
(0 – 14 tahun)
1995). Selain itu komposisi penduduk menuru
as) (Soekamto,
memberikan gambaran tentang sifat komposisi
t umur dapat
pe
nduduk muda,

dewasa, dan tua. Untuk mengetahui secara lebih jelas

mengenai komposisi penduduk menurut umur dikecamatan

Baureno maka dapat dilihat pada Tabel 15 berikut:

Tabel 15. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

No. Golongan Laki – Perempuan Jumlah Prosentase


Umur laki (Jiwa) (%)
(Tahun)
1. 0–4 1183 1178 2.361 2,8 %
2. 5–9 2408 2399 4.807 5,7 %
3. 10 – 14 3548 3535 7.083 8,4 %
4. 15 – 29 38c8o6mmi t3o8u7s2er 7.758 9,2 %
t
5. 20 – 24 2155 2146 4301 5,1 %
6. 25 – 29 5407 5387 10.794 12,8 %
7. 30 – 34 4055 4040 8.095 9,6 %
8. 35 – 39 3206 3203 6409 7,6 %
9. 40 – 44 3422 3408 6830 8,1 %
10. 45 – 49 4900 4882 9782 11,6 %
11. 50 – 54 3718 3703 7421 8,8 %
12. 55 – 58 3216 3193 6409 7,6 %
13. > 59 1140 1136 2276 2,7%
Jumlah 42.244 42.082 84.326 100 %
Sumber : Kantor Kecamatan Baureno, 2013

2) Komposisi penduduk menurut mata pencaharian

Komposisi penduduk menurut jenis mata pencaharian

memberikan gambaran tentang penduduk yangenggantungkan

m t mengetahui

hidupnya pada masing-masing pekerjaan dan uan lain adalah

dapa bagaimana struktur ekonomi daerah penelitian. dominan dan

Tuj untuk mengetahui jenis mata pencaharian rja pada

yang perbandingan antara jumlah penduduk yang sektor

Tabel 16. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Prosentase


(Jiwa) (%)
1. Petani
a. Petani Pemilik Sawah 8.643 29,5
b. Buruh Tani 11.430 39
2. Buruh industri 2.873 9,8
3. Buruh bangunan 540 0,18
4. Perdagangan 786 2,7
5. PNS/TNI/POLRI 739 2,5
commit to user
6. Pensiun PNS/ABRI 321 1,1
7. Pengusaha industri rumah tangga 410 1,39

commit to user
8. Peternak 3.222 10,98
9. Jasa 117 0,39
10 perseorangan 174 0,60
11. Jasa angkutan 83 0,28
Lain-lain

Jumlah 29.338 100


Sumber: kantor kecamatan Baureno, 2013

3) Komposisi penduduk menurut pendidikan

Pendidikan (formal dan non formal) memp unyai

yang penting dalam meningkatkan kemampuan peranan

dalam kegiatan berproduksi maupun penge individu, baik

Pendidikan juga mempengaruhi seseorang dalam lolaan usaha.

keputusan terutama yang menyangkut membuat suatu

kepenting keluarganya. an diri dan

Pendidikan adalah salah satu hal yang te

memajukan tingkat Sumber Daya Manusia rpenting dalam

(SDM) yang dapat

peningkata

perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka

akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada

gilirannya akan mendorong tumbuhnya keterampilan

kewirausahaan dan lapangan kerja yang baru, sehingga akan

membantu program pemerintah dalam mengentas kemiskinan dan


pengangguran. Tabel 17 berikut menunjukkan tingkat

pendidikan penduduk Kecamatan Baureno.


Tabel 17. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan
Prosentase
No. Tingkat Pendidikan Frekuensi (f)
(%)
1. Belum sekolah 3.204 3,8 %
2. Tidak tamat SD 2.024 2,4%
3. Tamat SD / sederajat 48.909 58 %
4. Tamat SMP / sederajat 15.432 18,3%
5. Tamat SMA / sederajat 13.576 16,1 %
6. Tamat Perguruan Tinggi 1.181 1,4%
Jumlah 84.326 100 %
Sumber : Kantor Kecamat an Baureno

Dari data di atas menunjukkan bahwa mayo (2013) ritas

Kecamatan Baureno hanya mampu menyelesaik penduduk an

jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun sekolah di

SMP. Dalam hal kesediaan Sumber Daya Manusia a yaitu SD dan

memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupa tau SDM yang

tersendiri. Rendahnya kualitas tingkat pendidikan kan

Baureno, tidak terlepas dari masalah ekonomi tantangan di

Kecamatan n

pandangan

hidup masyarakat terhadap pendidikan yang sangat rendah.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c
7.id

B. Hasil Penelitian

1. Tingkat Kerawanan Banjir

Sebelum melakukan analisis kerawanan banjir di Kecamatan

Baureno yang perlu dilakukan adalah membuat mapping unit atau satuan

pemetaan. Pada penelitian ini menggunakan satuan pemetaan berupa satuan

medan. medan diperoleh dari overlay 3 data keruangan Satuan

berupa:ian,data
data bentuk lahan dan data tutupan lahan. Satuan m

ketinggmemudahkan peneliti dalam survey lapangan dan penga edan berfungsi

untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan uraian komponen pe mbilan sampel.

Untuk sebagai berikut: mbentuk satuan

medan inggian Permukaan

a. Ket etinggian Kecamatan Baureno berdasarkan

K ketinggia ermukaan laut) disajikan dalam tabel berikut: n mdpl (meter

diatas p Tabel 18. Ketinggian permukaan di Kecamatan Ba

ureno

No Ketinggian (mdpl) Luas (ha) Persentase (%)


1. 1 – 13 4022,55 55,7
2. 14 – 26 2466,32 34,15
3. 27 – 39 547,07 7,56
4. 40 – 52 131,1 1,82
5. 53 – 65 37,71 0,52
6. 66 – 78 17,24 0,25
Jumlah 7221,99 100
Sumber: Data primer

Wilayah Kecamatan Baureno memiliki ketinggian yaitu antara 1–78

mdpl, sehingga pada umumnya kecamatan ini termasuk ke dalam suatu

daerah yang berdataran rendah dan rawan terkena banjir. Untuk lebih
c o m m i t t o u se r
jelasnya persebaran ketinggian permuk a a n K e c a m a t a n Baureno

dapat dilihat peta:


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c
8.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c
9.id

b. Kondisi Geologi

Letak geologi adalah kondisi suatu wilayah yang ditinjau dari

keadaan batuan yang menyusun wilayah tersebut, yang meliputi struktur dan

komposisinya. Jenis batuan yang ada dalam tubuh bumi akan

berpengaruh terhadap karakteristik lahan dan jenis tanah yang ada pada

permukaan
tiap jenis tanah bumi.
mempunyai sifat fisik
Tiap dan kimia –

ang berbeda
y rutama
– kepekaan terhadap sifatnya yang dapat

beda,teme a dalam menyerap air. Secara umum kondisi ngikat air dan

sifatnyGeol goro memiliki beberapa macam jenis batuan, ogi Kabupaten

Bojoneyaitu berikut: pada Tabel 16

sebagai Tabel 19. Jenis Batuan Geologi di Kabupaten


Bojo No Jenis batuan
(geologi) Luas negoro
. Alluvium 49.852 Persentase (%)
1. Pliosen Fasies Gamping 8.257 21,61
2. Pliosen Fasies Sedimen 59.187 3
3. Pleistosen Fasies Sedimen 89.984 25,65
4. Pleistosen Fasies lime Stone 4.165
5
6. Miosen Fasies Sedimen 15.566 6
7. Hasil Gunung Api 3.695
Jumlah 230.706 100,00
Sumber: Kantor BAPPEDA Bojonegoro 2013

Jenis Batuan yang paling banyak dikandung Wilayah Kabupaten

Bojonegoro yaitu Pleistosen Fesies Sedimen dengan luas 89.984 ha. Sedimen

tersebut erat kaitannya dengan endapan yang dibawa oleh air Sungai

Bengawan Solo. Wilayah Kecamatan Baureno merupakan salah satu

wilayah di Kabupaten Bojonegoro yang dilalui Sungai Bengawan Solo.

Sehingga

susunan geologinya didominasi oleh Pleistosen Fasies Sedimen dan Alluvium.


commit to user
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 7. Peta Geologi berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c0
.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c
1.id

c. Kondisi Bentuk Lahan (Geomorfologi)

Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk – bentuk

permukaan bumi termasuk proses dan evolusi pembentukannya

(Indriyanto, 2006). Kondisi geomorfologi berkenaan dengan keadaan

permukaan bumi/ relief suatu wilayah. Bentuk muka bumi atau relief ini

berpengaruh
wa – peristiwa alam seperti cuaca,
terhadap
iklim, erosi yang peristi

lanjutnya
se ngaruhi
akan aktifitas manusia. Karakteristik relief

mempeyang sangat dipengaruhi oleh hujan deras dan beriklim tropis

basah temperatu r yang tinggi,

sehingga pelapukan dan denudasi berlangsung cepat dan tensif. Hal ini

berakibin at terjadinya erosi vertikal secara cepat pula.

Menurut Pannekock (dalam Mistiantoro, 2007:30). Pembagian zone

geomorfologi Jawa yang jelas terdapat di Jawa Timur yaitu dibagi menjadi 3

zone, antara lain sebagai berikut :

1) ing
Zoneke selatan
selatan merupakan zone plato kapur yang

berasal dari paneplain yang terangkat. Pada umumnya di bagian utara

dibatasi garis sesar.

2) Zone tengah merupakan depresi yang ditumbuhi vulkan – vulkan aktif.

3) Zone utara yang terdiri dari rantai pegunungan lipatan yang

diselingi perbukitan beberapa vulkan.

Kabupaten Bojonegoro mempunyai topografi berupa daerah

perbukitan dan daerah dataran rendah yaitu 81,29% berada pada ketinggian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c
25 mdpl, dan 18,71% berada pada ketinggian dibawah 25 mdpl.
2.id Dengan

kemiringan kurang

dari 2%, areal seluas 127.109 ha di wilayah ini mengalami sedimentasi yang
tinggi di sepanjang Sungai Bengawan Solo. Kondisi geomorfologis

Kecamatan Baureno divisualisasikan dengan analisis bentuk lahan yang

terdiri dari overlay informasi ketinggian, tanah, litologi dan penggunaan

lahan. Bentuk lahan merupakan parameter yang baik untuk menilai dan

mengetahui karakteristik suatu lahan. Sehingga dengan demikian ciri fisik

Kecamatan
o diintepretasikan dengan peta bentuk lahan. Bentuk la Bauren

han di atan
wilayah
Baureno adalah 12,5% berupa dataran banjir, 4,2%

Kecamdataran alluvial, 29,1% teras fluvial atas, 16,7% teras rawa


belakang,
pa bentuk geomorfologis wilayah Kecamatan Baure
37,5% fluvial
bawah.goro dapat dilihat pada peta bentuk lahan sebagai beriku

Bebera no
Kabupaten

Bojone
t:
d. Jenis Tanah

Jenis tanah mempunyai pengertian yang berbeda-beda, tergantung

sudut pandang dan kepentingannya. Para ahli sepakat bahwa tanah

merupakan sisa- sisa atau hasil pelapukan batuan dan bahan organik (Sarief,

1986). Jenis tanah di setiap tempat berbeda-beda karena perbedaan faktor-

faktor seperti iklim, organisme,pembentuk


bahan induk, topografi dan tanah,

u. Kabupaten
wakt goro tanahnya mengalami perkembangan yang

Bojone lebih se rumosol, mediterani,dan lainnya. Jenis-jenis mpurna, seperti

tanah g tanah terse lam suatu kompleks maupun berasosiasi but didapatkan

baik da dengan tanah la Tabel 20. Jenis Tanah di Kabupaten innya.

Bojonegoro

Luas Persentase (%
No. Jenis tanah
tanah
1 (Ha) 20,10
2. Alluvial 46.357 38,55
3. Grumosol 88.944 19,30
4 22,04
100,00
Sumber: Kantor BPN Bojonegoro

2013 Tanah di Bojonegoro terjadi dari endapan yang terbawa dari sungai

Bengawan Solo saat terjadi banjir maupun dari endapan letusan

Gunung berapi yang telah berproses sejak ratusan tahunan yang lalu. Dataran

yang ada disekitar sungai kebanyakan relatif landai, dengan endapan

aluvial. Tanah endapan aluvial sekitar Sungai Bengawan Solo berasal dari

materi gamping dan vulkanis. Endapan aluvial yang ada didataran


banjir sekitar sungai menjadi tanah pertanian subur. Tidak mengherankan

jika sepanjang sekitar

sungai itu merupakan wilayah yang banyak dihuni penduduk sejak zaman
prasejarah. Sungai Bengawan Solo mengalir melalui Zone Solo dengan

endapan aluvial gamping bercampur vulkanis, diteruskan kearah timur

laut melalui endapan aluvial pasir, yang populer dikenal sebagai endapan

pada cekungan Randublatung. Randublatung merupakan nama sebuah desa

yang terletak disebelah barat kota Cepu. Namun cekungan Randublatung

dimulailayah
dari wi
Semarang ke arah timur hingga ke Selat Madura. Oleh

karenantasi
itu di laut dangkal biasanya banyak mengandung g

sedimecontohnya Pertambangan minyak dan gas Cepu dan Boj as dan


minyak
mbangan IPST UGM).
bumi, onegoro.
(TIM Wilayah Kecamatan Baureno, berdasarkan data Bad

Peng nal Kabupaten Bojonegoro, jenis tanahnya terdapa


e
pa
an Pertanahan
:
Nasio da Tabel
21 Tabel 21. Jenis Tanah di Kecamatan Baureno

berikuNo Jenis tanah Luas tanah (ha) Pe


t

rsentase (%)
1 70,70
2. Grumosol 1582,92 21,92
3. Kompleks Mediteran/ 533,27 7
Litosol
Jumlah 7221,99 100,00
Sumber: Kantor BPN Bojonegoro

20013 Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa wilayah

berikut: commit to user


Kecamatan Baureno didominasi oleh jenis tanah alluvial kelabu tua

yaitu dekitar 70,70%. Sedangkan paling kecil adalah wilayah tanah dengan

jenis kompleks mediteran/ litosol yang mencapai 7,38%. Untuk lebih

jelasnya persebaran jenis tanah Kecamatan Baureno dapat dilihat pada

peta sebagai

berikut: commit to user


commit to user
e. Tutupan lahan (land cover)

Tutupan lahan pada hakikatnya merupakan gambar ruang dari hasil

teknologi, jumlah manusia dan keadaan fisik daerah. Sehingga pada

tutupan lahan di suatu daerah dapat mencerminkan kegiatan yang berbeda

di daerah tersebut. tutupan lahan di Kecamatan Baureno adalah sebagai

berikut: Tabel 22. Tutupan lahan di Kecamatan Bauren


o Tutupan lahan Luas (ha) Per
o
1. Lahan Sawah:
N a. Berpengairan teknis 677 9sentase (%)
b. Berpengairan ½ teknis 194 2
c. Non teknis 1975 27 ,37
d. Tadah hujan 1352 18, ,67
,35
2. Lahan kering: 72
a. Untuk bangunan/
Permukiman 1439 19
b. Tegal 1455 20,
c. Lain-lain 130 1, ,93
16
Jumlah 7222 8
Sumber: Kantor
100
tan Baureno 2013

Pada Tutupan lahan wilayah Kecamatan Baureno sejumlah 4.198

ha atau 58,11% di gunakan sebagai lahan persawahan, hal ini di dukung

karena faktor kesuburan tanah dan sistem irigasi yang sangat baik dan

memungkinkan untuk kegiatan pertanian. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat

pada Gambar 10 yang mendeskripsikan peta tutupan lahan Kecamatan

Baureno sebagai berikut:


Berdasarkan beberapa informasi di atas langkah terakhir untuk

mengetahui satuan medan adalah dengan cara overlay/ tumpang susun

data tersebut. Sehingga dapat diketahui bahwa Kecamatan Baureno terbagi

menjadi 24 satuan medan. Satuan medan tersebut memiliki cakupan luas yang

berbeda- beda, yang paling dominan adalah satuan medan A-F3-Sw

(24,74%)
kan paling kecil adalah satuan medan F-S1-Tgl
(0,06%).

Tabel 23. Satuan Medan Kecamatan

Baureno No. Satuan


Luas
Medan
Ha %
1 A-F1-Pmk 168,93 2,34
2 A-F1-Sw 110,25 1,53
3 A-F1-Tgl 95,26 1,32
4 A-F2-Sw 478,17 6,62
5 A-F3-Pmk 92,03 1,27
6 A-F3-Sw 1786,46 24,74
sedang 7 A-F3-Tgl 1291,45 17,88
8 B-F1-Pmk 127,57 1,77
9 B-F3-Kb 22,99 0,32

12 B-F4-Pmk 65,22 0,90


13 B-F4-Tgl 29,75 0,41
14 C-F3-Pmk 77,4 1,07
15 C-F3-Tgl 133,21 1,84
16 C-F4-Ht 37,57 0,52
17 C-F4-Pmk 192,37 2,66
18 C-F4-Tgl 106,52 1,47
19 D-F4-Pmk 15,55 0,22
20 D-F4-TK 20,42 0,28
21 D-S1-Tgl 95,13 1,32
22 E-S1-Tgl 37,71 0,52
23 F-S1-TK 12,68 0,18
24 F-S1-Tgl 4,56 0,06
7221,99 100,00
Sumber: Analisis data, tahun 2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a9c0
.id

Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui jumlah total satuan

medan yang berada di Kecamatan Baureno. Setelah analisis data sekunder

dan disesuaikan dengan survey lapangan diketahui jumlah satuan medan

Keamatan Baureno adalah 24 satuan medan. Pengwilayahan tersebut

tersebar di seluruh desa yang ada di Kecamatan Baureno. Pada tabel diatas

diketahui
satuan
setiap
medan di harkat untuk memudahkan dalam ana lisis

kerawanan
Skoring atau pengharkatan merupakan hasil dari analisis

banjir.memiliki kesamaan dan perbedaaan sehingga menu data geografis

yang ristik tertentu. Aplikasinya di lapangan adalah dengan c njukkan suatu

karakteeck apa yang tertulis dengan apa yang betul terjadi di ara melakukan

crosscherlu diambil di tiap sample satuan medan adalah lapangan. Data

yang pgan lereng,bentuk lahan dan data wawancara terhadatutupan lahan,

n demikian, maka data fisik dan data sosial dapat di p responden.


kemirin

Dengaaam dalam satu titik sample. Untuk lebih jelasnya Peta peroleh secara

bersam Satuan Medan

Kecamatan Baureno dapat dilihat pada peta berikut ini:


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a9c
1.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a9c
2.id

Setelah diketahui peta satuan medan Kecamatan Baureno di atas,

langkah selanjutnya adalah menentukan wilayah tingkat kerawanan

bencana banjir. Data tingkat kerawanan banjir diperoleh dengan

menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan dan

pengukuran tiap satuan medan. Analisis terhadap tingkat kerawanan banjir,

yaitu arkatan) padadengan


tiap parametercara
kerawanan banjir
skoring
dan (pengh
ov
erlay dengan
unakan bantuan Sistem Informasi Geografi (SIG).
mengg apun parameter
Ad u kerawanan banjir antara lain:
penent
ah hujan
a. Cur
Data curah hujan adalah salah satu cara untuk menentu
kan iklim suatu
rah tertentu. Curah hujan(CH) di wilayah Kecamatan
dae Baureno rata-
nya rendah, dilihat dari data dalam 10 tahun terakhir m
rata ulai tahun 2004
013, rata-rata CH 18342 mm : 365 hari = 50,25 di bu
–2 latkan rata-rata
nya 50 mm (dalam 1 hari). Untuk lebih lengkapn
CH ya Kecamatan

Baureno memiliki data curah hujan sebagai berikut:

Tabel 24. Curah Hujan Kecamatan Baureno


Thn 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Juml CH
Rata2
No (mm)
CH
Bln CH CH CH CH CH CH CH CH CH CH
290,00
1 Jan 404 291 278 200 198 196 452 126 349 406 2900
244,60
2 Feb 257 351 580 180 117 332 104 165 274 86 2446
290,90
3 Mar 235 346 358 199 142 299 439 423 246 222 2909
194,60
4 Apr 143 154 272 161 156 155 451 225 102 127 1946
152,80
5 Mei 125 134 393 81 4 241 157 255 97 41 1528
64,90
6 Juni 110 135 0 45 16 77 108 40 67 51 649
23,30
7 Juli 0 10 15 24 0 7 143 8 0 26 233
19,90
8 Agus 0 2 0 106 0 0 91 0 0 0 199
39,20
9 Sept 0 87 0 0 25 12 218 44 0 6 392
94,00
10 Okto 15 347 0 28 221 49 254 19 0 7 940

11 Nov 190 232 166


co mmit to 25user 157 249 0 80 1480
148,00
139 242
272,00
12 Des 143 516 158 247 473 224 360 394 0 205 2720
Jumlah CH 1 1834,20
1622 2605 2220 1410 1594 1617 2934 1948 1135 1257 18342
Tahun
7,00
Bulan Basah 8 9 7 7 7 6 11 7 4 4 70
0,80
Bulan Lembab 0 1 0 1 0 1 1 0 2 2 8
4,2
Bulan Kering 4 2 5 4 5 5 0 5 6 6 42

Sumber: DPU Pengairan Wil. Sungai Bengawan Solo Kec. Baureno Kab. Bojonegoro

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui rata-rata curah hujan

di Ke
camatan Baureno adalah 1834,20 mm/ tahun. Sehingga, banyak

terjadi
an basah pada 10 tahun terakhir dari tahun 2004 – 201

00 mm / tahun. Suhu udara di Kecamatan Baureno dite3 yaitu rata-rata


bul

7,nggunakan rumus penurunan temperatur secara ntukan dengan

measarkan pada ketinggian suatu daerah dengan mengg vertikal yang

did agai berikut: unakan rumus

seb T = 26,3 ℃ - (
0,6
100 ℎ)

erangan : T = temperatur dalam ℃


26,3 = rata rata suhu permukaan air laut
Ket
H = ketinggian tempat (Kec.Baureno 21

mdpl)
0,6
100 = penurunan suhu di Pulau Jawa setiap kenaikan

100m
sebesar
0,6˚C (Mock dalam Budiyanto 1984)

Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung sebagai

0,6
berikut : T = 26,3 ℃ - ( 100 21)

= 26,174℃
Berdasarkan perhitungan diatas maka Kec. Baureno yang

mempunyai ketinggian < 100 mdpl maka memiliki suhu udara sekitar

26,174℃ .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a9c
4.id

 Curah hujan rata rata Kec. Baureno 1834,20 mm

 Jumlah curah hujan maksimal bulan kering (a) dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

a = R / 60

Keterangan : a = jumlah maksimal bulan kering


R = rata rata curah hujan m)
(1834,20m 60 = bilangan konstan

Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung sebagai


: berikut

a = 1834,20 / 60
= 30,57 mm

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui bahw a curah


hujan
ksimal bulan kering Kec. Baureno adalah 30,57 mm. Da
ma ta jumlah curah
an dan jumlah hujan bulan kering tersebut kemudian
huj dituangkan
ke am diagram pembagian iklim menurut Koppen sebagai

dalb
erikut:

Gambar 12. Diagram Pembagian Iklim Koppen

Berdasarkan pembagian iklim menurut Kopen tersebut, maka iklim

Kecamatan Baureno termasuk iklim Am atau iklim muson (musim

kering singkat). Implikasinya terhadap satuan medan sebagai satuan


c o m m it t o user
pemetaan dapat di perhatikan tabel b e ri k ut in i :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a9c
5.id

Tabel 25. Data Curah Hujan Kecamatan


Baureno berdasarkan Satuan Medan

NO Satuan Medan Kriteria S


1 A-F1-Pmk Rendah
2 A-F1-Sw Rendah
3 A-F1-Tgl Rendah
4 A-F2-Sw Rendah
5 A-F3-Pmk Rendah
6 A-F3-Sw Rendah
7 A-F3-Tgl Rendah
8 B-F1-Pmk Rendah
9 B-F3-Kb Rendah
10 B-F3-Pmk Rendah
11 B-F3-Tgl Rendah
12 B-F4-Pmk Rendah
13 B-F4-Tgl Rendah
14 C-F3-Pmk Rendah
15 C-F3-Tgl Rendah
16 C-F4-Ht Rendah
17 C-F4-Pmk Rendah
18 C-F4-Tgl Rendah
19 D-F4-Pmk Rendah
20 D-F4-TK Rendah
21 D-S1-Tgl Rendah
22 E-S1-Tgl Rendah
23 F-S1-TK Rendah
24 F-S1-Tgl Rendah
Sumber: Analisis data, tahun 2014

b. Tutupan lahan

Pada dasarnya tutupan lahan yang dimaksud adalah sesuai dengan

data yang digunakan untuk pembentukan satuan medan. Sehingga

dapat diketahui tutupan lahan di wilayah Kecamatan Baureno berupa

19,92% permukiman, 32,89% sawah, 45,88% tegalan, 0,32% kebun,

0,52% hutan, 0,47% tanah kosong. Namun kaitanya dengan satuan medan

tutupan Kecamatan Baureno mecmoimlimkiit ktoaruasketreristik

yang bervariasi. Kriteria


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a9c
6.id

dominan adalah pada kelompok lahan terbangun yang berupa

pemukiman, lahan terbangun, bangunan industri, dan jaringan jalan.

Selain itu wilayah Kecamatan Baureno juga terdapat kategori tutupan

lahan berupa pertanian, perkebunan dan vegetasi rendah. Masing-

masing kategori dilakukan pengharkatan (skoring) lahan terbangun

dengan
n 4, perkebunan
poin dengan 5,poin 3, dan
pertanian
vegetasi dengan poi

dengan
rendah
poin
uk 2.
lebih jelasnya dapat diperhatikan tabel

Unt berikut:

Tabel 26. Data Tutupan Lahan Kecamatan


Baureno berdasarkan Satuan Medan

NO Satuan Medan Kriteria Skoring


1 A-F1-Pmk Lahan terbangun 5
2 A-F1-Sw Pertanian 4
3 A-F1-Tgl Perkebunan 3
4 A-F2-Sw Pertanian 4
5 A-F3-Pmk Lahan terbangun 5
6 A-F3-Sw Pertanian 4
7 A-F3-Tgl Perkebunan 3
8 B-F1-Pmk Lahan terbangun 5

10 B-F3-Pmk Lahan terbangun 5


11 B-F3-Tgl Pertanian 4
12 B-F4-Pmk Lahan terbangun 5
13 B-F4-Tgl Perkebunan 3
14 C-F3-Pmk Lahan terbangun 5
15 C-F3-Tgl Perkebunan 3
16 C-F4-Ht Vegetasi rendah 2
17 C-F4-Pmk Lahan terbangun 5
18 C-F4-Tgl Perkebunan 3
19 D-F4-Pmk Lahan terbangun 5
20 D-F4-TK Vegetasi rendah 2
21 D-S1-Tgl Perkebunan 3
22 E-S1-Tgl Perkebunan 3
23 F-S1-TK Vegetasi rendah 2
24 F-S1-Tgl Perkebunan 3
commit tSoumubse
err: Analisis data, tahun 2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a9c
7.id

c. Kemiringan Lereng

Data kemiringan lereng wilayah Kecamatan Baureno Kabupaten

Bojonegoro dapat diklasifikasikan 3 yaitu: datar (0-3%), landai (4-6%)

dan agak curam (7-9%). Kemiringan lereng paling dominan terdapat pada

kriteria datar dengan skor nilai 5 sedangkan untuk kategori landai dan

agak
amcur
mendapat kelompok kecil dengan skor masing- m asing 4

dan uk
3. lebih kongkritnya dapat dilihat data kemiringan

Untleren g berikut:

Tabel 27. Data Kemiringan Lereng Kecamatan Baureno


berdasarkan Satuan Medan

NO Satuan Medan Kemiringan (%) Kriteria Skoring


1 A-F1-Pmk 0-3 Datar 5
2 A-F1-Sw 0-3 Datar 5
3 A-F1-Tgl 0-3 Datar 5
4 A-F2-Sw 0-3 Datar 5
A-F3-Pmk 0-3 Datar
5 5
A-F3-Sw 0-3 Datar
6 5
A-F3-Tgl 0-3 Datar
7 5
B-F1-Pmk 0-3 Datar
8 5
9 5
10 B-F3-Pmk 0-3 Datar 5
11 B-F3-Tgl 0-3 Datar 5
12 B-F4-Pmk 0-3 Datar 5
13 B-F4-Tgl 0-3 Datar 5
14 C-F3-Pmk 0-3 Datar 5
15 C-F3-Tgl 0-3 Datar 5
16 C-F4-Ht 0-3 Datar 5
17 C-F4-Pmk 0-3 Datar 5
18 C-F4-Tgl 0-3 Datar 5
19 D-F4-Pmk 4-6 Landai 4
20 D-F4-TK 4-6 Landai 4
21 D-S1-Tgl 4-6 Landai 4
22 E-S1-Tgl 7-9 Agak Curam 3
23 F-S1-TK 7-9 Agak Curam 3
24 F-S1-Tgl 7-9 Agak Curam 3
commit to user
Sumber: Analisis data, tahun 2014
Tabel diatas menunjukkan bahwa kemiringan lereng pada

wilayah Kecamatan Baureno didominasi pada kelas kemiringan antara

antara 0 – 3%, hal ini berarti bahwa lahan di Kecamatan Baureno

relatif datar dan tingkat kecuramannya rendah. Persebaran wilayah

tingkat kemiringan lereng Kecamatan Baureno cukup bervariatif. Untuk

lebih
ihat pada Gambar
jelasnya
13. Peta Kemiringan
dapat Lereng di l

matan
Keca
Baureno
kut :

beri

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a0c
0.id

d. Genangan Air

Data genangan air Kecamatan Baureno diperoleh dengan cara

kompilasi data sekunder dan survey lapangan dengan wawancara

kepada responden. Data genangan Kecamatan Baureno cukup bervariasi

yang dalam pengelompokanya didasarkan pada bentuk lahan asal.

Kriteria
minan genangan air terdapat pada kelompok sedang do

dengan
an dataran
bentukalluvial dinilai dengan skor 3. Sedangkan

lahil adalah kelompok berpotensi dengan bentuk lahan l kriteria paling

kecg dinilai dengan skor 4. Kriteria sangat berpotensi embah alluvial

yantuk lahan berupa jalur kelokan dinilai dengan skor 5 memiliki jenis

benpotensi memiliki jenis bentuk lahan kipas dan lahar , kriteria tidak

bergan skor 2, sedangkan kriteria sangat tidak berpotensi dataran dinilai

dentuk lahan pegunungan, perbukitan yang dinilai dengan memiliki jenis

benh jelasnya persebaran genangan air di Kecamatan skor 1. Untuk

lebi Baureno dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 28. Data Genangan Air Kecamatan


Baureno berdasarkan Satuan Medan

NO Satuan Medan Kriteria Skor


1 A-F1-Pmk Sangat Berpotensi
2 A-F1-Sw Sangat Berpotensi
3 A-F1-Tgl Sangat Berpotensi
4 A-F2-Sw Berpotensi
5 A-F3-Pmk Sedang
6 A-F3-Sw Sedang
7 A-F3-Tgl Sedang
8 B-F1-Pmk Sedang
9 B-F3-Kb Sedang
10 B-F3-Pmk comm Sitedtoanugser
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a0c
1.id

11 B-F3-Tgl Sedang
12 B-F4-Pmk Tidak Berpotensi
13 B-F4-Tgl Tidak Berpotensi
14 C-F3-Pmk Sedang
15 C-F3-Tgl Sedang
16 C-F4-Ht Tidak Berpotensi
17 C-F4-Pmk Tidak Berpotensi
18 C-F4-Tgl Tidak Berpotensi
19 D-F4-Pmk Tidak Berpotensi
20 D-F4-TK Tidak Berpotensi
21 D-S1-Tgl Sangat Tidak Berpotensi
22 E-S1-Tgl Sangat Tidak Berpotensi
23 F-S1-TK Sangat Tidak Berpotensi
24 F-S1-Tgl Sangat Tidak Berpotensi
Sumber: Analisis dat a, tahun 2014

e. Ke adian Banjir
j
Dalam setiap tahun ada 16,66% daerah diwilayah Kec
amatan Bureno
g terkena banjir lebih dari 3 kali (sawah/ permukiman
yan
penduduknya).
adian banjir tersebut diperoleh dari data sekunder

Kejda a sekunder didapat dari peta bencana banjir n data


primer.
Kabupat
Dat en
Bojonegoro

yang dikeluarkan oleh BNPB sedangkan untuk data primer diperoleh

dengan survey lapangan dengan menggunakan teknik wawancara

dengan masyarakat sekitar. Pembagian wilayah yang terdampak banjir

diklasifikasikan menjadi 5 yaitu: belum pernah, pernah, sedang,

sering, sangat sering. Seperti halnya kondisi fisiografi suatu lahan akan

berpengaruh pada dampak banjir. Wilayah yang berada pada

ketinggian tertentu akan memiliki dampak yang minimum dibandingkan

pada wilayah yang landai atau berdekatan dengan sumber air.

Pembagian wilayah kejadian banjir dapat dilihactompamdiat


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a0c
ttaobuelsebrerikut ini: 2.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a0c
2.id

Tabel 29. Data Kejadian Banjir Kecamatan Baureno


berdasarkan Satuan Medan

NO Satuan Medan Kriteria Skor


1 A-F1-Pmk Sangat sering 5
2 A-F1-Sw Sangat sering 5
3 A-F1-Tgl Sangat sering 5
4 A-F2-Sw Sering 4
5 A-F3-Pmk Cukup sering 3
6 A-F3-Sw Sering 4
7 A-F3-Tgl Cukup sering 3
8 B-F1-Pmk Sangat sering 5
9 B-F3-Kb Jarang 2
10 B-F3-Pmk Jarang 2
11 B-F3-Tgl Jarang 2
12 B-F4-Pmk Tidak pernah 1
13 B-F4-Tgl Tidak pernah 1
14 C-F3-Pmk Tidak pernah 1
15 C-F3-Tgl Tidak pernah 1
16 C-F4-Ht Tidak pernah 1
17 C-F4-Pmk Tidak pernah 1
18 C-F4-Tgl Tidak pernah 1
19 D-F4-Pmk Tidak pernah 1
20 D-F4-TK Tidak pernah 1
21 D-S1-Tgl Tidak pernah 1
22 E-S1-Tgl Tidak pernah 1
23 F-S1-TK Tidak pernah 1
24 F-S1-Tgl Tidak pernah 1
Sumber: Analisis data, tahun 2014

Berdasarkan Peta Kejadian Banjir Kecamatan Baureno, wilayah

yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi banjir adalah Desa

Sumuragung, Gajah, Gunungsari, Baureno, Sraturejo, Banjaran,

Pasinan dan Blongsong. Sedangkan wilayah yang menjadi langganan

bajir adalah Desa Kalisari, Desa Tanggungan, Desa Lebaksari, Desa

Kadungrejo dan Desa Pucangarum. Untuk lebih jelasnya persebaran

wilayah kejadian banjir Kecamatan

Baurenocotamhmunit2t0o1u4seardalah berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a0c
3.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a0c
4.id

Setelah dilakukan pengharkatan (skoring) pada tiap- tiap

komponen di atas, langkah selanjutnya adalah melakuakan overlay

semua data yang ada. Data yang di-overlay adalah data curah hujan, data

kemiringan lereng, data tutupan lahan, data genangan air dan data

kejadian banjir. Masing- masing skor ditambahkan dan kemudian

diklasifikasi
ncul kelas wilayah kerawanan
sehingga
banjir yang ada di akan mu

atanKecam
Baureno.
uk lebih jelasnya dapat dilihat tabel overlay

Untberikut ini:

Tabel 30.
Overlay Tingkat Kerawanan Banjir Kecamatan Baureno
berdasarkan Satuan Medan
Skoring Kerawanan Banjir
Satuan Total
No Curah Tutupan Kemiringn Genangn Kejdian Klasifikasi Kelas
Medan Skor
Hujan Lahan Lereng air Banjir
1 A-F1-Pmk 1 5 5 5 5 21 Rawan 4
2 A-F1-Sw 1 4 5 5 5 20 Rawan 4
3 A-F1-Tgl 1 3 5 5 5 19 Rawan 4
4 A-F2-Sw 1 4 5 4 4 18 Rawan 4
5 A-F3-Pmk 1 5 5 3 3 17 Sedang 3
6 A-F3-Sw 1 4 5 3 4 17 Sedang 3
7 A-F3-T Sedang 3
8 B-F1-Pmk 1 5 5 3 5 19 Rawan 4
9 B-F3-Kb 1 3 5 3 2 14 Sedang 3
10 B-F3-Pmk 1 5 5 3 2 16 Sedang 3
11 B-F3-Tgl 1 4 5 3 2 15 Sedang 3
12 B-F4-Pmk 1 5 5 2 1 14 Sedang 3
13 B-F4-Tgl 1 3 5 2 1 12 Kurang 2
Rawan
14 C-F3-Pmk 1 5 5 3 1 15 Sedang 3
15 C-F3-Tgl 1 3 5 3 1 13 Sedang 3
16 C-F4-Ht 1 2 5 2 1 11 Kurang 2
Rawan
17 C-F4-Pmk 1 5 5 2 1 14 Sedang 3
18 C-F4-Tgl 1 3 5 2 1 12 Kurang 2
Rawan
19 D-F4-Pmk 1 5 4 2 1 13 Sedang 3
20 D-F4-TK 1 2 4 2 1 10 Kurang 2
Rawan
21 D-S1-Tgl 1 3 4 1 1 10 Kurang 2
Rawan
22 E-S1-Tgl 1 3 co3mmit to us1er 1 9 Kurang 2
Rawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a0c
5.id

23 F-S1-TK 1 2 3 1 1 8 Kurang 2
Rawan
24 F-S1-Tgl 1 3 3 1 1 9 Kurang 2
Rawan
Sumber: Analisis data, tahun
2014

Berdasarkan data tabel di atas, dapat diketahui bahwa persebaran

wilayah tingkat kerawanan bencana banjir di Kecamatan Baureno cukup

bervariatif. Setiap parameter dilakukan pengharkatan dengan p oin 1- 5

dengan dasar semakin banyak skor maka memiliki pengaruh

asumsiebaliknya. Setelah dilakukan scoring, maka selayang besar dan

juga s ukan analisis data dengan cara tabulasi dan menambah jutnya adalah

melak tia tiap parameter. Hasil penambahan dalam p hasil scoring

dalam tabulasi tersebut yang

dijadikan dasar dalam menentukan wilayah rawan bencana. Semakin besar

nilai skor maka memiliki arti bahwa tingkat kerawanannya s emakin tinggi.

Sehingga hasil dari analisis tabulasi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 31. Tingkat Kerawanan Banjir Kecamatan Baureno


No Tingkat Kerawanan Jumlah satuan medan Kelas
1. 2
2. Sedang 11 3
3. Rawan 5 4

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat kerawanan banjir di

Kecamatan Baureno terdiri dari 3 kategori yaitu: kurang rawan, sedang

dan rawan. Jika disesuaikan dengan jumlah satuan medan yang termasuk

kategori dominan adalah pada tingkat sedang karena terdapat 11 satuan

medan. Sedangkan tingkat kurang rawan terdapat di 8 satuan medan dan

yang paling kecil adalah tingkat rawan yang memiliki jumlah 5 satuan
c o m m i t to u s e r
medan. Tingkat kerawanan tertinggi paling ban y a k t e rd ap a t d i

wilayah sempadan sungai.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a0c
6.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a0c
7.id

2. Persepsi Masyarakat Terhadap Upaya Pengurangan Dampak Banjir

Data hasil penelitian untuk mengetahui persepsi masyarakat

terhadap upaya pengurangan dampak banjir diperoleh dengan menggunakan

teknik wawancara atau kuesioner. Kuesioner untuk mengetahui Persepsi

Masyarakat terhadap Upaya Pengurangan Dampak banjir ini, kemudian

diolah ksa jawaban dari respoden,


dengan
setelah itu hasilnya memeri

skorkan
di uensi
dan dengan menggunakan teknik tabulasi. Data

difrekya ner meliputi antara lain: Identitas responden, ng ada dalam

kuesiopenge pengurangan dampak banjir, skala sikap tentangtahuan tentang

upayaupay k banjir dan tindakan terhadap upaya pengurangan a pengurangan

dampadamp Berikut merupakan deskripsi dari data hasil ak banjir.

kuesioner:

a. Identitas Responden

1) Usia Responden

Identitas yang pertama dalam penelitian ini adalah usia responden.

Untuk usia responden dapat dilihat pada Tabel 32 dibawah ini:

Tabel 32. Usia Responden


Umur (tahun) Frekuensi Prosentase %
15- 19 2 1,53
20- 24 11 8,40
25- 29 10 7,63
30- 34 13 9,92
35- 39 4 3,05
40- 44 12 9,16
45- 49 27 20,61
50- 54 23 17,56
55- 59 24 18,32
60- 64 5 3,82
mmit to u 131
Total ser 100,00%
co
Sumber: Kecamatan Baureno Dalam Angka Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, responden yang paling banyak

yaitu yang berumur 45– 49 tahun dengan frekuensi 27 orang

dengan persentase 20,61%. Pada rentangan usia ini penduduk masih

dalam usia produktif. Jadi responden lebih bisa berfikir rasional dan

sesuai dengan fakta dalam menjawab. Sedangkan responden yang

sedikit adalah pada usia 15- 19 dengan frekuensi


paling

prosentase 1,53%. Peneliti mengambil dari tingkat berb 2 orang dan

mendapatkan data yang lebih bervariatif. Peneliti maagai umur agar

responden pada usia diatas 60 tahun, karena dianggasih mengambil

lebih berpengalaman dan memiliki rekam jejak terkait p mereka

d banjir yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. yang engan

2) Jenis bencana
Kelamin

Jenis kelamin responden pada penelitian ini

dap tabel 33 sebagai berikut :


at dilihat pada

Tabel 33. Jenis Kelamin Responden


Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki - laki 61 46,9 %
Perempuan 70 53,1 %
Total 131 100
Sumber: Masyarakat Kecamatan Baureno

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden

paling banyak adalah dari jenis kelamin perempuan yaitu berjumlah

commit to user
70 orang dengan persentase 53,1%. Hal ini disebabkan karena

peneliti banyak menemukan responden perempuan dibandingkan

responden laki-laki, karena penduduk laki-laki masih banyak

yang bekerja atau

commit to user
melaksanakan aktifitas pada siang hari. Di samping itu peneliti

ingin mengetahui sejauh mana persepsi (pengetahuan) responden

perempuan dalam upaya pengurangan dampak banjir.

3) Pendidikan
Responden

Pendidikan responden dalam penelitian ini adalah pendidikan

terakhir yang ditempuh oleh responden. Pendidikan esponden dapat

r di lihat pada tabel 34 berikut:

Tabel 34. Tingkat Pendidikan Responden


Tingkat Pendidikan Frekuensi Persen tase (%)
SD 50 38,5
SMP 26 19,9
SMA 44 33,3
Perguruan Tinggi 11 8,3
Total 131 100
Sumber: Masyarakat K ecamatan

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ting Baureno kat

responden yang paling banyak adalah tingkat SD pendidikan

yaitu 50 orang

responden. Hal ini di karenakan responden yang kebetulan

peneliti temui pada umumnya adalah kaum perempuan (ibu rumah

tangga) yang hanya mengenyam pendidikan pada tingkat SD saja.

4) Pekerjaa
n

Pekerjaan pada penelitian ini terdiri dari petani, buruh tani,

PNS, wiraswasta, dan selain yang disebut di atas atau dalam angket
disebut lainnya. Pekerjaan responden dalam penelitian dapat dilihat

pada tabel 35 berikut:


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a1c
0.id

Tabel 35. Jenis Pekerjaan Responden


Jenis pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Petani / Peternak 41 31,2
Buruh tani 8 6,3
PNS 3 2,1
Wiraswasta 66 50
Lainnya 14 10,4
Total 131 100
Sumber: Masyarakat Kecamatan Baureno

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jenis

pekerjaan yang paling banyak pada data responden adalah Wiraswasta

yaitu berjumlah 66 jiwa dengan persentase 50%. Para responden yang

mempunyai pekerjaan sebagai wiraswastawan ini umnya juga

um mempunyai pekerjaan sampingan beternak atau tani.

ber tersebut dilakukan guna menambah penghasilan Pekerjaan

keluarg Persepsi (pengetahuan, sikap, tindakan) a.

Masyarakat tb.Pengurangan Dampak Banjir di Kecamatan


erhadap Upaya

Baureno

ngan banjir di

Kecamatan Baureno ini meliputi:

1) Pengetahuan

Pengetahuan masyarakat Baureno terhadap upaya

pengurangan dampak banjir ini adalah tingkat pengetahuan

masyarakat terhadap upaya pengurangan dampak banjir, yang

meliputi: a). Pengetahuan/ mengetahui, b). Pemahaman/ memahami,

c). Penerapan/ menerapkan, d). Penjabaran/ menjabarkan, e).

Penyusunan/ menyusun, f). Penilaian/ menilai tentang pengetahuan

terhadap upaya pengurangan dampak


commit to user
banjir di Kecamatan Baureno.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a1c
1.id

a) Pengetahuan/
mengetahui

Tingkat pengetahuan ini diklasifikasikan atau

dikategorikan ke dalam empat tingkatan kategori yaitu: sangat

tahu,tahu, cukup tahu,dan tidak tahu. Frekuensi masing-masing

kategori tersebut, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 36

berikut:
Tabel 36. Pengetahuan tentang upaya pengurangan
No Kategori Frekuensi P
1. Sangat tahu 36 2
2. Tahu 46 3 ersentase (%)
3. Cukup tahu 37 27,1
4. Tidak tahu 12 95,4
Jumlah 131 18,1
Sumber: Masyarakat K ,4
00
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa reecamatan Baureno

berjumlah 46 jiwa dari 131 responden yang telasponden yang

upaya pengurangan dampak banjir denganh tahu tentang

dampak banjir persentase berjumlah

35,4%. Pengetahuan tentang upaya pengurangan dampak banjir

serta merawat lingkungan sekitar tempat tinggal warga.

Pengetahuan tersebut telah didapatkan dari penyuluhan didesa

maupun di kecamatan. Penyuluhan tersebut biasanya berisi

tentang pengetahuan (informasi dan materi) tentang upaya

pengurangan dampak banjir serta upaya pelestarian lingkungan

b) Pemahaman tentang upaya pengurangan dampak banjir

Pemahaman ini merupakan tingkatan dimana


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a1c
seseorang 2.id

mampu menjelaskan dan menafsirkan dengan benar hal-hal


yang

commit to user
diketahuinya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel

37 berikut:

Tabel 37. Pemahaman tentang upaya pengurangan dampak banjir


No Kategori Frekuensi Persentase (%
1. Sangat tahu 25 18,8
2. Tahu 52 39,6
3. Cukup tahu 44 3 3,3
4. Tidak tahu 11 8 ,3
5. Jumlah 131 1 00
Sumber: Masyarakat K
ecamatan Baureno

Masyarakat paham tentang upaya pengur angan

banjir, hal ini terlihat pada tabel diatas yaitu r dampak

berjumlah 52 jiwa atau 39,6% tahu dan paha esponden

menganggap dirinya tahu tentang langkah dan yang

teknim. Responden

pengurangan dampak banjir dengan mampu k dalam upaya

menjelaskan tentang upaya pelestarian menyebutkan,

lingkungan dampak dari adanya banjir. serta sebab dan

c) Penerapan/ aplikasi dari pengetahuan tentang

pelaksanaan upaya pengurangan dampak banjir.

Penerapan merupakan kemampuan masyarakat untuk

menggunakan materi yang telah didapat dalam kehidupan

sehari- hari. Pertanyaan yang terdapat pada kuesioner, dalam hal

penerapan ini dapat menunjukkan kemampuan responden


dalam menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuannya dalam

bentuk kegiatan terhadap upaya pengurangan dampak banjir.

Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 38 berikut:


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a1c
3.id

Tabel 38. Penerapan pengetahuan tentang upaya


pengurangan dampak banjir
No Kategori Frekuensi Persentase (%
1. Sangat tahu 50 38,5
2. Tahu 57 43,8
3. Cukup tahu 14 10,4
4. Tidak tahu 10 7,3
5. Jumlah 131 100
Sumber: Masyarakat Kecamatan Baureno

Dari adanya penyuluhan-penyuluhan yang lakukan didesa

di maupun di kecamatan oleh pejabat yang ng (dari BPBD

berwewena Kabupaten Bojonegoro), maka s untuk segera

masyarakat antusia melakukan apa yang telah n tersebut. Ini

didapat dari penyuluha dibuktikan bahwa mereka lam kehidupan

telah menerapkan nya da sehari-hari yaitu cara njir. Hampir

pengurangan dampak ba setengah dari jumlah 57 orang tahu

seluruh responden, yaitu tentang hal tersebut %. Dari data di

diatas dengan persentase 43,8 atas yang h sangat

berjumlah 50 orang atau 38,5% suda tahu

tentang cara pengaplikasian teknik-teknik dalam upaya

pengurangan dampak banjir.

d) Penjabaran/ analisis tentang upaya pengurangan dampak banjir

Penjabaran merupakan suatu kemampuan untuk

menjabarkan

materi atau subyek dalam komponen-komonen. Komponen-

komponen yang dimaksud adalah usaha dalam upaya

pengurangan dampak banjir, lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel

39 berikut:

Tabel 39. Penjabaran tentang upaya pengurangan dampak banjir


No Kategori Frekuensi Persentase (%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a1c
1. Sangat tahu 27 4.id 20,8
2. Tahu commit to user 44 33,4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a1c
4.id

3. Cukup tahu 37 28,1


4. Tidak tahu 23 17,7
5. Jumlah 131 100
Sumber: Masyarakat Kecamatan Baureno
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

masyarakat bisa menjabarkan tentang kondisi geografis desa,

termasuk didalamnya iklim (yaitu kondisi curah hujannya, jenis

tanah, struktur tanah, sungai yang menyebabkan banjir limpasan)

dan usaha pengurangan dampak banjir yang ok dilakukan

coc menurut kondisi geografis desa tersebut, serta apa saja yang

alat harus disediakan untuk melakukan usaha angan

pengur banjir. Dari 44 orang responden, mereka dampak b tahu

menjawa hal tersebut diatas dengan persentase tentang

33,4%.

e) Penyusunan (sintesis) usaha–usaha dalam a pengurangan

upay dampak banjir.

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru yaitu dalam hal penyusunan.

Masyarakat mampu menyusun usaha-usaha dalam upaya

mengurangi dampak banjir. Untuk lebih jelasnya pada tabel 40

sebagai berikut:

Tabel 40. Penyusunan (sintesis) usaha-usaha dalam


pengurangan dampak
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1. Sangat tahu 19 14,6
2. Tahu 75 57,3
3. Cukup tahu 25 18,8
4. Tidak tahu 12 9,3
Jumlah 131 100
commit to us er
Sumber: Masyarakat Kecamatan Baureno
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a1c
5.id

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

masyarakat yang berjumlah 12 orang tidak tahu tentang

bagaimana menyusun teknik-teknik dalam upaya pengurangan

dampak banjir, sehingga persentse dari adanya kategori tersebut

berjumlah 9,3%. Hal ini juga dipengaruhi oleh kurang menyebar

tentang informasi
luasnya upaya pengurangan dampak banjir

terutam penyusunannya. Upaya tersebut a pada

seperti pen membangun tanggul


usaha danaan

Sungai Bengawan Solo yang pemerintah untuk

Kabupaten Bojonegoro. Disisi lain m tentang haldiberikan oleh

tersebut diatas yaitu berjumlah 75 or dengan asyarakat tahu

persentase 57,3%. Jadi, lebih dari separoh tahu caraang responden

penyusunan teknik pengurangan dampak b dari responden

f) Penilaian (evaluasi) terhadap upaya anjir.

pengur banjir. angan dampak

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

obyek. Dalam hal ini evaluasi dilakukan untuk menilai hasil dari

upaya pengurangan dampak banjir. Masyarakat selalu berupaya

untuk tidak rugi terlalu banyak jika banjir datang, maka mereka

selalu bekerja keras dan optimal untuk melakukan upaya

pengurangan dampak banjir agar hasilnya maksimal.

Tabel 41. Penilaian (evaluasi) terhadap upaya pengurangan


dampak banjir
No Kategori Frekuensi Persentase(%
r
1. commit to use 36 27,1
Sangat tahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a1c
6.id

2. Tahu 56 42,7
3. Cukup tahu 19 14,6
4. Tidak tahu 20 15,6
Jumlah 131 100
Sumber: Masyarakat Kecamatan Baureno
Dari tabel di atas untuk kategori tahu, memiliki frekuensi 56

orang responden sehingga memiliki presentase 42,7%. Dari data

tersebut bahwa masyarakat tahu jika kukan


mela

pengurangan dampak banjir tersebut akan berhasil upaya jika

dengan usaha yang optimal. Ini sama halnya seper dilakukan ti

mereka tidak akan kehilangan harta benda dan diatas bahwa

ny melakukan langkah-langkah yang sudah ada. awa jika tidak

Dari enam tingkatan pengetahuan tentang

upaya mpak banjir di atas, dapat dibuat rentang skor pengurangan

dadalam pe getahuan. Dari adanya klasifikasi atau ngklasifikasian

penrentang skor etahui tingkatan pengetahuan masyarakat tersebut dapat

diktentang upay a pengurangan

da bawah ini:

Tabel 42. Rentang skor Pengetahuan


No Rentang skor Kategori
1. 17 - 29 Rendah / tidak tahu
2. 30 – 42 Cukup tinggi / cukup tahu
3. 43 – 55 Tinggi / tahu
4. 56 – 68 Sangat tinggi/ sangat tahu

Pada tabel diatas menunjukkan klasifikasi dari tingkat

pengetahuan pada persepsi masyarakat tentang upaya pengurangan

dampak banjir, yang mana pada tabel tersebut diatas, responden dengan

rentang skor 17 – 29

memiliki kategori rendah, perhitungan ini dimulai dari jumlah soal yaitu
commit to user
17 butir kuesioner pengetahuan. Dari 17 butir soal tersebut dikali skor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a1c
7.id

tertinggi yaitu 4, dan didapatkan rentang skor, sehingga hasil rentang

skor tersebut diatas diperoleh 4 kategori. Skor 30- 42 termasuk kategori

cukup tinggi, skor 43- 55 termasuk kategori tinggi dan skor 56- 68

termasuk skor sangat tinggi. Berdasarkan data kuesioner, pengetahuan

masyarakat terhadap banjir adalah berikut ini:

Tabel 43. Data Responden Skor an


Pengetahu Kategori
Tingkat Total
NO Nama Responden
Kerawanan Banjir Skor Tinggi/ Setuju
1. Sri Lestari Sedang 55 Tinggi/ Setuju
2. Agus Sugito Sedang 55 Tinggi/ Setuju
3. Erma Sedang 58 Tinggi/ Setuju
4. Yan Sedang 59 Cukup Tingg
5. Petrus Susanto Rawan 45 Cukup Tingg
6. Ani Rusilawati Rawan 47 Tinggi/ Setuju
7. Hasan Kurang Rawan 62 Tinggi/ Setuju
8. Abdul Hadat Kurang Rawan 58 Tinggi/ Setuju
9. Edi Kurang Rawan 58 Tinggi/ Setuju
10. Jaelani Sedang 58 Tinggi/ Setuju
11. Yusuf Sedang 55 Tinggi/ Setuju
12. Ahmadi Sedang 55 Tinggi/ Setuju
13. Abdul Salam Sedang 55 Tinggi/ Setuju
14. Isah Sedang 54 Tinggi/ Setuju
15. Sum Sedang 58 Tinggi/ Setuju
16. Suripni Sedang 59 Tinggi/ Setuju
17. Wariah Sedang 60 Tinggi/ Setuju
18. Waginem Kurang Rawan 56 Cukup Tingg
19. Joko Saryano Kurang Rawan 39 Tinggi/ Setuju
21. Musro Abdullah Rawan 58 Tinggi/ Setuju
22. Husein Rawan 59 Tinggi/ Setuju
23. Atun Sedang 55 Tinggi/ Setuju
24. Sumeidi Sedang 55 Tinggi/ Setuju
25. Sumini Sedang 55 Tinggi/ Setuju
26. Iswanto Sedang 60 Tinggi/ Setuju
27. Yuni Sedang 60 Tinggi/ Setuju
28. Arif Sedang 61 Tinggi/ Setuju
29. Anwar Sedang 66 Tinggi/ Setuju
30. Sumiyem Sedang 56 Tinggi/ Setuju
31. Parno Sedang 54 Tinggi/ Setuju
32. Selamet Widodo Sedang 60 Tinggi/ Setuju
33. Wuryanto Sedang 60 Tinggi/ Setuju
34. Sri Hartanti Sedang 60 Tinggi/ Setuju
35. Purwoko Sedang 61 Tinggi/ Setuju
36. Suminah Sedang 62 Tinggi/ Setuju
37. Sarpo Sedang 62 Tinggi/ Setuju
38. Yayuk Sedang 56 Tinggi/ Setuju
39. Tumino Rawan 43 Cukup Tingg
40. Yanto Rawan 48 Cukup Tingg
41. Widodo Rawan 61 Tinggi/ Setuju
42. Abdullah commi t tSoeduansger 48 Cukup Tingg
43. Hadi Purwanto Sedang 63 Tinggi/ Setuju
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a1c
8.id

44. Sri Rawan 64 Tinggi/ Setuju


45. Sulis Rawan 65 Tinggi/ Setuju
46. Sukamto Sedang 63 Tinggi/ Setuju
47. Sri Pujiati Sedang 60 Tinggi/ Setuju
48. Anik Winami Sedang 60 Tinggi/ Setuju
49. Nur Sedang 60 Tinggi/ Setuju
50. Aswiyah Sedang 61 Tinggi/ Setuju
51. Santi Sedang 57 Tinggi/ Setuju
52. Warsito Sedang 57 Tinggi/ Setuju
53. Sri Harjono Sedang 57 Tinggi/ Setuju
54. Narto Sedang 58 Tinggi/ Setuju
55. Suprapto Sedang 55 Tinggi/ Setuju
56. Sukadi Sedang 54 Tinggi/ Setuju
57. Katim Sedang 55 Tinggi/ Setuju
58. Maryani Sedang 55 Tinggi/ Setuju
59. Wahyudi Sedang 38 Cukup Tingg
60. Maulana Sedang 55 Tinggi/ Setuju
61. Budi Purnomo Sedang 63 Tinggi/ Setuju
62. Waluyo Sedang 60 Tinggi/ Setuju
63. Sulung Kurang Rawan 61 Tinggi/ Setuju
64. Salim Kurang Rawan 61 Tinggi/ Setuju
65. Sri Lestari Sedang 64 Tinggi/ Setuju
66. Sri Mulyani Sedang 65 Tinggi/ Setuju
67. Nanik Sedang 64 Tinggi/ Setuju
68. Agus Sumarno Sedang 74 Sangat Tingg
69. Agung Sedang 78 Sangat Tingg
70. Parmin Sedang 67 Tinggi/ Setuju
71. Giatno Sedang 57 Tinggi/ Setuju
72. Mustofa Kurang Rawan 57 Tinggi/ Setuju
73. Sri Hastu Kurang Rawan 57 Tinggi/ Setuju
74. Latief Kurang Rawan 57 Tinggi/ Setuju
75. Sriyani Sedang 56 Tinggi/ Setuju
76. Ratna Helina Sedang 55 Tinggi/ Setuju
77. Zainal Abidin Sedang 58 Tinggi/ Setuju
78. Bagus Sukodri Sedang 57 Tinggi/ Setuju
79. Joko Pitoyo Sedang 60 Tinggi/ Setuju
80. Anastasia W Sedang 60 Tinggi/ Setuju
81. Gadsea Patora Pitoyo Sedang 62 Tinggi/ Setuju
82. Sixma Nasta Pitoyo Sedang 62 Tinggi/ Setuju
83. Sugiyono Sedang 63 Tinggi/ Setuju
84. Yuni Tasmiati Sedang 61 Tinggi/ Setuju
85. Yohanes Prabowo Sedang 40 Cukup Tingg
86. Rochmad Sedang 60 Tinggi/ Setuju
87. Abdul Mufid Sedang 60 Tinggi/ Setuju
88. Aprilia Hapsari Sedang 60 Tinggi/ Setuju
89. Bayu Arya Sedang 63 Tinggi/ Setuju
90. Joko Susilo Sedang 63 Tinggi/ Setuju
91. Eno Prastyo Ramadhan Sedang 64 Tinggi/ Setuju
92. Januar Prasetyo Sedang 60 Tinggi/ Setuju
93. Gama Darmaputra Sedang 60 Tinggi/ Setuju
94. Supriadi Sedang 43 Cukup Tingg
95. Suryo Hadi Sumitro Sedang 73 Sangat Tingg
96. Ardhana Cahaya H. Kurang Rawan 55 Tinggi/ Setuju
97. Kasdiono Kurang Rawan 55 Tinggi/ Setuju
98. Wibi Setiawan Sedang 54 Tinggi/ Setuju
99. Ilham Budi R commi t tSoeduansger 54 Tinggi/ Setuju
100. Wiyudha Betha Dinaragis Sedang 54 Tinggi/ Setuju
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a1c
9.id

101. Muh. Choiril Anwar Sedang 56 Tinggi/ Setuju


102. Hasyimi Rafsanjani Sedang 57 Tinggi/ Setuju
103. Yogiswara Manitis Aji Sedang 54 Tinggi/ Setuju
104. Aji Christian Sedang 62 Tinggi/ Setuju
105. Karsini Sedang 61 Tinggi/ Setuju
106. Erwan Nugroho Rawan 60 Tinggi/ Setuju
107. Nimas Nastiti Putri Sedang 48 Cukup Tingg
108. Sri Sulastri Sedang 54 Tinggi/ Setuju
109. Fatoni Sedang 55 Tinggi/ Setuju
110. Anton Robani Sedang 54 Tinggi/ Setuju
111. Farah Rachmawati Sedang 55 Tinggi/ Setuju
112. Gandung Jayadi Sedang 59 Tinggi/ Setuju
113. Savitri Ayuningtyas Sedang 57 Tinggi/ Setuju
114. Riandika Argatya Rawan 56 Tinggi/ Setuju
115. Rifqi Galih Sedang 57 Tinggi/ Setuju
116. Tri Febriyanto Sedang 55 Tinggi/ Setuju
117. Dewi Ayu Pitaloka Sedang 56 Tinggi/ Setuju
118. M. Arief Fathurochman Sedang 57 Tinggi/ Setuju
119. Henrian Rizki P. Sedang 56 Tinggi/ Setuju
120. Cynthia Purnama Rawan 65 Tinggi/ Setuju
121. Radit putra Widi Sedang 61 Tinggi/ Setuju
122. Zuvita Nurul Sedang 50 Cukup Tingg
123. Yohana Savitri Sedang 70 Sangat Tingg
124. Darwito Sedang 46 Cukup Tingg
125. Anggi Murtiningrum Sedang 55 Tinggi/ Setuju
126. Monita Silvia Anggraini Sedang 56 Tinggi/ Setuju
127. Rizky Fatmala Furi Sedang 59 Tinggi/ Setuju
128. Artika Windianarti Sedang 60 Tinggi/ Setuju
129. Sayekti Hadiati Sedang 60 Tinggi/ Setuju
130. Taufan Dwi J. Sedang 62 Tinggi/ Setuju
131. Nanik Galih Sedang 62 Tinggi/ Setuju
Sumber: Analisis data Tahun 2014

Data responden di atas kemudian dikelompokkan berdasarkan

frekuensi dan prosentase. Berdasarkan persebaran data skor

pengetahuan di atas akan diperoleh kriteria tingkat pengetahuan

masyarakat terhadap banjir. Data klasifikasi tingkat pengetahuan

masyarakat terhadap upaya pengurangan dampak banjir tersebut adalah

sebagai berikut:

Tabel 44. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang upaya


pengurangan dampak banjir
Tingkat Tingkat
No Frekuensi Persentase (%)
Kerawanan pengetahuan
1. Rawan Sangat tinggi 0 0,00
Tinggi 9 6,87
cCoumkmupitttion 4 3,05
gugsier
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a2c
0.id

2. Sedang Sangat tinggi 4 3,05


Tinggi 95 72,52
Cukup tinggi 7 5,34
3. Kurang Rawan Sangat tinggi 0 0,00
Tinggi 11 8,40
Cukup tinggi 1 0,76
Jumlah 131 100
Sumber: Masyarakat Kecamatan Baureno

Tabel di atas menunjukkan komparasi antara tingkat kerawanan

banjir dengan tingkat pengetahuan masyarakat te rhadap


upaya
anggulangan banjir. Data di atas menunjukkan bah
pen wa
prosentase
ng besar terdapat pada wilayah kerawanan sedang

paligetahuan tentang upaya pengurangan dampak banjir ya dengan


tingkat
esar 72,52%. Pada dasarnya tingkat kerawanan wila
pen ng tinggi
yaitu
garuhnya dengan tingkat pengetahuan. Hal ini terbuk

sebayah tingkat “rawan” tingkat pengetahuan masyarakat yah tidak


ada
dah yaitu hanya 6,87 %. Sedangkan untuk tingkat w
pen ti bahwa
padaan” tingkat pengetahuan masyarakat justru mencapai 8,40%

wil masih tergolong

ren ilayah
“kurang

raw . Kondisi

tersebut menunjukkan bahwa persebaran masyarakat yang dominan

pada wilayah kerawanan “sedang” mempengaruhi tingkat pemahaman

masyarakat yang tinggi. Sehingga dapat diketahui bahwa masyarakat

memiliki variasi yang beragam dan tidak melihat pada tingkat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a2c
kerawanan banjir. Kondisi ini dipengaruhi oleh 0.id belakang
latar

masyarakat, tingkat pendidikan dan sosiokultur masyarakat.

2) Persepsi (sikap) masyarakat terhadap upaya pengurangan


dampak

banjir

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a2c
1.id

Sikap merupakan suatu respon terhadap stimulus sosial yang

telah terkondisikan. Dalam persepsi (tentang sikap ini) memiliki 3

indikator yaitu: a). pemahaman terhadap pengurangan dampak banjir,

b). perasaan terhadap upaya pengurangan dampak banjir, c).

kecenderungan berbuat dalam upaya pengurangan dampak banjir.

a) Pemahaman terhadap upaya pengurangan dampakanjir

b Pemahaman di bentuk dari adanya suatu kepercayaan

keadaan yang bisa dilihat maupun yang dialami. Bterhadap

yang telah dilihat itu, kemudian terbentuk suatu iderdasarkan apa

mengenai sifat dan karakteristik umum suatu obyee dan gagasan

tentang upaya pengurangan dampak banjir lebih k.

len Pemahaman

dilihat pada tabel 45 berikut: gkapnya

Tabel 45. Pemahaman terhadap upaya pengurangan dapat


No Kategori Frekuensi P

dampak banjir
ersentase (%)

2. Setuju 74 56,2
3. Cukup setuju 11 8,3
4. Tidak setuju 7 5,2
Jumlah 131 100
Sumber : Masyarakat Kecamatan Baureno

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat paham

akan adanya upaya pengurangan dampak banjir serta upaya


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a2c
2.id
dalam menjaga kelestarian lingkungan. Bisa dibuktikan dalam

pernyataan responden yang lebih memilih setuju dengan frekuensi

74 orang responden dengan persentase 56,2%. Sikap yang

menunjukkan bahwa masyarakat paham terhadap upaya pengurangan

dampak banjir adalah


dengan membangun tanggul sederhana yang terbuat dari tanah

hasil swadaya masyarakat desa. Tanggul tersebut di pertinggi agar

bisa menampung air Bengawan Solo jika meluap pada musim

penghujan dan melindungi permukiman penduduk sekitar DAS

Bengawan Solo.

b) Perasaan terhadap upaya pengurangan dampak


banjir
Perasaan merupakan masalah emosional subje
ktif
terhadap suatu obyek yaitu berupa sikap. Pada pene
seseorang
responden dapat diukur dengan menggunakan opsi
litian ini sikap
sepe 36 di atas. Hal ini berguna untuk mengetahui
rti pada tabel
sejauh m perasaan mereka setelah adanya banjir dan
ana sikap dan
setelah upaya pengurangan dampak banjir. Hal ini dapat
melaksanakan
diliha berikut:
t pada tabel 46
Tabel 46. Perasaan terhadap upaya pengurangan d
No Kategori Frekuensi
1. Sangat setuju 50 ampak banjir
Persentase (
38,5
2. Setuju 66 50,1
3. Cukup setuju 11 8,3
4. Tidak setuju 4 3,1
Jumlah 131 100
Sumber: Masyarakat Kecamatan

Baureno Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa

responden setuju dengan adanya usaha pengurangan dampak banjir.

Jumlah dari responden yang menyatakan sutuju adalah 66 orang


commit to user
responden dengan persentase 50,1%. Berarti setengah dari jumlah

responden merasa atau percaya jika dengan adanya penyuluhan

atau penerapan teknik

dalam upaya pengurangan dampak banjir akan memberikan manfaat

commit to user
yang besar pada kehidupan warga. Upaya ini juga bisa

menyembuhkan rasa trauma warga terhadap bencana, seperti takut

dan gelisah, dapat juga sebagai terapi psikis untuk masyarakat korban

banjir yang masih terganggu kejiwaannya tersebut.

c) Kecenderungan berbuat untuk melakukan upaya


pengurangan
dampak banjir.

Kecenderungan berbuat atau disebut dengan


kecenderunga
berperilaku merupakan suatu sikap yang menunjuk
n kan
seseorang berperilaku berkaitan dengan obyek yan
bagaimana g
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel 47
dihadapinya.
berikut
:
Tabel 47. Kecenderungan berbuat untuk melaku
pengurangan dampak banjir kan upaya
No Kategori Frekuensi P
1. Sangat setuju 19 14,6 ersentase (%)
2. Setuju 76 58,3
3. Cukup setuju 22 16,7

Sumber: Masyarakat Kecamatan Baureno


Pada tabel diatas responden yang berjumlah 76 orang dengan

persentase 58% menyatakan setuju dengan adanya usaha dalam

mengurangi dampak banjir. Mereka memiliki alasan bahwa upaya

tersebut membawa dampak yang baik untuk kehidupan mereka.

Dengan adanya upaya tersebut bisa merubah pemikiran

masyarakat yang masih bersikap pasrah dan yang masih

mempertahankan nilai kemasyarakatannya. Sisi lain responden ada

yang menyatakan tidak setuju yaitu berjumlah 14 orang responden

dengan persentase 10,4%.


commit to user
Alasan beberapa re pernyataan tersebut karena
warga sponden memilih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a2c
4.id

merasa desa tempat tinggalnya memang langganan banjir setiap

tahun pada musim penghujan. Jadi tidak ada manfaat apapun juga

jika dilakukan upaya pengurangan dampak banjir, karena harta benda

akan tetap tenggelam dan dampaknya sama dengan tahun sebelumnya.

Pengukuran sikap masyarakat ini menggunakan pilihan atau

kategori sangat setuju, setuju, cukup setuju, dan tidak etuju.

s skor pada masing-masing bentuk sikap masyarakat Rentang pat

da tabel 48 berikut: dilihat pada

Tabel 48. Rentang skor sikap masyarakat terha


pengurangan dampak banjir
No Rentang skor / klasifikasi Kategori dap upaya
1. 20 – 35 Rendah / tida
2. 36 – 51 Cukup tinggi
3. 52 – 67 Tinggi / setuj k setuju
4. 68 – 80 Sangat tinggi / cukup setuju u
Sumber: Hasil pen / sangat setuju
Berdasarkan tabel diatas menunjukkanghitungan

klasifika sikap responden terhadap upayaPenulis si dari

pengurangan dampatingkat k

banjir, pada

tabel tersebut diatas responden dengan rentang skor 20- 35

memiliki kategori rendah, perhitungan ini dimulai dari jumlah soal

yaitu 20 butir kuesioner sikap. Dari 20 butir soal tersebut dikali

skor tertinggi yaitu 4 sehingga hasil rentang skor tersebut diperoleh 4

kategori. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan

instrumen kuesioner tingkat skor sikap masyarakat terhadap dampak

banjir cukup bervariasi. Sebagian besar masyarakat tergolong pada

tingkat kategori tinggi atau setuju dengan adanya sikap untuk

menekan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a2c
c o m m it to u se r
dampak banjir yang a d a d iw il ay a hnya. 5.id
Untuk lebih
jelasnya data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a2c
5.id

responden pada skor sikap masyarakat terhadap dampak banjir

adalah sebagai berikut:

Tabel 49. Data Responden Skor Sikap


Tingkat Kerawanan Total
NO Nama Responden Kategori
Banjir Skor
1. Sri Lestari Sedang 55 Tinggi/ Setuju
2. Agus Sugito Sedang 55 Tinggi/ Setuju
3. Erma Sedang 58 Tinggi/ Setuju
4. Yan Sedang 59 Tinggi/ Setuju
5. Petrus Susanto Rawan 45 Cukup Tingg
6. Ani Rusilawati Rawan 47 Cukup Tingg
7. Hasan Kurang Rawan 62 Tinggi/ Setuju
8. Abdul Hadat Kurang Rawan 58 Tinggi/ Setuju
9. Edi Kurang Rawan 58 Tinggi/ Setuju
10. Jaelani Sedang 58 Tinggi/ Setuju
11. Yusuf Sedang 55 Tinggi/ Setuju
12. Ahmadi Sedang 55 Tinggi/ Setuju
13. Abdul Salam Sedang 55 Tinggi/ Setuju
14. Isah Sedang 54 Tinggi/ Setuju
15. Sum Sedang 58 Tinggi/ Setuju
16. Suripni Sedang 59 Tinggi/ Setuju
17. Wariah Sedang 60 Tinggi/ Setuju
18. Waginem Kurang Rawan 56 Tinggi/ Setuju
19. Joko Saryano Kurang Rawan 39 Cukup Tingg
20. Sutrisno Rawan 56 Tinggi/ Setuju
21. Musro Abdullah Rawan 58 Tinggi/ Setuju
22. Husein Rawan 59 Tinggi/ Setuju
23. Atun Rawan 69 Sangat Tingg
24. Sumeidi Rawan 70 Sangat Tingg
25. Sumini Rawan 70 Sangat Tingg
26. Iswanto Rawan 75 Sangat Tingg
27. Yuni Kurang Rawan 48 Cukup Tingg
28. Arif Kurang Rawan 45 Cukup Tingg
29. Anwar Sedang 66 Sangat Tingg
30. Sumiyem Sedang 56 Sangat Tingg
31. Parno Sedang 54 Tinggi/ Setuju
32. Selamet Widodo Sedang 60 Tinggi/ Setuju
33. Wuryanto Sedang 60 Tinggi/ Setuju
34. Sri Hartanti Sedang 60 Tinggi/ Setuju
35. Purwoko Sedang 61 Tinggi/ Setuju
36. Suminah Sedang 62 Tinggi/ Setuju
37. Sarpo Sedang 62 Tinggi/ Setuju
38. Yayuk Kurang Rawan 39 Cukup Tingg
39. Tumino Rawan 43 Cukup Tingg
40. Yanto Rawan 48 Cukup Tingg
41. Widodo Rawan 61 Tinggi/ Setuju
42. Abdullah Sedang 48 Cukup Tingg
43. Hadi Purwanto Sedang 63 Tinggi/ Setuju
44. Sri Rawan 64 Tinggi/ Setuju
45. Sulis Rawan 65 Tinggi/ Setuju
S ed an g
46. Sukamto
commi t t o u s er 63 Sangat Tingg
47. Sri Pujiati Sedang 60 Sangat Tingg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a2c
6.id

48. Anik Winami Sedang 60 Sangat Tingg


49. Nur Sedang 60 Tinggi/ Setuju
50. Aswiyah Sedang 61 Tinggi/ Setuju
51. Santi Sedang 57 Tinggi/ Setuju
52. Warsito Sedang 57 Tinggi/ Setuju
53. Sri Harjono Sedang 57 Tinggi/ Setuju
54. Narto Sedang 58 Tinggi/ Setuju
55. Suprapto Sedang 55 Tinggi/ Setuju
56. Sukadi Sedang 54 Tinggi/ Setuju
57. Katim Sedang 55 Tinggi/ Setuju
58. Maryani Sedang 55 Tinggi/ Setuju
59. Wahyudi Sedang 38 Cukup Tingg
60. Maulana Sedang 55 Tinggi/ Setuju
61. Budi Purnomo Sedang 63 Tinggi/ Setuju
62. Waluyo Sedang 60 Tinggi/ Setuju
63. Sulung Kurang Rawan 61 Tinggi/ Setuju
64. Salim Kurang Rawan 61 Tinggi/ Setuju
65. Sri Lestari Sedang 64 Tinggi/ Setuju
66. Sri Mulyani Sedang 65 Tinggi/ Setuju
67. Nanik Sedang 64 Tinggi/ Setuju
68. Agus Sumarno Sedang 74 Sangat Tingg
69. Agung Sedang 78 Sangat Tingg
70. Parmin Kurang Rawan 76 Sangat Tingg
71. Giatno Kurang Rawan 70 Sangat Tingg
72. Mustofa Kurang Rawan 57 Tinggi/ Setuju
73. Sri Hastu Kurang Rawan 57 Tinggi/ Setuju
74. Latief Kurang Rawan 57 Tinggi/ Setuju
75. Sriyani Rawan 74 Sangat Tingg
76. Ratna Helina Rawan 74 Sangat Tingg
77. Zainal Abidin Sedang 58 Tinggi/ Setuju
78. Bagus Sukodri Sedang 57 Tinggi/ Setuju
79. Joko Pitoyo Sedang 60 Tinggi/ Setuju
80. Anastasia W Sedang 60 Tinggi/ Setuju
81. Gadsea Patora Pitoyo Sedang 62 Tinggi/ Setuju
82. Sixma Nasta Pitoyo Sedang 62 Tinggi/ Setuju
83. Sugiyono Sedang 63 Tinggi/ Setuju
84. Yuni Tasmiati Sedang 61 Tinggi/ Setuju
85. Yohanes Prabowo Sedang 40 Cukup Tingg
86. Rochmad Rawan 75 Cukup Tingg
87. Abdul Mufid Rawan 72 Cukup Tingg
88. Aprilia Hapsari Rawan 70 Cukup Tingg
89. Bayu Arya Sedang 63 Tinggi/ Setuju
90. Joko Susilo Sedang 63 Tinggi/ Setuju
91. Eno Prastyo Ramadhan Sedang 64 Tinggi/ Setuju
92. Januar Prasetyo Sedang 60 Tinggi/ Setuju
93. Gama Darmaputra Sedang 60 Tinggi/ Setuju
94. Supriadi Sedang 43 Cukup Tingg
95. Suryo Hadi Sumitro Sedang 73 Sangat Tingg
96. Ardhana Cahaya H. Kurang Rawan 55 Tinggi/ Setuju
97. Kasdiono Kurang Rawan 55 Tinggi/ Setuju
98. Wibi Setiawan Rawan 71 Sangat Tingg
99. Ilham Budi R Rawan 71 Sangat Tingg
100. Wiyudha Betha Dinaragis Kurang Rawan 68 Sangat Tingg
101. Muh. Choiril Anwar Kurang Rawan 74 Sangat Tingg
102. Hasyimi Rafsanjani Kurang Rawan 68 Sangat Tingg
103. Yogiswara ManitiscAomji mi t tSoeduansger 54 Tinggi/ Setuju
104. Aji Christian Sedang 62 Tinggi/ Setuju
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a2c
7.id

105. Karsini Sedang 61 Tinggi/ Setuju


106. Erwan Nugroho Rawan 60 Tinggi/ Setuju
107. Nimas Nastiti Putri Sedang 48 Cukup Tingg
108. Sri Sulastri Sedang 54 Tinggi/ Setuju
109. Fatoni Sedang 55 Tinggi/ Setuju
110. Anton Robani Sedang 54 Tinggi/ Setuju
111. Farah Rachmawati Sedang 55 Tinggi/ Setuju
112. Gandung Jayadi Sedang 59 Tinggi/ Setuju
113. Savitri Ayuningtyas Sedang 57 Tinggi/ Setuju
114. Riandika Argatya Rawan 56 Tinggi/ Setuju
115. Rifqi Galih Sedang 57 Tinggi/ Setuju
116. Tri Febriyanto Sedang 55 Tinggi/ Setuju
117. Dewi Ayu Pitaloka Sedang 56 Tinggi/ Setuju
118. M. Arief Fathurochman Sedang 57 Tinggi/ Setuju
119. Henrian Rizki P. Sedang 56 Tinggi/ Setuju
120. Cynthia Purnama Rawan 65 Tinggi/ Setuju
121. Radit putra Widi Sedang 61 Tinggi/ Setuju
122. Zuvita Nurul Sedang 50 Cukup Tingg
123. Yohana Savitri Sedang 70 Sangat Tingg
124. Darwito Sedang 46 Cukup Tingg
125. Anggi Murtiningrum Sedang 55 Tinggi/ Setuju
126. Monita Silvia Anggraini Sedang 56 Tinggi/ Setuju
127. Rizky Fatmala Furi Sedang 59 Tinggi/ Setuju
128. Artika Windianarti Sedang 60 Tinggi/ Setuju
129. Sayekti Hadiati Rawan 70 Tinggi/ Setuju
130. Taufan Dwi J. Rawan 72 Tinggi/ Setuju
131. Nanik Galih Rawan 70 Tinggi/ Setuju
Sumber: Analisis data Tahun 2014

Berdasarkan data tabulasi kuesioner di atas, maka dapat

dihasilkan rentang tingkat sikap masyarakat te rhadap

upaya

pengurangan dampak banjir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

tabel tingkat skala sikap masyarakat terhadap upaya pengurangan

dampak banjir sebagai berikut:

Tabel 50. Tingkat skala sikap masyarakat tentang upaya


pengurangan dampak banjir
Tingkat Tingkat
No Frekuensi Persentase (%)
Kerawanan Sikap
1. Rawan Sangat tinggi 8 6,11
Tinggi 12 9,16
Cukup tinggi 7 5,34
2. Sedang Sangat tinggi 9 6,87
Tinggi 68 51,91
C u k up
c o m m it t ot i ng 7 5,34
3. Kurang Sangat tinggi 5 3,82
Rawan Tinggi 11 8,40
Cukup tinggi 4 3,05
Jumlah 131 100
Sumber: Masyarakat Kecamatan Baureno
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masyarakat

dengan tingkat kerawanan “sedang” memiliki tingkat sikap yang

tinggi terhadap upaya penaggulangan dampak banjir yaitu


mencapai
51,91%. Hal ini berbeda dengan kondisi yang
da di tingkat
a kerawanan “rawan” dan “kurang rawan” yang
asing- masing
m prosentase tertinggi adalah 9,61% dan 8,40%.
Latar
masyarakat yang bervariasi mempengaruhi tingka
belakang t
masyarakat. Seperti halnya tingkat kerawanan terhadap
pemahaman
masyarakat yang idealnya semakin tinggi resiko benca
bencana banjir
masyarakat untuk penanggulanganya juga semakin
na, maka sikap
ting Kecamatan Baureno pada umumnya memiliki
gi. Masyarakat
sika terhadap potensi dan dampak banjir yang
p yang tinggi
hampir te
rjadi sepanjang

tahun. Sehingga dikarenakan mayoritas masyarakat berada pada

wilayah dengan tingkat kerawanan “sedang” maka pada wilayah

itulah mereka memiliki tingkat sikap yang tinggi terhadap dampak

bencana banjir. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

masyarakat memiliki sikap yang tinggi terhadap upaya pengurangan

dampak banjir, khususnya berada pada tingkat wilayah kerawanan

“sedang”.
commit to user
3) Tindakan Masyarakat Terhadap Upaya Pengurangan

Dampak Banjir

commit to user
Tindakan masyarakat terhadap upaya pengurangan dampak banjir

bisa diketahui melalui beberapa tahapan yaitu: a). Usaha atau cara

responden dalam menjaga kelestarian lingkungan, b). Pelaksanaan

upaya pengurangan dampak banjir, c). Upaya – upaya dalam mengurangi

dampak banjir. Untuk lebih lengkapnya dapat di lihat pada penjelasan di

bawah
a) ini.
Usaha atau cara responden dalam menjaga kelestari

Usaha dalam menjaga kelestarian lingkungan an lingkungan

me rupakan upaya

yang sangat penting atau pokok dalam mengurangi dampak banjir.

Maka usaha-usaha apa saja yang dilakukan t daerah banjir

masyaraka untuk menjaga kelestarian lingkungan pada tabel 51

dapat dilihat berikut:

Tabel 51. Upaya atau cara responden dalam kelestarian


menjaga
lingkungan Tingkat
Kerawana
No Jawaban Frekuensi
Sedang

2. Tidak membuang sampah 39 Sedang


sembarangan
3. Tidak menebang pohon 22 Kurang
sembarangan / tebang pilih Rawan
4. Tanggulnya dipertinggi 10 Rawan
5. Membedakan sampah organik 1 Sedang
dengan non organik
6. Menumbuhkan kader-kader muda 1 Sedang
di lingkungan setempat (sebagai
penggerak kelestarian lingkungan
hidup).
7. Edukasi pada khalayak umum 1 Kurang
tentang bahaya banjir Rawan
8. Menjaga kebersihan 3 Rawan
9. Menanam tanaman di tanggul 8 Sedang
sungai
10. Menggali dcaosmarmitstuonguasei r agar 9 Kurang
Rawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a3c
0.id

Jumlah 131
Sumber: Masyarakat Kecamatan Baureno

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan tentang upaya pelestarian lingkungan sangat tinggi.

Sebagai bukti terdapat beberapa responden mampu menyebutkan

berbagai macam

jawaban yang bervariasi yaitu dengan melaksanakan penanaman

seribu pohon (reboisasi) sampai pada menggali dasar sungai agar

semakin dalam dan tidak banjir. Masyarakat sa jika usaha

mera tersebut membawa dampak bagi lingkungan tinggal mereka

tempat yaitu dapat menanggulangi banjir.

b) Pelaksanaan upaya pengurangan dampak banjir

Pengetahuan diatas merupakan usaha kognitif tuk

un mengetahui t

jawaban tentang sejauh mana pengetahuan tentang sebab

masyaraka dan dampak yang timbul akibat banjir. ner

Untuk kuesio selanjutnya

kecenderungan

atau kemauan masyarakat untuk melakukan usaha pengurangan

dampak banjir, yaitu pada tabel 52 berikut:


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a3c
1.id

Tabel 52. Pelaksanaan dalam upaya pengurangan dampak banjir

Tingkat
No Pilihan Jawaban
Frekuensi Kerawana
Sedang
1. Meninggikan pondasi rumah 31 Sedang
2. Penyuluhan petugas kesehatan 18
sebelum dan sesudah banjir Kurang
3. Membuat rak dari bambu, 26 Rawan
mengungsi di sekolah- sekolah
terdekat, membuat atap dari cor
semen Rawan
4. Membuang sampah pada 3
tempatnya dan
melakukan Rawan
penghijauan disekitar rumah.
5. Membuat tanggul sederhana 3 Rawan
dipinggir sungai
6. Melakukan pelestarian lingkungan, 3
seperti menjaga
kebersihan lingkungan Sedang
sekitar dari
Membuat sampah organik rumah
gubuk didepan 15 Rawan
8. Membantu pemerintah dalam 10 Kurang
9. mengeruk dasar sungai (agar dalam 8 Rawan
dan tidak banjir)
Mengikuti penyuluhan, ini karena Sedang
10. kewajiban 15
Jumlah 131
Sumber: Masyarakat Kecamatan Baureno

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian

besar dari responden telah melakukan usaha dalam mengurangi

dampak banjir. Berbagai variasi jawaban telah dijabarkan

responden. Upaya dalam mengurangi dampak banjir


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a3c
2.id

Kuesioner selanjutnya merupakan tindak lanjut dari

kuesioner sebelumnya yaitu kemauan dan kecenderungan

masyarakat untuk berbuat. Maka kuesioner ini menjelaskan tentang

penerapan upaya pengurangan dampak banjir yang dilakukan oleh

masyarakat di Kecamatan Baureno, dapat dilihat pada tabel 53

berikut: Tabel 53. Upaya Dalam Pengurangan Dampak

No Pilihan Jawaban
Frekuen
Tingkat
si
1. Penyuluhan kepada masyarakat 1 Kerawanan
2. Penghijauan 12 Sedang
3. Pembuatan rak 17 Sedang
4. Pembenahan atap rumah 11 Sedang
5. Meja ditumpuk- tumpuk 9 Sedang
6. Membuat perahu sederhana/ 24 Rawan
membuat gethekan (perahu) dari Rawan
bambu sederhana
7. Bersiap- siap menghadapi banjir 1
8. Semakin tahu tentang upaya 1 Sedang
pengurangan dampak banjir Sedang
9. Mempertinggi tanggul Banjir
sungai/ 3
tangkis Rawan
10. Persiapan obat- obatan 13
Sedang
Rawan
yang lebih tinggi
12. Membuat gubuk untuk tempat 9 Kurang
berlindung Rawan
13. Pindah rumah lebih tinggi dari 5 Kurang
Bengawan Solo Rawan
14. Membuang sampah pada TPA 5 Rawan
(Tempat Pembuangan Akhir)
15. Menjaga kelestarian lingkungan 1 Sedang
16. Membuat saluran air/ membuat 1 Sedang
sumur resapan /membuat gorong-
gorong.
17. Melakukan pelatihan pengungsian. 8 Rawan
(upaya penyelamatan diri).
18. Membuat tanggul dari pasir 4 Rawan
ditempatkan di kantong yang terbuat
dari bahan plastik.
19. Menyimpan surcaotm-smuriat 3 Sedang
ttopeunsteinr g Sumber: Masyarakat Kecamatan Baureno
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa

masyarakat Kecamatan Baureno dalam melaksanakan upaya

pengurangan dampak banjir itu paling banyak melakukan pembuatan

perahu sederhana yang terbuat dari bambu. Hal ini memiliki fungsi

sebagai sarana dalam penyelamatan (mengungsi) jika banjir

yang menjawab
datang nantinya. tersebut
Respondenyaitu berjumlah 131 orang

kedua adalah pembuatan rak bertingkat yang juga terb. Upaya yang

hal ini berfungsi untuk menyimpan baranguat dari bambu,

(meletakka agar tidak terkena/ terendam air banjir. n ) lebih tinggi

Temuan Penelitian

a) Pengetahuan masyarakat terhadap upaya

pengur banjir angan dampak

Pengetahuan masyarakat terhadap upaya

pengu banjir itu tinggi, yakni masyarakat tidak rangan

hanya menj dampak awab

tahu saja

tetapi masyarakat mampu menguraikan dan menjabarkan beberapa

jawaban yang bervariasi yang berkaitan dengan jawaban kuesioner

serta menunjukkan bukti nyata jika mereka telah melakukan

upaya pengurangan dampak banjir. Masyarakat mendapatkan

informasi tentang upaya pengurangan dampak banjir tersebut dari

penyuluhan atau sosialisasi dari perangkat desa.

commit to user
b) Sikap Masyarakat dalam Upaya Pengurangan Dampak Banjir

Adanya Pengetahuan yang tinggi dari masyarakat

seimbang

dengan sikap masyarakat yang tinggi juga. Sikap tersebut terbukti

commit to user
dari adanya variasi jawaban dalam wawancara yaitu responden

banyak yang memilih setuju dan juga memberikan alasan yang tepat

dan mendasar. Masyarakat juga aktif mengikuti penyuluhan yang

diadakan oleh perangkat desa. Masyarakat merasa atau percaya jika

dengan adanya penyuluhan dan penerapan teknik dalam upaya

dampak banjir akan memberikan manfaat yang besar


pengurangan

pa masyarakat, juga dapat menghilangkan sikap da

yan menyembuhkan penyakit psikis dan mental pasca kehidupan g

benca pasrah dan na.

c) Tindakan Masyarakat dalam Upaya Pengurangan mpak Banjir

da Tindakan masyarakat terhadap upaya angan dampak

pengur elakukan upaya

banjir juga tinggi. Kecenderungan masyarakat untuk minginan untuk

pengurangan dampak banjir karena didorong ken kerugian

mendapatkan kehidupan yang layak dan bisa menekadari

3. Implementasi Pembelajaran di Sekolah

Hasil penelitian mengenai wilayah tingkat kerawanan banjir dan

persepsi masyarakat terhadap upaya pengurangan dampak banjir nantinya

dibuat produk pembelajaran. Pengemasan komponen pembelajaran yang

disusun secara komprehensif yang dikenal sebagai Subject Specific

Pedagogy (SSP). Produk inilah yang akan dijadikan sebagai bahan ajar

kontekstual dan berbasis scientific approach. Namun dalam


commit to user
pengemasanya tidak seluruhnya hasil penelitian ini dimuat dalam bahan ajar,

namun diseleksi terlebih dahulu agar sesuai dengan kapasitas anak didik

kelas VII SMPN 2

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a3c
5.id

Baureno. Untuk lebih jelasnya hasil penyusunan produk pembelajaran

SSP dapat dilihat pada lampiran 6, 7 dan 8 yang terletak paling belakang

penyusunan tesis ini.


C. Pembahasan

1. Tingkat Kerawanan Banjir

Kecamatan Baureno mempunyai topografi berupa daerah perbukitan

dan daerah dataran rendah yaitu 89,85% berada pada ketinggian dibawah

26 mdpl and 10,15% berada pada ketinggian datas 26 mdpl. an


Deng
kemiringan
0 - 3% dengan areal seluas 5.416,5 ha di wilayah
antara ini mengalami
ntasi yang tinggi di sepanjang Sungai Bengawan Solo
sedime rena kecepatan
ka ungai yang rendah. Sungai utama yang melintasi
aliran s matan Baureno
Keca Bengawan Solo. Sungai ini terutama
adalah airnya untuk
dimanfaatkan an irigasi dan keperluan air bersih
keperlu di Kecamatan
bagi penduduk
Bauren rainase utama
o. Selain itu sungai ini juga berfungsi sebagai d
Kecam air pada saat
atan Baureno. Permasalahan utamanya adalah luapan
hujan. o, Kecamatan
Seperti pada umumnya daerah di sekitar Bengawan Sol
Baureno juga mengalami bencana banjir akibat meluapnya air sungai tersebut.

Pada pembahasan sebelumnya diketahui bahwa Kecamatan Baureno

memiliki 3 kategori kerawanan bencana banjir yang tersebar hampir di

setiap wilayahnya. Kategori tersebut adalah kurang rawan yang menguasai 8

satuan medan, kategori sedang menguasai satuan medan sebanyak 11

sedangkan kategori rawan menguasai sebanyak 5 satuan medan. Kategori

wilayah rawan bencana banjir diketahui dengan menggunakan metode


scoring/ pengharkatan. Termasuk kategori rawan apabila masuk kelas skor 4,

kategori sedang apabila masuk skor 3, sedangkan kategori kurang rawan

menempati kelas skor 2.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a3c
6.id

Kategori tingkat kerawanan bencana banjir di Kecamatan

Baureno Kabupaten Bojonegoro secara detil dapat di jelaskan sebagai berikut:

a. Tingkat Kerawanan Kurang

Pada wilayah dengan tingkat kerawanan kurang rawan terdapat

8 karakter satuan medan yaitu: B-F4-Tgl, C-F4-Ht, C-F4-Tgl, D-F4-TK,

D- S1-
Tgl, E-S1-Tgl, F-S1-TK dan F-S1-Tgl. Pada ini

mencapai
wilayah katan luas yang kecil yaitu sekitar 5% dari

tingtotal wila reno. Untuk menentukan tingkat kerawanan yah


Kecamatan
ini diperol gharkatan dengan nilai skor 2. Pada
Bau eh dengan
carawilayah ini di

penpografi yang cenderung lebih tinggi. Berdasarkan analisi dominasi


pada
at diketahui bahwa ketinggian pada wilayah ini cukup
to s satuan
medan
ara 14- 26 sampai 66- 78 mdpl. Walaupun ada beberapa

dapnggian rendah namun wilayah dengan tingkat kera bervariasi


yaitu
ominasi oleh tingkat wilayah tinggi. Hal ini akan mempe
ant yang berada
di

keti wanan
kurang

did ngaruhi
bentuk

lahan berupa teras bawah dan teras atas yang menyebabkan

wilayahnya kurang berdampak dengan bencana banjir. Tutupan lahan

yang ada di wilayah ini didominasi oleh tegalan, hutan dan tanah kosong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a3c
Dilihat dari sisi administratif wilayah dengan tingkat
7.idkerawanan

kurang berada di Desa Gunungsari, Desa Gajah bagian selatan, Desa

Sumuragung bagian utara, Desa Blongsong bagian utara, Desa

Sraturejo bagian utara, Desa Pasinan bagian selatan dan Desa Banjaran

bagian timur. Desa Gunungsari memiliki kenampakan yang unik,

dikarenakan

memiliki bentuk lahan berupa perbukitan antiklinal yang tidak


ditemukan
pada wilayah yang lain. Perbukitan antiklinal merupakan pegunungan

yang tersusun dari batuan plastis, terjadi atas unit-unit punggung

lipatan. Jenis batuan bentuklahan ini termasuk gamping yang memiliki

tingkat infiltasi tinggi terhadap air. Wilayah ini diduga merupakan satu

kawasan jajaran perbukitan kapur utara yang sering disebut Pebukitan

Kendeng.
ngan demikian wilayah ini termasuk kategori aman De

apabila
cana terjadi
banjir, karena karakteristik yang mudah melol

benayahnya berada pada ketinggian yang cenderung lebih ti oskan air


dan
andingkan dengan wilayah yang lain.
wil nggi dan
curam
gkat Kerawanan Sedang

dib Pada tingkat kerawanan sedang wilayah Kecamatan

b. Tinndominasi yaitu mencapai sekitar 87% dari total keselu

dasarkan kajian di tiap satuan medan Kecamatan BaurBaureno cukup

meanyak 11 satuan medan yaitu: A-F3-Pmk, A-F3-Sw, A ruhan


wilayah.

Ber eno
memiliki

seb -F3-Tgl, B-
F3-

Kb, B-F3-Pmk, B-F3-Tgl, B-F4-Pmk, C-F3-Pmk, C-F3-Tgl, C-F4-


Pmk

dan D-F4-Pmk. Wilayah kerawanan sedang ini memiliki ketinggian

yang cukup bervariatif yaitu antara 1- 13 sampai 40- 52 mdpl. Ketinggian

menjadi indikator utama untuk menganalisis wilayah kerawanan,

karena berhubungan dengan laju karakteristik air yang berada di


commit to user
ketinggian rendah. Bentuk lahan yang berada di wilayah kerawanan

sedang adalah dataran alluvial dan teras bawah. Bentuk lahan tersebut

di simbolkan dengan F3 dan F4, yang menujukkan wilayah dengan

ketinggian yang relatif sama datar. Selain itu karakteristik tutupan

lahan pada wilayah

commit to user
kerawanan sedang cukup bervariasi yaitu: pemukiman, sawah, tegalan

dan kebun. Namun tutupan lahan di wilayah ini didominasi dengan

pemukiman sehingga dampak bencana banjir cukup besar.

Secara administratif cakupan wilayah kerawanan tingkat sedang

cukup besar yaitu: Desa Drajat, Desa Banjaranyar, Desa Ngemplak,

Desa
ngsong
Blo bagian selatan, Desa Karangdayu, Desa P omahan,

Desa
mbung Lor, Desa Kauman, Desa Balireno, Desa Tojalu,

Sesa Bumiayu, Desa Tulungagung, Desa Selorejo, De Desa


Baureno,
ian selatan, Desa Sumuragung bagian selatan dan De
De sa
ian utara. Tingkat kerawanan sedang memiliki nilai
Tlogoagung

unakan untuk menentukan kelas kerawanan bencana


bag sa
Gunungsari
narik garis tingkat kerawanan tidak bisa disesu
bag skor 3,
mnistrasi desa, karena variable tingkat kerawanan yang
yang

digte an, penggunaan lahan, kemiringan lereng, genangan banjir.


Dalam
a
me aikan
dengan

ad rdiri dari
curah

huj ir dan
kejadian

banjir. Sehingga tingkat kerawanan memiliki persebaran yang

berbeda- beda di tiap desa dengan berbagai karakteristik perlakuan

yang berbeda pula.

commit to user
c. Tingkat Rawan

Tingkat kerawanan bencana banjir menggunakan mapping unit

berupa satuan medan, hal ini memudahkan untuk menganalisis

karakteristik medan terutama dalam pengambilan sample untuk data

banjir secara fisik, klimatologis dan sosial. Setelah dilakukan penelitian

lapangan satuan medan Kecamatan Baureno berjumlah 24. Dari total

24 satuan

commit to user
medan tersebut yang dikategorikan daerah rawan banjir ada 5 satuan

medan yaitu A- F1-Pmk, A-F1-Sw, A- F1-Tgl, A-F2-Sw dan B-F1-

Pmk. Berdasarkan bentuk lahan tersebut dapat dipastikan bahwa kategori

rawan didominasi oleh bentuk lahan dataran banjir karena berasosiasi

langsung dengan sungai utama yang menjadi penyumbang luapan

banjir.
ebut adalah Bengawan Solo yang
Sungai
membawa dampak ters

njir tidak
ba a lahan
hanyapermukiman namun juga pada lahan sawah

pad dan Secara administratif wilayah yang masuk


tegalan.
kategori
rawan bencana
jir adalah Desa Kalisari, Desa Tanggungan, Desa L
ban ebaksari,
Desa
dungsari dan Pucangarum bagian utara. Dilihat dari lua

Karah rawan bencana kurang lebih menempati 8 % dari lua s


wilayahnya
ebar sepanjang Bengawan Solo. Kaitannya dengan ju
dae s wilayah
yang
antung dengan besarnya jumlah debit air yang mel

ters
ngai. Sepanjang tahun wilayah ini dapat dipastikan men mlah
kerugian

terg alui
sempadan

su jadi
langganan

banjir karena bentuk lahan yang menjadi rumahnya


air.

2. Persepsi Masyarakat terhadap Upaya Pengurangan Dampak Banjir

a. Pengetahuan Masyarakat terhadap Upaya Pengurangan Dampak Banjir

commit to user
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan

tabulasi dan analisis frekuensi, maka dapat diketahui bahwa secara

umum pengetahuan masyarakat Kecamatan Baureno tentang upaya

pengurangan dampak banjir itu tinggi. Pengetahuan masyarakat yang

tinggi tersebut tidak didukung oleh pendidikan yang tinggi, yakni

banyak dari warga hanya lulusan SD. Hal ini terbukti dari hasil

presentase pada tingkat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a4c
0.id

pengetahuan masyarakat Kecamatan Baureno tentang usaha

pengurangan dampak banjir yaitu hampir 92% masyarakat memiliki

kemampuan yang tinggi.

Menurut Lakhar Bakornas PB (2007) Salah satu penyebab

timbulnya bencana di Indonesia adalah kurangnya pemahaman terhadap

karakteristik
aman bencana. Hal ini dibuktikan dengan adanya us anc

aha-usaha
h msyarakat
yang lakukan untuk mengurangi dampak ban

telaghujan tiba. Teknik yang masyarakat lakukan itu merjir jika musim

penkti bahwa masyarakat tidak hanya tinggi dalam pe upakan


sebuah
mahaman saja tentang pengurangan dampak banji
bu ngetahuan
dansyarakat mampu menerapkan pengetahuan serta pema

pe am sebuah usaha nyata untuk kehidupan masyarakat seh r, tetapi


juga
Berdasarkan hasil wawancara, banyak informasi y
ma haman
tersebut
responden, baik masyarakat biasa, tokoh agama
maupun
dal ari-
hari.

ang didapatkan

dari
perangkat

desa bahwa sebagian besar masyarakat desa mendapatkan

pengetahuan tentang pelestarian lingkungan serta upaya pengurangan

dampak banjir itu dari pengalaman masa lampau serta ditambah dengan

adanya penyuluhan dari perangkat desa. Dari adanya penyuluhan tersebut

membuat masyarakat desa semakin tahu dan paham tentang tata cara dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a4c
penerapan dalam melaksanakan pelestarian lingkungan0.id
dan upaya

pengurangan dampak banjir.

Pengetahuan umum yang masyarakat peroleh dari pengalaman

sehari-hari serta adanya penyuluhan dari desa ini terkadang belum


bisa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a4c
1.id

menghilangkan kepercayaan yang masih melekat pada pemikiran

masyarakat sendiri. Sebagai bukti contoh yaitu jika ada orang masuk

desa ini, percaya atau tidak wajib untuk berpamitan dengan “penghuni”

desa atau sungai tersebut (makhluk yang tidak kasat mata). Masyarakat

percaya dengan adanya hal-ha mistis seperti itu, jika setiap tempat itu

memiliki
unggunya
pen dan wajib untuk tidak mengusik dan

bahkan
nghormatinya. Masyarakat beranggapan bahwa didunia

menusia saja yang tinggal, ternyata ada makhluk lain y ini tidak
hanya
eliling kita yang tinggal di dunia lain. Penghormatan t
ma ang tinggal di
a membuang uang receh (logam) dengan nominal berapa
sek ersebut
a
denganini memiliki tujuan untuk meminta ijin kepada pem

carngawan Solo untuk datang ke tempat tersebut. saja ke


sungai,
Menurut Azwar (1988) bahwa kebudayaan memp
car ilik air
Sungai
ar terhadap pembentukan sikap. Kebudayaan telah

B mena
e

unyai pengaruh

bes namkan
garis

pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah dan kebudayaan juga telah

mewarnai sikap anggota masyarakatnya. Bencana banjir yang sering

datang dan menggenang wilayah kecamatan Baureno ini merupakan

hal yang sudah biasa bagi masyarakat desa. Musibah yang sering terjadi

pada musim penghujan ini, tidak membuat masyarakat untuk tetap


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a4c
2.id
pasrah dan tidak berbuat apapun untuk menanggulanginya. Meskipun

banjir ini sudah tidak dapat di tanggulangi atau dicegah, tetapi setidaknya

masih bisa dikurangi dampaknya. Pernyataan tersebut terlontar dari

sebagian responden yang diwawancarai . Hal ini dikarenakan banjir

yang datang

commit to user
bukan merupakan banjir yang berakibat dari adanya kerusakan

lingkungan sekitar atau ulah masyarakat sekitar desa saja, tetapi banjir ini

juga datang karena merupakan banjir kiriman dari daerah hulu atau bisa

juga air kiriman dari Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Jawa Tengah.

Masyarakat tahu dan paham tentang upaya pengurangan dampak

banjir yakni dengan menjaga kelestarian lingkungan, tet api

masyarakat
asa usaha ini masih belum sepenuhnya bisa menang

merihat sendiri penyebab banjir tidak hanya karena ada gulangi


banjir,
kungan saja tetapi karena curah hujan yang tingg
mel nya
ghujan. Didukung pula wilayah kecamatan Baureno
kerusakan

ling rah hilir yang berdataran rendah sehingga rawan i pada musim

pen dampak ini


merupakan
daerah hulu. Daerah hulu termasuk beberapa d
dae (imbas)
banjir
upaten Bojonegoro yaitu beberapa kabupaten di Jaw

darierapa kabupaten di Jawa Timur yang dilalui oleh su aerah


sebelum

kab a Tengah
dan

beb ngai
Bengawan

Solo (BPBD: 2008). Dari beberapa penyebab tersebut memunculkan

berbagai pendapat para responden, bahwa banjir ini tidak bisa

ditanggulangi dan dicegah keberadaannya, tetapi hanya dikurangi

dampaknya agar tidak banyak kerugian yang ditimbulkan dari


commit to user
bencana banjir tersebut.

Bencana banjir terjadi pada bulan akhir dan awal tahun yaitu

bulan Desember, Januari serta Pebruari merupakan bulan yang memiliki

curah hujan tertinggi dalam kurun waktu 1 tahun. Masyarakat

Kecamatan

Baureno juga sudah mengetahui sejak dulu jika pada bulan itu,
mereka

commit to user
mulai siap siaga jika air banjir tersebut datang dan akan merusak

permukiman serta lahan pertanian. Maka sebelumnya masyarakat

telah melakukan banyak cara antisipasi untuk tidak terlalu banyak

kerugian yang ditimbulkan dari bencana tersebut. Jika bencana banjr

tersebut tidak bisa dipungkiri datangnya, maka masyarakat hanya

bersikap
ma akan nasib. Sikap pasrah
seperti itu membuat masyaraka
dan teri

t kadang
in dengan
tidak adanya keberhasilan suatu usaha dalam

yakmeng jir. urangi


dampak
Usaha pemerintah kecamatan dan perangkat desa d
ba
n salah tersebut adalah dengan melakukan penyuluhan y

alai desa, juga datang ke rumah warga. Hal ini b alam mengatasi

mamberikan informasi kepada masyarakat berupa pen ang


bertempat
mahaman tentang pentingnya menjaga kelestarian
dib ertujuan untuk
ling ya pengurangan dampak banjir, bahkan sebagai
me getahuan
serta
m

pe kungan
dalam

upa otivator
dalam

meyakinkan masyarakat yang masih terganggu psikis dan mentalnya

seperti trauma,takut, dan gelisah jika banjir datang lagi. Selain itu

masyarakat yang kurang tahu tentang bentuk usaha dalam mengatasi

kerugian dari dampak banjir seperti langkah sebelum datang banjir,

waktu banjir, dan sesudah banjir menjadi paham dan diharapkan bisa
commit to user
menerapkannya dalam kehidupan.

Usaha yang dilakukan oleh pemerintah kecamatan dan

perangkat desa diatas merupakan sebagian kecil dari upaya

pengurangan dampak

banjir, dan disini masyarakat sebagai subyek (pelakunya). Nampak


bukti

commit to user
dari keberhasilan tersebut yakni masyarakat yang memiliki pendidikan

rendah seperti SD juga memiliki pengetahuan yang tinggi tentang

upaya pengurangan dampak banjir, termasuk di dalamnya upaya dalam

pelestarian lingkungan dan teknik dalam menekan kerugian, baik

secara riil maupun finansial.

Pengetahuan yang masyarakat peroleh itu diaplikasikan melalui

suatu perubahan pada setiap tahunnya. Pada banjir aw al tahun


2008
syarakat kurang begitu siap menghadapi banjir, karen
ma a banjir
gat besar dan hampir 10 tahun tidak terjadi banjir sebe
datang

sanang tiba-tiba pada dini hari ketika masyarakat tertidur lel sar ini.
Banjir
09 masyarakat sudah mulai siap menghadapi banjir, kar
dat ap. Pada
sa mengaplikasikan teori dari sosialisasi sehingga pad
tahun

20 urat, langkah pertama yang masyarakat ambil adalah ena


masyarakat
pat yang lebih tinggi dan kedesa yang tidak terkena
bi a saat
tanggap

dar mengungsi
ke

tem banjir.
Untuk

tahun-tahun berikutnya masyarakat di wilayah kecamatan Baureno

lebih siap dalam menghadapi banjir, karena masyarakat sudah melakukan

upaya pengurangan dampak banjir sebelum banjir .

Masyarakat di Kecamatan Baureno tidak hanya menguasai atau

mengerti tentang upaya pengurangan dampak banjir, tetapi juga


commit to user
mengerti dan paham tentang fungsi , manfaat,serta dampak positif dan

negatif dari adanya Bengawan Solo tersebut dalam kehidupan mereka.

Seperti manfaat dari sungai Bengawa Solo yaitu sebagai sarana

transportasi air,

sebagai sarana irigasi untuk pengairan lahan sawah masyarakat, dan


jika

commit to user
air dalam skala kecil ini sangat bermanfaat dalam menunjang

aktifitas sehari-hari, tetapi jika air datang dalam skala besar dan banyak ,

maka ini yang dapat menyebabkan bencana dan membawa kerugian

dalam kehidupan orang disekitar. Hal ini membuat semakin yakin

bahwa masyarakat di kecamatan Baureno memiliki pengetahuan dan

pemahaman
g mumpuni tentang daerah yang rawan akan bencana ba yan

njir.Sikap Masyarakat terhadap Upaya Pengurangan Damp

b. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dengaak


Banjir
ulasi dan analisis frekuensi, maka dapat diketahui bahw
n menggunkan
kap masyarakat Kecamatan Baureno terhadap
tab a secara
umum upaya

si mpak dampak banjir itu tinggi. Sikap mereka yang


pengurangan
ya pengurangan dampak banjir tersebut seperti halnya p
da tinggi
terhadap
a sub pengetahuan diatas, yaitu sikap mereka yan

upaukung oleh pendidikan mereka yang tinggi yakni bany ada


keterangan

pad g tinggi
tidak

did ak dari
mereka

hanya lulusan SD. Hal ini terbukti dari hasil persentase pada skala

sikap masyarakat desa terhadap usaha pengurangan dampak banjir yaitu

hampir 88% masyarakat memiliki kemampuan yang tinggi.

Pengetahuan masyarakat yang tinggi seimbang dengan sikap


commit to user
yang antusias terhadap upaya pengurangan dampak banjir yaitu dengan

mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh pemerintah kabupaten

melalui BPBD dan pemerintah kecamatan serta dibantu perangkat desa.

Penyuluhan tersebut biasanya berisi tentang manajemen bencana

yang

didalamnya berupa upaya dalam mengurangi dampak


banjir.

commit to user
Dari adanya penyuluhan tersebut membuat masyarakat semakin

yakin dengan melakukan usaha pengurangan dampak banjir akan

sedikit mengurangi kerugian yang diakibatkan dari banjir. Menurut

Kothadapani (dalam Middlebrook, 1974) bahwa sekali kepercayaan itu

telah terbentuk, maka akan menjadi dasar pengetahuan seseorang

mengenai
arapkan dan apa apa
yang tidak dapat
yangdiharapkan dari
dapat dih

obyek
ngantertentu.
demikian, interaksi serta prediksi akan pengalaman

Den lebih mempunyai arti dan keteraturan. Masyarakat ju dimasa datang

akausias untuk datang mengikuti acara penyuluhan tersga banyak yang

antkukan wawancara kepada sebagian responden yaitu b ebut. Setelah

dilaeka ingin menambah ilmu dan pengalaman. Tetapi seb anyak diantara

mersyarakat tidak antusias untuk mengikuti program dariagian kecil dari

magan alasan yakni menyita waktu dalam bekerja dan desa tersebut,

denrmasi atau bertanya kepada tetangga yang sudah m bisa meminta

info engikuti acara

tersebut.

Dari adanya upaya pengurangan dampak banjir itu

membutuhkan biaya yang tidak sedikit, yaitu untuk membangun tanggul

secara permanen. Disini Pemeritah Kabupaten setempat sebagai

penyedia dana. Masyarakat yang mampu juga tidak segan mengelurkan

banyak biaya untuk membantu program pemerintah tersebut. Sehingga,

program itu masih berjalan sampai sekarang yaitu pembangunan

tanggul secara permanen yaitu berbahan beton dengan memperbaiki


commit to user
tanggul sederhana yang terbuat dari tanah. Masyarakat sekitar

merupakan tenaga penggerak

commit to user
yaitu dengan sukarela membantu proses pembangunan tanggul sungai

Bengawan Solo.

Sikap yang menunjukkan masyarakat begitu antusias nya

terhadap usaha melestarikan lingkungan desa adalah dengan

melaksanakan “minggu bersih”. Program desa ini dilakukan setiap hari

minggu
an sekali. Program yang
dalamdibuat ini merupakan
1 sal bul

ah gurangan
satu upayadampak banjir, ini merupakan hal yang

penkukan, selain untuk menjaga kelestarian lingkungan ag penting


untuk
a tetap menjaga kekompakan antar warga desa , teruta
dila ar tetap
ap dusun .
bersih

jug Tujuan utama dari adanya usaha pengurangan ma pada


warga
dampa uk mengurangi sikap masyarakat yang selalu
set
i pasra adap adanya takdir. Terbukti sebelum adanya

banjir b 08 dulu sering terjadi banjir dalam skala kecil, k banjir adalah

untwarga ti h dan
percaya

terh esar pada


tahun

20 dak
melakukan

upaya apapun untuk mengatasi hal tersebut dan hanya bersikap

pasrah bahwa bencana banjir yang terjadi ini merupakan takdir dari

Tuhan yang tidak bisa dielakkan atau dilawan lagi.

Menurut Kothadapani (dalam Midllebrook, 1974) bahwa


commit to user
komponen afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang

(atau merupakan sesuatu obyek sikap). Secara umum, komponen ini

disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan komponen

afektif ini,

banyak ditemukan oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai


sebagai

commit to user
hal yang benar bagi obyek yang dimaksud. Dari adanya usaha ini

diharapkan masyarakat untuk tidak gelisah dan takut jika datang

banjir, karena masyarakat telah dibekali beberapa pengetahuan dan

pengalaman bagaimana mengatasi suatu bencana. Dari adanya persiapan

tersebut setidaknya masyarakat merasa lebih tenang dan siap dalam

menghadapi
cana yangben
akan datang nanti.

Program-program yang telah dibuat pemerintah camatan dan

perke angkat desa ini merupakan suatu upaya untuk hilangkan


atau
meng ubah pemikiran masyarakat yang masih
mer tahankan
nilai memper masyarakatannya

keyaitu masih percaya dengan adanya ha u banjir ini l yang


mistis
datang karena Tuhan marah atau “penghu ngawan Solo
yait ni” dari sungai
juga memberi pelajaran. Pemikiran ini mbekalan
Be diganti
pengalaman serta pengetahuan umum agar leb
dengan

pe s dalam berfikir. Tidak hanya itu masyarakat yang ih rasional


dan

logi kadang
masih

mempertahankan nilai kemasyarakatannya yang lain, yaitu pada saat

banjir besar datang pada tahun 2008 tersebut, banyak warga yang

tidak mau mengungsi dan lebih memilih tinggal diatas atap rumah

masing- masing. Kelompok ini biasanya dari kaum laki – laki yang

menjaga rumah mereka dari penjarahan barang dan harta benda lain

yang biasanya terjadi pada malam hari. Selain di genting rumah, para
commit to user
kaum laki-laki ini lebih memilih tinggal di atas tanggul untuk menjaga

hewan ternak.

Adanya penyuluhan tersebut bertujuan untuk menghilangkan atau

merubah sikap masyarakat yang seperti diatas. Sebagai bukti pada


tahun

commit to user
2009 yaitu ketika terjadi banjir di musim penghujan, rata-rata dari

mereka lebih memilih mengungsi bersama anak istri dan keluarga yang

lain . Jadi, dengan adaya program pemerintah tersebut bisa membawa

dampak atau perubahan yang baik bagi masyarakat desa. Warga

masyarakat juga mengharap kepada pemerintah setempat (Kecamatan

Baureno)
makin meningkatkan kemajuan teknologi untuk
untuk up se

aya”early
peringatan
warning”atau “early alarming”, seperti jika ban

diniepatnya langsung diperingatkan melalui pesan singkat a jir akan


datang
ssage Service) “gateway”. Warga tidak perlu report unt
sec tau SMS
rmasi melalui pengeras suara mushola atau masjid. D
(Short

Me
arly alarming diharapkan dapat membantu dalam proses uk
memberikan
banjir akan datang, juga dapat mengurangi rasa tak
info engan
adanya
ik warga yang akan bersiap untuk mengungsi jika

e cana. Selanjutnya hal ini akan berdampak baik bagi peringatan


dini
war
saat ut, gelisah
dan

pan datang
bahaya

ben ga
.

Peran Pemerintah dalam menanggulangi bencana adalah

Kebijakan Pemerintah Pusat dalam mengalokasikan dana untuk

penanggulangan banjir di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Jawa Timur

meliputi: Penanganan Sungai Bengawan Solo secara menyeluruh,


commit to user
mulai dari pengerukan endapan sungai, Pembangunan tangkis, hingga

pembenahan DAS. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Gresik, Lamongan

dan Bojonegoro melakukan upaya penanggulangan banjir, dan

kabupaten Ngawi melakukan pengelolaan kawasan penyangga, sesuai

Perda Nomor 2 tahun 1996 yang memfokuskan pada kawasan sekitar

mata air dan pola

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a5c
0.id

pemanfaatan tanaman kayu dan penerapan jasa lingkungan (Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bojonegoro, 2011).

Termasuk didalamnya ada upaya dalam memberikan informasi

tentang adanya bahaya banjir. Melalui SMS ke perangkat desa dari

Pemerintah Kabupaten, sehingga disebarkan melalui sms dari perangkat

desagakepada
terutama
warketua RT pada setiap dusun.

c. Tindakan Masyarakat terhadap Upaya Pengurangan Dampak


Banjir
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan
menggunakan
dengan
tab a secara
umumulasi dan analisis frekuensi, maka dapat diketahui bahw

tin dakan masyarakat Kecamatan Baureno terhadap upay a


penguranagn
mpak banjir itu tinggi. Tindakan masyarakat yang tinggi
da terhadap
upayagurangan dampak tersebut seperti halnya pada ke

penngetahuan” dan “sikap” diatas, yaitu sikap masyarak terangan


pada
k didukung oleh pendidikan yang tinggi pula yakni ban
”pe at yang tinggi

tida yak dari


warga

hanya lulusan
SD.

Tindakan masyarakat ini berupa upaya dalam pelestarian

lingkungan yakni beberapa upaya untuk mengurangi dampak banjir.

Pengetahuan tentang upaya yang dilakukan masyarakat tersebut dilakukan

karena sudah turun temurun (dari nenek moyang). Dari hasil wawancara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a5c
0.id
terhadap responden, bahwa masyarakat yang rumahnya dekat dengan

Sungai Bengawan Solo sudah sadar tentang cara memelihara dan

menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini dilakukan dengan cara

menanam rumput atau tanaman di tepi tanggul sungai yang sederhana.

Dikatakan sederhana

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a5c
1.id

karena tanggul ini dibangun tidak menggunakan semen atau beton,

melainkan tanah biasa dan di tinggikan 2 – 3 m. Tanggul sederhana

tersebut dibuat hasil dari swadaya masyarakat desa.

Sejenis rumput dan tanaman kayu tertentu, ditanam ditepi

tanggul agar dapat mengikat tanah dan air, ini bertujuan agat tanah

tersebut
gerak, tergerus dan rusak jika terkena
tidak tekanan air (air ber

banjir).
adanya
Makapelestarian lingkungan tersebut bisa

dari mena nggulangi


dua
cana yaitu banjir dan longsor. Usaha pelestarian lingku
ben ngan yang
lain,
erti tidak membuang sampah pada sungai dan pengeruk

sepsa masyarakat belum ada pengaruh apapun terhad an dasar


sungai
kitar, jika musim penghujan tiba tetap saja debit air
dira ap
lingkungan
ambah sehingga menenggelamkan lahan sawah da

se ga. Tetapi masyarakat sadar dan tahu tentang upa Bengawan


Solo
ebut wajib dilakukan tidak hanya pada desa tetapi ju
bert n
permukiman

war ya
pelestarian

ters ga pada
daerah

perkotaan serta hulu sungai Bengawan Solo. Usaha tersebut meliputi

upaya penghijauan/ melaksanakan penanaman 1000 pohon (reboisasi),

membuang sampah pada tempatnya/ tidak membuang sampah

sembarangan, menjaga tanggul agar tidak longsor dengan menanami


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a5c
pohon atau tanaman rumput ditepinya dan menjaga kebersihan
2.idrumah.

Dalam melaksanakan upaya pelestarian lingkungan tersebut

masyarakat paham dan tahu tentang kondisi geografis dari desa

tempat tinggalnya ini. Jadi masyarakat bisa melakukan upaya dalam

menjaga

kelestarian lingkungan dengan menggunakan pedoman


keadaan

commit to user
lingkungan sekitar untuk penyesuaiannya. Dari hasil wawancara pada

responden, dapat disimpulkan bahwa masyarakat tahu dan paham

tentang ciri – ciri kondisi desa tempat tinggal mereka yang rawan

terhadap banjir. Bahkan responden juga menjawab jika desa tempat

tinggalnya merupakan desa yang terletak didaerah hillir, sehingga

datarannya
ungkiri jika banjir rendah.
akan menggenangMaka
sepanjang musim
tidak dip

nghujan
pe an pada
Desember, Januari, dan Pebruari.

bul Kecamatan Baureno merupakan salah satu

bupaten Bojonegoro yang berada di sepanjang daerahkecamatan di

Kangawan Solo, yang merupakan daerah dataran rendah. B aliran


sungai
ngalir dari selatan, menjadi batas alam dari Propinsi
Be engawan
Solo
mudian mengalir ke arah timur, disepanjang wilayah u

meonegoro. Bagian utara merupakan daerah aliran Sungai Jawa Tengah,

ke g cukup subur dengan pertanian yang ekstensif. Ka tara


kabupaten

Boj Bengawan
Solo

yan wasan
pertanian

umumnya ditanami padi pada musim penghujan dan tembakau pada

musim kemarau (Bojonegoro Dalam Angka 2013).

Ciri-ciri selanjutnya yaitu tanah yang tidak bisa menyerap air

atau permeabilitasnya rendah (daya serap terhadap air rendah).

Tanahnya berjenis alluvial yaitu tanah ini sebagian besar merupakan


commit to user
hasil pengendapan dari daerah lain. Terdapat pada topografi dataran

basin, aliran sungai, lembah dataran banjir, dan daerah kaki pegunungan.

Bahan induk tanah berasal dari daerah yang beraneka ragam

materialnya.

Warnah tanah kelabu, tekstur nya liat, struktur gumpal, konsentrasi


keras,

commit to user
permeabilitas rendah, dan peka terhadap erosi. Jenis tanah yang

kedua yaitu tanah grumosol yaang mempunyai perkembangan profil,

agak tebal, tekstur lempung berat, struktur kersai (granular) dilapisan atas

dan gumpal hingga pejal dilapisan bawah. Konsistensi bila basah

sangat lekat dan platis bila kering, sanagt keras dan tanah retak – retak ,

umumnya
alis, kejenuhan basa dan kapasitasbersifat
absorbs tinggi, alk

abilitas
perme
lambat
peka erosi. Sehingga, tidak salah jika

dan Bojonegoro ini


dikatakan
gan sebutan tanah bergerak karena ciri-ciri tanah yang
den terpapar
diatas in itu juga berpotensi untuk longsor (Bojonegoro

sela Dalam Pemahaman dan penilaian suatu wilayah Angka,


2013).
terutama b
agi masyarakat
a menjadi bagian penting dalam mengukur resiko ya
jug ng
diakibatkan
h banjir. Wilayah rawan banjir harus dapat dikaji dan

olesyarakat agar masyarakat selalu siap siaga dalam dipetakan


oleh

ma gurangi
resiko

aki
mengumpulkan,

mengelompokkan dan mengkaji informasi dirinya sendiri tentang

pemetaan dan resiko banjir merupakan kekuatan sekaligus potensi

yang dimiliki oleh masyarakat dalam mengatasi banjir (Sea Defence

Consultant: 2009). Beberapa karakteristik topografi atau kondisi fisik


commit to user
desa ini merupakan penyebab utama banjir, pada saat musim penghujan.

Selain itu masyarakat sering gelisah jika musim penghujan tiba, karena

takut tanggul akan jebol dan banjir akan meluap menggenangi

permukiman dan area persawahan. Maka pada tahun 2010, Pemerintah

Kabupaten Bojonegoro dibantu oleh Dinas atau Instansi terkait untuk

membangun tanggul yang

commit to user
terbuat dari beton. Pembangunan tanggul Sungai Bengawan Solo

yang permanen pada saat ini masih berlangsung dan baru sampai Desa

Pucang arum dan Desa Kadung Rejo.

Menurut Lakhar Bakornas PB (2007) Salah satu penyebab

timbulnya bencana di Indonesia adalah kurangnya pemahaman terhadap

karakteristik
aman bencana. Sering kali seolah – olah bencana terj anc

adi ,secara
sehingga
tiba-masyarakat kurang siap menghadapi nya,

tibaaki yak kerugian bahkan korban jiwa. Dari batnya


timbul
penyebab nimbulkan beberapa dampak yang
ban banjir
diatas cukup signif nimbulkan beberapa

meperubahan baik segi fisik, so kungan desa maupun ikan.


Bahkan
mental dari masyarakat desa sendi
me sial,
ekonomi,Menurut Bakornas Penanganan Bencana (2007),

ling da jir akan terjadi pada beberapa aspek penduduk,ri.

aspek pek ekonomi, aspek sarana prasarana dan aspekmpak bencana

ban
pemerintahan,

as ungan.
Setelah

dilakukan wawancara serta observasi lapangan diperoleh banyak

informasi tentang dampak dari adanya banjir yaitu dari segi fisik

yaitu rusaknya lahan sawah milik warga desa karena banjir menerjang

habis lahan persawahan dan menggenang selama hampir satu bulan


pada awal tahun 2008 tersebut. Selain itu kerugian material seperti

gagal panen karena tanaman padi yang siap panen diterjang ludes oleh

air banjir. Tidak hanya itu, banyak infrastruktur desa yang rusak terutama

kantor balai desa, masjid, mushola, sekolah dan infrastruktur lain. Hal ini

menyulitkan warga
nanti jika setelah banjir surut, karena harus membangun lagi dan

ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Dari segi ekonomi yaitu dari gagalnya panen tersebut

masyarakat desa yang sebagian besar bermata pencaharian petani tersebut

merasa merugi karena pada bulan tersebut seharusnya panen dan

mendapatkan
sil dari bekerja menggarap sawah selama 3 bulan, dan p ha

adaang
saattanaman
banjir warga habis. Hal inilah yang membuat

date a semakin terpuruk pasca banjir. Serta hilangnya konomi warga

deshart yut dibawa arus air banjir yang deras, dan pada a benda karena

hansaat i ali penjarahan barang yang terjadi pada setiap tu pula banyak

sekrumah ngungsi. Setelah masyarakat kembali kerumah yang ditinggal

memasing – masing masih

saja direpotkan dengan membersihkan rumah yang kotor akibat genangan

ban jir yang membawa material liat yang susah sekali dibersihkan.

Dampak kesehatan yang di akibatkan oleh banjir yaitu banyak

penyakit yang menyerang masyarakat pada saat di pengungsian

seperti diare, gatal- gatal, flu, bahkan herpes juga dapat menyerang

korban banjir di pengungsian. Tidak hanya itu meninggalnya seseorang

juga diakibatkan hanyut karena arus yang terlalu deras juga termasuk

dalam dampak sosial.

Hingga saat ini masyarakat masih saja memiliki ketraumaan

terhadap bencana banjir, sehingga jika sudah tiba musim penghujan


masyarakat mulai gelisah. Maka mereka melakukan usaha antisipasi yaitu

dengan melakukan upaya pengurangan dampak jika banjir datang.

Usaha

tersebut meliputi pembuatan rak bertingkat dengan bahan sederhana yaitu


bambu, dengan tujuan untuk bisa menyimpan atau meletakkan barang

yang jauh dari jangkauan air banjir. Ditambah lagi pembenahan atap

rumah dengan memperkuat lagi kayu penopang plavon (atap) atau

genting dengan menggantinya dengan kayu yang baru untuk

menyimpan barang yang ukurannya lebih besar. Jika banjir mendadak

datang,
ama dilakukan maka
yaitu menumpukhalmeja untuk tempa
yang pert

t penyimpanan
ang yang dinggap penting. Selanjutnya masyarakat

bardiw ngungsi jika banjir sudah meninggi dan ajibkan


untuk
tentunya p kukan sebelumnya yaitu menyediakan obat
me ersiapan
pribadi.
sudah

dila Ditambah alat untuk penyelamatan yaitu pelampung

karet bekas, serta tali tambang. Untuk usaha dalam sk sederhana dari

banmbuat perahu sederhana yang terbuat dari bambu “gethe ala besar
yaitu
uk melakukan upaya penyelamatan mengungsi ke de
me kan”, berfungsi
pat yang lebih tinggi, seperti bangunan yang bertingka
unt sa sebelah
dan

tem t seperti
masjid

dan sekolah. Ada juga tempat yang lebih aman untuk menyelamatkan

hewan ternak yaitu di atas tanggul yang tidak tergenang air. Usaha

selanjutnya yaitu dengan membuat gubuk sederhana yang dibuat lebih

tinggi dari rumah, dibuat didepan rumah untuk dijadikan tempat

mengungsi bagi para bapak yang tidak mau mengungsi.


commit to user
Usaha yang lebih nampak lagi yakni bagi masyarakat yang

mampu sekarang telah melakukan upaya pengurangan dampak banjir

dengan skala besar yaitu dengan membangun rumah yang berfondasi

kokoh dan tinggi.

Tidak jarang pula warga yang memiliki ekonomi yang tinggi,


membangun

commit to user
rumah berlantai dua. Ini merupakan tahap perbaikan yang sekarang

dilakukan masyarakat desa. Setelah adanya bencana banjir besar pada

tahun 2008, tidak lantas membuat warga terkesan terpuruk dan

pasrah, tetapi malah membuat warga semakin giat untuk melaksanakan

upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menerapkan

usaha
gurangan
pen dampak banjir dalam kehidupan sehari- hari.

Secara umum, masyarakat sekitar Sungai Bengawan Solo

mempunyai taraf kehidupan yang kurang sejahterah. pndidikan dan

penFaktor gahasilan masyarakat tampaknya menjadi hal paling


penting
yang am menentukan status sosial ekonomi
dal sekitar
masyarakat dan Penelitian dan
sungai, Pengembangan

(Ba ITS, 2009). syarakat di daerah Sebutan


untuk
pinggiran yang jauh dari ibu kota k syarakat yang
ma ecamatan
terbelakang, gaptek dan miskin, nam aku untuk
yaitu

mamasyarakat desa di kecamatan Baureno pasc paknya


masih

berl a banjir.
Tetapi

lambat laun masyarakat menepis anggapan itu dengan melakukan

usaha rekonstruksi pasca banjir.

Menurut Bakornas PBP yaitu usaha rekonstruksi berupa

pembangunan kembali sarana prasarana serta fasilitas umum yang

rusak dengan tujuan agar kehidupan masyarakat kembali berjalan


normal. Biasanya melibatkan semua masyarakat, perwakilan lembaga

swadaya masyarakat dan dunia usaha. Sasaran utama dari tahap ini

adalah terbangunnya kembali masyarakat dan kawasan permukiman

3. Hubungan antara Tingkat Kerawanan dengan Persepsi Masyarakat


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a5c
8.id

Pada dasarnya tingkat kerawanan bencana banjir akan mempengaruhi persepsi

masyarakat terhadap kejadian tersebut. Sehingga terjadi hubungan yang signifikan antara

bencana banjir terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan sebagai upaya untuk mengurangi

dampak

banjir. Setelah dilakukan penelitian secara mendalam dengan

menggunakan teknik wawancara dapat diperoleh data mengenai persepsi

yan
g dihubungkan dengan wilayah tingkat kerawanan. Sepe rti halnya yang

sudah dibahas di atas, tingkat kerawanan dibagi menjadi 3 kategori dan

persepsi juga di kelompokkan menjadi 3 kategori seperti tab el berikut:

Tabel 54. Hubungan antara tingkat kerawanan dan persepsi masyarakat


Tingkat Persepsi kat
No
Masyara Kerawanan Pengetahuan Tindakan
1. Sikap Cukup setuju
2. Kurang Rawan Tahu Setuju Setuju
3. Sedang Tahu Sangat Setuju
setuju Rawan Sangat tahu Setuju is penelitian, 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa tiap

wilayah kerawanan memiliki perbedaan persepsi masyarakat yang

akan dijelaskan lebih detil sebagai berikut:

a. Wilayah kurang rawan

Pada wilayah ini persepsi masyarakat memiliki pengetahuan

setuju dan paham akan adanya upaya pengurangan dampak banjir

serta upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan. Walaupun

wilayah ini hampir tidak pernah terkena dampak banjir namun

pengetahuan masyarakat sudah paham betul pceonmtimngitnytoa

uusnertuk menjaga lingkungan. Seperti


halnya yang terjadi di Desa Gajah bagian selatan masyarakat

disana sudah memiliki pola kehidupan yang ramah dengan

lingkungan sekitar. Dalam kategori sikap masyarakat juga setuju,

artinya sudah mencerminkan karakteristik yang sadar terhadap

dampak bencana banjir. Karena disadari wilayah yang mereka

daerah tangkapan
tempati merupakandan penyimpanan air hujan,

masy tidak menebang pohon sembarang. arakat bersikap

Pada kategori tindakan untuk mengurangi da

banjir masyarakat memiliki pemahaman yang cukup mpak

wajar karena wilayah mereka yang jarang terkena bencana setuju.

Persepsi muncul karena fakta empirik yang te Hal ini

masyarakat secara tidak langsung tergerak untuk medampak banjir.

untuk melakukan tindakan pencegahan dan pengurarjadi sehingga

Masyarakat memiliki tindakan biasa-biasa saja lakukan upaya

kaitanya ngan dampak.

dengan upaya

pengurangan
dampak.

b. Wilayah kerawanan sedang

Luas wilayah kerawanan bencana banjir kategori ini

merupakan yang paling dominan. Pada wilayah ini diperoleh fakta

bahwa persepsi masyarakat kategori sikap adalah sangat setuju

sedangkan kategori pengetahuan dan tindakan adalah setuju untuk


commit to user
melakukan upaya pencegahan terhadap dampak bencana banjir. Pada

dasarnya terdapat hubungan antara tiap kategori yaitu pemahaman

yang baik akan menentukan sikap yang baik dan sikap yang baik

akan menentukan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a6c
0.id

tindakan yang baik pula. Namun pada tingkat kerawanan sedang

justru sikap yang sangat setuju kurang ada pengaruhnya dengan

tindakan yang hanya masuk kategori setuju. Berdasarkan hasil

analisa peneliti, masyarakat pada wilayah ini sangat sadar dengan

dampak bencana banjir namun kadang belum begitu tahu terkait

yang bisa
dengan tindakan
dilakukan
yanguntuk mencegah terjadinya atau

t apatis terhadap program-program pencegahan. epatnya adalah

Wilayah rawan banjir

c. Berbeda dengan kondisi di wilayah rawan be

memiliki tingkat pengetahuan mengenai banjir yangncana, mereka

setuju) namun untuk tataran sikap dan tindakan tinggi (sangat

hanya Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat sebatas setuju.

wilayah ra berada di sempadan sungai yang notawan didominasi

bene memiliki a kses jalan yang

cukup jauh menuju pusat aktivitas kecamatan. Namun pada

intinya masyarakat sangat setuju dengan program-program yang

membantu dalam pencegahan dampak bencana banjir yang lebih

besar. Apalagi kalau musim hujan tiba, masyarakat mulai was-was

dengan debit Bengawan Solo yang suatu saat bisa meluap dan

mengenai areal pemukiman dan persawahan. Maka dari itu salah

satu rekomendasi untuk menanggulangi dampak bencana banjir

adalah dengan adanya early warning system atau semacam sistem


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a6c
peringatan dini yang 0.id

berfungsi memberikan informasi terkait banjir yang akan


terjadi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a6c
1.id

Sistem ini bisa berbentuk sirine atau sms gateway yang mampu

memberikan informasi akurat terjadinya banjir, sehingga

masyarakat lebih waspada akan datangnya banjir. Informasi ini

berfungsi untuk meminimalisir dampak negatif banjir baik materiil

maupun spirituil kepada masyarakat.

4. Implementasi Pembelajaran di Sekolah

ubject Specific Pedagogy (SSP) adalah pengemasan


S ruh komponen/
selu kat pembelajaran yang
perang mengajar yang
diperlukan guru ketika hensif. Format
kompre dengan Badan
dalam penyusunannya disesuaikan
Standar rkait dengan:
Nasional Pendidikan yang mencakup petikan silabus
a.
te Standar Kompetensi (SK)
b.
Kompetensi Dasar
c.
(KD) Indikator
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

e. Materi ajar (buku siswa)

f. Media

g. Lembar kerja siswa (LKS)

h. Lembar penilaian

Perangkat SSP (Subject Specific Pedagogy) ini sebentuk penerapan

atau implementasi dalam pembelajaran IPS terpadu khususnya dalam

bidang geografi. SSP menjadi sangat penting karena relevansinya terhadap


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a6c
2.id
masyarakat sekitar dan benar-benar diambil dari permasalahan yang ada.

Hasil

commit to user
penelitian ini nantinya akan menjadi warna baru dalam pembelajaran di

kelas karena siswa mampu belajar dari fenomena sosial dan fenomena

banjir dan faktor penyebabnya. Perangkat pembelajaran SSP berdasarkan

hasil penelitian tingkat kerawanan dan persepsi masyarakat akan

dipaparkan lebih lengkap dibagian lampiran penelitian ini.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Tingkat kerawanan banjir Kecamatan Baureno menggunakan unit analisis

satu an medan. Wilayah penelitian ini terdapat 24 satuan medan yang

terb agi menjadi 3 tingkat kerawanan bencana banjir yaitu: a). Tingkat

ker awanan kurang terdiri dari 8 satuan medan: B-F4-Tgl, -F4-Ht, C-F4-

Tgl C gl, b). Tingkat

ker , D-F4-TK, D-S1-Tgl, E-S1-Tgl, F-S1-TK dan F-S1-T A-F3-Sw, A-

F3- awanan sedang terdiri dari 11 satuan medan: A-F3- mk, C-F3-Tgl,

C-F Pmk, Tgl, B-F3-Kb, B-F3-Pmk, B-F3-Tgl, B-F4-Pmk, dari 5 satuan

medan: A- F1-Pmk, A-F1-Sw,


C-F3-P
A- F1-Tgl, A-F2-Sw dan B-F1-Pmk.

2. Persepsi masyarakat terhadap upaya pengurangan dampak banjir

dianalisis berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakan. Tingkat

pengetahuan masyarakat termasuk kategori tinggi yaitu mencapai angka

91,9% sedangkan tingkat sikap masyarakat termasuk kategori tinggi

yaitu mencapai: 87,5% dan tingkat tindakan untuk melakukan upaya

pengurangan dampak banjir sudah terlaksana dan tercermin dari

kehidupan mereka sehari yaitu menjaga kelestarian lingkungan dan

tindakan yang mengarah pada upaya mengurangi dampak banjir.

Sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
162
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a6c
3.id

diketahui secara keseluruhan masyarakat memiliki persepsi setuju

dengan upaya pengurangan dampak banjir.

3. Implementasi pembelajaran IPS di kelas VII SMPN 2 Baureno

dilakukan dengan pembuatan produk berupa SSP (Subject Specific

Pedagogy) dengan cara sebagai berikut:

Penggunaan lingkungan
a. sebagai sumber belajar akan mendorong pada

penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada

lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya di n dalam

lingkunga kehidupan bisa mulai dini, sehingga

ditanamkan pada anak sejak setelah mereka dewasa lihara.

kesadaran tersebut
b. bisa tetap terpe Kegiatan belajar gi siswa, sebab

dimungkinkan akan lebih menarik ba lingkungan t beragam dan

menyediakan sumber belajar yang sanga banyak pilihan.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas maka implikais yang dapat

disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Peta tingkat kerawanan bencana banjir Kecamatan Baureno Kabupaten

Bojonegoro mampu menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan

Pemerintah Kecamatan dalam membangun infrastruktur yang

berorientasi dengan dampak banjir. Peta tersebut berfungsi untuk

mempertimbangkan prioritas pembangunan wilayah dengan menggunakan

dasar tingkat kerawanan rendah, sedang dan tinggi. Selain itu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a6c
penting pula dalam 4.id

perencanaan konservasi SDA, agar mampu meminimalisir dampak banjir.

commit to user
2. Dengan adanya penelitian ini mampu memberikan pembelajaran

kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan

sekitar. Selain itu persepsi masyarakat dapat dijadikan sebagai

pedoman untuk menyusun peraturan agar kebiasaan masyarakat yang

merusak lingkungan bisa dikurangi dan diubah menjadi kebiasaan

yangkungan. Wilayah dengan tingkat kerawanan


berwawasan
banjir te ling

rtentu
dampak
pastinya
dengan persepsi masyarakat terhadap upay

bermpak banjir. Sehingga dengan data tersebut pentin a


pengurangan
mbuat peta evakuasi dan memberikan pembelaja
da g pula untuk
anganan pertama jika banjir terjadi tiba-tiba.
me ran (simulasi)
sil penelitian ini sudah nampak jelas mampu berkontribu
pe
n mbelajaran khususnya pelajaran IPS bidang Geografi

3. Ha SM nsep pembelajaran akan lebih mudah karena si dalam proses

pe didasari g terjadi disekitar siswa. Selain itu materi hasil P.


Internalisasi
peneliti
ko oleh
fenomena

yan an ini
sebentuk

implementasi dari amanat kurikulum yang menggunakan scientific

approach. Produk SSP juga mampu memberika alternatif varian

warna bahan pembelajaran yang sekarang nampaknya sudah mencapai

titik jenuh.
C. Saran

Berdasarkan implikasi di atas maka penelitian ini memiliki saran sebagai

berikut:
1. Pemerintah seharusnya memperhatikan masyarakat yang tinggal di

sekitar DAS Bengawan Solo yang memiliki tingkat kerawan tinggi,

seperti memberikan dana bantuan serta membangun infrastruktur yang

telah rusak dan tidak layak, contoh membangun tanggul sungai secara

permanen/dari beton (konstruksinya kuat).

2. Masyarakat lebih meningkatkan kesiap-siagaan serta kewaspadaan

terhadap adanya bencana banjir pada saat musim penghujan .

3. Peran guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan harus mampu

me mberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mempelajari berbagai

hal yang terdapat dalam lingkungannya, karena penge nalan terhadap

lingkungan disekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk

mengembangkan minat keilmuan peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Asriningrum dan Gunawan. 1998. Zonasi Tingkat Kerentanan Banjir


Menggunakan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus Daerah
Istimewa Yogyakarta). Skripsi. Fakultas Geografi UGM Yogyakarta.
Anonim. 2007b. Pedoman Penanggulangan Banjir. Bakornas PB. akarta.
Arif, DiaJ n Ardhetya. 2012. Prioritas Penanganan Banjir di Kecamatan
Telanaipura Kota Jambi. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keg uruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Arifin, Yayu Indriati dan Kasim, Muhhamad. 2012. Penentuan Zonasi Daerah
Tingkat Kerawanan Banjir di Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo Untuk
Mitigasi Bencana. Gorontalo: Fakultas Matematika & IPA Universitas
Gorontalo.
Arikunto, Suharsimi, 2000, Manajemen Penelitian, Jakarta: Cipta.
Azwar, SyRineka aiful. 1998. Tes Prestasi, Fungsi Dan an Pengukuran
PrePengembang stasi Belajar. Yogyakarata: Pustaka
Badan NaPelajar. wan Bencana
In sional Penanggulangan Bencana. 2011. Indeks Ra
BNPB, 2012, Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana, Peraturan Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Bencana No.2 Tahun 2012
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2013. Informasi
Bulanan Kebencanaan Teraktual.
Badan Standart Nasional. (2010). Klasifikasi Penutupan Lahan. Jakarta: BSN.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah. 2009. Rekapitulasi Pendataan Bencana
di Kabupaten Bojonegoro. Bojonegoro: Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Bojonegoro.
Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo. Data
Curah Hujan Harian kecamatan Baureno. Bojonegoro: Dinas Pekerjaan
Umum Pengairan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a6c
7.id

Departemen Pekerjaan Umum. 2012. Pengendalian Pemanfaatan Ruang di


Kawasan Rawan Bencana Banjir.
Dibyosaputro, Suprapto.1984. Flood Susceptibility And Hazard Survey of The.
Kudus Prawata Welahan Area, Central Java Indonesia. Thesis.
Enschende: ITC – The Nederlands.
Febrianti, Diah. 2010. Good Corporate Governance sebagai Pilar Implementasi
Corporate Social Responsibility. Skripsi. Semarang: ultas Ekonomi
UniFak versitas Diponegoro.
Halim, Abdul . 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Indriyanto.2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksar a.
Keraf, A. Sonny. 2005. Etika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Kodoatie, Robert J. 2013. Rekayasa dan manajemen Banjir Kot a. Yogyakarta:
Andi
Kodoatie, J.R. dan Sugiyanto. 2002. Banjir, Beberpa Masalah dan Metode.
Pengendaliannya Dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kodoatie, Robert J, dan Sjarief, Roestam. 2008. Pengelolaan mber Daya Air
TerSu padu Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
Mahmud, M. Dimyati. 1989. Psikologi Pendidikan, Yogjakarta: EF.
BP
Maryono, A. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan, dan Lingkungan. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Middlebrook, P. N. 1974. Social psychology and modern life. New York: Alfred
A. Knopf.
Miharja, Nata. Panjaitan, Seno D. Sumiyatinah. 2013. Analisis
Kerawanandan Pengurangan Resiko Banjir di Kalimantan Barat
Berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG). Jurnal Teknik Sipil. Fakultas
Teknik Sipil Universitas Tanjungpura.
Moleong, L.J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya commit to user
.
Paimin. Sukresno. Purwanto. (2006). Sidik Cepat Degradasi SUB Daerah
Aliran Sungai (SUB DAS). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hutandan Konservasi Alam.
Prahananto, Ardhian, Sugiyanto. 2013. Perencanaan Drainase Kawasan Puri
Anjasmoro Kota Semarang. Tugas Akhir: Universitas Diponegoro
Semarang.
Prasetyo, Agustinus Budi. 2009. Pemetaan Lokasi Rawandan esiko Bencana
BanR jir di Kota Surakarta. Skripsi. Surakarta: Fakultas uruan dan Ilmu
PenKeg didikan Universitas Sebelas Maret.
PROMISE. 2009. Banjir dan Upaya Penanggulangannya. andung: Pusat
MitB igasi Bencana (PMB ITB).
Pusat Studi Bencana Alam-UGM. (2000). Panduan Mitigasi Bencana Alam
Banjir, Tanah Longsor, Kekeringan, dan Kebakaran n. Yogyakarta:
BAHuta KORSURTANAL dan PSBA UGM.
Roscoe, J.T. 1982. Fundamental Research Statistics for the Behavioural Sciences.
New York: Holt Rinehart & Winston.
Sandy, I Made. 1972. Esensi Kartografi. Jakarta : Direktorat Jenderal Agraria.
Sarief, E. S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Bandung: Pustaka .
Seyhan, EBuana rsin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Editor rawirohatmojo.
Yogyakarta: UGM Press.
Sinaga, Maruli S. 1995. Pengetahuan Peta. Jogjakarta : Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian . 1989. Metode Penelitian Survei.
Jakarta: LP3ES.
Simanuhuruk. 2003. Definisi Persepsi.
Winkel, W.S. & M.M, Sri Hastuti. 2009. Bimbingan Dan Konseling Di
Institusi Pendidikan. Yogjakarta : Media Abadi.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.

commit to user
Soemantri, Lyli. (2008). Pemanfaatan Teknik Penginderaan Jauh Untuk
Mengidentifikasi Kerentanandan Resiko Banjir. Jurnal Gea. Jurusan
Pendidikan Geografi.
Soekamto, Teoti, Dkk. 1995. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran.
Jakarta: Dirjen DIKTI Depdikbud.
Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku. 1978. Hidrologi untuk Pengairan.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Subagyo, Pangestu. 1985. Statistik Deskriptif. Yogyakarta : BPFE.
Suhardiman, Budi. 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekola h Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ta.
Sunaryo. 2Alfabe
Suripin. 2 004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. gyakarta: Andi
Tika, 004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yo : PT Gramedia
Pu Pambudu. 1997. Metode Penelitian Geografi.
Muh.
Thoha,Jakarta arta: PT. Raja
Grastaka Utama.
Trianto. Miftah.
2010. 2003,
Mendesain Model Pembelajaran
Kepemimpinan Inovatif Progresif.
Dalam Manajemen. Jak Jakarta:
Kencana.
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metode Penelitian Wilayah Kontemporer.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Penerbit Andi.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan
Aplikasinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Widiastuti. 2002. Aplikasi Citra Satelit Landsat Thematic Mapper dan
Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Banjir Di
Sebagian Daerah Aliran Sungai Brantas Propinsi Jawa Timur (Studi
Kasus Di
Kabupaten Temanggung). Skripsi. Fakultas Geografi UGM Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a7c
0.id

Journal:
L. Koivuma¨ki, P. Alho, E. Lotsari, J. Ka¨yhko¨, A. Saari and H. Hyyppa¨. 2010.
Uncertainties in flood risk mapping: a case study on estimating
building damages for a river flood in Finland. Journal of Flood Risk
Management No.3 (2010) 166–183.
Katpatal, Y.B. and Patil, S.A.. 2010. Spatial analysis on impacts of mining
activities leading to flood disaster in the Erai watershed, a. Journal of
Indi
Fl
o od Risk Management No. 3 (2010) 80–87.
The National Flood Risk Advisory Group. 2008. Flood risk anagement in
Aum stralia. The Australian Journal of Emergency nt, Vol. 23 No.
4, Manageme November 2008.
Johnstone, W.M. and Lence, B.J.. 2009. Assessing the value of mitigation
strategies in reducing the impacts of rapid-onset, catas trophic floods.
Journal of Flood Risk Management No. 2 (2009) 209–221.
Rayhan, M.I. 2010. Assessing poverty, risk and vulnerability: a study on flooded
households in rural Bangladesh. Journal of Flood Risk Mana gement No.
3
010) 18–24.
(
ih, Wakhidah Heny. Purnaweni, Hartuti, dan Izzati, M
2
sepsi Masyarakat Dalam Pelestarian Hutan Ra
Suryanings uniffatul. 2012.
Per kyat di
Desa
Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. Prosiding
Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Magister Ilmu lingkungan Undip. Semarang, 11 September 2012.
Jufriadi, Akhmad dkk. 2012. Sosialisasi “Pengurangan Resiko Bencana” Di
Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang Sebagai Upaya
Pendidikan Mitigasi Bencana. ERUDIO, Vol. 1, No. 1, Desember 2012.
ISSN: 2302-
9021.
Astuti D, Siti Irene dan Sudaryono, S.U. 2010. Peran Sekolah dalam
Pembelajaran Mitigasi Bencana. Jurnal Dialog Penanggulangan
Bencana. Vol.1 No.1, Tahun 2010, hal 30-42.
Kaisar, Muhammad Chandra. 2013. Skenario Pengembangan Kota Pulau
Berdasarkan PertimbangacnomRemsikt otoBuesnecrana Banjir (Studi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a7c
Kasus: Bencana 0.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a7c
1.id

Banjir di Kota Batam, Prov. Kepulauan Riau). Jurnal Perencanaan


Wilayah dan Kota A SAPPK V3N1 hal. 67- 96.
Sagala, Saut. Dodon dan Wimbardana, Ramanditya. 2014. Adaptasi Non
Struktural Penduduk Penghuni Permukiman Padat terhadap Bencana
Banjir: Studi Kasus Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Jurnal
Resilience Development Initiative, Bandung, Indonesia. WP No : 5.
Februari, 2014 ISSN : 2406-7865.

Internet:
http://www.aect.org/newsite/ tentang Association of Educational
C hnology /AECT,ommunication
1997:60 diakses
Tecpada tanggal 24 mber 2014
http://bap Septe mber 2014
http://randpeda.bojonegorokab.go.id diakses pada tanggal 24 SepteTywynCoastal
Ded.defra.gov.uk/Document.aspx?Document=CaseStudy13
f tant tahun
enceProject-FD2635.pdf.
2009 dia Tentang Sea Defence Consul
http://bebakses pada tanggal 10 Desember 2014 enataan-ruang
depsbanjir2015.wordpress.com/konsep–pemerintah/ditjen-p s pada tanggal
15 t-pu tentang Kawasan Rawan Bencana Banjir. Diakse
http://bojoMei 2014. g
Bojonegoro Dalam
Angka 2013. Diakses pada tanggal 15 Mei 2014

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN

commit to user

172
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a7c
3.id

KUESIONER

PERSEPSI MASYARAKAT (PENGETAHUAN, SIKAP, DAN


TINDAKAN) TERHADAP UPAYA PENGURANGAN DAMPAK BANJIR
DI KECAMATAN BAURENO KABUPATEN BOJONEGORO

Oleh:
LILIK INDAWATI
Nim. S881308008

Dalam rangka penelitian yang saya lakukan, saya ingin mengajukan beberapa
pertanyaan kepada Bapak/Ibu sekaligus ingin mendapat an lain guna
keterang
melengkapi data penelitian ini. Keterangan Bapak/Ibu semata-mata hanya
untuk keperluan studi dan akan kami jaga kerahasiaannya. Terima kasih atas
bantuan dan kerja sama dari Bapak/Ibu.

PROGRAM PASCA SARJANA KEPENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PROGRAM STUDI PKLH(GEOGRAFI)
comm2i0t 1to4
user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a7c
4.id

Identitas Responden No.

1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan formal (sekolah) tertinggi yang pernah Anda
selesaikan adalah
a. Tidak tamat SD /
b. TamSR at SD /SR
c. SMP / MTs / Paket B
d. SMA / MAN / Paket
e. PergC uruan Tinggi
5. Dusun :
6. Status perkawinan Anda adalah
a. Belum kawin
b. Kawin c.Janda / Duda
7. Susunan dari Anggota Keluarga :

Jenis Hubungan
No. Nama Umur ikan dengan KK
Pendid kelamin
1. … … … … …
2. … … … … …
3. … … … … …
4. … … … … …
5. … … … … …
6. … … … … …
7. … … … … …

2
8. Luasan Rumah : ± …. m
9. Kedudukan dalam masyarakat:
a. Anggota masyarakat biasa
b. Perangkat Desa : 1) Kepala Desa 2) Wakil Kepala Desa
3) Sekretaris Desa
commit to user
4) Lainnya … (Cantumkan)
c. Tokoh masyarakat : 1) Tokoh adat 2) Tokoh agama
3) Lainnya (Cantumkan)
10. Pekerjaan Anda sekarang ini adalah
a. Petani / Peternak
b. Buruh Tani
c. Pegawai Negeri
d. Wiraswasta
e. Lai – lain …
n ntumkan)
(Ca

commit to user
Kuesioner Pengetahuan tentang upaya pengurangan dampak Banjir

Sangat Cukup Tidak


No. Kuisioner tahu
tahu tahu tahu
1. Apakah bapak/ibu tahu tentang upaya
pengurangan dampak banjir?

2. Apakah bapak/ibu tahu penyelamatan harta


benda merupakan salah satu upaya pengurangan dam
pak
3. Apabanjir?
dalakah bapak/ibu tahu tentang teknik – teknik
m upaya pengurangan dampak banjir?
4. Apa
sedekahmerubapak/ibu tahu pembuatan perahu
pengrhana yang terbuat dari bambu itu
pakan salah satu teknik dalam upaya
5. Apaurangan dampak banjir?
kah bapak / ibu tahu bagaimana cara
mele
starikan lingkungan ?
6. Apa
kah
meru bapak/ ibu tahu pelestarian lingkungan
benc
pakan suatu upaya dalam penanggulangan
ana banjir?
7 Apa
kah
mela bapak/ibu tahu bagaimana
ksanakan upaya pelestarian lingkungan?
8 Apa
kah bapak/ibu tahu dampak dari adanya
benc
ana banjir?
9 Apakah bapak/ibu tahu jika desa tempat tinggal
bapak/ibu ini merupakan desa yang berdataran
rendah?

10. Apakah bapak/ibu tahu jika curah hujan di


kabupaten Bojonegoro setiap bulan nopember dan
desember sangat tinggi?
11. Apakah bapak / ibu tahu jika sungai bengawan
solo ini merupakan sungai yang sering sekali
meluap pada musim penghujan?
12. Apakah bapak/ibu tahu jika didaerah ini
tanahnya bergerak dan daya resap terhadap air
rendah?

13. Apakah bapak/ibu tahu usaha-usaha


pengurangan dampak banjir apa yang sesuai
dengan geomorfologis desa? commit to user
14. Apakah bapak/ibu tahu apa saja yang
dibutuhkan dalam melakukan perencanaan
teknik pengurangan dampak banjir?
15. Apakah bapak/ibu tahu dalam teknik
pengurangan dampak banjir persebaran informasi
bahaya serta penanggulangan bencana melalui media
cetak, elektronik, maupun sms gateway?

16. Apakah bapak/ ibu tahu apa saja yang di


butuhkan
pengdalam melakukan penyusunan teknik
urangan dampak banjir?

17. Apakah bapak/ibu tahu jika usaha-usaha


pengurangan
berh dampak banjir masih belum
banjasil, karena masih saja banyak kerugian jika
ir datang?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a7c
8.id

Skala Sikap tentang upaya pengurangan dampak banjir

Sangat Cukup Tidak


No. Kuisioner Setuju
Setuju setuju Setuju
1. Penggundulan hutan secara besar-besaran bisa
menyebabkan banjir didaerah hilir
2. Penyebab banjir didaerah ini berasal dari air
kiriman waduk gajah mungkur Wonogiri.
3. Banjir di daerah ini disebabkan tidak hanya
karenakare
meluapnya sungai bengawan solo, tapi
rendna daerah tempat tinggl ini berdataran
ah.
4. Pembuatan rak barang dan pembenahan atap
ruma
h sege
untuk penyimpanan barang harus
setiara dilaksanakan, karena setiap saat atau
p waktu banjir akan datang
5. Pembangunan tanggul sungai membutuhkan
biaya kew
besar, ini kewajiban pemerintah bukan
ajiban warga

6. Upaya penghijauan dan penanaman kembali


hutan setia
yang gundul merupakan kewajiban
peresapan
p orangair untuk memperbesar kapasitas

7 Saya membuat perahu-perahu sederhana untuk


upaya penyelamatan jika banjir datang

8 Pengurangan dampak banjir memiliki fungsi


yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat desa.
9 Fungsi dari adanya upaya pengurangan
dampak banjir adalah bisa mengurangi sikap
pasrah dan selalu percaya takdir
10. Setelah adanya penyuluhan tentang upaya
pengurangan dampak banjir didesa, saya
semakin yakin bahwa hal ini akan membawa
perubahan dalam kehidupan sayca.ommit to use r
11. Rasa takut dan gelisah akan adanya banjir
sedikit hilang, karena saya telah melakukan
banyak hal yang bisa mengurangi kerugian sebagai
dampak banjir.
12. Karena adanya teknik dalam upaya untuk
mengurangi dampak banjir, saya rasa jika banjir
datang tidak banyak kerugian yang terja
di.
13. Harapan saya dari adanya teknologi yang
cang
gihgate
(seperti media elektronik dan sms
beriway) bisa cepat mengetahui bahaya serta
ta tentang datangnya banjir.
14. Adanya penyuluhan pemerintah daerah dan
aparaturpem
desa , diharapkan bisa merubah
mem
ikiran masyarakat yang selalu
pertahankan nilai kemasyarakatannya.
15. Saya berharap suatu hari nanti pemerintah
akan terha
memberikan imbalan kepada masyarakat
mendap apa yang mereka lakukan untuk
gurangi dampak banjir di desa mereka.
16. Saya harus membantu pemerintah dalam
membangun
solo. tanggul di bibir sungai bengawan

17. Jika ada penyuluhan di balai desa tentang


usaha-usaha pengurangan dampak banjir, saya
wajib ikut .
18. Saya berani menegur jika ada orang yang
memiliki niat untuk merusak lingkungan.
19. Jika saya membangun rumah maka
fondasinyaharus tinggi , kuat dan
kokoh(rumah tahan banjir).
20. Saya tetap harus menyediakan pelampung dan
tambang untuk usaha penyelamatan jika banjir
datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a8c
0.id

Kuesioner Tindakan Masyarakat Terhadap Upaya Pengurangan Dampak


Banjir

1. Bagaimana cara Bapak / Ibu dalam menjaga kelestarian


lingkungan? a.
………………………………………………………………….. b.
………………………………………………………………….. c.
…………………………………………………………………..
………………………………………………………… d.
… ……..
apak/ ibu telah melaksanakan upaya pengurangan dampa
2. Apa B / belum. k banjir?
Sudah Alasan nya:
…………………………………………………………
a. ………………………………………………………………….
b. ………………………………………………………………….
c. ………………………………………………………………….
d. … …….
3. Apa saja upaya yang Bapak / Ibu lakkukan untuk mengurangi mpak banjir?
Sebut da an
k
…………………………………………………
a. …
b. ……………………………………………………
c. …………………………………………………....
d. ……………………………………………………
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a8c
1.id

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PENGETAHUAN


TENTANG UPAYA PENGURANGAN DAMPAK
BANJIR

Jawaban
No Sub Variabel Indikator Pertanyaan
ST T CT TT

1. Pengetahuan dalam Pengetahuan 1.Apakah bapak/ibu tahu


uragan dampak pengurangan dampak banjir
pelaksanaan upaya dasar upaya tentang upaya pengurangan
r dampak banjir
peng 2.Apakah bapak/ibu t
banji tentang upaya Penyelam
ahu
harta benda mrp salah
atan
upaya pengurangan dam
satu
banjir
pak
Pengetahuan 3.Apakah bapak/ibu t
tentang teknik tentang Teknik-teknik da
ahu
dalam upaya upaya pengurangan dam
lam
pengurangan banjir?
pak
dampak banjir
4.Apakah bapak/ibu t
tentang Pembuatan per
ahu
sederhana yang terbua
ahu
dari bambu itu merupa
t
salah satu teknik da
kan
upaya penguran
lam
gan
dampak banjir?

2. Pemahaman tentang Pemahaman 5.Apakah bapak/ibu tahu


upaya pengurangan tentang upaya bagaiman acara melestarikan
dampak banjir pelestarian lingkungan?
lingkngan
6.Apakah bapak/ibu tahu
pelestarian lingkungan
merupakan suatu upaya dalam
penanggulangan bencana banjir?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a8c
7. Apakah bapak/ibu
2.idtahu
bagaimana melaksanakan
upaya pelestarian lingkungan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a8c
2.id

Pemahaman 8. Apakah bapak/ibu tahu


tentang dampak dampak dari adanya
banjir bencana banjir?

Penerapan(aplikasi) Penerapan 9.Apakah bapak/ibu tahu jika


pengetahuan pengetahuan desa ini merupakan d esa
tentang pelaksanaan dalam yang berdataran rendah
upaya pengurangan pelaksanaan
dampak banjir upaya
pengurangan
dampak banjir

4. Penjabaran tentang Penggambaran 10.Apakah bapak/ibu t ahu


a pengurangan umum tentang jika curah hujan di kabup
upay damp aten
ak banjir. kondisi Bojonegoro setiap b ulan
geomorfologis nopember dan desem ber
desa sangat tinggi?

11.Apakah bapak/ibu t ahu


jika sungai bengawan solo
yang sering sekali mel uap
pada musim penghujan?

12.Apakah bapak/ibu t ahu


jika didaerah ini tanahnya
bergerak dan daya resap
terhadap air rendah?

Penjabaran 13.Apakah bapak/ibu tahu


tentang usaha- usaha-usaha pengurangan
usaha dampak banjir apa yang sesuai
pengurangan dengan geomorfologis desa?
dampak banjir
sesuai kondisi
geomorfologis
desa

5. Penyusunan usaha- Perencanaan 14.Apakah bapak/ibu tahu


usaha dalam teknik dalam apa saja yang dibutuhkan
pengurangan dampak upaya dalam melakukan
banjir penguracnogma opuerseenrcanaan
teknik
mn it t
dampak banjir pengurangan dampak banjir?

15Apakah bapak/ibu tahu


dalam teknik pengurangan
dampak banjir persebaran
informasi bahaya serta
penanggulangan benc ana
melalui media cetak ,
elektronik, maupun sms
gateway?

Penyusunan 16.apakah bapak/ibu tahu apa


teknik dalam saja yang dibutuhkan da lam
upaya melakukan penyusu nan
pengurangan teknik pengurangan dam pak
dampak banjir banjir?

6. Penilaian terhadap Penilaian 17.Apakah bapak/ibu t ahu


upaya damp
pengurangan terhadap jika usaha-us aha
ak banjir usaha-usaha pengurangan dampak ba njir
dalam upaya masih belum berhasil, kar ena
penguranagn masih saja banyak kerugian
dampak banjir jika banjir datang?

Keterangan: ST = Sangat Tahu


T = Tahu
CT = Cukup Tahu
TT = Tidak Tahu
KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN SKALA SIKAP
TENTANG UPAYA PENGURANGAN DAMPAK
BANJIR

No Sub Indikator Pernyataan Jawaban


variabel SS S CS TS
1. Pemahaman Pemahaman 1.Penggundulan hutan secara
terhadap tentang sebab – besar-besaran bisa menyebabkan
jir
pengurangan sebab banjir banjir didaerah hilir
ban 2.Penyebab banjir didesa
berasal dari air kiriman wa
ini
gajah mungkur wonogiri
duk
3.Banjir di desa ini disebabk
tidak hanya karena meluapny
an
sungai bengawan solo tapi ka
a
tempat tinggal ini berdat
rena
rendah.
aran
Pemahaman 4. Pembuatan rak barang
tentang upaya pembenahan atap rumah u
dan
pengurangan penyimpanan barang h
ntuk
dampak banjir segera dilaksanakan karena
arus
saat atau setiap waktu b
tiap
akan datang.
anjir

5. Pembangunan tanggul sungai


membutuhkan biaya besar, ini
kewajiban pemerintah bukan
kewajiban warga.

6. Upaya penghijauan dan


penanaman kembali hutan yang
gundul merupakan kewajiban
setiap orang untuk memperbesar
kapasitas peresapan air.
7. Saya membuat perahu-perahu
sederhana untuk upaya
penyelamatan jika banjir datang.

Pemahaman 8. Pengurangan dampak banjir


tentang fungsi memiliki fungsi yg sangat
upaya penting dalam kehidupan
pengurangn masyarakat desa
dampak banjir 9. Fungsi dari adanya u paya
pengurangan dampak b anjir
adalah bisa mengurangi s ikap
pasrah dan selalu per caya
takdir.
10.Setelah adanya penyuluha n
tentang upaya pengurang an
dampak banjir di desa, saya
semakin yakin bahwa ini akan
membawa perubahan da lam
kehidupan saya.
2. Perasaan Harapan untuk 11.Rasa takut dan gelisah akan
terhadap merasakan adanya banjir sedikit hi lang an
upaya manfaat adanya karena saya telah melakuk angi
pengurangan upaya banyak hal yg bisa mengur jir.
ban jir pengurangan kerugiann sebagai dampak ban
dampak banjir 12.Karena adanya teknik da lam
upaya untuk mengurangi dampak
banjir, saya rasa jika banjir datang
tidak banyak kerugian yg terjadi.
13.harapan saya dari adanya
teknologi yang canggih seperti media
elektronik dan sms gateway bisa
cepat mengetahui bahaya serta berita
tentang datangnya banjir.

Harapan dan 14. adanya penyuluhan


bimbingan alam pemerintah daerah dan aparatur desa
pelaksanaan upaya diharapkan bisa merubah pemikiran
pengurangan masyarakat yang selalu
dampak banjir mempertahankan nilai
kemasyarakatannya
15. Saya berharap suatu hari nanti
pemerintah akan memberikan
imbalan kepada masyarakat terhadap
apa yang mereka lakukan untuk
mengurangi dampak banjir didesa
mereka.
3. Kecenderunga Kemauan untuk 16. Saya harus membantu
n berbuat melakukan pemerintah dalam membanggun
upaya tanggul di bibir sungai benga wan
pengurangan solo
dampak banjir
17. Jika ada Penyuluhan di Balai
desa tentang usaha- saha
u pengurangan dampak saya
banjir, wajib ikut.

18. saya berani menegur, jika ada


orang yang memiliki niat u ntuk
merusak lingkungan

19. Jika saya membangun ru mah,


maka fondasinya harus ting gi,
kuat dan kokoh(rumah t ahan
banjir)

20. Saya tetap harus menyedi akan


pelampung dan tambang untuk
usaha penyelamatan jika banjir
datang.

Ket: SS = Sangat
Setuju S = Setuju
CS= Cukup Setuju
TS = Tidak Setuju
KISI – KISI INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN
MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENANGGULANGAN
DAMPAK BANJIR

No Sub Variabel Indikator Kuesioner


1. Tingkat / taknik Tindakan – 1.Bagaimana cara Bapak / Ibu dalam
upaya tindakan dalam menjaga kelestarian lingkungan?
pengurangan upaya 2.apakah Bapak / Ibu telah
dampak banjir dampak banjir.
pengurangan dampak banjir?
melaksanakan upaya pngurangan
Su
dah / Belum ang
3.Apa saja upaya y
Bapak / Ibu gurangi
lakukan untuk
dampak
men banjir?
Sebutkan !
LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN
1. Satuan Medan/ No : 1 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang : 9213921
a. Nama : Lilik ind b. Bujur :626959
b. Hari / Tanggal : Jumat, 24 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi :25 d. Desa :
4. Kode GPS : e. Kecamatan :baureno
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Permukiman
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Dat ar / 2%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Dat aran banjir
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 2 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang : 9214328
a. Nama : lilik ind b. Bujur :0624583
b. Hari / Tanggal : sabtu, 25 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi :21 d. Desa :
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Sawah irigasi
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Datar / 1%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Dataran banjir
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a8c
9.id

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 3 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang : 9218268
a. Nama : Lilik ind b. Bujur : 0619553
b. Hari / Tanggal : sabtu, 25 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi :17 d. Desa : pucang arum
4. Kode GPS : e. Kecamatan : baureno
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 alan
Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Teg
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2
Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Dat ar 1%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3
Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Dat aran banjir
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 4 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang :9216028
a. Nama : lilik ind b. Bujur : 0622093
b. Hari / Tanggal : Sabtu 25 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi :17 d. Desa :
4. Kode GPS : e. Kecamatan : baueno
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Sawah irigasi
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Datar / 1%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Rawa
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial belakang
d. Teras Fluvial Atas
com m i t t o u seawrah
e. T era s F lu via l B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a9c
0.id

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 5 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang :9212850
a. Nama : b. Bujur :0616537
b. Hari / Tanggal : jumat,24 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi :19 d. Desa :Sembung lor
4. Kode GPS : e. Kecamatan :Baureno
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Per mukiman
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 ar / 1%
Kemiringan lereng a. Datar
b. Landai
0 - 3%
4-6%
Dat
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Alluvial
Bentuk Lahan a. Dataran Banjir
b. Rawa Belakang
Dat.
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 6 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang :9214235
a. Nama : lilik ind b. Bujur :0624619
b. Hari / Tanggal : sabtu, 25 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi :20 d. Desa :
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Sawah irigasi
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Datar, 1%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Dat. alluvial
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns1.a9c
1.id

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 7 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang :9214106
a. Nama : lilik ind b. Bujur :625366
b. Hari / Tanggal : c. Rt / RW :
3. Elevasi :23 d. Desa :
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Sawah irigasi
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Dat ar, 1%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Dat. alluvial
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 8 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang : 9217603
a. Nama : lilik ind b. Bujur :0619562
b. Hari / Tanggal : sabtu, 25 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi :22 d. Desa :
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Permukiman
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Datar,1%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Dat. banjir
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah
LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN
1. Satuan Medan/ No : 9 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang :9212064
a. Nama : lilik ind b. Bujur :0625303
b. Hari / Tanggal :sabtu,25 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi : d. Desa : gunung sari
4. Kode GPS : e. Kecamatan :Baureno
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Kebun
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Dat ar, 1%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Dat. banjir
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 10 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang : 9209181
a. Nama : lilik ind b. Bujur :617188
b. Hari / Tanggal : Jumat, 24 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi : 18 d. Desa : Ngemplak
4. Kode GPS : e. Kecamatan : Baureno
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Permukiman
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Datar,1%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Dat. banjir
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah
LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN
1. Satuan Medan/ No : 11 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang :9209817
a. Nama : lilik ind b. Bujur :615766
b. Hari / Tanggal : Jumat, 24 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi : 21 d. Desa :Drajat
4. Kode GPS : e. Kecamatan :Baureno
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Tegalan
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Dat ar, 1%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Dat, alluvial
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 12 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang :9212649
a. Nama :Lilik ind b. Bujur :0619852
b. Hari / Tanggal : Jumat,24 Okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi :49 d. Desa :Pasinan
4. Kode GPS : e. Kecamatan :Baureno
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Tegalan
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Datar, 1%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Dat, alluvial
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah
LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN
1. Satuan Medan/ No : 13 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang : 9211002
a. Nama : Lilik ind b. Bujur :620299
b. Hari / Tanggal :Jumat, 24 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi :25 d. Desa :Sratu rejo
4. Kode GPS : e. Kecamatan :Baureno
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Permukiman
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Dat ar, 2%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir T. F luvial ah
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial baw
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 14 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang :9211647
a. Nama : lilik ind b. Bujur :619811
b. Hari / Tanggal :Jumat, 24 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi :24 d. Desa : Sratu rejo
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Tegalan
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% 3,30%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir T. fluvial
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial bawah
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah
LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN
1. Satuan Medan/ No : 15 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang :9211676
a. Nama :Lilik ind b. Bujur :624684
b. Hari / Tanggal : Sabtu, 25 okt c. Rt / RW :
3. Elevasi : 22 d. Desa :Tulung agung
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Permukiman
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Dat ar,1,5%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Dat. alluvial
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 16 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang :9210760
a. Nama : liik ind b. Bujur : 627732
b. Hari / Tanggal : Sabtu, 25 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi :48 d. Desa :
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Tegalan
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Datar, 1%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Dat. alluvial
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah
LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN
1. Satuan Medan/ No : 17 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang : 9212039
a. Nama : Lilik ind b. Bujur : 0618121
b. Hari / Tanggal : jumat,24 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi : 31 d. Desa : Banjaran
4. Kode GPS : e. Kecamatan :Baureno
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Permukiman
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Dat ar,2%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Dat. alluvial
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 18 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang :
a. Nama : lilik ind b. Bujur :
b. Hari / Tanggal : c. Rt / RW :
3. Elevasi :34 d. Desa :
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Hutan
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Datar, 3%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Teras fluvial
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial bawah
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah
LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN
1. Satuan Medan/ No : 19 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang :9210851
a. Nama : lilik ind b. Bujur :627802
b. Hari / Tanggal :Sabtu, 25 okt c. Rt / RW :
3. Elevasi :55 d. Desa :
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Permukiman
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Dat ar, 1,5%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Ter as fluvial ah
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial baw
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 20 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang : 9211805
a. Nama : lilik ind b. Bujur :0626172
b. Hari / Tanggal : sabtu, 25 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi :33 d. Desa :
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Hutan bambu,
b. Tanah Kosong jati
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Curam, 10%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Teras fluvial
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial bawah
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah
LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN
1. Satuan Medan/ No : 21 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang : 9211583
a. Nama : lilik ind b. Bujur :0621473
b. Hari / Tanggal : Jumat, 24 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi : 19 d. Desa :
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Tegalan(bambu,
b. Tanah Kosong jagung, jati)
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Datar 2,30%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Teras fluvial h
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial bawa
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 22 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang :9211630
a. Nama : Llik ind b. Bujur :619714
b. Hari / Tanggal : Jumat, 24 okt 2014 c. Rt / RW :
3. Elevasi :26 d. Desa :Sratu rejo
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Tegalan
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Datar 2,3%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Teras fluvial
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial bawah
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah
LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN
1. Satuan Medan/ No :23 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang : 9212136
a. Nama : b. Bujur :627623
b. Hari / Tanggal : c. Rt / RW :
3. Elevasi : 38 d. Desa :
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Tegalan(singkong,
b. Tanah Kosong mahoni)
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Datar 2 %
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Teras f luvial
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial bawah
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah

LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN


1. Satuan Medan/ No : 24 6. Lokasi :
2. Identitas Pengamat : a. Lintang : 9211873
a. Nama : b. Bujur :628083
b. Hari / Tanggal : c. Rt / RW :
3. Elevasi : 52 d. Desa :
4. Kode GPS : e. Kecamatan :
5. Nomor Foto :
No. Observasi
Parameter Klasifikasi Hasil / Ket
1 Tutupan lahan a. Hutan (Pimer/Sekunder) Permukiman
b. Tanah Kosong
c. Semak Belukar
d. Kebun
e. Kebun Campuran
f. Tegalan
g. Sawah Irigasi
h. Pemukiman
I. Industri
2 Kemiringan lereng a. Datar 0 - 3% Datar 2%
b. Landai 4-6%
c. Agak Curam 7–9%
d.Curam 9 – 12 %
e. Sangat Curam > 12 %
3 Bentuk Lahan a. Dataran Banjir Teras fluvial
b. Rawa Belakang
c. Dataran Aluvial bawah
d. Teras Fluvial Atas
e. Teras Fluvial Bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a0c
0.id

Gambar: satuan medan 1 Gambar: satuan medan 2

Gambar: satuan medan 3 Gambar: satuan medan 4

Gambar: satuan medan 5 Gambar: satuan medan 6


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a0c
1.id

Gambar: satuan medan 7 Gambar: satuan medan 8

Gambar: satuan medan 9 Gambar: satuan medan 10

Gambar: Satuan medan commit to u s e r


G a m bar: satuan medan 12
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a0c
2.id

Gambar: satuan medan 13 Gambar: satuan medan 14

Gambar: satuan medan 15 Gambar : satuan medan 16

commit to user
Gambar: Satuan medan 17 Gambar: satuan medan 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a0c
3.id

Gambar: satuan medan 19 Gambar : satuan 20


medan

Gambar : satuan medan 21 Gambar : satuan medan 22

commit to user
Gambar : satuan medan 23 Gambar : satuan medan 24
Wawancara dengan
responden

Wawancar
a dengan responden Wawancara dengan
responden

Wawancara dengan responden

commit to user
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Baureno


Bojonegoro Mata Pelajaran : IPS
Kelas/ Semester : VII/1
Topik : Keadaan alam dan aktivitas penduduk
Sub Topik : Bentuk Muka Bumi Aktivitas
dan Penduduk
Alokasi W Indonesia
aktu : 4 x 40 Menit

A. KOM
PETENSI INTI
1. Me
nghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Me nggung jawab,
nghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, ta
ped am berinteraksi
uli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dal
sec lam jangkauan
ara efektif dengan lingkungan sosial dan alam da
per
gaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural)berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan

ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain

yang sama dalam sudut pandang/ teori.


B. KOMPETENSI DASAR

1.3 Menghargai karunia tuhan yang maha Esa telah menciptakan manusia dan

lingkungannya.

2.1 Meniru perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, santun,

dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada

masa
ndu-Buddha
Hi dan Islam daam kehidupan sekarang.

3.2 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu

dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjut an kehidupan

manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik).

Indikator :

a. Menjelaskan pengertian bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk

b. Menjelaskan bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk

c. Mejelaskan
wilayah yangperbedaan aktifitas masyarakat di suatu

dipengaruhi oleh keadaan muka bumi

d. Menjelaskan berbagai resiko bencana alam yang dihadapi

pada berbagai bentuk muka bumi

4.3 Mengobservasi dan menyajikan bentuk-bentuk dinamika interaksi

manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di

lingkungan masyarakat sekitar

Indikator :

a. Menyajikan bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia dengan

lingkungan alam,sosial, budaya dan ekonomi dilingkungan


masyarakat sekitar
C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui diskusi siswa diharapkan dapat:

a. Menjelaskan pengertian bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk

b. Menjelaskan bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk

c. Mejelaskan perbedaan aktifitas masyarakat di suatu wilayah yang

dipengaruhi oleh keadaan muka bumi

d. Menjelaskan berbagai resiko bencana alam dihadapi pada

yang berbagai bentuk muka bumi

D. MATERI

1. Kondisi bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk

2. Pengertian bentuk muka bumi dan

3. Per aktivitaspenduduk pengaruhi oleh

keabedaan aktifitas masyarakat di suatu wilayah yang

4. Berdi daan muka bumi. ai bentuk muka

bumi.
bagai resiko bencana alam yang dihadapi pada berbag

E. PENDEKATAN/ STRATEGI/ METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Diskusi kelompok

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Media : Komputer dan LCD

2. Alat dan Bahan:

 Peta fisiografi wilayah Indonesia


 Peta Administrasi kecamatan Baureno
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a0c
8.id

 Peta Satuan Medan wilayah kecamatan Baureno

G. SUMBER BELAJAR

1. Buku IPS kelas VII Perbuk 2013

2. LKS IPS bentuk muka bumi

3. Buku-buku IPS yang relevan

4. Data Parameter banjir di kecamatan Baureno

5. Peta analisis tingkat kerawanan banjir di kecamatan Baureno

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1 / 2 x 40 menit

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Pelajaran dimulai dengan mengucapkan sal am 3 menit
dan mengajak berdoa bersama, kemudi an ek
menanyakan keadaan siswa serta
mengec tingkat kehadirannya, tar pai
2. Tanya jawab dantentang keadaanmetode
menjelaskan alam pembelajaran yang 3 menit
seki tempat
akan tinggal siswa
digunakan.
3. 4.Menginformasikan
Memberi gambaran tujuan yang
garis ingin
besar dica yang akan
materi 2 menit
dipelajari

7 menit

Kegiatan 1. Kelas dibagi dalam 8 kelompok ( Kelompok A 5 menit


Inti sd H) yang masing-masing kelompok
beranggotakan 4 siswa
2. Siswa dapat berperilaku jujur, disiplin, bertanggung
jawab, peduli, bekerja sama, toleran dan percaya diri
dalam melaksanakan diskusi kelompok
3. Tanya jawab antara guru dan siswa untuk membangun
sikap dan persepsi positif terhadap pembelajaran.
4. Siswa melackoumkmanitdtioskuusseirkelompok. Dan 10 menit
guru
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
membagikan kertas bahan diskusi. Setiap
kelompok diberikan Bahan diskusi yang sama oleh
guru.
5. Setiap kelompok di fasilitasi guru dengan peta
fisiografis Indonesia , peta administratif kecamatan
Baureno, serta peta satuan medan
wilayah kecamatan Baureno.
6. Siswa melakukan aktivitas kelompok. 15 menit
7. Guru melaksanakan aktifitas penilaian sik ap ok
terhadap siswa (selama diskusi kelomp
berlangsung)
8. Presentasi hasil diskusi kelompok siswa
25 menit

Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan materi am 3 menit


dal kegiatan pembejaran.
2. Siswa diajak untuk merenungkan manfaat d ari 1 menit
kegiatan pembelajaran ini
3. Guru memberikan tes lisan kepada , 4 menit
sisiwa berkaitan dengan pembahasan hari itu.
4. Guru memberi tugas rumah , dibuku sis wa uai 1 menit
halaman
dengan19agama dan keyakinan masing-masing
5. Menutup pelajaran dengan berdoa ses 1 menit

I. PENILAIAN

1. Metode dan Bentuk Instrumen

Metode Bentuk Instrumen


1. Penilaian Sikap Lembar pengamatan Sikap dan Rubrik
2. Diskusi Tes pengamatan peta fisiografis Indonesia,
peta administrasi wilayah kecamatan Baureno, pet
satuan medan, peta kerawanan banjir di kecamatan
Baureno.
3. Tes lisan Tes Uraian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a1c
0.id

2. Instrumen

a. Rubrik Lembar pengamatan sikap

Perilaku
Tanggung
No. Nama Kedisiplinan Kerjasama Kejujuran Nilai Ket.
Jawab

1.
2.
3.
4.
Keterangan :

1) Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai ngan kriteria


de berikut:
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = sedang
4 = baik
5 = amat baik
2) Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator rilaku.
3) pe Keterangan diisi dengan kriteria berikut :
Nilai 18-20 = berarti amat
baik Nilai 14-17 = berarti baik
Nilai 10-13 = berarti sedang
Nilai 5-9 = berarti kurang
Nilai 0-4 = berarti sangat kurang
4) Konversi nilai

Skor total jawaban benar siswa


Konversi Nilai = ---------------------------------------- X 100
Skor maksimum perangkat tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a1c
1.id

b. Rubrik Lembar pengamatan peta :

Aspek
Nama Ketrampilan Juml
NO Keteliti Kerja Keaktif Kedisi Nila
Siswa membaca, Skor
an sama an plinan
analisis peta
1
2
3
4
Dst

Keterangan Skor : Kriteria Nilai


Baik sekali = 4 A = 80 – 100 : Baik Sekali
Baik = 3 B = 70 – 79 : Baik
Cukup = 2 C = 60 – 69 : Cukup
Kurang = 1 D = ‹ 60 : Kurang

Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal

3. Test lisan

a. Sebutkan bentuk muka bumi !

b. Jelaskan keragaman kondisi fisiografis atau bentuk muka bumi di

wilayah Indonesia pada umumnya dan wilayah Kecamatan Baureno pada

khususnya.

c. Mengapa penduduk cenderung terpusat di daerah dataran rendah?

d. Mengapa aktivitas ekonomi di daerah perbukitan sulit berkembang

menjadi sebuah pusat perekonomian?

e. Mengapa bencana alam di dataran rendah biasanya banjir?


4. Kunci :

No.
Jawaban Skor
Soal
Dataran rendah, bukit dan perbukitan, dataran tinggi dan
1. pegunungan 10

a. Dataran rendah dengan ketinggian 0 – 200 m dpal


b. Dataran tinggi dengan ketinggian 200< - 400 m dpal
. Daerah bukit
c dan perbukitan dengan ketinggian 600
2. 30
400< m dpal
d. Daerah gunung dan pegunungan dengan ketinggian 600 m
> dpal
. Karena a didaerah dataran rendah, penduduk mudah
melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat a.
lainny subur pan
3. b. Didaerah dataran rendah banyak dijumpai lahan 30
karena biasanya
c berupa tanah aluvial atau hasil dunia
enda sungai yang subur.
. Memudahkan penduduk untuk berhubungan
dengan luar melalui jalur darat mudah
4 Karena Di ddaerah perbukitan, mobilitas manusia tidak se an dan 15
ii daerah dataran rendah, sehingga pemusatan permukim
ndustri relatif terbatas hingga
5 15
Karena
b bentuk muka buminya yang rendah, se
Total erpotensi menimbulkan genangan 100

Bojonegoro, 10 Januari 2015

Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Baureno Guru Mata Pelajaran IPS

Drs. H. Sugiyanto Lilik indawati


19610417 198603 1010 19750330 200510 2006
RINGKASAN MATERI
commit to user
Keadaan muka bumi Indonesia dan aktivitas penduduknya adalah

sebagai berikut:

1. Dataran Rendah

Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak

ketinggian 0-200 m di atas permukaan air laut (dpal). Di daerah dataran

rendah, aktivitas
ang dominan
y adalah aktivitas permukiman dan Di

daerah ini pertanian. erjadi aktivitas pertanian dalam skala luas

biasanya tdan pemus atan penduduk

yang besar. Di Pulau Jawa, penduduk memanfaatkan lahan dataran rendah untuk

menanam berbagai macam jenis tanaman pangan( seperti: padi, ja gung) sehingga

Jawa me njadi sentra penghasil tanaman panngan terbesar di ndonesia. Ada

beberapa Ia lasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran

rendah, yaitu seperti berikut:

a. Di daerah dataran rendah, penduduk mudah melakukan ergerakan atau

mobilitp as dari satu tempat ke tempat lainnya.

b. Di daerah dataran rendah, banyak dijumpai lahan subur karena biasanya

berupa tanah aluvialatau hasil endapan/sedimentasi sungai (yang sifatnya

subur.)

c. Dataran rendah dekat dengan pantai sehingga banyak penduduk yang

bekerja sebagai nelayan.

d. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui

jalur laut.
Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di

dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian

berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di

Indonesia, bahkan dunia, terdapat di dataran rendah. Aktivitas pertanian di

dataran rendah umumnya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas

pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup tersedia

untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan untuk

tanaman padi yang dikenal dengan


pertanian sawah. Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan
berkembang, dataran rendah juga memiliki potensi bencana alam. Bencana

alam yang berpotensi terjadi di dataran rendah adalah banjir, tsunami, dan gempa.

Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tidak

mampu lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung

aliran air dapat terjadi karena aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar,

pendangkalan
nyempitan alur sungai,
sungai,
atau banyaknya sampah di pe

sungai yang
at aliran sungai. Bencana banjir memiliki beberapa tand

menghambSecara umum, tanda - tanda tersebut antara lain sebagai b a yang dapat

kita lihat. jadinya hujan dengan intensitas curah hujan yang tingg erikut.

a. Tergan proses infiltrasi/ penyerapan yang baik. i tanpa disertai

den melebihi batas sempadan sungai sehingga meluap

b. Air da rah sekitarnya. n menggenangi

dae yang jatuh ke permukaan tidak dapat mengalir

c. Air deng ran drainase yang ada tidak berfungsi an baik karena

saludengan bai k sehingga air

tersumbat dan tidak dapat mengalir dengan baik.

d. Air tidak menyerap ke dalam tanah karena berkurangnya vegetasi

sebagai penyerap atau penyimpan air.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a1c
8.id

Apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari banjir? Agar terhindar

dari bencana banjir, sebaiknya perhatikanlah hal-hal berikut ini.

a. Hindari tinggal di wilayah-wilayah rentan bahaya banjir, perti di dataran

banse jir atau dataran yang biasa terkena banjir.

b. Tinggikan bangunan tempat tinggal sehingga n rumah dan

perperabota alatan listrik aman dari genangan air.

c. Bersama-sama dengan anggota masyarakat lainnya angun tanggul


memb
unt kita.
uk menghambat air masuk ke lingkungan tempat tinggal
d. Menjaga kebersihan lingkungan dari sampah organik dan

anorganik,serta selalu melakukan kegiatan kelestarian lingkungan

(penghijauan di sepanjang DAS).

2. Dataran Tinggi

Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian

lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk

berlangsung lancar seperti halnya di dataran rendah. Oleh karena itu, beberapa

dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pemusatan ekonomi penduduk,

contohnya Dataran Tinggi Bandung. Aktivitcaosmpmerittantoiaunsejurga

berkembang di dataran tinggi.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a1c
9.id

Di daerah ini, sebagian penduduk menanam jenis tanaman bunga dan buah,

serta beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan

penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe. Sejumlah

dataran tinggi menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan

pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik penduduk untuk berwisata

ke dataran
daerah
tinggi di Indonesia
dataranmenjadi daerah
tinggi.
tujuan Beberapa

isata misalnya
w an Dieng. Potensi bencana alam di dataran tinggi

Bandung dbiasan ya adalah


tanah

longsor
.

3. Bukit dan
perbukitan

Bukit adalah bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan daerah sekitarnya dengan ketinggian kurang dari 600 m

dpal. Bukit tidak tampak curam seperti halnya gunung. Perbukitan berarti

kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu. Di daerah

perbukitan, aktivitas permukiman tidak seperti di dataran rendah. Permukiman

tersebar pada daerah-daerah tertentu


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a1c
commit to user 10.id
atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk memanfaatkan lahan
datar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a2c
0.id

yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman umumnya dibangun

di kaki atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan

sumber air berupa mata air atau sungai.

Aktivitas ekonomi, khususnya pertanian, dilakukan dengan

memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Untuk

memudahkan
menggunakan teknik sengkedan
penanaman,
dengan memotong penduduk

bagian lereng
ar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga

tertentu agbermanfa engikisan oleh air. at


mengurangi
daerah perbukitan, pada umumnya aktivitas pertanian a
erosi atau
p ng. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yan

Di ng pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan adalah pertanian

lahan keriahan kering sama dengan ladang atau huma yang di g dilakukan
di
aupun berpindah-pindah seperti di Kalimantan. Tanama
wilayah ya ir hujan.
Istilah adalah umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahu

pertanian l lakukan
secara

menetap m n yang
ditanam

umumnya nan (kayu


dan

buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan,

sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi.

Aktivitas ekonomi di daerah perbukitan sulit berkembang menjadi

sebuah pusat perekonomian. Di daerah perbukitan, mobilitas manusia tidak


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a2c
0.id
semudah di daerah dataran sehingga pemusatan permukiman dan industri relatif

terbatas. Meskipun demikian, daerah perbukitan dapat dikembangkan menjadi

daerah pariwisata karena panorama alamnya yang indah dan suhu udaranya

yang sejuk. Aktivitas pariwisata yang dapat dikembangkan antara lain wisata

alam yang

tujuannya menikmati pemandangan daerah perbukitan yang


indah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a2c
1.id

4. Pantai

Pantai merupakan bagian dari dataran rendah yang berbatasan dengan

laut. Di daerah pantai, aktifitas ekonomi masyarakat pada umumnya adalah

nelayan.

caman bencana yang mengancam penduduk adalah

An tsun dilakukan untuk menghindari bahaya tsunami? ami. Apa


yang
Ka n diri terhadap kemungkinan terjadinya tsu
sebaiknya mu sebaiknya
ikan hal- hal berikut ini.
menyiapka nami dengan
ka kamu tinggal di daerah pantai dan merasakan adan
memperhat

a. Ji ya gempa kuat

yang disertai dengan suara ledakan di laut, sebaiknya kamu bersiap-

siap untuk menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami. Segera

tinggalkan daratan pantai tempat kamu tinggal jika gempa kuat terjadi.

b. Jika kamu melihat air pantai mendadak surut sehingga dasar laut

tampak jelas, segera jauhi pantai karena hal itu merupakan peringatan

alam bahwa akan terjadi tsunami.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a2c
c. Tanda-tanda alam lainnya kadang terjadi seperti banyaknya2.id
ikan di pantai

dan tiba-tiba banyak terdapat burung terbang meninggalkan


pantai.
d. Seringkali gelombang tsunami yang kecil disusul oleh gelombang

raksasa di belakangnya. Oleh karena itu, harus waspada.

e. Lembaga pemerintah yang berwenang biasanya selalu memantau

kemungkinan terjadinya tsunami. Oleh karena itu, jika belum ada

pernyataan “keadaan aman”, kamu sebaiknya tetap menjauhi pantai.

Potensi bencana yang juga mengancam daerah pantai adalah gempa.

Sebenarnya tidak semua wilayah pantai di Indonesia gempa. Pantai

barat Sumberpotensi ensi gempa.

Pantai di Patra, pantai selatan Jawa sampai Nusa tenggara ri pusat gempa.

Wilayah laberpot ulau Kalimantan relatif aman dari gempa karena pulau lainnya.

Ancaman gjauh da innya adalah Sulawesi, Maluku, Papua, dan ungan.

sejumlah empa juga dapat terjadi di daerah perbukitan dan

pegun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a2c
3.id

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Tugas Individu

1. Buatlah tulisan yang menggambarkan keterkaitan antara manusia

dan lingkungannya yang terjadi di daerah kalian !

2. Setiap individu membuat masing-masing 2 contoh keterkaitan atau

saling pengar
uh antar komponen lingkungan tersebut !

Komponen Contoh tan


Keterkai
Alam dan
alam
Alam dan
sosial
Alam den
gan budaya/ binaan /buatan

Kunci
Jawaban
1. Keterk
aitan antara lingkungan alam
a. Ter , persawahan,
jadinya gunung meletus menyebabkan
per
lingkungan kebunan, menjadi rusak.

b. Angin tornado menyebabkan lingkungan pemukiman, lingkungan

perkebunan commit to user


rusak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns2.a2c
4.id

2. Antara alam dengan sosial:

a. Bencana banjir, angin topan, tsunami, gempa bumi, meletus,

megunung nyebabkan pemukian rusak. Banyak penduduk


langan tempat

tin kehi

b. Deggal dan pekerjaan. dan moralitas

yanngan kondisi tersebut dapat menurunkan

kesejahteraan g akhirnya masyarakat dapat bertindak

commit to user
3. Antara alam dengan budaya:

a. Bencana banjir, menghasilkan budaya masyarakat antara lain :

1) Sistem ilmu pengetahuan dan teknologi. Contoh:

Bendungan/ Waduk dan Jembatan.

b. Lingkungan pantai menghasilkan budaya masyarakat lain:


antara

1) Sistem mata pencaharian hidup: Nelayan

2) Sistem IPTEK : Pandai membuat perahu

commit to user

Anda mungkin juga menyukai